PEMBAHASAN
1
B. Fungsi terapi trombolitik
1. Terapi trombolitik merupakan pengobatan untuk melarutkan gumpalan
berbahaya dalam pembuluh darah, melancarkan aliran darah, dan mencegah
kerusakan jaringan dan organ. Terapi trombolitik dapat melibatkan suntikan
obat penghilang gumpalan melalui saluran intra vena atau melalui kateter
panjang yang mengantarkan obat langsung kelokasi penyumbatan.
2. Terapi trombolitik sering digunakan sebagai pengobatan darurat untuk
melarutkan gumpalan darah yang terbentuk diarteri yang memberi makan
jantung dan otak, yang merupakan penyebab utama serangan jantung dan
stroke iskemik dan diarteri paru-paru.
C. Agent Thrombolik
Terapi trombolisis menggunakan obat yang disebut agen trombolitik
seperti alteplase ( Activase ), anistreplase (Eminase), streptokinase (Streptase,
Kabikinase), urokinase ( Abbokinase ), dan aktivator plasminogen jaringan (TPA)
untuk membubarkan gumpalan. Obat ini diberikan sebagai suntikan, hanya di
bawah pengawasan seorang dokter.
Agent trombolitik dibagi menjadi 2 kategori :
1. Fibrin selektif
Karakteristik :
a. Aktivasi plasminogen yang terikat pada fibrin
b. Penghancuran bekuan sangat cepat
Jenis :
a. Tissue – Type Plasminogen Activator (t – PA )
Serine protease yang diproduksi oleh sel endothelial pembuluh darah
Mengkonversi plasminogen menjadi plasmin setelah terikat pada
bekuan mengandung fibrin
2
Dosis : 15 mg bolus dilanjutkan 50 mg atau 0,75 mg/kgBB selama 30
menit atau 35 mg atau 0,5 mg/kgBB selama 60 menit dengan total
maximum dosis 100 mg
Waktu paruh : t – PA = 3 – 5 menit, r – PA = 15 menit
Efek samping : dapat terjadi reoklusi. Diperlukan infus antikoagulasi
sistemik/heparin
3
2. Non selektif
Karakteristik :
a. Plasminogenolosis dan fibrinogenolisis sistemik
b. Penghancuran bekuan lebih lambat
c. Status penghancuran sistemik lebih panjang
Jenis- Jenis :
a. Streptokinase ( SK )
4
Hipotensi dapat terjadi pada pasien dan akan lebih parah jika obat
diberikan
Semua jenis dari agen trombolitik disertai dengan pemberian antiplatelet
: heparin atau aspirin
D. Indikasi
Kriteria seleksi yang digunakan untuk terapi trombolitik
1. Tidak lebih dari 12 jam setelah waktu terapi : nyeri dada, semakin cepat
semakin baik
2. Elevasi segmen ST pada EKG atau onset baru blok cabang berkas kiri
3. Nyeri dada istemik dengan durasi 30 menit
4. Nyeri dada tidak respon terhadap nitrogliserin sub lingual atau nifedipin
5. Tidak mengalami kondisi yang dapat menjadi predisposisi pendarahan
Indikasi
1. Kelas I
a. Usia pasien < 75 tahun dengan ST elevasi lebih dari 0,1 mV, waktu untuk
terapi < 12 jam.
b. Pasien dengan blok cabang-ikat dan adanya riwayat AMI
2. Kelas IIa
a. Usia pasien > 75 tahun dengan ST elevasi lebih dari 0,1 mV, waktu untuk
terapi < 12 jam
3. Kelas IIb
a. Pasien dengan ST elevasi lebih dari 0,1 mV, waktu untuk terapi lebih dari
12 – 24 jam
b. Pasien dengan tekanan darah sistolik > 180 mmHg atau diastolic > 110
mmHg berhubungan dengan MI
4. Kelas III
5
a. Pasien dengan ST elevasi, waktu untuk terapi > 24 jam dan nyeri istemik
tertangani
b. Pasien dengan ST depresi
E. Kontra Indikasi
1. Terapi trombolitik : Kontraindikasi absolute
a. Sebelumnya mengalami stroke hemoragik; stroke lain atau
serebrovaskular yang terjadi dalam 1 tahun terakhir
b. Neoplasma intracranial
c. Perdarahan internal aktif (tidak termasuk menstruasi)
d. Suspek diseksi aorta
2. Terapi trombolitik : Kontraindikasi relative
a. Hipertensi berat (tekanan darah >180/110)
b. Riwayat CVA / kelainan intraserebral
c. Trauma yang baru terjadi (dalam 2-4 minggu), termasuk cedera kepala
atau resusitasi jantung > 10 menit atau operasi besar < 3minggu
d. Perdarahan internal dalam 2-4 minggu terakhir
e. Penggunaan streptokinase sebelumnya (5 hari sampai 2 tahun) atau
riwayat alergi terhadap streptokinase
f. Pengunaan antikoagulan
g. Kehamilan
h. Tukak lambung
i. Riwayat hipertensi kronik yang berat
6
d. Gambarkan prosedur yang akan dilakukan :
1) Intrakoroner : sama dengan kateterisasi jantung, dapat berakhir dalam
1 sampai 2 jam. Sensasi yang dapat terjadi : tekanan selama
pemasangan kateter, tak ada ketidaknyamanan dalam penginfusan.
2) Intravena : biasanya di bagian kedaruratan atau UPK, penginfusan
diberikan lebih dari 3 jam
e. Jelaskan dan tinjau kembali tindakan intraprosedur dan pascaprosedur
f. Pemantauan di UPK
g. Hak-hak berkunjung
h. Peralatan yang digunakan (alat pemantauan jantung, pemberian oksigen,
terapi IV)
i. Jelaskan perlunya tirah baring selama dan setelah pemberian dan perlunya
sering mengambil contoh darah untuk memantau masa pembekuan
j. Instruksikan pada pasien untuk segera memberi informasi pada perawat
bila terasa nyeri dada.
2. Post prosedur
a. Komplikasi
Umum dari trombolisis adalah pendarahan, tidak hanya sebagai hasil
terapi trombolitik itu sendiri, tetapi juga karena pasien secara rutin
mendapat terapi antikoagulan selama beberapa hari untuk meminimalisir
kemungkinan retrombosis. Perawat juga harus secara berkala memanatau
manifestasi klinis dari pendarahan.Pendarahan gusi dan kebocoran vena
biasa terjadi. Pendarahan serius dapat terjadi seperti pendarahan
intrakranial dan pendarahan internal.
Sebagai tambahan untuk keakuratan pengkajian pasien untuk
membuktikan pendarahan, penatalaksanaan keperawatannya termasuk
tindakan preventif untuk meminimalisir potensial pendarahan.
Contohnya penanganan pasien yang terbatas, infeksi dapat dihindari jika
7
memungkinkan, dan tambahan tekanan dapat diberikan untuk memastikn
hemosatatis dari venipuncture dan tempat kebocoran arteri.Jalur intra
vena dipasang sebelum pemberian terapi lisis dan penguncian heparin
dapat digunakan untuk penatalaksanaan selama pengambilan spesimen
labor. Antasid dapat diberikan khususnya jika pasien mengalami
ketidaknyaman di bagian gastrointestinal.
8
kaki penderita saat berbaring, mengurangi kecepatan infus atau menghentikan
sementara. Nyeri punggung telah dilaporkan perdarahan biasanya terbatas pada
tempat injeksi, tetapi dapat juga terjadi perdarahan intra serebral atau perdarahan
dari tempat-tempat lain. Jika terjadi perdarahan serius, trombilitik harus
dihentikan dan mungkin diperlukan faktor-faktor koagulasi dan obat-obat
antifibrinolitik (aprotinin atau asam traniksamat)
9
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/306683088/terapi-trombolitik
http://dokterpost.com/tatalaksana-sindroma-koroner-akut-di-rs/
10