Anda di halaman 1dari 52

Interpretasi

ekg pada
anak dr. Perawati

Pembimbing:
Dr. dr. Ria Nova, SpA(K)
dr. Deny Salvera Yosy, Sp. A (K), M.Kes
anak
Pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) 🡪 salah satu
pemeriksaan penunjang dalam mendiagnosis kelainan
jantung pada anak

Tabel 1 indikasi Pemeriksaan EKG pada Bayi dan Anak

Sinkop atau kejang Gangguan elektrolit


Exertional symptons Penyakit Kawasaki
Drug ingestion Demam reumatik
Takikardia Miokarditis
Bradikardia Myocardial contusion
Episode sianotik Pericarditis
Gagal jantung Pascaoperasi jantung
Hipotermia Defek jantung bawaan
anak
Konduksi jantung
Cara Pemasangan EKG

⮚ Warna merah pada pergelangan


tangan kanan
⮚ Warna hijau pada kaki kiri
⮚ Warna hitam pada kaki kanan.
⮚ Warna kuning pada pergelangan
tangan kiri.
Cara Pemasangan EKG
Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial lead
V1 pada interkosta keempat garis sternum kanan
V2 pada interkosta keempat garis sternum kiri
V3 pada pertengahan V2 dan V4
V4 pada interkosta kelima garis pertengahan clavikula kiri
V5 pada axila sebelah depan kiri
V6 pada axila sebelah belakang kiri
Gambaran gelombang ekg
Cara membaca ekg
Irama Jantung
1
Frekuensi Jantung
2
P wave axis
3
QRS axis, T axis, QRS-T angle
4
Intervals PR, QRS, QT/QTc
5
P wave amplitude and duration
6
QRS amplitude, R/S ratio, Q waves
7
ST segments and T wave
8
Irama
01 jantung
Irama jantung
Irama (sinus atau nonsinus) yang digambarkan dengan aksis P

Irama sinus:
• Irama yang berasal dari nodus sinus
• Irama normal pada semua usia
• Gelombang P diikuti kompleks QRS
• Aksis P normal (0-900)
• Untuk aksis P berada antara 0 dan +900
• P upright di sandapan I dan aVF
• P upright di sandapan II dan inverted di aVR
frekuensi
02 jantung
Frekuensi jantung
Irama Regular
• 300/banyak kotak besar dalam 1 R-R interval (25 mm/sec)
• 1500/ banyak kotak kecil dalam 1 R-R interval (25 mm/sec)
Irama ireguler
• Banyak gelombang R dalam 10 detik (bila kecepatan kertas 25 mm/sec 🡪 50 kotak besar) x 6
Axis
03 Gelombang
p
Axis Gelombang p
⮚ Menunjukkan depolarisasi atrium.
⮚ Aksis : 0 sampai 90 derajat
• >90 derajat : aksis P di
kuadran kanan bawah
• <0 derajat : aksis P
superior
04 QRS axis, T axis,
QRS-T angle
QRS axis
1st 2nd 3rd
Temukan sandapan dengan Aksis QRS tegak lurus
Tentukan kuadran dengan QRS kompleks yang terhadap sandapan dengan
menggunakan sandapan I ekuifasik, yaitu tinggi kompleks QRS yang
dan aVF gelombang R= kedalaman ekuifasik pada kuadran yang
gelombang S ditentukan
https://litfl.com/ecg-axis-interpretation/
QRS – T Angle
o QRS-T Angle : memberi informasi proses repolarisasi ventrikel
o Merupakan indeks sensitif adanya gelombang T abnormal
o Umumnya aksis QRS = aksis T Bila QRS-T Angle lebar dengan aksis T
di luar normal (di luar 0 derajat sampai 90 derajat): “strain” pattern
o Abnormal ditemukan pada :
⮚ Hipertropi berat ventrikel kiri atau kanan
⮚ Gangguan konduksi ventrikel
⮚ Disfungsi miokardial (metabolik/iskemik)
05 Intervals PR, QRS,
QT/QTc
Intervals PR
⮚ Interval PR diukur mulai dari permulaan gelombang P sampai permulaan
kompleks QRS
⮚ Biasanya dinilai di Lead II
⮚ Menggambarkan waktu antara awal depolarisasi atrium sampai awal
depolarisasi ventrikel
⮚ Dipengaruhi frekuensi jantung dan umur (tabel)
⮚ Batas normal terendah :
❑ Sampai 3 th : 0,08 detik
❑ 3 sampai 16 th : 0,10 detik
❑ > 16 th : 0,12 detik
Abnormal Interval
PR
Memanjang: Memendek: Bervariasi:

• Miokarditis : • Sindrom WPW • Wandering atrial


rematik, viral, • Sindrom LGL pacemaker (AV
difteri • Glycogen storage blok derajat 2
• PJB : ECD, ASD, disease Mobitz tipe 1)
anomali Ebstein
• Toksisitas digitalis,
kinin
• Variasi normal
Interval QT :
⮚ Diukur dari permulaan Q sampai ujung akhir gelombang T
⮚ Panjang interval QT tergantung frekuensi jantung
⮚ Untuk meniadakan pengaruh frekuensi jantung :
⮚ Bazett’s formula :
⮚ Menurut formula Bazett QTc tidak lebih dari 0,44 dtk
⮚ Pada bayi sampai 6 bln pertama : 0,49 dtk
Abnormal Interval QT
∙ Memanjang :
– Hipokalsemia
– Miokarditis
– Sindrom Long QT

∙ Memendek :
– Hiperkalsemia
– Efek digitalis
06 P wave amplitude
and duration
Gelombang p
● Gelombang P dari depolarisasi atrium ● Pada anak normal,jarang terjadi gelombang P di hantaran
● gelombang P normal mencapai 3 mm (0,3 mV) V1, bifasik.
dan tidak lebih panjang dari 0,08 detik ● Bentuk gelombang P normal 🡪 bulat, tidak runcing atau
● Gelombang P normal tidak lebih dari 2,5mm membentuk lekukan.
(0,25 mV) kecuali pada neonates ● Amplitudo normal 1,5-3 mm.
● Defleksi positif di lead II, defleksi negatif di ● Durasi normal 0,06+0,02 detik.
lead avR ● Gelombang P nilai di Lead II dan V1
– Amplitudo: – Durasi:
▪ 1,5 mm sampai 3 mm ▪ Durasi: 0,06 ± 0,02 detik (maks
▪ > 3 mm : p pulmonal ….. RAH 0,10 dtk pada anak)
▪ Positif/upright : I, II, avF, V3 – ▪ Durasi > 0,10 dtk: p mitral …..
V6 LAH
▪ Negatif/inverted : avR dan V1
07 QRS amplitude,
R/S ratio, Q waves
QRS amplitude
▪ Amplitudo :
– Low voltage: defleksi QRS < 5 mm
– Defleksi lebih dari normal : hipertropi
▪ Durasi :
– Tergantung usia (tabel)

▪ Aksis :
– Normal, LAD, RAD, Superior
Progresifitas R/S : Rasio R/S :

Normal: Rasio abnormal (di bawah atau di atas batas normal) kriteria
penting untuk hipertropi ventrikel
▪ Amplitudo gelombang R secara progresif ▪ Rasio R/S > batas atas normal di prekordial kanan 🡪 RVH
bertambah pada antaran ventrikel kiri ▪ Rasio R/S < batas bawah normal di prekordial kanan 🡪 LVH
▪ Amplitudo gelombang S secara progresif ▪ Rasio R/S > batas atas normal di prekordial kiri 🡪 LVH
berkurang pada antaran prekordial kiri ▪ Rasio R/S < batas bawah normal di prekordial kiri 🡪 RVH
Gelombang Q
– Merupakan gaya listrik yg menjauh elektroda
– Proyeksi depolarisasi septum ventrikel
– Biasanya terdapat di I, II, III, aVF dan selalu ada di V5, V6
▪ Tinggi > 5 mm : LVH
▪ Bila gel Q tidak ada :
❑ Lokasi septum abnormal
❑ Septum tidak ada
– Gelombang Q tidak ada di V4R dan V1
– Bila ada Gel Q di V1 : RAH dan RVH
Gelombang R

⮚ Gelombang R bergantung pada


sumbu QRS.
⮚ Di lead I dan II, V5 dan V6 🡪
dominan
⮚ Di lead aVR, V1, dan V2
biasanya gelombang R hanya
kecil atau tidak ada sama
sekali.
⮚ Amplitudo gelombang R
bervariasi sesuai usia.
GELOMBANG S

⮚ Gelombang S kurang atau tidak ⮚ Merupakan rekaman gaya listrik yg


terlihat dibandingkan dengan menjauh elektroda
gelombang R disandapan I atau II. ⮚ Gelombang S dalam di V1 : LVH
⮚ Di sandapan aVr,V1 atau V2 ⮚ Gelombang S dalam di V6 : RVH
gelombang S terlihat lebih ⮚ Gaya listrik menjauh dari ventrikel
menonjol. kanan dan mengarah ke ventrikel kiri.
⮚ Di V4 - V6 kurang terlihat
dibandingkan dengan gelombang R.
⮚ Amplitudo gelombang S juga
bervariasi sesuai usia .
08 ST segments & T
wave
Segmen st
– Normal: horizontal dan isoelektrik – Dikatakan elevasi atau depresi
– Penting tentukan ada elevasi atau depresi (deviasi segmen ST pd anak bila:
segmen ST) ▪ Di antaran ekstremitas:
– Patokan ada deviasi segmen PR sbg garis isoelektrik pergeseran segmen > 1 mm
– Deviasi segmen ST menunjukkan : ▪ Di antaran dada kiri : pergeseran
▪ Tanda hipoksia segmen > 2 mm
▪ Kelainan pada miokardium
▪ Iskemia
Abnormal Segmen ST (Elevasi /
Depresi)
∙ Perikarditis
∙ Miokarditis
∙ Infark miokard akut
∙ Hiperkalemia atau Hipokalemia
∙ “Strain” Hipertropi berat
∙ Efek digitalis
Gelombang t
– Menggambarkan repolarisasi ventrikel
– Paling baik diukur di hantaran prekordial kiri
– Gel T abnormal:
▪ < 2 mm : I, II, V6
▪ > 7 mm : antaran ekstremitas
▪ >10 mm : antaran precordium
– V1 :
▪ Sampai umur 72 jam : positif
▪ Sesudah 72 jam - ≤8 thn: negatif
▪ Sesudah 8 thn : positif
– V6:
▪ Selalu positif
▪ Bila negatif : ada kerusakan miokardium
– Aksis : idem aksis QRS
Gelombang t

Abnormal Gelombang T Flat atau Low T :

∙ Tall T : – Normal BBL


– Hiperkalemia – Hipotiroid
– LVH (volume overload) – Hipokalemia
– Infark miokard posterior – Hiper atau hipoglikemia
(Tall T di antaran – Perikarditis
prekordial) – Miokarditis
– Efek digitalis
Gelombang u
Sesudah gelombang T
Menggambarkan sisa potensial ventrikel
Tidak selalu ada
Amplitudo gel. U tak lebih dari 50% amplitudo gel T
Bila gel U menonjol 🡪 hipokalemia
Kriteria RVH
• Aksis QRS ke kanan. • R/S rasio yang abnormal merupakan tanda
• Kompleks QRS yang melebar dengan dari hipertrofi ventrikel kanan (tanpa
peningkatan voltase QRS disertai RBBB)
• Gel. R di sandapanV1, V2 atau • R/S rasio disandapan V1 dan V2 lebih
aVR lebih besar daripada nilai besar daripada nilai normal limit atas
normal limit bawah usia, S di untuk usia penderita
sandapanI dan V6 lebih besar • R/S rasio di sandapanV6 kurang dari 1
daripada nilai normal limit atas pada anak usia >6 bulan
untuk usia penderita
• Gel. rsR’ di sandapanV1
rvh
• Upright T disandapan V1 pada penderita berusia lebih dari 3 hari.
Terdapatnya upright T di sandapan prekordial kiri (V5, V6); upright T
disandapan V1 bukan suatu yang abnormal pada penderita berusia lebih dari 6
tahun.

• Q di sandapan V1 (qR atau pola qRs) menandakan hipertrofi ventrikel kanan


(harus yakin bahwa itu bukan gelombang r yang kecil pada konfigurasi rsR’)

• Hipertrofi ventrikel kanan dengan QRS T angle yang lebar dan aksis T diluar
batas normal (biasanya pada kuadran 0-90) mengindikasikan terdapatnya pola
“strain”
rvh

Ket. Gel. R di sadapan V1 dan V2 > batas atas


normal gel. S di sandapan V6 > batas atas harga
normal.

Ket: gel rsR’ disandapan V1 dan V2


rvh

Ket: gel qR di sandapanV1 dan V2

Ket: Pure R di sandapanV1 dan V2


Kriteria lvh
• Aksis kompleks QRS ke kiri
• QRS voltase sebagai tanda dari LV (tidakdijumpaipemanjangandurasi QRS )
• R di sandapanI, II, III, aVL, aVF, V5 atau V6 lebih besar
• S di sandapanV1 atau V2 lebih besar daripada nilai normal
• Abnormal R/S rasio sebagai tanda dari ventrikel kiri: R/S rasio di sandapanV1 dan V2 kurang dari
nilai normal
• Q pada sandapan V5 dan V6 ≥ 5 mm, gelombang T yang tinggi dan simetris pada sandapan yang
sama (ventrikel kiri overload pada fase diastolik)
• Hipertofi ventrikel kiri, QRS T angle yang lebar dengan aksis T diluar batas normal
• mengindikasikan suatu polastrainakibat repolarisasi abnormal, hal ini bermanifestasi dengan
gelombang T inverted di sandapan I, aVL< V5 dan V6
Ket: S di sandapanV1>batas atas normal. R di sandapanV6 >batas atas normal
ECG of a healthy 2-year old boy
interpretasi

⮚HR: 1500/14 = 107 x/m


⮚ QRS – T angle = 60-60 = 0
⮚Sinus Rhytm
⮚ QRS Axis= lead I positif, Lead Avf
⮚P= 2 x 0.04 = 0.08s positif, Kuadran I, equiphasic at aVL
⮚PR Interval = 0.2 60 Normal Axis
⮚R/S Ratio = 5/7 = 0.7 normal ⮚ QTC= QT interval / √RR Interval =
<1 0.28/ √0.56 = 0.378 (< 0.4) Normal
⮚R V5/V6 + S V1 = 10 + 8 = 18
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai