Anda di halaman 1dari 38

PREKTEK MEMBACA EKG

AbNormal
BLOK PATOLOGI SISTEM
CARDIOVASKULER
Langkah 1 : Menentukan Irama Jantung
- Untuk irama atrium, ukur interval P-P atau interval
antar dua gelombang P yang berurutan.
- Gunakan penggaris untuk mengukur interval
antar gelombang P pada beberapa siklus EKG.
- Gelombang P harus muncul pada interval yang
teratur dengan hanya sedikit variasi terkait
pernafasan.
- Untuk irama ventrikel, ukur interval antara dua
gelombang R berurutan pada kompleks QRS.
- Jika interval tetap sama, berarti irama ventrikel
teratur.
Kriteria Rhytem :
❑Gelombang P diikuti QRS
❑Melihat irama dari lead II
❑Mengukur gambar dari R-R dengan kertas.
Apabila iramanya sama (teratur) = reguler,
apabila tidak sama = irreguler.
❑Apabila irreguler, maka menghitungnya
langsung di “lead II panjang”
2. Menentukan Kecepatan denyut jantung

Cara menentukan frekuensi melalui gambaran EKG


dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
1. 300 dibagi jumlah kotak besar antara
gelombang R dengan gelombang R berikutnya.

300
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑅 − 𝑅
2. 1500 dibagi jumlah kotak kecil antara gelombang R
dengan gelombang R berikutnya.

1500
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑅 − 𝑅
3. Buat EKG strip setidaknya selama 6 detik, selanjutnya
hitung jumlah QRS complex dan dikalikan 10 (60
detik). Atau dengan mengambil EKG 12 detik,
kemudian hitung jumlah QRS complex dan dikalikan 5
(30 detik)

Hitung jumlah QRS complex dalam


6 detik, lalu kalikan 10 (60 detik)
3. Menentukan Axis
• Untuk melihat kemudahan penentuan axis
jantung :
❑ Ambil lead I dan lead aVF, kemudian hitung
tinggi gelombang R dan ditambah dengan
gelombang S.
• Contoh:
Lead aVF
Lead I
gel R+ gel S
gel R+ gel S
7+0 =7
7+(-1) =6
4. Mengevaluasi gelombang P

• Bila setiap kompleks QRS mempunyai sebuah


gelombang P, berarti nodus sinoatrial (SA)
memulai impuls listriknya, yang memang
seharusnya.
• Normalnya apabila tinggi <3mvolt, dan
lebarnya <0,12 detik.
• Selalu positif pada lead II dan negatif pada lead
aVR
• Kepentingan untuk melihat kelainan pada atrium
GELOMBANG P
Gambaran yang ditimbulkan oleh depolarisasi atrium

Normal
Tinggi : < 0,3 mvolt
Lebar : < 0,12 detik
Selalu positif di L II
Selalu negatif di aVR

Kepentingan
Mengetahui kelainan di Atrium

“Gelombang P Mitral”

“ Gelombang P Pulmonal “
Langkah 5 : Menghitung Interval PR

• Hitung jumlah kotak kecil antara


permulaan gelombang P dan permulaan
kompleks QRS.
• Kalikan jumlah kotak dengan 0,04 detik.
• Interval normal adalah antara 0,12 sampai
0,20 detik, atau antara 3 sampai 5 kotak
kecil.
Interval PR
Diukur dari permulaan P s/d permulaan QRS

Normal : 0,12 - 0,20 detik

Kepentingan :
Kelainan sistem konduksi
Langkah 6 :
Menghitung durasi kompleks QRS
• Hitung jumlah kotak diantara permulaan dan akhir
kompleks QRS
• Kalikan jumlah tersebut dengan 0,04 detik
• Kompleks QRS yang normal kurang dari 0,12 detik
atau kurang dari lebar kotak kecil
• Periksa apakah ukuran dan bentuk kompleks QRS
sama atau tidak.
• Perhatikan apakah kompleks QRS muncul setiap
gelombang P
• Gelombang Q normal lebarnya <0,04 detik dengan
kedalaman ,1/3 gelombang R.
GELOMBANG QRS
Gambaran yang ditimbulkan oleh depolarisasi ventrikel
Normal : Normal gelombang Q
Lebar : 0,06 - 0,12 detik Lebar : < 0,04 detik
Tinggi : Tergantung lead Dalam : < 1/3 tinggi R
Gel R
defleksi positif pertama pada gelombang QRS. Gel R umumnya
positif di lead I,II,V5 dan V6.
Di lead aVR, V1,V2 biasanya hanya kecil atau tidak ada

Gel S
defleksi negatif sesudah gelombang R. Di lead aVR dan V1
gelombang S terlihat dalam dari V2 ke V6 akan terlihat makin lama
makin menghilang.

Kepentingan :
Mengetahui adanya hipertrofi ventrikel
Mengetahui adanya Bundle branch block
Mengetahui adanya infark
Terminologi morfologi QRS

R
qRs Rs rS

QR Q/QS rSr’
rSR’
Perbandingan Gel R dan Gel S di lead
Prekordial

V1 V2 V3 V4 V5 V6
KETERANGAN

R / S di V1 = < 1
R / S di V6 = > 1
Langkah 7 :
Menghitung Segmen ST
Segmen ST
Diukur dari akhir QRS s/d awal gel T

Normal : Isoelektris

Kepentingan : Elevasi Pada injuri/infark akut


Depresi Pada iskemia
Langkah 8 :
Menilai Gelombang T
Gelombang T
Gambaran yang ditimbulkan oleh repolarisasi ventrikel

Nilai normal :
*  1 MV di lead dada
*  0,5 MV di lead ekstrimitas
* Minimal ada 0,1 MV

Kepentingan :
* Mengetahui adanya iskemia/infark
* Kelainan elektrolit
Langkah 7 : Mengevaluasi komponen
lain
• Akhirnya klasifikasi irama dengan ciri-ciri
berikut ini :
– Lokasi asal irama: nodus sinus, atrium, nodus AV
atau ventrikel
– Kecepatan denyut jantung: normal (60-100
denyut/menit), bradikardi (kurang dari 60
denyut/menit), atau takikardi (lebih dari 100
denyut/menit)
– Irama : teratur atau tidak teratur (yang dapat
menentukan flutter, ibrilasi, blok jantung, denyut
lepas atau aritmia lainnya)
LANJUTAN
Catatan :
• Frekuensi jantung yang normal : 60 – 100 x/menit
• Lebih dari 100 x/menit : Sinus takikardi
• Kurang dari 60 x/menit : Sinus bradikardi
• 140 – 250 x/menit : Takikardi abnormal
• 250 – 350 x/menit : Flutter
• Lebih dari 350 x/menit : Fibrilasi
CSL EKG Patologi

PRAKTEK MEMBACA
BACALAH HASIL EKG BERIKUT SESUAI
DENGAN FORMAT DI BAWAH INI
1. I (Irama)
2. F (Frekuensi)
3. A (Axis)
4. Gelombang (Morfologi abnormal)
• Gelombang P
• PR Interval
• QRS Kompleks
• ST Segmen
• Gelombang T
• KESIMPULAN
KASUS 1
KASUS 2
KASUS 3
KASUS 4
KASUS 5
KASUS 6
KASUS 7
KASUS 8
KASUS 9
KASUS 10
KASUS 11
KASUS 12
Daftar Pustaka
• Bahrudin, Moch, dkk. 2012. Terapi
Modalitas Kardiovaskuler dan Aplikasinya:
Trans Info Media, Jakarta.
• dr. A.P. Henry Pakahan. 2012.
Elektrokardiografi Ilustratif: Badan Penerbit
FK UI, Jakarta.
• Purbianto. 2014. Ilustrasi Berwarna
Interpretasi EKG: Binarupa Aksara,
Tangerang Selatan.

Anda mungkin juga menyukai