Anda di halaman 1dari 3

RESUME PROSEDUR

PENGGUNAAN DC-SHOCK (DEFIBRILATOR)


Pembimbing :Ns. Yunani, M. Kep, Sp. MB

Disusun Oleh:

MUHAMMAD KHAFIDLOTUR RIZQI EFFENDI


NIM : 1908182

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN 2020


STIKES KARYA HUSADA SEMARANG
2021
SOP

PENGGUNAAN DC-SHOCK
(DEFIBRILATOR)
PENGERTIAN Defibrilasi adalah tindakan pemberian kejut
listrik pada jantung untuk mengembalikan
irama atau denyut jantung yang tidak normal
akibat aritmia.

TUJUAN Menghilangkan aritmia ventrikel yang spesifik pada henti jantung dan
kelainan organic jantung lainnya
KEBIJAKAN Defibrilasi tidak boleh dilakukan pada pasien yang masih memiliki denyut
nadi. Pasalnya, hal ini akan memicu aritmia yang mengancam jiwa atau henti
jantung.
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Alat dan bahan
a. Alat Defibrilator (automated external defibrillators / AEDs), semi
automated defibrilator, defibrilator standar dengan monitor
b. Obat-obat sedasi bila perlu (dormikum, Epinephrine, Vasopressin,
atau analgesic lainnya)
c. Elektroda
d. Paddle atau adhesive patch
e. Gel konduktif
f. Monitor EKG dengan perekam
PROSEDUR A. Fase Orientasi
PELAKSANAAN 1. Memberikan penjelasan kapada keluarga tentang tujuan, cara kerja
defibrilasi
2. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan
B. Fase Kerja
1. Memberikan sedative, atau analgesic bila perlu
2. Memasang elektrode dan menyalakan EKG monitor
3. Cek ulang gambaran EKG dan print gambaran EKG tersebut untuk
mencegah kekeliruan
4. Set kebutuhan joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi mulai dengan 150
joule untuk cardioversi mulai dengan 50 joule)
5. Pegang peddic 1 dengan tangan kiri, letakkan pada daerah mid
sternumk dan paddle 2 dengan tangan kanan pada daerah mid aksila
6. Sambil mengatur letak kedua paddle, beri aba-aba agar staff yang lain
tidak ada yang menyentuh pasien ataupun bad pasien
7. Bila terdengar tanda ready dan mesin defibrilator, tekan tombol DC
shock dengan jempol agar arus masuk dengan baik.
8. Amati EKG monitor, bila tidak ada perubahan lanjutkan dengan
memberi watt second yang lebih tinggi
9. Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan tindakan.
C. Fase Terminasi
1. Menyiapakan rencana tindak lanjut
INTERPRETASI A. Patient safety
PROSEDUR 1. Pastikan mencuci tangan sebelum dan sesuda melakukan
tindakan pada pasien
2. Set kebutuhan joule sesuai indikasi
3. Jika perlu memberikan obat sedasi, pastikan dosis yang di
berikan sesuai anjuran
4. apabila tidak ada respon dari klien Hentikan tindakan
B. Komunikasi
Selalu melakukan komunikasi teraupetik kepada klien dan/atau
keluarga klien
C. Dokumentasi
Dokumentasikan hasil tindakan yang di lakukan pada catatan
keperawatan
REFERENSI Knight, B. Basic principles and technique of cardioversion and defibrillation. 2013.
from: https://www.uptodate.com/contents/basic-principles-and-technique-of-
electrical-cardioversion-and-defibrillation

Anda mungkin juga menyukai