1. Pengertian Tetanus adalah penyakit pada sistem saraf yang disebabkan oleh
tetanospasmin. Tetanospasmin adalah neurotoksin yang dihasilkan oleh
clostridium tetani, ditandai dengan spasme tonik persisten disertai
dengan serangan yang jelas dan keras. Spasme hampir selalu terjadi
pada otot leher dan rahang yang menyebabkan penutupan rahang
(trismus, lockjaw), serta melibatkan tidak hanya otot ekstrimitas, tetapi
juga otot-otot batang tubuh
2. Tujuan
Sebagai bahan bagi petugas dalam menerapkan langkah-langkah untuk
penatalaksanaan tetanus di Puskesmas Nualain
4. Referensi Permenkes no. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Dokter di
Fasyankes Primer
6. Langkah- a. Petugas menanyakan keluhan dan gejala yang dirasakan oleh pasien
Langkah b. Mencatat hasil anamnesa di kartu status pasien
c. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi:
keadaaan umum, tekanan darah, tensi, nadi, berat badan, suhu
tubuh, pemeriksaan kepala/leher, dada, perut dan ektremitas
d. Penegakan diagnosis tetanus.
e. Penatalaksanaan :
Pemberian terapi :
1. Manajemen luka yang baik
2. Pengawasan, agar tidak ada hambatan fungsi respirasi
3. Ruang isolasi, untuk menghindari rangsangan luar seperti suara,
cahaya-ruangan redup dan tindakan terhadap penderita
4. Oksigen
5. Antikonvulsan
Diazepam secara intravena dosis 0.5 mg/kgbb/kali perlahan-
lahan dengan dosis optimum 10 mg/kali diulang setiap kali
kejang. Kemudian diikuti oleh pemberian diazepam oral dengan
dosis 0.5 mg/kgbb/kali sehari diberikan 6 kali. Dosis maksimal
diazepam 240 mg/hari.
f. Kriteria Rujukan :
1. Bila tidak terjadi perbaikan setelah penanganan pertama
2. Terjadi komplikasi seperti distress sistem pernafasan
3. Rujukan ditujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder
yang memiliki dokter spesialis neurologi
7. Diagram Alir
Anamnesa & pemeriksaan Kartu status
fisik, amati tanda bahaya
Kartu status
Penegakan diagnosis :Tetanus
Pemberian terapi :
Manajemen luka yang baik
Pengawasan, agar tidak ada hambatan fungsi
respirasi
Ruang isolasi
Oksigen
Antikonvulsan
Diazepam secara intravena dosis 0.5 mg/kgbb/kali
perlahan-lahan dengan dosis optimum 10 mg/kali
diulang setiap kali kejang. Kemudian diikuti oleh
pemberian diazepam oral dengan dosis 0.5
mg/kgbb/kali sehari diberikan 6 kali. Dosis
maksimal diazepam 240 mg/hari
Form informed
consent