Anda di halaman 1dari 4

PENGGUNAAN DC SYOK

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :

DITETAPKAN

STANDAR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR

PROSEDUR

OPERASIONAL

Suatu cara memberikan renjatan arus listrik langsung ke jantung


melalui sepasang elektroda yang diletakkan pada dinding thoraks
PENGERTIAN untuk menghentikan takikardia ventrikular dan supraventrikuler.
Pemberian renjatan sinkron gelombang R (Kompleks QRS).
Renjatan listrik mendepolarisasi sel pemacu jantung automatic dan
sel miokardial serta menghilangkan aritmia. Nodus sinoatrial, nodus
atrioventrikular dan system purkinje mengambil alih irama jantung.

Menghilangkan aritmia ventrikel yang spesifik pada henti jantung


dan kelainan organik jantung lainnya
TUJUAN

Sk Direktur RSUS Harapan sehat No. Tahun 2022 tentang kebijakan


standar prosedur keperawatan dalam pelayanan keperawatan
KEBIJAKAN

A. Kardioversi darurat.
1. Takikardi supraventrikular, fluter atrial, dan fibrilasi atrial
INDIKASI dengan hipotensi, hipoperfusi sistemik, gagal jantung
kongestif, atau iskemia miokard.
2. Takikardia ventrikel dengan nadi palpasi gagal berubah ke
irama sinus dengan lidokain atau amiodaron.

B. Kardioversi elektif.
Kardioversi dilakukan elektif pada takikardia supraventrikuler,
fluter atrial, dan fibrilasi atrial, yang gagal berubah ke irama
sinus dengan digitalis, propanolol, adrofonium, fenilefrin,
kuinidin, atau verapamil.
KONTRAINDIKASI 1. Intoksikasi digitalis..
2. Penyakit sistem konduksi. Blok atrioventrikular dipasang profilaktik
Temporer Pace Maker (TPM).
3. Pasien dengan tidak mampu bertahan pada irama sinus.
4. Fibrilasi atrial yang telah lama atu bertahun.
5. Kardioversi dengan fibrilasi atrial cepat berulang, dengan dosis
kuinidin profilaktik
6. Post operasi baru katup jantung, kardioversi ditunda 10-14 hari,
TPM dapat menghentikan takiaritmia

PROSEDUR  PERSIAPAN PASIEN


1. Pastikan identitas klien
PELAKSANAAN
2. Kaji kondisi klien
3. Beritahu dan jelaskan pada klien/keluarganya tindakan yang
dilakukan
4. Jaga privacy klien
5. Atur posisi klien

 PERSIAPAN ALAT
1. Defibrilator
2. Jelly
3. Elektroda
4. Obat-obat sedasi bila perlu (dormikum, atau analgesik lainnya)

 Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya (kesukaannya)
2. Jelaskan nama dan tanggung jawab perawat
3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada
klien/keluarga

 Tahap Kerja
1. Memberikan sedatif, atau analgesik bila perlu
2. Memasang elektrode dan menyalakan EKG monitor
3. Cek ulang gambaran EKG dan print gambaran EKG tersebut
untuk mencegah kekeliruan
4. Set kebutuhan joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi mulai
dengan 150 joule untuk cardioversi mulai dengan 50 joule)
5. Pegang peddic 1 dengan tangan kiri, letakkan pada daerah mid
sternum dan paddle 2 dengan tangan kanan pada daerah midaksila
6. Sambil mengatur letak kedua paddle, beri aba-aba agar staff yang
lain tidak ada yang menyentuh pasien ataupun bed pasien
7. Bila terdengar tanda ready dan mesin defibrilator, tekan tombol
DC shock dengan jempol agar arus masuk dengan baik.
1. Amati EKG monitor, bila tidak ada perubahan lanjutkan dengan
memberi watt second yang lebih tinggi
2. Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan tindakan.

 Hal-hal yang perlu diperhatikan


1. Bila terjadi asistole, lakukan segera tindakan RJP
2. Tindakan-tindakan DC shock dihentikan bilamana tidak ada respon
3. Setiap perubahan gambaran EKG harus di print

 Tahap Terminasi
1. Evaluasi respon klien
2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik

1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan

2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam catatan

3. Bersihkan dan kembalikan peralatan yang digunakan pada tempatnya

4. Buka APD dan cuci tangan

5. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP

Anda mungkin juga menyukai