Ventrikular Fibrilasi
• STEMI
• Jika onset <12 jam, maka
• Door to needle time <30 menit → Trombolisis
dengan agen fibrinolitik
• Door to balloon time <90 menit → PCI
• Jika onset >12 jam, maka
• Mulai terapi adjuvan
• Heparin (UFH atau LMWH)
• Nitroglycerin
Agen Fibrinolitik
Cardiac Tamponade
• Trias BECK → Hipotensi, JVP ↑, Suara jantung menjauh
(muffled heart sound)
• Terapi: pericardiocentesis
Jawaban Lainnya
A. STEMI : Gambaran ST elevasi + dengan peningkatan
enzim jantung
B. NSTEMI : Gambaran ST depresi + dengan
peningkatan enzim jantung
C. Unstable Angina : Gambaran ST depresi + Tanpa
peningkatan enzim jantung
E. Cardiac Tamponade : Muffle heart sound, JVP
meningkat dan hipotensi (Trias Beck)
Soal 1
Ny. Sakura 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri
dada sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai sesak, mual dan
muntah. Pasien memiliki riwayat pemasangan stent jantung 2
tahun yang lalu dan rutin kontrol ke Poli Jantung. Pemeriksaan
fisik : TD 90/60 mmHg, nadi 58 x/menit teraba lemah, dan
30 detik kemudian nadi menghilang, RR 35 x/menit, Suhu
36,5 C. EKG didapatkan gambaran seperti di bawah ini.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. STEMI
B. Non STEMI
C. Unstable Angina
D. Cardiac Arrest
E. Cardiac Tamponade
Soal 2
Ny. Sakura 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri
dada sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai sesak, mual dan
muntah. Pasien memiliki riwayat pemasangan stent jantung 2
tahun yang lalu dan rutin kontrol ke Poli Jantung. Pemeriksaan
fisik : TD 90/60 mmHg, nadi 58 x/menit teraba lemah, dan
30 detik kemudian nadi menghilang, RR 35 x/menit, Suhu
36,5 C. EKG didapatkan gambaran seperti di bawah ini.
Apakah tatalaksana yang tepat bagi pasien ?
A. Defibrilasi Monofasik 360 J
B. Defibrilasi Bifasik 360 J
C. Kardioversi 200 J
D. Kardioversi 50 J
E. Vagal Manuever
Analisis Soal 2
Ny. Sakura 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada sejak 2
hari yang lalu. Keluhan disertai sesak, mual dan muntah. Pasien memiliki
riwayat pemasangan stent jantung 2 tahun yang lalu dan rutin kontrol ke
Poli Jantung. Pemeriksaan fisik : TD 90/60 mmHg, nadi 58 x/menit
teraba lemah, dan 30 detik kemudian nadi menghilang, RR 35 x/menit,
Suhu 36,5 C. EKG didapatkan gambaran seperti di bawah ini. Apakah
tatalaksana yang tepat bagi pasien ?
Ventrikular Fibrilasi
Ventrikular Fibrilasi
DIAGNOSIS : Takiaritmia
Aritmia (3A/3B/2)
Torsa de pointes
Ventrikular Fibrilasi
Tatalaksana Takiaritmia
1. Pasang OMI
1. O2
2. Monitor
3. Infus
2. Pastikan apakah pasien stabil?
HKGSN ( dibaca Hongkong Singapur)
1. Hipotensi?
2. Kesadaran menurun?
3. Gagal jantung?
4. Syok?
5. Nyeri dada?
Jika pasien stabil
Jika pasien tidak stabil
Kardioversi
Jawaban Lainnya
A. Vagal Manuever : tidak tepat, karena pada pasien
ditemukan Hipotensi dan penurunan kesadaran
B. Adenosin IV 6 mg : tidak tepat, karena pada pasien
ditemukan Hipotensi dan penurunan kesadaran
C. Kardioversi 50 J : tidak tepat, tindakan ini dilakukan
pada pasien Takikardi dengan QRS sempit teratur
disertai tanda Hipotensi atau penurunan kesadaran
D. Kardioversi 200 J : tidak tepat, tindakan ini dilakukan
pada pasien Takikardi dengan QRS sempit tidak
teratur disertai tanda Hipotensi atau penurunan
kesadaran
Soal 3
Tn. Orocimaru 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan
penurunan kesadaran sejak 1 jam yang lalu. Sebelumnya
pasien mengeluhkan jantung berdebar dan sesak. Pasien
tidak memiliki riwayat penyakit jantung atau paru sebelumnya.
Pada pemeriksaan ditemukan kesadaran somnolen, TD 90/60
mmHg, nadi 163 x/menit, RR 33 x/menit, Suhu 36,7 C. EKG
didapatkan gambaran seperti di bawah ini. Apakah
tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Vagal Manuever
B. Adenosin IV 6 mg
C. Kardioversi 50 J
D. Kardioversi 200 J
E. Defibrilasi Bifasik 200 J
Soal 4
Tn. Sasuke 25 tahun datang dibawa keluarganya karena
ditemukan pingsan di rumahnya. Saat ini pasien sadar lalu
mengeluhkan sesak dan ada perasaan melayang. Pada
pemeriksaan ditemukan TD 110/80 mmHg, nadi 43 x/menit
reguler, RR 26 x/menit, Suhu 36 C. EKG didapatkan
gambaran seperti di bawah ini. Gambaran EKG apa yang
terdapat pasien ?
A. SVT
B. AV Blok Derajat 1
C. AV Blok Derajat 2 Mobitz 1
D. AV Blok Derajat 2 Mobitz 2
E. AV Blok Derajat 3
Analisis Soal 4
Tn. Sasuke 25 tahun datang dibawa keluarganya karena ditemukan
pingsan di rumahnya. Saat ini pasien sadar lalu mengeluhkan sesak dan
ada perasaan melayang. Pada pemeriksaan ditemukan TD 110/80
mmHg, nadi 43 x/menit reguler, RR 26 x/menit, Suhu 36 C. EKG
didapatkan gambaran seperti di bawah ini. Gambaran EKG apa yang
terdapat pasien ?
AV Blok Derajat 3
Mobitz 2
DIAGNOSIS : Bradiaritmia
Bradiaritmia
• Pemeriksaan fisik:
Ronkhi basah di
kedua lapang paru,
peningkatan jvp,
edema tungkai
Tatalaksana
ETIOLOGI
AKUT KRONIK
- Massive emboli paru - PPOK
- ARDS - Emboli paru kronis
- Systemic Sclerosis
- Kyphoscoliosis
- Pulmonary interstitial fibrosis
- Dll
Diagnosis
• Anamnesis: • EKG:
• Sesak • P pulmonal di lead II III
• Sesak saat aktifitas avF (pembesaran atrium
• Fatigue kanan)
• Rasio R/S >1 (hipertrofi
• Letargi ventrikel kanan)
• Exertional syncope
• Pemeriksaan Fisik:
• Sianosis
• suara P2 yang mengeras
• murmur di daerah
pulmonal dan tricuspid,
• S3 gallop,
• JVP meningkat,
• Hepatomegali asites,
• Edema tungkai
Hipertensi Krisis (3B)
→ RHD
Jawaban Lainnya
A. Kor Pulmonal : tidak tepat
C. Hipertensi Emergensi : tidak tepat
D. Hipertensi Urgensi : tidak tepat
E. Penyakit Jantung Rematik : tidak tepat
Soal 6
Tn. Obito 58 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas
sejak 4 hari yang lalu. Riwayat hipertensi sejak 10 tahun lalu.
Saat ini sesak tidak mereda dengan istirahat dan lebih nyaman
saat posisi duduk. Tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 105
x/m, didapatkan ronkhi pada seluruh lapangan paru, Rontgen
Thorax didapatkan gambaran batwing appearance. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Kor Pulmonal
B. Edema Paru Akut
C. Hipertensi Emergensi
D. Hipertensi Urgensi
E. Penyakit Jantung Rematik
Soal 7
Tn. Gaara 19 tahun datang untuk cek kesehatan sebelum
berangkat Ibadah Umroh. Saat ini pasien tidak ada keluhan
sama sekali. Pada pemeriksaan TD 120/80 mmHg, nadi 75 x/m,
RR 20 x/m, suhu afebris. Namun saat auskultasi jantung
ditemukan Murmur Kontinu. Apa diagnosis yang tepat pada
pasien ?
A. TOF
B. VSD
C. PDA
D. ASD
E. TGA
Analisis Soal 7
Tn. Gaara 19 tahun datang untuk cek kesehatan sebelum
berangkat Ibadah Umroh. Saat ini pasien tidak ada keluhan
sama sekali. Pada pemeriksaan TD 120/80 mmHg, nadi 75
x/m, RR 20 x/m, suhu afebris. Namun saat auskultasi
jantung ditemukan Murmur Kontinu. Apa diagnosis yang
tepat pada pasien ?
Penunjang
• Nerve Conduction Study/Velocity (NCS/NCV)
Tatalaksana
Klinis
• Anamnesis: nyeri punggung bawah yang menjalar
ke paha, sering disertai kelemahan otot dan rasa
kebas.
• Nyeri meningkat saat membungkuk ke depan,
duduk, batuk, atau stress yang berlebih pada
diskus
Diagnosis
PF:
• Tes Lasegue (+), perubahan refleks, penurunan
sensitifitas
• Pemeriksaan lain: tes Bragard, Patrick,
Contrapatrick
Penunjang
• MRI
Tatalaksana
• STEMI
• Jika onset <12 jam, maka
• Door to needle time <30 menit → Trombolisis
dengan agen fibrinolitik
• Door to balloon time <90 menit → PCI
• Jika onset >12 jam, maka
• Mulai terapi adjuvan
• Heparin (UFH atau LMWH)
• Nitroglycerin
Agen Fibrinolitik
Jawaban Lainnya
A. NSTEMI Anterior : tidak tepat, NSTEMI menunjukan
adanya ST Depresi
B. NSTEMI Anteroseptal : tidak tepat, NSTEMI
menunjukan adanya ST Depresi
C. STEMI Anterior : tidak tepat, karena Anterior pada
lead V1 dan V2
E. UAP : tidak tepat, UAP seharusya menunjukan hasil
laboratorium enzim jantung yang normal
Soal 9
Tn. Jiraiya 68 tahun datang ke IGD mengeluhkan adanya nyeri
dada terasa ditekan sejak 2 jam yang lalu. Nyeri dirasakan tidak
mereda dengan istirahat dan menjalar ke lengan kiri. Pada
pemeriksaan ditemukan pasien termasuk obesitas, TD 150/90
mmHg, Nadi 80 x/m,pada EKG didapatkan gambaran ST Elevasi
pada lead V1, V2, V3 dan V4, hasil laboratorium enzim jantung
meningkat. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. NSTEMI Anterior
B. NSTEMI Anteroseptal
C. STEMI Anterior
D. STEMI Anteroseptal
E. UAP
Soal 10
Tn. Jiraiya 68 tahun datang ke IGD mengeluhkan adanya nyeri
dada terasa ditekan sejak 2 jam yang lalu. Nyeri dirasakan tidak
mereda dengan istirahat dan menjalar ke lengan kiri. Pada
pemeriksaan ditemukan pasien termasuk obesitas, TD 150/90
mmHg, Nadi 80 x/m,pada EKG didapatkan gambaran ST Elevasi
pada lead V1, V2, V3 dan V4, hasil laboratorium enzim jantung
meningkat. Pembuluh darah apa yang terganggu pada kasus ini ?
A. Right Coronary Artery
B. Middle Coronary Artery
C. Left Coronary Artery
D. Left Circumflex Artery
E. Left Anterior Descending Artery
Analisis Soal 10
Tn. Jiraiya 68 tahun datang ke IGD mengeluhkan adanya
nyeri dada terasa ditekan sejak 2 jam yang lalu. Nyeri
dirasakan tidak mereda dengan istirahat dan menjalar ke
lengan kiri. Pada pemeriksaan ditemukan pasien termasuk
obesitas, TD 150/90 mmHg, Nadi 80 x/m,pada EKG
didapatkan gambaran ST Elevasi pada lead V1, V2, V3 dan
V4, hasil laboratorium enzim jantung meningkat. Pembuluh
darah apa yang terganggu pada kasus ini ?
Terdiri atas:
• Kejang Umum (berasal dari dua hemisfer)
• Kejang Parsial (berasal dari satu hemisfer)
Kejang Umum
o Absens / lena /petit Bengong mendadak, tanpa aura, tanpa kebingungan pasca
mal serangan. Berlangsung singkat <30 detik.
Tipikal : setelah bangkitan kembali seperti semula
Atipikal : setelah bangkitan terdapat perubahan kesadaran
(mengantuk), perubahan pada tonus otot lebih menonjol
o Tonik Fleksi atau ekstensi tonik mendadak pada kepala, badan, atau
ekstremitas
o Tonik-klonik umum Kejang berawal sebagai ekstensi tonik ekstremitas atas dan
primer (grand mal) bawah yang berlangsung beberapa detik, kemudian menjadi
gerakan klonik ritmik, dengan kebingungan pasca serangan.
Tatalaksana
• Kejang parsial: Karbamazepine 10-25 mg/kgBB/hr
dibagi 3 dosis
• Kejang umum: Asam valproate 20-60 mg/kgBB/hr
dibagi 2-3 dosis
• Tipe absans: Etosuksimid 15-35 mg/kgBB/hr
dibagi 2 dosis
• Pengobatan rutin sampai 2-3 tahun bebas kejang
Jawaban Lainnya
A. Karbamazepine : untuk epilepsi kejang parsial
B. Asam Valproat : untuk epilepsi kejang umum
D. Diazepam : dapat digunakan ada kejang demam
E. Fenitoin : dapat digunakan ada kejang demam
Soal 13
An. Sai 10 tahun datang dibawa oleh orangtuanya karena sering
mendapatkan keluhan oleh guru di sekolahnya karena pasien
sering tiba-tiba bengong. Keluhan ini berulang dengan durasi
sekitar < 30 detik. Setelah bengong pasien dapat kembali
beraktivitas tanpa adanya gangguan kesadaran. Pada
pemeriksaan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan. Apa
terapi yang tepat bagi pasien ?
A. Karbamazepine
B. Asam Valproat
C. Etosuksimid
D. Diazepam
E. Fenitoin
Soal 14
An. Nara 3 tahun datang ke IGD dengan kejang di rumah
selama 10 menit dan sudah diberikan obat kejang melalui anus
satu kali oleh orangtuanya. Keluhan ini juga didahului oleh
demam 3 hari yang lalu. Saat di IGD, pasien kejang kembali
selama 10 menit. Pada pemeriksaan neurologis tidak ditemukan
kelainan. Apa terapi selajutnya bagi pasien ?
A. Diazepam oral
B. Diazepam rektal
C. Diazepam IV
D. Fenitoin IV
E. Fenobarbital IV
Analisis Soal 14
An. Nara 3 tahun datang ke IGD dengan kejang di rumah
selama 10 menit dan sudah diberikan obat kejang melalui
anus satu kali oleh orangtuanya. Keluhan ini juga didahului
oleh demam 3 hari yang lalu. Saat di IGD, pasien kejang
kembali selama 10 menit. Pada pemeriksaan neurologis
tidak ditemukan kelainan. Apa terapi selajutnya bagi pasien
?
Trias Meningitis:
• Demam
• Nyeri kepala
• Kaku kuduk
Diagnosis
Trias Ensefalitis
• Demam
• Kejang
• Penurunan kesadaran
Diagnosis
Farmakologi
• Antivirus : Asiklovir 10mg/kgbb selama 8 jam
• Antipiretik
• Antikonvulsan
• Antinyeri
• Mannitol 20% 1-1,5 gr/kgbb bila ada tanda
peningkatan TTIK
Epilepsi (3A)
Suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan
(seizure) berulang sebagai akibat dari adanya
gangguan fungsi otak secara intermitten yang
disebabkan oleh lepasnya muatan listrik
abnormal dan berlebihan di neuron-neuron
secara paroksismal
Terdiri atas:
• Kejang Umum (berasal dari dua hemisfer)
• Kejang Parsial (berasal dari satu hemisfer)
Kejang Umum
o Absens / lena /petit Bengong mendadak, tanpa aura, tanpa kebingungan pasca
mal serangan. Berlangsung singkat <30 detik.
Tipikal : setelah bangkitan kembali seperti semula
Atipikal : setelah bangkitan terdapat perubahan kesadaran
(mengantuk), perubahan pada tonus otot lebih menonjol
o Tonik Fleksi atau ekstensi tonik mendadak pada kepala, badan, atau
ekstremitas
o Tonik-klonik umum Kejang berawal sebagai ekstensi tonik ekstremitas atas dan
primer (grand mal) bawah yang berlangsung beberapa detik, kemudian menjadi
gerakan klonik ritmik, dengan kebingungan pasca serangan.
Tatalaksana
• Kejang parsial: Karbamazepine 10-25 mg/kgBB/hr
dibagi 3 dosis
• Kejang umum: Asam valproate 20-60 mg/kgBB/hr
dibagi 2-3 dosis
• Tipe absans: Etosuksimid 15-35 mg/kgBB/hr
dibagi 2 dosis
• Pengobatan rutin sampai 2-3 tahun bebas kejang
Jawaban Lainnya
A. Meningitis : tidak ditemukan adanya Meningeal sign
B. Ensefalitis : tidak disertai dengan penurunan
kesadaran
C. Epilepsi : biasanya tidak didahului demam
D. Kejang Demam Sederhana : biasanya hanya terjadi 1
kali dalam sehari
Soal 15
An. Nara 3 tahun datang ke IGD dengan kejang di rumah
selama 10 menit dan sudah diberikan obat kejang melalui anus
satu kali oleh orangtuanya. Keluhan ini juga didahului oleh
demam 3 hari yang lalu. Saat di IGD, pasien kejang kembali
selama 10 menit. Pada pemeriksaan neurologis tidak ditemukan
kelainan. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Meningitis
B. Ensefalitis
C. Epilepsi
D. Kejang Demam Sederhana
E. Kejang Demam Kompleks
Soal 16
An. Shino 12 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas pada
anggota gerak bawah dan atas sejak 3 hari yang lalu. Keluhan
ini didahului lemah anggota gerak bawah terlebih dahulu, lalu
menjalar ke anggota gerak atas, keluhan ini disertai juga
dengan sesak napas. Pada 2 minggu yang lalu pasien sempat
diare namun sembuh kembali dengan mengkonsumsi obat
warung. Apa terapi tepat bagi pasien ?
A. Amoksisilin
B. Metronidazol
C. Rehidrasi cairan
D. Ig IV
E. Gabapentin
Analisis Soal 16
An. Shino 12 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas
pada anggota gerak bawah dan atas sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan ini didahului lemah anggota gerak bawah terlebih
dahulu, lalu menjalar ke anggota gerak atas, keluhan ini
disertai juga dengan sesak napas. Pada 2 minggu yang lalu
pasien sempat diare namun sembuh kembali dengan
mengkonsumsi obat warung. Apa terapi tepat bagi pasien ?
Etiologi
• Antibodi terhadap patogen tertentu (C. jejuni)
bereaksi silang dengan myelin sistem saraf
perifer → Demielinisasi saraf
Diagnosis
Penunjang
• Lumbal Pungsi: ditemukan disosiasi sitoalbumin
→ peningkatan protein tanpa peningkatan
leukosit
• EMG: penurunan impuls dan respons saraf
• NCS: penurunan kecepatan konduksi saraf
Tatalaksana
• Plasmafaresis ATAU
• IVIg 0–4g/kg/hari selama 5 hari
Jawaban Lainnya
A. Amoksisilin : tidak tepat
B. Metronidazol : tidak tepat
C. Rehidrasi cairan : tidak tepat
E. Gabapentin : tidak tepat
Soal 16
An. Shino 12 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas pada
anggota gerak bawah dan atas sejak 3 hari yang lalu. Keluhan
ini didahului lemah anggota gerak bawah terlebih dahulu, lalu
menjalar ke anggota gerak atas, keluhan ini disertai juga
dengan sesak napas. Pada 2 minggu yang lalu pasien sempat
diare namun sembuh kembali dengan mengkonsumsi obat
warung. Apa terapi tepat bagi pasien ?
A. Amoksisilin
B. Metronidazol
C. Rehidrasi cairan
D. Ig IV
E. Gabapentin
Soal 17
Tn. Yamato 32 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
kelopak mata kanannya tidak bisa menutup dengan benar sejak
1 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan mulut bagian
kanan terlihat turun dan tidak simetris. Pasien bekerja sebagai
ojek motor online. Pada pemeriksaan fisik lainnya dalam batas
normal. Apa kemungkinan etiologi dari kasus tersebut ?
A. GO
B. Candida
C. HSV-1
D. HPV-2
E. RSV
Analisis Soal 17
Tn. Yamato 32 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
kelopak mata kanannya tidak bisa menutup dengan benar
sejak 1 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan mulut
bagian kanan terlihat turun dan tidak simetris. Pasien
bekerja sebagai ojek motor online. Pada pemeriksaan fisik
lainnya dalam batas normal. Apa kemungkinan etiologi dari
kasus tersebut ?
Klinis
• Anamnesis: nyeri punggung bawah yang menjalar
ke paha, sering disertai kelemahan otot dan rasa
kebas.
• Nyeri meningkat saat membungkuk ke depan,
duduk, batuk, atau stress yang berlebih pada
diskus
Diagnosis
PF:
• Tes Lasegue (+), perubahan refleks, penurunan
sensitifitas
• Pemeriksaan lain: tes Bragard, Patrick,
Contrapatrick
Penunjang
• MRI
Tatalaksana
Klinis
• Rasa nyeri pada daerah sakroiliaka, menjalar ke
bokong, paha, hingga ke betis, dan kaki. Nyeri dapat
ditimbulkan dengan Valsava maneuvers (seperti :
batuk, bersin, atau mengedan saat defekasi)
• Diskus pada daerah lumbalis menyebabkan iritasi
radiks saraf yang terasa sebagai nyeri dan parestesia
pada segmen yang berkaitan. Kerusakan yang lebih
berat dari radiks menyebabkan defisit sensorik dan
motorik segmental.
Diagnosis
Klinis
• Gangguan BAB dan BAK, fungsi seksual
• Gangguan sensoris di perianal atau saddle
anesthesia.
Cauda Ekuina vs Conus Medularis
Penunjang
• Nerve Conduction Study/Velocity (NCS/NCV)
Tatalaksana
DIAGNOSIS : BPPV
BPPV (4A)
Etiologi
• Kanalith di dalam kanalis semisirkularis
Klinis
• Vertigo perifer dipicu oleh perubahan posisi
Penunjang
• Manuver Dix-Hallpike
Tatalaksana
• Manuver Epley (oleh dokter)
• Metode Brand Daroff (oleh pasien di rumah)
• Calcium Channel Blocker : cinnarizine 15-30
mg, 3 kali sehari atau 1x75 mg sehari
• Antihistamin : difenhidramin HCl 25 -50 mg, 4
kali sehari
• Betahistin (analog histamin) :
• betahistin mesylate 12 mg, 3 kali sehari PO,
• betahistin HCl 8-24 mg, 3 kali sehari, maksimal 6
tab dibagi beberapa dosis.
Jawaban Lainnya
B. Epley : manuver untuk terapi BPPV yang dilakukan
oleh dokter
C. Brand Daroff : manuver untuk terapi BPPV yang
dilakukan oleh pasien di rumah
D. Lasegue : tes untuk mendiagnosis HNP
E. Bragard : tes untuk mendiagnosis HNP
Soal 25
Tn. Onoki 26 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
pusing berputar sejak 1 hari yang lalu. Keluhan ini dirasakan
semakin memberat saat pasien bangun setelah berbaring dan
saat pasien bekerja di depan laptop. Keluhan seperti
penurunan pendengaran dan berdenging disangkal. Maka
dari itu dokter akan mendiagnosis dengan melakukan suatu
manuver. Manuver apa yang dimaksud tersebut ?
A. Dix-Hallpike
B. Epley
C. Brand Daroff
D. Lasegue
E. Bragard
Soal 26
Tn. Akamaru 75 tahun datang dibawa keluarganya dengan
keluhan tangan pasien bergetar diluar kendali saat istirahat.
Keluhan ini juga disertai dengan langkah kaki pasien yang
menjadi kaku. Pasien memiliki riwayat hipertensi yang
terkontrol. Apa terapi yang tepat bagi pasien ?
A. Donepezil
B. Diazepam
C. Alprazolam
D. Levodopa
E. Gabapentin
Analisis Soal 26
Tn. Akamaru 75 tahun datang dibawa keluarganya dengan
keluhan tangan pasien bergetar diluar kendali saat istirahat.
Keluhan ini juga disertai dengan langkah kaki pasien yang
menjadi kaku. Pasien memiliki riwayat hipertensi yang
terkontrol. Apa terapi yang tepat bagi pasien ?
Klinis
• TRAP: tremor, rigiditas, akinesia, dan postural instability
• Wajah seperti topeng
• Cogwheel phenomenon
• Diagnosis ditegakkan jika ada 2 dari 3 kardinal sign:
tremor saat istirahat, rigiditas, dan bradikinesia
Tatalaksana
• Levodopa
Jawaban Lainnya
A. Donepezil : tidak tepat
B. Diazepam : tidak tepat
C. Alprazolam : tidak tepat
E. Gabapentin : tidak tepat
Soal 26
Tn. Akamaru 75 tahun datang dibawa keluarganya dengan
keluhan tangan pasien bergetar diluar kendali saat istirahat.
Keluhan ini juga disertai dengan langkah kaki pasien yang
menjadi kaku. Pasien memiliki riwayat hipertensi yang
terkontrol. Apa terapi yang tepat bagi pasien ?
A. Donepezil
B. Diazepam
C. Alprazolam
D. Levodopa
E. Gabapentin
Soal 27
An. Nagato 11 tahun dibawa keluarga ke Puskesmas dengan
keluhan 1 jam yang lalu digigit oleh anjing liar. Diketahui
setelah menggigit, anjing tersebut kabur. Terdapat adanya
luka lecet hanya di area pinggang pasien. Apa terapi yang
tepat bagi pasien ?
A. VAR
B. SAR
C. VAR dan SAR
D. VAR, SAR dan Matronidazol
E. VAR, SAR dan ATS
Analisis Soal 27
An. Nagato 11 tahun dibawa keluarga ke Puskesmas
dengan keluhan 1 jam yang lalu digigit oleh anjing liar.
Diketahui setelah menggigit, anjing tersebut kabur. Terdapat
adanya luka lecet hanya di area pinggang pasien. Apa
terapi yang tepat bagi pasien ?
DIAGNOSIS : Rabies
Rabies (3B)
Riwayat gigitan hewan (anjing, kucing dll) dan hewan yang menggigit
mati dalam waktu satu minggu atau positif rabies
Gatal dan parastesia di daerah bekas luka gigitan
Enchepalitis rabies: agitasi, kesadaran fluktuatif, demam tinggi persisten,
nyeri pada faring terasa seperti tercekik, hipersalivasi, hidrofobia,
aerofobia
Tatalaksana
• Isolasi
• Fase awal: cuci luka dengan air sabun(detergen) 5- 10
menit kemudian bilas dengan air bersih, lakukan
debridement, berikan desinfektan (alkohol 40- 70%).
Jika terkena selaput lendir, cuci dengan air lebih lama
• Fase lanjut: suportif, cegah gagal jantung dan gagal
nafas
DIAGNOSIS : Tetanus
Tetanus (4A)
Etiologi
• Clostridium tetani (basil gram positif anaerob
berspora). Menghasilkan toksin tetanolisin dan
tetanospasmin.
Diagnosis
Manifestasi klinis terdiri dari 4 macam :
• Tetanus lokal : kaku, nyeri di sekitar luka
• Tetanus sefalik : karena luka di daerah kepala.
Gejala meiluti trismus, disfagia, rhesus
sardonikus, disfungsi CN
• Tetanus umum/generalisata : trismus, disfagia,
opistotonus
• Tetanus neonatorum : pada bayi baru lahir,
disebabkan infeksi tali pusat. Gejala : tidak
mau menetek, lemah, kaku dan spasme.
Tatalaksana
• Manajemen luka : Bersihkan luka dan debridemen
• Isolasi di ruang tenang, ICU, support ventilasi
• Oksigenasi
• Diet cukup kalori dan protein : 3500 – 4500 kalori
per hari dengan 100-150 gr protein.
• Anti konvulsan: Diazepam 0,5mg/kgbb/kali iv
maks 240mg/hari
• Anti-tetanus serum (ATS) 50.000 IU (IM), perlu
dilakukan skin test, atau Tetanus Immunoglobulin
(TIG) (untuk mengikat toksin bebas) 3000–6000 IU
IM
Tatalaksana
• Eliminasi bakteri :
• Penisilin Prokain 1,2 juta Unit IM/IV tiap 6 jam
selama 10 hari atau
• Alergi penisilin : Tetrasiklin 500 mg PO atau IV tiap
6 jam selama 10 hari atau
• Metronidazole loading dose 15mg/kgbb/jam atau
penisilin (menyingkirkan sumber infeksi)
• TT (untuk menginduksi imunitas): dosis inisial
0,5 ml toksoid IM dalam 24 jam awal. Diulang
8 minggu kemudian.
• Diazepam (mengatasi kejang) :
0,5mg/kgbb/kali iv maks 240mg/hari
Pencegahan
DIAGNOSIS : Hidrokel
Hidrokel (2)
• NSAID
• Operatif untuk menghilangkan vena yang
membesar
Spermatokel (2)
Gejala
• Biasanya asimptomatik
• Benjolan di area testis
Diagnosis
• Tes Transiluminasi (-) • Tes Valsava (-)
Epispadia dan Hipospadia (2)
Epispadia Hipospadia
Definisi Orifisium uretra eksterna Orifisium uretra eksterna berada
berada pada bagian dorsal pada bagan ventral penis
penis (atas) (bawah).
Gejala Pancaran kencing keluar Pancaran kencing keluar dari
dari lubang atas lubang bawah
Tatalaksana Rekonstruksi Urethra Rekonstruksi Urethra
HP EDO
DIAGNOSIS : Varikokel
Varikokel (2)
• NSAID
• Operatif untuk menghilangkan vena yang
membesar
Kriptorkidismus dan
Retractile Testis (2)
Kriptorkidismus Retractile Testis
• Disebut juga • Testis pernah berada
undescendent testis di skrotum, kemudian
(UDT) bergerak kembali ke
• Kegagalan satu atau atas ke arah inguinal
kedua testis untuk
turun ke dalam
skrotum.
Diagnosis
Gejala
• Biasanya asimptomatik
• Benjolan di area testis
Diagnosis
• Tes Transiluminasi (-) • Tes Valsava (-)
Jawaban Lainnya
A. Kriptorkidismus : tidak tepat
B. Retractile Testis : tidak tepat
C. Hidrokel : tidak tepat
D. Spermatokel : tidak tepat
Soal 30
Tn. Andri 32 tahun datang dengan keluhan belum mempunyai
anak setelah menikah selama 5 tahun. Hasil anamnesis
didapatkan, tidak ada keluhan saat berhubungan badan atau
pada istri pasien. Namun saat pemeriksaan fisik pasien,
didapatkan benjolan pada skrotum yang berkelok-kelok. Apa
kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Kriptorkidismus
B. Retractile Testis
C. Hidrokel
D. Spermatokel
E. Varikokel
Soal 31
Tn. Andi 28 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada
skrotumnya sejak 7 jam yang lalu. Keluhan ini timbul saat pasien
bermain bola lalu untuk mengurangi nyerinya pasien hanya
mengompresnya dengan air dingin, namun nyerinya tidak
kunjung hilang. Pada pemeriksaan ditemukan, saat testisnya
diangkat, keluhan nyerinya tidak berkurang. Apa tindakan yang
tepat bagi pasien ?
A. Ibuprofen po
B. Ketorolac iv
C. Detorsi manual
D. Surgical destoration
E. Orchidektomi
Analisis Soal 31
Tn. Andi 28 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri
pada skrotumnya sejak 7 jam yang lalu. Keluhan ini timbul
saat pasien bermain bola lalu untuk mengurangi nyerinya
pasien hanya mengompresnya dengan air dingin, namun
nyerinya tidak kunjung hilang. Pada pemeriksaan
ditemukan, saat testisnya diangkat, keluhan nyerinya tidak
berkurang. Apa tindakan yang tepat bagi pasien ?
• Etiologi
• Kalsium oksalat 70% kasus
• Kalsium fosfat
• Batu asam urat
• Sturvit
• Sistin
Klasifikasi
DIAGNOSIS : Pyelinefritis
Infeksi Saluran Kemih (4A)
• Berdasarkan anatomis
• ISK Atas: Pyelonefritis
• ISK Bawah: Sistitis, Prostatitis, Epididimitis dan
Urethritis
Pemeriksaan Fisik
• Demam
• Nyeri tekan suprapubic → sistitis
• Nyeri ketok CVA → pyelonephritis
• Nyeri tekan prostat saat rectal toucher → prostatitis
Diagnosis
Penunjang
• Gold standart: kultur urin midstream → bakteri
(+) dengan jumlah koloni >100.000 CFU /mL
• Urinalisis: bacteriuria, hematuria,
leukosit >5 per lapang pandang besar
• Urin dipstick (+) nitrit atau leukosit esterase
Tatalaksana
Non farmakologis
• Minum air putih minimal 2 liter/hari bila fungsi
ginjal normal
• Menjaga higienitas genitalia eksterna
Tatalaksana
Farmakologis
• Non Komplikata diberikan selama 3–5 hari
• Komplikata diberikan selama 7–14 hari
• Pilihan obat:
• Ciprofloxacin 2x500 mg
• Kotrimoxazole (TMP-SMX) 2x960 mg
• Pada wanita hamil dapat diberikan
• Amoxicilin 50mg/kgBB 3x sehari atau sefalosporin
pada awal kehamilan
• Trimpetrohropin pada akhir kehamilan
Jawaban Lainnya
A. Amoxicilin 2 x 500 mg selama 14 hari : tidak tepat
B. Kotrimoksazol 2 x 800 mg selama 14 hari : tidak tepat
C. Kotrimoksazol 2 x 960 mg selama 5 hari : tidak tepat
D. Ciprofloxacin 2 x 500 mg selama 5 hari : tidak tepat
Soal 34
Ny. Arni 37 tahun datang dengan keluhan demam sejak 4 hari
yang lalu. Keluhan ini disertai dengan mual dan nyeri pinggang.
Pada pemeriksaan ditemukan TD 130/80 mmHg, N 105 x/m, RR
22 x/m, Suhu 38 C. Ditemukan adanya nyeri saat ketok CVA.
Pada Urin dipstick (+) nitrit. Apa terapi yang tepat ?
A. Amoxicilin 2 x 500 mg selama 14 hari
B. Kotrimoksazol 2 x 800 mg selama 14 hari
C. Kotrimoksazol 2 x 960 mg selama 5 hari
D. Ciprofloxacin 2 x 500 mg selama 5 hari
E. Ciprofloxacin 2 x 500 mg selama 14 hari
Soal 35
Tn. Arul 33 tahun datang ke Poliklinik Umum dengan keluhan
kecing yang bercabang. Keluhan ini dirasakan selama 1 minggu
dan tidak disertai dengan nyeri saat BAK. Sebelumnya pasien
pernah mengalami kencing bernanah yang berulang. Apa
tindakan selanjutnya yang tepat bagi pasien ?
A. Uteroplasti
B. Uterotomi
C. Rujuk
D. Berikan Ciprofloxacin
E. Berikan Kotrimoxazol
Analisis Soal 35
Tn. Arul 33 tahun datang ke Poliklinik Umum dengan
keluhan kecing yang bercabang. Keluhan ini dirasakan
selama 1 minggu dan tidak disertai dengan nyeri saat BAK.
Sebelumnya pasien pernah mengalami kencing bernanah
yang berulang. Apa tindakan selanjutnya yang tepat bagi
pasien ?
Penyebab:
• Inflamasi kronis → urethritis dan periuretritis
• Trauma uretra terjadi pada fraktur pelvis dan
cedera langsung
Diagnosis
• Sulit BAK,
• Pancaran menjadi kecil lemah dan bercabang
• Sering disertai mengejan.
Penyebab:
• Inflamasi kronis → urethritis dan periuretritis
• Trauma uretra terjadi pada fraktur pelvis dan
cedera langsung
Diagnosis
• Sulit BAK,
• Pancaran menjadi kecil lemah dan bercabang
• Sering disertai mengejan.
Gejala:
• Akut:
• Peningkatan frekuensi buang air kecil mendadak
• Disuria
• Demam
• Nyeri di area prostat
• Kronik::
• LUTS obstruktif intermiten
• Dysuria intermiten
• Riwayat ISK rekuren
Tatalaksana
• Antibiotik
• Ciprofloxacin 2x500 mg selama 4 minggu ATAU
• Kotrimoxazol 2x960 mg selama 4 minggu
• Antiinflamasi
• Celecoxib 2x100 mg
• Alfa adrenergik inhibitor
• Tamsulosin 1x0,4mg selama 12 minggu
• Operatif
• TURP jika tidak membaik dengan pengobatan
jangka panjang
Jawaban Lainnya
A. Striktur Uretra : berkemih yang bercabang
B. Ruptur Uretra Anterior : butterfly hematom
D. Ruptur Buli : tidak ada tanda Floating prostat
E. Prostatitis : demam dan nyeri di area psortat
Soal 36
Tn. Aron 23 tahun datang ke IGD dibawa warga setelah
mengalami kecelakaan motor 1 jam yang lalu. Pasien
mengeluhkan nyeri pada perut bagian bawah. Pada
pemeriksaan ditemukan darah yang keluar dari lubang
keluarnya urin. Pada pemeriksaan colok dubur ditemukan
prostat yang teraba seperti tidak pada tempatnya. Apa
kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Striktur Uretra
B. Ruptur Uretra Anterior
C. Ruptur Uretra Posterior
D. Ruptur Buli
E. Prostatitis
Soal 37
Tn. Aki 65 tahun datang dengan keluhan sering BAK saat malam
hari sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan BAK
yang tidak lampias dan urin sering menetes setelah BAK. Pada
pemeriksaan colok dubur ditemukan prostat teraba licin dan
ujung prostat tidak teraba. Kelainan ini biasa terjadi pada zona
prostat bagian mana ?
A. Zona sentral
B. Zona transisi
C. Zona perifer
D. Zona anterior
E. Zona fibromuskular
Analisis Soal 37
Tn. Aki 65 tahun datang dengan keluhan sering BAK saat
malam hari sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai
dengan BAK yang tidak lampias dan urin sering menetes
setelah BAK. Pada pemeriksaan colok dubur ditemukan
prostat teraba licin dan ujung prostat tidak teraba. Kelainan
ini biasa terjadi pada zona prostat bagian mana ?
DIAGNOSIS : BPH
Benign Prostatic Hyperplasia (2)
BPH Ca Prostat
BPH Ca Prostat
DIAGNOSIS : Leptospirosis
Leptospirosis (4A)
• Suportif: Antipiretik
• Leptospirosis: Doksisiklin 2x100 mg, Amoksisilin
4x500 mg, Ampilisin 4x500-750 mg
• Weill’s Disease: Penicilin G 1,5 juta unit/6 jam
(IV)
• Profilaksis: Doksisiklin 200 mg/minggu (selama
tinggal di tempat berisiko)
Jawaban Lainnya
A. Lab darah rutin : tidak tepat
B. LED : tidak tepat
C. Kultur darah : kurang tepat
D. Dark field microscopy : kurang tepat
Soal 38
Tn. Deku 37 tahun datang dengan keluhan demam sejak 5 hari
yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan mual, muntah dan
nyeri pada betis kanannya. Pada pemeriksaan, pasien terlihat
jaundice. Apa pemeriksaan definitif untuk mendiagnosis penyakit
pasien ?
A. Lab darah rutin
B. LED
C. Kultur darah
D. Dark field microscopy
E. MAT
Soal 39
An. Izuku 5 tahun datang dengan keluhan perdarahan yang
tidak berhenti setelah disunat. Sebelumnya pasien pernah
mengalami hal yang sama saat terjatuh dan berdarah pada
lututnya. Pada pemeriksaan ditemukan BT normal, CT
meningkat, PT normal, APTT meningkat dan Faktor IX menurun.
Apa terapi yang dapat diberikan pada pasien ?
A. Whole blood
B. Cryoprecipitate
C. Fresh frozen plasma
D. Trombosit
E. Packed red cell
Analisis Soal 39
An. Izuku 5 tahun datang dengan keluhan perdarahan yang
tidak berhenti setelah disunat. Sebelumnya pasien pernah
mengalami hal yang sama saat terjatuh dan berdarah pada
lututnya. Pada pemeriksaan ditemukan BT normal, CT
meningkat, PT normal, APTT meningkat dan Faktor IX
menurun. Apa terapi yang dapat diberikan pada pasien ?
DIAGNOSIS : Hemofilia B
Hemofilia
Penyakit perdarahan yang disebabkan oleh kelainan
pembekuan darah herediter akibat defisiensi faktor
VIII, IX, dan XI
Etiologi
• Herediter (hemofilia A dan B bersifat sex linked
resesif, hemofilia C autosomal resesif
Klasifikasi
• Hemofilia A (Defisiensi faktor VIII)
• Hemofilia B (Defisiensi Faktor IX)/Christmas Disease
Penunjang
• BT normal, CT memanjang, PT normal, APTT
memanjang, faktor VIII/IX menurun
Tatalaksana
• Hemofilia A dengan konsentrat faktor VIII jika tidak
ada gunakan kreopresipitat
• Hemofilia B dengan konsentrat faktor IX jika tidak
ada gunaka Fresh Frozen Plasma
• Terapi penyerta (ajuvan): Desmopressin asetat
(DDAVP). Pada hemofilia ringan dosis 0,3
mikrogram/kg dalam larutan 50-100 mL NaCl
0,9% per infus/IV dalam 20-30 menit akan
meningkatkan kadar faktor VIII plasma (2-8x kadar
plasma awal)
Kelainan Pembekuan Darah
Penyakit BT Trombosit CT PT APTT Ket*
Henoch schonlein purpura ↑ N N N N
ITP ↑ ↓ N N N
Etiologi
Kloramfenikol, infeksi virus
Gejala
Pucat, perdarahan di kulit, dan mukosa, dan
demam
Diagnosis
Ciri Khas
• Anemia
• Trombositopenia
• Leukopenia
Penunjang
• RBC indices: MCV
normal, MCH normal
• Pemeriksaan Gold
Standar: biopsi sumsum
tulang: hiposelular, berisi
lemak banyak
Anemia Defisiensi Besi (4A)
Merupakan anemia yang terjadi karena kekurangan
zat besi
Etiologi
• Diet: kurang makan daging
• Ibu hamil dan menyusui
• Gangguan absobsi: makan Fe bersamaan dengan
teh, susu, antasida
• Perdarahan kronis: tukak peptic, infeksi cacing
tambang, menorhagia
Diagnosis
Gejala
• Koilonikia (kuku sendok),
• Atropi papil lidah (lidah licin)
• Cheilosis (radang sudut mulut)
• Pica (keinginan makan yang aneh seperti
tanah, lem, kayu)
Diagnosis
Penunjang
• RBC Indices: MCV dan MCH menurun
• Hasil Lab: Serum Fe (<50 mg/dl) dan transferin
<15%, ferritin serum <20mg/l, TIBC
meningkat (>350 mg/dl) → Fe ↓ , TIBC ↑
• Mikroskopik: hipokromik mikrositer, anisositosis,
poikilositosis, sel pensil
• Bone marrow: pearl stain
Diagnosis
Diagnosis
Pencil/Cigar Cell
Tatalaksana
• SF 3x 200mg sampai hb normal, dilanjutkan SF
3x100 mg 2-6 bulan untuk mengisi cadangan Fe
tubuh.
• Transfusi jika < 8 mg/dl
• Vit C (Asam Askorbat) 3x100 mg/hari
membantu meningkatkan penyerapan besi
Respon baik terhadap terapi bila :
• Retikulosit meningkat pada minggu ke-1, mencapai
normal setelah minggu ke-2
• Hb meningkat 2g/dl setelah 3-4 minggu, mencapai
normal setelah 4-10 minggu
Anemia Penyakit Kronik
Terjadi pada semua penyakit kronis (pneumonia,
syphilis, AIDS, TB, limfoma Hodgkin, kanker, dll)
Ciri Khas:
• Hb 7-9 gr/dl
• Iron serum ↓, Fe ↓, TIBC N/↓
• Eritrosit ↓
• Umumnya berbentuk normokrom normositer,
walaupun sebagian berbentuk mikrositik hipokrom
Jenis
• Terdiri dari Thalassemia alpha (HbA↑) dan beta
(HbA2↑ dan HbF↑)
• Mayor: Hb < 8 mg/dl, Minor Hb>8mg/dl
Diagnosis
Gejala
• Riwayat keluarga (+),
• Ikterik,
• Cooley Face
• Deformitas tulang,
splenomegali,
• Onset biasanya pada
anak-anak
Diagnosis
Penunjang
• Apusan darah: mikrositik-hipokromik, sel target,
anisositosis, poikilositosis
• Bilirubin indirek meningkat
• RBC Indices : MCV, MCH, MCHC menurun
• Elektroforesis Hb (Gold Standart): HbA2↑ , HbF↑
• Pungsi sumsum tulang : aktivitas eritropoiesis
meningkat, granulopoietik normal
• Radiologis : hair on end tulang panjang menjadi
tipis akibat ekspansi sumsum tulang, dapat
berakibat fraktur patologis
Tatalaksana
Definisi
Anemia yang terjadi karena adanya lisis eritrosit
sebelum masuk ke fase hepatik
Gejala
Klinis : Anemia, Jaundice, Splenomegali, urin
merah gelap
Diagnosis
Penunjang
• RBC Indices normal, Bilirubin indirek
meningkat, LDH meningkat, Retikulositosis
• Morfologi darah tepi : fragmentasi eritrosit
(sferosit, skistosit, helmet cell, retikulosit)
• Coomb test (+)
Klasifikasi
Ekstrinsik Intrinsik
• Autoimun (AIHA test • Membran (Hereditary
coomb (+) Sperocytosis test osmotic
Fragility)
• Infeksi (Malaria )
• Enzim ( defisiensi G6PD
• Microangiopathy test G6PD assay terdapat
(Prosthetic Heinz bodies & bite cell)
valves,DIC,TTP)t • Hemoglobin Thalasemia
Hb elektroforesis terdapat
poikilositosis,target
cell,anisositosis
Jawaban Lainnya
A. Anemia defisiensi besi : tidak tepat
B. Anemia penyakit kronik : tidak tepat
C. Talasemia : tidak tepat
D. Anemia hemolitik : tidak tepat
Soal 40
Ny. Toru 45 tahun datang dengan keluhan badan lemas sejak 2
minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya demam
atau lebam pada kulit yang hilang timbul. Pada pemeriksaa
ditemukan konjungtiva anemis. Pada pemeriksaan darah
ditemukan Hb 8 g/L, Ht 28%, Leukosit 3500/µl, Trombosit
103000/µl. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Anemia defisiensi besi
B. Anemia penyakit kronik
C. Talasemia
D. Anemia hemolitik
E. Anemia aplastik
Soal 41
Tn. Giran 47 tahun datang dengan keluhan sesak napas sejak 5
hari yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan sakit kepala dan
gatal-gatal pada badannya. Pasien memiliki riwayat perdarahan
gusi yang berulang. Pada pemeriksaan fisik TD 160/90 mmHg,
RR 28 x/m, N 98 x/m, Suhu 37,8 C. Pada pemeriksaan darah
ditemukan Hb 24 g/L, Ht 68%, Leukosit 15000/µl, Trombosit
475000/µl. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Rehidrasi cairan
B. Asam folat
C. Vitamin B12
D. Flebotomi
E. Packed red cell
Analisis Soal 41
Tn. Giran 47 tahun datang dengan keluhan sesak napas
sejak 5 hari yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan sakit
kepala dan gatal-gatal pada badannya. Pasien memiliki
riwayat perdarahan gusi yang berulang. Pada pemeriksaan
fisik TD 160/90 mmHg, RR 28 x/m, N 98 x/m, Suhu 37,8 C.
Pada pemeriksaan darah ditemukan Hb 24 g/L, Ht 68%,
Leukosit 15000/µl, Trombosit 475000/µl. Apa tatalaksana
yang tepat pada pasien ?
Klinis
• Rasa panas pada tangan atau kaki, gatal,
telinga berdenging, sakit kepala, perdarahan
atau trombosis, splenomegali, hepatomegali
• PE : TD meningkat, takipneu
Diagnosis
Kriteria WHO untuk Polisitemia Vera
• Kriteria Mayor :
• Hb>18,5 g/dl pada pria, >16,5 g/dl pada wanita atau
Ht >52 pada pria dan >48 pada wanita
• Adanya mutasi gen JAK2
• Kriteria Minor :
• Biopsi sumsum tulang menunjukkan hiperselular dengan
proliferasi seri eritroid, granulositik, dan megakariosit
• Eritropoetin serum di bawah normal
• Adanya pembentukan koloni eritroid endogen secara
invitro
Diagnosis ditegakkan jika ada 2 Mayor +1 Minor
atau kriteria mayor pertama+ 2 minor
Klasifikasi
Tatalaksana
• Flebotomi untuk
mempertahankan
Ht<42% pada
perempuan dan <47%
pada pria.
• Defisiensi besi
merupakan efek
samping pengobatan
flebotomi berulang. Hal
tersebut dapat diatasi
dengan pemberian
preparat besi.
Jawaban Lainnya
A. Rehidrasi cairan : tidak tepat
B. Asam folat : tidak tepat
C. Vitamin B12 : tidak tepat
E. Packed red cell : tidak tepat
Soal 41
Tn. Giran 47 tahun datang dengan keluhan sesak napas sejak 5
hari yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan sakit kepala dan
gatal-gatal pada badannya. Pasien memiliki riwayat perdarahan
gusi yang berulang. Pada pemeriksaan fisik TD 160/90 mmHg,
RR 28 x/m, N 98 x/m, Suhu 37,8 C. Pada pemeriksaan darah
ditemukan Hb 24 g/L, Ht 68%, Leukosit 15000/µl, Trombosit
475000/µl. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Rehidrasi cairan
B. Asam folat
C. Vitamin B12
D. Flebotomi
E. Packed red cell
Soal 42
An. Himiko 8 tahun datang dengan keluhan bercak merah pada
kedua kakinya sejak 5 hari yang lalu. Keluhan ini disertai
dengan mual, muntah dan nyeri pada persendian. Pada
pemeriksaan ditemukan bercak merah yang teraba meninggi.
Pada kasus ini, imunoglobulin apa yang berperan ?
A. Ig A
B. Ig E
C. Ig M
D. Ig G
E. Ig D
Analisis Soal 42
An. Himiko 8 tahun datang dengan keluhan bercak merah
pada kedua kakinya sejak 5 hari yang lalu. Keluhan ini
disertai dengan mual, muntah dan nyeri pada persendian.
Pada pemeriksaan ditemukan bercak merah yang teraba
meninggi. Pada kasus ini, imunoglobulin apa yang berperan
?
Gangguan imun akut yang diperantarai oleh IgA, vaskulitis general yang melibatkan
pembuluh darah kulit, GI tract, ginjal, sendi, dan paru / CNS (jarang)
KLINIS
• Palpable purpura: dominan di ekstremitas bawah, bokong, dan daerah yang
terkena tekanan. Lesi berupa pteki, ekimosis, hingga bula hemoragis. Warna lesi
merah, keunguan hingga kecoklatan. Ruam didahului lesi makulopapular hingga
urtikaria
• Nyeri abdomen intermitten, perdarahan submukosa.
• Hematuria, proteinuria, sindrom nefrotik (jika berat)
• Arthritis
TATALAKSANA
• Suportif,analgetik,kortikosteroid
Kelainan Pembekuan Darah
Penyakit BT Trombosit CT PT APTT Ket*
Henoch schonlein purpura ↑ N N N N
ITP ↑ ↓ N N N
ETIOLOGI
• Parasit Plasmodium yang hidup dan
berkembang biak di dalam sel darah
• Plasmodium falciparum
• Plasmodium vivax
• Plasmodium ovale
• Plasmodium malariae
• Plasmodium knowlesi
Kriteria P. Falciparum P. Vivax P. Ovale P. Malariae
Masa 9–14 hari 12–17 hari 16–18 hari 18–40 hari
Inkubasi
Tipe Malaria M. Tropikana M. Tertiana M. Tertiana M. Kuartana
Tanda Khas Maurer Spots Schufner Dots Schufner Dots Ziemanns
Dots
Eritrosit Normal Lebih besar, Lebih besar, Normal
pucat oval
Stadium Ring Accole, Ameboid, Rectangular,
Tropozoit Ring pita
Stadium - - - Bunga
Skizont
Stadium Banana Sferis Sferis Sferis
Gametosit shaped,
bulan sabit,
sosis
Diagnosis
Anamnesis
• Trias malaria: Demam, Mengigil, Berkeringat
• Nyeri kepala, mual, muntah, diare, dan nyeri otot
• Riwayat berkunjung ke daerah endemis malaria
(Indonesia Timur)
Penunjang
• Apus darah tebal dan tipis, untuk menentukan:
• Ada tidaknya parasit malaria
• Spesies dan stadium malaria
• Kepadatan parasit
Diagnosis
• MALARIA BERAT, Jika ditemukan:
1. Perubahan kesadaran (GCS<11, Blantyre <3)
2. Kelemahan otot (tak bisa duduk/berjalan)
3. Kejang berulang-lebih dari dua episode dalam 24 jam
4. Distres pernafasan
5. Gagal sirkulasi atau syok: pengisian kapiler > 3 detik,
tekanan sistolik <80 mm Hg (pada anak: <70 mmHg)
6. Jaundice (bilirubin>3mg/dL dan kepadatan parasit
>100.000)
7. Hemoglobinuria
8. Perdarahan spontan abnormal
9. Edema paru (radiologi, saturasi Oksigen <92%
Tatalaksana
• Malaria Falciparum
• DHP 3 hari + Primakuin 1 hari
• Dosis DHP sesuai berat badan
• Dosis Primakuin 0,25mg/kgBB
Tatalaksana
• Malaria Vivax
• DHP 3 hari + Primakuin 14 hari
Tatalaksana
• Malaria Ovale
• DHP 3 hari + Primakuin 14 hari
Tatalaksana
• Malaria Malariae
• DHP 3 hari
Tatalaksana
Malaria Berat
• Artesunat IV
• Dosis 2,4mg/kgBB IV sebanyak 3 kali jam ke 0,
12, dan 24.
• Selanjutnya diberikan 2,4mg/kgBB IV setiap 24
jam sehari sampai pasien mampu minum obat.
Profilaksis
DIAGNOSIS : SLE
Systemic Lupus Erythematous
(SLE) (3A)
Penyakit autoimun yang menyebabkan inflamasi
sistemik pada berbagai sistem organ
Karakteristik
• Penyakit episodik, multisistem, ditandai antibodi
antinuklear (Anti dsDNA dan autobodi lainnya)
Diagnosis
• Terdapat 4 dari 11 tanda
• Kriteria Diagnosis SLE Menurut American College
of Rheumatologi
DOPAMINE RASH
No. Kriteria Definisi
1 Discoid Rash Patch eritema, scaling, follicular plugging
2 Oral ulcer Ulkus mulut atau nasofaring, tidak nyeri
3 Photosensitivity Rash pada kulit akibat paparan sinar matahari
4 Arthritis Nonerosif pada 2 atau lebih sendi perifer, ditandai
dengan nyeri tekan, bengkak, atau efusi
5 Malar rash Malar eritema
6 Immunological Anti dsDNA (+)
7 Neurological Kejang atau psikosis tanpa sebab lain
8 Renal insufficiency Proteinuria >0,5g/hari atau >+3 atau celullar cast
9 ANA test Meningkat
10 Serositis Pleuritis atau perikarditis
11 Hematologi Anemia hemolitik, leukopenia, trombositopenia
Tatalaksana
Etiologi
• Diet: kurang makan daging
• Ibu hamil dan menyusui
• Gangguan absobsi: makan Fe bersamaan dengan
teh, susu, antasida
• Perdarahan kronis: tukak peptic, infeksi cacing
tambang, menorhagia
Diagnosis
Gejala
• Koilonikia (kuku sendok),
• Atropi papil lidah (lidah licin)
• Cheilosis (radang sudut mulut)
• Pica (keinginan makan yang aneh seperti
tanah, lem, kayu)
Diagnosis
Penunjang
• RBC Indices: MCV dan MCH menurun
• Hasil Lab: Serum Fe (<50 mg/dl) dan transferin
<15%, ferritin serum <20mg/l, TIBC
meningkat (>350 mg/dl) → Fe ↓ , TIBC ↑
• Mikroskopik: hipokromik mikrositer, anisositosis,
poikilositosis, sel pensil
• Bone marrow: pearl stain
Diagnosis
Diagnosis
Pencil/Cigar Cell
Tatalaksana
• SF 3x 200mg sampai hb normal, dilanjutkan SF
3x100 mg 2-6 bulan untuk mengisi cadangan Fe
tubuh.
• Transfusi jika < 8 mg/dl
• Vit C (Asam Askorbat) 3x100 mg/hari
membantu meningkatkan penyerapan besi
Respon baik terhadap terapi bila :
• Retikulosit meningkat pada minggu ke-1, mencapai
normal setelah minggu ke-2
• Hb meningkat 2g/dl setelah 3-4 minggu, mencapai
normal setelah 4-10 minggu
Jawaban Lainnya
A. MCV ↑, MCH ↑, Fe ↑ , TIBC ↑ : tidak dapat
B. MCV ↑, MCH ↑, Fe ↓, TIBC ↓ : tidak dapat
C. MCV ↑, MCH ↓, Fe ↑, TIBC ↓ : tidak dapat
D. MCV ↓, MCH ↓, Fe ↑, TIBC ↓ : tidak dapat
Soal 45
Nn. Uraraka 20 tahun datang dengan keluhan badan lemas
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya
kepala terasa ringan dan terkadang mual. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan konjungtiva anemis dan atrofi papil lidah.
Pada pemeriksaan apusan darah ditemukan pencil cell.
Pemeriksaan darah apa yang sesuai kasus ini ?
A. MCV ↑, MCH ↑, Fe ↑ , TIBC ↑
B. MCV ↑, MCH ↑, Fe ↓, TIBC ↓
C. MCV ↑, MCH ↓, Fe ↑, TIBC ↓
D. MCV ↓, MCH ↓, Fe ↑, TIBC ↓
E. MCV ↓, MCH ↓, Fe ↓, TIBC ↑
Soal 46
Tn. Tomura 38 tahun datang ke IGD dibawa warga setelah
terjadi kecelakaan motor. Pasien mengeluhkan tangan
kanannya nyeri dan sulit digerakkan. Pemeriksaan
menunjukan pada tangan kanannya terdapat perdarahan dan
terlihat adanya bagian tulang yang patah. Pada kasus ini,
termasuk klasifikasi fraktur terbuka apa ?
A. I
B. II
C. III A
D. III B
E. III C
Analisis Soal 46
Tn. Tomura 38 tahun datang ke IGD dibawa warga setelah
terjadi kecelakaan motor. Pasien mengeluhkan tangan
kanannya nyeri dan sulit digerakkan. Pemeriksaan
menunjukan pada tangan kanannya terdapat perdarahan
dan terlihat adanya bagian tulang yang patah. Pada kasus
ini, termasuk klasifikasi fraktur terbuka apa ?
Tatalaksana Awal :
• Primary Survey
• Melakukan irigasi dan perawatan luka
• Kontrol perdarahan
• Pemberian antibiotik, TT, dan ATS
• Grade I-II ORIF, grade III OREF
Komplikasi Fraktur
Delayed Union Non Union Mal Union
Definisi Terlambatnya penyatuan Tulang tidak Terjadi penyatuan
tulang menyatu tulang, tapi disertai
deformitas (alignment
tidak baik)
Gejala Nyeri pada lokasi fraktur Pseudoarthrosis Deformitas pada tulang
persisten, memberat bila (false joint),
ada paparan stress pada nyeri berkurang
tulang
Px Garis fraktur masih tampak Garis fraktur Alignment tulang buruk,
Penunjang dengan callus minimal, masih tampak deformitas (+)
(X-Ray) ujung tulang fragmen hipertrofi
fraktur TIDAK sclerosis atau nonunion/ atrofi
atrofi nonunion
Jawaban Lainnya
A. I : tidak tepat
B. II : tidak tepat
C. III A : tidak tepat
E. III C : tidak tepat
Soal 46
Tn. Tomura 38 tahun datang ke IGD dibawa warga setelah
terjadi kecelakaan motor. Pasien mengeluhkan tangan
kanannya nyeri dan sulit digerakkan. Pemeriksaan
menunjukan pada tangan kanannya terdapat perdarahan dan
terlihat adanya bagian tulang yang patah. Pada kasus ini,
termasuk klasifikasi fraktur terbuka apa ?
A. I
B. II
C. III A
D. III B
E. III C
Soal 47
Ny. Yui 33 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan sendi
jari-jari tangannya nyeri. Keluhan ini dirasakan sejak 2
minggu yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan bengkak
pada sendi jari yang hilang timbul dan kaku yang
berlangsung sekitar 2 jam. Apa kemungkinan diagnosis pada
pasien ?
A. Osteoartritis
B. Gout Artritis
C. Rematoid Artritis
D. Osteomielitis
E. Fraktur tertutup
Analisis Soal 47
Ny. Yui 33 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan sendi
jari-jari tangannya nyeri. Keluhan ini dirasakan sejak 2
minggu yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan bengkak
pada sendi jari yang hilang timbul dan kaku yang
berlangsung sekitar 2 jam. Apa kemungkinan diagnosis
pada pasien ?
Gejala
• Bengkak dan nyeri sendi bilateral/simetris
• Kekakuan pada sendi pagi hari >1jam
• Sering pada PIP, MTP, dan MCP
• Deformitas (swan neck, boutonniere)
Penunjang
• Rheumatoid fator
(RF) (+)
• Anti CCP (+)
• Radiologi: extensive
cartilage loss dan
erosi pannus
Tatalaksana
• NSAID
• Na Diklofenak 50mg 3 kali sehari
• Meloxicam 7,5 mg 2 kali sehari
• Celecoxib 200 mg 2 kali sehari
• DMARD (Disease Modifying Anti Rheumatoid Drugs)
• Metrotrexat 7,5 mg 1 kali seminggu
Osteoarthritis (3A)
Penyakit sendi degeneratif pada kartilago sendi
FR: usia tua, menopause, obesitas, pekerja berat
dengan dominan satu sendi
• Turunkan BB
• NSAID :
• Na Diklofenak 2–3 x 50 mg
• Meloksikam7,5–15 mg/hari
• Celecoxib 200–400 mg/hari
Gout Arthritis (3A)
Klinis
• Bengkak pada sendi, kemerahan, dan panas
• Nyeri sendi terutama saat malam,
• Biasanya pada sendi metatarsophalang 1 atau
sendi tarsal lain
Penunjang
• Kadar asam urat >7
mg/dl
• X ray :
pembengkakan
asimetris pada sendi
dan kista subkortikal
tanpa erosi
• Aspirasi sendi atau
tofus: positif kristal
monosodium urat
Tatalaksana
GOUT RA OA
Nyeri lokal hebat, berdenyut, Nyeri lokal ringan–sedang, Nyeri lokal hilang timbul,
riwayat jatuh sebelumnya, hilang timbul, demam, dalam demam, adanya cairan yang
dalam 24 jam muncul gejala durasi antara 2 minggu–3 bulan keluar dari luka operasi atau
sistemik (demam, malaise, bekas patah tulang, >3 bulan
rewel, anoreksia) dalam waktu PF: tenderness lokal, hangat,
<2 minggu eritema, dan edema PF : fistel kronik mengeluarkan
nanah dan kadang sequester
PF: bengkak, kemerahan, Lab: WBC, LED dan CRP sedikit kecil
teraba hangat, dan nyeri tekan meningkat
lokal pada daerah infeksi X-ray : gambaran sequestrum
Lab : leukositosis dominan PMN, X ray: Brodie’s Absess dan involukrum
LED dan CRP meningkat
Gerak (move)
• Umumnya tidak dapat
digerakkan
Tatalaksana
• Primary Survey
• Lakukan stabilisasi fraktur dengan bidai,
waspadai adanya tanda-tanda compartemen
syndrome seperti edema, kulit yang mengkilat
dan adanya nyeri tekan.
• Rujuk segera ke pelayanan sekunder
Jawaban Lainnya
A. Osteoartritis : tidak tepat
B. Gout Artritis : tidak tepat
D. Osteomielitis : tidak tepat
E. Fraktur tertutup : tidak tepat
Soal 47
Ny. Yui 33 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan sendi
jari-jari tangannya nyeri. Keluhan ini dirasakan sejak 2
minggu yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan bengkak
pada sendi jari yang hilang timbul dan kaku yang
berlangsung sekitar 2 jam. Apa kemungkinan diagnosis pada
pasien ?
A. Osteoartritis
B. Gout Artritis
C. Rematoid Artritis
D. Osteomielitis
E. Fraktur tertutup
Soal 48
An. Neito 12 tahun datang dengan keluhan bengkak pada kaki
kanan sejak 3 minggu yang lalu. Keluhan ini juga disertai
dengan nyeri tekan pada area bengkak dan demam yang hilang
timbul. Riwayat 2 bulan yang lalu pernah mengalami patah
tulang di kaki kanannya, lalu pasien dibawa ke bengkel tulang.
Pada pemeriksaan Rontgen kaki kanan ditemukan gambar di
bawah ini. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Osteomielitis Akut
B. Osteomielitis Subakut
C. Osteomielitis Kronis
D. Fraktur tertutup
E. Fraktur terbuka
Analisis Soal 48
An. Neito 12 tahun datang dengan keluhan bengkak pada kaki kanan
sejak 3 minggu yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan nyeri tekan
pada area bengkak dan demam yang hilang timbul. Riwayat 2 bulan
yang lalu pernah mengalami patah tulang di kaki kanannya, lalu pasien
dibawa ke bengkel tulang. Pada pemeriksaan Rontgen kaki kanan
ditemukan gambar di bawah ini. Apa diagnosis yang tepat pada pasien
?
Brodie’s Abscess
Nyeri lokal hebat, berdenyut, Nyeri lokal ringan–sedang, Nyeri lokal hilang timbul,
riwayat jatuh sebelumnya, hilang timbul, demam, dalam demam, adanya cairan yang
dalam 24 jam muncul gejala durasi antara 2 minggu–3 bulan keluar dari luka operasi atau
sistemik (demam, malaise, bekas patah tulang, >3 bulan
rewel, anoreksia) dalam waktu PF: tenderness lokal, hangat,
<2 minggu eritema, dan edema PF : fistel kronik mengeluarkan
nanah dan kadang sequester
PF: bengkak, kemerahan, Lab: WBC, LED dan CRP sedikit kecil
teraba hangat, dan nyeri tekan meningkat
lokal pada daerah infeksi X-ray : gambaran sequestrum
Lab : leukositosis dominan PMN, X ray: Brodie’s Absess dan involukrum
LED dan CRP meningkat
Gerak (move)
• Umumnya tidak dapat
digerakkan
Tatalaksana
• Primary Survey
• Lakukan stabilisasi fraktur dengan bidai,
waspadai adanya tanda-tanda compartemen
syndrome seperti edema, kulit yang mengkilat
dan adanya nyeri tekan.
• Rujuk segera ke pelayanan sekunder
Fraktur Terbuka (3B)
Inspeksi (look) Palpasi (feel)
• Terdapat patah tulang • Suhu
terbuka akibat trauma • Nyeri tekan
• Warna dan perfusi • Terabanya jaringan tulang
ekstremitas yang menonjol keluar
• Deformitas • Sensibilitas
• Pembengkakan • Pulsasi arteri dan CRT
• Perdarahan eksternal aktif vaskuler
• Pengukuran panjang
tungkai
Gerak (move)
• Umumnya tidak dapat
digerakkan
Klasifikasi
Gustilo Definisi
Grade
Tatalaksana Awal :
• Primary Survey
• Melakukan irigasi dan perawatan luka
• Kontrol perdarahan
• Pemberian antibiotik, TT, dan ATS
• Grade I-II ORIF, grade III OREF
Komplikasi Fraktur
Delayed Union Non Union Mal Union
Definisi Terlambatnya penyatuan Tulang tidak Terjadi penyatuan
tulang menyatu tulang, tapi disertai
deformitas (alignment
tidak baik)
Gejala Nyeri pada lokasi fraktur Pseudoarthrosis Deformitas pada tulang
persisten, memberat bila (false joint),
ada paparan stress pada nyeri berkurang
tulang
Px Garis fraktur masih tampak Garis fraktur Alignment tulang buruk,
Penunjang dengan callus minimal, masih tampak deformitas (+)
(X-Ray) ujung tulang fragmen hipertrofi
fraktur TIDAK sclerosis atau nonunion/ atrofi
atrofi nonunion
Jawaban Lainnya
A. Osteomielitis Akut : gejala sistemik < 2 minggu
C. Osteomielitis Kronis : gejala sistemik > 3 bulang
D. Fraktur tertutup : tidak tepat
E. Fraktur terbuka : tidak tepat
Soal 48
An. Neito 12 tahun datang dengan keluhan bengkak pada kaki
kanan sejak 3 minggu yang lalu. Keluhan ini juga disertai
dengan nyeri tekan pada area bengkak dan demam yang hilang
timbul. Riwayat 2 bulan yang lalu pernah mengalami patah
tulang di kaki kanannya, lalu pasien dibawa ke bengkel tulang.
Pada pemeriksaan Rontgen kaki kanan ditemukan gambar di
bawah ini. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Osteomielitis Akut
B. Osteomielitis Subakut
C. Osteomielitis Kronis
D. Fraktur tertutup
E. Fraktur terbuka
Soal 49
Nn. Camie 20 tahun datang dibawa keluarga ke IGD setelah
terpeleset dari tangga lantai 2. Pasien mengeluhkan tangan
kanannya nyeri dan sulit digerakan. Pada pemeriksaan rontgen
ditemukan fraktur ulna bagian proximal dan dislokasi radius
proximal. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Fraktur Colles
B. Fraktur Smith
C. Fraktur Monteggia
D. Fraktur Galeazi
E. Fraktur Tertutup
Analisis Soal 49
Nn. Camie 20 tahun datang dibawa keluarga ke IGD
setelah terpeleset dari tangga lantai 2. Pasien mengeluhkan
tangan kanannya nyeri dan sulit digerakan. Pada
pemeriksaan rontgen ditemukan fraktur ulna bagian
proximal dan dislokasi radius proximal. Apa diagnosis yang
tepat pada pasien ?
Gerak (move)
• Umumnya tidak dapat
digerakkan
Tatalaksana
• Primary Survey
• Lakukan stabilisasi fraktur dengan bidai,
waspadai adanya tanda-tanda compartemen
syndrome seperti edema, kulit yang mengkilat
dan adanya nyeri tekan.
• Rujuk segera ke pelayanan sekunder
Jawaban Lainnya
A. Fraktur Colles : tidak tepat
B. Fraktur Smith : tidak tepat
D. Fraktur Galeazi : tidak tepat
E. Fraktur Tertutup : tidak tepat
Soal 49
Nn. Camie 20 tahun datang dibawa keluarga ke IGD setelah
terpeleset dari tangga lantai 2. Pasien mengeluhkan tangan
kanannya nyeri dan sulit digerakan. Pada pemeriksaan rontgen
ditemukan fraktur ulna bagian proximal dan dislokasi radius
proximal. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Fraktur Colles
B. Fraktur Smith
C. Fraktur Monteggia
D. Fraktur Galeazi
E. Fraktur Tertutup
Soal 50
An. Koda 2 tahun datang dibawa Ibunya ke Poliklinik dengan
keluhan tangan kanannya tidak dapat menggenggam barang
dengan baik. Barang yang dipegangnya dengan tangan kanan
selalu jatuh. Sebelumnya pasien memiliki riwayat lama dan sulit
dilahirkan saat lahir normal. Pada pemeriksaan didapatkan
tangan kanan menununjukan claw hand positif. Kerusakan pada
Nerve berapa yang dapat mengakibatkan kasus ini ?
A. C1 – C5
B. C5 – C6
C. C6 – C7
D. C8 – T1
E. T2 – T5
Analisis Soal 50
An. Koda 2 tahun datang dibawa Ibunya ke Poliklinik
dengan keluhan tangan kanannya tidak dapat
menggenggam barang dengan baik. Barang yang
dipegangnya dengan tangan kanan selalu jatuh.
Sebelumnya pasien memiliki riwayat lama dan sulit
dilahirkan saat lahir normal. Pada pemeriksaan didapatkan
tangan kanan menununjukan claw hand positif. Kerusakan
pada Nerve berapa yang dapat mengakibatkan kasus ini ?
DIAGNOSIS : Osteoartritis
Osteoarthritis (3A)
Penyakit sendi degeneratif pada kartilago sendi
FR: usia tua, menopause, obesitas, pekerja berat
dengan dominan satu sendi
• Turunkan BB
• NSAID :
• Na Diklofenak 2–3 x 50 mg
• Meloksikam7,5–15 mg/hari
• Celecoxib 200–400 mg/hari
Jawaban Lainnya
A. 0 : tidak tepat
B. 1 : tidak tepat
D. 3 : tidak tepat
E. 4 : tidak tepat
Soal 51
Ny. Kendo 62 tahun datang ke Poliklinik dengan nyeri pada lutut
kanan. Keluhan ini dirasakan memberat saat berjalan dan sudah
dirasakan selama 2 tahun. Pada pemeriksaan ditemukan adanya
krepitasi pada lutut kanannya. Pada pemeriksaan radiologi
ditemukan adanya penyempitan minimal dan osteofit. Pasien
termasuk kepada grade berapa ?
A. 0
B. 1
C. 2
D. 3
E. 4
Soal 52
Tn. Kojiro 21 tahun datang ke IGD karena tangannya tidak
dapat menggenggam benda dengan benar. Keluhan ini muncul
setelah pasien kecelakaan 2 hari yang lalu dan dibawa ke
tukang urut. Pada pemeriksaan ditemukan deformitas pada
lengan kanannya dan ditemukan adanya jari 1,2 dan 3 yang
tidak dapat fleksi. Cedera pada saraf apa yang mengakibatkan
keluhan pada pasien ?
A. Radialis
B. Medianus
C. Ulnaris
D. Peroneus comunii
E. Tibialis posterior
Analisis Soal 52
Tn. Kojiro 21 tahun datang ke IGD karena tangannya tidak
dapat menggenggam benda dengan benar. Keluhan ini
muncul setelah pasien kecelakaan 2 hari yang lalu dan
dibawa ke tukang urut. Pada pemeriksaan ditemukan
deformitas pada lengan kanannya dan ditemukan adanya
jari 1,2 dan 3 yang tidak dapat fleksi. Cedera pada saraf
apa yang mengakibatkan keluhan pada pasien ?
DIAGNOSIS : Osteokondroma
Osteokondroma (1)
Tumor pada anak-anak yang
tumbuh di sekitar lempeng
pertumbuhan. Seiring dengan
pertumbuhan, osteokondromam
bisa bergeser ke metafisis
bahkan diafisis tulang
Klinis
• Nyeri karena menimbulkan
fraktur, bursitis, menekan
pembuluh darah dan saraf
Penunjang
• Rontgen : Cauliflower
(gambaran bunga kol)
Osteosarkoma (1)
Merupakan keganasan pada tulang . Sering timbul
di daerah metafisis
Klinis
• Benjolan dengan batas tidak tegas, membesar
dengan cepat,
• Nyeri terus menerus dan bertambah berat pada
malam hari
• Kulit diatas benjolan teraba hangat, bisa nekrosis
dan membentuk ulkus
• Fraktur patologis
Penunjang
Rontgen:
destruksi tipe permeatif,
reaksi periosteal
(codman triangles,
sunburst appearance),
gambaran osteoblastik
osteolitik, massa
jaringan di sekitar
tumor
Ewing Sarkoma (1)
Tumor ganas dengan insidensi paling tinggi
pada dekade pertama kehidupan. Lokasi
tersering pada diafisis tulang panjang
Klinis
• Nyeri disertai timbulnya benjolan pada
ekstremitas yang terserang.
• Pada kasus lanjut timbul gejala demam,
lemah, lesu, penurunan berat badan
Penunjang
• Radiologis : gambaran destruksi tulang
permeatif, reaksi periosteum (onion skin)
Osteogenesis Imperfecta (1)
Osteogenesis Imperfecta
adalah kelainan pada
tulang berupa tulang yang
mudah patah yang
disebabkan adanya
kelainan pada
pembentukan kolagen
tulang
Ciri: Trias
• Tulang mudah patah
• Sklera biru
• Pendengaran menurun
Osteomalasia/Ricketsia (1)
• Gangguan
mineralisasi tulang
akibat kekurangan
vitamin D. Ricketsia
terjadi pada anak.
Osteomalasia dapat
terjadi pada dewasa.
Ciri
• Tulang mudah
bengkok
Jawaban Lainnya
A. Osteosarkoma : tidak tepat
B. Ewing sarkoma : tidak tepat
D. Osteogenesis imperfecta : tidak tepat
E. Osteomalasia : tidak tepat
Soal 54
An. Juzo 11 tahun datang dengan keluhan lutut yang bengkak.
Keluhan ini juga disertai dengan pergerakan lutut yang terbatas
dan terkadang disertai dengan adanya nyeri. Sebelum lututnya
bengkak, orang tua pasien mengatakan pasien sempat jatuh
dan lututnya terbentur pada 5 bulan yang lalu. Pada
pemeriksaan radiologi ditemukan adanya gambaran seperti
bunga kol. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Osteosarkoma
B. Ewing sarkoma
C. Osteokondroma
D. Osteogenesis imperfecta
E. Osteomalasia
Soal 55
Tn. Monoma 46 tahun datang dengan keluhan pendengaran
pada telinga kirinya berkurang. Keluhan tidak disertai dengan
berdenging atau keluhan lainnya. Diketahui pasien bekerja di
tambang batu bara selama 15 tahun dan tidak pernah
menggunakan penutup telinga. Batas pajanan suara yang
sebaiknya itu adalah ?
A. 85 dB selama 10 jam
B. 88 dB selama 5 jam
C. 91 dB selama 2,5 jam
D. 94 dB selama 1 jam
E. 97 dB selama 15 menit
Analisis Soal 55
Tn. Monoma 46 tahun datang dengan keluhan
pendengaran pada telinga kirinya berkurang. Keluhan tidak
disertai dengan berdenging atau keluhan lainnya. Diketahui
pasien bekerja di tambang batu bara selama 15 tahun dan
tidak pernah menggunakan penutup telinga. Batas pajanan
suara yang sebaiknya itu adalah ?
DIAGNOSIS : NIHL
Noice Induce Hearing Loss
(NIHL) (2)
Tuli sensorineural
akibat pajanan bising Batas Pajanan :
secara terus-menerus. 85 dB 8 jam
88 dB 4 jam
Klinis : 91 dB 2 jam
DIAGNOSIS : Presbiakusis
Tuli (2)
1. Tuli Konduktif
Disebabkan oleh kelainan yang terdapat di
telinga luar (atresia di telinga, sumbatan oleh
serumen, otitis eksterna sirkumkripta, osteatoma
liang telinga) dan kelainan telinga tengah (tuba
katar/sumbatan tuba eustachius, otitis media,
otosklerosis, timpanosklerosis, hemotimpanum
dan dislokasi tulang pendengaran)
2. Tuli Sensorineural
Penurunan pendengaran akibat gangguan pada
struktur telinga dalam (koklea) atau saraf
vestibulokoklear.
Etiologi:
• Tuli sensorineural koklea (aplasia (kongenital),
labirinitis (oleh bakteri, virus),
• Intoksikasi obat streptomisin, kanamisin, garamisin,
neomisin, kina, asetosal atau alcohol)
• Tuli mendadak/sudden deafness (trauma kapitis,
trauma akustik dan pajanan bising)
Presbiakusis (3A)
Salah satu penyebab tuli sensorineural. Dimana
terjadi penurunan pendengaran di usia lanjut (Usia
>65 tahun). tuli sensorineural akibat presbiakusis
biasa pada frekuensi tinggi >2000 Hz
Klinis :
• Tuli sensorineural bilateral, penurunan
pendengaran saat bising (cocktail party deafness)
dan dapat disertai fenomena recruitment.
Terapi :
• Alat Bantu Dengar (ABD)
Diagnosis
• Objektif: Audiometri Impendans, Otoacoustic Emission,
BERA
• Subjektif: Tes Bisik, Garputala, Audiometri Nada Murni,
Audiometri Nada Tutur
• BC normal
• AC turun
• Ada gap (>10 dB)
Tuli Sensorineural
• BC turun
• AC turun
• Tidak ada gap
(<10dB)
Tuli Campuran
• BC turun
• AC turun
• Ada gap (>10dB)
Derajat Tuli
• 0–25 dB : Normal,
• 26–40 dB: Tuli ringan,
• 41–55 dB : Tuli sedang,
• 56–70 dB : Tuli sedang-berat,
• 71–90 dB : Tuli berat,
• >90 dB : Tuli sangat berat.
Jawaban Lainnya
A. Tuli ringan : tidak tepat
B. Tuli sedang : tidak tepat
C. Tuli ringan-sedang : tidak tepat
E. Tuli sangat berat : tidak tepat
Soal 56
Tn. Tamaki 75 tahun datang dengan keluhan telinga kanannya
tidak dapat mendengar dengan jelas. Keluhan diberberat jika
mendengar di tempat ramai. Pada pemeriksaan fisik dalam
batas normal. Pada pemeriksaan audiometri menunjukan 80 dB.
Derajat tuli apakah yang tepat pada pasien ?
A. Tuli ringan
B. Tuli sedang
C. Tuli ringan-sedang
D. Tuli berat
E. Tuli sangat berat
Soal 57
Nn. Ashido 20 tahun datang dengan keluhan penurunan
pendengaran pada telinga kanan. Keluhan dirasakan sejak 1
minggu yang lalu. Diketahui pasien memiliki hobi berenang.
Pada pemeriksaan otoskopi pada telinga kanan membran
timpani tidak terlihat karena terhalang massa berwarna hitam.
Apa tatalakasana awal yang tepat bagi pasien ?
A. Pseudoefedrin
B. Antibiotik
C. Karbogliserin
D. Ekstraksi
E. Rujuk
Analisis Soal 57
Nn. Ashido 20 tahun datang dengan keluhan penurunan
pendengaran pada telinga kanan. Keluhan dirasakan sejak
1 minggu yang lalu. Diketahui pasien memiliki hobi
berenang. Pada pemeriksaan otoskopi pada telinga kanan
membran timpani tidak terlihat karena terhalang massa
berwarna hitam. Apa tatalakasana awal yang tepat bagi
pasien ?
Faktor Resiko :
• Kebiasaan mengorek telinga, berenang.
Klinis :
• Telinga terasa penuh,
penurunan
pendengaran. Otoskopi
Membran timpani
tidak terlihat.
Tatalaksana :
• Karbogliserin 10%
selama 3 hari, dan
lakukan ekstraksi
serumen.
Jawaban Lainnya
A. Pseudoefedrin : tidak tepat
B. Antibiotik : tidak tepat
D. Ekstraksi : tindakan setelah diberikan Karbogliserin
E. Rujuk : tidak tepat
Soal 57
Nn. Ashido 20 tahun datang dengan keluhan penurunan
pendengaran pada telinga kanan. Keluhan dirasakan sejak 1
minggu yang lalu. Diketahui pasien memiliki hobi berenang.
Pada pemeriksaan otoskopi pada telinga kanan membran
timpani tidak terlihat karena terhalang massa berwarna hitam.
Apa tatalakasana awal yang tepat bagi pasien ?
A. Pseudoefedrin
B. Antibiotik
C. Karbogliserin
D. Ekstraksi
E. Rujuk
Soal 58
Nn. Nejire 27 tahun datang dengan keluhan hidung berair sejak
1 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan bersin dan
diperberat saat keadaan dingin. Riwayat keluhan ini sudah
berulang sejak pasien Sekolah Dasar. Keluhan ini sudah muncul
5 hari dalam 1 minggu ini dan sudah sangat mengganggu
pekerjaannya. Apa kemungkinan diagnosis yang tepat pada
pasien ?
A. Rhinitis Alergi Ringan Intermiten
B. Rhinitis Alergi Ringan Persisten
C. Rhinitis Alergi Sedang-Berat Intermiten
D. Rhinitis Alergi Sedang-Berat Persisten
E. Rhinitis Alergi Berat Persisten
Analisis Soal 58
Nn. Nejire 27 tahun datang dengan keluhan hidung berair
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan bersin
dan diperberat saat keadaan dingin. Riwayat keluhan ini
sudah berulang sejak pasien Sekolah Dasar. Keluhan ini
sudah muncul 5 hari dalam 1 minggu ini dan sudah sangat
mengganggu pekerjaannya. Apa kemungkinan diagnosis
yang tepat pada pasien ?
Klasifikasi :
• Berdasarkan Waktu:
• Intermiten: < 4 hari/minggu,
• Persisten: ≥ 4 hari/minggu
• Berdasarkan Keparahan:
• Ringan : tidak ada gangguan aktivitas maupun istirahat,
• Sedang-Berat : terdapat gangguan aktivitas maupun
istirahat.
Diagnosis
Tatalaksana :
• Hindari faktor pencetus
• Antihistamin (Cetirizine 1x10mg),
• Steroid intranasal (budesonide 1x1 spray) jika
gejala berat.
Jawaban Lainnya
A. Rhinitis Alergi Ringan Intermiten : tidak tepat
B. Rhinitis Alergi Ringan Persisten : tidak tepat
C. Rhinitis Alergi Sedang-Berat Intermiten : tidak tepat
E. Rhinitis Alergi Berat Persisten : tidak ada
Soal 58
Nn. Nejire 27 tahun datang dengan keluhan hidung berair sejak
1 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan bersin dan
diperberat saat keadaan dingin. Riwayat keluhan ini sudah
berulang sejak pasien Sekolah Dasar. Keluhan ini sudah muncul
5 hari dalam 1 minggu ini dan sudah sangat mengganggu
pekerjaannya. Apa kemungkinan diagnosis yang tepat pada
pasien ?
A. Rhinitis Alergi Ringan Intermiten
B. Rhinitis Alergi Ringan Persisten
C. Rhinitis Alergi Sedang-Berat Intermiten
D. Rhinitis Alergi Sedang-Berat Persisten
E. Rhinitis Alergi Berat Persisten
Soal 59
Tn. Tenya 25 tahun datang dengan keluhan pusing berputar
sejak 5 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan mual dan
muntah. Pasien baru saja datang dari luar kota menggunakan
mobil. Mekanisme apa yang mendasari keluhan pasien ?
A. Hidrops endolimfe
B. Kanalitiasis
C. Kupulolitiasis
D. Robekan membran timpani
E. Ketidakcocokan sensori
Analisis Soal 59
Tn. Tenya 25 tahun datang dengan keluhan pusing berputar
sejak 5 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan mual dan
muntah. Pasien baru saja datang dari luar kota
menggunakan mobil. Mekanisme apa yang mendasari
keluhan pasien ?
Faktor Risiko :
• Ventilasi kurang, Kecemasan atau rasa takut,
Makanan, Alkohol, Genetik, Kehamilan
Anamnesis:
• gejala yang dirasakan oleh pasien dan kondisi
yang menyebabkannya (seperti naik perahu,
pesawat terbang, atau mobil).
Klinis :
• Nausea, Pucat, Berkeringat dingin, Muntah,
Pusing/ dizziness, Sakit kepala, Hipersalivasi,
Kelelahan/ fatique
Tatalaksana
• Antikolinergik: scopolamine
• Antihistamin: dimenhydrinate oral,
diphenhydramine, promethazine, meclizine,
dan cyclizine.
Tatalaksana
Pencegahan :
• Hindari membaca saat dalam perjalanan, dan
tidak duduk di kursi yang menghadap ke belakang.
• Berada dalam posisi dimana mata selalu melihat
gerakan yang sama dengan yang dirasakan tubuh
dan telinga.
• Menghindari makanan jika sudah merasa mual.
• Fokus pada objek yang jauh_ Meminum obat
antimotion sickness minimal 30-60 menit sebelum
perjalanan dimulai,
Jawaban Lainnya
A. Hidrops endolimfe : Meniere Disease
B. Kanalitiasis : BPPV
C. Kupulolitiasis : BPPV
D. Robekan membran timpani : OMA Perforasi / OMSK
Soal 59
Tn. Tenya 25 tahun datang dengan keluhan pusing berputar
sejak 5 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan mual dan
muntah. Pasien baru saja datang dari luar kota menggunakan
mobil. Mekanisme apa yang mendasari keluhan pasien ?
A. Hidrops endolimfe
B. Kanalitiasis
C. Kupulolitiasis
D. Robekan membran timpani
E. Ketidakcocokan sensori
Soal 60
An. Sero 8 tahun datang dengan keluhan nyeri saat menelan
sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan demam. Pada
pemeriksaan ditemukan N 110 x/m, RR 25 x/m, suhu 38 C dan
pada tonsilnya ditemukan selaput berwarna putih dan mudah
dilepaskan. Selanjutnya dokter akan melakukan kultur untuk
memastikan diagnosis, media kultur apa yang tepat pada kasus
ini ?
A. Sabouraud
B. Loeffler
C. Mac Conkey
D. Alkali pepton
E. SSA
Analisis Soal 60
An. Sero 8 tahun datang dengan keluhan nyeri saat
menelan sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
demam. Pada pemeriksaan ditemukan N 110 x/m, RR 25
x/m, suhu 38 C dan pada tonsilnya ditemukan selaput
berwarna putih dan mudah dilepaskan. Selanjutnya dokter
akan melakukan kultur untuk memastikan diagnosis, media
kultur apa yang tepat pada kasus ini ?
Klinis :
• kenaikan suhu subfebris, nyeri kepala, tidak
nafsu makan, badan lemah, nadi lambat serta
keluhan nyeri menelan.
Diagnosis
Tanda gejala:
• Tonsil membengkak ditutupi
bercak putih kotor yang
melekat erat dengan
dasarnya
(Pseudomembran), mudah
berdarah apabila dikerok,
infeksi yang menjalar ke
kelenjar limfe bull neck
appearance (+)
Pemeriksaan penunjang:
• Kultur di Loeffler Medium
• Pewarnaan gram →
gambaran drumstick
Tatalaksana
• Anti Difteri Serum
20.000–100.000 Unit
• Antibiotik
• Penicillin Prokain
50.000 IU/kgBB IM
selama 7 hari
• Eritromisin 25–50
mg/kgBB/hari, jika
resisten penisilin
Jawaban Lainnya
A. Sabouraud : Dermatofita (Jamur)
C. Mac Conkey : Untuk melihat bakteri yang bisa dan
tidak bisa memfermentasikan laktosa
D. Alkali pepton : Vibrio
E. SSA : Salmonella & Shigella Agar
Soal 60
An. Sero 8 tahun datang dengan keluhan nyeri saat menelan
sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan demam. Pada
pemeriksaan ditemukan N 110 x/m, RR 25 x/m, suhu 38 C dan
pada tonsilnya ditemukan selaput berwarna putih dan mudah
dilepaskan. Selanjutnya dokter akan melakukan kultur untuk
memastikan diagnosis, media kultur apa yang tepat pada kasus
ini ?
A. Sabouraud
B. Loeffler
C. Mac Conkey
D. Alkali pepton
E. SSA
Soal 61
Ny. Mei 67 tahun datang ke IGD dengan keluhan perdarahan
dari hidung sejak 1 jam yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya darah yang menetes ke tenggorok. Pasien memiliki
riwayat darah tinggi yang tidak terkontrol. Apa tatalaksana yang
tepat pada pasien ?
A. Injeksi Vit K
B. Tampon aterior selama 2x24 jam
C. Tampon aterior selama 2x48 jam
D. Tampon belloq selama 3 hari
E. Tampon belloq selama 7 hari
Analisis Soal 61
Ny. Mei 67 tahun datang ke IGD dengan keluhan
perdarahan dari hidung sejak 1 jam yang lalu. Keluhan ini
disertai dengan adanya darah yang menetes ke tenggorok.
Pasien memiliki riwayat darah tinggi yang tidak terkontrol.
Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?
Stadium Hiperemis
DIAGNOSIS : OMA
Otitis Media Akut (4A)
Etiologi :
• Streptococcus pneumonia dan Hemophilus
influenza
Stadium
• Oklusi: Tuba tersumbat →
retraksi membrane timpani.
penurunan pendengaran,
demam (-), Nyeri (-).
Terapi : Dekongestan
(efedrin 0,5-1%)
• Hiperemis: Inflamasi
membrane timpani →
Hiperemis. Penurunan
pendengaran, Demam(+),
Nyeri (+).
Terapi : Dekongestan +
Antibiotik.
Stadium
• Supuratif : Membran timpani
menonjol (bulging). Penurunan
pendengaran, demam tinggi
(+), sangat nyeri (+).
Terapi : Antibiotik +
Miringotomi
• Perforasi : Ruptur membrane
timpani (perforasi) → secret
mengalir keluar. Penurunan
pendengaran, demam (-), nyeri
(-).
Terapi : Antibiotik (ofloxacin
2x5–10 gtt) + Ear toilet (H2O2
3%) selama 3-5 hari
• Resolusi: Penutupan membrane timpani
(perforasi menutup) → secret mongering,
demam (-), nyeri (-), cairan (-). Dapat berlanjut
menjadi OMSK (jika penutupan tidak
sempurna. Terapi : Observasi
1. Tuli Konduktif
Disebabkan oleh kelainan yang terdapat di
telinga luar (atresia di telinga, sumbatan oleh
serumen, otitis eksterna sirkumkripta, osteatoma
liang telinga) dan kelainan telinga tengah (tuba
katar/sumbatan tuba eustachius, otitis media,
otosklerosis, timpanosklerosis, hemotimpanum
dan dislokasi tulang pendengaran)
2. Tuli Sensorineural
Penurunan pendengaran akibat gangguan pada
struktur telinga dalam (koklea) atau saraf
vestibulokoklear.
Etiologi:
• Tuli sensorineural koklea (aplasia (kongenital),
labirinitis (oleh bakteri, virus),
• Intoksikasi obat streptomisin, kanamisin, garamisin,
neomisin, kina, asetosal atau alcohol)
• Tuli mendadak/sudden deafness (trauma kapitis,
trauma akustik dan pajanan bising)
Diagnosis
• Objektif: Audiometri Impendans, Otoacoustic Emission,
BERA
• Subjektif: Tes Bisik, Garputala, Audiometri Nada Murni,
Audiometri Nada Tutur
• BC normal
• AC turun
• Ada gap (>10 dB)
Tuli Sensorineural
• BC turun
• AC turun
• Tidak ada gap
(<10dB)
Tuli Campuran
• BC turun
• AC turun
• Ada gap (>10dB)
Derajat Tuli
• 0–25 dB : Normal,
• 26–40 dB: Tuli ringan,
• 41–55 dB : Tuli sedang,
• 56–70 dB : Tuli sedang-berat,
• 71–90 dB : Tuli berat,
• >90 dB : Tuli sangat berat.
Jawaban Lainnya
A. Tuli konduktif kanan : tidak tepat
B. Tuli konduktif kiri : tidak tepat
C. Tuli sensorineural kanan : tidak tepat
D. Tuli sensorineural kiri : tidak tepat
Soal 64
Tn. Bakugo 55 tahun datang dengan keluhan telinga kanan
mengalami penurunan pendengaran. Keluhan ini tidak disertai
dengan keluhan telinga lainnya. Pada pemeriksaan telinga
kanan menunjukan Rinne negatif, Webber lateralisasi ke kiri dan
Swabach memendek. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Tuli konduktif kanan
B. Tuli konduktif kiri
C. Tuli sensorineural kanan
D. Tuli sensorineural kiri
E. Tuli campuran kanan
Soal 65
Tn. Shoji 45 tahun datang dengan keluhan telinga kiri
mengalami penurunan pendengaran. Lalu dokter melakukan
pemeriksaan audiometri pada telinga kirinya dan menunjukan
hasil seperti berikut. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Tuli konduktif kanan
B. Tuli konduktif kiri
C. Tuli sensorineural kanan
D. Tuli sensorineural kiri
E. Tuli campuran kiri
Analisis Soal 65
Tn. Shoji 45 tahun datang dengan keluhan telinga kiri mengalami
penurunan pendengaran. Lalu dokter melakukan pemeriksaan
audiometri pada telinga kirinya dan menunjukan hasil seperti
berikut. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
1. Tuli Konduktif
Disebabkan oleh kelainan yang terdapat di
telinga luar (atresia di telinga, sumbatan oleh
serumen, otitis eksterna sirkumkripta, osteatoma
liang telinga) dan kelainan telinga tengah (tuba
katar/sumbatan tuba eustachius, otitis media,
otosklerosis, timpanosklerosis, hemotimpanum
dan dislokasi tulang pendengaran)
2. Tuli Sensorineural
Penurunan pendengaran akibat gangguan pada
struktur telinga dalam (koklea) atau saraf
vestibulokoklear.
Etiologi:
• Tuli sensorineural koklea (aplasia (kongenital),
labirinitis (oleh bakteri, virus),
• Intoksikasi obat streptomisin, kanamisin, garamisin,
neomisin, kina, asetosal atau alcohol)
• Tuli mendadak/sudden deafness (trauma kapitis,
trauma akustik dan pajanan bising)
Diagnosis
• Objektif: Audiometri Impendans, Otoacoustic Emission,
BERA
• Subjektif: Tes Bisik, Garputala, Audiometri Nada Murni,
Audiometri Nada Tutur
• BC normal
• AC turun
• Ada gap (>10 dB)
Tuli Sensorineural
• BC turun
• AC turun
• Tidak ada gap
(<10dB)
Tuli Campuran
• BC turun
• AC turun
• Ada gap (>10dB)
Derajat Tuli
• 0–25 dB : Normal,
• 26–40 dB: Tuli ringan,
• 41–55 dB : Tuli sedang,
• 56–70 dB : Tuli sedang-berat,
• 71–90 dB : Tuli berat,
• >90 dB : Tuli sangat berat.
Jawaban Lainnya
A. Tuli konduktif kanan : tidak tepat
C. Tuli sensorineural kanan : tidak tepat
D. Tuli sensorineural kiri : tidak tepat
E. Tuli campuran kiri : tidak tepat
Soal 65
Tn. Shoji 45 tahun datang dengan keluhan telinga kiri
mengalami penurunan pendengaran. Lalu dokter melakukan
pemeriksaan audiometri pada telinga kirinya dan menunjukan
hasil seperti berikut. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Tuli konduktif kanan
B. Tuli konduktif kiri
C. Tuli sensorineural kanan
D. Tuli sensorineural kiri
E. Tuli campuran kiri
Soal 66
Tn. Katsuki 32 tahun datang dengan keluhan kedua
telinganya mengalami penurunan pendengaran. Sebelumnya
pasien mendengar dentuman yang sangat keras di samping
rumahnya. Apa terapi yang tepat untuk pasien ?
A. Amoxicilin po
B. Cefixime po
C. Pseudoefedrin po
D. Hidrokortison salep
E. Alat bantu dengar
Analisis Soal 66
Tn. Katsuki 32 tahun datang dengan keluhan kedua
telinganya mengalami penurunan pendengaran.
Sebelumnya pasien mendengar dentuman yang sangat
keras di samping rumahnya. Apa terapi yang tepat untuk
pasien ?
Klinis :
• Riwayat paparan suara keras sebelumnya yang dapat
menyebabkan hilang pendengaran akut dan tinnitus.
Terapi :
• Alat bantu dengar, Pelindung telinga, Steroid oral.
Jawaban Lainnya
A. Amoxicilin po : tidak tepat
B. Cefixime po : tidak tepat
C. Pseudoefedrin po : tidak tepat
D. Hidrokortison salep : tidak tepat
Soal 66
Tn. Katsuki 32 tahun datang dengan keluhan kedua
telinganya mengalami penurunan pendengaran. Sebelumnya
pasien mendengar dentuman yang sangat keras di samping
rumahnya. Apa terapi yang tepat untuk pasien ?
A. Amoxicilin po
B. Cefixime po
C. Pseudoefedrin po
D. Hidrokortison salep
E. Alat bantu dengar
Soal 67
An. Midoriya 12 tahun datang ke IGD dengan keluhan daun
telinga kanan bengkak. Keluhan ini muncul setelah pasien
berkelahi dengan teman sekolahnya 3 jam yang lalu. Tanda
vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan telinga
kanannya ditemukan auricle bengkak, merah, nyeri dan pada
saat diraba teraba kenyal. Apa kemungkinan komplikasi yang
sering terjadi pada kasus ini ?
A. OMSK benign
B. OMSK maligna
C. Perikondritis
D. Mastoiditis
E. Abses Bezold
Analisis Soal 67
An. Midoriya 12 tahun datang ke IGD dengan keluhan daun
telinga kanan bengkak. Keluhan ini muncul setelah pasien
berkelahi dengan teman sekolahnya 3 jam yang lalu. Tanda
vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan telinga
kanannya ditemukan auricle bengkak, merah, nyeri dan
pada saat diraba teraba kenyal. Apa kemungkinan
komplikasi yang sering terjadi pada kasus ini ?
Etiologi :
• Trauma aurikular
Klinis :
• Pecahnya pembuluh darah perikondrium dan
terbentuknya hematoma, terlepasnya
perikondrium dan kartilago. Komplikasi
menjadi perikondritis (cauliflower ear)
Perikondritis (3A)
Etiologi :
• Trauma akibat kecelakaan, operasi daun
telinga yang terinfeksi, komplikasi pseudokista
daun telinga.
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik :
• Pembengkakan auricular , merah dan nyeri
disertai demam. Dapat juga disertai komplikasi
berupa mengkerutnya daun telinga akibat
hancurnya tulang rawan yang menjadi
kerangka daun telinga (cauliflower ear).
Terapi :
• Insisi dan drainase jika terdapat abses,
Antibiotik oral maupun krim.
Otitis Media Supurasi Kronik
(OMSK) (3A)
Kelanjutan dari OMA yang gagal menutup
sempurna. Gejala lebih dari 6 minggu dengan
klinis penurunan pendengaran namun tidak nyeri
dengan gambaran membrane timpani perforasi.
Etiologi :
• OMA dengan infeksi berulang atau
penatalaksanaan yang kurang tepat.
OMSK Benigna/Aman OMSK Maligna/Bahaya
• Klinis: • Klinis :
Perforasi sentral, Pars Perforasi attic/marginal,
: tensa, Kolesteatoma Pars : flaxida,
(-), Radiologi : seluler. Kolesteatoma (+),
• Terapi : Radiologi : sklerotik +
Antibiotik topikal erosi.
(neomisin + • Terapi : Mastoidektomi
polimiksin ) + Ear dengan atau tanpa
toilet H202 3% timpanoplasti. Jika
selama 3-5 hari. terdapat abses : insisi
dan drainase terlebih
dahulu.
Mastoiditis (3A)
Inflamasi pada mastoid
air cell di temporal
Etiologi :
• Biasanya Perfoerasi
lubang atik &
marginal (Pars
Flaxida)
Klinis : S..M..S..
• Demam , otalgia,nyeri
belakang Schuller Mastoid Stenver..
telinga,bengkak,kemer
ahan, telinga keluar
cairan
• Penunjang : Schuller &
Stenver
Tatalaksana :
• Mastoidektomi
Abses Bezold (3A)
Abses leher yang
merupakan komplikasi
dari mastoiditis. abses
ini menembus melewati
inferior melalui medial
ujung mastoid yang
dapat berkembang di
leher sampai otot
sternomastoid
Diagnosis
Gejala:
• Riwayat otore dan panas tinggi,
• Trismus dan sukar menelan,
• Pembengkakan dari tip mastoid sampai
sepanjang m. sternokleidomastoideus,
• Nyeri tekan dengan atau tanpa fluktuasi.
Diagnosis
Radiologic:
• Mastoiditis akut biasanya didapatkan
perselubungan, sedangkan pada mastoiditis
kronis memberikan gambaran sklerotik.
• CT Scan: gambaran opasifikasi di telinga
tengah dan kavitas mastoid. Kadang disertai
dengan erosi tulang terutama tip mastoid.
Tatalaksana
Etiologi
• Bakteri
• Virus
• Jamur
• Protozoa (Acanthamoeba)
Etiologi Anamnesis Pemeriksaan Tatalaksana
Bakterial: • Penggunaan • Sampel kerokan • Antibiotik topical
1. Stafilokokus lensa kontak kornea (flurokuinolon,
2. Pseudomonas • Riwayat • Pewarnaan Gram : gentamisin, polimiksin
3. Moraksela operasi Giemsa, acid-fast B)
• Riwayat stain • Sikloplegik (atropin)
korpal • Kultur pada blood • Kortikosteroid
agar
untuk organisme
aerobic
Virus • Riwayat HSV • Lesi dendritik (seperti • Acyclovir 5 x 400 mg
1. Herpes / VZV cabang pohon) pada selama 7 hari (HSV)
Simplex Virus • Nyeri HSV • Acyclovir 5 x 800 mg
2. Varicella- dermatomal • Lesi pseudodendritik selama 7-10 hari (VVZ)
Zoster Virus pada Zoster • Gel mata ganciclovir
• Geografika 0.15% 5x1
• Vesikel +/-
Etiologi Anamnesis Pemeriksaan Tatalaksana
Jamur • Riwayat trauma • Ulkus putih keabu- • Suspensi mata natamycin
1. Filamentous dengan abuan dengan tepi 5% tetes per 2 jam
fungi tumbuhan meninggi (fusarium, aspergillus),
(Aspergillus, • Feathery finger-like • Tetes mata amphotericin B
Fusarium) extensions 1.5% 1 tetes per jam
2. Yeasts • Lesi satelit kecil multiple (candida)
(Candida) di sekitar lesi utama • Antifungi sistemik
(flukonazol 200 mg)
Protozoa • Riwayat • Opasitas epitel dan • Amebisida
(acanthamoeba) berenang di subepitel halus dan • Kortikosteroid topikal
danau berjalan radial
• Riwayat sepanjang corneal
pemakaian nerves
lensa kontak • Ring-shaped lesion
• Nyeri sangat sentral / parasentral
hebat (stadium lanjut
membentuk abses)
Jawaban Lainnya
B. Keratitis virus : lesi dendritik atau pseudodendritik
C. Keratitis jamur : lesi satelit
D. Keratitis protozoa : lesi cincin
E. Keratitis cacing : tidak ada
Soal 68
Ny. Eri 34 tahun datang dengan keluhan penurunan
penglihatan pada mata kanannya. Keluhan ini disertai
dengan nyeri yang hilang timbul. Pasien memiliki riwayat
menggunakan lensa kontak. Pada pemeriksaan mata kanan
ditemukan adanya hipopion dan pada tes fluoresensi
ditemukan gambaran seperti berikut. Apa diagnosis yang
tepat pada pasien ?
A. Keratitis bakteri
B. Keratitis virus
C. Keratitis jamur
D. Keratitis protozoa
E. Keratitis cacing
Soal 69
Ny. Yaoyorozu 37 tahun datang dengan keluhan mata kanannya
terdapat penurunan penglihatan. Keluhan ini juga disertai
dengan adanya mata merah, fotofobia dan terkadang nyeri.
Pasien memiliki riwayat penyakit SLE. Pada pemeriksaan slit lamp
pada mata kanan didapatkan gambaran seperti berikut. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Keratitis
B. Iridosiklitis
C. Endoftalmitis
D. Panoftalmitis
E. Glaukoma akut
Analisis Soal 69
Ny. Yaoyorozu 37 tahun datang dengan keluhan mata kanannya
terdapat penurunan penglihatan. Keluhan ini juga disertai dengan
adanya mata merah, fotofobia dan terkadang nyeri. Pasien
memiliki riwayat penyakit SLE. Pada pemeriksaan slit lamp pada
mata kanan didapatkan gambaran seperti berikut. Apa diagnosis
yang tepat pada pasien ?
Sinekia Posterior
Etiologi
• Idiopatik
• Penyakit sistemik (RA, SLE, IBD)
• Infeksi (herpes, TB, sifilis)
• Post Operasi
Diagnosis
Anamnesis
• Nyeri terutama saat malam hari
• Mata merah
• Fotofobia
• Blefarospasme
• Lakrimasi
• Penurunan visus
Diagnosis
• Edema palpebral
• Corneal signs → edema kornea, keratic precipitate
(KP), opasitas kornea posterior.
• Anterior Chamber signs → aqueous cells, aqueous
flare (Tyndal phenomenon), hipopion, hifema,
perubahan kedalaman & sudut anterior chamber
• Iris signs → perubahan pola normal dan warna
iris, iris nodules (Koeppe’s nodules, Busacca’s
nodules), sinekia posterior, neovaskularisasi iris
(rubeosis iridis)
• Pupillary signs → pupil miosis, ireguler, ektropion,
hilangnya reflex pupil, occlusio pupillae
Keratic
presipitate (KP)
Sinekia posterior
Tatalaksana
Topikal
• Mydriatic cyclopegic drugs (atropine sulfat,
siklopentolat)
• Kortikosteroid (dexamethasone, betamethasone,
hidrokortison, prednisolone)
• Antibiotik
Sistemik
• Kortikosteroid
• NSAID
• Immunosupresan
Keratitis (3A)
• Peradangan pada kornea
• Gejala Klinis: Mata merah, visus turun
mendadak, injeksi silier, nyeri, fotofobia
Etiologi
• Bakteri
• Virus
• Jamur
• Protozoa (Acanthamoeba)
Etiologi Anamnesis Pemeriksaan Tatalaksana
Bakterial: • Penggunaan • Sampel kerokan • Antibiotik topical
1. Stafilokokus lensa kontak kornea (flurokuinolon,
2. Pseudomonas • Riwayat • Pewarnaan Gram : gentamisin, polimiksin
3. Moraksela operasi Giemsa, acid-fast B)
• Riwayat stain • Sikloplegik (atropin)
korpal • Kultur pada blood • Kortikosteroid
agar
untuk organisme
aerobic
Virus • Riwayat HSV • Lesi dendritik (seperti • Acyclovir 5 x 400 mg
1. Herpes / VZV cabang pohon) pada selama 7 hari (HSV)
Simplex Virus • Nyeri HSV • Acyclovir 5 x 800 mg
2. Varicella- dermatomal • Lesi pseudodendritik selama 7-10 hari (VVZ)
Zoster Virus pada Zoster • Gel mata ganciclovir
• Geografika 0.15% 5x1
• Vesikel +/-
Etiologi Anamnesis Pemeriksaan Tatalaksana
Jamur • Riwayat trauma • Ulkus putih keabu- • Suspensi mata natamycin
1. Filamentous dengan abuan dengan tepi 5% tetes per 2 jam
fungi tumbuhan meninggi (fusarium, aspergillus),
(Aspergillus, • Feathery finger-like • Tetes mata amphotericin B
Fusarium) extensions 1.5% 1 tetes per jam
2. Yeasts • Lesi satelit kecil multiple (candida)
(Candida) di sekitar lesi utama • Antifungi sistemik
(flukonazol 200 mg)
Protozoa • Riwayat • Opasitas epitel dan • Amebisida
(acanthamoeba) berenang di subepitel halus dan • Kortikosteroid topikal
danau berjalan radial
• Riwayat sepanjang corneal
pemakaian nerves
lensa kontak • Ring-shaped lesion
• Nyeri sangat sentral / parasentral
hebat (stadium lanjut
membentuk abses)
Endoftalmitis (2)
Etiologi
• Post-OP katarak
• Vitrektomi
Diagnosis
• Palpebra → edema dan • Vitreous → eksudasi,
hiperemis tampak massa keputihan
• Konjungtiva → kemosis dibalik pupil yang
dan kongesti terdilatasi (amaurotic
sirkumkornea cat’s-eye reflex)
• Kornea → edema, • Gerakan bola mata →
berkabut masih dapat digerakkan
• Anterior chamber → • Gejala sistemik →
hypopyon relative ringan
• Iris → edema dan
berkabut
• Pupil → berwarna
kekuningan akibat
eksudasi pada vitreous
Tatalaksana
Antibiotik intravitreal
• 1st choice: Vancomycin 1 mg in 0.1 ml plus ceftazidime 2.25 mg in 0.1 ml
• 2nd choice: Vancomycin 1 mg in 0.1 ml plus Amikacin 0.4 mg in 0.1 ml
• 3rd choice: Vancomycin 1 mg in 0.1 ml plus gentamycin 0.2 mg in 0.1 ml
• Kortikosteroid
• Sikloplegik
• Atropine 1% or should be instilled TDS or QID
• Antiglaukoma
• Oral acetazolamide (250 mg TDS) and timolol (0.5% BD)
• Vitrektomi
• Eviscerasi
Endoftalimitis VS Panoftalmitis
• Endoftalmitis hanya • Panoftalmitis
melibatkan vitreous melibatkan vitreous
dan bola mata saja dan otot-otot bola
sehingga tidak nyeri mata sehingga akan
ketika bola mata nyeri ketika bola
digerakkan mata digerakkan
Glaukoma (3B)
Pemeriksaan Glaukoma
• Perimetri/tes konfrontasi (melihat lapang
pandang), tonometri (Menilai TIO), gonioskopi
(melihat sudut iridokornea), funduskopi (Menilai
CD (cup-disc) ratio.
Klasifikasi
Etiologi Tanda dan Gejala Tatalaksana
Glaukoma • Mata merah, berair, Terapi awal untuk mencapai target
akut/sudut visus turun TIO
tertutup : mendadak, nyeri, • Carbonic anhydrase inhibitor
Obstruksi mual, muntah, halo Acetazolamid HCl tab 500 mg,
trabekula oleh sign dilanjutkan 4x250
iris perifer • TIO > 21 mmHg, • β- Bloker Timolol 0,5 % 2x1
injeksi konjungtiva, • Steroid topikal + antibiotik 4x1
edema kornea, pupil • Kolinergik/mitotic Pilokarpin HCl
midriasis, COA 0,50% 2-4x 1gtt
dangkal • Tetes KCl 0,5% 2x1 tetes/hari
• Definitif: iridotomi perifer
Glaukoma • Biasanya • β- Bloker Timolol maleat 0,5%
kronis/sudut asimptomatik. 2x1 gtt
terbuka : • Penurunan lapang • Definitif: trabekulotomi
Disfungsi pandang.
trabekula • TIO biasanya normal
• CD Ratio > 0,5
Jawaban Lainnya
A. Keratitis : tes fluorosen positif
C. Endoftalmitis : tidak nyeri saat menggerakan bola
mata
D. Panoftalmitis : nyeri saat menggerakan bola mata
E. Glaukoma akut : adanya penurunan visus disertai
mual muntah
Soal 69
Ny. Yaoyorozu 37 tahun datang dengan keluhan mata kanannya
terdapat penurunan penglihatan. Keluhan ini juga disertai
dengan adanya mata merah, fotofobia dan terkadang nyeri.
Pasien memiliki riwayat penyakit SLE. Pada pemeriksaan slit lamp
pada mata kanan didapatkan gambaran seperti berikut. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Keratitis
B. Iridosiklitis
C. Endoftalmitis
D. Panoftalmitis
E. Glaukoma akut
Soal 70
Tn. Kirishima 26 tahun datang dengan keluhan bengkak pada
ujung mata. Keluhan ini disertai dengan demam, nyeri tekan dan
pada saat ditekan mengeluarkan cairan kekuningan pada ujung
mata. Pada pemeriksaan didapatkan gambaran seperti berikut.
Selanjutnya dilakukan Annel test dan hasilnya negatif. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Konjungtivitis vernal
B. Dakrioadenitis
C. Dakriosistitis
D. Pterigium
E. Pinguekula
Analisis Soal 70
Tn. Kirishima 26 tahun datang dengan keluhan bengkak pada
ujung mata. Keluhan ini disertai dengan demam, nyeri tekan dan
pada saat ditekan mengeluarkan cairan kekuningan pada ujung
mata. Pada pemeriksaan didapatkan gambaran seperti berikut.
Selanjutnya dilakukan Annel test dan hasilnya negatif. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
DIAGNOSIS : Dakriosistitis
Gangguan Kelenjar Mata (3A)
Dakrioadenitis Dakriosistitis
Definisi Radang pada glandula lakrimalis Radang pada sakus lakrimalis
karena
sumbatan duktus nasolakrimalis,
biasanya unilateral
Khas Nyeri dan bengkak di orbita bag Epifora, eksudat, Annel test -, uji
temporal Regurgitasi +, sakit, merah, nyeri
Mata bengkak seperti huruf “S” tekan pada daerah nasal
terbalik.
Etiologi
• Reaksi atopi terhadap allergen eksogen
• Lebih sering pada usia 4-20 tahun, saat musim
panas, dan di daerah tropis
Diagnosis
Gambaran Klinis
• Tidak terdapat
keterlibatan jaringan
periorbital
• Tipe Palpebral : papilla
tersusun cobble-stone
atau pavement-stone Cobble Stone
• Tipe Bulbar : bintik
keputihan sepanjang
limbus (tranta’s spots)
• Tipe Campuran
kombinasi gambaran tipe
palpebral dan bulbar
Horner Tranta dots
Terapi
Etiologi
• Congenital and developmental cataract
• Acquired cataract :
• Senile cataract • Electric cataract
• Traumatic cataract • Radiational cataract
• Complicated cataract • Toxic cataract
• Metabolic cataract • Cataract associated with skin/
osseous diseases
Katarak Kongenital
• Umumnya karena infeksi intrauterin (Rubella)
• Pemeriksaan fisik → refleks merah abnormal
atau ada leukokoria. Bila tidak diobati dapat
menyebabkan ambliopia (penurunan visus
yang tidak dapat dikoreksi menjadi normal,
akibat gangguan pada nervus optikus) bahkan
kebutaan.
• Tatalaksana → pembedahan, dilakukan
sebelum usia 2 bulan agar perkembangan
visus tidak terganggu
Jawaban Lainnya
A. Toxoplasma : tidak tepat
C. Cytomegalovirus : tidak tepat
D. Herpes simplex virus : tidak tepat
E. Measles : tidak tepat
Soal 71
By. Shouta 3 bulan dibawa oleh ibunya ke Poliklinik dengan
keluhan pada bagian hitam kedua bola matanya terdapat
adanya bercak putih. Keluhan ini disadari sejak bayi baru lahir.
Sebelumnya ibu pasien sempat mengalami sakit saat
mengandung, namun tidak pernah kontrol ke dokter.
Kemungkinan etiologi penyebab kasus ini adalah ?
A. Toxoplasma
B. Rubella
C. Cytomegalovirus
D. Herpes simplex virus
E. Measles
Soal 72
Tn. Aizawa 30 tahun datang dengan keluhan matanya buram
sejak 4 hari yang lalu. Sebelumnya pasien sempat dirawat
karena tersengat listrik saat bekerja di kantornya pada 1 bulan
yang lalu. Pada pemeriksaan luar ditemukan gambaran seperti
berikut. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Keratitis
B. Sikatrik kornea
C. Katarak matur
D. Katarak imatur
E. Katarak traumatik
Analisis Soal 72
Tn. Aizawa 30 tahun datang dengan keluhan matanya
buram sejak 4 hari yang lalu. Sebelumnya pasien sempat
dirawat karena tersengat listrik saat bekerja di kantornya
pada 1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan luar ditemukan
gambaran seperti berikut. Apa diagnosis yang tepat pada
pasien ?
Etiologi
• Congenital and developmental cataract
• Acquired cataract :
• Senile cataract • Electric cataract
• Traumatic cataract • Radiational cataract
• Complicated cataract • Toxic cataract
• Metabolic cataract • Cataract associated with skin/
osseous diseases
1. Katarak Kongenital
• Umumnya karena infeksi intrauterin (Rubella)
• Pemeriksaan fisik → refleks merah abnormal
atau ada leukokoria. Bila tidak diobati dapat
menyebabkan ambliopia (penurunan visus
yang tidak dapat dikoreksi menjadi normal,
akibat gangguan pada nervus optikus) bahkan
kebutaan.
• Tatalaksana → pembedahan, dilakukan
sebelum usia 2 bulan agar perkembangan
visus tidak terganggu
2. Katarak Senilis
Insipien Imatur Matur Hipermature
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan Normal Bertambah Normal Berkurang
Lensa
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
COA Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut Bilik Normal Sempit Normal Terbuka
Mata
Shadow Test (-) (+) (-) Pseudo positif
Visus Normal < << <<<
Penyulit (-) Glaukoma (-) Uveitis dan
(fakomorfik) Glaukoma
(Fakolitik)
3. Katarak Traumatik
• Pada trauma. Khas gambaran stelata (opasitas
berbentuk bintang)
• Shadow Test: sinar masuk dengan sudut 45°,
positif jika sinar akan dipantulkan mengenai iris
sehingga terbentuk bayangan iris pada lensa.
Keratitis (3A)
• Peradangan pada kornea
• Gejala Klinis: Mata merah, visus turun
mendadak, injeksi silier, nyeri, fotofobia
Etiologi
• Bakteri
• Virus
• Jamur
• Protozoa (Acanthamoeba)
Etiologi Anamnesis Pemeriksaan Tatalaksana
Bakterial: • Penggunaan • Sampel kerokan • Antibiotik topical
1. Stafilokokus lensa kontak kornea (flurokuinolon,
2. Pseudomonas • Riwayat • Pewarnaan Gram : gentamisin, polimiksin
3. Moraksela operasi Giemsa, acid-fast B)
• Riwayat stain • Sikloplegik (atropin)
korpal • Kultur pada blood • Kortikosteroid
agar
untuk organisme
aerobic
Virus • Riwayat HSV • Lesi dendritik (seperti • Acyclovir 5 x 400 mg
1. Herpes / VZV cabang pohon) selama 7 hari (HSV)
Simplex Virus • Nyeri • Geografika • Acyclovir 5 x 800 mg
2. Varicella- dermatomal • Vesikel +/- selama 7-10 hari (VVZ)
Zoster Virus • Gel mata ganciclovir
0.15% 5x1
Etiologi Anamnesis Pemeriksaan Tatalaksana
Jamur • Riwayat trauma • Ulkus putih keabu- • Suspensi mata natamycin
1. Filamentous dengan abuan dengan tepi 5% tetes per 2 jam
fungi tumbuhan meninggi (fusarium, aspergillus),
(Aspergillus, • Feathery finger-like • Tetes mata amphotericin B
Fusarium) extensions 1.5% 1 tetes per jam
2. Yeasts • Lesi satelit kecil multiple (candida)
(Candida) di sekitar lesi utama • Antifungi sistemik
(flukonazol 200 mg)
Protozoa • Riwayat • Opasitas epitel dan • Amebisida
(acanthamoeba) berenang di subepitel halus dan • Kortikosteroid topikal
danau berjalan radial
• Riwayat sepanjang corneal
pemakaian nerves
lensa kontak • Ring-shaped lesion
• Nyeri sangat sentral / parasentral
hebat (stadium lanjut
membentuk abses)
Sikatrik Kornea
DIAGNOSIS : Hordeolum
Mata Merah Visus Normal
Gangguan Kelopak Mata
Hordeolum Hordeolum Kalazion
Eksternum Internum
Definisi Peradangan Peradangan Peradangan
supuratif supuratif granulomatosa kronik
akut pada kelenjar akut pada non-infektif pada
Zeis atau Moll kelenjar kelenjar Meibom
Meibom
Etiologi
• Reaksi atopi terhadap allergen eksogen
• Lebih sering pada usia 4-20 tahun, saat musim
panas, dan di daerah tropis
Diagnosis
Gambaran Klinis
• Tidak terdapat
keterlibatan jaringan
periorbital
• Tipe Palpebral : papilla
tersusun cobble-stone
atau pavement-stone Cobble Stone
• Tipe Bulbar : bintik
keputihan sepanjang
limbus (tranta’s spots)
• Tipe Campuran
kombinasi gambaran tipe
palpebral dan bulbar
Horner Tranta dots
Terapi
DIAGNOSIS : Pterigium
Pterigium dan Pinguekula (3A)
Pterigium Pinguekula
Definisi Pertumbuhan fibrovaskular, bersifat Benjolan pada konjungtiva
degenerative dan invasive. Berbentuk bulbi yg ditemukan pada
segitiga dengan puncak di bagian orang tua. Degenerasi hialin
sentral atau daerah kornea jaringan submucosa
konjungtiva.
Faktor Risiko Paparan sinar UV, kekeringan, Paparan sinar matahari,
angin, debu dan iritan lain penuaan
Gejala Khas Adanya selaput di mata, Benjolan kecil/ nodul dekat
menghalangi pandangan, mata limbus di zona
merah, sensasi benda asing, berair interpalpebral, mata merah,
sensasi benda asing.
Tes sonde (-) tidak ada celah antara
jaringan fibrovaskular dan lapisan
bawah
Pterigium Pinguekula
Terapi • Artificial tears • Artificial tears
• Ekstirpasi Pterygium • Eksisi atas indikasi
kosmetik atau jika ada iritasi
yang hebat
• Hindari/ kurangi paparan
sinar UV
Derajat
1. Derajat I → terbatas di sklera
2. Derajat II → tepat di limbus
3. Derajat III → melebihi limbus
sampai tepat tepi atau di pupil
4. Derajat IV → sudah melewati tepi
pupil sehingga mengganggu
pengelihatan
Jawaban Lainnya
A. Grade I : tidak tepat
B. Grade II : tidak tepat
D. Grade IV : tidak tepat
E. Grade V : tidak ada
Soal 75
Tn. Yuga 47 tahun datang dengan keluhan perasaan
mengganjal pada mata kanannya. Keluhan ini disertai dengan
mata berair. Pada pemeriksaan sonde test (-) dan terdapat
selaput sesuai dengan gambar berikut. Pada pasien ini termasuk
grade berapa ?
A. Grade I
B. Grade II
C. Grade III
D. Grade IV
E. Grade V
Soal 76
Ny. Reiko 46 tahun datang dengan keluhan nyeri pada mata
kirinya. Keluhan ini disertai dengan mata merah dan terasa ada
yang mengganjal pada matanya. Pada pemeriksaan ditemukan
injek pada mata kirinya dan tes fenilefrin ditemukan positif. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Keratitis
B. Konjungtivitis
C. Endoftalmitis
D. Skelritis
E. Episkleritis
Analisis Soal 76
Ny. Reiko 46 tahun datang dengan keluhan nyeri pada mata
kirinya. Keluhan ini disertai dengan mata merah dan terasa
ada yang mengganjal pada matanya. Pada pemeriksaan
ditemukan injek pada mata kirinya dan tes fenilefrin
ditemukan positif. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
DIAGNOSIS : Episkleritis
Mata Merah Visus Normal
Gangguan Sklera
Episkleritis Skleritis
Definisi Reaksi radang jaringan ikat Peradangan kronik dari sklera
vascular yang terletak antara
konjungtiva dan permukaan sklera
Korelasi Berhubungan dengan gout, Sebagian besar berhubungan dgn
rosacea, dan penyakit sistemik terutama
Psoriasis rheumatoid
arthritis
Gejala Khas Mata merah oleh karena Mata merah gradual, nyeri sedang
vasodilatasi, nyeri berat
ringan saat penekanan bola mata, hingga kepala dan wajah yang
sensasi seringkali
benda asing membangunkan pasien di pagi
hari, fotofobia,
Tes fenilefrin 2.5% (+), kongesti Lakrimasi
hilang
Tes fenilefrin 2.5% (-),
Mata Merah Visus Normal
Gangguan Sklera
Episkleritis Skleritis
Terapi • Ibuprofen (3x100mg) jika • Kortikosteroid topical, NSAID
nyeri oral 3x200mg
• Artificial tears • Kompres dingin
• Kortikosteroid jangka pendek
• Self limited
Keratitis (3A)
• Peradangan pada kornea
• Gejala Klinis: Mata merah, visus turun
mendadak, injeksi silier, nyeri, fotofobia
Etiologi
• Bakteri
• Virus
• Jamur
• Protozoa (Acanthamoeba)
Etiologi Anamnesis Pemeriksaan Tatalaksana
Bakterial: • Penggunaan • Sampel kerokan • Antibiotik topical
1. Stafilokokus lensa kontak kornea (flurokuinolon,
2. Pseudomonas • Riwayat • Pewarnaan Gram : gentamisin, polimiksin
3. Moraksela operasi Giemsa, acid-fast B)
• Riwayat stain • Sikloplegik (atropin)
korpal • Kultur pada blood • Kortikosteroid
agar
untuk organisme
aerobic
Virus • Riwayat HSV • Lesi dendritik (seperti • Acyclovir 5 x 400 mg
1. Herpes / VZV cabang pohon) selama 7 hari (HSV)
Simplex Virus • Nyeri • Geografika • Acyclovir 5 x 800 mg
2. Varicella- dermatomal • Vesikel +/- selama 7-10 hari (VVZ)
Zoster Virus • Gel mata ganciclovir
0.15% 5x1
Etiologi Anamnesis Pemeriksaan Tatalaksana
Jamur • Riwayat trauma • Ulkus putih keabu- • Suspensi mata natamycin
1. Filamentous dengan abuan dengan tepi 5% tetes per 2 jam
fungi tumbuhan meninggi (fusarium, aspergillus),
(Aspergillus, • Feathery finger-like • Tetes mata amphotericin B
Fusarium) extensions 1.5% 1 tetes per jam
2. Yeasts • Lesi satelit kecil multiple (candida)
(Candida) di sekitar lesi utama • Antifungi sistemik
(flukonazol 200 mg)
Protozoa • Riwayat • Opasitas epitel dan • Amebisida
(acanthamoeba) berenang di subepitel halus dan • Kortikosteroid topikal
danau berjalan radial
• Riwayat sepanjang corneal
pemakaian nerves
lensa kontak • Ring-shaped lesion
• Nyeri sangat sentral / parasentral
hebat (stadium lanjut
membentuk abses)
Endoftalmitis (2)
Etiologi
• Post-OP katarak
• Vitrektomi
Diagnosis
• Palpebra → edema dan • Vitreous → eksudasi,
hiperemis tampak massa keputihan
• Konjungtiva → kemosis dibalik pupil yang
dan kongesti terdilatasi (amaurotic
sirkumkornea cat’s-eye reflex)
• Kornea → edema, • Gerakan bola mata →
berkabut masih dapat digerakkan
• Anterior chamber → • Gejala sistemik →
hypopyon relative ringan
• Iris → edema dan
berkabut
• Pupil → berwarna
kekuningan akibat
eksudasi pada vitreous
Tatalaksana
Antibiotik intravitreal
• 1st choice: Vancomycin 1 mg in 0.1 ml plus ceftazidime 2.25 mg in 0.1 ml
• 2nd choice: Vancomycin 1 mg in 0.1 ml plus Amikacin 0.4 mg in 0.1 ml
• 3rd choice: Vancomycin 1 mg in 0.1 ml plus gentamycin 0.2 mg in 0.1 ml
• Kortikosteroid
• Sikloplegik
• Atropine 1% or should be instilled TDS or QID
• Antiglaukoma
• Oral acetazolamide (250 mg TDS) and timolol (0.5% BD)
• Vitrektomi
• Eviscerasi
Endoftalimitis VS Panoftalmitis
• Endoftalmitis hanya • Panoftalmitis
melibatkan vitreous melibatkan vitreous
dan bola mata saja dan otot-otot bola
sehingga tidak nyeri mata sehingga akan
ketika bola mata nyeri ketika bola
digerakkan mata digerakkan
Jawaban Lainnya
A. Keratitis : tes fluoresense (+)
B. Konjungtivitis : tergantung etiologinya
C. Endoftalmitis : pos OP mata
D. Skelritis : tes fenilefrin (-)
Soal 76
Ny. Reiko 46 tahun datang dengan keluhan nyeri pada mata
kirinya. Keluhan ini disertai dengan mata merah dan terasa ada
yang mengganjal pada matanya. Pada pemeriksaan ditemukan
injek pada mata kirinya dan tes fenilefrin ditemukan positif. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Keratitis
B. Konjungtivitis
C. Endoftalmitis
D. Skelritis
E. Episkleritis
Soal 77
An. Todoroki 12 tahun datang untuk melakukan pemeriksaan
kaca mata. Ditemukan hasil ODS : S +2,0 C -1,0. Maka
diagnosis yang tepat pada pasien adalah ?
A. Astigmatisma Mixtus
B. Astigmatisma Miopia Simple
C. Astigmatisma Miopia Kompositus
D. Astigmatisma Hipermetrop Simple
E. Astigmatisma Hipermetrop Kompositus
Analisis Soal 77
An. Todoroki 12 tahun datang untuk melakukan
pemeriksaan kaca mata. Ditemukan hasil ODS : S +2,0 C -
1,0. Maka diagnosis yang tepat pada pasien adalah ?
Etiologi
• Kelainan kornea (90%)
• Perubahan lengkung kornea
• Kelainan lensa
• Kekeruhan lensa (ex. katarak insipien, imatur)
Manifestasi Klinis:
• Mata kabur saat melihat jauh dan dekat, objek
membayang, astenopia
Klasifikasi
Astigmatisma miopikus simpleks
• Satu bayangan dibiaskan tepat di retina, bayangan lain
dibiaskan di depan retina (C-)
Astigmatisma hipermetropikus simpleks
• Satu bayangan dibiaskan tepat di retina, bayangan lain
dibiaskan di belakang retina (C+)
Astigmatisma miopikus kompositus
• Kedua bayangan dibiaskan di depan retina (S-,C-)
Astigmatisma hipermetropikus kompositus
• Kedua bayangan dibiaskan di belakang retina (S+,C+)
Astigmatisma mixtus
• Satu bayangan dibiaskan di depan retina, bayangan lain
dibiaskan di belakang retina (S-,C+) atau (S+,C-)
Transposisi pada Astigmatisma
• Jika menemukan soal astigmatisma mixtus
• S (+) C (-) atau S(-) C(+)
• Harus ditransposisi dahulu!
Pada kasus
S +2 C-1 → S +1 C +1
Dx: astigmatisma hipermetropia kompositus
Tatalaksana
DIAGNOSIS : Presbiopia
Manifestasi
Kelainan Definisi Etiologi Tatalaksana
Klinis
Presbiopia Suatu kondisi Keadaan Penglihatan Koreksi dengan lensa
yang fisiologis → lensa kabur ketika sferis sesuai umur
berhubungan mengeras, tidak melihat dekat 40 tahun : (S +1 D)
dengan usia kenyal, daya Astenopia 45 tahun: (S +1,5
dimana kontraksi otot Gejala lain, D)
pengelihatan siliar berkurang setelah 50 tahun: (S +2 D)
kabur ketika membaca mata 55 tahun: (S +2,5
melihat objek terasa lelah, D)
berjarak dekat berair dan 60 tahun: (S +3 D)
sering perih
Tes : Jaeger
Jawaban Lainnya
A. S +1 D : 40 tahun
B. S +1,5 D : 45 tahun
C. S +2 D : 50 tahun
D. S +2,5 D : 55 tahun
Soal 78
Ny. Inteli 67 tahun datang dengan keluhan mata buram.
Keluhan ini dirasakan saat membaca. Pada pemeriksaan fisik
dalam batas normal. Koreksi dengan lensa sferis sesuai pada
pasien ini adalah ?
A. S +1 D
B. S +1,5 D
C. S +2 D
D. S +2,5 D
E. S +3 D
Soal 79
Tn. Shield 46 tahun datang dengan keluhan penglihatan
menjadi buram secara mendadak pada mata kanannya.
Keluhan ini disertai dengan mata merah, mual dan muntah.
Pada pemeriksaan ditemukan TIOnya 30 mmHg. Apa terapi
awal yang tepat untuk pasien ?
A. Acetazolamid
B. Amlodipin
C. Vancomycin
D. Iridotomi perifer
E. Trabekulotomi
Analisis Soal 79
Tn. Shield 46 tahun datang dengan keluhan penglihatan
menjadi buram secara mendadak pada mata kanannya.
Keluhan ini disertai dengan mata merah, mual dan muntah.
Pada pemeriksaan ditemukan TIOnya 30 mmHg. Apa terapi
awal yang tepat untuk pasien ?
Pemeriksaan Glaukoma
• Perimetri/tes konfrontasi (melihat lapang
pandang), tonometri (Menilai TIO), gonioskopi
(melihat sudut iridokornea), funduskopi (Menilai
CD (cup-disc) ratio.
Klasifikasi
Etiologi Tanda dan Gejala Tatalaksana
Glaukoma • Mata merah, berair, Terapi awal untuk mencapai target
akut/sudut visus turun TIO
tertutup : mendadak, nyeri, • Carbonic anhydrase inhibitor
Obstruksi mual, muntah, halo Acetazolamid HCl tab 500 mg,
trabekula oleh sign dilanjutkan 4x250
iris perifer • TIO > 21 mmHg, • β- Bloker Timolol 0,5 % 2x1
injeksi konjungtiva, • Steroid topikal + antibiotik 4x1
edema kornea, pupil • Kolinergik/mitotic Pilokarpin HCl
midriasis, COA 0,50% 2-4x 1gtt
dangkal • Tetes KCl 0,5% 2x1 tetes/hari
• Definitif: iridotomi perifer
Glaukoma • Biasanya • β- Bloker Timolol maleat 0,5%
kronis/sudut asimptomatik. 2x1 gtt
terbuka : • Penurunan lapang • Definitif: trabekulotomi
Disfungsi pandang.
trabekula • TIO biasanya normal
• CD Ratio > 0,5
Jawaban Lainnya
B. Amlodipin : tidak tepat
C. Vancomycin : tidak tepat
D. Iridotomi perifer : definitif Glaukoma Akut
E. Trabekulotomi : definitif Glaukoma Kornik
Soal 79
Tn. Shield 46 tahun datang dengan keluhan penglihatan
menjadi buram secara mendadak pada mata kanannya.
Keluhan ini disertai dengan mata merah, mual dan muntah.
Pada pemeriksaan ditemukan TIOnya 30 mmHg. Apa terapi
awal yang tepat untuk pasien ?
A. Acetazolamid
B. Amlodipin
C. Vancomycin
D. Iridotomi perifer
E. Trabekulotomi
Soal 80
Ny. Himiko 26 tahun datang dengan keluhan mata gatal sejak 1
minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan mata merah dan
seperti berpasir. Pasien merupakan sekretaris suatu perusahaan.
Lalu dokter akan melakukan suatu tes untuk memastikan
diagnosis, apa nama tes yang dapat dilakukan pada pasien ini ?
A. Tes Anel
B. Tes Regurgitasi
C. Tes Schirmer
D. Tes Sonde
E. Tes Fluoresen
Analisis Soal 80
Ny. Himiko 26 tahun datang dengan keluhan mata gatal
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan mata
merah dan seperti berpasir. Pasien merupakan sekretaris
suatu perusahaan. Lalu dokter akan melakukan suatu tes
untuk memastikan diagnosis, apa nama tes yang dapat
dilakukan pada pasien ini ?
Etiologi
• Meningkatnya evaporasi air mata akibat
lingkungan rumah, kantor atau lagoftalmus
• Faktor Risiko → Usia >40 tahun, menopause,
penggunaan lensa kontak, penyakit sistemik
seperti: sindrom Sjorgen, sclerosis sistemik
progresif, sarcoidosis, leukemia, limfoma,
amyloidosis
Diagnosis
Anamnesis
• Mata gatal dan seperti berpasir, sensasi
terbakar, merah, perih dan silau. Gejala terasa
makin berat di akhir hari (sore/malam).
Pemeriksaan Fisik
• Visus normal
• Foamy tears pada konjungtiva forniks
• Tes Schirmer <10mm
Tatalaksana
DIAGNOSIS : Pembusukan
Tanda Kematian
• Kaku Mayat (Rigor Mortis)
• Muncul 2 jam
• Kaku sepenuhnya setelah 12 jam
• Kaku hilang setelah 24 jam
• Pembusukan
• Mulai setelah 24 jam
• 36–48 jam muncul larva lalat
• Adiposera/lilin mayat
• 4 minggu pasca mati
• Mumifikasi
• 12–14 minggu
Pembusukan
DIAGNOSIS : Contusio
Contusio/Luka Memar
Terdiri dari:
• Stab/tusuk
• Vulnus incisum/iris
• Chop/bacok
Luka Bacok/Chop
• Luka dalam yang
diakibatkan oleh
benda tajam dengan
penekanan tinggi
• Misal terkena kampak
• Kedalaman dan
Tepi luka rata, panjang = dalam
panjang luka sama
Luka tusuk/Stab wound
Terdiri dari:
• Vulnus Excoriatum/Lecet
• Contusio/memar
• Vulnus Laceratum/robek
Vulnus Excoriatum (Luka Lecet)
Hilangnya lapisan superfisial dari lapisan epitel
kulit karena gesekan atau friksi.
Pada kasus
• Panjang luka : 10 cm, maka
lebar pisau akan < 10 cm Panjang Pisau
• Dalam Luka : 5 cm, maka
panjang pisau akan > 5 cm
Jawaban Lainnya
B. Lebar 8 cm dan Panjang 3 cm : tidak tepat
C. Lebar 12 cm dan Panjang 10 cm : tidak tepat
D. Lebar 12 cm dan Panjang 3 cm : tidak tepat
E. Lebar 12 cm dan Panjang 8 cm : tidak tepat
Soal 85
Saat melakukan Autopsi mayat pembunuhan ditemukan adanya
luka dengan tepi rata, tidak ada jembatan jaringan dan
didapatkan panjang luka 10 cm serta kedalaman luka 5 cm.
Kemungkinan ukuran pisau yang digunakan oleh pembunuh
adalah ?
A. Lebar 8 cm dan Panjang 10 cm
B. Lebar 8 cm dan Panjang 3 cm
C. Lebar 12 cm dan Panjang 10 cm
D. Lebar 12 cm dan Panjang 3 cm
E. Lebar 12 cm dan Panjang 8 cm
Soal 86
An. Kendo 5 tahun datang ke IGD dibawa oangtuanya dalam
keadaan tidak sadar setelah ditabrak lari oleh motor. Setelah
dilakukan pemeriksaan, pasien disarankan untuk segera
dilakukan operasi agar menyelamatkan nyawanya. Berdasarkan
kasus ini, kaidah dasar bioetik apa yang dilakukan oleh dokter
tersebut ?
A. Autonomi
B. Beneficence
C. Non Maleficence
D. Justice
E. Kegawatdaruratan
Analisis Soal 86
An. Kendo 5 tahun datang ke IGD dibawa oangtuanya
dalam keadaan tidak sadar setelah ditabrak lari oleh motor.
Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien disarankan untuk
segera dilakukan operasi agar menyelamatkan nyawanya.
Berdasarkan kasus ini, kaidah dasar bioetik apa yang
dilakukan oleh dokter tersebut ?
• Kriteria malpraktik
- Tidak sesuai standar
- Tidak terampil
- Pengabaian / kelalaian (Terbagi menjadi
beberapa jenis)
- Terjadinya cidera langsung akibat 3 poin di
atas
Jenis Kelalaian
Jenis Definisi
Malfeascence • Melakukan tindakan tanpa indikasi
(Comission) • Tindakan melanggar hukum
MATERI : Posyandu
TIPE POSYANDU
Cakupan Program Jumlah
Program
Tipe Utama (KIA/KB, kader Dana Sehat
Tambahan
Imunisasi, Gizi) (orang)
Pratama Belum Mantap Terbatas - -
Madya < 50% ≥5 - -
Purnama ≥ 50% ≥5 Proses Ada, masih
penyelenggar sederhana
aan awal ≤
50% KK
Mandiri ≥ 50% ≥5 Sudah Ada, masih
mencakup > sederhana
50% KK
Jawaban Lainnya
A. Malfeascence : tidak tepat
B. Misfeasence : tidak tepat
D. Nearmiss : tidak tepat
E. No Harm Incident : tidak tepat
Soal 90
Desa Musutafu memiliki Posyandu. Posyandu tersebut memiliki
6 kader, cakupan program sudah 60%, namun dana sehat
hanya 30%. Desa Musutafu memiliki Posyandu tipe apa ?
A. Pratama
B. Madya
C. Purnama
D. Mandiri
E. Perdana
Soal 91
Ny. Brenda 32 tahun datang dengan keluhan keputihan sejak
1 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan keputihan
berbau busuk dan berbusa. Pada pemeriksaan in spekulo
didapatkan adanya gambaran serviks seperti strawberi. Apa
tatalaksana yang tepat bagi pasien ?
A. Amoxicilin 3x500 mg selama 7 hari
B. Metronidazol 1 gr SD
C. Metronidazol 2x500 mg selama 7 hari
D. Cefiksim 400 mg SD
E. Azitromisin 1 gr SD
Analisis Soal 91
Ny. Brenda 32 tahun datang dengan keluhan keputihan
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan
keputihan berbau busuk dan berbusa. Pada pemeriksaan in
spekulo didapatkan adanya gambaran serviks seperti
strawberi. Apa tatalaksana yang tepat bagi pasien ?
DIAGNOSIS : Trikomoniasis
Trikomoniasis (4A)
Anamnesis
• Keputihan yang berbau busuk, warna kuning
kehijauan, kadang-kadang berbusa.
• Dapat disertai gatal dan perih pada vulva.
• Pria : Discharge sedikit disertai dysuria.
• Coitus suspectus dengan risiko (+)
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
• Wanita:
Serviks: Strawberry
appearance. Pada
Forniks posterior
tampak duh tubuh
yang seropurulent,
berbau busuk, warna
kuning kehijauan,
berbusa.
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan
Mikroskopis: sediaan
basah dengan larutan
Nacl 0,9%.
• (+) bila ada gerakan
flagel T.vaginalis
• (Bahan sedimen
wanita: duh tubuh,
pria: urin sewaktu).
Tatalaksana
Jawaban Lainnya
A. Amoxicilin 3x500 mg selama 7 hari : tidak tepat
B. Metronidazol 1 gr SD : tidak tepat
D. Cefiksim 400 mg SD : pada GO
E. Azitromisin 1 gr SD : pada NGO
Soal 91
Ny. Brenda 32 tahun datang dengan keluhan keputihan sejak
1 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan keputihan
berbau busuk dan berbusa. Pada pemeriksaan in spekulo
didapatkan adanya gambaran serviks seperti strawberi. Apa
tatalaksana yang tepat bagi pasien ?
A. Amoxicilin 3x500 mg selama 7 hari
B. Metronidazol 1 gr SD
C. Metronidazol 2x500 mg selama 7 hari
D. Cefiksim 400 mg SD
E. Azitromisin 1 gr SD
Soal 92
Ny. Brenda 32 tahun datang dengan keluhan keputihan sejak
1 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan keputihan
berbau busuk dan berbusa. Pada pemeriksaan in spekulo
didapatkan adanya gambaran serviks seperti strawberi. Apa
diagnosis yang tepat bagi pasien ?
A. Gonore
B. Klamidiasis
C. Bakterial Vaginosis
D. Kandidiasis vaginalis
E. Trikomoniasis
Analisis Soal 92
Ny. Brenda 32 tahun datang dengan keluhan keputihan
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan
keputihan berbau busuk dan berbusa. Pada pemeriksaan in
spekulo didapatkan adanya gambaran serviks seperti
strawberi. Apa diagnosis yang tepat bagi pasien ?
DIAGNOSIS : Trikomoniasis
Trikomoniasis (4A)
Anamnesis
• Keputihan yang berbau busuk, warna kuning
kehijauan, kadang-kadang berbusa.
• Dapat disertai gatal dan perih pada vulva.
• Pria : Discharge sedikit disertai dysuria.
• Coitus suspectus dengan risiko (+)
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
• Wanita:
Serviks: Strawberry
appearance. Pada
Forniks posterior
tampak duh tubuh
yang seropurulent,
berbau busuk, warna
kuning kehijauan,
berbusa.
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan
Mikroskopis: sediaan
basah dengan larutan
Nacl 0,9%.
• (+) bila ada gerakan
flagel T.vaginalis
• (Bahan sedimen
wanita: duh tubuh,
pria: urin sewaktu).
Tatalaksana
Sindrom Duh Genital (Gonore
dan NonGonore) (4A)
Sindroma Duh Genital, berdasarkan
penyebabnya:
Pemeriksaan Fisik
• Pria: Orifisium uretra hiperemis, edema dan
ektropion. Duh tubuh uretra mukopurulen.
• Wanita: Serviks hiperemis dan edema. Duh
tubuh serviks mukopurulen.
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
• Pewarnaan Gram:
diambil dari sediaan
apus duh tubuh
ditemukan diplokokkus
Gram negatif
intraselular.
• Kultur dengan media
Thayer-Martin
• Tes Definitif (dilakukan
pada hasil kultur yang
(+)): tes oksidasi dan
tes fermentasi.
Tatalaksana
• Pengobatan Gonore tanpa komplikasi +
Pengobatan Non GO (Klamidiasis)
Tatalaksana
Edukasi
• Periksa dan obati pasangan seksual tetapnya.
• Anjurkan abstinensia sampai terbukti sembuh
secara klinis dan laboratoris, apabila tidak
dapat menahan diri anjurkan memakai
kondom.
• Kunjungan ulang pada hari ke-7.
• Konseling: mengenai penyakit gonore dan
komplikasi, pentingnya penanganan pasangan
seksual tetapnya.
Bakterial Vaginosis (4A)
Anamnesis
• Keputihan yang berwarna putih dan berbau
amis.
• Kadang-kadang disertai gatal.
Pemeriksaan Fisik
• Dinding vagina dan vestibulum: terdapat duh
tubuh warna putih homogeny
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
• Memenuhi kriteria Amsel yaitu (3 dari 4 sebagai
berikut)
1. Duh vagina sesuai klinis
2. Tes Amin/Whiff test, (+) tercium bau amis seperti
ikan pada duh tubuh vagina yang ditetesi KOH
10%).
3. pH cairan vagina >4,5
4. Sediaan basah dengan larutan Nacl 0,9% atau
apius dengan pewarnaan Gram ditemukan clue
cells.
Tatalaksana
Kandidiasis Vulvovaginalis (4A)
Pemeriksaan Fisik
• Vulva dan vagina: Hiperemis, dapat timbul
fisura, edema jika berat, vaginal discharge
warna putih seperti susu; bergumpal dan tidak
berbau.
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
• Bahan sedimen: vaginal discharge yang
berasal dari dinding lateral vagina.
• Sediaan apus dengan pewarnaan Gram
ditemukan blastospora dan atau pseudohifa.
• Sediaan basah dengan larutan KOH 10%
ditemukan blastospora dan pseudohifa.
• Kultur dengan Saboraud Dextrose Agar (SDA).
Tatalaksana
Jawaban Lainnya
A. Gonore : tidak tepat
B. Klamidiasis : tidak tepat
C. Bakterial Vaginosis : tidak tepat
D. Kandidiasis vaginalis : tidak tepat
Soal 92
Ny. Brenda 32 tahun datang dengan keluhan keputihan sejak
1 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan keputihan
berbau busuk dan berbusa. Pada pemeriksaan in spekulo
didapatkan adanya gambaran serviks seperti strawberi. Apa
diagnosis yang tepat bagi pasien ?
A. Gonore
B. Klamidiasis
C. Bakterial Vaginosis
D. Kandidiasis vaginalis
E. Trikomoniasis
Soal 93
Tn. Brandon 20 tahun datang dengan keluhan luka pada
penisnya sejak 5 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya nyeri dan luka yang terlihat kotor. Pasien memiliki
riwayat berhubungan seks dengan beberapa orang. Pada
pewarnaan gram ditemukan adanya gambaran school of fish.
Apa tatalaksana yang tepat ada pasien ?
A. Azitromisin 2 gr SD
B. Eritrommisin 3x500 mg selama 7 hari
C. Siprofloksasin 2x500 mg selama 3 hari
D. Doksisiklin 2x100 mg selama 14 hari
E. Benzatin-benzilpenicilin 2,4 juta IU SD
Analisis Soal 93
Tn. Brandon 20 tahun datang dengan keluhan luka pada
penisnya sejak 5 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya nyeri dan luka yang terlihat kotor. Pasien memiliki
riwayat berhubungan seks dengan beberapa orang. Pada
pewarnaan gram ditemukan adanya gambaran school of
fish. Apa tatalaksana yang tepat ada pasien ?
DIAGNOSIS : Chancroid
Chancroid (3A)
DIAGNOSIS : Sifilis
Sifilis (3A)
Pemeriksaan fisik
• Sifilis stadium I / SI (Sifilis primer) → Ulkus
durum (berbentuk bulat dan soliter, dinding
tidak bergaung, tidak nyeri bersih, indolen dan
teraba indurasi).
• Sifilis stadium II / SII (Sifilis sekunder) → Ruam
multiple pada kulit, ‘great imitator’. Perbedaan
dengan penyakit lainnya yaitu lesi tidak gatal
dan terdapat limfadenitis generalisata.
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
• Tes Serologi Sifilis (TSS), antara lain VDRL
(Venereal Disease Research Laboratories) TPHA
(Treponemal pallidum Haemoglutination
Assay), dan tes imunofluoresens (Fluorescent
Treponemal Antibody Absorption Test-FTA-Abs)
• Histopatologi dan imunologi.
Tatalaksana
Jawaban Lainnya
A. Lab darah rutin : tidak spesifik
B. Kultur : tidak spesifik
C. Pewarnaa gram : tidak spesifik
D. VDRL : untuk screening
Soal 94
Tn. Boni 27 tahun datang dengan keluhan luka pada penis
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini tidak disertai dengan
adanya nyeri. Pada pemeriksaan ditemukan bahwa lesi
bersih, soliter dan tidak bergaung. Pemeriksaan apa yang
paling tepat pada kasus ini ?
A. Lab darah rutin
B. Kultur
C. Pewarnaa gram
D. VDRL
E. TPHA
Soal 95
Ny. Britania 27 tahun datang dengan keluhan benjolan di
kelaminnya. Keluhan ini dirasakan sakit hilang timbul dan
demam. Pasien memiliki riwayat keputihan seperti nanah
sebelumnya. Pada pemeriksaan ditemukan adanya benjolan
pada labia mayora, nyeri tekan dan fluktuasi ditemukan
positif. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Kista Bartolin
B. Kista Gardner
C. Kista Nabothi
D. Abses Bartolin
E. Abses Gardner
Analisis Soal 95
Ny. Britania 27 tahun datang dengan keluhan benjolan di
kelaminnya. Keluhan ini dirasakan sakit hilang timbul dan
demam. Pasien memiliki riwayat keputihan seperti nanah
sebelumnya. Pada pemeriksaan ditemukan adanya benjolan
pada labia mayora, nyeri tekan dan fluktuasi ditemukan
positif. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
Kista Gardner
• Kista yang muncul pada dinding vagina terutama pada bagian
anterolateral, berasal dari sisa duktus mesonefrik / duktus wolfii
Kista Nabothi
• Kista yang terbentuk karena retensi kelenjar endoserviks (nabothii),
biasanya terdapat pada wanita multipara, sebagai penampilan servisitis.
Kita berwarna putih berisi cairan mukus. Bila menjadi besar bisa
menimbulkan nyeri.
Jawaban Lainnya
A. Kista Bartolin : tidak tepat
B. Kista Gardner : tidak tepat
C. Kista Nabothi : tidak tepat
E. Abses Gardner : tidak ada
Soal 95
Ny. Britania 27 tahun datang dengan keluhan benjolan di
kelaminnya. Keluhan ini dirasakan sakit hilang timbul dan
demam. Pasien memiliki riwayat keputihan seperti nanah
sebelumnya. Pada pemeriksaan ditemukan adanya benjolan
pada labia mayora, nyeri tekan dan fluktuasi ditemukan
positif. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Kista Bartolin
B. Kista Gardner
C. Kista Nabothi
D. Abses Bartolin
E. Abses Gardner
Soal 96
Ny. Buni 25 tahun datang dengan keluhan keputihan sejak 6
hari yang lalu. Keputihan ini berbau busuk dan disertai
dengan adanya gatal serta perih disekitar kelamin. Pasien
merupakan seorang tunasusila. Pada pemeriksaan dalam
ditemukan gambaran seperti berikut. Apa etiologi penyebab
kasus ini ?
A. N. gonorrhoeae
B. C. trachomatis
C. T. pallidum
D. T. vaginalis
E. H. ducreyi
Analisis Soal 96
Ny. Buni 25 tahun datang dengan keluhan keputihan sejak 6
hari yang lalu. Keputihan ini berbau busuk dan disertai
dengan adanya gatal serta perih disekitar kelamin. Pasien
merupakan seorang tunasusila. Pada pemeriksaan dalam
ditemukan gambaran seperti berikut. Apa etiologi penyebab
kasus ini ?
Strawberry cervix
DIAGNOSIS : Trikomoniasis
Trikomoniasis (4A)
Anamnesis
• Keputihan yang berbau busuk, warna kuning
kehijauan, kadang-kadang berbusa.
• Dapat disertai gatal dan perih pada vulva.
• Pria : Discharge sedikit disertai dysuria.
• Coitus suspectus dengan risiko (+)
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
• Wanita:
Serviks: Strawberry
appearance. Pada
Forniks posterior
tampak duh tubuh
yang seropurulent,
berbau busuk, warna
kuning kehijauan,
berbusa.
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan
Mikroskopis: sediaan
basah dengan larutan
Nacl 0,9%.
• (+) bila ada gerakan
flagel T.vaginalis
• (Bahan sedimen
wanita: duh tubuh,
pria: urin sewaktu).
Tatalaksana
Jawaban Lainnya
A. N. gonorrhoeae : GO
B. C. trachomatis : Non GO
C. T. pallidum : Sifilis
E. H. ducreyi : Chancroid
Soal 96
Ny. Buni 25 tahun datang dengan keluhan keputihan sejak 6
hari yang lalu. Keputihan ini berbau busuk dan disertai
dengan adanya gatal serta perih disekitar kelamin. Pasien
merupakan seorang tunasusila. Pada pemeriksaan dalam
ditemukan gambaran seperti berikut. Apa etiologi penyebab
kasus ini ?
A. N. gonorrhoeae
B. C. trachomatis
C. T. pallidum
D. T. vaginalis
E. H. ducreyi
Soal 97
Ny. Bories 27 tahun datang untuk melakukan kontrol
kehamilan, saat ini pasien G1P0A0. Pada pemeriksaan fisik
dalam batas normal, namun pada pemeriksaan GDP dan
GDS lebih dari normal. Riwayat orangtua pasien memiliki
penyakit Diabetes Melitus. Apa terapi yang dapat diberikan
pada pasien ?
A. Metformin
B. Captopril
C. Acarbose
D. Amlodipin
E. Insulin
Analisis Soal 97
Ny. Bories 27 tahun datang untuk melakukan kontrol
kehamilan, saat ini pasien G1P0A0. Pada pemeriksaan fisik
dalam batas normal, namun pada pemeriksaan GDP dan
GDS lebih dari normal. Riwayat orangtua pasien memiliki
penyakit Diabetes Melitus. Apa terapi yang dapat diberikan
pada pasien ?
Medikamentosa
• TRIMESTER 1 → Insulin 0,7 U/kgBB/hari
• TRIMESTER 3 → meningkat dosis sampai 1,0/kgBB/hari
Jawaban Lainnya
A. Metformin : tidak tepat
B. Captopril : tidak tepat
C. Acarbose : tidak tepat
D. Amlodipin : tidak tepat
Soal 97
Ny. Bories 27 tahun datang untuk melakukan kontrol
kehamilan, saat ini pasien G1P0A0. Pada pemeriksaan fisik
dalam batas normal, namun pada pemeriksaan GDP dan
GDS lebih dari normal. Riwayat orangtua pasien memiliki
penyakit Diabetes Melitus. Apa terapi yang dapat diberikan
pada pasien ?
A. Metformin
B. Captopril
C. Acarbose
D. Amlodipin
E. Insulin
Soal 98
Ny. Bini 52 tahun G5P3A1 saat dalam keadaan Kala 2. pada
saat ini pasien kesulitan dalam mengejan. Pada pemeriksaan
jalan lahir terdapat adanya tali pusat yang keluar dan
berdenyut, selain itu ketubah pun sudah pecah. Apa diagnosis
yang tepat pada pasien ?
A. Tali pusat terkemuka
B. Tali pusat menumbung
C. Tali pusat terlihat
D. Ketuban pecah dini
E. Partus lama
Analisis Soal 98
Ny. Bini 52 tahun G5P3A1 saat dalam keadaan Kala 2.
pada saat ini pasien kesulitan dalam mengejan. Pada
pemeriksaan jalan lahir terdapat adanya tali pusat yang
keluar dan berdenyut, selain itu ketubah pun sudah pecah.
Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
Faktor predisposisi
• Multiparitas
• Kehamilan multipel
• KPD
• Hidramnion
• Tali pusat panjang
• Malpresentasi
Diagnosis
Faktor Predisposisi:
• Riwayat KPD sebelumnya
• Infeksi traktus genital
• Perdarahan antepartum
• Merokok
Diagnosis
Anamnesis:
• Keluar cairan yang banyak secara tiba-tiba
Pemeriksaan
• Pemeriksaan inspekulo: melihat adanya cairan
yang keluar dari serviks atau menggenang di
forniks posterior. Apabila tidak ada, minta ibu
untuk mengedan/batuk. Bau cairan ketuban
yang khas.
• Tes Nitrazin: kertas lakmus merah berubah
warna menjadi biru
Tatalaksana
Etiologi
• Power: His tidak adekuat (his dengan frekuensi
<3x/menit dan durasi setiap kontraksinya <40
detik
• Passenger: malpresentasi, malposisi, janin besar
• Passage: panggul sempit, kelainan serviks atau
vagina, tumor jalan lahir
• Gabungan faktor-faktor di atas.
Diagnosis
• Distosia pada kala I fase aktif: grafik
pembukaan serviks pada partograf berada di
antara garis waspada dan garis bertindak, atau
sudah memotong garis bertindak,
• Fase ekspulsi (kala II) memanjang: tidak ada
kemajuan penurunan bagian terendah janin
pada persalinan kala II
• Maksimal 2 jam untuk nulipara dan 1 jam untuk
multipara, ATAU
• Maksimal 3 jam untuk nulipara dan 2 jam untuk
multipara bila pasien menggunakan analgesia
epidural.
Tatalaksana
• Segera rujuk ibu ke RS
• Sesuaikan tatalaksana dengan penyebabnya.
• Power → augmentasi persalinan dengan oksitosin
dan/atau amniotomy
• Passenger & Passage → tindakan operatif (forsep,
vakum, atau SC)
Faktor predisposisi
• Multiparitas
• Kehamilan multipel
• KPD
• Hidramnion
• Tali pusat panjang
• Malpresentasi
Diagnosis
Faktor Risiko
• Riwayat plasenta previa sebelumnya, riwayat SC
atau operasi uterus, multiparitas, kehamilan
multipel, merokok
Klasifikasi
• Komplit: seluruh ostium
tertutup
• Parsial: sebagian
ostium tertutup
• Marginal: tidak
menutup, tapi berada
dalam jarak < 2 cm
dari ostium
• Letak rendah: berada
dalam jarak 2 – 3,5 cm
dari ostium. Tidak
dianggap plasenta
previa
Plasenta Previa VS Solusio Plasenta
Tatalaksana Tatalaksana
• Tidak ada perdarahan: tunggu • Janin hidup
sampai 37 minggu, lalu SC • Cukup bulan: terminasi
• Perdarahan: dengan pervaginam atau
• ≥ 37 minggu: SC SC
• ≤ 37 minggu: • Kurang bulan: steroid,
• bila hemodinamik tidak stabil terminasi
→ SC.
• Bila hemodinamik stabil → • Janin mati
rawat inap, observasi • Persalinan per vaginam
Jawaban Lainnya
A. Plasenta previa komplit : tidak tepat
C. Plasenta previa marginal : tidak tepat
D. Plasenta previa letak rendah : tidak tepat
E. Plasenta previa letak tinggi : tidak ada
Soal 100
Ny. Bivi 35 tahun G2P1A0 25-26 minggu datang dengan
keluhan keluar darah segar dari jalan lahir sejak 3 hari yang
lalu. Keluhan ini tidak disertai dengan adanya nyeri. Pada
anak pertama, proses melahirkann melalui SC karena partus
lama. Pada pemeriksaan dalam ditemukan ostium tertutup
sebagian oleh plasenta. Apa diagnosis yang tepat pada
pasien ?
A. Plasenta previa komplit
B. Plasenta previa parsial
C. Plasenta previa marginal
D. Plasenta previa letak rendah
E. Plasenta previa letak tinggi
Soal 101
Ny. Cintia 28 tahun datang dengan keluhan kesulitan dalam
menyusui anaknya. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit apa
pun. Pada pemeriksaan ditemukan adanya puting payudara
kanan yang masuk ke dalam. Saat coba ditekan di area
areola, puting dapat keluar namun setelah penekanan
dilepas, puting masuk kembali. Pada kasus inverted nipple ini,
pasien termasuk kedalam grade berapa ?
A. Grade I
B. Grade II
C. Grade III
D. Grade IV
E. Grade V
Analisis Soal 101
Ny. Cintia 28 tahun datang dengan keluhan kesulitan dalam
menyusui anaknya. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
apa pun. Pada pemeriksaan ditemukan adanya puting
payudara kanan yang masuk ke dalam. Saat coba ditekan
di area areola, puting dapat keluar namun setelah
penekanan dilepas, puting masuk kembali. Pada kasus
inverted nipple ini, pasien termasuk kedalam grade berapa
?
Klasifikasi
• Grade 1 → puting dapat dikeluarkan dengan
tekanan jari pada puting atau areola
• Grade 2 → dapat dikeluarkan, namun kembali
masuk saat tekanan dilepas.
• Grade 3 → puting tidak bisa dikeluarkan
Tatalaksana
• Penarikan puting secara manual/dengan
tangan.
• Menggunakan spuit ukuran 10-20 ml,
tergantung pada besar puting.
• Ujung spuit yang terdapat jarum dipotong dan
penarik spuit dipindahkan ke sisi bekas potongan.
• Ujung yang tumpul diletakkan di atas puting,
kemudian lakukan penarikan beberapa kali hingga
puting keluar. Lukakan 3x1 masing-masing 10x.
• Jika kedua upaya tidak berhasil, ibu dapat
memberikan ASInya dengan cara memerah
atau menggunakan pompa payudara.
Jawaban Lainnya
A. Grade I : dapat dikeluarkan dan tidak mudah masuk
kembali
B. Grade II : tidak dapat keluar setelah penekanan
D. Grade IV : tidak ada
E. Grade V : tidak ada
Soal 101
Ny. Cintia 28 tahun datang dengan keluhan kesulitan dalam
menyusui anaknya. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit apa
pun. Pada pemeriksaan ditemukan adanya puting payudara
kanan yang masuk ke dalam. Saat coba ditekan di area
areola, puting dapat keluar namun setelah penekanan
dilepas, puting masuk kembali. Pada kasus inverted nipple ini,
pasien termasuk kedalam grade berapa ?
A. Grade I
B. Grade II
C. Grade III
D. Grade IV
E. Grade V
Soal 102
Ny. Cica 42 tahun G3P1A1 13-14 minggu datang dengan
keluhan sakit kepala. Keluhan ini dirasakan sejak 1 minggu
yang lalu. Pasien memiliki riwayat darah tinggi yang tidak
terkontrol sejak 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan
ditemukan TD 160/100 mmHg, N 98 x/m, RR 20 x/m dan
suhu 36 C. Pada pemeriksaan urin, tidak didapatkan adanya
protein. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Eklamsia
B. Impending eklamsia
C. Preeklamsia
D. Hipertensi gestasional
E. Hipertensi kronik
Analisis Soal 102
Ny. Cica 42 tahun G3P1A1 13-14 minggu datang dengan
keluhan sakit kepala. Keluhan ini dirasakan sejak 1 minggu
yang lalu. Pasien memiliki riwayat darah tinggi yang tidak
terkontrol sejak 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan
ditemukan TD 160/100 mmHg, N 98 x/m, RR 20 x/m dan
suhu 36 C. Pada pemeriksaan urin, tidak didapatkan
adanya protein. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
Tatalaksana
• Jika tekana diastolik ≥ 110 mmHg atau tekanan
sistolik ≥ 160 mmHg, berikan antihipertensi.
• Istirahat
• Pikirkan komplikasi: solusio plasenta, IUGR,
superimposed preeklampsia.
Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Hipertensi Gestasional
• Hipertensi yang didiagnosa setelah usia kehamilan
20 minggu dan tanpa proteinuria.
Tatalaksana:
• Rawat jalan, pantau kondisi janin setiap minggu
• Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai
preeklampsia
• Bila kondisi janin memburuk, pertumbuhan janin
terhambat → rawat dan pertimbangkan terminasi
Pre Eklampsia
Tatalaksana
• sama seperti
preeklampsia.
Hipertensi dalam Kehamilan
Eklampsia
• Preeklampsia disertai kejang
Tatalaksana
• Sama seperti preeklampsia, namun persalinan
harus berlangsung dalam 12 jam setelah
timbulnya kejang
• Bila kejang berikan antikonvulsan
Tatalaksana
Antikonvulsan
• Pilihan obat: MgSO4
• Dosis: 4 gr IV sebagai larutan 20% dalam 5
menit, diikuti MgSO4 (50%) 5 gr bokong kanan
dan 5 gr bokong kiri.
• Sebelum pemberian, cek:
• RR minimal 16 x/menit,
• Refleks patella (+),
• Urin minimal ≥ 30 cc/jam dalam 4 jam terakhir
• Tersedia antidotum: Ca glukonas 1 gr (20 ml dalam
larutan 10%) IV sampai bernafas kembali.
Jawaban Lainnya
A. Eklamsia : tidak tepat
B. Impending eklamsia : tidak tepat
C. Preeklamsia : tidak tepat
D. Hipertensi gestasional : tidak tepat
Soal 102
Ny. Cica 42 tahun G3P1A1 13-14 minggu datang dengan
keluhan sakit kepala. Keluhan ini dirasakan sejak 1 minggu
yang lalu. Pasien memiliki riwayat darah tinggi yang tidak
terkontrol sejak 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan
ditemukan TD 160/100 mmHg, N 98 x/m, RR 20 x/m dan
suhu 36 C. Pada pemeriksaan urin, tidak didapatkan adanya
protein. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Eklamsia
B. Impending eklamsia
C. Preeklamsia
D. Hipertensi gestasional
E. Hipertensi kronik
Soal 103
Ny. Cica 42 tahun G3P1A1 13-14 minggu datang dengan
keluhan sakit kepala. Keluhan ini dirasakan sejak 1 minggu
yang lalu. Pasien memiliki riwayat darah tinggi yang tidak
terkontrol sejak 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan
ditemukan TD 160/100 mmHg, N 98 x/m, RR 20 x/m dan
suhu 36 C. Pada pemeriksaan urin, tidak didapatkan adanya
protein. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Pasien dirawat inap, Metildopa po
B. Pasien diperbolehkan pulang, Metildopa po
C. Pasien dirawat inap, MgSO4 IV
D. Pasien diobservasi lalu boleh pulang, MgSO4 IV
E. Pasien dirawat inap, terminasi kehamilan
Analisis Soal 103
Ny. Cica 42 tahun G3P1A1 13-14 minggu datang dengan
keluhan sakit kepala. Keluhan ini dirasakan sejak 1 minggu
yang lalu. Pasien memiliki riwayat darah tinggi yang tidak
terkontrol sejak 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan
ditemukan TD 160/100 mmHg, N 98 x/m, RR 20 x/m dan
suhu 36 C. Pada pemeriksaan urin, tidak didapatkan
adanya protein. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?
Tatalaksana
• Jika tekana diastolik ≥ 110 mmHg atau tekanan
sistolik ≥ 160 mmHg, berikan antihipertensi.
• Istirahat
• Pikirkan komplikasi: solusio plasenta, IUGR,
superimposed preeklampsia.
Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Hipertensi Gestasional
• Hipertensi yang didiagnosa setelah usia kehamilan
20 minggu dan tanpa proteinuria.
Tatalaksana:
• Rawat jalan, pantau kondisi janin setiap minggu
• Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai
preeklampsia
• Bila kondisi janin memburuk, pertumbuhan janin
terhambat → rawat dan pertimbangkan terminasi
Pre Eklampsia
Tatalaksana
• sama seperti
preeklampsia.
Hipertensi dalam Kehamilan
Eklampsia
• Preeklampsia disertai kejang
Tatalaksana
• Sama seperti preeklampsia, namun persalinan
harus berlangsung dalam 12 jam setelah
timbulnya kejang
• Bila kejang berikan antikonvulsan
Tatalaksana
Antikonvulsan
• Pilihan obat: MgSO4
• Dosis: 4 gr IV sebagai larutan 20% dalam 5
menit, diikuti MgSO4 (50%) 5 gr bokong kanan
dan 5 gr bokong kiri.
• Sebelum pemberian, cek:
• RR minimal 16 x/menit,
• Refleks patella (+),
• Urin minimal ≥ 30 cc/jam dalam 4 jam terakhir
• Tersedia antidotum: Ca glukonas 1 gr (20 ml dalam
larutan 10%) IV sampai bernafas kembali.
Jawaban Lainnya
A. Pasien dirawat inap, Metildopa po : tidak tepat
C. Pasien dirawat inap, MgSO4 IV : tidak tepat
D. Pasien diobservasi lalu boleh pulang, MgSO4 IV : tidak tepat
E. Pasien dirawat inap, terminasi kehamilan : tidak tepat
Soal 103
Ny. Cica 42 tahun G3P1A1 13-14 minggu datang dengan
keluhan sakit kepala. Keluhan ini dirasakan sejak 1 minggu
yang lalu. Pasien memiliki riwayat darah tinggi yang tidak
terkontrol sejak 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan
ditemukan TD 160/100 mmHg, N 98 x/m, RR 20 x/m dan
suhu 36 C. Pada pemeriksaan urin, tidak didapatkan adanya
protein. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Pasien dirawat inap, Metildopa po
B. Pasien diperbolehkan pulang, Metildopa po
C. Pasien dirawat inap, MgSO4 IV
D. Pasien diobservasi lalu boleh pulang, MgSO4 IV
E. Pasien dirawat inap, terminasi kehamilan
Soal 104
Ny. Cecil 26 tahun P1A0 dibawa Bidan ke IGD datang
dengan keluhan keluar darah terus menerus setelah
melahirkan 1 jam yang lalu. Pasien terlihat lemah dan
kelelahan. Menurut Bidan, plasenta pasien belum keluar dan
sudah dicoba penarikan tali plasentas terkendali. Apa yang
dapat dilakukan dokter selanjutnya ?
A. Berikan Asam traneksamat
B. Kompresi bimanual
C. Penarikan tali pusat terkendali lagi
D. Kuretase
E. Manual plasenta
Analisis Soal 104
Ny. Cecil 26 tahun P1A0 dibawa Bidan ke IGD datang
dengan keluhan keluar darah terus menerus setelah
melahirkan 1 jam yang lalu. Pasien terlihat lemah dan
kelelahan. Menurut Bidan, plasenta pasien belum keluar dan
sudah dicoba penarikan tali plasentas terkendali. Apa yang
dapat dilakukan dokter selanjutnya ?
Atonia Uteri
• Kompresi bimanual internal atua eksternal
• Infus oksitosin dan oksitosin IM
• Ergometrin
• Asam Tranexamat
Sisa Plasenta
• Infus Oksitosin dan Oksitosin IM
• Eksplorasi digital (menggunakan jari) atau dengan
kuretase
• Antibiotik profilaksis
Jawaban Lainnya
A. Berikan Asam traneksamat : bukan yang utama
B. Kompresi bimanual : pada utenia uteri
C. Penarikan tali pusat terkendali lagi : tidak tepat
D. Kuretase : pada sisa plasenta
Soal 104
Ny. Cecil 26 tahun P1A0 dibawa Bidan ke IGD datang
dengan keluhan keluar darah terus menerus setelah
melahirkan 1 jam yang lalu. Pasien terlihat lemah dan
kelelahan. Menurut Bidan, plasenta pasien belum keluar dan
sudah dicoba penarikan tali plasentas terkendali. Apa yang
dapat dilakukan dokter selanjutnya ?
A. Berikan Asam traneksamat
B. Kompresi bimanual
C. Penarikan tali pusat terkendali lagi
D. Kuretase
E. Manual plasenta
Soal 105
Ny. Cesy 25 tahun G1P0A0 13-14 minggu datang dengan
keluhan keluarnya darah dari jalan lahir sejak 1 jam yang
lalu. Keluhan ini disertai dengan nyeri pada perut dan riwayat
keluarnya gumpalan seperti daging. Pada pemeriksaan dalam
ditemukan OUE terbuka. Apa terapi yang tepat bagi pasien ?
A. Tirah baring
B. Antibiotik oral
C. Rehidrasi cairan
D. Kuretase
E. Vitamin oral
Analisis Soal 105
Ny. Cesy 25 tahun G1P0A0 13-14 minggu datang dengan
keluhan keluarnya darah dari jalan lahir sejak 1 jam yang
lalu. Keluhan ini disertai dengan nyeri pada perut dan
riwayat keluarnya gumpalan seperti daging. Pada
pemeriksaan dalam ditemukan OUE terbuka. Apa terapi
yang tepat bagi pasien ?
Berakhirnya
kehamilan
sebelum
usia gestasi
20 minggu
Abortus (3B)
Septic Abortion
• Abortus dengan komplikasi infeksi pelvis.
Disertai demam, nyeri abdomen, sekret vagina.
DIAGNOSIS : Toxoplasmosis
Toxoplasmosis (3B)
DIAGNOSIS : Polihidramnion
Polihidramnion (2)
Faktor Predisposisi
• Ibu dengan diabetes mellitus
• Riwayat hidramnion dalam keluarga
• Janin dengan atresia esofagus
Amniotic Fluid Index (AFI) normal: 5-25
Polihidramnion AFI >25
Diagnosis
Diagnosis hidramnion ditegakkan bila:
• Jumlah cairan amnion > 2000 ml.
• Temuan klinis yang utama pada hidramnion:
• Ukuran uterus yang besar dan tegang
• Kesulitan meraba bagian janin atau mendengarkan
denyut jantung janin.
• Pada keadaan berat, ibu dapat mengalami
kesulitan bernapas, pembengkakan tungkai, dan
oliguria.
• Diagnosis pasti dilakukan dengan pemeriksaan
USG.
Tatalaksana
Pemeriksaan penunjang :
• Foto polos. Menunjukkan gambaran kontur ganda
diatas mediastinum kanan dan adanya gambaran
batas cairan dan udara
• Barium → Bird Beak/mouse tail
Diagnosis
Janin Tumbuh Lambat (IUGR) (3A)
Klasifikasi
• Tipe I (IUGR simetris) → tubuh janin keseluruhan
kecil (berat badan, lingkar kepala panjang badan
<10 persentil)
• Tipe II (IUGR asimetris) → berat badan <10
persentil, tetapi lingkar kepala dan panjang badan
normal.
• Tipe Kombinasi
Diagnosis
Anamnesis
Faktor risiko IUGR
• Hipertensi
• Pemakaian obat-obatan
• Infeksi TORCH
• Riwayat IUGR sebelumnya
Pemeriksaan Fisik:
Pengukuran TFU dan lingkar perut.
USG
Menentukan biometri dan keadaan fungsi organ lain
Tatalaksana
Etiologi
• Kelainan kromosom, kelainan kongenital, infeksi, diabetes,
insufisiensi plasenta
Pemeriksaan
• DJJ tidak ada
• USG: ditemukannya tanda-tanda kematian janin
• Lab : gangguan pembekuan darah
MATERI : Konseling KB
Konseling KB (4A)
Metode KB
Metode Amenore Laktasi (MAL)
• Metode kontrasepsi dengan pemberian ASI sebagai
usaha alamiah untuk menjarangkan kehamilan
Kontrasepsi Progestin
• Suntikan Progestin
• Sangat efektif , Disuntikan 3 bulan sekali (Depo
Provera) atau 2 bulan sekali (Depo Noristerat) .
Kesuburan kembali sekitar 4 bulan setelah lepas
obat, sering terjadi gangguan haid , peningkatan
berat badan.
Kontrasepsi Pasca Persalinan
DIAGNOSIS : Ca Cervix
Karsinoma Serviks (2)
Faktor risiko
• banyak pasangan seksual, infeksi menular
seksual, koitus pertama usia muda, dan
pasangan seksual dengan risiko tinggi.
Klasifikasi
• Skrining:
• IVA test (acetowhite) bila tidak ada gejala
• Pap smear (bila ada gejala)
• Gold standard: Biopsi (kolposkopi, cervical
punch)
• Pencegahan: imunisasi HPV sebelum onset
koitus pertama bulan ke-0, 1 dan ke-6.
Jawaban Lainnya
A. IVA test : jika skrinning dengan tidak adanya gejala
C. Kolposkopi : gold standard
D. FNAB : tidak tepat
E. CT scan : tidak tepat
Soal 110
Ny. Celi 45 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
perdarahan vagina diluar siklus menstruasinya. Keluhan ini
disertai dengan keluarnya darah setelah berhubungan intim.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit apa pun, namun Ibu
pasien memiliki riwayat Kanker Payudara. Pemeriksaan awal
apa yang dapat dilakukan ?
A. IVA test
B. Pap smear
C. Kolposkopi
D. FNAB
E. CT scan
Soal 111
Ny. Celi 45 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
perdarahan vagina diluar siklus menstruasinya. Keluhan ini
disertai dengan keluarnya darah setelah berhubungan intim.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit apa pun, namun Ibu
pasien memiliki riwayat Kanker Payudara. Apa kemungkinan
etiologi penyebab kasus ini ?
A. HSV 1
B. HSV 2
C. HPV 2,4
D. HPV 6, 11
E. HPV 16, 18
Analisis Soal 111
Ny. Celi 45 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
perdarahan vagina diluar siklus menstruasinya. Keluhan ini
disertai dengan keluarnya darah setelah berhubungan intim.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit apa pun, namun Ibu
pasien memiliki riwayat Kanker Payudara. Apa kemungkinan
etiologi penyebab kasus ini ?
DIAGNOSIS : Ca Cervix
Karsinoma Serviks (2)
Faktor risiko
• banyak pasangan seksual, infeksi menular
seksual, koitus pertama usia muda, dan
pasangan seksual dengan risiko tinggi.
Klasifikasi
• Skrining:
• IVA test (acetowhite) bila tidak ada gejala
• Pap smear (bila ada gejala)
• Gold standard: Biopsi (kolposkopi, cervical
punch)
• Pencegahan: imunisasi HPV sebelum onset
koitus pertama bulan ke-0, 1 dan ke-6.
Jawaban Lainnya
A. HSV 1 : Herpes simplex nasolabial
B. HSV 2 : Herpes simplex genital
C. HPV 2,4 : Veruka vulgaris
D. HPV 6, 11 : Condiloma akuminata
Soal 111
Ny. Celi 45 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
perdarahan vagina diluar siklus menstruasinya. Keluhan ini
disertai dengan keluarnya darah setelah berhubungan intim.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit apa pun, namun Ibu
pasien memiliki riwayat Kanker Payudara. Apa kemungkinan
etiologi penyebab kasus ini ?
A. HSV 1
B. HSV 2
C. HPV 2,4
D. HPV 6, 11
E. HPV 16, 18
Soal 112
Nn. Cici 23 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
benjolan pada payudara kanannya. Keluhan ini terasa nyeri
dan diperberat saat pasien menstruasi. Pada pemeriksaan
ditemukan massa kenyal dan tidak berbatas tegas. Apa
kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Ca Mammae
B. Tumor Phylloides
C. FAM
D. Mammary dysplasia
E. Abses mammae
Analisis Soal 112
Nn. Cici 23 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
benjolan pada payudara kanannya. Keluhan ini terasa nyeri
dan diperberat saat pasien menstruasi. Pada pemeriksaan
ditemukan massa kenyal dan tidak berbatas tegas. Apa
kemungkinan diagnosis pada pasien ?
Faktor risiko:
• Umur >30 tahun, anak pertama lahir pada
usia ibu > 35 tahun, tidak kawin, menarche
<12 tahun, menopause terlambat > 55 tahun,
riwayat operasi tumor jinak payudara,
mendapat terapi hormonal lama, radiasi, dan
riwayat keluarga.
Diagnosis
• Benjolan pada
payudara
• Perubahan kulit: skin
dimpling, peau de
orange, ulserasi,
edema/nodul satelit.
• Perubahan putting:
retraksi, discharge
(nanah, darah), erosi,
krusta.
• Pembesaran KGB pada
aksila, infraklavikular
dan supraklavikular.
Jawaban Lainnya
A. Ca Mammae : tidak tepat
B. Tumor Phylloides : tidak tepat
C. FAM : tidak tepat
E. Abses mammae : tidak tepat
Soal 112
Nn. Cici 23 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
benjolan pada payudara kanannya. Keluhan ini terasa nyeri
dan diperberat saat pasien menstruasi. Pada pemeriksaan
ditemukan massa kenyal dan tidak berbatas tegas. Apa
kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Ca Mammae
B. Tumor Phylloides
C. FAM
D. Mammary dysplasia
E. Abses mammae
Soal 113
Nn. Cipa 20 tahun datang untuk konsultasi kontrasepsi.
Pasien merupakan korban pemerkosaan 3 hari yang lalu.
Apakah KB yang tepat diberikan pada pasien ?
A. AKDR
B. Pil kombinasi dosis tinggi 2x1 tab
C. Pil kombinasi dosis tinggi 2x2 tab
D. Pil kombinasi dosis rendah 2x1 tab
E. Pil kombinasi dosis rendah 2x2 tab
Analisis Soal 113
Nn. Cipa 20 tahun datang untuk konsultasi kontrasepsi.
Pasien merupakan korban pemerkosaan 3 hari yang lalu.
Apakah KB yang tepat diberikan pada pasien ?
Edukasi
• Menjaga perineum selalu bersih dan kering
• Cuci perineumnya dengan sabun dan air bersih
yang mengalir 3-4x/hari
• kontrol 1 minggu untuk memeriksa
penyembuhan luka.
Jawaban Lainnya
A. 2 : tidak tepat
C. 3b : tidak tepat
D. 3c : tidak tepat
E. 4 : tidak tepat
Soal 114
Ny. Cili 24 tahun P1A0 baru saja melahirkan di Puskesmas,
namun terdapat adanya perdarahan terus menerus dari jalan
lahir. Pada saat pemeriksaan ditemukan adanya robekan
sampai ¼ sfingter ani eksterna. Grade apa yang tepat
dengan keadaan pasien ?
A. 2
B. 3a
C. 3b
D. 3c
E. 4
Soal 115
Ny. Cili 24 tahun P1A0 baru saja melahirkan di Puskesmas,
namun terdapat adanya perdarahan terus menerus dari jalan
lahir. Pada saat pemeriksaan ditemukan adanya robekan
sampai ¼ sfingter ani eksterna. Apa tatalaksana yang tepat
bagi pasien ?
A. Rehidrasi cairan
B. Suntik Vit K
C. Tidak dilakukan apa-apa
D. Hecting
E. Rujuk
Analisis Soal 115
Ny. Cili 24 tahun P1A0 baru saja melahirkan di Puskesmas,
namun terdapat adanya perdarahan terus menerus dari
jalan lahir. Pada saat pemeriksaan ditemukan adanya
robekan sampai ¼ sfingter ani eksterna. Apa tatalaksana
yang tepat bagi pasien ?
Edukasi
• Menjaga perineum selalu bersih dan kering
• Cuci perineumnya dengan sabun dan air bersih
yang mengalir 3-4x/hari
• kontrol 1 minggu untuk memeriksa
penyembuhan luka.
Jawaban Lainnya
A. Rehidrasi cairan : kurang tepat
B. Suntik Vit K : kurang tepat
C. Tidak dilakukan apa-apa : Grade 1
D. Hecting : Grade 2
Soal 115
Ny. Cili 24 tahun P1A0 baru saja melahirkan di Puskesmas,
namun terdapat adanya perdarahan terus menerus dari jalan
lahir. Pada saat pemeriksaan ditemukan adanya robekan
sampai ¼ sfingter ani eksterna. Apa tatalaksana yang tepat
bagi pasien ?
A. Rehidrasi cairan
B. Suntik Vit K
C. Tidak dilakukan apa-apa
D. Hecting
E. Rujuk
Soal 116
An. Nami 8 tahun datang dengan keluhan batuk sudah 1
bulan. Ibu pasien khawatir anaknya tertular TB Paru, karena
Ibu pasien sedang dalam pengobatan TB Paru dengan hasil
BTA positif. Pasien tidak memiliki keluhan lainnya. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan benjolan di ketiak kanannya
sebesar 3 cm. Pada kasus ini, skor TB Paru anak yang tepat
pada pasien adalah ?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Analisis Soal 116
An. Nami 8 tahun datang dengan keluhan batuk sudah 1
bulan. Ibu pasien khawatir anaknya tertular TB Paru, karena
Ibu pasien sedang dalam pengobatan TB Paru dengan hasil
BTA positif. Pasien tidak memiliki keluhan lainnya. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan benjolan di ketiak kanannya
sebesar 3 cm. Pada kasus ini, skor TB Paru anak yang tepat
pada pasien adalah ?
DIAGNOSIS : Pertusis
Pertusis
Pertusis atau batuk rejan (whooping cough)
merupakan suatu penyakit infeksi saluran napas
atas yang disebabkan oleh bakteri.
Etiologi bakteri Bordetella pertussis.
Manifestasi Klinis
• Setelah masa inkubasi 7 – 10 hari anak timbul
demam, disertai batuk dan rinore.
• Pada minggu ke-2, timbul batuk paroksismal
yang dapat dikenali sebagai pertusis. Batuk
dapat berlanjut sampai 3 bulan atau lebih.
Pertusis
Diagnosis
• Curiga pertusis jika anak batuk berat lebih dari
2 minggu, terutama jika penyakit diketahui
terjadi lokal.
• Batuk paroksismal diikuti suara whoop saat
inspirasi, muntah
• Perdarahan subkonjungtiva
• Tidak/belum lengkap diimunisasi
• Periksa anak untuk tanda pneumonia dan
tanyakan tentang kejang.
Pertusis
Tatalaksana
Kasus ringan anak umur ≥ 6 bulan lakukan rawat jalan
dengan perawatan penunjang.
Umur < 6 bulan dirawat di rumah sakit, pada anak dengan
pneumonia, kejang, dehidrasi, gizi buruk, henti napas lama,
atau kebiruan setelah batuk.
Antibiotik
• Beri eritromisin oral (12.5 mg/kgBB/kali, 4 kali sehari)
selama 10 hari atau jenis makrolid lainnya. Hal ini tidak
akan memperpendek lamanya sakit tetapi akan
menurunkan periode infeksius.
Oksigen
Bila terjadi sianosis atau berhenti napas atau batuk
paroksismal berat, dilanjutkan sampai gejala tidak ada,
Pertusis
Manifestasi klinis
• Gejala utama batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih
• Dahak bercampur darah
• Batuk darah
• Sesak nafas
• Nafsu makan menurun
• Berat badan turun
• Malaise
• Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik
• Demam meriang lebih dari satu bulan.
TB Paru Dewasa
Pemeriksaan Fisik suara nafas bronkhial,
ronkhi basah kasar di apex, amforik
Pemeriksaan Penunjang
• Darah : limfositosis/monositosis, LED
meningkat, Hb turun
• Pemeriksaan BTA (bakteri tahan asam atau Acid
Fast Bacill (AFB)) SPS (sewaktu-pagi-sewaktu),
dengan pewarnaan Ziehl Nelsen
• Rontgen Thoraks PA-Lateral/Top Lordotik :
kavitas atau infiltrate
Diagnosis
Klasifikasi Berdasarkan
Riwayat Pengobatan
1. TB paru kasus baru
Pasien yang belum pernah diobati dengan OAT
sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT kurang dari
1 bulan (˂ dari 28 dosis).
2. TB paru kasus kambuh (Relaps)
Pasien TB yang pernah dinyatakan sembuh atau
pengobatan lengkap dan didiagnosis kembali dengan BTA
positif (apusan atau kultur).
3. TB paru kasus gagal pengobatan (Failure)
Pasien TB dengan BTA positif yang masih positif atau
kembali menjadi positif pada akhir bulan ke 5.
Klasifikasi Berdasarkan
Riwayat Pengobatan
4. TB paru kasus putus obat (Default/lost to follow-
up)
Pasien yang pernah diobati lebih dari satu bulan
dan berhenti > 2 bulan.
5. TB paru kasus pindah (Transfer In)
Pasien yang dipindahkan keregister lain atau
pindah untuk melanjutkan pengobatannya
6. Bekas TB
Tidak ada tanda TB, BTA negatif, hanya ada
fibrosis pada rontgen thoraks.
Klasifikasi Berdasarkan Uji
Kepakaan Obat
1.TB Monoresisten (TB MR)
Resistan terhadap salah satu jenis OAT lini
pertama saja.
2.TB Poliresisten (TB PR)
Resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini
pertama selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R)
secara bersamaan.
3.TB Multi drug resisten (TB MDR)
Resistan terhadap Isoniazid (H) dan Rifampisin
(R) secara bersamaan.
Klasifikasi Berdasarkan Uji
Kepakaan Obat
4.TB Extensive drug resisten (TB XDR)
TB MDR yang sekaligus juga resistan terhadap
salah satu OAT golongan fluorokuinolon dan
minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis
suntikan (Kanamisin, Kapreomisin dan Amikasin).
5.TB resisten rifampisin (TB RR)
Resistan terhadap Rifampisin dengan atau tanpa
resistensi terhadap OAT lain yang terdeteksi
menggunakan metode genotip (tes cepat) atau
metode fenotip (konvensional).
Tatalaksana
1.Kategori 1 (2RHZE / 4H3R3)
• Kasus baru BTA positif
• BTA negatif, rontgen thoraks positif
• TB ekstra paru
Tatalaksana
Tatalaksana
2. Kategori 2 (2RHZES/ RHZE/ 5H3R3E3)
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien dengan pengobatan setelah putus obat
Tatalaksana
Efek Samping OAT
Efek Samping OAT
Evaluasi pasien TB
Jawaban Lainnya
A. 2RHZES / 4H3R3 : tidak ada
B. 2RHZE / 4H3R3E3 : tidak ada
C. 2RHZES / RHZE / 5H3R3E3 : Kategori 2
D. 2RHZES / RHZES / 5H3R3 : tidak ada
Soal 121
Tn. Sanji 32 tahun datang dengan keluahan batuk sejak 1
minggu yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan adanya
dahak dan terkadang darah. Pasien memiliki riwayat
pengobatan TB 6 bulan yang lalu, pengobatan hanya 1 minggu
dan pasien berhenti dengan sendirinya. Apa terapi yang tepat
pada pasien ?
A. 2RHZE / 4H3R3
B. 2RHZES / 4H3R3
C. 2RHZE / 4H3R3E3
D. 2RHZES / RHZE / 5H3R3E3
E. 2RHZES / RHZES / 5H3R3
Soal 122
Tn. Usop 26 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
kesemutan pada kedua telapak tangan dan kaki. Keluhan ini
muncul setelah pasien mengkonsumsi OAT selama 1 bulan. OAT
apa yang dapat menyebabkan keluhan pada pasien ?
A. Isoniazid
B. Rifampicin
C. Pirazinamid
D. Etambutol
E. Streptomisin
Analisis Soal 122
Tn. Usop 26 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
kesemutan pada kedua telapak tangan dan kaki. Keluhan ini
muncul setelah pasien mengkonsumsi OAT selama 1 bulan.
OAT apa yang dapat menyebabkan keluhan pada pasien ?
Manifestasi klinis
• Gejala utama batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih
• Dahak bercampur darah
• Batuk darah
• Sesak nafas
• Nafsu makan menurun
• Berat badan turun
• Malaise
• Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik
• Demam meriang lebih dari satu bulan.
TB Paru Dewasa
Pemeriksaan Fisik suara nafas bronkhial,
ronkhi basah kasar di apex, amforik
Pemeriksaan Penunjang
• Darah : limfositosis/monositosis, LED
meningkat, Hb turun
• Pemeriksaan BTA (bakteri tahan asam atau Acid
Fast Bacill (AFB)) SPS (sewaktu-pagi-sewaktu),
dengan pewarnaan Ziehl Nelsen
• Rontgen Thoraks PA-Lateral/Top Lordotik :
kavitas atau infiltrate
Diagnosis
Klasifikasi Berdasarkan
Riwayat Pengobatan
1. TB paru kasus baru
Pasien yang belum pernah diobati dengan OAT
sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT kurang dari
1 bulan (˂ dari 28 dosis).
2. TB paru kasus kambuh (Relaps)
Pasien TB yang pernah dinyatakan sembuh atau
pengobatan lengkap dan didiagnosis kembali dengan BTA
positif (apusan atau kultur).
3. TB paru kasus gagal pengobatan (Failure)
Pasien TB dengan BTA positif yang masih positif atau
kembali menjadi positif pada akhir bulan ke 5.
Klasifikasi Berdasarkan
Riwayat Pengobatan
4. TB paru kasus putus obat (Default/lost to follow-
up)
Pasien yang pernah diobati lebih dari satu bulan
dan berhenti > 2 bulan.
5. TB paru kasus pindah (Transfer In)
Pasien yang dipindahkan keregister lain atau
pindah untuk melanjutkan pengobatannya
6. Bekas TB
Tidak ada tanda TB, BTA negatif, hanya ada
fibrosis pada rontgen thoraks.
Klasifikasi Berdasarkan Uji
Kepakaan Obat
1.TB Monoresisten (TB MR)
Resistan terhadap salah satu jenis OAT lini
pertama saja.
2.TB Poliresisten (TB PR)
Resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini
pertama selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R)
secara bersamaan.
3.TB Multi drug resisten (TB MDR)
Resistan terhadap Isoniazid (H) dan Rifampisin
(R) secara bersamaan.
Klasifikasi Berdasarkan Uji
Kepakaan Obat
4.TB Extensive drug resisten (TB XDR)
TB MDR yang sekaligus juga resistan terhadap
salah satu OAT golongan fluorokuinolon dan
minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis
suntikan (Kanamisin, Kapreomisin dan Amikasin).
5.TB resisten rifampisin (TB RR)
Resistan terhadap Rifampisin dengan atau tanpa
resistensi terhadap OAT lain yang terdeteksi
menggunakan metode genotip (tes cepat) atau
metode fenotip (konvensional).
Tatalaksana
1.Kategori 1 (2RHZE / 4H3R3)
• Kasus baru BTA positif
• BTA negatif, rontgen thoraks positif
• TB ekstra paru
Tatalaksana
Tatalaksana
2. Kategori 2 (2RHZES/ RHZE/ 5H3R3E3)
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien dengan pengobatan setelah putus obat
Tatalaksana
Efek Samping OAT
Efek Samping OAT
Evaluasi pasien TB
Jawaban Lainnya
B. Rifampicin : tidak tepat
C. Pirazinamid : tidak tepat
D. Etambutol : tidak tepat
E. Streptomisin : tidak tepat
Soal 122
Tn. Usop 26 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
kesemutan pada kedua telapak tangan dan kaki. Keluhan ini
muncul setelah pasien mengkonsumsi OAT selama 1 bulan. OAT
apa yang dapat menyebabkan keluhan pada pasien ?
A. Isoniazid
B. Rifampicin
C. Pirazinamid
D. Etambutol
E. Streptomisin
Soal 123
Ny. Charlote 32 tahun datang ke Puskesmas untuk berkonsultasi.
Minggu lalu pasien didiagnosis TB Paru, namun pasien saat ini
dalam pengobatan ARV. Apa yang akan dokter sarankan pada
pasien ?
A. Jika CD4 < 200, terapi ARV 2 minggu, lalu pengobatan TB
B. Jika CD4 200-350, terapi ARV setelah terapi TB intensif
selesai
C. Jika > 350, terapi , terapi ARV setelah pengobatan TB selesai
D. Tanpa melihat CD4, terapi ARV setelah terapi TB 2 minggu
E. Tanpa melihat CD4, terapi ARV setelah terapi TB 1 minggu
Analisis Soal 123
Ny. Charlote 32 tahun datang ke Puskesmas untuk
berkonsultasi. Minggu lalu pasien didiagnosis TB Paru,
namun pasien saat ini dalam pengobatan ARV. Apa yang
akan dokter sarankan pada pasien ?
Tatalaksana
• Tatalaksana pengobatan TB pada ODHA termasuk
wanita hamil prinsipnya adalah sama seperti pada
pasien TB lainnya. Pasien TB dengan HIV positif
diberikan OAT dan ARV, dengan mendahulukan
pengobatan TB untuk mengurangi angka kesakitan dan
kematian.
• Pengobatan ARV sebaiknya dimulai segera dalam
waktu 2- 8 minggu pertama setelah dimulainya
pengobatan TB dan dapat ditoleransi baik .
Jawaban Lainnya
A. Jika CD4 < 200, terapi ARV 2 minggu, lalu
pengobatan TB : tidak tepat
B. Jika CD4 200-350, terapi ARV setelah terapi TB
intensif selesai : tidak tepat
C. Jika > 350, terapi , terapi ARV setelah pengobatan TB
selesai : tidak tepat
E. Tanpa melihat CD4, terapi ARV setelah terapi TB 1
minggu : tidak tepat
Soal 123
Ny. Charlote 32 tahun datang ke Puskesmas untuk berkonsultasi.
Minggu lalu pasien didiagnosis TB Paru, namun pasien saat ini
dalam pengobatan ARV. Apa yang akan dokter sarankan pada
pasien ?
A. Jika CD4 < 200, terapi ARV 2 minggu, lalu pengobatan TB
B. Jika CD4 200-350, terapi ARV setelah terapi TB intensif
selesai
C. Jika > 350, terapi , terapi ARV setelah pengobatan TB selesai
D. Tanpa melihat CD4, terapi ARV setelah terapi TB 2 minggu
E. Tanpa melihat CD4, terapi ARV setelah terapi TB 1 minggu
Soal 124
Tn. Zoro 37 tahun datang ke IGD setelah mengalami
kecelakaan. Pasien mengeluhkan sesak dan nyeri dada. Keluhan
ini disertai dengan adanya jejas pada dada kanannya. Pada
pemeriksaan ditemukan adanya JVP meningkat, dada kanannya
hipersonor dan trakea terkesan terdorong ke arah kiri. Apa
terapi awal yang tepat pada pasien ?
A. Posisikan pasien duduk nyaman
B. Oksigen nasal canul
C. Rehidrasi cairan
D. Needle thoracostomy
E. WSD
Analisis Soal 124
Tn. Zoro 37 tahun datang ke IGD setelah mengalami
kecelakaan. Pasien mengeluhkan sesak dan nyeri dada.
Keluhan ini disertai dengan adanya jejas pada dada
kanannya. Pada pemeriksaan ditemukan adanya JVP
meningkat, dada kanannya hipersonor dan trakea terkesan
terdorong ke arah kiri. Apa terapi awal yang tepat pada
pasien ?
Manifestasi Klinis
• Takipnea, hipotensi, chest pain, sianosis, unilateral
absence of breath sound
• Himpitan vena cava : Shock, JVP ↑
• Himpitan paru kontralateral : Distress pernapasan,
deviasi trakea
Tension Pneumothoraks
Pemeriksaan Penunjang
• Rontgen Thoraks
Ipsilateral increased intercostal spaces
Contralateral shift of the mediastinum
Depression of the hemidiaphargm
Tatalaksana
• Dekompresi segera: large-bore needle insertion
(sela iga II, linea mid-klavikula)
• Water Seal Drainage (WSD)
Jawaban Lainnya
A. Posisikan pasien duduk nyaman : tidak tepat
B. Oksigen nasal canul : tidak tepat
C. Rehidrasi cairan : tidak tepat
E. WSD : terapi defitinif
Soal 124
Tn. Zoro 37 tahun datang ke IGD setelah mengalami
kecelakaan. Pasien mengeluhkan sesak dan nyeri dada. Keluhan
ini disertai dengan adanya jejas pada dada kanannya. Pada
pemeriksaan ditemukan adanya JVP meningkat, dada kanannya
hipersonor dan trakea terkesan terdorong ke arah kiri. Apa
terapi awal yang tepat pada pasien ?
A. Posisikan pasien duduk nyaman
B. Oksigen nasal canul
C. Rehidrasi cairan
D. Needle thoracostomy
E. WSD
Soal 125
Tn. Ace 45 tahun datang untuk melakukan kontrol kesehatan
sebelum melakukan perjalanan dinas. Diketahui pasien akan
mendatangi daerah yang angka kejadian Avian Influenzanya
cukup banyak. Maka dari itu pasien dibekali obat profilaksis,
apa obat yang akan diberikan kepada pasien ?
A. Asiklovir 5x800 mg selama 7 hari
B. Asiklovir 1x800 mg selama 6 minggu
C. Valasiklovir 3x1000 mg selama 7 hari
D. Oseltamivir 2x75 mg selama 5 hari
E. Oseltamivir 1x75 mg selama 6 minggu
Analisis Soal 125
Tn. Ace 45 tahun datang untuk melakukan kontrol
kesehatan sebelum melakukan perjalanan dinas. Diketahui
pasien akan mendatangi daerah yang angka kejadian Avian
Influenzanya cukup banyak. Maka dari itu pasien dibekali
obat profilaksis, apa obat yang akan diberikan kepada
pasien ?
Manifestasi klinis
Influenza like illness, yaitu batuk, pilek dan demam
>38oC, disertai nyeri kepala, nyeri tenggorok,
sesak napas, myalgia dan malaise. Namun
perjalanan klinis sangat progresif, dari flu ringan,
pneumonia hingga ARDS. Keluhan gastrointestinal
seperti diare, keluhan lain berupa konjungtivitis.
Influenza Burung
(Avian Influenza)
Pemeriksaan penunjang
• Darah lengkap : leukopenia, limfopenia,
trombositopenia, peningkatan enzim SGOT, SGPT
• Foto thoraks : bisa berupa infiltrate bilateral luas,
infiltrate difus, multilokal atau tersebar (patchy) atau
kolaps lobar.
• Uji konfirmasi :
• Kultur dan identifikasi virus H5N1
• Uji RT-PCR untuk H5
• Uji serologi IFA test ditemukan antigen positif
dengan antibody monoklonal Influenza A H5N1, uji
netralisasi kenaikan titer antibody spesifik influenza
A/H5N1 sebanyak 4 kali.
Influenza Burung
(Avian Influenza)
Tatalaksana
• Istirahat, peningkatan daya tahan tubuh
• Antiviral, sebaiknya diberikan 48jam pertama
• Penghambat M2: Amantadine (symadine), Rimantidin,
dengan dosis 2x/hari 100mg atau 5mg/kgBB selama
3-5hari
• Penghambat neuramidase: Zanamivir (Relenza),
Oseltamivir (tami-flu), dengan dosis 2x75mg selama 1
minggu.
Influenza Burung
(Avian Influenza)
DIAGNOSIS : Bronkiolitis
Bronkiolitis Akut
Definisi
• Penyakit obstruksi akibat inflamasi pada bronkiolus
pada bayi < 2 tahun, disebabkan oleh virus
Etiologi
• Respiratory syncytial virus (95%), Adenovirus, Human
metapneumovirus, Virus influenza, Parainfluenza virus
tipe 3
Faktor Risiko
• Usia muda, lahir premature, memiliki kelainan jantung
bawaan, orang tua merokok
Bronkiolitis Akut
Diagnosis
• Anamnesis Batuk, pilek, demam, poor feeding
karna sesak.
• Pemeriksaan fisik
• Nafas cepat, merintih, takipnea, pernapasan cuping
hidung, sianosis, retraksi (subcostal, intercostal, dan
suprasternal), hiperesonansi toraks, wheezing dan
crackles.
• Pemeriksaan Penunjang : Rontgen toraks normal
atau hiperinflasi toraks dengan pendataran
diafragma, atelectasis, atau konsolidasi, Penurunan
SaO2
Bronkiolitis Akut
Tatalaksana
Prinsipnya lakukan hidrasi dan pemberian
oksigen yang adekuat
• Jika ringan, boleh rawat jalan dan teruskan
pemberian makanan dan cairan per oral
• Jika berat, rawat inap
• O2 via nasal kanul jika SaO2 <90%
• Berikan cairan infus maintenance
• Antibiotik, ampisilin dosis 50mg/kgBB/hari IV
setiap 6jam
Bronkitis
Suatu peradangan pada bronkus, dapat berupa hipersekresi mukus dan
batuk produktif kronis berulang – ulang minimal selama 3 bulan pertahun
atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut – turut yang tidak diketahui
penyebab lain.
Etiologi
• Faktor Lingkungan Polusi udara (polusi asap rokok atau uap/gas) dan
merokok
• Bakteri (Staphylococcus, pertusis, tuberculosis, mikroplasma)
• Virus (RSV, parainfluenza, influenza, adeno)
• Fungi (Monilia)
• Faktor Penderita Usia, jenis kelamin, kondisi alergi, riwayat penyakit
paru.
Klasifikasi
• Akut : < 2 minggu
• Kronis : > 2 minggu (PPOK)
Bronkitis
Manifestasi Klinis
• Batuk
• Sesak napas
• Gejala kelelahan (sakit tenggorokan, nyeri otot,
hidung tersumbat, nyeri kepala)
• Demam.
Pemeriksaan Fisik
• Paru : Sonor, batas paru hepar rendah, ronki basah
kasar yang tidak tetap (dapat hilang atau pindah
setelah batuk), wheezing dan krepitasi.
Bronkitis
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium : Peningkatan Leukosit
• Rontgen AP/Lateral : Corokan Bronkovaskular
meningkat
Tatalaksana
• Antibiotik (Penisilin, eritromisin atau spiramisin
3x500mg/hari)
• Mukolitik (Asetilsistein)
• Ekspektoran (Guaifenesin)
Bronkiektasis
Definisi
Kondisi patologi saluran respiratori ireversibel ditandai
dengan gambaran radiografi berupa dilatasi bronkus
dan secara klinis didapatkan batuk kronik produktif.
Klasifikasi
Berdasarkan gambaran patologi
• Bronkiektasis silindrikal: garis bronkial regular, dilatasi difus
bronchial tree, lumen terputus karena sumbatan mucus
• Bronkiektasis varikosa: bronkus lebih dilatasi, dengan
konstriksi lokal menyebabkan gambaran bronkial ireguler
menyerupai vena varikosa, mungkin terdapat sakulasi kecil
• Bronkiektasis sakular/kistik: merupakan bentuk paling berat,
dilatasi bronkus hebat menyebabkan bentuk balon berisi
cairan atau mucus
Bronkiektasis
Etiologi dan Faktor Risiko
Pasca infeksi (pneumonia berat), inherited immune
deficiency, primary ciliary dyskinesis (PCD), asma,
malformasi kongenital, aspirasi benda asing,
tuberculosis, kistik fibrosis
Diagnosis
• Anamnesis : Batuk kronik dengan dahak purulen atau
mukopurulen, sesak bila beraktivitas, wheezing, infeksi
paru berulang, batuk darah. Gambaran sputum 3lapis:
busa, mucus dan purulent
• Pemeriksaan Fisik : Hipoksemia, dengan/tanpa
deformitas dada (hiperinflasi), Auskultasi paru → cracles
kasar inspiratori ataupun wheezing,
Bronkiektasis
Pemeriksaan Penunjang
• High-resolution computerized tomography (HRCT)
baku emas
• Gambaran karakterisitik signet ring : diameter internal
dilatasi bronkus lebih besar dari diameter pembuluh darah
• Gambaran lain: air fluid level pada bronkus yang dilatasi,
tram line, varikosa, rongga kistik, penyumbatan oleh mukus,
dilatasi bronkus perifer, dan penebalan dinding bronkus
karena fibrosis peribronkial
• Foto Rontgen terdapat peningkatan tram lines, rongga
kistik, air fluid level, dan gambaran honey comb
Bronkiektasis
Tatalaksana
• Tergantung penyakit yang mendasari.
• Terapi inisial mengurangi obstruksi dan
mengendalikan infeksi
• Antibiotik
• Amoksisilin/ asam klavulanat 22,5mg/kgBB/kali, 2x/hari
• Roksitromisin 4mg/kgBB/kali, 2x/hari, diberikan 6-12minggu
• Makrolid, seperti klaritomisin atau azitromisin
• Fisioterapi dada ↑ mucocilliary clearance
• Suplementasi nutrisi yang adekuat
• Pembedahan lobektomi/pneumonektomi. Jika
gejala tidak membaik dengan medikamentosa setelah
2 tahun.
.
Jawaban Lainnya
A. TB Paru Anak : tidak tepat
B. Bronkitis : tidak tepat
D. Bronkiektasis : tidak tepat
E. Asma Bronkial : gejala hampir sama dengan
Bronkiolitis, tapi pada usia > 2 tahun
Soal 126
An. Roronoa 1 tahun datang dibawa Ibunya dengan keluhan
batuk sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya flu dan demam. Pada pemeriksaan asukultasi
didapatkan adanya wheezing dan crackles di kedua lapang
paru. Apa kemungkinan dianosis pada pasien ?
A. TB Paru Anak
B. Bronkitis
C. Bronkiolitis
D. Bronkiektasis
E. Asma Bronkial
Soal 127
Tn. Enel 57 tahun dibawa ke IGD oleh keluarganya karena tidak
sadar sejak 1 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat DM dan
menggunakan insulin. Diketahui beberapa hari ini pasien
sedang sibuk di kantornya. Pada pemeriksaan GDS ditemukan
50 mg/dL. Apa tatalaksana awal yang tepat bagi pasien ?
A. Oksigen nasal canul
B. Rehidrasi cairan
C. Berikan minuman gula murni
D. D10% 150 cc selama 15 menit
E. D10% 250 cc selama 15 menit
Analisis Soal 127
Tn. Enel 57 tahun dibawa ke IGD oleh keluarganya karena
tidak sadar sejak 1 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat
DM dan menggunakan insulin. Diketahui beberapa hari ini
pasien sedang sibuk di kantornya. Pada pemeriksaan GDS
ditemukan 50 mg/dL. Apa tatalaksana awal yang tepat bagi
pasien ?
DIAGNOSIS : Hipoglikemia
Hipoglikemia (4A/3B)
DIAGNOSIS : Dislipidemia
Dislipidemia (4A)
Dislipidemia disebabkan oleh terganggunya
metabolisme lipid akibat interaksi faktor genetik &
lingkungan.
• Kolesterol non-HDL
• Target kolesterol non-HDL adalah 30 mg/dL di atas
target kolesterol LDL.
• STRATEGI
INTERVENSI
PENURUNAN
KONSENTRASI
KOLESTEROL
LDL
Tatalaksana
Pemeriksaan Fisik
Jantung: Tachycardia, Atrial fibrillation, LVH and
strain on ECG, Premature atrial/ventricular
contractions, Congestive heart failure, Angina
with/without coronary artery disease, Systolic BP
↑ Diastolic BP ↓ , Pulse pressure 50-80 mmHg.
Tatalaksana
DIAGNOSIS : Marasmus
Kurang Energi Protein (4A)
DIAGNOSIS : Gigantisme
Gigantisme vs Akromegali
Gigantisme Akromegali
• Mengacu pada • Kelainan yang sama yaitu
pertumbuhan linear kelebihan IGF-I tetapi
yang tinggi dan terjadi di masa dewasa.
abnormal karena aksi
berlebihan faktor •
pertumbuhan seperti
insulin I (IGF-I)
sementara lempeng
pertumbuhan epifisis
terbuka selama masa
kanak-kanak.
Gigantisme vs Akromegali
Gigantisme Akromegali
• Pertumbuhan otot, organ, dan • Gejala pertama adalah
tulang yang tidak biasa perubahan pada wajah,
sehingga seorang anak lebih dengan tampilan kasar.
besar, termasuk lebih tinggi Kaki dan tangan
dari biasanya, untuk usia membengkak.
perkembangannya. Perkembangan rambut
tubuh kasar, kulit tebal yang
gelap, kelenjar tubuh
bertambah besar, produksi
keringat meningkat, rahang
juga menjulur keluar dan
lidah bisa berubah bentuk
dan ukuran.
Pubertas Prekoks (2)
Pubertas prekoks ialah perkembangan ciri-ciri seks
sekunder yang terjadi sebelum usia 8 tahun pada
seorang anak perempuan atau sebelum umur 9 tahun
pada seorang anak laki-laki.
Klasifikasi
• Pubertas prekoks sentral (gonadotropin-dependent
precocious puberty)
• Pubertas prekoks perifer (gonadotropin-independent
precocious puberty)
Etiologi
• Idiopatik, abnormalitas SSP, kelainan genetik, tumor.
Diagnosis
Anamnesis
Pola pertumbuhan sejak lahir, usia awitan tanda
seks sekunder muncul dan progresivitasnya,
riwayat penyakit dahulu, riwayat paparan
hormon eksogen.
Pemeriksaan Fisik
• Antopometri
• Status pubertas menurut skala Tanner
• Genitalia
Diagnosis
DIAGNOSIS : HONK
Krisis Hiperglikemia (3B)
Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi
pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.
Algoritma Diagnosis
DM Perkeni 2011
Tatalaksana
Obat Anti Hiperglikemia (OAH)
Insulin
Insulin
Dosis Insulin
Contoh: BB=60kg
0,5 x 60kg = 30 IU
- 60% = 18 IU dibagi 3x pemberian → 6 IU pagi,
siang, malam
- 40% = 12 IU → diberikan malam
Jawaban Lainnya
A. Edukasi makanan : tidak tepat
B. Edukasi olahraga : tidak tepat
D. TTGO : tidak tepat
E. Beri obat DM : tidak tepat
Soal 133
Tn. Hawkins 46 tahun datang untuk konsul hasil lab. Dari hasil
lab menunjukan GDP 200 mg/dL. Hal ini baru pertama kali
dialami oleh pasien. Pasien menyatakan tidak memiliki keluhan
apa pun. Apa yang akan dokter lakukan selanjutnya ?
A. Edukasi makanan
B. Edukasi olahraga
C. GDP ulang
D. TTGO
E. Beri obat DM
Soal 134
Tn. Gladius 56 tahun datang untuk konsultasi. Pasien baru saja
terdiagnosis DM tipe 2 beberapa hari yang lalu. Pasien juga
mempunyai riwayat sesak dan kaki yang terkadang bengkak.
Keluhan tersebut belum pernah diperiksakan secara lebih lanjut.
Maka dari itu dokter tidak akan memberikan satu obat DM pada
pasien, obat apa yang tidak akan diberikan kepada pasien ?
A. Glibenklamid
B. Repaglinid
C. Metformin
D. Pioglitazon
E. Acarbose
Analisis Soal 134
Tn. Gladius 56 tahun datang untuk konsultasi. Pasien baru
saja terdiagnosis DM tipe 2 beberapa hari yang lalu. Pasien
juga mempunyai riwayat sesak dan kaki yang terkadang
bengkak. Keluhan tersebut belum pernah diperiksakan
secara lebih lanjut. Maka dari itu dokter tidak akan
memberikan satu obat DM pada pasien, obat apa yang
tidak akan diberikan kepada pasien ?
Contoh: BB=60kg
0,5 x 60kg = 30 IU
- 60% = 18 IU dibagi 3x pemberian → 6 IU pagi,
siang, malam
- 40% = 12 IU → diberikan malam
Jawaban Lainnya
A. Glibenklamid : tidak tepat
B. Repaglinid : tidak tepat
C. Metformin : tidak tepat
E. Acarbose : tidak tepat
Soal 134
Tn. Gladius 56 tahun datang untuk konsultasi. Pasien baru saja
terdiagnosis DM tipe 2 beberapa hari yang lalu. Pasien juga
mempunyai riwayat sesak dan kaki yang terkadang bengkak.
Keluhan tersebut belum pernah diperiksakan secara lebih lanjut.
Maka dari itu dokter tidak akan memberikan satu obat DM pada
pasien, obat apa yang tidak akan diberikan kepada pasien ?
A. Glibenklamid
B. Repaglinid
C. Metformin
D. Pioglitazon
E. Acarbose
Soal 135
An. Edward 8 tahun datang dibawa orangtuanya karena pada
ketiak dan pubisnya sudah tumbuh rambut. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan ukuran testisnya sudah memasuki masa
pubertas. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, akhirnya
dokter mendiagnosis pasien ini sebagai Pubertas Prekoks Perifer.
Mana pernyataan di bawah ini yang sesuai dengan diagnosis
tersebut ?
A. Gonadotropin dependent
B. Gonadotropin independent
C. Cortisol suppressed
D. Cortisol not suppressed
E. Elevate IGF-I
Analisis Soal 135
An. Edward 8 tahun datang dibawa orangtuanya karena
pada ketiak dan pubisnya sudah tumbuh rambut. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan ukuran testisnya sudah
memasuki masa pubertas. Setelah dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut, akhirnya dokter mendiagnosis pasien ini
sebagai Pubertas Prekoks Perifer. Mana pernyataan di
bawah ini yang sesuai dengan diagnosis tersebut ?
Klasifikasi
• Pubertas prekoks sentral (gonadotropin-dependent
precocious puberty)
• Pubertas prekoks perifer (gonadotropin-independent
precocious puberty)
Etiologi
• Idiopatik, abnormalitas SSP, kelainan genetik, tumor.
Diagnosis
Anamnesis
Pola pertumbuhan sejak lahir, usia awitan tanda
seks sekunder muncul dan progresivitasnya,
riwayat penyakit dahulu, riwayat paparan
hormon eksogen.
Pemeriksaan Fisik
• Antopometri
• Status pubertas menurut skala Tanner
• Genitalia
Diagnosis
DIAGNOSIS : Varicella
Varisela (4A)
Tatalaksana
• Simptomatik → Antipiretik, bedak salisil dapat
diberikan untuk mengurangi gatal
• Pengobatan antivirus oral, antara lain:
• Asiklovir 5 x 800 mg/hari, selama 7–10 hari
• Valasiklovir 3x1000 mg/hari, selama 7–10 hari
• Anak-anak 4 x 20 mg/kgBB (dosis maksimal 800
mg),
Jawaban Lainnya
A. Pewarnaan gram : tidak tepat
B. Kultur di loeffler media : Difteri
C. Kultur di sabouraud media : Candida
D. Pap smear : Ca Cerviks
Soal 136
Tn. Rosinante 24 tahun datang dengan keluhan lenting berisi
cairan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini tersebar di area dada
dan perut. Keluhan ini juga disertai dengan gatal dan demam.
Pasien menyatakan teman kosnya ada yang memiliki keluhan
yang sama. Apa pemeriksaan yang dapat digunakan untuk
diagnosis ?
A. Pewarnaan gram
B. Kultur di loeffler media
C. Kultur di sabouraud media
D. Pap smear
E. Tzanck Smear
Soal 137
Tn. Rosinante 24 tahun datang dengan keluhan lenting berisi
cairan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini tersebar di area dada
dan perut. Keluhan ini juga disertai dengan gatal dan demam.
Pasien menyatakan teman kosnya ada yang memiliki keluhan
yang sama. Apa terapi yang tepat pada pasien ?
A. Oseltamivir 2x75 mg selama 5 hari
B. Paracetamol 3x500 mg selama 5 hari
C. Asiklovir 5x800 mg selama 7 hari
D. Valasiklovir 3x100 mg selama 7 hari
E. Metilprednisolon 2x4 mg selama 3 hari
Analisis Soal 137
Tn. Rosinante 24 tahun datang dengan keluhan lenting
berisi cairan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini tersebar di
area dada dan perut. Keluhan ini juga disertai dengan gatal
dan demam. Pasien menyatakan teman kosnya ada yang
memiliki keluhan yang sama. Apa terapi yang tepat pada
pasien ?
DIAGNOSIS : Varicella
Varisela (4A)
Tatalaksana
• Simptomatik → Antipiretik, bedak salisil dapat
diberikan untuk mengurangi gatal
• Pengobatan antivirus oral, antara lain:
• Asiklovir 5 x 800 mg/hari, selama 7–10 hari
• Valasiklovir 3x1000 mg/hari, selama 7–10 hari
• Anak-anak 4 x 20 mg/kgBB (dosis maksimal 800
mg),
Jawaban Lainnya
A. Oseltamivir 2x75 mg selama 5 hari : Avian Influenza
B. Paracetamol 3x500 mg selama 5 hari : tidak tepat
D. Valasiklovir 3x100 mg selama 7 hari : salah dosis
E. Metilprednisolon 2x4 mg selama 3 hari : tidak tepat
Soal 137
Tn. Rosinante 24 tahun datang dengan keluhan lenting berisi
cairan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini tersebar di area dada
dan perut. Keluhan ini juga disertai dengan gatal dan demam.
Pasien menyatakan teman kosnya ada yang memiliki keluhan
yang sama. Apa terapi yang tepat pada pasien ?
A. Oseltamivir 2x75 mg selama 5 hari
B. Paracetamol 3x500 mg selama 5 hari
C. Asiklovir 5x800 mg selama 7 hari
D. Valasiklovir 3x100 mg selama 7 hari
E. Metilprednisolon 2x4 mg selama 3 hari
Soal 138
Ny. Betty 32 tahun datang dengan keluhan gatal di bawah
kedua paudara. Keluhan ini dirasakan sudah hampir 2 minggu
dan disertai dengan adanya bagian kulit yang terlihat bersisik.
Pada pemeriksaan lampu wood ditemukan adanya warna colar
red. Apa terapi topikal yang tepat pada pasien ?
A. Tetrasiklin 3%
B. Tetrasiklin 2%
C. Ketokonazol 3%
D. Ketokonazol 2%
E. Selenium sulfide 1,8%
Analisis Soal 138
Ny. Betty 32 tahun datang dengan keluhan gatal di bawah
kedua paudara. Keluhan ini dirasakan sudah hampir 2
minggu dan disertai dengan adanya bagian kulit yang
terlihat bersisik. Pada pemeriksaan lampu wood ditemukan
adanya warna colar red. Apa terapi topikal yang tepat pada
pasien ?
DIAGNOSIS : Eritrasma
Eritrasma (4A)
Etiologi
• Corynebacterium minitussismum, bakteri gram
positif berbentuk batang
Diagnosis
Klinis
• Lesi eritroskuamosa
• Skuama halus merah kecoklatan
Pemeriksaan penunjang
• Wood’s lamp: coral-red / merah membara
Tatalaksana
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan sediaan langsung kerokan kulit
atau kuku menggunakan mikroskop dan KOH
20%: tampak hifa panjang dan atau artrospora
• Kultur dengan agar Sabouraud plus
Tatalaksana
Topikal
• Rambut dicuci dengan sampo antimikotik:
selenium sulfida 1% dan 2,5% 2- 4
kali/minggu10 atau sampo ketokonazol 2% 2
hari sekali selama 2-4 minggu
Tatalaksana
Sistemik
• Microsporum
• Griseofulvin fine particle/microsize 20-25
mg/kgBB/hari
• Trichopyton
• Terbinafin 62,5 mg/hari untuk BB 10-20 kg, 125
mg untuk BB 20-40 kg dan 250 mg/hari untuk BB
>40 kg selama 2-4 minggu
Jawaban Lainnya
A. Tinea capitis tipe Grey patch : lampu wood warna
hijau
B. Tinea capitis tipe Kerion : terdapat folikulitis pustular
hingga furunkel
C. Tinea capitis tipe Black Dot : kumpulan titik hitam
pada daerah alopesia
E. Tinea capitis tipe Black patch : tidak ada
Soal 139
An. Trebol 12 tahun datang dengan keluhan plak pada kepala
belakangnya sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai
dengan adanya bau busuk pada plak, gatal dan perih. Pada
pemeriksaan dermatologis ditemukan adanya skutula positif.
Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Tinea capitis tipe Grey patch
B. Tinea capitis tipe Kerion
C. Tinea capitis tipe Black Dot
D. Tinea capitis tipe Favus
E. Tinea capitis tipe Black patch
Soal 140
Tn. Tesoro 24 tahun datang dengan keluhan gatal pada pundak
kanan sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan dermatologis
didapatkan lesi hipopigmentasi dengan ada skuama halus di
atasnya. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan
lampu wood. Pada kasus ini warna yang akan muncul pada saat
disinari lampu wood adalah ?
A. Merah coral
B. Kuning emas
C. Putih terang
D. Hijau
E. Kehitaman
Analisis Soal 140
Tn. Tesoro 24 tahun datang dengan keluhan gatal pada
pundak kanan sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan
dermatologis didapatkan lesi hipopigmentasi dengan ada
skuama halus di atasnya. Selanjutnya dokter akan
melakukan pemeriksaan lampu wood. Pada kasus ini warna
yang akan muncul pada saat disinari lampu wood adalah ?
Pemeriksaan penunjang :
• Lampu Woods kuning keemasan
• KOH hifa pendek dan spora-spora bulat yang
dapat berkelompok (spaghetti and meatball
appearance).
Tatalaksana
• Pengobatan topikal : Suspensi selenium sulfida
1,8%, dalam bentuk shampo yang digunakan
2-3 kali seminggu dan derivat azol topikal,
antara lain mikonazol dan klotrimazol.
• Pengobatan sistemik diberikan apabila penyakit
ini terdapat pada daerah yang luas atau jika
penggunaan obat topikal tidak berhasil. Obat
tersebut, yaitu: Ketokonazol per oral dengan
dosis 1x200 mg sehari selama 10 hari, atau
Itrakonazol per oral dengan dosis 1 x 200 mg
sehari selama 5-7 hari.
Jawaban Lainnya
A. Merah coral : Eritrasma
C. Putih terang : Vitiligo
D. Hijau : Tinea capitis tipe Grey patch
E. Kehitaman : Hiperpigmentasi pasca inflamasi
Soal 140
Tn. Tesoro 24 tahun datang dengan keluhan gatal pada pundak
kanan sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan dermatologis
didapatkan lesi hipopigmentasi dengan ada skuama halus di
atasnya. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan
lampu wood. Pada kasus ini warna yang akan muncul pada saat
disinari lampu wood adalah ?
A. Merah coral
B. Kuning emas
C. Putih terang
D. Hijau
E. Kehitaman
Soal 141
Tn. Jozu 24 tahun datang dengan keluhan lenting di area
rambut kelamin sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini disertai
dengan adanya gatal yang hilang timbul. Pasien memiliki riwayat
sering berhubungan seksual dengan penjaja seks. Pada
pemeriksaan dermatologis ditemukan adanya beberapa papul
dan ditengahnya terdapat delle. Apa terapi yang tepat bagi
pasien ?
A. Mupirocin 2%
B. Gamexan 1%
C. Permetrin 5%
D. Epilasi
E. Enukleasi
Analisis Soal 141
Tn. Jozu 24 tahun datang dengan keluhan lenting di area
rambut kelamin sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini disertai
dengan adanya gatal yang hilang timbul. Pasien memiliki
riwayat sering berhubungan seksual dengan penjaja seks.
Pada pemeriksaan dermatologis ditemukan adanya
beberapa papul dan ditengahnya terdapat delle. Apa terapi
yang tepat bagi pasien ?
DIAGNOSIS : Ektima
Ektima (4A)
Ektima adalah peradangan
yang menimbulkan
kehilangan jaringan dermis
bagian atas (ulkus
dangkal). Krusta tebal
melekat menutupi ulkus
dibawahnya yang
berbentuk lekukan dangkal
dan tepi meninggi
(punched out lesion)
Etiologi :
• Steptococcus beta
hemoliticus
Headshot
Etiologi Pyoderma oleh Streptococcus
SPICEE!
• Scarlet fever
• Phlegmon
• Impetigo Krustosa
• Celulitis
• Ektima
• Erisipelas
Diagnosis
Klinis :
• Ulkus dangkal dengan krusta tebal melekat
menutupi ulkus dibawahnya yang berbentuk
lekukan dangkal dan tepi meninggi (punched
out lesion)
• Predileksi: Tungkai bawah tempat yang
relatif banyak trauma. Tempat lainnya adalah
bokong dan paha
Tatalaksana
DIAGNOSIS : Skrofuloderma
Skrofuloderma (4A)
Topikal:
• Pada bentuk ulkus: kompres dengan larutan
antiseptik (povidon iodin 1%)
Sistemik:
• Tahap Intensif (dua bulan)
• Dosis FDC (fixed dosed combination for four drugs)
R 150 mg, H 75 mg, Z 400 mg, E 275 mg (dosis
lihat halaman 156). FDC diminum sekali sehari,
satu jam sebelum atau dua jam setelah sarapan
pagi
Tatalaksana
• Tahap lanjut
• Tahap lanjut diberikan hingga 2 bulan setelah lesi
kulit menyembuh. Durasi total pengobatan (tahap
intensif + tahap lanjutan) minimal 1 tahun.
• Dosis FDC R 150 mg, H 150 mg
Jawaban Lainnya
A. Mupirocin 2% : Pioderma
B. Tinctura podofilin 25% : Condiloma akuminata
D. OHO : Diabetes Melitus tipe 2
E. Amoxicillin : tida tepat
Soal 143
Ny. Galette 46 tahun datang dengan keluhan benjolan pada
leher dan ketiaknya sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini
disertai dengan adanya cairan kekuningan yang keluar dari
benjolan tersebut, selain juga terkadang disertai dengan gatal
dan nyeri. Pasien memiliki riwayat pengobatan TB yang tidak
tuntas. Apa terapi yang tepat pada pasien ?
A. Mupirocin 2%
B. Tinctura podofilin 25%
C. OAT
D. OHO
E. Amoxicillin
Soal 144
Tn. Tama 32 tahun datang dengan keluhan gatal pada
pinggang kiri sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai
dengan adanya bercak kemerahan pada area tersebut. Pasien
mengaku mandi terkadang 3 hari sekali. Pada pemeriksaan
dermatologis ditemukan gambar seperti berikut. Apa tatalaksana
yang tepat pada pasien ?
A. Terbinafin
B. Ketokonazol
C. Asiclovir
D. Mupirocin
E. Selenium sulfide
Analisis Soal 144
Tn. Tama 32 tahun datang dengan keluhan gatal pada pinggang
kiri sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya
bercak kemerahan pada area tersebut. Pasien mengaku mandi
terkadang 3 hari sekali. Pada pemeriksaan dermatologis
ditemukan gambar seperti berikut. Apa tatalaksana yang tepat
pada pasien ?
DIAGNOSIS : Filariasis
Filariasis (4A)
Etiologi :
• Brugia malayi, Brugio
timori, Wucherria
bancrofti
Vektor :
• Nyamuk Culex,
Anopheles, atau
aedes.
Diagnosis
Klinis :
• Cacing dewasa mengakibatkan limfadenitis dan
limfangitis retrogad. Predileksi di tungkai bawah,
khusus Wuchereria Bancrofti mengakibatka
limfangitis dan limfedema di genital.
Pemeriksaan Penunjang
• Darah tebal atau tipis jam 22.00–02.00
• Pewarnaan giemsa atau wright
• Ukuran kepala WB 1:1, BM 1:2, BT 1:3
Tatalaksana
DIAGNOSIS : Filariasis
Filariasis (4A)
Etiologi :
• Brugia malayi, Brugio
timori, Wucherria
bancrofti
Vektor :
• Nyamuk Culex,
Anopheles, atau
aedes.
Diagnosis
Klinis :
• Cacing dewasa mengakibatkan limfadenitis dan
limfangitis retrogad. Predileksi di tungkai bawah,
khusus Wuchereria Bancrofti mengakibatka
limfangitis dan limfedema di genital.
Pemeriksaan Penunjang
• Darah tebal atau tipis jam 22.00–02.00
• Pewarnaan giemsa atau wright
• Ukuran kepala WB 1:1, BM 1:2, BT 1:3
Tatalaksana
Pedikulosis pubis:
• Topikal gameksan 1%, atau emulsi benzil
benzoat 25% yang dioleskan dan didiamkan
selama 24 jam. Pengobatan diulangi 4 hari
kemudian, jika belum sembuh
Jawaban Lainnya
A. Malathion 5% : seharusnya 0,5% atau 1%
C. Gamexan 5% : seharusnya 1%
D. Hidrokortison 1% : tidak tepat
E. Emulsi benzil benzoat 5% : seharusnya 25%
Soal 147
An. Eric 7 tahun datang dengan keluhan gatal pada kepala
sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
ditemukannya kutu pada kepalanya. Diketahui teman-temannya
memiliki keluhan yang sama. Apa terapi yang tepat bagi pasien
?
A. Malathion 5%
B. Permetrin 1%
C. Gamexan 5%
D. Hidrokortison 1%
E. Emulsi benzil benzoat 5%
Soal 148
Nn. Viola 22 tahun datang dengan keluhan gatal pada
pergelangan tangan kanan sejak 4 hari yang lalu. Keluhan ini
disertai dengan adanya bercak kecoklatan pada area tersebut.
Sebelumnya pasien menggunakan gelang yang baru dibelinya
lalu mengalami hali ini. Pasien memiliki riwayat Asthma sejak
kecil. Apa pemeriksaan selanjutnya yang tepat pada pasien ?
A. Darah lengkap
B. Lampu wood
C. Kultur
D. Skin prickt test
E. Skin patch test
Analisis Soal 148
Nn. Viola 22 tahun datang dengan keluhan gatal pada
pergelangan tangan kanan sejak 4 hari yang lalu. Keluhan
ini disertai dengan adanya bercak kecoklatan pada area
tersebut. Sebelumnya pasien menggunakan gelang yang
baru dibelinya lalu mengalami hali ini. Pasien memiliki
riwayat Asthma sejak kecil. Apa pemeriksaan selanjutnya
yang tepat pada pasien ?
• Nonmedikamentosa
• Identifikasi dan penghindaran terhadap bahan
iritan tersangka
• Anjuran penggunaan alat pelindung diri (APD),
misalnya sarung tangan apron, sepatu bot
Tatalaksana
1. Sistemik: simtomatis, sesuai gejala dan sajian
klinis Derajat sakit berat: dapat ditambah
kortikosteroid oral setara dengan prednison 20
mg/hari dalam jangka pendek (3 hari)
2. Topikal: Pelembap setelah bekerja/after work
cream. Disarankan pelembap yang kaya
kandungan lipid, petrolatum.
• Sesuai dengan sajian klinis
• Basah (madidans): beri kompres terbuka (2-3 lapis kain
kasa) dengan larutan NaCl 0,9%.
• Kering: beri krim kortikosteroid potensi sedang, misalnya
flusinolon asetoid.
• Bila dermatitis berjalan kronis dapat diberikan
mometason fuorate intermiten
Jawaban Lainnya
A. Darah lengkap : tidak tepat
B. Lampu wood : tidak tepat
C. Kultur : tidak tepat
D. Skin prickt test : tidak tepat
Soal 148
Nn. Viola 22 tahun datang dengan keluhan gatal pada
pergelangan tangan kanan sejak 4 hari yang lalu. Keluhan ini
disertai dengan adanya bercak kecoklatan pada area tersebut.
Sebelumnya pasien menggunakan gelang yang baru dibelinya
lalu mengalami hali ini. Pasien memiliki riwayat Asthma sejak
kecil. Apa pemeriksaan selanjutnya yang tepat pada pasien ?
A. Darah lengkap
B. Lampu wood
C. Kultur
D. Skin prickt test
E. Skin patch test
Soal 149
Nn. Baccarat 19 tahun datang dengan keluhan beruntus pada
wajahnya. Keluhan ini dirasakan memburuk saat pasien akan
masuk masa menstruasi. Pada pemeriksaan dermatologis
ditemukan adanya komedo > 100 serta papul dan pustul yang
diperkirakan sudah > 50. Keadaan pada pasien tergolong pada
derajat apa ?
A. Normal
B. Ringan
C. Sedang
D. Berat
E. Kronik
Analisis Soal 149
Nn. Baccarat 19 tahun datang dengan keluhan beruntus
pada wajahnya. Keluhan ini dirasakan memburuk saat
pasien akan masuk masa menstruasi. Pada pemeriksaan
dermatologis ditemukan adanya komedo > 100 serta papul
dan pustul yang diperkirakan sudah > 50. Keadaan pada
pasien tergolong pada derajat apa ?
• Ringan
• Asam retinoat 0,01-0,1% atau benzoil peroksida
atau kombinasi.
• Ibu hamil atau menyusui: benzoil peroksida
• Sedang
• Topikal: asam retinoat + benzoil peroksida atau
bila perlu antibiotik.
• Ibu hamil/menyusui tetap benzoil peroksida.
• Oral: doksisiklin 50-100 mg
• Ibu hamil atau menyusui eritromisin 500-1000
mg/hari
Tatalaksana
• Berat
• Topikal: antibiotic, Klindamisin 1,2%
• Ibu hamil/menyusui tetap benzoil peroksida
• Oral : azitromisin pulse dose (hari pertama 500 mg
dilanjutkan hari ke 2-4 250 mg)
• Ibu hamil: eritromisin 500-1000 mg/harSedang
Jawaban Lainnya
A. Normal : tidak ada
B. Ringan : tidak tepat
C. Sedang : tidak tepat
E. Kronik : tidak ada
Soal 149
Nn. Baccarat 19 tahun datang dengan keluhan beruntus pada
wajahnya. Keluhan ini dirasakan memburuk saat pasien akan
masuk masa menstruasi. Pada pemeriksaan dermatologis
ditemukan adanya komedo > 100 serta papul dan pustul yang
diperkirakan sudah > 50. Keadaan pada pasien tergolong pada
derajat apa ?
A. Normal
B. Ringan
C. Sedang
D. Berat
E. Kronik
Soal 150
Nn. Baccarat 19 tahun datang dengan keluhan beruntus pada
wajahnya. Keluhan ini dirasakan memburuk saat pasien akan
masuk masa menstruasi. Pada pemeriksaan dermatologis
ditemukan adanya komedo > 100 serta papul dan pustul yang
diperkirakan sudah > 50. Apa tatalaksana yang tepat pada
pasien ?
A. Asam retinoat 1%, Azitromisin
B. Asam retinoat 0,1%, Metronidazol
C. Klindamisin 1,2%, Azitromisin
D. Klindamisin 1,2%, Metronidazol
E. Azitromisin, Metronidazol
Analisis Soal 150
Nn. Baccarat 19 tahun datang dengan keluhan beruntus
pada wajahnya. Keluhan ini dirasakan memburuk saat
pasien akan masuk masa menstruasi. Pada pemeriksaan
dermatologis ditemukan adanya komedo > 100 serta papul
dan pustul yang diperkirakan sudah > 50. Apa tatalaksana
yang tepat pada pasien ?
• Ringan
• Asam retinoat 0,01-0,1% atau benzoil peroksida
atau kombinasi.
• Ibu hamil atau menyusui: benzoil peroksida
• Sedang
• Topikal: asam retinoat + benzoil peroksida atau
bila perlu antibiotik.
• Ibu hamil/menyusui tetap benzoil peroksida.
• Oral: doksisiklin 50-100 mg
• Ibu hamil atau menyusui eritromisin 500-1000
mg/hari
Tatalaksana
• Berat
• Topikal: antibiotic, Klindamisin 1,2%
• Ibu hamil/menyusui tetap benzoil peroksida
• Oral : azitromisin pulse dose (hari pertama 500 mg
dilanjutkan hari ke 2-4 250 mg)
• Ibu hamil: eritromisin 500-1000 mg/harSedang
Jawaban Lainnya
A. Asam retinoat 1%, Azitromisin : tidak tepat
B. Asam retinoat 0,1%, Metronidazol : tidak tepat
D. Klindamisin 1,2%, Metronidazol : tidak tepat
E. Azitromisin, Metronidazol : tidak tepat
Soal 150
Nn. Baccarat 19 tahun datang dengan keluhan beruntus pada
wajahnya. Keluhan ini dirasakan memburuk saat pasien akan
masuk masa menstruasi. Pada pemeriksaan dermatologis
ditemukan adanya komedo > 100 serta papul dan pustul yang
diperkirakan sudah > 50. Apa tatalaksana yang tepat pada
pasien ?
A. Asam retinoat 1%, Azitromisin
B. Asam retinoat 0,1%, Metronidazol
C. Klindamisin 1,2%, Azitromisin
D. Klindamisin 1,2%, Metronidazol
E. Azitromisin, Metronidazol
Soal 151
Tn. Brook 47 tahun datang ke IGD dengan keluhan kulit di
beberapa bagian tubuhnya mengelupas sejak 1 hari yang lalu.
Keluhan ini disertai dengan nyeri dan terkadang gatal. Keluhan
ini muncul setelah pasien mengkonsumsi suatu obat yang
dibelinya di warung. Pada pemeriksaan didapatkan adanya 25%
luka melepuh dan mengelupas pada tubuhnya, termasuk pada
bibir dan lubang hidungnya. Selain itu ditemukan adanya tanda
nikolsky positif. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. SJS
B. SJS-TEN
C. TEN
D. Fixed Drug Eruption
E. Exanthema Drug Eruption
Analisis Soal 151
Tn. Brook 47 tahun datang ke IGD dengan keluhan kulit di
beberapa bagian tubuhnya mengelupas sejak 1 hari yang
lalu. Keluhan ini disertai dengan nyeri dan terkadang gatal.
Keluhan ini muncul setelah pasien mengkonsumsi suatu obat
yang dibelinya di warung. Pada pemeriksaan didapatkan
adanya 25% luka melepuh dan mengelupas pada tubuhnya,
termasuk pada bibir dan lubang hidungnya. Selain itu
ditemukan adanya tanda nikolsky positif. Apa diagnosis
yang tepat pada pasien ?
DIAGNOSIS : SJS-TEN
SJS/TEN (3B)
Faktor resiko :
• Riwayat konsumsi obat (jumlah, jenis, dosis, cara
pemberian, pengaruh pajanan sinar matahari,
atau kontak obat pada kulit terbuka), Riwayat atopi
diri dan keluarga, Alergi terhadap alergen lain,
Riwayat alergi obat sebelumnya
• Pemeriksaan Fisik : Lesi khas: Vesikel, bercak,
Eritema, Lesi target berbentuk bulat lonjong atau
numular Kadang-kadang disertai erosi, Bercak
hiperpigmentasi dengan kemerahan di tepinya,
terutama pada lesi berulang
Tatalaksana
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan sediaan langsung kerokan kulit
atau kuku menggunakan mikroskop dan KOH
20%: tampak hifa panjang dan atau artrospora
• Kultur dengan agar Sabouraud plus
Tatalaksana
Topikal
• Rambut dicuci dengan sampo antimikotik:
selenium sulfida 1% dan 2,5% 2- 4
kali/minggu10 atau sampo ketokonazol 2% 2
hari sekali selama 2-4 minggu
Tatalaksana
Sistemik
• Microsporum
• Griseofulvin fine particle/microsize 20-25
mg/kgBB/hari
• Trichopyton
• Terbinafin 62,5 mg/hari untuk BB 10-20 kg, 125
mg untuk BB 20-40 kg dan 250 mg/hari untuk BB
>40 kg selama 2-4 minggu
Tatalaksana
Topikal
• Minoksidil 2–5% 2 kali sehari
Sistemik
• Finasteride 1mg/hari atau
• Dutasteride 0,5 mg/hari
Jawaban Lainnya
A. Alopesia Androgenik : tidak tepat
C. Tellogen Efluvium : tidak tepat
D. Grey patch : tidak tepat
E. Kerion : tidak tepat
Soal 152
Tn. Newgate 45 tahun datang dengan keluhan kerontokan pada
rambutnya sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan ini tidak disertai
dengan keluhan lainnya. Pada pemeriksaan rambut sesuai
gambar di bawah ini. Pada pemeriksaan Hair pull test ditemukan
positif. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Alopesia Androgenik
B. Alopesia Areata
C. Tellogen Efluvium
D. Grey patch
E. Kerion
Soal 153
Ny. Viola 38 tahun datang dengan keluhan gatal di lipatan
bawah payudara kanan dan kiri sejak 1 minggu yang lalu.
Keluhan disertai dengan adanya bercak keceoklatan. Pada
pemeriksaan dermatologis ditemukan adanya lesi
hiperpigmentasi berbatas tegas dan terdapat adanya lesi satelit.
Selanjutnya dokter memeriksa kerokan lesi, apa yang dapat
ditemukan dari kerokan lesi pada kasus ini ?
A. Saboraud
B. Multinucleated Giant Cell
C. Spora bulat dengan hifa pendek
D. Artospora dengan hifa panjang
E. Blastopora dengan hifa semu
Analisis Soal 153
Ny. Viola 38 tahun datang dengan keluhan gatal di lipatan
bawah payudara kanan dan kiri sejak 1 minggu yang lalu.
Keluhan disertai dengan adanya bercak keceoklatan. Pada
pemeriksaan dermatologis ditemukan adanya lesi
hiperpigmentasi berbatas tegas dan terdapat adanya lesi
satelit. Selanjutnya dokter memeriksa kerokan lesi, apa yang
dapat ditemukan dari kerokan lesi pada kasus ini ?
Pemeriksaan Penunjang
1. Pewarnaan sediaan langsung kerokan kulit
dengan KOH 20% atau Gram: ditemukan
pseudohifa.
2. Kultur dengan agar Saboraud: tampak koloni
berwarna putih, tumbuh dalam 2- 5 hari
Tatalaksana
Topikal
• Krim imidazol (mikonazol 2%, klotrimazol 1%)
selama 14-28 hari.
• Bedak nistatin atau mikonazol selanjutnya
dapat untuk pencegahan.
Sistemik
• Flukonazol 50 mg/hari atau 150 mg/minggu.
• Itrakonazol 100-200 mg/hari
Jawaban Lainnya
A. Saboraud : media kultur kandida
B. Multinucleated Giant Cell : Varicella
C. Spora bulat dengan hifa pendek : Pitiriasis versikolor
D. Artospora dengan hifa panjang : Tinea
Soal 153
Ny. Viola 38 tahun datang dengan keluhan gatal di lipatan
bawah payudara kanan dan kiri sejak 1 minggu yang lalu.
Keluhan disertai dengan adanya bercak keceoklatan. Pada
pemeriksaan dermatologis ditemukan adanya lesi
hiperpigmentasi berbatas tegas dan terdapat adanya lesi satelit.
Selanjutnya dokter memeriksa kerokan lesi, apa yang dapat
ditemukan dari kerokan lesi pada kasus ini ?
A. Saboraud
B. Multinucleated Giant Cell
C. Spora bulat dengan hifa pendek
D. Artospora dengan hifa panjang
E. Blastopora dengan hifa semu
Soal 154
An. Shiryu 9 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
gatal pada telapak kaki sejak 5 hari yang lalu. Keluhan ini
disertai dengan adanya luka dan sedikit nanah. Diketahui
pasien jarang menggunakan alas kaki. Pada pemeriksaan
dermatologis ditemukan adanya lesi serpiginosa. Apa terapi
topikal yang tepat bagi pasien ?
A. Mupirosin 1%
B. Albendazol 5%
C. Mikonazol 2%
D. Mupirosin 2%
E. Albendazol 10%
Analisis Soal 154
An. Shiryu 9 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
gatal pada telapak kaki sejak 5 hari yang lalu. Keluhan ini
disertai dengan adanya luka dan sedikit nanah. Diketahui
pasien jarang menggunakan alas kaki. Pada pemeriksaan
dermatologis ditemukan adanya lesi serpiginosa. Apa terapi
topikal yang tepat bagi pasien ?
Topikal
• Salep albendazol 10% dioleskan 3 kali sehari
selama 7-10 hari
Sistemik
• Albendazol 400 mg untuk anak usia >2 tahun
atau >10 kg selama 3-7 hari berturut-turut
Jawaban Lainnya
A. Mupirosin 1% : tidak tepat
B. Albendazol 5% : tidak tepat
C. Mikonazol 2% : tidak tepat
D. Mupirosin 2% : tidak tepat
Soal 154
An. Shiryu 9 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
gatal pada telapak kaki sejak 5 hari yang lalu. Keluhan ini
disertai dengan adanya luka dan sedikit nanah. Diketahui
pasien jarang menggunakan alas kaki. Pada pemeriksaan
dermatologis ditemukan adanya lesi serpiginosa. Apa terapi
topikal yang tepat bagi pasien ?
A. Mupirosin 1%
B. Albendazol 5%
C. Mikonazol 2%
D. Mupirosin 2%
E. Albendazol 10%
Soal 155
Tn. Dadang 55 tahun datang dengan keluhan benjolang
terasa nyeri diselangkangan kiri sejak 1 hari yang lalu.
Keluhan ini disertai dengan pasien yang tidak bisa BAB.
Pasien memiliki riwayat benjolan di area tersebut yang hilang
timbul, namun saat ini benjolan tersebut tidak dapat hilang
dan terasa nyeri. Pada pemeriksaan lokalis, ditemukan
adanya benjolan di inguinal kiri, merah dan nyeri tekan (+).
Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Hernia Umbilikal
B. HIL Reponible
C. HIL Irreponible
D. HIL Inkarserata
E. HIL Strangulata
Analisis Soal 155
Tn. Dadang 55 tahun datang dengan keluhan benjolang
terasa nyeri diselangkangan kiri sejak 1 hari yang lalu.
Keluhan ini disertai dengan pasien yang tidak bisa BAB.
Pasien memiliki riwayat benjolan di area tersebut yang
hilang timbul, namun saat ini benjolan tersebut tidak dapat
hilang dan terasa nyeri. Pada pemeriksaan lokalis,
ditemukan adanya benjolan di inguinal kiri, merah dan nyeri
tekan (+). Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?
Etiologi
• Tinggi tekanan intra abdomen yang berulang
akibat mengangkat beban berat, mengedan
saat konstipasi, batuk kronis
• Kelemahan otot dinding perut karena usia
• Prosus vaginalis terbuka
Klasifikasi
• Hernia inguinalis
• Medial (direct)
• Lateralis (indirect)
• Hernia femoralis
• Hernia umbilikalis
• Hernia epigastric
Klasifikasi
RINS..
• Reponible → bisa kembali
• Irreponible → tidak bisa kembali
• Inkarserata → ada tanda obstruksi (+)
• Strangulata → tanda obstruksi + nyeri hebat
akibat inflamasi
Tatalaksana
Konservatif :
• Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi
hernia membentuk corong sedangkan tangan
kanan mendorongnya ke arah cincin hernia
dengan tekanan lambat dan menetap sampai
terjadi reposisi.
Tatalaksana
Operatif :
• Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari herniotomi
dan hernioplasti.
• Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong
hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi
hernia dibebaskan kalau ada perlengketan,
kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit ikat
setinggi mungkin kemudian dipotong.
• Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil
anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding
belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih
penting artinya dalam mencegah terjadinya residif
dibandingkan herniotomi
Jawaban Lainnya
A. Hernia Umbilikal : tidak tepat
B. Hernia Inguinal Reponible : tidak tepat
C. Hernia Inguinal Irreponible : tidak tepat
D. Hernia Inguinal Inkarserata : tidak tepat
Soal 155
Tn. Dadang 55 tahun datang dengan keluhan benjolang
terasa nyeri diselangkangan kiri sejak 1 hari yang lalu.
Keluhan ini disertai dengan pasien yang tidak bisa BAB.
Pasien memiliki riwayat benjolan di area tersebut yang hilang
timbul, namun saat ini benjolan tersebut tidak dapat hilang
dan terasa nyeri. Pada pemeriksaan lokalis, ditemukan
adanya benjolan di inguinal kiri, merah dan nyeri tekan (+).
Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Hernia Umbilikal
B. HIL Reponible
C. HIL Irreponible
D. HIL Inkarserata
E. HIL Strangulata
Soal 156
Tn. Dudung 35 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
benjolan yang keluar dari anusnya sejak 3 hari yang lalu.
Pasien mengatakan bahwa benjolan ini tidak dapat
dimasukkan kembali dan terasa nyeri. Saat BAB terkadang
sering disertai dengan adanya darah. Apa tindakan yang
tepat untuk pasien ?
A. Edukasi diet tinggi serat
B. Edukasi agar tidak terlalu sering mengejan
C. Berikan Ardium
D. Berikan Asam traneksamat
E. Rujuk ke Rumah Sakit
Analisis Soal 156
Tn. Dudung 35 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
benjolan yang keluar dari anusnya sejak 3 hari yang lalu.
Pasien mengatakan bahwa benjolan ini tidak dapat
dimasukkan kembali dan terasa nyeri. Saat BAB terkadang
sering disertai dengan adanya darah. Apa tindakan yang
tepat untuk pasien ?
Klasifikasi
• Hemoroid eksterna: pelebaran vena yang
berada di subkutan terjadi di bawah linea
dentate
• Hemoroid interna: Pelebaran vena berada
pada submukosa dan di atas linea dentate
Diagnosis
Derajat Deskripsi
I Pelebaran dengan perdarahan, tidak prolapse
S. japonicum
DIAGNOSIS : Skistosomiasis
Skistosomiasis (4A)
Faktor Risiko:
• Tinggal daerah endemic sekitar lembah Napu
dan Lindu, Sulawesi Tengah dan mempunyai
kebiasaan terpajan dengan air
Diagnosis
DIAGNOSIS : Peritonitis
Peritonitis (3B)
Inflamasi dari peritoneum (lapisan serosa yang
menutupi rongga abdomen dan organ-organ
abdomen di dalamnya). Peradangan dapat
disebabkan oleh bakteri atau reaksi kimiawi
akiabt perforasi apendiks, lambung, ileus
obstuksi dan trauma abdomen.
Terdiri dari
• Umum
• Terlokalisasi
Klasifikasi
Pemeriksaan Fisik
• Defans muscular
• Hipertimpani perkusi abdomen
• Pekak hepar dapat menghilang
• Rigiditas abdomen meningkat (perut seperti
papan)
• Rectal toucher akan dirasakan nyeri segala
arah, tonus muskulus sfingter ani menurun,
ampula rekti terisi udara
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang:
• Leukositosis atau peningkatan serum amilase
pada pankreatitis akut.
• Radiografik : gambaran dilatasi usus, udara
bebas (free air space), atau bukti perforasi atau
kebocoran lainnya
Tatalaksana
DIAGNOSIS : Akalasia
Akalasia (2)
• Keadaan khas
ditandai tidak adanya
peristalsis korpus
esophagus bagian
bawah dan sfingter
esophagus bagian
bawah
Diagnosis
• Keluhan : disfagia, regurgitasi, penurunan BB, nyeri
dada substernal menjalar ke bahu rahang, dan
tangan, batuk-batuk dan pneumonia aspirasi
• Pemeriksaan fisik : dapat ditemukan anemia dan
penurunan BB
Pemeriksaan penunjang :
• Foto polos. Menunjukkan gambaran kontur ganda
diatas mediastinum kanan dan adanya gambaran
batas cairan dan udara
• Barium → Bird Beak/mouse tail
Diagnosis
Atresia Esofagus (2)
Klinis:
• Gejala muncul usia 2–3 minggu
• Muntah proyektil non-billous, boul+gastric
juice, muntah terjadi 30–60 menit setelah
intake
• Anak terlihat kelaparan
• PF: teraba massa seperti buah zaitun (olive)
Diagnosis
Penunjang :
• Barium meal / OMD:
umbrella sign
• Foto polos:
single bubble sign
Atresia Duodenum (2)
Penyempitan lumen duodenum bisa complete
obstruction atau partial obstruction. Lokasi tersering
di duodenum pars horizontal.
Klinis:
• Muntah warna hijau (bilous vomite) hari pertama
kelahiran
• Terus menerus walau dipuasakan
• Tidak ada distensi abdomen
• Ikterus
• Riwayat polihidramnion
Diagnosis
Penunjang
• Foto polos:
double bubble sign
Divertikulum Meckel (2)
Divertikulum Meckel
merupakan kelainan
kongenital dari traktus
gastrointestinal yang sering
ditemukan dengan
prevalensi 2% pada populasi
umum, akibat adanya
kegagalan penutupan dan
penyerapan dari duktus
omphalomesenterik
Diagnosis
Klinis
• Obstruksi usus
• Hematokezia
• Nyeri abdomen,
demam, vomitus
Penunjang
• Scanning Meckel →
gambaran hotspot
Jawaban Lainnya
B. Atresia esofagus : tidak tepat
C. Stenosis pilorus : tidak tepat
D. Atresia duodenum : tidak tepat
E. Divertikulum meckel : tidak tepat
Soal 159
Nn. Dini 18 tahun datang dengan keluhan muntah-muntah
sejak 1 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan kesulitan
dalam menelan makanan dan nyeri dada. Pada pemeriksaan
barium meal ditemukan gambaran seperti di bawah. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Akalasia
B. Atresia esofagus
C. Stenosis pilorus
D. Atresia duodenum
E. Divertikulum meckel
Soal 160
Tn. Didin 42 tahun datang dengan keluhan benjolan pada
anusnya. Keluhan ini disertai dengan rasa nyeri yang sangat
dan mengakibatkan kesulitan saat berjalan. Pasien
menyatakan BABnya terkadang berdarah, menetes setelah
feses keluar, tapi hal ini tidak selalu. Apa diagnosis yang tepat
pada pasien ?
A. Hemoroid interna grade I
B. Hemoroid interna grade II
C. Hemoroid interna grade III
D. Hemoroid interna grade IV
E. Hemoroid eksterna
Analisis Soal 160
Tn. Didin 42 tahun datang dengan keluhan benjolan pada
anusnya. Keluhan ini disertai dengan rasa nyeri yang sangat
dan mengakibatkan kesulitan saat berjalan. Pasien
menyatakan BABnya terkadang berdarah, menetes setelah
feses keluar, tapi hal ini tidak selalu. Apa diagnosis yang
tepat pada pasien ?
Klasifikasi
• Hemoroid eksterna: pelebaran vena yang
berada di subkutan terjadi di bawah linea
dentate
• Hemoroid interna: Pelebaran vena berada
pada submukosa dan di atas linea dentate
Diagnosis
Derajat Deskripsi
I Pelebaran dengan perdarahan, tidak prolapse
DIAGNOSIS : Kolelitiasis
Kolik Bilier (2)
Diagnosis Banding:
• Kolelithiasis
• Koledokolithiasis
• Kolesistitis
• Kolangitis
Kolelitiasis Koledokolitiasis Kolesistitis Kolangitis
Murphy sign - - + +
Demam - - + +
Ikterik - + - +
Kolelitihiasis dan Koledokolithiasis
• Faktor risiko: 4F
• Female
• Fat
• Forty
• Fertile
• Diagnostik: USG
Gallbladder →
hiperekoik di
kantung/saluran
empedu
Tatalaksana
• Kolelithiasis
• Ursodeoxycholic acid (UDCA) 6–12 mg/kg terbagi 3
dosis
• Rujuk untuk pertimbangan Kolesistektomi
• Koledokolithiasis
• Terapi konservatif
• ESWL
• Sfingterotomi endoskopi
Kolesistitis dan Kolangitis (3B)
Kolesistitis:
• Demam, kolik perut kanan atas, nyeri dapat
menyebar ke arah scapula, serangan muncul
setelah konsumsi akanan berlemak, flatulens
dan mual
Kolangitis:
• Trias charcot : nyeri abdomen, icterus dan
demam disertai menggigil. Bila memburuk
dapat terjadi Pentad Reynolds
Tatalaksana Kolesistitis
• Tirah baring
• Puasa
• Pasang IV line
• Pemberian antibiotic :
• Penisilin : ampisilin inj. 500mg/6 jam dan
amoksisilin 500mg/8 jam, atau
• Sefalosporin : seftriakson 1gr/12 jam atau
sefotaksim 1gr/8jam atau
• Metronidazole 3x500mg
• Pertimbangka kolesistektomi apabila tidak
membaik setelah 2x24 jam
Tatalaksana Kolangitis
• Tatalaksana awal :
• Resusitasi Cairan
• Antibiotik parenteral
• Tatalaksana lanjutan
• Terapi definitive dilakukan setelah masa akut reda
• Drainase
• Urgent drainage (<24 jam)
• Drainase dini (48 jam)
• Drainase ERCP, drainase naso-bilier, atau PTBD
(percutaneous transhepatic biliary-drainage)
Jawaban Lainnya
A. Darah rutin : tidak tepat
B. Kultur darah : tidak tepat
C. Rontgen abdomen : tidak tepat
D. USG Hepar : tidak tepat
Soal 161
Ny. Dita 46 tahun datang dengan keluhan nyeri pada perut
kanan atas sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya mual. Pasien pemeriksaan fisik, dari tanda vital semua
normal, namun BMInya 31. Pasien juga mengatakan setelah 8
tahun menikah belum dikaruniai anak. Apa pemeriksaan
lanjutan yang disarankan oleh dokter ?
A. Darah rutin
B. Kultur darah
C. Rontgen abdomen
D. USG Hepar
E. USG Gallbladder
Soal 162
Ny. Dita 46 tahun datang dengan keluhan nyeri pada perut
kanan atas sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya mual. Pasien pemeriksaan fisik, dari tanda vital semua
normal, namun BMInya 31. Pasien juga mengatakan setelah 8
tahun menikah belum dikaruniai anak. Apa kemungkinan
diagnosis pada pasien ?
A. Kolangitis
B. Kolelitiasis
C. Kolesistitis
D. Koledokolitiasis
E. Atresia bilier
Analisis Soal 162
Ny. Dita 46 tahun datang dengan keluhan nyeri pada perut
kanan atas sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini disertai
dengan adanya mual. Pasien pemeriksaan fisik, dari tanda
vital semua normal, namun BMInya 31. Pasien juga
mengatakan setelah 8 tahun menikah belum dikaruniai
anak. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?
DIAGNOSIS : Kolelitiasis
Kolik Bilier (2)
Diagnosis Banding:
• Kolelithiasis
• Koledokolithiasis
• Kolesistitis
• Kolangitis
Kolelitiasis Koledokolitiasis Kolesistitis Kolangitis
Murphy sign - - + +
Demam - - + +
Ikterik - + - +
Kolelitihiasis dan Koledokolithiasis
• Faktor risiko: 4F
• Female
• Fat
• Forty
• Fertile
• Diagnostik: USG
Gallbladder →
hiperekoik di
kantung/saluran
empedu
Tatalaksana
• Kolelithiasis
• Ursodeoxycholic acid (UDCA) 6–12 mg/kg terbagi 3
dosis
• Rujuk untuk pertimbangan Kolesistektomi
• Koledokolithiasis
• Terapi konservatif
• ESWL
• Sfingterotomi endoskopi
Kolesistitis dan Kolangitis (3B)
Kolesistitis:
• Demam, kolik perut kanan atas, nyeri dapat
menyebar ke arah scapula, serangan muncul
setelah konsumsi akanan berlemak, flatulens
dan mual
Kolangitis:
• Trias charcot : nyeri abdomen, icterus dan
demam disertai menggigil. Bila memburuk
dapat terjadi Pentad Reynolds
Tatalaksana Kolesistitis
• Tirah baring
• Puasa
• Pasang IV line
• Pemberian antibiotic :
• Penisilin : ampisilin inj. 500mg/6 jam dan
amoksisilin 500mg/8 jam, atau
• Sefalosporin : seftriakson 1gr/12 jam atau
sefotaksim 1gr/8jam atau
• Metronidazole 3x500mg
• Pertimbangka kolesistektomi apabila tidak
membaik setelah 2x24 jam
Tatalaksana Kolangitis
• Tatalaksana awal :
• Resusitasi Cairan
• Antibiotik parenteral
• Tatalaksana lanjutan
• Terapi definitive dilakukan setelah masa akut reda
• Drainase
• Urgent drainage (<24 jam)
• Drainase dini (48 jam)
• Drainase ERCP, drainase naso-bilier, atau PTBD
(percutaneous transhepatic biliary-drainage)
Atresia Biliar
Gambaran klinis :
• Jaundice terjadi saat lahir atau sesaat setelah
lahir
• Tinja pucat
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang :
• Serum bilirubin direk dan indirek : meningkat
• Alkali fosfatase meningkat
• Skrining TORCH
• Aspirasi cairan duodenum tidak ditemukan
cairan empedu
• Skintigrafi radioisotope hepatobilier : dalam 24
jam tidak ada eksresi isotop.
• Biopsi hati perkutan : Gambaran inflamasi,
giant cells, dan berbagai tingkat fibrosis
Jawaban Lainnya
A. Kolangitis : tidak tepat
C. Kolesistitis : tidak tepat
D. Koledokolitiasis : tidak tepat
E. Atresia bilier : tidak tepat
Soal 162
Ny. Dita 46 tahun datang dengan keluhan nyeri pada perut
kanan atas sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya mual. Pasien pemeriksaan fisik, dari tanda vital semua
normal, namun BMInya 31. Pasien juga mengatakan setelah 8
tahun menikah belum dikaruniai anak. Apa kemungkinan
diagnosis pada pasien ?
A. Kolangitis
B. Kolelitiasis
C. Kolesistitis
D. Koledokolitiasis
E. Atresia bilier
Soal 163
Tn. Dudi 19 tahun datang dengan keluhan diare sejak 1
minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya mual
dan muntah. Pada pemeriksaan didapatkan konjungtiva
anemik dan pasien terlihat sangat kurus. Pada pemeriksaan
feses ditemukan gambaran seperti di bawah ini. Apa terapi
yang tepat pada pasien ?
A. Albendazol 100 mg SD
B. Mebendazol 2x400 mg selama 3 hari
C. Pirantel pamoat 10 mg/KgBB/hari SD
D. Prazikuantel 60 mg/KgBB/hari
E. Metronidazol 3x500 mg selama 5 hari
Analisis Soal 163
Tn. Dudi 19 tahun datang dengan keluhan diare sejak 1 minggu
yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya mual dan muntah.
Pada pemeriksaan didapatkan konjungtiva anemik dan pasien
terlihat sangat kurus. Pada pemeriksaan feses ditemukan
gambaran seperti di bawah ini. Apa terapi yang tepat pada
pasien ?
DIAGNOSIS : Askariasis
Askariasis (4A)
DIAGNOSIS : Askariasis
Askariasis (4A)
Teridiri atas 3:
• Anterior (Morgagni)
• Posterolateral (Bochdalek)
• Hiatus
Diagnosis
Klinis
• Distress pernafasan
• Sianosis
Pemeriksaan fisik
• Suara usus di regio thorax
Diagnosis
Pneumonia
Inflamasi parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis
yang mencakup bronkiolus respiratorius respiratorius dan
alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
gangguan pertukaran gas setempat.
Etiologi Bakteri (S. pneumonia, klebsiella, pseudomonas,
enterobacter), virus, jamur, parasite
Klasifikasi
1.Pneumonia komuniti (Community-acquired pneumonia)
2.Pneumonia nosocomial (Hospital-acqiured pneumonia)
3.Pneumonia aspirasi
4.Pneumonia pada penderita Immunocompromised
Diagnosis
Anamnesis
• Demam, menggigil, suhu dapat mencapai >40° C, batuk
dengan dahak purulen/mukoid kadang disertai darah,
sesak, nyeri dada
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi : Bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas
• Palpasi : Fremitus dapat mengeras pada daerah yang
sakit
• Perkusi : Redup di daerah yang sakit
• Auskultasi : Terdengar suara napas bronkovesikuler
sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus,
yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium
resolusi.
Pneumonia
Pemeriksaan Penunjang
• Rontgen Thoraks (PA/Lateral) Konsolidasi/ infiltrat
dengan air bronkhogram, biasanya lobaris.
• Laboratorium Leukosit : >10.000 atau <4.500
Tatalaksana
• Golongan makrolid (azitromisin, klaritromisin,
eritromisin)
• Fluorokuinolon (levofloksasin)
• B-Laktam (sefotaksim, seftriakson, ampisilin)
Tatalaksana
Jawaban Lainnya
B. Hernia diafragma : tidak tepat
C. Pneumonia lobaris : tidak tepat
D. Pneumonia interstisial : tidak tepat
E. ARDS : tidak tepat
Soal 164
Tn. Dudi 19 tahun datang dengan keluhan diare sejak 1
minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya mual
dan muntah. Pada pemeriksaan didapatkan konjungtiva
anemik dan pasien terlihat sangat kurus. Pada pemeriksaan
feses ditemukan gambaran seperti di bawah ini. Keadaan apa
yang dapat terjadi jika sudah menginfeksi paru ?
A. Loffler syndrome
B. Hernia diafragma
C. Pneumonia lobaris
D. Pneumonia interstisial
E. ARDS
Soal 165
An. Didi 2 tahun datang dibawa ke IGD dengan keluhan BAB
cair sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini dirasakan sering, 1
hari bisa sampai 10x. Keluhan ini juga disertai dengan
adanya mual dan muntah. Pada pemeriksaan didapatkan
pasien nampak lemah, turgor kulit kembali sangat lambat
dan BB 9 Kg. Pada feses tidak ditemukan adanya lendir atau
darah. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Rehidrasi cairan per oral
B. Rehidrasi cairan dengan OGT
C. Rehidrasi cairan IV 270 cc dalam 30 menit pertama
D. Rehidrasi cairan IV 270 cc dalam 1 jam pertama
E. Rehidrasi cairan IV 270 cc dalam 2,5 jam pertama
Analisis Soal 165
An. Didi 2 tahun datang dibawa ke IGD dengan keluhan
BAB cair sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini dirasakan sering,
1 hari bisa sampai 10x. Keluhan ini juga disertai dengan
adanya mual dan muntah. Pada pemeriksaan didapatkan
pasien nampak lemah, turgor kulit kembali sangat lambat
dan BB 9 Kg. Pada feses tidak ditemukan adanya lendir atau
darah. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?
Rasa haus Minum biasa, *Haus, ingin minum *Malas minum atau tidak
tidak haus banyak bisa minum
Periksa turgor Kembali cepat *Kembali lambat *Kembali sangat lambat
kulit
Hasil Tanpa dehidrasi Dehidrasi
pemeriksaan ringan/sedang
Bila ada 1 tanda (8) Bila ada 1 tanda (8)
ditambah 1 atau ditambah 1 atau lebih
lebih tanda lain tanda lain
Terapi A
• Umur < 1 tahun: ¼-½ gelas setiap kali anak
mencret (50–100 ml)
• Umur 1-4 tahun: ½-1 gelas setiap kali anak
mencret (100–200 ml)
• Umur diatas 5 Tahun: 1–1½ gelas setiap kali
anak mencret (200– 300 ml)
Rencana Terapi
Terapi B
• Oralit diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/
kgbb dan selanjutnya diteruskan dengan
pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi
• Terapi C
Usia 30 cc/kgbb dalam 70 cc/kgbb dalam
<12 bulan 1 jam 5 jam
>12 bulan 30 menit 2,5 jam
Tatalaksana antibiotik
Klinis:
• Gejala muncul usia 2–3 minggu
• Muntah proyektil non-billous, boul+gastric
juice, muntah terjadi 30–60 menit setelah
intake
• Anak terlihat kelaparan
• PF: teraba massa seperti buah zaitun (olive)
Diagnosis
Penunjang :
• Barium meal / OMD:
umbrella sign
• Foto polos:
single bubble sign
Jawaban Lainnya
A. Step ladder : ileus obstruktif
B. Coffee beed sign : volvulus
C. Triple bubble sign : atresia jejuni
D. Double bubble sign : atresia duodenum
Soal 166
By. Dudu 3 minggu datang dengan keluhan muntah sejak 2
hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya muntah
menyemprot dan anak tampak lemas. Selanjutnya dokter
akan melakukan rontgen abdomen pada pasien, apa hasil
yang akan didapat ?
A. Step ladder
B. Coffee beed sign
C. Triple bubble sign
D. Double bubble sign
E. Single bubble sign
Soal 167
Tn. Didi 37 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan
bawah sejak 5 jam yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya mual dan demam. Pada pemeriksaan ditemukan
adanya nyeri di perut kanan saat dokter menekan perut kiri.
Apa nama pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter tersebut ?
A. Mc Burney’s Sign
B. Rebound Tenderness Sign
C. Blumberg Sign
D. Rovsign’s Sign
E. Dunphy Sign
Analisis Soal 167
Tn. Didi 37 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan
bawah sejak 5 jam yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya mual dan demam. Pada pemeriksaan ditemukan
adanya nyeri di perut kanan saat dokter menekan perut kiri.
Apa nama pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter tersebut
?
Etiologi
• Obstruksi lumen
• Erosi lumen akibat infeksi parasit E. hystolitica
dan benda asing
Diagnosis
DIAGNOSIS : Kolesistitis
Kolik Bilier (2)
Diagnosis Banding:
• Kolelithiasis
• Koledokolithiasis
• Kolesistitis
• Kolangitis
Kolelitiasis Koledokolitiasis Kolesistitis Kolangitis
Murphy sign - - + +
Demam - - + +
Ikterik - + - +
Kolelitihiasis dan Koledokolithiasis
• Faktor risiko: 4F
• Female
• Fat
• Forty
• Fertile
• Diagnostik: USG →
hiperekoik di
kantung/saluran
empedu
Tatalaksana
• Kolelithiasis
• Ursodeoxycholic acid (UDCA) 6–12 mg/kg terbagi 3
dosis
• Rujuk untuk pertimbangan Kolesistektomi
• Koledokolithiasis
• Terapi konservatif
• ESWL
• Sfingterotomi endoskopi
Kolesistitis dan Kolangitis (3B)
Kolesistitis:
• Demam, kolik perut kanan atas, nyeri dapat
menyebar ke arah scapula, serangan muncul
setelah konsumsi akanan berlemak, flatulens
dan mual
Kolangitis:
• Trias charcot : nyeri abdomen, icterus dan
demam disertai menggigil. Bila memburuk
dapat terjadi Pentad Reynolds
Tatalaksana Kolesistitis
• Tirah baring
• Puasa
• Pasang IV line
• Pemberian antibiotic :
• Penisilin : ampisilin inj. 500mg/6 jam dan
amoksisilin 500mg/8 jam, atau
• Sefalosporin : seftriakson 1gr/12 jam atau
sefotaksim 1gr/8jam atau
• Metronidazole 3x500mg
• Pertimbangka kolesistektomi apabila tidak
membaik setelah 2x24 jam
Tatalaksana Kolangitis
• Tatalaksana awal :
• Resusitasi Cairan
• Antibiotik parenteral
• Tatalaksana lanjutan
• Terapi definitive dilakukan setelah masa akut reda
• Drainase
• Urgent drainage (<24 jam)
• Drainase dini (48 jam)
• Drainase ERCP, drainase naso-bilier, atau PTBD
(percutaneous transhepatic biliary-drainage)
Atresia Biliar
Gambaran klinis :
• Jaundice terjadi saat lahir atau sesaat setelah
lahir
• Tinja pucat
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang :
• Serum bilirubin direk dan indirek : meningkat
• Alkali fosfatase meningkat
• Skrining TORCH
• Aspirasi cairan duodenum tidak ditemukan
cairan empedu
• Skintigrafi radioisotope hepatobilier : dalam 24
jam tidak ada eksresi isotop.
• Biopsi hati perkutan : Gambaran inflamasi,
giant cells, dan berbagai tingkat fibrosis
Jawaban Lainnya
A. Atresia bilier : tidak tepat
C. Kolelitiasis : tidak tepat
D. Kolangitis : tidak tepat
E. koledokolitiasis : tidak tepat
Soal 168
Ny. Dewi 35 tahun datang dengan keluhan nyeri pada perut
kanan atas sejak 4 hari yang lalu. Keluhan ini juga disertai
dengan mual dan demam. Pada pemeriksaan ditemukan
Murphy sign positif. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Atresia bilier
B. Kolesistitis
C. Kolelitiasis
D. Kolangitis
E. koledokolitiasis
Soal 169
Tn. Dodo 56 tahun datang dengan keluhan muntah hitam
sejak 2 jam yang lalu. Keluhan ini juga didahului oleh BAB
yang hitam sejak 1 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat
penyakit hepar sebelumnya. Apa tindakan awal yang tepat
pada pasien ?
A. Darah rutin
B. Barium meal
C. Somatostatin bolus
D. Pasang NGT
E. Endoskopi
Analisis Soal 169
Tn. Dodo 56 tahun datang dengan keluhan muntah hitam
sejak 2 jam yang lalu. Keluhan ini juga didahului oleh BAB
yang hitam sejak 1 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat
penyakit hepar sebelumnya. Apa tindakan awal yang tepat
pada pasien ?
Pemeriksaan Penunjang :
• Barium enema & Endoskopi : untuk menentukan sumber
perdarahan
Tatalaksana
• Identifikasi dan atasi gangguan hemodinamik, Puasa
• Pasang NGT apabila masih ada kecurigaan
perdarahan SCBA
Medikamentosa :
• Hemoroid fisura ani dan ulkus rektum soliter dapat
diobati dengan bulk-forming agent, sitz baths, dan
menghindari mengedan. IBD hanya memberi respon
terhadap obat-obatan anti inflamasi. Pemberian
formalin intrarektal dapat memperbaiki perdarahan
yang timbul pada proktitis radiasi.
• Pertimbangkan terapi endoskopi :
• Kolonoskopi dapat dilakukan ablasi dan reseksi polip
yang berdarah atau mengendalikan perdarahan yang
timbul pada kanker kolon.
Jawaban Lainnya
A. Darah rutin : tidak tepat
B. Barium meal : bukan tindakan awal
C. Somatostatin bolus : bukan tindakan awal
E. Endoskopi : bukan tindakan awal
Soal 169
Tn. Dodo 56 tahun datang dengan keluhan muntah hitam
sejak 2 jam yang lalu. Keluhan ini juga didahului oleh BAB
yang hitam sejak 1 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat
penyakit hepar sebelumnya. Apa tindakan awal yang tepat
pada pasien ?
A. Darah rutin
B. Barium meal
C. Somatostatin bolus
D. Pasang NGT
E. Endoskopi
Soal 170
Tn. Dodo 56 tahun datang dengan keluhan muntah hitam
sejak 2 jam yang lalu. Keluhan ini juga didahului oleh BAB
yang hitam sejak 1 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat
penyakit hepar sebelumnya. Apa penyebab tersering pada
kasus ini ?
A. Pecahnya Varises Esofagus
B. Gastritis Erosif
C. Perdarahan Hemoroid
D. Polip Kolon
E. Ca kolorektal
Analisis Soal 170
Tn. Dodo 56 tahun datang dengan keluhan muntah hitam
sejak 2 jam yang lalu. Keluhan ini juga didahului oleh BAB
yang hitam sejak 1 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat
penyakit hepar sebelumnya. Apa penyebab tersering pada
kasus ini ?
Pemeriksaan Penunjang :
• Barium enema & Endoskopi : untuk menentukan sumber
perdarahan
Tatalaksana
• Identifikasi dan atasi gangguan hemodinamik, Puasa
• Pasang NGT apabila masih ada kecurigaan
perdarahan SCBA
Medikamentosa :
• Hemoroid fisura ani dan ulkus rektum soliter dapat
diobati dengan bulk-forming agent, sitz baths, dan
menghindari mengedan. IBD hanya memberi respon
terhadap obat-obatan anti inflamasi. Pemberian
formalin intrarektal dapat memperbaiki perdarahan
yang timbul pada proktitis radiasi.
• Pertimbangkan terapi endoskopi :
• Kolonoskopi dapat dilakukan ablasi dan reseksi polip
yang berdarah atau mengendalikan perdarahan yang
timbul pada kanker kolon.
Jawaban Lainnya
A. Gastritis Erosif : terbanyak ke dua
B. Perdarahan Hemoroid : PSCBB
C. Polip Kolon : PSCBB
B. Ca kolorektal : PSCBB
Soal 170
Tn. Dodo 56 tahun datang dengan keluhan muntah hitam
sejak 2 jam yang lalu. Keluhan ini juga didahului oleh BAB
yang hitam sejak 1 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat
penyakit hepar sebelumnya. Apa penyebab tersering pada
kasus ini ?
A. Pecahnya Varises Esofagus
B. Gastritis Erosif
C. Perdarahan Hemoroid
D. Polip Kolon
E. Ca kolorektal
Soal 171
Ny. Desi 25 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati sejak
3 jam yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya mual.
Pasien mengakui sering mengkonsumsi makanan pedas. Pada
pemeriksaan ditemukan adanya nyeri tekan ulu hati (+). Apa
tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Metronidazol 3x500 mg
B. Omeprazol 2x40 mg
C. Lansoprazol 2x30 mg
D. Ranitidin 2x100 mg
E. Antasida 3x250 mg
Analisis Soal 171
Ny. Desi 25 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati
sejak 3 jam yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya
mual. Pasien mengakui sering mengkonsumsi makanan
pedas. Pada pemeriksaan ditemukan adanya nyeri tekan ulu
hati (+). Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?
DIAGNOSIS : Gastritis
Gastritis (4A)
Etiologi
• Helicobacter pylori, enteric rotavirus, jamur
candida untuk pasien imunosupresi dan Obat
anti-inflamasi nonsteroid dapat menjadi
penyebab gastritis
Diagnosis
Klinis
• Rasa nyeri dan panas seperti terbakar pada perut
bagian atas, Keluhan dapat mereda atau memburuk
bila diikuti makan, mual, muntah dan kembung
Pemeriksaan Penunjang
• Urea Breath Test : Infeksi H. pylori
• Endoskopi : eritema, eksudatif, erosi, perdarahan,
edema
• Histopatologi : degradasi epitel, hyperplasia, infiltasi
netrofil, inflasmasi sel MN, kerusakan sel parietal
Tatalaksana
• Menghindari pemicu terjadinya keluhan dengan
cara makan tepat waktu, makan sering porsi kecil,
hindari kopi, makanan pedas dan kol
Terapi Oral :
• H2 Bloker: Ranitidin 2x150mg
• PPI: Omeprazole 2x20 mg atau lansoprazole
2x30mg
• Antasida 3x500-1000mg
• Apablia ditemukan bukti Infeksi H. pylori :
Omeprazole 2x20mg + Klaritromisin 2x500mg +
Amoksisilin 2x1000mg selama 14 hari
Jawaban Lainnya
A. Metronidazol 3x500 mg : tidak tepat
B. Omeprazol 2x40 mg : salah dosis
D. Ranitidin 2x100 mg : salah dosis
E. Antasida 3x250 mg : salah dosis
Soal 171
Ny. Desi 25 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati sejak
3 jam yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya mual.
Pasien mengakui sering mengkonsumsi makanan pedas. Pada
pemeriksaan ditemukan adanya nyeri tekan ulu hati (+). Apa
tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Metronidazol 3x500 mg
B. Omeprazol 2x40 mg
C. Lansoprazol 2x30 mg
D. Ranitidin 2x100 mg
E. Antasida 3x250 mg
Soal 172
Nn. Dona 22 tahun datang ingin melakukan pemeriksaan
Hepatitis B untuk syarat kerja. Hasilnya menunjukan hasil :
Anti-HBs (+), Anti-HBc (-), Anti-Hbe (-)
Hasil menunjukan apa ?
A. Akut
B. Kronik
C. Sembuh
D. Karier
E. Imunisasi
Analisis Soal 172
Nn. Dona 22 tahun datang ingin melakukan pemeriksaan
Hepatitis B untuk syarat kerja. Hasilnya menunjukan hasil :
Anti-HBs (+), Anti-HBc (-), Anti-Hbe (-)
Hasil menunjukan apa ?
MATERI : Hepatitis B
Hepatitis A (4A) Hepatitis B (3B)
Hepatitis C (2)
Infeksi yang terjadi pada liver disebabkan oleh
virus hepatitis
Klasifikasi
• Hepatitis akut: Hepatitis A, menular melalui
fekal oral.
• Hepatitis kronik: Hepatitis B dan C, menular
lewat darah dan kontak seksual
• Hepatitis B dapat menjadi hepatoma tanpa
melalui sirrosis
Diagnosis
Keluhan:
• Rasa gatal dan perih di
mukosa mulut, rasa
metal, dan daya kecap
penderita yang
berkurang
• Faktor Risiko:
imunodefisiensi
Diagnosis
Pemeriksaan fisik :
• Bercak merah dengan maserasi di daerah sekitar
mulut, di lipatan (intertriginosa) disertai bercak
merah yang terpisah di sekitarnya (satelit)
• Terdapat oral trush dengan selaput
pseudomembran pada mukosa mulut
Pemeriksaan Penunjang :
• Ditemukan blastospora dan pseudohifa pada
mikroskop sediaan pelarut KOH 10% atau
pewarnaan gram
Tatalaksana
DIAGNOSIS : Nightmare
GANGGUAN TIDUR
Gangguan Pedoman DIagnostik
Insomnia (4A) • Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur,
atau kualitas tidur yang buruk, minimal 3 kali dalam seminggu selama
minimal 1 bulan
• Jenis-jenis Insomnia :
- Early Insomnia Sulit memulai tidur
- Middle Insomnia terbangun tengah malam berkali-kali
- Late Insomnia terbangun pagi sekali dan sulit tidur kembali
Hipersomnia • Rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya serangan tidur /
(3A) "sleep attacks" (tidak disebabkan oleh jumlah tidur yang kurang), dan atau
transisi yang memanjang dari saat mulai bangun tidur sampai sadar
sepenuhnya (sleep drunkenness), setiap hari selama lebih dari 1 bulan
Narkolepsi • Ditandai oleh serangan mendadak tidur yang tidak dapat dihindari
pada siang hari, biasanya hanya berlangsung 10-20 menit atau selalu
kurang dari 1 jam, setelah itu pasien akan segar kembali dan terulang
kembali 2- 3 jam berikutnya.
Gangguan Pedoman Diagnostik
Somnabulisme (2) • Gejala yang utama adalah satu atau lebih episode
bangun dari tempat tidur, biasanya pada sepertiga
awal tidur malam, dan terus berjalan-jalan.
Nightmare (2) • Terbangun karena mimpi yang menakutkan yang
dapat diingat kembali dengan rinci dan jelas (vivid).
•
Night Teror (2) Gejala utama adalah satu atau lebih episode bangun
dari tidur, mulai dengan berteriak karena panik,
disertai anxietas yang hebat, seluruh tubuh bergetar,
dan hiperaktivitas otonomik seperti jantung berdebar-
debar, napas cepat, pupil melebar, dan berkeringat,
• Ingatan terhadap kejadian, kalaupun ada, sangat
minimal (biasanya terbatas pada satu atau dua
bayangan-bayangan yang terpilah-pilah)
Jawaban Lainnya
B. Night Terror : tidak dapat mengingat mimpinya
C. Insomnia : kesulitan dalam tidur
D. Hipersomnia : kelebihan tidur
E. Somnabulisme : tidur berjalan
Soal 176
Nn. Erza 23 tahun datang dengan keluhan sering merasakan
mimpi buruk. Keluhan ini dirasakan terus menerus selama 2
minggu terahir. Pasien terbangun malam hari akan hal ini dan
dapat mengingat dengan jelas apa isi mipinya itu, karena hal
ini pasien merasa kesulitan dalam bekerja di pagi hari. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Nightmare
B. Night Terror
C. Insomnia
D. Hipersomnia
E. Somnabulisme
Soal 177
Tn. Gajeel 23 tahun memiliki kebiasaan yang berbeda dari
kebanyakan orang. Beliau merupakan bos di suatu
perusahaan dan terkenal dengan ketegasannya. Setelah
memarahi bawahannya, beliau langsung berkumur-kumur.
Hal ini selalu dilakukannya ketika setelah marah-marah. Apa
jenis defense mechanisme yang dilakukan Tn. Gajeel ?
A. Humor
B. Altruisme
C. Undoing
D. Acting out
E. Supresi
Analisis Soal 177
Tn. Gajeel 23 tahun memiliki kebiasaan yang berbeda dari
kebanyakan orang. Beliau merupakan bos di suatu
perusahaan dan terkenal dengan ketegasannya. Setelah
memarahi bawahannya, beliau langsung berkumur-kumur.
Hal ini selalu dilakukannya ketika setelah marah-marah.
Apa jenis defense mechanisme yang dilakukan Tn. Gajeel ?
Merasa bersalah atau Tidak ada atau ringan Sering muncul dan Sering mengalami
tidak mampu berlebihan depresi
GANGGUAN MOOD
Depresi (3A)
Ditandai dengan adanya Serotonin ↓ Gejala Minor
• Konsentrasi berkurang
Gejala Mayor • Harga diri dan kepercayaan diri
berkurang
• Afek depresif
• Gagasan tentang rasa bersalah
• Kehilangan minat dan kegembiraan dan tidak berguna
• Berkurangnya energi yang menuju • Pesimistis
meningkatnya keadaan mudah lelah
• Gagasan atau perbuatan
membahayakan diri atau bunuh
diri
Onset ≥ 2 minggu.
• Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang
≥ 2 Gejala Mayor + 2 Gejala Minor
Episode Depresi
Sedikit mengganggu pekerjaan dan kegiatan sosial yang
Ringan
biasa dilakukannya
Episode Depresi
Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif.
Berat Dengan
Gejala Psikotik
Lihat tabel obat antidepresan
Terapi
Anti-depresan
Jawaban Lainnya
A. Baby blues : tidak tepat
C. Psikotik post partum : tidak tepat
D. Depresi berat tanpa gejala psikotik : tidak tepat
E. Depresi berat dengan gejala psikotik : tidak tepat
Soal 179
Ny. Bisca 27 tahun datang dibawa suaminya dengan keluhan
terlihat murung sudah 3 minggu. Sebelumnya pasien sudah
melahirkan anaknya secara normal. Pasien sering menangis,
tidak mau makan atau mandi dan tidak mau mengurus
anaknya. Pasien menyangkal adanya suara yang berbisik dan
sesuatu yang mengontol pikirannya. Apa diagnosis yang tepat
pada pasien ?
A. Baby blues
B. Depresi post partum
C. Psikotik post partum
D. Depresi berat tanpa gejala psikotik
E. Depresi berat dengan gejala psikotik
Soal 180
Tn. Freed 35 tahun dinilai oleh teman-temannya sebagai
orang yang keras kepala. Beliau selalu ingin pekerjaannya itu
sempurna dan tidak boleh ada kesalahan sedikitpun. Dari
gaya bicaranya pun, beliau sangat kaku. Karena
kebiasaannya ini, beliau tidak begitu banyak memiliki teman
di kantornya. Apa kemungkinan yang dialami oleh Tn. Freed
?
A. Kepribadian Anankastik
B. Kepribadian Dependen
C. Kepribadian Histrionik
D. Kepribadian Ambang
E. Kepribadian Skizoid
Analisis Soal 180
Tn. Freed 35 tahun dinilai oleh teman-temannya sebagai
orang yang keras kepala. Beliau selalu ingin pekerjaannya
itu sempurna dan tidak boleh ada kesalahan sedikitpun.
Dari gaya bicaranya pun, beliau sangat kaku. Karena
kebiasaannya ini, beliau tidak begitu banyak memiliki teman
di kantornya. Apa kemungkinan yang dialami oleh Tn. Freed
?
Narsistik • Merasa paling hebat, rasa iri pada orang lain atau menganggap orang
lain iri kepadanya, fantasi kesuksesan dan kepintaran, sangat ingin
dikagumi, kurang empati, angkuh dan sensitif terhadap kritik.
Ambang • Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara
(Tak stabil) impulsif tanpa mempertimbangkan konsekuensinya, bersamaan
dengan ketidakstabilan emosional
Gangguan Pedoman Diagnostik
Antisosial • Bersikap tidak peduli dengan perasaan orang lain, tidak
bertanggungjawab dan berlangsung terus menerus (persisten)
serta tidak peduli terhadap norma.
Skizoid • Emosi dingin, afek mendatar atau tak peduli (detachment), tidak
dapat mengekspresikan kelembutan atau kemarahan terhadap
orang lain, ketidakpedulian baik terhadap pujian atau kecaman,
tidak tertarik dengan seks.
Skizotipal • Afek yang tidak wajar atau yang menyempit, perilaku atau
penampilan yang aneh, hubungan sosial buruk tendensi menarik
diri dari pergaulan social, kepercayaan yang aneh atau pikiran
bersifat magic, yang mempengaruhi perilaku dan tidak serasi
norma-norma budaya setempat, keyakinan tentang bentuk tubuh
yang tidak normal, persepsi-persepsi panca indera yang tidak
lazim
Gangguan Pedoman Diagnostik
Paranoid • Kepekaan berlebihan terhadap penolakan, cenderung
untuk menyimpan dendam, perasaan bermusuhan dan
kecurigaan yang mendalam serta berulang.
Cemas Menghindar • Perasaan tegang dan takut yang menetap dan
pervasive, merasa dirinya tidak mampu, lebih rendah
dari orang lain, keengganan untuk terlibat dengan
orang kecuali merasa yakin akan disukai.
Dependen • Mendorong atau membiarkan orang lain untuk
mengambil sebagian besar keputusan penting untuk
dirinya, perasaan tidak enak atau tidak berdaya
apabila sendirian, preokupasi dengan ketakutan akan
ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya dan
dibiarkan untuk mengurus dirinya sendiri, terbatasnya
kemampuan untuk membuat keputusan sehari-hari
tanpa mendapat nasihat yang berlebihan dan
dukungan dari orang lain.
Jawaban Lainnya
B. Kepribadian Dependen : tidak tepat
C. Kepribadian Histrionik : tidak tepat
D. Kepribadian Ambang : tidak tepat
E. Kepribadian Skizoid : tidak tepat
Soal 180
Tn. Freed 35 tahun dinilai oleh teman-temannya sebagai
orang yang keras kepala. Beliau selalu ingin pekerjaannya itu
sempurna dan tidak boleh ada kesalahan sedikitpun. Dari
gaya bicaranya pun, beliau sangat kaku. Karena
kebiasaannya ini, beliau tidak begitu banyak memiliki teman
di kantornya. Apa kemungkinan yang dialami oleh Tn. Freed
?
A. Kepribadian Anankastik
B. Kepribadian Dependen
C. Kepribadian Histrionik
D. Kepribadian Ambang
E. Kepribadian Skizoid
Soal 181
Tn. Jose 35 tahun datang dibawa ke IGD oleh keluarganya
karena mengamuk dan akan membunuh adiknya. Pasien
diketahui sering tertawa sendiri dan merusak kebun
tetangganya. Keluhan ini sudah berlangsung selama 2 bulan
dan muncul setelah dipecat dari kantornya. Pasien
mengatakan bahwa adiknya itu titisan setan dan harus segera
dibunuh. Selain itu pasien tidak mengurus dirinya sendiri. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Psikotik akut
B. Skizoafektif
C. Gangguan waham
D. Skizofrenia herbefrenik
E. Skizofrenia simpleks
Analisis Soal 181
Tn. Jose 35 tahun datang dibawa ke IGD oleh keluarganya
karena mengamuk dan akan membunuh adiknya. Pasien
diketahui sering tertawa sendiri dan merusak kebun
tetangganya. Keluhan ini sudah berlangsung selama 2 bulan
dan muncul setelah dipecat dari kantornya. Pasien
mengatakan bahwa adiknya itu titisan setan dan harus
segera dibunuh. Selain itu pasien tidak mengurus dirinya
sendiri. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
1. Fase akut :
− Olanzapin Injeksi IM 10mg, dapat diulang tiap 2
jam , maks 30mg/hari atau
− Haloperidol injeksi IM 5mg, dapat diulang tiap 30
menit, maks 20mg/hari
2. Fase stabilisasi : Pertimbangkan kondisi
pasien dan lihat tabel antipsikotika
Subtipe Skizofrenia
Paranoid Hebefrenik Katatonik
- Suara halusinasi yang - Pertama kali tegak pada usia - Stupor
mengancam atau memberi remaja atau dewasa - Posisi tubuh tertentu
perintah atau halusinasi (biasanya 15-25 tahun) - Negativism atau perlawanan
auditorik - Kepribadian khas : pemalu, terhadap perintah
- Halusinasi pembauan senang menyendiri, hampa - Posisi tubuh kaku
pengecapan atau tujuan dan perasaan - Mempertahankan anggota
perasaan tubuh - Afek dangkal sering disertai gerak dan tubuh
- Waham kejar dominan cekikikan, senyum atau - Pengulangan kata-kata dan
tertawa sendiri, ungakapan kalimat
kata diulang-ulang
- Halusinasi dan waham ada
namun tidak menonjol
Residual Simpleks
- Gejala negative dari skizofrenia - Dominan gejala negative
- Sedikitnya ada satu episode pskiotik - Sulit didiagnosis tergantung pada :
yang jelas di masa lampau gejala negatif yg khas dari
- Sedikitnya sudah lebih dari 1 tahun. skizofrenia residual tanpa didahului
waham, halusinasi atau lainnya.
- Tidak jelas gejala psikotiknya
Sindroma Ekstrapiramidal
• Reaksi yang ditimbulkan oleh penggunaan jangka
pendek atau panjang dari medikasi antipsikotik,
terlebih lagi Golongan 1 (Haloperidol).
• Manifestasi Klinis
Pseudoparkin-
Distonia Akatisia Tardive dyskinesia
sonism
Gejala-gejala Gerakan/postur ab- Perasaan subjektif Gerakan oral-
parkinson normal, termasuk kegelisahan facial meliputi
krisis okulorigik, (restlessness), mengecap-ngecap
prostrusi umumnya kaki bibir (lip
lidah, trismus, yang tidak bisa smacking),
tortikolis, dan postur tenang menghisap
distonik pada (sucking), dan
anggota gerak dan mengerutkan bibir
batang tubuh (puckering) atau
seperti facial
grimacing.
Terapi Sindroma Ekstrapiramidal
Sindroma Neuroleptik Maligna (SNM)
• Gejala khas dari SNM adalah kekakuan otot dan suhu tinggi
(lebih dari 38°C) pada pasien dengan penggunaan obat
antipsikotik disertai dengan perubahan status mental dan
kestidakstabilan otonom.
• Tatalaksana :
1. Hentikan semua antipsikotika
2. Observasi tanda vital
3. Terapi simptomatik
4. Pada kondisi kritis :
- Dantrolen 0,8 – 2.5 mg/kgbb/hari
- Bromokriptin 20-30 mg/ hari dibagi 4 dosis
2. Psikosis lain
Gangguan
Gangguan Psikotik Ganguan Waham
Karakteristik waham terinduksi Skizoafektif (3A)
Akut (3A) Menetap (3A)
(3A)
Onset Akut (dalam masa ≥ 3 bulan Biasanya akut
kurang 2 minggu)
Gejala - Gejala psikotik - Waham sebagau - Dua orang atau - Gejala defintif
mengganggu klinis atau gejala lebih adanya skizofrenia
aspek kehitupan yang paling mengalami dan gangguan
- Sindrom mencolok waham yang afektif sama-sama
polimorfik sama, dan menonjol pada
saling saat yang
mendukung bersamaan
- Mereka
mempunyai
hubungan dekat
yang tak lazim
dalam bentuk
seperti
diuraikan diatas
Gangguan
Gangguan Psikotik Ganguan Waham
Karakteristik waham terinduksi Skizoafektif (3A)
Akut (3A) Menetap (3A)
(3A)
Tambahan - Adanya stress - Tidak ada - Menghilang - Tidak dapat
akut yg kelainan otak, bila mereka digunakan untuk
berkaitan halusinasi dipisahkan pasien yang
- Tidak ada auditoril, dan menampilkan
penyebab riwayat gejala skizofrenia
organik ataupun skizofrenia dan gangguan
penyalahgunaan afektif tetapi
zat dalam episode
- Bukan depresi penyakit yang
ataupun manik berbeda.
Terapi Antipsikotik
Jawaban Lainnya
A. Psikotik akut : tidak tepat
B. Skizoafektif : tidak tepat
C. Gangguan waham : tidak tepat
E. Skizofrenia simpleks : tidak tepat
Soal 181
Tn. Jose 35 tahun datang dibawa ke IGD oleh keluarganya
karena mengamuk dan akan membunuh adiknya. Pasien
diketahui sering tertawa sendiri dan merusak kebun
tetangganya. Keluhan ini sudah berlangsung selama 2 bulan
dan muncul setelah dipecat dari kantornya. Pasien
mengatakan bahwa adiknya itu titisan setan dan harus segera
dibunuh. Selain itu pasien tidak mengurus dirinya sendiri. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Psikotik akut
B. Skizoafektif
C. Gangguan waham
D. Skizofrenia herbefrenik
E. Skizofrenia simpleks
Soal 182
Tn. Jose 35 tahun datang dibawa ke IGD oleh keluarganya
karena mengamuk dan akan membunuh adiknya. Pasien
diketahui sering tertawa sendiri dan merusak kebun
tetangganya. Keluhan ini sudah berlangsung selama 2 bulan
dan muncul setelah dipecat dari kantornya. Pasien
mengatakan bahwa adiknya itu titisan setan dan harus segera
dibunuh. Selain itu pasien tidak mengurus dirinya sendiri. Apa
tatalaksana awal yang tepat bagi pasien ?
A. Haloperidol 5 mg IM
B. Haloperidol 10 mg IM
C. Olanzapin 20 mg IM
D. Olanzapin 10 mg IV
E. Haloperidol 5 mg po
Analisis Soal 182
Tn. Jose 35 tahun datang dibawa ke IGD oleh keluarganya
karena mengamuk dan akan membunuh adiknya. Pasien
diketahui sering tertawa sendiri dan merusak kebun
tetangganya. Keluhan ini sudah berlangsung selama 2 bulan
dan muncul setelah dipecat dari kantornya. Pasien
mengatakan bahwa adiknya itu titisan setan dan harus
segera dibunuh. Selain itu pasien tidak mengurus dirinya
sendiri. Apa tatalaksana awal yang tepat bagi pasien ?
1. Fase akut :
− Olanzapin Injeksi IM 10mg, dapat diulang tiap 2
jam , maks 30mg/hari atau
− Haloperidol injeksi IM 5mg, dapat diulang tiap 30
menit, maks 20mg/hari
2. Fase stabilisasi : Pertimbangkan kondisi
pasien dan lihat tabel antipsikotika
Subtipe Skizofrenia
Paranoid Hebefrenik Katatonik
- Suara halusinasi yang - Pertama kali tegak pada usia - Stupor
mengancam atau memberi remaja atau dewasa - Posisi tubuh tertentu
perintah atau halusinasi (biasanya 15-25 tahun) - Negativism atau perlawanan
auditorik - Kepribadian khas : pemalu, terhadap perintah
- Halusinasi pembauan senang menyendiri, hampa - Posisi tubuh kaku
pengecapan atau tujuan dan perasaan - Mempertahankan anggota
perasaan tubuh - Afek dangkal sering disertai gerak dan tubuh
- Waham kejar dominan cekikikan, senyum atau - Pengulangan kata-kata dan
tertawa sendiri, ungakapan kalimat
kata diulang-ulang
- Halusinasi dan waham ada
namun tidak menonjol
Residual Simpleks
- Gejala negative dari skizofrenia - Dominan gejala negative
- Sedikitnya ada satu episode pskiotik - Sulit didiagnosis tergantung pada :
yang jelas di masa lampau gejala negatif yg khas dari
- Sedikitnya sudah lebih dari 1 tahun. skizofrenia residual tanpa didahului
waham, halusinasi atau lainnya.
- Tidak jelas gejala psikotiknya
Sindroma Ekstrapiramidal
• Reaksi yang ditimbulkan oleh penggunaan jangka
pendek atau panjang dari medikasi antipsikotik,
terlebih lagi Golongan 1 (Haloperidol).
• Manifestasi Klinis
Pseudoparkin-
Distonia Akatisia Tardive dyskinesia
sonism
Gejala-gejala Gerakan/postur ab- Perasaan subjektif Gerakan oral-
parkinson normal, termasuk kegelisahan facial meliputi
krisis okulorigik, (restlessness), mengecap-ngecap
prostrusi umumnya kaki bibir (lip
lidah, trismus, yang tidak bisa smacking),
tortikolis, dan postur tenang menghisap
distonik pada (sucking), dan
anggota gerak dan mengerutkan bibir
batang tubuh (puckering) atau
seperti facial
grimacing.
Terapi Sindroma Ekstrapiramidal
Sindroma Neuroleptik Maligna (SNM)
• Gejala khas dari SNM adalah kekakuan otot dan suhu tinggi
(lebih dari 38°C) pada pasien dengan penggunaan obat
antipsikotik disertai dengan perubahan status mental dan
kestidakstabilan otonom.
• Tatalaksana :
1. Hentikan semua antipsikotika
2. Observasi tanda vital
3. Terapi simptomatik
4. Pada kondisi kritis :
- Dantrolen 0,8 – 2.5 mg/kgbb/hari
- Bromokriptin 20-30 mg/ hari dibagi 4 dosis
Jawaban Lainnya
B. Haloperidol 10 mg IM : tidak tepat
C. Olanzapin 20 mg IM : tidak tepat
D. Olanzapin 10 mg IV : tidak tepat
E. Haloperidol 5 mg po : tidak tepat
Soal 182
Tn. Jose 35 tahun datang dibawa ke IGD oleh keluarganya
karena mengamuk dan akan membunuh adiknya. Pasien
diketahui sering tertawa sendiri dan merusak kebun
tetangganya. Keluhan ini sudah berlangsung selama 2 bulan
dan muncul setelah dipecat dari kantornya. Pasien
mengatakan bahwa adiknya itu titisan setan dan harus segera
dibunuh. Selain itu pasien tidak mengurus dirinya sendiri. Apa
tatalaksana awal yang tepat bagi pasien ?
A. Haloperidol 5 mg IM
B. Haloperidol 10 mg IM
C. Olanzapin 20 mg IM
D. Olanzapin 10 mg IV
E. Haloperidol 5 mg po
Soal 183
Tn. Natsu 32 tahun datang dengan keluhan merasa ketakutan
berlebih saat akan presentasi dikantornya. Keluhan sudah
dirasakan saat pasien di bangku sekolah. Saat akan
presentasi, pasien akan merasa keringat berlebih dan
gemetaran. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Agorafobia
B. Fobia sosial
C. Fobia spesifik
D. Gangguan panik
E. Serangan panik
Analisis Soal 183
Tn. Natsu 32 tahun datang dengan keluhan merasa
ketakutan berlebih saat akan presentasi dikantornya.
Keluhan sudah dirasakan saat pasien di bangku sekolah.
Saat akan presentasi, pasien akan merasa keringat berlebih
dan gemetaran. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
DIAGNOSIS : Vaginismus
GANGGUAN SEKSUAL
Gangguan Pedoman Diagnosis
Trans-seksual • Gejala menetap minimal 2 tahun ingin diterima sebagai
anggota dari kelompok dari lawan jenisnya.
Transvestisme • Mengenakan pakaian dari lawan jenisnya sebagai bagian
dari eksistensi dirinya untuk menikmati sejenak pengalaman
sebagai anggota lawan jenisnya
Ekshibisionis (2) • Kecenderungan yang berulang memamerkan alat kelamin
kepada orang asing atau ditempat umum.
Frotteurisme (2) • Kepuasan seksual dengan bergesekan atau bersentuhan
dengan orang yang tidak sadar.
Voyeurisme (2) • Kecenderungan yang berulang untuk melihat orang yang
sedang berhubungan seksual atau mengintip orang yang
tidak berpakaian
Gangguan Pedoman Diagnostik
Fetishisme (2) • Mengandalkan pada beberapa benda mati sebagai
rangsangan untuk membangkitkan keinginan seksual
Sadisme (2) • Kepuasan seksual didapatkan bila pasangan seksual
menderita dengan dipukuli, disakiti, diikat, disiksa.
Masokisme (2) • Kepuasan seksual didapatkan apabila disiksa, disakiti,
atau dipermalukan.
Troilisme (2) • Kepuasan seksual didapatkan bila melihat pasangan
seksualnya berhubungan seksual dengan orang lain
Gangguan • Kekurangan atau tidak ada keinginan melakukan
Keingingan Sesksual hubungan seksual yang persisten atau berulang
Hipoaktif (3A) minimal selama 6 bulan.
• Tidak disebabkan oleh gangguan mental atau
konsekuensi distress hubungan yang berat.
Gangguan Pedoman Diagnosis
Gangguan Ereksi (3A) • Terjadi kesulitan mempertahankan ereksi selama aktifitas
seksual hingga akhir proses seksual yang terjadi berulang
minimal 6 bulan
Delayed Ejaculation (3A) • Terjadi kejarangan atau tidak terjadi ejakulasi sama sekali
selama minimal 6 bulan
Ejakulasi dini (3A) • Kejadian ejakulasi menetap atau berulang terjadi kurang
lebih 1 menit setelah penetrasi vagina dan sebelum
menginginkan penetrasi vagina
Vaginismus (3A) • Terjadi kesulitan penetrasi vagina akibat konstriksi 1/3 luar
vagina disebabkan mengetatknya atau spasme involunter
otot dasar pelvis
Jawaban Lainnya
A. Fetishisme : tidak tepat
B. Sadisme : tidak tepat
C. Masokis : tidak tepat
D. Disparenia : tidak tepat
Soal 184
Ny. Juvia 25 tahun datang dengan keluhan belum memiliki
keturunan setelah menikah selama 4 tahun. Pada saat
pemeriksaan fisik suami pasien dalam batas normal, namun
pada pasien ditemukan adanya spasme dari otot sekitar vagina.
Pasien juga menyatakan adanya rasa khawatir pada saat
berhubungan badan dengan suaminya. Sehingga mereka
berdua merasa kesulitan saat akan melakukan hal itu. pasien
tidak memiliki riwayat penyakit apa pun. Apa diagnosis yang
tepat pada pasien ?
A. Fetishisme
B. Sadisme
C. Masokis
D. Disparenia
E. Vaginismus
Soal 185
An. Grey 6 tahun dibawa orangtuanya dengan keluhan sulit
dalam berkomunikasi. Setiap diajak berkomunikasi pasien selalu
terlihat kesulitan dan terlihat kaku. Namun kosa kata dan
bahasa pasien tidak terbatas dan jika diberitahu oleh
orangtuanya, pasien mudah mengerti. Pasien memiliki IQ 123.
Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Autisme
B. Asperger Disorder
C. Rett syndrome
D. ADHD
E. Retardasi Mental
Analisis Soal 185
An. Grey 6 tahun dibawa orangtuanya dengan keluhan sulit
dalam berkomunikasi. Setiap diajak berkomunikasi pasien
selalu terlihat kesulitan dan terlihat kaku. Namun kosa kata
dan bahasa pasien tidak terbatas dan jika diberitahu oleh
orangtuanya, pasien mudah mengerti. Pasien memiliki IQ
123. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?
DIAGNOSIS : Skizofrenia
Sindroma Ekstrapiramidal
• Reaksi yang ditimbulkan oleh penggunaan jangka
pendek atau panjang dari medikasi antipsikotik,
terlebih lagi Golongan 1 (Haloperidol).
• Manifestasi Klinis
Pseudoparkin-
Distonia Akatisia Tardive dyskinesia
sonism
Gejala-gejala Gerakan/postur ab- Perasaan subjektif • Gerakan oral-
parkinson normal, termasuk kegelisahan facial meliputi
krisis okulorigik, (restlessness), mengecap-
prostrusi lidah, trismus, umumnya kaki yang ngecap bibir (lip
tortikolis, dan postur tidak bisa tenang smacking),
distonik pada anggota menghisap
gerak dan batang (sucking), dan
tubuh mengerutkan
bibir (puckering)
atau seperti facial
grimacing.
• Gejala ini bersifat
irreversible
Terapi Sindroma Ekstrapiramidal
Sindroma Neuroleptik Maligna (SNM)
• Gejala khas dari SNM adalah kekakuan otot dan suhu tinggi
(lebih dari 38°C) pada pasien dengan penggunaan obat
antipsikotik disertai dengan perubahan status mental dan
kestidakstabilan otonom.
• Tatalaksana :
1. Hentikan semua antipsikotika
2. Observasi tanda vital
3. Terapi simptomatik
4. Pada kondisi kritis :
- Dantrolen 0,8 – 2.5 mg/kgbb/hari
- Bromokriptin 20-30 mg/ hari dibagi 4 dosis
Jawaban Lainnya
A. Parkinsonism : tidak tepat
B. Distonia : tidak tepat
C. Akatisia : tidak tepat
E. SNM : tidak tepat
Soal 187
Tn. Laxus 38 tahun didiagnosis oleh Psikiater dengan Skizofrenia.
Pasien diberikan Haloperidol sebagai obat rutinnya. Apa efek
samping irreversible dari obat tersebut ?
A. Parkinsonism
B. Distonia
C. Akatisia
D. Tardive dyskinesia
E. SNM
Soal 188
Seorang dokter di Puskesmas Fiore akan melakukan
pemantauan secara kontinyu dari data angka kejadian DHF di
wilayah kerjanya. Maka dari itu, grafik apa yang cocok
digunakan oleh dokter tersebut ?
A. Batang
B. Histogram
C. Pie/Lingkaran
D. Stem and Leaf
E. Peta
Analisis Soal 188
Seorang dokter di Puskesmas Fiore akan melakukan
pemantauan secara kontinyu dari data angka kejadian DHF
di wilayah kerjanya. Maka dari itu, grafik apa yang cocok
digunakan oleh dokter tersebut ?
MATERI : BPJS
BPJS
• Dimulai sejak 1 Januari 2014
• Dasar Hukum
- UU No. 24 tahun 2011, Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial
- UU No. 40 tahun 2004, Sistem Jaminan Sosial
• BPJS adalah Penyelenggara
• JKN adalah Program
• Peserta yang sudah terdaftar sebagai peserta
Jamkesmas dan Jamkesda semuanya akan
dialihkan menjadi peserta BPJS PBI dengan artu
identitas yaitu KIS (Kartu Indonesia Sehat)
Besaran Iuran BPJS Kesehatan
PBI Iuran ditanggung Pemerintah
PPU (PNS, TNI Polri, Pejabat Negara) 5% dari Gaji atau Upah perbulan
dengan ketentuan :
• 4% dibayar oleh Pemberi Kerja
PPU (BUMN, BUMD, Swasta) • 1%dibayar oleh Peserta
Tambahan Keluarga seperti anak ke- 1% dari Gaji atau Upah per orang
4 dst, orang tua atau mertua per bulan, dibayar oleh pekerja
penerima upah
MATERI : BPJS
BPJS
• Dimulai sejak 1 Januari 2014
• Dasar Hukum
- UU No. 24 tahun 2011, Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial
- UU No. 40 tahun 2004, Sistem Jaminan Sosial
• BPJS adalah Penyelenggara
• JKN adalah Program
• Peserta yang sudah terdaftar sebagai peserta
Jamkesmas dan Jamkesda semuanya akan
dialihkan menjadi peserta BPJS PBI dengan artu
identitas yaitu KIS (Kartu Indonesia Sehat)
Besaran Iuran BPJS Kesehatan
PBI Iuran ditanggung Pemerintah
PPU (PNS, TNI Polri, Pejabat Negara) 5% dari Gaji atau Upah perbulan
dengan ketentuan :
• 4% dibayar oleh Pemberi Kerja
PPU (BUMN, BUMD, Swasta) • 1%dibayar oleh Peserta
Tambahan Keluarga seperti anak ke- 1% dari Gaji atau Upah per orang
4 dst, orang tua atau mertua per bulan, dibayar oleh pekerja
penerima upah
Outcome
Positif Negatif
Positif A B
Exposure
Negatif C D
A
Cross Sectional (Prevalence ratio) dan Cohort Study (Risk Ratio) = A+B
C
C+D
AD
Case Control (Odd ratio) =
BC
Pembahasabn
Ca Paru
= tertera pada
Negatif 10 30 40 soal
Total 70 50 120
60 x 30
Case Control (Odd ratio) =
20 x 10
Jawaban Lainnya
A. 60 x 70 / 20 x 50 : tidak tepat
B. 60 x 40 / 20 x 40 : tidak tepat
C. 60 x 80 / 20 x 80 : tidak tepat
D. 60 x 10 / 20 x 30 : tidak tepat
Soal 196
dr. Carla melakukan penelitian faktor risiko merokok terhadap
Ca Paru. Pada total 120 sampel orang, ditemukan 80 orang
merokok dengan 20 orangnya Ca Paru (-) dan 40 orang tidak
merokok dengan 10 orangnya Ca Paru (+). Maka nilai Odd
Ratio pada kasus tersebut adalah ?
A. 60 x 70 / 20 x 50
B. 60 x 40 / 20 x 40
C. 60 x 80 / 20 x 80
D. 60 x 10 / 20 x 30
E. 60 x 30 / 20 x 10
Soal 197
dr. Carla melakukan penelitian faktor risiko merokok terhadap
Ca Paru. Pada total 120 sampel orang, ditemukan 80 orang
merokok dengan 20 orangnya Ca Paru (-) dan 40 orang tidak
merokok dengan 10 orangnya Ca Paru (+). Maka nilai Risk Ratio
pada kasus tersebut adalah ?
A. 60 120
10 120
B. 80 10
40 60
C. 10 80
60 40
D. 80 60
40 10
E. 60 80
10 40
Analisis Soal 197
dr. Carla melakukan penelitian faktor risiko merokok
terhadap Ca Paru. Pada total 120 sampel orang, ditemukan
80 orang merokok dengan 20 orangnya Ca Paru (-) dan 40
orang tidak merokok dengan 10 orangnya Ca Paru (+).
Maka nilai Risk Ratio pada kasus tersebut adalah ?
Outcome
Positif Negatif
Positif A B
Exposure
Negatif C D
A
Cross Sectional (Prevalence ratio) dan Cohort Study (Risk Ratio) = A+B
C
C+D
AD
Case Control (Odd ratio) =
BC
Pembahasabn
Ca Paru
= tertera pada
Negatif 10 30 40 soal
Total 70 50 120
60
80
Cross Sectional (Prevalence ratio) dan Cohort Study (Risk Ratio) = 10
40
Jawaban Lainnya
A. 60 120 : tidak tepat
10 120
B. 80 10 : tidak tepat
40 60
C. 10 80 : tidak tepat
60 40
D. 80 60 : tidak tepat
40 10
Soal 197
dr. Carla melakukan penelitian faktor risiko merokok terhadap
Ca Paru. Pada total 120 sampel orang, ditemukan 80 orang
merokok dengan 20 orangnya Ca Paru (-) dan 40 orang tidak
merokok dengan 10 orangnya Ca Paru (+). Maka nilai Risk Ratio
pada kasus tersebut adalah ?
A. 60 120
10 120
B. 80 10
40 60
C. 10 80
60 40
D. 80 60
40 10
E. 𝟔𝟎 𝟖𝟎
𝟏𝟎 𝟒𝟎
Soal 198
dr. Wendy diketahui akan pergi berlibur ke Eropa selama 5
bulan ke depan. Maka dari itu beliau menyerahkan beberapa
pasiennya ke dr. Marvell. Setelah berlibur, beberapa pasien
tersebut akan dikembalikan lagi ke dr. Wendy. Apa rujukan yang
terjadi pada kasus tersebut ?
A. Interval
B. Split
C. Collateral
D. Cross
E. Vertical
Analisis Soal 198
dr. Wendy diketahui akan pergi berlibur ke Eropa selama 5
bulan ke depan. Maka dari itu beliau menyerahkan
beberapa pasiennya ke dr. Marvell. Setelah berlibur,
beberapa pasien tersebut akan dikembalikan lagi ke dr.
Wendy. Apa rujukan yang terjadi pada kasus tersebut ?
MATERI : Rujukan
RUJUKAN (REFERRAL)
Interval • Pelimpahan sepenuhnya kepada satu dokter konsultan
untuk jangka waktu tertentu
• Selama jangka waktu itu dokter primer TIDAK ikut
campur
Split • pelimpahan sepenuhnya kepada BEBERAPA dokter
konsultan unutuk jangka waktu tertentu
• Selama jangka waktu itu dokter primer TIDAK ikut
campur
Collateral • Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab
penanganan penderita HANYA untuk SATU MASALAH
tertentu
Cross • Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab pasien
kepada dokter lain untuk SELAMANYA
Jawaban Lainnya
B. Split : tidak tepat
C. Collateral : tidak tepat
D. Cross : tidak tepat
E. Vertical : tidak tepat
Soal 198
dr. Wendy diketahui akan pergi berlibur ke Eropa selama 5
bulan ke depan. Maka dari itu beliau menyerahkan beberapa
pasiennya ke dr. Marvell. Setelah berlibur, beberapa pasien
tersebut akan dikembalikan lagi ke dr. Wendy. Apa rujukan yang
terjadi pada kasus tersebut ?
A. Interval
B. Split
C. Collateral
D. Cross
E. Vertical
Soal 199
Nn. Lisanna sedang mengerjakan skripsi dan akan mengambil
beberapa orang untuk sampelnya. Orang yang dijadikan
sampelnya adalah hanya teman-teman dekat dan orang pilihan
Nn. Lisanna. Apa macam sampling yang terdapat pada kasus
tersebut ?
A. Simple random sampling
B. Consecutive sampling
C. Purposive sampling
D. Snowball sampling
E. Cluster sampling
Analisis Soal 199
Nn. Lisanna sedang mengerjakan skripsi dan akan
mengambil beberapa orang untuk sampelnya. Orang yang
dijadikan sampelnya adalah hanya teman-teman dekat dan
orang pilihan Nn. Lisanna. Apa macam sampling yang
terdapat pada kasus tersebut ?
• Sampel
Bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga
dianggap dapat mewakili populasinya. Cth. Sejumlah 25
pasangan usia subur yang tinggal di kelurahan Meral barat
Macam-macam cara sampling
Probability Sampling
• Sampel
Bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga
dianggap dapat mewakili populasinya. Cth. Sejumlah 25
pasangan usia subur yang tinggal di kelurahan Meral barat
Macam-macam cara sampling
Probability Sampling