Anda di halaman 1dari 50

Post-Transcriptional Regulation of

Gene Expression and Human Disease


Anita H Corbett

Lala Foresta V.G


Leonny Dwi Rizkita
Mistika Zakiah
Muflihah Rizkawati
Riasari Mardani
Rizky Triutami S
Vicha Nur Fatanah
Wade Marlinda
Windi Dona fitri M
PENDAHULUAN
 Ekspresi gen utamanya
diatur pada level transkripsi
 Namun, post transkripsi juga
turut berkontribusi melalui
serangkaian PTGR (post
transcriptional gene
regulation) dan dimediasi
oleh RBP (RNA-binding
protein)
 Alterasi/mutasi gen-gen
selama mRNA processing
dapat mencetuskan
kesalahan fenotip yang akan
nampak spesifik pada
jaringan tertentu
TRANSKRIPSI & TRANSLASI
TAHAP EKSPRESI GEN SETELAH
TRANSKRIPSI

5’ end Splicing
Poliadenilasi
capping intron

mRNA mRNA
mRNA decay
export localization
MRNA PROCESSING

Perubahan pre-mRNA menjadi mRNA dewasa dimulai dari penambahan pada


frame 5’ cap menjadi 7 metilguanosine cap, splicing intron, dan poliadenilasi
VARIASI PENYAKIT AKIBAT MUTASI KOMPONEN GEN
YANG MENGKODE KOMPONEN PROSES PASCA
TRANSKRIPSI
RNA BINDING PROTEINS/PROCESSING FACTORS
LINKED TO HUMAN DISEASE
5’-end capping
DECAPPING
PRE – MRNA SPLICING
PRE – MRNA SPLICING
 Pemotongan intron untuk menghasilkan mRNA
matur
 Dimediasi oleh spliceosome

 Spliceosome mengatur suatu proses yang


dimediasi oleh kompleks small nuclear
Ribonucleoprotein (snRNP)  U1, U2, U4, U5,
U6
 Mutasi pada tahap ini dapat terjadi pada fase
primary splicing atau alternative splicing
 Mutasi pada komponen splicing menyebabkan
alteration splicing atau alternative splicing
PRE – MRNA SPLICING
SINDROMA MYELODYSPLASTIC
 Mutasi pada gen SF3B1 yang menyandi
kompleks protein RNA splicing factor 3B subunit
1
 Golongan cancer yang menyebabkan sel darah
imatur  matur pada sumsum tulang
 Disebabkan oleh splicing RNA yang
abnormal/menyimpang
GEJALA SINDROMA MYELODYSPLASTIC

Mudah
Kelelahan Anemia memar atau
berdarah

Rentan
Ptekie terkena
infeksi
SINDROMA MYELODYSPLASTIC

Mutational hotspot penyakit ini berada di daerah


interaksi antara spliceosome dan RNA target

Splicing factor menggunakan alternative splice


site

Penyimpangan transkripsi
MYOTONIC DYSTROPHY

Key splicing
Ekspansi pada RNA
factor (Mbnl)
CTG repeats di 3’ membentuk
tidak dapat
UTR gen DPMK struktur hairpin
berikatan

Penyandian Fungsi Mbnl


RNA toxic terganggu
GEJALA MYOTONIC DYSTROPHY

Aritmia Kontraksi otot


Hipotrofi otot
jantung tak sadar

Kelemahan otot pernapasan Nyeri otot

Kelemahan otot wajah, tangan, kaki


MYOTONIC DYSTROPHY
TERAPI MYOTONIC DYSTROPHY

Cas9 editing untuk mengeliminasi


penyandian RNA toxic

Mengadaptasikan Cas9 pada target secara


langsung dan mengeliminasi RNA toxic
3’-END CLEAVAGE
&
POLIADENILASI
3’-END CLEAVAGE DAN POLIADENILASI
 Pembelahan 3’-end untuk menghasilkan akhir dari
RNA diikuti dengan polyadenilasi gabungan untuk
menghasilkan poli (A) pada ekor. Ini penting untuk
eksport, meningkatkan stabilitas mRNA dan efisiensi
translasi.
 Pada proses pematangan mRNA terdapat 2 proses,
yaitu: 3’-end cleavage and polyadenylation kemudian
siap untuk di eksport ke sitoplasma
3’-END CLEAVAGE DAN POLIADENILASI

 Poly (A) di kode oleh gen PABPN1(polyadenylate-binding


nuclear protein 1).
 Mutasi pada PABPN1 menyebabkan oculopharyngeal
muscular dystrophy (OPMD)
 OPMD merupakan late onset yang secara umum muncul
pada usia 50-60 tahun
3’-END CLEAVAGE DAN POLIADENILASI

 Tejadi repeat triplet“GCG” pada exon pertama.


 OPMD diwariskan dengan tipe autosomal
dominan
 Single allele dominan yang menyebabkan
diekspresikan penyakit
 Late onset

 Gejala umum disebabkan karena penambahan


alanin (normanya berjumlah 10 kemudian menjadi
13 alanin)
EKSPOR MRNA
KE SITOPLASMA
Ekspor mRNA ke Sitoplasma

• MRNA berasosiasi
dengan berbagai protein
membentuk partikel
ribonukleoprotein
(RNP).

• Fungsi :
melindungi terhadap
degradasi RNA dini dan
sangat penting untuk
meneruskan proses
ekspresi gen dalam
langkah-langkah yang
dihubungkan secara
fungsional.
Ekspor mRNA ke Sitoplasma

Keterangan :
Faktor ekspor  Dpbp5 (orange)
Mex67/Mtr2 (ungu)
FG repeats  protein spesifik pada pori nukleus (abu-abu)
insP6 (pink tua)
Mediator ekspor RNA  Gle1 (biru keabu-abuan)
Mutasi saat Ekspor mRNA

LETHAL CONGENITAL CONSTRACTURE SYNDROME


1 (LCCS1)

• Pola autosomal resesif dan


terindentifikasi pada populasi
Finlandia, menyebabkan
kematian fetus.
• Mutasi penggantian basa
(subtitusi) A G pada gen
yang berada di intron ke 3
GLE1
• Kondisi ini menyebabkan
kekurangan horn
motoneuron maupun atropi
parah pada sumsum tulang
belakang ventral
Mutasi saat Ekspor mRNA

• Alel mutan disebut


mutasi Finmajor

• Mutasi itu diprediksi


secara signifikan
mengubah struktur
sekunder GLE1,
mengganggu coiled
coil.

• mengganggu ekspor
mRNA.
Ekspor mRNA ke Sitoplasma

(InsP6) berikatan dengan Gle1

Dbp5 aktif

Pelepasan protein Mex67

mRNA diekspor ke sitoplasma


mRNA Assembly /
mRNA Localization
MRNP ASSEMBLY / MRNA LOCALIZATION
mRNA
Localization

 Lokalisasi di
Translasi
Subnuclear
Bodies

mRNA di Dipengaruhi oleh


Dirusak
Export
(Nukleus –
Sitoplasma)
Disimpan
mRNA Exporter  Lokalisasi di
Complex
Sitosol

Lokalisasi
mRNP Assembly

Schematic Illustration of an “export ready” mRNA molecule and its transport through the nuclear pore.
(Molecular Biology of The Cell, 5th Ed. Page 359)

Transport of the Ribonucleoprotein Complex.


(The Cell. A Molecular Approach 5th Ed. Page 368)
SUBNUCLEAR STRUKTUR
Cajal
Bodies

GEMS
(Gemini
of Cajal
Bodies)
Interchromatine
Granule
Clusters
(Speckles)
Schematic view of subnuclear structures
(Molecular Biology of The Cell, 5th Ed. Page 365)
PADA SEL-
SEL NEURON

GEMS terdiri atas SMN


(Survival of Motor
Neuron)

Yang dikode oleh gen


MUTASI
SMN 1 dan SMN 2

SMA
(Spinal
Muscular
Atrophy)
Translasi
Interaksi
Transport Sintesis
dengan
mRNA protein
riboosom

Kontrol Translasi
Lokaslisasi
RNA

kontrol
spasial &
temporal
Regulasi
translasi
lokal
FRAGILE X SYNDROM

FXS
- Cacat mental bawaan
-Autism spectrum disorder
FMR 1 FMRP (ASD)
* Ketidakmampuan neuron
mencapai regulasi translasi
lokal terutama dalam
menerima rangsang

- Pengulangan CGG di
promoter FMR 1
- DNA metilasi dan silencing
FRAGILE X SYNDROM
MRNA
DECAY/PROCESSING
MRNA DECAY/PROCESSING
 Decay berperan penting dalam regulasi RNA
 Salah satu RNA decay machine yang banyak
berkontribusi pada cellular RNA decay adalah
RNA exosome complex
 Exosome complex  exonuclease multi-subunit
3’-5’ yang mengolah dan menghancurkan
sejumlah besar RNAs termasuk mRNAs
 Mutasi gen pada RNA exosome bukan
diakibatkan fungsinya yang hilang secara
keseluruhan, namun lebih karena substitusi
pada 1 asam amino
RNA EXOSOME COMPLEX  10 SUBUNIT

6 subunit Exonuclease 3’-


3 subunit cap
central core 5’ aktif
• EXOSC1 • EXOSC4 • Berada di
• EXOSC2 • EXOSC5 dasar
• EXOSC3 • EXOSC6 kompleks
• EXOSC7
• EXOSC8
• EXOSC9
MRNA DECAY
PONTOCEREBELLAR HYPOPLASIA TIPE 1B
 Mutasi gen RRP EXOSC3 di rRNA
 Autosomal resesif
GEJALA PONTOCEREBELLAR HYPOPLASIA
TIPE 1B

Gangguan pergerakan (neuron motoric di sumsum


tulang belakang hilang, hipotonia, deformitas sendi)

Gangguan
Gangguan pencernaan (disfagia)
pernapasan

Gangguan Keterbelakangan
Mikrosefali
penglihatan intelektual
CEREBELLAR ATROPHY  MUTASI PADA GEN
EXOSC3, 8, 9

Ataxia Afasia

Tremor Nystagmus
DISTINCT SYNDROME  MUTASI PADA GEN
EXOSC2

Retinitis Progressive
pigmentosa hearing loss

Mild
Premature
intellectual
ageing
disability
KESIMPULAN
Tahapan PTGR (post transcriptional gene regulation)

RBP (RNA-binding protein)

Ekspresi gen

Penyakit manusia
Kesimpulan
• Protein memiliki fungsi yang kompleks

PTPP (Post-
Transcriptional
Protein-protein
Processing
Pathway)
KESIMPULAN
 Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami
terjadinya patologi jaringan dan mekanisme dasar dalam
menunjang fungsi normal jaringan dan tipe sel yang
berbeda.

 Contoh rejimen pengobatan yang mencapai puncaknya :


Perkembangan nusinersen/Spinraza untuk mengobati SMA
(Spinal Muscular Atrophy)
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai