Anda di halaman 1dari 67

KARDIOVASKULAR

Bimbel iMedicine Indonesia


We Make UKMPPD Easier
2018
Dr. TOHARI
082112659290
• Profil Vaskularisasi :
Left Main V1-V6, I, aVL
LCX (left V5-V6, I, AVL
circumflex)
LAD (left V1-V4
anterior
decending)
Right II, III,
Coronary Avf,Posterior
• Auskultasi ?
4 Katup : APTM
(Aorta Pulmonal
Trikuspid, Mitral)

• Bunyi jantung normal → Karena penutupan katup


• Ada 2 : S1 → terjadi pd fase sistol(penutupan
k.mitral & trikuspid)
S2 → terjadi pd fase diastol (penutupan k.aorta &
pulmonal)
Bunyi Jantung Abnormal

Katup Sistol Diastol

A/P S (Stenosis) R (Regursitasi)

T/M R S

Ex : terdengar murmur di katup aorta saat sistol → Stenosis Aorta

• SSAP → SISTOLIK, STENOSIS, AORTA,


PULMONAL
• DSMT → DIASTOLIK, STENOSIS, MITRAL,
TRIKUSPID
llllllllllllll
GAMBARAN EKG NORMAL
INTERPRETASI EKG
Interpretasi EKG
Urutan Pelaporan
1. Irama EKG NORMAL
2. Rate (Frekuensi)
3. Aksis
4. Gelombang P
5. Interval PR
6. Gelombang QRS
7. Interval QRS
8. Segmen ST
9. Gelombang T
10. Gelombang U
11. Gambaran abnormal lain
12. Kesimpulan
ILAHI → IRAMA, LAJU,
AXIS, HIPERTROFI, INFARK
1.Irama
2. LAJU
Metode 1:
300 : jumlah kotak besar

Metode 2:
1500 : jumlah kotak kecil

1 2 3 4 5 6
3. Aksis
Penelitian menunjukkan
letak sumbu-sumbu sbb
0 Pusat jantung

I Garis mendatar 00

II Membuat sudut 600


dengan I, searah jarum
jam (+ 600)
III + 1200

AV - 1500

R
AVL - 300

AV + 900
LAD Menentukan aksis QRS pada bidang
horizontal :
1. Pilih 2 sandapan : yang termudah yang
NORMAL saling tegak lurus : I dan aVF

2. Tentukan jumlah aljabar pada masing-


masing sandapan dan gambarkan
RAD NORMAL
sebagai vektor pada masing-masing
sumbu

3. Buat resultante yang meggambarkan


aksis QRS
LAD

NORMAL

RAD NORMAL
LAD

NORMAL

RAD NORMAL
4. Gelombang P
Menggambarkan aktivitas depolarisasi atrium kanan dan
kiri ( dari kanan ke kiri dan ke bawah )

Karakteristik EKG :
• Arah gelombang P normal :
Selalu positif di II dan selalu negatif di aVR.
• Tinggi : kurang dari 3 mm (2,5 mm)
• Durasi ( lebar ): kurang dari 3 mm (0,10 detik)

Kepentingan :
▪ Menandakan adanya aktivitas atrium
▪ Menunjukkan arah aktivitas atrium
▪ Menunjukkan tanda-tanda hipertrofi atrium
Note : P pulmonal →
P Pulmonal : Hipertrofi Atrium Kanan pada kasus Cor
P Mitral : Hipertrofi Atrium Kiri Pulmonal
5. Interval PR
▪ Menggambarkan waktu mulai dari depolarisasi atrial sampai
onset depolarisasi ventrikel
▪ Merupakan jarak antara permulaan gelombang P sampai
dengan permulaan kompleks QRS
▪ Nilai normal interval PR ditentukan oleh frekuensi jantung,
bila denyut jantung lambat maka interval PR akan menjadi
lebih panjang.
▪ Batas normal : 0,12 – 0,20 detik ( tergantung heart rate)
Kepentingan :
▪ Interval PR < 0,12 detik : terdapat pada keadaan hantaran
dipercepat (sindrom W.P.W)
▪ Interval PR > 0,20 detik : terdapat pada blok AV
▪ Interval PR berubah-ubah : terdapat pada Wandering-
pacemaker
Blok AV
• Blok yang paling
penting dan paling
sering terjadi

• menyebabkan
gangguan
koordinasi antara
atrium & ventrikel
Derajat pada blok:

 Blok derajat I :
impuls masih bisa diteruskan, tetapi dengan
lambat.

 Blok derajat II :
sebagian impuls dapat diteruskan, dan sebagian
lagi terhenti.

 Blok derajat III :


impuls tak bisa lewat sama sekali. Juga disebut
blok total.
Bok AV derajat I
Dasar diagnosis :
Interval PR memanjang lebih dari 0.20 detik
Blok AV derajat dua dapat dibagi menjadi :
❖ Blok AV tipe Wenckebach atau tipe Mobitz I
❖ Blok AV tipe Mobitz II

Dasar diagnosis Blok AV tipe wenckebach atau Mobitz I :


Interval PR makin memanjang, suatu saat ada gelombang QRS yang hilang.

Dasar diagnosis blok AV tipe Mobitz II :


Interval PR tetap, suatu saat ada gelombang QRS yang hilang
Blok AV Derajat III
6. Gelombang QRS

Gelombang Q Gelombang R Gelombang S


Defleksi pertama ke bawah dari kompleks Defleksi positif
QRS pertama kompleks Defleksi negatif
Menggambarkan awal dari fase QRS setelah gelombang
depolarisasi ventrikel R
Menggambarkan
Ciri-ciri Q patologis: fase depolarisasi Menggambarkan
▪Lebarnya ≥ 0,04 detik (1mm) ventrikel depolarisasi
▪Dalamnya > 25% amplitudo gelombang ventrikel
Abnormal :
R ▪ Menandakan Kepentingan:
hipertrofi ▪ Hampir sama
Kepentingan: ventrikel dengan
▪Menunjukkan adanya nekrosis (infark) ▪ Menandakan gelombang R
Hipertrofi Ventrikel Kiri
▪ Kriteria Voltase ; :
▪ S di V1 atau V2 + R di V5 atau V6  35 mm (kotak kecil)
Hipertrofi Ventrikel Kanan
Kriteria EKG untuk HVKa :
1. Rasio R/S yang terbalik :
❖ R/S di V1 > 1
7. Interval QRS

❑ Menggambarkan lamanya
aktivitas depolarisasi
ventrikel

❑ Jarak antara permulaan


gelombang Q sampai akhir
gelombang

❑ Nilai normal < 0,12 detik


8. Segmen ST
❑ Normal : isoelektris (boleh
berkisar antara -0,5 mm sampai
+2 mm)
❑ Elevasi segmen ST terdapat
pada
▪ Infark miokard
▪ Perikarditis
▪ Aneurisma, dll
❑ Depresi segmen ST terdapat
pada :
▪ Angina pektoris
▪ ventricular strain
▪ Efek digitalis, dll
9. Gelombang T
❑ Menggambarkan fase repolarisasi ventrikel
❑ Arah normal :
▪ Sesuai dengan arah gelombang utama kompleks QRS
▪ Positif di sandapan II
❑ Amplitudo normal :
▪ < 10 mm di sandapan dada
▪ < 5 mm di sandapan ekstremitas
▪ Minimum 1 mm
❑ Abnormal :
▪ Menandakan adanya iskemia/ infark
▪ Menandakan adanya kelainan elektrolit (T Tall → Hiperkalemia)
10. Gelombang U
❑ Asal usulnya tidak
diketahui dan paling
jelas terlihat di
sandapan dada V1 - V4

❑ Normal :
▪ kurang dari 2 mm
▪ Selalu lebih kecil
dari gelombang T di
sandapan II

❑ Abnormal :
▪ Bila amplitudo U >
2 mm atau >T,
menandakan
adanya
hipokalemia
▪ Gelombang U yang
terbalik terdapat
pada iskhemia
dan hipertrofi
Gambaran EKG
Fibrilasi Atrium (AF) Gel P tdk jelas, QRS tdk
teratur, sering pd hipertiroid

Flutter Atrium Gel P jelas, QRS teratur

Takikardi QRS teratur dan sempit,


Supraaventrikel Gel P tidak jelas
(SVT)
Ventrikel Takikardi Dapat dijumpai nadi atau
(VT) tanpa nadi, QRS lebar

Ventrikel Fibrilasi Ventrikel bergetar, terjadi


(VF) henti jantung

Asistol Jantung berhenti & tdk ada


aktivitas listrik
HIPERTENSI
Farmakologi Antihipertensi dan Efek Samping
KRISIS HIPERTENSI
• Krisis hipertensi: Keadaan hipertensi yang
membutuhkan penurunan TD segera. TD sistolik >180
mmHg atau diastolik >120 mmHg. Terbagi menjadi:
• Hipertensi emergensi
• Adanya kerusakan organ target akut atau progresif
(AKI, TIA, stroke, angina pektoris, dll.)
MAP • Turunkan segera Antihipertensi IV (nikardipin,
(sisto+2 nitropussid, nitrogliserin, labetalol)
diastol)/3
• Target : 25%MAP
• Hipertensi urgensi
• Tanpa kerusakan organ
• Turunkan TD dalam beberapa jam dengan obat oral
(ccb, acei, klonidin)
Hipertensi Urgensi
Obat Dosis Awitan
Kaptopril 6,25-50 mg oral atau sublingual 15 menit
Klonidin Awal per oral 0,15 mg, selanjutnya 0,15 mg 0,5-2 jam
tiap jam, dosis total 0,9 mg → obat A
(agonis alpha pusat) yang bekerja pada
otak untuk menurunkan tekanan darah.
Labetalol 100-200 mg per oral 0,5-2 jam
Furosemid HipertensiEmergensi
20-40 mg per oral 0,5-1 jam
Obat Dosis Awitan Lama Kerja
Nicardipine Mulai dgn dosis 5mg/jam, 5-20 menit 1-4 jam
naikkan 2,5mg/jam tiap 15 menit
bila target belum tercapai
Furosemid 20-40 mg (hanya bila ada retensi 5-15 menit 2-3 jam
cairan)
Nitrogliserin Infus 5-100 mcg/menit 2-5 menit 5-10 menit
Diltiazem Bolus IV 10 mg (0,25mg/kgBB)
dilanjutkan infus 5-10 mg/jam
Klonidin 6 ampul dalam 250 ml cairan
infus, dosis titrasi
Nitropusid Infus 0,25-10 mcg/kgBB/menit Segera 1-2 menit
(maks 10 menit)
SINDROMA KORONER AKUT
Unstable Angina NSTEMI STEMI
Nyeri dada pertama
Nyeri dada Nyeri dada
kali, memberat,
substernal, menjalar, substernal, menjalar,
jumlah serangan
keringat dingin, keringat dingin,
meningkat
muntah muntah, durasi dan
ST depresi, T inversi severitas nyeri lebih
atau EKG tidak ST depresi +/-
spesifik T inversi, atau EKG yang lama dan intens
tidak spesifik lainnya ST elevasi atau
Enzim jantung
normal LBBB baru pada EKG
Peningkatan enzim
Jantung Peningkatan enzim
Jantung
Pemeriksaan enzim
• Angina stabil : bukan ACS
→ timbul saat aktivitas • Mioglobin : timbul 2-3jam ,
hilang 24jam (tidak spesifik)
hilang saat
istirahat/pemberian Nitrat • CKMB ; meningkat dlm 3 jam,
spesifik, bertahan <1minggu
sublingual. EKG normal,
lakukan treadmill test, • Troponin T/I : meningkat dlm 3
jam, bertahan s/d >1minggu
angiografi
• CPK : meningkat dlm 4-8jam,
• Angina pritzmetal : tidak spesifik
vasospasme Normal Troponin T: <0.1ng/ml
Troponin I: <1ng/ml

• Note : untuk menentukan jenis pemeriksaan enzim apa


yg kita gunakan, lihat dan tanyakan frekuensi lama nyeri
dada yg dihadapi pasien
Tatalaksana ACS

• Tatalaksana awal : MONACO (Morfin, oksigen,


nitrogliserin, aspirin, clopidogrel) → ONAMCO
• Definitif : STEMI → revaskularisasi dng PCI, CABG/
trombolitik dng streptokinase/ rt-Pa
• Pemberian nitrat : TD sistolik > 100mmHg & tdk ada riw
komsumsi PDE-5 inhibitor dlm 24 jam terakhir
• Aspirin 325mg loading dose
• Modifikasi gaya hidup
GAGAL JANTUNG
Kegagalan fungsi jantung sbg pompa darah
secara efektif keseluruh jaringan tubuh.
Gagal jantung kiri Kongesti vena paru, gejala dominan di paru (sesak nafas),
ortopnue, paroxismal nocturnal dispnue, dispnue on exertion
Gagal jantung kanan Kongestif vena sistemik/perifer- gejala dominan di perfifer:
ascites, hepatomegali, edema ekstremitas bawah

• Foto thorax: kardiomegali, edema paru akut (batwing)


• Ekokardiografi : penurunan ejeksi fraksi (EF) gambaran hipokinetik
• Lab : BNP (Brain Natriuetic Peptide) meningkat
• Th/ Non medikamentosa : restriksi natrium (garam) dan air, olahraga
Th/
Medikamentosa
EDEMA PARU AKUT
• Keadaan dekompensasi fungsi
ventrikel kiri secara akut
• Gejala : sesak nafas
• PF : Ronki basah basal paru, distensi
vena leher
• Ro. Thorax : kardiomegali, gambaran
batwing , kranialisasi, garis kerley B
• Th : Akut → LMNOP L(asix) = furosemid
M(orfin) Nitrat, terutama jika TD sistolk
>100 mmHg Oksigen Posisi
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
Asianosis (pintas kiri-kanan) : VSD, ASD, PDA
Pasien tidak biru saat presentasi awal, namun seiring waktu
dpt menjadi biru
Sindroma Eisenmnger →pirau kanan-kiri

VSD (VENTRIKEL SEPTAL ASD (ATRIUM SEPTAL PDA (PATENT DUCTUS


DEFEK) DEFEK) ARTERIOSUS)
Murmur pansistolik di linea Fixed split S2 Murmur kontinu (machinery-
sternalis kiri bawah (area like) di infraklavikula
katup trikuspid)
Kelainan kongenital
terbanyak pd bayi prematur
dan rubella kongenital

Ekstrimitas bawah lebih biru


Sianosis (pintas kanan-kiri) : TOF, TGA
• Pasien langsng sianosis sejak lahir
TOF (TETRALOGY OF FALLOT) TGA (TRANSPOSISITION OF GREAT
ARTERY)

•Stenosis pulmonal, VSD, overriding •Arteri pulmonalis yg keluar dari ventrikel


aorta, hipertropi ventrikel kanan. kiri, sedangkan aorta keluar dari ventrikel
•Tet spell “pasien jongkok” kanan
•Ro.Thorax : Boot-shaped heart •Ro. Thorax : Oval shaped heart (seperti
telur)
HENTI JANTUNG
• Penurunan kesadaran, henti nafas dan tdk adanya
denyut karotis
• Disebabkan:
▪ VF (ventrikular fibrilasi)
▪ VT (ventrikular takikardia) yang pulseless (tanpa nadi)
▪ PEA (pulseless electrical activity)
▪ Asistol

➢ Irama yg dpt di shock (defibrilasi) → VT VF


tanpa nadi (200J bifasik, 360J monofasik)
➢ Gambaran Ekg yg tdk boleh dishock → PEA dan
Asistol (lanjut RJP, epinefrin 1 mg)
Atasi kemungkinan penyebab henti jantung → 5H-5T
• Hipovolemik, hipotermia, hipokalemia/hiperkalemi,
asidosis/hydrogen dan hipokida
• Toksin, Tamponade jantung, Tension
Pneumothorax, Trombosis koroner, Trombosis
paru

VT
Pulseless Electric Activity (PEA)

Asystole Ventricular fibrilation


Algoritma ACLS, 2010
Algoritma ACLS, 2010
TAKIARITMIA
• Denyut jantung > 100x/menit, dng gejala (>150x/menit)
• Gejala : tanda tidak stabil → hipotensi, syok, nyeri dada
iskemik, gagal jantung, penurunan kesadaran → lakukan
kardioversi
• Th/ : jika SVT (Supra Ventrikel Takikardi)→ Manuver
vagal, adenosin
Jika AF (Atrial Fibrilasi) → CCB / Beta Blocker
Jika VT → Amiodaron
Torse de Pointes → MgS04
BRADIKARDI
• Denyut jantung <60x/menit, dng gejala
(<50x/menit)
• Gejala : tanda tidak stabil
• Th/ : Sulfat Atropin (SA) 0.5mg , dosis maks
sampai 3mg
• Jika tdk respon dengan atropin gunakan
epinefrin atau dopamin
SYOK
SYOK KETERANGAN

HIPOVOLEMIK kehilangan cairan absolut (diare, muntah, perdarahan) atau ekstravasasi


(syok dengue). Th/ Resusitasi cairan (kristaloid, bolus 20ml/kg)
HEMORAGIK bentuk khusus s.hipovolemik, kehilangan darah. Th/ Resusitasi cairan
(kristaloid, jika perdarahan hebat , transfusi darah dng whole blood)
KARDIOGENIK kegagalan pompa jantung akibat kelainan kontraktilitas maupun irama
jantung. Th/ Pastikan cairan adekuat, inotropik (dopamin: jk gejala syok
lebih dominan TD < 100mmHg, dobutamin : jk sdh perbaikan , TD 70-
100mmHg
ANAFILAKSIS Reaksi anafilaksis (hipersensitivitas tipe1). Th/ Pastikan cairan adekuat,
epinefrin/adrenalin (0.3mg IM/SC 1:1000) , antihistamin dan steroid
SEPSIS Reaksi SIRS. Th/ Pastikan cairan adekuat, vasokonstriktor (norepinefrin
jika sistol <70mmHg) AB SPEKTRUM LUAS
NEUROGENIK Trauma spinal → kehilangan tonus simpatis. Th/ Pastikan cairan adekuat,
vasokonstriktor (dopamin, norepinefrin, fenilefrin)
TAMPONADE JANTUNG
• Terisinya ruang potensial antara jantung
dan perikardium dgn cairan (atau
darah=hemoperikardium)
• Trias Beck : hipotensi, distensi vena
juguler, suara jantung melemah
• Th/ awal : perikardiosentesis
• Definitif : torakotomi
INFEKSI JANTUNG
A. Miokarditis: biasanya virus, ada peningkatan troponin, CK,
atau CK-MB. Ditemukan juga peningkatan CRP
dan LED.
B. Rheumatic Heart RHD meurpakan komplikasi dari Rheumatic fever (RF).
Disease / Penyakit Pharyngitis diakibatkan group A beta-hemolytic
Jantung Rematik streptococcal. Manifestasi RHD adalah poliatritis,
karditis, nodul subkutan, eritema marginatum, korea
Sydenham
C. Bacterial Endocarditis Etiologi: pengguna jarum suntik (Staphylococcus
aureus , katup trikuspid ), riwayat cabut gigi
(streptococcus viridans, katup mitral), Vegetasi di
katup pada echocardiografi
D. Perikarditis Nyeri dada pleuritik
Perikardial friction rub
EKG : ST elevasi di hampir semua lead
Efusi perikardial
Thromboflebitis
• Inflamasi pada vena akibat thrombosis
• Paling sering pada tungkai bawah
• Gejala: nyeri, inflamasi, edema, varises
• Etiologi:
• Riwayat bepergian jauh
• Kondisi estrogen tinggi, mis. hamil, KB, hormon
therapy
• Gangguan koagulasi
• Penggunaan kateter IV
• Tatalaksana: stocking, NSAID, heparin/warfarin

Medscape
Raynaud’s Sindroma Raynaud’s
→ mikroangio-
vasospasm,
pencetus biasanya
dingin, ujung akral
membiru/pucat

Arteritis Takayasu → giant arteritis, menyerang


arcus aorta sehingga gejala nya berupa TD
keempat ekstremitas bervariasi. Perempuan >>
Tromboangitis obliterans → klaudikasio
intermitten (nyeri jika beraktivitas),
mikroangiopati, riwayat rokok, ujung akral
menghitam nekrosis

Buerger disease/
Tromboangitis obliterans
CVI (Chronic Venouse
DVT Insufficiency):
• Adanya trombus pada vena dalam yang
menghalangi aliran darah ke jantung Jika
• insufisiensi katup vena
tidak ditangani, dapat terjadi pulmonary superficial
embolism • Paparan imobilisasi kronis :
pramugari, karsir.
• Gejala: nyeri, swelling, kemerahan, hangat, • Lesi awal dermatitis statis →
dan pembesaran vena superfisial, unilateral VARISES
• Terapi : skeroterapi
• Trias Virchow : Stasis, hypercoagulable,
trauma (ex operasi)

edema, merah, hangat,


Homan’s sign (+), riwayat
duduk lama (pesawat)
Klinis membaik jika
berjalan dan elevasi
tungkai.
Terapi : Heparin
Ulkus Venous/ulkus
Ulkus Arterial varikosum
• Berupa punched out, tepi rata • Dangkal
• Nyeri di malam hari, berkurang bila menggantung • Superficial
• Biasanya di maleolus lateral kaki atau ujung • Bentuk irregular
• Akral ekstremitas bawah dingin • Kecil s/d besar
• Kulit pucat, mengkilat, dan tipis • Nyeri terkait edema, phlebitis, atau
• Sedikit atau tidak ada rambut di ekst bawah infeksi
• Dasar luka jaringan granulasi merah terang
• Biasanya di tungkai bawah dan
• Biasanya sekunder akibat peripheral arerial disease
ankle/pergelangan kaki,
maleolus medial
• Sering juga pasien menjadi
mengalami dermatitis kontak
• Hemosiderin staining
• Lipodermatosclerosis
Iskemik Tungkai Akut
• Penurunan aliran darah secara tiba- tiba pada
ekstremitas
• Nyeri akut, sebab thrombosis atau emboli,
• Segera revaskularisasi dalam 6 jam
• Tatalaksana:
• Embolektomi
• Trombolisis
• Heparin bolus 100 U/kg, lanjut
150U/kg/jam

Anda mungkin juga menyukai