Anda di halaman 1dari 38

MK STEMI Inferior

Irawan Zaki Mediciano


15711138

Pembimbing: dr. Dini Sp, JP


RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
Identitas
Pasien

Nama : Tn. T
Usia : 68 tahun
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Adimulyo,Kebumen
Pemeriksaan : 26 September 2020
No.RM : 452***
Anamnesis

Pasien datang ke IGD RSDS dengan


keluhan nyeri dada sebelah kiri sejak 2
jam SMRS. Nyeri seperti ditusuk. Durasi
sekitar 15-20 menit. Sempat merasa
keringatan SMRS. Nyeri diperberat ketika
aktifitas fisik.
Riwayat Penyakit
Sekarang

Pasien mondok di ICCU RSDS sejak 2 hari yang lalu. Sekarang


pasien dalam keadaan dengan keluhan nyeri dada kiri seperti
ditusuk tanpa disertai nyeri yang menjalar. Pasien merasa
seidkit cemas. Pasien tidak merasa sesak, tidak batuk, tidak
mual, tidak muntah, BAB & BAK lancar. Pasien merokok namun
jarang. Olahraga setiap hari. Pasien sedang tidak mengkonsumsi
obat apapun dan belum pernah diobati, pasien memiliki riwayat
hipertensi dan tidak rutin pengobatan.
Riwayat Penyakit
Dahulu

• Riwayat keluhan serupa : disangkal


• Riwayat alergi antibiotik : disangkal
• Riwayat alergi makanan : disangkal
• Riwayat Hipertensi : ada
• Riwayat Asma : disangkal
• Riwayat Gastritis : disangkal
• Riwayat DM : disangkal
• Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
• Riwayat HD : disangkal
Riwayat Penyakit
Keluarga

• Riwayat keluhan serupa : tidak ada


• Riwayat alergi antibiotik : tidak ada
• Riwayat alergi makanan : tidak ada
• Riwayat Hipertensi : tidak ada
• Riwayat Asma : tidak ada
• Riwayat Gastritis : tidak ada
• Riwayat DM : tidak ada
• Riwayat Penyakit Jantung : tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum/Kesadaran
Cukup/Compos Mentis (GCS E4V5M6)

Tekanan Darah
111/64 mmHg

Respiratory Rate
20x/menit

Nadi
79x/menit (Reguler, Kuat)

Suhu
36,4 C
Pemeriksaan
Fisik
Kepala:
• Normosefal, Simetris
• CA (-/-), SI (-/-),Discharge mata (-/-),Pupil bulat,
Isokor 3mm/3mm
• Deviasi Trakea (-), pembesaran KGB (-), tidak ada
peningkatan JVP
Pemeriksaan
Thorax:
Fisik
• Inspeksi:
Paru dalam batas normal, gerakan simetris
Cor dalam batas normal (ictus cordis tak terlihat).
• Palpasi:
Paru dalam batas normal,
Ictus Cordis teraba, nyeri tekan dada kiri bawah. (Thrill: -)
• Perkusi:
Paru dalam batas normal, Sonor
Batas atas jantung SIC 2 sinistra, Batas kanan SIC 4 Linea
parasternal dextra, Batas kiri SIC 5 Linea midclavicula sinistra
• Auskultasi:
Paru SDV (+++/+++), Wh (---/---), RH (---/---)
Suara jantung I/II regular, mur-mur (-), gallop (-), ES (-)
Pemeriksaan
Fisik
Abdomen:
• Inspeksi:
Simetris, Hiperemis (-), Tumor (-), Pembesaran (-)
• Auskultasi:
Bising Usus (+)
• Perkusi:
Batas hepar dan lien dalam batas normal,
pembesaran (-)
• Palpasi:
Nyeri Tekan (-)
Pemeriksaan
Fisik
Ekstremitas:
• Edem (--/--)
• Akral Hangat (++/++)
Kulit:
• Sianosis (-)
• Turgor Kulit (normal)
Pemeriksaan
Penunjang (Lab)
Lab: Interpretasi:
• Hb : 14.1 (13.2-17.3)
• AL : 15.2 (meningkat) (3.8-10.6)
• Leukositosis
• HMT : 41 (40-52)
• AE : 4.6 (4.4-5.9)
• AT : 246 (150-440)
• MCH : 31 (26-34)
• MCHC : 34 (32-36)
• MCV : 89 (80-100)
• Eosinofil : 1.4 (rendah) (2-4)
• Basofil : 0.2 (0-1)
• Netrofil : 80.4 (meningkat) (50-70)
• Limfosit : 13.3 (rendah) (22-40)
• Monosit : 4.7 (2-9)
• GDS : 105 (80-110)
• Ureum : 33 (10-50)
• Creatinin : 0.99 (0.8-1.3)
• Kalium : 4.2 (3.5-5.3)
• Natrium : 136 (135-147)
• Clorida : 112 (meningkat) (98-107)
Pemeriksaan
Penunjang (EKG)
Pemeriksaan
Penunjang (EKG)
Interpretasi:
• Irama: Sinus
• Ritme: Reguler
• Laju/Rate: 300/5.5 = 54.5 rate/menit (Bradikardi)
• P Terlihat
• PR normal (3-4 kotak kecil)
• Axis: Normo Axis (I & AvF Positif)
• ST Elevasi pada Lead II, III, AvF
Pemeriksaan
Penunjang (EKG)
Pemeriksaan Penunjang (RO
Thorax)
Interpretasi:
• CTR = (5.1/10) x 100% = 51% (Kardiomegali
ringan)
• Gambaran Bronkitis
Diagnosis

Diagnosis: Diagnosis Banding:


• STEMI Inferior • Perikarditis
• Emboli Paru
Planning

Tx:
• Aspilet 1x1 (160 mg)
• Alprazolam 0,5mg
• ISDN sublingual jika nyeri dada
• Foundaparinux (Arixtra) 2,5
STEMI

• ST Elevasi Myocard Infarc (STEMI)


• Gangguan aliran darah ke jantung yg
menyebabkan sel otot jantung mati
karena otot tidak mendapat darah
karenaadanya sumbatan di aliran
pembuluh darah secara mendadak
disertai elevasi segemn ST pada
bacaan EKG.
Faktor Risiko
• Faktor Usia, merokok, hipertensi dapat menyebabkan
disfungsi dan aktivasi endotelial.
• Pemaparan faktor-faktor tersebut menimbulkan injury
sel endotel sehingga menyebabkan disfungsi endotel.
• Sel tidak lagi memproduksi nitric oxide sebagai
vasodilator, anti trombotik dan anti proliferasi.
• Produksi vasokonstriktor meningkat, Endotelin I dan
Angiotensin II berperan sbg migrasi dan pertumbuhan
sel.
Patofisiologi
1. Leukosit menempel pada sel endotel>ke sub
endotel>menjadi makrofag (sebagai pembersih dan
eliminasi kol. LDL)
2. Timbul bercak lema menjadi ateroma matur>perlekatan
trombosit ke tepian ateroma menyebabkan
trombosis.>ulserasi fibrosa>oklusi arteri.
3. Kadar oksigen ke mikoard menurun>gangguan fungsi
otot jantung> Miokard gagal memetabolisme as.lemak
& glukosa mnjd CO2 dan air>as.lemak tdk teroksidasi
& glukosa mnjd as.laktat serta pH Intrasel turun.
Patofisiologi

4. Stabilitas membran sel terganggu>kebocoran kanal K+


dan Na+
5. Aliran darah menurun tiba”>STEMI
Pemeriksaan
1. Gejala: nyeri dada substernal >30menit,cemas, gelisah,
keringat dingin.
2. Pemeriksaan CKMB utk petanda kerusakan jantung:
meningkat setelah 3 jam bila ada Infark (puncak 10-24
jam) normal dalam 2-4 hari.
3. Pemeriksaan cTn:
meningkat setelah 2 jam bila ada infak (Puncak 10-24
jam), cTn T masih dideteksi setelah 5-14 hari, cTn I
setelah 5-10.
4. Leukosit utk reaksi non spesifik injury miokard:
mencapai 12.000-15.000 dalam 3-7 hari
Pemeriksaan
5. EKG
Pemeriksaan
5. EKG
Tatalaksana

1. Oksigen 2L/min: diberikan pada pasien dgn saturasi O2 <90% selama 6 jam pertama.
2. Morfin: mengatasi nyeri 2-4mg diulang dgn interval 5-15 menit hingga dosis total 20mg.
3. Istirahat 12 jam pertama
4. Penenang: Alprazolam/diazepam
Tatalaksana
IGD
1. Tirah baring & Pemberian O2 3-9 L/m
2. Aspirin 180-320mg dikunyah agar diabsorbsi lebih cepat
3. Clopidrogerel 300mg PO dgn dosis harian 75mg/ hari
4. Nitrogliserin atau ISDN jika nyeri dada, jika masih nyeri bisa diberi 5mg lagi (max 3x)
5. Morfin 1-5mg IV jika tidak ada respon thdp nitrogliserin, diulang 10-30menit.
Strategi
Reperfusi
PCI ( Percutaneous Coronary Intervension) & Fibrinolitik.
1. Diindikasikan pada pasien dengan gejala iskemia kurang lebih sama dengan 12 jam
dengan elevasi ST persisten.
2. Primary PCI (dilakukan dalam 120 menit eaktu kontak medis pertama)
3. Jika primary PCI tidak dapat dilakukan karena waktu, maka fibrinolitik diindikasikan pada
lasien dengan gejala iskemia <12jam dengan elevasi ST persisten dan tanpa
kontraindikasi.

Waktu tempuh dari tempat kejadian ke RS dengan fasilitas PCI kurang atau lebih dari 2 jam?
Jika kurang maka menggunakan PCI, jika lebih maka menggunakan fibrinolitik.
Bila dipilih fibrinolitik maka terapi dimulai 10 menit dari diagnosis STEMI ditegakkan, lalu
pasien dikirin ke rs dgn fasilitad PCI (jika memungkinkan).
Jika fibrinolitik gagal atau terjadi ketidak stabilan hemodinamik maka dilalukan Rescue PCI.
PCI

1. PCI (Percutaneus Coronary Intervension) adalah prosedur intervensi non bedah


menggunakan kateter untuk melebarkan atau membuka lembuluh darah koroner yang
menyempit dengan balon atau stent.
2. PCI primer adalah PCI emergency dengan balon pada arteri yg infark tanpa terapi
fibrinolitik sebelumnya..
Tatalaksana
Trombolitik/Fibrinolisis

1. Idealnya diberi 30 menit sejak masuk, tujuan tindakan ini untuk restorasi cepat arteri
koroner.
2. Tissue Plasminogen Activator (tPA), Streptokinase, Tenekteplase (TNK), & Retekplase
(rPA) Mengubah plasminogen menjadi plasmin untuk melisiskan trombus.
3. Streptokinase (1,5 juta dalam 30-60menit), Reteplase (10 U, 2x interval 30 menit),
Tenecteplase (berdasarkan obat)
4. Indikasi: Klas I (jika tdk ada kontraindikasi terapi fibrinolitik harus diberikan <12jam Untuk
antisipasi Intervensi perkutan primer tidak dapat dilakukan <120menit), Klas II (pada
pasien STEMI dengan bukti EKG Iskemia dalam sampai waktu 24 jam & berisiko
hemodinamik tidak stabil).
5. Monitor Vital sign & EKG tiap 5-10 menit (Perdarahan, Alergi, Hipotensi, Aritmia
Reperfusi)
Kontra Indikasi Absolut
Trombolitik/Fibrinolisis

1. Stroke hemoragik atau stroke yang belum diketahui penyebabnya dengan awitan
kapanpun
2. Stroke iskemik 6 bulan terakhir
3. Kerusakan sistem saraf pusat & neoplasma
4. Trauma operasi/kepala berat dalam 3 minggu terakhir
5. Perdarahan saluran cerna 1 bulan terakhir
6. Penyakit darah
7. Diseksi aorta
Kontra Indikasi Relatif
Trombolitik/Fibrinolisis

1. Transient Iskemik Attack 6 bulan terakhir


2. Pemakaian antikoagulan oral
3. Kehamilan atau dalam 1 minggu postpartum
4. Resusitasi traumatik
5. Hipertensi refrakter (TDS>180mmhg)
6. Penyakit lada hepar yang lanjut
7. Infeksi endokarditis
8. Ulkus peptikum aktif
Tanda Berhasil
Trombolitik/Fibrinolisis

1. Resolusi konplit nyeri dada


2. ST elevasi menurun>50% (pada sadapan dgn elevasi ST tertinggi)
3. Adanya aritmia reperfusi
Trombolisis in Myocardial Infarction
Grading System (Angiography)

1. Grade 0 : oklusi total pada lokasi infark


2. Grade 1 : Penetrasi sebagian materi kontras melewati titik obstruksi tanpa perfusi
vaskular distal.
3. Grade 2 : Infark ke bagian distal dengan aliran yang melambat.
4. Grade 3 : perfusi penuh dengan aliran normal.
Tatalaksana di ICCU

1. Istirahat 12 jam pertama


2. Diet (puasa/hanya minum cair 4-12jam pertama mencegah risiko muntah/aspirasi).
3. Bowel (obat pencahar untuk menangani konstipasi karena obat narkotik penghilang nyeri
dan lama istirahat di tempat tidur)
4. Sedasi (Diazepam 5mg sebagai penenang 3-4x sehari)
Tatalaksana Jangka
Panjang

1. Perubahan gaya hidup dan mengendalikan faktor risiko


2. Antiplatelet (aspirin 75-100mg) diindikasikan tanpa henti.
3. Beta blocker oral (pada pasien gagal jantung)
4. ACE inhibitor
5. Antagonis aldosteron
DAFTAR PUSTAKA

1. Setiati S, et al. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Interna Publishing:Jakarta.
2. ESC guideline for the management of Acute Miokardial Infarction in patients presenting
with ST segment elevation. Europe Heart Journal.2012.
3. Ibanez B, James S, Agewall S, Antunes MJ, et al.2017. ESC Guidelines for the
management of acute myocardial infarction in patients presentinf with ST-Segment
elevation. Eur Heart J. 2018;39:119-177.
4. PERKI. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut Edisi Keempat.
Jakarta:PERKI.2018
5. PERKI. Buku Ajar Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut 2017. Jakarta:PERKI.2019.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai