Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)

PROSEDUR TINDAKAN
INSTALASI ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
RS BUMI WARAS

Prosedur : DEFIBRILASI DAN KARDIOVERSI


ICD-9: 99.61
1. Pengertian (Definisi) Suatu upaya medis yang dilakukan dengan pemberian kejut
listrik bersifat asinkron (defibrilasi) atau sinkron (kardioversi)
dengan gelombang QRS kompleks untuk mengembalikan
denyut jantung yang sangat cepat ke irama sinus.
2. Indikasi 1. Defibrilasi
- Ventrikel fibrilasi
- Pulseless Ventricular Tachycardia
- Polymorphic Ventricular Tachycardia
2. Kardioversi
Ventrikel takikardi dengan nadi (+), stabil atau tidaks
tabil Ventrikel takikardi, atrial fibrilasi dan atrial flutter
stabil atau tidak stabil
3. Kontraindikasi Kardioversi :
1. Atrial fibrilasi dengan slow ventricular rate
2. Atrial fibrilasi kronik pada stenosis mitral atau
regurgitasi mitral dan tirotoksikosis
3. Hipokalemia
4. Keracunan digitalis
4. Persiapan Kardioversi :
1. Penjelasan kepada pasien dan keluarga,
2. Pasien sebaiknya puasa untuk menghindari regurgitasi /
aspirasi,
3. Penggunaan obat digitalis dihentikan selama 1-2 hari
sebelum tindakan,
4. Kadar elektrolit serum dalam batas normal,
5. Persiapan alat (defibrilasi dan kardioversi) :
- Jelly atau self-adhesive defibrillation pads
- Defibrilator / Kardioverter
- Kabel koneksi dan elektrode
- Obat-obat sedasi
- Suplemen oksigen dengan peralatannya
- Mesin Suction dan perlengkapan intubasi trakea
- Pulse oksimeter

25
- Monitor EKG dan tekanan darah
- Kateter intravena, infusion pump, cairan infuse
- Trolley emergensi
5. Prosedur Tindakan 1. Monitor dan evaluasi irama jantung pasien,
2. Pada pasien-pasien dengan irama jantung tidak stabil
atau perfusisi stemik terganggu, segera lakukan
defibrilasi / kardioversi setelah tindakan awal resusitasi
jantung paru.
3. Lakukan pemasangan jalur intravena
4. Berikan obat sedasi apabila diperlukan
5. Berikan suplementasi oksigen
6. Nyalakan defibrilator / kardioverter
7. Oleskan jelly secara merata pada paddle, atau rekatkan
padding konduksi pada dinding dada (pasien laki-laki
dengan bulu dada yang lebat, perlu dicukur supaya
kontak lebih adekuat)
8. Paddle penempatan elektrode
- Anterolateral
o Satu paddle / elektrode diletakkan sebelah kanan
sternum bagian atas, dibawah klavikula.
o Satu paddle / elektrode lainnya di sisi kiri nipple
sejajar garis mid aksila
- Anteroposterior
o Satu paddle / elektrode diletakkan sepanjang
anterior dari prekordium sebelah kiri, di bawah
klavikula
o Satu paddle / elektrode lainnya di posterior
infraskapula kiri, disebelah kiri vertebrae
thorakal.
- Hindari penempatan paddle di atas implan pace
maker permanen
9. Tekanan paddle
- Dewasa – kurang lebih 12 kg/paddle
- Anak – pastikan kontak paddle dengan dinding dada
adekuat
10. Nyalakan tombol switch untuk synchronized
cardioversion atau asynchronized defibrillation sesuai
indikasi
11. Atur besar energi listrik (sesuai rekomendasi AHA)
- Defibrilasi dewasa
o Alat bifasik manual :setiap alat memiliki anjuran
pabrik mengenai besar energi listrik, biasanya

26
antara 120 J – 200 J. Apabila tidak diketahui,
pergunakan energi 200 J untuk dosis awal
defibrilasi. Dosis berikutnya sama atau lebih
tinggi dibandingkan dosis awal.
o Alat monofasik : 360 J untuk dosis inisial dan
dosis ulangan berikutnya.
- Kardioversi (synchronized) dewasa
o Ventrikel ta kikardi (stabil) : alat monofasik, 100
J untuk inisial, dan berikutnya dapat
ditingkatkan ; alat bifasik, membutuhkan dosis
terapi yang lebih rendah.

o Ventrikel takikardi polimorfik :terapi seperti


ventrikel fibrilasi.
o Atrial fibrilasi :alat monofasik, 100 J ; alat
bifasik, 100 J – 120 J atau sesuai anjuran pabrik.
Dosis energi listrik ditingkatkan sesuai
kebutuhan.
o Atrial flutter : 50 J, apabila irama menetap, dosis
ditingkatkan sesuai kebutuhan.
o Takikardi supraven trikel paroksismal : 50 J,
apabila irama menetap, dosis ditingkatkan sesuai
kebutuhan
o Apabila kondisi pasien memburuk, segera
pergunakan mode unsynchronized (mode
defibrilator)
12. Dosis inisial kardioversi untuk takikardi supraventrikel
pada anak diberikan 0,5-1 J/kgBB, apabila gagal dosis
dinaikkan bertahap 2 J/kgBB.
13. Dosis inisial kardioversi untuk ventrikel takikardi pada
anak diberikan 0,5-1 J/kgBB, apabila gagal dosis
dinaikkan bertahap 2 J/kgBB.
14. Perhatikan keamanan dari sirkuit listrik (semua personel
tidak berkontak langsung dengan pasien, tempat tidur
dan peralatan di sekeliling pasien saat tindakan
defibrilasi / kardioversi)
15. Charge kapasitor defibrilator / kardioverter
16. Setelah irama jantung dievaluasi, tekan tombol
discharge sampai semua energi listrik dilepaskan.
17. Apabila dilakukan tindakan defibrilasi, segera
dilanjutkan dengan tindakan kompresi dinding dada;
apabila tindakannya kardioversi, evaluasi kondisi pasien

27
(napas, nadi dan irama jantung)
18. Apabila tindakan tidak berhasil, ulangi kembali proses
diatas sesuai protokol ACLS.

6. Pasca Prosedur 1. Monitoring EKG


Tindakan 2. Monitoring tanda vital setiap 15 menit sekali sampai
pasien bangun
3. Suplementasi oksigen sampai pasien sadar penuhdan
SaO2 > 92%
4. Pemantauan komplikasi :
- Luka bakar
- Emboli arteri
- Edema paru
- Aritmia post kardioversi
- Post- shock syndrome
7. Tingkat Evidensi IV

8. Tingkat A
Rekomendasi
9. Penelaah Kritis - Tim Perhimpunana Dokter Spesialis Anestesiologi dan
Terapi Intensif Indonesia
- Tim Perhimpunan Dokter Intensive Care Indonesia
10. Indikator Prosedur 80 % pasien membaik irama jantung dengan komplikasi
Tindakan minimal
11. Kepustakaan 1. Link MS, Atkins DL, Passman RS, Halperin HR,
Samson RA, White RD, et al. Part 6 :Electrical
Therapies: Automated External Defibrillators,
Defibrillation, Cardioversion, and Pacing. 2010
American Heart Association Guidelines for
Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency
Cardiovascular Care. Circulation. 2010;122[suppl
3]:S706 –S719.
2. Dries DJ, penyunting. Defibrillation/Cardioversion.
Dalam : Fundamental Critical Care Support edisi ke-5.
Society of Critical Care Medicine. 2012. Appendix 5-1 –
6.
Seterio,
Direktur RSUD Banyuasin

Dr. Hi. Arief Yulizar, MARS

28

Anda mungkin juga menyukai