Anda di halaman 1dari 16

Luthfianisa Azhari / 14711057

EKG
YANG PERLU DI INGAT :

1. LETAK MASING2 PACEMAKER

- Yang bisa menghasilkan listrik :

 nSA : 60-100 x/menit  PACEMAKER UTAMA

 nAV : 40-60 x/menit

 Purkinje : 20-40 x/menit

 Pacemaker lain yang tersebar di atrium & ventrikel  tp kekuatannya

kecil (lebih rendah dr purkinje)  jika dia teraktifkan  FIBRILASI

jika nSA masih sehat, nAV dan Purkinje tidak boleh kerja  jika dia berkerja,

maka terjadi ESTRASISTOL

2. ARAH PENJALARAN IMPULS

Arahnya : Right Bundle Branch

(RBB)

Dari Nsa  Traktus internodus  nAV  berkas His

 Purkinje Left Bundle Branch

(LBB)

 Gelombang P : depolarisasi atrium

 Kompleks QRS : depolarisasi ventrikel & terjadi repolarisasi atrium  nilai

normal : 1-3 kotak kecil

 Segmen ST & T : repolarisasi ventrikel

 Interval PR :
Luthfianisa Azhari / 14711057

- Yaitu dr awal gel. P sampai awal QRS

- Merupakan fase peralihan dari depolarisasi atrium menuju

depolarisasi ventrikel  yaitu merupakan jeda

- Nilai normal : 3-5 kotak kecil

 QT :

- Yaitu dr awal Q sampe akhir gelombang T

- Merupakan depolarisasi & repolarisasi ventrikel

- Nilai normal < 10 kotak kecil

SINDROM KORONER AKUT

SKA ada 3 Fase :

ISKEMIA INJURY INFARK

Pasien baru megap2 pasien sdh “sakaratul maut” sudah mati selnya

ISKEMIA

Tanda Gambaran EKG :

1. ST DEPRESI  segmen ST yg J pointnya dibawah garis isoelektris

J point : awal dr akhir kompleks QRS

Contoh beberapa bentuk segmen ST yg sering pd EKG :

a. b. c.

2. T INVERTED (T terbalik)
Luthfianisa Azhari / 14711057

INJURY

Tandanya :

- ST ELEVASI  J point diatas garis isoelektris

INFARK

Tandanya :

- Q PATOLOGIS  gelombong Q yg lebar & dalamnya > 1 kotak kecil

- Normalnya : malah jarang keliatan

- Q patologis blm tentu ada ketika kita periksa, munculnya bisa 2-3 jam

setelah onset  akan tetapi ST elevasi & dll bisa langsung muncul setelah

onset

1. STEMI

Syarat utama :

 HARUS ADA ST ELEVASI

 HARUS ADA Q PATOLOGIS  karena dia infark

 Variasi (tidak harus ada)  T Inverted

2. NSTEMI

Syarat :

 TIDAK BOLEH ADA ST ELEVASI


Luthfianisa Azhari / 14711057

 HARUS ADA Q PATOLOGIS

 Asesoris :

- ST depresi

- T Inverted

3. UAP (unstable angina pectoris)

Syarat :

 TIDAK BOLEH ADA Q PATOLOGIS  karena dia belum infark

 Asesoris (mungkin bisa ada) :

- ST elevasi

- ST depresi

- T Inverted

 jika ada ST elevasi, tapi tidak ada Q patologis  tidak boleh Dx STEMI, tetapi

Dx nya : UAP / suspek STEMI  Dx berubah jd STEMI ketika sudah ada hasil px

enzim biomarker (troponin T meningkat 2-3 jam pasca onset)

 jika dia ada SUSPEK STEMI (ada elevasi ST, tapi tidak ada Q patologis)

 cek ulang jam ke 2 dan ke 3 pasca onset  jika ada Q patologis Dx

menjadi STEMI

TERAPI AWAL
Luthfianisa Azhari / 14711057

Tx awal NSTEMI, STEMI, DAN UAP = SAMA, urutannya : ONMAKO

O = Oksigen dan cairan

- oksigen : 2-4 Liter (mulai dari dosis rendah)

- cairan : NaCl 0,9% atau Dextrose 5%  20 tpm/menit

N = nitrat / nitrogliserin

- Nitrat  ISDN 5 mg (1 tab = 5 mg) Sublingual, 1x1

Nitrat : VASODILATOR, shg Kontraindikasi untuk :

 Hipotensi

 Bradikardia

- Nitrogliserin 0,04 mg (1 tab = 0,04 mg) Sublingual  bisa digunakan 3x1,

dg jeda paling cepat 5 menit  jarang ada di puskesmas

M = Morfin

- Digunakan :

>Nitrat GAGAL

>Tidak ada Nitrat

>Ada kontraindikasi penggunaan Nitrat

- Dosis : 2-4 mg IV, tiap 5 menit (HARUS 5 menit, u/ menghindari efek

samping)

Max dosis : 20 mg/24 jam (lazimnya diberi 2,5 mg/x)

- CUMA ADA DI RS YANG DI IZINKAN (yg ada di RS tipe A & B)

- PENGGANTI Morfin (jika morfin tdk tersedia) :

 Petidin Injeksi 25-50 mg IV (jika susah IV, maka bisa IM)

 Tramadol (derivat opium) Injeksi 25-50 mg IV (jika susah IV, maka bisa

IM)

A = Aspirin (atau Antiagregasi/antitrombus)

- 1 tab = 80 mg, 100 mg; dosisnya 160-325 mg/hr


Luthfianisa Azhari / 14711057

- Fungsi : sbg antiagregasi platelet/trombus  mencegah trombus atau

platelet melekat pd endotel yang rusak

- Masalahnya adalah ADA EFEK SAMPINGNYA :

1. Meningkatkan ovensif pd lambung  dispepsia, mual, muntah 

semakin kekurangan cairan

2. Perdarahan  bentuknya : epistaksis, gusi berdarah, melena,

hematemesis, ptekie, konjungtiva anemis

Karena sifat aspirin sbg penghambat faktor koagulan (karena dia

mengencerkan)

K = Klopidogrel

- Digunakan jika ada efek samping aspirin

- Fungsi : antiagregasi platelet

- Kelebihan :

 Tdk mnybbkan peningkatan ovensif di lambung & perdarahan

- Kelemahan :

 Mahal, tidak ditanggung BPJS

- Dosis : 300 mg/hr ; 1 tab : 75 mg  jd 1x minum 4 tablet saat angina

Paling sering orang angina diberi kombinasi :

1. ISDN + Aspirin ; atau

2. ISDN + klopidogrel  paling sering digunakan

O = OTHER DRUGS

1) Diazepam

- dosis 3 x 2-4 mg, IV / tab

- u/ menghilangkan cemas, agar jantung tdk bekerja makin keras


Luthfianisa Azhari / 14711057

- efek samping : depresi pernapasan  jika 1 kali pemberian 8 mg

2) Obat Pencahar

- Dulkolax : 1 x 10 mg (sediaan : 5 mg; 1x minum, 2 tab)

- Karena jika ngeden nanti meningkatkan aktivitas jantung

3) Trombolitik

- Bedanya dg antitrombosis yaitu : dia menghancurkan yg sudah terlanjur

melekat

- Obatnya : streptokinase 1,5 juta IU dlm 1 jam IV

- Indikasi :

 Umur < 75 th

 Onset angina < 12 jam

 Ada indikasi infark (Q patologis & enzim jantung meningkat)

 STEMI

 Ada blokade BBB (right atau left)

 Gambaran BBB :

 Ada gelombang P, tapi QRS nya > 3 kotak kecil

 Perbedaan RBBB & LBBB

 RBBB  jika kelainan ditemukan di V1

 LBBB  jika ditemukan V5 & V6

 Jika 22 nya (RBBB & LBBB) ada  complete BBB

4) Antikoagulan

- Heparin  5000 IU, IV

- Indikasi :

a. Jika SKA disertai fibrilasi (karena fibrilasi  getar  resiko trombus 

bisa menyumbat arteri kecil (ex: otak)  STROKE) /disertai dg adanya

kondisi infark yg luas (Q patologis ditemukan banyak sadapan)

b. Dia membutuhkan bedah revaskularisasi


Luthfianisa Azhari / 14711057
Luthfianisa Azhari / 14711057

ARITMIA

- Yaitu suatu keadaan dimana irama jantung bukan NORMOSINUS

- cara menentukan NORMOSINUS :

 ROLE OF TEN  tp tdk aplicable u/ praktek

 Jika satu kali lihat bisa langsung tau  pake ALGORITMA SINUS

ALGORITMA SINUS

Lembar EKG

Lihat Lead II

(1) P (+)  SINUS

Lihat gelombang P ? (2) P (-)  lihat lead III

(1) P (+) (2) P (-)

SINUS ARITMIA

(irama junctional atas)

(2) P menghilang

QRS NORMAL - QRS LEBAR

(1-3 kotak kecil) - BENTUK JELEK

ARITMIA ARITMIA

(irama junctional tengah)

IRAMA VENTRIKULAR (PURKINJE)

Setelah di lead II P (+) SINUS


Luthfianisa Azhari / 14711057

Tentukan itu NORMOSINUS ATAU TIDAK ?

TIDAK NORMOSINUS NORMOSINUS

ARITMIA

1. SINUS TAKIKARDIA (ST)

- FDJ : > 100-150 x/menit

- Irama REGULER

 Dikatakan aritmia jika : diperiksa saat istirahat

 Jika diperiksa saat habis capek2 & dll  itu wajar jika terjadi ST

Jika pasien dtg jalan kaki, diamkan dulu minimal 30 menit

2. SINUS BRADIKARDIA

- FDJ : < 60 x/menit

- Irama REGULER

- Terdapat bradikardia fisiologis  pd atlet yg rajin berlari  punya VO2 max

meningkat shg 1x napas oksigen yg masuk meningkat  oksigen didarah

meningkat  sehingga jantung tdk perlu memompa banyak sudah terpenuhi

3. SINUS ARITMIA (SA)

- Yaitu sinus yang jarak R-R tdk sama (IREGULER)

- Ada 2 tipe :

 S.A Respiratoir  dipengaruhi oleh pernapasan


Luthfianisa Azhari / 14711057

 S.A Kardiak  tidak dipengaruhi pernapasan

- Jika nemu  ulangi EKG  tapi suruh tahan napas  1) jika R-R Reguler 

SA respiratorik  dipengaruhi penyakit paru kronis; 2) jika R-R irreguler 

kardiak

Yang sering muncul :

4. SUPRAVENTRIKULAR TAKIKARDIA (SVT)

- Sinus takikardia yg FDJnya > 150 x/menit

- SVT berasal dari pacemaker di atrial (nSA)

- Ciri khas :

 Pada ST  walaupun R-R rengket/mepet  tapi tetap bisa ditemukan

DUA DOM (gelombang P & T)

 Sedangkan SVT  gelombang P & T tumpang tindih (jd hanya ada 1

DOM)

5. ATRIAL FIBRILASI & ATRIAL FLUTTER

- 22 nya tidak mungkin asalnya dr pacemaker, pasti dari ruang

(ATRIUM/VENTRIKEL)  mangkanya ada [ATRIUM FIBRILASI & ATRIUM

FLUTTER] dan [VENTRIKEL FIBRILASI & VENTRIKEL FLUTTER]

- Bedanya Flatter & Fibrilasi :

1. Flutter  Dalam 1 waktu ada 1 pacemaker yg aktif/menghasilkan impuls

dg kecepatan sangat tinggi

Ciri flutter :

 Bentuk gelombang rapi atau sama


Luthfianisa Azhari / 14711057

 R-R reguler (karena Cuma 1 pacemaker)

2. Fibrilasi  Dalam 1 waktu ada > 1 pacemaker yang menghasilkan impuls

dg kecepatan sangat tinggi

Ciri Fibrilasi :

 Bentuk kacau/tdk sama  karena pabriknya banyak

 R-R Irreguler

- Bedanya Flutter & Fibrilasi di Atrium & Ventrikel :

Atrium :

 masih ada gelombang P

 ditemukan QRS normal

Ventrikel :

 tidak ada gelombang P

 Ada QRS, tp jelek

- CIRI KHAS :

ATRIAL FLUTTER :

 P nya bergetar, mangkanya P nya sama

 R-R reguler

 QRS normal

VENTRIKULAR FLUTTER

 TIDAK ADA GELOMBANG P

 Bentuk relatif SAMA

 R-R reguler

 QRS tidak normal

ATRIAL FIBRILASI

 Bentuk kacau

 P nya datar, tapi masih ditemukan QRS normal

 R-R reguler
Luthfianisa Azhari / 14711057

VENTRIKULAR FIBRILASI (VF)

 R-R kacau/irreguler

 Tidak ada gelombang P

 QRS tidak ada

 Laju tidak dapat ditentukan

6. VENTRIKEL TAKIKARDIA (VT)

- nSA sudah mati, nAV sudah mati, jadi pacemakernya dari ventrikel (FDJ 20-

40x/m)

- pd VT FDJnya : > 150x/m

- ada 2 bentuk :

a. VT monomorfik (bentuk yg ringan)

 seperti gergaji  satu bentuk

 tidak ada gelombang P

 QRS lebar

 Irama REGULER

b. VT polimorfik (berat)

 Irama reguler/irreguler

 Tidak ada gelombang P

 QRS lebar, dan bentuknya aneh

PENANGANAN AWAL ARITMIA :

1. Tx untuk SVT

Ciri khas :

 Pasien dada sesak

 Kesadaran menurun (mungkin)

 Nadi kencang
Luthfianisa Azhari / 14711057

Jika sinus takikardia  pasien masih sadar

Jika pasien sudah tdk sadar  SVT atau Atrial Fibrilasi

TX NON MEDIKAMENTOSA : Manuver/Manipulasi Vagal

Dg memberikan refleks vagal  vagal terangsang  shg FDJ turun karena

stimulasi ke jantung turun

Caranya :

a. Manuver karotis

Cara :

Cari pulsasi carotis  tekan pd salah satu sisi (kanan/kiri  tdk boleh 22

nya) tekan dg lembut dan dalam (jangan berulang2, tekan sekali & jgn

dilepaskan)  jika nadi sudah 120x/m  boleh dilepaskan

b. Valsava manuver

Dengan cara meniup

c. Merangsang reseptor vagus yg ada di saluran napas atas  pd pasien yg

sadar  dengan cara : beri minum yg sangat dingin

TX MEDIKAMENTOSA :

 Saat di IGD

- Digoxin tablet

Bisa menimbulkan 2 efek : 1) inotropik (+)  u/ obat gagal jantung (jika

dosis kecil : 1x1,5 tab / 2x1,5 tab); 2) inotropik (-)  menghambat

penjalaran impuls di ventrikel shg kontraksi ventrikel menurun  yaitu

pd dosis tinggi, yaitu :

Dosis max : 5 tab dalam 24 jam (1 tab : 0,25 mg)

Dosis usia > 50 th : 2 tab 1x minum

Dosis usia < 50 th : 3 tab 1x minum


Luthfianisa Azhari / 14711057

a) Pantau EKG, tunggu 1-2 jam (idealnya 2 jam, tunggu obat bekerja)

b) EKG ulang

FDJ <120 x/m FDJ >120 x/m

Tidak perlu dikasih digoxin lagi beri 1 tab digoxin lagi

Manintenance balik ke a) & b) dst, sampai max sdh diberikan 5

tab

- Beta bloker  yg beda dg obat HT : atenolol, metoprolol IV

- CCB  yg beda dg obat HT  verapamil IV

- Adenosin (YANG PERTAMA) IV dosis 6 mg

2. Tx untuk ATRIAL FIBRILASI atau Tx untuk SVT yang tidak mempan dg

pemberian antiaritmia (digoxin, adenosin)/jika kondisinya memburuk

Kodisi memburuk yaitu jika disertai :

- Angina

- Edema paru maka kardioversi

- Penurunan kesadaran

Kardioversi (dosis > kecil, jika defibrilator : dosis >

besar)

Karena dosis > besar, maka kardioversi u/ yang ringan, yaitu

:
Luthfianisa Azhari / 14711057

 SVT

 Atrial Fibrilasi yg diikuti kondisi

memburuk

 Ventrikel Takikardia

 Tx kardioversi (syncronize) (biasanya dg bifasik) : untuk yang

ringan

Dosisnya :

- SVT & Atrial flutter : 50-100 J

- Atrial fibrilasi : 120-200 J

- VT monomorfik : 100 J

 Tx defibrilator (unsyncronize) : untuk yg berat

- VT polimorfik & VF

- Dosisnya : (rata2 3x defib sdh ada perubahan)

Bifasik : 200 J

Monofasik : 360 J

Anda mungkin juga menyukai