Anda di halaman 1dari 45

Aritmia Management

2020 AHA GUIDELINES UPDATE


Pendahuluan
The Process of Dying*
Primary ventricular
fibrillation
0 min

Primary Asystole

Alveolar anoxia 2-3 min Code blue

?
Asphyxia:
(Airway Obstruction) 5-12 min
(Apnea)
Circulatory Arrest

Pulmonary Failure

Shock

Brain Failure
*Safar P. Cerebral resuscitation after cardiac arrest: research initiatives and
future directions. Ann Emerg Med 22:324,1993
In-Hospital Cardiac Arrest
Bradikardia
Takikardia
Cardiac arrest
Cardiac Arrest / Henti Jantung
1. Pasien tidak sadar
2. Tidak ada nafas dan tidak teraba nadi
3. EKG:
Ventricular Fibrillation (VF)

Pulseless Ventricular Tachycardia (VT)

Pulseless electrical activity (PEA)

Asistole

Hasil penelitian :
Gbr EKG pada saat terjadi serangan jantung , sekitar 60%-70%
adalah irama Ventricular Fibrilasi (VF)
Intra Hospital Cardiac Arrest
Management
1. CPR
2. Airway Management BHD

3. Breathing Management BHL

4. Defibrillation
5. Drugs Management

ROSC Management
Survival with CPR
Early CPR

CPR

CPR
CPR
Terapi Listrik
Direct Current Shock (DC Shock)

Definisi
Suatu alat yang dapat menghasilkan kejutan arus
searah yang terkontrol pada pasien untuk
menghentikan berbagai macam takiaritmia.
Tujuan

Defibrilasi menyebabkan jantung berhenti dan secara


singkat mengakhiri semua aktifitas listrik, Bila
jantung masih dapat bekerja, pacu jantung
normalnya dapat mengembalikan aktivitas listrik
Indikasi

• Defibrilasi
➢ Suatu tindakan pengobatan menggunakan aliran listrik
secara asinkron

➢ Energi yang digunakan


Monophasik : 360 joule
Biphasik : 150 - 200 joule

➢ Indikasi :
VF atau VT tanpa nadi
…lanjutan indikasi

• Kardioversi
➢ Suatu tindakan pengobatan menggunakan aliran listrik
sinkron.

Indikasi
➢ Takikardia Ventrikuler : energy awal 100 joule dan dapat
ditingkatkan bila belum berhasil.
➢ Takikardia Ventrikuler tipe Torsade de Pointes : mulai 100
joule.
➢ Atrial Fluter : kardioversi mulai 50 joule
➢ Atrial Fibrilasi : kardioversi mulai 100 joule
➢ Takikardia Supraventrikuler : mulai dengan 50 J
Jenis DC Shock

Biphasic Monophasic

Posisi Padle
Early Defibrilation
SHOCK THERAPY
(Recommendation AHA 2015)

Patient Defibrilasi Kardioversi

Adult Bi phasic = 120-200 J Bi phasic = 100-200 J


Monophasic = 360 J Monophasic = 200 J

Pediatrik 1st = 2 J/kg 0.5-1 J/kg (may


2nd = 4 J / kg increase to 2 J/Kg)
Maks = 10 J/kg
• Siapkan defibrilator
• Siapkan paddle
• Tempel paddle
• Isi energi: CHARGE
• Stop CPR
• I’m clear, you’re clear,
everybody’s clear
• Lakukan shock: • Koneksi Listrik
• Atur pilihan:
DISCHARGE • 360 Joule (monofasik)
atau 120-200 Joule (bifasik)
• Angkat paddle • unsynchronized
• Lanjutkan CPR
• Evaluasi monitor
• Siapkan defibrilator
• Siapkan paddle
• Tempel paddle
• Isi energi: CHARGE
• Stop CPR
• I’m clear, you’re clear,
everybody’s clear
• Lakukan shock:
DISCHARGE
• Angkat paddle
• Lanjutkan CPR
• Evaluasi monitor
• Siapkan defibrilator
• Siapkan paddle
• Tempel paddle
• Isi energi: CHARGE
• Stop CPR
• I’m clear, you’re clear,
everybody’s clear
• Lakukan shock:
DISCHARGE
• Angkat paddle
• Lanjutkan CPR
• Evaluasi monitor
Obat dalam ACLS
Epinefrin
• Mekanisme kerja
Epinefrin HCl merangsang reseptor α dan β adrenergic.
Dominasi reseptor α di pembuluh darah menyebabkan
peningkatan resistensi perifer yang berakibat peningkatan
tekanan darah. Epinefrin mengaktifasi reseptor β1 di otot
jantung, sel pacu jantung dan jaringan konduksi

• Dosis
Cardiac arrest Epinefrin HCl 1 mg bolus IV, diberikan setiap 3-5
menit, dibilas (flush) dengan 20 ml cairan IV. Dapat dilanjutkan
dengan dosis pemeliharaan: 1 mg dalam 250 ml NaCl 0,9% atau
D5W, diberikan mulai 1/menit IV, dinaikkan 3-4 g/menit IV.
Amiodaron
• Digunakan secara luas untuk fibrilasi atrial dan
takiaritia ventrikuler. Selain itu untuk mengontrol
kecepatan nadi pada aritmia atrial dan pada
pasien dengan fungsi ventrikel kiri yang menurun
jika pemberian digoksin sudah tidak efektif.

• Dosis
Pada henti jantung 300 mg IV cepat.
Pertimbangkan pemberian berikutnya sebanyak
150 mg IV dalam 3-5 menit. Dosis kumulatif
maksimum 2,2 gram IV/24 jam.
Sodium Bikarbonat
• Mekanisme Kerja
Sodium bikarbonat mengatasi asidosis jaringan dan
asisosis selama henti jantung maupun resusitasi
(akibat rendahnya perfusi). Untuk menguatkan
ventilasi alveolar dan mengembalikan perfusi
jaringan, pertama-tama dilakukan kompresi dada,
dilanjutkan mengembalikan sirkulasi spontan secara
cepat.

• Dosis
1 mg/kgBB IV bolus.
Lidokain
• Indikasi
Diberikan pada henti jantung dengan irama VF/VT
tanpa nadi. Bisa juga diberikan pada VT stabil,
dengan kompleks QRS lebar dengan tipe yang tidak
jelas. Dapat diberikan melalui selang endotrakeal.

• Dosis awal 1-1,5 mg/kgBB IV bolus.


Untuk VF refrakter; 0,5-0,75 mg/kgBB IV diulangi 5-
10 menit kemudian, dengan dosis maksimum 3
ml/kgBB.
Dosis tunggal 1,5 mg/kgBB IV pada henti jantung.
Pemberian melalui trakea 2-4 mg/kgBB
Magnesium Sulfat
Indikasi
Dianjurkan digunakan pada henti jantung hanya jika terjadi torsades
de Pointes atau hipomagnesimia.
VF refrakter (setelah pemberian lidocain).
Torsades de pointes dengan nadi.
Mengobati ventrikel aritmia yang disebabkan intoksikasi digitalis.
Pemberian profilaksis pada IMA tidak dianjuran.
Dosis
• Torsades de pointes (tanpa henti jantung): bolus 1-2 g dicampur
dalam 50-100 cc D5W selama lebih dari 5-60 menit IV. Lanjutkan
dengan 0,5-1 g/hari IV.
• Infark miokard akut jika ada indikasi: bolus 1-2 g dicampur dalam
50-100 cc D5W selama 5-60 menit IV. Ikuti dengan 0,5-1 g/hari IV.
Team Positions (AHA 2015)
(AHA 2015)
Algoritme Henti Jantung
AHA 2015
RJP

SHOCKABLE?

RJP 2 MENIT

SHOCKABLE?

RJP 2 MENIT

SHOCKABLE?

RJP 2 MENIT
RJP

SHOCKABLE?

RJP 2 MENIT Saat RJP


Pasang akses intravena . Bila sudah
terpasang sebelumnya, periksa apakah
SHOCKABLE? masih berfungsi

Setelah dua menit


RJP 2 MENIT Stop kompresi dada (RJP)
Evaluasi monitor (waktu dibatasi 10 detik)
Lanjutkan kompresi dada (RJP)
SHOCKABLE?

RJP 2 MENIT
RJP

SHOCKABLE?

RJP 2 MENIT

SHOCKABLE?

RJP 2 MENIT

SHOCKABLE?

RJP 2 MENIT
RJP

SHOCKABLE?

RJP 2 MENIT

SHOCKABLE?

RJP 2 MENIT

SHOCKABLE?

RJP 2 MENIT
RJP

SHOCKABLE?

RJP 2 MENIT

SHOCKABLE?
Lakukan manajemen jalan napas lanjut seperti
RJP 2 MENIT intubasi endotrakeal, laryngeal mask airway (LMA).
Bila menggunakan pipa endotrakeal:
• Frekuensi ventilasi dapat 8-10 x/m dan kompresi
SHOCKABLE? dinding dada dapat dilakukan 100 x/m tanpa
terputus
• periksa posisi pipa endotrakeal: auskultasi,
RJP 2 MENIT kapnograf
• fiksasi pipa enfotrakeal
RJP

SHOCKABLE?

RJP 2 MENIT

SHOCKABLE?

RJP 2 MENIT

SHOCKABLE?

RJP 2 MENIT
RJP

SHOCKABLE?

RJP 2 MENIT

SHOCKABLE?

RJP 2 MENIT

SHOCKABLE?

RJP 2 MENIT
RJP

SHOCKABLE?
Amiodaron
- Dosis pertama 300 mg bolus
RJP 2 MENIT
- Dosis kedua 150 mg bolus

SHOCKABLE? Atasi penyebab henti jantung (yang reversibel)


5H - Hypovolemia
- Hypoxia
RJP 2 MENIT - Hydrogen ion (acidosis)
- Hypo-/hyperkalemia
- Hypothermia
SHOCKABLE? 5T - Tension pneumthorax
- Tamponade, cardiac
- Toxins
RJP 2 MENIT - Thrombosis, pulmonary
- Thrombosis, coronary
Return Of Spontaneous Circulation
(ROSC)
1. Hindari ventilasi
yang berlebihan
2. Frekuensi nafas
10-12x/mnt
3. Target ETC)2
35-45 mmHg
4. Titrasi FiO2
sampai minimal
dengan target
Sat O2 > 94%
1. 1-2 liter Normal
Saline /RL
2. Target hypotermia
: Cairan suhu 4 C
3. Epineprine
0.1-0.5
mcg/kg/mnt
4. Dopamine
5-10 mcg/kg.mnt
5. Norepineprine
0.1-0.5
mcg/kg/mnt
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai