Anda di halaman 1dari 4

CEDERA KEPALA

No. Dokumen 128/Pusk K II/UKP/2022


No. revisi 1
SOP
TglTerbit 10 Februari 2022
Halaman ¼

UPTD PUSKESMAS dr. Ni Nym. K. Kusumayani


KUTA II NIP. 19770103 200604 2 004

Cedera kepala adalah serangkaian kejadian patofisiologik yang terjadi setelah


trauma kepala, yang dapat melibatkan kulit kepala, tulang dan jaringan otak
atau kombinasinya (Standar Pelayanan Medis ,RS Dr.Sardjito). Cedera kepala

1.Pengertian (trauma capitis) adalah cedera mekanik yang secara langsung atau tidak
langsung mengenai kepala yang mengakibatkan Luka di kulit kepala, fraktur
tulang tengkorak, robekan selaput otak, dan kerusakan jaringan otak itu
sendiri, serta mengakibatkan gangguan neurologis

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk kasus cedera kepala


2.Tujuan
sehingga penanganan dapat dilaksanakan secara cepat dan tepat.

1. SK Kepala Puskesmas No.800/023/Pusk K II/2022 tentang Layanan


Klinis di UPTD. Puskesmas Kuta II.
3. Kebijakan
2. SK Kepala Puskesmas No 800/047/Pusk K II/2022 tentang pelayanan
gawat darurat.

1. Permenkes no. 43 tahun 2019 tentang Pusat kesehatan Masyarakat


2. Kepmenkes RI Nomer HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan
4. Referensi
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama.
1. Persiapan alat dan bahan
a. Masker bedah
b. Sarung tangan
c. Stetoskope
d. Tensimeter
e. Infuse set (blood set)
f. Cairan ringer laktat
g. Suction
h. Gudel
i. Set oksigen
j. Kanul / sungkup

2. Petugas yang melaksanakan


a. Dokter
b. Paramedis

3. Langkah-langkah
Petugas melakukan standar perlindungan diri selama melakukan
pemeriksaan. Pada pasien trauma, lakukan pemeriksaan CABD
C: tekanan darah, nadi, Perdarahan
5. prosedur /langkah- A: Saluran pernapasan

langkah B: Pernapasan (frekuensi, gerak dada)


D: Kesadaran (GCS)
E: periksa seluruh badan adanya trauma

1. Bila ada penurunan kesadaran


C: Jika tensi< 90/60 mmHg, Nadi >100 x/mnt, stop perdarahan, bila
memungkinkan, pasang infus Nacl 0,9% grojog 2 flash,
maintenance 20 -30 tts/menit, bila tensi tinggi ≥140/90 mmHg
disertai pusing atau muntah curiga peningkatan TIK lakukan
elevasi kepala 30 derajat.
A: Bebaskan sumbatan / lendir di saluran napas, hinderi manipulasi
atau pergerakan pada leher. Lakukan chin lift dan jaw trust. Bila
perlu pasang gudel.
B: Berikan oksigen, bila tidak ada tension pneumothorak, Kanul nasal
2 lpm, sungkup wajah 10 lpm
2. Lakukan pemeriksaan kesadaran berdasarkan skala GCS
Eye (Mata)
1. Mata tidak membuka
2. Mata terbuka dengan rangsangan nyeri
3. Mata terbuka dengan rangsangan suara
4. Mata terbuka sendiri

2/4
Verbal (suara)
1. Tanpa ada respon suara
2. Suara menggumam
3. Kata tidak jelas ada maknanya
4. Percakapan tidak terarah (pasien bingung dan disorientasi)
5. Percakapan terarah dan jelas
Movement (gerak)
1. Tidak gerakan
2. Ekstensi abnormal
3. Fleksi abnormal
4. Menarik diri (bagian tubuh bila dirangsang nyeri)
5. Melokalisir nyeri (melindungi daerah nyeri)
6. Respon gerak sesuai yang diperintahkan
Skor ditulis dengan contoh
E4V5M6
 Adanya cedera kepala (CK)
Skor 14 – 15  CKR
Skor 9 – 13  CKS
Skor ≤ 8  CKB
3. KIE Keluarga untuk dirujuk dan tanda tangan surat persetujuan

Standar perlindungan diri


Melakukan anamnesa dan
pemeriksaan CABD

Terapi dan tindakan sesuai


dengan pemeriksaan
CABD

Ruang rawat
inapPuskesmas
7.Bagan Alir
Perlu dirujuk? Ya
Rumah Sakit Daerah

Tidak

Memberikan terapi sesuai Memberikan KIE untukpemeriksaandarahulang


kondisi pasien

3/4
1. Tingkat kesadaran
2. Ukuran pupil mata dan reaksinya terhadap cahaya
8. Hal – hal yang 3. Seberapa baik pasien menggerakkan tangan dan kaki
perludiperhatikan
4. Pernapasan, denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh, dan kadar
oksigen dalam darah

9. Unit Terkait
Layanan tindakan UGD

10. Dokumenterkait 1. E- Rekam Medis pasien


2. Inform Consent
3. Rujukan External

No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal mulai


11. RekamanHistoris
diberlakukan
SPerubahan
1 Kebijakan 1. SK Kepala
Puskesmas
No.800/023/Pusk K
II/2022 tentang
Layanan Klinis di
UPTD. Puskesmas
Kuta II.
2. SK Kepala
Puskesmas No
800/047/Pusk K
II/2022 tentang
pelayanan gawat
darurat.

2 Referensi Permenkes no. 43 10 Februari


tahun 2019 tentang 2022
Pusat kesehatan
Masyarakat

4/4

Anda mungkin juga menyukai