Pembimbing:
dr. Supriyanto, Sp. A
Penyaji:
Ryan Aprilian Putri
G4A013011
Pendahuluan
Empiema adalah
keadaan
terdapatnya pus
(nanah) dalam
rongga pleura.
(1,2,3)
Sering terjadi
pada anak, dan
memiliki tingkat
morbiditas dan
mortalitias yang
cukup signifikan
(15-18)
Tujuan
Morbiditas
dan
mortalitas
tinggi
Informa
si
Empiem
a pada
anak
meliputi
definisi,
etiologi,
manifestasi
klinis,
tatalaksana
dan prognosis.
Epidemiologi
(14)
Pleura
membra
n tipis
terdiri
dari 2
pleura
viseralis
dan
parietali
s
histologis
kedua
lapisan ini
terdiri
dari sel
mesotelial
, jaringan
ikat,
normalny
a
berisikan
lapisan
cairan
yang
sangat
tipis.
Membran
serosa
yang
membungk
us parekim
paru
disebut
pleura
viseralis,
Membran
serosa
yang
melapisi
dinding
toraks,
diafragma,
dan
mediastinu
m disebut
Volume
cairan
pleura
selalu
konstan,
dipengaru
hi oleh
tekanan
hidrostati
k serta
tekanan
koloid
osmotik
dan akan
diabsorbsi
oleh
pleura
Definisi
Empiema adalah
akumulasi pus
diantara paru
dan membran
yang
menyelimutinya
(ruang pleura)
yang dapat
terjadi bilamana
suatu paru
(1,3,21)
Etiologi
Organisme
Streptococcus pneumonia
Staphylococcus aureus
Haemophilus influenzae
Bakteri gram negatif Escherichia
coli, Pseudomonas aeruginosa,
Proteus speciesdanKlebsiella
pneumoniae
klasifikasi
Berdasarkan
perjalanan penyakit
Empiem
a Akut
Terjadinya peradangan
akut yang diikuti
pembentukan
eksudat .
Empiem
a Kronis
Empiema disebut
kronis, bila prosesnya
berlangsung lebih dari
3 bulan.
Stadium
1
Stadium
2
Stadium
3
Patofisiologi
Aktivasi
respon
imunitas
inflamasi
pleura
Pembuluh
darah pleura
lebih
permeabel
Influks ini
dimediasi
oleh
sitokin
infeksi
cairan
pleura dan
pembentuk
an pus
sel-sel
inflamatori
bakteri
merembes ke
rongga
pleura
TNF. IL- 1
dan IL- 6 yang
disekresi dari
sel-sel
mesothelia
Aktivasi
kaskade
koagulasi dan
gangguan
enzim sistem
fibrinolitik
Akumulasi
cairan
lebih lanjut
Infeksi
pada
paru
Diagnosis
Anamnesis
Px Fisik
Demam
Batuk non
produktif
Takipnu,
Takikardi,
Dispnu
Nyeri dada
kemungki
nan
sianosis
Nafas
cuping
hidung
Penurunan
gerakan
dada
Fremitus
menurun
atau tidak
ada,
Perkusi
redup dan
vesikuler
menurun
Px
Penunjang
Laboratori
um,
Radiologi
(Foto x-ray
thorax,
USG, CT
scan)
Sitopatolo
gi
Tatalaksana
Prinsip dan Tujuan
- terapi antibiotik yang tepat:
mengembalikan fungsi paru
- nutrisi yang optimal
- evakuasi pus dari rongga pleura
drainase memperbaikai
pengembangan paru
Prognosis
Empiema yang diobati dengan
antibiotik yang adekuat akan
mengalami resolusi tanpa sekuele
Angka mortalitas sekitar 2-15%,
terutama pada anak umur dibawah 1
tahun dengan faktor risiko
keterlambatan penanganan, durasi
penyakit, beratnya infeksi dan umur
muda
Pasien yang gagal dengan terapi
konservatif memerlukan tindakan
bedah yang dapat menyebabkan
Kesimpulan
1. Empiema adalah keadaan terdapatnya pus (nanah)
dalam rongga pleura.
2. Empiema merupakan akibat dari infeksi pada rongga
pleura yang tak terobati yang berkembang dari cairan
pleura menjadi suatu kumpulan kompleks pada rongga
pleura.
3. Diagnosis empiema ditegakkan berdasarkan
anamnesa, pemerikasaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan sitopatologi.
4. Tujuan dari terapi empiema ialah eradikasi infeksi,
mengembalikan sirkulasi cairan pleura normal, paruparu dapat mengembang, dan mengembalikan fungsi
respirasi normal.
5. Terapi spesifik untuk empiema terdiri dari terapi
konservatif sampai pendekatan pembedahan.
terimakasih
Daftar pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
Roxburgh CSD, Youngson GG, Townend JA, Turner SW. Trends in pneumonia and empyema in
Scottish children in the past 25 years. Arch Dis Child. 2008;93:3168.
Avansino JR, Goldman B, Sawin RS, Flum DR. Primary operative versus nonoperative therapy
for pediatric empyema: A meta-analysis. Pediatrics. 2005; 115:1652-9.
Ghritlaharey RK, Budhwani KS, Shrivastava DK, Srivastava J. Tube thoracostomy: Primary
management option for empyema thoracis in children. Afr J Paediatr Surg. 2012:22-6.
Kumar A, Sethi GR, Mantan M, Aggrawal SK, Garg A. Empyema thoracis in children:a short
term outcome study. Indian Paediatrics. 2013; 50: 879-882.
Zampoli M, Zar HJ. Empyema and parapneumonic effusions in children: an update. Paediatric
Pulmonology: 2007;3:121-8.
Naning R, Setyati A, Empiema. Dalam : Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB. Penyunting.
Buku ajar respirologi anak. Edisi pertama.Jakarta : Badan Penerbit IDAI. 2008. p 550-7.
Callahan CW. Pneumonia and bacterial pulmonary infection, Dalam : Panitch HB. Editor.
Pediatric pulmonology the requisites in pediatric. Philadelphia : Mosby Elsevier; 2005. p.
107-8
Mani SC, Murray DL. Acute pneumonia and its complications. Dalam : Long SS, Pickering LK,
Prober CG, Editors. Principles and practice of pediatric infectious disease. 3 rd ed. China :
Churchill Livingstone ; 2008. P. 245-55.
Winnie GB. Pleurisy, pleural effusion and empyema. In: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson
HB, Stanton BF. Editors. Nelson Textbook of Pediatric. 18th ed. Philadelphia : Saunder ; 2007.p
1834-5.
Septimus EJ.Pleural effusion and empyema. Dalam : Mandell BL, Bennet JE, Dolin R.editors.
Principles and practise of infectious disease.7th ed. Philadelphia : Churchill Livingstone ;
2010. p 917-23.
Lee YCG, Davies HE. Pleural effusion, empyema and pneumothorax. Dalam : Albert RK, Spiro