Anda di halaman 1dari 14

GANGGUAN IRAMA JANTUNG Gangguan irama jantung (disritmia atau aritmia) tidak hanya terbatas pada denyut jantung

yang tidak teratur, tetapi juga termasuk kecepatan denyut jantung yang abnormal dan gangguan konduksi .

Gangguan pada nodus sinus Sinus bradikardia Irama sinus < 60 x/menit Sering ditemukan pada olahragawan terlatih Disebabkan karena miksedema (hipotiroidisme), hipotermia, vagotonia dan tekanan intrakranial yang meninggi, peningkatan tonus parasimpatis, gangguan faal nodus sinus ( usia lanjut), atau sebagai efek obat seperti digitalis atau penghambat beta

Gambaran EKG : Irama teratur Laju kurang dari 60x/menit Adanya gel P yang selalu diikuti komplek QRS dan sama bentuknya dalam satu lead Gel P tegak di sadapan I, II dan aVF Perlu pengobatan apabila denyut <40x/m, pasien merasa gelap (black out), serangan sinkop, lelah, gangguan hemodinamik(hipotensi) atau timbul denyut ventriksi prematur (VES). Diberi sulfas atropin 0,5mg (IV), bila tidak berhasil perlu pemasangan pacu jantung

Blok sinoatrial Keadaan dimana pembentukan impuls di nodus sinus masih normal tapi impuls dari nodus sinus tidak dapat mencapai atrium secara lengkap sehingga pada gel P tidak muncul pada waktunya dan jarak interval P-P menjadi 2x jarak interval PP yang normal

Disebabkan : stimulasi vagus berlebihan, miokarditis, penyakit jantung koroner, keracunan digitalis atau obat aritmia yang lain. Sinus aritmia Kelainan irama jantung dimana irama sinus menjadi lebih cepat pada waktu inspirasi dan menjadi lebih lambat pada waktu ekspirasi Dapat hilang kalau timbul takikardia pada pasien karena melakukan olahraga atau menderita demam. Ditemukan pada individu sehat dan tidak membutuhkan pengobatan

Sinus takikardiaIrama sinus yang lebih cepat dari 100x/menit Ditemukan pada bayi dan anak kecil, dan pada keadaan stres fisiologis maupun patologis seperti kegoatan fisik, demam, gagal jantung, hipertiroidisme, infeksi, ansietas, hipovolemik Tidak ada terapi yang khusus, terapi ditujukkan pada kelainan dasarnya. Gambaran EKG: Laju lebih dari 100x/ menit Irama teratur

Gelombang P tegak di sadapan I, II, aVF

Kelainan irama jantung yang berasal dari atrium Ekstrasistol atrial Premature atrial beats Terjadi karena adanya impuls yang berasal dari atrium yang timbul secara prematur Tidak mempunyai arti klinis yang penting, tapi kadang dapat menjadi pencetus timbulnya takikardia supraventrikular dan fibrasi atrial Gambaran EKG : gelombang P yang timbul prematur diikuti kompleks QRS yang normal

Takikardia Atrial Paroksismal Gambaran EKG : Denyut jantung yang reguler (dapat dilihat dari kompleks QRS yang teratur) dengan gelombang P yang superimposed dengan komplek QRS (tidak terlihat gelombang P). Komplek QRS sempit (QRS < 0,12 detik atau 3 kotak kecil) Terapi : memberikan penekanan pada bola mata (eye ball pressure) atau massage sinus karotikus. Bila tdk berhasil beri verapamil IV atau adenosine, diltiazem, digitalis, dan penyekat beta IV.

Fibrilasi atrial Terjadi eksitasi dan recovery yang sangat tidak teratur dari atrium Penyebab : pembesaran atrium akibat gangguan fungsi katup jantung atau gagal jantung sehingga darah menumpuk di dalam atrium Gambaran EKG : gelombang yang sangat tidak teratur dan sangat cepat. Gelombang P hilang atau mengecil

Aritmia yang disebabkan oleh pembentukan rangsang ektopik di nodus AV Ekstrasistol nodal Secara klinis akstrasistol nodal tidak dapat dibedakan dengan ekstrasistol ventrikel atau atrial Gambaran EKG : seperti ekstrasistol atrial, kecuali gelombang P dari ekstrasistol berbentuk negatif di hantaran II atau gelombang P tak tampak, atau gelombang muncul setelah kompleks QRS Irama nodal (nodal rhytm) Junctional rhythm atau AV nodal escape rhythm Nodus atrioventrikel bertindak sebagai pusat ektopik yang memacu jantung Dapat terjadi karena iskemik jantung atau intoksikasi digitalis Gambaran EKG : gelombang P berasal darri nodus AV diikuti kompleks QRS biasa dengan kecepatan 50-60 per menit

Takikardia nodal (AV junctional tachycardia atau nodal tachycardia) 2 macam :

Junctional tachycardia dengan kecepatan 100-140 per menit Extrasystolic AV junctional tachcardia dengan denyut ventrikel 140-200 per menit Dapat disebabkan oleh intoksikasi digitalis, infark miokard akut atau demam reumatik akut. Sangat mirip dengan takikardia atrial, baik diagnosis, gambaran klinis, maupun pengobatannya

Ekstrasistol ventrikel Gangguan irama dimana timbul denyut jantung prematur berasal dari fokus yang terletak di ventrikel. Dapat berasal dari satu fokus atau lebih (multifokal) Biasanya frekuensi bertambah dengan bertambah usia,terlebih bila banyak minum kopi, merokok, atau emosi Dapat disebabkan : iskemik miokard, infark miokard akut, gagal jantung, hipovolemik, miokarditis, kardiomiopati.

Takikardia ventrikel Ekstrasistol ventrikel timbul berturut-turut 4 kali atau lebih Butuh pengobatan segera Penyebab : penyakit jantung koroner, infark miokard akut, gagal jantung, keracunan digitalis. Diagnosis : takikardia kecepatan 150-210 per menit, teratur kadang tidak teratur Gambaran EKG : takikardia dengan kompleks QRS yang lebar, >0,12 detik dan tak ada hubungan dengan gel P.

Fibrilasi ventrikel Irama ventrikel yang chaos dan sama sekali tidak teratur. Penyebab : penyakit jantung koroner, infark miokard akut, intoksikasi digitalis, sindrom QT yang memanjang Gambaran EKG : aneh, tidak beraturan.

Takikardia idioventrikular Slow ventricular tachycardia atau accelerated idioventricular rhythm Gambaran EKG memperlihatkan adanya kompleks QRS yang berasal dari ventrikel(lebar dan bizzare) berturut-turut 3 atau lebih dengan kecepatan 60-100 kali per menit Penyebab : infark miokard akut Tidak berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan

Gangguan konduksi Heart block (blok jantung) istilah menunjukkan suatu keadaan terjadi gangguan konduksi di nodus AV Berdasarkan pemeriksaan EKG blok AV dibagi: Blok AV tk. 1: interval PR memanjang >0,20 detik Blok AV tk. II : kegagalan impuls dari atrium untuk mencapai ventrikel secara intermitten, sehingga denyut ventrikel berkurang Blok AV tk. III : blok jantung yang komplit, terjadi blok total di nodus AV sehingga impuls dari atrium sama sekali tidak dapat sampai ke ventrikel, sehingga ventrikel berdenyut sendiri karena stimulasi impuls yang berasal dari ventrikel sendiri

Bundle branch block (BBB) Adanya gangguan konduksi di cabang kanan atau kiri sistem konduksi, atau divisi anterior atau posterior cabang kiri Pemeriksaan EKG : kompleks QRS melebar > 0.11 detik disertai perubahan bentuk kompleks QRS dan aksis QRS Cabang kiri terganggu disebut left bundle branch block (LBBB), EKG tampak bentuk rsR atau R lebar di I, aVL, V5 dan V6 Cabang kanan yang terganggu disebut right bundle branch block (RBBB), EKG tampak kompleks QRS yang melebar lebih dari 0,12 detik dan tampak gambaran rsR atau RSR di V1, V2, dan di I, aVL, V5 dan V6 didapat S yang melebar karena depolarisasi sventrikel kanan yang terlambat

Sindrom praeksitasi Ditandai dengan depolarisasi ventrikel yang prematur Termasuk sindrom WPW dan sindrom LGL (Low Ganong Levine) Pada WPW: EKG adanya gelombang P normal, interval PR yang memendek, <0,11 detik, kompleks QRS melebar karena ada gelombang delta (defleksi permulaan kompleks QRS yang dini dan slurred) Pada LGL : EKG gelombang P normal, interval PR memendek <0,11 detik, kompleks QRS normal

Disosiasi AV Pada disosiasi AV, atrium dikontrol olek fokus di atrium, seringkali oleh nodus AV sedangkan ventrikel dikontrol oleh pacemaker di ventrikel sendiri. Penyebab : keracunan digitalis atau komplikasi infark miokard akut atau karena peradangan

Anda mungkin juga menyukai