PRE-EKLAMPSIA
Disusun oleh:
dr. Brandon Clementius
Pembimbing:
dr. Agung Supriyanto, Sp.OG
2
PENDAHULUAN
3 PERDARAHAN
(30%)
3 INFEKSI DALAM
KEHAMILAN (25%)
3
PREVALENSI HT DALAM
KEHAMILAN
NEGARA
3 NEGARA MAJU
BERKEMBANG
7x
1,8-18% 3 1,3-6%
INDONESIA
3 KOMPLEKS
3Kurangnya 3 Masalah
ekonomi dalam
kesiapan sarana penanganan morbiditas dan
dan prasarana mortalitas
5
“
Penanganan pre-eklampsia dan
kualitasnya di Indonesia masih
beragam diantara praktisi dan
rumah sakit. Hal ini dikarenakan
belum adanya patogenesis
penyakit ini secara jelas dan
kurangnya kesiapan sarana dan
prasarana di daerah.
6
Laporan Kasus
G3P1A1 usia kehamilan 38-39 minggu
tunggal hidup dengan Pre-eklampsia
Identitas Pasien
Nama `: Ny. LA
Umur ` : 27 tahun
No. Rekam Medis : 19005939
Alamat : Ds. Kokapam, Kec. Jatiroto, Kabupaten
Lumajang
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir : SLTA
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 30 April 2020
8
Anamnesa
Keluhan Utama:
Tekanan darah tinggi
9
Anamnesa
Riwayat Penyakit Sekarang: (lanjutan)
Riwayat tekanan darah tinggi sebelum dan selama kehamilan
disangkal. Keluhan nyeri kepala hebat, pandangan kabur, dan
nyeri ulu hati disangkal. Keluhan disertai mules-mules yang
bertambah sering dan bertambah kuat sejak 1 hari sebelum
berobat disertai keluar lendir bercampur sedikit darah dari
jalan lahir sejak 3 hari sebelum berobat. Keluar cairan banyak
dari jalan lahir disangkal. Gerak anak masih aktif dirasakan ibu.
10
Anamnesa
Riwayat Penyakit Dahulu:
a. Riwayat abortus : Ada, pada kehamilan kedua
b. Riwayat kehamilan kembar : Disangkal
c. Riwayat epilepsi : Disangkal
d. Riwayat hipertensi : Disangkal
e. Riwayat diabetes melitus : Disangkal
f. Riwayat trauma : Disangkal
g. Riwayat TBC : Disangkal
h. Riwayat operasi : Disangkal
i. Riwayat infeksi TORCH : Disangkal
11
Anamnesa
• Riwayat penyakit di keluarga:
a. Riwayat hipertensi : Tidak diketahui
b. Riwayat diabetes melitus : Tidak ada
c. Riwayat TBC : Tidak ada
• Riwayat pernikahan:
Pasien menikah sekali, sudah menikah selama 8 tahun saat itu usia
suami 22 tahun
• Riwayat pengobatan: Tidak ada
• Riwayat menstruasi:
a. Menarche : 13 years old
b. Siklus menstruasi : reguler, 28 hari selama 7 hari;
dysmenorrhea (-)
12
c. Jumlah pembalut : 3 pads/hari
Anamnesa
• Riwayat kehamilan dan persalinan:
a. G3P1A1
b. HPHT : 4 Agustus 2019
c. Taksiran persalinan : 11 Mei 2020
d. Kontrasepsi : KB suntik 3 bulan
14
Pemeriksaan Fisik
• Tanda-tanda vital:
Keadaan Umum : sakit sedang
Kesadaran : compos mentis (GCS 15)
Tekanan Darah : 150/100 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,5 oC
15
Pemeriksaan Fisik
• Status Generalis:
Kepala : dalam batas normal
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat,
isokor (3mm/3mm), refleks cahaya +/+
THT : dalam batas normal
Leher : JVP R±2 cm H2O
Thorax : pergerakan dada simetris, perbesaran KGB (-)
Paru : sonor +/+, bunyi napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung : bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 detik, edema -/-/+/+
16
Pemeriksaan Fisik
• Status Generalis: (lanjutan)
Abdomen :
Inspeksi : Cembung
Palpasi : TFU 31 cm;
Leopold 1 = teraba bagian lunak, bundar dan tidak melenting
Leopold 2 = bagian kiri ibu teraba bagian rata dan keras, pada bagian
kanan teraba bagian kecil janin
Leopold 3 = bagian bawah perut ibu teraba bagian bulat dan keras
Leopold 4 = Kepala belum masuk ke pintu atas panggul
Auskultasi : Bising usus (+) normal, DJJ 143 kali/menit
17
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan dalam
- Pembukaan: 2 cm
- Effacement: 25%
- Ketuban: (+)
- Presentasi: Kepala
- Penurunan kepala: Hodge 1
- His: (+)
18
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium Puskesmas (30 April 2020):
Hb = 12,8 g/dl
Protein urin (dipstick) = positif lemah (+1)
HIV = negatif
19
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Pemeriksaan
Darah Rutin
Hemoglobin 12,6 g/dl 11,5 – 16,0
106/µL 3,0 – 6,0
Penunjang
Eritrosit 4,8
Hematokrit 39,1 % 35 – 47
Trombosit 340 103/µL 150 – 450
Leukosit 9,6 103/µL 3,3 – 10,3
USG Obstetri
(30 April 2020):
22
PENATALAKSANAAN
• IVFD RL:D5 2:1
• Injeksi IV Ceftriaxon 1 gram
• Injeksi IV Dexamethasone 2 ampul
• Injeksi IM MgSO4 40% 12,5 cc bokong kanan dan
12,5 cc bokong kiri
• PO Nifedipin 3 x 10 mg
• Rippening Invitec ¼ tablet oral + ¼ tablet
pervaginam setiap 6 jam sampai dengan
pembukaan serviks > 6 di lanjutkan oksitosin drip
23
FOLLOW UP
30-04-2020 (16.30)
S/ Pasien mengeluh kenceng-kenceng bertambah sering dan
kuat. Pusing (-) nyeri ulu hati (-) pandangan kabur (-)
O/ TD: 140/90 mmHg,
▫ Abd : Soepel, BU (+) normal; HIS (+) 3-4x dalam 10 menit
selama 40-60”
▫ DJJ 145x/menit
▫ Pemeriksaan dalam (VT):
▫ Pembukaan 4 cm; effacement 50%; ketuban (+);
presentasi kepala; Hodge-3
A/ G3P1A1 usia kehamilan 38-39 minggu tunggal hidup
dengan Pre-eklampsia inpartu kala 1 fase aktif
24
FOLLOW UP
30-04-2020 (22.50)
S/ Pasien mengeluh kenceng-kenceng bertambah sering dan
kuat dan terasa ingin meneran. Pusing (-) nyeri ulu hati (-)
pandangan kabur (-)
O/ TD: 140/90 mmHg,
▫ Abd : Soepel, BU (+) normal; HIS (+) 3-4x dalam 10 menit
selama 40-60”
▫ DJJ 140x/menit
▫ Pemeriksaan dalam (VT):
▫ Pembukaan lengkap; effacement 100%; ketuban (+);
presentasi kepala; Hodge-3
25
FOLLOW UP
30-04-2020 (22.50)
P/ Persalinan spontan
▫ Amniotomi
▫ Pasien mulai dipimpin untuk meneran selama +- 15 menit
▫ Manajemen aktif kala III
▫ Injeksi oksitosin 10 IU
▫ Tali pusat dijepit 3 cm dari umbilikus bayi, isi tali pusat
didorong ke arah ibu, penjepitan klem kedua, dan
pemotongan tali pusat
▫ Peregangan tali pusat terkendali
▫ Menilai perdarahan: Plasenta lahir utuh lengkap, laserasi
derajat 1 hecting ringan (+), perdarahan ±200 cc 26
FOLLOW UP
30-04-2020 (23.00-23.10)
29
FOLLOW UP
1-05-2020 (13.00)
S/ Pasien merasakan perut ▫ Perdarahan (-)
masih terasa kencang-kencang, ▫ Lochia (+) rubra
nyeri di daerah jahitan (+) P/
berkurang, keluar lendir darah
▫ KRS
sedikit dari jalan lahir dirasakan.
Mobilisasi (+) berjalan, pasien Medikasi:
sudah mencoba menyusui air ▫ Cefadroxil 2 x 500 mg
susu keluar ▫ Natrium diclofenac 2 x 50
O/ TD: 120/80 mmHg, mg
▫ Abd : Soepel, BU (+) normal; ▫ Metergin 2 x 0,125 mg
TFU 2 jari dibawah pusat, ▫ Livron B-plex 2 x 1 tab
kontraksi uterus baik 30
Tinjauan Pustaka
BAB II Hipertensi dalam Kehamilan (Pre-
eklampsia)
DEFINISI
• Hipertensi dalam kehamilan kelainan vaskuler
yang terjadi sebelum kehamilan, dalam kehamilan,
atau setelah persalinan, ditandai:
• Tekanan darah tinggi, disertai atau tidak oleh
• Proteinuria, edema, kejang, koma
• Klasifikasi
▫ Hipertensi gestasional
▫ Sindroma pre-eklampsia dan eklampsia
▫ Hipertensi kronik
▫ Pre-eklampsia pada keadaan Hipertensi kronik
(Preeclampsia superimposed on chronic hypertension)
32
DEFINISI
Pre-eklampsia dapat dikatakan sebagai suatu
sindroma yang secara spesifik terkait kepada
kehamilan yang dapat mempengaruhi hampir
seluruh sistem organ. Pre-eklampsia merupakan
kondisi tekanan darah tinggi yang hanya
muncul dalam masa kehamilan. Pre-eklampsia
ditandai dengan munculnya tekanan darah
tinggi dan proteinuria yang terjadi setelah
20 minggu usia kehamilan. 33
ETIOPATOGENESIS
HT pada kehamilan lebih cenderung terjadi
pada:
▫ Terpapar vili korionik untuk pertama kalinya
▫ Terpapar vili korionik secara berlebihan
▫ Memiliki kondisi predisposisi yang
memunculkan aktivasi dan inflamasi sel
endotel
▫ Secara genetik memiliki kecenderungan
mengalami hipertensi selama kehamilan 34
Etiologi
Mekanisme:
1. Implantasi plasenta dengan kelainan invasi
tropoblas pembuluh darah uterina
2. Maladaptasi dari toleransi imunologikal
antara ibu (maternal), plasenta (paternal),
dan jaringan dari janin
3. Maladaptasi maternal terhadap perubahan
kardiovaskuler dan proses inflamasi yang
terjadi pada proses kehamilan 35
Etiologi (cont.)
Mekanisme:
4. Faktor genetik yang diturunkan, termasuk
predisposisi gen bawaan dan juga pengaruh
epigenetik
5. Faktor nutrisi
36
Patogenesis
Teori two-stage disorder:
1. Tahap 1 – disebut juga tahap pre-klinik,
yang disebabkan oleh kegagalan invasi
trofoblas sehingga terjadi gangguan
remodelling arteri spiralis/arteri uterina
yang menyebabkan vasospasme dan
hipoksia.
37
Tahap 1
38
Gangguan invasi trofoblas
39
Patogenesis
Teori two-stage disorder:
2. Tahap 2 – disebut juga tahap klinik, tahap
ini disebabkan oleh pelepasan faktor
plasenta dan stress oksidatif ke dalam
sirkulasi darah ibu yang mencetuskan
respons inflamasi sistemik dan aktivasi
endotel.
40
41
Patofisiologi
▫ Kardiovaskular – hipertensi, penurunan curah
jantung (cardiac output), trombositopenia,
gangguan pembekuan darah, perdarahan,
disseminated intravascular coagulation (DIC),
pengurangan volume plasma, peningkatan
permeabilitas pembuluh darah, edema, dan
nekrosis;
▫ Plasenta – nekrosis, hambatan pertumbuhan
janin, gawat janin, dan solusio plasenta;
42
Patofisiologi
▫ Ginjal – endoteliosis kapiler ginjal, penurunan bersihan
asam urat, penurunan laju filtrasi glomerulus, oligouria,
proteinuria, dan gagal ginjal;
▫ Otak – edema, hipoksia, kejang, dan gangguan
pembuluh darah otak (cerebrovascular accident);
▫ Hati – gangguan fungsi hati, peninggian kadar enzim
hati, ikterus, edema, perdarahan, dan peregangan
kapsul hati
▫ Mata – edema papil, iskemia, perdarahan, dan ablasio
retina;
▫ Paru-paru – edema, iskemia, nekrosis, perdarahan,
dan gangguan pernapasan hingga apneu. 43
DIAGNOSIS DIAGNOSIS
KASUS
Pre-eklampsia:
Hipertensi (sistolik antara 140 - <160
mmHg, dan diastolik antara 90 - <110
mmHg) disertai proteinuria (≥ 300
mg/24 jam, atau +1 dipstick) yang muncul
pada usia kehamilan >20 minggu dan
hilang dalam 12 minggu pascasalin serta
tidak memiliki riwayat tekanan darah
tinggi sebelum kehamilan. 44
DIAGNOSIS DIAGNOSIS
KASUS
Pre-eklampsia Berat:
1. Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg atau tekanan
darah diastolik ≥110 mmHg
2. Proteinuri ≥ 2g/24 jam atau ≥2+ dalam pemeriksaan
dipstick
3. Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter
4. Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,1 mg/dL atau
didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum pada
kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya
45
DIAGNOSIS DIAGNOSIS
KASUS
Pre-eklampsia Berat:
5. Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali
normal dan atau adanya nyeri di daerah epigastrik / regio
kanan atas abdomen
6. Edema Paru
7. Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan
visus
8. Gangguan pertumbuhan janin yang menjadi tanda gangguan
sirkulasi uteroplasenta: Oligohidramnion, Fetal Growth
Restriction (FGR) atau didapatkan adanya absent or
reversed end diastolic velocity (ARDV)
46
DIAGNOSIS
Eklampsia:
Merupakan kelainan akut pada pre-
eklampsia atau pre-eklampsia berat yang
ditandai dengan timbulnya kejang
dengan atau tanpa penurunan kesadaran
yang tidak disebabkan keadaan lain
seperti epilepsi, perdarahan
subarakhnoid, dan meningitis.
47
DIAGNOSIS
Diagnosis Banding BANDING KASUS
▫ Hipertensi kronik hipertensi pada ibu hamil yang sudah
ditemukan sebelum kehamilan atau yang ditemukan pada
umur kehamilan < 20 minggu, dan yang menetap setelah 12
minggu pasca salin
▫ Pre-eclampsia superimposed chronic
hypertension timbulnya preeklamsia/eklamsia pada
pasien hipertensi kronik
▫ Hipertensi gestational timbulnya hipertensi dalam
kehamilan pada wanita yang tekanan darah sebelumnya
normal dan tidak mempunyai gejala-gejala hipertensi kronik
atau preeklamsia/eklamsia (tidak disertai proteinuri). Gejala
ini akan hilang dalam waktu < 12 minggu pascasalin
Prediksi dan pencegahan PE
▫ Pencegahan Primer
mendeteksi secara dini faktor risiko terjadinya
pre-eklampsia
▫ Pencegahan sekunder
menghindari gejala klinis pre-eklampsia pada
wanita berisiko terjadi
▫ Pencegahan tersier
memutus proses terjadinya penyakit pre-
eklampsia yang sedang berlangsung sebelum
timbul gejala atau kedaruratan klinis
Pencegahan Primer
▫ Deteksi dini faktor risiko
Pencegahan Primer
▫ Deteksi dini faktor risiko
Pencegahan Sekunder
Beberapa metode pencegahan pre-eklampsia yang
pernah digunkan dan dikemukakan:
1. Istirahat 4 jam/hari atau 15 menit 2x/hari
bermakna
2. Restriksi garam tidak bermakna
3. Aspirin dosis rendah penggunaan aspirin
75mg/hari direkomendasikan untuk prevensi pre-
eklampsia pada wanita dengan risiko tinggi
Rekomendasi aspirin dosis rendah terhadap Faktor risiko
Tingkat Faktor risiko Rekomendasi
Risiko
Nuliparitas
Sedang Obesitas (BMI > 30)
Pertimbangkan aspirin dosis rendah
64
Terapi Pre-eklamsia
D. Pengelolaan Obstetri (Cara terminasi kehamilan)
• Gravida :
• Dilakukan induksi persalinan:
• Bila skor bishop > 6. Bila perlu dilakukan pematangan
servIks dengan misoprostol. Induksi persalinan harus
sudah mencapai kala II dalam waktu 24 jam. Bila tidak
tercapai, induksi persalinan dianggap gagal, dan harus
disusul dengan seksio sesarea.
• Indikasi seksio sesarea :
• Syarat persalinan pervaginam tidak terpenuhi
• Terdapat kontraindikasi persalinan pervaginam
• Induksi persalinan gagal
• Terjadi gawat janin
• Kelainan letak
• Bila umur kehamilan < 34 minggu
Terapi Pre-eklamsia
D. Pengelolaan Obstetri (Cara terminasi kehamilan)
• Inpartu
• Perjalanan persalinan diikuti dengan grafik
Friedman (tidak perlu bila dilakukan induksi atau
augmentasi)
• Memperpendek kala II
• Seksio sesarea dilakukan apabila terdapat
kegawatan ibu dan gawat janin.
• Bila skor bishop <=6 direkomendasikan tindakan
seksio sesarea
• Anestesia: disesuaikan dengan kemampuan
sarana kesehatan.
PEMBAHASAN
BAB III Hipertensi dalam Kehamilan (Pre-
eklampsia)
DIAGNOSIS TEORI
69
FAKTOR RISIKO
Apa saja faktor risiko yang mendukung terjadinya kasus ini?
Pasien kehamilan ke-3 (multigravida)
72
PENATALAKSANAAN
Bagaimana terapi pada kasus ini?
Pengelolaan aktif dan obstetri
Jam 12.30 pasien admisi:
IVFD RL:D5 2:1
Injeksi IV Ceftriaxon 1 gram
Injeksi IV Dexamethasone 2 ampul
Injeksi IM MgSO4 40% 12,5 cc bokong kanan dan 12,5 cc
bokong kiri
PO Nifedipin 3 x 10 mg
Rippening Invitec ¼ tablet oral + ¼ tablet pervaginam
setiap 6 jam sampai dengan pembukaan serviks > 6 di
lanjutkan oksitosin drip
Observasi kemajuan persalinan73
Bagan 1.Manajemen Ekspektatif Pre-eklampsia tanpa Gejala Berat 74
Terapi Pre-eklamsia
A. Medikamentosa
▫ MgSo4
Cara pemberian MgSO4:
Dosis awal/loading dose:
4 gram MgSO4 (10 cc MgSO4 4 gram MgSO4 (10 cc MgSO4
40% atau 20 cc MgSO4 20%) 40% atau 20 cc MgSO4 20%)
dilarutkan kedalam 100 cc dilarutkan kedalam 10 cc
NaCl/RL diberikan selama 15- akuades, diberikan secara IV
20 menit. perlahan selama 20 menit
80