• Hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba dan mendadak, bisa terjadi pada
seseorang yang memang didiagnosa dengan penyakit jantung ataupun tidak.
• Hilangnnya fungsi jantung secara mendadak untuk mempertahankan sirkulasi
normal ya untuk memberi kebutuhan oksigen ke otak dan organ vital lainnya
akibat kegagalan jantung untuk berkontraksi secara efektif
ETIOLOGI
2. Airway
• Head Tilit – Chin Lift
• Jaw Thrust (suspected cervical spine trauma)
• OPA / NPA
• ETT
3. Ventilation
• 30 : 2
1. One Helper
• Two Finger Chest Compressions Technique
• Compressions 1,5 inches or 4cm
• 30 : 2
2. Two Helper
• Two Thumb Encirciling Hand Technique
• Compressions 1,5 inches or 4cm
• 15 : 2
1. Airway
• Airway Patentcy
• Advanced Airway
2. Breathing
• O2 Monitor
• Adequate Oxygen and Ventilation
• Waveform Capnography
3. Circulation
• Monitor CPR (Quantitive waveform Capnography if PETCO2 < 10 mmHg improve CPR Quality)
• Monitor Rhythm
• IV/IO access
• Glucose and Temperature
4. Disability
• AVPU (Alert, Voice, Painful, Unresponsive)
5. Exposure
• Trauma / Bleeding / Exposure
TEAM DYNAMICS
1. Team Leader
2. Compressor
3. Defibrilator
4. Airway
5. IV Medications
6. Timer/Recorder
DO AND DON’T!!
SECONDARY ASSESSMENT
1. SAMPLE (Signs and Symptoms, Allergies, Medications, Past Medical History, Last Meal, Events)
2. 5H 5T
• 5H
• Hypovolemia
• Hypoxia
• Hydrogen Ion (Acidosis)
• Hypo/hyperkalemia
• Hypothermia
• 5T
• Tension pneumothorax
• Tamponade cardiac
• Toxins
• Thrombosis pulmonary
• Thrombosis coronary
CARDIOVERSION
• Cardioversion
• Unsynchronized Shocks Shock will be delivered as soon as the operator pushes the shock
button; anywhere within the cardiac cycle.
• Pulseless; VT Polimorphic
• Synchronized Shocks deliver a shock that is synchronized with a peak of QRS Complex
(highest of R wave).
• Unstable SVT (50 – 100 J)
• Unstable Atrial Fibrilation (200J)
• Unstable Atrial Flutter (50 – 100J)
• Unstable Regular monomorphic tachycardia (100J)
OBAT-OBATAN
Adrenalin:
Adrenalin atau epinefrin merupakan obat yang harus segera diberikan pada pasien yang
mengalami henti jantung selama kurang dari dua menit dan disaksikan.
Adrenalin termasuk golongan katekolamin yang bekerja pada reseptor alfa dan beta
sehingga menyebabkan vasokonstriksi perifer melalui reseptor alfa adrenergik. Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa pemberian adrenalin dengan dosis tinggi pada
penderita henti jantung dapat memberikan perbaikan klinis
Indikasi pemberian adrenalin adalah pada pasien dengan asistol dan PEA (Pulseless Electrial
Activity) dan fibrilasi ventrikel atau takikardi ventrikel tanpa nadi yang gagal dengan terapi
defibrilasi. Adrenalin pada kasus asistol atau PEA diberikan sejak siklus pertama dan
diulang setiap 3-5 menit. Sedangkan pada kasus fibrilasi ventrikel atau takikardi ventrikel
tanpa nadi, adrenalin diberikan setelah defibrilasi pertama gagal
Dosis yang diberikan untuk dewasa adalah 0.5-1.0 mg secara intravena atau dapat
diencerkan dengan akuades menjadi 10 ml. Dosis yang digunakan pada anakanak yaitu 10
mcg/kgBB
OBAT-OBATAN
Amiodaron:
Amioidaron merupakan anti-aritmia yang memiliki efek pada kanal natrium, kalium,
kalsium, dan juga memblokade reseptor alfa dan beta adrenergik.
Amiodaron diberikan kepada pasien dengan fibrilasi ventrikel atau ventrikel takikardi
tanpa nadi. Obat ini diberikan diantara fibrilasi ketiga dan keempat pada pasien yang
tidak merespon dengan pemberian vasopressor dan terapi defibrillator.
Dosis pemberian amiodaron adalah sebagai berikut: 300 mg bolus untuk pemberian
pertama kali dan kemudian dapat ditambah 150 mg. Selanjutnya, pemberian
amiodaron dapat dilanjutkan dengan pemberian melalui infus dengan dosis pemberian
15 mg/kgBB selama 24 jam.
OBAT-OBATAN
Natrium bikarbonat:
Pemberian natrium bikarbonat dipertimbangkan diberikan pada pasien dengan
hyperkalemia, terapi asidosis metabolik, terapi pada overdosis trisiklik anti depresan,
dan protracted arrest (lebih dari 15 menit).
Diberikan iv dengan dosis awal : 1 mmol/kgBB, baik berupa bolus ataupun dalam
infus setelah selama periode 10 menit. Dapat juga diberikan intrakardial, begitu
sirkulasi spontan yang efektif tercapai, pemberian harus dihentikan karena bisa terjadi
metabolik alkalosis, takhiaritmia dan hiperosmolalitas.
Natrium bikarbonat dan adrenalin atau kalsium tidak boleh dicampurkan bersamaan
karena dapat saling menginaktivasi, mengendap, dan menyumbat jalur intravena
OBAT-OBATAN
Lidokain:
Lidokain termasuk dalam golongan natrium channel blocker yang biasanya
digunakan sebagai alternatif anti-aritmia. Pemberian lidokain tidak dapat
meningkatkan ROSC secara konstan dan tidak berhubungan dengan perbaikan
klinis pasien untuk dapat dipulangkan dari rumah sakit
Dosis awal diberikan 1 mg/kgBB bolus yang dapat ditambah 0.5 mg/kgBB
selama resusitasi.
Efek samping dari pemberian lidokain adalah bicara tidak jelas (slurred speech),
penurunan kesadaran, kejang, hipotensi, bradikardi, dan asistol.
OBAT-OBATAN
• Sulfas atropine:
• Sulfas atropine meningkatkan konduksi atrioventricular dan automatisitas
nodus sinus. Atropine diindikasikan pada kasus bradikardia yang disertai
dengan hipotensi, ventricular ektopi, atau gejala yang berhubungan dengan
iskemia miokardium, second-degree heart block dan third-degree heart block
• Dosis yang direkomendasikan pada kasus bradikardia untuk dewasa adalah 0.5
mg IV setiap 3-5 menit dengan total dosis yang diberikan 3 mg. Untuk anak-
anak dapat diberikan dengan dosis 0.02 mg/kgBB dengan minimum dosis 0.1
mg dan dosis maksimal 1 mg (anak-anak), 3 mg (remaja) yang dapat diulang
setiap 3- 5 menit.
• Perlu diperhatikan juga bahwa pemberian atropine dapat menyebabkan irama
sinus takikardia setelah resusitasi.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH!!