Anda di halaman 1dari 34

KONSEP

DEFRIBILASI &
KARDIOVERSI
By :
Ns. Anita Dwi Ariyani., M.Kep
DEFIBRILASI
• Terapi Elektrik (DC Shock) adalah tindakan
yang dilakukan terhadap korban gawat
darurat yang mengalami gangguan irama
jantung dg menggunakan alat berupa
defibrilator.

• Defibrilasi adalah tindakan pengobatan dg


menggunakan aliran listrik asinkron Tindakan
ini merupakan tindakan dalam
kegawatdaruratan jantung.
DEFIBRILASI
• Defibrilation is the definitive treatment for
life-threatening cardiac dysrhytmias, VF
and pulseless VT and is undertaken in
parallel with andvanced cardiac life
support procedures.
TUJUAN DEFIBRILASI
• Untuk membuat irama jantung menjadi
asystole sehingga SA Node
(pacemaker) dapat berfungsi kembali
scr efektif.
DEFIBRILATOR
• Defibrilator sebagai alat terapi elektrik memiliki
beberapa kegunaan, diantaranya adalah untuk :
pemantauan irama jantung, defibrilasi, kardioversi
dan pacu jantung transkutan (transcutaneous
pacemaker).

• Defibrillators are lifesaving devices that apply an


electric shock to establish a more normal cardiac
rhythm in patients who are experiencing
ventricular fibrillation (VF) or another shockable
rhythm.
KEGUNAAN DEFIBRILATOR
• Pemantau irama jantung
• Untuk tindakan defibrilasi
• Untuk tindakan kardioversi
• Untuk tindakan pacu jantung
transkutan (transcutaneous
pacemaker)
JENIS DEFIBRILATOR
• Defibrilator monofasik : dimn energi listrik yg
digunakan hingga 360 Joule.

• Defibrilator bifasik : dimn energi listrik yg digunakan


hingga 200 joule.

• Defibrilator bifasik lbh menguntungkan bagi korban


gawat darurat karena energi listrik yg digunakan lbh
kecil shg dpt meminimalisir kerusakan sel kulit dan sel
otot jantung.

• Walaupun keduanya dpt digunakan utk indikasi kasus


yg sama.
JENIS DEFIBRILATOR
Manual External Automatic External
Defibrilator Defibrilator
INDIKASI DEFIBRILASI
• Ventrikel Fibrilasi (VF)
• Ventrikel Takikardi (VT) Tanpa Nadi atau
Pulseless VT
Ventrikel Takikardi Tanpa Nadi
• Keadaan ini merupakan kasus gawat darurat
dg pertolongan segera.
• Pada anak2 usia muda sering tdk ditemukan
adanya gangguan struktur jantung sbg
penyebab Takikardi ventrikel.
• Pada kasus khusus dpt ditemukan pd usia
muda.
• Pada usia dewasa-tua adanya gangguan
struktur jantung pd takikardia ventrikel sering
ditemukan
Ventrikel Takikardi Tanpa Nadi
• Contoh pd kasus PJK, Kardiomiopati yg
dilatasi, kardiomiopati hipertropik obstruktif.
• Ventrikel takikardi biasanya didahului dg
timbulnya lebih dari 3 extra systole dari
ventrikel yg berurutan
• Lebar QRS lebih dari 120 msec (consecutive
ventrivular extra systole)
• Ventrikel takikardia yg timbul dpt berupa satu
bentuk RBBB atau LBBB
Ventrikel Takikardi Tanpa Nadi
• Ventrikel takikardi dg hemodinamik yg stabil
pemilihan obat2 antiaritmia IV diutamakan.
• Ventrikel takikardi dg gangguan hemodinamik
dg henti jantung, terapi elektrik dg DC Shock
merupakan pilihan utama.
• Paling sering ditemukan pd pasien henti
jantung.
Penyakit Jantung Koroner
(Acute Coronary Syndrome)
• Merupakan salah satu penyebab terjadinya
ventrikel takikardia
• Pada kasus IMA, ventrikel takikardia dpt timbul
dlm 24 jam pertama dg mengakibatkan
angka kematian tinggi
• Beberapa obat antiaritmia dpt menyebakan
ventrikel takikardia
• Pertolongan pertama pd ventrikel takikardia
dg pemberian DC shock/defribilasi jgn
ditunda.
Ventrikel Fibrilasi (VF)
• Sering dijumpai pd pasien dg henti jantung
(cardiac arrest).
• Jantung tdk dpt melakukan fungsi
kontraksinya (hanya bergetar saja)
• Biasanya ventrikel fibrilasi didahului dg
ventrikel takikardia
• Keadaan ini dpt menyebabkan kematian
• Pertolongan DC Shock sesegera mungkin (jgn
menunda tindakan ini)
• Tindakan sama seperti pd ventrikel takikardia
dlm keadaan unsynchronized
KONTRAINDIKASI DEFIBRILASI
• Irama non shockable :
 Asystole
 Pulseless Electrical Activity (PEA)
 Perfusing rhythms
• Pasien dg adanya tanda kehidupan
KOMPLIKASI
• Cidera pd pasien meliputi luka bakar.
• Meledak
• Transmisi tegangan pd
petugas/operator.
PROSEDUR DEFIBRILASI
1. Menyiapkan pasien dan bagian permukaan kulit
pasien yg akan terpasang elektrode.
 Memastikan lingkungan non konduksi (penghantar listrik)
 Memastikan lingkungan non eksplosif
 Bagian thoraks : hrs terbebas dr rambut bag dada/cukur
terlebih dahulu, hrs bersih, pastikan kulit kering.
 Lepaskan elektroda monitor jika menghalangi paddle
defibrilator.
2. Pilih energi yg dibutuhkan (monofasik : 360 J dan
bifasik : 200 J)
3. Pilih lead paddle melalui tombol lead select
PROSEDUR DEFIBRILASI
4. Beri jeli pd kedua dada pasien (pd sternum &
apek)
5. Posisi elektrode defibrilasi pd posisi anterior-lateral
(sternum & apek)
(Pd perempuan penempatan paddle diatas payudara akan
menghambat & mengurangi efektifitas saat defibrilasi shg
penempatan paddle lebih baik pd posisi lateral atau dibawah
jaringan payudara terutama pd wanita dg payudara yg besar)
6. Tekan tombol pd pengisi energi (charge) pd
paddle apeks atau pd unit defibrilator.
PROSEDUR DEFIBRILASI
PROSEDUR DEFIBRILASI
7. Setelah energi yg diharapkan terisi, alat sdh siap
digunakan, berikan aba2 “alat siap, saya siap,
area korban clear”. Pastikan penolong tdk
bersentuhan dg korban & tdk ada orang lain
bersentuhan dg korban/tempat tidur korban.
8. Beri tekanan pd kedua paddle 10-12 kg
9. Nilai kembali irama pd monitor, apabila tetap
VF/VT tanpa nadi tekan tombol discharge pd
kedua paddle scr bersamaan
PROSEDUR DEFIBRILASI
10. Nilai irama jantung setelah dilakukan defibrilasi, jk
msh tetap VF/VT tanpa nadi, segera lakukan RJP
& defibrilasi dpt dilakukan /diulang setiap 2 mnt
kmdian lanjutkan ke tahap ACLS.
11. Apabila irama jantung yg muncul setelah
defibrilasi adalah irama yg terorganisir (adanya
gel QRS-nya), mk segera cek nadi karotis korban,
jk tdk ada nadi lakukan RJP dan lanjutkan ke
tahap ACLS.
DEFIBRILATOR
AED
KARDIOVERSI
• Kardioversi merupakan tindakan
pengobatan dg menggunakan aliran
listrik scr syncronize artinya energi listrik
akan dilepaskan scr sinkron dg
gelombang R.
INDIKASI KARDIOVERSI
• Ventrikel takikardia dan Supra ventrikel
takikardia (SVT)
• Kedua irama indikasi dilakukan
kardioversi jika keadaan hemodinamik
tdk stabil, ditandai dg : penurunan TD
(hipotensi), korban mengeluh
berdebar, pusing, pandangan mata
berkunang2, keringat dingin, perasaan
mau pingsan atau sampai pingsan.
Supraventricular Tachycardia
(SVT)

Rate : 150–250 denyut / menit


Rhythm : Regular
P Waves : sering terbenam pada gelombang T didepannya dan
sulit dilihat.
PR Interval : sulit diukur
QRS : Normal (0.06–0.10 detik) , tetapi mungkin juga lebar
bila secara abnormal dikonduksikan lewat ventrikel
KARDIOVERSI
• Energi yg dibutuhkan u tk kasus SVT tdk
stabil dimulai dari 50 joule, jk tdk
berespon dpt ditingkatkan menjadi
100J, 150J, 200J, 300J sampai 360J.
• Utk kasus VT tdk stabil energi yg
dibutuhkan mulai dr 100J, jk tdk
berespon dpt ditingkatkan mjd 200J,
300J, sampai 360 J
PROSEDUR KARDIOVERSI
1. Jelaskan kpd korban dan keluarga
mengenai rencana tindakan, tujuan,
manfaat dan risiko tindakan
kardioversi.
2. Jika korban dan keluarga setuju,
dokumentasikan dg menggunakan
informed consent
3. Jika korban sadar berikan sedasi
terlebih dahulu dan siapkan alat2
resusitasi
PROSEDUR KARDIOVERSI
4. Hidupkan defibrilator
5. Pilih energi yg dibutuhkan, mulai 50
joule utk SVT dan 100J utk VT
6. Pilih modus syncronize lalu kedua
paddle diberi jeli dg rata dan banyak
7. Letakkan paddle pd sternum dan
apeks sesuai petunjuk pd paddle
8. Tekan tombol pengisi energi (charge)
pada paddle apeks atau pd unit
defibrilator
PROSEDUR KARDIOVERSI
9. Setelah energi yg diharapkan terisi,
alat sudah siap utk digunakan,
berikan aba2 “alat siap, saya siap,
area korban clear”. Pastikan
penolong tdk bersentuhan dg korban
dan tdk ada orang lain bersentuhan
dg korban atau tempat tidur korban.
10. Berikan tekanan 10-12 kg pd kedua
paddle
PROSEDUR KARDIOVERSI
11. Nilai kembali irama pd monitor, bila
msh SVT atau VT tekan tombol
discharge scr bersamaan pada
kedua paddle
12. Jangan tergesa-gesa utk
mengangkat paddle setelah
melepaskan energi listrik, supaya
modus sikron tdk terganggu.
Perhatikan monitor dan nilai kembali
irama jantung korban.

Anda mungkin juga menyukai