SYNDROME
OLEH: LAMBOK KEVIN STEIN
IDENTITAS PASIEN
• Nama: Mr. Z
• Jenis kelamin: Laki-laki
• Usia: 57 tahun
KELUHAN UTAMA
• Nyeri dada kiri yang dirasakan seperti ditimpa benda berat, 9 jam SMRS
• Nyeri dirasakan saat istirahat, selama kira-kira 1 jam, tidak berkurang dengan istirahat
• Keringat dingin yang membasahi seluruh tubuh dan baju
• Mual muntah sebanyak 3 kali berisi sisa makanan dan cairan kekuningan
• Tidak ada penjalaran
• Tidak ada rasa berdebar maupun sesak napas
• Keluhan baru pertama kali
• Tidak ada riwayat sesak napas bila beraktivitas berat yang berkurang dengan istirahat
• Tidak ada keluhan terbangun tiba-tiba pada malam hari karena sesak napas setelah tidur selama
2-3 jam yang berkurang dengan posisi duduk.
• Tidur nyaman dengan 1 bantal
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Riwayat tekanan darah tinggi sejak 20 tahun SMRS, tekanan darah tertinggi 170/…. Rata-rata
140/….
• Tidak memiliki riwayat nyeri pada tungkai bawah saat berjalan jauh dan hilang bila beristirahat
• Tidak memiliki riwayat penglihatan mendadak menjadi buram
• Tidak memiliki riwayat gula darah tinggi
• Tidak memiliki riwayat kolesterol tinggi
• Merokok sejak 40 tahun SMRS, rata-rata ½ bungkus per hari
RIWAYAT PENGOBATAN
Irama Sinus
Reguler
Rate 60x/min
Normoaxis
Gel. P normal
PR interval normal
QRS complex normal
ST elevasi pada lead II, III, aVF
Precordial kanan dalam batas normal
1. DIAGNOSIS KERJA
• Nyeri dada
Lokasi: Retrosternal, sulit dilokalisir
Deskripsi: Rasa berat, terhimpit, ditekan, diremas, terbakar, atau angina ekuivalen (nyeri epigastric,
sesak napas, dll.)
Penjalaran: Lengan kiri, bahu, punggung, leher, rahang bawah
Durasi: Lebih dari 20 menit
Penyerta: Mual, muntah, keringat dingin
Gradasi berat nyeri (Canadian cardiovascular society)
Beratnya AP menggambarkan beratnya iskemik otot jantung
1. CSS Kelas I: Aktivitas sehari-hari seperti jalan kaki, naik tangga 1-2 lantai tidak menimbulkan
nyeri dada. Timbul saat latihan berat, berjalan cepat, dan terburu-buru waktu bekerja dan
bepergian.
2. CSS Kelas II: Aktivitas sehari-hari agak terbatas, AP muncul bila melakukan aktivitas lebih berat
dari biasanya
3. CSS kelas III: Aktivitas sehari-hari terbatas. AP timbul bila berjalan satu-dua blok, naik tangga
satu lantai dengan kecepatan yang biasa.
4. CSS kelas IV: AP timbul pada waktu istirahat sekalipun. Hampir semua aktivitas dapat
menimbulkan angina termasuk mandi, menyapu, dll.
ST elevasi
• Terdapat pada dua lead berdekatan atau lebih
• Disebut ST elevasi jika:
1. Pria > 40 th: Elevasi J point > 0.2 mV (2 mm) di V2 dan V3 dan elevasi J point > 0.1 mV (1 mm) di
lead lain
2. Pria < 40 th: Elevasi J point > 0.25 mV (2,5 mm) di V2 dan V3 dan elevasi J point > 0.1 mV (1 mm)
di lead lain
3. Wanita: Elevasi J point > 0.15 mV (1,5 mm) di V2 dan V3 dan elevasi J point > 0.1 mV (1 mm) di
lead lain
4. Pria dan Wanita: Elevasi J point > 0.05 mV (0,5 mm) pada lead V3R dan V4R
Evolusi EKG pada ACS
Biomarker Initial elevation (hrs) Peak elevations Return to normal
Myoglobin 1-4 6-7 hrs 24 hrs
CK-MB 3-12 24 hrs 48-72 hrs
Troponin I 3-12 24 hrs 5-10 days
Troponin T 3-12 12 hrs – 2 days 5-14 days
KLASIFIKASI
• Tujuan utama tatalaksana IMA adalah diagnosis cepat, menghilangkan nyeri dada,
penilaian dan implementasi strategi reperfusi yang mungkin dilakukan,
pemberian antitrombotik dan terapi antiplatelet, pemberian obat penunjang dan
tatalaksana komplikasi IMA.
Morfin, untuk Oksigen, diberikan pada
Aspirin, dosis
mengurangi nyeri dada, pasien dengan saturasi
160-325 mg di
dosis 2-4 mg dan dapat oksigen arteri <94%.
ruang emergensi,
diulang dengan interval STEMI tanpa komplikasi
dan selanjutnya 75-
5-15 menit sampai dosis dapat diberikan oksigen
100 mg.
totaal 20 mg. selama 6 jam pertama.
Obat tPA, TNK, dan rPA membutuhkan heparin yang diberikan segera setelah
selesai terapi fibrinolitik. Dosis: 4000IU, bolus. Dilanjutkan dengan pemberian
heparin intravena hingga 48jam, target aPTT: 50-75detik.
Kontraindikasi Fibrinolitik:
• Stroke hemoragik kapanpun
• Stroke iskemik 3 jam – 6 bulan
• Riwayat trauma maksilofasial
• AVM
• Keganasan
• Diseksi aorta
• Bleeding disorder
Yang harus diperhatikan selama pemberian fibrinolitik:
• Perdarahan
• Alergi
• Hipotensi
• Aritmia reperfusi
ANTIPLATELET
3 mekanisme yang berkaitan dengan agregasi platelet: (1) aktivasi trombosit, (2) produksi
dan sekresi ADP dan serotonin, (3) terbentuknya tromboksan A2. Obat golongan
antiplatelet bekerja dengan memengaruhi mekanisme tersebut untuk mencegah agregasi.
3 kelas:
1. COX-1 Inhibitor
• Penghambatan COX-1 akan menghambat sintesis tromboksan A2 (TXA2) yang
penting dalam aktivasi platelet secara ireversibel selama masa hidup platelet yaitu 8-10
hari.
• Contoh obat: aspirin. Dosis awal aspirin: 160-325 mg, diikuti dengan 75-100mg/hari,
direkomendasikan pada semua pasien PJK kecuali yang memiliki kontraindikasi.
2. Antagonis reseptor P2Y12 ADP (adenosine difosfat)
a. Tiklopidin. Generasi pertama. Sudah jarang digunakan.
b. Klopidogrel. Generasi kedua thyenopyridine, prodrug. 600mg pada pemberian
pertama diikuti dengan dosis 150mg/hari selama 7 hari.
c. Prasugrel. Generasi ke-3 thyenopyridine, prodrug. Dosis awal 60 mg, dilanjutkan
dengan 10mg/hari.
d. Ticagrelor. Obat dari kelas terbaru, yaitu cyclopentyltriazolopyrimnidine. Dosis
awal: 180mg, diikuti dengan 90mg bid.
3. Inhibitor Glikoprotein IIb/IIIa
Menghambat reseptor yang berfungsi sebagai perlekatan integrin platelet, dan
mencegah aktivasi dan hubungan silang tahap akhir platelet oleh fibrin dan faktor
vonWillebrand
ANTIKOAGULAN
• Oral
1. Warfarin
Paling sering digunakan, efek samping berupa eprdaahan sering ditemukan.
Warfarin bekerja dengan menginaktivasi vitamin K di dala mikrosom sel hati dan
menyebabkan penekanan produksi faktor-faktor koagulasi yang proses
produksinya bergantung pada vitamin K.
2. Dabigatran: menghambat thrombin secara langsung.
3. Rivaroxaban dan apixaban: menghambat faktor Xa.
• Obat ke-2 da ke-3 belum direkomendasikan untuk penanganan PJK.
• Parenteral
1. UFH. Efek: mengikat antitrombin III dan thrombin untuk menghmbat agregasi platelet serta
menghambat faktor Xa beserta faktor lain pada jalur koagulasi intrinsik. Dosis heparin
untuk pasien PJK: 60-70 IU/kgBB sampai 5000IU dan dilanjutkan dengan dosis 12-
15IU/kgBB sampai 1000IU/jam.
2. LMWH. Cara kerja: berinteraksi dengan antitrombin III yang kemudian akan menghambat
faktor Xa, serta efek langsung pada trombn, namun tidak sekuat UFH. Administrasi obatnya
secara subkutan. Contoh obat: enoxaparin. Dosis: 1mg/kgBB, subkutan, setiap 12 jam,
dikombinasikan dengan antiplatelet.
3. Fondaparinux. Cara kerja: berikatan dengan kuat dan reversibel dengan antitrombin,
mengkatalisasikan efek inhibisinya terhadap faktor Xa sampai 300kali. Dosis: 2.5mg,
subkutan, 1 kali sehari.
4. Bivalirudin. Analog sintetis dari hirudin, senyawa yag terdapt pada lintah. Cara kerja:
mnghambat trobin secara langsung dan mencegah perubahan fibrinogen menjadi fibrin.
Dosis: 0.75mg/kgBB sebelum PCI, dan dilanjutkan 1.75mg/jam selama PCI
Statin
Aman dan ditoleransi dengan baik.
Merupakan pilihan utama untuk menurunkan k-LDL
Efek samping : gangguan liver, sehingga disarankan pemeriksaan fungsi liver sebelum
memberikan statin dan dievaluasi secara berkala setiap 6 bulan
Sasaran terapi untuk mencapai kadar kolesterol LDL <100 mg/dL
Fibrat
Merupakan obat tunggal yang paling efektif untuk orang dengan TG yang sangat tinggi dan bisa
digunakan sebagai obat tambahan apabila dengan statin TG masih tetap tinggi.
Efek samping : gangguan gastrointestinal dan kemungkinan terbentuk batu empedu serta
interaksi dengan obat lain.
EDUKASI NONFARMAKOLOGI
• Diet
– Buah-buahan 200 gram/minggu
– Asupan sayur-sayuran 200 gram/minggu
– Asam lemak tak jenuh dari minyak ikan
– Asupan energi asam lemak jenuh <1% dari total asupan energi
– Asupan garam < 5 gram per hari
– Asupan serat 30-45 gram/hari dari gandum, buah, sayur
– Asupan ikan setidaknya 2x/minggu
– Pembatasan konsumsi alcohol 2 gelas/hari untuk laki-laki dan 1 gelas/hari untuk wanita
• Aktivitas olahraga
– Olahraga 3x/minggu dengan durasi 30 menit setiap sesinya
• Aktivitas seksual
– Gunakan nitrogliserin saat melakukan hubugan seksual dan hindari pemberian sildenafil bersamaan
dengan nitrat.
• Pengelolaan berat badan
– Penurunan BB disarankan bagi pasien overweight dan obesitas
TERIMA KASIH