Anda di halaman 1dari 4

DEFIBRILASI DAN CARDIOVERSI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RUMAH SAKIT PARU
RSPS/SPO/ICU/000 00 1/4
SURABAYA

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


SPO Kepala Rumah Sakit Paru Surabaya
INSTALASI ICU

drg. Dyah Retno A. Puspitorini, M.Si


NIP. 19660415 199402 2 001

PENGERTIAN Suatu tindakan resusitasi jantung dengan menggunakan suatu alat (DC
Shock) dan merupakan metode efektif guna memberikan pertolongan
pasien dengan gangguan irama jantung dan diharapkan setelah dilakukan
tindakan irama jantung kembali normal.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan


DEFIBRILASI dan CARDIOVERSI

1. UU No 23 th 1992 tentang kesehatan


KEBIJAKAN
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1778/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit
3. SK MenKes No 1333 th 1999 tentang Penerapan Standar Pelayanan
Rumah Sakit
4. Keputusan Direktur RS Paru Surabaya : / / / /2016
tentang kebijakan pelayanan ICU

TANGGUNG JAWAB
Yang berhak / boleh melakukan adalah :
1) Dokter supervisor
2) Dokter dan perawat yang telah mengikuti ACLS

1
DEFIBRILASI DAN CARDIOVERSI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RUMAH SAKIT PARU
RSPS/SPO/ICU/000 00 2/4
SURABAYA

INDIKASI
A. DEFIBRILATOR
1) Ventrikuler Fibrilasi (VF)
2) Ventrikuler Takikardi tanpa Nadi ( VT tanpa nadi)
B. CARDIOVERSI
1) Atrial Fibrilasi ( Paroxismal / kronik) yang tidak berhasil
PROSEDUR dengan Farmakoterapi
2) Atrial Flutter yang tidak berhasil dengan Farmakoterapi
3) Paroxismal Atrial Takikardi (PAT) yang tidak berhasil
dengan Farmakoterapi
4) Paroxismal Atrial Takikardi (PAT) dengan WPW
Syndrome
5) Supraventrikuler Takikardi (SVT) yang tidak berhasil
dengan Farmakoterapi
6) Ventrikuler Takikardi (VT) dengan keadaan yang kritis,
gagal jantung kongestif, Shock Kardiogenik, dan dengan
Farmakoterapi yang tidak berhasil.

KONTRA INDIKASI
1) Atrial Fibrilasi kronik dengan RHD, MS, MI, MSI
2) Atrial Fibrilasi atau Atrial Flutter dengan ventrikuller rate yang
lambat (kurang dari 60 X/menit)
3) Atrial Fibrilasi atau Atrial Flutter dengan komplit AV Block
4) Atrial Fibrilasi yang masih dapat ditangani dengan quinidin
5) Atrial Fibrilasi dengan pembedahan jantung kurang dari 3 bulan
6) Atrial Fibrilasi dengan akut hipertiroid
7) Keracunan digitalis
8) Hiperkalemia
9) Pasien dengan Paroxismal Takikardi dengan severe CHF atau
Cardiogenik Shock
10) Penggunaan DC Shock sebelumnya gagal

2
DEFIBRILASI DAN CARDIOVERSI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RUMAH SAKIT PARU
RSPS/SPO/ICU/000 00 3/4
SURABAYA

KOMPLIKASI
1) Luka bakar
2) Aritmia yang lain
3) Asistole

1. Persiapan Alat :
a. Jelly
b. Alat DC SHOCK
c. Valium / Diazepam 2 ampul
d. Spuit 3cc
e. Tissu / waslap
f. Bengkok
g. Obat-obat emergency ( Sulfa Atrophin, Adrenalin, NaHCO3,
Infus set, D5%, RL, NaCl, dll )
2. Penatalaksanaan :
a. Cuci tangan
b. Bawa DC shock dan tempatkan disebelah pasien
c. Nyalakan alat dengan memutar tuas ke tanda ECG
d. Olesi jelly pada kedua paddle
e. Tempelkan kedua paddle pada dinding dada pasien dengan
lokasi yang sesuai dengan tanda paddle ( Sternum dan Apex )
atau tempat lain atas indikasi sesuai perintah dokter (misalnya
: Antero posterior)
f. Lihat pada monitor alat kelainan irama yang timbul, tentukan
dosis DC shock ( oleh dokter)
g. Dosis energy yang akan dipakai ditentukan dengan memutar
tuas ke kanan sampai besarnya angka yang dimaksud dan
tunggu sampai tulisan joule berkedip-kedip sebagai tanda
energy telah siap dipakai.
h. Bila perlu tombol pilihan siync ditekan untuk tindakan
CARDIOVERSI
i. Sebelum tindakan Defibrilasi maka operator harus
memastikan bahwa tidak ada orang lain yang berada disekitar
tempat tidur bahkan memegang pasien dengan berseru : “
3
DEFIBRILASI DAN CARDIOVERSI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RUMAH SAKIT PARU
RSPS/SPO/ICU/000 00 4/4
SURABAYA

Atas bebas, samping bebas, bawah bebas, dan saya bebas”


j. Tekan kedua paddle secukupnya pada dinding dada pasien
dan tekan tombol no.3 “defib” pada kedua paddle secara
bersama-sama, maka energy listrik akan segera ditembakkan
ke pasien.
k. Setelah selesai melakukan tindakan kedua paddle jangan
segera diangkat dari dinding dada pasien, tapi tetap disitu
untuk mengevaluasi apakah irama telah kembali normal atau
belum
l. Selanjutnya bila diperlukan defibrilasi ulangan, maka proses
tersebut diulangi lagi
m. Bila irama telah kembali normal, namun masih diperlukan
“standbay” maka alat jangan dimatikan dan tetap diletakkan
disamping pasien. Kedua paddle dibersihkan dan kemudian
diberi lagi jelly untuk persiapan bila diperlukan
n. Bila benar-benar tidak diperlukan lagi maka alat dimatikan,
kedua paddle dibersihkan dari jelly dan alat dikembalikan lagi
ditempatnya. Dan jangan lupa untuk tetap mengisi baterainya
o. Dokumentasi :
1) Tanggal dan jam tindakan
2) Nama petugas yang melakukan
3) EKG sebelum dan sesudah tindakan
4) Obat-obatan yang diberikan
5) Catat dilembar observasi dan laporan

UNIT TERKAIT ICU

Anda mungkin juga menyukai