Riwayat kebiasaaan :-
SpO2 : 99%
Pemeriksaan Fisik
Thoraks Pulmo
Bentuk thoraks datar Inspeksi :
Pengembangan paru simetris
Cor Palpasi : Vokal fremitus normal ki=ka
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak Perkusi : sonor
Palpasi : Punctum maximum teraba Auskultasi : VBS ki=ka, Ronki -/-, Wheezing
Perkusi :
-/-
Batas jantung kanan : linea sternalis
dextra
Batas jantung kiri : linea
midclavicularis sinistra
Batas atas : ICS III sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung : murni, reguler,
murmur (-)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar, supel
Palpasi :
lembut
Hepar dan lien tidak teraba
Ginjal tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : BU (+) normal
Ekstremitas
Edema -/-
Acral hangat, nadi kuat, CRT < 2 detik
Pemeriksaan Eletrokardiografi
Faal Ginjal:
-Ureum: 13 mg/dL
-Kreatinin: 0,2 mg/dL
Diagnosis
S = Os mengeluh nyeri dada (+) sebelah kiri masih dirasakan., nyeri menjalar hingga punggung .
Pusing (+), lemas (+).
O = TD : 140/80mmHg N: 84x/menit,
RR: 20x/menit S: 36oC
A = UAP
P =
Infus RL 20 tpm
Inj Pantoprazole 1x1 amp IV
ISDN tab 5 mg 3 x 1/2
Concor tab 2,5 mg 1-0-0
Paracetamol Tab 3 x 1 k/p
Aspilet 80 mg 0-1-0
Clopidogrel 75 mg 1-0-0
Nitrokaf 2,5 mg 1-0-1
Atrovastatin 20 mg 0-0-1
Ultracet 1-0-1 k/p
9/04/2017:
S = Os mengeluh nyeri dada (+) masih dirasakan, namun intensitasnya sudah berkurang
O = TD : 110/70mmHg N: 80x/menit,
RR: 20x/menit S: 36,2oC
A = UAP
P =
Infus RL 20 tpm
Inj Pantoprazole 1x1 amp IV
ISDN tab 5 mg 3 x 1/2
Concor tab 2,5 mg 1-0-0
Paracetamol Tab 3 x 1 k/p
Aspilet 80 mg 0-1-0
Clopidogrel 75 mg 1-0-0
Nitrokaf 2,5 mg 1-0-1
Atrovastatin 20 mg 0-0-1
Ultracet 1-0-1 k/p
10/04/2017:
S = Os mengeluh nyeri ulu hati (+). Nyeri dada sudah tidak dirasakan.
O = TD : 120/80mmHg N: 80x/menit,
RR: 20x/menit S: 36,2oC
A = UAP
P =
Infus RL 20 tpm
Inj Pantoprazole 1x1 amp IV
ISDN tab 5 mg 3 x 1/2
Concor tab 2,5 mg 1-0-0
Paracetamol Tab 3 x 1 k/p
Aspilet 80 mg 0-1-0
Clopidogrel 75 mg 1-0-0
Nitrokaf 2,5 mg 1-0-1
Atrovastatin 20 mg 0-0-1
Ultracet 1-0-1 k/p
11/04/2017:
O = TD : 120/70mmHg N: 80x/menit,
RR: 20x/menit S: 36oC
A = UAP
P =
Aspilet 80 mg 0-1-0
Clopidogrel 75 mg 1-0-0
Nitrokaf 2,5 mg 1-0-1
Atrovastatin 20 mg 0-0-1
Ranitidin 150 mg 1-0-1
Ultracet 1-0-1
TINJAUAN PUSTAKA
Sindrom Koroner Akut
Suatu kumpulan gejala yang muncul akibat keadaan iskemia
dan/atau infark otot jantung akut karena adanya penurunan
aliran darah pada arteri koroner secara mendadak.
Mioglobin
Sel protein yang dilepaskan dari sel miokard yang mengalami kerukana, dapat
meningkat setelah jam jam awal terjadinya infark dan mencapai puncak pada
jam ke 1 sampai 4 dan tetap tinggi sampai 24 jam.
CKMB
Isoenzim dari creatinin kinase, dengan konsentrasi terbesar terdapat pada
miokardium. Mulai meningkat pada 3 jam setelah infark dan mencapai puncak
12-14 jam dan akan mulai menghilang dalam darah 48-72 jam setelah infark.
Troponin
Troponin bekerja mengatur interaksi kerja aktin dan myosin dalam sel otot
jantung dan lebih spesifik dari CK-MB. Mempunyai dua bentuk Troponin T dan
Troponin I. Enzim ini mulai meningkat pada jam ke 3-12 setelah onset iskemik.
Mencapai puncak pada 12-24 jam dan masih tetap tinggi sampai hari ke 8-21
untuk Troponin T dan sampai hari ke 7-14 untuk troponin I
Biomarker Peningkatan Awal Puncak Menetap
Nitrat oral atau intravena efektif menghilangkan keluhan dalam fase akut dari episode angina. (Kelas I-C)
Pasien dengan UAP/NSTEMI yang mengalami nyeri dada berlanjut sebaiknya mendapat nitrat sublingual
setiap 5 menit sampai maksimal 3 kali pemberian, setelah itu harus dipertimbangkan penggunaan nitrat
intravena jika tidak ada indikasi kontra. (Kelas I-C)
Nitrat intravena diindikasikan pada iskemia yang persisten, gagal jantung, atau hipertensi dalam 48 jam
pertama UAP/NSTEMI. Keputusan menggunakan nitrat intravena tidak boleh menghalangi pengobatan
yang terbukti menurunkan mortalitas seperti penyekat beta atau angiotensin converting enzymes inhibitor
(ACE-I). (Kelas I-B)
Nitrat tidak diberikan pada pasien dengan tekanan darah sistolik <90 mmHg, bradikardia berat (<50 kali
permenit), takikardia tanpa gejala gagal jantung, atau infark ventrikel kanan. (kelas III-C)
Nitrat tidak boleh diberikan pada pasien yang telah mengkonsumsi inhibitor fosfodiesterase: sidenafil
dalam 24 jam, tadalafil dalam 48 jam. Waktu yang tepat untuk terapi nitrat setelah pemberian vardenafil
belum dapat ditentukan. (Kelas III-C)
Calcium Channel Blockers
CCB dihidropiridin direkomendasikan untuk mengurangi gejala bagi pasien yang telah
mendapatkan nitrat dan penyekat beta. (Kelas I-B)
CCB non-dihidropiridin direkomendasikan untuk pasien NSTEMI dengan kontraindikasi
terhadap penyekat beta. (Kelas I-B)
CCB nondihidropiridin (long-acting) dapat dipertimbangkan sebagai pengganti terapi
penyekat beta. (Kelas IIb-B)
CCB direkomendasikan bagi pasien dengan angina vasospastik. (Kelas I-C)
Penggunaan CCB dihidropiridin kerja cepat (immediate-release) tidak direkomendasikan
kecuali bila dikombinasi dengan penyekat beta. (Kelas III-B)
Antiplatelet
Aspirin harus diberikan kepada semua pasien dengan dosis loading 150-300 mg dan
dosis pemeliharaan 75-100 mg setiap harinya untuk jangka panjang, tanpa memandang
strategi pengobatan yang diberikan. (Kelas I-A)
Penghambat reseptor ADP perlu diberikan bersama aspirin sesegera mungkin dan
dipertahankan selama 12 bulan kecuali ada kontraindikasi seperti risiko perdarahan
berlebih. (Kelas I-A)
Penghambat pompa proton (sebaiknya bukan omeprazole) diberikan bersama DAPT
(dual antiplatelet therapy - aspirin dan penghambat reseptor ADP) direkomendasikan
pada pasien dengan riwayat perdarahan saluran cerna atau ulkus peptikum, dan perlu
diberikan pada pasien dengan beragam faktor risiko seperti infeksi H. pylori, usia 65
tahun, serta konsumsi bersama dengan antikoagulan atau steroid. (Kelas (-A)
Antikoagulan
Pemberian antikoagulan disarankan untuk semua pasien yang mendapatkan terapi
Pemilihan antikoagulan dibuat berdasarkan risiko perdarahan dan iskemia, dan berdasarkan
Fondaparinuks secara keseluruhan memiliki profil keamanan berbanding risiko yang paling
baik. Dosis yang diberikan adalah 2,5 mg setiap hari secara subkutan. (Kelas I-A)
Enoksaparin (1 mg/kg dua kali sehari) disarankan untuk pasien dengan risiko perdarahan
Heparin tidak terfraksi (UFH) dengan target aPTT 50-70 detik atau heparin berat molekul