Jugular Venous Pressure (Jvp) 2. Identitas Klien : Tn.R 3. Diagnosa medis : STEMI Inferior 4. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional A. Persiapan Alat : 1. Penggaris 2 buah. 2. Spidol. R/ untuk mempermudah dan mencegah kelalaian saat melaksanakan tindakan. B. Persiapan Klien : 1. Menjelaskan prosedur dan tujuan pelaksanaan prosedur kepada klien. R/ mencegah terjadinya salah pasien dan mengurangi rasa cemas. 2. Mengatur posisi klien berbaring dengan posisi supine dengan menggunakan bantal. R/ posisi nyaman membuat keadaan pasien rileks C. Tahap Kerja 1. Mencuci tangan. R/ mengurangi penularan mikroorganisme. 2. Menganjurkan klien untuk berbaring dengan tenang dan bernafas seperti biasa selama prosedur. R/ membuat kilen rileks dan lebih nyaman. 3. Membendung dengan menggunakan jari pada daerah supra clavicula agar vena jugularis tampak dengan jelas. R/ membuat bendungan menjadi terlihat kosong. 4. Menekan pada bagian ujung proksimal vena jugularis (dekat angulus mandibulae) sambil melepaskan bendungan pada supra clavicula. R/membuat bendungan menjadi terisi kembali. 5. Mengamati tingginya bendungan darah yang ada dan beri tanda dengan menggunakan spidol. R/ memastikan lebih lanjut dan mempermudah pengukuran. 6. Mengukur jarak vertical permukaan atas bendungan darah terhadap bidang horizontal yang melalui Angulus Ludovici (tonjolan yang terjadi oleh karena pertemuan bagian korpus dan manubrium sterni yang membentuk sudut). R/ untuk mempermudah peletakan pengaris. 7. Menentukan/menghitung hasil pengukuran : Tulis jarak bendungan darah diatas atau dibawah dari bidang horizontal. JVP = 5 – ….. cm H2O (bila dibawah bidang horizontal). = 5 + …...cm H2O (bila diatas bidang horizontal). Bila permukaan bendungan darah tepat pada bidang horizontal, maka hasil pengukuran : JVP = 5 + 0 cm H2O. Catatan : Angka 5 berasal dari jarak atrium kanan ke titik Angulus ludovici yaitu kira-kira 5 cm. Nilai normal JVP = 5 – 2 cm H2O. R/ menentukan hasil dalam pengukuran. 8. Merapihkan klien kembali dan merapihkan alat. R/ mengembalikan semua lingkungan menjadi lebih nyaman untuk klien. 9. Mencuci tangan. R/ mengurangi penularan mikroorganisme. D. Evaluasi Mengevaluasi respon klien sebelum, selama dan sesudah pelaksanaan prosedur R/ melihat respon selama pelaksanaan tindakan E. Dokumentasi 1. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan prosedur. R/ mencegah kekeliruan laporan hasil. 2. Mencatat hasil pengukuran. R/ mempermudah dalam pelaporan hasil. 3. Mencat respon toleransi klien selama prosedur. R/mwmpwelihatkan perkembangan status mental klien. 5. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya: Bahaya : terapi dilaksanakan hanya dengan posisi klien berbaring di tempat tidur jadi minim kemungkinan terjadi bahaya pada tindakan dan kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi adalah jatuhnya klien dari tempat tidur. Pencegahannya : untuk pencegahan kemungkinana terburuk berupa klien jatuh dari tempat tidur adalah dengan pemasangan . 6. Tujuan tindakan tersebut dilakukan: a. Mengetahui adanya distensi vena jugolaris b. Memperkirakan tekanan vena sentral c. Memberikan gambaran tentang volume darah dan efektifitas jantung sebagai pompa terutama ventrikel kanan d. Menilai status hidrasi e. Memantau status hemodinamik f. Memantau efektifitas terapi yang diberikan terhadap klien. 7. Hasil yang didapat dan maknanya: Hasil : untuk mengetahui ukuran tekanan vena jugularis. Makna : Peningkatan JVP merupakan tanda dari gagal jantung kanan. Pada gagal jantung kanan, bendungan darah di ventrikel dextra akan diteruskan ke atrium dextra dan vena cava superior sehingga tekanan pada vena jugularis akan meningkat. 8. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah/ diagnose tersebut (mandiri dan kolaborasi): Mandiri : a. berikan posisi yang nyaman pada pasien b. pantau TTV, frekuensi dan kedalaman nafas Kolaborasi : berikan sesuai dengan resep dokter.