Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Perawatan Luka Konvensional


D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

Kelompok 2:
1. Wirda Rizkia
2. Fina Rahmawati
3. M. Jaya Alrizky
4. Maudia Fatika Delsa
5. Devita Nurrahma
6. Aqila Maulidar
7. Siti Zubaidah

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN ACEH
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN KOTA LANGSA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang kami tentang “Perawatan Luka Konvensional”.

Shalawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW
yang telah membawa kita keluar dari zaman jahiliah menuju zaman yang terang
benderang.

Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca
pada umumnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A.Latar Belakang...........................................................................................................1
B.Tujuan........................................................................................................................1
C.Rumusan Masalah......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2
A. Konsep Dasar Keperawatan Luka...........................................................................2
B. Perawatan Luka Konvensional................................................................................5
C. Kelebihan dan Kekurangan Perawatan Luka Konvensional...................................8
BAB III PENUTUP....................................................................................................10
A. Kesimpulan............................................................................................................10
B. Saran......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan merupakan suatu kombinasi dari tindakan yang dilakukan untuk
menjaga suatu barang dalam, atau untuk memperbaikinya sampai, suatu kondisi
yang bisa diterima Menurut Corder (1988).
Perawatan sangatlah penting adanya karena perawatan memiliki tujuan untuk
memperbaiki suatu keadaan untuk lebih baik, terlebih pada perawatan luka.
Perawatan pada luka memiliki tujuan untuk menekan atau memperkecil
kemungkinan yang akan terjadi sebagai akibat dari luka yang ditimbulkan.
Ada berbagai macam perawatan pada luka yakni perawatan luka terbuka,
tertutup, hingga luka bakar. Masing-masing perawatan pada luka memerlukan
tehnik penyembuhannya sendiri-sediri. Tehnik perawatan luka pada saat ini dan
masa lalu memiliki banyak perbedaan. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh
globalisasi dan kemajuan tehnologi. Maka dari itu munculah istilah perawatan
luka konvensional dan modern.
Perawatan konvensional dan modern memiliki perbedaan dan ciri khas masing
masing baik dalam teori, praktik, maupun kelebihan dan kekurangannya.
Perawatan konvensional biasanya lebih mengedepankan perawatan yang
bergantung pada lingkungan dan lebih mengenal alam. Maka dari itu penting
adanya untuk lebih memahami lebih dalam mengenai perawatan konvensional
dalam kehidupan sehari-hari mulai dari teori, praktik, tehnik, hingga khasiat yang
ditimbulkannya.
B. Tujuan
1. Memahami arti dari perawatan luka
2. Mengetahui cara merawat luka
3. Mengerti kelebihan dan kekurangan dari perawatan luka konvensional
C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Perawatan Luka ?
2. Bagaimana cara merawat luka?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari perawatan luka konvensional?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Perawatan Luka


1. Pengertian Perawatan Luka
Luka adalah rusaknya integritas jaringan tubuh (Yasmara dkk, 2016).
Perawatan luka adalah membersihkan luka, mengobati dan menutup luka
dengan memperhatikan teknik steril (Ghofar, 2012). Sedangkan menurut
Potter (2010), perawatan luka dilakukan dengan cara menutup luka dengan
balutan basah dan kering. Bagian yang basah dari balutan secara efektif
membersihkan luka terinfeksi dari jaringan nekrotik. Kassa lembab dapat
mengabsorbsi semua eksudat dan debris luka. Lapisan luar kering
membantu menarik kelembapan dari luka ke dalam balutan dengan aksi
kapiler.
Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa perawatan luka adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
membersihkan luka, mengobati luka serta menutup luka dengan balutan
basah dan kering sehingga terhindar dari resiko infeksi.

2. Tujuan Perawatan Luka


Menurut Ghofar (2012) tujuan perawatan luka adalah:
a. Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka.
b. Mencegah penyebaran oleh cairan dan kuman yang berasal dari luka ke
daerah sekitar.
c. Mengobati luka dengan obat yang telah di tentukan.

3. Alat dan Bahan Perawatan Luka


Menurut Ghofar (2012) alat dan bahan yang digunakan pada saat
perawatan luka :
a. Satu set perawatan luka steril/bak steril:
1) Sarung tangan
2) Pinset anatomis
3) Pinset chirurgis
4) Gunting jaringan
5) Kassa steril
6) Kom berisi larutan pembersih (normal salin 0,9%)
b. Alat non steril:
1) Sarung tangan non steril
2) Cairan Nacl 0,9%
3) Pengalas sesuai luas luka
4) Kapas alkohol
5) Korentang
6) Perlak atau pengalas
7) Bengkok
8) Kom berisi lysol 1%
9) Gunting verban/plester
10) Verban
11) Plester
12) Schort
13) Masker
14) Obat sesuai program terapi
15) Tempat sampah

4. Prosedur Perawatan Luka


Menurut Ghofar (2012), prosedur perawatan luka ialah:
a. Tahap pra interaksi
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Mencuci tangan
3) Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
b. Tahap orientasi
1) Memberikan salam dan menyapa pasien
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien
3) Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
c. Tahap kerja
1) Menjaga privacy
2) Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
3) Membuka peralatan
4) Memakai sarung tangan
5) Membasahi balutan dengan alkohol/swah bensin dan buka dengan
menggunakan pinset
6) Membuka balutan lapisan terluar
7) Membersihkan sekitar luka dan bekas plester
8) Membuka balutan lapisan dalam
9) Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk mengeluarkan pus
10) Melakukan debridement
11) Membersihkan luka dengan menggunakan NaCl
12) Melakukan kompres desinfektan dan tutup dengan kassa
13) Memasang plester atau verband
14) Merapihkan pasien
d. Tahap terminasi
1) Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2) Berpamitan dengan klien
3) Membereskan alat-alat
4) Mencuci tangan
5) Mencatat kegiatan dalam lembar/catatan keperawatan
5. Evaluasi
Menurut Supartini (2009) untuk melihat perkembangan pasien setelah
dilakukan tindakan keperawatan luka :
a. Tanda-tanda penyembuhan luka
b. Karakteristik drainage.
c. Tanda-tanda inflamasi
d. Tingkat nyeri.

6. Proses Penyembuhan Luka


Menurut Yasmara dkk (2016), saat terjadi luka, tubuh akan memberikan
respons melalui tiga fase proses penyembuhan luka. Proses tersebut adalah:
a. Fase Inflamasi (devensif)
Fase ini terjadi 3-4 hari, dengan adanya hemostasis dan inflamasi.
Hemostasis atau pengehentian perdarahan terjadi dengan adanya
vasokonstriksi pembuluh darah besar di daerah yang terkena. Trombosit
akan diaktivasi menjadi plug trombosit dan menghentikan perdarahan.
Selanjutnya akan terbentuk fibrin
dan jaringan fibrinosa yang akan menangkap tromsosit dan sel lainnya.
Proses ini akan menghasilkan pembentukan gumpalan fibrin yang akan
menjadi penutup awal luka, mencegah kehilangan darah dan cairan
tubuh serta menghambat kontaminasi luka oleh mikroorganisme.
b. Fase Rekontruksi
Fase ini mulai hari ketiga tau keempat setelah terjadinya luka dan
dapat bertahan hingga 2-3 minggu. Fase ini terdiri dari proses deposisi
kolagen, angiogenesis, perkembangan jaringan granulasi, dan kontraksi
luka. Pada fase ini terbentuk sistesi dan sekresi dari kolagen.
Proses penyembuhan dimulai dengan adanya jaringan granulasi atau
jaringan baru yang tumbuh dari sekeliling jaringan yang sehat. Jaringan
granulasi terdiri dari pembuluh darah kapiler yang rapuh dan mudah
berdarah, sehingga berwarna merah. Setelah jaringan granulasi
terbentuk, akan mulai terjadi epitelisasi atau pertumbuhan jaringan
epitel. Sel epitel akan berpindah dari sisi luar jaringan yang luka ke
bagian dalam.
Kontruksi luka merupakan tahap akhir dari fase rekontruksi
penyembuhan luka. Kontruksi akan terjadi dalam 6-12 hari setelah
terluka dan luka akan ditutup.
c. Fase Maturasi
Fase ini dimulasi pada hari ke-21 dan akan terus berlanjut hingga 2
tahun atau lebih bergantung pada kedalaman dan kondisi luka. Selama
fase ini akan terbentuk jaringan parut.

B. Perawatan Luka Konvensional


1. Pengertian Perawatan Luka Konvensional
Perawatan luka konvensional/tradisional adalah metode perawatan luka
yang dilakukan dengan menggunakan balutan luka berdaya serap kurang dan
cairan antiseptik yang sama pada semua jenis luka.
2. Tujuan
a. Mencegah meluasnya infeksi
b. Memberi rasa nyaman pada klien
c. Mengurangi nyeri
d. Meningkatkan proses penyembuhan luka

3. Alat dan bahan


Alat steril:
a. 1 pinset anatomi
b. 2 pinset chirugis
c. 1 arteri klem
d. 1 gunting jaringan
e. Kassa dan deppers steril secukupnya
f. Kom kecil untuk larutan 2 buah
g. Sarung tangan steril
Alat tidak steril:
a. Larutan NaCl 0,9 %
b. Handscun bersih
c. Pinset anatomi bersih
d. Verban/plester hipoalergik
e. Verban elastic
f. Spuit 50 cc dan 10 cc
g. Pengalas/perlak
h. Tempat sampah atau kantong plastik, bengok
i. Antiseptik
j. Sampiran
k. Masker
Persiapan bahan:
a. Mengucapkan salam terapeutik dan memperkenalkan diri
b. Melakukan evaluasi
c. Melakukan kontrak (waktu,tempat, dan topik)
d. Menjelaskan tujuan prosedur dilaksanakan
e. Meminta persetujuan pasien
Prosedur pelaksanaan
a. Tutup sampiran
b. Atur posisi yang nyaman bagi klien
c. Sediakan peralatan yang diperlukan dalam troley disamping pasien
d. Cuci tangan,gunakan sarung tangan bersih
e. Pasang pengalas
f. Letakkan bengkok atau kantong plastik didekat klien
g. Buka balutan luka dengan menggunakan gunting verban.
Bila balutan lengket pada luka, basahi
1) Balutan yang menempel pada luka dengan NaCl 0.9 % dan angkat
balutan dengan pinset secara hati-hati
h. Kaji kondisi luka serta kulit sekitar luka:
1) Lokasi luka dan jaringan dan jaringan tubuh yang rusak, ukuran luka
meliputi luas dan kedalaman luka (arteri, vena, otot, tendon dan tulang).
2) Kaji ada tidaknya sinus
3) Kondisi luka kotor atau tidak, ada tidaknya pus, jaringan nekrotik, bau
pada luka, ada tidaknya jaringan granulasi (luka berwarna merah muda
dan mudah berdarah).
4) Kaji kulit sekitar luka terhadap adanya maserasi, inflamasi, edema dan
adanya gas gangren yang ditandai adanya krepitasi saat melakukan
palpasi disekitar luka
5) Kaji adanya nyeri pada luka
i. Cuci perlahan-lahan kulit disekitar ulkus dengan kasa dan air hangat,
kemudian keringkan perlahan-lahan dengan cara mengusap secara hati-
hati dengan kasa kering.
j. Cuci tangan dengan alkohol atau air bersih
k. Ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril.
l. Bersihkan luka:
1) Bila luka bersih dan berwarna kemerahan gunakan cairan NaCl 0,9 %
2) Bila luka infeksi, gunakan cairan NaCl 0,9 % dan antiseptik iodne 10%
3) Bila warna luka kehitaman: ada jar, nekrotik, gunakan NaCl 0,9%. Jar,
nekrotik dibuang dengan cara digunting sedikit demi sedikit sampai
terlihat jar, granulasi.
4) Bila luka sudah berwarna merah, hindari jangan sampai berdarah
5) Bila ada gas gangren, lakukan masase ke arah luka
m. Bila terdapat sinus lubang, lakukan masase ke arah luka menggunakan
NaCl 0,9% dengan sudut kemiringan 45˚ sampai bersih. Irigasi sampai
kedalaman luka karena pada sinus terdapat banyak kuman.
n. Lakukan penutupan luka:
Cara konvensional
1) Bila luka bersih, tutup luka dengan 2 lapis kain kasa yang telah
dibasahi dengan NaCl 0,9% dan diperas sehingga kasa menjadi
lelmbab. Pasang kasa lembab sesuai kedalaman luka, lalu tutup dengan
kain kasa kering dan jangan terlalu ketat.
2) Bila luka infeksi, tutup luka dengan 2 lapis kasa lelmbab dengan
NaCldan betadin 10%, lalu tutup dengan kasa kering.
o. Bila pembuluh darah vena mengalami kerusakan, lakukan kompresi
dengan menggunakan verban elastis
p. Mengatur pasien ke posisi yang nyaman dan memungkinkan aliran darah
ke perifer dan ke daerah luka tetap lancar.
q. Merapikan alat-alat.
r. Membuka sarung tangan dan mencuci tangan
s. Mengevaluasi respon pasien baik verbal maupun non verbal.
t. Menyusun rencana tindak lanjut: jadwal penggantian balutan yang akan
datang dan rencana edukasi kepada klien dan keluarga.
u. Dokumentasikan tindakan dan hasil evaluasi perkembangan keadaan luka.
4. Evaluasi
a. Mencatat hasil tindakan perawatan luka pada dokumen/catatan
keperawatan.
b. Perhatikan teknik aseptik dan antiseptik
c. Jaga privasi klien
d. Perhatikan jika ada pus/ jaringan nekrotik.
C. Kelebihan dan Kekurangan Perawatan Luka Konvensional
a. Kelebihan
1) Mudah di dapat. Biasanya tanaman obat mudah didapatkan di lingkungan
tempat tinggal.
2) Murah. Karena sudah banyak tersedia di sekitar kita, sehingga kita hanya
perlu mengambilnya disekitar kita dan tidak perlu mengeluarkan uang.
3) Serbaguna. Beberapa tanaman obat bisa digunakan untuk pengobatan
banyak penyakit
b. Kekurangan
1) Kurang steril.
Karena bahan perawatan yang digunakan berasal dari alam, maka
belum tentu kita mencucinya dengan cara yang benar. Bahkan mungkin
masih ada bakteri yang menempel saat lita mengolah bahan tersebut
menjadi obat.
2) Dosis tidak sesuai.
Masyarakat awam umumnya menggunakan obat perawatan luka tanpa
memperhatikan dosis. Mereka umumnya berpikiran semakin sering
diobati dan semakin banyak obat maka akan lekas sembuh. Namun
sebenarnya mempertimbangkan dosis sesuai dengan kondisi luka yang
diderita pasien.
3) Tidak dapat bertahan lama.
Karena bahan tersebut merupakan bahan alami yang tidak ada
pengawetnya, maka obat tersebut tidak dapat digunakan berkali-kali dan
mudah terkontaminasi oleh bakteri-bakteri misal melalui udara.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Luka memiliki banyak jenis dan penanganannya. Sebelum ditemukannya
perawatan modern seperti saat ini, masyarakat zaman dahulu menggunakan
perawatan klasik atau yang sering disebut perawatan secara konvensional.
Perawatan Luka Konvensional adalah tindakan yang dilakukan untuk menjaga,
memelihara dan mengembalikan keadaan integritas normal kulit dengan cara
kuno yang masih serig digunakan karena sifatnya yang mudah didapat dan tanpa
pengawet seperti obat-obatan kimia saat ini.
Perawatan luka secara konvensional memiliki kelebihan daripada perawatan
luka secara modern. Bahan yang digunakan dalam perawatan luka konvensional
merupakan bahan – bahan yang banyak ditemui di sekitar kita. Entah tanaman
yang sengaja ditanam dihalaman rumah ataupun tanaman liar yang tumbuh
sendirinya. Bahan yang digunakan pun merupakan bahan alami tanpa tambahan
zat kimia apapun.

B. Saran
Perawatan luka konvensional memang memiliki kelebihan dibanding
perawatan luka secara modern. Namun perlu diperhatikan, saat pembuatan obat
ataupun saat perawatan dengan bahan-bahan herbal tersebut. Apakah bahan yang
digunakan steril atau tidak dan perlu mengkonsultasikannya dengan pakar herbal
ataupun dokter sehingga dosis yang diberikan sesuai dengan kondisi luka pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Oswari, E. 1989. Bedah dan Perawatannya. Jakarta : PT. Gramedia

Potter,Patricia A & Perry, Anne G. 2006. Fundamental Of Nursing. Jakarta : Penerbit


Buku Kedokteran EGC

Brunner & Sudarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai