Oleh kelompok 7:
2. Non selektif
Karakteristik :
Plasminogenolosis dan fibrinogenolisis sistemik
Penghancuran bekuan lebih lambat
Status penghancuran sistemik lebih panjang
Jenis- Jenis :
a. Streptokinase ( SK )
Agen trombolitik yang dihasilkan dari – hemolitik streptokokus, yang bila dikombinasikan
dengan plasminogen akan berfungsi sebagai katalis dalam konversi plasminogen menjadi
plasmin.
Dapat diberikan IV atau IC
Dosis : 1,5 juta U dalam 30 – 60 menit
Dapat menyebabkan respon alergi, pruritus, demam, mual, urtikaria, sakit kepala dan malaise
Efek samping : hipotensi
Observasi : 12 jam
Agen Trombolitik
Tidak lebih dari 12 jam setelah waktu terapi : nyeri dada, semakin cepat
semakin baik
Elevasi segmen ST pada EKG atau onset baru blok cabang berkas kiri
Nyeri dada istemik dengan durasi 30 menit
Nyeri dada tidak respon terhadap nitrogliserin sub lingual atau nifedipin
Tidak mengalami kondisi yang dapat menjadi predisposisi pendarahan
INDIKASI
a. Kelas I
Usia pasien < 75 tahun dengan ST elevasi lebih dari 0,1 mV, waktu untuk terapi < 12
jam
Pasien dengan blok cabang-ikat dan adanya riwayat AMI
b. Kelas IIa
Usia pasien > 75 tahun dengan ST elevasi lebih dari 0,1 mV, waktu untuk terapi < 12
jam
c. Kelas IIb
Pasien dengan ST elevasi lebih dari 0,1 mV, waktu untuk terapi lebih dari 12 – 24 jam
Pasien dengan tekanan darah sistolik > 180 mmHg atau diastolic > 110 mmHg
berhubungan dengan MI
d. Kelas III
Pasien dengan ST elevasi, waktu untuk terapi > 24 jam dan nyeri istemik tertangani
Pasien dengan ST depresi
Kontraindikasi
1.Terapi trombolitik : Kontra indikasi absolut
Sebelumnya mengalami stroke hemoragik; stroke lain atau serebrovaskular yang terjadi dalam
1tahun terakhir
Neoplasma intracranial
Perdarahan internal aktif (tidak termasuk menstruasi)
Suspek diseksi aorta
2.Terapi trombolitik : Kontraindikasi relatif
Hipertensi berat (tekanan darah >180/110)
Riwayat CVA / kelainan intraserebral
Trauma yang baru terjadi (dalam 2-4 minggu), termasuk cedera kepala atau resusitasi jantung >
10 menit atau operasi besar < 3minggu
Perdarahan internal dalam 2-4 minggu terakhir
Penggunaan streptokinase sebelumnya (5 hari sampai 2 tahun) atau riwayat alergi terhadap
streptokinase
Pengunaan antikoagulan
Kehamilan
Tukak lambung
Riwayat hipertensi kronik yang berat
Management Farmakologi
Management Farmakologi
Penatalaksanaan Pre dan post Trombolitik
1. Praprosedur
Kaji tingkat pengertian dan tingkat ansietas
Libatkan keluarga atau orang terdekat dalam perawatan dan instruksi
Beri penguatan penjelasan dokter tentang tujuan prosedur, hasil yang diinginkan, dan risiko
yang berhubungan
Gambarkan prosedur yang akan dilakukan :
Intrakoroner : sama dengan kateterisasi jantung, dapat berakhir dalam 1 sampai 2 jam.
Sensasi yang dapat terjadi : tekanan selama pemasangan kateter, tak ada ketidaknyamanan
dalam penginfusan.
Intravena : biasanya di bagian kedaruratan atau UPK, penginfusan diberikan lebih dari 3 jam
Jelaskan dan tinjau kembali tindakan intraprosedur dan pascaprosedur
Pemantauan di UPK
Hak-hak berkunjung
Peralatan yang digunakan (alat pemantauan jantung, pemberian oksigen, terapi IV)
Jelaskan perlunya tirah baring selama dan setelah pemberian dan perlunya sering mengambil
contoh darah untuk memantau masa pembekuan
Instruksikan pada pasien untuk segera memberi informasi pada perawat bila terasa nyeri dada.
Post Prosedur
Komplikasi umum dari trombolisis adalah pendarahan, tidak hanya
sebagai hasil terapi trombolitik itu sendiri, tetapi juga karena
pasien secara rutin mendapat terapi antikoagulan selama beberapa
hari untuk meminimalisir kemungkinan retrombosis. Perawat juga
harus secara berkala memanatau manifestasi klinis dari
pendarahan. Pendarahan gusi dan kebocoran vena biasa terjadi.
Pendarahan serius dapat terjadi seperti pendarahan intrakranial
dan pendarahan internal.
Efek Samping
Efek samping dari semua obat trombolitik adalah komplikasi
perdarahan yang disebabkan fibrigenolisis sistemik dan lisis
sumbatan hemostatik normal. Perdarahan sering terjadi pada
tempat kateterisasi, meskipun perdarahan gastrointestinal dan
otak pun dapat terjadi.
Komplikasi Terapi Trombolitik
Pemberian terapi trombolitik dapat menimbulkan beberapa
komplikasi, mulai dari yang ringan hingga yang cukup serius,
bahkan ada juga yang berakibat fatal. Komplikasi terbanyak
adalah terjadinya pendarahan intrakranial, dengan risiko
pendarahan lebih banyak terjadi pada penderita berusia di atas
77 tahun yang mungkin diakibatkan oleh lebih luasnya
kerusakan otak yang terjadi.
Asuhan keperawatan
1. PENGKAJIAN
a. Riwayat penyakit
o Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi
o Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung,
hipertensi.
o Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya kemungkinan untuk
terjadinya intoksikasi.
o Kondisi psikososial
Pengkajian Fisik
Aktivitas : kelelahan umum.
Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit
nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit
warna dan kelembaban berubah misal pucat, sianosis, berkeringat; edema;
haluaran urin menruun bila curah jantung menurun berat.
integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut, menolak,marah, gelisah,
menangis.
Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap makanan, mual
muntah, peryubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit.
Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan
pupil.
Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan
obat antiangina, gelisah.
Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman
pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada
menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru)
atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
Diagnosa
Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis (infark miokard)
Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan
konduksi elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.
Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi pengobatanberhubungan
dengan kurang informasi/salah pengertian kondisimedis/kebutuhan terapi.
Intervensi
Pantau tanda-tanda vital .Peningkatan denyut nadi diikuti oleh penurunan
tekanan darah sering mengidentifikasikan kehilangan darah dan renjatan
yang mengancam
Bekuan darah akan hilang dan perdarahan aktif tidak terjadi lagi
Tanda-tanda vital klien akan tetap stabil selama dan sesudah terapi
trombolitik
Implementasi
Pelaksanaan mencakup melakukan, membantu atau mengarahkan kinerja
aktivitas sehari-hari. Setelah dilakukan, validasi, penguasaan keterampilan
interpersonal, intelektual dan teknik intervensi harus dilakukan dengan cermat
dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan
dokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan .
Evaluasi
Tujuan untuk menilai apakah dalam rencana keperawatan tercapi dengan baik atau
tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang.
Kriteria dalam menentukan tercapainya suatu tujuan, pasien:
Pasien tetap sadar dan berorirentasi
Tekana darah, suhu, frekuensi nafas, frekuensi nadi sudah sedikit menurun dari hasil
pemeriksaan sebelumnya
Pasien tidak merasa sesak lagi
Pasien mengatakan rasa nyerinya pada dada sebelah kirinya berkurang
Ekspresi wajah pasien menunjukan sedikit rileks
Menunjukan pemahaman tentang rencana terapeutik.
Gaya hidup pasien berubah.