Anda di halaman 1dari 8

BAB I

DEFINISI

Streptokinase adalah protein ekstraseluler bakteri yang diproduksi oleh


beberapa galur Streptococcus haemolyticus grup C. Kemampuan protein ini
untuk memecah gumpalan darah dilaporkan pertama kali pada tahun 1993.
Protein ini hanya terdiri dari satu rantai molekul dengan massa 48 kDa. Cara
kerja streptokinase dalam mengatasi penggumpalan darah adalah dengan
berfungsi sebagai aktivator plasminogen dan protease serin. Plasminogen
merupakan suatu zimogen (calon enzim) yang akan menjadi enzim aktif
(disebut plasmin) apabila diaktifkan oleh suatu molekul aktivator tertentu.
Cara mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin adalah dengan memotong
ikatan peptida pada plasminogen. Apabila plasmin telah aktif maka enzim
plasmin tersebut dengan mendegradasi (menghancurkan protein pembeku
atau penggumpal darah. Streptokinase telah digunakan sebagai obat untuk
mengatasi penyakit akibat pembekuan atau penggumpalan darah dalam
tubuh, seperti infark miokardium (IMA).

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Panduan Pelayanan Pasien Dengan Terapi Streptokinase adalah


unit kerja yang memberikan pelayanan kepada pasien dengan terapi
streptokinase, meliputi:
A. UNIT KERJA TERKAIT
 Unit Rawat Intensif
B. INDIKASI PASIEN DENGAN TERAPI STREPTOKINASE
 Pasien dengan Infark Miocard Acute ST-Elevasi (STEMI)
 Usia pasien < 75 tahun dengan ST elevasi lebih dari 0,1 mV, waktu untuk
terapi < 12 jam
 Pasien dengan blok cabang-ikat dan adanya riwayat AMI
C. KONTRA INDIKASI TERAPI STREPTOKINASE
1. Kontra Indikasi Absolut, antara lain:
a. Sebelumnya mengalami stroke hemoragik, stroke
lain atau serebrovaskular yang terjadi dalam 1 tahun
terakhir
b. Neoplasma intracranial
c. Perdarahan internal aktif (tidak
termasukmenstruasi)
d. Suspek diseksi aorta
2. Kontra Indikasi Relatif, antara lain
a. Hipertensi berat (tekanan darah >180/110)
b. Riwayat CVA / kelainanintraserebral
c. Trauma yang baru terjadi (dalam 2-4 minggu),
termasuk cedera kepala atau resusitasi jantung > 10
menit atau operasi besar < 3 minggu
d. Perdarahan internal dalam 2-4 minggu terakhir

2
e. Penggunaan streptokinase sebelumnya (5 hari
sampai 2 tahun) atau riwayat alergi terhadap
streptokinase
f. Pengunaan antikoagulan
g. Kehamilan
h. Luka lambung
i. Riwayat hipertensi kronik yang berat

3
BAB III
TATA LAKSANA

A. TATA LAKSANA IDENTIFIKASI DAN SKRINING PASIEN YANG MENDAPATKAN


STREPTOKINASE
Kegiatan skrining dan asessmen dilaksanakan bersamaan dengan asuhan
medis maupun asuhan keperawatan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah:
1. Keluhan utama
Gejala yang dirasakan seperti gejala khas sindroma koroner akut (SKA)
2. Waktu terjadi keluhan pertama kali dirasakan. Waktu muncul gejala awal
pada 2-6 jam pertama.
Gambaran EKG: STEMI yaitu elevasi segmen ST > 1 mm pada minimal 2
sandapan yang letaknya berdekatan atau dijumpai gambaran bundle
brach blok baru.
3. Enzim jantung: Troponin, SGOT, SGPT, Pemeriksaan gula darah, elektrolit
4. Pengkajian riwayat kesehatan pasien untuk mengidentifikasi adanya
kontra indikasi.

B. TATA LAKSANA PEMBERIAN OBAT STREPTOKINASE


1. Sebelum pengobatan dimulai, maka terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan yang meliputi:
a. Pemeriksaan enzim (CKMB), SGOT, CPK gula darah,elektrolit
b. Pemeriksaan ECG sebelum pemberian Steptokinase.
2. Penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang:
a. Tujuan terapi sehubungan dengan penyakitnya
b. Penjelasan tentang obat, jadwal pemberian obat dan persiapan.
c. Terangkan prosedur streptokinase kepada pasien.
d. Penjelasan tentang efek samping yang mungkin terjadi

4
e. Penjelasan tentang kemungkinan respon keberhasilan terapi
f. Berikan informed consent
3. Pelaksanaan streptokinase dilaksanakan di ruang intensif
4. Persiapan perlengkapan dan obat-obatan di samping pasien.
5. Berikan terapi pengobatan streptokinase dengan prosedur:
a. Pasang monitor ECG.
b. Observasi vital sign.
c. Pasang IV line dua jalur. Jalur pertama untuk memasukkan obat
dengan ukuran IV kanul 22 dan jalur kedua untuk life line dengan
ukuran IV kanul yang lebih besar.
d. Rekam ECG 12 lead.
e. Larutkan streptokinase 1,5 juta unit dalam PZ 0,9 % atau Dextrose 5%
menjadi 100 cc.
f. Berikan larutan streptokinase secara intra vena melalui infusion pump
selama 1 (satu) jam.
6. Rekam ECG 12 lead segera setelah infuse streptokinase habis
7. Setelah pemberian infus streptokinase dibilas (flush) dengan NaCl 0,9 %
atau D5% dilanjutkan tetesan lambat (8-10 tetes/menit/life line).
8. Observasi vital sign dan ECG
9. Lakukan resusitasi dan defibrilasi apabila pasien mengalami syok ataupun
cardiac arrest
10. Observasi respon alergi, pruritus, demam, mual, urtikaria, sakit kepala
dan malaise selama pemberian
11. Observasi adanya efek samping seperti hipotensi
12. Lakukan observasi ketat selama 12 jam ke depan.
13. Dokumentasikan semua tindakan dan reaksi yang muncul.

C. TATA LAKSANA POST PROSEDUR TROMBOLITIK (STREPTOKINASE)


1. Obervasi tanda – tanda vital dan saturasi oksigen secara berkala

5
2. Jelaskan perlunya tirah baring setelah pemberian dan perlunya sering
mengambil contoh darah untuk memantau masa pembekuan
3. Instruksikan pada pasien untuk segera memberi informasi pada perawat
bila terasa nyeri dada Post prosedur
4. Memantau manifestasi klinis dari pendarahan

D. TATA LAKSANA PEMBERIAN EDUKASI, INFORMASI DAN PERNYATAAN


PERSETUJUAN
Terapi trombolitik streptokinase merupakan terapi invasive dan berisiko tinggi
sehingga diperlukan informasi yang adekuat serta pasiendan keluarga
dilibatkan dalam pengambilan keputusan melalui pernyataan persetujuan
tindakan.
Pemberian informasi dan edukasi meliputi:
1. Informasi tentang indikasi dilaksanakannya terapi
2. Informasi tentang kontra indikasi dilaksanakannya terapi
3. Informasi tentang tujuan dan pentingnya tindakan:
a. Sebagai pilihan terapi yang diutamakan untuk menyelamatkan jiwa
dan menyelamatkan akses perfusi jantung sesuai indikasinya
b. Terapi yang harus segera dilaksanakan dengan pertimbangan
mencapai target waktu (golden periode) untuk mecapai target terapi
dan meminimalkan efek samping
4. Informasi tentang cara pemberian terapi dan pemantauannya
5. Pendidikan pasien dan keluarga tentang rencana terapi lanjutan dan
asuhan yang akan diberikan untuk mendukung keberhasilan tindakan
misalnya terkait dengan monitoring klinis dan laboratoris, pembatasan
aktifitas/bed rest, pembatasan diit (jika diperlukan) dan pemberian
pengobatan lanjutan
6. Informasi tentang respon keberhasilan terapi dan respon efek samping
penyerta

6
7. Pernyataan persetujuan sebelum dilakukan tindakan dituangkan dalam
informed consent

BAB IV
DOKUMENTASI

A. Pencatatan Rekam Medis


Mendokumentasikan pemeriksaan pasien merupakan langkah kritikal dan
penting dalam proses asuhan pasien. Hal ini umumnya dipahami pelaksana
praktek kedokteran bahwa “ jika anda tidak mendokumentasikannya, anda
tidak melakukannya”. Dokumentasi adalah alat komunikasi berharga untuk
pertemuan di masa mendatang dengan pasien tersebut dan dengan tenaga
ahli asuhan kesehatan lainnya. Alasan lain mengapa dokumentasi sangat
kritikal terhadap proses asuhan pasien didaftarkan pada Gambar 1-2. Saat
ini, beberapa metode berbeda digunakan untuk mendokumentasikan asuhan
pasien dan PCP, dan beragam format cetakan dan perangkat lunak komputer
tersedia untuk membantu dokter, perawat, farmasis dan profesi lainnya
dalam proses ini. Dokumentasi yang baik adalah lebih dari sekedar mengisi
formulir; akan tetapi, harus memfasilitasi asuhan pasien yang baik. Ciri-ciri
yang harus dimiliki suatu dokumentasi agar bermnanfaat untuk pertemuan
dengan pasien meliputi: Informasi tersusun rapi, terorganisir dan dapat
ditemukan dengan cepat.

B. Pencatatan Data dan Evaluasi


Pelayanan pasien dengan terapi steptokinase dicatat dan dikumpulkan pada
buku tersendiri, untuk selanjutnya data tersebut dievaluasi. Temuan-temuan
khusus dalam pemberian pelayanan pasien lanjut usia seyogyanya dianalisis
sebagai bahan evaluasi penyusunan dan atau perubahan sistem pelayanan,
baik medis, keperawatan, maupun professional lainnya, sehingga pelayanan

7
pasien dengan terapi streptokinase dapat ditingkatkan dan terjamin
Keselamatan Pasien dengan terapi streptokinase di RS.
1. Pencatatan informasi dan persetujuan tindakan pada lembar informed
consent dan edukasi terintegrasi
2. Pencatatan observasi dan tindakan yang dilakukan pada lembar observasi
ICU

Anda mungkin juga menyukai