ekg pada
anak dr. Perawati
Pembimbing:
Dr. dr. Ria Nova, SpA(K)
dr. Deny Salvera Yosy, Sp. A (K), M.Kes
anak
Pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) 🡪 salah satu
pemeriksaan penunjang dalam mendiagnosis kelainan
jantung pada anak
Irama sinus:
• Irama yang berasal dari nodus sinus
• Irama normal pada semua usia
• Gelombang P diikuti kompleks QRS
• Aksis P normal (0-900)
• Untuk aksis P berada antara 0 dan +900
• P upright di sandapan I dan aVF
• P upright di sandapan II dan inverted di aVR
frekuensi
02 jantung
Frekuensi jantung
Irama Regular
• 300/banyak kotak besar dalam 1 R-R interval (25 mm/sec)
• 1500/ banyak kotak kecil dalam 1 R-R interval (25 mm/sec)
Irama ireguler
• Banyak gelombang R dalam 10 detik (bila kecepatan kertas 25 mm/sec 🡪 50 kotak besar) x 6
Axis
03 Gelombang
p
Axis Gelombang p
⮚ Menunjukkan depolarisasi atrium.
⮚ Aksis : 0 sampai 90 derajat
• >90 derajat : aksis P di
kuadran kanan bawah
• <0 derajat : aksis P
superior
04 QRS axis, T axis,
QRS-T angle
QRS axis
1st 2nd 3rd
Temukan sandapan dengan Aksis QRS tegak lurus
Tentukan kuadran dengan QRS kompleks yang terhadap sandapan dengan
menggunakan sandapan I ekuifasik, yaitu tinggi kompleks QRS yang
dan aVF gelombang R= kedalaman ekuifasik pada kuadran yang
gelombang S ditentukan
https://litfl.com/ecg-axis-interpretation/
QRS – T Angle
o QRS-T Angle : memberi informasi proses repolarisasi ventrikel
o Merupakan indeks sensitif adanya gelombang T abnormal
o Umumnya aksis QRS = aksis T Bila QRS-T Angle lebar dengan aksis T
di luar normal (di luar 0 derajat sampai 90 derajat): “strain” pattern
o Abnormal ditemukan pada :
⮚ Hipertropi berat ventrikel kiri atau kanan
⮚ Gangguan konduksi ventrikel
⮚ Disfungsi miokardial (metabolik/iskemik)
05 Intervals PR, QRS,
QT/QTc
Intervals PR
⮚ Interval PR diukur mulai dari permulaan gelombang P sampai permulaan
kompleks QRS
⮚ Biasanya dinilai di Lead II
⮚ Menggambarkan waktu antara awal depolarisasi atrium sampai awal
depolarisasi ventrikel
⮚ Dipengaruhi frekuensi jantung dan umur (tabel)
⮚ Batas normal terendah :
❑ Sampai 3 th : 0,08 detik
❑ 3 sampai 16 th : 0,10 detik
❑ > 16 th : 0,12 detik
Abnormal Interval
PR
Memanjang: Memendek: Bervariasi:
∙ Memendek :
– Hiperkalsemia
– Efek digitalis
06 P wave amplitude
and duration
Gelombang p
● Gelombang P dari depolarisasi atrium ● Pada anak normal,jarang terjadi gelombang P di hantaran
● gelombang P normal mencapai 3 mm (0,3 mV) V1, bifasik.
dan tidak lebih panjang dari 0,08 detik ● Bentuk gelombang P normal 🡪 bulat, tidak runcing atau
● Gelombang P normal tidak lebih dari 2,5mm membentuk lekukan.
(0,25 mV) kecuali pada neonates ● Amplitudo normal 1,5-3 mm.
● Defleksi positif di lead II, defleksi negatif di ● Durasi normal 0,06+0,02 detik.
lead avR ● Gelombang P nilai di Lead II dan V1
– Amplitudo: – Durasi:
▪ 1,5 mm sampai 3 mm ▪ Durasi: 0,06 ± 0,02 detik (maks
▪ > 3 mm : p pulmonal ….. RAH 0,10 dtk pada anak)
▪ Positif/upright : I, II, avF, V3 – ▪ Durasi > 0,10 dtk: p mitral …..
V6 LAH
▪ Negatif/inverted : avR dan V1
07 QRS amplitude,
R/S ratio, Q waves
QRS amplitude
▪ Amplitudo :
– Low voltage: defleksi QRS < 5 mm
– Defleksi lebih dari normal : hipertropi
▪ Durasi :
– Tergantung usia (tabel)
▪ Aksis :
– Normal, LAD, RAD, Superior
Progresifitas R/S : Rasio R/S :
Normal: Rasio abnormal (di bawah atau di atas batas normal) kriteria
penting untuk hipertropi ventrikel
▪ Amplitudo gelombang R secara progresif ▪ Rasio R/S > batas atas normal di prekordial kanan 🡪 RVH
bertambah pada antaran ventrikel kiri ▪ Rasio R/S < batas bawah normal di prekordial kanan 🡪 LVH
▪ Amplitudo gelombang S secara progresif ▪ Rasio R/S > batas atas normal di prekordial kiri 🡪 LVH
berkurang pada antaran prekordial kiri ▪ Rasio R/S < batas bawah normal di prekordial kiri 🡪 RVH
Gelombang Q
– Merupakan gaya listrik yg menjauh elektroda
– Proyeksi depolarisasi septum ventrikel
– Biasanya terdapat di I, II, III, aVF dan selalu ada di V5, V6
▪ Tinggi > 5 mm : LVH
▪ Bila gel Q tidak ada :
❑ Lokasi septum abnormal
❑ Septum tidak ada
– Gelombang Q tidak ada di V4R dan V1
– Bila ada Gel Q di V1 : RAH dan RVH
Gelombang R
• Hipertrofi ventrikel kanan dengan QRS T angle yang lebar dan aksis T diluar
batas normal (biasanya pada kuadran 0-90) mengindikasikan terdapatnya pola
“strain”
rvh