Anda di halaman 1dari 7

FARMAKOTERAPI TERAPAN

(KASUS SINDROM KORONER AKUT STEMI)

OLEH :

KELOMPOK ???

WADE MARLINDA (O1B1 20 088)

ALIF LUTFIANA (O1B1 20 045)

WA ODE NORMA MA’RUF (O1B1 20 086)

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
KASUS SINDROM KORONER AKUT STEMI
Pria berusia 68 tahun ke UGD mengeluh nyeri dada seperti tertekan tekanan dimana nyeri
yang berlangsung 20-30 menit yang terjadi saat istirahat. Sakit menjalar ke leher dan
rahangnya dan terasa tertekan disertai mual dan diaphoresis/keringat dingin. Nyeri
pertama dimulai kira-kira 6 jam yang lalu setelah dia sarapan pagi dan tidak hilang dengan
antasida atau SL NTG × 3 (sub lingual nasogastric tube).
Dia juga menyatakan bahwa dia telah mengalami nyeri dada selang seling di masa lalu
3–4 minggu dengan aktivitas minimal. Saat ini nyeri dada saat istrahat.
Riwayat penyakit hipertensi, DM tipe 2, dislipidemia, cardio artery disease/CAD dengan
PCI /percutaneous coronary intervention dengan drug eluting stent (DES) 3 tahun
lalu.
Bapaknya meninggal umur 75 tahun karena HF, dan ibunya masih hidup 88 tahun dengan
HT dan DM tipe 2.
Merokok 20 tahun berhenti saat terima DES 3 tahun lalu,kadang minum bir akhir pekan.
Menggunakan obat: aspirin 81 mg po daily, metoprolol tartrate 25 mg po bid, simvastatin
40 mg po qhs, metformin 500 mg po bid sl ntg prn cp (chest pain).
Pemeriksaan fisik: TD 145/92, Nadi 89, Pernapasan18, suhu 37.1°C;
BB 95 kg, TB 178 cm

Data Lab dan ECG:

ECG: 2-3 mm ST-segment elevation inleads II, III, dan aVF

PERTANYAAN:
1. Apa riwayat pasien yang menunjukan STEMI akut?
Riwayat pasien yang menunjukan gejala atau sindrom coroner akut STEMI ialah
a. Riwayat penyakit: Pasien mempunyai riwayat penyakit DM, Hiperlipid, dan CAD
b. Riwayat tindakan: Pasien melakukan Tindakan PCI dan DES 3 tahun lalu untuk
gejala CAD yang dideritanya.
c. Riwayat pengobatan :
Aspirin 81 mg Per oral, tiap 24 jam (1×1)
Metroprolol tartrat 25 mg Per oral, tiap 12 jam (2×1)
Simvastatin 40 mg Per oral, tiap menjelang tidur
Metformin 500 mg Per oral, tiap 12 jam (2×1)
Nitrogliserin (NTG) Sub lingual, jika terasa nyeri di dada
d. Riwayat aktivitas : Pasien merupakan mantan perokok selama 20 tahun, masih
melakukan minum-minuman keras di akkhir pekan.
e. Riwayat data klinis :
Keluhan Nyeri dada selama 20-30 min,
menjalar ke leher hingga rahang saat
istirahat, tidak hilang setelah
pemberian nitrat SL 3×.

Sering mengalami nyeri selang-


seling, 3-4 minggu terakhir.

Pasien mengalami keringat dingin.

EKG Muncul penaikan ST segment


elevation sebesar 2-3 mm
(marker skemi akut)

Normal pada laki-laki < 2 mm


Normal pada perempuan < 1.5 mm

TD 145/92
Nadi 89
Pernafasan 18
Suhu 37.1°C
BMI BB
¿ 2
TB
95 kg
¿
(1.78 m )2
¿ 29.98 ≈ 30 (sedikit obesitas)

2. Apa factor risiko yang menyebabkan CAD pada pasien?


a. Faktor resiko dari pasien adalah adanya faktor herediter (keturunan) dari kedua
orang tua pasien, yaitu sang Ayah yang meninggal akibat gagal jantung (Heart
failure) dan sang Ibu yang mempunyai penyakit metabolic berupa hipertensi dan
Diabetes melitus tipe 2.
b. Faktor resiko lainya yang memperburuk factor herediter tersebut ialah pasien
merupakan mantan perokok selama 20 tahun dan masih meminum minuman
beralkohol diakhir pekan yang dapat meningkatkan pemicu timbulnya CAD.
3. Apa tujuan dan strategi terapi pada pasien?
Tujuan dan strategi terapi pada pasien ialah sebagai metabolic controller
tubuh pasien agar insiden angina stemi akut yang diderita pasien tidak kambuh
kembali.
 Aspirin 81 mg digunakan sebagai antiplatelet, yaitu untuk mengurangi pembekuan
darah (fibrosis) dalam arteri coroner yang dapat menyumbat saluran aliran darah di
jantung.
 Simvastatin 40 mg digunakan sebagai antihiperlipid, yaitu untuk mengontrol kadar
lipid dalam darah, sehingga dapat mencegah terjadinya pembentukan plague pada
coroner arteri
 Metroprolol tartrat 25 mg segai Antihipertensi, digunakan untuk mengurangi
tekanan darah sehingga jantung bekerja secara normal
 Nitrogliserin (NTG) digunakan untuk angina bertujuan untuk mengurangi rasa
nyeri pada dada pasien Ketika serangan akut tiba-tiba muncul.

4. Apa terapi non farmakologi pasien?


 Mengurangi asupan garam
 Mengedukasi pasien untuk berhenti meminum minuman beralkohol karena kadar
alcohol yang tinggi dalam tubuh dapat memepnegaruhi organ jantung sehingga
beban kerja menjadi lebih berat.
 Mengurangi konsumsi makanan manis atau yang mengandung gula berlebih
 Diet DASH, salah satu diet yang direkomendasikan. Diet ini pada intinya
mengandung makanan kaya sayur dan buah, serta produk rendah lemak
 Olahraga, rekomendasi terkait olahraga yakni olahraga secara teratur sebanyak 30
menit/hari, minimal 3 hari/minggu
5. Apa peran terapi antikoagulan tambahan selama PCI, dan bagaimana monitoringnya?
a. Selama masa PCI, yaitu tindakan non operasi untuk menatasi obstruksi penyakit
arteri koroner, pasien harus diberikan terai fibrinolitik golongan antikoagulan
tambahan muntuk mengontrol viskositas darah dalam saluran arteri pasien.
b. Obat antikoagulan tambahan dapat berupa Heparin atau Warfarin. Pemberian
heparin atau warfarin pada pasien perlu dimonnoring efek samping berupa
pendarahan dimana titik monitoring masing-masing obat berbeda, yaitu:
 Warfarin yang dimonitoring ialah nilai INR dimana nilai INR yang normal
ialah ≤ 1, pasien yang yang menerima Warfarin akan lebih tinggi nilai INR
nya, namun tidak boleh melebihi nilai 3 (darah susah terkoagulasi dan mudah
terjadi pendarahan berat).
 Heparin yang dimonitoring ialah nilai aPTT dimana nilai normal untuk
parameter tersebut ialah 30-40 detik, pasien yang menerima heparin nilai aPTT
nya akan naik 1.5× hingga 2× nya dari nilai normal (60-80 detik). Jika pasien
yang menerima heparin dengan nilai aPTT di atas 80 detik, maka pemberian
heparin perlu dipertimbangkan untuk dihentikan karena dapat memicu
terjadinya pendarahan parah.

6. Apa peran terapi antiplatelet tambahan sebelum, selama, dan sesudah PCI, dan
bagaimana monitoringnya?
Jawaban : peran terapi antiplatelet tambahan sebelum peran terapi antiplatelet selama
PCI untuk mencegah penumpukan dan penggumpalan platelet.

7. Apa terapi obat inisial pada pasien?


Jawaban :
 Diberi terapi oksigen jika saturasi >90%
 Nitrogliserin (NTG) digunakan untuk angina bertujuan untuk mengurangi rasa
nyeri pada dada pasien Ketika serangan akut tiba-tiba muncul.
 Aspirin sebagai antiplatelet
 Morphine sulfate
8. Apa yang harusd dimonitoring untuk ES dan efektivitas obatnya?
Jawaban :
 Monitoring efek samping aspirin pada lambung karena menyebabkan
dyspepsia dan mual. Baiknya di ganti dengan klopidogrel.
 fek samping metformin laktat asidosis.
 Perhatikan waktu minum yg tepat untuk simvastatin dan metformin untuk
pengaruh ke efektifitas obat.
 monitoring nilai INR,
 Monitoring kadar Hba1c
 Monitoring Tekanan Darah
 Monitoring Kadar kolesterol
 Monitoring kadar Na, K dan Cr
 Monitoring EKG

Daftar Pustaka

Burns, M. A. C., Schwinghammer, T, L., Wells. B, G., Malone, M, P., Kolesor, J, M.,
Dipiro, J, T, 2008, Pharmacotherapy Principles and Practice Fourth Edition,
Mc Graw Hill, New York.

Dipiro, J, T., Talber, R, L., Yee, G, C., Matzke, G, R., Welss, B, G., Posey, L,M,
2011, PhamacotherapyA Phatophysiologic Approach, 8th Edition, London.

Kimbel, K., Youngs, 2013, Applied Therapeutiks The Clinical Use of Drugs, Tenth
Edition, London.

Walker, R., Cate, W., 2012, Clinical Pharmacy and Therapeutics Fifth Edition,
Elsevier, London.

Anda mungkin juga menyukai