Anda di halaman 1dari 6

FARMAKOTERAPI TERAPAN

“STUDI KASUS DEPRESI”

OLEH:
KELOMPOK 8

HELMY ARJULIANTI ARSYAD (O1B1 20 054)

NOVI ANGRAINA SARLITA (O1B1 20 067)

WA ODE NORMA MA’RUF (O1B1 20 086)

WADE MARLINDA (O1B1 20 088)

WAODE ARFINA (O1B1 20 089)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
2021
KASUS DEPRESI PEREMPUAN

Seorang perempuan umur 41 tahun oleh keluarganya di bawa ke klinik jiwa. Penampilan rapi,
berbicara pelan, tidak menjawab lebih 30 detik ketika di tanya. Bicaranya logis dan tertata/koheren
dan berorientasi tujuan. Dia mengeluh perasaan sedih dan tertekan, suka sesunggukan jika bicara,
susah tidur, nafsu makan malah meningkat, susah konsentrasi dan kelelahan. Merasa tidak lagi
menikmati hidup dan bertanya-tanya apakah hidup ini layak baginya meski menyangkal bunuh diri.

Suaminya baik padanya meski dia merasa semua orang yang dicintainya meninggalkannya. Sudah
berhenti bekerja selama lebih dari 2 bulan, menghabiskan liburnya dengan cuti sakit. Dia berharap
tidur terus dan tak ingin bangun. Dirawat karena gangguan penggunaan alcohol lebih dari setahun lalu
dan menikah lagi setelah dirawat 8 bulaln lalu. Bertengkar dengan putra remajanya karena masalah
keluarga semakin membuatnya tertekan. Putra tertua umur 17 tahun memilih tinggal dengan ayahnya,
sementara yg kedua 12 tahun memilih tinggal dengan kakek-nenek pihak ayahnya.

Tidak ada yang memilihnya dan ini membuatnya kembali tertekan dan sedih meski dia akan sangat
senang jika mereka kembali. Dia berpisah dengan suami pertama setelah 10 tahun bersama karena
memiliki wanita idaman lain. Dan suami keduapun harus berpisah setelah 2 tahun bersama karena
terlibat konflik dengan anakanaknya. Tanpa adanya pendapatan diapun memiliki hutang yang banyak.
Hal itu membuatnya stress dan mulai meminnum alcohol untuk menghilangkan stresnya.

Sebelum terapi alkoholismenya dia pernah mendapati anak lelakinya berkonflik dengan temannya
karena teman wanita mereka namun besoknya insiden itu dilupakannya. Suami ke tiga sebenarnya
mendukungnya (menikah baru 8 bulan), namun dia selalu merasa bersalah atas gagalnya dua
pernikahan sebelumnya dan ditambah dengan beban hutang dan masa depan anak laki-lakinya dia
semakin putus asa.

Kini dia cuti dari pekerjaan sebagai administrasi di sebuah sekolah dasar. Dokter meresepkan
mirtazapine 30 mg QHS, yang dimulai dengan 15 mg QHS p.o sejak keluarganya membawanya ke
klinik 3 bulan lalu. Dia masih kurang semangat dan merasa berat badan meningkat akibat obatnya
sejak 2 bulan lalu namun hiad teratur. Berdasarkan evaluasi dokter kemungkinan dia memiliki ide
bunuh diri sehingga di lakukan evaluasi psikitarinya. Waktu umur 3 tahun dia pernah dirawat akibat
meningitis bakteri dan sembuh. Pada umur 6 tahun mengalami pembedahan tonsilektomi dan pada
umur 9 tahun patah tangan akibat kecelakaan motor.

Ayahnya meninggal karena kanker kolon dan memiliki riwayat coronary arteri disease/CAD. Ibunya
HT yang terkontrol. Saudarinya mengalami depresi dan ansietas serta seorang saudarinya lagi
meninggal bunuh diri. Dia seorang lulusan SMA, 2 bulan lalu tidak bekerja lagi sebagai administrasi
di SD, tidak merokok, tidak alcohol sejak di terapi, minum 3 – 4 gelas kopi setiap hari, suka minum es
teh setelah makan malam, minum soda kalua lagi jalan-jalan.
Pernah menggunakan ganja setelah tamat SMA. Obat yang digunakan mirtazapine 30 mg sampai saat
ini, Ortho-Novum 1/35-28, per hari p.o sudah ditinggalkan 2 bulan lalu. St. John’s wort 300 mg p.o
TID selama 2 minggu terakhir atas saran suami (dibeli di toko makanan kesehatan) Asetaminofen
1000-1500 mg p.o jika sakit kepala, dua atau tiga kali seminggu.

PERTANYAAN:

1. Daftar DTP pasien

a. Apa tanda dan gejala serta data lab yang menunjukan keparahan depresi pasien

Jawaban :

 Berbicara pelan, tidak menjawab lebih 30 detik ketika di tanya


 Sesunggukan Jika Berbicara
 Sedih dan tertekan
 Susah tidur
 Nafsu makan malah meningkat
 susah konsentrasi dan kelelahan
 Tidur terus dan tak ingin bangun
 Merasa ditinggalkan
 Data lab yang menunjukkan derajat keparahan pasien adalah data T3, T4, dan TSH
yang berhubungan dengan tiroid. Ketika seseorang mengalami hipotiroidisme maka
akan rentan terhadap gangguan depresi dan kecemasan
 T3, t4 normal tetapi TShnya tinggi menunjukan hypotyroid
b. Apa faktior keluarga yang mendukung diagnosis depresi

Jawaban :

 Berpisah dengan anaknya


 Berpisah 2 kali dengan suaminya
 Bertengkar dengan putra remajanya karena masalah keluarga semakin membuatnya
tertekan
 Saudarinya mengalami depresi dan ansietas
 Saudaranya yang Lain mengalami bunuh diri
 Ayahnya meninggal karena kanker kolon dan CAD
 Ibunya hipertensi

c. Apakah ada terapi obat sebelumnya yang memperberat gejala depresinya?

Jawaban

 Ortho-Novum merupakan kontrasepsi oral yang memiliki efek samping depresi yang
dapat menurunkan tingkat serotonin diotak.
 St. John Wort, mempunyai efek samping sakit kepala, kelelahan dan juga obat herbal
ini dapat berinteraksi dengan obat antidepresi golongan SSRI.
 Mitrazapine, dapat menyebabkan kenaikan kadar ALT, kelelahan, dan menyebabkan
kekambuhan depresi
2. Apa tujuan terapi dari pasien?

Jawaban :

 Mengurangi gejala depresi akut


 Meminimalkan efek samping,
 Memastikan kepatuhan pengobatan,
 Membantu pengembalian ketingkat fungsi sebelum depresi
 Mencegah episode lebih lanjut
 Memfasilitasi kembali ke fungsi pra morbid, dan mencegah kekambuhan depresi
lebih lanjut

3. Apa terapi non farmakologi pada pasien?

Jawaban :

 Terapi Psikoterapi adalah terapi pengembangan yang digunakan untuk menghilangkan atau
mengurangi keluhan – keluhan serta mencegah kambuhnya gangguan pola perilaku maladatif.
Teknik psikoterapi tersusun seperti teori terapi tingkah laku, terapi interpersonal, dan terapi
untuk pemecahan sebuah masalah.
 Pengobatan gabungan terapi Individual CBT (Cognitive behavioral therapy) dan IPT
(Interpersonal Therapy) tampaknya sama dalam kemanjuran
 Terapi elektrokonvulsif adalah pengobatan yang aman dan efektif untuk depresi sangat
manjur. Ini dipertimbangkan ketika respons cepat diperlukan, risiko perawatan lain lebih
besar daripada manfaat potensial, ada sejarah respons yang buruk terhadap narkoba, dan
Pasien lebih suka dll. Respons terapeutik yang cepat (10-14 hari) telah dilaporkan.
 Penyesuaian gaya hidup (konsumsi alkohol dan caffein secara berlebihan harus dikurangi,
kebiasaan tidur yang teratur, istirahat yang optimal, serta diet dimana makanan harus
seimbang dan bergizi)

4. apa pilihan terapi farmakologi pada pasien? (dosis, waktu pemberian, durasi)

Jawaban : Obatnya diganti karena memiliki efek samping peningkatan berat badan (obese level 2; 40)

 Jika tanpa gejala kecemasan maka terapi yang cocok adalah golongan SNRI memilih
golongan SRNIs karena efek samping minimal dengan pemilihan obat Duloxetine 40 mg,
selain serotonin dan noreprinerfin
 Golongan SSRI, Citalopram 10 mg 2 x sehari. Durasi pengobatan golongan antidepresi yaitu
4-12 minggu, citalopram ini memiliki efek sedasi, sehingga dapat mengatasi keluhan susah
tidur.
5. Apa KIE terkait terapi herbal St Jhon wort pasien?

Jawaban :

Memberikan Informasi kepada pasien agar menghentikan penggunaan st john karena obat ini
berinterikasi dengan antidepresan (SSRI) dapat menyebabkan sindrom serotonin

6. Apa alternative terapi jika terapi awal gagal?

Jawaban :

 Jika terapi awal gagal maka dapat diberikan terapi alternatif bupropion kombinasi dengan
atidepresan gol. SNRI, kombinasi keduanya dapat meningkatkan respon cepat antidepresan.

7. Apa KIE pasien untuk meningkatkan kepatuhan, memastikan keberhasilan terapi, dan
meminimalkan ES pada pasien?

Jawaban :

 Menjelaskan kepada pasien agar meningkatkan kepatuhan minum obat


 Menjelaskan manfaat dari kepatuhan pasien, dimana dapat meningkatkan keamanan pada
penggunaan obat dan tercapainya efektivitas dari penggunaan obat
 Memberitahu keluarga pasien bahwa pasien memerlukan dukungan moral
 Edukasi penggunaan obat dengan durasi 6-12 bulan, tidak dihentikan jika tanpa izin dari
dokter
 Mengedukasi agar berhenti mengonsumsi alcohol karena akan memperparah penyakit

8. Apa data lab untuk mengevaluasi keberhasil terapi dan ES

Jawaban :

 Data lab yang perlu dikontrol adalah ALT dan kekambuhan dari depresi dari pasien
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai