Anda di halaman 1dari 67

Presentasi Kasus

Oleh :
Iftina Amalia
M Fajar Ihsan

Pembimbing :
dr. Budi Ario Tejo, Sp.JP
Identitas Pasien

Nama : Tn. RF
No RM : 0618356
TTL : Jakarta, 7 Agustus 1962
Usia : 56 tahun
Alamat : KP. Pondok Manggis, Jakarta
Pendidikaan : Tamat SLTA
Pekerjaan : Lain-lain
Masuk ke IGD : 25 Agustus 2018
Masuk ke ICCU : 26 Agustus 2018
Keluhan Utama

Pasien mengeluh nyeri dada sejak 4 jam SMRS


Respirasi Pulsasi Mental status Cardiac Pain

• 22 x / menit • Perdarahan • GCS 15  • VAS 6


(-), akral sadar penuh
hangay, CRT
<2s

Triase Kuning
Primary Survey

Airway

•Look  tidak ada sumbatan


•Listen  snoring (-), gurgling (-), Stridor
(-), wheezing (-)
•Feel
Primary Survey

Breathing

•Napas spontan, RR 22 x/menit,


kedalaman cukup, retraksi otot bantu
nafas (-), tidak ada suara nafas
tambahan, SpO2 98%
Primary Survey

Circulation

•tidak ada perdarahan, sianosis (-),


pucat (-), CRT < 2 detik, nadi radialis
teraba kuat, isi cukup, reguler,
82x/menit, TD 137/50 mmHg
Primary Survey

Dissability

•GCS 15
•Pupil bulat isokor, RCL+/+, RCTL +/+
•Tidak terdapat lateralisasi, gerakan
asimetris, flasiditas, atau kejang
Primary Survey

Exposure

• Jejas (-)
Secondary Survey
Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien laki-laki (56 th) datang ke IGD RSUP Fatmawati dengan keluhan Nyeri dada yang
memberat sejak 4 jam SMRS
• Nyeri dada dirasakan pada dada kiri seperti tertindih beban berat, nyeri dirasakan menjalar
keseluruh bagian dada. Rasa panas pada ulu hati (-). Nyeri dada tidak dipengaruhi oleh posisi
atau pernapasan.
• Nyeri muncul setelah pasien jogging sejauh 500 meter, skala nyeri 6/10 dan berlangsung terus-
menerus dengan durasi sekitar 30 menit. Pasien langsung ke RS ketika keluhan nyeri, pasien
belum mengkonsumsi obat apapun setelah nyeri
• Keluhan keringat dingin, mual muntah disangkal. sesak nafas karena nyeri dirasakan,
penurunan kesadran (-), dada berdebar-debar (-), bengkak pada tungkai (-)
Riwayat Penyakit Sekarang

• Riwayat keluhan sesak dan cepat lelah saat aktivitas tambahan (+) sejak 2 bulan SMRS
• Sesak malam hari yang membuat pasien terbangun malam hari (-)
• Tidur dengan bantal tinggi (+)
• Perut membesar dan bengkak pada tungkai (-)
Riwayat Penyakit Dahulu

• Riwayat keluhan serupa 2 tahun SMRS


• Riwayat keteterisasi jantung dan pemasangan cincin tidak ada
• Riwayat stroke 2 tahun yang lalu
• Riwayat HT sejak 25 tahun SMRS tidak rutin mengkonsumsi obat
• Riwayat stroke 2 tahun SMRS  kelemahan sisi bagian kanan, saat ini kelem
ahan sudah tidak dirasakan
• Sejak 2 tahun SMRS pasien rutin konsumsi aspilet 1x1, Plavix 1x1
• Riwayat DM disangkal
• Riwayat asma dan alergi disangkal
Riwayat Sosial Riwayat Penyakit Keluarga

• Pasien laki-laki, pensiunan wiraswasta, ke • Riwayat hipertensi pada Ayah pasien (+)
giatan seharihari dirumah menemani cu • Riwayat sakit jantung pada ayah pasien
cu dan kegiatan keagamaan (+), ayah pasien meninggal karena sakit j
• Riwayat merokok sejak 30 tahun SMRS, se antung pada usia 65 tahun
hari 8 batang rokok kretek • Riwayat asma dan alergi (-).
• Riwayat konsumsi alcohol disangkal
• Riwayat olahraga tidak teratur
• Riwayat pola makan 3 kali sehari, banya
k konsumsi makanan berlemak, dan asin.
Konsumsi sayur dan buah jarang
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
TD : 137/50 mmHg
HR : 82x/menit, regular, kuat angkat dan isi cukup
RR : 22x/menit, pernafasan simetris
Suhu : 36,6C
BB : 60 kg
TB : 158 cm
IMT : 24 (overweight )
Kepala Wajah simetris, jejas (-)

Mata Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor, refleks cahaya langsung
(+/+),
reflex cahaya tidak langsung (+/+)
Telinga Normotia

Hidung Simetris, deformitas (-), napas cuping hidung (-)

Mulut Mukosa mulut tidak sianosis

Leher JVP 5+2 cmH2O, pulsasi arteri karotis (+), bruit (-), trakea deviasi ke kiri
pembesaran tiroid (-/-), pembesaran kelenjar getah bening (-)

Paru I : Bentuk dada normal, pergerakan dada simetris saat statis dan dinamis,
penggunaan otot bantu nafas (-), pelebaran sela iga (-).
P : Nyeri tekan (-) massa (-), fremitus simetris kanan-kiri
P : Sonor pada kedua lapang paru
A : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung I : Jejas (-), Massa (-), Ictus cordis tidak terihat
P : Pulsasi ictus cordis teraba ICS VI linea midklavikula sinistra
P : Batas jantung kanan ICS VI linea parasternal dextra
batas jantung kiri ICS IV linea midklavikula sinistra
Pinggang jantung ICS IV parasternal
A : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen I : Datar, dilatasi vena (-), scar (-), massa (-)


A : Bising usus (+) normal
P : Supel, nyeri tekan (-). Hepar & lien tidak teraba, abdominojugular reflex (-)
P : Timpani, shifting dullness (-),

Ekstremitas Akral hangat , CRT < 2 detik, edema (-/-)


PEMERIKSAAN PENUNJANG HASIL LAB

Pemeriksaan 27/08/2018 Jantung


Hematologi
Hb 10,2 CK 133
Hematokrit 30 CK-MB 36
Leukosit 4.800
Troponin I 1.72
Trombosit 195.000
Eritrosit 3,37 juta
VER/HER/KHER/RDW Diabetes

VER 90.3 Gula darah puasa 76


HER 30.1
KHER 33.4
RDW 14.3
Kimia Klinik Elektrolit darah
Fungsi Hati
SGOT 31
SGPT 11 Natrium 139
Fungsi Ginjal
Ureum darah 17 kalium 3.59
Kreatinin darah 0,7
klorida 105
Asam urat darah
Diagnosis
NSTEMI Lateral
CHF NYHA Class 1 ec HHD
Hipertensi grade 1
Riwayat CVD
Tatalaksana
IGD ICCU
•Tirah baring
• tirah baring
•Clopidogrel 1x 75 mg
•O2 nasal nacul 4LPM •Aspilet 1x 80 mg

•IVFD NaCl 0.9% 500cc/24 jam •ISDN 3 x 10mg


•Simvastatin 1x 20 mg
•Aspilet 1x 160 mg
•Laxadine 1x 1 C
•ISDN 3x 10 mg •Bisoprolol 1x 5 mg

•Clopidogrel 300 mg •Captopril 3x 25 mg


•Diazepam 2x5 mg
•Atorvastatin 1x 20 mg
•Fondaparinux 1x 2,5 mg
•Monitoring jantung •Total cairan  intake cairan 1500 cc/ 24 jam
•Pantau urin
PROGNOSIS

Quo ad Vitam : Dubia ad bonam


Quo ad Fungsionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad bonam
ANALISA KASUS
Keluhan Utama

Pasien mengeluh nyeri dada sejak 4 jam SMRS


Respirasi Pulsasi Mental status Cardiac Pain

• 22 x / menit • Perdarahan • GCS 15  • VAS 6


(-), akral sadar penuh
hangay, CRT
<2s

Triase Kuning
Primary Survey

Airway Intervensi

• Look  tidak ada • Clear  tidak


sumbatan dilakukan intervensi
• Listen  snoring (-), untuk airway
gurgling (-), Stridor (-),
wheezing (-)
• Feel
Primary Survey

Breathing Intervensi

• Napas spontan, RR 22 • O2 Nasal Canul 


x/menit, kedalaman 4L/menit
cukup, retraksi otot
bantu nafas (-), tidak
ada suara nafas
tambahan, SpO2 98%
Primary Survey

Circulation Intervensi

• tidak ada perdarahan, • Pemasangan IV access


sianosis (-), pucat (-), dan maintenance
CRT < 2 detik, nadi cairan NaCl 500 cc/ 24
radialis teraba kuat, isi jam
cukup, reguler,
82x/menit, TD 137/50
mmHg
Primary Survey

Dissability Intervensi

• GCS 15 • Tidak ada intervensi


• Pupil bulat isokor,
RCL+/+, RCTL +/+
• Tidak terdapat
lateralisasi, gerakan
asimetris, flasiditas, atau
kejang
Primary Survey

Exposure Intervensi

• Jejas (-) • Tidak ada intervensi


Secondary Survey

• Pasien laki-laki (56 th) datang ke IGD RSUP Fatmawati


dengan keluhan Nyeri dada yang memberat sejak 4
jam SMRS
• Nyeri dada dirasakan pada dada kiri seperti tertindih
beban berat, nyeri dirasakan menjalar keseluruh
bagian dada. Rasa panas pada ulu hati (-). Nyeri
dada tidak dipengaruhi oleh posisi atau pernapasan.
• Nyeri muncul setelah pasien jogging sejauh 500
meter, skala nyeri 6/10 dan berlangsung terus-
menerus dengan durasi sekitar 30 menit. Pasien
langsung ke RS ketika keluhan nyeri, pasien belum
mengkonsumsi obat apapun setelah nyeri
PERKI. Panduan Praktik Klinis dan Clinical Pathway Penyakit
Jantung dan Pembuluh Darah. 2016
Gagal jantung adalah kumpulan gejala yang k
ompleks dimana seorang pasien harus memiliki t
ampilan berupa: Gejala gagal jantung (nafas pen
• DOE (+), PND (+), Ortopnue (-), dek yang tipikal saat istrahat atau saat melakukan
• Riwayat keluhan serupa 2 tahun SMRS aktifitas disertai / tidak kelelahan); tanda retensi c
airan (kongesti paru atau edema pergelangan
• Riwayat keteterisasi jantung dan pemasa
kaki); adanya bukti objektif dari gangguan stru
ngan cincin tidak ada ktur atau fungsi jantung saat istrahat (Tabel 1 dan 2
• Riwayat stroke 2 tahun yang lalu ).
• Riwayat HT sejak 25 tahun SMRS tidak rutin
mengkonsumsi obat
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

• TD 137/60 mmHG
• HR 82x/ menit regular, kuat angkat, isi cukup 
tidak adanya aritmia
• JVP 5+2 cmH20  tidak ada indikasi kongesti • Kenaikan biomarker jantung
• Paru  vesikuler +/+, rh -/-, wh -/-  tidak ada • EKG  terdapat T inverted pada v4-v6
indikasi kongesti serta R+S pada V2 dan V6 > 35 mm
• Jantung  ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis • Ro  cardiomegaly dengan elongasi
teraba di ICS V MCS, batas jantung kanan pada aorta
ICS IV, batas jantung kiri ICS VI MCS, pinggang
jantung ICS IV parasternal sinistra, S1-S2 reg,
murmur(-), Gallop (-)  pelebaran batas jantung,
tidak ada indikasi regurgitasi katup
• Abdomen  datar, BU (+) normal,
shiftingdullness (-), abdominojugular reflex (-)
• Ekstremitas  edema -/-
Gagal jantung adalah kumpulan gejala yang
kompleks dimana seorang pasien harus memilik
i tampilan berupa: Gejala gagal jantung (nafas p
endek yang tipikal saat istrahat atau saat melaku
kan aktifitas disertai / tidak kelelahan); tanda rete
nsi cairan (kongesti paru atau edema pergelan
gan kaki); adanya bukti objektif dari ganggua
n struktur atau fungsi jantung saat istrahat (Tabel 1
dan 2).
Diagnosis
NSTEMI Lateral
CHF NYHA Class 1 ec HHD
Hipertensi grade 1
Riwayat CVD
Tatalaksana Diagnosis

Echocardiografi
PCI
• tirah baring
•O2 nasal nacul 4LPM
•IVFD NaCl 0.9% 500cc/24 jam
•Aspilet 1x 160 mg
•ISDN 3x 10 mg
•Clopidogrel 300 mg
•Atorvastatin 1x 20 mg
•Monitoring jantung
• Tirah baring
•Clopidogrel 1x 75 mg
•Aspilet 1x 80 mg
•ISDN 3 x 10mg
•Simvastatin 1x 20 mg
•Laxadine 1x 1 C
•Bisoprolol 1x 5 mg
•Captopril 3x 25 mg
•Diazepam 2x5 mg
•Fondaparinux 1x2,5 mg  toleransi neurologi
•Total cairan  intake cairan 1500 cc/ 24 jam
•Pantau urin
Thank you
Insert the title of your subtitle Here
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
Sindrom Koroner Akut

DEFINISI
• suatu kondisi dimana suplai darah dan O2 inadekuat ke daerah
miokardium
• ketidakseimbangan antara myocardial oxygen supply and demand

Etiologi tersering -> aterosklerosis


KLASIFIKASI
• Unstable Angina (UAP)/ Angina Pektoris Tidak Stabil
• Non-ST Elevation Miocardial Infarction (NSTEMI)
• ST Elevation Miokardial Infarction (STEMI)
Patogenesis

Lily LS, Rhee JW,Sabatine MR. Et al.Atherosclerosis in Pathophysiology of Heart Disease. New York: Philadelphia; 2011
Lily LS, Rhee JW,Sabatine MR. Et al.Atherosclerosis in Pathophysiology of Heart Disease. New York: Philadelphia; 2011
Diagnosis SKA

Anamnesis

• Nyeri dada Tipikal • Nyeri dada Atipikal - Nyeri dada substernal


nyeri di daerah penjalaran angina tipikal - Lama lebih dari 20 menit
nyeri dada retrosternal menjalar ke lengan
rasa gangguan pencernaan (indigestion) - Keringat dingin
kiri, leher, rahang, area interskapular, bahu
sesak nafas yang tidak dapat diterangkan - Dapat disertai penjalaran kelengan kiri,
atau epigastrium.
rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan. punggung, rahang dan ulu hati
intermiten/ beberapa menit atau persisten Lebih sering dijumpai pada pasien muda (2 - Terdapat salah satu atau lebih faktor ris
(>20 menit). 5-40 tahun) atau usia lanjut (>75 tahun) iko: kencing manis, kolesterol, darah tin
ggi, keturunan 3
diaphoresis, mual/muntah, nyeri abdominal,
sesak nafas dan sinkop

PERKI. Pedoman tatalaksana Sindrom koroner akut. 2018


Anamnesis

• Diagnosis SKA menjadi lebih kuat bila:

Pria

Mempunyai aterosklerosis non koroner (penyakit arteri perifer/karotis)

Mempunyai PJK atas dasar pernah mengalami infark miokatd, bedah pintas koroner atau IKP

Mempunyai faktor risiko: usia, HT, merokok, dislipidemia, DM, riwayat PJK dini dalam keluarga

Pemeriksaan fisik

• tanda-tanda regurgitasi katup mitral (murmur sistolik)

• Gallop S3, S4

• hipotensi, diaphoresis, ronkhi basah halus dan edema paru

PERKI. Pedoman tatalaksana Sindrom koroner akut. 2018


Penunjang EKG
• APTS dan NSTEMI yaitu depresi segmen ST segment atau inversi gelombang T.
• STEMI berupa elevasi segmen ST, diikuti proses inversi gelombang T dan perkembangan gelombng Q
• LBBB baru/RBBB

Lily LS, Rhee JW,Sabatine MR. Et al.Atherosclerosis in Pathophysiology of Heart Disease. New York: Philadelphia; 2015
Penunjang Enzim jantung

• CKMBatau troponin I/T  marka nekrosis miosit ja


ntung  marka untukdiagnosis MI
• Troponin I/T  sensitivitas dan spesisitas lebih ting
gi
• Troponin I/T mulai meningkat pada 3-4 jam set
elah awitan SKA, kadar puncak 18-36 jam
• Pemeriksaan diulang 8-12jam setelahonsetangina.
• Jikaonset tidak diketahui,pemeriksaandiulang 6-1
2jam setelah pemeriksaanpertama.
PERKI. Pedoman tatalaksana Sindrom koroner akut. 2018
Algoritma SKA

PERKI. Pedoman tatalaksana Sindrom koroner akut. 2018


Strategi Reperfusi

PERKI. Pedoman tatalaksana Sindrom koroner aku


t. 2018
PERKI. Pedoman tatalaksana Sindrom
koroner akut. 2018
Tatalaksana ACS NSTEMI

PERKI. Panduan praktek klinis dan clini


cal pathway. 2016
Tatalaksana ACS STEMI

PERKI. Panduan praktek klinis dan clinical pathway. 2016


Gagal Jantung

 kumpulan gejala yang kompleks dimana seorang pasien harus memiliki :


 Gejala gagal jantung
 tanda retensi cairan
 adanya bukti objektif dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat
istrahat

Anda mungkin juga menyukai