Nama : Tn. T
Usia : 68 tahun
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Adimulyo,Kebumen
Pemeriksaan : 26 September 2020
No.RM : 452***
Anamnesis
Tekanan Darah
111/64 mmHg
Respiratory Rate
20x/menit
Nadi
79x/menit (Reguler, Kuat)
Suhu
36,4 C
Pemeriksaan
Fisik
Kepala:
• Normosefal, Simetris
• CA (-/-), SI (-/-),Discharge mata (-/-),Pupil bulat,
Isokor 3mm/3mm
• Deviasi Trakea (-), pembesaran KGB (-), tidak ada
peningkatan JVP
Pemeriksaan
Thorax:
Fisik
• Inspeksi:
Paru dalam batas normal, gerakan simetris
Cor dalam batas normal (ictus cordis tak terlihat).
• Palpasi:
Paru dalam batas normal,
Ictus Cordis teraba, nyeri tekan dada kiri bawah. (Thrill: -)
• Perkusi:
Paru dalam batas normal, Sonor
Batas atas jantung SIC 2 sinistra, Batas kanan SIC 4 Linea
parasternal dextra, Batas kiri SIC 5 Linea midclavicula sinistra
• Auskultasi:
Paru SDV (+++/+++), Wh (---/---), RH (---/---)
Suara jantung I/II regular, mur-mur (-), gallop (-), ES (-)
Pemeriksaan
Fisik
Abdomen:
• Inspeksi:
Simetris, Hiperemis (-), Tumor (-), Pembesaran (-)
• Auskultasi:
Bising Usus (+)
• Perkusi:
Batas hepar dan lien dalam batas normal,
pembesaran (-)
• Palpasi:
Nyeri Tekan (-)
Pemeriksaan
Fisik
Ekstremitas:
• Edem (--/--)
• Akral Hangat (++/++)
Kulit:
• Sianosis (-)
• Turgor Kulit (normal)
Pemeriksaan
Penunjang (Lab)
Lab: Interpretasi:
• Hb : 14.1 (13.2-17.3)
• AL : 15.2 (meningkat) (3.8-10.6)
• Leukositosis
• HMT : 41 (40-52)
• AE : 4.6 (4.4-5.9)
• AT : 246 (150-440)
• MCH : 31 (26-34)
• MCHC : 34 (32-36)
• MCV : 89 (80-100)
• Eosinofil : 1.4 (rendah) (2-4)
• Basofil : 0.2 (0-1)
• Netrofil : 80.4 (meningkat) (50-70)
• Limfosit : 13.3 (rendah) (22-40)
• Monosit : 4.7 (2-9)
• GDS : 105 (80-110)
• Ureum : 33 (10-50)
• Creatinin : 0.99 (0.8-1.3)
• Kalium : 4.2 (3.5-5.3)
• Natrium : 136 (135-147)
• Clorida : 112 (meningkat) (98-107)
Pemeriksaan
Penunjang (EKG)
Pemeriksaan
Penunjang (EKG)
Interpretasi:
• Irama: Sinus
• Ritme: Reguler
• Laju/Rate: 300/5.5 = 54.5 rate/menit (Bradikardi)
• P Terlihat
• PR normal (3-4 kotak kecil)
• Axis: Normo Axis (I & AvF Positif)
• ST Elevasi pada Lead II, III, AvF
Pemeriksaan
Penunjang (EKG)
Pemeriksaan Penunjang (RO
Thorax)
Interpretasi:
• CTR = (5.1/10) x 100% = 51% (Kardiomegali
ringan)
• Gambaran Bronkitis
Diagnosis
Tx:
• Aspilet 1x1 (160 mg)
• Alprazolam 0,5mg
• ISDN sublingual jika nyeri dada
• Foundaparinux (Arixtra) 2,5
STEMI
1. Oksigen 2L/min: diberikan pada pasien dgn saturasi O2 <90% selama 6 jam pertama.
2. Morfin: mengatasi nyeri 2-4mg diulang dgn interval 5-15 menit hingga dosis total 20mg.
3. Istirahat 12 jam pertama
4. Penenang: Alprazolam/diazepam
Tatalaksana
IGD
1. Tirah baring & Pemberian O2 3-9 L/m
2. Aspirin 180-320mg dikunyah agar diabsorbsi lebih cepat
3. Clopidrogerel 300mg PO dgn dosis harian 75mg/ hari
4. Nitrogliserin atau ISDN jika nyeri dada, jika masih nyeri bisa diberi 5mg lagi (max 3x)
5. Morfin 1-5mg IV jika tidak ada respon thdp nitrogliserin, diulang 10-30menit.
Strategi
Reperfusi
PCI ( Percutaneous Coronary Intervension) & Fibrinolitik.
1. Diindikasikan pada pasien dengan gejala iskemia kurang lebih sama dengan 12 jam
dengan elevasi ST persisten.
2. Primary PCI (dilakukan dalam 120 menit eaktu kontak medis pertama)
3. Jika primary PCI tidak dapat dilakukan karena waktu, maka fibrinolitik diindikasikan pada
lasien dengan gejala iskemia <12jam dengan elevasi ST persisten dan tanpa
kontraindikasi.
Waktu tempuh dari tempat kejadian ke RS dengan fasilitas PCI kurang atau lebih dari 2 jam?
Jika kurang maka menggunakan PCI, jika lebih maka menggunakan fibrinolitik.
Bila dipilih fibrinolitik maka terapi dimulai 10 menit dari diagnosis STEMI ditegakkan, lalu
pasien dikirin ke rs dgn fasilitad PCI (jika memungkinkan).
Jika fibrinolitik gagal atau terjadi ketidak stabilan hemodinamik maka dilalukan Rescue PCI.
PCI
1. Idealnya diberi 30 menit sejak masuk, tujuan tindakan ini untuk restorasi cepat arteri
koroner.
2. Tissue Plasminogen Activator (tPA), Streptokinase, Tenekteplase (TNK), & Retekplase
(rPA) Mengubah plasminogen menjadi plasmin untuk melisiskan trombus.
3. Streptokinase (1,5 juta dalam 30-60menit), Reteplase (10 U, 2x interval 30 menit),
Tenecteplase (berdasarkan obat)
4. Indikasi: Klas I (jika tdk ada kontraindikasi terapi fibrinolitik harus diberikan <12jam Untuk
antisipasi Intervensi perkutan primer tidak dapat dilakukan <120menit), Klas II (pada
pasien STEMI dengan bukti EKG Iskemia dalam sampai waktu 24 jam & berisiko
hemodinamik tidak stabil).
5. Monitor Vital sign & EKG tiap 5-10 menit (Perdarahan, Alergi, Hipotensi, Aritmia
Reperfusi)
Kontra Indikasi Absolut
Trombolitik/Fibrinolisis
1. Stroke hemoragik atau stroke yang belum diketahui penyebabnya dengan awitan
kapanpun
2. Stroke iskemik 6 bulan terakhir
3. Kerusakan sistem saraf pusat & neoplasma
4. Trauma operasi/kepala berat dalam 3 minggu terakhir
5. Perdarahan saluran cerna 1 bulan terakhir
6. Penyakit darah
7. Diseksi aorta
Kontra Indikasi Relatif
Trombolitik/Fibrinolisis
1. Setiati S, et al. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Interna Publishing:Jakarta.
2. ESC guideline for the management of Acute Miokardial Infarction in patients presenting
with ST segment elevation. Europe Heart Journal.2012.
3. Ibanez B, James S, Agewall S, Antunes MJ, et al.2017. ESC Guidelines for the
management of acute myocardial infarction in patients presentinf with ST-Segment
elevation. Eur Heart J. 2018;39:119-177.
4. PERKI. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut Edisi Keempat.
Jakarta:PERKI.2018
5. PERKI. Buku Ajar Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut 2017. Jakarta:PERKI.2019.
Thank You