Anda di halaman 1dari 8

PENGELOLAAN KRISIS KESEHATAN

WORKSHOP DISASTER MANAGEMENT


“MENINGKATKAN KUALITAS SPESIALIS BEDAH UMUM DALAM RANGKA
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INDONESIA

Dr. dr. EKA JUSUP SINGKA, M.Sc


KEPALA PUSAT KRISIS KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Pengelolaan Krisis Kesehatan:
▪ Mendukung program transformasi kesehatan melalui upaya
LATAR penguatan ketahanan kesehatan (health security).
BELAKANG ▪ Peningkatan kualitas pelayanan dan pelindungan
PENGELOLAAN kesehatan kepada masyarakat (dalam menghadapi
KRISIS bencana).
KESEHATAN ▪ Pengelolaan krisis kesehatan perlu manajemen secara
keseluruhan, mulai tahap pra krisis, darurat krisis, dan
pasca krisis kesehatan.

2
PENGELOLAAN KRISIS
KESEHATAN
KRISIS KESEHATAN ➔ Peristiwa atau TUJUAN PENGELOLAAN KRISIS KESEHATAN:
rangkaian peristiwa yang mengakibatkan 1. Meningkatkan keterpaduan dan koordinasi antar pemerintah
timbulnya korban jiwa, korban luka/sakit, pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dan pemangku
pengungsian, dan/atau adanya potensi kepentingan dalam pengelolaan krisis kesehatan;
bahaya yang berdampak pada kesehatan 2. Mencegah faktor risiko krisis kesehatan dan transmisi
masyarakat yang membutuhkan respon penyakit menular pada masyarakat yang terdampak;
cepat di luar kebiasaan normal dan 3. Memberikan dan memastikan pelayanan dan perlindungan
kapasitas kesehatan tidak memadai. kesehatan kepada masyarakat dan relawan kesehatan;
4. Mencegah, mendeteksi, dan merespon kejadian luar biasa,
wabah penyakit, pandemi global dan kedaruratan nuklir,
Pengelolaan krisis kesehatan merupakan biologi dan kimia untuk mendukung dan menjaga ketahanan
bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan (health security); dan
penanggulangan bencana secara umum. 5. Membangun partisipasi dan kemitraan publik, baik pada
tingkat nasional, regional, maupun global.
Memperkuat Ketahanan Tanggap Darurat (HS-2)
Kerangka konsep
Kondisi Target Cara
• Informasi surveilans • Sistem informasi Integrasi, koordinasi, kolaborasi:
belum realtime dan surveilans (detect) • Pemerintah
terintegrasi. terintegrasi. • Organisasi Masyarakat,
• New Emerging Diseases • Jejaring laboratorium • Menjaga pintu masuk Organisasi Profesi, Lembaga
Ketahanan (COVID-19, Ebola). belum terintegrasi. negara (tracing new Swadaya Masyarakat
• KLB/Wabah penyakit. • Screening di pintu emerging diseases). • Akademisi
Tanggap
• Bencana alam masuk belum optimal. • Disaster Management • Pelaku usaha
Darurat • Kedaruratan nuklir, biologi & • Tenaga relawan belum Teams (DMTs) provinsi. • Media
kimia. terkoordinasi dengan • Terpenuhinya tenaga
• Konflik Sosial baik. cadangan tanggap
• Respon tanggap darurat darurat.
masih belum optimal. • Peningkatan kapasitas
• Pemenuhan logistik daerah.
belum mencukupi. • Manual/guidelines.

Health security is a collective responsibility among State, local, tribal, and territorial governments and public and
private partners, non-governmental organizations, academia, professional associations, communities, volunteers,
families, and individuals. (US National Health Security Strategy)
Pintu masuk Indonesia perlu diperketat dalam mencegah
masuk/keluarnya penyakit menular
Indonesia rawan bencana, sehingga No Bencana Tenaga Relawan (unregister)
diperlukan respon tanggap darurat yang 1 Gempa bumi 1. 81 Tim relawan kesehatan, 580 orang Relawan Kesehatan
efektif Banjir dan tanah longsor: 5,0%
Sulawesi Barat, (Dokter Umum, Dokter Sp. Bedah, Ortopedi, Dokter
93 kejadian 15 Juli 2021 Anastesi, Dokter Emergency, Perawat, Bidan, Apoteker,
Gizi, Kesehatan Masyarakat dan tenaga kesehatan
Gelombang pasang: 1,4% lainnya)
27 kejadian 2. Relawan Kesehatan jiwa dan prsikososial (Poltekkes Palu,
Himpunan Psikologi indonesia (HIMPSI) Sulawesi Barat,
Angin puting Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia (IPKJI),
beliung: 24,8% Banjir: 41,1% Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia
464 kejadian 770 kejadian (PDSKJI), Tim Ceria Indonesia
3. Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
4. Relawan dokter spesialis kandungan dan spesialis anak
5. Relawan Sulbar (KRI dr. Soeharso)
Kekeringan: 0,3%
5 kejadian
2 Siklon Seroja 1. Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif
Nusa Tenggara Indonesia (PERDATIN)
Banjir bandang: 3,1% Timur, 4 April 2. Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan
58 kejadian 2021 Traumatologi Indonesia (PABOI) Makassar, Jakarta,
Erupsi: 0,7% Kupang, Labuan Bajo
Tanah longsor: 11,8% 14 kejadian
3. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
220 kejadian Gempa bumi: 11,8% 4. TNI/POLRI
221 kejadian
3 Banjir Kalimantan 1. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kab.
Jumlah kejadian bencana alam : 1.872 Selatan, 14 Banjar
Januari 2021 2. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalimantan Selatan
Sumber: Sistem Informasi Pusat Krisis Kesehatan
3. Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI)
1. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak potensi 4. Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)
bencana. 4 Gempa bumi dan Relawan Kesehatan 2.525 orang (Dokter Umum, Dokter Gigi,
2. Perlu registrasi (mapping) tenaga relawan untuk dimobilisasi tsunami Sulawesi Dokter Spesialis, Perawat, Bidan, Penata Anastesi, Tenaga
pada saat tanggap darurat. Tengah, 15 Farmasi, tenaga Medis lain, Tenaga Non Medis)
3. Perlu penguatan koordinasi dan penambahan tenaga tanggap November 2018
darurat.
Skema Pengelolaan Krisis Kesehatan
1. meningkatkan keterpaduan dan koordinasi antar Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, masyarakat, dan pemangku kepentingan dalam
Alam pengelolaan krisis kesehatan;
2. mencegah faktor risiko krisis kesehatan dan transmisi penyakit menular pada masyarakat yang terdampak;
Bencana Non-Alam Tujuan 3. memberikan dan memastikan pelayanan dan perlindungan kesehatan kepada masyarakat dan relawan kesehatan;
4. mencegah, mendeteksi, dan merespon kejadian luar biasa, wabah penyakit, pandemi global dan kedaruratan nuklir, biologi dan kimia untuk
Sosial mendukung dan menjaga ketahanan kesehatan (health security); dan
5. membangun partisipasi dan kemitraan publik, baik pada tingkat nasional, regional, maupun global.

PRA KRISIS KESEHATAN DARURAT KRISIS KESEHATAN PASCA KRISIS KESEHATAN

Pusat 1. Pembentukan tim manajemen krisis kesehatan (Disaster Health Management Pusat 1. Operasionalisasi pusat darurat krisis kesehatan (Health Emergency Operation Pusat Rehabilitasi dan
1. DHMTs Teams/DHMTs), tim kegawatdaruratan medis (Disaster Medical Teams/DMTs); 1. DHMTs Center/HEOC) oleh tim manajemen krisis kesehatan (Disaster Health 1. DHMTs Rekonstruksi:
2. HEOC dan pusat darurat krisis kesehatan (Health Emergency Operation 2. HEOC Management Teams/DHMTs); 2. HEOC 1. Pelayanan dan
3. DMTs Center/HEOC); 3. DMTs 2. Penilaian cepat kesehatan (Rapid Health Assessment/(RHA); 3. DMTs manajemen kesehatan
2. Peningkatan pengetahuan, sikap perilaku dan kepatuhan masyarakat untuk 4. Relawan 3. Penyusunan dan pelaksanaan rencana operasi krisis kesehatan; 4. Relawan melalui intervensi
antisipasi keadaan atau kondisi krisis kesehatan; 4. Analisis kebutuhan bantuan; perbaikan program
Provinsi 3. Profilaksis dan vaksinasi; Provinsi 5. Mobilisasi tim kegawatdaruratan medis (Disaster Medical Teams/ DMTs); Provinsi kesehatan;
1. DHMTs 4. Komunikasi risiko; 1. DHMTs 6. Mobilisasi logistik dan perbekalan kesehatan; 1. DHMTs 2. Sumber daya manusia
2. HEOC 5. Penyusunan dan pemutakhiran peta risiko; 2. HEOC 7. Mobilisasi relawan kesehatan; 2. HEOC kesehatan;
3. DMTs 6. Penyusunan dan pemutakhiran rencana kontingensi; 3. DMTs 8. Surveilans; 3. DMTs 3. Sarana, prasarana,
7. Penyusunan rencana kedaruratan fasilitas kesehatan; 4. Relawan 9. Mempersiapkan pelayanan kesehatan dan sistem rujukan tanggap darurat; 4. Relawan peralatan, kefarmasian
8. Penyusunan rekomendasi untuk menurunkan risiko bencana; 10. Pelayanan kesehatan sesuai standar dengan memperhatikan kepentingan Koordinasi Pentahelix
dan perbekalan
Kab/Kota 9. Simulasi dalam ruangan (table top exercise) dan simulasi lapangan; Kab/Kota kelompok rentan; Kab/Kota lokal, regional, global
kesehatan lain; dan
1. DHMTs 10. Penyiapan mobilisasi sumber daya kesehatan; 1. DHMTs 11. Penguatan pelayanan kesehatan melalui intervensi perbaikan program 1. DHMTs 4. Partisipasi dan
2. HEOC 11. Pelaksanaan pengawasan dan respon kesehatan di pintu masuk (bandar udara, 2. HEOC kesehatan dan sarana prasarana; 2. HEOC kemitraan publik.
3. DMTs pelabuhan, pos lintas batas darat negara) dan wilayah; 3. DMTs 12. Menyiapkan fasilitas isolasi dan fasilitas karantina kesehatan; 3. DMTs
12. Registrasi dan pemberdayaan relawan kesehatan untuk penanganan 13. Pengumpulan data informasi dan pemantauan terus menerus kondisi krisis
kegawatdaruratan kesehatan masyarakat; kesehatan;
13. Peningkatan kewaspadaan di pintu masuk wilayah; 14. Pelaksanaan komunikasi krisis kesehatan; Koordinasi Pentahelix lokal, regional, global
14. Surveilans dan penguatan kapasitas laboratorium kesehatan; 15. Pelaksanaan komunikasi risiko;
15. Penguatan kapasitas sumber daya; 16. Pemberdayaan masyarakat;
16. Pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan aman bencana; 17. Pelaksanaan program kesehatan berkelanjutan bagi masyarakat; dan
17. Kemitraan dan partisipasi publik; 18. Penilaian kebutuhan kesehatan (post disaster need assessment) untuk
18. Pengembangan sistem dan penyebarluasan informasi peringatan dini; mengidentifikasi dan menginventarisasi kebutuhan kesehatan dalam pemulihan
19. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia; dan awal, rehabilitasi dan rekonstruksi.
20. Pengadaan perbekalan kesehatan termasuk obat, alat kesehatan, dan logistik
lainnya.

Peningkatan Kapasitas Sumber Surveilans dan Sistem Manajemen Logistik Penguatan Komunikasi Penelitian dan Pengembangan
Pendanaan
Daya Manusia Informasi Kesehatan Laboratorium Risiko Pengelolaan Krisis Kesehatan

Partisipasi dan Kemitraan Publik Koordinasi dan Jejaring Kerja Pembinaan dan Pengawasan

Anda mungkin juga menyukai