Anda di halaman 1dari 19

CARDIOLOGY – SKA

Seorang laki-laki usia 51 tahun datang ke IGD rumah sakit dengan keluhan nyeri
dada

Clue : angina tipikal, ekg : t inverted, enzim jantung meningkat.


Anamnesis Rasyid
51 tahun
PNS
Jl. Nangka

Keluhan Utama : nyeri dada


Lokasi : dada sebelah kiri
Sejak kapan : 30 menit yang lalu
Kronologi : tiba tiba saja dok
Kualitas : nyerinya seperti apa? Ditusuk tusuk? Terbakar? Menjalar?
 Nyeri seperti ditekan, menjalar ke ulu hati(epigastrium)


Kuantitas : nyeri menetap, skala 7
Membaik/memburuk ketika apa : memburuk aktivitas, membaik istirahat
Sudah dilakukan pengobatan : belum
Gejala lain : berdebar, diaphoresis, mual/muntah, nyeri abdominal, sesak napas, dan
sinkop? Ya.
Sebelumnya pernah sakit seperti ini? belum
Ada riwayat trauma atau jatuh ? tidak
Ada riwayat hipertensi, dm, jantung, kolesterol? Darah tinggi, kolesterol
Sejak? Rutin konsumsi obat? 10 tahun, jarang konsumsi obat
Riwayat infeksi ? tidak
Riwayat alergi? tidak
RPK
Dari keluarga ada yang memiliki riwayat seperti ini? Dulu sepertinya ayah pernah
Keluarga ada yang memiliki riwayat sakit jantung. Darah tinggi, kencing manis?
Ayah punya penyakit jantung
RPS (Sosek)
Kebiasaan merokok? Alkohol? Olahraga? merokok
Pemeriksaaa KU : tampak sakit
n Fisik Kesadaran : CM
TTV
Tensi : 120/80 mmhg
Nadi : 120 x/menit,
RR : 24 x/menit.
T : 37 C

Status generalisata
Kepala : Mesosefal? Masa/tumor?
Wajah : simetris? Sianotik?
Mata : reflek pupil? Simetris? Konjutiva anemis? Ikterik sklera?
Hidung : deformitas? Sumbatan? Secret?
Telinga : normotia? Sumbatan? Secret/discharge? Darah?
Mulut : Mulut kering? Sianosis? Atrofi papil lidah?
Leher : retraksi otot bantu pernapasan (-) Pembesaran KGB di cervical posterior (-),
pembesaran tiroid (-)
Thorax paru
Inspeksi : gerakan dada simetris? Pectus excavatum? Pectus carinatum? Barrel chest?
Palpasi : gerakan dada ada yang tertinggal? Simetris? Stem fremitus?
Perkusi : ics melebar? Sonor?
Auskultasi (zigzag dari kanan) : sonor seluruh lapang paru? Adakah suara tambahan?

Thorax jantung
6. INSPEKSI THORAX-JANTUNG :
- Bentuk precordium simetris atau tidak
- Inspeksi kulit disekitar precordium
- Ictus cordis :tampak/tidak (jika tampak maka normal / bergeser
lokasi di mana?, kuat
angkat? Melebar / tidak)

7. PALPASI JANTUNG :
Ictus cordis (lokasi, kuat angkat atau tidak, melebar atau tidak),
Sternal lift, pulsus epigastrium, pulsus parasternal, thrill :
ada / tdk pada keempat punctum proximum jantung
8. PERKUSI JANTUNG :
Menentukan batas-batas jantung :
- batas kanan bawah
- batas kiri bawah
- batas atas jantung
- batas pinggang jantung

9. AUSKULTASI JANTUNG :
- Membedakan suara jantung I & II
- Menentukan letak punctum maximum ( M, T, A, P)
- Frekuensi denyut jantung : N/ takikardi / bradikardi?
- Irama denyut jantung : regular/ irregular?
- Suara tambahan jantung ada/tidak
Abdomen  dbn
Inspeksi : simetris? Masa? Cembung, cekung, datar?
Auskultasi : bising peristaltic normal?
Perkusi : 9 regio abdomen timpani?
Palpasi : organomegali? Supel? Nyeri tekan?

Ekstremitas  dbn
CRT < 2 detik? Edem pitting/edem tungkai? Akral hangat/dingin?
Pemeriksaan Pemeriksaan darah rutin
Penunjang Pemeriksaan kimia darah
Pemeriksaan profil lipid
Pemeriksaan Heart marker  troponin dan ckmb meningkat
Pemeriksaan EKG  didapatkan gambaran sinus takikardi dengan t inverted
9 Interpretasi hasil :
- IRAMA
Tentukan irama sinus atau bukan.
Apabila
setiap kompleks QRS didahului oleh
sebuah
gelombang P berarti irama sinus, kalau
tidak,
maka berarti bukan irama
sinus.
- LAJU QRS (QRS RATE)
Irama sinus, laju QRS normal berkisar
antara
60 - 100 kali/min, kurang dari 60 kali
disebut bradikardia sinus, lebih dari
100 kali
disebut takikardia sinus.
Reguler jarak r-r 1500/kk,
300/kb
Ireguler jumlah r dalam 6
detik x 10
- AKSIS.
Aksis normal selalu terdapat antara -
30°
sampai +110°. Lebih dari -30°
disebut
deviasi aksis kiri, lebih dari +110°
disebut
deviasi aksis kanan, dan bila lebih dari
+180°
disebut aksis superior.
Lead I + , Avf + normo aksis
Lead I-, Avf + RAD
Lead I+ AVF – LAD

- ZONA TRANSISI
Zona transisi adalah area dimana gelombang
R positif dan S negatif tampak relatif sama.
Zona transisi normalnya berada di V3/V4.
V1/v2 counterclockwise
V5/v6 clockwise
➢ INTERVAL
➢ Interval P-R : Diukur mulai dari permulaan gelombang P
sampai permulaan kompleks QRS. Sebenarnya lebih tepat
interval ini disebut P-Q. Nilai normalnya : 0,12 - 0,20 detik.
Interval PR normal adalah kurang dari 0,2 detik. Lebih dari 0.2
detik disebut blok AV derajat satu. Kurang dari 0,1 detik
disertai adanya gelombang delta menunjukkan Wolff-
Parkinson- White syndrome.
➢ Interval QRS : Diukur dari permulaan gelombang Q (R
bila tidak terlihat Q) sampai akhir gelombang S. Batas
atas nilai normalnya adalah 0,1 detik. Kadangkadang
pada sandapan prekordial V2 atau V3, interval ini
mungkin 0,11 detik. Interval QRS yang lebih dari 0,1
detik harus dicari apakah ada right bundle branch
block, left bundle branch block atau ekstrasistol
ventrikel.
➢ Interval Q-T : Interval ini diukur dari permulaan
gelombang Q sampai akhir gelombang T. Dengan ini
diketahui lamanya sistole elektrik. Interval Q-T
normal tidak melebihi 0,42 detik pada pria dan 0,43
detik pada wanita.
MORFOLOGI
➢ Gelombang P
Perhatikan apakah kontur gelombang P normal atau
tidak. Apakah ada P-pulmonal atau P-mitral.
P normal positif di lead I,II, Avf
negatif di Avr
P tinggi < 2.5 kk (jk lebih p pulmonal)
Avf P lebar < 3 kk (jk lebih p mitral)
➢ Kompleks QRS
Adanya gelombang Q patologis menandakan old
myocardial infarction (tentukan bagian jantung mana
yang mengalami infark melalui petunjuk sandapan
yang terlibat). Bagaimana amplitudo gelombang R dan
S di sandapan prekordial. Gelombang R yang tinggi di
sandapan V1 dan V2 menunjukkan hipertrofi
ventrikel kanan (atau infark dinding posterior).
Gelombang R yang tinggi di sandapan V5 dan V6
dengan gelombang S yang dalam di sandapan V1 dan
V2 menunjukkan hipertofi ventrikel kiri.
Q patologis : lebar > 1mm, dalam >2mm, >= 1/3
amplitudo qrs
RVH R/S di V1>1 , R/S di V6<1
LVH S di V1/V2 + R di V5/V6 >= 35 kk
➢ Segmen ST
Elevasi segmen ST menandakan infark miokard akut
(tentukan bagian mana dari jantung yang mengalami
infark). Depresi segmen ST menandakan iskemia.
Isoelektris -0.5mm sampai 2mm
➢ Gelombang T
Gelombang T yang datar (flat) menandakan iskemia.
Gelombang T terbalik (T-inverted) menandakan
iskemia atau mungkin suatu aneurisma. Gelombang T
yang runcing menandakan hiperkalemia.
➢ Gelombang U
Gelombang U yang sangat tinggi (> gel.
menunjukkan hipokalemi Gelombang U yang
terbalik menunjukkan iskemia miokard yang
contoh interpretasi
1. Normo sinus rhytm
 Irama : sinus
 Laju QRS (QRS rate) : Karena R-R sama : 300/3,5 = 85x/menit  normal
 Axis : lead I (+), lead aVF (+)  (+) normo axis
 Zona transisi : terletak di V3  normal
 Interval : Nilai interval normal
Interval P-R : 4 kotak kecil / 0,16 detik
Interval QRS : 1 kotak kecil / 0,04 detik
Interval QT : 9 kotak kecil/ 0,36 detik
Interval Q-U : tidak terdapat gelombang U
 Morfologi
Gelombang P : Lebar sekitar 1,5 kotak kecil/ 0,06 detik
Tinggi 1 kotak kecil
Tidak ada gambaran P mitral maupun P pulmonal
Kompleks QRs : Lebar 2 kotak kecil/ 0,08 detik
Tidak terdapat Q patologis, tidak terdapat
amplitudo gelombang R yang tinggi maupun S yang
dalam pada sandapan prekordial
Segmen ST : Isoelektrik, Tidak terdapat elevasi maupun depresi
segmen ST
Gelombang T : Tidak terdapat gelombang T yang tinggi (tall T)
maupun gelombang T yang datar (Flat) maupun terbalik T
Inverted

Gelombang U : Tidak terdpat gelombang U


 Interpretasi : Kesan Gambaran EKG normo sinus rhytm

Diagnosis Diagnosis klinis : SKA NSTEMI


dan
Diagnosis
Banding
Diagnosis banding
Tatalaksana
Rujuk atau Sp.JP / Sp.PD
Edukasi

Pedoman tatalaksana SKA PERKI 2015


https://inaheart.org/wp-content/uploads/2021/07/
Pedoman_tatalaksana_Sindrom_Koroner_Akut_2015.pdf

Anda mungkin juga menyukai