ATURAN DISKUSI
1. Buatlah kasus dibawah ini dalam format SOAP!
2. Apakah tanda dan gejala yang mengindikasikan pasien benar menderita hepatitis
B dan C!
3. Apakah faktor risiko yang menyebabkan pasien menderita hepatitis?
4. Adakah tambahan informasi (FIR) yang kalian perlukan untuk rencana terapi pasien?
5. Apakah tujuan terapi dari kasus dibawah ini?
6. Apakah rencana terapi yang sudah diberikan oleh dokter sudah tepat?
7. Hal apa saja yang perlu dimonitoring (efektivitas dan efek samping obat) dari
kasus pasien dibawah ini?
Seorang laki-laki 33 tahun ras Cina pekerjaan wiraswasta datang ke Internis dengan
keluhan kepala terasa berat sejak 1 bulan. Kepala terasa berat ini terutama dirasakan setiap
pagi hari dan mulai berkurang pada siang dan malam hari. Tetapi akhir-akhir ini kepala terasa
berat dirasakan hampir setiap hari. Penderita juga mengeluh lemah pada badan yang juga
dirasakan sejak 1 bulan. Terasa pegal-pegal pada seluruh badan kadang disertai flu, dan
badan sumer- sumer. Kadang-kadang penderita juga mengeluh mual-mual tapi tidak sampai
muntah. Terasa tidak enak di bagian ulu hati seperti terasa penuh berisi makanan. Penderita
juga mengeluh perut kanan atas terasa sebah, tidak pernah mengeluh mata kuning, tidak
pernah mengeluh kencing warna seperti air teh.
Penderita tidak pernah menderita penyakit yang sama sebelumnya. Penderita mempunyai
kebiasaan minum-minuman beralkohol, kebiasaan memakai narkoba dengan jarum suntik serta
narkoba jenis yang diminum. Tetapi sejak penderita sakit, penderita sudah berhenti minum-
minuman keras dan memakai narkoba. Pada pemeriksaan fisik didapatkan penderita dengan
kesadaran kompos mentis, keadaan umum baik, pada lengan penderita tampak tatto, status gizi
penderita baik, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit regular, isi cukup, respirasi 18
x/mnt, dengan temperatur aksila 36,20 C. pada pemeriksaan mata pada konjungtiva palpebra
tidak ada anemi, sklera tidak icterus, tidak ada odema palpebra. Pada pemeriksaan THT tidak
ditemukan kelainan. Pemeriksaan dada tampak simetris, suara nafas vesikuler, ronchi tidak ada,
wheezing tidak ada. Suara jantung S1 dan S2 tunggal, murmur tidak ada. Pemeriksaan abdomen
tidak tampak distensi, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba. Pemeriksaan ekstremitas
hangat dan tidak ditemukan edema.
Dari pemeriksaan laboratorium tanggal 23 Nopember 2005 didapatkan SGOT 165 U/l,
SGPT 119 U/l, bilirubin total 0,84 mg/dl, bilirubin direk 0,13 mg/ dl, glukosa puasa 85 mg/dl,
kolesterol total 179 mg/dl, kolesterol LDL 140 mg/dl, kolesterol HDL 34 mg/dl, TG 107 mg/dl,
asam urat 8,4 mg/dl.
Pada tanggal 26 Nopember 2005 diperiksa HBsAg (+), anti HCV (+), serum kreatinin 0,9
mg/dl, ureum 29 mg/dl. Dari pemeriksaan darah lengkap didapatkan WBC 12,3 /ul, HGB 14,9
g/dl, PLT 182 x103 /ul. USG abdomen didapatkan hasil liver ukuran membesar, permukaan rata
tepi tajam, echoparenchyme meningkat difuse, tidak tampak nodul, liver kidney contrast (+),
lain-lain kesan normal. Kesan USG adalah fatty liver.
Dari pemeriksaan imunoserologi tanggal 28 Nopember 2005 didapatkan anti HCV
reaktif, anti HBc IgM non reaktif, HBeAg reaktif, anti HBe non reaktif.
Pada tanggal 30 Nopember 2005 pemeriksaan protrombin time 11,7 detik, INR 0,7.
HCV-RNA (+) 1,61 x 103 IU/ml, pada tanggal 2 Desember dilakukan Biopsi hati pemeriksaan
mikroskopis didapatkan jaringan hepar dengan portal triads, sel hepar dengan balloning
degeneration dan focal necrosis, lobolus hepar sebagian besar masih baik, pada daerah portal
sudah ada moderate piece meal necrosis dan moderate portal infiltrate of inflamatory cells (grade
3), sudah ada fibrosis periportal dan belum ada portal to portal fibrosis (stage 1). Sirosis tidak
ada, tidak ada tanda-tanda keganasan. Kesimpulan diagnosis PA adalah kronik hepatitis (B dan
C) with moderate piece-meal necrosis dan moderate portal infiltrate (inflamatori grade 3) with
fibrotic portal tracts (stage 1). Pada jaringan biopsi hepar telah dilakukan ASPCR
dengan hasil adanya mutasi pada gen p53 pada kodon 249.
Penderita diterapi dengan PEG INF alfa 80 mg/ minggu, ribavirin 6 tablet/hari, 3TC 100
mg/hr. Terapi ini diberikan selama 6 bulan. Selama masa pengobatan penderita tidak
menunjukkan intoleransi terhadap obatobatan anti virus tersebut. Berdasarkan evaluasi ulangan
dalam 1 bulan terapi dilakukan pemeriksaan pada tangal 11 Januari 2006 dengan HCV-RNA
virus tidak terdeteksi.
Pada tanggal 6 Juli 2006 dilakukan pemeriksaan HBsAg (+), HBeAg (+), SGOT 25 U/L,
SGPT 32 U/L. HCV-RNA kualitatif (-), tapi HBsAg masih (+) dengan SGPT dan SGOT masih
dalam batas normal sehinga pada tanggal 6 Juli 2006 3TC di hentikan pemberiannya. Pada
evaluasi ulangan tanggal 7 Agustus 2006 didapatkan kadar SGPT 91,9 U/L, SGOT 51,3 U/ L.
Pemeriksaan USG abdomen kesan tidak jauh berbeda dengan USG sebelumnya yaitu fatty liver.
LAMPIRAN
1. FORM SOAP
PHARMACEUTICAL CARE
PATIENT PROFILE
Tn.
Presenting Complaint
Seorang laki-laki mengeluh kepala terasa berat sejak 1 bulan. Kepala terasa berat ini
terutama dirasakan setiap pagi hari dan mulai berkurang pada siang dan malam hari. Tetapi
akhir-akhir ini kepala terasa berat dirasakan hampir setiap hari. Penderita juga mengeluh
lemah pada badan yang juga dirasakan sejak 1 bulan. Terasa pegal-pegal pada seluruh
badan kadang disertai flu, dan badan sumer- sumer. Kadang-kadang penderita juga
mengeluh mual-mual tapi tidak sampai muntah. Terasa tidak enak di bagian ulu hati seperti
terasa penuh berisi makanan. Penderita juga mengeluh perut kanan atas terasa sebah.
Drug Allergies:
TTV Rentang Tgl Keterangan
Normal
BP (mmHg) 120/80 120/80 Normal
Nadi (x/min) 60-100 80 Normal
Suhu (°C) 36-37°C 36,20 Normal
RR (x/min) 12-16 18 Tinggi
Medication
Nama Obat Indikasi Dosis yang Dosis Terapi (literatur)
digunakan
Hepatitis B kronis
(180 mcg sekali
Hepatitis B kronis seminggu selama 48
PEG INF alfa 80 mg/ minggu
dan C kronis minggu) dan Hepatitis
C kronis (180µg sekali
seminggu)
(MIMS)
400 mg 2 kali sehari
setiap pagi dan sore hari
Ribavirin Hepatitis C kronis 6 tablet/hari
selama 24 minggu
(Alodokter)
3TC Hepatitis B kronis 100 mg/hr 1x sehari 100mg (MIMS)
LABORATORY TEST
Test (normal Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
range) 23/11 26/11 28/11 30/11 6/7 7/7
WBC (4000- 12,3 /ul
10000/mm3)
Hb (L: 13-17 g/Dl) 14,9 g/dl
PLT (150000- 182 x103
450000/mm3) /ul
Gula darah puasa 85 mg/dl
(76-110 mg/Dl)
Cholesterol (150- 179
250 mg/Dl) mg/dl
107
TG (50-200 mg/dl)
mg/dl
25 U/L 51,3
SGOT (<35 u/L) 165 U/L
U/L
32 U/L 91,9
SGPT (<36 u/L) 119 U/L
U/L
Kreatinin (0,5-1,5 0,9 mg/dl
mg/dl)
Bilirubin total 0,84
(<1,5mg/dl) mg/dl
Bilirubin direk (0- 0,13
0,3 mg/dl) mg/dl
LDL 140
mg/dl
HDL 34 mg/dl
Asam urat 8,4 mg/dl
HbsAg + +
Anti HCV + Reaktif
Ureum 29 mg/dl
Liver kidney +
contrast
Anti HBc IgM Non
reaktif
HBeAg Reaktif +
Anti Hbe Non
reaktif
Protrombin time 11,7 detik
INR 0,7
HCV-RNA + 1,61 x -
103
IU/ml
2. Apakah pasien memiliki riwayat alergi Untuk menentukn pemberian terapi pasien
obat?
Apakah keluarga atau teman pasien
3 Untuk mengetahui penyebab penyakit
memiliki riwayat penyakit hepatitis ?
Apakah pasien memiliki riwayat penyakit
4 Untuk mengetahui penyebab penyakit
hepatitis sebelumnya ?
Berapa tinggi badan dan berat badan
5 Untuk melengkapi identitas dan terapi
pasien ? pasien
Objective (signs)
3. Pemeriksaan fisik didapatkan penderita dengan kesadaran kompos mentis, keadaan umum
baik, pada lengan penderita tampak tatto, status gizi penderita baik. Pemeriksaan mata
pada konjungtiva palpebra tidak ada anemi, sklera tidak icterus, tidak ada odema palpebra.
Pemeriksaan dada tampak simetris, suara nafas vesikuler, ronchi tidak ada, wheezing tidak
ada. Suara jantung S1 dan S2 tunggal, murmur tidak ada. Pemeriksaan abdomen tidak
tampak distensi, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba. Pemeriksaan ekstremitas
hangat dan tidak ditemukan edema.
4. Pada tanggal 26 Nopember 2005, USG abdomen didapatkan hasil liver ukuran membesar,
permukaan rata tepi tajam, echoparenchyme meningkat difuse, tidak tampak nodul, liver
kidney contrast (+), lain-lain kesan normal. Kesan USG adalah fatty liver. Kemudian
tanggal 7 Agustus 2006 dilakukan pemeriksaan USG abdomen, kesan tidak jauh berbeda
dengan USG sebelumnya yaitu fatty liver.
5. Pada tanggal 2 Desember dilakukan Biopsi hati pemeriksaan mikroskopis didapatkan
jaringan hepar dengan portal triads, sel hepar dengan balloning degeneration dan focal
necrosis, lobolus hepar sebagian besar masih baik, pada daerah portal sudah ada moderate
piece meal necrosis dan moderate portal infiltrate of inflamatory cells (grade 3), sudah ada
fibrosis periportal dan belum ada portal to portal fibrosis (stage 1). Sirosis tidak ada, tidak
ada tanda-tanda keganasan.
Monitoring
Efektivitas
a. Lakukan pemeriksaan nilai SGPT dan SGOT pasien secara rutin
b. Lakukan pemeriksaan HBsAg , HBcAg, HBeAg secara berkala
c. Monitoring kondisi pasien
d. Lakukan pemantauan terhadap pengobatan pasien
e. Monitoring efek samping obat
f. Lakukan pemeriksaan fungsi hati secara berkala
Efek Samping Obat
1. Tenofovir : efek samping sangat umum: hipofosfatemia, pusing, diare, muntah, mual, ruam
kulit, astenia; efek samping Umum: peningkatan transaminase, sakit kepala, nyeri dada,
distensi pada bagian abdomen, perut kembung.
2. Ribavirin : anemia hemolitik, leukopenia, trombositopenia, gejala GI, ruam kulit.
3. PEG INF Alfa : sakit kepala, kelelahan, demam, insomnia, depresi, pusing, mual /
muntah, anoreksia, diare.
DAFTAR PUSTAKA
Green, C. Hepatitis dan HIV. Jakarta : Yayasan Spiritia.
Mathur, P., Kottilil, S. and Wilson, E. (2018) ‘Use of ribavirin for hepatitis c treatment in the modern
direct-acting antiviral era’, Journal of Clinical and Translational Hepatology, 6(4), pp. 431–
437. doi: 10.14218/JCTH.2018.00007.
Noer, Sjaifoellah H.M., Sundoro, Julitasari. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati Edisi Pertama.
Editor : H. Ali Sulaiman. Jakarta: Jayabadi.
Peng XM, Yao CL, Chen XJ. 1999. Codon 249 mutations of p53 gene in non-neoplasticliver tissues.
World J of Gastroenterology. 5(4):324-6.
Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI). Konsensus Nasional Penatalaksanaan Hepatitis B di
Indonesia. Jakarta: PPHI; 2012
Sanityoso, A. 2009. Hepatitis Virus Akut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V. Jakarta.
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Wahyudi, H., dan Saturti, A. 2017. Hepatitis. Denpasar : Universitas Udayana.
WHO. Guideline for the Prevention, Care and Treatment of Persons with Chronic Hepatitis B Infection; March
2015: XV
Jawaban Pertanyaan Diskusi
2. Apakah tanda dan gejala yang mengindikasikan pasien benar menderita hepatitis B dan C!
Jawaban: kepala terasa berat, lemah pada badan, pegal-pegal pada seluruh badan kadang disertai
flu, dan badan sumer- sumer. Kadang-kadang penderita juga mengeluh mual-mual tapi tidak
sampai muntah. Terasa tidak enak di bagian ulu hati seperti terasa penuh berisi makanan.
Penderita juga mengeluh perut kanan atas terasa sebah.
Faktor resiko yang menyebabkan pasien menderita hepatitis adalah life style yang buruk seperti
minum - minuman beralkohol, dan kebiasaan memakai narkoba dengan jarum suntik dan
narkoba jenis yg di minum. Hal yang penjadi penyebab utama dari kasus ini adalah hepatitis b
dan c menular lewat cairan tubuh, dimana media jarum suntik yang tidak tejamin kebersihannya
adalah media utama penyebaran hepatitis jenis ini.
4. Adakah tambahan informasi (FIR) yang kalian perlukan untuk rencana terapi pasien?
2. Apakah pasien memiliki riwayat alergi Untuk menentukn pemberian terapi pasien
obat?
Apakah keluarga atau teman pasien
3 Untuk mengetahui penyebab penyakit
memiliki riwayat penyakit hepatitis ?
Apakah pasien memiliki riwayat penyakit
4 Untuk mengetahui penyebab penyakit
hepatitis sebelumnya ?
Berapa tinggi badan dan berat badan
5 Untuk melengkapi identitas dan terapi
pasien ? pasien
5. Apakah tujuan terapi dari kasus dibawah ini?
Jawaban:
Secara umum pengobatan hepatitis kronik B dan C dengan antiviral bertujuan untuk :
Selain itu pemberian terapi antiviral pada kasus yaitu untuk mengurangi viral load secara cepat
pada pasien yang sudah mengalami mutasi pada gen p53 di kodon 249 dengan harapan kejadian
KHP bisa di cegah.
6. Apakah rencana terapi yang sudah diberikan oleh dokter sudah tepat?
Jawaban: Belum, karena pasien mengalami intoleransi pada pemberian 3TC (Lamivudin) dan
pasien harus diberikan antiviral yang lebih efektif yaitu dengan pemberian Tenovofir.
7. Hal apa saja yang perlu dimonitoring (efektivitas dan efek samping obat) dari kasus
pasien dibawah ini?
Jawaban:
Efektivitas