Anda di halaman 1dari 67

PEDOMAN PELAYANAN

INSTALASI GAWAT DARURAT


RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG

INSTALASI GAWAT DARURAT


RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG
TAHUN 2014

0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha esa karena atas rahmad-
NyaPedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Saiful Anwar Malang telah selesai
disusun.
Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan
kesehatan, maka fungsi rumah sakit sebagai pemberi pelayanan kesehatan secara bertahap
terus ditingkatkan agar menjadi efektif dan efisien serta memberi kepuasan terhadap
pasien,keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut dapat memberikan
pelayanan yang bermutu , efektif dan efisien untuk menjamin keselamatan pasien serta
untuk mencapai mutu pelayanan sesuai standar yang diminta oleh Komisi Akreditasi Rumah
Sakit(KARS) dan Pemerintah.
Buku Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Saiful Anwar Malang
dimaksudkan dipakai sebagai pedoman Pelayanan bagi petugas yang bekerja di Instalasi
Gawat Darurat agar dapat tercapai pelayanan yang optimal.
Terima kasih dan harapan kami agar buku ini dapat dipergunakan sebagai pedoman
dengan sebaik – baiknya.

Malang, Agustus 2014

penyusun

1
TIM PENYUSUN
Dr Ari Prasetyodjati Sp EM
Dr. Suryanto Eko Agung Nugroho Sp.EM
Dr. Yuddy Imowanto Sp.EN
Endang Nanik Fatmawati S.Kep Ns

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah instalasi di RSUD dr. Saiful Anwar Malang yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang memerlukan pelayanan gawat darurat
selama 24 jam /hari dan merupakan salah satu pintu masuk bagi pasien yang akan dirawat
di RSUD dr. Saiful Anwar Malang yang mempunyai karakteristik yang unik dibandingkan
pintu masuk yang lain. Pintu masuk RSUD dr. Saiful Anwar yang lainya, yaitu Instalasi
Rawat Jalan dan Instalasi Pelayanan Utama. Sebagai rumah sakit tersier, rujukan tipe A,
RSUD dr. Saiful Anwar , menerima rujukan dari pelayanan rumah sakit level dibawahnya
untuk wilayah Jawa Timur bagian selatan. RSUD dr. Saiful Anwar tentunya menempati
posisi yang sangat penting dan strategis dalam pelayanan kesehatan di wilayahnya. Hal
tersebut tentunya harus berbanding lurus dengan kondisi pelayanan di IGD RSUD dr. Saiful
Anwar Malang, yang harus siap menerima dan melayani pasien yang masuk ke dalam
Instalasi Gawat Darurat dengan kualitas yang tinggi sebagai rumah sakit tersier.

Tanggung jawab, beban kerja dan Intensitas kerja yang tinggi yang harus siap selama 24
jam melayani pasien, berpotensi menimbulkan masalah menurunnya mutu pelayanan IGD
RSUD dr. Saiful Anwar apabila tidak ditetapkannya pedoman pelayanan yang baik.
Diperlukan suatu pedoman pelayanan baku di IGD RSUD dr. Saiful Anwar untuk
meminimalisasikan atau menihilkan terjadinya pelayanan yang substandart. Pedoman
pelayanan yang baik tentunya akan mencegah kejadian terkait keselamatan pasien,
keselamatan petugas dan tetap terjaminnya keberlangsungan pelayanan IGD yang
berkualitas, transparan dan akuntabel.

B. Tujuan Pedoman

Memberikan petunjuk dan orientasi lingkungan kerja kepada seluruh staf yang bekerja
atau berinteraksi kerja secara langsung maupun tidak langsung di Instalasi Gawat Darurat
RSUD dr Saifuf Anwar selama menjalankan fungsi profesional sebaga staf medis,
keperawatan, penunjang medis dan tenaga non medis lainnya

C. Ruang Lingkup Pelayanan

Kelangsungan hidup pasien Gawat Darurat sangat ditentukan oleh :


1. Kecepatan dan ketepatan pertolongan pertama ditempat kejadian (
Basic Life Support )

3
2. Kualitas pertolongan oleh petugas ambulan dan kualitas ambulan
Gawat Darurat dalam suatu sistim pra-rumah sakit yang di negara kita
disebut Sistim Penangganan Gawat darurat Terpadu
3. Kualitas pertolongan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit.
4. Rujukan ke rumah sakit yang tepat.
Jumlah kunjungan dan pemanfaatan Instalasi Rawat Darurat RSUD dr.
Saiful Anwar dapat lebih ditingkatkan lagi dengan dilakukan pembinaan
terhadap pelayanan Gawat Darurat di tingkat pra rumah sakit dan rumah
sakit. Kematian dini dan atau kecacatan dapat dikurangi dengan lebih
dikembangkan sistim pelayanan Gawat Darurat terpadu dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia dan peran serta masyarakat. Agar Instalasi
Rawat Darurat RSUD dr. Saiful Anwar dapat memberikan pelayanan yang
berkualitas, penerapan berbagai standar yang ditetapkan harus
diupayakan, serta adanya kebijakan yang jelas sangat diperlukan agar para
pelaksana mempunyai arah dan pedoman dalam penyelenggaraan
pelayanan Gawat Darurat di RSUD dr. Saiful Anwar .
5. Emergency Call Center untuk memepercepat dan memudahkan akses
pelayanan gawat darurat.
D. Batasan Operasional

1. Instalasi Gawat Darurat menyelenggarakan pelayanan Gawat Darurat


kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami
kecelakaan terus menerus selama 24 jam sesuai dengan Standar Pelayanan
Minimal yang ditetapkan
2. Agar Instalasi Rawat Darurat dapat melaksanakan pelayanan sesuai
dengan standar yang ditetapkan perlu didukung dengan pelayanan
Radiologi, Laboratorium, dan Farmasi secara terus menerus selama 24 jam
3. Penderita yang tidak tergolong akut dan Gawat Darurat yang datang di
RSUD dr. Saiful Anwar diluar jam buka Poliklinik (Instalasi Rawat Jalan), di
layani di Instalasi Rawat Darurat sesuai prosedur yang berlaku.

4
4. Agar Instalasi Rawat Darurat dapat memberikan pertolongan kepada
penderita Gawat Darurat secara cepat dan tepat, perlu dilaksanakan seleksi
penderita di Triage.
5. Pasien dengan indikasi dikerjakan tindakan operasi emergensi bisa
dikerjakan di kamar operasi Instalasi Gawat Darurat
6. Informasi pelayanan Gawat darurat adalah semua keterangan tentang
pelayanan yang tersedia di instalasi gawat darurat
7. Bekerja Purna waktu adalah bekerja penuh waktu di Intalasi Gawat
Darurat.
8. Bekerja Paruh waktu adalah yang bersangkutan punya tugas di intalsi di
luar instalasi Gawat darurat.
9. Triage adalah seleksi kondisi pasien berdasarkan keluhan dan masalah
penderita yang dialami saat itu dan seleksi terhadap penderita yang
memerlukan pertolongan pertama pada kondisi kegawatannya.
10. Rujukan adalah pengiriman pasien untuk dilakukan pemeriksaan diagnostik
dan/atau untuk terapi maupun untuk alih rawat. Untuk hal hal lain dalam
keadaan tertentu, pemeriksaan specimen juga dapat termasuk dalam
ketentuan rujykan ini.
11. Pasien tidak akut dan tidak gawat adalah pasien yang mengalai sakit lama
dan tidak mengancvam jiwa.
12. Visum et Repertum adalah laporan tertulis yang dibuat oleh dokter atau
permintaan tertulis dari pihak berwajb mengenai apa yang dilihat/diperiksa
berdasarkan keilmuan dan sumpah dokter untuk kepentingan peradilan.
13. DOA ( Death On Arrival ) merupakan kejadian kematian saat pasien sampai
di IGD.
14. Keselamatan pasien/ patient safety merupakan sistim dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman.
15. Keselamatan kerja merupakan sistim dimana rumah sakit membuat
aktivitas kerja karyawan lebih aman.

5
E. Landasan Hukum.
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
28/Menkes/SK/I/1995 tentang petunjuk pelaksanaan umum
penanggulangan Medik Korban Bencana.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomer 463/SK/VI/1993 tentang penerapan
standar pelayanan Rumah Sakit dan standar pelayanan Medis.
3. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 1994 tentang pedoman
Rumah Sakit Umum.
4. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomer 21 Tahun
1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUD. Dr.Saiful Anwar.
5. Keputusan Direktorat Jendral pelayanan Medik Dasar Nomer
202/SK/lV/2004 tentang pedoman standar pelayanan Instalasi Rawat
Darurat.
6. Surat keputusan Mentri kesehatan no 856 ../th 2009 tentang standart
pelayanan instalasi Gawat darurat di indonesia,

6
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi sumber daya manusia


B. Distribusi ketenagaan
C. Pengaturan jaga

A. Kualifikasi sumber daya manusia


Ketenagaan (Sumber Daya Manusia)
Untuk pelayanan di IGD dilakukan oleh dokter spesialis emergensi yang dapat
didelegasikan kepada dokter umum yang menempuh Program Pendidikan Dokter
Spesialis ilmu kedokteran emergensi dan empat cabang spesialis besar lainnya, serta
perawat yang berpengalamanan dan lulus dalam berbagai pelatihan, antara lain BCLS,
BTLS, ECG dan organisasi resusitasi (lihat lampiran). Adapun alur semua penderita
yang masuk IGD akan dipilih (triage pasien) oleh perawat senior, kemudian segera di
tempatkan sesuai dengan kondisi kegawatannya (P1, P2, atau P3), dimana pasien kritis
(P1 dan P2) langsung masuk ruang perawatan kritis yang sudah ditunggu oleh tim
resusitasi terdiri dari empat sampai lima orang (terdiri dua dokter dan tiga perawat)
dengan peralatan dan obat – obat standar resusitasi (Gambar 6).

Gambar 6: tim resusitasi bekerja menolong pasien di P1 (kiri) dan ruang resusitasi
(kanan).

7
Di samping itu, bila dibutuhkan maka semua dokter spesialis terkait yang dimiliki dapat
segera diaktifkan untuk mendukung pelayanan emergensi di IGD RSSA, seperti Bedah,
Anestesi, Jantung dan Pembuluh darah, Paru – Paru, Saraf, THT, Mata, Kedokteran Jiwa,
Kulit kelamin bahkan Forensik).

Sebagian dari formasi tenaga medis yang dilaporkan sebagai berikut:

1. Jumlah dokter spesialis emergency medicine : 7 orang.


2. Jumlah residen PPDS ilmu kedokteran emergensi : 24 orang.
3. Jumlah residen PPDS lain berkisar sampai : 20 orang.
4. Jumlah dokter spesialis on site : 4 orang (SpB, SpOG, SpPD dan Sp.A) meskipun 1
tahun terakhir kurang aktif dan sebagian pindah jabatan.
5. Jumlah dokter spesialis siap dipanggil (on call): 8 dokter spesialis penunjang.
6. Jumlah perawat, pembantu perawat dan tenaga padat karya dapat dilihat pada
lampiran.

Tabel 2 : Kualifikasi SDM

Ketersediaan Kekurangan
No Jenis Ketenagaan Stratifikasi yang dibutuhkan
tenaga tenaga
1 Spesialis Emergensi Spesialis 1 emergency medicine 7
2 Perawat triage
3 Perawat critical care 35 5
4 Perawat ruang observasi -
5 perawat ambulan 10
6 Sopir Ambulan 4
6 Perawat anestesi
7 Perawat instrumen / 21
sirkuler
8 Pekarya 8
9 Administrasi 7
10 Loket pendaftaran 5
11 Entry data 5
12 Cleaning service 20
13 Satpam 2

8
Tabel 2a: daftar pelatihan yang pernah diikuti dokter SMF Kedokteran Emergensi.

PPGD/ FCCS/ Basic


Nama BLS ACLS ATLS Basic ventilation
GELS BASIC Ultrasound
dr. Ari Prasetyadjati, SpEM X X X X X - X
dr. Antonius Freddy, SpEM X X X X X - X
dr. Munsifah Z, SpEM X X X X X - X
dr. Suryanto EAN, SpEM X X X X X - X
dr. Dwiwardoyo T, SpEM X X X X X - X
dr. Ali Haedar, SpEM X X X X X X X
dr. Yuddy Imowanto, SpEM X X X X X - X
dr. Ika Judianto X X X X X - X

Untuk meningkatkan kemampuan dokter yang bekerja di satuan medis fungsional maka
harus lulus beberapa kursus tingkat dasar dan lanjut, misalnya harus sudah mengikuti
pelatihan GELS (General Emergency Life Support) atau PPGD, yang diperkuat surat edaran
Direktorat Jendral Pelayanan Medik YM.01/II/1936/2011 tentang Standar Kompetensi
minimal bagi dokter IGD.

Gambar 7: Residen PPDS IKE sedang manajemen pasien bersama tim (kiri) dan suasana
P2 yang penuh (kanan).

Sedangkan untuk meningkatkan mutu dari tenaga perawat, maka hampir lebih dari 50%
semua perawat yang bekerja di IGD telah mengikuti beberapa kursus/pelatihan penting
yang praktis untuk menunjang pelayanan, diantaranya BCLS (Basic Cardiac Life support),
BTLS (Basic Trauma Life Support), ECG and Organization Resuscitation , TOC (Triage Officer
Course), TNCC, Basic Ambulance Protocol dan PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat) (
Lihat tabel 3 ).

9
Tabel 3: Daftar Perawat dan Pekarya yang mengikuti beberapa kursus.

No Nama BCLS BTLS ECG+RESC TOC TNCC AMB.PROT PPGD


Sdh Blm Sdh Blm Sdh Blm Sdh Blm Sdh Blm Sdh Blm Sdh Blm
1. Perawat 67 - 51 16 39 28 40 27 17 51 20 47 33 34
2. Pekarya 1 15 - - - - - - - - - - - -

B. Distribusi Tenaga Kerja


Jumlah tenaga kerja di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr Saiful anwar Malang sebanyak
125 yang terdistribusi seperti tabel di bawah. Dirasakan kekurangan jumlah tenaga
kerja pada tenaga perawat dan pekarya yang bertugas di ruang kritikal dan triage.

Tingginya beban perawat semakin dirasakan oleh karena perawat juga mendapatkan
beban melakukan pelayanan di ambulan 119. Personil ambulan 119 tidak disediakan
secara paripurna tetapi paruh waktu dengan bertugas di ruang triage dan ruang
perawatan kritis

Kebutuhan Kekuranga
No Jenis Tenaga Yang sudah ada
sesuai Standar n
1 Ka IGD 1 1 -
Tenaga dokter 8 8
Ka UPP 1 1 -
2 Tenaga perawat 76 53 23
Critical care dan triage
3 Tenaga perawat OK 19 19 -
IGD
3 Pekarya Critical care 28 19 9
dan triage
Pekarya OK IGD 8 8 -
4 TU Adm 8 8
Entry data 4 4 -
Loket pendaftaran 4 4 -
157 125 32

Selain staf organik Instalasi Gawat Darurat diatas, masih ada tambahan tenaga lain
yang terlibat dalam pelayanan, sebagai akibat dari fungsi RSUD dr Saiful Anwar Malang
sebagai rumah sakit pendidikan. Tenaga tersebut antara lain Peserta Pendidikan Dokter
Spesialis (PPDS), Dokter Muda dan Pelajar keperawatan.

Adapun pelayanan terkait kebersihan dan keamanan di Instalasi Gawat Darurat


dipenuhi secara outsourching.

10
C. Pengaturan Jaga
Instalasi Gawat Darurat harus buka 24 jam sehari secara terus menerus, maka dibuat
kebijakan dalam bertugas secara shifting (bergantian).
Terdapat 3 shift jaga di Instalasi gawat darurat, yaitu :
1. Shift Pagi : jam 07.00 sampai jam 14.00
2. Shift siang : jam 14.00 sampai jam 21.00
3. Shift malam : jam 21.00 sampai jam 07.00
Pengaturan personil yang jaga diatur masing-masing koordinator jaga dengan
persetujuan koordinator pelayanan instalasi gawat darurat.

Terdapat laporan jaga yang diadakan secara periodic, pagi hari (morning report) untuk
masalah keperawatan. Dan laporan siang (day report) untuk masalah medis.

11
JADWAL JAGA KONSULEN EMERGENCY
MEDICINE
JANUARI 2015

NO HARI TANGGAL KONSULEN


1 Kamis 1 Januari 2014 MZ
2 Jumat 2 Januari 2014 YDY
3 Sabtu 3 Januari 2014 APD
4 Minggu 4 Januari 2014 HAE
5 Senin 5 Januari 2014 AF
6 Selasa 6 Januari 2014 DW
7 Rabu 7 Januari 2014 YDY
8 Kamis 8 Januari 2014 SEA
9 Jumat 9 Januari 2014 APD
10 Sabtu 10 Januari 2014 MZ
11 Minggu 11 Januari 2014 DW
12 Senin 12 Januari 2014 HAE
13 Selasa 13 Januari 2014 SEA
14 Rabu 14 Januari 2014 AF
15 Kamis 15 Januari 2014 YDY
16 Jumat 16 Januari 2014 DW
17 Sabtu 17 Januari 2014 SEA
18 Minggu 18 Januari 2014 APD
19 Senin 19 Januari 2014 MZ
20 Selasa 20 Januari 2014 AF
21 Rabu 21 Januari 2014 HAE
22 Kamis 22 Januari 2014 YDY
23 Jumat 23 Januari 2014 SEA
24 Sabtu 24 Januari 2014 APD
25 Minggu 25 Januari 2014 AF
26 Senin 26 Januari 2014 DW
27 Selasa 27 Januari 2014 SEA
28 Rabu 28 Januari 2014 MZ
29 Kamis 29 Januari 2014 HAE
30 Jumat 30 Januari 2014 YDY
31 Sabtu 31 Januari 2014 SEA
AF : dr. Antonius Freddy, SpEM (081249086328)
APD : dr. Ari Prasetyadjati, SpEM (08123315620)
MZ : dr. Munsifa Zaiyannah, SpEM (081233738520)
DW : dr. Dwi Wardoyo, SpEM (0818380301) 12
SEA : dr. Suryanto Eko Agung, SpEM (081333710221)
HAE : dr. Ali Haedar, SpEM (08123317226)
YDY : dr. Yuddy Imowanto, SpEM (08123323231)
Malang, 31 Desember 2014
Mengetahui,
Ka. SMF. IK. Emergensi RSSA

dr. Antonius Freddy, Sp.EM

13
JADWAL JAGA AMBULAN 119
JANUARI 2015
Tanggal Ket.
No. Nama 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3
01
2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1

1 Didik Subagio L 2 2 L 2 2 2 2 2 2 L 2 2 2 2 2 2 L 2 2 2 2 2 2 L 2 2 2 2 2 2
2 Fahrur Ali MA 2 M M M - L L 9 9 9 L 2 2 2 2 M M M - L 9 9 9 L L 2 2 2 M M M
3 Wiyati 9 L C C M M M - L 9 9 9 L 2 2 2 M M M - L 9 9 9 L 2 2 2 2 2 M
4 Ani R 9 L 2 2 2 2 L M M M - L 9 9 9 L 2 2 2 2 2 L M M M - L 9 9 9 L
5 Aguswanto M - L C 9 9 2 2 L L M M M - L 9 9 9 L L 2 2 2 2 M M M -
6 Bayu P 2 2 2 2 M M M - L L 9 9 9 L C C C 2 L M M M - L 9 9 9 L 2 2 2
7 Hamala L 9 9 9 L 2 2 M M - L L 2 9 9 2 2 L M M M - L 9 9 9 L 2 2 2 2
8 Rifngatul - 9 9 9 L L 2 2 2 L M M M - L 9 9 9 L 2 2 2 2 L M M M - L 9 9
9 Helin M - L L 9 9 9 L 2 M M M - L 2 9 9 L 2 2 2 M M M - L 9 9 9 L 2
10 Dodik M M - L 9 9 9 L L 2 2 2 M M M - L 9 9 9 L 2 2 2 2 M M M - L 9

KPP Instalasi Gawat Darurat Ka.Tim Perawat Ambulan 119


RSUD dr. Saiful Anwar Malang RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Endang Nanik F, SKep.Ns. Didik Subagio

NB : Tanggal 03 Januari bila ada panggilan Ambulan 119 dibantu Mulyono dari CC

JADWAL JAGA TRIAGE


14
JANUARI 2015
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1
1 Gunarto 2 2 2
2 Ramelan 9 9 2 9 M M 9
3 Syamsuridah 9 2 M M 9 9
4 Asri M M M 9 9
5 Rela S 2 M 9 9 M 9
6 Nora S M 9 M 9 2 M M
7 Rianto 2 M 9 M 9 M
8 Wahyu W M M 9 9 M 9
9 A.Kholil M M M 9 2 M 9
10 Teguh Wahyudi 9 9 M M 9 M
11 Taufik 9 9 2 M M 9 9
12 Rifda I 9 M 9 9 M M 9

1. kepala jaga Absen di pengamat dan ikut morning report NIC


2. Perubahan Daftar dinas harus sepengatahuan kaur triage

jaga

JADWAL DINAS PERAWAT CRITICAL CARE DESEMBER 2014

15
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

16
P
1 Sudiyono. 3 3 C C C L L 3 3 3 3 ER L L 2 3 3 3 3 L L 3 3 3 L P3 L L 3 3
3
2 Suhardi . 2 2 2 P3 _ 2 L 2 2 2 2 2 2 L 2 2 2 2 2 2 L 2 2 L L L 2 L 2 2 2
Tri Puji
3 2 2 2 2 2 2 L 2 2 2 2 2 2 L 2 2 2 2 2 2 L 2 2 L L L 2 L 2 2 2
Rahayu
Taufan
4 Rachmanoedi 9 9 9 L 2 L M M M _ L 9 9 9 L 2 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 M M
n
5 Andri Junianto 2 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 M M M _ L
Danang
6 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 L L M M M _ L 9 L 2 2 2 M M M _ L 9 9
Guritno
Mariana Indah
7 Nganjuk 2 2 2 L 2 2 2 2 2 2 L L 2 2 2 2 C C L C 2 2 L 2 2 2 2 2 2
H
Tetty
8 Nurchmawati 9 9 L 2 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 M M
F
Brian Septa
9 9 L 2 2 2 M M M _ L Lawang 2 2 2 L M M M _ L 9 9 9 L L M M M _
Setyo P
Nanik Sri
10 M M _ L 9 9 L C C C C C M M M _ L 9 9 9 L 2 2 2 M M M _ L 9 9
Lestari
11 Aguswanto 2 2 9 9 L 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 Banyuwangi L M M M _ L 9 9 9 L 2
Rizki Anda
12 9 9 L 2 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 2 M M M _ L 9 9 9 L L 2 2 M
Rinsyah
Rahayu
13 M M M _ L 9 9 L 2 2 2 M M \M _ L 9 9 9 L 2 2 M M M _ L 9 9 9 L
Retnaningtyas
14 Katmiati 2 2 2 2 2 L L 2 2 2 2 2 L 2 2 2 2 Banyuwangi L 2 2 2 2 2 L L 2 2 2
15 Soelikhatun. L 9 9 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 M M M _ L 9
Widyo E
16 M _ L 9 9 9 L 2 2 2 M M M _ L 9 9 L 2 2 2 M M M _ L 9 L L 2
Susilowati R
17 Hadi Sutikno M M M _ L 9 9 9 L 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 2 L L 2 2 2 C C ER
18 Feby 2 2 2 9 9 L 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 2
19 Yuni Farida. Nganjuk 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 2 M M M _
E
20 Dwi Murwani. 9 L 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 2 M M M _ L 9 9 L L C L C C M
R
21 Yuliati. 9 9 9 9 9 L L 9 M M M _ L 9 9 9 L 9 9 9 L 9 9 M M M _ L 9 9 9
Anci
22 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 2 M M M _ L 9
Priatnasari.
23 Mulyono. M _ L 9 9 9 L 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2
24 Suciati L 9 9 9 L 2 2 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 Er 2 M M _ L L 2 L M M _
25 Madjadi. L 9 9 9 L 2 2 C C C C C M M M _ L 9 9 9 L 2 2 M M M _ L 9 9 9
26 Nurhayati L 2 2 2 M M _ Dinkes 9 9 9 L 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 2 M M M
17
27 Sundari 9 L 2 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 2 M M
28 Wiwit Idayati 2 2 9 L L 2 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 M M M _ L 9 9 L L C C M
29 Muharsih 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 L L M M M _ L 2 9 9 L 2 2 2 M M M _ L
30 Muji Lestari Nganjuk M M M _ L 9 9 9 L 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 M M M _ L 9 9
31 Mudrik Krido L M M _ L 9 9 9 Dinkes M M M _ L 9 9 9 L 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2
Anik Nur
32 P R A J A B P R A J A B P R A J A B 2 2 2 2 M M M _ L 9 9 9 L
Afidah
33 Ragil P 2 2 2 2 2 2 L M M M _ L 9 9 9 L 2 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 2
34 Eka S 2 2 2 2 2 2 L 2 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 2 M M M _ L 9 9 9 L
35 Herlambang 2 2 2 2 M M M _ L 9 9 9 L 2 2 2 9 9 L L M M M _ L 9 9 9 L 2 2
Teguh
36 A M B U L A N A M B U L A N A M B U L A N A M B 1 1 9 9
Wahyudi
Hamala
37 A M B U L A N A M B U L A N A M B U L A N A M B 1 1 9 9
Dannia.
38 Bayu Prasetyo A M B U L A N A M B U L A N A M B U L A N A M B 1 1 9 9
Rifngatul
39 A M B U L A N A M B U L A N A M B U L A N A M B 1 1 9 9
Lailiyah.
40 Ani Rusdiana A M B U L A N A M B U L A N A M B U L A N A M B 1 1 9 9

PELATIHAN LUAR KOTA

KPP IGD Ka Ur CC

Endang NF.S Kep Ns Sudiyono S.Kep Ns

18
JADWAL JAGA PPDS EM BULAN JANUARI 2015
1 2 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 3 14 15 16 17 18 19 0 21 22 23 24 25 26 7 28 29 30 31
Nama
K J S M S S R K J S M S R K J S M S R K J S M S R K J
m m b g n l b m m b g n Sl b m m b g n Sl b m m b g n Sl b m m Sb
WE
Cuti
N
NTY X P X X
AND P P X M
Pimpinan Jaga

TRI P M X P
AYN M X X P X
ERK M X M P X X
COR M Cuti
MUL P X M X X P
WUL P M X M X M
LIT P X X X M X
FIQ RSAL Surabaya
SHI P M X M P X P M
Jaga 2

EVA RSDI Tulungagung X X


NES P M X M X P X RSDI Tulungagung
DRI M Ijin X P RSAL Surabaya
DAN P X Ijin X M X X P X X
HRA M P X M X P X X P
ISA P P X X P M X M X
ATP M P X P X X M X X
Jaga 1 Senior

MO
X P X X P M X
N M P
JOE M M X M X M M X M
FRY P X X P X X X M X
TIO RSDI Tulungagung X P P M X X
ANN RSDI Tulungagung X M
NJL M M X X X M X P P
AKA P M X X M Ijin X X RSDI Tulungagung
Jaga 1 junior

ADY P P X P X X X X P X M

CTY P M M X X X P X P X X
BAS M P X P RSDI Tulungagung
OMY M M X P M X X X M X M
KIN M P X X M X M X X P X X
SAY P P X X X P M X X M X P
ANG X X M X P X X P X X
LIA P M X X X M X P X X
FAY M X Ijin M X X P X M X P
IAN P M X P X M X X X M

19
MAR P X X P X X P M X X
LAN M P X P X M X M X X

Jadwal jaga disusun dengan situasi dan kondisi di EM. Apabila tidak ada Force Majeur: Jadwal jaga dapat berubah sewaktu waktu
1. Semua tim jaga atau yang bertugas hadir setidaknya 5 (lima) menit sebelum jam jaga untuk hand-over pasien Jam jaga: Senin - Jumat : 15.00 - 07.00
2. Pertukaran jaga harus seijin koordinator chief dan pimpinan jaga hari tersebut (asal dan tujuan) Hari libur/besar : P = 07.00 - 19.00
3. Selain koordinator chief, jangan mencoret jadwal jaga M = 19.00 - 07.00

Mengetahui, Malang, 5 Januari 2015


Koordinator Pelayanan IGD Sekretaris Program Studi Ilmu Kedokteran Emergensi

dr. Suryanto Eko Agung N, Sp.EM dr. Dwiwardoyo Triyuliarto, Sp.EM


NIP. 19720603 200604 1 015 NIP. 19690703 200604 1 006

20
DAFTAR DINAS OK IGD
FEBRUARI 2015

No
Urut
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Heru Cahyono,
1 SST
L L L L L L L L L
2 Uut Dwi M, AMK L L L L L L L L L
3 Suriani P L L M M M E L L P L M M M E L P
4 Wiwik ES, AMK E L M M M E L L L M M M E L L M M M E
5 Agus Dwi S. E L M M M E L L P M M M E L P L M M M E L
6 Djumanto L L L P L P L L L
Bambang Priyo,
7 SST
L M M M E L M M M E L L M M M E L L
8 Zubaidah L 9 9 9 L C C 9 9 9 L 9 9 9 L 9 9 9 L 9 9 9 L P
9 Lilik Suherni M M M E L P P L M M M E L P L M M M E L L M M
10 Nanik 9 L C 9 9 9 L L L M M M E L P 9 9 9 L 9 9 9
11 Djajanto 9 9 9 L P M M M E L L P 9 9 9 L P P M M M E L L P
12 Yayuk Rahayu P 9 9 9 L P 9 9 9 L M M M E L L L P M M M E L
Prasetiyo T, Amd
13 Kep
9 L 9 9 9 L L M M M E L 9 9 9 L L
14 Lusiani E L M M M E L L P L M M M E L P P 9 9 9 L P
Zulianah, Amd
15 Kep.
L M M M E L P 9 9 9 L 9 L 9 9 9 L P P L M
16 Vicky. Amd Kep M M M E L L P P L M M M E L L M M M E L 9 9 9
17 Yuan. Amd Kep P 9 9 L 9 9 9 L 9 9 9 L P M M M E L L 9 9 9 L 9
18 Roni SST P 9 9 9 L M M M E L L 9 9 9 L P 9 9 9 L L M M
19 Tri H Amd Kep L M M M E L L 9 9 9 L P M M M E L L 9 9
20 Maulidia, SST E L C 9 9 L 9 9 9 L M L 9 L P C P 9 9 9 L C P
21 Ayu TN, Amd.Kep M M M E L L P M M M E L L 9 9 9 L L M M M E L M
No
Urut
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

21
1 suprihatin P L L L P L L L
2 Murijadi L L M M M E L P M M M E L P 9 9 9 L C C C C C C L M M
3 Mulyo Handoko M M E L M M M E L L M M M E L L P M M M E L
4 Djumadi M M M E L L 9 9 9 L M M M E L L M M M E L
5 Sri Kustinah 9 9 9 L P 9 9 9 L L L 9 9 9 L 9 9 9 L
6 Romlah L C M M M E L L M M M E L P M M M E L 9 9 9 L M M M
7 Suwarni L 9 9 9 L L M M M E L M M M E L L M M M E L
8 Sri Sukesih E L L M M M E L L 9 9 9 L P M M M E L 9

Mengetahui Mengetahui
KPP IRD RSSA Kepala Ruang OK IRD RSSA

Endang Nanik, Skep. Ners Heru Cahyono, SST.


NIP. 196911041989032003 NIP. 198001252005011013

22
NAMA TANGGAL
NO.
PETUGAS 2 3 4 8 9 10 11 15 16 17 22 23 24 25 29 30
1 SUPARJATI P P
2 SUSILO P P
3 KUANDARI P P P
4 SUBIANTO P P P
5 SUGENG P P
6 PUDJI ASTUTI P P
7 SAMUJI P P

MALANG, APRIL - 2014

Koordinator TU IGD

Dra. PUDJI ASTUTI

23
DAFTAR DINAS LOKET PENDAFTARAN DAN ENTRY
RSUD.Dr.SAIFUL ANWAR MALANG

PENANGGUNG JAWAB LOKET PENDAFTARAN BULAN : JANUARI 2015


NAMA TANGGAL
No
PETUGAS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
OKYANA
1 P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P S S L P P
NUR S.
HARI
2 P P P L M M M M L L S S S S L P P P P L M M M M L L C C S S L
JUNAEDI
3 NGATENO L L S S S S L P P P P L M M M M L L S S S S L P P P P L M M M
4 PITOYO S S L P P P P L M M M M L L S S S S L P P P P L M M M M L L S
5 MULYADI M M M M L L S S S S L P P P P L M M M M L L S S S S L P P P P

PENANGGUNG JAWAB ENTRY DATA


NAMA TANGGAL
No
PETUGAS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
6 ENDANG P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
7 AKWAN S S L P P P P L M M M M L L S S S S L P P P P L M M M M L L S
PURWO
8 P P P L M M M M L L S S S S L P P P P L M M M M L L S S S S L
WULYO
RAGIL
9 M M M M L L S S S S L P P P P L M M M M L L S S S S L P P P P
BAYU N.
RIZKY
10
NURLAILY
L L S S S S L P P P P L M M M M L L S S S S L P P P P L M M M

Mengetahui Malang, 28 DESEMBER 2014


Koordinator TU IGD Koordinator loket IGD

Dra. Pudji Astuti SUBI ANTO


NIP. 19631012 200701 1 011

24
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah ruang
B. Standar fasilitas

Ketentuan umum Standart Instalasi Gawat Darurat menurut Subdit Gawat Darurat dan Evakuasi Dit. Bina Yanmed Dasar juli 2011:
1. Harus mudah dijangkau oleh masyarakat dari dalam dan dari luar rumah sakit
2. Harus mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda dengan pintu utama (alur masuk kendaraan/pasien tidak sama
dengan alur keluar

3. Ambulance/kendaraan yang membawa pasien harus dapat sampai di depan pintu IGD

4. Pintu IGD harus dapat dilalui 2 brankard sekaligus

5. Ruang Triage harus dapat memuat minimal 2 brankard

6. Memiliki area khusus parkir ambulans

7. Area dekontaminasi ditempatkan di depan/diluar IGD atau terpisah dengan IGD

8. Harus mempunyai ruang tunggu keluarga pasien

9. Apotik 24 jam tersedia dekat IGD

10. Memiliki ruang untuk istrihat petugas (dokter dan Perawat)

Prasarana dan Sarana

25
Instalasi Gawat Darurat RSUD dr Saiful Anwar Malang menempati kompleks gedung bertingkat berlantai 6, yang menempati sisi
depan RSUD dr Saiful Anwar Malang. Untuk saat ini Istalasi Gawat darurat mengkoordinasi 3 lantai, yaitu lantai pertama sebagai
tepat pelayanan gawat darurat, lantai kedua sebagai kompleks perkantoran dan pendidikan dan lantai keempat sebagai kamar
operasi gawat darurat.

A. Lantai Pertama

Ruang Penunjang Emergensi

a. Akses Khusus Instalasi Gawat Darurat

Pintu masuk Instalasi Gawat Darurat sangat mudah diakses oleh pasien dari dalam maupun luar rumah sakit yang
memerlukan pelayanannya karena dibuat khusus tidak bercampur dengan akses pasien yang tidak gawat atau rawat jalan
dengan dibuatkan jalan khusus. Selain itu disediakan juga parkir khusus bagi ambulan perujuk pasien dan konsulen
Instalasi gawat darurat untuk mempermudah akses pelayanan pada pasien.

Staf keamanan diperlukan untuk menjamin kelancaran dan keamanan akses pasien sampai menuju pintu masuk Instalasi
gawat darurat untuk mendapatkan pelayan yang diperlukannya.

b. Pangkalan Ambulan 119

Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Saiful Anwar menfasilitasi pelayanan sampai pre hospital baik dalam kota maupun luar
kota dengan mensiagakan ambulan emergensi yang siap diluncurkan bila diperlukan. Saat ini terdapat 3 ambulan
emergensi beserta personilnya yang disiapkan di pangkalan ambulan 119
26
c. Ruang Personil Ambulan 119 dan Komunikasi

Ruangan ini disiapkan bagi personil ambulan 119 untuk menkoordinasi layanan ambulan 119 dan standby 24 jam selama
bertugas secara bergantian. Fasisilas : meja kerja, komputer, radio komunikasi, telepon, sofa dan tempat tidur

27
d. Ruang Tunggu Pasien

Ruang Tunggu Pasien adalah fasilitas yang diberikan untuk kenyamanan dan keamanan pasien dan keluargannya selama
menunggu di Instalasi Gawat Darurat Saiful Anwar Malang. Fasilitas yang disiapkan : Kursi, Toilet, Informasi posisi pasien
melalui TV LCD, Informasi kesehatan melalui program PKMRS baik secara ceramah langsung maupun tidak langsung
melalui radio rumah sakit

28
e. Ruang Resepsionis

Ruang pertama pasien kontak dengan pelayanan emergensi sebelum pasien dilakukan pemeriksaan triage di ruang triage.
Disini pasien sudah mendapatkan pelayanan penerimaan dan pengarahan oleh petugas, apa yang harus dilakukan oleh
pasien dan pengantar atau keluargannya sesuai dari informasi awal yang didapatkan oleh petugas. Fasilitas yang disiapkan
disini : kursi roda, strecher

f. Ruang Loket Pendaftaran

Tempat pasien atau pengantar pasien mendaftarkan pasien untuk mendapatkan pelayanan di instalasi gawat darurat.
Fasilitas : meja kerja, komputer terintergrasi, pesawat telepon

g. Ruang Loket Pembayaran

Tempat Pasien atau pengantar pasien menyelesaikan pembayaran yang diperlukan. Fasilitas : meja kerja, komputer
terintegrasi, pesawat telepon

h. Ruang Farmasi

Ruang Farmasi adalah ruang untuk melayani kebutuhan obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan pasien di IGD yang
operasionalnya diorganisasi oleh instalasi farmasi

A. Ruang Pemeriksaan Emergensi


29
a. Ruang Triage
Ruang triage adalah ruang yang disiapkan untuk melakukan triage pada pasien yang sudah diterima oleh petugas untuk
masuk mendapatkan pelayanan di instalasi gawat darurat. Pasien dipilah sesuai sengan tingkat kegawatannya. Fasilitas
terdapat tiga bilik tanpa sekat pemisah permanen disiapkan untuk pasien yang hanya bisa berbaring di atas stretcher,
kursi roda atau pasien yang bisa berjalan. Triage diruang ini bisa dikerjakan dari level sederhana sampai level
komprehensif. Prasarana yang disiapkan : monitor tanda tanda vital(tekanan darah, suhu, nadi, pernafasan), stetoskop,
senter, timbangan, oksigen mobile, glukostik, ECG.

b. Ruang KIE
Ruang khusus yang disiapkan untuk KIE (komunikasi, Informasi dan edukasi) yang harus diberikan dokter dan perawat
kepada keluarga pasien tentang kondisi pasien dan penanganan di Istalasi gawat Darurat. Fasilitas : meja, kursi

c. Ruang P3 (green zone) yang menampung 10 pasien

Ruang P3 digunakan untuk menangani pasien yang tidak gawat dan tidak darurat, yang sebenar adalah pasien rawat
jalan. Fasilitas : bisa menampung 10 pasien, alat pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan),
THT set.

d. Ruang P2 (yellow zone) yang menampung 10 pasien kritis.

30
Ruang P2 digunakan untuk melayani pasien gawat tidak darurat dapat menampung 10 pasien kritis. Fasilitas lainya :
monitor tanda tanda vital pasien, inkubator, infant warmer, ECG, wastafel, pada tiap bilik terdapat oksigen central,
tempat sampah medis dan non medis.

e. Ruang P1 (red zone) yang menampung 5 pasien kritis.


Ruang P1 adalah tempat melayani pasien gawat dan darurat mempunyai daya tampung pasien 5 orang atau 5 bilik.
Fasilitas pada ruang P1 : trolley emergency : peralatan airway, breathing dan circulation. Obat-obatan emergensi,
defibrillator, monitor pasien, suction, oksigen sentral, ventilator portable, USG emergensi, X-ray film viewer, wastafel,
tempat sampah medis dan non medis

f. Ruang Isolasi
Terdapat satu ruang isolasi dengan daya tampung satu pasien. Bisa digunakan untuk memisahkan pasien dengan pasien
lain terkait kondisinya yang memerlukan isolasi.

g. Ruang untuk menampung sampling darah/cairan penderita dengan sistim pneumatic tube,

31
Fasilitas canggih untuk memperlancar pengiriman sample labboratorium dari instalasi gawat darurat ke instalasi
laboratorium sentral.

h. Pos Perawat

Pos Perawat (Nurse Station) adalah tempat perawat bisa mengawasi pasien secara menyeluruh dari satu titik ini dan
pusat koordinsi pelayanan on site di ruang kritis antara dokter, perawat dan staf lainnya. Fasilitas nurse station: meja
kerja, komputer terintegrasi, pesawat telepon.

i. Ruang Dekontaminasi
Ruang terima dan penanganan awal pasien yang datang ke Instalasi gawat darurat yang terindikasi terpapar material
yang membahayakan bagi pasien maupun petugas di instalasi gawat darurat

j. Satu ruang tindakan/pemeriksaan obstetri dan ginekologi.


Ruang khusus disiapkan untuk pemeriksaan dalam kasus obsteri dan ginekologi. Fasilitas: meja periksa obgin dan alat
periksa kasus obgin, oksigen

k. Satu ruang tindakan gips.


Ruangan khusus yang disiapkan untuk melakukan tindakan reposisi dan stabilisasi dengan pasangan gips . fasilitas :
oksigen, westafel, x-ray film viewer

32
l. Satu ruang tindakan minor
Ruangan khusus yang disiapkan untuk melakukan tindakan operasi minor di instalasi gawat darurat. Fasilitas : mobile
oxigen, meja operasi, meja instrumen, lampu operasi, westafel.

m.Satu ruang untuk foto polos sinar X (rontgen)


Satu ruang X-Ray yang dioperasikan instalasi radiologi di instlasi gawat darurat

n. Satu ruang untuk pencitraan CT-scan.


Ruang CT-scan 128 slices yang dioperasikan instalasi radiologi di instalasi gawat darurat.

o. Satu kamar istirahat dokter jaga.


Ruang istirahat dan ruang ganti dokter jaga yang dipisahkan antara laki-laki dan perempuan. Fasilitas : Toilet, kamar
mandi, westafel, loker

33
p. Satu kamar istirahat perawat jaga.
Ruang istirahat dan ruang ganti perawat jaga yang dipisahkan antara laki-laki dan perempuan. Fasilitas : Toilet, kamar
mandi, westafel, locker
q. Ruang Kepala Pelayanan Medis IGD
r. Ruang Kepala Ruang IGD
s. Ruang dokter DPJP IGD
t. Ruang Transit Jenasah
Ruang transit jenasah mempunyai daya tampung satu jenasah sebelum dipindahkan ke ruang forensik.

34
TABEL INFRASTRUKTUR DAN SARANA PRASARANA LANTAI 1 IGD
Bagian / unit / Sarana /
No Jumlah Kurang Peralatan Jumlah Kurang
ruang prasarana
1 ambulan ambulan 3 defebrilator 1 2
pangkalan
emergency kit 2 1
ambulan
scoop strecher 2 1
wheel strecher - 3
2 triage ruang triage 3 bilik monitor vital sign 2
Ecg 1
gluco stick 1
thermometer
tensimeter,
4
stetoskop
timbangan badan 2
instalasi air terpa
3 dekontaminasi ruang dekon
(shower) sang
instalasi udara
terpa
(sistem ventilasi /
sang
exhaus)
4 prioritas satu bilik P1 5 3 monitor vital sign 6
oximeter monitor 6
airway kit
ventilator portable 1
usg 1
ecg 12 lead 1 1
infus pump 4 1
syringe pump 3 2
defibrilator 4 1
5 prioritas dua bilik P2 11 monitor tanda vital 1 10
infant warmer 2
inkubator 3
6 prioritas tiga bilik P3 4

35
B. Lantai Ke-dua
Lantai kedua untuk saat ini digunakan sebagai fasilitas perkantoran Instalasi Gawat Darurat dan Pendidikan dan pelatihan terkait
emergensi. Ruangan-ruangan yang ada di lantai kedua antara rain :
a. Ruangan kepala Instalasi gawat Darurat
b. Ruangan Staf medis Instalasi gawat darurat
c. Ruangan tata Usaha Instalasi Gawat Darurat
d. Perpustakaan
e. Ruang Pertemuan
f. Mushola
g. Pantry
h. Toilet
i. Gudang.

C. Lantai ke-empat
Lantai ke-empat digunakan sebagai kompleks Kamar Operasi Instalasi Gawat Darurat. Ruang Operasi, yang terdiri dari:
1. Kamar operasi (OK) IGD terdiri dari:
 Tiga ruang OK: OK satu, OK dua, dan OK tiga.
 Satu ruang RR (ruang pemulihan).

 Dua ruang ganti (ruang ganti laki-laki dan perempuan).


 Satu ruang tempat sandal, sepatu karyawan.

 Satu ruang pencucian intrumen dan sterilisasi.


 Tiga ruangan kamar mandi untuk setiap kamar istirahat.

 Satu ruang administrasi.

36
 Satu ruang tempat instrumen dan linen steril.

 Satu ruang autoclaf dan ruang tempat penyimpanan obat dan depo perlengkapan operasi.

 Satu ruang depo farmasi.


 Dan beberapa peralatan penunjang operasi:
o Tiga mesin anasthesi
o Tiga meja operasi
o Dua mesin cauter excell 350 med
o Satu mesin cauter aesculap
o Lima meja troley
o Dua lampu kamar operasi merk skylux H5
o Satu lampu kamar operasi merk system one
o Lima meja mayo
o Tiga meja instrumen
o Tiga waskom standar
o Satu sterilisator basah (autoclav)
o Satu sterilisator kering ukuran besar
o Satu sterilisator kering ukuran kecil
o Tiga lampu sinar UV
o Empat tromol besar
o Sembilan tromol sedang
o Tujuh korentang
o Empat tromol kecil

37
o Tiga lemari kaca
o Tujuh lemari instrumen
o Sepuluh waskom besar
o Lima waskom sedang
o Lima chucing
o Sepuluh bengkok
o Satu set penghangat infus
o Satu unit infant warmer
o Satu Oksimetri dash 2000
o Satu oksimetri BPM 200
o Satu oksimetri PM 600
o Tiga jackson rees dewasa
o Satu jackson rees anak
o Standar infus
o Tiga infuse pump
o Satu syring pump
o Satu suction portable
 Alat-alat instrument:
o Dua complicata set
o Satu laparotomy anak
o Dua laparotomy dewasa
o Dua trepanasi set

38
o Satu amputasi set
o Tiga SCTP set
o Dua set apendiktomi
o Satu hernia set
o Satu mini set
o Satu tracheostomy set
o Satu insisi set
o Satu vasculer set
o Satu thorax set
o Satu speculum anus
o Satu mandrin catheter
o Satu mandrin VP shunt
o Satu set tambahan orthopedi
o Satu spreader thorax
o Satu tyman hepar
o Satu tyman besar
o Satu C klem
o Satu curattage set
o Tiga bor orthopedi

39
40
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pelayanan Pendaftaran Pasien Baru


a. Pasien datang ke IGD RSSA yang buka 24 jam, pasien akan ditolong terlebih dulu oleh petugas IGD di lobi IGD dan
keluarga mengurus administrasi pendaftaran di lobi yang sama
b. Pendaftaran dilakukan oleh pasien atau pengantar pasien dengan menyebutkan identitas jelas (eKTP) bila pasien baru
atau kartu pasien RSUD dr. Saiful Anwar Malang untuk pasien lama.
c. Pasien akan mendapat gelang identitas pasien dari loket pendaftaran, yang segera harus dipakaikan ke pasien ketika
masuk menjadi pasien IGD RSUD dr. Saiful Anwar Malang.
d. Pasien/Keluarga pasien mendapat kartu identitas penunggu dengan diinformasikan oleh petugas pendaftaran atau
perawat tentang hak dan kewajibannya selama menjadi pasien di RSUD dr. Saiful Anwar Malang.
e. Tentang Hak dan Kewajiban tertulis di banner diding ruang penerimaan dan di balik kartu identitas penunggu.

B. Pelayanan di Ruang Terima (resepsionis)


a. Pasien yang datang atau turun di depan pintu masuk Instalasi Gawat Darurat segera disambut oleh petugas keamanan
dan perawat.
b. Perawat dan petugas keamanan segera mengenali kebutuhan pasien yang datang, apakah bisa jalan sendiri, perlu
kursi roda atau stretcher dan segera merespon kebutuhan pasien.
c. Tugas utama petugas keamanan menjamin keamanan area sekitar, dengan tetap membantu proses evakuasi pasien
menuju pelayanan pasien sampai masuk ke dalam instalasi Gawat Darurat.
d. Tugas utama perawat menilai kebutuhan pasien, segera mengupayakan bantuan pada pasien, memulai penilaian
resiko jatuh.
e. Pada pasien yang mengalami penurunan kesadaran, ada serah terima dengan pengantar pasien dan memastikan
tidak ada barang berharga yang melekat di pasien.
41
f. Apabila ada barang berharga segera dilakukan serah terima ke keluarga pasien, apabila tidak ada keluarga segera
diamankan oleh petugas dan tercatat untuk disimpan di tempat yang aman.
g. Petugas sebelum dan sesudah kontak dengan pasien melakukan cuci tangan, dengan tetap perhatian dengan
penggunakan alat proteksi diri.
h. Petugas mengarahkan pengantar pasien untuk mendaftarkan pasien di loket pendaftaran.
C. Pelayanan di Ruang Triage
a. Triage adalah proses pemilahan / klasifikasi pasien berdasarkan tingkat kegawatannya dengan cara anamnesa dan
pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan tambahan secara singkat.
b. Di IGD RSSA dilakukan oleh Perawat mahir/berijasah di ruang triage dan supervisi oleh dokter IRD.
c. Konsep triage adalah memilah pasien sesuai prioritas ke akutan / kegawat daruratannya dengan waktu, tempat dan
tenaga yang tepat dan mendistribusikan nya ke ruang/sarana, tenaga dan waktu yang tepat sesuai prioritasnya.
d. Prioritas I / Gawat darurat / emergency adalah suatu keadaan ( pasien ) yang memerlukan pertolongan segera dan
apabila hal tersebut tidak dilakukan akan berakibat kecacatan organ bahkan kematian, pasien ini akan dirawat di
ruang prioritas 1 ( ruang resusitasi / P1 ), Label merah
e. Prioritas II / gawat tidak darurat / urgent adalah suatu keadaan yang memerlukan pertolongan segera, dan bila hal
tersebut tidak dilakukan akan terjadi suatu kegawatan, pasien ini akan dirawat di ruang prioritas 2 ( ruang kritis / P2 ),
label kuning.
f. Prioritas III / tidak gawat tidak darurat adalah keadaan ( pasien ) yang tidak memerlukan pertolongan segera, pasien
akan dirawat di ruang prioritas 3 ( ruang rawat jalan ), label hijau.
g. Pada kondisi Kesiagaan & tanggap darurat untuk korban massal maupun bencana Label triage menggunakan pita atau
Tag yang tersedia.
h. Untuk kasus curiga terpapar oleh zat/bahan berbahaya atau penyakit pandemi maka perawat harus mengarahkan
pasien ke ruang dekon / isolasi sebisa mungkin tanpa lewat ruang triage.

42
i. Perawat triage di supervisi oleh Dokter Spesialis yang sehari – hari dibantu oleh dokter umum yang sudah terlatih
D. Pelayanan di Ruang Decontaminasi
a. Mengaktifkan petugas (dokter, perawat dan pekarya) yang bertugas di ruang dekontaminasi
b. Petugas menggunakan alat proteksi diri sesuai kebutuhan.
c. Selama proses dekontaminasi kebutuhan pasien tetap dipenuhi dan exhausted fan harus selalu diaktifkan.
d. Proses dekontaminasi zat /bahan berbahaya dilakukan dengan dilusi dengan cara mencuci dengan air mengalir
dengan suhu normal atau hangat sesuai kebutuhan. (The best solution of pollution is dilution)
e. Proses pengeringan pasien dengan handuk kering
f. Setelah proses dekontaminasi selesai pasien diarahkan ke ruang kritikal sesuai dengan status triage-nya.
g. Petugas membersihkan diri
h. Pada musibah masal terkontaminasi pimpinan jaga bisa meminta untuk mengaktifkan tim dekontaminasi Instalasi
Gawat darurat RSUD dr. saiful anwar Malang
E. Pelayanan di Ruang P1
a. Pasien yang sudah dikategorikan masuk Kriteria P1 (emergensi) oleh petugas triage segera dimasukan ke ruang P1
(ruang resusitasi), serah terima pasien segera dilakukan oleh petugas triage dan petugas ruang kritis (perawat P1/P2).
b. Tim Resusitasi harus aktif segera, respon time tim resusitasi paling lama 5 menit sejak pasien berada di ruang
resusitasi.
c. Tim resusitasi terdiri dari tim dokter dan tim perawat. Tim dokter terdiri dari dokter emergensi (tim leader), dokter
bedah, dokter anestesi dan dokter spesialis lain yang terkait.
d. Tim resusitasi segera mengevaluasi kondisi pasien dan melakukan tindakan resusitasi.
e. Menerapkan sitematika penatalaksanaan survei primer dan surve sekunder
f. Merencanakan dan melakukan pemeriksaan lanjut bila diperlukan

43
g. Selalu melakukan komunikasi informasi dan edukasi ke keluarga pasien terkait kondisi pasien, perkembangan pasien
dan tidak lanjut rencana tatalaksana.
h. Segera ditentukan dokter definitif yang merawat pasien tersebut untuk di lakukan disposisi ke dokter definitive
i. Perawatan di instalasi gawat darurat paling lama selama 8 jam
F. Pelayanan di Ruang P2
a. Pasien yang sudah dikategorikan masuk Kriteria P2(Urgen) oleh petugas (perawat) triage segera dimasukan ke ruang
P2, serah terima pasien segera dilakukan oleh petugas triage (perawat) dan petugas ruang kritis(perawat P1/P2).
b. Perawat segera menghubungi dokter yang bertugas sesuai dengan kebutuhan medis pasien.
c. Dokter melakukan pemeriksaan dan penatalaksanaan sesuai dengan clinical pathway dengan tetap berkerjasama
dengan perawat untuk memenuhi kebutuhan keperawatan pasien.
d. Pasien di P2 dalam perkembangannya kondisinya bisa menuju P1/P3, MRS, atau ke kamar operasi
G. Pelayanan di Ruang P3
a. Pasien yang sudah dikategorikan masuk Kriteria P3 (non urgen) oleh petugas triage segera dimasukan ke ruang P3,
serah terima pasien segera dilakukan oleh petugas triage dan petugas di ruang P3.
b. Tim Resusitasi harus aktif segera, response time tim resusitasi paling lama 5 menit sejak pasien berada di ruang
resusitasi.
H. Pelayanan di Ruang periksa Obgin
a. Pasien Obgin yang memerlukan memerlukan pemeriksaan dalam atau tidakan sejenis direncanakan pindah ke ruang
pemeriksaan obgin.
b. Pada waktu tindakan dilaksanakan dokter mengajak pendamping dari petugas (dokter lain, perawat atau bidan)
I. Pelayanan di Ruang isolasi
a. Pasien dengan kebutuhan isolasi karena kondisi klinisnya diletakkan di ruang isolasi.

44
b. Penempatan di ruang isolasi diputuskan oleh dokter yang merawat dengan tetap memperhatikan panduan praktek
kedokteran (clinical pathway)
c. Perawat memperhatikan dan melaksanaan kebutuhan perawatan pasien.

45
J. Pelayanan di Ruang gips
a. Pemasangan gips oleh dokter harus dikerjakan di ruang gips dengan berkoordinasi dengan perawat.
b. Pemasangan gips dikerjakan oleh dokter dengan dibantu oleh asisten baik dokter atau perawat.
K. Pelayanan di ruang tindakan Operasi Minor
a. Pelayanan operasi minor oleh dokter harus dikerjakan di ruang tindakan operasi minor dengan berkoordinasi dengan
perawat.
b. Pelayanan operasi minor dikerjakan oleh dokter dengan dibantu oleh asisten baik dokter atau perawat.
L. Pelayanan Kamar Operasi IGD
a. Pelayanan kamar operasi Instalasi Gawat Darurat hanya melayani operasi emergensi dan urgen.
b. Permintaan operasi emergensi dan urgen berasal dari ruang perawatan emergensi di instalasi gawat darurat maupun
dari ruang instalasi rawat inap RSUD dr. Saiful Anwar Malang.
c. Permintaan operasi dilakukan oleh operator dengan persetujuan dokter anestesi kepada koordinator pelayanan ruang
operasi instalasi gawat darurat terkait penjadwalan dan persiapan ruangan operasi.
M. Pelayanan Farmasi
a. Pelayanan farmasi di instalasi gawat darurat dikelola langsung oleh instalasi gawat farmasi dengan disediakannya
ruang depo farmasi
b. Pelayanan farmasi melayani permintaan resep dokter berupa obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan oleh pasien di
instalasi gawat darurat
N. Pelayanan Radiologi
a. Pelayanan radiologi diinstalasi gawat darurat dikelola langsung oleh instalasi radiologi.
b. Pelayanan atas permintaan dokter yang bisa dilayanai melalui instalasi gawat darurat adalah X-Ray, USG dan CT-Scan
O. Pelayanan laboratorium
a. Pelayanan laboratorium emergensi dikelola oleh instalasi laboratorium.

46
b. Permintaan pemerksaan laboratorium emergensi dikerjakan terlebih dahulu dengan jaminan mutu pelayanan satu jam
setelah spesimen diterima hasil segera dikirim.
c. Apabila menemui hasil pemeriksaan laboratorium dengan nilai kritis sesuai standar instalasi gawat darurat, petugas
laboratorium segera meninformasikan melalui telepon ke dokter pengirim permintaan di instalasi gawat darurat tanpa
harus menunggu hasil tertulis.
P. Pelayanan Rujukan
a. Instalasi Gawat Darurat bisa melakukan rujukan terkait : alih rawat pasien, pemeriksaan diagnosis dan specimen
b. Alih rawat dimungkinkan atas permintaan pasien, tidak tersedianya pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien, atau
tersedia pelayanan yang dimaksud tapi sedang penuh fasilitasnya.
c. Pemeriksaan diagnosis dan spesimen dimungkinkan ketika fasilitas belum ada, rusak atau keperluan chekcross dari
hasil yang meragukan.
Q. Pelayanan Visum et Repertum
a. Pelayanan Visum et Repertum bisa diberikan apabila disertai surat pengantar dari kepolisian/penyidik.
b. Pelayanan Visum et Repertum bisa diberikan di Instalasi Gawat Darurat bisa diberikan oleh SMF bedah, SMF Obgin
dan SMF. Forensik
c. Hasil Visum et Repertum bisa diambil pada jam kerja di instalasi rekam medis.
R. Pelayanan Transportasi intrahospital
a. Transpotasi Intrahospital adalah pelayanan transportasi pasien di rumah sakit antar ruangan.
b. Instalasi Gawat darurat melayani transportasi pasien dari Instalasi Gawat Darurat ke Instalasi Rawat Inap dengan
menggunakan kursi roda, stretcher, marlip atau ambulan.
c. Pemilihan alat transportasi disesuaikan dengan kondisi pasien.
d. Pasien dengan masih bisa jalan gunakan kursi roda didampingi pendorong, tidak dibenarkan dengan berjalan.

47
e. Pasien dengan resiko jatuh, penurunan kesadaran atau tidak stabil dipindahkan dengan stretcher atau marlip dengan
didampingi pendorong / sopir marlip, perawat atau dokter sesuai rekomendasi dokter yang merawat.
f. Pasien dengan resiko menular yang tinggi dan mematikan perlu perawatan di ruang rawat inap isolasi seperti SARS,
flu burung, SEMS perlu dipindakan dengan ambulan dari instalasi gawat darurat menuju langsung ke instalasi rawat
inap isolasi dengan didampingi petugas dengan proteksi yang standar.
g. Pendamping pasien disesuaikan dengan kebutuhan pasien
S. Pelayanan di Ruang transit jenasah
a. Pasien yang sudah dinyatakan meninggal oleh tim dokter akan dipindahkan ke ruang transit jenasah Instalasi Gawat
Darurat sebelum dipindahkan ke instalasi forensik.
b. Pasien setidaknya ditahan di instalasi gawat darurat selama 2 jam setelah dinyatakan meninggal sebelum dibawa ke
instalasi forensik.
T. Pelayanan emergensi prahospital
Sistem pelayanan prahospital telah dikembangkan dengan disediakannya empat unit mobil ambulan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan emergensi, dimana satu unit ambulan baru telah beroperasi berasal dari bantuan
Jamsostek (jaminan sosial tenaga kerja). Jumlah pemanfaatan ambulan pada tahun 2013 terus meningkat, dimana untuk
panggilan dalam kota sebesar 1.047 panggilan, dan untuk panggilan luar kota meningkat sebesar 261 panggilan dibanding tahun
2012, dan jumlah rerata panggilan ambulan setiap bulan sebesar 109 panggilan lebih besar dibanding tahun 2012 (tabel 14). Bila
kita melihat frekuensi angka pemakaian ambulan yang terus meningkat, maka bila pelayanan ambulan diperbaiki akan
merupakan peluang besar untuk dikembangkan. Sampai tahun 2011, upaya perbaikan sistem pelayanan ambulan dirasakan
sangat kurang yang disebabkan diantaranya:
U. Tim disaster .

48
IGD RSSA mempunyai 2 Tim Reaksi Cepat disaster yang masing-masing berkekuatan 7 orang yang akan siap dalam waktu 2 jam
ketika di aktifkan. Tim dilengkapi dengan 1 unit ambulance dan 1 kendaraan operasional. Dengan peralatan standar emergensi
Kit, Triage kit, logistik persoanal dan logistoik medis yang cukup untuk 2 minggu masa penugasan awal.
a. Masalah perangkat lunak:
Sistem organisasi personel ambulan masih belum profesional yang disebabkan:

49
Tabel 15 : frekuensi permintaanpelayanan ambulan tahun 2011.

Dalam Luar
Bulan Jumlah Keterangan
kota kota
Januari 147 6 153 meningkat karena CT scan rusak
Februari 123 15 138 meningkat karena CT scan rusak
Maret 166 9 175 meningkat karena CT scan rusak
April 126 8 134 meningkat karena CT scan rusak
Mei 51 13 64 Jumlah riil panggilan emergensi
Juni 59 9 68 Jumlah riil panggilan emergensi
Juli 55 10 65 Jumlah riil panggilan emergensi
Agustus 46 11 57 Jumlah riil panggilan emergensi
September 61 13 74 Jumlah riil panggilan emergensi
Oktober 81 8 89 Jumlah riil panggilan emergensi
Nopember 51 15 66 Jumlah riil panggilan emergensi
Desember 87 10 97 Jumlah riil panggilan emergensi
Jumlah 1.053 127

Tabel 16: frekuensi permintaan pelayanan ambulan tahun 2012.

Dalam Luar
Bulan Jumlah Keterangan
kota kota
Januari 93 10 103 Jumlah riil panggilan emergensi
Februari 64 13 87
Maret 71 14 85
April 80 13 93
Mei 71 13 84
Juni 57 13 70
Juli 61 10 71
Agustus 55 12 67
September 63 18 81
Oktober 78 16 94
Nopember 73 11 84
Desember 58 20 78

50
Jumlah 824 154

51
Tabel 17: frekuensi permintaan pelayanan ambulan 118 Tahun 2013.

Dalam Luar
Bulan Jumlah Keterangan
kota kota
Januari 74 29 103
Februari 77 23 100
Maret 87 22 109
April 80 17 97
Mei 111 21 132
Juni 71 19 90
Juli 98 19 117
Agustus 90 23 113
September 94 23 117
Oktober 76 21 97
Nopember 97 23 120
Desember 92 21 113
Jumlah 1.047 261 1.308

Tenaga profesional perawat yang bekerja di ambulan merangkap dengan tugas fungsionalperawat IGD, dimana setelah
perawat masuk fase istirahat setelah jaga sore atau malam, makahanya mereka yang komitmen yang akan membantu
pelayanan ambulan. Kondisi ini sangat beresiko, karena kelelahan dapatberpengaruh dalam performa dan keselamatan
dalam mereka bekerja.

Perbaikan masalah inidengan menambah tenaga perawat lagi, minimal enam perawatprofesional dibidang pelayanan
emergensi prahospital sebagai kru tetap ambulan.

Belum adanya sistem pelayanan emergensi terpadu (EMS= Emergency Medical Service) dan Call Centre, yang dibuktikan
dengan belum ada kerja sama pelayanan ambulan antara sesama rumah sakit pemerintahan dan swasta maupun
organisasi profesional lain yang bergerak di bidang pelayanan pra – hospital

52
Perbaikan dari permasalahan ini dari sisi internal adalah memperkuat MTS ( Malang Trauma Services) dan rutin memberikan
pengetahuan kepada masayarakat untuk dapat melakukan komunikasi panggilan darurat ambulan IGD RSSA Malang.

Gambar 10: ruang unit ambulan (kiri) dan ruang dekontaminasi (kanan).

Dukungan maksimal dari pihak managemen RSSA masih kurang, sehingga perlu usaha lebih lagi untuk berkomunikasi
ulang dan membicarakan upaya perbaikan pelayanan kesehatan emergensi prahospital agar kinerja lebih baik untuk
melayani masyarakat yang membutuhkan.

b. Masalah perangkat keras:


Tahun produksi mobil ambulan sudah lama, di mana satu unit dibuat pada tahun 1993 (berusia 20 tahun) dan tiga unit
tahun 2003 (berusia 10 tahun). Menurut pihak yang paham akan perawatan mesin sangat beresiko untuk terus
dioperasikan, apalagi sistim pemeliharaan (servis berkala) yang tidak rutin dan keberadaansuku cadang yang sulit
diperoleh. Penggantian unit ambulan tua menjadi baru dirasakan penting sekali (gambar 10). Sehingga pada akhir tahun
2013 PT Jamsostek membantu satu unit ambulan baru yang sangat membantu untuk operasional pelayanan prahospital.

Beberapa peralatan medis penting yangdibutuhkan dalam ambulan sudah tidak ada, seperti AED (Automated External
Defibrilator) ataumanual (manual defibrilator), monitor EKG (Elektrokardiografi) dan alat bantu resusitasi untuk kasus
pediatrikdan bayi belum ada, seperti pita bruslo dan pediatric trauma kit.

Keberadaan alat tersebut harus tersedia di ambulan dalam memenuhi standar memberikan pertolongan bantuan hidup
dasar untuk korban diduga kuat menderita henti jantung akibat serangan koroner (rekomendasi AHA, Oktober 2010) dan
kasus trauma (international trauma life support, 2008).
53
BAB V

LOGISTIK

Pengelolaan barang-barang kebutuhan di Instalasi Gawat Darurat termasuk alat kesehatan / alkes, alat medis, ATK, barang
rumah tangga, pembersih, kresek-kresek,gula meliputi pengambilan, penyimpanan dan pencatatan. Mekanisme pengadaan barang
tersebut diatas sebagai berikut:

1. Persiapan alat
a. Buku Surat Permintaan besar
b. Buku terima barang masuk (barang pakai habis, Alkes, alat medis )
c. Buku keluar barang –barang pakai habis
d. Buku inventaris alat
e. Buku laporan tahunan
2. Permintaan kebutuhan barang pakai habis, alkes, alat medis dilakukan oleh pekarya dinas pagi dengan mengisi permintaan di
buku surat permintaan kecil yang ditanda tangani Kepala Ruang mengetahui KPP / Ka. IGD dengan jumlah yang sesuai
kebutuhan. Bila menjelang hari libur permintaan dilakukan sehari sebelumnya.
Petugas Instalasi Gawat Darurat mengecek dan memberikan barang sesuai dengan permintaan. Bila barang di Gudang
Instalasi Gawat Darurat tidak ada, petugas gudang mengajukan permintaan barang ke Gudang Rumah Sakit
3. Permintaan barang ke Gudang RSSA
a. Petugas logistik IGD menulis permintaan ke Gudang Sentral RSSA yang ditanda tangani oleh Kepala IGD atau Koordinator
Administrasi dan ditanda tangani oleh Ka.Sub Bag Perlengkapan, penanggungjawab gudang
b. Buku Surat Permintaan Besar diserahkan ke bagian gudang.
4. Permintaan alat-alat kesehatan
a. Petugas Logistik IGD mengajukan permintaan barang dengan mengisi di buku surat permintaan besar untuk
diketahui,ditandatangani oleh Ka IGD atau Koordinator Administrasi dan ditanda tangani oleh Ka.Sub.Bab
Perlengkapan,penanggung jawab gudang
b. Surat permintaan barang yang telah disetujui oleh Ka IGD selanjutnya diajukan kepada Gudang RSSA
5. Permintaan alat-alat Medis

54
a. Petugas IGD mengajukan permintaan barang dengan mengisi di buku Surat Permintaan besar untuk diketahui,ditanda
tangani Kepala IGD,PPTK Barang RSSA, Ka Sub.Bag Perlengkapan,Penanggung jawab Gudang
b. Kemudian petugas gudang mendistribusikan barang IGD
c. Untuk pengambilan barang dari gudang yang sudah diajukan,petugas logistik IGD langsung mengambil, menerima
danmengecek barang selanjutnya dimasukan ke kartu barang

55
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko, Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
B. Tujuan
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit umum dr saiful anwar
b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
B. Tata laksana keselamatan pasien
1. Keselamatan pasien merupakan hal terutama pada pelyanan di IGD RSSA.
2. Terdapat petugas IGD yang memahami mengenai keselamatan pasien.
3. Terdapat sistim pelayanan yang komprehensif, baik medis maupun keperawatan sehingga meminimalkan kasua kejadian
yang tidak diharapkan ( KTD ).
4. Setiap pasien yang masuk IGD harus mendapat penilaian langsung oleh dokter Jaga, untuk menyatakan kondisi
kedaruratannya.
5. Pasien yang mengalami kondisi darurat, yaitu yang mengancam keselamatan pasien harus di tolong dgn tatalaksana
secara lengkap di ruang IGD, konsultasi spesialistik di lakukan di ruang IGD kecuali untuk pasien yang dia anggap tidak
membahayank keselamatannya.
6. Inedtifikasi pasien harus dilakukan secara lengkap , baik berupa status maupun gelang pasien.

56
7. Segal;a bentuk pemindahan , baik keruang perawatan maupun kamar operasi harus sudah teridentifikasi dengan baik dan
diketahui oleh kepala perawat jaga saat itu.
8. Saran dan Prasarana harus mengidahkan keselamatan pasien : sreritas alat, tabung oksigen. Temapt tidur dorong, privacy
dll.
9. Terdapat evaluasi berkala terhadap[ saran dan prasarana
10. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu ;
- Insiden kesalahan identifikasi kedaruratan pasien.
- Insiden Pasien Jatuh.
- Insiden kejadian infuse blong
- Inseden kejadian kesalahan pemberian obat.
- Insiden kejadian cara pemberian obat
- Insiden kesalahan persiapan operasi.
- Insiden kesalahan persiapan pemeriksaan penunjang.
11. Membangun kesadaran atau budaya dan nilai keselamatan pasien.

57
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian
Keselamatan kerja merupakan suatu sistim di mana rumah sakit membuat aktivitas kerja / pekerjaan karyawan lebih aman.
Sistim tersebut diharapkan dapat mencegah dan mengurangi terjadinya cedera baik yang disebabkan kesalahan individu maupun
sistim yang berada di rumah sakit.

B. Tujuan
1. Terciptanya buidaya keselamatan kerja di lingkungan RSU dr Saiful Anwar.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja , lingkungan, cara dan proses kerja.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pada pekerjaam yang resiko bahayanya tinggi.
C. Tatacara pelaksanaan :
a. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan infeksi yaitu :
- Mengganggap bahwa pasien amupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi.
- Mengunakan Alat Pelindung diri (sarung tangan, kacamata, celemek, masker serta sepatu boot atau alas kaki tertutup )
terutama bila terdapat kontak dengan spesimen pasien seperti : darah, muntahan, urin, secret dll.
- Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, dengan prosedur yang ada, misalnya : memasang kateter,
menyuntik, menjahit luka dan memasang infus, dll
- Mencuci tangan dengan sabun antiseptik baik sebelum dan sesudah kontak dengan setiap pasien dan lingkungannya
sesuai dengan prosedur.
b. Tersediannya tempat sampah infeksious dan non infeksious.
c. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas :
- Dekontaminasi dengan larutan klorin.
- Pencucian dengan sabun

58
- Pengeringan.
d. Menggunakan baju kerja yang bersih.
e. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menanggani kasus :
- HIV / AIDs ( sesuai prinsip pencegahan infeksi )
- Flu Burung :
Kewaspadaan standar karyawan / pegawai IGD dalam mengahadapi kewaspadaan penderita dengan dugaan Flu
burung adalah :
- Cuci tangan
- Dilakukan di bawah air mengalir dengan mengurnakan sikat selama 5 menit ‘ yaitu dengan menyikat seluruh
telapak tangan dan punggung tangan.
- Hal ini dilakukan saat sebelum dan sesudah memeriksa / konta dengan pasien.
- Mekai masker N 95 atau minimal memakai masker penutup hidung dan mulut serta penutup badan.
- Memakai pelindung wajah / kacamata google apabila di perlukan.
- Mengunakan apron atau gaun pelindung.
- Mengunakan sarung tangan.
- Memaki pelindung kaki / sepatu boot.
- Hepatitis B
- Sesuai dengan tatalaksana pencegahan infeksi.

59
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Beberapa indikator peningkatan mutu yang di pakai di RSSA adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian awal keperawatan dalam 24 jam
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.Pasien baru adalah
semua pasien baru yang berasal dari IGD/IRJ/ruang lain
Tujuan : Semua pasien baru harus mendapatkan asuhan keperawatan dalam waktu 1 x 24 jam Sebagai
pertanggunggugatan setiap anggota tim perawatan dalam memberikan perawatan
Rumus :
Jumlah pasien yang sudah dilakukan pengkajian awal keperawatan dalam waktu 1x24 jam
Jumlah seluruh pasien baru

2. Pengkajian awal medis dalam 24 jam


Pengkajian adalah suatu upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dengan tujuan mengetahui
permasalahan medis dari pasien dan menentukan prioritas penanganan. Pasien baru adalah semua pasien baru dengan indikasi
rawat inap, pasien tsb berasal dari IRD,
Tujuan : Semua pasien baru harus mendapatkan asessmen medis dalam waktu 1x 24 jam.
Sebagai pertangunggjawaban semua anggota tim medis dalam memberikan pelayanan
Rumus : Jumlah pasien baru yang sudah mendapatkan asesmen awal dalam 1x24 jam
Seluruh pasien baru yang datang ke IGD

3. Pencatatan pasien jatuh di IGD


60
Tempat tidur yang dilengkapi pengaman akan mengurangi resiko pasien terjatuh dari tempat tidur
Tujuan : pasien harus terjaga keselamtannya ditidurkan di tepmat tidur bergerak IGD
Rumus : jumlah pasien di IGD yang jatuh
Jumlah semua pasien yang berkunjung di IGD

61
4. Kepatuhan penggunaan gelang identitas pasien
Gelang identitas pasien adalah suatu penanda yang diberikan kepada pasien yang rawat inap sebagai identifikasi pasien yang
terdiri minimal 2 identitas berwarna biru /pink
Tujuan : Mencegah terjadinya kesalahan dalam melakukan identifikasi pasien serta meningkatkan ketelitian dan kecocokan
layanan dengan individu yang mendapat layanan
Rumus : Jumlah pasien yang terpasang gelang identitas pasien dengan benar (gelang identitas warna biru/pink)
Jumlah pasien yang berkunjung di IGD dan memerlukan rawat inap

5. Pelaksanaan prosedur pemasangan gelang identitas


Gelang identitas pasien adalah suatu penanda yang diberikan kepada pasien yang rawat inap sebagai identifikasi pasien yang
terdiri minimal 2 identitas berwarna biru /pink dan dipasangkan ke pasien oleh perawat ketika pasien dating di IGD.
Tujuan : Mencegah terjadinya kesalahan dalam melakukan identifikasi pasien serta meningkatkan ketelitian dan kecocokan
layanan dengan individu yang mendapat layanan
Rumus : Jumlah pasien yang terpasang gelang identitas pasien dengan benar (gelang identitas warna biru/pink)
Jumlah pasien yang dirawat di IGD

6. Kepatuhan pemasangan gelang identitas jatuh


Perawat bertanggung jawab dalam mengidentifikasi pasien yang berisiko jatuh dan membuat suatu rencana perawatan untuk
meminimalkan resiko. Salah satu upaya untuk mengurangi resiko pasien jatuh adalah pemasangan gelang risiko jatuh berwarna
kuning sebagai tanda perhatian/alert terhadap orang yang memakai gelang kuning. Pasien yang jatuh akan dapat menimbulkan
cedera, perlukaan bahkan dapat menjadi kejadian sentinel
Tujuan : Mencegah terjadinya kesalahan dalam melakukan identifikasi pasien serta melihat kepatuhan petugas dalam
melaksanakan SPO Pemasangan Gelang Identitas
Rumus : Jumlah pasien yang terpasang gelang risiko jatuh (kuning)
62
jumlah pasien yang berpotensi jatuh

63
7. Penandaan lokasi operasi(site marking)
Pemberian tanda/site marking pada daerah yang akan dilakukan operasi untuk memastikan lokasi yang akan dilakukan operasi
dan menghindari kesalahan posisi/lokasi
Tujuan : Memastikan operasi dengan lokasi yang benar, prosedur yang benar, dan pasien yang benar
Rumus : Jumlah pasien yang dilakukan penandaan lokasi operas/site m arking sebelum pasien dilakukan operasi
Jumlah pasien yang yang seharusnya dilakukan site marking sebelum dilakukan tindakan operasi

8. Kepatuhan cuci tangan petugas kesehatan benar 6 langkah

64
65
BAB IX PENUTUP

Demikianlah buku pedoman pelayanan Instalasi Gawat Darurat RSSA ini di susun untuk menjadi acuan pelakasanaan
pelayanan di IGD RSSA.

66

Anda mungkin juga menyukai