Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN

MALFORMASI ANOREKTAL
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan anak
yang diampuh oleh: Ibu Dosen Oktiani Tejaningsih M.kep,.Ners

Disusun oleh :
Kelompok 4

1. Lia Aprilia Suhandani 170711035


2. Siti Rizka Herdiana 170711037
3. Fatimah 170711048
4. Nada Ayu Aisyah 170711049
5. Jatmika Wirakusuma 170711053
6. Rina Lusiana 170711059
7. Suhartono 170711062

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

2019
KUTIPAN AYAT AL-QUR’AN DAN HADIST

‫ًﺍﺎﺭَﺴَﺧ ّﻻَﺇ َﻦﻴِﻤِﻟﺎّﻈﺍﻟ ُﺪﻳِﺰَﻳ َﻻَﻭ َﻦﻴِﻨِﻣْﺆُﻤْﻠّﻟ ٌﺔَﻤْﺣَﺭَﻭ ٌﺀﺂَﻔِﺷ َﻮُﻫﺎ َﻣ ِﻥﺁْ ُﺮﻘْﻟﺍ َﻦِﻣ ُﻝّﺰَﻨُﻧَﻭ‬
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-
orang yang zalim selain kerugian” (QS. Al-Israa’: 82).

Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqith menjelaskan bahwa


.maksud obat dalam ayat ini adalah obat untuk penyakit fisik dan jiwa. Beliau
berkata

‫ ﻭَﻛَﻮْﻧَﻪُ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻟِﻠْﺄَﺟْﺴَﺎﻡِ ﺇِﺫَﺍ‬، َ‫ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺎﺀٌ ﻳَﺸْﻤَﻞُ ﻛَﻮْﻧَﻪُ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻟِﻠْﻘَﻠْﺐِ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﺮَﺍﺿِﻪِ ; ﻛَﺎﻟﺸَّﻚِّ ﻭَﺍﻟﻨِّﻔَﺎﻕِ ﻭَﻏَﻴْﺮِ ﺫَﻟِﻚ‬
ٌ‫ ﻭَﻫِﻲَ ﺻَﺤِﻴﺤَﺔٌ ﻣَﺸْﻬُﻮﺭَﺓ‬، ِ‫ ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺪُﻝُّ ﻟَﻪُ ﻗِﺼَّﺔُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺭَﻗَﻰ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﺍﻟﻠَّﺪِﻳﻎَ ﺑِﺎﻟْﻔَﺎﺗِﺤَﺔ‬، ِ‫ﺭُﻗِﻲَ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺑِﻪ‬

“Obat yang mencakup obat bagi penyakit hati/jiwa, seperti keraguan, kemunafikan,
dan perkara lainnya. Bisa menjadi obat bagi jasmani jika dilakukan ruqyah kepada
orang yang sakit. Sebagaimana kisah seseorang yang terkena sengatan kalajengking
diruqyah dengan membacakan Al-Fatihah. Ini adalah kisah yanh shahih dan
masyhur” (Tafsir Adhwaul Bayan).

i
VISI MISI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

VISI
1. Unggul : Sebagai pusat penyelenggaran pendidikan penelitian dan pengabdian
Serta menghasilkan lulusan yang kompeten dalam bidang kesehatan
2. Islam : Fakultas menyelenggarakan menejemen pendidikan dan Tri Dharma
Perguruan Tinggi berdasarkan prinsip dan nilai-nilai islami.
3. Profesional : Fakultas menyelenggarakan manajemen pendidikan kesehatan sesuai
tuntutan kebutuhan pengguna dibidang pelayanan kesehatan,dan menggunakan
ilmu dan teknologi sesuai perkembangan jaman.
4. Mandiri : Alumni Fakultas Ilmu Kesehatan Memiliki Jiwa kemandirian

MISI
1. Menyelenggarakan proses pendidikan di bidang kesehatan untuk menghasilkan.
Lulusan yang professional dan mandiri

ii
VISI MISI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

VISI
“Menjadi program studi Ilmu Keperawatan dan Ners yang islami profesional dan
mandiri di bidang keperawatan komunitas tingkat nasional tahun 2020”

MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan sarjana dan profesi keperawatan yang islami
sesuai catur darma pendidikan tinggi muhammadiyah.
2. Menyelenggarakan kegiatan ilmiah keperawatan tingkat nasional.
3. Membangun kerjasama dengan berbagai pihak dalam meningkatkan kompetensi
keperawatan.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk
dan hidayah-Nya kepada kami sehingga penulisan asuhan keperawatan yang berjudul
“Malformasi Anorektal” ini dapat terselesaikan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Anak II , Ibu okti Dteja Ningsih M.kep,.Ners yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam
penyusunan asuhan keperawatan ini. Oleh karena itu, kami selaku penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari para pembaca dalam
rangka penyempurnaan asuahan keperawatan ini.
Semoga asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami
sebagai penyusun memohon maaf atas segala kekurangan. Terimakasih.

Cirebon, November 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Kutipan Ayat Al-Qur’an ....................................................................................... i

Visi misi fakultas .................................................................................................. ii


Visi misi prodi ....................................................................................................... iii
Kata pengantar ...................................................................................................... iv
Daftar isi ............................................................................................................... v
Bab I ..................................................................................................................... 1
Pendahuluan ......................................................................................................... 1
A. Latar belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 1
Bab II..................................................................................................................... 2
Laporan Pendahuluan ............................................................................................ 2
A. Definisi ..................................................................................................... 2
B. Etiologi ..................................................................................................... 2
C. Klasifikasi ................................................................................................ 3
D. Patofisiologi ............................................................................................ 5
E. Manifestasi klinis ...................................................................................... 6
F. Komplikasi ................................................................................................ 6
G. Pemeriksaan penunjang............................................................................. 7
H. Penatalaksanaan ........................................................................................ 9
Bab III ................................................................................................................... 9
Kasus .................................................................................................................... 9
Bab IV ................................................................................................................... 10
Asuhan keperawatan ............................................................................................. 10
Bab V .................................................................................................................... 19
Penutup ................................................................................................................. 19
A. Kesimpulan ............................................................................................... 19
B. Saran ......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Malformasi anorektal merupakan kelainan kongenital tanpa anus atau dengan
anus tidak sempurna, sedangkan kloaka persisten diakibatkan karena pemisahan antara
traktus urinarius, traktus genitalia dan traktus digestivus tidak terjadi. Banyak anak-
anak dengan malformasi ini memiliki anus imperforata karena mereka tidak memiliki
lubang dimana seharusnya anus ada. Walaupun istilah ini menjelaskan penampilan luar
dari anak, istilah ini lebih ditujukan pada kompleksitas sebenarnya dari malformasi.

B. Rumusan Masalah
a. Apa Definisi dari Malformasi Anorektal
b. Bagaimana Etiologi dari Malformasi Anorektal
c. Bagaimana Klasisfikasi dari Malformasi Anorektal
d. Bagaimana Pathway dari Malformasi Anorektal
e. Apa Manifestasi klinis dari Malformasi Anorektal
f. Komplikasi apa saja yang muncul dari penyakit Malformasi Anorektal
g. Apa Pemeriksaan penunjang dari penyakit Malformasi Anorektal
h. Bagimana Penatalaksanaan penyakit Malformasi Anorektal

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui Definisi Malformasi Anorektal
b. Untuk mengetahui Etiologi Malformasi Anorektal
c. Untuk mengetahui Klasifikasi Malformasi Anorektal
d. Untuk mengetahui Pathway Malformasi Anorektal
e. Untuk mengetahui Manifestasi klinis Malformasi Anorektal
f. Untuk mengetahui Komplikasi Malformasi Anorektal
g. Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang Malformasi Anorektal
h. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Malformasi Anorektal

1
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Malformasi Anorektal atau Atresia ani merupakan kelainan bawaan
(kongenital), tidak adanya lubang atau saluran anus (Donna, 2003). Atresia ani adalah
tidak lengkapnya perkembangan embrionik pada distal anus atau tertutupnya anus
secara abnormal (Suradi, 2001).
Atresia ani adalah kelainan kongenital dimana anus tidak mempunyai lubang
untuk mengeluarkan feses karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang terjadi
saat kehamilan.

B. Etiologi
Penyebab sebenarnya dari atresia ani ini belum di ketahui pasti, namun ada
sumber yang mengatakan bahwa kelainan bawaan anus di sebabkan oleh :
1. Karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena gangguan
pertumbuhan, fusi, atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik.
2. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan dubur, sehingga bayi lahir tanpa
lubang anus.
3. Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani, karena ada
kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu atau 3
bulan.
4. Kelainan bawaan.

2
C. Klasifikasi Malformasi Anorektal
Klasifikasi yang umum digunakan adalah klasifikasi menurut Wingspread
(1984) International Classification for Anorectal Malformation dan Klasifikasi
menurut Krickenbeck.

1. Klasifikasi Menurut Wingspread (1984)


Letak Tinggi Letak Letak Rendah Kloaka Malforasi
Intermediate Jarang

Perempuan Agenesisanorectal  Fistel  Fistel Kloaka Malformasi


a. Fistel rektovestibuler anovestibuler jarang
rektovagina  Fistel  Fistel
b. Tanpa fistel rektovagina anokutan
Atresia Rekti  Agnesis anus  Stenosis ani
tanpa fistel
Laki-laki Agnesis Anorectal  Fistel udara  Fistel Malformasi
a. Fistel udara rektobulbar anokutan jarang
rektoprosat  Agnesis anus  Stenosis ani
b. Tanpa fistel tanpa festi
Atresia Rekti

2. Klasifikasi menurut Pena


Laki – Laki Perempuan

Fistel Perineal Fistel Perieneal


Fistel Rektouretra Fistel Vestibular
a. Bulbar
b. Prostatik Kloaka Persisten
common channel < 3 cm
Fistel Rektovesika
common channel > 3cm
Tanpa Fistel

3
Tanpa Fistel Atresia Rekti

Atresia Rekti

3. Klasifikasi Menurut diagnostic Krickenbeck

Major clinical group Rare regional variants

Fistel Perineal Pouch kolon


Fistel rektoutera Atresia/stenosis aktif
a. Bulbar Fistel rektovaginal
b. Prostatik H fistula
Fistel rektovesika Lain-lain
Fiskel vestibuler
Kloaka
Tanpa fistel
Stenosis ani

4
D. Pathway

5
E. Manifestasi Klinik
Bayi muntah-muntah pada 24-48 jam setelah lahir dan tidak terdapat defekasi
mekonium. Gejala ini terdapat pada penyumbatan yang lebih tinggi. Pada golongan 3
hampir selalu disertai fistula. Pada bayi wanita sering ditemukan fistula rektovaginal
(dengan gejala bila bayi buang air besar feses keluar dari (vagina) dan jarang
rektoperineal, tidak pernah rektourinarius. Sedang pada bayi laki-laki dapat terjadi
fistula rektourinarius dan berakhir di kandung kemih atau uretra dan jarang
rektoperineal. Gejala yang akan timbul :
1. Mekonium tidak keluar dalm 24 jam pertama setelah kelahiran.
2. Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rektal pada bayi.
3. Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang letaknya salah.
4. Perut kembung.
5. Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam.

F. Komplikasi
Komplikasi yang lazim muncul adalah
1. Infeksi saluran kemih yang berkepanjangan.
2. Obstruksi intestinal
3. Kerusakan uretra akibat prosedur pembedahan.
4. Komplikasi jangka panjang :
a. Eversi mukosa anal
b. Stenosis akibat kontraksi jaringan parut dari anastomosis.
c. Impaksi dan konstipasi akibat terjadi dilatasi sigmoid.
d. Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet training.
e. Inkontinensia akibat stenosis anal atau impaksi.
f. Fistula kambuh karena tegangan di area pembedahan dan infeksi.

6
G. Pemeriksaan Penunjang
Untuk memperkuat diagnosis sering diperlukan pemeriksaan penunjang
sebagai berikut :
1. Pemeriksaan radiologis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obstruksi
intestinal.
2. Sinar X terhadap abdomen dilakukan untuk menentukan kejelasan keseluruhan
bowel dan untuk 23 mengetahui jarak pemanjangan kantung rektum dari
sfingternya.
3. Ultrasound terhadap abdomen digunakan untuk melihat fungsi organ internal
terutama dalam sistem pencernaan dan mencari adanya faktor reversible seperti
obstruksi oleh karena massa tumor.
4. CT Scan digunakan untuk menentukan lesi.
5. Pyelografi intra vena digunakan untuk menilai pelviokalises dan ureter.
6. Pemeriksaan fisik rektum , kepatenan rektal dapat dilakukan colok dubur dengan
menggunakan selang atau jari.
7. Rontgenogram abdomen dan pelvis Juga bisa digunakan untuk mengkonfirmasi
adanya fistula yang berhubungan dengan traktus urinarius

H. Penatalaksanaan
Terapi pembedahan pada bayi baru lahir bervariasi sesuai dengan keparahan
defek. Semakin tinggi lesi, semakin rumit prosedur pengobatannya. Untuk anomaly
tinggi, dilakukan kolostomi beberapa hari setelah lahir. Bedah definitifnya, yaitu
anoplasti perineal (prosedur penarikan perineum abdominal), umumnya ditunda 3-12
bulan.
Penundaan ini dimaksudkan untuk memberi waktu pada pelvis untuk
membesar dan pada otot-otot untuk berkembang. Tindakan ini juga memungkinkan
bayi untuk menambah berat badannya dan bertambah baik status nutrisinya. Lesi
rendah diatasi dengan menarik kantong rectal melalui sfingter sampai lubang pada
kulit ananl. Fistula, bila ada harus ditutup. Defek membranosa hanya memerlukan
tindakan pembedahan yang minimal. Membran tersebut dilubangi dengan hemostat
atau scalpel.

7
Pada kebanyakan kasus, pengobatan malformasi anorektal memerlukan dua
tahap tindakan pembedahan. Untuk defek ringan sampai sedang, prognosisnya baik.
Defeknya dapat diperbaiki, peristalsis dan kontinensia normal juga dapat diperolah.
Defek yang lebih berat umumnya disertai anomaly lain, dan hal tersebut akan
menambah masalah pada hasil tindakan pembedahan. Anus imperforata biasanya
memerlukan operasi sedang untuk membuka pasase feses.
Tergantung pada beratnya imperforate, salah satu tindakan adalah anoplasti
perineal atau colostomy : prosedur operasi termasuk menghubungkan bagian atas
colon dengan dinding anterior abdomen, pasien ditinggalkan dengan lubang abdomen
disebut stoma. Lubang ini dibentuk dari ujung usus besar melalui insisi dan sutura ke
kulit.
Setelah colostomy, feses dibuang dari tubuh pasien melalui stoma, dan
terkumpul dalam kantong yang melekat pada abdomen yang diganti bila perlu.
Pengobatan pada anus malformasi anorektal juga dapat dilakukan dengan jalan
operasi PSARP (Posterio Sagital Anorectoplasy). Teknik ini punya akurasi tinggi
untuk membuka lipatan bokong pasien. Teknik ini merupakan ganti dari teknik lama
yaitu Abdomino Perineal Poli Through (APPT). Teknik lama ini mempunyai resiko
gagal tinggi karena harus membuka dinding abdomen.

8
BAB III

LAPORAN KASUS

KASUS

Bayi perempuan usia 3 hari dibawa orang tuanya ke IGD dengan keluhan
belum BAB sejak lahir. Menurut ibu, anaknya lahir spontan di bidan desa. Lahir
normal dan menangis ketika lahir. Keanehan dirasakan ibu sejak usia anaknya 1 hari,
anaknya tidak BAB atau tidak bisa mengeluarkan mekonium dan perutnya semakin
hari semakin besar disertai muntah jika diberi ASI, muntah berwarna kehijauan.
Pemeriksaan fisik didapatkan perut teraba keras, bising usus (+), anus (+), RR =
40x/menit, nadi = 120 x/menit, S = 37,50C, suara nafas vesikuler. Ibu terlihat cemas
melihat anaknya sakit, dan bertanya kepada perawat mengenai penyebab dan
langkah-langkah pengobatan dan perawatan untuk anaknya. Hasil pemeriksaan dokter
klien dinyatakan mengalami Malformasi anorektal letak tinggi.

9
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
1. Identitas pengkaji
Nama pengkaji : Kelompok 4
Tanggal pengkajian : 7 November 2019
Waktu pengkajian : 09.00 WIB
2. Identitas pasien
Nama :-
Umur : 3 Hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sunan gunung jati kab.cirebon No 45151
Tanggal Masuk RS : 7 November 2019
Tanggal Pengkajian : 7 November 2019
No regitrasi : 02451
Ruangan : IGD
3. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny.R
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Hubungan dengan pasien : orang tua
B. Alasan masuk Rs
Bayi perempuan usia 3 hari dibawa orang tuanya ke IGD dengan keluhan belum BAB
sejak lahir

10
C. Riwayat kesehatan sekarang
Bayi perempuan usia 3 hari dibawa orang tuanya ke IGD dengan keluhan belum
BAB sejak lahir. Menurut ibu, anaknya lahir spontan di bidan desa. Lahir normal dan
menangis ketika lahir. Keanehan dirasakan ibu sejak usia anaknya 1 hari, anaknya
tidak BAB atau tidak bisa mengeluarkan mekonium dan perutnya semakin hari
semakin besar disertai muntah jika diberi ASI, muntah berwarna kehijauan.
Pemeriksaan fisik didapatkan perut teraba keras, bising usus (+), anus (+), RR =
40x/menit, nadi = 120 x/menit, S = 37,50C, suara nafas vesikuler. Ibu terlihat cemas
melihat anaknya sakit, dan bertanya kepada perawat mengenai penyebab dan langkah-
langkah pengobatan dan perawatan untuk anaknya. Hasil pemeriksaan dokter klien
dinyatakan mengalami Malformasi anorektal letak tinggi.

D. Riwayat Pengobatan dan Terapi Medis


-
E. Riwayat kesehatan masalalu
a. Penyakit yang pernah dialami
-
b. Riwayat alergi
-

F. Riwayat kesehatan keluarga


-
G. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Pasien nampak lemah
Kesadaran : Compos mentis
Berat badan : 11 Kg
Nadi : 120x/menit
Respirasi : 40 x/menit
Suhu : 37,5 C

11
H. Pendekatan Pengkajian Fisik Head to Toe
1. Kepala dan rambut
Inspeksi : Bentuk mesochepal, tidak ada luka, warna rambut hitam, lurus, pendek,
bersih.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya benjolan.
2. Kulit
Inspeksi : Warna kulit langsat
Palpasi : Turgor kulit tidak elastis, tidak ada lesi, tidak ada odema, tidak ada
peradangan, CRT < 3 detik, akral teraba dingin, terdapat sianosis.
3. Penglihatan
Inspeksi : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
Fungsi : fungsi penglihatan baik
4. Penciuman/ Hidung
Inspeksi: bentuk simetris, terdapat sedikit secret
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada sinus
Fungsi : fungsi penciuman baik
5. Pendengaran/Telinga
Inspeksi: bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada luka, terdapat sedikit serumen
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Fungsi : fungsi pendengaran baik
6. Mulut
Inspeksi: Mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis.
Palpasi: tidak adanya nyeri tekan di sekitar zigomatikum
7. Leher
Inspeksi: Tidak ada pemebesaran kelenjar tiroid
Palpasi: Tidak ada benjolan/udem, tidak ada nyeri tekan
8. Dada
a. Thorax
Inspeksi: Dada kanan kiri pasien simetris
Palpasi: fremitus seimbang
Auskultasi: vesikuler

12
Perkusi: Sonor
b. Jantung
Inspeksi : ictus kordis tidak nampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Pekak
Auskultasi : bunyi jantung I dan II sama
9. Abdomen
Inspeksi: Terjadi pemebesaran abdomen
Auskultasi : peristaltik (+) 18x/menit
Palpasi: terdapat nyeri tekan
Perkusi : timpani
10. Ekstremitas Atas / Bawah
Inspeksi: tidak ada odem, tidak ada lesi, turgor kulit tidak elastis
Palpasi: tidak ada nyeri tekan dibagian ekstermitas atas dan bawah, akral teraba
dingin.
Perkusi : tidak ada reflek tendon.
11. Genitalia : bentuk normal, jenis kelamin perempuan
12. Anus : terdapat luka post op PSARP

13
I. Analisa Data
No Data fokus Etiologi Problem

1 Ds: Orang Tua mengatakan sejak malformasi anus Gangguan


usia anaknya 1 hari, anaknya ↓ keseimbangan cairan
tidak BAB/ tidak bisa malformasi anorektal b.d refluks kolon
mengeluarkan meconium dan ↓
perutnya semakin besar. pre operasi
Do: - perut tambah keras ↓
- bising usus (+) membentuk fistel-
- anus (+) fistel

TTV
Menghambat
N: 120x/menit pengeluaran
R: 40x/menit mekoniumkolon
Suhu : 37,5C ↓
- Suara nafas vesikuler refluks kolon

perut kembung

muntah cairan hijau
proses demam

Gangguan
keseimbangan cairan
dan elektrolit

2 DS: Orang tua mengatakan malformasi anus Gangguan


anaknya muntah jika ↓ keseimbangan
diberikan asi, muntah informasi anorektal nutrisi kurang dari
berwarna kehijauan. ↓ kebutuhan b.d

14
DO: pre operasi obstruksi usus
- Muntah berwarna hijau ↓
- Perut teraba kasar membentuk fistel-
- Bising usus (+) fistel
TTV ↓
- R : 40x/menit menghambat
- N : 120x/menit pengeluaran
- S : 37,50C mekoniumkolon

pencernaan terganggu

gangguan
keseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
3 DS:.Ibu klien mengatakan malformasi anorektal Kecemasan b.d
kepada perawat mengenai ↓ kondisi anak
penyebab dan langkah- informasi anorektal memburuk
langkah pengobatan dan ↓
perawatan untuk anaknya pre operasi
DO: ↓
- Ibu pasien tampak cemas kondisi anak
. memburuk

orang tua tidak tahu
penyakit diderita oleh
anaknya

kecemasan

15
J. Diagnosa Keperawatan
NO DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN HARI/TANGGAL PARAF
FOKUS
1 Dx1 Gangguan keseimbangan cairan b.d Kamis, 17 November
refluks kolon 2019

2 Dx2 Gangguan keseimbangan nutrisi Kamis, 17 November


kurang dari kebutuhan b.d obstruksi 2019
usus
3 Dx3 Kecemasan b.d kondisi anak Kamis, 17 November
memburuk 2019

K. Intervensi Keperawatan
No DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL
1. Gangguan Setelah dilakukan NIC : - Untuk mengetahui
keseimbangan tindakan TTV pasien
- Kaji tanda – tanda
cairan b.d keperawatan selama - Untuk mengetahui
vital (TTV)
refluks kolon 2x24 jam diharapkan bising usus
- Kaji bising usus
pasien mampu - Untuk mengetahui
- Ukur lingkaran
NOC: ukuran diameter
abdomen klien
- Anak mampu abdomen
- Kolaborasi dengan
mengeluarkan - Untuk mengatasai
dokter mengenai
meconium masalah pencernaan
tindakan kolostomi
- Perut kembali ke
bentuk normal
- Tidak terjadi
mual muntah
- TTV normal
- Bebas dari

16
ketidak
nyamanan dan
konstipasi

2 Gangguan Setelah dilaku- NIC: - Untuk mengetahui


keseimbangan kan tindakan ke- - Monitor mual muntah cairaran yang yang
nutrisi kurang perawatan sela- - Monitor adanya keluar
dari kebutuhan ma 2x24 jam, penurunan berat badan - Untuk mengetahui
b.d obstruksi - Monitor turgor kulit perkembangan berat
NOC :
usus - tidak terjadi - Kaji reflek menelan badan pasien
konstipasi - Kaji bising usus - Untuk mengetahui
- tidak terjadi mual - Kolaborasi dengan ahli adanya gangguan
muntah gizi tentang pemberian menelan
- TTV dalam nutrisi - Untuk mengetahui
rentang normal kebutuhan pasien untuk
- pasien dalam mengetahui bising usus
keadaan nyaman

3. Kecemasan b.d Setelah dilakukan NIC : - Untuk memberikan


kondisi anak tindakan - Penkes tentang pengetahuan
memburuk keperawatan selama penyakit malformasi - Untuk menenangkan
2x24 jam diharapkan anorektal orang tua pasien
dengan kriteria - Gunakan pendekatan - Untuk mengetahui
hasil : yang menenangkan harapan orang tua
Ansietas - Nyatakan dengan kepada kepada pasien
jelas harapan terhadap - Untuk mengetahui
Kriteria Hasil :
- Mampu perilaku pasien tingkat kecemasan
mengidentifikasi - Temani pasien untuk orang tua.
dan memberikan kemanan
mengungkapkan dan kenyamanan
gejala cemas - Identifikasi tingkat

17
- Postur tubuh, kecemasan
ekspresi wajah,
bahasa tubuh, dan
tingkat aktivitas
menunjukkan
teknik untuk
mengontrol
cemas
- Mengidentifikasi,
mengungkapkan,
dan menunjukkan
teknik untuk
mengontrol
cemas

18
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Malformasi Anorektal atau Atresia ani merupakan kelainan bawaan
(kongenital), tidak adanya lubang atau saluran anus. Penyebabnya bisa bermacam-
macam spserti karema kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit,
putusnya saluran pencernaan dari atas dengan dubur, gangguan organogenesis dalam
kandungan, kelainan bawaan. Klasifikasimya pun bermacam macam ada yang menurut
Wingspread (1984) , International Classification for Anorectal Malformation dan
Klasifikasi menurut Krickenbeck. Gejala yang terjadi pada bayi yang menderita
malformasi anorektal berupa mekonium tidak keluar dalm 24 jam pertama setelah
kelahiran, tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rektal pada bayi, mekonium keluar
melalui sebuah fistula atau anus yang letaknya salah, perut kembung, bayi muntah-
muntah pada umur 24-48 jam. Komplikasi yang dapat terjadi yaitu infeksi saluran
kemih yang berkepanjangan, obstruksi intestinal, kerusakan uretra akibat prosedur
pembedahan, komplikasi jangka panjang. Pemeriksaan penunjang untuk mendukung
diagnosa penyakit malformasi anorektal berupa pemeriksaan radiologis, sinar x pada
abdomen, ultrasound pada abdomen, CT scan, pyelografi intra vena, pemeriksaan fisik
rektum, dan rontgenogram abdomen dan pelvis.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran
bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari
makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar
pustaka makalah.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Nurarif Huda Amin, Hardi kusums.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa medis & Nanda NIC-NOC Jilid 2.Jogjakarta;MediAction.
2. Rifai, Bahtiar. 2013. Naskah Publikasi : Asuhan Keperawatan pada An. I dengan
Gangguan Sistem Pencernaan : Malformasi Anorektal Post Posterio Sagital
Anorecto Plasty ( PSARP) di Ruang Melati 2 Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Moewardi Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta : Prodi Ilmu
Keperawatan
3. Odih, T. Evaluasi Posterosagittal anorectoplasty pada atresia ani di Sub Bagian
Bedah Anal RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta 1995 – 2005. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada. 2005.
4. Sjamjuhidajat R, Jong WD. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC. 2004. h.
671, 901-908.

20

Anda mungkin juga menyukai