Anda di halaman 1dari 6

FARMAKOTERAPI TERAPAN

KELOMPOK 6
DEPRESI

OLEH
AMRI AMIN (O1 B1 20 046)
RENSI FRANSISKUS (O1 B1 20 075)
NURHIDAYAH HAFID (O1 B1 20 068)
SITI ASIKA (O1 B1 20 078)
VETI ISRAYANTI (O1 B1 20 082)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN


PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
2021
KASUS DEPRESI PEREMPUAN

Seorang perempuan umur 41 tahun oleh keluarganya di bawa ke klinik jiwa. Penampilan
rapi, berbicara pelan, tidak menjawab lebih 30 detik ketika di tanya. Bicaranya logis dan
tertata/koheren dan berorientasi tujuan. Dia mengeluh perasaan sedih dan tertekan, suka
sesunggukan jika bicara, susah tidur, nafsu makan malah meningkat, susah konsentrasi dan
kelelahan. Merasa tidak lagi menikmati hidup dan bertanya-tanya apakah hidup ini layak
baginya meski menyangkal bunuh diri. Suaminya baik padanya meski dia merasa semua
orang yang dicintainya meninggalkannya. Sudah berhenti bekerja selama lebih dari 2 bulan,
menghabiskan liburnya dengan cuti sakit. Dia berharap tidur terus dan tak ingin bangun.
Dirawat karena gangguan penggunaan alcohol lebih dari setahun lalu dan menikah lagi
setelah dirawat 8 bulaln lalu. Bertengkar dengan putra remajanya karena masalah keluarga
semakin membuatnya tertekan. Putra tertua umur 17 tahun memilih tinggal dengan ayahnya,
sementara yg kedua 12 tahun memilih tinggal dengan kakek-nenek pihak ayahnya. Tidak ada
yang memilihnya dan ini membuatnya kembali tertekan dan sedih meski dia akan sangat
senang jika mereka kembali.
Dia berpisah dengan suami pertama setelah 10 tahun bersama karena memiliki wanita
idaman lain. Dan suami keduapun harus berpisah setelah 2 tahun bersama karena terlibat
konflik dengan anak- anaknya. Tanpa adanya pendapatan diapun memiliki hutang yang
banyak. Hal itu membuatnya stress dan mulai meminnum alcohol untuk menghilangkan
stresnya. Sebelum terapi alkoholismenya dia pernah mendapati anak lelakinya berkonflik
dengan temannya karena teman wanita mereka namun besoknya insiden itu dilupakannya.
Suami ke tiga sebenarnya mendukungnya (menikah baru 8 bulan), namun dia selalu merasa
bersalah atas gagalnya dua pernikahan sebelumnya dan ditambah dengan beban hutang dan
masa depan anak laki-lakinya dia semakin putus asa. Kini dia cuti dari pekerjaan sebagai
administrasi di sebuah sekolah dasar.
Dokter meresepkan mirtazapine 30 mg QHS, yang dimulai dengan 15 mg QHS p.o sejak
keluarganya membawanya ke klinik 3 bulan lalu. Dia masih kurang semangat dan merasa
berat badan meningkat akibat obatnya sejak 2 bulan lalu namun hiad teratur. Berdasarkan
evaluasi dokter kemungkinan dia memiliki ide bunuh diri sehingga di lakukan evaluasi
psikitarinya.
Waktu umur 3 tahun dia pernah dirawat akibat meningitis bakteri dan sembuh. Pada umur 6
tahun mengalami pembedahan tonsilektomi dan pada umur 9 tahun patah tangan akibat
kecelakaan motor.
Ayahnya meninggal karena kanker kolon dan memiliki riwayat coronary arteri
disease/CAD. Ibunya HT yang terkontrol. Saudarinya mengalami depresi dan ansietas serta
seorang saudarinya lagi meninggal bunuh diri.
Dia seorang lulusan SMA, 2 bulan lalu tidak bekerja lagi sebagai administrasi di SD, tidak
merokok, tidak alcohol sejak di terapi, minum 3 – 4 gelas kopi setiap hari, suka minum es
teh setelah makan malam, minum soda kalua lagi jalan-jalan. Pernah menggunakan ganja
setelah tamat SMA.
Obat yang digunakan mirtazapine 30 mg sampai saat ini,
Ortho-Novum 1/35-28, per hari p.o sudah ditinggalkan 2 bulan lalu.
St. John’s wort 300 mg p.o TID selama 2 minggu terakhir atas saran suami (dibeli di toko
makanan kesehatan)
Asetaminofen 1000-1500 mg p.o jika sakit kepala, dua atau tiga kali seminggu
Tanda-tanda vital: TD 132/78 mmHg, nadi 88/menit,Pernapasan 22, Suhu 36.9°C, BB 84.8 kg,
TB 148 cm
Data Lab:
PERTANYAAN:
1. Daftar DTP pasien
a. Apa tanda dan gejala serta data lab yang menunjukan keparahan depresi
pasien?
- T3 uptake 29%
- T4 6.8 mcg/dL
Perubahan fungsi tiroid akan menimbulkan gangguan fungsi kognitif, perilaku, dan
perubahan perasaan (mood) serta kecemasan.9,10 Dua pertiga pasien gangguan
tiroid melaporkan bahwa mereka memiliki gangguan psikiatrik.17 Beberapa
gangguan psikiatrik yang sering muncul pada penderita gangguan tiroid adalah
kecemasan, depresi, fobia, obsesif-kompulsif, dan panik.18 Prevalensi gangguan
kecemasan yang dialami oleh penderita tirotoksikosis adalah sekitar 33-61%,19,20
sedangkan pada penderita hipotiroid masalah yang ditemui antara lain gangguan
depresi atau gangguan bipolar.
b. Apa faktior keluarga yang mendukung diagnosis depresi
 Bertengkar dengan putra remajanya karena masalah keluarga semakin
membuatnya tertekan.
 Putra tertua umur 17 tahun memilih tinggal dengan ayahnya, sementara
yg kedua 12 tahun memilih tinggal dengan kakek-nenek pihak ayahnya.
Tidak ada yang memilihnya dan ini membuatnya kembali tertekan
 Dia berpisah dengan suami pertama setelah 10 tahun bersama karena
memiliki wanita idaman lain. Dan suami keduapun harus berpisah
setelah 2 tahun bersama karena terlibat konflik dengan anak- anaknya.
Tanpa adanya pendapatan diapun memiliki hutang yang banyak. Hal itu
membuatnya stress dan mulai meminnum alcohol untuk menghilangkan
stresnya.
c. Apakah ada terapi obat sebelumnya yang memperberat geja;a depresinya?
Penggunaan Ortho-Novum 1/35-28 dimana ESnya adalah depresi dan gangguan mental
2. Apa tujuan terapi dari pasien?
Untuk mengeliminasi atau mengurangi gejala depresi, meminimalkan efek samping,
memastikan kepatuhan terhadapa oengobatan, membantu pengembalian ketingkat fungsi
sebelum sakit dan mencegah episode depresi lebih lanjut.
3. Apa terapi non farmakologi pada pasien?
 terapi tingkah laku dan psikoterapi interpersonal diduga memiliki efikasi yang Setara.
 Terapi elektrokonvulsif (Electroconvulsive therapy- ECT)
 erapi cahaya (yaitu: pasien melihat kedalam suatu kotak lampu) dapat digunakan untuk
pasien dengan gangguan afektif musiman.
4. apa pilihan terapi farmakologi pada pasien? (dosis, waktu pemberian, durasi)
 Fluoksetin (SSRI) dosis awal 10-20 mg/hari pada pagi hari digunakan untuk
antidepresan
 Paracetamol 1000-1500 mg p.o jika sakit kepala, dua atau tiga kali seminggu
5. Apa KIE terkait terapi herbal St Jhon wort pasien?
Memberitahukan pasien efek samping bahwa terapi herbal St Jhon wort
 kegelisahan
 pusing
 mulut kering
 sakit kepala
 sensitivitas cahaya
 kegelisahan
 sedasi
Seseorang dengan diagnosis depresi sebaiknya tidak menggunakan St. John’s wort sebagai
alternatif terapi yang direkomendasikan oleh dokter. Karena Jika ramuan itu tidak efektif,
depresi bisa bertambah parah
6. Apa alternative terapi jika terapi awal gagal?
Jika terapi awal gagal diganti dengan alternatif lain seperti SSRI yang lain seperti
Venlafaksin, bupropion, mirtazapin.
7. Apa KIE pasien untuk meningkatkan kepatuhan, memastikan keberhasilan
terapi, dan meminimalkan ES pada pasien?
Jawab:
 Fluoxetin dapat dimakan dengan atau tanpa makanan
 Beri tahu dokter kalau timbul gatal, ruam
 Penderita harus menyadari efek sedatif SSRI sebelum melakukan aktivitas yang
berbahaya
 Untuk sediaan lepas lambat jangan dikunyah, digerus atau dibagi
 Penderita wanita harus menginformasikan ke dokter bila sedang menyusui, hamil atau
rencana akan hamil
 Efek obat baru kelihatan setelah 1-4 minggu

8. Apa data lab untuk mengevaluasi keberhasil terapi dan ES?


Jawab:
Data lab untuk keberhasilan terpasi dan ES adalah ( SrCr, SGPT, SGOT )

Anda mungkin juga menyukai