Anda di halaman 1dari 12

ANASTESI UMUM

KELOMPOK 5

1. MUZAHIDIN RIZAL EFFENDI

2. REKA SARI

3. TRIA NUR QOMARIYAH


ANASTESI UMUM

ANASTESIA /NARKOSE ADALAH PELUMPUHAN SSP YANG REVEERSIBEL TERKAIT DENGAN


PENIADAAN ATAU PENGURANGAN RASA SAKIT (ANALGESIA), KESADARAN(AMNESIA),
KEPEKAAN REFLEKS (AREFLEKSIA), DAN TONUS OTOT (RELAKSASI OTOT); NAMUN PUSAT PUSAT
VEGETATIV, PUSAT PERNAPASAN DAN VASOMOTORIK DI MEDULA OBLONGATATIDAK BOLEH
TERPENGARUH
TEKNIK ANESTESI UMUM
Teknik Anestesi Umum dapat dilakukan dengan cara berikut :
1. Anastesi umum intravena

Merupakan salah satu teknik anestesi umum yang dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat anestesi
parenteral langsung ke dalam pembuluh darah vena.
2. Anastesi umum inhalasi
merupakan salah satu teknik anestesi umum yang dilakukan dengan jalan memberikan kombinasi
obat Anestesi inhalasi yang berupa gas dan atau cairan yang mudah menguap melalui alat/ mesin
anestesi langsung ke udara inspirasi.

3. Anastesi imbang

Merupakan teknik anestesi dengan mempergunakan kombinasi obat – obatan baik obat
anestesi intravena maupun obat anestesi inhalasi atau kombinasi teknik anestesi umum dengan
analgesia regional untuk mencapai trias anestesi secara optimal dan berimbang.
TAHAP-TAHAP ANASTESI
1. FASE I ATAU Tahap ini ditandai dengan berkurangnya respon terhadap nyeri, perasaan enak
TAHAP ANALGESIA (euforia) dan hilang kesadaran (tidur).

2. FASE II ATAU Fase ini juga disebut “excitement’ karena terjadi perangsangan simpatik. Yaitu
TAHAP DILIRIUM terjadi peningkatan tekanan darah, kecepatan denyut jantung, pernapasan dan
tonus otor. Dalam fase ini dapat terjadi aritmia jantung. Namun karena adanya
depresi hipotalamus menyebabkan masuk pada fase III.

3. FASE III Dalam fase ini tindakan pembedahan dilangsungkan. Dalam tahap ini terjadi
depresi SSP yang dalam, terapi fungsi jantung dan pernapasan kembali normal,
disertai reflek spinal terhambat dan otot skelet relaksasi.
4. FASE IV Fase IV atau paralisis medulla, ini terjadi kalau over dosis, yaitu terjadi
hambatan pusat jantung dan pernapasan di medulla.
EFEK SAMPING OBAT ANASTESI UMUM

a. Pada SSP
Beberapa obat anastesi merangsang kelenjar pituitari yang dapat meningkatkan sekresi
antidiuretik hormon (ADH). Hal ini menyebabkan retensi urin setelah pembedahan, efek ini terutama
terjadi pada lansia.
b. Pada jantung
dapat merangsang timbulnya aritmia
c. Pada Bronkus
anastesi yang diberikan secara inhalasi dapat menyebabkan iritasi pada mukosa saluran
pernapasan dan kelenjar liur (salivary). Iritasi menyebabkan sekresi mukus meningkat, batuk dan
kontraksi laring pada pasien yang tidak sadar.
d. Pada GI
Mual dan muntah adalah efek samping yang paling umum selain
konstipasi setelah tindakan pembedahan.
e. Pada Hati
Halotan dan enfluran bersifat hepatotoksik, pemberian berulang dapar
menyebabkan nekrosis hepar.
ANASTESI INHALASI
• Dinitrogenoksida, Nitrogen oksida
• Penggunaan : Anestesi, analgesia
• Dosis : Anestesia kombinasi : perbandingan N2O dan O2  2:1 dengan penambahan suatu anestetik
inhalasi lain seperti misalnya Halotan, Enfluran atau Isofluran. Contoh : N2O 66%, O2 33%, Halotan 1%
• Efek samping : mungking terjadi hipoksia difusi pada akhir anastesia, peningkatan tekanan di telinga
tengah, sinus, usus, juga di kista – kista ginjal.

• Halotan
• Penggunaan : Anestesia
• Dosis : 1-2 Vol. -% dalam campuran inhalasi (tahap induksi); 0,5 – 1,2 Vol. -% dalam campuran inhalasi
(pemeliharaan anestesia)
• Efek samping
Pernapasan : depresi napas
Kardiovaskular : pengurangan kekuatan kontraksi miokard, bradikardi dan blok AV
• Enfluran, Isofluran
• Penggunaan : Anestesia
• Dosis : 1-3 vol. -% dalam campuran inhalasi (tahap induksi), 1,2 – 1,5 vol. -% dalam campuran inhalasi
(pemeliharaan anestesia)
• Efek samping : depresi pernapasan seperti pada Halotan
• Desfluran
• Penggunaan : Anestesia
• Dosis : 4-11 % dalam campuran inhalasi (tahap induksi), 2-6 % dalam kombinasi dengan gas gelak 0
oksigen (pemeliharaan anestesia)
• Efek samping : bergantung pada dosis
• Metoksifluran
• Anastesi inhalasi ini tidak diperdagangkan lagi karena sangat nefrotoksik
• Dietileter
• Sekarang praktis tidak berarti lagi, terutama karena mudah terbakar dan mudah meledak dalam
campuran dengan udara
ANASTESI PARENTERAL (INTRAVENA)
• Metoheksital-Natriium
• Penggunaan : secara i.v untuk anestesia jangka pendek, untuk induksi anestesia
• Dosis : -
• Efek samping
Pernapasan : depresi pernapasan
Kardiovaskular : efek inotrop, penurunan volume menit jantung, penurunan tekanan darah, kenaikan
frekuensi jantung secara refleks

• Tiopental-Natrium
• Penggunaan : secara i.v untuk anestesia jangka pendek, untuk induksi anestesia
• Dosis : dosis anjuran : 2-5 mg/kg BB
• Efek samping : efek inotrop negatif, volume menit jantung turun, tekanan darah turun, kenaikan
reflektoris frekuensi jantung
• Ketamin
• Penggunaan: induksi anastesia, anastesia i.v.pendek, terutama dalam bidang traumatologi, bedah anak, luka
bakar pada anak anak
• Dosis: 3-5mg/kg BB i.m.; 1-2mg/kg BB i.v.
• Efeksamping
• Kardiovaskular kenaikan tekanan darah dan frekuensi jantung paa awal anestesia sekitar 30%,
peningkatan kadar noradrenalin di dalam darah.
• Pada tahap pemulihan: mimpi buruk dan halusinasi sekresi saliva bertambah banyak

• Etomidat
• Penggunaan: anastesia i.v. Singkat dalam kombinasi dengan anastetik lain, untuk induksi anastesia
• Dosis: 0,15-0,3mg/kg BB di suntikan perlahan lahan secara i.v.
• Efeksamping:
• Kardiovaskular: penurunanan tekanan darah, pada 70% kasus mioklonia dan diskinesia, sering terjadi
trmbosis pada vena terutama di tempat penyuntikan
• Sistem endokrin: menghambat sintesis kortisol, maka tidak sesuai untuk melanjutkan anastesia lebih lama
DAFTAR PUSTAKA

• DRS. PRIYANTO, FARMAKOLOGI DASA, PENERBIT : LEMBAGA STUDI DAN KONSULTASI


FARMAKOLOGI (LESKONFI)
• HTTP://EPRINTS.POLTEKKESJOGJA.AC.ID/200/7/CHAPTER2-FARIDA.PDF
• SCHMITZ, DKK. FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI, PENERBIT BUKU KEDOKTERAN.

Anda mungkin juga menyukai