BCLS/ACLS
Keterangan :
IHCA : In Hospital Cardiac Arrest ED : Emergency
Departement
OHCA : Out Hospital Cardiac Arrest Lab.Kat : Lab. Kateterisasi
EMS : Emrgency Medical system ICU : Intensive Care Unit
Rantai Kelangsungan Hidup Dalam BHD
Pengenalan Kejadian Cardiac Arrest dan Aktivasi Sistem Gawat Darurat
Segera
Identifikasi kondisi penderita dan lakukan kontak ke system gawat darurat
Informasikan segera kondisi penderita sebelum RJP pada orang dewasa
atau sekitar 1 menit setelah memberikan pertolongan RJP pada bayi dan
anak
Penilaian cepat tanda2 potensi cardiac arrest
Identifikasi tanda cardiac arrest atau henti napas
RJP Segera
Defibrilasi Segera
Perawatan Kardiovaskular Lanjutan yang Efektif
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
Algoritma Takikardia:
Evaluasi awal dan tatalaksana umun takiaritmia : (1-3)
Identifikasi factor penyebab
Evaluasi jalan napas
Tentukan kondisi takikardi stabil atau tidak stabil
Takikardi tidak stabil (4)
Takikardi dengan hemodinamik tdk stabil memerlukan usaha cepat
mengatasi takikardia dengan terapi listrik
Terapi listrik pilihan pada takikardia tidak stabil adalah kardioversi
tersinkronisasi
Kardioversi adalah pemberian syok listrik yg penghantarannya
disinkronkan dengan kompleks QRS
Pada pasien tidak stabil dengan takikardia QRS sempit teratur, sambal
mempersiapkan kardiovarsi dapat dipertimbangkan pemberian adenosine
terutama bila pasien tidak hipotensi
Pengantaran listrik yg tersinkronisasi ini akan menghindarkan pemberian
listrik pada masa refrakter relative yg dapat menyebabkan VF. Jika
memungkinkan buat akses IV sebelum kardioversi dan berikan sedasi jika
pasien sadar.
Kardioversi dimulai dengan dosis inisial tergantung pada bentuk irama
EKG. Bila irama EKG kompleks QRS sempit teratur, maka dosis inisial
50-100J. dosis inisial untuk QRS sempit tdk teratur 120-200J (bifasik) dan
200J(monofasik). Pada QRS lebar teratur dosis inisial 100J
(monofasik/bifasik). Bila QRS lebar tidak teratur/polimorfik kardioversi
tidak dilakukan.
Takikardia stabil, maka penolong memiliki waktu untuk membuat EKG 12
sadapan, mengevaluasi irama, menentukan lebar QRS dan menentukan pilihan
pengobatan
Takikardi stabil kompleks QRS sempit Teratur (5)
Manuver Vagal :
Pada takikardia kompleks QRS sempit teratur dapat dicoba maneuver
vagal.
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
namun lebih lambat dan lebih menghentak sebanyak 5 kali. Bila gagal
tindakan dapat diulang
Abdominal thrust :
Tindakan ini dilakukan hanya untuk anak di ats usia 1 tahun. Caranya
dengan berdiri atau berlulut dibelakang penderita. Letakkan lengan
penolong di bawah lengan penderita serta mengelilingi pinggangnya
Kepalkan tangan penolong serta letakkan antara umbilicus dan
sternum
Raih kepalan tersebut dgn tangan yang lain serta hentakkan ke arah
atas dan belakang (arah tubuh penderita)
Lakukan sebanyak 5 kali, serta pastikan bahwa tindakan yg dilakukan
tidak mengenai processus xyphoideus atau iga bagian bawah. Bila
gagal tindakan dapat diulang
Karena risiko trauma yg terjadi, setiap penderita yg telah dilakukan
abdominal thrust harus diperiksa dokter
Talak pada penderita tidak sadarkan diri :
Segera aktifkan layanan system gawat darurat, berikan kompresi 30x,
tidak diperlukan untuk memeriksa nadi, dilanjutkan dengan pemberian 2
napas bantuan.
Usahakan u/ memeriksa posisi benda asing setiap kali mulut penderita
terbuka saat dilakukan kompresi. Bila memungkinkan u/ dikeluarkan,
sebaiknya dikeluarkan
Pemberian O2 harus dilakukan secepatnya jika saturasi <94%
Nasal kanul adalah terapi oksigen-rendah, aliran rendah. Kecepatan aliran antara
1-5 ltr/menit
Sungkup sederhana adalah alat terapi O2 oksigen sedang aliran tinggi. O2 dapat
dialirkan 6-10 ltr/menit
Sungkup muka non-rebreathing memiliki kecepatan aliran O2 9-15 ltr/menit
Sungkup muka partial rebreathing merupakan alat system oksigen tinggi aliran
tinggi. Sungkup digunakan pada sakit kritis, dan edema paru akut, asma akut,
PPOK (sebelum ada intubasi)
Sungkup muka venture memiliki kecepatan aliran 10-12 ltr/menit. Sungkup muka
ini berguna pada PPOK. Alat ini termasuk system oksigen terkendali aliran tinggi
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
Alat pacu jantung transkutan adalah alat defibrillator manual yg memiliki fungsi
pacu jantung.
Prosedur tindakan :
Bila mungkin berikan sedasi (midazolam) pada pasien karena dapat
menyebabkan rasa nyeri dan tidak nyaman
Pasang pad elektroda. Anjuran pemasangan pad adalah pada posisianterior-
posterior dengan elektroda positif diletakkan di posterior punggung antara
scapula dan tulang vertebra dan elektroda negative diletakkan di anterior di
antara processus xyphoideus dan areola mammae kiri (posisiV2-V3). Pada
perempuan, payudara harus diangkat dulu. Alternative posisi pad adalah posisi
apeks-sternum dengan elektroda negative diletakkan pada apeks jantung dan
elektroda positif pada dada kanan bagian atas
Nyalakan defibrillator dan pilih mode pacing.
Pilih kecepatan laju pacu jantung (60-70x/menit)
Atur output pacu. Bila kondisi hemodinamik pasien tidak baik dapat dimulai
dengan output maksimal terlebih dahulu baru diturunkan dan output dipasang
5-10 mA. Tetapi bila kondisi masih memungkinkan, output disetel rendah ke
tinggi hingga terjadi pacu jantung, output dipasang 5-10 mA
Perhatikan cardiac capture, selalu konfirmasi cardiac capture dengan perabaan
nadi
Ambang pacu biasanya di bawah 80 mA
Alat-alat elektronik dapat mengganggu unit eksternal alat pacu, harus berjarak
min. 2 meter dari alat pacu.
RJP tidak perlu dilaksanakan bila :
Ada permintaan dari penderita atau keluarga inti
Henti jantung terjadi pada penyakit stadium akhir yang telah mendapat
pengobatan secara optimal
Pada neonates atau bayi dengan kelainan yg memiliki mortalitas tinggi
Tanda2 klinis kematian yg irreversible
Upaya RJP dengan risiko membahayakan penolong
Penderita dengan trauma yang tidak bisa diselamatkan
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
Airway
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
Head tilt chin lift pada penderita yang tidak mengalami cedera lehe. Posisikan
telapak tangan pada dahi sambal mendorong dahi kebelakang, pada waktu
yang bersamaan, ujung jari tangan yang lain mengangkat dagu. Ibu jari dan
telunjuk harus bebas agar dapat digunakan menutup hidung jika perlu
memberikan napas buatan.
Jaw-thrust maneuver pada penderita yang dicurigai menderita trauma servikal.
Posisikan setiap tangan pada sisi kanan dan kiri korban, dengan siku bersandar
pada permukaan tempat korban telentang dan pegang sudut rahang bawah dan
angkat dengan kedua tangan akan mendorong rahang bawah kedepan.
Breathing
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan bantuan napas :
Berikan bantuan napas dalam waktu 1 detik
Sesuai volume tidal yg cukup u/ mengngkat dinding dada
Diberikan 2 x bantuan napas setelah kompresi 30x
Pada 2 penolong dan telah ada alat bantu napas, maka napas buatan
diberikan setiap 6 detik, sehingga menghasilkan pernapasan dengan
frekuensi 10x/menit
Pemberian bantuan napas yang berlebihan tidak diperlukan
Beberapa cara memberikan bantuan napas :
Pernapasan buatan mulut-mulut
Pertahankan head tilt-chin lift
Jepit hidung dengan ibu jari dan telunjuk serta tangan lain
mempertahankan posisi head tilt chin lift
Buka sedikit mulut korban
Pada saat akan membuang napas, tempelkan rapat bibir penolong
melingkari mulut pasienkemudian tiupkan lambat, setiap tiupan
selama 1 detik dan pastikan sampai dada terangkat
Tetap pertahankan posisi kepala, lepaskan mulut penolong dari mulut
korban, lihat apakah dada korban turun saat ekshalasi.
Pernapasan mulut-hidung
Dilakukan jika pernapasan mulut-mulut sulit
Mengatupkan mulut korban disertai mengngkat dagu kemudian
tiupkan udara
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
Tekan tombol power ON atau putar saklar kea rah gambar EKG untuk
menghidupkan monitor
Tempelkan kancing elektroda atau gunakan pedal defibrillator untuk
melakukan analisis secara cepat
Lihat irama monitor. Bila akan melakukan kejut listrik, berikan gel di
pedal defibrillator atau dada penderita untuk mencegah luka bakar yang
berat serta memperbaiki hantaran listrik dari pedal ke tubuh penderita
Bila irama yang terlihat pada monitor adalah VF/VT tanpa nadi, maka
lakukan pemberian shock dengan 360 J pada defibrillator monofasik atau
200 J pada bifasik. Lakukan pengisian sampai ke energy yg diinginkan
(biasanya ditandai dengan bunyi alarm). Satu pedal diletakkan diapeks
jantung dan yg lain diletakkan di sternum dengan disertai pemberian
tekanan sebesar 12,5 kg saat ditempelkan ke dinding dada. Listrik
dialirkan dengan menekan tombol discharge (brgambar listrik)yg berada
dikedua gagang.
Segera lakukan RJP selama 2 menit atau 5 siklus. Setelah itu lakukan
evaluasi. Bila masih VF/VT lakukan shock dan RJP kembali. Bila asistol,
periksa apakah benar2 asistol atau masalah pada peralatan. Bila tampak
irama dengan kompleks QRS, maka periksa nadi, bila tidak ada nadi
berarti PEA.
Pada asistol/PEA lakukan RJP 5 siklus
Penilaian pulihnya sirkulasi
RJP (30:2) terus dilakukan sampai ditemukan tanda-tanda sirkulasi pada
korban (mulai bergerak) atau pertolongan diambil alih.
Tahapan BHD pada Anak
Prinsip BHD sama seperti dewasa C-A-B
Untuk anak >8 tahun pertolongan sama seperti dewasa
Penilaian respon : memanggil sambil menepuk atau menggoyangkan sambal
perhatikan tanda trauma
Mengaktifkan system gawat darurat :
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
Kiposkoliosis
Distrofi muscular
Penyakit motor neuron
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
Setelah RJP 2 menit, hentikan RJP lihat irama. Bila masih tetap asistol
lakukan RJP 5 siklus kembali dan berikan efinefrin 1 mg
Evaluasi ulang
Perawatan pasca henti jantung merupakan komponen penting dalam tata laksana
bantuan hidup jantung lanjut
Algoritma perawatan pasca henti jantung
Kembalinya sirkulasi spontan : terabanya nadi atau tampaknya tanda-tanda
sirkulasi
Optimalkan ventrikel dan oksigenasi: untuk menghindari hipoksia pada pasien
pasca henti jantung, gunakan konsentrasi O2 yg paling tinggi yg bisa dicapai
sampai saturasi darah atau tekanan O2 darah dapat diukur
Atasi Hipotensi (TD sistolik <90 mmHg, tekanan arteri rata2 <65 mmHg)
Hipotensi biasanya disebabkan oleh masalah rate atau irama, volume dan
pompa jantung.
Terapi utama pada pasca resusitasi adalah memastikan kecukupan cairan
intravascular, usaha korektif pertama dengan meningkatkan volume
intravascular. Cairan yang diberikan 1-2 liter (20-40 cc/Kg) bolus
larutan Nacl 0,9% atau RL secara bolus IV atau IO
Berbagai obat dapat dipilih dengan tujuan memperbaiki laju jantung,
kontraktilitas miokardium, meningkatkan tekanan arteria tau mengurangi
afterload
Obat-obat adrenergic tidak boleh dicampur dengan sodium bicarbonate
atau larutan alkali. Norepinefrin dan ketokolamin dapat menyebabkan
nekrosis jaringan bila terjadi ekstravasasi, infiltrasikan 5-10 mg
phentolamine yg diencerkan dengan NaCl 0,9% 10-15 mL pada tempat yg
ekstravasasi.
Jenis dan dosis obat2 vasoaktif :
Epineprin : 0,1-0,5 ug/kg/min
Noreepinefrin : 0,1-0,5 ug/kg/min
Phenylephrine : 0,5-2,0 ug/kg/min
Dopamin : 5-10 ug/kg/min
Dobutamine : 5-10 ug/kg/min
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
Beri tablet aspilet 160-320 mg Beri tablet nitrogliserin tiap 3-5 menit
Tunggu 5 menit, evaluasi (mak. 3 kali)
Nyeri menetap
Aktifkan the chain of survival
Patofisiologi SKA : Plak tidak stabil, Ruptur plak, Angina tidak stabil,
mikroemboli, thrombus oklusif
Diagnosis SKA :
Gejala umum iskemia dan infark miokard adalah nyeri dada retrosternal, sulit
melokalisir rasa nyeri, rasa berat seperti dihimpit, ditekan, diremas, panas,
dada terasa penuh. Waspadai bila ada keluhan nyeri epigastric, sinkope, atau
sesak napas. Penjalaran ke lengan kiri, bahu, punggung, epigastrium, leher
rasa tercekik atau rahang bawah rasa ngilu. Nyeri berlangsung >20 menit,
tidak hilang dengan istirahat atau nitrat sublingual. Disertai keluhan mual,
muntah atau keringat dingin.
Pemeriksaan Fisik pada SKA umumnya normal. Terkadang terlihat cemas,
keringat dingin, atau didapat tanda komplikasi berupa takipnea, takikardia-
bradikardi, adanya gallop S3, ronki basah halus di paru atau terdengar bising
jantung (murmur)
Berdasarkan gambaran EKG pasien SKA dapat diklasifikasikan dalam 3
kelompok :
Elevasi segmen ST atau LBBB baru/dianggap baru. Didapatkan gambaran
elevasi segmen ST minimal di dua sadapan yg berhubungan
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
Tatalaksana :
Pra RS:
Bila dicurigai SKA, segera lakukanpemeriksaan EKG 12 sadapan dan
berikan pemberitahuan ke RS bila ada rencana untuk dilakukan tindakan
fibrinolysis
Tindakan yg dilakukan pada layanan gawat darurat adalah :
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
Langkah II
Pemilihan strategi terapi reperfusi (fibrinolysis atau invasive)
Terapi Fibrinolisis Terapi Invasif (PCI)
Onset < 3 jam Onset < 12 jam
Terapi invasive bukan pilihan (tidak Tersedia ahli PCI
Kontak medik-balon atau door to
ada akses kefasilitas PCI atau akses
balloon time <90 menit
vascular sulit) tau akan menimbulkan
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
Lindungi tubuh dari udara dingin, gunakan jaket, selimut dan sebagainya
Posisikan penderita dengan letak horizontal
Cegah gerakan maupun aktivitas yg berlebihan
Gunakan waktu 30-45 detik u/ menilai pernapasan dan sirkulasi
Jika tanda ernapasan tidak terdeteksi, berikan napas bantuan dan sebaiknya
menggunakan bag mask, menggunakan oksigen yg memiliki kelembaban baik
(42-46oC) jika memungkinkan
Jika penderita tidak dalam kondisi henti jantung, berikan penghangat tubuh
segera
Jika penderita dalam kondisi henti jantung segera mulai kompresi dada dan
gunakan AED. Jika penderita tidak ada respon lanjutkan RJP dan stabilkan
kondisi klinisnya u/ dapat dilakukan transfer ke RS
Perlakukan semua orang tenggelamseperti penderita cedera tulang belakang,
imobilisasi tulang toraks, juga keamanan diri sendiri
Jika terjadi trauma leher, posisikan leher secara netra. Berikan bantuan napas
dengan maneuver jaw thrust
Yang terpenting untuk penyelamatan orang tenggelam adalah napas bantuan
Tatalaksana BHD pada orang tenggelam :
Jika memungkinkan gunakan perahu atau alat mengapung untuk
menyelamatkan org dari air. Segera berikan bantuan napas secepatnya
Jika terjadi kecelakaan pada penyelaman atau trauma pada kepala, perlakukan
lehir pada posisi netral, cegah leher untuk bergerak dan pindahkan korban dari
air dengan menggunakan papan jika memungkinkan. Jangan melakukan
kompresi dada di dalam air. Jika memungkinkan mulai kompresi dada
sesegera mungkin setelah memindahkan korban dari air. Jgn coba
mengeluarkan air yg mengendap dalam paru, cukup mengeluarkan cairan dan
bahan organic yg terdapat dalam mulut dan faring
Rujuk semua korban tenggelam ke RS untuk mendapatkan pertolongan segera
Perburukan pada henti jantung disebabkan hal-hal :
Trauma saraf pusat dengan akibat kolaps jantung dan pembuluh darah
Hipoksia sekunder dan henti napas menyebabkan trauma pada saraf, obstruksi
jalan napas atau laserasi
Trauma langsung dan berat ke organ vital
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
Disfungsi katup
prostetik
Rupture septum
ventrikel
Takikardia Sekunder Vascular-resistance
Atrial flutter Drug induced Cedera SSP
Atrial Fibrilation Tamponade jantung Cedera spinal
PSVT Emboli paru 3rd space loss
VT Myxoma Insufisiensi adrenal
Superior vena cava (kortisol)
sindrom Sepsis
Drug induced
Penatalaksanaan hipotensi/syok
Untuk mengatasi hipotensi/syok dalam waktu singkat, tidak lebih dari 30-60
menit pertama
Rate problem :
Tentukan apakah frekuensi cepat atau lambat
Bradi-takikardia dapat segera diketahui dengan meraba nadi dan
melihat monitor EKG.
Pasien hipotensi dgn tanda awal hipoperfusi dan bradikardi harus
diberi obat untuk meningkatkan rate atau pemasangan pacu jantung
sebelum memberikan fluid challenge, inotropic atau vasopressor
Volume Problem :
Berikan cairan infus, transfuse darah, atasi penyebab dan pertimbangkan
vasopressor .
Ada 2 macam problem volume, yakni :
Hipovolemia absolut : kekurangan cairan akibat hilangnya cairan
tubuh, misalnya perdarahan, muntah, diare, poliuri, dehidrasi,
penguapan berlebihan
Hypovolemia relative : volume sirkulasi berkurang relative, tidak ada
kehilangan cairan namun kapasitas vascular meningkat
Bila cairan sdh terpenuhi, baru diberikan vasopressor :
Syok sepsis : norepinefrin, epinefrin, dopamine, fenilefrin, dobutamin
Syok spinal : dopamine, fenilefrin, dobutamin
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
Tekanan darah sistolik 70-100 mmHg tanpa gejala dan tanda syok
Cobalah fluid challenge
Dobutamin merupakan inotropic dan vasoaktif yg baik dengan dosis 2-
20 ug/KgBB/menit
Pada pasien edema paru akut dgn TD kisaran ini tanpa tanda syok
dapat dimulai pemberian nitrogliserin, tetapi awasi efek penurunan TD
Bila TD turunn atau timbul gejala hipoperfusi tambahkan dopamine 2-
20 ug/KgBB/menit atau hentikan dobutamin
Tekanan darah sistolik >100 mmHg
Pilihan terapi pertama adalah nitrogliserin dengan dosis 10-20
ug/menit
Bila TD tinggi dapat diberikan nitroprusside 0,1-5 ug/KgBB/menit
sebagai pilihan cadangan
Bila tidak ada iskemik namundijumpai hipertensi berat, maka
nitroprusside menjadi pilihan utama.
Pada kasus HT berat maka obat antihipertensi per oral yg tepat
(vasodilator, beta blocker) dapat segera diberikan.
Tiga tindakan u/ mengatasi edema paru akut :
Tindakan pertama :
Letakkan pasien dalam posisi duduk sehingga meningkatkan volume
dan kapasitas vital paru, mengurangi kerja otot pernapasan, dan
menurunkan aliran darah vena balik ke jantung
Pasang sungkup muka non-rebreathing dgn aliran 15 lpm (target SpO2
>90%) berikan bersamaan dengan pemasangan akses IV dan monitor
EKG (O2-IV line-Monitor/O-I-M)
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60
Dr. Gina Eva Marsiana 80_46
60