Seorang ibu datang ke IGD dengan suaminya yang sedang tidak sadarkan diri.
Ventricular Fibrillation :
- Diberi Shock 360 joule
- Lanjutkan CPR 2 menit sambal pasang IV line
- Diberi shock lagi – lanjut liat bagan
Ventricular Tachycardi :
- Cek Nadi (Jangan langsung shock)
- Lanjut ABC kalau ada nadi
Asistol : Kita cek apakah true/false asistol. (Kemungkinan false kalo elektroda belum
terpasang)
CRP dihentikan apabila :
- Penolong kelelahan
- Datang penolong yang lebih mampu
- ROSC (Return of Spontaneous Circulation)
- Pasien meninggal
- Keluarga pasien meminta dihentikan
C. RESUME ANAMNESIS
Tn. M, laki-laki, 50 tahun, dengan keluhan nyeri dada sejak 3 jam yang lalu. Nyeri dada
muncul saat pasien berolahraga tenis, dan menghilang saat pasien beristirahat. Nyeri dada
seperti ditindih, pasien tidak bisa menunjuk lokasi nyeri dada yang dirasakan, nyeri dada
menjalar hingga ke lengan kiri dan punggung. Nyeri dada berlangsung sekitar 25 menit.
Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Pasien memiliki riwayat
hipertensi. Ibu pasien meninggal karena penyakit jantung coroner. Pasien memiliki
kebiasaan merokok 2 bungkus/hari.
Karakteristik pasien
1) Pria lebih mendominasi
2) Memiliki aterosklerosis non coroner (arteri perifer/karotis)
3) Memiliki Riwayat dahulu penyakit jantung coroner
4) Memiliki Faktor Risiko:
1. Merokok
2. Sindrom metabolik : seperti diabetes
3. Dislipidemia
4. Riwayat penyakit jantung pada keluarga
5. Hipertensi
6. Usia :
Laki – laki : 30 – 40 th
Perempuan : Pada saat menopause
PEMERIKSAAN FISIK (Bakal diminta interpretasi sendiri. Hasil pemeriksaan fisik pasien ACS
normal aja, kalau ada kelainan berarti sudah di tahap komplikasi)
1. Tanda Vital :
BP: 120/80
RR: 21
Nadi: 110
Suhu: 36,5
*Bakal ditanya MAP (Mean Arterial Pressure) → rumus : 1/3 (2 diastol + 1 sistol) = 93
2. SPO2 : 92 % in room air (Kalau <90 % nanti di TALAK harus diberikan Oksigen)
3. Pemeriksaan Thorax khusus JANTUNG
- Inspeksi : Dinding thorax datar, pergerakan nafas simetris, tidak ada scar, dll.
- Palpasi: iktus kordis teraba di ICS 5 linea midklavikularis sinistra
- Perkusi: di skipppp!!! Karena pasien udah kesakitan karena nyeri dada, masa kita
ketuk2. Itu jar sidin
- Auskultasi :
Lokasi auskultasi
• Katup pulmonal: ICS 2 linea parasternalis sinistra
• Katup aorta: ICS 2 linea parasternalis dextra
• Katup tricuspid: ICS 4 linea parasternalis sinistra
• Katup mitral: ICS 5 linea midclavicularis sinistra
Laporannya: S1 dan S2 tunggal, tidak terdengar adanya S3 gallop, tidak ada suara
jantung tambahan / murmur
**TAMBAHAN
- Tekanan Darah : Tekanan di dalam sistem arteri utama tubuh sebagai ukuran kekuatan
yang digunakan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
- Tekanan Sistolik : Tekanan darah maksimum selama kontraksi ventrikel
- Tekanan Diastolik : Tekanan minimum yang dicatat sesaat sebelum kontraksi ventrikel
berikutnya
- Cardiac Output : Jumlah volume darah yang dipompa oleh ventrikel kiri jantung selama
semenit
- Stroke Volume : Jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel kiri dalam satu kali
kontraksi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG (Elektrokardiogram)
Irama : Sinus
HR : 75x/menit
Aksis : Normoaksis
Gel P : 0,12 s
Interval PR : 0,2 s
Interval QT : 0,4 s
Komp. QRS : 0,08 s (sempit)
Patologis : ST Elevasi Inferior (II,III,aVF)
Diagnosis : STEMI Inferior dengan onset 3 jam yang lalu
*Pasang Sadapan Tambahan RV (kanan) V3R-V4R → Curiga iskemi di ventrikel kanan
karena dialiri oleh pembuluh darah yang sama yaitu RCA (Right Coronary Artery)
6. Setelah diberi obat2an, dipasang IV line → Normal Saline 8 tpm , sediaan 500 cc.
7. Lalu ambil darah pasien untuk pemeriksaan lab. (10 cc darah)
3. Pemeriksaan Laboratorium : SEBUTIN DETAIL APA YANG MAU DICEK!!! *Kalo STEMI ga
perlu nunggu hasil lab. Jadi cuma setor darah aja ke lab, langsung terapi awal.
- Biomarka Jantung *ini sebutin pertama kali
Kasus Nilai normal
Troponin T 120 ng/ml < 50 ng/ml
CK-MB 180 IU/l 25 – 150 IU/l
Mioglobin 100 ng/ml ≤ 70 ng/ml
- Elektrolit : Beri nilai normal !
Kasus Nilai normal
Natrium 145 mmol/L 135 – 145
Kalium 5 mmol/L 3,5 – 5,0
Kalsium 4,5 mmol/L 4,0 – 5,5
Chlorida 100 mmol/L 94 – 111
Magnesium 2 mmol/L 1,5 – 2,5
5. TERAPI DEFINITIF *Bertujuan untuk reperfusi. Bisa dilakukan jika onset <12 jam.
Ada 2 pilihan :
a. Percutaneous Coronary Intervention (PCI) → Bisa dilakukan jika faskes punya cath
lab (kateterisasi jantung dan angiografi) dan harus dilakukan dalam waktu <90 menit.
Jika faskes tidak punya cath lab, cari rumah sakit rujukan yang bisa ditempuh dan
pasien bisa langsung dilakukan tindakan dalam waktu <120 menit. Bila tidak
memungkinkan, langsung berikan fibrinolitik.
b. FIBRINOLITIK : Sebagai trombolitik dengan cara mengaktifkan plasminogen untuk
membentuk plasmin yang akan mendegradasi fibrin & trombus. Boleh dikasih jika
onset pasien <12 jam. Obat fibrinolitik harus diberikan dalam waktu <30 menit. Pilihan
obat :
Alteplase (sediaan 50 mg/vial) → Golongan spesifik. Cara penggunaan :
1. Berikan loading dose 15 mg IV Bolus
2. Dalam waktu 30 menit selanjutnya berikan dosis 0,75 mg/kgBB IV (max.50 mg)-infus
3. Dalam waktu 60 menit selanjutnya berikan dosis 0,5 mg/kgBB IV (max.35 mg)-infus
TOTAL pasien mendapatkan dosis 100 mg ( 2 vial ) dalam 100 menit.
Streptokinase (sediaan Injeksi 1,5 jt Unit) → Golongan non spesifik. Cara
penggunaan: 1,5 jt unit IV dalam 30-60 menit dalam larutan normal saline 0,9 % 100
ml (diencerkan)
ATTENTION !!!!
Harga Streptokinase : 1,5 juta an
Harga Alteplase : 4-7 juta an
**Kedua obat diatas tidak mengandung babi!!
Kontraindikasi Fibrinolitik
a. Kontraindikasi relatif :
- Hipertensi berat yaitu tekanan darah >180 / 110 mg.
- Dalam terapi antikoagulan oral
- Riwayat trauma dalam satu bulan terakhir termasuk cedera kepala atau resusitasi
jantung > 10 menit atau riwayat operasi mayor dalam kurang dari 3 minggu.
- Riwayat pendarahan internal dalam 4 minggu terakhir
- Riwayat terapi streptokinase sebelumnya
- Riwayat alergi dengan streptokinase
- Kehamilan
- Tukak lambung aktif
- Hipertensi kronik berat
- Resusitasi yang gagal
b. Kontraindikasi Absolut :
- Riwayat stroke hemoragik dalam 1 tahun terakhir.
- Neoplasma intrakranial
- Pendarahan internal yang aktif
- Kecurigaan adanya diseksi aorta.
6. MONITORING
1) Monitoring di ruang ICCU (Intensive Cardiovascular Care Unit)
2) Cek lagi TV, MAP, EKG, SpO2
3) Jika Terjadi Komplikasi :
- Gagal Jantung : Gejala khas seperti dispneu, sinus takikardi, S3 Gallop atau ronkhi
pulmonal, dilatasi ventrikel kiri, berkurangnya fraksi ejeksi. → Lakukan penilaian
hemodinamik (px.fisik lengkap, EKG, SpO2, BP, urine output) setiap jam. → Furosemid
inj 10 mg/ml (sediaan 10 mg/ml amp) atau Digoksin inj 0,25 mg/ml (sediaan 250
mcg/ml amp)
- Syok Kardiogenik : Biasanya hipotensi (sistolik <90 mmHg), takikardi saat istirahat,
perubahan status mental, oliguria, ekstremitas dingin, dan kongesti paru. →
Dobutamin inj 12,5 mg/ml (sediaan 50 mg/ml amp) atau dopamine inj 40 mg/ml
(sediaan 20 mg/ml amp)
4) Setelah reperfusi perlu diberikan:
• Beta Blocker : Untuk anti iskemi (karena dapat menurunkan HR dan kontraktilitas
→ jadi demand nya berkurang). Bisoprolol 1,25mg tab/hari, 1 kali sehari (oral
tab)
• ACE-inhibitor : Efek di anti remodelling (mengurangi efek remodelling stlh
terjadinya ACS). → Long acting: Ramipril dosis 2,5mg tab/hari, oral, 1 kali sehari.
Short acting (butuh 2-3 kali sehari): Captopril 6,25mg dulu. Intoleransi thdp ACE-
inhibitor → kasih gol ARB (Angiotensin II Reseptor Blocker): Kandesartan 8mgx1
(tab 8)
5) Pasien ACS tidak boleh pulang min 3 hari dan harus di observasi dulu, krn ACS
banyak sekali komplikasinya walaupun sudah dilakukan PCI dan Fibrinolitik.
6) TERAPI JANGKA PANJANG :
- DAPT (Aspirin 80 mg + Clopidogrel 75 mg) diindikasikan hingga 12 bulan
- Aspirin dosis rendah (75-100 mg) diindikasikan seumur hidup