Anda di halaman 1dari 5

PENATALAKSANAAN TETANUS

No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman : 1/3

UPTD PUSKESMAS USA drg. YULIANA SYAM


NIP : 19780725 201001 2011

1. Pengertian Penatalaksaan tetanus adalah penanganan penyakit


sistem saraf yang di sebabkan tetanospasmin adalah
neurotoksin yang di hasilkan oleh Clostridium Tetani,
yang di tandai spasme otot leher dan rahang yang
menyebabkan trismus.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penatalaksaan kasus tetanus sesuai standar terapi.
3. Kebijakan 1. SK Kepala UPTD Puskesmas Usa Nomor 12 Tahun
2018 tentang penyusunan rencana layanan klinis
2. SK Nomor 12 Tahun 2018 tentang jenis pelayanan
yang disediakan pada UPTD Puskesmas Usa.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 5 Tahun 2014
tentang panduan klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan
kesehatan primer.

5. Prosedur / 1. Persiapan Alat dan Bahan:


Langkah- a. Alat diagnostik ( Stetoskop, senter dan tensimeter)
langkah b. Buku Rekam Medis
c. Pulpen
d. Buku register Ruang pemeriksaan Umum
e. Sabun cuci tangan
2. Petugas Yang Melaksanakan:
a. Dokter
b. Perawat
3. Langkah-langkah:
a. Dokter/Perawat menerima pasien dengan senyum,
salam, sapa, sopan dan santun.
b. Petugas melakukan anmnesa, di dapatkan
manifestasi klinik tetanus sangat bervariasi dari
kekakuan otot setempat, trismus sampai kejang
yang hebat, Mnifestasi klinik:
1) Tetanus lokal dimana kekakuan dan spasme
yang menetap di sertai rasa sakit pada otot di
sekitar atau proksimal luka.
2) Tetanus sefalik mengenai wajah : gejala
trismus, disfagia, rhisus sardonikus dan
disfungsi nervus cranial
3) Tetanus Umum/generalisata berupa trismus,
iritable, kekauan leher, susah menelan,
kekakuan dada dan perut
4) tetanus neonatorum ketidak mampuan
menetek, kelemahan, kekakuan dan spasme
c. Petugas mencuci tangan
d. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, didapatkan
kekuaran otot setmpat trismus sampai kejang yang
hebat yaitu :
1) pada tetanus lokal di temukan: kekauan dan
spasme yang menetap
2) tetanus sefalik di temukan trismus rhisus
sardonikus dan dis fungsi nervus cranial
3) tetanus umum di temukan trismus, kekakuan
leher, dada, perut, fleksi-abduksi lengan serta
ekstensi tungkai, kejang
4) tetanus neonatorum di temukan kekakauan
dan spasme dan posisi tubuh klasik
e. Petugas menegakkan diagnose berdasarkan
temuan klinis dan riwayat imunisasi, dan
bedasarkan kriteria Pattel jong:
1) rahang kaku, spasme terbatas, disfagia dan
kekakuan otot tulang belakang.
2) Spasme tanpa mempertimbangkan frekuensi
maupun derajat keparahan.
3) Masa inkubasi ≤ 7 hari
4) waktu onset ≤ 48 jam
5) peningkatan tmperatur rektal 100⁰F (>40⁰C
atau aksila 99⁰F (37,6⁰C)
f. Petugas memberikan rencana terapi berupa:
1) Penatalaksanaan manajemen luka karena
pasien tetanus di duga menjadi prt de entry
masuknya kuma C.tetani harus mendapatkan
perawatan luka:
a) semua luka harus di bersihkan dan jika
perlu lakukan debridement
b) riwayat imunisasi tetanus pasien di daptkan
c) TT harus di berikan jika riwayat booster
terakhir > 10 tahun dan jika riwayat
imunisasi tidak di ketahui TT dapat di
berikan
d) Jika riwayatimunisasi terakhir > 10 tahun
yang lalu maka tetanus imunoglobin (Tig)
harus di berikan
2) Pangawasan agar tidak ada hambatan fungsi
respirasi.
3) Ruang isolasi untuk menghindari rangsangan
luar seperti suara, cahaya ruangan redup dan
tindakan terhadap penderita
4) Diet cukup kalori dan protein, bila terdapt
trismus makanan dapat diberikan per sonde
Oksigen
5) Pemberian obat anti konvulsan di berikan secara
titrasi, sesuai dengan kebutuhan dan respon
klinik.
6) Pasien datang dalam keadaan kejang maka di
berikan diazepam atau vankuronium 6-8
mg/hari
7) Anti Tetanus Serum (ATS di gunakan dosis
50.000 iu, di berikan IM di ikuti 50000 unit
dengan infus IV lambat
8) Eliminasi bakteri di berikan penisilin 1,2 juta
unit IM atau IV setiap 6 jam selama 10 hari. Bila
alergi dengan penisilin dapat di berikan
tetrasiklin 500 mg mg
9) Bila terjadi komplikasi dapat di berikan
antibiotik spektrum luas yaitu: metronidazole
loading dose 15 mg/KgBB/jam selanjutnya 7,5
mg/KgBB tiap 6 jam.
10) Pemberian TT yang pertama di lakukan
bersamaan dengan pemberian antitoksin tetapi
sisi yang berbeda dengan alat suntik yang
berbeda di berikan dalam 24 jam pertama.
11) Oksigen pernapasan buatan dan tracheostomi
jika prlu.
12) Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
g. Petugas memberikan resep.
h. Petugas melengkapi rekam medis, form dan buku
register terkait
6. Diagram Alir
Petugas 5S Anamnese Cuci tangan
pasien

Menegakkan Pemeriksaan
diagnosa fisik

Memberikan Memberikan
rencana terapi resep

selesai Melengkapi
rekan medis

7. Hal-hal Yang Petugas harus sigap dan teliti dalam penatalaksanaan


Perlu pelayanan.
diperhatikan

8. Unit Terkait 1. Loket Pendaftaran


2. Ruang Pemeriksaan Umum
3. Ruang Tindakan
4. Ruang farmasi

9. Dokumen 1. Buku rekam medis


Terkait 2. Buku register pemeriksaan umum
3. Buku register tindakan
4. Ruang farmasi
10. Rekaman No Yang Isi Tanggal Mulai
Historis dirubah Perubahan diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai