Anda di halaman 1dari 1857

Pembahasan TO Akbar

Dengan Hati Cukup Sekali


Soal 1
Ny. Sakura 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri
dada sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai sesak, mual dan
muntah. Pasien memiliki riwayat pemasangan stent jantung 2
tahun yang lalu dan rutin kontrol ke Poli Jantung. Pemeriksaan
fisik : TD 90/60 mmHg, nadi 58 x/menit teraba lemah, dan
30 detik kemudian nadi menghilang, RR 35 x/menit, Suhu
36,5 C. EKG didapatkan gambaran seperti di bawah ini.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. STEMI
B. Non STEMI
C. Unstable Angina
D. Cardiac Arrest
E. Cardiac Tamponade
Analisis Soal 1
Ny. Sakura 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada sejak 2
hari yang lalu. Keluhan disertai sesak, mual dan muntah. Pasien memiliki
riwayat pemasangan stent jantung 2 tahun yang lalu dan rutin kontrol ke
Poli Jantung. Pemeriksaan fisik : TD 90/60 mmHg, nadi 58 x/menit
teraba lemah, dan 30 detik kemudian nadi menghilang, RR 35 x/menit,
Suhu 36,5 C. EKG didapatkan gambaran seperti di bawah ini. Apakah
diagnosis yang tepat pada pasien ?

Ventrikular Fibrilasi

DIAGNOSIS : Cardiac Arrest


Cardiac Arrest (3B)

• Merupakan suatu keadaan dimana


pasien tidak terdapat adanya
detak jantung dan nadi.
Ventrikular Fibrilasi
Acute Coronary Syndrome/
Sindrom Koroner Akut (3B)
• ACS merupakan sindroma continuum karena
adanya disrupsi dari plak aterosklerosis dengan
pembentukan agregasi trombosit dan formasi
thrombus intrakoroner.
Diagnosis
• Nyeri dada tipikal: • Setelah nyeri dada
1. Nyeri seperti tertindih tipikal, tentukan
gajah apakah UAP, NSTEMI,
atau STEMI
2. Menjalar ke lengan
kiri, leher, rahang,
punggung, ulu hati
3. Tidak dapat ditunjuk
4. Tidak membaik
dengan istirahat
5. Membaik setelah
diberi nitrat
Diagnosis
• A. Nyeri dada tipikal
• B. EKG
• UAP → Normal / ST Depresi / T Inversi
• NSTEMI → ST Depresi / T Inversi
• STEMI → ST Elevasi / LBBB new onset
• C. Enzim (<3 jam: mioglobin, >3 jam: Troponin I>T>CKMB)

Parameter Waktu Asal Peak/Puncak (jam) Waktu kembali ke


Peningkatan Kadar normal
(jam)
Kadar CK-MB 3-4 15-24 24-36 jam
Kadar Myoglobin 1-3 6-9 12-24 jam
Kadar Troponin I 4-6 14-36 4-7 hari
Kadar Troponin T 3-4 10-24 10-14 hari
Headshot!
SALI
Septal → V1 V2
Anterior → V3 V4
Lateral → V5 V6 + I, AvL
Inferior → II, III, AvF
SALAD
Septal Anterior → LAD
Lateral → LCX
Inferior → RCA
Tatalaksana Awal
ONACOM
• Oksigen bila saturasi <94%
• Nitrat sublingual
• Aspirin 160 mg (sediaan 80 mg)
• Clopidogrel 300 mg (sediaan 75 mg)
• Morfin 5 mg IV jika nitrat gagal

• *kontraindikasi nitrat! hipotensi dan infark


inferior
Tatalaksana

• STEMI
• Jika onset <12 jam, maka
• Door to needle time <30 menit → Trombolisis
dengan agen fibrinolitik
• Door to balloon time <90 menit → PCI
• Jika onset >12 jam, maka
• Mulai terapi adjuvan
• Heparin (UFH atau LMWH)
• Nitroglycerin
Agen Fibrinolitik
Cardiac Tamponade
• Trias BECK → Hipotensi, JVP ↑, Suara jantung menjauh
(muffled heart sound)

• Terapi: pericardiocentesis
Jawaban Lainnya
A. STEMI : Gambaran ST elevasi + dengan peningkatan
enzim jantung
B. NSTEMI : Gambaran ST depresi + dengan
peningkatan enzim jantung
C. Unstable Angina : Gambaran ST depresi + Tanpa
peningkatan enzim jantung
E. Cardiac Tamponade : Muffle heart sound, JVP
meningkat dan hipotensi (Trias Beck)
Soal 1
Ny. Sakura 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri
dada sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai sesak, mual dan
muntah. Pasien memiliki riwayat pemasangan stent jantung 2
tahun yang lalu dan rutin kontrol ke Poli Jantung. Pemeriksaan
fisik : TD 90/60 mmHg, nadi 58 x/menit teraba lemah, dan
30 detik kemudian nadi menghilang, RR 35 x/menit, Suhu
36,5 C. EKG didapatkan gambaran seperti di bawah ini.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. STEMI
B. Non STEMI
C. Unstable Angina
D. Cardiac Arrest
E. Cardiac Tamponade
Soal 2
Ny. Sakura 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri
dada sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai sesak, mual dan
muntah. Pasien memiliki riwayat pemasangan stent jantung 2
tahun yang lalu dan rutin kontrol ke Poli Jantung. Pemeriksaan
fisik : TD 90/60 mmHg, nadi 58 x/menit teraba lemah, dan
30 detik kemudian nadi menghilang, RR 35 x/menit, Suhu
36,5 C. EKG didapatkan gambaran seperti di bawah ini.
Apakah tatalaksana yang tepat bagi pasien ?
A. Defibrilasi Monofasik 360 J
B. Defibrilasi Bifasik 360 J
C. Kardioversi 200 J
D. Kardioversi 50 J
E. Vagal Manuever
Analisis Soal 2
Ny. Sakura 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada sejak 2
hari yang lalu. Keluhan disertai sesak, mual dan muntah. Pasien memiliki
riwayat pemasangan stent jantung 2 tahun yang lalu dan rutin kontrol ke
Poli Jantung. Pemeriksaan fisik : TD 90/60 mmHg, nadi 58 x/menit
teraba lemah, dan 30 detik kemudian nadi menghilang, RR 35 x/menit,
Suhu 36,5 C. EKG didapatkan gambaran seperti di bawah ini. Apakah
tatalaksana yang tepat bagi pasien ?

Ventrikular Fibrilasi

DIAGNOSIS : Cardiac Arrest


Cardiac Arrest (3B)

• Merupakan suatu keadaan dimana


pasien tidak terdapat adanya
detak jantung dan nadi.
Ventrikular Fibrilasi
Jawaban Lainnya
B. Defibrilasi Bifasik 360 J : dosis salah
C. Kardioversi 200 J : tindakan salah, tindakan ini
dilakukan pada pasien Takikardi dengan QRS sempit
tidak teratur disertai tanda Hipotensi atau penurunan
kesadaran
D. Kardioversi 50 J : tindakan salah, tindakan ini
dilakukan pada pasien Takikardi dengan QRS sempit
teratur disertai tanda Hipotensi atau penurunan
kesadaran
E. Vagal Manuever : tindakan salah, tindakan ini
dilakukan pada pasien Takikardi dengan QRS sempit
teratur tanpa Hipotensi atau penurunan kesadaran
Soal 2
Ny. Sakura 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri
dada sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai sesak, mual dan
muntah. Pasien memiliki riwayat pemasangan stent jantung 2
tahun yang lalu dan rutin kontrol ke Poli Jantung. Pemeriksaan
fisik : TD 90/60 mmHg, nadi 58 x/menit teraba lemah, dan
30 detik kemudian nadi menghilang, RR 35 x/menit, Suhu
36,5 C. EKG didapatkan gambaran seperti di bawah ini.
Apakah tatalaksana yang tepat bagi pasien ?
A. Defibrilasi Monofasik 360 J
B. Defibrilasi Bifasik 360 J
C. Kardioversi 200 J
D. Kardioversi 50 J
E. Vagal Manuever
Soal 3
Tn. Orocimaru 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan
penurunan kesadaran sejak 1 jam yang lalu. Sebelumnya
pasien mengeluhkan jantung berdebar dan sesak. Pasien
tidak memiliki riwayat penyakit jantung atau paru sebelumnya.
Pada pemeriksaan ditemukan kesadaran somnolen, TD 90/60
mmHg, nadi 163 x/menit, RR 33 x/menit, Suhu 36,7 C. EKG
didapatkan gambaran seperti di bawah ini. Apakah
tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Vagal Manuever
B. Adenosin IV 6 mg
C. Kardioversi 50 J
D. Kardioversi 200 J
E. Defibrilasi Bifasik 200 J
Analisis Soal 3
Tn. Orocimaru 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan penurunan
kesadaran sejak 1 jam yang lalu. Sebelumnya pasien mengeluhkan
jantung berdebar dan sesak. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
jantung atau paru sebelumnya. Pada pemeriksaan ditemukan kesadaran
somnolen, TD 90/60 mmHg, nadi 163 x/menit, RR 33 x/menit, Suhu
36,7 C. EKG didapatkan gambaran seperti di bawah ini. Apakah
tatalaksana yang tepat pada pasien ?

Ventrikular Fibrilasi

DIAGNOSIS : Takiaritmia
Aritmia (3A/3B/2)

• Merupakan gangguan urutan irama, atau


gangguan kecepatan dari proses depolarisasi,
repolarisasi, atau kedua-duanya pada jantung.
• Jenis:
a. Jenis :
• Takiaritmia
A.Takiaritmia Menyebabkan
CARDIAC
• Bradiaritmia
B.Bradiaritmia ARREST
Takiaritmia

• Merupakan seluruh gangguan pada irama


jantung yang cepat abnormal
(denyut jantung >150 kali per menit).
• Gejala : Jantung berdebar, sesak, pingsan
Takiaritmia
• Atrial → kunci: QRS • Atrial Flutter
sempit! • Reguler/ireguler
• P gergaji / sawtoothed
• Atrial Takikardi appearance
• Reguler
• Atrial Fibrilasi
• Nadi 100–150 bpm
• Ireguler
• Supraventikular • P sangat tidak jelas
Takikardi
• Reguler
• Nadi 150–250 bpm
• P tidak jelas/bersatu
dengan T (P on T)
Supraventrikular Takikardia/SVT
Atrial flutter
Atrial fibrilasi
• Ventrikular → kunci: QRS lebar!
• Ventrikular Takikardi
• Reguler
• Nadi 100–250 bpm
• Bila seperti pita → torsa de pointes
• Ventrikular Fibrilasi
• Ireguler → chaos
Ventrikular takikardia

Torsa de pointes
Ventrikular Fibrilasi
Tatalaksana Takiaritmia
1. Pasang OMI
1. O2
2. Monitor
3. Infus
2. Pastikan apakah pasien stabil?
HKGSN ( dibaca Hongkong Singapur)
1. Hipotensi?
2. Kesadaran menurun?
3. Gagal jantung?
4. Syok?
5. Nyeri dada?
Jika pasien stabil
Jika pasien tidak stabil

Kardioversi
Jawaban Lainnya
A. Vagal Manuever : tidak tepat, karena pada pasien
ditemukan Hipotensi dan penurunan kesadaran
B. Adenosin IV 6 mg : tidak tepat, karena pada pasien
ditemukan Hipotensi dan penurunan kesadaran
C. Kardioversi 50 J : tidak tepat, tindakan ini dilakukan
pada pasien Takikardi dengan QRS sempit teratur
disertai tanda Hipotensi atau penurunan kesadaran
D. Kardioversi 200 J : tidak tepat, tindakan ini dilakukan
pada pasien Takikardi dengan QRS sempit tidak
teratur disertai tanda Hipotensi atau penurunan
kesadaran
Soal 3
Tn. Orocimaru 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan
penurunan kesadaran sejak 1 jam yang lalu. Sebelumnya
pasien mengeluhkan jantung berdebar dan sesak. Pasien
tidak memiliki riwayat penyakit jantung atau paru sebelumnya.
Pada pemeriksaan ditemukan kesadaran somnolen, TD 90/60
mmHg, nadi 163 x/menit, RR 33 x/menit, Suhu 36,7 C. EKG
didapatkan gambaran seperti di bawah ini. Apakah
tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Vagal Manuever
B. Adenosin IV 6 mg
C. Kardioversi 50 J
D. Kardioversi 200 J
E. Defibrilasi Bifasik 200 J
Soal 4
Tn. Sasuke 25 tahun datang dibawa keluarganya karena
ditemukan pingsan di rumahnya. Saat ini pasien sadar lalu
mengeluhkan sesak dan ada perasaan melayang. Pada
pemeriksaan ditemukan TD 110/80 mmHg, nadi 43 x/menit
reguler, RR 26 x/menit, Suhu 36 C. EKG didapatkan
gambaran seperti di bawah ini. Gambaran EKG apa yang
terdapat pasien ?
A. SVT
B. AV Blok Derajat 1
C. AV Blok Derajat 2 Mobitz 1
D. AV Blok Derajat 2 Mobitz 2
E. AV Blok Derajat 3
Analisis Soal 4
Tn. Sasuke 25 tahun datang dibawa keluarganya karena ditemukan
pingsan di rumahnya. Saat ini pasien sadar lalu mengeluhkan sesak dan
ada perasaan melayang. Pada pemeriksaan ditemukan TD 110/80
mmHg, nadi 43 x/menit reguler, RR 26 x/menit, Suhu 36 C. EKG
didapatkan gambaran seperti di bawah ini. Gambaran EKG apa yang
terdapat pasien ?

AV Blok Derajat 3
Mobitz 2

DIAGNOSIS : Bradiaritmia
Bradiaritmia

• Merupakan seluruh gangguan pada irama


jantung yang lambat secara abnormal
(denyut jantung dibawah 50 kali per menit).
• Gejala Klinis:
• Singkop/hampir singkop, dispneu, nyeri dada,
lemah, pusing.
AV Blok derajat 1
AV Blok dejarat II
Tipe 1/Mobitz 1
AV Blok derajat II
Tipe 2/Mobitz 2
AV Blok dejarat 3
Tatalaksana
Bradiaritmia
Jawaban Lainnya
A. SVT : tidak tepat
B. AV Blok Derajat 1 : tidak tepat
C. AV Blok Derajat 2 Mobitz 1 : tidak tepat
D. AV Blok Derajat 2 Mobitz 2 : tidak tepat
Soal 4
Tn. Sasuke 25 tahun datang dibawa keluarganya karena
ditemukan pingsan di rumahnya. Saat ini pasien sadar lalu
mengeluhkan sesak dan ada perasaan melayang. Pada
pemeriksaan ditemukan TD 110/80 mmHg, nadi 43 x/menit
reguler, RR 26 x/menit, Suhu 36 C. EKG didapatkan
gambaran seperti di bawah ini. Gambaran EKG apa yang
terdapat pasien ?
A. SVT
B. AV Blok Derajat 1
C. AV Blok Derajat 2 Mobitz 1
D. AV Blok Derajat 2 Mobitz 2
E. AV Blok Derajat 3
Soal 5
Tn. Itachi 38 tahun datang dengan keluhan lemas badan
sejak 1 minggu yang lalu. Pasien mengaku tidak memiliki
riwayat penyakit apa pun. Pada pemeriksaan ditemukan TD
100/80 mmHg, nadi 125 x/menit reguler, RR 30 x/menit,
Suhu 36 C. Pada auskultasi ditemukan Murmur Sistolik pada
garis sternal dextra ICS II. Apa diagnosis yang tepat pada
pasien ?
A. Regurgitasi Aorta
B. Stenosis Aorta
C. Stenosis Pulmunal
D. Stenosis Mitral
E. Regurgitasi Mitral
Analisis Soal 5
Tn. Itachi 38 tahun datang dengan keluhan lemas badan
sejak 1 minggu yang lalu. Pasien mengaku tidak memiliki
riwayat penyakit apa pun. Pada pemeriksaan ditemukan TD
100/80 mmHg, nadi 125 x/menit, RR 30 x/menit, Suhu 36
C. Pada auskultasi ditemukan Murmur Sistolik pada garis
sternal dextra ICS II. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Stenosis Aorta


KELAINAN KATUP JANTUNG (2)

Pada Mitral dan Trikuspid Pada Pulmonar dan Aorta


SDRS SDSR
S D S D
↓ ↓ ↓ ↓
R S S R
Sistolik → Regurgitasi Sistolik → Stenosis
Diastolik → Stenosis Diastolik → Regurgitasi
• Katup Aorta : garis sternal
dextra ICS II
• Katup Pulmonal : garis
sternal sinistra ICS II
• Katup Trikuspid :
parasternal sinistra ICS IV
• Katup Mitral : garis
midklavikula sinistra ICS V
(Apex)
Jawaban Lainnya
A. Regurgitasi Aorta : tidak tepat
C. Stenosis Pulmunal : tidak tepat
D. Stenosis Mitral : tidak tepat
E. Regurgitasi Mitral : tidak tepat
Soal 5
Tn. Itachi 38 tahun datang dengan keluhan lemas badan
sejak 1 minggu yang lalu. Pasien mengaku tidak memiliki
riwayat penyakit apa pun. Pada pemeriksaan ditemukan TD
100/80 mmHg, nadi 125 x/menit reguler, RR 30 x/menit,
Suhu 36 C. Pada auskultasi ditemukan Murmur Sistolik pada
garis sternal dextra ICS II. Apa diagnosis yang tepat pada
pasien ?
A. Regurgitasi Aorta
B. Stenosis Aorta
C. Stenosis Pulmunal
D. Stenosis Mitral
E. Regurgitasi Mitral
Soal 6
Tn. Obito 58 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas
sejak 4 hari yang lalu. Riwayat hipertensi sejak 10 tahun lalu.
Saat ini sesak tidak mereda dengan istirahat dan lebih nyaman
saat posisi duduk. Tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 105
x/m, didapatkan ronkhi pada seluruh lapangan paru, Rontgen
Thorax didapatkan gambaran batwing appearance. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Kor Pulmonal
B. Edema Paru Akut
C. Hipertensi Emergensi
D. Hipertensi Urgensi
E. Penyakit Jantung Rematik
Analisis Soal 6
Tn. Obito 58 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak
nafas sejak 4 hari yang lalu. Riwayat hipertensi sejak 10
tahun lalu. Saat ini sesak tidak mereda dengan istirahat dan
lebih nyaman saat posisi duduk. Tekanan darah 170/100
mmHg, nadi 105 x/m, didapatkan ronkhi pada seluruh
lapangan paru, Rontgen Thorax didapatkan gambaran
batwing appearance. Apa diagnosis yang tepat pada pasien
?

DIAGNOSIS : Edema Paru Akut


Edema Paru Akut (3B)
• Akumulasi cairan di paru-paru yang terjadi
secara mendadak disebabkan oleh tekanan
intravaskular yang tinggi (edem paru kardia)
atau karena peningkatan permeabilitas
membran kapiler (edem paru non cardiak)
yang mengakibatkan terjadinya ekstravasasi
cairan secara cepat sehingga mengakibatkan
hipoksia.
Edema Paru Akut
• Manifestasi Klinis: • Rontgen thorax:
Sesak mendadak atau Batwing appearance
perlahan,batuk,gejala
penyakit lain yang
menyertainya.

• Pemeriksaan fisik:
Ronkhi basah di
kedua lapang paru,
peningkatan jvp,
edema tungkai
Tatalaksana

Terapi umum edema paru: LMNOP


• L : Lasix (furosemide)
• M : Morfin
• N : Nitrat
• O : Oksigen
• P : Posisi semi fowlar
Kor Pulmonal (3B/3A)
• Kor pulmonal sering disebut sebagai penyakit jantung paru,
didefinisikan sebagai dilatasi dan hipertrofi ventrikel kanan akibat
adanya penyakit parenkim paru atau pembuluh darah paru.
1. Kor Pulmonal Akut → dilatasi ventrikel kanan
2. Kor Pulmonal Kronik→ hipertrofi ventrikel kanan

ETIOLOGI
AKUT KRONIK
- Massive emboli paru - PPOK
- ARDS - Emboli paru kronis
- Systemic Sclerosis
- Kyphoscoliosis
- Pulmonary interstitial fibrosis
- Dll
Diagnosis
• Anamnesis: • EKG:
• Sesak • P pulmonal di lead II III
• Sesak saat aktifitas avF (pembesaran atrium
• Fatigue kanan)
• Rasio R/S >1 (hipertrofi
• Letargi ventrikel kanan)
• Exertional syncope
• Pemeriksaan Fisik:
• Sianosis
• suara P2 yang mengeras
• murmur di daerah
pulmonal dan tricuspid,
• S3 gallop,
• JVP meningkat,
• Hepatomegali asites,
• Edema tungkai
Hipertensi Krisis (3B)

• Krisis hipertensi adalah sejumlah kondisi


kelainan klinis dengan atau tanpa kelainan
organ lain, yang disebabkan oleh hipertensi
arterial.
• Anamnesis: pusing, kepala berat, nyeri dada,
cepat Lelah, berdebar-debar, sesak nafas.
• Pemeriksaan Fisik : TD sistolik ≥ 180 mmHg
atau diastolic ≥110 mmHg
Klasifikasi
HIPERTENSI HIPERTENSI
URGENSI EMERGENSI
• tidak ada TOD • ada TOD

Target organ damage, disingkat JOGJE


Jantung -> gagal jantung akut, ACS
Otak -> stroke iskemik, perdarahan
intraserebral, ensefalopati hipertensi.
Ginjal -> AKI
Jari-jari -> gangg. Pembuluh darah, diseksi aorta
Eye -> retinopati hipertensi
Tatalaksana
• Hipertensi Urgensi
→ pemberian secara
oral, pilihan utama
adalah ACEi
• Hipertensi Emergensi
→ diberikan secara
intravena/IV, pilihan
utama adalah
Nicardipine IV
Rheumatoid Heart Disease (2)

• Merupakan suatu keadaan yang disebabkan


karena kerusakan katup jantung yang
berkaitan dengan demam rematik akut
• 90-95 % rusak di katup mitral, regurgitasi (+)
pada fase akut dan berlanjut menjadi stenosis.
Patogenesis

→ DEMAM REMATIK AKUT

→ RHD
Jawaban Lainnya
A. Kor Pulmonal : tidak tepat
C. Hipertensi Emergensi : tidak tepat
D. Hipertensi Urgensi : tidak tepat
E. Penyakit Jantung Rematik : tidak tepat
Soal 6
Tn. Obito 58 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas
sejak 4 hari yang lalu. Riwayat hipertensi sejak 10 tahun lalu.
Saat ini sesak tidak mereda dengan istirahat dan lebih nyaman
saat posisi duduk. Tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 105
x/m, didapatkan ronkhi pada seluruh lapangan paru, Rontgen
Thorax didapatkan gambaran batwing appearance. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Kor Pulmonal
B. Edema Paru Akut
C. Hipertensi Emergensi
D. Hipertensi Urgensi
E. Penyakit Jantung Rematik
Soal 7
Tn. Gaara 19 tahun datang untuk cek kesehatan sebelum
berangkat Ibadah Umroh. Saat ini pasien tidak ada keluhan
sama sekali. Pada pemeriksaan TD 120/80 mmHg, nadi 75 x/m,
RR 20 x/m, suhu afebris. Namun saat auskultasi jantung
ditemukan Murmur Kontinu. Apa diagnosis yang tepat pada
pasien ?
A. TOF
B. VSD
C. PDA
D. ASD
E. TGA
Analisis Soal 7
Tn. Gaara 19 tahun datang untuk cek kesehatan sebelum
berangkat Ibadah Umroh. Saat ini pasien tidak ada keluhan
sama sekali. Pada pemeriksaan TD 120/80 mmHg, nadi 75
x/m, RR 20 x/m, suhu afebris. Namun saat auskultasi
jantung ditemukan Murmur Kontinu. Apa diagnosis yang
tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Patent Ductus Arteriosus


Kelainan Jantung Kongenital (2)
• PJB (penyakit jantung bawaan) merupakan
bentuk kelainan jantung yang sudah
didapatkan sejak bayi baru lahir.

PJB SIANOTIK PJB ASIANOTIK


(adanya sianosis sentral akibat (PJB dengan kebocoran
adanya shunt kanan ke kiri) sekat jantung dan
1. Tetralogy of Fallot (TOF) obstruksi jalan keluar
2. Transposition Great ventrikel yang disertai
Artery (TGA) shunt kiri ke kanan)
1. ASD
2. VSD
3. PDA
4. Stenosis Aorta
5. Stenosis Pulmonal
6. Koarktasio Aorta
Tetralogy of Fallot (TOF)
• PJB sianotik yang terdiri dari: PROV!
• Pulmonary Stenosis
• RVH (right ventricular hypertrofi)
• Overiding Aorta
• VSD (ventricular septal disease)
• Anamnesis:
• Sianosis
• Spelhipoksia- bertambah biru pada saat menangis,
merintih, pingsan
• Squatting pada anak lebih besar – jongkok pada
saat bertambah biru
Tetralogy of Fallot (TOF)
• Pemeriksaan Fisik:
sianosis, clubbing
finger
• Auskultasi jantung:
bising sistolik ejeksi PS
terdengar di sela iga 2
parasternal kiri
menjalar ke klavikula
kiri.
• Penunjang foto toraks:
Boot shape appearance
Transposition of Great Aorta
(TGA)
• Keadaan dimana
tertukarnya posisi
aorta dan pulmonar
artery sehingga darah
kurang oksigen di
ventrikel kanan
tersebar keseluruh
tubuh.
• Penunjang: Foto
rontgen toraks →
‘egg on a string
appearance’
PJB Asianotik
Membedakan secara auskultasi
• VSD → Vansistolik (pansistolik
murmur ICS 3–4)
• ASD → Fixed Split S2
• PDA → Continuous/machinary
murmur
• Koarktasio Aorta → TD lengan dan
kaki berbeda, gambaran khas
thorax: figure of three
Jawaban Lainnya
A. TOF (Tetralogy of Fallot) : tidak tepat
B. VSD (Ventricular Septal Defect) : tidak tepat
D. ASD (Atrial Septal Defect) : tidak tepat
E. TGA (Transposition of Great Aorta) : tidak tepat
Soal 7
Tn. Gaara 19 tahun datang untuk cek kesehatan sebelum
berangkat Ibadah Umroh. Saat ini pasien tidak ada keluhan
sama sekali. Pada pemeriksaan TD 120/80 mmHg, nadi 75 x/m,
RR 20 x/m, suhu afebris. Namun saat auskultasi jantung
ditemukan Murmur Kontinu. Apa diagnosis yang tepat pada
pasien ?
A. TOF
B. VSD
C. PDA
D. ASD
E. TGA
Soal 8
Ny. Hinata 49 tahun datang dengan keluhan bengkak tungkai
kiri bawah yang dirasakan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini
terjadi setelah perjalanannya dari Bandung ke Bali dengan
menggunakan bis parawisata. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tungkai bawah edema, merah dan teraba hangat.
Dokter mendiagnosis pasien mengalami DVT. Tanda/sign apa
yang dapat ditemukan positif pada pasien ini ?
A. Flick sign
B. Kaposi Stemmer Sign
C. Laseque’s sign
D. Phalen sign
E. Homan sign
Analisis Soal 8
Ny. Hinata 49 tahun datang dengan keluhan bengkak
tungkai kiri bawah yang dirasakan sejak 2 hari yang lalu.
Keluhan ini terjadi setelah perjalanannya dari Bandung ke
Bali dengan menggunakan bis parawisata. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tungkai bawah kiri edema,
merah dan teraba hangat. Dokter mendiagnosis pasien
mengalami DVT. Tanda/sign apa yang dapat ditemukan
positif pada pasien ini ?

DIAGNOSIS : Deep Vein Thrombosis


Deep Vein Thrombosis / DVT (2)
• Ciri: membentuk kelokan
kebiruan di bagian yang
terkena, pegal, mudah
kram
• Komplikasi : emboli paru
• Pemeriksaan khas:
- Homan sign (+)
- D-Dimer ↑
• Tatalaksana:
- antikoagulan (LMWH)
(low molecular weight
heparin)
Homan Sign

Positif jika nyeri timbul


saat dorsofleksi kaki
yang terkena
Carpal Tunnel Syndrome (3A)

Kompresi n. Medianus di dalam carpal tunnel


yang menyebabkan nyeri di pergelangan tangan
bagian ventral, rasa kebas di telapak tangan
bagian radial dan jari 1-4
Diagnosis
Pemeriksaan:
• Flick sign: pasien mengebaskan tangannya (seperti
mengebaskan termometer raksa) untuk
menghilangkan gejala
• Tinnel sign: rasa kesemutan bila carpal tunner
diketuk
• Phalen sign: rasa kesemutan bila pergelangan
tangan fleksi maksimal

Penunjang
• Nerve Conduction Study/Velocity (NCS/NCV)
Tatalaksana

• Bidai pergelangan tangan


• Bila tidak membaik, injeksi steroid ke dalam
karpal tunnel
• Bila tidak mempan juga, lakukan pembedahan
Herniasi Nucleus Pulposus (3A)
Diskus intervertebralis mengalami herniasi dan
menekan radiks saraf perifer. Kebanyakan setinggi
L4/L5 atau L5/S1. Faktor risiko pekerjaan
mengangkat beban berat

Klinis
• Anamnesis: nyeri punggung bawah yang menjalar
ke paha, sering disertai kelemahan otot dan rasa
kebas.
• Nyeri meningkat saat membungkuk ke depan,
duduk, batuk, atau stress yang berlebih pada
diskus
Diagnosis

PF:
• Tes Lasegue (+), perubahan refleks, penurunan
sensitifitas
• Pemeriksaan lain: tes Bragard, Patrick,
Contrapatrick

Penunjang
• MRI
Tatalaksana

• Tirah baring, NSAID, muscle relaxan


(benzodiazepin)
• Definitif: laminektomi
Limfedema (3A)

• Merupakan obstruksi dan dilatasi pembuluh


limfe dengan akumulasi cairan interstisial di
tempat yang dialiri oleh pembuluh darah yang
bersangkutan.
• Etiologi: keganasan, radioterapi, operasi
pengangkatan tumor, penderita kaki gajah
(filarisasis)
• Ciri:
- tidak ada tanda inflamasi
- textur kulit berotot
- lebih sering pada kaki
- Kaposi Stemmer Sign (+)
Kaposi Stemmer Sign
• Jepit dan angkat
lipatan kulit di
pangkal jari kaki
kedua atau tengah.
Jika tidak dapat
diangkat (+).
Jawaban Lainnya
A. Flick sign : ditemukan pada CTS
B. Kaposi Stemmer Sign : ditemukan pada Limfedema
C. Laseque’s sign : ditemukan pada HNP
D. Phalen sign : ditemukan pada CTS
Soal 8
Ny. Hinata 49 tahun datang dengan keluhan bengkak tungkai
kiri bawah yang dirasakan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini
terjadi setelah perjalanannya dari Bandung ke Bali dengan
menggunakan bis parawisata. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tungkai bawah edema, merah dan teraba hangat.
Dokter mendiagnosis pasien mengalami DVT. Tanda/sign apa
yang dapat ditemukan positif pada pasien ini ?
A. Flick sign
B. Kaposi Stemmer Sign
C. Laseque’s sign
D. Phalen sign
E. Homan sign
Soal 9
Tn. Jiraiya 68 tahun datang ke IGD mengeluhkan adanya nyeri
dada terasa ditekan sejak 2 jam yang lalu. Nyeri dirasakan tidak
mereda dengan istirahat dan menjalar ke lengan kiri. Pada
pemeriksaan ditemukan pasien termasuk obesitas, TD 150/90
mmHg, Nadi 80 x/m,pada EKG didapatkan gambaran ST Elevasi
pada lead V1, V2, V3 dan V4, hasil laboratorium enzim jantung
meningkat. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. NSTEMI Anterior
B. NSTEMI Anteroseptal
C. STEMI Anterior
D. STEMI Anteroseptal
E. UAP
Analisis Soal 9
Tn. Jiraiya 68 tahun datang ke IGD mengeluhkan adanya
nyeri dada terasa ditekan sejak 2 jam yang lalu. Nyeri
dirasakan tidak mereda dengan istirahat dan menjalar ke
lengan kiri. Pada pemeriksaan ditemukan pasien termasuk
obesitas, TD 150/90 mmHg, Nadi 80 x/m,pada EKG
didapatkan gambaran ST Elevasi pada lead V1, V2, V3 dan
V4, hasil laboratorium enzim jantung meningkat. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : STEMI Anteroseptal


Acute Coronary Syndrome/
Sindrom Koroner Akut (3B)
• ACS merupakan sindroma continuum karena
adanya disrupsi dari plak aterosklerosis dengan
pembentukan agregasi trombosit dan formasi
thrombus intrakoroner.
Diagnosis
• Nyeri dada tipikal: • Setelah nyeri dada
1. Nyeri seperti tertindih tipikal, tentukan
gajah apakah UAP, NSTEMI,
atau STEMI
2. Menjalar ke lengan
kiri, leher, rahang,
punggung, ulu hati
3. Tidak dapat ditunjuk
4. Tidak membaik
dengan istirahat
5. Membaik setelah
diberi nitrat
Diagnosis
• A. Nyeri dada tipikal
• B. EKG
• UAP → Normal / ST Depresi / T Inversi
• NSTEMI → ST Depresi / T Inversi
• STEMI → ST Elevasi / LBBB new onset
• C. Enzim (<3 jam: mioglobin, >3 jam: Troponin I>T>CKMB)

Parameter Waktu Asal Peak/Puncak (jam) Waktu kembali ke


Peningkatan Kadar normal
(jam)
Kadar CK-MB 3-4 15-24 24-36 jam
Kadar Myoglobin 1-3 6-9 12-24 jam
Kadar Troponin I 4-6 14-36 4-7 hari
Kadar Troponin T 3-4 10-24 10-14 hari
Headshot!
SALI
Septal → V1 V2
Anterior → V3 V4
Lateral → V5 V6 + I, AvL
Inferior → II, III, AvF
SALAD
Septal Anterior → LAD
Lateral → LCX
Inferior → RCA
Tatalaksana Awal
ONACOM
• Oksigen bila saturasi <94%
• Nitrat sublingual
• Aspirin 160 mg (sediaan 80 mg)
• Clopidogrel 300 mg (sediaan 75 mg)
• Morfin 5 mg IV jika nitrat gagal

• *kontraindikasi nitrat! hipotensi dan infark


inferior
Tatalaksana

• STEMI
• Jika onset <12 jam, maka
• Door to needle time <30 menit → Trombolisis
dengan agen fibrinolitik
• Door to balloon time <90 menit → PCI
• Jika onset >12 jam, maka
• Mulai terapi adjuvan
• Heparin (UFH atau LMWH)
• Nitroglycerin
Agen Fibrinolitik
Jawaban Lainnya
A. NSTEMI Anterior : tidak tepat, NSTEMI menunjukan
adanya ST Depresi
B. NSTEMI Anteroseptal : tidak tepat, NSTEMI
menunjukan adanya ST Depresi
C. STEMI Anterior : tidak tepat, karena Anterior pada
lead V1 dan V2
E. UAP : tidak tepat, UAP seharusya menunjukan hasil
laboratorium enzim jantung yang normal
Soal 9
Tn. Jiraiya 68 tahun datang ke IGD mengeluhkan adanya nyeri
dada terasa ditekan sejak 2 jam yang lalu. Nyeri dirasakan tidak
mereda dengan istirahat dan menjalar ke lengan kiri. Pada
pemeriksaan ditemukan pasien termasuk obesitas, TD 150/90
mmHg, Nadi 80 x/m,pada EKG didapatkan gambaran ST Elevasi
pada lead V1, V2, V3 dan V4, hasil laboratorium enzim jantung
meningkat. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. NSTEMI Anterior
B. NSTEMI Anteroseptal
C. STEMI Anterior
D. STEMI Anteroseptal
E. UAP
Soal 10
Tn. Jiraiya 68 tahun datang ke IGD mengeluhkan adanya nyeri
dada terasa ditekan sejak 2 jam yang lalu. Nyeri dirasakan tidak
mereda dengan istirahat dan menjalar ke lengan kiri. Pada
pemeriksaan ditemukan pasien termasuk obesitas, TD 150/90
mmHg, Nadi 80 x/m,pada EKG didapatkan gambaran ST Elevasi
pada lead V1, V2, V3 dan V4, hasil laboratorium enzim jantung
meningkat. Pembuluh darah apa yang terganggu pada kasus ini ?
A. Right Coronary Artery
B. Middle Coronary Artery
C. Left Coronary Artery
D. Left Circumflex Artery
E. Left Anterior Descending Artery
Analisis Soal 10
Tn. Jiraiya 68 tahun datang ke IGD mengeluhkan adanya
nyeri dada terasa ditekan sejak 2 jam yang lalu. Nyeri
dirasakan tidak mereda dengan istirahat dan menjalar ke
lengan kiri. Pada pemeriksaan ditemukan pasien termasuk
obesitas, TD 150/90 mmHg, Nadi 80 x/m,pada EKG
didapatkan gambaran ST Elevasi pada lead V1, V2, V3 dan
V4, hasil laboratorium enzim jantung meningkat. Pembuluh
darah apa yang terganggu pada kasus ini ?

DIAGNOSIS : STEMI Anteroseptal


Acute Coronary Syndrome/
Sindrom Koroner Akut (3B)
• ACS merupakan sindroma continuum karena
adanya disrupsi dari plak aterosklerosis dengan
pembentukan agregasi trombosit dan formasi
thrombus intrakoroner.
Diagnosis
• Nyeri dada tipikal: • Setelah nyeri dada
1. Nyeri seperti tertindih tipikal, tentukan
gajah apakah UAP, NSTEMI,
atau STEMI
2. Menjalar ke lengan
kiri, leher, rahang,
punggung, ulu hati
3. Tidak dapat ditunjuk
4. Tidak membaik
dengan istirahat
5. Membaik setelah
diberi nitrat
Diagnosis
• A. Nyeri dada tipikal
• B. EKG
• UAP → Normal / ST Depresi / T Inversi
• NSTEMI → ST Depresi / T Inversi
• STEMI → ST Elevasi / LBBB new onset
• C. Enzim (<3 jam: mioglobin, >3 jam: Troponin I>T>CKMB)

Parameter Waktu Asal Peak/Puncak (jam) Waktu kembali ke


Peningkatan Kadar normal
(jam)
Kadar CK-MB 3-4 15-24 24-36 jam
Kadar Myoglobin 1-3 6-9 12-24 jam
Kadar Troponin I 4-6 14-36 4-7 hari
Kadar Troponin T 3-4 10-24 10-14 hari
Headshot!
SALI
Septal → V1 V2
Anterior → V3 V4
Lateral → V5 V6 + I, AvL
Inferior → II, III, AvF
SALAD
Septal Anterior → LAD
Lateral → LCX
Inferior → RCA
Jawaban Lainnya
A. Right Coronary Artery : pada Inferior
B. Middle Coronary Artery : tidak ada
C. Left Coronary Artery : pada anterior luas
D. Left Circumflex Artery : pada arterial
Soal 10
Tn. Jiraiya 68 tahun datang ke IGD mengeluhkan adanya nyeri
dada terasa ditekan sejak 2 jam yang lalu. Nyeri dirasakan tidak
mereda dengan istirahat dan menjalar ke lengan kiri. Pada
pemeriksaan ditemukan pasien termasuk obesitas, TD 150/90
mmHg, Nadi 80 x/m,pada EKG didapatkan gambaran ST Elevasi
pada lead V1, V2, V3 dan V4, hasil laboratorium enzim jantung
meningkat. Pembuluh darah apa yang terganggu pada kasus ini ?
A. Right Coronary Artery
B. Middle Coronary Artery
C. Left Coronary Artery
D. Left Circumflex Artery
E. Left Anterior Descending Artery
Soal 11
Nn. Haruno 17 tahun datang dengan keluhan sakit kepala.
Keluhan ini dirasakan sejak 1 hari yang lalu. Keluhan ini juga
dirasakan di seluruh kepala dan seperti yang diikat dengan
tali. Pada pemeriksaan ditemukan TD 130/90 mmHg, Nadi
98 x/m, RR 20 x/m, suhu afebris. Apa terapi yang tepat bagi
pasien ?
A. Diazepam
B. Oksigen
C. Verapamil
D. Sumatriptan
E. Ibuprofen
Analisis Soal 11
Nn. Haruno 17 tahun datang dengan keluhan sakit kepala.
Keluhan ini dirasakan sejak 1 hari yang lalu. Keluhan ini
juga dirasakan di seluruh kepala dan seperti yang diikat
dengan tali. Pada pemeriksaan ditemukan TD 130/90
mmHg, Nadi 98 x/m, RR 20 x/m, suhu afebris. Apa terapi
yang tepat bagi pasien ?

DIAGNOSIS : Tension Type Headache


Nyeri Kepala (4A)
TTH Migrain Cluster
Lokasi Bilateral Unilateral Bi/Unilateral
Kualitas Terikat Berdenyut Tertusuk
Keluhan lain Nyeri leher Aura (klasik)* Lakrimasi
Tanpa aura (mata, hidung)
(common)

Aura kasih  aura


klasik
* harus SEBELUM
keluhan utama
dirasakan cth: kilatan
cahaya, garis jadi
bengkok
Terapi Abortif: Abortif: Sumatriptan Abortif:
NSAID Profilaksis: b-blocker Oksigen
Profilaksis: Profilaksis:
amitriptilin verapamil
Tatalaksana Nyeri Kepala
• TTH
• Akut: paracetamol 650mg, aspirin 650 mg, ibuprofen
400 mg (3-4x/hari)
• Pencegahan: Amitriptilin 10-50 mg
• Migraine
• Akut: Sumatriptan
• Pencegahan: asam valproat, β-blocker (metoprolol,
propanolol)
• Cluster
• Akut: O2 7 L/m selama 15 menit (simple mask)
• Pencegahan: Verapamil (CCB) 120-160 mg, 3-4 x/hari
 1st line
Jawaban Lainnya
A. Diazepam : tidak tepat
B. Oksigen : Abortif untuk Cluster Type Headache
C. Verapamil : Profilaksis untuk Cluster Type Headache
D. Sumatriptan : Abortif untuk Migraine
Soal 11
Nn. Haruno 17 tahun datang dengan keluhan sakit kepala.
Keluhan ini dirasakan sejak 1 hari yang lalu. Keluhan ini juga
dirasakan di seluruh kepala dan seperti yang diikat dengan
tali. Pada pemeriksaan ditemukan TD 130/90 mmHg, Nadi
98 x/m, RR 20 x/m, suhu afebris. Apa terapi yang tepat bagi
pasien ?
A. Diazepam
B. Oksigen
C. Verapamil
D. Sumatriptan
E. Ibuprofen
Soal 12
Tn. Yamato 21 tahun datang ke IGD dengan keadaan tidak
sadar dan diantar warga karena kecelakaan tunggal. Pasien
jatuh ke jurang saat mengendarai motornya. Pasien ditemukan
tidak menggunakan helm. Saat dibawa ke RS pasien sempat
sadar namun tidak sadar kembali. Pada pemeriksaan CT Scan
kepala ditemukan gambaran hiperdens biconvex. Pembuluh
darah apa yang mengalami kerusakan pada kasus ini ?
A. Arteri Meningea Media
B. Arteri Cerebral Anterior
C. Aretri Carotid Internal
D. Superior Cerebral Vein
E. Bridging Vein
Analisis Soal 12
Tn. Yamato 21 tahun datang ke IGD dengan keadaan tidak sadar dan
diantar warga karena kecelakaan tunggal. Pasien jatuh ke jurang saat
mengendarai motornya. Pasien ditemukan tidak menggunakan helm.
Saat dibawa ke RS pasien sempat sadar namun tidak sadar kembali.
Pada pemeriksaan CT Scan kepala ditemukan gambaran hiperdens
biconvex. Pembuluh darah apa yang mengalami kerusakan pada kasus
ini ?

DIAGNOSIS : Perdarahan Epidural


Cedera Kepala
Klasifikasi berdasarkan GCS:
• Cedera kepala ringan
• GCS 13 – 15
• Tatalaksana: observasi, dapat dipulangkan
• Cedera kepala sedang
• GCS 9 – 12
• Tatalaksana: harus dirawat 2 x 24 jam, dilakukan CT-
scan
• Cedera kepala berat
• GCS ≤ 8
• Harus dilakukan intubasi dan CT-scan
Perdarahan  Akibat pecahnya a. Meningea media
epidural  Klinis: nyeri kepala, mual, muntah, kejang, defisit neurologis
fokal, lusid interval (terdapat periode tidak sadar – sadar – tidak
sadar), pupil anisokor
 CT-scan: gambaran hiperdens biconvex / lentikular
 Dapat menyebabkan herniasi
 Tatalaksana:
o Konservatif, Bila terdapat tanda peningkatan TIK diberikan
diuretik osmotik (manitol) dan hiperventilasi
o Evakuasi pedarahan (kraniotomi), pada usia > 60 tahun atau
GCS kurang dari 8 memberikan outcome yang buruk
Perdarahan  Akibat pecahnya bridging vein
subdural  Klinis: nyeri kepala, mual, muntah, gangguan kesadaran,
pandangan kabur, refleks pupil menurun ipsilateral
 CT-scan: gambaran hiperdensitas seperti bulan sabit/cressent
 Prognosis lebih buruk dari EDH karena terdapatnya brain injury
 Tatalaksana: konservatif, kraniotomi
Jawaban Lainnya
B. Arteri Cerebral Anterior : tidak tepat
C. Aretri Carotid Internal : tidak tepat
D. Superior Cerebral Vein : tidak tepat
E. Bridging Vein : tidak tepat, ini menyebabkan
Perdarahan Subdural
Soal 12
Tn. Yamato 21 tahun datang ke IGD dengan keadaan tidak
sadar dan diantar warga karena kecelakaan tunggal. Pasien
jatuh ke jurang saat mengendarai motornya. Pasien ditemukan
tidak menggunakan helm. Saat dibawa ke RS pasien sempat
sadar namun tidak sadar kembali. Pada pemeriksaan CT Scan
kepala ditemukan gambaran hiperdens biconvex. Pembuluh
darah apa yang mengalami kerusakan pada kasus ini ?
A. Arteri Meningea Media
B. Arteri Cerebral Anterior
C. Aretri Carotid Internal
D. Superior Cerebral Vein
E. Bridging Vein
Soal 13
An. Sai 10 tahun datang dibawa oleh orangtuanya karena sering
mendapatkan keluhan oleh guru di sekolahnya karena pasien
sering tiba-tiba bengong. Keluhan ini berulang dengan durasi
sekitar < 30 detik. Setelah bengong pasien dapat kembali
beraktivitas tanpa adanya gangguan kesadaran. Pada
pemeriksaan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan. Apa
terapi yang tepat bagi pasien ?
A. Karbamazepine
B. Asam Valproat
C. Etosuksimid
D. Diazepam
E. Fenitoin
Analisis Soal 13
An. Sai 10 tahun datang dibawa oleh orangtuanya karena
sering mendapatkan keluhan oleh guru di sekolahnya
karena pasien sering tiba-tiba bengong. Keluhan ini
berulang dengan durasi sekitar < 30 detik. Setelah bengong
pasien dapat kembali beraktivitas tanpa adanya gangguan
kesadaran. Pada pemeriksaan neurologis tidak ditemukan
adanya kelainan. Apa terapi yang tepat bagi pasien ?

DIAGNOSIS : Epilepsi tipe Absens /lena /petit mal


Epilepsi (3A)
Suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan
(seizure) berulang sebagai akibat dari adanya
gangguan fungsi otak secara intermitten yang
disebabkan oleh lepasnya muatan listrik
abnormal dan berlebihan di neuron-neuron
secara paroksismal

Terdiri atas:
• Kejang Umum (berasal dari dua hemisfer)
• Kejang Parsial (berasal dari satu hemisfer)
Kejang Umum
o Absens / lena /petit Bengong mendadak, tanpa aura, tanpa kebingungan pasca
mal serangan. Berlangsung singkat <30 detik.
Tipikal : setelah bangkitan kembali seperti semula
Atipikal : setelah bangkitan terdapat perubahan kesadaran
(mengantuk), perubahan pada tonus otot lebih menonjol

o Mioklonik Kedutan motorik aritmik (tidak teratur)


o Klonik Kedutan motorik ritmik (teratur), lebih lama dari mioklonik.

o Tonik Fleksi atau ekstensi tonik mendadak pada kepala, badan, atau
ekstremitas
o Tonik-klonik umum Kejang berawal sebagai ekstensi tonik ekstremitas atas dan
primer (grand mal) bawah yang berlangsung beberapa detik, kemudian menjadi
gerakan klonik ritmik, dengan kebingungan pasca serangan.

o Atonik Hilangnya tonus postural tubuh secara mendadak (tiba-tiba jatuh)


Kejang Parsial
Sederhana - Tidak ada penurunan kesadaran
- Gejala bisa sensoris, motoris, otonom, atau
psikis, tergantung bagian korteks yang terlibat
Kompleks - Ada penurunan kesadaran (amnesia)
- Gejala tiba-tiba diam, melamum, bengong
mendadak yang diikuti dengan automatisme
dan kebingungan pasca serangan
Kejang tonik-klonik - Kejang parsial yang berlanjut menjadi kejang
umum sekunder tonik-klonik umum.
Epilepsi
Penunjang
• Elektroensefalografi (EEG): spike and wave

Tatalaksana
• Kejang parsial: Karbamazepine 10-25 mg/kgBB/hr
dibagi 3 dosis
• Kejang umum: Asam valproate 20-60 mg/kgBB/hr
dibagi 2-3 dosis
• Tipe absans: Etosuksimid 15-35 mg/kgBB/hr
dibagi 2 dosis
• Pengobatan rutin sampai 2-3 tahun bebas kejang
Jawaban Lainnya
A. Karbamazepine : untuk epilepsi kejang parsial
B. Asam Valproat : untuk epilepsi kejang umum
D. Diazepam : dapat digunakan ada kejang demam
E. Fenitoin : dapat digunakan ada kejang demam
Soal 13
An. Sai 10 tahun datang dibawa oleh orangtuanya karena sering
mendapatkan keluhan oleh guru di sekolahnya karena pasien
sering tiba-tiba bengong. Keluhan ini berulang dengan durasi
sekitar < 30 detik. Setelah bengong pasien dapat kembali
beraktivitas tanpa adanya gangguan kesadaran. Pada
pemeriksaan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan. Apa
terapi yang tepat bagi pasien ?
A. Karbamazepine
B. Asam Valproat
C. Etosuksimid
D. Diazepam
E. Fenitoin
Soal 14
An. Nara 3 tahun datang ke IGD dengan kejang di rumah
selama 10 menit dan sudah diberikan obat kejang melalui anus
satu kali oleh orangtuanya. Keluhan ini juga didahului oleh
demam 3 hari yang lalu. Saat di IGD, pasien kejang kembali
selama 10 menit. Pada pemeriksaan neurologis tidak ditemukan
kelainan. Apa terapi selajutnya bagi pasien ?
A. Diazepam oral
B. Diazepam rektal
C. Diazepam IV
D. Fenitoin IV
E. Fenobarbital IV
Analisis Soal 14
An. Nara 3 tahun datang ke IGD dengan kejang di rumah
selama 10 menit dan sudah diberikan obat kejang melalui
anus satu kali oleh orangtuanya. Keluhan ini juga didahului
oleh demam 3 hari yang lalu. Saat di IGD, pasien kejang
kembali selama 10 menit. Pada pemeriksaan neurologis
tidak ditemukan kelainan. Apa terapi selajutnya bagi pasien
?

DIAGNOSIS : Kejang Demam Kompleks


Kejang Demam (4A)

Bangkitan kejang yang terjadi pada usia 6


bulan–5 tahun dengan kenaikan suhu tubuh
(suhu rectal >38oC) akibat suatu proses
ekstrakranial.
Kejang Demam Sederhana Kejang Demam Kompleks
 Kejang umum tonik, klonik  Kejang fokal, atau fokal
atau tonik-klonik menjadi umum
 Durasi < 15 menit  Durasi >15 menit
 Kejang tidak berulang dalam  Kejang berulang dalam 24
24 jam jam
Tatalaksana
• Rumah :
• BB <12 kg : Diazepam Rektal 5mg
• BB >12 kg : Diazepam Rektal 10mg
• Bila kejang masih berlanjut dapat diulangi dosis
yang sama dengan interval waktu 5 menit
• Bila diazepam rektal 2 kali masih kejang,
dianjurkan ke Rumah Sakit untuk diberikan
diazepam intravena
• Pada kejang demam kompleks dapat diberikan
antikonvulsan rumatan untuk menurunkan risiko
kejang demam berulang, yaitu Asam valproate 20-
40 mg/kgBB/hr, 2-3 dosis selama 1 tahun.
Jawaban Lainnya
A. Diazepam oral : tidak tepat
C. Diazepam IV : tidak tepat
D. Fenitoin IV : tidak tepat
E. Fenobarbital IV : tidak tepat
Soal 14
An. Nara 3 tahun datang ke IGD dengan kejang di rumah
selama 10 menit dan sudah diberikan obat kejang melalui anus
satu kali oleh orangtuanya. Keluhan ini juga didahului oleh
demam 3 hari yang lalu. Saat di IGD, pasien kejang kembali
selama 10 menit. Pada pemeriksaan neurologis tidak ditemukan
kelainan. Apa terapi selajutnya bagi pasien ?
A. Diazepam oral
B. Diazepam rektal
C. Diazepam IV
D. Fenitoin IV
E. Fenobarbital IV
Soal 15
An. Nara 3 tahun datang ke IGD dengan kejang di rumah
selama 10 menit dan sudah diberikan obat kejang melalui anus
satu kali oleh orangtuanya. Keluhan ini juga didahului oleh
demam 3 hari yang lalu. Saat di IGD, pasien kejang kembali
selama 10 menit. Pada pemeriksaan neurologis tidak ditemukan
kelainan. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Meningitis
B. Ensefalitis
C. Epilepsi
D. Kejang Demam Sederhana
E. Kejang Demam Kompleks
Analisis Soal 15
An. Nara 3 tahun datang ke IGD dengan kejang di rumah
selama 10 menit dan sudah diberikan obat kejang melalui
anus satu kali oleh orangtuanya. Keluhan ini juga didahului
oleh demam 3 hari yang lalu. Saat di IGD, pasien kejang
kembali selama 10 menit. Pada pemeriksaan neurologis
tidak ditemukan kelainan. Apa diagnosis yang tepat pada
pasien ?

DIAGNOSIS : Kejang Demam Kompleks


Kejang Demam (4A)

Bangkitan kejang yang terjadi pada usia 6


bulan–5 tahun dengan kenaikan suhu tubuh
(suhu rectal >38oC) akibat suatu proses
ekstrakranial.
Kejang Demam Sederhana Kejang Demam Kompleks
 Kejang umum tonik, klonik  Kejang fokal, atau fokal
atau tonik-klonik menjadi umum
 Durasi < 15 menit  Durasi >15 menit
 Kejang tidak berulang dalam  Kejang berulang dalam 24
24 jam jam
Tatalaksana
• Rumah :
• BB <12 kg : Diazepam Rektal 5mg
• BB >12 kg : Diazepam Rektal 10mg
• Bila kejang masih berlanjut dapat diulangi dosis
yang sama dengan interval waktu 5 menit
• Bila diazepam rektal 2 kali masih kejang,
dianjurkan ke Rumah Sakit untuk diberikan
diazepam intravena
• Pada kejang demam kompleks dapat diberikan
antikonvulsan rumatan untuk menurunkan risiko
kejang demam berulang, yaitu Asam valproate 20-
40 mg/kgBB/hr, 2-3 dosis selama 1 tahun.
Meningitis (3B)

Inflamasi pada membran serta ruang


subarachnoid yang menyelubungi otak dan
sumsum tulang belakang

Trias Meningitis:
• Demam
• Nyeri kepala
• Kaku kuduk
Diagnosis

• PF: kaku kuduk, tanda rangsang meningeal


positif (Burdzinski I, Burdzinski II, Kernig)
Bakteri Virus Tuberkulosis
 Warna keruh  Warna jernih  Warna xantokrom
 Leukosit tinggi (≥  Leukosit rendah (≤  Jumlah leukosit
1000/mm3 ) 100/mm3 ) variable
 Dominasi PMN,  Dominasi MN, protein  Dominasi MN, protein
protein meningkat, normal, glukosa meningkat tapi tidak
glukosa rendah normal setinggi bakteri,
glukosa rendah
Tatalaksana

• Sesuai patogen penyebab. Pada meningitis


bakterial diberikan deksametason 0,15
mg/kgbb tiap 6 jam
Ensefalitis (3B)

Inflamasi parenkim otak

Trias Ensefalitis
• Demam
• Kejang
• Penurunan kesadaran
Diagnosis

• Darah lengkap, kimia Klinik, Serologi darah


untuk HSV, CMV, jappanesse encephalitis
• PCR HSV, CMV, HHV-6
• EEG, CT-Scan Kepala, MRI + kontras, Lumbal
pungsi
Tatalaksana
Non-farmakologi
• Monitoring tanda vital, kesadaran dan tanda-tanda

Farmakologi
• Antivirus : Asiklovir 10mg/kgbb selama 8 jam
• Antipiretik
• Antikonvulsan
• Antinyeri
• Mannitol 20% 1-1,5 gr/kgbb bila ada tanda
peningkatan TTIK
Epilepsi (3A)
Suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan
(seizure) berulang sebagai akibat dari adanya
gangguan fungsi otak secara intermitten yang
disebabkan oleh lepasnya muatan listrik
abnormal dan berlebihan di neuron-neuron
secara paroksismal

Terdiri atas:
• Kejang Umum (berasal dari dua hemisfer)
• Kejang Parsial (berasal dari satu hemisfer)
Kejang Umum
o Absens / lena /petit Bengong mendadak, tanpa aura, tanpa kebingungan pasca
mal serangan. Berlangsung singkat <30 detik.
Tipikal : setelah bangkitan kembali seperti semula
Atipikal : setelah bangkitan terdapat perubahan kesadaran
(mengantuk), perubahan pada tonus otot lebih menonjol

o Mioklonik Kedutan motorik aritmik (tidak teratur)


o Klonik Kedutan motorik ritmik (teratur), lebih lama dari mioklonik.

o Tonik Fleksi atau ekstensi tonik mendadak pada kepala, badan, atau
ekstremitas
o Tonik-klonik umum Kejang berawal sebagai ekstensi tonik ekstremitas atas dan
primer (grand mal) bawah yang berlangsung beberapa detik, kemudian menjadi
gerakan klonik ritmik, dengan kebingungan pasca serangan.

o Atonik Hilangnya tonus postural tubuh secara mendadak (tiba-tiba jatuh)


Kejang Parsial
Sederhana - Tidak ada penurunan kesadaran
- Gejala bisa sensoris, motoris, otonom, atau
psikis, tergantung bagian korteks yang terlibat
Kompleks - Ada penurunan kesadaran (amnesia)
- Gejala tiba-tiba diam, melamum, bengong
mendadak yang diikuti dengan automatisme
dan kebingungan pasca serangan
Kejang tonik-klonik - Kejang parsial yang berlanjut menjadi kejang
umum sekunder tonik-klonik umum.
Epilepsi
Penunjang
• Elektroensefalografi (EEG): spike and wave

Tatalaksana
• Kejang parsial: Karbamazepine 10-25 mg/kgBB/hr
dibagi 3 dosis
• Kejang umum: Asam valproate 20-60 mg/kgBB/hr
dibagi 2-3 dosis
• Tipe absans: Etosuksimid 15-35 mg/kgBB/hr
dibagi 2 dosis
• Pengobatan rutin sampai 2-3 tahun bebas kejang
Jawaban Lainnya
A. Meningitis : tidak ditemukan adanya Meningeal sign
B. Ensefalitis : tidak disertai dengan penurunan
kesadaran
C. Epilepsi : biasanya tidak didahului demam
D. Kejang Demam Sederhana : biasanya hanya terjadi 1
kali dalam sehari
Soal 15
An. Nara 3 tahun datang ke IGD dengan kejang di rumah
selama 10 menit dan sudah diberikan obat kejang melalui anus
satu kali oleh orangtuanya. Keluhan ini juga didahului oleh
demam 3 hari yang lalu. Saat di IGD, pasien kejang kembali
selama 10 menit. Pada pemeriksaan neurologis tidak ditemukan
kelainan. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Meningitis
B. Ensefalitis
C. Epilepsi
D. Kejang Demam Sederhana
E. Kejang Demam Kompleks
Soal 16
An. Shino 12 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas pada
anggota gerak bawah dan atas sejak 3 hari yang lalu. Keluhan
ini didahului lemah anggota gerak bawah terlebih dahulu, lalu
menjalar ke anggota gerak atas, keluhan ini disertai juga
dengan sesak napas. Pada 2 minggu yang lalu pasien sempat
diare namun sembuh kembali dengan mengkonsumsi obat
warung. Apa terapi tepat bagi pasien ?
A. Amoksisilin
B. Metronidazol
C. Rehidrasi cairan
D. Ig IV
E. Gabapentin
Analisis Soal 16
An. Shino 12 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas
pada anggota gerak bawah dan atas sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan ini didahului lemah anggota gerak bawah terlebih
dahulu, lalu menjalar ke anggota gerak atas, keluhan ini
disertai juga dengan sesak napas. Pada 2 minggu yang lalu
pasien sempat diare namun sembuh kembali dengan
mengkonsumsi obat warung. Apa terapi tepat bagi pasien ?

DIAGNOSIS : Guillain Barre Syndrome


Guillain Barre Syndrome (3B)

Etiologi
• Antibodi terhadap patogen tertentu (C. jejuni)
bereaksi silang dengan myelin sistem saraf
perifer → Demielinisasi saraf
Diagnosis

• Riwayat infeksi (biasanya infeksi pernafasan


atau gastrointestinal)
• Kelemahan otot dan penurunan refleks yang
dimulai dari tungkai lalu menjalar ke atas
(paralisis ascendent). Pada kasus berat bisa
terjadi gagal nafas.
• Paralisis stocking and gloves (dimulai dari
bagian distal ekstremitas)
Diagnosis

Penunjang
• Lumbal Pungsi: ditemukan disosiasi sitoalbumin
→ peningkatan protein tanpa peningkatan
leukosit
• EMG: penurunan impuls dan respons saraf
• NCS: penurunan kecepatan konduksi saraf
Tatalaksana

• Plasmafaresis ATAU
• IVIg 0–4g/kg/hari selama 5 hari
Jawaban Lainnya
A. Amoksisilin : tidak tepat
B. Metronidazol : tidak tepat
C. Rehidrasi cairan : tidak tepat
E. Gabapentin : tidak tepat
Soal 16
An. Shino 12 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas pada
anggota gerak bawah dan atas sejak 3 hari yang lalu. Keluhan
ini didahului lemah anggota gerak bawah terlebih dahulu, lalu
menjalar ke anggota gerak atas, keluhan ini disertai juga
dengan sesak napas. Pada 2 minggu yang lalu pasien sempat
diare namun sembuh kembali dengan mengkonsumsi obat
warung. Apa terapi tepat bagi pasien ?
A. Amoksisilin
B. Metronidazol
C. Rehidrasi cairan
D. Ig IV
E. Gabapentin
Soal 17
Tn. Yamato 32 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
kelopak mata kanannya tidak bisa menutup dengan benar sejak
1 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan mulut bagian
kanan terlihat turun dan tidak simetris. Pasien bekerja sebagai
ojek motor online. Pada pemeriksaan fisik lainnya dalam batas
normal. Apa kemungkinan etiologi dari kasus tersebut ?
A. GO
B. Candida
C. HSV-1
D. HPV-2
E. RSV
Analisis Soal 17
Tn. Yamato 32 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
kelopak mata kanannya tidak bisa menutup dengan benar
sejak 1 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan mulut
bagian kanan terlihat turun dan tidak simetris. Pasien
bekerja sebagai ojek motor online. Pada pemeriksaan fisik
lainnya dalam batas normal. Apa kemungkinan etiologi dari
kasus tersebut ?

DIAGNOSIS : Bell’s Palsy


Bell’s Palsy (4A)

• Paralisis n. VII perifer unilateral, biasanya


karena terkena angin atau udara dingin dalam
waktu lama
• Etiologi : dapat diakibatkan oleh infeksi virus,
seperti HSV-1
Diagnosis

• Wajah perot / mencong


• Otalgia
• Dahi dan pipi tidak bisa digerakkan
• Kelopak mata tidak bisa ditutup (lagophtalmus),
epifora diikuti mata kering
• Bibir tertarik ke sisi yang sehat
• Penurunan rasa pengecapan
Tatalaksana

• Kortikosteroid (Prednison) 1 mg/kg atau 60


mg/hari selama 6 hari, lalu tapering off 10
hari,
• Artificial tears
Jawaban Lainnya
A. GO : penyebab Uretritis GO
B. Candida : penyebab Candidiasis
D. HPV-2 : penyebab Veruka Vulgaris
E. RSV : penyebab Bronkiolitis
Soal 17
Tn. Yamato 32 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
kelopak mata kanannya tidak bisa menutup dengan benar sejak
1 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan mulut bagian
kanan terlihat turun dan tidak simetris. Pasien bekerja sebagai
ojek motor online. Pada pemeriksaan fisik lainnya dalam batas
normal. Apa kemungkinan etiologi dari kasus tersebut ?
A. GO
B. Candida
C. HSV-1
D. HPV-2
E. RSV
Soal 18
Tn. Yamato 32 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
kelopak mata kanannya tidak bisa menutup dengan benar sejak
1 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan mulut bagian
kanan terlihat turun dan tidak simetris. Pasien bekerja sebagai
ojek motor online. Pada pemeriksaan fisik lainnya dalam batas
normal. Apa terapi yang tepat bagi pasien ?
A. Amoksisilin
B. Ketokonazol
C. Ibuprofen
D. Metronidazol
E. Prednison
Analisis Soal 18
Tn. Yamato 32 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
kelopak mata kanannya tidak bisa menutup dengan benar
sejak 1 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan mulut
bagian kanan terlihat turun dan tidak simetris. Pasien
bekerja sebagai ojek motor online. Pada pemeriksaan fisik
lainnya dalam batas normal. Apa terapi yang tepat bagi
pasien ?

DIAGNOSIS : Bell’s Palsy


Bell’s Palsy (4A)

• Paralisis n. VII perifer unilateral, biasanya


karena terkena angin atau udara dingin dalam
waktu lama
• Etiologi : dapat diakibatkan oleh infeksi virus,
seperti HSV-1
Diagnosis

• Wajah perot / mencong


• Otalgia
• Dahi dan pipi tidak bisa digerakkan
• Kelopak mata tidak bisa ditutup (lagophtalmus),
epifora diikuti mata kering
• Bibir tertarik ke sisi yang sehat
• Penurunan rasa pengecapan
Tatalaksana

• Kortikosteroid (Prednison) 1 mg/kg atau 60


mg/hari selama 6 hari, lalu tapering off 10
hari,
• Artificial tears
Jawaban Lainnya
A. Amoksisilin : tidak tepat
B. Ketokonazol : tidak tepat
C. Ibuprofen : tidak tepat
D. Metronidazol : tidak tepat
Soal 18
Tn. Yamato 32 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
kelopak mata kanannya tidak bisa menutup dengan benar sejak
1 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan mulut bagian
kanan terlihat turun dan tidak simetris. Pasien bekerja sebagai
ojek motor online. Pada pemeriksaan fisik lainnya dalam batas
normal. Apa terapi yang tepat bagi pasien ?
A. Amoksisilin
B. Ketokonazol
C. Ibuprofen
D. Metronidazol
E. Prednison
Soal 19
An. Mitsuki 5 tahun dibawa Ibunya dengan keluhan anaknya
masih kesulitan dalam berjalan. Pasien masih belum bisa
berjalan sendiri dengan benar. Saat duduk dilantai dan akan
berdiri pasien terlihat membungkuk dan menyangga badannya
dengan tangan lalu mulai berdiri. Saat berjalan pasien terlihat
gemetaran dan lalu jatuh kembali. Diagnosis apa yang tepat
pada pasien ?
A. Asperger disorder
B. Rett syndrome
C. Gilles de la tourette syndrome
D. Duchene muscular dystrophy
E. Transient tics disorder
Analisis Soal 19
An. Mitsuki 5 tahun dibawa Ibunya dengan keluhan anaknya
masih kesulitan dalam berjalan. Pasien masih belum bisa
berjalan sendiri dengan benar. Saat duduk dilantai dan akan
berdiri pasien terlihat membungkuk dan menyangga
badannya dengan tangan lalu mulai berdiri. Saat berjalan
pasien terlihat gemetaran dan lalu jatuh kembali. Diagnosis
apa yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Duchene Muscular Dystrophy


Duchene Muscular Dystrophy (1)
• Penyakit otot herediter yang disebabkan oleh
mutasi genetic pada gen distropin pada kromosom
X. Gejala awal muncul pada usia 4 tahun.
• Anak berjalan lebih lambat, lebih sering jatuh,
gemetar saat berjalan sehingga tertatih tatih
(waddling gait)
• Usia prasekolah : anak kesulitan bangkit dari lantai
dengan posisi kaki terkunci, tangan menekan
lantai, berdiri dengan menyangga lengan pada
paha anterior (maneuver Gower).
• Anak berjalan jinjit, Refleks patella menurun
/hilang, Gangguan kemampuan verbal
GANGGUAN PERKEMBANGAN DAN
TINGKAH LAKU ANAK
Gangguan Pedoman Diagnostik
Autisme • Ditandai kelainan dan/atau hendaya perkembangan yang muncul sebelum
usia 3 tahun, dan dengan ciri kelainan fungsi interaksi sosial, komunikasi,
dan perilaku
Asperger • Tidak adanya hambatan keterlambatan umum dalam perkembangan
Disorder berbahasa atau perkembangan kognitif yang secara klinis jelas (tidak
terganggu)
• Adanya defisiensi kualitatif dalam fungsi interaksi sosial yang timbal-balik
• Adanya pola perilaku, perhatian dan aktivitas, yang terbatas, berulang dan
stereotipik
Sindrom Rett • Pada sebagian besar kasus onset gangguan terjadi pada usia 7-24 bulan.
• Gejala khas yang paling menonjol adalah hilangnya kemampuan gerakan
tangan yang bertujuan dan keterampilan manipulatif dari motorik halus yang
telah terlatih. hambatan seluruh atau sebagian perkembangan berbahasa,
membasahi tangan secara stereotipik dengan ludah (saliva) dan kehilangan
dalam ikatan sosial
TICS DISORDER
• Suatu gerakan motorik tidak di bawah
pengendalian, berlangsung cepat, berulang,
tidak berirama atau pun hasil vokal yang timbul
mendadak
Gangguan Pedoman Diagnostik
Transient tics disorder (3A) • Gejala Tics (cth. kedipan mata, muka
menyeringai, kedutan kepala) < 12 bulan
Chronic motor of vocal tics • Gejala Tics motorik atau vokal (cth.
disorder (2) kedipan mata, muka menyeringai atau
mendehem) > 12 bulan
Gilles de la tourette • Disebut juga sebagai gangguan campuran
syndrome (2) (Motorik dan Vokal)
Jawaban Lainnya
A. Asperger disorder : tidak tepat
B. Rett syndrome : tidak tepat
C. Gilles de la tourette syndrome : tidak tepat
E. Transient tics disorder : tidak tepat
Soal 19
An. Mitsuki 5 tahun dibawa Ibunya dengan keluhan anaknya
masih kesulitan dalam berjalan. Pasien masih belum bisa
berjalan sendiri dengan benar. Saat duduk dilantai dan akan
berdiri pasien terlihat membungkuk dan menyangga badannya
dengan tangan lalu mulai berdiri. Saat berjalan pasien terlihat
gemetaran dan lalu jatuh kembali. Diagnosis apa yang tepat
pada pasien ?
A. Asperger disorder
B. Rett syndrome
C. Gilles de la tourette syndrome
D. Duchene muscular dystrophy
E. Transient tics disorder
Soal 20
Ny. Kaguya 67 tahun datang diantar keluarganya dengan
keluhan tidak dapat berbicara denga jelas sejak 1 hari yang
lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol.
Saat pemeriksaan, pasien dapat mengerti apa yang
disampaikan oleh dokter dan dapat mengulang kata yang
diperintahkan. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Afasia Motorik
B. Afasia Sensorik
C. Afasia Transkortikal Motorik
D. Afasia Transkortikal Sensorik
E. Afasia Global
Analisis Soal 20
Ny. Kaguya 67 tahun datang diantar keluarganya dengan
keluhan tidak dapat berbicara denga jelas sejak 1 hari yang
lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol.
Saat pemeriksaan, pasien dapat mengerti apa yang
disampaikan oleh dokter dan dapat mengulang kata yang
diperintahkan. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?

DIAGNOSIS : Afasia Transkortikal Motorik


Afasia (2)

• Gangguan komunikasi yang disebabkan oleh


kerusakan pada pusat bahasa di otak (hemisfer
serebri kiri) baik secara sensorik (wernick’s
area) atau motorik (brocha’s area) atau
keduanya (mixed)
Jawaban Lainnya
A. Afasia Motorik : tidak dapat berbicara dengan jelas dan
tidak dapat mengulang kata, namun pasien mengerti apa
yang dibicarakan lain
B. Afasia Sensorik : dapat berbicara dengan jelas, namun
tidak dapat mengulang kata dan tidak menngerti apa
yang dibicarakan orang lain
D. Afasia Transkortikal Sensorik : dapat berbicara dengan jelas
dan dapat mengulang kata, namun tidak mengerti apa
yang dibicarakan orang lain
E. Afasia Global : tidak dapat berbicara dengan jelas, tidak
dapat mengulang kata dan tidak dapat mengerti apa
yang dibicarakan orang lain
Soal 20
Ny. Kaguya 67 tahun datang diantar keluarganya dengan
keluhan tidak dapat berbicara denga jelas sejak 1 hari yang
lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol.
Saat pemeriksaan, pasien dapat mengerti apa yang
disampaikan oleh dokter dan dapat mengulang kata yang
diperintahkan. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Afasia Motorik
B. Afasia Sensorik
C. Afasia Transkortikal Motorik
D. Afasia Transkortikal Sensorik
E. Afasia Global
Soal 21
Tn. Lee 28 tahun datang ke IGD dibawa oleh warga karena
mengalami kecelakaan tunggal. Diketahui kepala pasien terbentur
aspal dan pasien tidak menggunakan helm. Saat pemeriksaan,
pasien mengalami penurunan kesadaran. Saat dokter memberikan
rangsang nyeri, pasien baru membuka mata dan lengan menekuk
dengan kaku, sehingga hanya bergerak sedikit saat memperoleh
rangsang nyeri. Pasien terdengar hanya mengerang tidak jelas.
Manakah tingkat kesadaran yang sesuai pada pasien ?
A. E2 M3 V2
B. E2 M3 V3
C. E2 M2 V2
D. E3 M3 V3
E. E3 M2 V3
Analisis Soal 21
Tn. Lee 28 tahun datang ke IGD dibawa oleh warga karena
mengalami kecelakaan tunggal. Diketahui kepala pasien
terbentur aspal dan pasien tidak menggunakan helm. Saat
pemeriksaan, pasien mengalami penurunan kesadaran.
Saat dokter memberikan rangsang nyeri, pasien baru
membuka mata dan lengan menekuk dengan kaku,
sehingga hanya bergerak sedikit saat memperoleh rangsang
nyeri. Pasien terdengar hanya mengerang tidak jelas.
Manakah tingkat kesadaran yang sesuai pada pasien ?

DIAGNOSIS : Cedera Kepala Berat


Cedera Kepala
Klasifikasi berdasarkan GCS:
• Cedera kepala ringan
• GCS 13 – 15
• Tatalaksana: observasi, dapat dipulangkan
• Cedera kepala sedang
• GCS 9 – 12
• Tatalaksana: harus dirawat 2 x 24 jam, dilakukan CT-
scan
• Cedera kepala berat
• GCS ≤ 8
• Harus dilakukan intubasi dan CT-scan
Glasgow Coma Scale
Eye Opening Verbal Response Motoric Response
Spontan = 4 Kalimat, orientasi baik = 5 Dengan perintah= 6
Dengan perintah suara =
Kalimat, orientasi buruk = 4 Lokalisasi nyeri = 5
3
Dengan nyeri = 2 Kata = 3 Fleksi normal = 4
Tidak respon = 1 Suara/ mengerang = 2 Fleksi abnormal= 3
Tidak respon = 1 Ekstensi = 2
Tidak respon =1
Tingkat kesadaran dari nilai GCS:
Komposmentis :14-15
Apatis : 12-13
Delirium : 10-11
Somnolen : 7-9
Sopor : 5-6
Semi koma : 4
Koma : 3
Jawaban Lainnya
B. E2 M3 V3 : tidak tepat
C. E2 M2 V2 : tidak tepat
D. E3 M3 V3 : tidak tepat
E. E3 M2 V3 : tidak tepat
Soal 21
Tn. Lee 28 tahun datang ke IGD dibawa oleh warga karena
mengalami kecelakaan tunggal. Diketahui kepala pasien terbentur
aspal dan pasien tidak menggunakan helm. Saat pemeriksaan,
pasien mengalami penurunan kesadaran. Saat dokter memberikan
rangsang nyeri, pasien baru membuka mata dan lengan menekuk
dengan kaku, sehingga hanya bergerak sedikit saat memperoleh
rangsang nyeri. Pasien terdengar hanya mengerang tidak jelas.
Manakah tingkat kesadaran yang sesuai pada pasien ?
A. E2 M3 V2
B. E2 M3 V3
C. E2 M2 V2
D. E3 M3 V3
E. E3 M2 V3
Soal 22
Tn. Lee 28 tahun datang ke IGD dibawa oleh warga karena
mengalami kecelakaan tunggal. Diketahui kepala pasien terbentur
aspal dan pasien tidak menggunakan helm. Saat pemeriksaan,
pasien mengalami penurunan kesadaran. Saat dokter memberikan
rangsang nyeri, pasien baru membuka mata dan lengan menekuk
dengan kaku, sehingga hanya bergerak sedikit saat memperoleh
rangsang nyeri. Pasien terdengar hanya mengerang tidak jelas.
Diagnosis apa yang tepat pada pasien ?
A. Cedera kepala sangat ringan
B. Cedera kepala ringan
C. Cedera kepala sedang
D. Cedera kepala berat
E. Cedera kepala sangat berat
Analisis Soal 22
Tn. Lee 28 tahun datang ke IGD dibawa oleh warga karena
mengalami kecelakaan tunggal. Diketahui kepala pasien
terbentur aspal dan pasien tidak menggunakan helm. Saat
pemeriksaan, pasien mengalami penurunan kesadaran.
Saat dokter memberikan rangsang nyeri, pasien baru
membuka mata dan lengan menekuk dengan kaku,
sehingga hanya bergerak sedikit saat memperoleh rangsang
nyeri. Pasien terdengar hanya mengerang tidak jelas.
Diagnosis apa yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Cedera Kepala Berat


Cedera Kepala
Klasifikasi berdasarkan GCS:
• Cedera kepala ringan
• GCS 13 – 15
• Tatalaksana: observasi, dapat dipulangkan
• Cedera kepala sedang
• GCS 9 – 12
• Tatalaksana: harus dirawat 2 x 24 jam, dilakukan CT-
scan
• Cedera kepala berat
• GCS ≤ 8
• Harus dilakukan intubasi dan CT-scan
Glasgow Coma Scale
Eye Opening Verbal Response Motoric Response
Spontan = 4 Kalimat, orientasi baik = 5 Dengan perintah= 6
Dengan perintah suara =
Kalimat, orientasi buruk = 4 Lokalisasi nyeri = 5
3
Dengan nyeri = 2 Kata = 3 Fleksi normal = 4
Tidak respon = 1 Suara/ mengerang = 2 Fleksi abnormal= 3
Tidak respon = 1 Ekstensi = 2
Tidak respon =1
Tingkat kesadaran dari nilai GCS:
Komposmentis :14-15
Apatis : 12-13
Delirium : 10-11
Somnolen : 7-9
Sopor : 5-6
Semi koma : 4
Koma : 3
Jawaban Lainnya
A. Cedera kepala sangat ringan : tidak ada
B. Cedera kepala ringan : tidak tepat
C. Cedera kepala sedang : tidak tepat
E. Cedera kepala sangat berat : tidak ada
Soal 22
Tn. Lee 28 tahun datang ke IGD dibawa oleh warga karena
mengalami kecelakaan tunggal. Diketahui kepala pasien terbentur
aspal dan pasien tidak menggunakan helm. Saat pemeriksaan,
pasien mengalami penurunan kesadaran. Saat dokter memberikan
rangsang nyeri, pasien baru membuka mata dan lengan menekuk
dengan kaku, sehingga hanya bergerak sedikit saat memperoleh
rangsang nyeri. Pasien terdengar hanya mengerang tidak jelas.
Diagnosis apa yang tepat pada pasien ?
A. Cedera kepala sangat ringan
B. Cedera kepala ringan
C. Cedera kepala sedang
D. Cedera kepala berat
E. Cedera kepala sangat berat
Soal 23
Tn. Rock 32 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang.
Diketahui pasien bekerja sebagai kuli angkut. Keluhan ini
disertai penjalaran ke kaki kanan dan dirasakan adanya
kelemahan di kaki kanannya. Nyeri ini diperberat saat batuk.
Pada pemeriksaan ditemukan tes Lasegue (+). Apa
kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Radikulopati
B. Herniasi Nucleus Pulposus
C. Sindrom Kauda Ekuina
D. Conus Medullaris Syndrome
E. Trauma Lumbal
Analisis Soal 23
Tn. Rock 32 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang.
Diketahui pasien bekerja sebagai kuli angkut. Keluhan ini
disertai penjalaran ke kaki kanan dan dirasakan adanya
kelemahan di kaki kanannya. Nyeri ini diperberat saat
batuk. Pada pemeriksaan ditemukan tes Lasegue (+). Apa
kemungkinan diagnosis pada pasien ?

DIAGNOSIS : Herniasi Nucleus Pulposus


Herniasi Nucleus Pulposus (3A)
Diskus intervertebralis mengalami herniasi dan
menekan radiks saraf perifer. Kebanyakan setinggi
L4/L5 atau L5/S1. Faktor risiko pekerjaan
mengangkat beban berat

Klinis
• Anamnesis: nyeri punggung bawah yang menjalar
ke paha, sering disertai kelemahan otot dan rasa
kebas.
• Nyeri meningkat saat membungkuk ke depan,
duduk, batuk, atau stress yang berlebih pada
diskus
Diagnosis

PF:
• Tes Lasegue (+), perubahan refleks, penurunan
sensitifitas
• Pemeriksaan lain: tes Bragard, Patrick,
Contrapatrick

Penunjang
• MRI
Tatalaksana

• Tirah baring, NSAID, muscle relaxan


(benzodiazepin)
• Definitif: laminektomi
Radikulopati (3A)
Gangguan fungsi dan struktur radiks akibat proses
patologik, dapat mengenai satu atau lebih radiks dengan
pola gangguan bersifat dermatomal

Klinis
• Rasa nyeri pada daerah sakroiliaka, menjalar ke
bokong, paha, hingga ke betis, dan kaki. Nyeri dapat
ditimbulkan dengan Valsava maneuvers (seperti :
batuk, bersin, atau mengedan saat defekasi)
• Diskus pada daerah lumbalis menyebabkan iritasi
radiks saraf yang terasa sebagai nyeri dan parestesia
pada segmen yang berkaitan. Kerusakan yang lebih
berat dari radiks menyebabkan defisit sensorik dan
motorik segmental.
Diagnosis

• Laseque’s sign , Straight-leg-raising-test,,


Bonnet’s phenomenon, Bragard’s sign dan
Sicard’s sign
• Rontgen, MRI  mendeteksi kelainan diskus
intervertebral, CT Scan  Gambaran struktur
anatomi tulang vertebra dengan baik, dan
gambaran herniasi diskus intervertebra
Tatalaksana

• Farmakoterapi : asetaminofen, NSAID, muscle


relaxant, opioid (nyeri berat), injeksi epidural
• Non farmakoterapi : imobilisasi, fisioterapi
Sindrom Kauda Ekuina (2)

Disfungsi saraf yang berasal dari sacral dan


lumbar di kanalis vertebra lumbar akibat
kompresi akibat herniasi disk lumbar di L4/5 dan
L5/S1

Klinis
• Gangguan BAB dan BAK, fungsi seksual
• Gangguan sensoris di perianal atau saddle
anesthesia.
Cauda Ekuina vs Conus Medularis

Gejala Conus Medullaris Cauda Equina


LBP Ya Ya
Kelemahan otot Simetris Asimetris
ekstremitas bawah
Area kebas Simetris → perianal Asimetris → saddle
numbness anasthesia
Jawaban Lainnya
A. Radikulopati : kurang tepat
C. Sindrom Kauda Ekuina : tidak tepat
D. Conus Medullaris Syndrome : tidak tepat
E. Trauma Lumbal : tidak tepat
Soal 23
Tn. Rock 32 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang.
Diketahui pasien bekerja sebagai kuli angkut. Keluhan ini
disertai penjalaran ke kaki kanan dan dirasakan adanya
kelemahan di kaki kanannya. Nyeri ini diperberat saat batuk.
Pada pemeriksaan ditemukan tes Lasegue (+). Apa
kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Radikulopati
B. Herniasi Nucleus Pulposus
C. Sindrom Kauda Ekuina
D. Conus Medullaris Syndrome
E. Trauma Lumbal
Soal 24
Ny. Hanabi 47 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
kedua pergelangan tangannya kebas sejak 1 minggu yang
lalu. Keluhan ini juga disertai dengan nyeri dan diperberat
saat bekerja. Pasien merupakan seorang IRT. Beberapa
keluhan ini akan berkurang jika pasien mengibas-ngibaskan
kedua tangannya. Saraf apa yang kemungkinan mengalami
kompresi pada kasus ini ?
A. Radialis
B. Medianus
C. Ulnaris
D. Peroneous comunii
E. Tibialis posterior
Analisis Soal 24
Ny. Hanabi 47 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
kedua pergelangan tangannya kebas sejak 1 minggu yang
lalu. Keluhan ini juga disertai dengan nyeri dan diperberat
saat bekerja. Pasien merupakan seorang IRT. Beberapa
keluhan ini akan berkurang jika pasien mengibas-ngibaskan
kedua tangannya. Saraf apa yang kemungkinan mengalami
kompresi pada kasus ini ?

DIAGNOSIS : Carpal Tunnel Syndrome


Carpal Tunnel Syndrome (3A)

Kompresi n. Medianus di dalam carpal tunnel


yang menyebabkan nyeri di pergelangan tangan
bagian ventral, rasa kebas di telapak tangan
bagian radial dan jari 1-4
Diagnosis
Pemeriksaan:
• Flick sign: pasien mengebaskan tangannya (seperti
mengebaskan termometer raksa) untuk
menghilangkan gejala
• Tinnel sign: rasa kesemutan bila carpal tunner
diketuk
• Phalen sign: rasa kesemutan bila pergelangan
tangan fleksi maksimal

Penunjang
• Nerve Conduction Study/Velocity (NCS/NCV)
Tatalaksana

• Bidai pergelangan tangan


• Bila tidak membaik, injeksi steroid ke dalam
karpal tunnel
• Bila tidak mempan juga, lakukan pembedahan
Jawaban Lainnya
A. Radialis : dapat mengakibatkan wirst drop
C. Ulnaris : dapat mengakibatkan claw hand
D. Peroneous comunii : dapat mengakibatkan drop foot
E. Tibialis posterior : dapat mengakibatkan claw foot
Soal 24
Ny. Hanabi 47 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
kedua pergelangan tangannya kebas sejak 1 minggu yang
lalu. Keluhan ini juga disertai dengan nyeri dan diperberat
saat bekerja. Pasien merupakan seorang IRT. Beberapa
keluhan ini akan berkurang jika pasien mengibas-ngibaskan
kedua tangannya. Saraf apa yang kemungkinan mengalami
kompresi pada kasus ini ?
A. Radialis
B. Medianus
C. Ulnaris
D. Peroneous comunii
E. Tibialis posterior
Soal 25
Tn. Onoki 26 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
pusing berputar sejak 1 hari yang lalu. Keluhan ini dirasakan
semakin memberat saat pasien bangun setelah berbaring dan
saat pasien bekerja di depan laptop. Keluhan seperti
penurunan pendengaran dan berdenging disangkal. Maka
dari itu dokter akan mendiagnosis dengan melakukan suatu
manuver. Manuver apa yang dimaksud tersebut ?
A. Dix-Hallpike
B. Epley
C. Brand Daroff
D. Lasegue
E. Bragard
Analisis Soal 25
Tn. Onoki 26 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
pusing berputar sejak 1 hari yang lalu. Keluhan ini
dirasakan semakin memberat saat pasien bangun setelah
berbaring dan saat pasien bekerja di depan laptop. Keluhan
seperti penurunan pendengaran dan berdenging disangkal.
Maka dari itu dokter akan mendiagnosis dengan melakukan
suatu manuver. Manuver apa yang dimaksud tersebut ?

DIAGNOSIS : BPPV
BPPV (4A)

Etiologi
• Kanalith di dalam kanalis semisirkularis

Klinis
• Vertigo perifer dipicu oleh perubahan posisi

Penunjang
• Manuver Dix-Hallpike
Tatalaksana
• Manuver Epley (oleh dokter)
• Metode Brand Daroff (oleh pasien di rumah)
• Calcium Channel Blocker : cinnarizine 15-30
mg, 3 kali sehari atau 1x75 mg sehari
• Antihistamin : difenhidramin HCl 25 -50 mg, 4
kali sehari
• Betahistin (analog histamin) :
• betahistin mesylate 12 mg, 3 kali sehari PO,
• betahistin HCl 8-24 mg, 3 kali sehari, maksimal 6
tab dibagi beberapa dosis.
Jawaban Lainnya
B. Epley : manuver untuk terapi BPPV yang dilakukan
oleh dokter
C. Brand Daroff : manuver untuk terapi BPPV yang
dilakukan oleh pasien di rumah
D. Lasegue : tes untuk mendiagnosis HNP
E. Bragard : tes untuk mendiagnosis HNP
Soal 25
Tn. Onoki 26 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
pusing berputar sejak 1 hari yang lalu. Keluhan ini dirasakan
semakin memberat saat pasien bangun setelah berbaring dan
saat pasien bekerja di depan laptop. Keluhan seperti
penurunan pendengaran dan berdenging disangkal. Maka
dari itu dokter akan mendiagnosis dengan melakukan suatu
manuver. Manuver apa yang dimaksud tersebut ?
A. Dix-Hallpike
B. Epley
C. Brand Daroff
D. Lasegue
E. Bragard
Soal 26
Tn. Akamaru 75 tahun datang dibawa keluarganya dengan
keluhan tangan pasien bergetar diluar kendali saat istirahat.
Keluhan ini juga disertai dengan langkah kaki pasien yang
menjadi kaku. Pasien memiliki riwayat hipertensi yang
terkontrol. Apa terapi yang tepat bagi pasien ?
A. Donepezil
B. Diazepam
C. Alprazolam
D. Levodopa
E. Gabapentin
Analisis Soal 26
Tn. Akamaru 75 tahun datang dibawa keluarganya dengan
keluhan tangan pasien bergetar diluar kendali saat istirahat.
Keluhan ini juga disertai dengan langkah kaki pasien yang
menjadi kaku. Pasien memiliki riwayat hipertensi yang
terkontrol. Apa terapi yang tepat bagi pasien ?

DIAGNOSIS : Parkinson Diesease


Parkinson Disease (3A)
Degenerasi neuron dopaminergik di substansia nigra

Klinis
• TRAP: tremor, rigiditas, akinesia, dan postural instability
• Wajah seperti topeng
• Cogwheel phenomenon
• Diagnosis ditegakkan jika ada 2 dari 3 kardinal sign:
tremor saat istirahat, rigiditas, dan bradikinesia

Tatalaksana
• Levodopa
Jawaban Lainnya
A. Donepezil : tidak tepat
B. Diazepam : tidak tepat
C. Alprazolam : tidak tepat
E. Gabapentin : tidak tepat
Soal 26
Tn. Akamaru 75 tahun datang dibawa keluarganya dengan
keluhan tangan pasien bergetar diluar kendali saat istirahat.
Keluhan ini juga disertai dengan langkah kaki pasien yang
menjadi kaku. Pasien memiliki riwayat hipertensi yang
terkontrol. Apa terapi yang tepat bagi pasien ?
A. Donepezil
B. Diazepam
C. Alprazolam
D. Levodopa
E. Gabapentin
Soal 27
An. Nagato 11 tahun dibawa keluarga ke Puskesmas dengan
keluhan 1 jam yang lalu digigit oleh anjing liar. Diketahui
setelah menggigit, anjing tersebut kabur. Terdapat adanya
luka lecet hanya di area pinggang pasien. Apa terapi yang
tepat bagi pasien ?
A. VAR
B. SAR
C. VAR dan SAR
D. VAR, SAR dan Matronidazol
E. VAR, SAR dan ATS
Analisis Soal 27
An. Nagato 11 tahun dibawa keluarga ke Puskesmas
dengan keluhan 1 jam yang lalu digigit oleh anjing liar.
Diketahui setelah menggigit, anjing tersebut kabur. Terdapat
adanya luka lecet hanya di area pinggang pasien. Apa
terapi yang tepat bagi pasien ?

DIAGNOSIS : Rabies
Rabies (3B)

• Infeksi akut SSP oleh virus rabies yang termasuk


genus Lyssa-virus, family Rhabdoviridae dan
menginfeksi manusia melalui gigitan hewan
yang terinfeksi (anjing, monyet, kucing,
kelelawar, serigala).
Diagnosis
Stadium prodromal Demam, malaise, mual, dan nyeri tenggorokan
Stadium sensoris Nyeri, panas, kesemutan di tempat bekas luka, dan reaksi
berlebih terhadap rangsang
Stadium eksitasi Tonus meningkat, hyperhidrosis, hipersalivasi,
hiperlakrimasi, pupil dilatasi dan hidrofobia. Sebagian
besar penderita meninggal pada stadium ini.
Stadium paralisis Paresis otot secara progresif karena gangguan pada
medulla spinalis

 Riwayat gigitan hewan (anjing, kucing dll) dan hewan yang menggigit
mati dalam waktu satu minggu atau positif rabies
 Gatal dan parastesia di daerah bekas luka gigitan
 Enchepalitis rabies: agitasi, kesadaran fluktuatif, demam tinggi persisten,
nyeri pada faring terasa seperti tercekik, hipersalivasi, hidrofobia,
aerofobia
Tatalaksana
• Isolasi
• Fase awal: cuci luka dengan air sabun(detergen) 5- 10
menit kemudian bilas dengan air bersih, lakukan
debridement, berikan desinfektan (alkohol 40- 70%).
Jika terkena selaput lendir, cuci dengan air lebih lama
• Fase lanjut: suportif, cegah gagal jantung dan gagal
nafas

• Serum Anti Rabies (SAR):


• Serum heterolog (berasal dari kuda) 40 IU/ kgBB infiltrasi di
sekitar luka, sisanya IM. Perlu dilakukan skin tes
• Serum homolog (berasal dari manusia) 20 IU/ kgBB
• Vaksin Anti Rabies (VAR) diberikan 0,5 ml IM pada hari
ke 0, 3, 7, 14, 28 (WHO)
Kriteria Luka

• Luka risiko tinggi : jilatan/luka pada mukosa,


luka di atas daerah bahu (leher, muka dan
kepala), luka pada jari tangan dan jari kaki,
luka di area genitalia, luka yang lebar/dalam,
atau luka multiple
• Luka risiko rendah : jilatan pada kulit terbuka
atau cakaran/gigitan yang menimbulkan luka
lecet (eksoriasi) di area badan, tangan dan kaki
Jawaban Lainnya
B. SAR : tidak tepat
C. VAR dan SAR : tidak tepat
D. VAR, SAR dan Matronidazol : tidak tepat
E. VAR, SAR dan ATS : tidak tepat
Soal 27
An. Nagato 11 tahun dibawa keluarga ke Puskesmas dengan
keluhan 1 jam yang lalu digigit oleh anjing liar. Diketahui
setelah menggigit, anjing tersebut kabur. Terdapat adanya
luka lecet hanya di area pinggang pasien. Apa terapi yang
tepat bagi pasien ?
A. VAR
B. SAR
C. VAR dan SAR
D. VAR, SAR dan Matronidazol
E. VAR, SAR dan ATS
Soal 28
Tn. Hamura 34 tahun datang ke IGD dibawa keluarganya
dengan keluhan sulit untuk membuka mulutnya sejak 2 hari
yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan kesulitan menelan
dan kaku pada tubuhnya. Sebelumnya pasien pernah tertusuk
paku saat membersihkan got di depan rumahnya. Diketahui TD
130/80 mmHg, N 100 x/m, RR 32 x/m, Suhu 37,9 C. Menurut
Klasifikasi Ablett, pasien termasuk ke dalam grade berapa ?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Analisis Soal 28
Tn. Hamura 34 tahun datang ke IGD dibawa keluarganya
dengan keluhan sulit untuk membuka mulutnya sejak 2 hari
yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan kesulitan
menelan dan kaku pada tubuhnya. Sebelumnya pasien
pernah tertusuk paku saat membersihkan got di depan
rumahnya. Diketahui TD 130/80 mmHg, N 100 x/m, RR 32
x/m, Suhu 37,9 C. Menurut Klasifikasi Ablett, pasien
termasuk ke dalam grade berapa ?

DIAGNOSIS : Tetanus
Tetanus (4A)

Tetanus adalah penyakit pada system saraf yang


disebabkan oleh tetanospasmin.

Etiologi
• Clostridium tetani (basil gram positif anaerob
berspora). Menghasilkan toksin tetanolisin dan
tetanospasmin.
Diagnosis
Manifestasi klinis terdiri dari 4 macam :
• Tetanus lokal : kaku, nyeri di sekitar luka
• Tetanus sefalik : karena luka di daerah kepala.
Gejala meiluti trismus, disfagia, rhesus
sardonikus, disfungsi CN
• Tetanus umum/generalisata : trismus, disfagia,
opistotonus
• Tetanus neonatorum : pada bayi baru lahir,
disebabkan infeksi tali pusat. Gejala : tidak
mau menetek, lemah, kaku dan spasme.
Tatalaksana
• Manajemen luka : Bersihkan luka dan debridemen
• Isolasi di ruang tenang, ICU, support ventilasi
• Oksigenasi
• Diet cukup kalori dan protein : 3500 – 4500 kalori
per hari dengan 100-150 gr protein.
• Anti konvulsan: Diazepam 0,5mg/kgbb/kali iv
maks 240mg/hari
• Anti-tetanus serum (ATS) 50.000 IU (IM), perlu
dilakukan skin test, atau Tetanus Immunoglobulin
(TIG) (untuk mengikat toksin bebas) 3000–6000 IU
IM
Tatalaksana
• Eliminasi bakteri :
• Penisilin Prokain 1,2 juta Unit IM/IV tiap 6 jam
selama 10 hari atau
• Alergi penisilin : Tetrasiklin 500 mg PO atau IV tiap
6 jam selama 10 hari atau
• Metronidazole loading dose 15mg/kgbb/jam atau
penisilin (menyingkirkan sumber infeksi)
• TT (untuk menginduksi imunitas): dosis inisial
0,5 ml toksoid IM dalam 24 jam awal. Diulang
8 minggu kemudian.
• Diazepam (mengatasi kejang) :
0,5mg/kgbb/kali iv maks 240mg/hari
Pencegahan

• Luka yang rentan mengalami tetanus memiliki


kriteria berikut :
Luka Rentan Tetanus Luka yang Tidak Rentan Tetanus
>6-8 jam <6 jam
Kedalaman>1 cm Superfisial <1 cm
Terkontaminasi Bersih
Bentuk stelat, avulsi, atau hancur Bentuk linear, tepi tajam
(irregular)
Denervasi, iskemik Neurovaskular intak
Terinfeksi (purulent, jaringan Tidak infeksi
nekrotik)
Pencegahan Tetanus
• Diberikan terutama luka tusuk (jarum, paku, dll) karena
pada luka tusuk yang dalam menjadi lingkungan yang
bagus untuk tumbuh bagi bakteri anaerob
Riwayat Luka kecil dan bersih Luka kotor
Imunisasi TD TIG TD TIG
Tidak tahu/ Ya Tidak Ya Ya
< 3 dosis
>3 dosis Imunisasi Tidak Imunisasi Tidak
terakhir terakhir >
>10 5 tahun
tahun Ya
Ya
TD: imunisasi aktif tetanus difteri
TIG: imunisasi pasif dengan langsung memberikan antibodi (immunoglobulin 250 unit IM)
Jawaban Lainnya
A. 1 : tidak tepat
C. 3 : tidak tepat
D. 4 : tidak tepat
E. 5 : tidak ada
Soal 28
Tn. Hamura 34 tahun datang ke IGD dibawa keluarganya
dengan keluhan sulit untuk membuka mulutnya sejak 2 hari
yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan kesulitan menelan
dan kaku pada tubuhnya. Sebelumnya pasien pernah tertusuk
paku saat membersihkan got di depan rumahnya. Diketahui TD
130/80 mmHg, N 100 x/m, RR 32 x/m, Suhu 37,9 C. Menurut
Klasifikasi Ablett, pasien termasuk ke dalam grade berapa ?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Soal 29
An. Indra 5 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan benjolan
skrotumnya sejak 1 minggu yang lalu. Benjolan tersebut tidak
mengakibatkan nyeri. Pada pemeriksaan transluminasi pada
benjolan di skrotumnya menunjukan hasil positif. Apa diagnosis
yang tepat pada pasien ?
A. Varikokel
B. Spermatokel
C. Hidrokel
D. Hipospadia
E. Epispadia
Analisis Soal 29
An. Indra 5 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
benjolan skrotumnya sejak 1 minggu yang lalu. Benjolan
tersebut tidak mengakibatkan nyeri. Pada pemeriksaan
transluminasi pada benjolan di skrotumnya menunjukan
hasil positif. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Hidrokel
Hidrokel (2)

• Penumpukan cairan yang berlebihan di rongga


antara lapisan parietal dan visceral tunika
vaginalis.
Diagnosis
• Pembesaran skrotum
• Benjolan teraba kistik,
tidak sakit, berisi
cairan
• Tes transluminasi :
sinar yang berpendar
dalam cairan. →
Transluminasi test (+)
Tatalaksana

• Tindakan bedah (Hidrokelektomi) dikerjakan


pada usia >2 tahun → karena prosesus
vaginalis masih mungkin mengalami obliterasi
sempurna.
Varikokel (2)

• Benjolan pada skrotum akibat pelebaran vena


skrotum
• Katup tidak dapat menutup dengan baik
sehingga aliran darah berbalik dan terkumpul
pada daerah sebelum rusaknya katup
Varikokel

• Ciri khas: benjolan


berkelok seperti
cacing (serpiginosa)
Tatalaksana

• NSAID
• Operatif untuk menghilangkan vena yang
membesar
Spermatokel (2)

• Massa kistik pada testis terdapat dilatasi


epididimis berisi sperma
• Berkaitan dengan riwayat vasektomi

Gejala
• Biasanya asimptomatik
• Benjolan di area testis
Diagnosis
• Tes Transiluminasi (-) • Tes Valsava (-)
Epispadia dan Hipospadia (2)

Epispadia Hipospadia
Definisi Orifisium uretra eksterna Orifisium uretra eksterna berada
berada pada bagian dorsal pada bagan ventral penis
penis (atas) (bawah).
Gejala Pancaran kencing keluar Pancaran kencing keluar dari
dari lubang atas lubang bawah
Tatalaksana Rekonstruksi Urethra Rekonstruksi Urethra
HP EDO

Hipospadia Pentral Epispadia Dorsal


Jawaban Lainnya
A. Varikokel : tidak tepat
B. Spermatokel : tidak tepat
D. Hipospadia : tidak tepat
E. Epispadia : tidak tepat
Soal 29
An. Indra 5 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan benjolan
skrotumnya sejak 1 minggu yang lalu. Benjolan tersebut tidak
mengakibatkan nyeri. Pada pemeriksaan transluminasi pada
benjolan di skrotumnya menunjukan hasil positif. Apa diagnosis
yang tepat pada pasien ?
A. Varikokel
B. Spermatokel
C. Hidrokel
D. Hipospadia
E. Epispadia
Soal 30
Tn. Andri 32 tahun datang dengan keluhan belum mempunyai
anak setelah menikah selama 5 tahun. Hasil anamnesis
didapatkan, tidak ada keluhan saat berhubungan badan atau
pada istri pasien. Namun saat pemeriksaan fisik pasien,
didapatkan benjolan pada skrotum yang berkelok-kelok. Apa
kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Kriptorkidismus
B. Retractile Testis
C. Hidrokel
D. Spermatokel
E. Varikokel
Analisis Soal 30
Tn. Andri 32 tahun datang dengan keluhan belum
mempunyai anak setelah menikah selama 5 tahun. Hasil
anamnesis didapatkan, tidak ada keluhan saat berhubungan
badan atau pada istri pasien. Namun saat pemeriksaan fisik
pasien, didapatkan benjolan pada skrotum yang berkelok-
kelok. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?

DIAGNOSIS : Varikokel
Varikokel (2)

• Benjolan pada skrotum akibat pelebaran vena


skrotum
• Katup tidak dapat menutup dengan baik
sehingga aliran darah berbalik dan terkumpul
pada daerah sebelum rusaknya katup
Varikokel

• Ciri khas: benjolan


berkelok seperti
cacing (serpiginosa)
Tatalaksana

• NSAID
• Operatif untuk menghilangkan vena yang
membesar
Kriptorkidismus dan
Retractile Testis (2)
Kriptorkidismus Retractile Testis
• Disebut juga • Testis pernah berada
undescendent testis di skrotum, kemudian
(UDT) bergerak kembali ke
• Kegagalan satu atau atas ke arah inguinal
kedua testis untuk
turun ke dalam
skrotum.
Diagnosis

Kriptorkidismus Retractile Testis


• Pemeriksaan khas: • Pemeriksaan khas:
• Testis tidak pernah • Testis pernah berada
berada di skrotum di skrotum, kemudian
bergerak ke atas
Tatalaksana

Kriptorkidismus Retractile Testis


• Terapi hormonal • Tidak memerlukan
HCG pembedahan ataupun
• Pembedahan treatment
Orkidopeksi bila tidak • Dapat turun saat atau
ada respon dengan sebelum pubertas
hormonal. Dilakukan
sebelum usia 2 tahun.
Hidrokel (2)

• Penumpukan cairan yang berlebihan di rongga


antara lapisan parietal dan visceral tunika
vaginalis.
Diagnosis
• Pembesaran skrotum
• Benjolan teraba kistik,
tidak sakit, berisi
cairan
• Tes transluminasi :
sinar yang berpendar
dalam cairan. →
Transluminasi test (+)
Tatalaksana

• Tindakan bedah (Hidrokelektomi) dikerjakan


pada usia >2 tahun → karena prosesus
vaginalis masih mungkin mengalami obliterasi
sempurna.
Spermatokel (2)

• Massa kistik pada testis terdapat dilatasi


epididimis berisi sperma
• Berkaitan dengan riwayat vasektomi

Gejala
• Biasanya asimptomatik
• Benjolan di area testis
Diagnosis
• Tes Transiluminasi (-) • Tes Valsava (-)
Jawaban Lainnya
A. Kriptorkidismus : tidak tepat
B. Retractile Testis : tidak tepat
C. Hidrokel : tidak tepat
D. Spermatokel : tidak tepat
Soal 30
Tn. Andri 32 tahun datang dengan keluhan belum mempunyai
anak setelah menikah selama 5 tahun. Hasil anamnesis
didapatkan, tidak ada keluhan saat berhubungan badan atau
pada istri pasien. Namun saat pemeriksaan fisik pasien,
didapatkan benjolan pada skrotum yang berkelok-kelok. Apa
kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Kriptorkidismus
B. Retractile Testis
C. Hidrokel
D. Spermatokel
E. Varikokel
Soal 31
Tn. Andi 28 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada
skrotumnya sejak 7 jam yang lalu. Keluhan ini timbul saat pasien
bermain bola lalu untuk mengurangi nyerinya pasien hanya
mengompresnya dengan air dingin, namun nyerinya tidak
kunjung hilang. Pada pemeriksaan ditemukan, saat testisnya
diangkat, keluhan nyerinya tidak berkurang. Apa tindakan yang
tepat bagi pasien ?
A. Ibuprofen po
B. Ketorolac iv
C. Detorsi manual
D. Surgical destoration
E. Orchidektomi
Analisis Soal 31
Tn. Andi 28 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri
pada skrotumnya sejak 7 jam yang lalu. Keluhan ini timbul
saat pasien bermain bola lalu untuk mengurangi nyerinya
pasien hanya mengompresnya dengan air dingin, namun
nyerinya tidak kunjung hilang. Pada pemeriksaan
ditemukan, saat testisnya diangkat, keluhan nyerinya tidak
berkurang. Apa tindakan yang tepat bagi pasien ?

DIAGNOSIS : Torsio Testis


Torsio Testis (3B)

• Nyeri testis akibat


terpuntirnya funikulus
spermatikus.
• Disebabkan oleh
trauma, olahraga,
atau aktifitas fisik
Diagnosis
Gejala Ciri
• Nyeri mendadak • Phren Sign (-) →
pada skrotum ketika testis diangkat,
• Mual muntah nyeri tidak berkurang
• Tidak demam • Refleks Kremaster (-)
Tatalaksana

• Awal: detorsi manual


• Golden periode : <6 jam
• Terapi definitif: surgical detorsion, dilakukan
<6 jam setelah onset
• Orchidektomi: dilakukan dalam waktu >6 jam
Jawaban Lainnya
A. Ibuprofen po : tidak tepat
B. Ketorolac iv : tidak tepat
C. Detorsi manual : terapi awal jika onset < 6 jam
D. Surgical destoration : terapi definitif jika onset < 6 jam
Soal 31
Tn. Andi 28 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada
skrotumnya sejak 7 jam yang lalu. Keluhan ini timbul saat pasien
bermain bola lalu untuk mengurangi nyerinya pasien hanya
mengompresnya dengan air dingin, namun nyerinya tidak
kunjung hilang. Pada pemeriksaan ditemukan, saat testisnya
diangkat, keluhan nyerinya tidak berkurang. Apa tindakan yang
tepat bagi pasien ?
A. Ibuprofen po
B. Ketorolac iv
C. Detorsi manual
D. Surgical destoration
E. Orchidektomi
Soal 32
Ny. Ani 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada
perut bagian bawah. Keluhan ini muncul setelah pasien
mengalami kecelakaan 2 jam yang lalu. Keluhan ini juga disertai
dengan pasien tidak dapat berkemih dan adanya keluar darah
pada saluran kencingnya. Pada pemeriksaan cystogram
menunjukan kontras yang mengisi di area sekitar usus. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Ruptur Ginjal
B. Ruptur Buli Ekstraperitoneal
C. Ruptur Buli Intraperitoneal
D. Ruptur Uretra Anterior
E. Ruptur Uretra Posterior
Analisis Soal 32
Ny. Ani 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada
perut bagian bawah. Keluhan ini muncul setelah pasien
mengalami kecelakaan 2 jam yang lalu. Keluhan ini juga
disertai dengan pasien tidak dapat berkemih dan adanya
keluar darah pada saluran kencingnya. Pada pemeriksaan
cystogram menunjukan kontras yang mengisi di area sekitar
usus. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Torsio Testis


Ruptur Kandung Kemih (3B)

• Ruptur kandung kemih akibat trauma tumpul


dan trauma penetrans (luka tusuk atau
tembak), serta instrumentasi urologi.

• Pasien datang dalam keadaan syok karena


adanya fraktur pelvis dan perdarahan hebat.
• Tidak bisa buang air kecil
• Keluar darah darah uretra (hematuria)
Klasifikasi
Extraperitoneal Intraperitoneal
gambaran ekstravasasi seperti terlihat kontras masuk ke rongga
nyala api pada daerah abdomen.
perivesikal.
Tatalaksana

• Pasien dalam keadaan syok → stabilisasi


dengan cairan IV atau darah.
• Setelah stabil, rujuk ke dr. Sp.BU untuk
dilakukan reparasi buli-buli.
Ruptur Ginjal (3B)
Ruptur ginjal akibat trauma tumpul pada
abdomen, flank, atau punggung transmisi ke
parenkim renal. Trauma penetrans pada area
flank (akibat luka tusuk atau tembak).
Grade Kondisi Patologis
1 Kontusio atau hematoma parenkim renal/subkapsular (TIDAK
ADA LASERASI)
2 Laserasi parenkim renal hingga korteks (LASERASI < 1cm)
3 Laserasi parenkim renal, korteks dan medulla (LASERASI > 1cm)
4 Laserasi parenkim renal hingga ke renal collecting system. Main renal
artery thrombosis, segmental renal vein
5 Laserasi parenki multipel
Avulsi renal pedicle
Renal vein/artery injury
Tatalaksana

• Tatalaksana awal: atasi perdarahan dan syok


dengan resusitasi cairan
• Evaluasi trauma yang terkait.
• Rujuk ke RS untuk dilakukan tindakan definitive
yaitu operasi.
Ruptur Uretra (3B)

Trauma yang umumnya


terjadi pada laki-laki,
berhubungan dengan
fraktur pelvis atau jatuh
dengan posisi
terduduk.
Klasifikasi
Ruptur Uretra Anterior Ruptur Uretra Posterior
Butter Fly Hematome Floating Prostat
Penunjang

• Retrograde Urethrogram with Contrast


Tatalaksana

• Awal: stabilisasi syok dan perdarahan.


• Jika terdapat fraktur pelvis, lakukan Pelvic
Wrapping.
• Definitive: operasi untuk repair
Jawaban Lainnya
A. Ruptur Ginjal : tidak tepat
B. Ruptur Buli Ekstraperitoneal : tidak tepat
D. Ruptur Uretra Anterior : tidak tepat
E. Ruptur Uretra Posterior : tidak tepat
Soal 32
Ny. Ani 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada
perut bagian bawah. Keluhan ini muncul setelah pasien
mengalami kecelakaan 2 jam yang lalu. Keluhan ini juga disertai
dengan pasien tidak dapat berkemih dan adanya keluar darah
pada saluran kencingnya. Pada pemeriksaan cystogram
menunjukan kontras yang mengisi di area sekitar usus. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Ruptur Ginjal
B. Ruptur Buli Ekstraperitoneal
C. Ruptur Buli Intraperitoneal
D. Ruptur Uretra Anterior
E. Ruptur Uretra Posterior
Soal 33
Ny. Anti 46 tahun datang dengan keluhan nyeri pada pinggang
kirinya sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini dirasakan hilang
timbul dan menjalar ke daerah inguinal kiri. Pada pemeriksaan
ketok CVA ditemukan positif pada kiri dan negatif pada kanan.
Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Nefrolitiasis
B. Ureterolitiasis Distal
C. Ureterolitiasis Proksimal
D. Vesikolitiasis
E. Uretrolitiasis
Analisis Soal 33
Ny. Anti 46 tahun datang dengan keluhan nyeri pada
pinggang kirinya sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini
dirasakan hilang timbul dan menjalar ke daerah inguinal
kiri. Pada pemeriksaan ketok CVA ditemukan positif pada
kiri dan negatif pada kanan. Apa kemungkinan diagnosis
pada pasien ?

DIAGNOSIS : Ureterolitiasis Proksimal


Kolik Renal (3A)

• Nyeri yang disebabkan oleh obstruksi akut di


ginjal, pelvis renal atau ureter oleh batu.

• Etiologi
• Kalsium oksalat 70% kasus
• Kalsium fosfat
• Batu asam urat
• Sturvit
• Sistin
Klasifikasi

Berdasarkan letak batu


• Ginjal → nephrolithiasis
• Ureter → ureterolithiasis
• Kandung kemih → vesicolithiasis
• Uretra → uretrolithiasis
Diagnosis
Kata Kunci!
• Nephrolithiasis → Ketok CVA (+), tidak
menjalar!
• Ureterolithiasis → Ketok CVA (+), menjalar!
• Distal → menjalar ke umbilikus, pinggang
• Proximal → menjalar ke selangkangan
• Vesicolithiasis → kencing lancar dengan
perubahan posisi
• Uretrolithiasis → stop mikturisi, nyeri di ujung
penis, hematuria
Diagnosis
Penunjang • BNO IVP
• Batu radioopak
→ kalsium fosfat, GOLD STANDARD
kalsium oksalat
• CT Scan tanpa
• Batu radiolusen Kontras
→ asam urat, sistin,
magnesium fosfat
(struvit)
Tatalaksana
• Konservatif • Intervensi
• Peningkatan minum • Batu ginjal ukuran
2L/hari <3 cm → ESWL
• Analgetik, NSAID • Batu ginjal ukuran
untuk mengatasi nyeri >3 cm → PCNL
• Batu staghorn di
pelvis renalis →
• Terapi alpha blocker open/laparoscopic
• Tamsulosin, terazosin lithotomy
• Calcium channel
blocker: nifedipine
Jawaban Lainnya
A. Nefrolitiasis : ketok CVA (+)
B. Ureterolitiasis Distal : menjalar ke umbilikus
D. Vesikolitiasis : dipengaruhi oleh posisi
E. Uretrolitiasis : stop mikturisi
Soal 33
Ny. Anti 46 tahun datang dengan keluhan nyeri pada pinggang
kirinya sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini dirasakan hilang
timbul dan menjalar ke daerah inguinal kiri. Pada pemeriksaan
ketok CVA ditemukan positif pada kiri dan negatif pada kanan.
Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Nefrolitiasis
B. Ureterolitiasis Distal
C. Ureterolitiasis Proksimal
D. Vesikolitiasis
E. Uretrolitiasis
Soal 34
Ny. Arni 37 tahun datang dengan keluhan demam sejak 4 hari
yang lalu. Keluhan ini disertai dengan mual dan nyeri pinggang.
Pada pemeriksaan ditemukan TD 130/80 mmHg, N 105 x/m, RR
22 x/m, Suhu 38 C. Ditemukan adanya nyeri saat ketok CVA.
Pada Urin dipstick (+) nitrit. Apa terapi yang tepat ?
A. Amoxicilin 2 x 500 mg selama 14 hari
B. Kotrimoksazol 2 x 800 mg selama 14 hari
C. Kotrimoksazol 2 x 960 mg selama 5 hari
D. Ciprofloxacin 2 x 500 mg selama 5 hari
E. Ciprofloxacin 2 x 500 mg selama 14 hari
Analisis Soal 34
Ny. Arni 37 tahun datang dengan keluhan demam sejak 4
hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan mual dan nyeri
pinggang. Pada pemeriksaan ditemukan TD 130/80 mmHg,
N 105 x/m, RR 22 x/m, Suhu 38 C. Ditemukan adanya nyeri
saat ketok CVA. Pada Urin dipstick (+) nitrit. Apa terapi yang
tepat ?

DIAGNOSIS : Pyelinefritis
Infeksi Saluran Kemih (4A)

• Keadaan adanya infeksi dalam saluran kemih.


• Etiologi
• E.coli (75-90%)
• Staphylococcus saphrophyticus, Klebsiella sp,
Proteus sp, Enterococcus sp.
Klasifikasi

• Berdasarkan anatomis
• ISK Atas: Pyelonefritis
• ISK Bawah: Sistitis, Prostatitis, Epididimitis dan
Urethritis

• Menurut tanda klinis


• Asimptomatis
• Simptomatis
Klasifikasi
• Menurut Komplikasinya Kata Kunci!
• Non-Komplikata: • Non-Komplikata:
terjadi pada pasien • ISK bawah pada wanita
dengan saluran kemih • Tidak hamil
normal secara anatomi • Komplikata:
dan fungsinya.
• Selain non-komplikata!
• Komplikata: infeksi • Misal,
yang disebabkan oleh • ISK bawah pria
kelainan anatomis • ISK atas wanita
pada saluran kemih
dan menyebar ke
bagian tubuh lain.
Diagnosis
Anamnesis:
• ISK atas: (demam, nyeri pinggang, mual dan
muntah, hematuria)
• ISK bawah: gejala LUTS → Iritasi & Obstruksi

Pemeriksaan Fisik
• Demam
• Nyeri tekan suprapubic → sistitis
• Nyeri ketok CVA → pyelonephritis
• Nyeri tekan prostat saat rectal toucher → prostatitis
Diagnosis

Penunjang
• Gold standart: kultur urin midstream → bakteri
(+) dengan jumlah koloni >100.000 CFU /mL
• Urinalisis: bacteriuria, hematuria,
leukosit >5 per lapang pandang besar
• Urin dipstick (+) nitrit atau leukosit esterase
Tatalaksana

Non farmakologis
• Minum air putih minimal 2 liter/hari bila fungsi
ginjal normal
• Menjaga higienitas genitalia eksterna
Tatalaksana
Farmakologis
• Non Komplikata diberikan selama 3–5 hari
• Komplikata diberikan selama 7–14 hari
• Pilihan obat:
• Ciprofloxacin 2x500 mg
• Kotrimoxazole (TMP-SMX) 2x960 mg
• Pada wanita hamil dapat diberikan
• Amoxicilin 50mg/kgBB 3x sehari atau sefalosporin
pada awal kehamilan
• Trimpetrohropin pada akhir kehamilan
Jawaban Lainnya
A. Amoxicilin 2 x 500 mg selama 14 hari : tidak tepat
B. Kotrimoksazol 2 x 800 mg selama 14 hari : tidak tepat
C. Kotrimoksazol 2 x 960 mg selama 5 hari : tidak tepat
D. Ciprofloxacin 2 x 500 mg selama 5 hari : tidak tepat
Soal 34
Ny. Arni 37 tahun datang dengan keluhan demam sejak 4 hari
yang lalu. Keluhan ini disertai dengan mual dan nyeri pinggang.
Pada pemeriksaan ditemukan TD 130/80 mmHg, N 105 x/m, RR
22 x/m, Suhu 38 C. Ditemukan adanya nyeri saat ketok CVA.
Pada Urin dipstick (+) nitrit. Apa terapi yang tepat ?
A. Amoxicilin 2 x 500 mg selama 14 hari
B. Kotrimoksazol 2 x 800 mg selama 14 hari
C. Kotrimoksazol 2 x 960 mg selama 5 hari
D. Ciprofloxacin 2 x 500 mg selama 5 hari
E. Ciprofloxacin 2 x 500 mg selama 14 hari
Soal 35
Tn. Arul 33 tahun datang ke Poliklinik Umum dengan keluhan
kecing yang bercabang. Keluhan ini dirasakan selama 1 minggu
dan tidak disertai dengan nyeri saat BAK. Sebelumnya pasien
pernah mengalami kencing bernanah yang berulang. Apa
tindakan selanjutnya yang tepat bagi pasien ?
A. Uteroplasti
B. Uterotomi
C. Rujuk
D. Berikan Ciprofloxacin
E. Berikan Kotrimoxazol
Analisis Soal 35
Tn. Arul 33 tahun datang ke Poliklinik Umum dengan
keluhan kecing yang bercabang. Keluhan ini dirasakan
selama 1 minggu dan tidak disertai dengan nyeri saat BAK.
Sebelumnya pasien pernah mengalami kencing bernanah
yang berulang. Apa tindakan selanjutnya yang tepat bagi
pasien ?

DIAGNOSIS : Striktur Uretra


Striktur Uretra (2)

kondisi dimana terdapat penyempitan pada


uretra yang disebabkan peradangan atau
masalah lain.

Penyebab:
• Inflamasi kronis → urethritis dan periuretritis
• Trauma uretra terjadi pada fraktur pelvis dan
cedera langsung
Diagnosis

• Sulit BAK,
• Pancaran menjadi kecil lemah dan bercabang
• Sering disertai mengejan.

• Kata kunci: kencing bercabang!


Tatalaksana

• Rujuk ke dr. SpU untuk dilakukan pelonggaran


pada uretra. (Uteroplasti, uterotomi)
Jawaban Lainnya
A. Uteroplasti : dilakukan oleh Sp.U
B. Uterotomi : dilakukan oleh Sp.U
D. Berikan Ciprofloxacin : tidak tepat
E. Berikan Kotrimoxazol : tidak tepat
Soal 35
Tn. Arul 33 tahun datang ke Poliklinik Umum dengan keluhan
kecing yang bercabang. Keluhan ini dirasakan selama 1 minggu
dan tidak disertai dengan nyeri saat BAK. Sebelumnya pasien
pernah mengalami kencing bernanah yang berulang. Apa
tindakan selanjutnya yang tepat bagi pasien ?
A. Uteroplasti
B. Uterotomi
C. Rujuk
D. Berikan Ciprofloxacin
E. Berikan Kotrimoxazol
Soal 36
Tn. Aron 23 tahun datang ke IGD dibawa warga setelah
mengalami kecelakaan motor 1 jam yang lalu. Pasien
mengeluhkan nyeri pada perut bagian bawah. Pada
pemeriksaan ditemukan darah yang keluar dari lubang
keluarnya urin. Pada pemeriksaan colok dubur ditemukan
prostat yang teraba seperti tidak pada tempatnya. Apa
kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Striktur Uretra
B. Ruptur Uretra Anterior
C. Ruptur Uretra Posterior
D. Ruptur Buli
E. Prostatitis
Analisis Soal 36
Tn. Aron 23 tahun datang ke IGD dibawa warga setelah
mengalami kecelakaan motor 1 jam yang lalu. Pasien
mengeluhkan nyeri pada perut bagian bawah. Pada
pemeriksaan ditemukan darah yang keluar dari lubang
keluarnya urin. Pada pemeriksaan colok dubur ditemukan
prostat yang teraba seperti tidak pada tempatnya. Apa
kemungkinan diagnosis pada pasien ?

DIAGNOSIS : Ruptur Uretra Posterior


Ruptur Uretra (3B)

Trauma yang umumnya


terjadi pada laki-laki,
berhubungan dengan
fraktur pelvis atau jatuh
dengan posisi
terduduk.
Klasifikasi
Ruptur Uretra Anterior Ruptur Uretra Posterior
Butter Fly Hematome Floating Prostat
Penunjang

• Retrograde Urethrogram with Contrast


Tatalaksana

• Awal: stabilisasi syok dan perdarahan.


• Jika terdapat fraktur pelvis, lakukan Pelvic
Wrapping.
• Definitive: operasi untuk repair
Striktur Uretra (2)

kondisi dimana terdapat penyempitan pada


uretra yang disebabkan peradangan atau
masalah lain.

Penyebab:
• Inflamasi kronis → urethritis dan periuretritis
• Trauma uretra terjadi pada fraktur pelvis dan
cedera langsung
Diagnosis

• Sulit BAK,
• Pancaran menjadi kecil lemah dan bercabang
• Sering disertai mengejan.

• Kata kunci: kencing bercabang!


Tatalaksana

• Rujuk ke dr. SpU untuk dilakukan pelonggaran


pada uretra. (Uteroplasti, uterotomi)
Ruptur Kandung Kemih (3B)

• Ruptur kandung kemih akibat trauma tumpul


dan trauma penetrans (luka tusuk atau
tembak), serta instrumentasi urologi.

• Pasien datang dalam keadaan syok karena


adanya fraktur pelvis dan perdarahan hebat.
• Tidak bisa buang air kecil
• Keluar darah darah uretra (hematuria)
Klasifikasi
Extraperitoneal Intraperitoneal
gambaran ekstravasasi seperti terlihat kontras masuk ke rongga
nyala api pada daerah abdomen.
perivesikal.
Tatalaksana

• Pasien dalam keadaan syok → stabilisasi


dengan cairan IV atau darah.
• Setelah stabil, rujuk ke dr. Sp.BU untuk
dilakukan reparasi buli-buli.
Prostatitis (3A)
Pembengkakan dan peradangan pada kelenjar
prostat.

Gejala:
• Akut:
• Peningkatan frekuensi buang air kecil mendadak
• Disuria
• Demam
• Nyeri di area prostat
• Kronik::
• LUTS obstruktif intermiten
• Dysuria intermiten
• Riwayat ISK rekuren
Tatalaksana

• Antibiotik
• Ciprofloxacin 2x500 mg selama 4 minggu ATAU
• Kotrimoxazol 2x960 mg selama 4 minggu
• Antiinflamasi
• Celecoxib 2x100 mg
• Alfa adrenergik inhibitor
• Tamsulosin 1x0,4mg selama 12 minggu
• Operatif
• TURP jika tidak membaik dengan pengobatan
jangka panjang
Jawaban Lainnya
A. Striktur Uretra : berkemih yang bercabang
B. Ruptur Uretra Anterior : butterfly hematom
D. Ruptur Buli : tidak ada tanda Floating prostat
E. Prostatitis : demam dan nyeri di area psortat
Soal 36
Tn. Aron 23 tahun datang ke IGD dibawa warga setelah
mengalami kecelakaan motor 1 jam yang lalu. Pasien
mengeluhkan nyeri pada perut bagian bawah. Pada
pemeriksaan ditemukan darah yang keluar dari lubang
keluarnya urin. Pada pemeriksaan colok dubur ditemukan
prostat yang teraba seperti tidak pada tempatnya. Apa
kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Striktur Uretra
B. Ruptur Uretra Anterior
C. Ruptur Uretra Posterior
D. Ruptur Buli
E. Prostatitis
Soal 37
Tn. Aki 65 tahun datang dengan keluhan sering BAK saat malam
hari sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan BAK
yang tidak lampias dan urin sering menetes setelah BAK. Pada
pemeriksaan colok dubur ditemukan prostat teraba licin dan
ujung prostat tidak teraba. Kelainan ini biasa terjadi pada zona
prostat bagian mana ?
A. Zona sentral
B. Zona transisi
C. Zona perifer
D. Zona anterior
E. Zona fibromuskular
Analisis Soal 37
Tn. Aki 65 tahun datang dengan keluhan sering BAK saat
malam hari sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai
dengan BAK yang tidak lampias dan urin sering menetes
setelah BAK. Pada pemeriksaan colok dubur ditemukan
prostat teraba licin dan ujung prostat tidak teraba. Kelainan
ini biasa terjadi pada zona prostat bagian mana ?

DIAGNOSIS : BPH
Benign Prostatic Hyperplasia (2)

• Pembesaran prostat jinak yang menyebabkan


gejala obstruktif (hesitansi, pancaran miksi
lemah, intermitensi, miksi tidak puas, menetes
setelah miksi) dan gejala iritatif (urgensi,
frekuensi, disuria)
BPH vs Ca Prostat

BPH Ca Prostat

•Rectal touche: •Rectal touche:


prostat teraba nodul keras,
membesar, asimetrik, dan
licin, konsistensi berbenjol-
kenyal, tidak benjol
ada nodul
BPH vs Ca Prostat

BPH Ca Prostat

•Zona Transisi •Zona Perifer


•PSA normal, •PSA >4mg
<4mg •Gold standar:
•USG: untuk Biopsi Prostat
menilai volume
prostat
Tatalaksana
• IPSS Score < 7
• Wathcful waiting
• IPSS Score 8-19
Medikamentosa:
• Alfa-blocker → melancarkan aliran urin
• Tamsulosine 0,4–0,8 mg/hari
• Terazosin 1–20mg/hari
• 5-alfa reduktase inhibitor → memperkecil volume prostat
• Finasteride 5mg/hari
• IPSS Score >19
• Volume > 60 cc: open prostat, TURP
• Volume < 60 cc: minimal invasive
Jawaban Lainnya
A. Zona sentral : tidak tepat
C. Zona perifer : Ca Prostat
D. Zona anterior : tidak tepat
E. Zona fibromuskular : tidak tepat
Soal 37
Tn. Aki 65 tahun datang dengan keluhan sering BAK saat malam
hari sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan BAK
yang tidak lampias dan urin sering menetes setelah BAK. Pada
pemeriksaan colok dubur ditemukan prostat teraba licin dan
ujung prostat tidak teraba. Kelainan ini biasa terjadi pada zona
prostat bagian mana ?
A. Zona sentral
B. Zona transisi
C. Zona perifer
D. Zona anterior
E. Zona fibromuskular
Soal 38
Tn. Deku 37 tahun datang dengan keluhan demam sejak 5 hari
yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan mual, muntah dan
nyeri pada betis kanannya. Pada pemeriksaan, pasien terlihat
jaundice. Apa pemeriksaan definitif untuk mendiagnosis penyakit
pasien ?
A. Lab darah rutin
B. LED
C. Kultur darah
D. Dark field microscopy
E. MAT
Analisis Soal 38
Tn. Deku 37 tahun datang dengan keluhan demam sejak 5
hari yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan mual,
muntah dan nyeri pada betis kanannya. Pada pemeriksaan,
pasien terlihat jaundice. Apa pemeriksaan definitif untuk
mendiagnosis penyakit pasien ?

DIAGNOSIS : Leptospirosis
Leptospirosis (4A)

• Leptospira interogans: spiral, tipis, gram


negatif, dan organisme aerobik dengan
panjang 5-15µm dan lebar 0,1-0,2mm.
• Faktor risiko : Bekerja di sawah, kebun, ternak,
dokter hewan, Gudang, serta wilayah banjir
Diagnosis
• Fase Leptospiremia: Demam, menggigil, nyeri
kepala (frontal), ikterik
• Khas: Nyeri tekan (m.gastrocnemius), konjungtiva
suffusion, ikterik
• Fase Imun : Gejala non spesifik → demam, sakit
badan, dan sakit kepala
• Leptospirosis Berat (Weill’s Disease):
Ikterik, disfungsi ginjal, diatesis hemoragik
• Ikterik: Hepatomegali
• Gagal ginjal: Nekrosis tubular akut, oliguria, anuria
• Perdarahan: Epistaksis, petekie, purpura, ekimosis
Diagnosis

• Mikroskop lapang gelap → Ditemukan


leptospira dalam specimen darah atau urin
• Kultur → Spesimen darah (hari 7-10), urin
(minggu ke-2)
• Serologi dengan MAT (microscopic
Agglutionation Test) → Gold Standart
Tatalaksana

• Suportif: Antipiretik
• Leptospirosis: Doksisiklin 2x100 mg, Amoksisilin
4x500 mg, Ampilisin 4x500-750 mg
• Weill’s Disease: Penicilin G 1,5 juta unit/6 jam
(IV)
• Profilaksis: Doksisiklin 200 mg/minggu (selama
tinggal di tempat berisiko)
Jawaban Lainnya
A. Lab darah rutin : tidak tepat
B. LED : tidak tepat
C. Kultur darah : kurang tepat
D. Dark field microscopy : kurang tepat
Soal 38
Tn. Deku 37 tahun datang dengan keluhan demam sejak 5 hari
yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan mual, muntah dan
nyeri pada betis kanannya. Pada pemeriksaan, pasien terlihat
jaundice. Apa pemeriksaan definitif untuk mendiagnosis penyakit
pasien ?
A. Lab darah rutin
B. LED
C. Kultur darah
D. Dark field microscopy
E. MAT
Soal 39
An. Izuku 5 tahun datang dengan keluhan perdarahan yang
tidak berhenti setelah disunat. Sebelumnya pasien pernah
mengalami hal yang sama saat terjatuh dan berdarah pada
lututnya. Pada pemeriksaan ditemukan BT normal, CT
meningkat, PT normal, APTT meningkat dan Faktor IX menurun.
Apa terapi yang dapat diberikan pada pasien ?
A. Whole blood
B. Cryoprecipitate
C. Fresh frozen plasma
D. Trombosit
E. Packed red cell
Analisis Soal 39
An. Izuku 5 tahun datang dengan keluhan perdarahan yang
tidak berhenti setelah disunat. Sebelumnya pasien pernah
mengalami hal yang sama saat terjatuh dan berdarah pada
lututnya. Pada pemeriksaan ditemukan BT normal, CT
meningkat, PT normal, APTT meningkat dan Faktor IX
menurun. Apa terapi yang dapat diberikan pada pasien ?

DIAGNOSIS : Hemofilia B
Hemofilia
Penyakit perdarahan yang disebabkan oleh kelainan
pembekuan darah herediter akibat defisiensi faktor
VIII, IX, dan XI

Etiologi
• Herediter (hemofilia A dan B bersifat sex linked
resesif, hemofilia C autosomal resesif

Klasifikasi
• Hemofilia A (Defisiensi faktor VIII)
• Hemofilia B (Defisiensi Faktor IX)/Christmas Disease
Penunjang
• BT normal, CT memanjang, PT normal, APTT
memanjang, faktor VIII/IX menurun

Tatalaksana
• Hemofilia A dengan konsentrat faktor VIII jika tidak
ada gunakan kreopresipitat
• Hemofilia B dengan konsentrat faktor IX jika tidak
ada gunaka Fresh Frozen Plasma
• Terapi penyerta (ajuvan): Desmopressin asetat
(DDAVP). Pada hemofilia ringan dosis 0,3
mikrogram/kg dalam larutan 50-100 mL NaCl
0,9% per infus/IV dalam 20-30 menit akan
meningkatkan kadar faktor VIII plasma (2-8x kadar
plasma awal)
Kelainan Pembekuan Darah
Penyakit BT Trombosit CT PT APTT Ket*
Henoch schonlein purpura ↑ N N N N
ITP ↑ ↓ N N N

Hemofilia A N N ↑ N ↑ Faktor VIII ↓


Hemofilia B N N ↑ N ↑ Faktor IX ↓
Von Willebrand Disease N N ↑ N ↑ FWF ↓ tes
ristocetin ↓
DIC N N ↑ ↑ ↑
Def. Vitamin K ↑ N ↑ ↑ ↑
Jawaban Lainnya
A. Whole blood : pada pasien yang membutuhkan volume darah
lebih banyak, seperti syok hemoragik atau operasi besar
B. Cryoprecipitate : pada pasien Hemofilia A
D. Trombosit : pada pasien dengan Trombositopenia
E. Packed red cell : pada pasien yang hanya membutuhkan RBC,
seperti anemia hemolitik, leukimia, talasemia
Soal 39
An. Izuku 5 tahun datang dengan keluhan perdarahan yang
tidak berhenti setelah disunat. Sebelumnya pasien pernah
mengalami hal yang sama saat terjatuh dan berdarah pada
lututnya. Pada pemeriksaan ditemukan BT normal, CT
meningkat, PT normal, APTT meningkat dan Faktor IX menurun.
Apa terapi yang dapat diberikan pada pasien ?
A. Whole blood
B. Cryoprecipitate
C. Fresh frozen plasma
D. Trombosit
E. Packed red cell
Soal 40
Ny. Toru 45 tahun datang dengan keluhan badan lemas sejak 2
minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya demam
atau lebam pada kulit yang hilang timbul. Pada pemeriksaa
ditemukan konjungtiva anemis. Pada pemeriksaan darah
ditemukan Hb 8 g/L, Ht 28%, Leukosit 3500/µl, Trombosit
103000/µl. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Anemia defisiensi besi
B. Anemia penyakit kronik
C. Talasemia
D. Anemia hemolitik
E. Anemia aplastik
Analisis Soal 40
Ny. Toru 45 tahun datang dengan keluhan badan lemas
sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya demam atau lebam pada kulit yang hilang timbul.
Pada pemeriksaa ditemukan konjungtiva anemis. Pada
pemeriksaan darah ditemukan Hb 8 g/L, Ht 28%, Leukosit
3500/µl, Trombosit 103000/µl. Apa diagnosis yang tepat
pada pasien ?

DIAGNOSIS : Anemia Aplastik


Anemia
Merupakan suatu keadaan jumlah eritrosit tidak
dapat memenuhi fungsi nya untuk membawa O2
yang cukup dalam jaringan perifer.

Nilai kadar anemia pada tiap usia


• Balita (0,5 – 4,9 tahun) : < 11 g/dl
• Anak (5 – 11,9 tahun) : < 11,5 g/dl
• Wanita sedang menstruasi : < 12 g/dl
• Wanita hamil : < 11 g/dl
• Laki-laki : < 13 g/dl
Klasifikasi
Anemia Aplastik (2)

Anemia pansitopenia yang disertai


hiposelularitas sumsum tulang

Etiologi
Kloramfenikol, infeksi virus
Gejala
Pucat, perdarahan di kulit, dan mukosa, dan
demam
Diagnosis
Ciri Khas
• Anemia
• Trombositopenia
• Leukopenia

Penunjang
• RBC indices: MCV
normal, MCH normal
• Pemeriksaan Gold
Standar: biopsi sumsum
tulang: hiposelular, berisi
lemak banyak
Anemia Defisiensi Besi (4A)
Merupakan anemia yang terjadi karena kekurangan
zat besi

Etiologi
• Diet: kurang makan daging
• Ibu hamil dan menyusui
• Gangguan absobsi: makan Fe bersamaan dengan
teh, susu, antasida
• Perdarahan kronis: tukak peptic, infeksi cacing
tambang, menorhagia
Diagnosis

Gejala
• Koilonikia (kuku sendok),
• Atropi papil lidah (lidah licin)
• Cheilosis (radang sudut mulut)
• Pica (keinginan makan yang aneh seperti
tanah, lem, kayu)
Diagnosis

Penunjang
• RBC Indices: MCV dan MCH menurun
• Hasil Lab: Serum Fe (<50 mg/dl) dan transferin
<15%, ferritin serum <20mg/l, TIBC
meningkat (>350 mg/dl) → Fe ↓ , TIBC ↑
• Mikroskopik: hipokromik mikrositer, anisositosis,
poikilositosis, sel pensil
• Bone marrow: pearl stain
Diagnosis
Diagnosis

Pencil/Cigar Cell
Tatalaksana
• SF 3x 200mg sampai hb normal, dilanjutkan SF
3x100 mg 2-6 bulan untuk mengisi cadangan Fe
tubuh.
• Transfusi jika < 8 mg/dl
• Vit C (Asam Askorbat) 3x100 mg/hari 
membantu meningkatkan penyerapan besi
Respon baik terhadap terapi bila :
• Retikulosit meningkat pada minggu ke-1, mencapai
normal setelah minggu ke-2
• Hb meningkat 2g/dl setelah 3-4 minggu, mencapai
normal setelah 4-10 minggu
Anemia Penyakit Kronik
Terjadi pada semua penyakit kronis (pneumonia,
syphilis, AIDS, TB, limfoma Hodgkin, kanker, dll)

Ciri Khas:
• Hb 7-9 gr/dl
• Iron serum ↓, Fe ↓, TIBC N/↓
• Eritrosit ↓
• Umumnya berbentuk normokrom normositer,
walaupun sebagian berbentuk mikrositik hipokrom

Terapi : sama dengan anemia secara umum


Thalassemia (3A)

Gangguan pada hemoglobin (hemoglobinopathy)

Jenis
• Terdiri dari Thalassemia alpha (HbA↑) dan beta
(HbA2↑ dan HbF↑)
• Mayor: Hb < 8 mg/dl, Minor Hb>8mg/dl
Diagnosis
Gejala
• Riwayat keluarga (+),
• Ikterik,
• Cooley Face
• Deformitas tulang,
splenomegali,
• Onset biasanya pada
anak-anak
Diagnosis
Penunjang
• Apusan darah: mikrositik-hipokromik, sel target,
anisositosis, poikilositosis
• Bilirubin indirek meningkat
• RBC Indices : MCV, MCH, MCHC menurun
• Elektroforesis Hb (Gold Standart): HbA2↑ , HbF↑
• Pungsi sumsum tulang : aktivitas eritropoiesis
meningkat, granulopoietik normal
• Radiologis : hair on end  tulang panjang menjadi
tipis akibat ekspansi sumsum tulang, dapat
berakibat fraktur patologis
Tatalaksana

• Transfusi berkala seumur hidup, 10 cc/kgBB


• Pertahankan 12-15 gr/dl
• Iron chelating deferoxamin untuk menghindari
kelebihan zat besi (hemosiderosis) atau
deferasirox dengan dosis awal 20 mg/kg/hari
pada pasien yang cukup sering mengalami
transfusi.
Anemia Hemolitik (3A)

Definisi
Anemia yang terjadi karena adanya lisis eritrosit
sebelum masuk ke fase hepatik

Gejala
Klinis : Anemia, Jaundice, Splenomegali, urin
merah gelap
Diagnosis

Penunjang
• RBC Indices normal, Bilirubin indirek
meningkat, LDH meningkat, Retikulositosis
• Morfologi darah tepi : fragmentasi eritrosit
(sferosit, skistosit, helmet cell, retikulosit)
• Coomb test (+)
Klasifikasi

Ekstrinsik Intrinsik
• Autoimun (AIHA  test • Membran (Hereditary
coomb (+) Sperocytosis test osmotic
Fragility)
• Infeksi (Malaria )
• Enzim ( defisiensi G6PD 
• Microangiopathy test G6PD assay terdapat
(Prosthetic Heinz bodies & bite cell)
valves,DIC,TTP)t • Hemoglobin Thalasemia 
Hb elektroforesis terdapat
poikilositosis,target
cell,anisositosis
Jawaban Lainnya
A. Anemia defisiensi besi : tidak tepat
B. Anemia penyakit kronik : tidak tepat
C. Talasemia : tidak tepat
D. Anemia hemolitik : tidak tepat
Soal 40
Ny. Toru 45 tahun datang dengan keluhan badan lemas sejak 2
minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya demam
atau lebam pada kulit yang hilang timbul. Pada pemeriksaa
ditemukan konjungtiva anemis. Pada pemeriksaan darah
ditemukan Hb 8 g/L, Ht 28%, Leukosit 3500/µl, Trombosit
103000/µl. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Anemia defisiensi besi
B. Anemia penyakit kronik
C. Talasemia
D. Anemia hemolitik
E. Anemia aplastik
Soal 41
Tn. Giran 47 tahun datang dengan keluhan sesak napas sejak 5
hari yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan sakit kepala dan
gatal-gatal pada badannya. Pasien memiliki riwayat perdarahan
gusi yang berulang. Pada pemeriksaan fisik TD 160/90 mmHg,
RR 28 x/m, N 98 x/m, Suhu 37,8 C. Pada pemeriksaan darah
ditemukan Hb 24 g/L, Ht 68%, Leukosit 15000/µl, Trombosit
475000/µl. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Rehidrasi cairan
B. Asam folat
C. Vitamin B12
D. Flebotomi
E. Packed red cell
Analisis Soal 41
Tn. Giran 47 tahun datang dengan keluhan sesak napas
sejak 5 hari yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan sakit
kepala dan gatal-gatal pada badannya. Pasien memiliki
riwayat perdarahan gusi yang berulang. Pada pemeriksaan
fisik TD 160/90 mmHg, RR 28 x/m, N 98 x/m, Suhu 37,8 C.
Pada pemeriksaan darah ditemukan Hb 24 g/L, Ht 68%,
Leukosit 15000/µl, Trombosit 475000/µl. Apa tatalaksana
yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Polisitemia Vera


Polisitemia Vera (2)
Definisi
Kelainan yang ditandai dengan peningkatan
eritrosit (disertai dengan leukositosis dan
trombositosis)

Klinis
• Rasa panas pada tangan atau kaki, gatal,
telinga berdenging, sakit kepala, perdarahan
atau trombosis, splenomegali, hepatomegali
• PE : TD meningkat, takipneu
Diagnosis
Kriteria WHO untuk Polisitemia Vera
• Kriteria Mayor :
• Hb>18,5 g/dl pada pria, >16,5 g/dl pada wanita atau
Ht >52 pada pria dan >48 pada wanita
• Adanya mutasi gen JAK2
• Kriteria Minor :
• Biopsi sumsum tulang menunjukkan hiperselular dengan
proliferasi seri eritroid, granulositik, dan megakariosit
• Eritropoetin serum di bawah normal
• Adanya pembentukan koloni eritroid endogen secara
invitro
Diagnosis ditegakkan jika ada 2 Mayor +1 Minor
atau kriteria mayor pertama+ 2 minor
Klasifikasi
Tatalaksana
• Flebotomi  untuk
mempertahankan
Ht<42% pada
perempuan dan <47%
pada pria.
• Defisiensi besi
merupakan efek
samping pengobatan
flebotomi berulang. Hal
tersebut dapat diatasi
dengan pemberian
preparat besi.
Jawaban Lainnya
A. Rehidrasi cairan : tidak tepat
B. Asam folat : tidak tepat
C. Vitamin B12 : tidak tepat
E. Packed red cell : tidak tepat
Soal 41
Tn. Giran 47 tahun datang dengan keluhan sesak napas sejak 5
hari yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan sakit kepala dan
gatal-gatal pada badannya. Pasien memiliki riwayat perdarahan
gusi yang berulang. Pada pemeriksaan fisik TD 160/90 mmHg,
RR 28 x/m, N 98 x/m, Suhu 37,8 C. Pada pemeriksaan darah
ditemukan Hb 24 g/L, Ht 68%, Leukosit 15000/µl, Trombosit
475000/µl. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Rehidrasi cairan
B. Asam folat
C. Vitamin B12
D. Flebotomi
E. Packed red cell
Soal 42
An. Himiko 8 tahun datang dengan keluhan bercak merah pada
kedua kakinya sejak 5 hari yang lalu. Keluhan ini disertai
dengan mual, muntah dan nyeri pada persendian. Pada
pemeriksaan ditemukan bercak merah yang teraba meninggi.
Pada kasus ini, imunoglobulin apa yang berperan ?
A. Ig A
B. Ig E
C. Ig M
D. Ig G
E. Ig D
Analisis Soal 42
An. Himiko 8 tahun datang dengan keluhan bercak merah
pada kedua kakinya sejak 5 hari yang lalu. Keluhan ini
disertai dengan mual, muntah dan nyeri pada persendian.
Pada pemeriksaan ditemukan bercak merah yang teraba
meninggi. Pada kasus ini, imunoglobulin apa yang berperan
?

DIAGNOSIS : Henoch Schonlein Purpura (HSP)


Henoch Schonlein Purpura (HSP) (2)

Gangguan imun akut yang diperantarai oleh IgA, vaskulitis general yang melibatkan
pembuluh darah kulit, GI tract, ginjal, sendi, dan paru / CNS (jarang)

KLINIS
• Palpable purpura: dominan di ekstremitas bawah, bokong, dan daerah yang
terkena tekanan. Lesi berupa pteki, ekimosis, hingga bula hemoragis. Warna lesi
merah, keunguan hingga kecoklatan. Ruam didahului lesi makulopapular hingga
urtikaria
• Nyeri abdomen intermitten, perdarahan submukosa.
• Hematuria, proteinuria, sindrom nefrotik (jika berat)
• Arthritis

TATALAKSANA
• Suportif,analgetik,kortikosteroid
Kelainan Pembekuan Darah
Penyakit BT Trombosit CT PT APTT Ket*
Henoch schonlein purpura ↑ N N N N
ITP ↑ ↓ N N N

Hemofilia A N N ↑ N ↑ Faktor VIII ↓


Hemofilia B N N ↑ N ↑ Faktor IX ↓
Von Willebrand Disease N N ↑ N ↑ FWF ↓ tes
ristocetin ↓
DIC N N ↑ ↑ ↑
Def. Vitamin K ↑ N ↑ ↑ ↑
Jawaban Lainnya
B. Ig E : keadaan alergi
C. Ig M : infeksi akut
D. Ig G : infeksi kronis
E. Ig D : belum diketahui pasti fungsinya, namun dia
dapat berperan sebagai antigen reseptor di
permukaan Sel B
Soal 42
An. Himiko 8 tahun datang dengan keluhan bercak merah pada
kedua kakinya sejak 5 hari yang lalu. Keluhan ini disertai
dengan mual, muntah dan nyeri pada persendian. Pada
pemeriksaan ditemukan bercak merah yang teraba meninggi.
Pada kasus ini, imunoglobulin apa yang berperan ?
A. Ig A
B. Ig E
C. Ig M
D. Ig G
E. Ig D
Soal 43
Tn. Shoto 45 tahun datang ke Poliklinik untuk melaksanakan
pemeriksaan rutin sebelum melakukan perjalanan dinas selama
beberapa bulan ke depan. Diketahui pasien akan bekerja di
daerah endemik Malaria. Apa yang akan dilakukan dokter
selajutnya ?
A. Melarang pasien untuk berangkat
B. Memberikan obat pengusir nyamuk
C. Memberikan Vit C 500 mg/hari
D. Memberikan Doksisiklin 500 mg/hari
E. Memberikan Doksisiklin 100 mg/hari
Analisis Soal 43
Tn. Shoto 45 tahun datang ke Poliklinik untuk melaksanakan
pemeriksaan rutin sebelum melakukan perjalanan dinas
selama beberapa bulan ke depan. Diketahui pasien akan
bekerja di daerah endemik Malaria. Apa yang akan
dilakukan dokter selajutnya ?

DIAGNOSIS : Profilaksis Malaria


Malaria (4A)

ETIOLOGI
• Parasit Plasmodium yang hidup dan
berkembang biak di dalam sel darah
• Plasmodium falciparum
• Plasmodium vivax
• Plasmodium ovale
• Plasmodium malariae
• Plasmodium knowlesi
Kriteria P. Falciparum P. Vivax P. Ovale P. Malariae
Masa 9–14 hari 12–17 hari 16–18 hari 18–40 hari
Inkubasi
Tipe Malaria M. Tropikana M. Tertiana M. Tertiana M. Kuartana
Tanda Khas Maurer Spots Schufner Dots Schufner Dots Ziemanns
Dots
Eritrosit Normal Lebih besar, Lebih besar, Normal
pucat oval
Stadium Ring Accole, Ameboid, Rectangular,
Tropozoit Ring pita
Stadium - - - Bunga
Skizont
Stadium Banana Sferis Sferis Sferis
Gametosit shaped,
bulan sabit,
sosis
Diagnosis
Anamnesis
• Trias malaria: Demam, Mengigil, Berkeringat
• Nyeri kepala, mual, muntah, diare, dan nyeri otot
• Riwayat berkunjung ke daerah endemis malaria
(Indonesia Timur)

Penunjang
• Apus darah tebal dan tipis, untuk menentukan:
• Ada tidaknya parasit malaria
• Spesies dan stadium malaria
• Kepadatan parasit
Diagnosis
• MALARIA BERAT, Jika ditemukan:
1. Perubahan kesadaran (GCS<11, Blantyre <3)
2. Kelemahan otot (tak bisa duduk/berjalan)
3. Kejang berulang-lebih dari dua episode dalam 24 jam
4. Distres pernafasan
5. Gagal sirkulasi atau syok: pengisian kapiler > 3 detik,
tekanan sistolik <80 mm Hg (pada anak: <70 mmHg)
6. Jaundice (bilirubin>3mg/dL dan kepadatan parasit
>100.000)
7. Hemoglobinuria
8. Perdarahan spontan abnormal
9. Edema paru (radiologi, saturasi Oksigen <92%
Tatalaksana
• Malaria Falciparum
• DHP 3 hari + Primakuin 1 hari
• Dosis DHP sesuai berat badan
• Dosis Primakuin 0,25mg/kgBB
Tatalaksana

• Malaria Vivax
• DHP 3 hari + Primakuin 14 hari
Tatalaksana

• Malaria Ovale
• DHP 3 hari + Primakuin 14 hari
Tatalaksana

• Malaria Malariae
• DHP 3 hari
Tatalaksana

• Malaria pada Ibu Hamil


• Tanpa primakuin
Tatalaksana

Malaria Berat
• Artesunat IV
• Dosis 2,4mg/kgBB IV sebanyak 3 kali jam ke 0,
12, dan 24.
• Selanjutnya diberikan 2,4mg/kgBB IV setiap 24
jam sehari sampai pasien mampu minum obat.
Profilaksis

• Obat yang digunakan untuk profilaksis adalah


Doksisiklin 100mg/hari.
• Diberikan 1–2 hari sebelum bepergian, selama
berada di daerah tersebut, sampai 4 minggu
setelah kembali.
Jawaban Lainnya
A. Melarang pasien untuk berangkat : tidak tepat
B. Memberikan obat pengusir nyamuk : kurang tepat
C. Memberikan Vit C 500 mg/hari : tidak tepat
D. Memberikan Doksisiklin 500 mg/hari : salah dosis
Soal 43
Tn. Shoto 45 tahun datang ke Poliklinik untuk melaksanakan
pemeriksaan rutin sebelum melakukan perjalanan dinas selama
beberapa bulan ke depan. Diketahui pasien akan bekerja di
daerah endemik Malaria. Apa yang akan dilakukan dokter
selajutnya ?
A. Melarang pasien untuk berangkat
B. Memberikan obat pengusir nyamuk
C. Memberikan Vit C 500 mg/hari
D. Memberikan Doksisiklin 500 mg/hari
E. Memberikan Doksisiklin 100 mg/hari
Soal 44
Ny. Mina 27 tahun datang dengan keluhan nyeri sendi pada kedua
pergelangan kaki sejak 3 minggu yang lalu dan dirasakan
berpindah-pindah baik itu kanan atau kiri. Keluhan ini juga disertai
dengan adanya ruam kemerahan pada kulit tangan jika lama
terpapar cahaya matahari dan terkadang ruam di area pipi. Pasien
juga mengeluhkan adanya luka pada area rongga mulut yang
berulang. Apa terapi yang dapat diberikan pada pasien ?
A. Amoxicilin
B. Metronidazol
C. Prednison
D. Preparat Fe
E. Multivitamin
Analisis Soal 44
Ny. Mina 27 tahun datang dengan keluhan nyeri sendi pada
kedua pergelangan kaki sejak 3 minggu yang lalu dan
dirasakan berpindah-pindah baik itu kanan atau kiri.
Keluhan ini juga disertai dengan adanya ruam kemerahan
pada kulit tangan jika lama terpapar cahaya matahari dan
terkadang ruam di area pipi. Pasien juga mengeluhkan
adanya luka pada area rongga mulut yang berulang. Apa
terapi yang dapat diberikan pada pasien ?

DIAGNOSIS : SLE
Systemic Lupus Erythematous
(SLE) (3A)
Penyakit autoimun yang menyebabkan inflamasi
sistemik pada berbagai sistem organ

Karakteristik
• Penyakit episodik, multisistem, ditandai antibodi
antinuklear (Anti dsDNA dan autobodi lainnya)

Diagnosis
• Terdapat 4 dari 11 tanda
• Kriteria Diagnosis SLE Menurut American College
of Rheumatologi
DOPAMINE RASH
No. Kriteria Definisi
1 Discoid Rash Patch eritema, scaling, follicular plugging
2 Oral ulcer Ulkus mulut atau nasofaring, tidak nyeri
3 Photosensitivity Rash pada kulit akibat paparan sinar matahari
4 Arthritis Nonerosif pada 2 atau lebih sendi perifer, ditandai
dengan nyeri tekan, bengkak, atau efusi
5 Malar rash Malar eritema
6 Immunological Anti dsDNA (+)
7 Neurological Kejang atau psikosis tanpa sebab lain
8 Renal insufficiency Proteinuria >0,5g/hari atau >+3 atau celullar cast
9 ANA test Meningkat
10 Serositis Pleuritis atau perikarditis
11 Hematologi Anemia hemolitik, leukopenia, trombositopenia
Tatalaksana

• Glukokortikoid: prednison atau MP


• Agen imunosupresif: siklofosfamid, mikofenolat
mofetil, dan azatioprin
• Metotrexat
Jawaban Lainnya
A. Amoxicilin : tidak tepat
B. Metronidazol : tidak tepat
D. Preparat Fe : tidak tepat
E. Multivitamin : tidak tepat
Soal 44
Ny. Mina 27 tahun datang dengan keluhan nyeri sendi pada kedua
pergelangan kaki sejak 3 minggu yang lalu dan dirasakan
berpindah-pindah baik itu kanan atau kiri. Keluhan ini juga disertai
dengan adanya ruam kemerahan pada kulit tangan jika lama
terpapar cahaya matahari dan terkadang ruam di area pipi. Pasien
juga mengeluhkan adanya luka pada area rongga mulut yang
berulang. Apa terapi yang dapat diberikan pada pasien ?
A. Amoxicilin
B. Metronidazol
C. Prednison
D. Preparat Fe
E. Multivitamin
Soal 45
Nn. Uraraka 20 tahun datang dengan keluhan badan lemas
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya
kepala terasa ringan dan terkadang mual. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan konjungtiva anemis dan atrofi papil lidah.
Pada pemeriksaan apusan darah ditemukan pencil cell.
Pemeriksaan darah apa yang sesuai kasus ini ?
A. MCV ↑, MCH ↑, Fe ↑ , TIBC ↑
B. MCV ↑, MCH ↑, Fe ↓, TIBC ↓
C. MCV ↑, MCH ↓, Fe ↑, TIBC ↓
D. MCV ↓, MCH ↓, Fe ↑, TIBC ↓
E. MCV ↓, MCH ↓, Fe ↓, TIBC ↑
Analisis Soal 45
Nn. Uraraka 20 tahun datang dengan keluhan badan lemas
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya kepala terasa ringan dan terkadang mual. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis dan atrofi
papil lidah. Pada pemeriksaan apusan darah ditemukan
pencil cell. Pemeriksaan darah apa yang sesuai kasus ini ?

DIAGNOSIS : Anemia Defisiensi Besi


Anemia
Merupakan suatu keadaan jumlah eritrosit tidak
dapat memenuhi fungsi nya untuk membawa O2
yang cukup dalam jaringan perifer.

Nilai kadar anemia pada tiap usia


• Balita (0,5 – 4,9 tahun) : < 11 g/dl
• Anak (5 – 11,9 tahun) : < 11,5 g/dl
• Wanita sedang menstruasi : < 12 g/dl
• Wanita hamil : < 11 g/dl
• Laki-laki : < 13 g/dl
Klasifikasi
Anemia Defisiensi Besi (4A)
Merupakan anemia yang terjadi karena kekurangan
zat besi

Etiologi
• Diet: kurang makan daging
• Ibu hamil dan menyusui
• Gangguan absobsi: makan Fe bersamaan dengan
teh, susu, antasida
• Perdarahan kronis: tukak peptic, infeksi cacing
tambang, menorhagia
Diagnosis

Gejala
• Koilonikia (kuku sendok),
• Atropi papil lidah (lidah licin)
• Cheilosis (radang sudut mulut)
• Pica (keinginan makan yang aneh seperti
tanah, lem, kayu)
Diagnosis

Penunjang
• RBC Indices: MCV dan MCH menurun
• Hasil Lab: Serum Fe (<50 mg/dl) dan transferin
<15%, ferritin serum <20mg/l, TIBC
meningkat (>350 mg/dl) → Fe ↓ , TIBC ↑
• Mikroskopik: hipokromik mikrositer, anisositosis,
poikilositosis, sel pensil
• Bone marrow: pearl stain
Diagnosis
Diagnosis

Pencil/Cigar Cell
Tatalaksana
• SF 3x 200mg sampai hb normal, dilanjutkan SF
3x100 mg 2-6 bulan untuk mengisi cadangan Fe
tubuh.
• Transfusi jika < 8 mg/dl
• Vit C (Asam Askorbat) 3x100 mg/hari 
membantu meningkatkan penyerapan besi
Respon baik terhadap terapi bila :
• Retikulosit meningkat pada minggu ke-1, mencapai
normal setelah minggu ke-2
• Hb meningkat 2g/dl setelah 3-4 minggu, mencapai
normal setelah 4-10 minggu
Jawaban Lainnya
A. MCV ↑, MCH ↑, Fe ↑ , TIBC ↑ : tidak dapat
B. MCV ↑, MCH ↑, Fe ↓, TIBC ↓ : tidak dapat
C. MCV ↑, MCH ↓, Fe ↑, TIBC ↓ : tidak dapat
D. MCV ↓, MCH ↓, Fe ↑, TIBC ↓ : tidak dapat
Soal 45
Nn. Uraraka 20 tahun datang dengan keluhan badan lemas
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya
kepala terasa ringan dan terkadang mual. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan konjungtiva anemis dan atrofi papil lidah.
Pada pemeriksaan apusan darah ditemukan pencil cell.
Pemeriksaan darah apa yang sesuai kasus ini ?
A. MCV ↑, MCH ↑, Fe ↑ , TIBC ↑
B. MCV ↑, MCH ↑, Fe ↓, TIBC ↓
C. MCV ↑, MCH ↓, Fe ↑, TIBC ↓
D. MCV ↓, MCH ↓, Fe ↑, TIBC ↓
E. MCV ↓, MCH ↓, Fe ↓, TIBC ↑
Soal 46
Tn. Tomura 38 tahun datang ke IGD dibawa warga setelah
terjadi kecelakaan motor. Pasien mengeluhkan tangan
kanannya nyeri dan sulit digerakkan. Pemeriksaan
menunjukan pada tangan kanannya terdapat perdarahan dan
terlihat adanya bagian tulang yang patah. Pada kasus ini,
termasuk klasifikasi fraktur terbuka apa ?
A. I
B. II
C. III A
D. III B
E. III C
Analisis Soal 46
Tn. Tomura 38 tahun datang ke IGD dibawa warga setelah
terjadi kecelakaan motor. Pasien mengeluhkan tangan
kanannya nyeri dan sulit digerakkan. Pemeriksaan
menunjukan pada tangan kanannya terdapat perdarahan
dan terlihat adanya bagian tulang yang patah. Pada kasus
ini, termasuk klasifikasi fraktur terbuka apa ?

DIAGNOSIS : Fraktur Terbuka grade III B


Fraktur
• Hilangnya diskontinuitas tulang. Terjadi akibat
trauma, stress berulang (atlet), dan kelainan pada
tulang (osteoporosis)
Jenis Fraktur
1. Berdasarkan garis fraktur : komplit, inkomplit
(hairline fraktur, buckle fraktur/torus fraktur,
greenstick fraktur)
2. Berdasarkan bentuk garis fraktur
3. Berdasarkan pergeseran : undisplaced, displaced
(shift, angulasi, shortening, rotasi)
4. Berdasarkan terbuka atau tertutup : fraktur
terbuka, fraktur tertutup
Fraktur Terbuka (3B)
Inspeksi (look) Palpasi (feel)
• Terdapat patah tulang • Suhu
terbuka akibat trauma • Nyeri tekan
• Warna dan perfusi • Terabanya jaringan tulang
ekstremitas yang menonjol keluar
• Deformitas • Sensibilitas
• Pembengkakan • Pulsasi arteri dan CRT
• Perdarahan eksternal aktif vaskuler
• Pengukuran panjang
tungkai
Gerak (move)
• Umumnya tidak dapat
digerakkan
Klasifikasi
Gustilo Definisi
Grade

I Luka kulit <1 cm, bersih


II Luka kulit >1 cm, tidak ada kerusakan jaringan lunak
IIIA Luka kulit >10 cm, terdapat kerusakan jaringan lunak
Fraktur komunitif/segmental dengan kondisi jaringan
lunak adekuat
IIIB Fraktur dengan kehilangan jaringan lunak yang luas,
bone expose (+)
IIIC Fraktur dengan adanya kerusakan vaskular
Tatalaksana

Tatalaksana Awal :
• Primary Survey
• Melakukan irigasi dan perawatan luka
• Kontrol perdarahan
• Pemberian antibiotik, TT, dan ATS
• Grade I-II ORIF, grade III OREF
Komplikasi Fraktur
Delayed Union Non Union Mal Union
Definisi Terlambatnya penyatuan Tulang tidak Terjadi penyatuan
tulang menyatu tulang, tapi disertai
deformitas (alignment
tidak baik)
Gejala Nyeri pada lokasi fraktur Pseudoarthrosis Deformitas pada tulang
persisten, memberat bila (false joint),
ada paparan stress pada nyeri berkurang
tulang
Px Garis fraktur masih tampak Garis fraktur Alignment tulang buruk,
Penunjang dengan callus minimal, masih tampak deformitas (+)
(X-Ray) ujung tulang fragmen  hipertrofi
fraktur TIDAK sclerosis atau nonunion/ atrofi
atrofi nonunion
Jawaban Lainnya
A. I : tidak tepat
B. II : tidak tepat
C. III A : tidak tepat
E. III C : tidak tepat
Soal 46
Tn. Tomura 38 tahun datang ke IGD dibawa warga setelah
terjadi kecelakaan motor. Pasien mengeluhkan tangan
kanannya nyeri dan sulit digerakkan. Pemeriksaan
menunjukan pada tangan kanannya terdapat perdarahan dan
terlihat adanya bagian tulang yang patah. Pada kasus ini,
termasuk klasifikasi fraktur terbuka apa ?
A. I
B. II
C. III A
D. III B
E. III C
Soal 47
Ny. Yui 33 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan sendi
jari-jari tangannya nyeri. Keluhan ini dirasakan sejak 2
minggu yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan bengkak
pada sendi jari yang hilang timbul dan kaku yang
berlangsung sekitar 2 jam. Apa kemungkinan diagnosis pada
pasien ?
A. Osteoartritis
B. Gout Artritis
C. Rematoid Artritis
D. Osteomielitis
E. Fraktur tertutup
Analisis Soal 47
Ny. Yui 33 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan sendi
jari-jari tangannya nyeri. Keluhan ini dirasakan sejak 2
minggu yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan bengkak
pada sendi jari yang hilang timbul dan kaku yang
berlangsung sekitar 2 jam. Apa kemungkinan diagnosis
pada pasien ?

DIAGNOSIS : Rhematoid Arthritis


Rheumatoid Arthritis (2)

• Peradangan pada persendian akibat autoimun


secara simetris

Gejala
• Bengkak dan nyeri sendi bilateral/simetris
• Kekakuan pada sendi pagi hari >1jam
• Sering pada PIP, MTP, dan MCP
• Deformitas (swan neck, boutonniere)
Penunjang
• Rheumatoid fator
(RF) (+)
• Anti CCP (+)
• Radiologi: extensive
cartilage loss dan
erosi pannus
Tatalaksana

• NSAID
• Na Diklofenak 50mg 3 kali sehari
• Meloxicam 7,5 mg 2 kali sehari
• Celecoxib 200 mg 2 kali sehari
• DMARD (Disease Modifying Anti Rheumatoid Drugs)
• Metrotrexat 7,5 mg 1 kali seminggu
Osteoarthritis (3A)
Penyakit sendi degeneratif pada kartilago sendi
FR: usia tua, menopause, obesitas, pekerja berat
dengan dominan satu sendi

Manfes dan tanda patogmonis:


• Keterbatasan gerak
• Krepitasi
• Bengkak sendi, asimetris
• Tanda peradangan sendi
• Deformitas sendi permanen
Penunjang
GRADE RADIOLOGIC FINDINGS
0 Tidak ada temuan radiologis
I Belum ada penyempitan, kemungkinan ada osteofit
II Ada Osteofit, sedikit penyempitan
III Ada osteofit, sudah ada penyempitan
IV Kissing joint
Tatalaksana

• Turunkan BB
• NSAID :
• Na Diklofenak 2–3 x 50 mg
• Meloksikam7,5–15 mg/hari
• Celecoxib 200–400 mg/hari
Gout Arthritis (3A)

• Peradangan pada sendi akibat deposisi kristal


monosodium urat di jaringan sekitar sendi

Klinis
• Bengkak pada sendi, kemerahan, dan panas
• Nyeri sendi terutama saat malam,
• Biasanya pada sendi metatarsophalang 1 atau
sendi tarsal lain
Penunjang
• Kadar asam urat >7
mg/dl
• X ray :
pembengkakan
asimetris pada sendi
dan kista subkortikal
tanpa erosi
• Aspirasi sendi atau
tofus: positif kristal
monosodium urat
Tatalaksana

• Kolkisin (efektif dalam 36 jam pertama setelah


serangan nyeri sendi timbul) : dosis inisial 1 mg
dilanjutkan 0,5-0,6 mg/hari. Dosis maks 6 mg
• NSAID: natrium diklofenak 25-50 mg, 3-5 hari,
indometasin 150-200 mg/hari PO, 3 hari
• Prednison 2-3 x 5 mg/hari, 3 hari, jika terdapat
kontraindikasi pemberian kolkisin/NSAID
• Allupurinol 100 mg/hari. Tidak boleh diberikan
saat serangan akut, kecuali sebelumnya sudah
biasa mengonsumsi allopurinol.
GA VS RA VS OA

GOUT RA OA

LOKASI JEMPOL SENDI KECIL, SENDI BESAR,


SIMETRIS UNILATERAL,
ASIMETRIS
CIRI AS. URAT TINGGI MORNING STIFFNES MORNING STIFFNES
JIKA CALCIUM POSPAT > 30-1JAM < 30 MENIT
MENINGKAT
PSEUDOGOUT
TERAPI AKUT : KOLKISIN < 36 NSAID, STEROID, NSAID, STEROID
JAM PERTAMA , NSAID, DMARD
STEROID
STABIL : AALOPURINOL
PENUNJANG ASPIRASI SENDI REUMATOID FAKTOR RONTGENT
(+)
Osteomyelitis (3B)
Peradangan pada tulang yang disebabkan oleh
infeksi (S aureus paling sering). Infeksi menyebar
secara hematogen. Terbentuk paling sering di
bagian metafisis.
• Faktor risiko
• trauma/fraktur, post operasi ortopedi, pemakaian
protesa
• Klasifikasi
• Akut: <2 minggu
• Subakut: 2–12 minggu
• Kronik: >12 minggu
Diagnosis

AKUT SUBAKUT KRONIS

Nyeri lokal hebat, berdenyut, Nyeri lokal ringan–sedang, Nyeri lokal hilang timbul,
riwayat jatuh sebelumnya, hilang timbul, demam, dalam demam, adanya cairan yang
dalam 24 jam muncul gejala durasi antara 2 minggu–3 bulan keluar dari luka operasi atau
sistemik (demam, malaise, bekas patah tulang, >3 bulan
rewel, anoreksia) dalam waktu PF: tenderness lokal, hangat,
<2 minggu eritema, dan edema PF : fistel kronik mengeluarkan
nanah dan kadang sequester
PF: bengkak, kemerahan, Lab: WBC, LED dan CRP sedikit kecil
teraba hangat, dan nyeri tekan meningkat
lokal pada daerah infeksi X-ray : gambaran sequestrum
Lab : leukositosis dominan PMN, X ray: Brodie’s Absess dan involukrum
LED dan CRP meningkat

X ray : lesi litik, mixed lucency


and sclerosis.
Involucrum dan
Brodie’s Abscess Sequestrum
Tatalaksana

• IV Antibiotik sesuai kultur dan sensitifitas selama


2–7 hari
• Dilanjutkan antibiotik oral selama 6 minggu
• Jika keluhan tidak membaik → operasi
Fraktur
• Hilangnya diskontinuitas tulang. Terjadi akibat
trauma, stress berulang (atlet), dan kelainan pada
tulang (osteoporosis)
Jenis Fraktur
1. Berdasarkan garis fraktur : komplit, inkomplit
(hairline fraktur, buckle fraktur/torus fraktur,
greenstick fraktur)
2. Berdasarkan bentuk garis fraktur
3. Berdasarkan pergeseran : undisplaced, displaced
(shift, angulasi, shortening, rotasi)
4. Berdasarkan terbuka atau tertutup : fraktur
terbuka, fraktur tertutup
Fraktur Tertutup (3B)
Inspeksi (look) Palpasi (feel)
• Deformitas jaringan tulang, • Teraba deformitas tulang
namun tidak menembus jika dibandingkan dengan
kulit. Anggota tubuh tdak sisi yang sehat.
dapat digerakkan. • Nyeri tekan
• Bengkak
• Perbedaan panjang
anggota gerak yang sakit
dibandingkan dengan sisi
yang sehat.

Gerak (move)
• Umumnya tidak dapat
digerakkan
Tatalaksana

• Primary Survey
• Lakukan stabilisasi fraktur dengan bidai,
waspadai adanya tanda-tanda compartemen
syndrome seperti edema, kulit yang mengkilat
dan adanya nyeri tekan.
• Rujuk segera ke pelayanan sekunder
Jawaban Lainnya
A. Osteoartritis : tidak tepat
B. Gout Artritis : tidak tepat
D. Osteomielitis : tidak tepat
E. Fraktur tertutup : tidak tepat
Soal 47
Ny. Yui 33 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan sendi
jari-jari tangannya nyeri. Keluhan ini dirasakan sejak 2
minggu yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan bengkak
pada sendi jari yang hilang timbul dan kaku yang
berlangsung sekitar 2 jam. Apa kemungkinan diagnosis pada
pasien ?
A. Osteoartritis
B. Gout Artritis
C. Rematoid Artritis
D. Osteomielitis
E. Fraktur tertutup
Soal 48
An. Neito 12 tahun datang dengan keluhan bengkak pada kaki
kanan sejak 3 minggu yang lalu. Keluhan ini juga disertai
dengan nyeri tekan pada area bengkak dan demam yang hilang
timbul. Riwayat 2 bulan yang lalu pernah mengalami patah
tulang di kaki kanannya, lalu pasien dibawa ke bengkel tulang.
Pada pemeriksaan Rontgen kaki kanan ditemukan gambar di
bawah ini. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Osteomielitis Akut
B. Osteomielitis Subakut
C. Osteomielitis Kronis
D. Fraktur tertutup
E. Fraktur terbuka
Analisis Soal 48
An. Neito 12 tahun datang dengan keluhan bengkak pada kaki kanan
sejak 3 minggu yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan nyeri tekan
pada area bengkak dan demam yang hilang timbul. Riwayat 2 bulan
yang lalu pernah mengalami patah tulang di kaki kanannya, lalu pasien
dibawa ke bengkel tulang. Pada pemeriksaan Rontgen kaki kanan
ditemukan gambar di bawah ini. Apa diagnosis yang tepat pada pasien
?

Brodie’s Abscess

DIAGNOSIS : Osteomielitis Subakut


Osteomyelitis (3B)
Peradangan pada tulang yang disebabkan oleh
infeksi (S aureus paling sering). Infeksi menyebar
secara hematogen. Terbentuk paling sering di
bagian metafisis.
• Faktor risiko
• trauma/fraktur, post operasi ortopedi, pemakaian
protesa
• Klasifikasi
• Akut: <2 minggu
• Subakut: 2–12 minggu
• Kronik: >12 minggu
Diagnosis

AKUT SUBAKUT KRONIS

Nyeri lokal hebat, berdenyut, Nyeri lokal ringan–sedang, Nyeri lokal hilang timbul,
riwayat jatuh sebelumnya, hilang timbul, demam, dalam demam, adanya cairan yang
dalam 24 jam muncul gejala durasi antara 2 minggu–3 bulan keluar dari luka operasi atau
sistemik (demam, malaise, bekas patah tulang, >3 bulan
rewel, anoreksia) dalam waktu PF: tenderness lokal, hangat,
<2 minggu eritema, dan edema PF : fistel kronik mengeluarkan
nanah dan kadang sequester
PF: bengkak, kemerahan, Lab: WBC, LED dan CRP sedikit kecil
teraba hangat, dan nyeri tekan meningkat
lokal pada daerah infeksi X-ray : gambaran sequestrum
Lab : leukositosis dominan PMN, X ray: Brodie’s Absess dan involukrum
LED dan CRP meningkat

X ray : lesi litik, mixed lucency


and sclerosis.
Involucrum dan
Brodie’s Abscess Sequestrum
Tatalaksana

• IV Antibiotik sesuai kultur dan sensitifitas selama


2–7 hari
• Dilanjutkan antibiotik oral selama 6 minggu
• Jika keluhan tidak membaik → operasi
Fraktur
• Hilangnya diskontinuitas tulang. Terjadi akibat
trauma, stress berulang (atlet), dan kelainan pada
tulang (osteoporosis)
Jenis Fraktur
1. Berdasarkan garis fraktur : komplit, inkomplit
(hairline fraktur, buckle fraktur/torus fraktur,
greenstick fraktur)
2. Berdasarkan bentuk garis fraktur
3. Berdasarkan pergeseran : undisplaced, displaced
(shift, angulasi, shortening, rotasi)
4. Berdasarkan terbuka atau tertutup : fraktur
terbuka, fraktur tertutup
Fraktur Tertutup (3B)
Inspeksi (look) Palpasi (feel)
• Deformitas jaringan tulang, • Teraba deformitas tulang
namun tidak menembus jika dibandingkan dengan
kulit. Anggota tubuh tdak sisi yang sehat.
dapat digerakkan. • Nyeri tekan
• Bengkak
• Perbedaan panjang
anggota gerak yang sakit
dibandingkan dengan sisi
yang sehat.

Gerak (move)
• Umumnya tidak dapat
digerakkan
Tatalaksana

• Primary Survey
• Lakukan stabilisasi fraktur dengan bidai,
waspadai adanya tanda-tanda compartemen
syndrome seperti edema, kulit yang mengkilat
dan adanya nyeri tekan.
• Rujuk segera ke pelayanan sekunder
Fraktur Terbuka (3B)
Inspeksi (look) Palpasi (feel)
• Terdapat patah tulang • Suhu
terbuka akibat trauma • Nyeri tekan
• Warna dan perfusi • Terabanya jaringan tulang
ekstremitas yang menonjol keluar
• Deformitas • Sensibilitas
• Pembengkakan • Pulsasi arteri dan CRT
• Perdarahan eksternal aktif vaskuler
• Pengukuran panjang
tungkai
Gerak (move)
• Umumnya tidak dapat
digerakkan
Klasifikasi
Gustilo Definisi
Grade

I Luka kulit <1 cm, bersih


II Luka kulit >1 cm, tidak ada kerusakan jaringan lunak
IIIA Luka kulit >10 cm, terdapat kerusakan jaringan lunak
Fraktur komunitif/segmental dengan kondisi jaringan
lunak adekuat
IIIB Fraktur dengan kehilangan jaringan lunak yang luas,
bone expose (+)
IIIC Fraktur dengan adanya kerusakan vaskular
Tatalaksana

Tatalaksana Awal :
• Primary Survey
• Melakukan irigasi dan perawatan luka
• Kontrol perdarahan
• Pemberian antibiotik, TT, dan ATS
• Grade I-II ORIF, grade III OREF
Komplikasi Fraktur
Delayed Union Non Union Mal Union
Definisi Terlambatnya penyatuan Tulang tidak Terjadi penyatuan
tulang menyatu tulang, tapi disertai
deformitas (alignment
tidak baik)
Gejala Nyeri pada lokasi fraktur Pseudoarthrosis Deformitas pada tulang
persisten, memberat bila (false joint),
ada paparan stress pada nyeri berkurang
tulang
Px Garis fraktur masih tampak Garis fraktur Alignment tulang buruk,
Penunjang dengan callus minimal, masih tampak deformitas (+)
(X-Ray) ujung tulang fragmen  hipertrofi
fraktur TIDAK sclerosis atau nonunion/ atrofi
atrofi nonunion
Jawaban Lainnya
A. Osteomielitis Akut : gejala sistemik < 2 minggu
C. Osteomielitis Kronis : gejala sistemik > 3 bulang
D. Fraktur tertutup : tidak tepat
E. Fraktur terbuka : tidak tepat
Soal 48
An. Neito 12 tahun datang dengan keluhan bengkak pada kaki
kanan sejak 3 minggu yang lalu. Keluhan ini juga disertai
dengan nyeri tekan pada area bengkak dan demam yang hilang
timbul. Riwayat 2 bulan yang lalu pernah mengalami patah
tulang di kaki kanannya, lalu pasien dibawa ke bengkel tulang.
Pada pemeriksaan Rontgen kaki kanan ditemukan gambar di
bawah ini. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Osteomielitis Akut
B. Osteomielitis Subakut
C. Osteomielitis Kronis
D. Fraktur tertutup
E. Fraktur terbuka
Soal 49
Nn. Camie 20 tahun datang dibawa keluarga ke IGD setelah
terpeleset dari tangga lantai 2. Pasien mengeluhkan tangan
kanannya nyeri dan sulit digerakan. Pada pemeriksaan rontgen
ditemukan fraktur ulna bagian proximal dan dislokasi radius
proximal. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Fraktur Colles
B. Fraktur Smith
C. Fraktur Monteggia
D. Fraktur Galeazi
E. Fraktur Tertutup
Analisis Soal 49
Nn. Camie 20 tahun datang dibawa keluarga ke IGD
setelah terpeleset dari tangga lantai 2. Pasien mengeluhkan
tangan kanannya nyeri dan sulit digerakan. Pada
pemeriksaan rontgen ditemukan fraktur ulna bagian
proximal dan dislokasi radius proximal. Apa diagnosis yang
tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Fraktur Monteggia


Fraktur Monteggia dan Galeazi (2)

Fraktur Monteggia Fraktur Galeazzi


• Fraktur ulna • Fraktur radius distal
proksimal disertai disertai dislokasi
dislokasi radius sendi ulna distal
proximal • Disebabkan oleh
• Disebabkan oleh jatuh dengan lengan
jatuh dengan lengan dalam posisi
hiperpronasi hiperpronasi
Monteggia Galeazzi
Monteggia dan Galeazzi
Fraktur Colles dan Smith (2)

Fraktur Colles Fraktur Smith


• Fraktur radius distal • Fraktur radius distal
disertai dislokasi disertai dislokasi
pergelangan tangan ke pergelangan tangan ke
arah posterior (dorsal) arah anterior
(ventral/volar)
• Disebut juga “dinner • Disebut juga “reverse
fork deformity” / seperti colle’s”/seperti sekop
garpu • Disebabkan jatuh
• Disebabkan jatuh dengan punggung
dengan telapak tangan tangan menahan
menahan badan badan (fleksi)
Fraktur Colles dan Smith (2)
Fraktur Colles
Fraktur Smith
Fraktur Tertutup (3B)
Inspeksi (look) Palpasi (feel)
• Deformitas jaringan tulang, • Teraba deformitas tulang
namun tidak menembus jika dibandingkan dengan
kulit. Anggota tubuh tdak sisi yang sehat.
dapat digerakkan. • Nyeri tekan
• Bengkak
• Perbedaan panjang
anggota gerak yang sakit
dibandingkan dengan sisi
yang sehat.

Gerak (move)
• Umumnya tidak dapat
digerakkan
Tatalaksana

• Primary Survey
• Lakukan stabilisasi fraktur dengan bidai,
waspadai adanya tanda-tanda compartemen
syndrome seperti edema, kulit yang mengkilat
dan adanya nyeri tekan.
• Rujuk segera ke pelayanan sekunder
Jawaban Lainnya
A. Fraktur Colles : tidak tepat
B. Fraktur Smith : tidak tepat
D. Fraktur Galeazi : tidak tepat
E. Fraktur Tertutup : tidak tepat
Soal 49
Nn. Camie 20 tahun datang dibawa keluarga ke IGD setelah
terpeleset dari tangga lantai 2. Pasien mengeluhkan tangan
kanannya nyeri dan sulit digerakan. Pada pemeriksaan rontgen
ditemukan fraktur ulna bagian proximal dan dislokasi radius
proximal. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Fraktur Colles
B. Fraktur Smith
C. Fraktur Monteggia
D. Fraktur Galeazi
E. Fraktur Tertutup
Soal 50
An. Koda 2 tahun datang dibawa Ibunya ke Poliklinik dengan
keluhan tangan kanannya tidak dapat menggenggam barang
dengan baik. Barang yang dipegangnya dengan tangan kanan
selalu jatuh. Sebelumnya pasien memiliki riwayat lama dan sulit
dilahirkan saat lahir normal. Pada pemeriksaan didapatkan
tangan kanan menununjukan claw hand positif. Kerusakan pada
Nerve berapa yang dapat mengakibatkan kasus ini ?
A. C1 – C5
B. C5 – C6
C. C6 – C7
D. C8 – T1
E. T2 – T5
Analisis Soal 50
An. Koda 2 tahun datang dibawa Ibunya ke Poliklinik
dengan keluhan tangan kanannya tidak dapat
menggenggam barang dengan baik. Barang yang
dipegangnya dengan tangan kanan selalu jatuh.
Sebelumnya pasien memiliki riwayat lama dan sulit
dilahirkan saat lahir normal. Pada pemeriksaan didapatkan
tangan kanan menununjukan claw hand positif. Kerusakan
pada Nerve berapa yang dapat mengakibatkan kasus ini ?

DIAGNOSIS : Klumpke Palsy


Cedera Plexus Brachialis (2)
Cedera Trunkus Superior (C5–C6) Cedera Trunkus Inferior (C8–T1)
Erb-Duschenne Palsy Klumpke Palsy

• Akibat antara leher dan bahu • Akibat tarikan mendadak dan


teregang Terjadi pada bayi keras pada ekstremitas
dengan distosia bahu saat superior
kelahiran pervaginam, jatuh
Klinis:
dengan bahu menghantam
lantai • Refleks genggam negatif
Klinis : • claw hand
• Refleks genggam positif
• Waiter’s tip hand
Cedera Plexus Brachialis (2)
Cedera Trunkus Superior (C5–C6) Cedera Trunkus Inferior (C8–T1)
Erb-Duschenne Palsy Klumpke Palsy
Jawaban Lainnya
A. C1 – C5 : tidak tepat
B. C5 – C6 : Erb-Duschenne Palsy
C. C6 – C7 : tidak tepat
E. T2 – T5 : tidak tepat
Soal 50
An. Koda 2 tahun datang dibawa Ibunya ke Poliklinik dengan
keluhan tangan kanannya tidak dapat menggenggam barang
dengan baik. Barang yang dipegangnya dengan tangan kanan
selalu jatuh. Sebelumnya pasien memiliki riwayat lama dan sulit
dilahirkan saat lahir normal. Pada pemeriksaan didapatkan
tangan kanan menununjukan claw hand positif. Kerusakan pada
Nerve berapa yang dapat mengakibatkan kasus ini ?
A. C1 – C5
B. C5 – C6
C. C6 – C7
D. C8 – T1
E. T2 – T5
Soal 51
Ny. Kendo 62 tahun datang ke Poliklinik dengan nyeri pada lutut
kanan. Keluhan ini dirasakan memberat saat berjalan dan sudah
dirasakan selama 2 tahun. Pada pemeriksaan ditemukan adanya
krepitasi pada lutut kanannya. Pada pemeriksaan radiologi
ditemukan adanya penyempitan minimal dan osteofit. Pasien
termasuk kepada grade berapa ?
A. 0
B. 1
C. 2
D. 3
E. 4
Analisis Soal 51
Ny. Kendo 62 tahun datang ke Poliklinik dengan nyeri pada
lutut kanan. Keluhan ini dirasakan memberat saat berjalan
dan sudah dirasakan selama 2 tahun. Pada pemeriksaan
ditemukan adanya krepitasi pada lutut kanannya. Pada
pemeriksaan radiologi ditemukan adanya penyempitan
minimal dan osteofit. Pasien termasuk kepada grade berapa
?

DIAGNOSIS : Osteoartritis
Osteoarthritis (3A)
Penyakit sendi degeneratif pada kartilago sendi
FR: usia tua, menopause, obesitas, pekerja berat
dengan dominan satu sendi

Manfes dan tanda patogmonis:


• Keterbatasan gerak
• Krepitasi
• Bengkak sendi, asimetris
• Tanda peradangan sendi
• Deformitas sendi permanen
Penunjang
GRADE RADIOLOGIC FINDINGS
0 Tidak ada temuan radiologis
I Belum ada penyempitan, kemungkinan ada osteofit
II Ada Osteofit, sedikit penyempitan
III Ada osteofit, sudah ada penyempitan
IV Kissing joint
Tatalaksana

• Turunkan BB
• NSAID :
• Na Diklofenak 2–3 x 50 mg
• Meloksikam7,5–15 mg/hari
• Celecoxib 200–400 mg/hari
Jawaban Lainnya
A. 0 : tidak tepat
B. 1 : tidak tepat
D. 3 : tidak tepat
E. 4 : tidak tepat
Soal 51
Ny. Kendo 62 tahun datang ke Poliklinik dengan nyeri pada lutut
kanan. Keluhan ini dirasakan memberat saat berjalan dan sudah
dirasakan selama 2 tahun. Pada pemeriksaan ditemukan adanya
krepitasi pada lutut kanannya. Pada pemeriksaan radiologi
ditemukan adanya penyempitan minimal dan osteofit. Pasien
termasuk kepada grade berapa ?
A. 0
B. 1
C. 2
D. 3
E. 4
Soal 52
Tn. Kojiro 21 tahun datang ke IGD karena tangannya tidak
dapat menggenggam benda dengan benar. Keluhan ini muncul
setelah pasien kecelakaan 2 hari yang lalu dan dibawa ke
tukang urut. Pada pemeriksaan ditemukan deformitas pada
lengan kanannya dan ditemukan adanya jari 1,2 dan 3 yang
tidak dapat fleksi. Cedera pada saraf apa yang mengakibatkan
keluhan pada pasien ?
A. Radialis
B. Medianus
C. Ulnaris
D. Peroneus comunii
E. Tibialis posterior
Analisis Soal 52
Tn. Kojiro 21 tahun datang ke IGD karena tangannya tidak
dapat menggenggam benda dengan benar. Keluhan ini
muncul setelah pasien kecelakaan 2 hari yang lalu dan
dibawa ke tukang urut. Pada pemeriksaan ditemukan
deformitas pada lengan kanannya dan ditemukan adanya
jari 1,2 dan 3 yang tidak dapat fleksi. Cedera pada saraf
apa yang mengakibatkan keluhan pada pasien ?

DIAGNOSIS : Cedera Nervus Medianus


Cedera Nervus Tangan (2)
N. Radialis N. Medianus N.Ulnaris

Etiologi Fraktur shaft Fraktur Fraktur epicondylus


humerus supracondylar medial, dislokasi
humerus, ante siku
brachii
Klinis Drop hand/Wrist Hand of Claw hand
drop benedict/ape hand Hilang sensasi jari
Tidak dapat Tidak dapat 4,5
ekstensi MCP abduksi
Hilang sensasi di Hilang sensasi jari
lateral dorsum 1,2,3
manus
Jawaban Lainnya
A. Radialis : Drop hand
C. Ulnaris : Claw hand
D. Peroneus comunii : Drop foot
E. Tibialis posterior : Claw foot
Soal 52
Tn. Kojiro 21 tahun datang ke IGD karena tangannya tidak
dapat menggenggam benda dengan benar. Keluhan ini muncul
setelah pasien kecelakaan 2 hari yang lalu dan dibawa ke
tukang urut. Pada pemeriksaan ditemukan deformitas pada
lengan kanannya dan ditemukan adanya jari 1,2 dan 3 yang
tidak dapat fleksi. Cedera pada saraf apa yang mengakibatkan
keluhan pada pasien ?
A. Radialis
B. Medianus
C. Ulnaris
D. Peroneus comunii
E. Tibialis posterior
Soal 53
Tn. Mineta 57 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan nyeri
pada punggung sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan ini dirasakan
hilang timbul dan adanya kekakuan saat pasien merunduk. Pada
pemeriksaan fisik dalam batas normal, namun pada
pemeriksaan radiologi ditemukan adanya gambaran bamboo
spine pada tulang beakangnya. Apa diagnosis yang tepat pada
pasien ?
A. Spondilitis
B. Spondilolistesis
C. Spondilosis
D. Spondilitis TB
E. Ankylosing Spondilitis
Analisis Soal 53
Tn. Mineta 57 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
nyeri pada punggung sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan ini
dirasakan hilang timbul dan adanya kekakuan saat pasien
merunduk. Pada pemeriksaan fisik dalam batas normal,
namun pada pemeriksaan radiologi ditemukan adanya
gambaran bamboo spine pada tulang beakangnya. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Ankylosing Spondilitis


Spondilitis, Spondilolistesis,
Spondilolisis (2)
Spondilitis TB Ankylosing Spondilitis
• Riw. TB • Peradangan kronis yang dapat
menyebabkan menutupnya celah
• Destruksi dan kompresi vertebra
antar ruas tulang belakang
bagian ventral membentuk →
Gibbus • Ciri: Bamboo Spine
Spondilitis, Spondilolistesis,
Spondilolisis (2)

Spondylosis Spondylitis Spondilolistesis


Fraktur pars Inflamasi pada sendi Pergerseran vertebrae
interartikularis vertebrae antar vertebrae terhadap vertebrae di
bawahnya
Jawaban Lainnya
A. Spondilitis : tidak tepat
B. Spondilolistesis : tidak tepat
C. Spondilosis : tidak tepat
D. Spondilitis TB : tidak tepat
Soal 53
Tn. Mineta 57 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan nyeri
pada punggung sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan ini dirasakan
hilang timbul dan adanya kekakuan saat pasien merunduk. Pada
pemeriksaan fisik dalam batas normal, namun pada
pemeriksaan radiologi ditemukan adanya gambaran bamboo
spine pada tulang beakangnya. Apa diagnosis yang tepat pada
pasien ?
A. Spondilitis
B. Spondilolistesis
C. Spondilosis
D. Spondilitis TB
E. Ankylosing Spondilitis
Soal 54
An. Juzo 11 tahun datang dengan keluhan lutut yang bengkak.
Keluhan ini juga disertai dengan pergerakan lutut yang terbatas
dan terkadang disertai dengan adanya nyeri. Sebelum lututnya
bengkak, orang tua pasien mengatakan pasien sempat jatuh
dan lututnya terbentur pada 5 bulan yang lalu. Pada
pemeriksaan radiologi ditemukan adanya gambaran seperti
bunga kol. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Osteosarkoma
B. Ewing sarkoma
C. Osteokondroma
D. Osteogenesis imperfecta
E. Osteomalasia
Analisis Soal 54
An. Juzo 11 tahun datang dengan keluhan lutut yang
bengkak. Keluhan ini juga disertai dengan pergerakan lutut
yang terbatas dan terkadang disertai dengan adanya nyeri.
Sebelum lututnya bengkak, orang tua pasien mengatakan
pasien sempat jatuh dan lututnya terbentur pada 5 bulan
yang lalu. Pada pemeriksaan radiologi ditemukan adanya
gambaran seperti bunga kol. Apa diagnosis yang tepat pada
pasien ?

DIAGNOSIS : Osteokondroma
Osteokondroma (1)
Tumor pada anak-anak yang
tumbuh di sekitar lempeng
pertumbuhan. Seiring dengan
pertumbuhan, osteokondromam
bisa bergeser ke metafisis
bahkan diafisis tulang

Klinis
• Nyeri karena menimbulkan
fraktur, bursitis, menekan
pembuluh darah dan saraf

Penunjang
• Rontgen : Cauliflower
(gambaran bunga kol)
Osteosarkoma (1)
Merupakan keganasan pada tulang . Sering timbul
di daerah metafisis

Klinis
• Benjolan dengan batas tidak tegas, membesar
dengan cepat,
• Nyeri terus menerus dan bertambah berat pada
malam hari
• Kulit diatas benjolan teraba hangat, bisa nekrosis
dan membentuk ulkus
• Fraktur patologis
Penunjang
Rontgen:
destruksi tipe permeatif,
reaksi periosteal
(codman triangles,
sunburst appearance),
gambaran osteoblastik
osteolitik, massa
jaringan di sekitar
tumor
Ewing Sarkoma (1)
Tumor ganas dengan insidensi paling tinggi
pada dekade pertama kehidupan. Lokasi
tersering pada diafisis tulang panjang
Klinis
• Nyeri disertai timbulnya benjolan pada
ekstremitas yang terserang.
• Pada kasus lanjut timbul gejala demam,
lemah, lesu, penurunan berat badan
Penunjang
• Radiologis : gambaran destruksi tulang
permeatif, reaksi periosteum (onion skin)
Osteogenesis Imperfecta (1)
Osteogenesis Imperfecta
adalah kelainan pada
tulang berupa tulang yang
mudah patah yang
disebabkan adanya
kelainan pada
pembentukan kolagen
tulang

Ciri: Trias
• Tulang mudah patah
• Sklera biru
• Pendengaran menurun
Osteomalasia/Ricketsia (1)
• Gangguan
mineralisasi tulang
akibat kekurangan
vitamin D. Ricketsia
terjadi pada anak.
Osteomalasia dapat
terjadi pada dewasa.

Ciri
• Tulang mudah
bengkok
Jawaban Lainnya
A. Osteosarkoma : tidak tepat
B. Ewing sarkoma : tidak tepat
D. Osteogenesis imperfecta : tidak tepat
E. Osteomalasia : tidak tepat
Soal 54
An. Juzo 11 tahun datang dengan keluhan lutut yang bengkak.
Keluhan ini juga disertai dengan pergerakan lutut yang terbatas
dan terkadang disertai dengan adanya nyeri. Sebelum lututnya
bengkak, orang tua pasien mengatakan pasien sempat jatuh
dan lututnya terbentur pada 5 bulan yang lalu. Pada
pemeriksaan radiologi ditemukan adanya gambaran seperti
bunga kol. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Osteosarkoma
B. Ewing sarkoma
C. Osteokondroma
D. Osteogenesis imperfecta
E. Osteomalasia
Soal 55
Tn. Monoma 46 tahun datang dengan keluhan pendengaran
pada telinga kirinya berkurang. Keluhan tidak disertai dengan
berdenging atau keluhan lainnya. Diketahui pasien bekerja di
tambang batu bara selama 15 tahun dan tidak pernah
menggunakan penutup telinga. Batas pajanan suara yang
sebaiknya itu adalah ?
A. 85 dB selama 10 jam
B. 88 dB selama 5 jam
C. 91 dB selama 2,5 jam
D. 94 dB selama 1 jam
E. 97 dB selama 15 menit
Analisis Soal 55
Tn. Monoma 46 tahun datang dengan keluhan
pendengaran pada telinga kirinya berkurang. Keluhan tidak
disertai dengan berdenging atau keluhan lainnya. Diketahui
pasien bekerja di tambang batu bara selama 15 tahun dan
tidak pernah menggunakan penutup telinga. Batas pajanan
suara yang sebaiknya itu adalah ?

DIAGNOSIS : NIHL
Noice Induce Hearing Loss
(NIHL) (2)
Tuli sensorineural
akibat pajanan bising Batas Pajanan :
secara terus-menerus. 85 dB 8 jam

88 dB 4 jam

Klinis : 91 dB 2 jam

• takik (notch) pada 94 dB 1 jam

frekuensi 4.000Hz 97 dB 30 menit


Jawaban Lainnya
A. 85 dB selama 10 jam : seharusnya 8 jam
B. 88 dB selama 5 jam : seharusnya 4 jam
C. 91 dB selama 2,5 jam : seharusnya 2 jam
E. 97 dB selama 15 menit : seharusnya 30 menit
Soal 55
Tn. Monoma 46 tahun datang dengan keluhan pendengaran
pada telinga kirinya berkurang. Keluhan tidak disertai dengan
berdenging atau keluhan lainnya. Diketahui pasien bekerja di
tambang batu bara selama 15 tahun dan tidak pernah
menggunakan penutup telinga. Batas pajanan suara yang
sebaiknya itu adalah ?
A. 85 dB selama 10 jam
B. 88 dB selama 5 jam
C. 91 dB selama 2,5 jam
D. 94 dB selama 1 jam
E. 97 dB selama 15 menit
Soal 56
Tn. Tamaki 75 tahun datang dengan keluhan telinga kanannya
tidak dapat mendengar dengan jelas. Keluhan diberberat jika
mendengar di tempat ramai. Pada pemeriksaan fisik dalam
batas normal. Pada pemeriksaan audiometri menunjukan 80 dB.
Derajat tuli apakah yang tepat pada pasien ?
A. Tuli ringan
B. Tuli sedang
C. Tuli ringan-sedang
D. Tuli berat
E. Tuli sangat berat
Analisis Soal 56
Tn. Tamaki 75 tahun datang dengan keluhan telinga
kanannya tidak dapat mendengar dengan jelas. Keluhan
diberberat jika mendengar di tempat ramai. Pada
pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pada pemeriksaan
audiometri menunjukan 80 dB. Derajat tuli apakah yang
tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Presbiakusis
Tuli (2)

1. Tuli Konduktif
Disebabkan oleh kelainan yang terdapat di
telinga luar (atresia di telinga, sumbatan oleh
serumen, otitis eksterna sirkumkripta, osteatoma
liang telinga) dan kelainan telinga tengah (tuba
katar/sumbatan tuba eustachius, otitis media,
otosklerosis, timpanosklerosis, hemotimpanum
dan dislokasi tulang pendengaran)
2. Tuli Sensorineural
Penurunan pendengaran akibat gangguan pada
struktur telinga dalam (koklea) atau saraf
vestibulokoklear.
Etiologi:
• Tuli sensorineural koklea (aplasia (kongenital),
labirinitis (oleh bakteri, virus),
• Intoksikasi obat streptomisin, kanamisin, garamisin,
neomisin, kina, asetosal atau alcohol)
• Tuli mendadak/sudden deafness (trauma kapitis,
trauma akustik dan pajanan bising)
Presbiakusis (3A)
Salah satu penyebab tuli sensorineural. Dimana
terjadi penurunan pendengaran di usia lanjut (Usia
>65 tahun). tuli sensorineural akibat presbiakusis
biasa pada frekuensi tinggi >2000 Hz

Klinis :
• Tuli sensorineural bilateral, penurunan
pendengaran saat bising (cocktail party deafness)
dan dapat disertai fenomena recruitment.
Terapi :
• Alat Bantu Dengar (ABD)
Diagnosis
• Objektif: Audiometri Impendans, Otoacoustic Emission,
BERA
• Subjektif: Tes Bisik, Garputala, Audiometri Nada Murni,
Audiometri Nada Tutur

INTERPRETASI RINNE SWABACH WEBER


Sama dengan Tidak ada
Normal Positif
pemeriksa lateralisasi
Lateralisasi ke
Tuli Konduktif Negatif Memanjang
telinga sakit
Lateralisasi ke
Tuli Sensorineural Positif Memendek
telinga sehat
Laterlasisasi ke
Tuli Campuran Negatif Memendek
telinga Sehat
Tes Audiometri

• Tuli Konduktif: ambang BC <25 dB dan AC >


25 dB (BC normal AC turun) (ada gap antara
AC dan BC) (gap >10dB)
• Tuli Sensorineural: ambang BC dan AC > 25
dB (BC turun AC turun) (tidak ada gap antara
AC dan BC) (gap <10dB)
• Tuli Campuran: ambang BC dan AC > 25 dB,
disertai dengan adanya gap (AC lebih buruk
disbanding BC)
Tuli Konduktif

• BC normal
• AC turun
• Ada gap (>10 dB)
Tuli Sensorineural
• BC turun
• AC turun
• Tidak ada gap
(<10dB)
Tuli Campuran

• BC turun
• AC turun
• Ada gap (>10dB)
Derajat Tuli

• 0–25 dB : Normal,
• 26–40 dB: Tuli ringan,
• 41–55 dB : Tuli sedang,
• 56–70 dB : Tuli sedang-berat,
• 71–90 dB : Tuli berat,
• >90 dB : Tuli sangat berat.
Jawaban Lainnya
A. Tuli ringan : tidak tepat
B. Tuli sedang : tidak tepat
C. Tuli ringan-sedang : tidak tepat
E. Tuli sangat berat : tidak tepat
Soal 56
Tn. Tamaki 75 tahun datang dengan keluhan telinga kanannya
tidak dapat mendengar dengan jelas. Keluhan diberberat jika
mendengar di tempat ramai. Pada pemeriksaan fisik dalam
batas normal. Pada pemeriksaan audiometri menunjukan 80 dB.
Derajat tuli apakah yang tepat pada pasien ?
A. Tuli ringan
B. Tuli sedang
C. Tuli ringan-sedang
D. Tuli berat
E. Tuli sangat berat
Soal 57
Nn. Ashido 20 tahun datang dengan keluhan penurunan
pendengaran pada telinga kanan. Keluhan dirasakan sejak 1
minggu yang lalu. Diketahui pasien memiliki hobi berenang.
Pada pemeriksaan otoskopi pada telinga kanan membran
timpani tidak terlihat karena terhalang massa berwarna hitam.
Apa tatalakasana awal yang tepat bagi pasien ?
A. Pseudoefedrin
B. Antibiotik
C. Karbogliserin
D. Ekstraksi
E. Rujuk
Analisis Soal 57
Nn. Ashido 20 tahun datang dengan keluhan penurunan
pendengaran pada telinga kanan. Keluhan dirasakan sejak
1 minggu yang lalu. Diketahui pasien memiliki hobi
berenang. Pada pemeriksaan otoskopi pada telinga kanan
membran timpani tidak terlihat karena terhalang massa
berwarna hitam. Apa tatalakasana awal yang tepat bagi
pasien ?

DIAGNOSIS : Serumen Prop


Serumen Prop (4A)

Sekresi campuran dari ceruminise dan


pilasebaseous gland yang berlebih sehingga
menyumbat dan menggangu pendengaran (tuli
konduktif)

Faktor Resiko :
• Kebiasaan mengorek telinga, berenang.
Klinis :
• Telinga terasa penuh,
penurunan
pendengaran. Otoskopi
 Membran timpani
tidak terlihat.

Tatalaksana :
• Karbogliserin 10%
selama 3 hari, dan
lakukan ekstraksi
serumen.
Jawaban Lainnya
A. Pseudoefedrin : tidak tepat
B. Antibiotik : tidak tepat
D. Ekstraksi : tindakan setelah diberikan Karbogliserin
E. Rujuk : tidak tepat
Soal 57
Nn. Ashido 20 tahun datang dengan keluhan penurunan
pendengaran pada telinga kanan. Keluhan dirasakan sejak 1
minggu yang lalu. Diketahui pasien memiliki hobi berenang.
Pada pemeriksaan otoskopi pada telinga kanan membran
timpani tidak terlihat karena terhalang massa berwarna hitam.
Apa tatalakasana awal yang tepat bagi pasien ?
A. Pseudoefedrin
B. Antibiotik
C. Karbogliserin
D. Ekstraksi
E. Rujuk
Soal 58
Nn. Nejire 27 tahun datang dengan keluhan hidung berair sejak
1 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan bersin dan
diperberat saat keadaan dingin. Riwayat keluhan ini sudah
berulang sejak pasien Sekolah Dasar. Keluhan ini sudah muncul
5 hari dalam 1 minggu ini dan sudah sangat mengganggu
pekerjaannya. Apa kemungkinan diagnosis yang tepat pada
pasien ?
A. Rhinitis Alergi Ringan Intermiten
B. Rhinitis Alergi Ringan Persisten
C. Rhinitis Alergi Sedang-Berat Intermiten
D. Rhinitis Alergi Sedang-Berat Persisten
E. Rhinitis Alergi Berat Persisten
Analisis Soal 58
Nn. Nejire 27 tahun datang dengan keluhan hidung berair
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan bersin
dan diperberat saat keadaan dingin. Riwayat keluhan ini
sudah berulang sejak pasien Sekolah Dasar. Keluhan ini
sudah muncul 5 hari dalam 1 minggu ini dan sudah sangat
mengganggu pekerjaannya. Apa kemungkinan diagnosis
yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Rhinitis Alergi


Rhinitis Alergi (4A)
Kelainan pada hidung dengan gejala bersin, rinore,
rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung
terpapar allergen yang diperantarai oleh IgE.

Klasifikasi :
• Berdasarkan Waktu:
• Intermiten: < 4 hari/minggu,
• Persisten: ≥ 4 hari/minggu
• Berdasarkan Keparahan:
• Ringan : tidak ada gangguan aktivitas maupun istirahat,
• Sedang-Berat : terdapat gangguan aktivitas maupun
istirahat.
Diagnosis

• Hidung tersumbat, gatal, bersin bersin, rinore,


konjungtivitis alergi, hiposmia, dan post nasal
drip.
• Stasis vena bawah mata (Allergic shiner),
• Gerakan menggosok hidung (Allergic salute).
• Garis melintang pada hidung (Allergic Crease),
• Facies adenoid karena mulut sering terbuka.
• Rhinoskopi anterior: mukosa pucat/livide
edema dan keluar secret cair.
Pemeriksaan Penunjang :
• Skin prick test/uji cukil kulit (+)

Tatalaksana :
• Hindari faktor pencetus
• Antihistamin (Cetirizine 1x10mg),
• Steroid intranasal (budesonide 1x1 spray) jika
gejala berat.
Jawaban Lainnya
A. Rhinitis Alergi Ringan Intermiten : tidak tepat
B. Rhinitis Alergi Ringan Persisten : tidak tepat
C. Rhinitis Alergi Sedang-Berat Intermiten : tidak tepat
E. Rhinitis Alergi Berat Persisten : tidak ada
Soal 58
Nn. Nejire 27 tahun datang dengan keluhan hidung berair sejak
1 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan bersin dan
diperberat saat keadaan dingin. Riwayat keluhan ini sudah
berulang sejak pasien Sekolah Dasar. Keluhan ini sudah muncul
5 hari dalam 1 minggu ini dan sudah sangat mengganggu
pekerjaannya. Apa kemungkinan diagnosis yang tepat pada
pasien ?
A. Rhinitis Alergi Ringan Intermiten
B. Rhinitis Alergi Ringan Persisten
C. Rhinitis Alergi Sedang-Berat Intermiten
D. Rhinitis Alergi Sedang-Berat Persisten
E. Rhinitis Alergi Berat Persisten
Soal 59
Tn. Tenya 25 tahun datang dengan keluhan pusing berputar
sejak 5 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan mual dan
muntah. Pasien baru saja datang dari luar kota menggunakan
mobil. Mekanisme apa yang mendasari keluhan pasien ?
A. Hidrops endolimfe
B. Kanalitiasis
C. Kupulolitiasis
D. Robekan membran timpani
E. Ketidakcocokan sensori
Analisis Soal 59
Tn. Tenya 25 tahun datang dengan keluhan pusing berputar
sejak 5 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan mual dan
muntah. Pasien baru saja datang dari luar kota
menggunakan mobil. Mekanisme apa yang mendasari
keluhan pasien ?

DIAGNOSIS : Motion Sicknes


Motion Sickness (4A)
Motion sickness muncul ketika otak menerima sinyal
yang berlawanan dari organ sensori mengenai
orientasi tubuh.

Faktor Risiko :
• Ventilasi kurang, Kecemasan atau rasa takut,
Makanan, Alkohol, Genetik, Kehamilan

Etiologi & Klasifikasi :


• Seasickness, Carsickness, Simulation sickness,
Airsickness, Space sickness.
Diagnosis

Anamnesis:
• gejala yang dirasakan oleh pasien dan kondisi
yang menyebabkannya (seperti naik perahu,
pesawat terbang, atau mobil).

Klinis :
• Nausea, Pucat, Berkeringat dingin, Muntah,
Pusing/ dizziness, Sakit kepala, Hipersalivasi,
Kelelahan/ fatique
Tatalaksana

• Antikolinergik: scopolamine
• Antihistamin: dimenhydrinate oral,
diphenhydramine, promethazine, meclizine,
dan cyclizine.
Tatalaksana

Pencegahan :
• Hindari membaca saat dalam perjalanan, dan
tidak duduk di kursi yang menghadap ke belakang.
• Berada dalam posisi dimana mata selalu melihat
gerakan yang sama dengan yang dirasakan tubuh
dan telinga.
• Menghindari makanan jika sudah merasa mual.
• Fokus pada objek yang jauh_ Meminum obat
antimotion sickness minimal 30-60 menit sebelum
perjalanan dimulai,
Jawaban Lainnya
A. Hidrops endolimfe : Meniere Disease
B. Kanalitiasis : BPPV
C. Kupulolitiasis : BPPV
D. Robekan membran timpani : OMA Perforasi / OMSK
Soal 59
Tn. Tenya 25 tahun datang dengan keluhan pusing berputar
sejak 5 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan mual dan
muntah. Pasien baru saja datang dari luar kota menggunakan
mobil. Mekanisme apa yang mendasari keluhan pasien ?
A. Hidrops endolimfe
B. Kanalitiasis
C. Kupulolitiasis
D. Robekan membran timpani
E. Ketidakcocokan sensori
Soal 60
An. Sero 8 tahun datang dengan keluhan nyeri saat menelan
sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan demam. Pada
pemeriksaan ditemukan N 110 x/m, RR 25 x/m, suhu 38 C dan
pada tonsilnya ditemukan selaput berwarna putih dan mudah
dilepaskan. Selanjutnya dokter akan melakukan kultur untuk
memastikan diagnosis, media kultur apa yang tepat pada kasus
ini ?
A. Sabouraud
B. Loeffler
C. Mac Conkey
D. Alkali pepton
E. SSA
Analisis Soal 60
An. Sero 8 tahun datang dengan keluhan nyeri saat
menelan sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
demam. Pada pemeriksaan ditemukan N 110 x/m, RR 25
x/m, suhu 38 C dan pada tonsilnya ditemukan selaput
berwarna putih dan mudah dilepaskan. Selanjutnya dokter
akan melakukan kultur untuk memastikan diagnosis, media
kultur apa yang tepat pada kasus ini ?

DIAGNOSIS : Tonsilitis Difteri


Tonsilitis Difteri (3B)

Peradangan tonsil yang diakibatkan oleh


Corynebacterium diphteriae. (Gram positif,
kokobasil)

Klinis :
• kenaikan suhu subfebris, nyeri kepala, tidak
nafsu makan, badan lemah, nadi lambat serta
keluhan nyeri menelan.
Diagnosis
Tanda gejala:
• Tonsil membengkak ditutupi
bercak putih kotor yang
melekat erat dengan
dasarnya
(Pseudomembran), mudah
berdarah apabila dikerok,
infeksi yang menjalar ke
kelenjar limfe bull neck
appearance (+)
Pemeriksaan penunjang:
• Kultur di Loeffler Medium
• Pewarnaan gram →
gambaran drumstick
Tatalaksana
• Anti Difteri Serum
20.000–100.000 Unit
• Antibiotik
• Penicillin Prokain
50.000 IU/kgBB IM
selama 7 hari
• Eritromisin 25–50
mg/kgBB/hari, jika
resisten penisilin
Jawaban Lainnya
A. Sabouraud : Dermatofita (Jamur)
C. Mac Conkey : Untuk melihat bakteri yang bisa dan
tidak bisa memfermentasikan laktosa
D. Alkali pepton : Vibrio
E. SSA : Salmonella & Shigella Agar
Soal 60
An. Sero 8 tahun datang dengan keluhan nyeri saat menelan
sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan demam. Pada
pemeriksaan ditemukan N 110 x/m, RR 25 x/m, suhu 38 C dan
pada tonsilnya ditemukan selaput berwarna putih dan mudah
dilepaskan. Selanjutnya dokter akan melakukan kultur untuk
memastikan diagnosis, media kultur apa yang tepat pada kasus
ini ?
A. Sabouraud
B. Loeffler
C. Mac Conkey
D. Alkali pepton
E. SSA
Soal 61
Ny. Mei 67 tahun datang ke IGD dengan keluhan perdarahan
dari hidung sejak 1 jam yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya darah yang menetes ke tenggorok. Pasien memiliki
riwayat darah tinggi yang tidak terkontrol. Apa tatalaksana yang
tepat pada pasien ?
A. Injeksi Vit K
B. Tampon aterior selama 2x24 jam
C. Tampon aterior selama 2x48 jam
D. Tampon belloq selama 3 hari
E. Tampon belloq selama 7 hari
Analisis Soal 61
Ny. Mei 67 tahun datang ke IGD dengan keluhan
perdarahan dari hidung sejak 1 jam yang lalu. Keluhan ini
disertai dengan adanya darah yang menetes ke tenggorok.
Pasien memiliki riwayat darah tinggi yang tidak terkontrol.
Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Epistaksis Posterior


Epistaksis (4A)
EPISTAKSIS ANTERIOR EPISTAKSIS POSTERIOR
ARTERI Perdarahan dari arteri eithmoidalis Perdarahan dimulai dari arteri
anterior atau pleksus kisselbach ethmoidalis posterior atau arteri
sphenopalatine.
Perdarahan lebih hebat, dapat
menetes ke nasofaring, dan jarang
berhenti sendiri.
ETIOLOGI Biasanya diawali oleh trauma atau Mempengaruhi pasien dengan
infeksi hipertensi atau arteriosclerosis
TERAPI Penanganan awal berupa penekanan Aplikasi tampon belloq/posterior
digital selama 10- 15 menit. selama 2-3 hari.
Jika perdarahan terlihat dapat di
kaustik dengan AgNO3 25-30%.
Jika masih terdapat perdarahan dapat
ditampon anterior (vaselin, salep
antibiotic dan epinefrin) selama 2x24
jam
EPISTAKSIS EPISTAKSIS
ANTERIOR POSTERIOR
Jawaban Lainnya
A. Injeksi Vit K : tidak tepat
B. Tampon aterior selama 2x24 jam : tidak tepat
C. Tampon aterior selama 2x48 jam : tidak tepat
E. Tampon belloq selama 7 hari : tidak tepat
Soal 61
Ny. Mei 67 tahun datang ke IGD dengan keluhan perdarahan
dari hidung sejak 1 jam yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya darah yang menetes ke tenggorok. Pasien memiliki
riwayat darah tinggi yang tidak terkontrol. Apa tatalaksana yang
tepat pada pasien ?
A. Injeksi Vit K
B. Tampon aterior selama 2x24 jam
C. Tampon aterior selama 2x48 jam
D. Tampon belloq selama 3 hari
E. Tampon belloq selama 7 hari
Soal 62
Tn. Dadan 25 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan nyeri
pada telinga kanan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini disertai
dengan demam dan batuk pilek sebelumnya. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan TD 130/80 mmHg, N 105 x/m, RR 22 x/m, suhu
38 C. Pada pemeriksaan telinga, tidak terdapat nyeri tarik pina
dan pada saat otoskopi didapatkan gambar seperti berikut. Apa
tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Metronidazol 2x500 mg selama 3 hari
B. Metronidazol 3x500 mg selama 7 hari
C. Amoxicilin 3x500 mg selama 3 hari
D. Amoxicilin 3x500 mg selama 7 hari
E. Cefixime 3x200 mg selama 7 hari
Analisis Soal 62
Tn. Dadan 25 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan nyeri
pada telinga kanan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini disertai
dengan demam dan batuk pilek sebelumnya. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan TD 130/80 mmHg, N 105 x/m, RR 22 x/m, suhu
38 C. Pada pemeriksaan telinga, tidak terdapat nyeri tarik pina
dan pada saat otoskopi didapatkan gambar seperti berikut. Apa
tatalaksana yang tepat pada pasien ?

Stadium Hiperemis

DIAGNOSIS : OMA
Otitis Media Akut (4A)

Inflamasi pada telinga bagian tengah < 3


minggu.

Etiologi :
• Streptococcus pneumonia dan Hemophilus
influenza
Stadium
• Oklusi: Tuba tersumbat →
retraksi membrane timpani.
penurunan pendengaran,
demam (-), Nyeri (-).
Terapi : Dekongestan
(efedrin 0,5-1%)
• Hiperemis: Inflamasi
membrane timpani →
Hiperemis. Penurunan
pendengaran, Demam(+),
Nyeri (+).
Terapi : Dekongestan +
Antibiotik.
Stadium
• Supuratif : Membran timpani
menonjol (bulging). Penurunan
pendengaran, demam tinggi
(+), sangat nyeri (+).
Terapi : Antibiotik +
Miringotomi
• Perforasi : Ruptur membrane
timpani (perforasi) → secret
mengalir keluar. Penurunan
pendengaran, demam (-), nyeri
(-).
Terapi : Antibiotik (ofloxacin
2x5–10 gtt) + Ear toilet (H2O2
3%) selama 3-5 hari
• Resolusi: Penutupan membrane timpani
(perforasi menutup) → secret mongering,
demam (-), nyeri (-), cairan (-). Dapat berlanjut
menjadi OMSK (jika penutupan tidak
sempurna. Terapi : Observasi

*Antibiotik : Amoksisilin 3x500mg 5-7 hari atau


amoksisilin + klavulanak 2 x 875mg/125mg.
Sefalosporin (cefixime 2x200mg, cefadroxil
2x500mg).
Jawaban Lainnya
A. Metronidazol 2x500 mg selama 3 hari : tidak tepat
B. Metronidazol 3x500 mg selama 7 hari : tidak tepat
C. Amoxicilin 3x500 mg selama 3 hari : tidak tepat
E. Cefixime 3x200 mg selama 7 hari : tidak tepat
Soal 62
Tn. Dadan 25 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan nyeri
pada telinga kanan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini disertai
dengan demam dan batuk pilek sebelumnya. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan TD 130/80 mmHg, N 105 x/m, RR 22 x/m, suhu
38 C. Pada pemeriksaan telinga, tidak terdapat nyeri tarik pina
dan pada saat otoskopi didapatkan gambar seperti berikut. Apa
tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Metronidazol 2x500 mg selama 3 hari
B. Metronidazol 3x500 mg selama 7 hari
C. Amoxicilin 3x500 mg selama 3 hari
D. Amoxicilin 3x500 mg selama 7 hari
E. Cefixime 3x200 mg selama 7 hari
Soal 63
Tn. Kosei 28 tahun datang dengan keluhan telinga kiri nyeri
sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan telinga kiri didapatkan
nyeri saat daun telinga tertarik dan pada liang telinga terdapat
adanya furunkel. Apa terapi yang tepat bagi pasien ?
A. Amoxicilin po
B. Asiklovir po
C. Polimixin salep
D. Hidrokortison salep
E. Insisi
Analisis Soal 63
Tn. Kosei 28 tahun datang dengan keluhan telinga kiri nyeri
sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan telinga kiri
didapatkan nyeri saat daun telinga tertarik dan pada liang
telinga terdapat adanya furunkel. Apa terapi yang tepat bagi
pasien ?

DIAGNOSIS : Otitis Eksterna Sirkumskripta


Otitis Eksterna (4A)
OTITIS EKSTERNA SIRKUMKRIPTA OTITIS EKSTERNA DIFUSA
DEFINISI Peradangan pada bagian telinga Peradangan pada bagian
luar yang ditandai adanya telinga luar yang ditandai
furunkel (sirkumkripta) pada 1/3 adanya efusi pada 2/3 liang
liang telinga luar. telinga dalam.

ETIOLOGI S.aureus. Pseudomonas sp.


KLINIS terdapat furunkle, membran edema,membran timpani sulit
timpani masih bisa dievaluasi, dievaluasi, nyeri tekan tragus
nyeri tekan tragus (+) (+)

TATALAKSANA Salep polimixin B – Bacitrasin 1- Tampon antibiotic (Polimiksin B,


3x/hari, atau antiseptic (asam Neomisin, Hidrokortison 3-4 x
asetat dalam 2-5% alcohol) 4gtt)
Antibiotik sistemik (Ciprofloxacin
2x500mg)
Jawaban Lainnya
A. Amoxicilin po : tidak tepat
B. Asiklovir po : tidak tepat
D. Hidrokortison salep : kurang tepat
E. Insisi : tidak tepat
Soal 63
Tn. Kosei 28 tahun datang dengan keluhan telinga kiri nyeri
sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan telinga kiri didapatkan
nyeri saat daun telinga tertarik dan pada liang telinga terdapat
adanya furunkel. Apa terapi yang tepat bagi pasien ?
A. Amoxicilin po
B. Asiklovir po
C. Polimixin salep
D. Hidrokortison salep
E. Insisi
Soal 64
Tn. Bakugo 55 tahun datang dengan keluhan telinga kanan
mengalami penurunan pendengaran. Keluhan ini tidak disertai
dengan keluhan telinga lainnya. Pada pemeriksaan telinga
kanan menunjukan Rinne negatif, Webber lateralisasi ke kiri dan
Swabach memendek. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Tuli konduktif kanan
B. Tuli konduktif kiri
C. Tuli sensorineural kanan
D. Tuli sensorineural kiri
E. Tuli campuran kanan
Analisis Soal 64
Tn. Bakugo 55 tahun datang dengan keluhan telinga kanan
mengalami penurunan pendengaran. Keluhan ini tidak
disertai dengan keluhan telinga lainnya. Pada pemeriksaan
telinga kanan menunjukan Rinne negatif, Webber lateralisasi
ke kiri dan Swabach memendek. Apa diagnosis yang tepat
pada pasien ?

DIAGNOSIS : Tuli Campuran


Tuli (2)

1. Tuli Konduktif
Disebabkan oleh kelainan yang terdapat di
telinga luar (atresia di telinga, sumbatan oleh
serumen, otitis eksterna sirkumkripta, osteatoma
liang telinga) dan kelainan telinga tengah (tuba
katar/sumbatan tuba eustachius, otitis media,
otosklerosis, timpanosklerosis, hemotimpanum
dan dislokasi tulang pendengaran)
2. Tuli Sensorineural
Penurunan pendengaran akibat gangguan pada
struktur telinga dalam (koklea) atau saraf
vestibulokoklear.
Etiologi:
• Tuli sensorineural koklea (aplasia (kongenital),
labirinitis (oleh bakteri, virus),
• Intoksikasi obat streptomisin, kanamisin, garamisin,
neomisin, kina, asetosal atau alcohol)
• Tuli mendadak/sudden deafness (trauma kapitis,
trauma akustik dan pajanan bising)
Diagnosis
• Objektif: Audiometri Impendans, Otoacoustic Emission,
BERA
• Subjektif: Tes Bisik, Garputala, Audiometri Nada Murni,
Audiometri Nada Tutur

INTERPRETASI RINNE SWABACH WEBER


Sama dengan Tidak ada
Normal Positif
pemeriksa lateralisasi
Lateralisasi ke
Tuli Konduktif Negatif Memanjang
telinga sakit
Lateralisasi ke
Tuli Sensorineural Positif Memendek
telinga sehat
Laterlasisasi ke
Tuli Campuran Negatif Memendek
telinga Sehat
Tes Audiometri

• Tuli Konduktif: ambang BC <25 dB dan AC >


25 dB (BC normal AC turun) (ada gap antara
AC dan BC) (gap >10dB)
• Tuli Sensorineural: ambang BC dan AC > 25
dB (BC turun AC turun) (tidak ada gap antara
AC dan BC) (gap <10dB)
• Tuli Campuran: ambang BC dan AC > 25 dB,
disertai dengan adanya gap (AC lebih buruk
disbanding BC)
Tuli Konduktif

• BC normal
• AC turun
• Ada gap (>10 dB)
Tuli Sensorineural
• BC turun
• AC turun
• Tidak ada gap
(<10dB)
Tuli Campuran

• BC turun
• AC turun
• Ada gap (>10dB)
Derajat Tuli

• 0–25 dB : Normal,
• 26–40 dB: Tuli ringan,
• 41–55 dB : Tuli sedang,
• 56–70 dB : Tuli sedang-berat,
• 71–90 dB : Tuli berat,
• >90 dB : Tuli sangat berat.
Jawaban Lainnya
A. Tuli konduktif kanan : tidak tepat
B. Tuli konduktif kiri : tidak tepat
C. Tuli sensorineural kanan : tidak tepat
D. Tuli sensorineural kiri : tidak tepat
Soal 64
Tn. Bakugo 55 tahun datang dengan keluhan telinga kanan
mengalami penurunan pendengaran. Keluhan ini tidak disertai
dengan keluhan telinga lainnya. Pada pemeriksaan telinga
kanan menunjukan Rinne negatif, Webber lateralisasi ke kiri dan
Swabach memendek. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Tuli konduktif kanan
B. Tuli konduktif kiri
C. Tuli sensorineural kanan
D. Tuli sensorineural kiri
E. Tuli campuran kanan
Soal 65
Tn. Shoji 45 tahun datang dengan keluhan telinga kiri
mengalami penurunan pendengaran. Lalu dokter melakukan
pemeriksaan audiometri pada telinga kirinya dan menunjukan
hasil seperti berikut. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Tuli konduktif kanan
B. Tuli konduktif kiri
C. Tuli sensorineural kanan
D. Tuli sensorineural kiri
E. Tuli campuran kiri
Analisis Soal 65
Tn. Shoji 45 tahun datang dengan keluhan telinga kiri mengalami
penurunan pendengaran. Lalu dokter melakukan pemeriksaan
audiometri pada telinga kirinya dan menunjukan hasil seperti
berikut. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Tuli Konduktif


Tuli (2)

1. Tuli Konduktif
Disebabkan oleh kelainan yang terdapat di
telinga luar (atresia di telinga, sumbatan oleh
serumen, otitis eksterna sirkumkripta, osteatoma
liang telinga) dan kelainan telinga tengah (tuba
katar/sumbatan tuba eustachius, otitis media,
otosklerosis, timpanosklerosis, hemotimpanum
dan dislokasi tulang pendengaran)
2. Tuli Sensorineural
Penurunan pendengaran akibat gangguan pada
struktur telinga dalam (koklea) atau saraf
vestibulokoklear.
Etiologi:
• Tuli sensorineural koklea (aplasia (kongenital),
labirinitis (oleh bakteri, virus),
• Intoksikasi obat streptomisin, kanamisin, garamisin,
neomisin, kina, asetosal atau alcohol)
• Tuli mendadak/sudden deafness (trauma kapitis,
trauma akustik dan pajanan bising)
Diagnosis
• Objektif: Audiometri Impendans, Otoacoustic Emission,
BERA
• Subjektif: Tes Bisik, Garputala, Audiometri Nada Murni,
Audiometri Nada Tutur

INTERPRETASI RINNE SWABACH WEBER


Sama dengan Tidak ada
Normal Positif
pemeriksa lateralisasi
Lateralisasi ke
Tuli Konduktif Negatif Memanjang
telinga sakit
Lateralisasi ke
Tuli Sensorineural Positif Memendek
telinga sehat
Laterlasisasi ke
Tuli Campuran Negatif Memendek
telinga Sehat
Tes Audiometri

• Tuli Konduktif: ambang BC <25 dB dan AC >


25 dB (BC normal AC turun) (ada gap antara
AC dan BC) (gap >10dB)
• Tuli Sensorineural: ambang BC dan AC > 25
dB (BC turun AC turun) (tidak ada gap antara
AC dan BC) (gap <10dB)
• Tuli Campuran: ambang BC dan AC > 25 dB,
disertai dengan adanya gap (AC lebih buruk
disbanding BC)
Tuli Konduktif

• BC normal
• AC turun
• Ada gap (>10 dB)
Tuli Sensorineural
• BC turun
• AC turun
• Tidak ada gap
(<10dB)
Tuli Campuran

• BC turun
• AC turun
• Ada gap (>10dB)
Derajat Tuli

• 0–25 dB : Normal,
• 26–40 dB: Tuli ringan,
• 41–55 dB : Tuli sedang,
• 56–70 dB : Tuli sedang-berat,
• 71–90 dB : Tuli berat,
• >90 dB : Tuli sangat berat.
Jawaban Lainnya
A. Tuli konduktif kanan : tidak tepat
C. Tuli sensorineural kanan : tidak tepat
D. Tuli sensorineural kiri : tidak tepat
E. Tuli campuran kiri : tidak tepat
Soal 65
Tn. Shoji 45 tahun datang dengan keluhan telinga kiri
mengalami penurunan pendengaran. Lalu dokter melakukan
pemeriksaan audiometri pada telinga kirinya dan menunjukan
hasil seperti berikut. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Tuli konduktif kanan
B. Tuli konduktif kiri
C. Tuli sensorineural kanan
D. Tuli sensorineural kiri
E. Tuli campuran kiri
Soal 66
Tn. Katsuki 32 tahun datang dengan keluhan kedua
telinganya mengalami penurunan pendengaran. Sebelumnya
pasien mendengar dentuman yang sangat keras di samping
rumahnya. Apa terapi yang tepat untuk pasien ?
A. Amoxicilin po
B. Cefixime po
C. Pseudoefedrin po
D. Hidrokortison salep
E. Alat bantu dengar
Analisis Soal 66
Tn. Katsuki 32 tahun datang dengan keluhan kedua
telinganya mengalami penurunan pendengaran.
Sebelumnya pasien mendengar dentuman yang sangat
keras di samping rumahnya. Apa terapi yang tepat untuk
pasien ?

DIAGNOSIS : Trauma Akustik


Trauma Akustik (3A)
Trauma akustik merupakan gangguan dengar yang
disebabkan oleh paparan gelombang suara tunggal
dengan waktu singkat yang dapat menimbulkan
penurunan pendengaran permanen. Bisa berupa
ledakan, dentuman sound system, senjata api.

Klinis :
• Riwayat paparan suara keras sebelumnya yang dapat
menyebabkan hilang pendengaran akut dan tinnitus.

Terapi :
• Alat bantu dengar, Pelindung telinga, Steroid oral.
Jawaban Lainnya
A. Amoxicilin po : tidak tepat
B. Cefixime po : tidak tepat
C. Pseudoefedrin po : tidak tepat
D. Hidrokortison salep : tidak tepat
Soal 66
Tn. Katsuki 32 tahun datang dengan keluhan kedua
telinganya mengalami penurunan pendengaran. Sebelumnya
pasien mendengar dentuman yang sangat keras di samping
rumahnya. Apa terapi yang tepat untuk pasien ?
A. Amoxicilin po
B. Cefixime po
C. Pseudoefedrin po
D. Hidrokortison salep
E. Alat bantu dengar
Soal 67
An. Midoriya 12 tahun datang ke IGD dengan keluhan daun
telinga kanan bengkak. Keluhan ini muncul setelah pasien
berkelahi dengan teman sekolahnya 3 jam yang lalu. Tanda
vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan telinga
kanannya ditemukan auricle bengkak, merah, nyeri dan pada
saat diraba teraba kenyal. Apa kemungkinan komplikasi yang
sering terjadi pada kasus ini ?
A. OMSK benign
B. OMSK maligna
C. Perikondritis
D. Mastoiditis
E. Abses Bezold
Analisis Soal 67
An. Midoriya 12 tahun datang ke IGD dengan keluhan daun
telinga kanan bengkak. Keluhan ini muncul setelah pasien
berkelahi dengan teman sekolahnya 3 jam yang lalu. Tanda
vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan telinga
kanannya ditemukan auricle bengkak, merah, nyeri dan
pada saat diraba teraba kenyal. Apa kemungkinan
komplikasi yang sering terjadi pada kasus ini ?

DIAGNOSIS : Aurikular Hematoma


Aurikular Hematom (3B)

Trauma langsung pada auricular anterior yang


mengakibatkan akumulasi darah diantara
perikondrium dan tulang rawan. (biasanya pada
petinju)

Etiologi :
• Trauma aurikular
Klinis :
• Pecahnya pembuluh darah perikondrium dan
terbentuknya hematoma, terlepasnya
perikondrium dan kartilago. Komplikasi
menjadi perikondritis (cauliflower ear)
Perikondritis (3A)

Radang pada perikonrium atau kartilago dari


auricular

Etiologi :
• Trauma akibat kecelakaan, operasi daun
telinga yang terinfeksi, komplikasi pseudokista
daun telinga.
Diagnosis

Pemeriksaan Fisik :
• Pembengkakan auricular , merah dan nyeri
disertai demam. Dapat juga disertai komplikasi
berupa mengkerutnya daun telinga akibat
hancurnya tulang rawan yang menjadi
kerangka daun telinga (cauliflower ear).

Terapi :
• Insisi dan drainase jika terdapat abses,
Antibiotik oral maupun krim.
Otitis Media Supurasi Kronik
(OMSK) (3A)
Kelanjutan dari OMA yang gagal menutup
sempurna. Gejala lebih dari 6 minggu dengan
klinis penurunan pendengaran namun tidak nyeri
dengan gambaran membrane timpani perforasi.

Etiologi :
• OMA dengan infeksi berulang atau
penatalaksanaan yang kurang tepat.
OMSK Benigna/Aman OMSK Maligna/Bahaya
• Klinis: • Klinis :
Perforasi sentral, Pars Perforasi attic/marginal,
: tensa, Kolesteatoma Pars : flaxida,
(-), Radiologi : seluler. Kolesteatoma (+),
• Terapi : Radiologi : sklerotik +
Antibiotik topikal erosi.
(neomisin + • Terapi : Mastoidektomi
polimiksin ) + Ear dengan atau tanpa
toilet H202 3% timpanoplasti. Jika
selama 3-5 hari. terdapat abses : insisi
dan drainase terlebih
dahulu.
Mastoiditis (3A)
Inflamasi pada mastoid
air cell di temporal

Etiologi :
• Biasanya Perfoerasi
lubang atik &
marginal (Pars
Flaxida)
Klinis : S..M..S..
• Demam , otalgia,nyeri
belakang Schuller Mastoid Stenver..
telinga,bengkak,kemer
ahan, telinga keluar
cairan
• Penunjang : Schuller &
Stenver

Tatalaksana :
• Mastoidektomi
Abses Bezold (3A)
Abses leher yang
merupakan komplikasi
dari mastoiditis. abses
ini menembus melewati
inferior melalui medial
ujung mastoid yang
dapat berkembang di
leher sampai otot
sternomastoid
Diagnosis

Gejala:
• Riwayat otore dan panas tinggi,
• Trismus dan sukar menelan,
• Pembengkakan dari tip mastoid sampai
sepanjang m. sternokleidomastoideus,
• Nyeri tekan dengan atau tanpa fluktuasi.
Diagnosis

Radiologic:
• Mastoiditis akut biasanya didapatkan
perselubungan, sedangkan pada mastoiditis
kronis memberikan gambaran sklerotik.
• CT Scan: gambaran opasifikasi di telinga
tengah dan kavitas mastoid. Kadang disertai
dengan erosi tulang terutama tip mastoid.
Tatalaksana

• Medikamentosa: Antibiotik Topikal (Kombinasi


penisilin dengan metronidazole merupakan
terapi primer)
• Non Medikamentosa: Insisi dan drainase abses,
Mastoidektomi
Jawaban Lainnya
A. OMSK benign : tidak tepat
B. OMSK maligna : tidak tepat
D. Mastoiditis : tidak tepat
E. Abses Bezold : tidak tepat
Soal 67
An. Midoriya 12 tahun datang ke IGD dengan keluhan daun
telinga kanan bengkak. Keluhan ini muncul setelah pasien
berkelahi dengan teman sekolahnya 3 jam yang lalu. Tanda
vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan telinga
kanannya ditemukan auricle bengkak, merah, nyeri dan pada
saat diraba teraba kenyal. Apa kemungkinan komplikasi yang
sering terjadi pada kasus ini ?
A. OMSK benign
B. OMSK maligna
C. Perikondritis
D. Mastoiditis
E. Abses Bezold
Soal 68
Ny. Eri 34 tahun datang dengan keluhan penurunan
penglihatan pada mata kanannya. Keluhan ini disertai
dengan nyeri yang hilang timbul. Pasien memiliki riwayat
menggunakan lensa kontak. Pada pemeriksaan mata kanan
ditemukan adanya hipopion dan pada tes fluoresensi
ditemukan gambaran seperti berikut. Apa diagnosis yang
tepat pada pasien ?
A. Keratitis bakteri
B. Keratitis virus
C. Keratitis jamur
D. Keratitis protozoa
E. Keratitis cacing
Analisis Soal 68
Ny. Eri 34 tahun datang dengan keluhan penurunan penglihatan pada mata
kanannya. Keluhan ini disertai dengan nyeri yang hilang timbul. Pasien
memiliki riwayat menggunakan lensa kontak. Pada pemeriksaan mata
kanan ditemukan adanya hipopion dan pada tes fluoresensi ditemukan
gambaran seperti berikut. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?

Terdapat adanya hipopion dan lesi tidak


khas

DIAGNOSIS : Keratitis Bakteri


Keratitis (3A)
• Peradangan pada kornea
• Gejala Klinis: Mata merah, visus turun
mendadak, injeksi silier, nyeri, fotofobia

Etiologi
• Bakteri
• Virus
• Jamur
• Protozoa (Acanthamoeba)
Etiologi Anamnesis Pemeriksaan Tatalaksana
Bakterial: • Penggunaan • Sampel kerokan • Antibiotik topical
1. Stafilokokus lensa kontak kornea (flurokuinolon,
2. Pseudomonas • Riwayat • Pewarnaan Gram : gentamisin, polimiksin
3. Moraksela operasi Giemsa, acid-fast B)
• Riwayat stain • Sikloplegik (atropin)
korpal • Kultur pada blood • Kortikosteroid
agar
untuk organisme
aerobic
Virus • Riwayat HSV • Lesi dendritik (seperti • Acyclovir 5 x 400 mg
1. Herpes / VZV cabang pohon) pada selama 7 hari (HSV)
Simplex Virus • Nyeri HSV • Acyclovir 5 x 800 mg
2. Varicella- dermatomal • Lesi pseudodendritik selama 7-10 hari (VVZ)
Zoster Virus pada Zoster • Gel mata ganciclovir
• Geografika 0.15% 5x1
• Vesikel +/-
Etiologi Anamnesis Pemeriksaan Tatalaksana
Jamur • Riwayat trauma • Ulkus putih keabu- • Suspensi mata natamycin
1. Filamentous dengan abuan dengan tepi 5% tetes per 2 jam
fungi tumbuhan meninggi (fusarium, aspergillus),
(Aspergillus, • Feathery finger-like • Tetes mata amphotericin B
Fusarium) extensions 1.5% 1 tetes per jam
2. Yeasts • Lesi satelit kecil multiple (candida)
(Candida) di sekitar lesi utama • Antifungi sistemik
(flukonazol 200 mg)
Protozoa • Riwayat • Opasitas epitel dan • Amebisida
(acanthamoeba) berenang di subepitel halus dan • Kortikosteroid topikal
danau berjalan radial
• Riwayat sepanjang corneal
pemakaian nerves
lensa kontak • Ring-shaped lesion
• Nyeri sangat sentral / parasentral
hebat (stadium lanjut
membentuk abses)
Jawaban Lainnya
B. Keratitis virus : lesi dendritik atau pseudodendritik
C. Keratitis jamur : lesi satelit
D. Keratitis protozoa : lesi cincin
E. Keratitis cacing : tidak ada
Soal 68
Ny. Eri 34 tahun datang dengan keluhan penurunan
penglihatan pada mata kanannya. Keluhan ini disertai
dengan nyeri yang hilang timbul. Pasien memiliki riwayat
menggunakan lensa kontak. Pada pemeriksaan mata kanan
ditemukan adanya hipopion dan pada tes fluoresensi
ditemukan gambaran seperti berikut. Apa diagnosis yang
tepat pada pasien ?
A. Keratitis bakteri
B. Keratitis virus
C. Keratitis jamur
D. Keratitis protozoa
E. Keratitis cacing
Soal 69
Ny. Yaoyorozu 37 tahun datang dengan keluhan mata kanannya
terdapat penurunan penglihatan. Keluhan ini juga disertai
dengan adanya mata merah, fotofobia dan terkadang nyeri.
Pasien memiliki riwayat penyakit SLE. Pada pemeriksaan slit lamp
pada mata kanan didapatkan gambaran seperti berikut. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Keratitis
B. Iridosiklitis
C. Endoftalmitis
D. Panoftalmitis
E. Glaukoma akut
Analisis Soal 69
Ny. Yaoyorozu 37 tahun datang dengan keluhan mata kanannya
terdapat penurunan penglihatan. Keluhan ini juga disertai dengan
adanya mata merah, fotofobia dan terkadang nyeri. Pasien
memiliki riwayat penyakit SLE. Pada pemeriksaan slit lamp pada
mata kanan didapatkan gambaran seperti berikut. Apa diagnosis
yang tepat pada pasien ?

Sinekia Posterior

DIAGNOSIS : Uveitis Anterior / Iridosiklitis


Uveitis Anterior/Iridosiklitis (3A)

• Peradangan pada uvea anterior (iris)

Etiologi
• Idiopatik
• Penyakit sistemik (RA, SLE, IBD)
• Infeksi (herpes, TB, sifilis)
• Post Operasi
Diagnosis

Anamnesis
• Nyeri terutama saat malam hari
• Mata merah
• Fotofobia
• Blefarospasme
• Lakrimasi
• Penurunan visus
Diagnosis
• Edema palpebral
• Corneal signs → edema kornea, keratic precipitate
(KP), opasitas kornea posterior.
• Anterior Chamber signs → aqueous cells, aqueous
flare (Tyndal phenomenon), hipopion, hifema,
perubahan kedalaman & sudut anterior chamber
• Iris signs → perubahan pola normal dan warna
iris, iris nodules (Koeppe’s nodules, Busacca’s
nodules), sinekia posterior, neovaskularisasi iris
(rubeosis iridis)
• Pupillary signs → pupil miosis, ireguler, ektropion,
hilangnya reflex pupil, occlusio pupillae
Keratic
presipitate (KP)

Sinekia posterior
Tatalaksana
Topikal
• Mydriatic cyclopegic drugs (atropine sulfat,
siklopentolat)
• Kortikosteroid (dexamethasone, betamethasone,
hidrokortison, prednisolone)
• Antibiotik

Sistemik
• Kortikosteroid
• NSAID
• Immunosupresan
Keratitis (3A)
• Peradangan pada kornea
• Gejala Klinis: Mata merah, visus turun
mendadak, injeksi silier, nyeri, fotofobia

Etiologi
• Bakteri
• Virus
• Jamur
• Protozoa (Acanthamoeba)
Etiologi Anamnesis Pemeriksaan Tatalaksana
Bakterial: • Penggunaan • Sampel kerokan • Antibiotik topical
1. Stafilokokus lensa kontak kornea (flurokuinolon,
2. Pseudomonas • Riwayat • Pewarnaan Gram : gentamisin, polimiksin
3. Moraksela operasi Giemsa, acid-fast B)
• Riwayat stain • Sikloplegik (atropin)
korpal • Kultur pada blood • Kortikosteroid
agar
untuk organisme
aerobic
Virus • Riwayat HSV • Lesi dendritik (seperti • Acyclovir 5 x 400 mg
1. Herpes / VZV cabang pohon) pada selama 7 hari (HSV)
Simplex Virus • Nyeri HSV • Acyclovir 5 x 800 mg
2. Varicella- dermatomal • Lesi pseudodendritik selama 7-10 hari (VVZ)
Zoster Virus pada Zoster • Gel mata ganciclovir
• Geografika 0.15% 5x1
• Vesikel +/-
Etiologi Anamnesis Pemeriksaan Tatalaksana
Jamur • Riwayat trauma • Ulkus putih keabu- • Suspensi mata natamycin
1. Filamentous dengan abuan dengan tepi 5% tetes per 2 jam
fungi tumbuhan meninggi (fusarium, aspergillus),
(Aspergillus, • Feathery finger-like • Tetes mata amphotericin B
Fusarium) extensions 1.5% 1 tetes per jam
2. Yeasts • Lesi satelit kecil multiple (candida)
(Candida) di sekitar lesi utama • Antifungi sistemik
(flukonazol 200 mg)
Protozoa • Riwayat • Opasitas epitel dan • Amebisida
(acanthamoeba) berenang di subepitel halus dan • Kortikosteroid topikal
danau berjalan radial
• Riwayat sepanjang corneal
pemakaian nerves
lensa kontak • Ring-shaped lesion
• Nyeri sangat sentral / parasentral
hebat (stadium lanjut
membentuk abses)
Endoftalmitis (2)

Peradangan bola mata yang melibatkan vitreous


dan segmen anterior. Dapat juga melibatkan
koroid dan retina

Etiologi
• Post-OP katarak
• Vitrektomi
Diagnosis
• Palpebra → edema dan • Vitreous → eksudasi,
hiperemis tampak massa keputihan
• Konjungtiva → kemosis dibalik pupil yang
dan kongesti terdilatasi (amaurotic
sirkumkornea cat’s-eye reflex)
• Kornea → edema, • Gerakan bola mata →
berkabut masih dapat digerakkan
• Anterior chamber → • Gejala sistemik →
hypopyon relative ringan
• Iris → edema dan
berkabut
• Pupil → berwarna
kekuningan akibat
eksudasi pada vitreous
Tatalaksana
Antibiotik intravitreal
• 1st choice: Vancomycin 1 mg in 0.1 ml plus ceftazidime 2.25 mg in 0.1 ml
• 2nd choice: Vancomycin 1 mg in 0.1 ml plus Amikacin 0.4 mg in 0.1 ml
• 3rd choice: Vancomycin 1 mg in 0.1 ml plus gentamycin 0.2 mg in 0.1 ml

• Kortikosteroid
• Sikloplegik
• Atropine 1% or should be instilled TDS or QID
• Antiglaukoma
• Oral acetazolamide (250 mg TDS) and timolol (0.5% BD)
• Vitrektomi
• Eviscerasi
Endoftalimitis VS Panoftalmitis
• Endoftalmitis hanya • Panoftalmitis
melibatkan vitreous melibatkan vitreous
dan bola mata saja dan otot-otot bola
sehingga tidak nyeri mata sehingga akan
ketika bola mata nyeri ketika bola
digerakkan mata digerakkan
Glaukoma (3B)

• Neuropati optik yang ditandai dengan adanya


kerusakan elemen jaringan ikat dan saraf dari
diskus optic dan adanya disfungsi visual,
dengan atau tanpa peningkatan TIO

Pemeriksaan Glaukoma
• Perimetri/tes konfrontasi (melihat lapang
pandang), tonometri (Menilai TIO), gonioskopi
(melihat sudut iridokornea), funduskopi (Menilai
CD (cup-disc) ratio.
Klasifikasi
Etiologi Tanda dan Gejala Tatalaksana
Glaukoma • Mata merah, berair, Terapi awal untuk mencapai target
akut/sudut visus turun TIO
tertutup : mendadak, nyeri, • Carbonic anhydrase inhibitor 
Obstruksi mual, muntah, halo Acetazolamid HCl tab 500 mg,
trabekula oleh sign dilanjutkan 4x250
iris perifer • TIO > 21 mmHg, • β- Bloker  Timolol 0,5 % 2x1
injeksi konjungtiva, • Steroid topikal + antibiotik 4x1
edema kornea, pupil • Kolinergik/mitotic  Pilokarpin HCl
midriasis, COA 0,50% 2-4x 1gtt
dangkal • Tetes KCl 0,5% 2x1 tetes/hari
• Definitif: iridotomi perifer
Glaukoma • Biasanya • β- Bloker  Timolol maleat 0,5%
kronis/sudut asimptomatik. 2x1 gtt
terbuka : • Penurunan lapang • Definitif: trabekulotomi
Disfungsi pandang.
trabekula • TIO biasanya normal
• CD Ratio > 0,5
Jawaban Lainnya
A. Keratitis : tes fluorosen positif
C. Endoftalmitis : tidak nyeri saat menggerakan bola
mata
D. Panoftalmitis : nyeri saat menggerakan bola mata
E. Glaukoma akut : adanya penurunan visus disertai
mual muntah
Soal 69
Ny. Yaoyorozu 37 tahun datang dengan keluhan mata kanannya
terdapat penurunan penglihatan. Keluhan ini juga disertai
dengan adanya mata merah, fotofobia dan terkadang nyeri.
Pasien memiliki riwayat penyakit SLE. Pada pemeriksaan slit lamp
pada mata kanan didapatkan gambaran seperti berikut. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Keratitis
B. Iridosiklitis
C. Endoftalmitis
D. Panoftalmitis
E. Glaukoma akut
Soal 70
Tn. Kirishima 26 tahun datang dengan keluhan bengkak pada
ujung mata. Keluhan ini disertai dengan demam, nyeri tekan dan
pada saat ditekan mengeluarkan cairan kekuningan pada ujung
mata. Pada pemeriksaan didapatkan gambaran seperti berikut.
Selanjutnya dilakukan Annel test dan hasilnya negatif. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Konjungtivitis vernal
B. Dakrioadenitis
C. Dakriosistitis
D. Pterigium
E. Pinguekula
Analisis Soal 70
Tn. Kirishima 26 tahun datang dengan keluhan bengkak pada
ujung mata. Keluhan ini disertai dengan demam, nyeri tekan dan
pada saat ditekan mengeluarkan cairan kekuningan pada ujung
mata. Pada pemeriksaan didapatkan gambaran seperti berikut.
Selanjutnya dilakukan Annel test dan hasilnya negatif. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Dakriosistitis
Gangguan Kelenjar Mata (3A)
Dakrioadenitis Dakriosistitis
Definisi Radang pada glandula lakrimalis Radang pada sakus lakrimalis
karena
sumbatan duktus nasolakrimalis,
biasanya unilateral
Khas Nyeri dan bengkak di orbita bag Epifora, eksudat, Annel test -, uji
temporal Regurgitasi +, sakit, merah, nyeri
Mata bengkak seperti huruf “S” tekan pada daerah nasal
terbalik.

Terapi Kompres hangat, antibiotik sistemik Bedah sakus lakrimal


dan bila terlihat abses lakukan insisi (dakriositorinostomi,
dakriosistektomi)
Konjungtivitis Vernal (4A)

Konjungtivitis alergika rekuren, kronik, bilateral,


interstisial, self-limiting dengan insidensi
musiman

Etiologi
• Reaksi atopi terhadap allergen eksogen
• Lebih sering pada usia 4-20 tahun, saat musim
panas, dan di daerah tropis
Diagnosis
Gambaran Klinis
• Tidak terdapat
keterlibatan jaringan
periorbital
• Tipe Palpebral : papilla
tersusun cobble-stone
atau pavement-stone Cobble Stone
• Tipe Bulbar : bintik
keputihan sepanjang
limbus (tranta’s spots)
• Tipe Campuran
kombinasi gambaran tipe
palpebral dan bulbar
Horner Tranta dots
Terapi

• Steroid topical seperti fluorometholone (tetes


mata 2x1 selama 2minggu), medrysone,
betametasone, dexamethasone
• Stabilizer sel mast seperti tetes mata sodium
kromoglikat 2%
• Antihistamin
Pterigium dan Pinguekula (3A)
Pterigium Pinguekula
Definisi Pertumbuhan fibrovaskular, bersifat Benjolan pada konjungtiva
degenerative dan invasive. Berbentuk bulbi yg ditemukan pada
segitiga dengan puncak di bagian orang tua. Degenerasi hialin
sentral atau daerah kornea jaringan submucosa
konjungtiva.
Faktor Risiko Paparan sinar UV, kekeringan, Paparan sinar matahari,
angin, debu dan iritan lain penuaan
Gejala Khas Adanya selaput di mata, Benjolan kecil/ nodul dekat
menghalangi pandangan, mata limbus di zona
merah, sensasi benda asing, berair interpalpebral, mata merah,
sensasi benda asing.
Tes sonde (-) tidak ada celah antara
jaringan fibrovaskular dan lapisan
bawah
Pterigium Pinguekula
Terapi • Artificial tears • Artificial tears
• Ekstirpasi Pterygium • Eksisi atas indikasi
kosmetik atau jika ada iritasi
yang hebat
• Hindari/ kurangi paparan
sinar UV
Derajat
1. Derajat I → terbatas di sklera
2. Derajat II → tepat di limbus
3. Derajat III → melebihi limbus
sampai tepat tepi pupil
4. Derajat IV → sudah melewati tepi
pupil sehingga mengganggu
pengelihatan
Jawaban Lainnya
A. Konjungtivitis vernal : tidak tepat
B. Dakrioadenitis : tidak tepat
D. Pterigium : tidak tepat
E. Pinguekula : tidak tepat
Soal 70
Tn. Kirishima 26 tahun datang dengan keluhan bengkak pada
ujung mata. Keluhan ini disertai dengan demam, nyeri tekan dan
pada saat ditekan mengeluarkan cairan kekuningan pada ujung
mata. Pada pemeriksaan didapatkan gambaran seperti berikut.
Selanjutnya dilakukan Annel test dan hasilnya negatif. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Konjungtivitis vernal
B. Dakrioadenitis
C. Dakriosistitis
D. Pterigium
E. Pinguekula
Soal 71
By. Shouta 3 bulan dibawa oleh ibunya ke Poliklinik dengan
keluhan pada bagian hitam kedua bola matanya terdapat
adanya bercak putih. Keluhan ini disadari sejak bayi baru lahir.
Sebelumnya ibu pasien sempat mengalami sakit saat
mengandung, namun tidak pernah kontrol ke dokter.
Kemungkinan etiologi penyebab kasus ini adalah ?
A. Toxoplasma
B. Rubella
C. Cytomegalovirus
D. Herpes simplex virus
E. Measles
Analisis Soal 71
By. Shouta 3 bulan dibawa oleh ibunya ke Poliklinik dengan
keluhan pada bagian hitam kedua bola matanya terdapat
adanya bercak putih. Keluhan ini disadari sejak bayi baru
lahir. Sebelumnya ibu pasien sempat mengalami sakit saat
mengandung, namun tidak pernah kontrol ke dokter.
Kemungkinan etiologi penyebab kasus ini adalah ?

DIAGNOSIS : Katarak Kongenital


Katarak (2)
Kekeruhan pada lensa yang menyebabkan
penurunan tajam pengelihatan.

Etiologi
• Congenital and developmental cataract
• Acquired cataract :
• Senile cataract • Electric cataract
• Traumatic cataract • Radiational cataract
• Complicated cataract • Toxic cataract
• Metabolic cataract • Cataract associated with skin/
osseous diseases
Katarak Kongenital
• Umumnya karena infeksi intrauterin (Rubella)
• Pemeriksaan fisik → refleks merah abnormal
atau ada leukokoria. Bila tidak diobati dapat
menyebabkan ambliopia (penurunan visus
yang tidak dapat dikoreksi menjadi normal,
akibat gangguan pada nervus optikus) bahkan
kebutaan.
• Tatalaksana → pembedahan, dilakukan
sebelum usia 2 bulan agar perkembangan
visus tidak terganggu
Jawaban Lainnya
A. Toxoplasma : tidak tepat
C. Cytomegalovirus : tidak tepat
D. Herpes simplex virus : tidak tepat
E. Measles : tidak tepat
Soal 71
By. Shouta 3 bulan dibawa oleh ibunya ke Poliklinik dengan
keluhan pada bagian hitam kedua bola matanya terdapat
adanya bercak putih. Keluhan ini disadari sejak bayi baru lahir.
Sebelumnya ibu pasien sempat mengalami sakit saat
mengandung, namun tidak pernah kontrol ke dokter.
Kemungkinan etiologi penyebab kasus ini adalah ?
A. Toxoplasma
B. Rubella
C. Cytomegalovirus
D. Herpes simplex virus
E. Measles
Soal 72
Tn. Aizawa 30 tahun datang dengan keluhan matanya buram
sejak 4 hari yang lalu. Sebelumnya pasien sempat dirawat
karena tersengat listrik saat bekerja di kantornya pada 1 bulan
yang lalu. Pada pemeriksaan luar ditemukan gambaran seperti
berikut. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Keratitis
B. Sikatrik kornea
C. Katarak matur
D. Katarak imatur
E. Katarak traumatik
Analisis Soal 72
Tn. Aizawa 30 tahun datang dengan keluhan matanya
buram sejak 4 hari yang lalu. Sebelumnya pasien sempat
dirawat karena tersengat listrik saat bekerja di kantornya
pada 1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan luar ditemukan
gambaran seperti berikut. Apa diagnosis yang tepat pada
pasien ?

DIAGNOSIS : Katarak Traumatika


Katarak (2)
Kekeruhan pada lensa yang menyebabkan
penurunan tajam pengelihatan.

Etiologi
• Congenital and developmental cataract
• Acquired cataract :
• Senile cataract • Electric cataract
• Traumatic cataract • Radiational cataract
• Complicated cataract • Toxic cataract
• Metabolic cataract • Cataract associated with skin/
osseous diseases
1. Katarak Kongenital
• Umumnya karena infeksi intrauterin (Rubella)
• Pemeriksaan fisik → refleks merah abnormal
atau ada leukokoria. Bila tidak diobati dapat
menyebabkan ambliopia (penurunan visus
yang tidak dapat dikoreksi menjadi normal,
akibat gangguan pada nervus optikus) bahkan
kebutaan.
• Tatalaksana → pembedahan, dilakukan
sebelum usia 2 bulan agar perkembangan
visus tidak terganggu
2. Katarak Senilis
Insipien Imatur Matur Hipermature
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan Normal Bertambah Normal Berkurang
Lensa
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
COA Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut Bilik Normal Sempit Normal Terbuka
Mata
Shadow Test (-) (+) (-) Pseudo positif
Visus Normal < << <<<
Penyulit (-) Glaukoma (-) Uveitis dan
(fakomorfik) Glaukoma
(Fakolitik)
3. Katarak Traumatik
• Pada trauma. Khas gambaran stelata (opasitas
berbentuk bintang)
• Shadow Test: sinar masuk dengan sudut 45°,
positif jika sinar akan dipantulkan mengenai iris
sehingga terbentuk bayangan iris pada lensa.
Keratitis (3A)
• Peradangan pada kornea
• Gejala Klinis: Mata merah, visus turun
mendadak, injeksi silier, nyeri, fotofobia

Etiologi
• Bakteri
• Virus
• Jamur
• Protozoa (Acanthamoeba)
Etiologi Anamnesis Pemeriksaan Tatalaksana
Bakterial: • Penggunaan • Sampel kerokan • Antibiotik topical
1. Stafilokokus lensa kontak kornea (flurokuinolon,
2. Pseudomonas • Riwayat • Pewarnaan Gram : gentamisin, polimiksin
3. Moraksela operasi Giemsa, acid-fast B)
• Riwayat stain • Sikloplegik (atropin)
korpal • Kultur pada blood • Kortikosteroid
agar
untuk organisme
aerobic
Virus • Riwayat HSV • Lesi dendritik (seperti • Acyclovir 5 x 400 mg
1. Herpes / VZV cabang pohon) selama 7 hari (HSV)
Simplex Virus • Nyeri • Geografika • Acyclovir 5 x 800 mg
2. Varicella- dermatomal • Vesikel +/- selama 7-10 hari (VVZ)
Zoster Virus • Gel mata ganciclovir
0.15% 5x1
Etiologi Anamnesis Pemeriksaan Tatalaksana
Jamur • Riwayat trauma • Ulkus putih keabu- • Suspensi mata natamycin
1. Filamentous dengan abuan dengan tepi 5% tetes per 2 jam
fungi tumbuhan meninggi (fusarium, aspergillus),
(Aspergillus, • Feathery finger-like • Tetes mata amphotericin B
Fusarium) extensions 1.5% 1 tetes per jam
2. Yeasts • Lesi satelit kecil multiple (candida)
(Candida) di sekitar lesi utama • Antifungi sistemik
(flukonazol 200 mg)
Protozoa • Riwayat • Opasitas epitel dan • Amebisida
(acanthamoeba) berenang di subepitel halus dan • Kortikosteroid topikal
danau berjalan radial
• Riwayat sepanjang corneal
pemakaian nerves
lensa kontak • Ring-shaped lesion
• Nyeri sangat sentral / parasentral
hebat (stadium lanjut
membentuk abses)
Sikatrik Kornea

1. Nebula : kabut halus pada kornea yang tdk


dpat dilihat mata telanjang (slit lamp)
2. Makula : kabut halusnya udah jelas, batas
tegas
3. Lekoma : kekeruhan berwarna putih padat
Jawaban Lainnya
A. Keratitis : tes fluoresens (+)
B. Sikatrik kornea : jaringan parut (+)
C. Katarak matur : shadow test (-)
D. Katarak imatur : shadow test (+)
Soal 72
Tn. Aizawa 30 tahun datang dengan keluhan matanya buram
sejak 4 hari yang lalu. Sebelumnya pasien sempat dirawat
karena tersengat listrik saat bekerja di kantornya pada 1 bulan
yang lalu. Pada pemeriksaan luar ditemukan gambaran seperti
berikut. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Keratitis
B. Sikatrik kornea
C. Katarak matur
D. Katarak imatur
E. Katarak traumatik
Soal 73
Tn. Ojiro 19 tahun datang dengan keluhan benjolan pada
kelopak mata kanan. Keluhan ini disertai dengan nyeri tekan
dan demam. Ternyata benjolan pada pasien berasal dari
kelenjar Meibom. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Kalazion internal
B. Kalazion eksternal
C. Hordeolum internal
D. Hordeolum eskterna
E. Blefaritis
Analisis Soal 73
Tn. Ojiro 19 tahun datang dengan keluhan benjolan pada
kelopak mata kanan. Keluhan ini disertai dengan nyeri tekan
dan demam. Ternyata benjolan pada pasien berasal dari
kelenjar Meibom. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Hordeolum
Mata Merah Visus Normal
Gangguan Kelopak Mata
Hordeolum Hordeolum Kalazion
Eksternum Internum
Definisi Peradangan Peradangan Peradangan
supuratif supuratif granulomatosa kronik
akut pada kelenjar akut pada non-infektif pada
Zeis atau Moll kelenjar kelenjar Meibom
Meibom

Etiologi Infeksi Infeksi Proliferasi dan reaksi


Staphylococcus stafilokokal granulomatosa dari
aureus (primer) atau dinding kelenjar
kalazion
yang terinfeksi
(sekunder)
Hordeolum Hordeolum Kalazion
Eksternum Internum
Manifestasi Benjolan merah mengkilat, hangat, Benjolan lunak hingga
Klinis edema dan nyeri tekan (lebih nyeri keras, tidak nyeri, tidak
pada hordeolum internum) pada tepi hiperemis
palpebra
Terapi • Kompres hangat 3x sehari @10 Konservatif
menit • Injeksi intralesi
• Jaga kebersihan kelopak mata steroid
• Antibiotik topical (salep oxytetrasiklin (triamsinolon 40
3x1; mg/ml sebanyak
salep kloramfenikol 3x1; tetes mata 0,10-0,20 ml)
kloramfenikol 12x1) • Ekokleasi kalazion
• Antibiotik oral (eritromisin 2x500mg
atau
Dikloksasilin 125-250, 4x1 selama 3
hari)
• Insisi dan drainase abses
Mata Merah Visus Normal
Gangguan Kelopak Mata
Blepharitis Blepharitis Blepharitis Blepharitis
Anterior Seboroik/Squamosa Ulseratif/Stafilokokal Posterior
Etiologi Peradangan kelenjar Infeksi kronik Peradangan kelenjar
Zeis dan Moll stafilokokus Meibom
(anterior) atau
Meibom (posterior).
Manifestasi Sisik putih pada bulu Krusta kekuningan bila Muara kelenjar
Klinis mata dasar hiperemis diangkat Meibom prominen
(tanpa ulkus), air meninggalkan dengan sekresi kental
mata berbusa, gatal, keropeng atau ulkus keputihan. Hiperemis,
panas, kotoran yang mudah berdarah telangiektasis pada
berminyak di bulu kelopak mata sisi
mata posterior
Blepharitis Blepharitis Blepharitis Blepharitis
Anterior Seboroik/Squamosa Ulseratif/Stafilokokal Posterior
Terapi • Bersihkan dengan • Bersihkan krusta • Pemijatan kelopak
shampoo bayi, salep • Kompres hangat mata
salisil 1%, nitrat • Antibiotik topical • Antibiotik topical
argenti 1% (sulfasetamid, (eritromisin,
• Kompres hangat 5- gentamisin, atau basitrasin atau
10menit, 2-4x/hari. basitrasin 12x2 tetes), gentamisin 12x2
• Antibiotik topikal atau tetes), atau
(eritromisin, basitrasin • Antibiotik topical • Antibiotik topical,
atau gentamisin 12 x2 (salep) kloramfenikol tetrasiklin salep mata
tetes hingga gejala 3x1 3x1
membaik) • Antibiotik oral • Antibiotik oral
(doksisiklin (tetrasiklin
1x100mg selama 2-4 1x1000mg dosis
minggu atau terbagi
azithromisin 1x500mg selama 6-12 minggu
selama 5 hari) atau doksisiklin
2x100mg (1minggu),
kemudian 1x100mg
selama 6-12minggu)
Hordeolum Hordeolum Kalazion
Eksternum Internum

BLEPHARITIS Blepharitis Seboroik Blepharitis Ulceratif BLEPHARITIS


ANTERIOR POSTERIOR
Jawaban Lainnya
A. Kalazion internal : tidak ada
B. Kalazion eksternal : tidak ada
D. Hordeolum eksternal : pada kelenjar Zeis dan Moll
E. Blefaritis : tidak tepat
Soal 73
Tn. Ojiro 19 tahun datang dengan keluhan benjolan pada
kelopak mata kanan. Keluhan ini disertai dengan nyeri tekan
dan demam. Ternyata benjolan pada pasien berasal dari
kelenjar Meibom. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Kalazion internal
B. Kalazion eksternal
C. Hordeolum internal
D. Hordeolum eskterna
E. Blefaritis
Soal 74
Nn. Hagakure 20 tahun datang dengan keluhan mata gatal
sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan mata
berair. Keluhan ini diperberat saat cuaca dingin. Pasien
menyangkal memiliki riwayat penyakit sebelumnya. Pada
pemeriksaan mata didapatkan gambaran seperti berikut. Apa
terapi yang tepat bagi pasien ?
A. Kompres hangat
B. Sodium kromoglikat 2%
C. Acyclovir 3%
D. Mupirocin 2%
E. Fenilefrin 2,5%
Analisis Soal 74
Nn. Hagakure 20 tahun datang dengan keluhan mata gatal sejak
3 hari yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan mata berair.
Keluhan ini diperberat saat cuaca dingin. Pasien menyangkal
memiliki riwayat penyakit sebelumnya. Pada pemeriksaan mata
didapatkan gambaran seperti berikut. Apa terapi yang tepat bagi
pasien ?

Horner Tranta Dots

DIAGNOSIS : Konjungtivitis Vernal


Konjungtivitis Vernal (4A)

Konjungtivitis alergika rekuren, kronik, bilateral,


interstisial, self-limiting dengan insidensi
musiman

Etiologi
• Reaksi atopi terhadap allergen eksogen
• Lebih sering pada usia 4-20 tahun, saat musim
panas, dan di daerah tropis
Diagnosis
Gambaran Klinis
• Tidak terdapat
keterlibatan jaringan
periorbital
• Tipe Palpebral : papilla
tersusun cobble-stone
atau pavement-stone Cobble Stone
• Tipe Bulbar : bintik
keputihan sepanjang
limbus (tranta’s spots)
• Tipe Campuran
kombinasi gambaran tipe
palpebral dan bulbar
Horner Tranta dots
Terapi

• Steroid topical seperti fluorometholone (tetes


mata 2x1 selama 2minggu), medrysone,
betametasone, dexamethasone
• Stabilizer sel mast seperti tetes mata sodium
kromoglikat 2%
• Antihistamin
Jawaban Lainnya
A. Kompres hangat : terapi awal Hordeolum
C. Acyclovir 3% : Konjungtivitis virus
D. Mupirocin 2% : Pioderma pada kulit
E. Fenilefrin 2,5% : Episkleritis
Soal 74
Nn. Hagakure 20 tahun datang dengan keluhan mata gatal
sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan mata
berair. Keluhan ini diperberat saat cuaca dingin. Pasien
menyangkal memiliki riwayat penyakit sebelumnya. Pada
pemeriksaan mata didapatkan gambaran seperti berikut. Apa
terapi yang tepat bagi pasien ?
A. Kompres hangat
B. Sodium kromoglikat 2%
C. Acyclovir 3%
D. Mupirocin 2%
E. Fenilefrin 2,5%
Soal 75
Tn. Yuga 47 tahun datang dengan keluhan perasaan
mengganjal pada mata kanannya. Keluhan ini disertai dengan
mata berair. Pada pemeriksaan sonde test (-) dan terdapat
selaput sesuai dengan gambar berikut. Pada pasien ini termasuk
grade berapa ?
A. Grade I
B. Grade II
C. Grade III
D. Grade IV
E. Grade V
Analisis Soal 75
Tn. Yuga 47 tahun datang dengan keluhan perasaan
mengganjal pada mata kanannya. Keluhan ini disertai
dengan mata berair. Pada pemeriksaan sonde test (-) dan
terdapat selaput sesuai dengan gambar berikut. Pada pasien
ini termasuk grade berapa ?

DIAGNOSIS : Pterigium
Pterigium dan Pinguekula (3A)
Pterigium Pinguekula
Definisi Pertumbuhan fibrovaskular, bersifat Benjolan pada konjungtiva
degenerative dan invasive. Berbentuk bulbi yg ditemukan pada
segitiga dengan puncak di bagian orang tua. Degenerasi hialin
sentral atau daerah kornea jaringan submucosa
konjungtiva.
Faktor Risiko Paparan sinar UV, kekeringan, Paparan sinar matahari,
angin, debu dan iritan lain penuaan
Gejala Khas Adanya selaput di mata, Benjolan kecil/ nodul dekat
menghalangi pandangan, mata limbus di zona
merah, sensasi benda asing, berair interpalpebral, mata merah,
sensasi benda asing.
Tes sonde (-) tidak ada celah antara
jaringan fibrovaskular dan lapisan
bawah
Pterigium Pinguekula
Terapi • Artificial tears • Artificial tears
• Ekstirpasi Pterygium • Eksisi atas indikasi
kosmetik atau jika ada iritasi
yang hebat
• Hindari/ kurangi paparan
sinar UV
Derajat
1. Derajat I → terbatas di sklera
2. Derajat II → tepat di limbus
3. Derajat III → melebihi limbus
sampai tepat tepi atau di pupil
4. Derajat IV → sudah melewati tepi
pupil sehingga mengganggu
pengelihatan
Jawaban Lainnya
A. Grade I : tidak tepat
B. Grade II : tidak tepat
D. Grade IV : tidak tepat
E. Grade V : tidak ada
Soal 75
Tn. Yuga 47 tahun datang dengan keluhan perasaan
mengganjal pada mata kanannya. Keluhan ini disertai dengan
mata berair. Pada pemeriksaan sonde test (-) dan terdapat
selaput sesuai dengan gambar berikut. Pada pasien ini termasuk
grade berapa ?
A. Grade I
B. Grade II
C. Grade III
D. Grade IV
E. Grade V
Soal 76
Ny. Reiko 46 tahun datang dengan keluhan nyeri pada mata
kirinya. Keluhan ini disertai dengan mata merah dan terasa ada
yang mengganjal pada matanya. Pada pemeriksaan ditemukan
injek pada mata kirinya dan tes fenilefrin ditemukan positif. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Keratitis
B. Konjungtivitis
C. Endoftalmitis
D. Skelritis
E. Episkleritis
Analisis Soal 76
Ny. Reiko 46 tahun datang dengan keluhan nyeri pada mata
kirinya. Keluhan ini disertai dengan mata merah dan terasa
ada yang mengganjal pada matanya. Pada pemeriksaan
ditemukan injek pada mata kirinya dan tes fenilefrin
ditemukan positif. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Episkleritis
Mata Merah Visus Normal
Gangguan Sklera
Episkleritis Skleritis
Definisi Reaksi radang jaringan ikat Peradangan kronik dari sklera
vascular yang terletak antara
konjungtiva dan permukaan sklera
Korelasi Berhubungan dengan gout, Sebagian besar berhubungan dgn
rosacea, dan penyakit sistemik terutama
Psoriasis rheumatoid
arthritis
Gejala Khas Mata merah oleh karena Mata merah gradual, nyeri sedang
vasodilatasi, nyeri berat
ringan saat penekanan bola mata, hingga kepala dan wajah yang
sensasi seringkali
benda asing membangunkan pasien di pagi
hari, fotofobia,
Tes fenilefrin 2.5% (+), kongesti Lakrimasi
hilang
Tes fenilefrin 2.5% (-),
Mata Merah Visus Normal
Gangguan Sklera

Episkleritis Skleritis
Terapi • Ibuprofen (3x100mg) jika • Kortikosteroid topical, NSAID
nyeri oral 3x200mg
• Artificial tears • Kompres dingin
• Kortikosteroid jangka pendek
• Self limited
Keratitis (3A)
• Peradangan pada kornea
• Gejala Klinis: Mata merah, visus turun
mendadak, injeksi silier, nyeri, fotofobia

Etiologi
• Bakteri
• Virus
• Jamur
• Protozoa (Acanthamoeba)
Etiologi Anamnesis Pemeriksaan Tatalaksana
Bakterial: • Penggunaan • Sampel kerokan • Antibiotik topical
1. Stafilokokus lensa kontak kornea (flurokuinolon,
2. Pseudomonas • Riwayat • Pewarnaan Gram : gentamisin, polimiksin
3. Moraksela operasi Giemsa, acid-fast B)
• Riwayat stain • Sikloplegik (atropin)
korpal • Kultur pada blood • Kortikosteroid
agar
untuk organisme
aerobic
Virus • Riwayat HSV • Lesi dendritik (seperti • Acyclovir 5 x 400 mg
1. Herpes / VZV cabang pohon) selama 7 hari (HSV)
Simplex Virus • Nyeri • Geografika • Acyclovir 5 x 800 mg
2. Varicella- dermatomal • Vesikel +/- selama 7-10 hari (VVZ)
Zoster Virus • Gel mata ganciclovir
0.15% 5x1
Etiologi Anamnesis Pemeriksaan Tatalaksana
Jamur • Riwayat trauma • Ulkus putih keabu- • Suspensi mata natamycin
1. Filamentous dengan abuan dengan tepi 5% tetes per 2 jam
fungi tumbuhan meninggi (fusarium, aspergillus),
(Aspergillus, • Feathery finger-like • Tetes mata amphotericin B
Fusarium) extensions 1.5% 1 tetes per jam
2. Yeasts • Lesi satelit kecil multiple (candida)
(Candida) di sekitar lesi utama • Antifungi sistemik
(flukonazol 200 mg)
Protozoa • Riwayat • Opasitas epitel dan • Amebisida
(acanthamoeba) berenang di subepitel halus dan • Kortikosteroid topikal
danau berjalan radial
• Riwayat sepanjang corneal
pemakaian nerves
lensa kontak • Ring-shaped lesion
• Nyeri sangat sentral / parasentral
hebat (stadium lanjut
membentuk abses)
Endoftalmitis (2)

Peradangan bola mata yang melibatkan vitreous


dan segmen anterior. Dapat juga melibatkan
koroid dan retina

Etiologi
• Post-OP katarak
• Vitrektomi
Diagnosis
• Palpebra → edema dan • Vitreous → eksudasi,
hiperemis tampak massa keputihan
• Konjungtiva → kemosis dibalik pupil yang
dan kongesti terdilatasi (amaurotic
sirkumkornea cat’s-eye reflex)
• Kornea → edema, • Gerakan bola mata →
berkabut masih dapat digerakkan
• Anterior chamber → • Gejala sistemik →
hypopyon relative ringan
• Iris → edema dan
berkabut
• Pupil → berwarna
kekuningan akibat
eksudasi pada vitreous
Tatalaksana
Antibiotik intravitreal
• 1st choice: Vancomycin 1 mg in 0.1 ml plus ceftazidime 2.25 mg in 0.1 ml
• 2nd choice: Vancomycin 1 mg in 0.1 ml plus Amikacin 0.4 mg in 0.1 ml
• 3rd choice: Vancomycin 1 mg in 0.1 ml plus gentamycin 0.2 mg in 0.1 ml

• Kortikosteroid
• Sikloplegik
• Atropine 1% or should be instilled TDS or QID
• Antiglaukoma
• Oral acetazolamide (250 mg TDS) and timolol (0.5% BD)
• Vitrektomi
• Eviscerasi
Endoftalimitis VS Panoftalmitis
• Endoftalmitis hanya • Panoftalmitis
melibatkan vitreous melibatkan vitreous
dan bola mata saja dan otot-otot bola
sehingga tidak nyeri mata sehingga akan
ketika bola mata nyeri ketika bola
digerakkan mata digerakkan
Jawaban Lainnya
A. Keratitis : tes fluoresense (+)
B. Konjungtivitis : tergantung etiologinya
C. Endoftalmitis : pos OP mata
D. Skelritis : tes fenilefrin (-)
Soal 76
Ny. Reiko 46 tahun datang dengan keluhan nyeri pada mata
kirinya. Keluhan ini disertai dengan mata merah dan terasa ada
yang mengganjal pada matanya. Pada pemeriksaan ditemukan
injek pada mata kirinya dan tes fenilefrin ditemukan positif. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Keratitis
B. Konjungtivitis
C. Endoftalmitis
D. Skelritis
E. Episkleritis
Soal 77
An. Todoroki 12 tahun datang untuk melakukan pemeriksaan
kaca mata. Ditemukan hasil ODS : S +2,0 C -1,0. Maka
diagnosis yang tepat pada pasien adalah ?
A. Astigmatisma Mixtus
B. Astigmatisma Miopia Simple
C. Astigmatisma Miopia Kompositus
D. Astigmatisma Hipermetrop Simple
E. Astigmatisma Hipermetrop Kompositus
Analisis Soal 77
An. Todoroki 12 tahun datang untuk melakukan
pemeriksaan kaca mata. Ditemukan hasil ODS : S +2,0 C -
1,0. Maka diagnosis yang tepat pada pasien adalah ?

DIAGNOSIS : Astigmatisma Hipermetrop Kompositus


Astigmatisma (4A)
Keadaan dimana sinar sejajar tidak dibiaskan secara
seimbang ke seluruh meridian

Etiologi
• Kelainan kornea (90%)
• Perubahan lengkung kornea
• Kelainan lensa
• Kekeruhan lensa (ex. katarak insipien, imatur)

Manifestasi Klinis:
• Mata kabur saat melihat jauh dan dekat, objek
membayang, astenopia
Klasifikasi
Astigmatisma miopikus simpleks
• Satu bayangan dibiaskan tepat di retina, bayangan lain
dibiaskan di depan retina (C-)
Astigmatisma hipermetropikus simpleks
• Satu bayangan dibiaskan tepat di retina, bayangan lain
dibiaskan di belakang retina (C+)
Astigmatisma miopikus kompositus
• Kedua bayangan dibiaskan di depan retina (S-,C-)
Astigmatisma hipermetropikus kompositus
• Kedua bayangan dibiaskan di belakang retina (S+,C+)
Astigmatisma mixtus
• Satu bayangan dibiaskan di depan retina, bayangan lain
dibiaskan di belakang retina (S-,C+) atau (S+,C-)
Transposisi pada Astigmatisma
• Jika menemukan soal astigmatisma mixtus
• S (+) C (-) atau S(-) C(+)
• Harus ditransposisi dahulu!

1. Ubah nilai C, jika +→- atau - → +


2. Nilai S ditambah nilai C

Pada kasus
S +2 C-1 → S +1 C +1
Dx: astigmatisma hipermetropia kompositus
Tatalaksana

• Koreksi lensa sesuai klasifikasi


Jawaban Lainnya
A. Astigmatisma Mixtus : tidak tepat
B. Astigmatisma Miopia Simple : tidak tepat
C. Astigmatisma Miopia Kompositus : tidak tepat
D. Astigmatisma Hipermetrop Simple : tidak tepat
Soal 77
An. Todoroki 12 tahun datang untuk melakukan pemeriksaan
kaca mata. Ditemukan hasil ODS : S +2,0 C -1,0. Maka
diagnosis yang tepat pada pasien adalah ?
A. Astigmatisma Mixtus
B. Astigmatisma Miopia Simple
C. Astigmatisma Miopia Kompositus
D. Astigmatisma Hipermetrop Simple
E. Astigmatisma Hipermetrop Kompositus
Soal 78
Ny. Inteli 67 tahun datang dengan keluhan mata buram.
Keluhan ini dirasakan saat membaca. Pada pemeriksaan fisik
dalam batas normal. Koreksi dengan lensa sferis sesuai pada
pasien ini adalah ?
A. S +1 D
B. S +1,5 D
C. S +2 D
D. S +2,5 D
E. S +3 D
Analisis Soal 78
Ny. Inteli 67 tahun datang dengan keluhan mata buram.
Keluhan ini dirasakan saat membaca. Pada pemeriksaan
fisik dalam batas normal. Koreksi dengan lensa sferis sesuai
pada pasien ini adalah ?

DIAGNOSIS : Presbiopia
Manifestasi
Kelainan Definisi Etiologi Tatalaksana
Klinis
Presbiopia Suatu kondisi Keadaan  Penglihatan Koreksi dengan lensa
yang fisiologis → lensa kabur ketika sferis sesuai umur
berhubungan mengeras, tidak melihat dekat  40 tahun : (S +1 D)
dengan usia kenyal, daya  Astenopia  45 tahun: (S +1,5
dimana kontraksi otot  Gejala lain, D)
pengelihatan siliar berkurang setelah  50 tahun: (S +2 D)
kabur ketika membaca mata  55 tahun: (S +2,5
melihat objek terasa lelah, D)
berjarak dekat berair dan  60 tahun: (S +3 D)
sering perih
 Tes : Jaeger
Jawaban Lainnya
A. S +1 D : 40 tahun
B. S +1,5 D : 45 tahun
C. S +2 D : 50 tahun
D. S +2,5 D : 55 tahun
Soal 78
Ny. Inteli 67 tahun datang dengan keluhan mata buram.
Keluhan ini dirasakan saat membaca. Pada pemeriksaan fisik
dalam batas normal. Koreksi dengan lensa sferis sesuai pada
pasien ini adalah ?
A. S +1 D
B. S +1,5 D
C. S +2 D
D. S +2,5 D
E. S +3 D
Soal 79
Tn. Shield 46 tahun datang dengan keluhan penglihatan
menjadi buram secara mendadak pada mata kanannya.
Keluhan ini disertai dengan mata merah, mual dan muntah.
Pada pemeriksaan ditemukan TIOnya 30 mmHg. Apa terapi
awal yang tepat untuk pasien ?
A. Acetazolamid
B. Amlodipin
C. Vancomycin
D. Iridotomi perifer
E. Trabekulotomi
Analisis Soal 79
Tn. Shield 46 tahun datang dengan keluhan penglihatan
menjadi buram secara mendadak pada mata kanannya.
Keluhan ini disertai dengan mata merah, mual dan muntah.
Pada pemeriksaan ditemukan TIOnya 30 mmHg. Apa terapi
awal yang tepat untuk pasien ?

DIAGNOSIS : Glaukoma Akut


Glaukoma (3B)

• Neuropati optik yang ditandai dengan adanya


kerusakan elemen jaringan ikat dan saraf dari
diskus optic dan adanya disfungsi visual,
dengan atau tanpa peningkatan TIO

Pemeriksaan Glaukoma
• Perimetri/tes konfrontasi (melihat lapang
pandang), tonometri (Menilai TIO), gonioskopi
(melihat sudut iridokornea), funduskopi (Menilai
CD (cup-disc) ratio.
Klasifikasi
Etiologi Tanda dan Gejala Tatalaksana
Glaukoma • Mata merah, berair, Terapi awal untuk mencapai target
akut/sudut visus turun TIO
tertutup : mendadak, nyeri, • Carbonic anhydrase inhibitor 
Obstruksi mual, muntah, halo Acetazolamid HCl tab 500 mg,
trabekula oleh sign dilanjutkan 4x250
iris perifer • TIO > 21 mmHg, • β- Bloker  Timolol 0,5 % 2x1
injeksi konjungtiva, • Steroid topikal + antibiotik 4x1
edema kornea, pupil • Kolinergik/mitotic  Pilokarpin HCl
midriasis, COA 0,50% 2-4x 1gtt
dangkal • Tetes KCl 0,5% 2x1 tetes/hari
• Definitif: iridotomi perifer
Glaukoma • Biasanya • β- Bloker  Timolol maleat 0,5%
kronis/sudut asimptomatik. 2x1 gtt
terbuka : • Penurunan lapang • Definitif: trabekulotomi
Disfungsi pandang.
trabekula • TIO biasanya normal
• CD Ratio > 0,5
Jawaban Lainnya
B. Amlodipin : tidak tepat
C. Vancomycin : tidak tepat
D. Iridotomi perifer : definitif Glaukoma Akut
E. Trabekulotomi : definitif Glaukoma Kornik
Soal 79
Tn. Shield 46 tahun datang dengan keluhan penglihatan
menjadi buram secara mendadak pada mata kanannya.
Keluhan ini disertai dengan mata merah, mual dan muntah.
Pada pemeriksaan ditemukan TIOnya 30 mmHg. Apa terapi
awal yang tepat untuk pasien ?
A. Acetazolamid
B. Amlodipin
C. Vancomycin
D. Iridotomi perifer
E. Trabekulotomi
Soal 80
Ny. Himiko 26 tahun datang dengan keluhan mata gatal sejak 1
minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan mata merah dan
seperti berpasir. Pasien merupakan sekretaris suatu perusahaan.
Lalu dokter akan melakukan suatu tes untuk memastikan
diagnosis, apa nama tes yang dapat dilakukan pada pasien ini ?
A. Tes Anel
B. Tes Regurgitasi
C. Tes Schirmer
D. Tes Sonde
E. Tes Fluoresen
Analisis Soal 80
Ny. Himiko 26 tahun datang dengan keluhan mata gatal
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan mata
merah dan seperti berpasir. Pasien merupakan sekretaris
suatu perusahaan. Lalu dokter akan melakukan suatu tes
untuk memastikan diagnosis, apa nama tes yang dapat
dilakukan pada pasien ini ?

DIAGNOSIS : Dry Eye


Dry Eye/Mata kering (2)
Disebut juga Keratokonjungtivitis Sicca keadaan
keringnya permukaan kornea dan konjungtiva yang
diakibatkan berkurangnya produksi komponen air
mata (musin, akueous dan lipid)

Etiologi
• Meningkatnya evaporasi air mata akibat
lingkungan rumah, kantor atau lagoftalmus
• Faktor Risiko → Usia >40 tahun, menopause,
penggunaan lensa kontak, penyakit sistemik
seperti: sindrom Sjorgen, sclerosis sistemik
progresif, sarcoidosis, leukemia, limfoma,
amyloidosis
Diagnosis

Anamnesis
• Mata gatal dan seperti berpasir, sensasi
terbakar, merah, perih dan silau. Gejala terasa
makin berat di akhir hari (sore/malam).

Pemeriksaan Fisik
• Visus normal
• Foamy tears pada konjungtiva forniks
• Tes Schirmer <10mm
Tatalaksana

• Air mata buatan, tetes mata karboksimetil


selulosa atau sodium hialuronat

• Komplikasi → Keratitis, penipisan kornea,


infeksi sekunder oleh bakteri, neovaskularisasi
kornea
Jawaban Lainnya
A. Tes Anel : Dakriosistitis
B. Tes Regurgitasi : Dakriosistitis
D. Tes Sonde : Pterigium
E. Tes Fluoresen : Keratitis
Soal 80
Ny. Himiko 26 tahun datang dengan keluhan mata gatal sejak 1
minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan mata merah dan
seperti berpasir. Pasien merupakan sekretaris suatu perusahaan.
Lalu dokter akan melakukan suatu tes untuk memastikan
diagnosis, apa nama tes yang dapat dilakukan pada pasien ini ?
A. Tes Anel
B. Tes Regurgitasi
C. Tes Schirmer
D. Tes Sonde
E. Tes Fluoresen
Soal 81
Warga menemukan mayat laki-laki tanpa identitas yang sudah
membusuk di pinggiran sungai. Bagian manakah yang pertama
kali mengalami pembusukan ?
A. Duodenum
B. Jejenum
C. Ileum
D. Caecum
E. Colon
Analisis Soal 81
Warga menemukan mayat laki-laki tanpa identitas yang
sudah membusuk di pinggiran sungai. Bagian manakah
yang pertama kali mengalami pembusukan ?

DIAGNOSIS : Pembusukan
Tanda Kematian
• Kaku Mayat (Rigor Mortis)
• Muncul 2 jam
• Kaku sepenuhnya setelah 12 jam
• Kaku hilang setelah 24 jam
• Pembusukan
• Mulai setelah 24 jam
• 36–48 jam muncul larva lalat
• Adiposera/lilin mayat
• 4 minggu pasca mati
• Mumifikasi
• 12–14 minggu
Pembusukan

• Bagian tubu yang mengalami pembusukan


pertama kali adalah Caecum
• Secara anatomi Caecum berada paling dekat
dengan dinding anterior abdomen dan daerah
tersebut banyak terdapat bakteri yang
mempercepat pembusukan
Jawaban Lainnya
A. Duodenum : tidak tepat
B. Jejenum : tidak tepat
C. Ileum : tidak tepat
E. Colon : tidak tepat
Soal 81
Warga menemukan mayat laki-laki tanpa identitas yang sudah
membusuk di pinggiran sungai. Bagian manakah yang pertama
kali mengalami pembusukan ?
A. Duodenum
B. Jejenum
C. Ileum
D. Caecum
E. Colon
Soal 82
Tn. Tomura 24 tahun datang ke IGD dengan surat pengatar dari
kepolisian untuk melakukan Visum. Pasien merupakan korban
pengeroyokan dan mengakibatkan pasien patah tulang dan
tidak dapat berjalan untuk sementara waktu. Pada kasus ini,
pasien tergolong kepada derajat luka dan dasar hukumnya apa
?
A. Luka ringan, KUHP 90
B. Luka sedang, KUHP 352 ayat 2
C. Luka berat, KUHP 353 ayat 1
D. Luka ringan, KUHP 352 ayat 2
E. Luka sedang, KUHP 353 ayat 1
Analisis Soal 82
Tn. Tomura 24 tahun datang ke IGD dengan surat pengatar
dari kepolisian untuk melakukan Visum. Pasien merupakan
korban pengeroyokan dan mengakibatkan pasien patah
tulang dan tidak dapat berjalan untuk sementara waktu.
Pada kasus ini, pasien tergolong kepada derajat luka dan
dasar hukumnya apa ?

DIAGNOSIS : Derajat Perlukaan


Derajat Perlukaan

Luka ringan Luka Sedang Luka Berat


Tidak membuat Dalam sementara waktu Membuat cacat
kecacatan mengakibatkan permanen
kecacatan

KUHP 352 ayat 2 KUHP 353 ayat 1 KUHP 90


Jawaban Lainnya
A. Luka ringan, KUHP 90 : tidak tepat
B. Luka sedang, KUHP 352 ayat 2 : tidak tepat
C. Luka berat, KUHP 353 ayat 1 : tidak tepat
D. Luka ringan, KUHP 352 ayat 2 : tidak tepat
Soal 82
Tn. Tomura 24 tahun datang ke IGD dengan surat pengatar dari
kepolisian untuk melakukan Visum. Pasien merupakan korban
pengeroyokan dan mengakibatkan pasien patah tulang dan
tidak dapat berjalan untuk sementara waktu. Pada kasus ini,
pasien tergolong kepada derajat luka dan dasar hukumnya apa
?
A. Luka ringan, KUHP 90
B. Luka sedang, KUHP 352 ayat 2
C. Luka berat, KUHP 353 ayat 1
D. Luka ringan, KUHP 352 ayat 2
E. Luka sedang, KUHP 353 ayat 1
Soal 83
Tn. Shigaraki 30 tahun datang ke IGD dengan surat pengatar
dari kepolisian untuk melakukan Visum. Pasien merupakan
korban pemukulan oleh tetangganya. Pada pemeriksaan
didapatkan luka memar pada area abdomen yang berwana
kehijauan. Berdasarkan warna memarnya, perkiraan waktu
kejadian pemukulan itu berapa hari yang lalu ?
A. 2-4 hari
B. 5-7 hari
C. 7-10 hari
D. 15-20 hari
E. > 30 hari
Analisis Soal 83
Tn. Shigaraki 30 tahun datang ke IGD dengan surat
pengatar dari kepolisian untuk melakukan Visum. Pasien
merupakan korban pemukulan oleh tetangganya. Pada
pemeriksaan didapatkan luka memar pada area abdomen
yang berwana kehijauan. Berdasarkan warna memarnya,
perkiraan waktu kejadian pemukulan itu berapa hari yang
lalu ?

DIAGNOSIS : Contusio
Contusio/Luka Memar

• Infiltrasi atau ekstravasasi sel darah merah


kedalam jaringan. Biasanya mengenai
subkutan.
• Tahapan Kontusio:
Normal
Coklat Tua Kehijauan Kuning (7–
(15–20
(2–4 hari) (5–7 hari) 10 hari)
hari)
Jawaban Lainnya
A. 2-4 hari : tidak tepat
C. 7-10 hari : tidak tepat
D. 15-20 hari : tidak tepat
E. > 30 hari : tidak tepat
Soal 83
Tn. Shigaraki 30 tahun datang ke IGD dengan surat pengatar
dari kepolisian untuk melakukan Visum. Pasien merupakan
korban pemukulan oleh tetangganya. Pada pemeriksaan
didapatkan luka memar pada area abdomen yang berwana
kehijauan. Berdasarkan warna memarnya, perkiraan waktu
kejadian pemukulan itu berapa hari yang lalu ?
A. 2-4 hari
B. 5-7 hari
C. 7-10 hari
D. 15-20 hari
E. > 30 hari
Soal 84
Pada saat melakukan Autopsi mayat yang tidak dikenal,
ditemukan adanya luka dengan tepi datar, serta panjang dan
dalam luka memiliki ukuran 8 cm. Luka tersebut tergolong
dalam luka apa ?
A. Stab wound
B. Vulnus Incisum
C. Chop wound
D. Vulnus Exoriatum
E. Contusio
Analisis Soal 84
Pada saat melakukan Autopsi mayat yang tidak dikenal,
ditemukan adanya luka dengan tepi datar, serta panjang
dan dalam luka memiliki ukuran 8 cm. Luka tersebut
tergolong dalam luka apa ?

DIAGNOSIS : Chop Wound


Kekerasan Tajam (4A)

Ciri kekerasan tajam:


• Tepi luka rata
• Tidak terdapat jembatan jaringan

Terdiri dari:
• Stab/tusuk
• Vulnus incisum/iris
• Chop/bacok
Luka Bacok/Chop
• Luka dalam yang
diakibatkan oleh
benda tajam dengan
penekanan tinggi
• Misal terkena kampak
• Kedalaman dan
Tepi luka rata, panjang = dalam
panjang luka sama
Luka tusuk/Stab wound

• Luka yang terjadi akibat benda tajam yang


membentuk kerusakan dalam pada lapisan
kulit.
• Pisau mata satu: Salah satu sudut lancip
• Pisau mata dua: Kedua sudut lancip
Luka Tusu/Stab Wound
Luka Tusuk/Stab Wound
Cara menentukan
panjang dan dalam
luka
• Panjang luka akan
Lebar Pisau
lebih besar dari lebar
pisau
• Kedalaman luka akan Panjang Pisau
lebih kecil dari
panjang pisau
Vulnus Incisum/Iris

Akibat teriris pisau,pedang,mesin pemotong


• Drawing cuts: deeper at start, gradually
become shallow and at the end only skin is cut
with scratch “tailing of the wound”
• Sawing cuts : multiple at the beginning and only
one deep cut wound called “tentative or
hesitation cuts”
• Bevelling cuts: when weapon is used oblique or
tangential way over the body
Vulnus Incisum/Iris

Jembatan jaringan (-), tepi luka rata


Kekerasan Tumpul (4A)

Ciri kekerasan tumpul:


• Tepi luka tidak rata
• Terdapat jembatan jaringan

Terdiri dari:
• Vulnus Excoriatum/Lecet
• Contusio/memar
• Vulnus Laceratum/robek
Vulnus Excoriatum (Luka Lecet)
Hilangnya lapisan superfisial dari lapisan epitel
kulit karena gesekan atau friksi.

• Luka lecet gores → benda runcing (misalnya


kuku) mengeser lapisan permukaan kulit
(epidermis) dan menyebabkan lapisan tersebut
terangkat sehingga dapat menunjukkan arah
kekerasan yang terjadi
• Luka lecet serut → variasi dari luka lecet gores
yang daerah persentuhannya dengan
permukaan kulit yang lebih lebar
Vulnus Excoriatum (Luka Lecet)

• Luka lecet tekan → penjejakan benda tumpul


pada kulit sehingga ditemukan kulit yang kaku
dan gelap pada area penekanan akibat
pemadatan jaringan yang tertekan
• Luka lecet geser → tekanan linier pada kulit
disertai gerakan bergeser
Luka Lecet Gores Luka Lecet Serut

Luka Lecet Tekan Luka Lecet Geser


Contusio/Luka Memar

• Infiltrasi atau ekstravasasi sel darah merah


kedalam jaringan. Biasanya mengenai
subkutan.
• Tahapan Kontusio:
Normal
Coklat Tua Kehijauan Kuning (7–
(15–20
(2–4 hari) (5–7 hari) 10 hari)
hari)
Vulnus Laceratum
• Luka robekan akibat
adanya trauma yang
menyebabkan adanya
regangan diantara
kulit.
• Bentuk luka tidak
beraturan, tepi tidak
rata, tampak jembatan
jaringan antara kedua
tepi luka, dan bentuk
dasar luka tidak
beraturan
Jawaban Lainnya
A. Stab wound : tidak tepat
B. Vulnus Incisum : tidak tepat
D. Vulnus Exoriatum : tidak tepat
E. Contusio : tidak tepat
Soal 84
Pada saat melakukan Autopsi mayat yang tidak dikenal,
ditemukan adanya luka dengan tepi datar, serta panjang dan
dalam luka memiliki ukuran 8 cm. Luka tersebut tergolong
dalam luka apa ?
A. Stab wound
B. Vulnus Incisum
C. Chop wound
D. Vulnus Exoriatum
E. Contusio
Soal 85
Saat melakukan Autopsi mayat pembunuhan ditemukan adanya
luka dengan tepi rata, tidak ada jembatan jaringan dan
didapatkan panjang luka 10 cm serta kedalaman luka 5 cm.
Kemungkinan ukuran pisau yang digunakan oleh pembunuh
adalah ?
A. Lebar 8 cm dan Panjang 10 cm
B. Lebar 8 cm dan Panjang 3 cm
C. Lebar 12 cm dan Panjang 10 cm
D. Lebar 12 cm dan Panjang 3 cm
E. Lebar 12 cm dan Panjang 8 cm
Analisis Soal 85
Saat melakukan Autopsi mayat pembunuhan ditemukan
adanya luka dengan tepi rata, tidak ada jembatan jaringan
dan didapatkan panjang luka 10 cm serta kedalaman luka 5
cm. Kemungkinan ukuran pisau yang digunakan oleh
pembunuh adalah ?

DIAGNOSIS : Stab Wound


Luka tusuk/Stab wound

• Luka yang terjadi akibat benda tajam yang


membentuk kerusakan dalam pada lapisan
kulit.
• Pisau mata satu: Salah satu sudut lancip
• Pisau mata dua: Kedua sudut lancip
Luka Tusu/Stab Wound
Luka Tusuk/Stab Wound
Cara menentukan panjang
dan dalam luka
• Panjang luka akan lebih
besar dari lebar pisau
• Kedalaman luka akan lebih
kecil dari panjang pisau
Lebar Pisau

Pada kasus
• Panjang luka : 10 cm, maka
lebar pisau akan < 10 cm Panjang Pisau
• Dalam Luka : 5 cm, maka
panjang pisau akan > 5 cm
Jawaban Lainnya
B. Lebar 8 cm dan Panjang 3 cm : tidak tepat
C. Lebar 12 cm dan Panjang 10 cm : tidak tepat
D. Lebar 12 cm dan Panjang 3 cm : tidak tepat
E. Lebar 12 cm dan Panjang 8 cm : tidak tepat
Soal 85
Saat melakukan Autopsi mayat pembunuhan ditemukan adanya
luka dengan tepi rata, tidak ada jembatan jaringan dan
didapatkan panjang luka 10 cm serta kedalaman luka 5 cm.
Kemungkinan ukuran pisau yang digunakan oleh pembunuh
adalah ?
A. Lebar 8 cm dan Panjang 10 cm
B. Lebar 8 cm dan Panjang 3 cm
C. Lebar 12 cm dan Panjang 10 cm
D. Lebar 12 cm dan Panjang 3 cm
E. Lebar 12 cm dan Panjang 8 cm
Soal 86
An. Kendo 5 tahun datang ke IGD dibawa oangtuanya dalam
keadaan tidak sadar setelah ditabrak lari oleh motor. Setelah
dilakukan pemeriksaan, pasien disarankan untuk segera
dilakukan operasi agar menyelamatkan nyawanya. Berdasarkan
kasus ini, kaidah dasar bioetik apa yang dilakukan oleh dokter
tersebut ?
A. Autonomi
B. Beneficence
C. Non Maleficence
D. Justice
E. Kegawatdaruratan
Analisis Soal 86
An. Kendo 5 tahun datang ke IGD dibawa oangtuanya
dalam keadaan tidak sadar setelah ditabrak lari oleh motor.
Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien disarankan untuk
segera dilakukan operasi agar menyelamatkan nyawanya.
Berdasarkan kasus ini, kaidah dasar bioetik apa yang
dilakukan oleh dokter tersebut ?

MATERI : Kaidah Dasar Bioetik


KAIDAH DASAR BIOETIK
1. Autonomi
Kriteria
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien  informed
consent
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi elektif)
3. Berterus terang
4. Menghargai privasi
5. Menjaga rahasia pasien
6. Menghargai rasionalitas pasien
7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan termasuk
keluarga pasien sendiri
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien
13. Menjaga hubungan(kontrak)
2. Beneficence
Kriteria
1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk
kepentingan orang lain)
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya
menguntungkan dokter
4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya
5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien
9. Minimalisasi akibat buruk
10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
3. Non-maleficence
Kriteria
1. Menolong pasien emergensi, dengan gambaran sbb :
- pasien dalam keadaan sangat berbahaya (darurat) / berisiko kehilangan sesuatu yang
penting (gawat)
- dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut
- tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
- manfaat bagi pasien > kerugian dokter
2. Mengobati pasien yang luka
3. Tidak membunuh pasien (euthanasia)
4. Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien
5. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek
6. Mengobati secara proporsional
7. Mencegah pasien dari bahaya
8. Menghindari misrepresentasi dari pasien
9. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
10. Memberikan semangat hidup
11. Melindungi pasien dari serangan
12. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan
4. Justice
Kriteria
1. Memberlakukan sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
4. Menghargai hak sehat pasien
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok yang rentan
8. Tidak melakukan penyalahgunaan
9. Bijak dalam makro alokasi
10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi) secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten
14. Tidak member beban berat secara tidak merata tanpa alas an tepat/sah
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dsb
Jawaban Lainnya
A. Autonomi : tidak ada
B. Beneficence : tidak ada
D. Justice : tidak ada
E. Kegawatdaruratan : tidak ada
Soal 86
An. Kendo 5 tahun datang ke IGD dibawa oangtuanya dalam
keadaan tidak sadar setelah ditabrak lari oleh motor. Setelah
dilakukan pemeriksaan, pasien disarankan untuk segera
dilakukan operasi agar menyelamatkan nyawanya. Berdasarkan
kasus ini, kaidah dasar bioetik apa yang dilakukan oleh dokter
tersebut ?
A. Autonomi
B. Beneficence
C. Non Maleficence
D. Justice
E. Kegawatdaruratan
Soal 87
An. Kendo 5 tahun datang ke IGD dibawa oangtuanya dalam
keadaan tidak sadar setelah ditabrak lari oleh motor. Setelah
dilakukan pemeriksaan, pasien disarankan untuk segera
dilakukan operasi agar menyelamatkan nyawanya. Sebelum
dilakukan operasi, dokter akan melakukan Informed Consent,
pada kasus ini dokter lebih baik melakukan Informed Consent
kepada siapa ?
A. Suami/istri
B. Orangtua
C. Anak kandung
D. Saudara kandung
E. Warga
Analisis Soal 87
An. Kendo 5 tahun datang ke IGD dibawa oangtuanya
dalam keadaan tidak sadar setelah ditabrak lari oleh motor.
Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien disarankan untuk
segera dilakukan operasi agar menyelamatkan nyawanya.
Sebelum dilakukan operasi, dokter akan melakukan
Informed Consent, pada kasus ini dokter lebih baik
melakukan Informed Consent kepada siapa ?

MATERI : Informed Consent


INFORMED CONSENT

Permenkes No 290 tahun 2008 tntg Persetujuan Tindakan Medis

• Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap


tindakan dokter.
• Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap
suatu kegagalan dan bersifat negatif, karena prosedur
medik modern bukan tanpa resiko.
• Terdapat pengecualian terhadap keharusan pemberian
informasi sebelum dimintakan persetujuan tindakan
kedokteran adalah dalam keadaan gawat darurat
(emergensi)
Persetujuan Tindakan Medis

Tersirat atau dianggap • Pasien tidak menyatakan persetujuan baik secara


telah diberikan tertulis maupun lisan, namun dari tingkah lakunya
(implied consent) menyatakan persetujuannya atau saat keadaan
darurat
• Cth. pasien membuka baju untuk diperiksa,
pasienmengulurkan lengan untuk diambil sampel
darah.

Dinyatakan (expressed • Persetujuan dinyatakan secara lisan atau tertulis.


consent) Khusus setiap tindakan yang mengandung risiko
tinggi, harus diberikan persetujuan tertulis oleh
pasien atau yang berhak mewakili (sesuai UU
No.29 tahun 2004 pasal 45)
Yang Berhak Dalam Informed Consent

• Pasien yang telah dewasa (≥21 tahun atau sudah


menikah, menurut KUHP) dan dalam keadaan sadar.

• Bila tidak memenuhi syarat di atas, dapat diwakilkan


oleh keluarga/ wali dengan urutan:
- Suami/ istri
- Orang tua (pada pasien anak)
- Anak kandung (bila anak kandung sudah dewasa)
- Saudara kandung
Jenis Consent Lainnya
Jenis Definisi
Informed • Consent yang diberikan pada pasien secara tertulis,
consent yang ditandatangani langsung oleh pasien yang
berangkutan
Proxy consent • Consent yang diberikan oleh wali pasien (orangtua,
suami/istri, anak, saudara kandungnya dsb) karena
pasien tidak kompeten untuk memberikan consent
(misalnya pada pasien anak)
Presumed • Pasien tidak dapat memberikan consent, namun
consent diasumsikan bahwa bila pasien sadar, ia akan setuju
dengan tindakan medis yang diambil. Consent jenis
ini biasanya dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan
atau pada donor organ dari cadaver.
Jawaban Lainnya
A. Suami/istri : tidak tepat
C. Anak kandung : tidak tepat
D. Saudara kandung : tidak tepat
E. Warga : tidak tepat
Soal 87
An. Kendo 5 tahun datang ke IGD dibawa oangtuanya dalam
keadaan tidak sadar setelah ditabrak lari oleh motor. Setelah
dilakukan pemeriksaan, pasien disarankan untuk segera
dilakukan operasi agar menyelamatkan nyawanya. Sebelum
dilakukan operasi, dokter akan melakukan Informed Consent,
pada kasus ini dokter lebih baik melakukan Informed Consent
kepada siapa ?
A. Suami/istri
B. Orangtua
C. Anak kandung
D. Saudara kandung
E. Warga
Soal 88
Dokter Daruma bekerja sebagai dokter di Puskesmas. Beliau
ingin menurunkan angka kejadian DBD di wilayah kerjanya.
Maka dari itu beliau harus bekerja sama dengan semua
golongan, baik dari tim medis, non medis dan warga. Dari
tindakan Dokter Daruma, aspek mana yang dilakukan oleh
beliau ?
A. Care Provider
B. Decision Maker
C. Communicator
D. Community Leader
E. Manager
Analisis Soal 88
Dokter Daruma bekerja sebagai dokter di Puskesmas. Beliau
ingin menurunkan angka kejadian DBD di wilayah kerjanya.
Maka dari itu beliau harus bekerja sama dengan semua
golongan, baik dari tim medis, non medis dan warga. Dari
tindakan Dokter Daruma, aspek mana yang dilakukan oleh
beliau ?

MATERI : Five Star Doctor


FIVE STAR DOCTOR
Care Provider • Fisik, mental, sosial (holistik)
• Manajemen kuratif, preventif, rehabilitatif (Terapi terbaik)

Decision Maker • Keputusan berdasarkan berbagai sudut pandang


Communicator • Memperbaiki gaya hidup sehat melalui pendidikan
kesehatan dan advokasi yang efektif
Community • Memahami kebutuhan dan masalah masyarakat
Leader • Memahami faktor kesehatan pada lingkungan fisik dan
sosial
• Membawa manfaat bagi banyak orang
Manager • Memiliki skill managerial yang baik
• Mampu bekerja sama dengan perorangan maupun
organisasi, baik di dalam maupun di luar sistem pelayanan
kesehatan
Jawaban Lainnya
A. Care Provider : tidak tepat
B. Decision Maker : tidak tepat
C. Communicator : tidak tepat
D. Community Leader : tidak tepat
Soal 88
Dokter Daruma bekerja sebagai dokter di Puskesmas. Beliau
ingin menurunkan angka kejadian DBD di wilayah kerjanya.
Maka dari itu beliau harus bekerja sama dengan semua
golongan, baik dari tim medis, non medis dan warga. Dari
tindakan Dokter Daruma, aspek mana yang dilakukan oleh
beliau ?
A. Care Provider
B. Decision Maker
C. Communicator
D. Community Leader
E. Manager
Soal 89
Dokter Ujiko bekerja di IGD. Pada hari itu IGD sangat dipenuhi
oleh pasien kecelakaan. Maka dari itu beliau melakukan hecting
kepada beberapa pasien. Namun pada pasien yang ke-12,
beliau tidak melakukan anestesi terlebihh dahulu, langsung
melakukan hecting. Tindakan yang dilakukan Dokter Ujiko
adalah ?
A. Malfeascence
B. Misfeasence
C. Nonfeasence
D. Nearmiss
E. No Harm Incident
Analisis Soal 89
Dokter Ujiko bekerja di IGD. Pada hari itu IGD sangat
dipenuhi oleh pasien kecelakaan. Maka dari itu beliau
melakukan hecting kepada beberapa pasien. Namun pada
pasien yang ke-12, beliau tidak melakukan anestesi
terlebihh dahulu, langsung melakukan hecting. Tindakan
yang dilakukan Dokter Ujiko adalah ?

MATERI : Malpraktek Medik


MALPRAKTIK MEDIK

• Kriteria malpraktik
- Tidak sesuai standar
- Tidak terampil
- Pengabaian / kelalaian (Terbagi menjadi
beberapa jenis)
- Terjadinya cidera langsung akibat 3 poin di
atas
Jenis Kelalaian
Jenis Definisi
Malfeascence • Melakukan tindakan tanpa indikasi
(Comission) • Tindakan melanggar hukum

Misfeasence • Tindakan sesuai indikasi, tapi


dilakukan dengan tidak tepat (tidak
sesuai SOP)

Nonfeasence • Jenis yang tidak melakukan


(Omission) tindakan yang merupakan
kewajiban profesi
Risiko Medis
• Kegagalan medis yang bukan malpraktik medis

Unforseeable • Peristiwa buruk yg tidak dapat diduga


sebelumnya, padahal tindakan sudah
sesuai standar, tetapi mengakibatkan
cedera, seperti Steven Johnson Synd
Forseeable • Faktor risiko diketahui / dapat diduga
sebelum terjadinya kegagalan medis
Unavoidable • Peristiwa buruk, sudah terduga, tapi
tidak mungkin dihindari, seperti efek
samping obat
Patient Safety
Kejadian Nyaris • Terjadi insiden, tidak mengenai pasien, kejadian
Cedera (Nearmiss) hampir terjadi
• Cth. obat Pasien tertukar tapi belum diberikan
Kejadian Tidak Cidera • Ada insiden, mengenai Pasien, tapi tidak cidera
(No Harm Incident) • Cth. salah pasang infus ke Pasien, tidak ada efek

Kejadian Tidak • Insiden terpapar, menyebabkan cidera, tapi tidak


Dinginkan (Harmful cacat atau mati
Incident) • Cth. memberikan obat yang salah, menimbulkan
angioedema atau reaksi alergi

Kejadian Sentinel • Insiden yang mengakibatkan Pasien cacat atau


mati
• Cth. pasien salah diberikan obat antibiotik, timbul
reaksi alergi dan meninggal
Jawaban Lainnya
A. Malfeascence : tidak tepat
B. Misfeasence : tidak tepat
D. Nearmiss : tidak tepat
E. No Harm Incident : tidak tepat
Soal 89
Dokter Ujiko bekerja di IGD. Pada hari itu IGD sangat dipenuhi
oleh pasien kecelakaan. Maka dari itu beliau melakukan hecting
kepada beberapa pasien. Namun pada pasien yang ke-12,
beliau tidak melakukan anestesi terlebihh dahulu, langsung
melakukan hecting. Tindakan yang dilakukan Dokter Ujiko
adalah ?
A. Malfeascence
B. Misfeasence
C. Nonfeasence
D. Nearmiss
E. No Harm Incident
Soal 90
Desa Musutafu memiliki Posyandu. Posyandu tersebut memiliki
6 kader, cakupan program sudah 60%, namun dana sehat
hanya 30%. Desa Musutafu memiliki Posyandu tipe apa ?
A. Pratama
B. Madya
C. Purnama
D. Mandiri
E. Perdana
Analisis Soal 90
Desa Musutafu memiliki Posyandu. Posyandu tersebut
memiliki 6 kader, cakupan program sudah 60%, namun
dana sehat hanya 30%. Desa Musutafu memiliki Posyandu
tipe apa ?

MATERI : Posyandu
TIPE POSYANDU
Cakupan Program Jumlah
Program
Tipe Utama (KIA/KB, kader Dana Sehat
Tambahan
Imunisasi, Gizi) (orang)
Pratama Belum Mantap Terbatas - -
Madya < 50% ≥5 - -
Purnama ≥ 50% ≥5 Proses Ada, masih
penyelenggar sederhana
aan awal ≤
50% KK
Mandiri ≥ 50% ≥5 Sudah Ada, masih
mencakup > sederhana
50% KK
Jawaban Lainnya
A. Malfeascence : tidak tepat
B. Misfeasence : tidak tepat
D. Nearmiss : tidak tepat
E. No Harm Incident : tidak tepat
Soal 90
Desa Musutafu memiliki Posyandu. Posyandu tersebut memiliki
6 kader, cakupan program sudah 60%, namun dana sehat
hanya 30%. Desa Musutafu memiliki Posyandu tipe apa ?
A. Pratama
B. Madya
C. Purnama
D. Mandiri
E. Perdana
Soal 91
Ny. Brenda 32 tahun datang dengan keluhan keputihan sejak
1 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan keputihan
berbau busuk dan berbusa. Pada pemeriksaan in spekulo
didapatkan adanya gambaran serviks seperti strawberi. Apa
tatalaksana yang tepat bagi pasien ?
A. Amoxicilin 3x500 mg selama 7 hari
B. Metronidazol 1 gr SD
C. Metronidazol 2x500 mg selama 7 hari
D. Cefiksim 400 mg SD
E. Azitromisin 1 gr SD
Analisis Soal 91
Ny. Brenda 32 tahun datang dengan keluhan keputihan
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan
keputihan berbau busuk dan berbusa. Pada pemeriksaan in
spekulo didapatkan adanya gambaran serviks seperti
strawberi. Apa tatalaksana yang tepat bagi pasien ?

DIAGNOSIS : Trikomoniasis
Trikomoniasis (4A)

• Trikomoniasis adalah infeksi saluran urogenital


yang bersifat akut atau kronik dan disebabkan
oleh Trichomonas vaginalis.
• Etiologi: Trichomonas vaginalis, protozoa
flagellate yang memiliki 4 flagel dan bergerak
seperti gelombang.
Diagnosis

Anamnesis
• Keputihan yang berbau busuk, warna kuning
kehijauan, kadang-kadang berbusa.
• Dapat disertai gatal dan perih pada vulva.
• Pria : Discharge sedikit disertai dysuria.
• Coitus suspectus dengan risiko (+)
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
• Wanita:
Serviks: Strawberry
appearance. Pada
Forniks posterior
tampak duh tubuh
yang seropurulent,
berbau busuk, warna
kuning kehijauan,
berbusa.
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan
Mikroskopis: sediaan
basah dengan larutan
Nacl 0,9%.
• (+) bila ada gerakan
flagel T.vaginalis
• (Bahan sedimen
wanita: duh tubuh,
pria: urin sewaktu).
Tatalaksana
Jawaban Lainnya
A. Amoxicilin 3x500 mg selama 7 hari : tidak tepat
B. Metronidazol 1 gr SD : tidak tepat
D. Cefiksim 400 mg SD : pada GO
E. Azitromisin 1 gr SD : pada NGO
Soal 91
Ny. Brenda 32 tahun datang dengan keluhan keputihan sejak
1 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan keputihan
berbau busuk dan berbusa. Pada pemeriksaan in spekulo
didapatkan adanya gambaran serviks seperti strawberi. Apa
tatalaksana yang tepat bagi pasien ?
A. Amoxicilin 3x500 mg selama 7 hari
B. Metronidazol 1 gr SD
C. Metronidazol 2x500 mg selama 7 hari
D. Cefiksim 400 mg SD
E. Azitromisin 1 gr SD
Soal 92
Ny. Brenda 32 tahun datang dengan keluhan keputihan sejak
1 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan keputihan
berbau busuk dan berbusa. Pada pemeriksaan in spekulo
didapatkan adanya gambaran serviks seperti strawberi. Apa
diagnosis yang tepat bagi pasien ?
A. Gonore
B. Klamidiasis
C. Bakterial Vaginosis
D. Kandidiasis vaginalis
E. Trikomoniasis
Analisis Soal 92
Ny. Brenda 32 tahun datang dengan keluhan keputihan
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan
keputihan berbau busuk dan berbusa. Pada pemeriksaan in
spekulo didapatkan adanya gambaran serviks seperti
strawberi. Apa diagnosis yang tepat bagi pasien ?

DIAGNOSIS : Trikomoniasis
Trikomoniasis (4A)

• Trikomoniasis adalah infeksi saluran urogenital


yang bersifat akut atau kronik dan disebabkan
oleh Trichomonas vaginalis.
• Etiologi: Trichomonas vaginalis, protozoa
flagellate yang memiliki 4 flagel dan bergerak
seperti gelombang.
Diagnosis

Anamnesis
• Keputihan yang berbau busuk, warna kuning
kehijauan, kadang-kadang berbusa.
• Dapat disertai gatal dan perih pada vulva.
• Pria : Discharge sedikit disertai dysuria.
• Coitus suspectus dengan risiko (+)
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
• Wanita:
Serviks: Strawberry
appearance. Pada
Forniks posterior
tampak duh tubuh
yang seropurulent,
berbau busuk, warna
kuning kehijauan,
berbusa.
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan
Mikroskopis: sediaan
basah dengan larutan
Nacl 0,9%.
• (+) bila ada gerakan
flagel T.vaginalis
• (Bahan sedimen
wanita: duh tubuh,
pria: urin sewaktu).
Tatalaksana
Sindrom Duh Genital (Gonore
dan NonGonore) (4A)
Sindroma Duh Genital, berdasarkan
penyebabnya:

Urethral Dischare Vaginal Dischare


Gonore (4A)

• Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh


Neisseria gonorrhoeae.
• Etiologi: Neisseria gonorrhoeae, suatu bakteri
gram negatif, diplokokkus berbentuk biji kopi,
terletak intrasel dan bersifat tahan asam.
Diagnosis
Anamnesis
• Keluar duh tubuh berwarna putih atau kuning
kehijauan kental dari kemaluan.
• Coitus suspectus dengan risiko (+)
• Masa inkubasi = 2-8 hari, dan gejala sering muncul
sebelum 2 minggu.
Diagnosis

Pemeriksaan Fisik
• Pria: Orifisium uretra hiperemis, edema dan
ektropion. Duh tubuh uretra mukopurulen.
• Wanita: Serviks hiperemis dan edema. Duh
tubuh serviks mukopurulen.
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
• Pewarnaan Gram:
diambil dari sediaan
apus duh tubuh
ditemukan diplokokkus
Gram negatif
intraselular.
• Kultur dengan media
Thayer-Martin
• Tes Definitif (dilakukan
pada hasil kultur yang
(+)): tes oksidasi dan
tes fermentasi.
Tatalaksana
• Pengobatan Gonore tanpa komplikasi +
Pengobatan Non GO (Klamidiasis)
Tatalaksana
Edukasi
• Periksa dan obati pasangan seksual tetapnya.
• Anjurkan abstinensia sampai terbukti sembuh
secara klinis dan laboratoris, apabila tidak
dapat menahan diri anjurkan memakai
kondom.
• Kunjungan ulang pada hari ke-7.
• Konseling: mengenai penyakit gonore dan
komplikasi, pentingnya penanganan pasangan
seksual tetapnya.
Bakterial Vaginosis (4A)

• Sindroma klinis yang disebabkan oleh


pergantian Lactobacillus sp penghasil H2O2
normal di dalam vagina dengan sekelompok
bakteri anaerob batang gram negatif.
• *bakteri anaerob gram (-) : Gardnerella
vaginalis, Mycoplasma hominis, Prevotella sp
dan Mobiluncus sp.
Diagnosis

Anamnesis
• Keputihan yang berwarna putih dan berbau
amis.
• Kadang-kadang disertai gatal.

Pemeriksaan Fisik
• Dinding vagina dan vestibulum: terdapat duh
tubuh warna putih homogeny
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
• Memenuhi kriteria Amsel yaitu (3 dari 4 sebagai
berikut)
1. Duh vagina sesuai klinis
2. Tes Amin/Whiff test, (+) tercium bau amis seperti
ikan pada duh tubuh vagina yang ditetesi KOH
10%).
3. pH cairan vagina >4,5
4. Sediaan basah dengan larutan Nacl 0,9% atau
apius dengan pewarnaan Gram ditemukan clue
cells.
Tatalaksana
Kandidiasis Vulvovaginalis (4A)

• Infeksi pada vulva dan vagina yang


disebabkan oleh jamur, yaitu Candida sp.
• Etiologi: Yang tersering menjadi penyebab
adalah Candida albicans yang dapat diisolasi
dari kulit, mulut, selaput mukosa vagina dan
feses orang normal.
Diagnosis
Anamnesis
• Keputihan yang berwarna putih seperti susu.
• Gatal pada vulva
• Dapat terjadi dyspareunia

Pemeriksaan Fisik
• Vulva dan vagina: Hiperemis, dapat timbul
fisura, edema jika berat, vaginal discharge
warna putih seperti susu; bergumpal dan tidak
berbau.
Diagnosis

Pemeriksaan Penunjang
• Bahan sedimen: vaginal discharge yang
berasal dari dinding lateral vagina.
• Sediaan apus dengan pewarnaan Gram
ditemukan blastospora dan atau pseudohifa.
• Sediaan basah dengan larutan KOH 10%
ditemukan blastospora dan pseudohifa.
• Kultur dengan Saboraud Dextrose Agar (SDA).
Tatalaksana
Jawaban Lainnya
A. Gonore : tidak tepat
B. Klamidiasis : tidak tepat
C. Bakterial Vaginosis : tidak tepat
D. Kandidiasis vaginalis : tidak tepat
Soal 92
Ny. Brenda 32 tahun datang dengan keluhan keputihan sejak
1 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan keputihan
berbau busuk dan berbusa. Pada pemeriksaan in spekulo
didapatkan adanya gambaran serviks seperti strawberi. Apa
diagnosis yang tepat bagi pasien ?
A. Gonore
B. Klamidiasis
C. Bakterial Vaginosis
D. Kandidiasis vaginalis
E. Trikomoniasis
Soal 93
Tn. Brandon 20 tahun datang dengan keluhan luka pada
penisnya sejak 5 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya nyeri dan luka yang terlihat kotor. Pasien memiliki
riwayat berhubungan seks dengan beberapa orang. Pada
pewarnaan gram ditemukan adanya gambaran school of fish.
Apa tatalaksana yang tepat ada pasien ?
A. Azitromisin 2 gr SD
B. Eritrommisin 3x500 mg selama 7 hari
C. Siprofloksasin 2x500 mg selama 3 hari
D. Doksisiklin 2x100 mg selama 14 hari
E. Benzatin-benzilpenicilin 2,4 juta IU SD
Analisis Soal 93
Tn. Brandon 20 tahun datang dengan keluhan luka pada
penisnya sejak 5 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya nyeri dan luka yang terlihat kotor. Pasien memiliki
riwayat berhubungan seks dengan beberapa orang. Pada
pewarnaan gram ditemukan adanya gambaran school of
fish. Apa tatalaksana yang tepat ada pasien ?

DIAGNOSIS : Chancroid
Chancroid (3A)

• Ulkus genital yang disebabkan oleh


Hemophillus ducreyi.
• Etiologi: Hemophillus ducreyi, bakteri basil kecil
Gram negatif, berderet seperti rantai.
Diagnosis
Anamnesis
• Luka pada kelamin yang nyeri. Masa inkubasi 1-14
hari.
Pemeriksaan Fisik
• Frenulum, sulkus koronarius, preputium → Ulkus MOLE
Pemeriksaan Penunjang
• Pewarnaan Gram → memberikan gambaran
‘School of Fish’.
MOLE
(Multipel, kOtor, Lunak, nyEri)
Tatalaksana
Jawaban Lainnya
A. Azitromisin 2 gr SD : salah dosis
B. Eritrommisin 3x500 mg selama 7 hari : salah dosis
D. Doksisiklin 2x100 mg selama 14 hari : untuk LGV
E. Benzatin-benzilpenicilin 2,4 juta IU SD : untuk Sifilis
Soal 93
Tn. Brandon 20 tahun datang dengan keluhan luka pada
penisnya sejak 5 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya nyeri dan luka yang terlihat kotor. Pasien memiliki
riwayat berhubungan seks dengan beberapa orang. Pada
pewarnaan gram ditemukan adanya gambaran school of fish.
Apa tatalaksana yang tepat ada pasien ?
A. Azitromisin 2 gr SD
B. Eritrommisin 3x500 mg selama 7 hari
C. Siprofloksasin 2x500 mg selama 3 hari
D. Doksisiklin 2x100 mg selama 14 hari
E. Benzatin-benzilpenicilin 2,4 juta IU SD
Soal 94
Tn. Boni 27 tahun datang dengan keluhan luka pada penis
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini tidak disertai dengan
adanya nyeri. Pada pemeriksaan ditemukan bahwa lesi
bersih, soliter dan tidak bergaung. Pemeriksaan apa yang
paling tepat pada kasus ini ?
A. Lab darah rutin
B. Kultur
C. Pewarnaa gram
D. VDRL
E. TPHA
Analisis Soal 94
Tn. Boni 27 tahun datang dengan keluhan luka pada penis
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini tidak disertai dengan
adanya nyeri. Pada pemeriksaan ditemukan bahwa lesi
bersih, soliter dan tidak bergaung. Pemeriksaan apa yang
paling tepat pada kasus ini ?

DIAGNOSIS : Sifilis
Sifilis (3A)

• Penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh


Treponema pallidum dan bersifat sistemik.
• Etiologi: Treponema pallidum, bakteri yang
berbentuk spiral dan motilitas (+).
Diagnosis
Anamnesis
• Keluhan: Pada sifilis primer → Lesi tanpa nyeri di
bagian predileksi.
• Pada sifilis sekunder, gejalanya antara lain:
• Ruam atau beruntus pada kulit, dan dapat menjadi luka,
merah atau coklat kemerahan di manapun pada tubuh
termasuk telapak tangan dan telapak kaki.
• Demam
• Kelelahan dan perasaan tidak nyaman
• Pembesaran KGB
• Sakit tenggorokan dan kutil seperti luka di mulut atau
daerah genital.
Diagnosis

• Sifilis stadium III (tersier) → gejalanya adalah


GUMA + demam. Sifilis kardiovaskular berupa
aneurisma aorta dan aortitis.
Diagnosis

Pemeriksaan fisik
• Sifilis stadium I / SI (Sifilis primer) → Ulkus
durum (berbentuk bulat dan soliter, dinding
tidak bergaung, tidak nyeri bersih, indolen dan
teraba indurasi).
• Sifilis stadium II / SII (Sifilis sekunder) → Ruam
multiple pada kulit, ‘great imitator’. Perbedaan
dengan penyakit lainnya yaitu lesi tidak gatal
dan terdapat limfadenitis generalisata.
Diagnosis

• Sifilis sekunder terdiri dari SII dini dan SII lanjut,


perbedaannya adalah:
• SII dini → lesi kulit generalisata, simetrik dan
lebih cepat hilang (hari-minggu)
• SII lanjut → lesi kulit lokalisata, tidak simetrik
dan lebih lama bertahan (minggu-bulan)
Bentuk lesi:
Roseola sifilitika
Papul kondiloma lata
Ektima sifilitikum
Diagnosis

• SIII → bentuk lesi khas yaitu Guma. Guma


adalah infiltrat sirkumskrip kronis, biasanya
lunak dan destruktif, besarnya lenticular hingga
sebesar telur ayam.
Diagnosis

Pemeriksaan Penunjang
• Tes Serologi Sifilis (TSS), antara lain VDRL
(Venereal Disease Research Laboratories) TPHA
(Treponemal pallidum Haemoglutination
Assay), dan tes imunofluoresens (Fluorescent
Treponemal Antibody Absorption Test-FTA-Abs)
• Histopatologi dan imunologi.
Tatalaksana
Jawaban Lainnya
A. Lab darah rutin : tidak spesifik
B. Kultur : tidak spesifik
C. Pewarnaa gram : tidak spesifik
D. VDRL : untuk screening
Soal 94
Tn. Boni 27 tahun datang dengan keluhan luka pada penis
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini tidak disertai dengan
adanya nyeri. Pada pemeriksaan ditemukan bahwa lesi
bersih, soliter dan tidak bergaung. Pemeriksaan apa yang
paling tepat pada kasus ini ?
A. Lab darah rutin
B. Kultur
C. Pewarnaa gram
D. VDRL
E. TPHA
Soal 95
Ny. Britania 27 tahun datang dengan keluhan benjolan di
kelaminnya. Keluhan ini dirasakan sakit hilang timbul dan
demam. Pasien memiliki riwayat keputihan seperti nanah
sebelumnya. Pada pemeriksaan ditemukan adanya benjolan
pada labia mayora, nyeri tekan dan fluktuasi ditemukan
positif. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Kista Bartolin
B. Kista Gardner
C. Kista Nabothi
D. Abses Bartolin
E. Abses Gardner
Analisis Soal 95
Ny. Britania 27 tahun datang dengan keluhan benjolan di
kelaminnya. Keluhan ini dirasakan sakit hilang timbul dan
demam. Pasien memiliki riwayat keputihan seperti nanah
sebelumnya. Pada pemeriksaan ditemukan adanya benjolan
pada labia mayora, nyeri tekan dan fluktuasi ditemukan
positif. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Abses Bartolin


Kista
Kista Bartholini
• Kista yang terbentuk akibat sumbatan pada duktus / kelenjar bartholini.
Dapat dilihat dari bagian luar/vulva, lokasi pada labia mayor, umumnya
muncul pada usia reproduksi. Dapat berkembang menjadi abses jika
terinfeksi. Bakteri penyebab tersering N. Gonnorhea. Tatalaksana: insisi
drainase, marsupialisasi

Kista Gardner
• Kista yang muncul pada dinding vagina terutama pada bagian
anterolateral, berasal dari sisa duktus mesonefrik / duktus wolfii

Kista Nabothi
• Kista yang terbentuk karena retensi kelenjar endoserviks (nabothii),
biasanya terdapat pada wanita multipara, sebagai penampilan servisitis.
Kita berwarna putih berisi cairan mukus. Bila menjadi besar bisa
menimbulkan nyeri.
Jawaban Lainnya
A. Kista Bartolin : tidak tepat
B. Kista Gardner : tidak tepat
C. Kista Nabothi : tidak tepat
E. Abses Gardner : tidak ada
Soal 95
Ny. Britania 27 tahun datang dengan keluhan benjolan di
kelaminnya. Keluhan ini dirasakan sakit hilang timbul dan
demam. Pasien memiliki riwayat keputihan seperti nanah
sebelumnya. Pada pemeriksaan ditemukan adanya benjolan
pada labia mayora, nyeri tekan dan fluktuasi ditemukan
positif. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Kista Bartolin
B. Kista Gardner
C. Kista Nabothi
D. Abses Bartolin
E. Abses Gardner
Soal 96
Ny. Buni 25 tahun datang dengan keluhan keputihan sejak 6
hari yang lalu. Keputihan ini berbau busuk dan disertai
dengan adanya gatal serta perih disekitar kelamin. Pasien
merupakan seorang tunasusila. Pada pemeriksaan dalam
ditemukan gambaran seperti berikut. Apa etiologi penyebab
kasus ini ?
A. N. gonorrhoeae
B. C. trachomatis
C. T. pallidum
D. T. vaginalis
E. H. ducreyi
Analisis Soal 96
Ny. Buni 25 tahun datang dengan keluhan keputihan sejak 6
hari yang lalu. Keputihan ini berbau busuk dan disertai
dengan adanya gatal serta perih disekitar kelamin. Pasien
merupakan seorang tunasusila. Pada pemeriksaan dalam
ditemukan gambaran seperti berikut. Apa etiologi penyebab
kasus ini ?

Strawberry cervix

DIAGNOSIS : Trikomoniasis
Trikomoniasis (4A)

• Trikomoniasis adalah infeksi saluran urogenital


yang bersifat akut atau kronik dan disebabkan
oleh Trichomonas vaginalis.
• Etiologi: Trichomonas vaginalis, protozoa
flagellate yang memiliki 4 flagel dan bergerak
seperti gelombang.
Diagnosis

Anamnesis
• Keputihan yang berbau busuk, warna kuning
kehijauan, kadang-kadang berbusa.
• Dapat disertai gatal dan perih pada vulva.
• Pria : Discharge sedikit disertai dysuria.
• Coitus suspectus dengan risiko (+)
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
• Wanita:
Serviks: Strawberry
appearance. Pada
Forniks posterior
tampak duh tubuh
yang seropurulent,
berbau busuk, warna
kuning kehijauan,
berbusa.
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan
Mikroskopis: sediaan
basah dengan larutan
Nacl 0,9%.
• (+) bila ada gerakan
flagel T.vaginalis
• (Bahan sedimen
wanita: duh tubuh,
pria: urin sewaktu).
Tatalaksana
Jawaban Lainnya
A. N. gonorrhoeae : GO
B. C. trachomatis : Non GO
C. T. pallidum : Sifilis
E. H. ducreyi : Chancroid
Soal 96
Ny. Buni 25 tahun datang dengan keluhan keputihan sejak 6
hari yang lalu. Keputihan ini berbau busuk dan disertai
dengan adanya gatal serta perih disekitar kelamin. Pasien
merupakan seorang tunasusila. Pada pemeriksaan dalam
ditemukan gambaran seperti berikut. Apa etiologi penyebab
kasus ini ?
A. N. gonorrhoeae
B. C. trachomatis
C. T. pallidum
D. T. vaginalis
E. H. ducreyi
Soal 97
Ny. Bories 27 tahun datang untuk melakukan kontrol
kehamilan, saat ini pasien G1P0A0. Pada pemeriksaan fisik
dalam batas normal, namun pada pemeriksaan GDP dan
GDS lebih dari normal. Riwayat orangtua pasien memiliki
penyakit Diabetes Melitus. Apa terapi yang dapat diberikan
pada pasien ?
A. Metformin
B. Captopril
C. Acarbose
D. Amlodipin
E. Insulin
Analisis Soal 97
Ny. Bories 27 tahun datang untuk melakukan kontrol
kehamilan, saat ini pasien G1P0A0. Pada pemeriksaan fisik
dalam batas normal, namun pada pemeriksaan GDP dan
GDS lebih dari normal. Riwayat orangtua pasien memiliki
penyakit Diabetes Melitus. Apa terapi yang dapat diberikan
pada pasien ?

DIAGNOSIS : Diabetes Gestasional


Diabetes Gestasional (2)
Tatalaksana
• Tentukan berat badan ideal: BB ideal = 90% x (TB-100)
• Kebutuhan kalori = (BB ideal x 25) + 10-30%
tergantung aktivitas fisik + 300 kal untuk kehamilan.
• Bila kegemukan, kalori dikurangi 20-30% tergantung
tingkat kegemukan. Bila kurus, ditambah sekitar 20-
30% sesuai kebutuhan untuk meningkatkan BB
• Asupan protein yang dianjurkan adalah 1-1,5 g/kgBB

Medikamentosa
• TRIMESTER 1 → Insulin 0,7 U/kgBB/hari
• TRIMESTER 3 → meningkat dosis sampai 1,0/kgBB/hari
Jawaban Lainnya
A. Metformin : tidak tepat
B. Captopril : tidak tepat
C. Acarbose : tidak tepat
D. Amlodipin : tidak tepat
Soal 97
Ny. Bories 27 tahun datang untuk melakukan kontrol
kehamilan, saat ini pasien G1P0A0. Pada pemeriksaan fisik
dalam batas normal, namun pada pemeriksaan GDP dan
GDS lebih dari normal. Riwayat orangtua pasien memiliki
penyakit Diabetes Melitus. Apa terapi yang dapat diberikan
pada pasien ?
A. Metformin
B. Captopril
C. Acarbose
D. Amlodipin
E. Insulin
Soal 98
Ny. Bini 52 tahun G5P3A1 saat dalam keadaan Kala 2. pada
saat ini pasien kesulitan dalam mengejan. Pada pemeriksaan
jalan lahir terdapat adanya tali pusat yang keluar dan
berdenyut, selain itu ketubah pun sudah pecah. Apa diagnosis
yang tepat pada pasien ?
A. Tali pusat terkemuka
B. Tali pusat menumbung
C. Tali pusat terlihat
D. Ketuban pecah dini
E. Partus lama
Analisis Soal 98
Ny. Bini 52 tahun G5P3A1 saat dalam keadaan Kala 2.
pada saat ini pasien kesulitan dalam mengejan. Pada
pemeriksaan jalan lahir terdapat adanya tali pusat yang
keluar dan berdenyut, selain itu ketubah pun sudah pecah.
Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Tali Pusat Menumbung


Prolaps Tali Pusat (3B)
Prolaps tali pusat terjadi kertika tali pusat keluar dari
uterus sebelum janin.

Faktor predisposisi
• Multiparitas
• Kehamilan multipel
• KPD
• Hidramnion
• Tali pusat panjang
• Malpresentasi
Diagnosis

Tali Pusat Terkemuka Tali Pusat Menumbung


• tali pusat teraba pada • Tali pusat tampak
jalan lahir lebih pada vagina setelah
rendah dari bagian ketuban pecah-
terendah janin- ketuban sudah pecah
ketuban utuh
Diagnosis

Tali Pusat Terkemuka Tali Pusat Menumbung


Ketuban Pecah Dini (3A)

Keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum


persalinan atau dimulainya tanda inpartu.

Faktor Predisposisi:
• Riwayat KPD sebelumnya
• Infeksi traktus genital
• Perdarahan antepartum
• Merokok
Diagnosis
Anamnesis:
• Keluar cairan yang banyak secara tiba-tiba
Pemeriksaan
• Pemeriksaan inspekulo: melihat adanya cairan
yang keluar dari serviks atau menggenang di
forniks posterior. Apabila tidak ada, minta ibu
untuk mengedan/batuk. Bau cairan ketuban
yang khas.
• Tes Nitrazin: kertas lakmus merah berubah
warna menjadi biru
Tatalaksana

• Berikan Eritromisin 4x250 mg selama 10 hari


dan rujuk ke fasilitas yang memadai.
Partus Lama (3B)
Waktu persalinan yang memanjang karena
kemajuan persalinan yang terhambat.

Etiologi
• Power: His tidak adekuat (his dengan frekuensi
<3x/menit dan durasi setiap kontraksinya <40
detik
• Passenger: malpresentasi, malposisi, janin besar
• Passage: panggul sempit, kelainan serviks atau
vagina, tumor jalan lahir
• Gabungan faktor-faktor di atas.
Diagnosis
• Distosia pada kala I fase aktif: grafik
pembukaan serviks pada partograf berada di
antara garis waspada dan garis bertindak, atau
sudah memotong garis bertindak,
• Fase ekspulsi (kala II) memanjang: tidak ada
kemajuan penurunan bagian terendah janin
pada persalinan kala II
• Maksimal 2 jam untuk nulipara dan 1 jam untuk
multipara, ATAU
• Maksimal 3 jam untuk nulipara dan 2 jam untuk
multipara bila pasien menggunakan analgesia
epidural.
Tatalaksana
• Segera rujuk ibu ke RS
• Sesuaikan tatalaksana dengan penyebabnya.
• Power → augmentasi persalinan dengan oksitosin
dan/atau amniotomy
• Passenger & Passage → tindakan operatif (forsep,
vakum, atau SC)

• Forsep: ibu tidak kuat lagi untuk mengejan


• Vakum: ibu masih kuat untuk mengejan
• SC dilakukan bila ada obstruksi jalan lahir atau
CPD
Jawaban Lainnya
A. Tali pusat terkemuka : ketuban belm pecah
C. Tali pusat terlihat : tidak ada
D. Ketuban pecah dini : tidak tepat
E. Partus lama : tidak tepat
Soal 98
Ny. Bini 52 tahun G5P3A1 saat dalam keadaan Kala 2. pada
saat ini pasien kesulitan dalam mengejan. Pada pemeriksaan
jalan lahir terdapat adanya tali pusat yang keluar dan
berdenyut, selain itu ketubah pun sudah pecah. Apa diagnosis
yang tepat pada pasien ?
A. Tali pusat terkemuka
B. Tali pusat menumbung
C. Tali pusat terlihat
D. Ketuban pecah dini
E. Partus lama
Soal 99
Ny. Bini 52 tahun G5P3A1 saat dalam keadaan Kala 2. pada
saat ini pasien kesulitan dalam mengejan. Pada pemeriksaan
jalan lahir terdapat adanya tali pusat yang keluar dan
berdenyut, selain itu ketubah pun sudah pecah. Apa
tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Rehidrasi cairan
B. Lahirkan pervaginam
C. Ekstraksi cunam
D. Manuver Mac Robert
E. Posisi knee-chest
Analisis Soal 99
Ny. Bini 52 tahun G5P3A1 saat dalam keadaan Kala 2.
pada saat ini pasien kesulitan dalam mengejan. Pada
pemeriksaan jalan lahir terdapat adanya tali pusat yang
keluar dan berdenyut, selain itu ketubah pun sudah pecah.
Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Tali Pusat Menumbung


Prolaps Tali Pusat (3B)
Prolaps tali pusat terjadi kertika tali pusat keluar dari
uterus sebelum janin.

Faktor predisposisi
• Multiparitas
• Kehamilan multipel
• KPD
• Hidramnion
• Tali pusat panjang
• Malpresentasi
Diagnosis

Tali Pusat Terkemuka Tali Pusat Menumbung


• tali pusat teraba pada • Tali pusat tampak
jalan lahir lebih pada vagina setelah
rendah dari bagian ketuban pecah-
terendah janin- ketuban sudah pecah
ketuban utuh
Diagnosis

Tali Pusat Terkemuka Tali Pusat Menumbung


Jawaban Lainnya
A. Rehidrasi cairan : tidak tepat
B. Lahirkan pervaginam : tidak tepat
C. Ekstraksi cunam : tidak tepat
D. Manuver Mac Robert : pada distosia bahu
Soal 99
Ny. Bini 52 tahun G5P3A1 saat dalam keadaan Kala 2. pada
saat ini pasien kesulitan dalam mengejan. Pada pemeriksaan
jalan lahir terdapat adanya tali pusat yang keluar dan
berdenyut, selain itu ketubah pun sudah pecah. Apa
tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Rehidrasi cairan
B. Lahirkan pervaginam
C. Ekstraksi cunam
D. Manuver Mac Robert
E. Posisi knee-chest
Soal 100
Ny. Bivi 35 tahun G2P1A0 25-26 minggu datang dengan
keluhan keluar darah segar dari jalan lahir sejak 3 hari yang
lalu. Keluhan ini tidak disertai dengan adanya nyeri. Pada
anak pertama, proses melahirkann melalui SC karena partus
lama. Pada pemeriksaan dalam ditemukan ostium tertutup
sebagian oleh plasenta. Apa diagnosis yang tepat pada
pasien ?
A. Plasenta previa komplit
B. Plasenta previa parsial
C. Plasenta previa marginal
D. Plasenta previa letak rendah
E. Plasenta previa letak tinggi
Analisis Soal 100
Ny. Bivi 35 tahun G2P1A0 25-26 minggu datang dengan
keluhan keluar darah segar dari jalan lahir sejak 3 hari yang
lalu. Keluhan ini tidak disertai dengan adanya nyeri. Pada
anak pertama, proses melahirkann melalui SC karena partus
lama. Pada pemeriksaan dalam ditemukan ostium tertutup
sebagian oleh plasenta. Apa diagnosis yang tepat pada
pasien ?

DIAGNOSIS : Plasenta Previa Parsial


Plasenta Previa (2)

Implantasi plasenta di atas osium serviks interna

Faktor Risiko
• Riwayat plasenta previa sebelumnya, riwayat SC
atau operasi uterus, multiparitas, kehamilan
multipel, merokok
Klasifikasi
• Komplit: seluruh ostium
tertutup
• Parsial: sebagian
ostium tertutup
• Marginal: tidak
menutup, tapi berada
dalam jarak < 2 cm
dari ostium
• Letak rendah: berada
dalam jarak 2 – 3,5 cm
dari ostium. Tidak
dianggap plasenta
previa
Plasenta Previa VS Solusio Plasenta

Plasenta Previa Solusio Plasenta


• Darah segar, tidak nyeri • Darah hitam, nyeri

Tatalaksana Tatalaksana
• Tidak ada perdarahan: tunggu • Janin hidup
sampai 37 minggu, lalu SC • Cukup bulan: terminasi
• Perdarahan: dengan pervaginam atau
• ≥ 37 minggu: SC SC
• ≤ 37 minggu: • Kurang bulan: steroid,
• bila hemodinamik tidak stabil terminasi
→ SC.
• Bila hemodinamik stabil → • Janin mati
rawat inap, observasi • Persalinan per vaginam
Jawaban Lainnya
A. Plasenta previa komplit : tidak tepat
C. Plasenta previa marginal : tidak tepat
D. Plasenta previa letak rendah : tidak tepat
E. Plasenta previa letak tinggi : tidak ada
Soal 100
Ny. Bivi 35 tahun G2P1A0 25-26 minggu datang dengan
keluhan keluar darah segar dari jalan lahir sejak 3 hari yang
lalu. Keluhan ini tidak disertai dengan adanya nyeri. Pada
anak pertama, proses melahirkann melalui SC karena partus
lama. Pada pemeriksaan dalam ditemukan ostium tertutup
sebagian oleh plasenta. Apa diagnosis yang tepat pada
pasien ?
A. Plasenta previa komplit
B. Plasenta previa parsial
C. Plasenta previa marginal
D. Plasenta previa letak rendah
E. Plasenta previa letak tinggi
Soal 101
Ny. Cintia 28 tahun datang dengan keluhan kesulitan dalam
menyusui anaknya. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit apa
pun. Pada pemeriksaan ditemukan adanya puting payudara
kanan yang masuk ke dalam. Saat coba ditekan di area
areola, puting dapat keluar namun setelah penekanan
dilepas, puting masuk kembali. Pada kasus inverted nipple ini,
pasien termasuk kedalam grade berapa ?
A. Grade I
B. Grade II
C. Grade III
D. Grade IV
E. Grade V
Analisis Soal 101
Ny. Cintia 28 tahun datang dengan keluhan kesulitan dalam
menyusui anaknya. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
apa pun. Pada pemeriksaan ditemukan adanya puting
payudara kanan yang masuk ke dalam. Saat coba ditekan
di area areola, puting dapat keluar namun setelah
penekanan dilepas, puting masuk kembali. Pada kasus
inverted nipple ini, pasien termasuk kedalam grade berapa
?

DIAGNOSIS : Inverted Nipple


Inverted Nipple (4A)

Kondisi yang menyebabkan puting tertarik masuk


ke dalam.

Klasifikasi
• Grade 1 → puting dapat dikeluarkan dengan
tekanan jari pada puting atau areola
• Grade 2 → dapat dikeluarkan, namun kembali
masuk saat tekanan dilepas.
• Grade 3 → puting tidak bisa dikeluarkan
Tatalaksana
• Penarikan puting secara manual/dengan
tangan.
• Menggunakan spuit ukuran 10-20 ml,
tergantung pada besar puting.
• Ujung spuit yang terdapat jarum dipotong dan
penarik spuit dipindahkan ke sisi bekas potongan.
• Ujung yang tumpul diletakkan di atas puting,
kemudian lakukan penarikan beberapa kali hingga
puting keluar. Lukakan 3x1 masing-masing 10x.
• Jika kedua upaya tidak berhasil, ibu dapat
memberikan ASInya dengan cara memerah
atau menggunakan pompa payudara.
Jawaban Lainnya
A. Grade I : dapat dikeluarkan dan tidak mudah masuk
kembali
B. Grade II : tidak dapat keluar setelah penekanan
D. Grade IV : tidak ada
E. Grade V : tidak ada
Soal 101
Ny. Cintia 28 tahun datang dengan keluhan kesulitan dalam
menyusui anaknya. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit apa
pun. Pada pemeriksaan ditemukan adanya puting payudara
kanan yang masuk ke dalam. Saat coba ditekan di area
areola, puting dapat keluar namun setelah penekanan
dilepas, puting masuk kembali. Pada kasus inverted nipple ini,
pasien termasuk kedalam grade berapa ?
A. Grade I
B. Grade II
C. Grade III
D. Grade IV
E. Grade V
Soal 102
Ny. Cica 42 tahun G3P1A1 13-14 minggu datang dengan
keluhan sakit kepala. Keluhan ini dirasakan sejak 1 minggu
yang lalu. Pasien memiliki riwayat darah tinggi yang tidak
terkontrol sejak 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan
ditemukan TD 160/100 mmHg, N 98 x/m, RR 20 x/m dan
suhu 36 C. Pada pemeriksaan urin, tidak didapatkan adanya
protein. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Eklamsia
B. Impending eklamsia
C. Preeklamsia
D. Hipertensi gestasional
E. Hipertensi kronik
Analisis Soal 102
Ny. Cica 42 tahun G3P1A1 13-14 minggu datang dengan
keluhan sakit kepala. Keluhan ini dirasakan sejak 1 minggu
yang lalu. Pasien memiliki riwayat darah tinggi yang tidak
terkontrol sejak 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan
ditemukan TD 160/100 mmHg, N 98 x/m, RR 20 x/m dan
suhu 36 C. Pada pemeriksaan urin, tidak didapatkan
adanya protein. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Hipertensi Kronik


Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Minggu Riwayat TD Proteinuria Kejang
Muncul Hipertensi
HT Kronis <20 + >140/90 - -
HT Gestasional >20 - >140/90 - -
PER >20 - >140/90 + -
PEB >20 - >160/110 ++/+++ -
Impending* >20 - >140/90 +/++/+++ -

Eklampsia >20 - >140/90 +/++/+++ +


Superimposed <20 + >140/90 +/++/+++ -

*Impending Eklampsia: Preeklampsia menuju Eklampsia


ada gejala nyeri epigastrium, nyeri kepala, mata kabur
Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Hipertensi Kronik
• Hipertensi yang didiagnosa sebelum kehamilan
(riwayat hipertensi sebelumnya) atau sebelum usia
gestasi kurang dari 20 minggu

Tatalaksana
• Jika tekana diastolik ≥ 110 mmHg atau tekanan
sistolik ≥ 160 mmHg, berikan antihipertensi.
• Istirahat
• Pikirkan komplikasi: solusio plasenta, IUGR,
superimposed preeklampsia.
Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Hipertensi Gestasional
• Hipertensi yang didiagnosa setelah usia kehamilan
20 minggu dan tanpa proteinuria.

Tatalaksana:
• Rawat jalan, pantau kondisi janin setiap minggu
• Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai
preeklampsia
• Bila kondisi janin memburuk, pertumbuhan janin
terhambat → rawat dan pertimbangkan terminasi
Pre Eklampsia

Pre Eklampsia Ringan


• Tekanan darah >140/90 mmHg dan
proteinuria +1 setelah usia kehamilan lebih
dari 20 minggu

Pre Eklampsia Berat


• Tekanan darah ≥160/110 mmHg dan
proteinuria ≥ 5 mg/24 jam atau dipstik +3
setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu
Perawatan aktif (terminasi kehamilan)
a. Indikasi; bila didapatkan satu/lebih keadaan di bawah
ini:
Ibu:
- kehamilan > 37 minggu
- adanya gejala impending eklamsi
Janin:
- adanya tanda-tanda gawat janin
- adanya tanda-tanda IUGR
Laboratorik:
- adanya HELLP syndrome (hemolisis, elevated liver
enzyme, low platelet)
Pengobatan medisinal
- Infus larutan ringer laktat
- Pemberian obat: MgSO4

Cara pemberian MgSO4: Pemberian melalui


intravena:
a. Dosis awal: 4 gram MgSO4 (10 cc MgSO4 40 %)
dilarutkan kedalam 100 cc ringer lactat, diberikan
selama 15-20 menit.
b. Dosis pemeliharaan: 10 gram dalam 500 cc
cairan RL, diberikan dengan kecepatan 1-2
gram/jam (20-30 tetes per menit)
Tatalaksana
• Obat Antihipertensi untuk ibu hamil
Nama Obat Dosis Keterangan
Nifedipine 4 x 10-30 mg Dapat
peroral (short meyebabkan
acting) hipotensi pada
ibu dan janin,
bila diperlukan
diberikan
Sublingual
Nikardipin 5 mg/jam, dapat
dinitarsi 2,5 mg/jam
tiap 5 menit
hingga maksimun 10
mg/jam
Metildopa 2 x 250 – 500 mg
peroral
(dosis maksimal
2000 mg/hari)
Hipertensi dalam Kehamilan
Impending Eklampsia Superimposed
• Preeklampsia disertai Preeklampsia
gejala sakit kepala, • Hipertensi kronik
mual, muntah, disertai proteinuria.
gangguan
pengelihatan, nyeri
kuadran kanan atas Tatalaksana
abdomen, • sama dengan
hiperrefleksia preeklampsia

Tatalaksana
• sama seperti
preeklampsia.
Hipertensi dalam Kehamilan

Eklampsia
• Preeklampsia disertai kejang

Tatalaksana
• Sama seperti preeklampsia, namun persalinan
harus berlangsung dalam 12 jam setelah
timbulnya kejang
• Bila kejang berikan antikonvulsan
Tatalaksana
Antikonvulsan
• Pilihan obat: MgSO4
• Dosis: 4 gr IV sebagai larutan 20% dalam 5
menit, diikuti MgSO4 (50%) 5 gr bokong kanan
dan 5 gr bokong kiri.
• Sebelum pemberian, cek:
• RR minimal 16 x/menit,
• Refleks patella (+),
• Urin minimal ≥ 30 cc/jam dalam 4 jam terakhir
• Tersedia antidotum: Ca glukonas 1 gr (20 ml dalam
larutan 10%) IV sampai bernafas kembali.
Jawaban Lainnya
A. Eklamsia : tidak tepat
B. Impending eklamsia : tidak tepat
C. Preeklamsia : tidak tepat
D. Hipertensi gestasional : tidak tepat
Soal 102
Ny. Cica 42 tahun G3P1A1 13-14 minggu datang dengan
keluhan sakit kepala. Keluhan ini dirasakan sejak 1 minggu
yang lalu. Pasien memiliki riwayat darah tinggi yang tidak
terkontrol sejak 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan
ditemukan TD 160/100 mmHg, N 98 x/m, RR 20 x/m dan
suhu 36 C. Pada pemeriksaan urin, tidak didapatkan adanya
protein. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Eklamsia
B. Impending eklamsia
C. Preeklamsia
D. Hipertensi gestasional
E. Hipertensi kronik
Soal 103
Ny. Cica 42 tahun G3P1A1 13-14 minggu datang dengan
keluhan sakit kepala. Keluhan ini dirasakan sejak 1 minggu
yang lalu. Pasien memiliki riwayat darah tinggi yang tidak
terkontrol sejak 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan
ditemukan TD 160/100 mmHg, N 98 x/m, RR 20 x/m dan
suhu 36 C. Pada pemeriksaan urin, tidak didapatkan adanya
protein. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Pasien dirawat inap, Metildopa po
B. Pasien diperbolehkan pulang, Metildopa po
C. Pasien dirawat inap, MgSO4 IV
D. Pasien diobservasi lalu boleh pulang, MgSO4 IV
E. Pasien dirawat inap, terminasi kehamilan
Analisis Soal 103
Ny. Cica 42 tahun G3P1A1 13-14 minggu datang dengan
keluhan sakit kepala. Keluhan ini dirasakan sejak 1 minggu
yang lalu. Pasien memiliki riwayat darah tinggi yang tidak
terkontrol sejak 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan
ditemukan TD 160/100 mmHg, N 98 x/m, RR 20 x/m dan
suhu 36 C. Pada pemeriksaan urin, tidak didapatkan
adanya protein. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Hipertensi Kronik


Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Minggu Riwayat TD Proteinuria Kejang
Muncul Hipertensi
HT Kronis <20 + >140/90 - -
HT Gestasional >20 - >140/90 - -
PER >20 - >140/90 + -
PEB >20 - >160/110 ++/+++ -
Impending* >20 - >140/90 +/++/+++ -

Eklampsia >20 - >140/90 +/++/+++ +


Superimposed <20 + >140/90 +/++/+++ -

*Impending Eklampsia: Preeklampsia menuju Eklampsia


ada gejala nyeri epigastrium, nyeri kepala, mata kabur
Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Hipertensi Kronik
• Hipertensi yang didiagnosa sebelum kehamilan
(riwayat hipertensi sebelumnya) atau sebelum usia
gestasi kurang dari 20 minggu

Tatalaksana
• Jika tekana diastolik ≥ 110 mmHg atau tekanan
sistolik ≥ 160 mmHg, berikan antihipertensi.
• Istirahat
• Pikirkan komplikasi: solusio plasenta, IUGR,
superimposed preeklampsia.
Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Hipertensi Gestasional
• Hipertensi yang didiagnosa setelah usia kehamilan
20 minggu dan tanpa proteinuria.

Tatalaksana:
• Rawat jalan, pantau kondisi janin setiap minggu
• Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai
preeklampsia
• Bila kondisi janin memburuk, pertumbuhan janin
terhambat → rawat dan pertimbangkan terminasi
Pre Eklampsia

Pre Eklampsia Ringan


• Tekanan darah >140/90 mmHg dan
proteinuria +1 setelah usia kehamilan lebih
dari 20 minggu

Pre Eklampsia Berat


• Tekanan darah ≥160/110 mmHg dan
proteinuria ≥ 5 mg/24 jam atau dipstik +3
setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu
Perawatan aktif (terminasi kehamilan)
a. Indikasi; bila didapatkan satu/lebih keadaan di bawah
ini:
Ibu:
- kehamilan > 37 minggu
- adanya gejala impending eklamsi
Janin:
- adanya tanda-tanda gawat janin
- adanya tanda-tanda IUGR
Laboratorik:
- adanya HELLP syndrome (hemolisis, elevated liver
enzyme, low platelet)
Pengobatan medisinal
- Infus larutan ringer laktat
- Pemberian obat: MgSO4

Cara pemberian MgSO4: Pemberian melalui


intravena:
a. Dosis awal: 4 gram MgSO4 (10 cc MgSO4 40 %)
dilarutkan kedalam 100 cc ringer lactat, diberikan
selama 15-20 menit.
b. Dosis pemeliharaan: 10 gram dalam 500 cc
cairan RL, diberikan dengan kecepatan 1-2
gram/jam (20-30 tetes per menit)
Tatalaksana
• Obat Antihipertensi untuk ibu hamil
Nama Obat Dosis Keterangan
Nifedipine 4 x 10-30 mg Dapat
peroral (short meyebabkan
acting) hipotensi pada
ibu dan janin,
bila diperlukan
diberikan
Sublingual
Nikardipin 5 mg/jam, dapat
dinitarsi 2,5 mg/jam
tiap 5 menit
hingga maksimun 10
mg/jam
Metildopa 2 x 250 – 500 mg
peroral
(dosis maksimal
2000 mg/hari)
Hipertensi dalam Kehamilan
Impending Eklampsia Superimposed
• Preeklampsia disertai Preeklampsia
gejala sakit kepala, • Hipertensi kronik
mual, muntah, disertai proteinuria.
gangguan
pengelihatan, nyeri
kuadran kanan atas Tatalaksana
abdomen, • sama dengan
hiperrefleksia preeklampsia

Tatalaksana
• sama seperti
preeklampsia.
Hipertensi dalam Kehamilan

Eklampsia
• Preeklampsia disertai kejang

Tatalaksana
• Sama seperti preeklampsia, namun persalinan
harus berlangsung dalam 12 jam setelah
timbulnya kejang
• Bila kejang berikan antikonvulsan
Tatalaksana
Antikonvulsan
• Pilihan obat: MgSO4
• Dosis: 4 gr IV sebagai larutan 20% dalam 5
menit, diikuti MgSO4 (50%) 5 gr bokong kanan
dan 5 gr bokong kiri.
• Sebelum pemberian, cek:
• RR minimal 16 x/menit,
• Refleks patella (+),
• Urin minimal ≥ 30 cc/jam dalam 4 jam terakhir
• Tersedia antidotum: Ca glukonas 1 gr (20 ml dalam
larutan 10%) IV sampai bernafas kembali.
Jawaban Lainnya
A. Pasien dirawat inap, Metildopa po : tidak tepat
C. Pasien dirawat inap, MgSO4 IV : tidak tepat
D. Pasien diobservasi lalu boleh pulang, MgSO4 IV : tidak tepat
E. Pasien dirawat inap, terminasi kehamilan : tidak tepat
Soal 103
Ny. Cica 42 tahun G3P1A1 13-14 minggu datang dengan
keluhan sakit kepala. Keluhan ini dirasakan sejak 1 minggu
yang lalu. Pasien memiliki riwayat darah tinggi yang tidak
terkontrol sejak 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan
ditemukan TD 160/100 mmHg, N 98 x/m, RR 20 x/m dan
suhu 36 C. Pada pemeriksaan urin, tidak didapatkan adanya
protein. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Pasien dirawat inap, Metildopa po
B. Pasien diperbolehkan pulang, Metildopa po
C. Pasien dirawat inap, MgSO4 IV
D. Pasien diobservasi lalu boleh pulang, MgSO4 IV
E. Pasien dirawat inap, terminasi kehamilan
Soal 104
Ny. Cecil 26 tahun P1A0 dibawa Bidan ke IGD datang
dengan keluhan keluar darah terus menerus setelah
melahirkan 1 jam yang lalu. Pasien terlihat lemah dan
kelelahan. Menurut Bidan, plasenta pasien belum keluar dan
sudah dicoba penarikan tali plasentas terkendali. Apa yang
dapat dilakukan dokter selanjutnya ?
A. Berikan Asam traneksamat
B. Kompresi bimanual
C. Penarikan tali pusat terkendali lagi
D. Kuretase
E. Manual plasenta
Analisis Soal 104
Ny. Cecil 26 tahun P1A0 dibawa Bidan ke IGD datang
dengan keluhan keluar darah terus menerus setelah
melahirkan 1 jam yang lalu. Pasien terlihat lemah dan
kelelahan. Menurut Bidan, plasenta pasien belum keluar dan
sudah dicoba penarikan tali plasentas terkendali. Apa yang
dapat dilakukan dokter selanjutnya ?

DIAGNOSIS : Retensio Plasenta


Perdarahan Post Partum (3B)
No. Gejala dan Tanda Kemungkinan Penyebab
1. Perdarahan setelah anak lahir Atonia Uteri
Uterus tidak berkontraksi dan lembek
2. Perdarahan segera Robekan jalan lahir
Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir
3. Plasenta belum lahir sampai 30 menit Retensi plasenta
4. Plasenta atau sebagian selaput tidak lengkap Sisa plasenta
Perdarahan dapat muncul 6-10 hari post partum disertai
subinvolusi uterus
5. Perdarahan segera (perdarahan intraabdominal dan Ruptur uteri
perdarahan pervaginam)
Nyeri perut yang hebat
Kontraksi yang hilang
6. Fundus uteri tidak teraba pada palpasi abdomen Inversio uteri
Lumen vagina terisi massa
Nyeri ringan atau berat
7. Perdarahan tidak berhenti, encer, tidak terlihat gumpalan Gangguan pembekuan darah
sederhana
Kegagalan terbentuknya gumpalan pada uji pembentukkan
darah sederhana
Terdapat faktor predisposisi: solusio plasenta, kematian janin
dalam uterus, eklampsia, emboli air ketuban
Tatalaksana

Atonia Uteri
• Kompresi bimanual internal atua eksternal
• Infus oksitosin dan oksitosin IM
• Ergometrin
• Asam Tranexamat

Robekan Jalan Lahir


• Penjahitan
Tatalaksana
Retensi Plasenta
• Tarikan tali pusat terkendali, bila tidak berhasil,
lakukan manual plasenta
• Infus oksitosin dan oksitosin IM
• Antibiotik profilaksis

Sisa Plasenta
• Infus Oksitosin dan Oksitosin IM
• Eksplorasi digital (menggunakan jari) atau dengan
kuretase
• Antibiotik profilaksis
Jawaban Lainnya
A. Berikan Asam traneksamat : bukan yang utama
B. Kompresi bimanual : pada utenia uteri
C. Penarikan tali pusat terkendali lagi : tidak tepat
D. Kuretase : pada sisa plasenta
Soal 104
Ny. Cecil 26 tahun P1A0 dibawa Bidan ke IGD datang
dengan keluhan keluar darah terus menerus setelah
melahirkan 1 jam yang lalu. Pasien terlihat lemah dan
kelelahan. Menurut Bidan, plasenta pasien belum keluar dan
sudah dicoba penarikan tali plasentas terkendali. Apa yang
dapat dilakukan dokter selanjutnya ?
A. Berikan Asam traneksamat
B. Kompresi bimanual
C. Penarikan tali pusat terkendali lagi
D. Kuretase
E. Manual plasenta
Soal 105
Ny. Cesy 25 tahun G1P0A0 13-14 minggu datang dengan
keluhan keluarnya darah dari jalan lahir sejak 1 jam yang
lalu. Keluhan ini disertai dengan nyeri pada perut dan riwayat
keluarnya gumpalan seperti daging. Pada pemeriksaan dalam
ditemukan OUE terbuka. Apa terapi yang tepat bagi pasien ?
A. Tirah baring
B. Antibiotik oral
C. Rehidrasi cairan
D. Kuretase
E. Vitamin oral
Analisis Soal 105
Ny. Cesy 25 tahun G1P0A0 13-14 minggu datang dengan
keluhan keluarnya darah dari jalan lahir sejak 1 jam yang
lalu. Keluhan ini disertai dengan nyeri pada perut dan
riwayat keluarnya gumpalan seperti daging. Pada
pemeriksaan dalam ditemukan OUE terbuka. Apa terapi
yang tepat bagi pasien ?

DIAGNOSIS : Abortus Inkomplit


Abortus (3B)

Berakhirnya
kehamilan
sebelum
usia gestasi
20 minggu
Abortus (3B)

Septic Abortion
• Abortus dengan komplikasi infeksi pelvis.
Disertai demam, nyeri abdomen, sekret vagina.

Habitual Abortion / Abortus Rekuren


• Abortus dalam tiga kehamilan berturut-turut ,
penyebab: anomali kromosom
Tatalaksana

• Abortus Imminens: konservatif, bed rest


• Abortus Insipiens: dilatasi dan kuretase
• Abortus Inkomplit: dilatase dan kuretase
• Abortus Komplit: suportif
• Missed Abortion: dilatasi dan kuretase
• Septic Abortion: dilatasi, kuretase, dan
antibiotik
• Habitual Abortion / Abortus Rekuren: dilatasi
dan kuretase
Tatalaksana

• Pada kondisi di jumpai tanda sepsis atau


dugaan abortus dengan komplikasi, berikan
antibiotika dengan kombinasi:
• Ampicilin 2 gr IV /IM kemudian 1 gr setiap 6 jam
• Gentamicin 5 mg/KgBB setiap 24 jam
• Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam
• Segera melakukan rujukan ke pelayanan
kesehatan Sekunder / RS
Jawaban Lainnya
A. Tirah baring : tidak tepat
B. Antibiotik oral : tidak tepat
C. Rehidrasi cairan : tidak tepat
E. Vitamin oral : tidak tepat
Soal 105
Ny. Cesy 25 tahun G1P0A0 13-14 minggu datang dengan
keluhan keluarnya darah dari jalan lahir sejak 1 jam yang
lalu. Keluhan ini disertai dengan nyeri pada perut dan riwayat
keluarnya gumpalan seperti daging. Pada pemeriksaan dalam
ditemukan OUE terbuka. Apa terapi yang tepat bagi pasien ?
A. Tirah baring
B. Antibiotik oral
C. Rehidrasi cairan
D. Kuretase
E. Vitamin oral
Soal 106
Ny. Cenia 27 tahun G1P0A0 kehamilan 22-23 minggu
datang dengan keluhan demam sejak 7 hari yang lalu.
Diketahui di rumah pasien menampung kucing liar. Setelah
diperiksa imunoglobulin, pasien menunjukan Toxoplasma Ig
M (+) dan Ig G (+). Apa terapi yang tepat pada pasien ?
A. Spiramicin
B. Pirimetamin
C. Vancomycin
D. Amoxicilin
E. Metronidazol
Analisis Soal 106
Ny. Cenia 27 tahun G1P0A0 kehamilan 22-23 minggu
datang dengan keluhan demam sejak 7 hari yang lalu.
Diketahui di rumah pasien menampung kucing liar. Setelah
diperiksa imunoglobulin, pasien menunjukan Toxoplasma Ig
M (+) dan Ig G (+). Apa terapi yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Toxoplasmosis
Toxoplasmosis (3B)

• Penyakit zoonosis yang disebabkan oleh


Toxoplasma gondii.
• Trias janin yang terinfeksi kongenital
• hidrosefalus,
• korioretinitis,
• dan kalsifikasi serebralis.
Diagnosis

• IgG (-) dan IgM (-) → tidak ada infeksi ATAU


extremely recent acute infection
• IgG (+) dan IgM (-) → infeksi lama (lebih dari 1
tahun)
• IgG (+) dan IgM (+) → Recent infection atau
False (+).
• Pada suspek infeksi akut lakukan tes ulang 2-3
minggu kemudian. Peningkatan IgG sebesar 4x
lipat menandakan infeksi akut.
Tatalaksana
<18 minggu (hingga terbukti tidak ada infeksi pada
janin):
• Spiramicin: 1g per 8 jam bersama makan

>18 minggu (diberikan sampai lahir):


• Pirimetamin 50 mg 2x sehari, selama 2 hari,
dilanjutkan 50 mg/hari
• Sulfadiazine loading 75 mg/kg, dilanjutkan 50
mg/kg 2x sehari
• Asam folat : 10-20 mg/hari hingga 1 minggu
bebas pirimetamin
Jawaban Lainnya
A. Spiramicin : pada < 18 bulan
C. Vancomycin : tidak tepat
D. Amoxicilin : tidak tepat
E. Metronidazol : tidak tepat
Soal 106
Ny. Cenia 27 tahun G1P0A0 kehamilan 22-23 minggu
datang dengan keluhan demam sejak 7 hari yang lalu.
Diketahui di rumah pasien menampung kucing liar. Setelah
diperiksa imunoglobulin, pasien menunjukan Toxoplasma Ig
M (+) dan Ig G (+). Apa terapi yang tepat pada pasien ?
A. Spiramicin
B. Pirimetamin
C. Vancomycin
D. Amoxicilin
E. Metronidazol
Soal 107
Ny. Cinta 29 tahun G2P1A0 kehamilan 38-39 minggu datang
dengan keluhan pusing kepala. Pasien diketahui mempunyai
riwayat hipertensi yang tidak terkontrol. Pada pemeriksaan ibu
ditemukan TD 160/90 mmHg, N 85 x/m, RR 26 x/m, suhu 37
C. Pada pemeriksaan janin DJJ 170 x/m dan gerakan janin
dirasakn berkurang. Apa tatalaksana awal yang tepat pada
pasien ?
A. Nifedipin
B. Rehidrasi cairan
C. MgSO4
D. SC cito
E. Ibu miring kiri
Analisis Soal 107
Ny. Cinta 29 tahun G2P1A0 kehamilan 38-39 minggu
datang dengan keluhan pusing kepala. Pasien diketahui
mempunyai riwayat hipertensi yang tidak terkontrol. Pada
pemeriksaan ibu ditemukan TD 160/90 mmHg, N 85 x/m,
RR 26 x/m, suhu 37 C. Pada pemeriksaan janin DJJ 170 x/m
dan gerakan janin dirasakn berkurang. Apa tatalaksana
awal yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Gawat Janin


Hipoksia Janin / Gawat Janin (3B)

Keadaan hipoksia janin yang disebabkan oleh berbagai


faktor yang menurunkan aliran darah uteroplasenta.

Keluhan utama: Gerak Janin Berkurang


Faktor maternal Faktor janin Faktor plasenta dan
cairan ketuban
Perdarahan anterpartum Penekanan tali pusat Infark plasenta

Hipertensi dalam kehamilan IUGR

Anemia gravis Kelainan jantung janin Oligohidramnion

Penyakit kardiovaskular Prematuritas


Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
• DJJ abnormal
• DJJ < 100x/menit DI LUAR kontraksi
• DJJ > 180x/menit dan ibu tidak mengalami takikardi
• DJJ ireguler: kadang-kadang ditemukan DJJ >
180x/menit tetapi disertai takikardi ibu. Hal ini
merupakan reaksi terhadap:
• Demam pada ibu
• Obat-obatan yang menyebabkan takikardi (misal: tokolitik)
• Amnionitis
Pemeriksaan Penunjang
• Kardiotokografi (CTG)
Tatalaksana

• Resusitasi intrauterine (selama 15 menit untuk


dievaluasi ulang, sambil mempersiapkan
tindakan definitif):
• Meningkatkan arus darah uterus dengan cara:
• Menghindari tidur terlentang, disarankan miring kiri
• Mengurangi kontraksi uterus
• Pemberian cairan parenteral: kristaloid 30gtt/menit
• Meningkatlkan arus darah tali pusat mengubah
posisi ibu
• Pemberian O2 2-4 l/menit
• Tindakan definitive → SC
Jawaban Lainnya
A. Nifedipin : tidak tepat
B. Rehidrasi cairan : tidak tepat
C. MgSO4 : tidak tepat
D. SC cito : tidak tepat
Soal 107
Ny. Cinta 29 tahun G2P1A0 kehamilan 38-39 minggu datang
dengan keluhan pusing kepala. Pasien diketahui mempunyai
riwayat hipertensi yang tidak terkontrol. Pada pemeriksaan ibu
ditemukan TD 160/90 mmHg, N 85 x/m, RR 26 x/m, suhu 37
C. Pada pemeriksaan janin DJJ 170 x/m dan gerakan janin
dirasakn berkurang. Apa tatalaksana awal yang tepat pada
pasien ?
A. Nifedipin
B. Rehidrasi cairan
C. MgSO4
D. SC cito
E. Ibu miring kiri
Soal 108
Ny. Cepi 31 tahun G2P0A1 22-23 minggu datang dengan
keluhan gerakan janin tidak teraba. Keluhan ini juga disertai
dengan sesak yang hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan ukuran uterus lebih besar dari usia gestasinya.
Pada pemeriksaan DJJ, dokter kesulitan mencari detak jantung
janin. Pada kasus ini, keadaan janin apa yang kemungkinan
dapat menyebabkan keadaan seperti ini ?
A. IUGR
B. IUFD
C. Atresia esofagus
D. Akalasia esofagus
E. Gawat janin
Analisis Soal 108
Ny. Cepi 31 tahun G2P0A1 22-23 minggu datang dengan
keluhan gerakan janin tidak teraba. Keluhan ini juga disertai
dengan sesak yang hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan ukuran uterus lebih besar dari usia gestasinya.
Pada pemeriksaan DJJ, dokter kesulitan mencari detak
jantung janin. Pada kasus ini, keadaan janin apa yang
kemungkinan dapat menyebabkan keadaan seperti ini ?

DIAGNOSIS : Polihidramnion
Polihidramnion (2)

Terdapatnya cairan amnion dalam jumlah


berlebihan

Faktor Predisposisi
• Ibu dengan diabetes mellitus
• Riwayat hidramnion dalam keluarga
• Janin dengan atresia esofagus
Amniotic Fluid Index (AFI) normal: 5-25
Polihidramnion AFI >25
Diagnosis
Diagnosis hidramnion ditegakkan bila:
• Jumlah cairan amnion > 2000 ml.
• Temuan klinis yang utama pada hidramnion:
• Ukuran uterus yang besar dan tegang
• Kesulitan meraba bagian janin atau mendengarkan
denyut jantung janin.
• Pada keadaan berat, ibu dapat mengalami
kesulitan bernapas, pembengkakan tungkai, dan
oliguria.
• Diagnosis pasti dilakukan dengan pemeriksaan
USG.
Tatalaksana

• Rujuk ke RS untuk dilakukan amnioreduksi, atau


amniotomy
Atresia Esofagus (2)

• Tidak ada atau menutupnya saluran esofagus


• Faktor Risiko : terdapat gangguan
perkembangan jaringan pemisah antara trakea
dan esophagus sampai minggu keenam janin
Diagnosis

• Keluhan : napas mengorok, terlihat gelembung


udara bercampur lendir putih pada lubang
hidung dan mulut dalam beberapa jam,
regurgitasi minuman pertama
• Pemeriksaan fisik : memasukkan kateter kecil ke
lumen esophagus apabila tertahan 10-12 cm
dari lubang hidung maka diagnosis dapat
ditegakkan
• Pemeriksaan penunjang : Endoskopi, foto
thoraks, dan esofagografi dengan zat kontras
Akalasia (2)
• Keadaan khas
ditandai tidak adanya
peristalsis korpus
esophagus bagian
bawah dan sfingter
esophagus bagian
bawah
Diagnosis
• Keluhan : disfagia, regurgitasi, penurunan BB, nyeri
dada substernal menjalar ke bahu rahang, dan
tangan, batuk-batuk dan pneumonia aspirasi
• Pemeriksaan fisik : dapat ditemukan anemia dan
penurunan BB

Pemeriksaan penunjang :
• Foto polos. Menunjukkan gambaran kontur ganda
diatas mediastinum kanan dan adanya gambaran
batas cairan dan udara
• Barium → Bird Beak/mouse tail
Diagnosis
Janin Tumbuh Lambat (IUGR) (3A)

Terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan


janin hingga dibawah 10 persentil (<2 SD) dari usia
kehamilan yang seharusnya.

Klasifikasi
• Tipe I (IUGR simetris) → tubuh janin keseluruhan
kecil (berat badan, lingkar kepala panjang badan
<10 persentil)
• Tipe II (IUGR asimetris) → berat badan <10
persentil, tetapi lingkar kepala dan panjang badan
normal.
• Tipe Kombinasi
Diagnosis
Anamnesis
Faktor risiko IUGR
• Hipertensi
• Pemakaian obat-obatan
• Infeksi TORCH
• Riwayat IUGR sebelumnya

Pemeriksaan Fisik:
Pengukuran TFU dan lingkar perut.

USG
Menentukan biometri dan keadaan fungsi organ lain
Tatalaksana

• Terapi kausal terhadap penyebab


• Konservatif → tirah baring (tidur miring),
pemberian kortikosteroid
• Terminasi kehamilan, apabila:
• Kehamilan aterm ≥37 minggu
• Diberikan kortikosteroid untuk pematangan paru
janin pada kehamilan <34minggu
• Skor biofisik <2
• Deselerasi lambat atau deselerasi variabel berulang
Intra Uterine Fetal Death (2)
Tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam rahim

Etiologi
• Kelainan kromosom, kelainan kongenital, infeksi, diabetes,
insufisiensi plasenta

Pemeriksaan
• DJJ tidak ada
• USG: ditemukannya tanda-tanda kematian janin
• Lab : gangguan pembekuan darah

Tatalaksana: Terminasi Kehamilan


Jawaban Lainnya
A. IUGR : tidak tepat
B. IUFD : tidak tepat
D. Akalasia esofagus : tidak tepat
E. Gawat janin : tidak tepat
Soal 108
Ny. Cepi 31 tahun G2P0A1 22-23 minggu datang dengan
keluhan gerakan janin tidak teraba. Keluhan ini juga disertai
dengan sesak yang hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan ukuran uterus lebih besar dari usia gestasinya.
Pada pemeriksaan DJJ, dokter kesulitan mencari detak jantung
janin. Pada kasus ini, keadaan janin apa yang kemungkinan
dapat menyebabkan keadaan seperti ini ?
A. IUGR
B. IUFD
C. Atresia esofagus
D. Akalasia esofagus
E. Gawat janin
Soal 109
Ny. Cika 27 tahun P1A0 datang dengan tujuan untuk
konsultasi KB. Pasien melahirkan 5 minggu yang lalu. Pasien
ingin KB yang ampuh dan tidak ingin menggunakan kondom.
Pasien dan suaminya berencana akan mempunyai anak 2
tahun lagi. Apa yang dapat disarankan kepada pasien
tersebut ?
A. MAL
B. Pil kombinasi
C. Suntikan progestin
D. AKDR
E. Steril
Analisis Soal 109
Ny. Cika 27 tahun P1A0 datang dengan tujuan untuk
konsultasi KB. Pasien melahirkan 5 minggu yang lalu. Pasien
ingin KB yang ampuh dan tidak ingin menggunakan
kondom. Pasien dan suaminya berencana akan mempunyai
anak 2 tahun lagi. Apa yang dapat disarankan kepada
pasien tersebut ?

MATERI : Konseling KB
Konseling KB (4A)
Metode KB
Metode Amenore Laktasi (MAL)
• Metode kontrasepsi dengan pemberian ASI sebagai
usaha alamiah untuk menjarangkan kehamilan

Kontrasepsi Kombinasi (estrogen dan progesteron) /


Pil kombinasi
• Efektif dan reversible, Harus diminum setiap hari,
terdiri dari 21 tablet mengandung hormon
estrogen dan progesteron dan 7 tablet plasebo.
Diminum mulai hari pertama haid.
• Tidak dianjurkan bagi ibu menyusui
Metode KB
Suntikan kombinasi
• Disuntikan satu bulan sekali
• Contoh: 25 mg Depo Medroxyprogesterone asetat
dan 5 mg estradiol sipionat

Kontrasepsi Progestin
• Suntikan Progestin
• Sangat efektif , Disuntikan 3 bulan sekali (Depo
Provera) atau 2 bulan sekali (Depo Noristerat) .
Kesuburan kembali sekitar 4 bulan setelah lepas
obat, sering terjadi gangguan haid , peningkatan
berat badan.
Kontrasepsi Pasca Persalinan

• MAL: setelah pesalinan hingga 6 bulan


• Barier (kondom): segera setelah persalinan
• AKDR: setelah 3 minggu
• Progesteron: setelah 6 minggu
• Kombinasi: setelah 6 bulan
Kontrasepsi Darurat
Kontrasepsi darurat adalah cara untuk mencegah kehamilan setelah
hubungan seks yang tidak menggunakan pengaman
Jawaban Lainnya
A. MAL : tidak tepat
B. Pil kombinasi : tidak tepat
C. Suntikan progestin : tidak tepat
E. Steril : tidak tepat
Soal 109
Ny. Cika 27 tahun P1A0 datang dengan tujuan untuk
konsultasi KB. Pasien melahirkan 5 minggu yang lalu. Pasien
ingin KB yang ampuh dan tidak ingin menggunakan kondom.
Pasien dan suaminya berencana akan mempunyai anak 2
tahun lagi. Apa yang dapat disarankan kepada pasien
tersebut ?
A. MAL
B. Pil kombinasi
C. Suntikan progestin
D. AKDR
E. Steril
Soal 110
Ny. Celi 45 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
perdarahan vagina diluar siklus menstruasinya. Keluhan ini
disertai dengan keluarnya darah setelah berhubungan intim.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit apa pun, namun Ibu
pasien memiliki riwayat Kanker Payudara. Pemeriksaan awal
apa yang dapat dilakukan ?
A. IVA test
B. Pap smear
C. Kolposkopi
D. FNAB
E. CT scan
Analisis Soal 110
Ny. Celi 45 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
perdarahan vagina diluar siklus menstruasinya. Keluhan ini
disertai dengan keluarnya darah setelah berhubungan intim.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit apa pun, namun Ibu
pasien memiliki riwayat Kanker Payudara. Pemeriksaan awal
apa yang dapat dilakukan ?

DIAGNOSIS : Ca Cervix
Karsinoma Serviks (2)

Karsinoma sel skuamosa serviks akibat infeksi


Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16 dan 18

Faktor risiko
• banyak pasangan seksual, infeksi menular
seksual, koitus pertama usia muda, dan
pasangan seksual dengan risiko tinggi.
Klasifikasi

• Stage 0 : carcinoma in situ


• Stage I : terbatas di serviks
• Stage II : keluar dari serviks tapi belum sampai
dinding pelvis, 1/3 posterior vagina
• Stage III: lesi sudah sampai ke dinding pelvis
dan 1/3 anterior vagina
• Stage IV: sudah menginvasi vesica urinaria,
rectum, atau metastase
Diagnosis

• Skrining:
• IVA test (acetowhite) bila tidak ada gejala
• Pap smear (bila ada gejala)
• Gold standard: Biopsi (kolposkopi, cervical
punch)
• Pencegahan: imunisasi HPV sebelum onset
koitus pertama bulan ke-0, 1 dan ke-6.
Jawaban Lainnya
A. IVA test : jika skrinning dengan tidak adanya gejala
C. Kolposkopi : gold standard
D. FNAB : tidak tepat
E. CT scan : tidak tepat
Soal 110
Ny. Celi 45 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
perdarahan vagina diluar siklus menstruasinya. Keluhan ini
disertai dengan keluarnya darah setelah berhubungan intim.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit apa pun, namun Ibu
pasien memiliki riwayat Kanker Payudara. Pemeriksaan awal
apa yang dapat dilakukan ?
A. IVA test
B. Pap smear
C. Kolposkopi
D. FNAB
E. CT scan
Soal 111
Ny. Celi 45 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
perdarahan vagina diluar siklus menstruasinya. Keluhan ini
disertai dengan keluarnya darah setelah berhubungan intim.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit apa pun, namun Ibu
pasien memiliki riwayat Kanker Payudara. Apa kemungkinan
etiologi penyebab kasus ini ?
A. HSV 1
B. HSV 2
C. HPV 2,4
D. HPV 6, 11
E. HPV 16, 18
Analisis Soal 111
Ny. Celi 45 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
perdarahan vagina diluar siklus menstruasinya. Keluhan ini
disertai dengan keluarnya darah setelah berhubungan intim.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit apa pun, namun Ibu
pasien memiliki riwayat Kanker Payudara. Apa kemungkinan
etiologi penyebab kasus ini ?

DIAGNOSIS : Ca Cervix
Karsinoma Serviks (2)

Karsinoma sel skuamosa serviks akibat infeksi


Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16 dan 18

Faktor risiko
• banyak pasangan seksual, infeksi menular
seksual, koitus pertama usia muda, dan
pasangan seksual dengan risiko tinggi.
Klasifikasi

• Stage 0 : carcinoma in situ


• Stage I : terbatas di serviks
• Stage II : keluar dari serviks tapi belum sampai
dinding pelvis, 1/3 posterior vagina
• Stage III: lesi sudah sampai ke dinding pelvis
dan 1/3 anterior vagina
• Stage IV: sudah menginvasi vesica urinaria,
rectum, atau metastase
Diagnosis

• Skrining:
• IVA test (acetowhite) bila tidak ada gejala
• Pap smear (bila ada gejala)
• Gold standard: Biopsi (kolposkopi, cervical
punch)
• Pencegahan: imunisasi HPV sebelum onset
koitus pertama bulan ke-0, 1 dan ke-6.
Jawaban Lainnya
A. HSV 1 : Herpes simplex nasolabial
B. HSV 2 : Herpes simplex genital
C. HPV 2,4 : Veruka vulgaris
D. HPV 6, 11 : Condiloma akuminata
Soal 111
Ny. Celi 45 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
perdarahan vagina diluar siklus menstruasinya. Keluhan ini
disertai dengan keluarnya darah setelah berhubungan intim.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit apa pun, namun Ibu
pasien memiliki riwayat Kanker Payudara. Apa kemungkinan
etiologi penyebab kasus ini ?
A. HSV 1
B. HSV 2
C. HPV 2,4
D. HPV 6, 11
E. HPV 16, 18
Soal 112
Nn. Cici 23 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
benjolan pada payudara kanannya. Keluhan ini terasa nyeri
dan diperberat saat pasien menstruasi. Pada pemeriksaan
ditemukan massa kenyal dan tidak berbatas tegas. Apa
kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Ca Mammae
B. Tumor Phylloides
C. FAM
D. Mammary dysplasia
E. Abses mammae
Analisis Soal 112
Nn. Cici 23 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
benjolan pada payudara kanannya. Keluhan ini terasa nyeri
dan diperberat saat pasien menstruasi. Pada pemeriksaan
ditemukan massa kenyal dan tidak berbatas tegas. Apa
kemungkinan diagnosis pada pasien ?

DIAGNOSIS : Mammary Dysplasia (Fibrokistik)


Tumor Payudara (2)

Benjolan atau massa akibat sel-sel mammae


membelah diri terlalu cepat.
• Tumor payudara terdiri atas tumor jinak dan
ganas.

Tumor payudara jinak, diantaranya:


• Fibrokistik
• FAM
• Tumor Philloides
Fibrokistik Fibroadenoma (FAM) Tumor Phylloides

- Dipengaruhi siklus Konsistensi padat, kenyal Massa tumor besar,


menstruasi ukuran dapat digerakkan dari dan berbenjol,
bertambah menjelang jaringan sekitarnya, batas batas tegas.
haid + rasa nyeri. tegas dan tidak nyeri.
Kulit payudara
Konsistensi padat, kenyal, Usia muda (15-30 tahun) berkilat dan tegang
tidak berbatas tegas dengan venektasi.

Semua usia Semua usia, tetapi


paling sering usia
Nama lainnya Mammary 30 tahun.
dysplasia
Karsinoma Payudara (2)

• Keganasan pada payudara

Faktor risiko:
• Umur >30 tahun, anak pertama lahir pada
usia ibu > 35 tahun, tidak kawin, menarche
<12 tahun, menopause terlambat > 55 tahun,
riwayat operasi tumor jinak payudara,
mendapat terapi hormonal lama, radiasi, dan
riwayat keluarga.
Diagnosis
• Benjolan pada
payudara
• Perubahan kulit: skin
dimpling, peau de
orange, ulserasi,
edema/nodul satelit.
• Perubahan putting:
retraksi, discharge
(nanah, darah), erosi,
krusta.
• Pembesaran KGB pada
aksila, infraklavikular
dan supraklavikular.
Jawaban Lainnya
A. Ca Mammae : tidak tepat
B. Tumor Phylloides : tidak tepat
C. FAM : tidak tepat
E. Abses mammae : tidak tepat
Soal 112
Nn. Cici 23 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
benjolan pada payudara kanannya. Keluhan ini terasa nyeri
dan diperberat saat pasien menstruasi. Pada pemeriksaan
ditemukan massa kenyal dan tidak berbatas tegas. Apa
kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Ca Mammae
B. Tumor Phylloides
C. FAM
D. Mammary dysplasia
E. Abses mammae
Soal 113
Nn. Cipa 20 tahun datang untuk konsultasi kontrasepsi.
Pasien merupakan korban pemerkosaan 3 hari yang lalu.
Apakah KB yang tepat diberikan pada pasien ?
A. AKDR
B. Pil kombinasi dosis tinggi 2x1 tab
C. Pil kombinasi dosis tinggi 2x2 tab
D. Pil kombinasi dosis rendah 2x1 tab
E. Pil kombinasi dosis rendah 2x2 tab
Analisis Soal 113
Nn. Cipa 20 tahun datang untuk konsultasi kontrasepsi.
Pasien merupakan korban pemerkosaan 3 hari yang lalu.
Apakah KB yang tepat diberikan pada pasien ?

MATERI : Kontrasepsi Darurat


Kontrasepsi Darurat
Kontrasepsi darurat adalah cara untuk mencegah kehamilan setelah
hubungan seks yang tidak menggunakan pengaman
Jawaban Lainnya
A. AKDR : tidak tepat
B. Pil kombinasi dosis tinggi 2x1 tab : tidak tepat
D. Pil kombinasi dosis rendah 2x1 tab : tidak tepat
E. Pil kombinasi dosis rendah 2x2 tab : tidak tepat
Soal 113
Nn. Cipa 20 tahun datang untuk konsultasi kontrasepsi.
Pasien merupakan korban pemerkosaan 3 hari yang lalu.
Apakah KB yang tepat diberikan pada pasien ?
A. AKDR
B. Pil kombinasi dosis tinggi 2x1 tab
C. Pil kombinasi dosis tinggi 2x2 tab
D. Pil kombinasi dosis rendah 2x1 tab
E. Pil kombinasi dosis rendah 2x2 tab
Soal 114
Ny. Cili 24 tahun P1A0 baru saja melahirkan di Puskesmas,
namun terdapat adanya perdarahan terus menerus dari jalan
lahir. Pada saat pemeriksaan ditemukan adanya robekan
sampai ¼ sfingter ani eksterna. Grade apa yang tepat
dengan keadaan pasien ?
A. 2
B. 3a
C. 3b
D. 3c
E. 4
Analisis Soal 114
Ny. Cili 24 tahun P1A0 baru saja melahirkan di Puskesmas,
namun terdapat adanya perdarahan terus menerus dari
jalan lahir. Pada saat pemeriksaan ditemukan adanya
robekan sampai ¼ sfingter ani eksterna. Grade apa yang
tepat dengan keadaan pasien ?

DIAGNOSIS : Ruptur Perineum


Ruptur Perineum (4A–3B)

• Suatu kondisi robeknya perineum yang terjadi


selama persalinan pervaginam.
Derajat Deskripsi
Derajat 1 robekan hanya mengenai epitel vagina dan kulit
perineum.
Derjat 2 robekan sampai otot perineum tapi tidak sfingter ani
Derajat 3 Derajat 3a: <50% sfingter ani eksterna
Derajat 3b: >50% sfingter ani eksterna
Derajat 3c: robekan meliputi sfingter ani eksterna dan
interna
Derajat 4 robekan sampai mukosa rectum.
Tatalaksana

• Pemberian antibiotic sefalosporin golongan II


atau III diberikan intravena sebelum perbaikan
perineum.
• Derajat 1 mengenai mukosa vagina dan
jaringan ikat → tidak perlu dilakukan
penjahitan.
• Derajat 2 → penjahitan perineum oleh tenaga
medis, dokter umum, bidan.
• Derajat 3&4 → dilakukan penjahitan perineum
oleh dokter spesialis kandungan.
Tatalaksana

Edukasi
• Menjaga perineum selalu bersih dan kering
• Cuci perineumnya dengan sabun dan air bersih
yang mengalir 3-4x/hari
• kontrol 1 minggu untuk memeriksa
penyembuhan luka.
Jawaban Lainnya
A. 2 : tidak tepat
C. 3b : tidak tepat
D. 3c : tidak tepat
E. 4 : tidak tepat
Soal 114
Ny. Cili 24 tahun P1A0 baru saja melahirkan di Puskesmas,
namun terdapat adanya perdarahan terus menerus dari jalan
lahir. Pada saat pemeriksaan ditemukan adanya robekan
sampai ¼ sfingter ani eksterna. Grade apa yang tepat
dengan keadaan pasien ?
A. 2
B. 3a
C. 3b
D. 3c
E. 4
Soal 115
Ny. Cili 24 tahun P1A0 baru saja melahirkan di Puskesmas,
namun terdapat adanya perdarahan terus menerus dari jalan
lahir. Pada saat pemeriksaan ditemukan adanya robekan
sampai ¼ sfingter ani eksterna. Apa tatalaksana yang tepat
bagi pasien ?
A. Rehidrasi cairan
B. Suntik Vit K
C. Tidak dilakukan apa-apa
D. Hecting
E. Rujuk
Analisis Soal 115
Ny. Cili 24 tahun P1A0 baru saja melahirkan di Puskesmas,
namun terdapat adanya perdarahan terus menerus dari
jalan lahir. Pada saat pemeriksaan ditemukan adanya
robekan sampai ¼ sfingter ani eksterna. Apa tatalaksana
yang tepat bagi pasien ?

DIAGNOSIS : Ruptur Perineum


Ruptur Perineum (4A–3B)

• Suatu kondisi robeknya perineum yang terjadi


selama persalinan pervaginam.
Derajat Deskripsi
Derajat 1 robekan hanya mengenai epitel vagina dan kulit
perineum.
Derjat 2 robekan sampai otot perineum tapi tidak sfingter ani
Derajat 3 Derajat 3a: <50% sfingter ani eksterna
Derajat 3b: >50% sfingter ani eksterna
Derajat 3c: robekan meliputi sfingter ani eksterna dan
interna
Derajat 4 robekan sampai mukosa rectum.
Tatalaksana

• Pemberian antibiotic sefalosporin golongan II


atau III diberikan intravena sebelum perbaikan
perineum.
• Derajat 1 mengenai mukosa vagina dan
jaringan ikat → tidak perlu dilakukan
penjahitan.
• Derajat 2 → penjahitan perineum oleh tenaga
medis, dokter umum, bidan.
• Derajat 3&4 → dilakukan penjahitan perineum
oleh dokter spesialis kandungan.
Tatalaksana

Edukasi
• Menjaga perineum selalu bersih dan kering
• Cuci perineumnya dengan sabun dan air bersih
yang mengalir 3-4x/hari
• kontrol 1 minggu untuk memeriksa
penyembuhan luka.
Jawaban Lainnya
A. Rehidrasi cairan : kurang tepat
B. Suntik Vit K : kurang tepat
C. Tidak dilakukan apa-apa : Grade 1
D. Hecting : Grade 2
Soal 115
Ny. Cili 24 tahun P1A0 baru saja melahirkan di Puskesmas,
namun terdapat adanya perdarahan terus menerus dari jalan
lahir. Pada saat pemeriksaan ditemukan adanya robekan
sampai ¼ sfingter ani eksterna. Apa tatalaksana yang tepat
bagi pasien ?
A. Rehidrasi cairan
B. Suntik Vit K
C. Tidak dilakukan apa-apa
D. Hecting
E. Rujuk
Soal 116
An. Nami 8 tahun datang dengan keluhan batuk sudah 1
bulan. Ibu pasien khawatir anaknya tertular TB Paru, karena
Ibu pasien sedang dalam pengobatan TB Paru dengan hasil
BTA positif. Pasien tidak memiliki keluhan lainnya. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan benjolan di ketiak kanannya
sebesar 3 cm. Pada kasus ini, skor TB Paru anak yang tepat
pada pasien adalah ?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Analisis Soal 116
An. Nami 8 tahun datang dengan keluhan batuk sudah 1
bulan. Ibu pasien khawatir anaknya tertular TB Paru, karena
Ibu pasien sedang dalam pengobatan TB Paru dengan hasil
BTA positif. Pasien tidak memiliki keluhan lainnya. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan benjolan di ketiak kanannya
sebesar 3 cm. Pada kasus ini, skor TB Paru anak yang tepat
pada pasien adalah ?

DIAGNOSIS : TB Paru Anak


TB Paru Anak
Tuberkolusis (TB) anak adalah penyakit infeksi yang
disebabkan M. tuberculosis pada anak berusia
<15 th.
Skoring TB Anak
Algoritma
Tatalaksana
TB Pada Anak
Tatalaksana

Prinsip tatalaksana OAT pada anak yaitu :


• Tahap awal, 2 bulan pertama/ fase insentif
minimal 3 macam obat.
• Tahap lanjutan, selama 4-10 bulan selanjutnya,
2 macam obat atau tergantung hasil
pemeriksaan bakteriologis dan berat ringannya
penyakit
Tatalaksana
Tatalaksana
Tatalaksana
Jawaban Lainnya
A. 1 : tidak tepat
B. 2 : tidak tepat
C. 3 : tidak tepat
D. 4 : tidak tepat
Soal 116
An. Nami 8 tahun datang dengan keluhan batuk sudah 1
bulan. Ibu pasien khawatir anaknya tertular TB Paru, karena
Ibu pasien sedang dalam pengobatan TB Paru dengan hasil
BTA positif. Pasien tidak memiliki keluhan lainnya. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan benjolan di ketiak kanannya
sebesar 3 cm. Pada kasus ini, skor TB Paru anak yang tepat
pada pasien adalah ?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Soal 117
An. Nami 8 tahun datang dengan keluhan batuk sudah 1
bulan. Ibu pasien khawatir anaknya tertular TB Paru, karena
Ibu pasien sedang dalam pengobatan TB Paru dengan hasil
BTA positif. Pasien tidak memiliki keluhan lainnya. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan benjolan di ketiak kanannya
sebesar 3 cm. Apa tindakan yang tepat bagi pasien ?
A. Untuk sementara pasien tinggal di rumah neneknya
B. Diberikan INH
C. Diberikan OAT
D. Pemeriksaan HIV
E. Pemeriksaan rontgen
Analisis Soal 117
An. Nami 8 tahun datang dengan keluhan batuk sudah 1
bulan. Ibu pasien khawatir anaknya tertular TB Paru, karena
Ibu pasien sedang dalam pengobatan TB Paru dengan hasil
BTA positif. Pasien tidak memiliki keluhan lainnya. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan benjolan di ketiak kanannya
sebesar 3 cm. Apa tindakan yang tepat bagi pasien ?

DIAGNOSIS : TB Paru Anak


TB Paru Anak
Tuberkolusis (TB) anak adalah penyakit infeksi yang
disebabkan M. tuberculosis pada anak berusia
<15 th.
Skoring TB Anak
Algoritma
Tatalaksana
TB Pada Anak
Tatalaksana

Prinsip tatalaksana OAT pada anak yaitu :


• Tahap awal, 2 bulan pertama/ fase insentif
minimal 3 macam obat.
• Tahap lanjutan, selama 4-10 bulan selanjutnya,
2 macam obat atau tergantung hasil
pemeriksaan bakteriologis dan berat ringannya
penyakit
Tatalaksana
Tatalaksana
Tatalaksana
Jawaban Lainnya
A. Untuk sementara pasien tinggal di rumah neneknya :
tidak tepat
B. Diberikan INH : jika < 5 tahun
C. Diberikan OAT : jika skor > 6
E. Pemeriksaan rontgen : kurang tepat
Soal 117
An. Nami 8 tahun datang dengan keluhan batuk sudah 1
bulan. Ibu pasien khawatir anaknya tertular TB Paru, karena
Ibu pasien sedang dalam pengobatan TB Paru dengan hasil
BTA positif. Pasien tidak memiliki keluhan lainnya. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan benjolan di ketiak kanannya
sebesar 3 cm. Apa tindakan yang tepat bagi pasien ?
A. Untuk sementara pasien tinggal di rumah neneknya
B. Diberikan INH
C. Diberikan OAT
D. Pemeriksaan HIV
E. Pemeriksaan rontgen
Soal 118
An. Robin 5 tahun datang ke IGD dibawa orangtuanya dengan
keluhan sesak napas. Keluhan ini disertai dengan adanya batuk,
pilek dan demam. Keluhan ini sudah berulang, dalam seminggu
ini dirasakan hampir setiap malam hari. Pada pemeriksaan
pasien dapat berbicara penggalan kalimat. Pada pemeriksaan
ditemukan N 115 x/m, RR 52 x/m, SatO2 89% dan suhu 38 C.
Pada auskultasi ditemukan adanya wheezing di kedua lapang
paru. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Asma episodik jarang serangan ringan
B. Asma episodik sering serangan sedang
C. Asma persisten serangan sedang
D. Asma episodik sering serangan berat
E. Asma persisten serangan berat
Analisis Soal 118
An. Robin 5 tahun datang ke IGD dibawa orangtuanya
dengan keluhan sesak napas. Keluhan ini disertai dengan
adanya batuk, pilek dan demam. Keluhan ini sudah
berulang, dalam seminggu ini dirasakan hampir setiap
malam hari. Pada pemeriksaan pasien dapat berbicara
penggalan kalimat. Pada pemeriksaan ditemukan N 115
x/m, RR 52 x/m, SatO2 89% dan suhu 38 C. Pada auskultasi
ditemukan adanya wheezing di kedua lapang paru. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Asma Bronkial pada Anak


Asma Bronkial
Penyakit heterogen, selalu dikarakteristikan dengan
penyakit inflamasi kronis disaluran nafas yang
berhubungan dengan hipereaktivitas bronkus disertai
obstruksi jalan napas, bersifat reversible.
Manifestasi Klinis
• Riwayat atopik/riwayat keluarga asma/alergi, ada
pemicu, reversible, sesak nafas episodik, batuk
berdahak yang memburuk pada malam hari, mengi.
• Tanda patognomonis : Sesak nafas, mengi,
digunakannya otot bantu nafas
Klasifikasi
Klasifikasi asma berdasarkan tingkat control
Asma Bronkial
Klasifikasi
asma
berdasarkan
tingkat
keparahan
Tatalaksana
Tatalaksana
1. Pelega (Reliever)  Saat serangan akut
• Agonis beta-2 kerja singkat (salbutamol, fenoterol,
terbutalin. ES: rangsang kardiovaskuler, tremor,
hipokalemia), kortikosteroid sistemik (predsinon,
digunakan jika reliever yang lain tidak ada perbaikan),
antikolinergik (ipatropium bromide), metilsantin
(aminofilin), adrenalin.
2.Pengontrol (Controler)  Sebagai pengontrol jangka
panjang
• Kortikosteroid inhalasi (budesonid, flutikason),
kortikosteroid sistemik (prednison), sodium kromoglikat,
nedokromil sodium, metilsantin (teofilin), agonis beta-2
kerja lama inhalasi (salmeterol, formeterol) dan oral,
leukotriene modifier (zileuton), antihistamin 1
Tatalaksana
Evaluasi Asthma
• Spirometri : Untuk diagnosis, klasifikasi, menilai respon
pengobatan secara objektif. Dilakukan saat awal
kunjungan, awal pengobatan, monitor 1 tahun sekali.
• Arus Puncak Ekspirasi (APE) bertujuan untuk klasifikasi,
respon pengobatan saat serangan akut, deteksi
perburukan, respon pengobatan jangka panjang.
Dilakukan saat serangan akut di IGD, saat kontrol, dan
pemantauan mandiri sehari-hari di rumah.
• Asthma Control Test bertujuan untuk penyesuaian
tatalaksana. Test dilakukan dengan kuesioner. Skor < 19
perlu peningkatan terapi.
Level of Asthma Control

• Controlled : Muncul gejala <2x/minggu. Tidak ada


gangguan aktifitas.
• Partly controlled : Muncul gejala >2x /minggu. Ada
gangguan aktifitas
• Uncontrolled : Eksaserbasi minimal 1x /minggu
Asma Pada Anak
Klasifikasi
serangan asma
pada anak
Klasifikasi
serangan asma
pada anak
Tatalaksana
Serangan Asma
/ Asma Eksaserbasi
Pada Anak
Tatalaksana
Asma Stabil
Pada Anak
Jawaban Lainnya
A. Asma episodik jarang serangan ringan : tidak tepat
B. Asma episodik sering serangan sedang : tidak tepat
C. Asma persisten serangan sedang : tidak tepat
D. Asma episodik sering serangan berat : tidak tepat
Soal 118
An. Robin 5 tahun datang ke IGD dibawa orangtuanya dengan
keluhan sesak napas. Keluhan ini disertai dengan adanya batuk,
pilek dan demam. Keluhan ini sudah berulang, dalam seminggu
ini dirasakan hampir setiap malam hari. Pada pemeriksaan
pasien dapat berbicara penggalan kalimat. Pada pemeriksaan
ditemukan N 115 x/m, RR 52 x/m, SatO2 89% dan suhu 38 C.
Pada auskultasi ditemukan adanya wheezing di kedua lapang
paru. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Asma episodik jarang serangan ringan
B. Asma episodik sering serangan sedang
C. Asma persisten serangan sedang
D. Asma episodik sering serangan berat
E. Asma persisten serangan berat
Soal 119
By. Ny. Linlin mengalami keluhan sesak dan terlihat biru setelah
dilahirkan secara normal. Pasien dilahirkan dengan usia
kehamilan 32 minggu. Pada pemeriksaan rontgen thorax akan
ditemukan gambaran seperti apa ?
A. Honey comb appearance
B. Batwing appearance
C. Ground glass lung
D. Meniscus sign
E. Kerley B line
Analisis Soal 119
By. Ny. Linlin mengalami keluhan sesak dan terlihat biru
setelah dilahirkan secara normal. Pasien dilahirkan dengan
usia kehamilan 32 minggu. Pada pemeriksaan rontgen
thorax akan ditemukan gambaran seperti apa ?

DIAGNOSIS : Hialin Membrane Disease


Hialin Membran Disease

Sesak, terjadi pada bayi usia kehamilan < 34 minggu,


karena belum terbentuk surfaktan.
Etiologi
• Defisiensi surfaktan, diabetes gravidarum, bayi
prematur (<34 minggu), asfiksia prenatal.
Hialin Membran Disease
Pemeriksaan
• Rontgen : Gambaran ground glass lung, bell-shaped thoraks
 Grade 1 : Bercak retikulogranuler dengan – air
brochogram
 Grade 2 : Gr. 1 + air bronchogram, yang overlaps dengan
jantung
 Grade 3 : Opasitas dan air bronchogram lebih jelas, batas
jantung tidak dapat ditentukan
 Grade 4 : Konsolidasi paru bilateral (White Lung)
Tatalaksana
• Surfactant intratracheal
• Antenatal kortikosteroid (Prophylactic preterm baby)
Jawaban Lainnya
A. Honey comb appearance : Bronkiektasis
B. Batwing appearance : Acute Lung Edema
D. Meniscus sign : Efusi Pleura
E. Kerley B line : Acute Lung Edema
Soal 119
By. Ny. Linlin mengalami keluhan sesak dan terlihat biru setelah
dilahirkan secara normal. Pasien dilahirkan dengan usia
kehamilan 32 minggu. Pada pemeriksaan rontgen thorax akan
ditemukan gambaran seperti apa ?
A. Honey comb appearance
B. Batwing appearance
C. Ground glass lung
D. Meniscus sign
E. Kerley B line
Soal 120
An. Kaido 4 tahun datang dengan keluhan batuk sejak 2 minggu
yang lalu, namun saat ini batuk semakin parah. Saat ini batuk
sering diawali dengan bunyi tarikan napas panjang melengking.
Keluhan ini juga disertai dengan demam dan muntah setelah
batuk. Apa terapi yang tepat pada pasien ?
A. Amoxicilin 30 mg/KgBB/kali, 3x1 selama 10 hari
B. Metronidazol 50 mg/KgBB/kali, 4x1 selama 10 hari
C. Eritromisin 12.5 mg/kgBB/kali, 4x1 selama 10 hari
D. Cefadroxil 30 mg/KgBB/kali, 2x1 selama 10 hari
E. Cefixime 8 mg/KgBB/kali, 2x1 selama 10 hari
Analisis Soal 120
An. Kaido 4 tahun datang dengan keluhan batuk sejak 2
minggu yang lalu, namun saat ini batuk semakin parah.
Saat ini batuk sering diawali dengan bunyi tarikan napas
panjang melengking. Keluhan ini juga disertai dengan
demam dan muntah setelah batuk. Apa terapi yang tepat
pada pasien ?

DIAGNOSIS : Pertusis
Pertusis
Pertusis atau batuk rejan (whooping cough)
merupakan suatu penyakit infeksi saluran napas
atas yang disebabkan oleh bakteri.
Etiologi  bakteri Bordetella pertussis.
Manifestasi Klinis
• Setelah masa inkubasi 7 – 10 hari anak timbul
demam, disertai batuk dan rinore.
• Pada minggu ke-2, timbul batuk paroksismal
yang dapat dikenali sebagai pertusis. Batuk
dapat berlanjut sampai 3 bulan atau lebih.
Pertusis
Diagnosis
• Curiga pertusis jika anak batuk berat lebih dari
2 minggu, terutama jika penyakit diketahui
terjadi lokal.
• Batuk paroksismal diikuti suara whoop saat
inspirasi, muntah
• Perdarahan subkonjungtiva
• Tidak/belum lengkap diimunisasi
• Periksa anak untuk tanda pneumonia dan
tanyakan tentang kejang.
Pertusis
Tatalaksana
Kasus ringan anak umur ≥ 6 bulan lakukan rawat jalan
dengan perawatan penunjang.
Umur < 6 bulan dirawat di rumah sakit, pada anak dengan
pneumonia, kejang, dehidrasi, gizi buruk, henti napas lama,
atau kebiruan setelah batuk.
Antibiotik
• Beri eritromisin oral (12.5 mg/kgBB/kali, 4 kali sehari)
selama 10 hari atau jenis makrolid lainnya. Hal ini tidak
akan memperpendek lamanya sakit tetapi akan
menurunkan periode infeksius.
Oksigen
Bila terjadi sianosis atau berhenti napas atau batuk
paroksismal berat, dilanjutkan sampai gejala tidak ada,
Pertusis

Tatalaksana jalan napas


• Selama batuk paroksismal, letakkan anak
dengan posisi kepala lebih rendah dalam posisi
telungkup, atau miring, untuk mencegah
aspirasi muntahan dan membantu pengeluaran
sekret.
• Komplikasi
• Pneumonia, kejang, gizi kurang.
Jawaban Lainnya
A. Amoxicilin 30 mg/KgBB/kali, 3x1 selama 10 hari :
tidak tepat
B. Metronidazol 50 mg/KgBB/kali, 4x1 selama 10 hari :
tidak tepat
D. Cefadroxil 30 mg/KgBB/kali, 2x1 selama 10 hari :
tidak tepat
E. Cefixime 8 mg/KgBB/kali, 2x1 selama 10 hari : tidak
tepat
Soal 120
An. Kaido 4 tahun datang dengan keluhan batuk sejak 2 minggu
yang lalu, namun saat ini batuk semakin parah. Saat ini batuk
sering diawali dengan bunyi tarikan napas panjang melengking.
Keluhan ini juga disertai dengan demam dan muntah setelah
batuk. Apa terapi yang tepat pada pasien ?
A. Amoxicilin 30 mg/KgBB/kali, 3x1 selama 10 hari
B. Metronidazol 50 mg/KgBB/kali, 4x1 selama 10 hari
C. Eritromisin 12.5 mg/kgBB/kali, 4x1 selama 10 hari
D. Cefadroxil 30 mg/KgBB/kali, 2x1 selama 10 hari
E. Cefixime 8 mg/KgBB/kali, 2x1 selama 10 hari
Soal 121
Tn. Sanji 32 tahun datang dengan keluahan batuk sejak 1
minggu yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan adanya
dahak dan terkadang darah. Pasien memiliki riwayat
pengobatan TB 6 bulan yang lalu, pengobatan hanya 1 minggu
dan pasien berhenti dengan sendirinya. Apa terapi yang tepat
pada pasien ?
A. 2RHZE / 4H3R3
B. 2RHZES / 4H3R3
C. 2RHZE / 4H3R3E3
D. 2RHZES / RHZE / 5H3R3E3
E. 2RHZES / RHZES / 5H3R3
Analisis Soal 121
Tn. Sanji 32 tahun datang dengan keluahan batuk sejak 1
minggu yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan adanya
dahak dan terkadang darah. Pasien memiliki riwayat
pengobatan TB 6 bulan yang lalu, pengobatan hanya 1
minggu dan pasien berhenti dengan sendirinya. Apa terapi
yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : TB Paru Dewasa


TB Paru Dewasa
Tuberkulosis merupakan suatu penyakit infeksi kronik menular
langsung yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.

Manifestasi klinis
• Gejala utama batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih
• Dahak bercampur darah
• Batuk darah
• Sesak nafas
• Nafsu makan menurun
• Berat badan turun
• Malaise
• Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik
• Demam meriang lebih dari satu bulan.
TB Paru Dewasa
Pemeriksaan Fisik  suara nafas bronkhial,
ronkhi basah kasar di apex, amforik
Pemeriksaan Penunjang
• Darah : limfositosis/monositosis, LED
meningkat, Hb turun
• Pemeriksaan BTA (bakteri tahan asam atau Acid
Fast Bacill (AFB)) SPS (sewaktu-pagi-sewaktu),
dengan pewarnaan Ziehl Nelsen
• Rontgen Thoraks PA-Lateral/Top Lordotik :
kavitas atau infiltrate
Diagnosis
Klasifikasi Berdasarkan
Riwayat Pengobatan
1. TB paru kasus baru
Pasien yang belum pernah diobati dengan OAT
sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT kurang dari
1 bulan (˂ dari 28 dosis).
2. TB paru kasus kambuh (Relaps)
Pasien TB yang pernah dinyatakan sembuh atau
pengobatan lengkap dan didiagnosis kembali dengan BTA
positif (apusan atau kultur).
3. TB paru kasus gagal pengobatan (Failure)
Pasien TB dengan BTA positif yang masih positif atau
kembali menjadi positif pada akhir bulan ke 5.
Klasifikasi Berdasarkan
Riwayat Pengobatan
4. TB paru kasus putus obat (Default/lost to follow-
up)
Pasien yang pernah diobati lebih dari satu bulan
dan berhenti > 2 bulan.
5. TB paru kasus pindah (Transfer In)
Pasien yang dipindahkan keregister lain atau
pindah untuk melanjutkan pengobatannya
6. Bekas TB
Tidak ada tanda TB, BTA negatif, hanya ada
fibrosis pada rontgen thoraks.
Klasifikasi Berdasarkan Uji
Kepakaan Obat
1.TB Monoresisten (TB MR)
Resistan terhadap salah satu jenis OAT lini
pertama saja.
2.TB Poliresisten (TB PR)
Resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini
pertama selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R)
secara bersamaan.
3.TB Multi drug resisten (TB MDR)
Resistan terhadap Isoniazid (H) dan Rifampisin
(R) secara bersamaan.
Klasifikasi Berdasarkan Uji
Kepakaan Obat
4.TB Extensive drug resisten (TB XDR)
TB MDR yang sekaligus juga resistan terhadap
salah satu OAT golongan fluorokuinolon dan
minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis
suntikan (Kanamisin, Kapreomisin dan Amikasin).
5.TB resisten rifampisin (TB RR)
Resistan terhadap Rifampisin dengan atau tanpa
resistensi terhadap OAT lain yang terdeteksi
menggunakan metode genotip (tes cepat) atau
metode fenotip (konvensional).
Tatalaksana
1.Kategori 1 (2RHZE / 4H3R3)
• Kasus baru BTA positif
• BTA negatif, rontgen thoraks positif
• TB ekstra paru
Tatalaksana
Tatalaksana
2. Kategori 2 (2RHZES/ RHZE/ 5H3R3E3)
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien dengan pengobatan setelah putus obat
Tatalaksana
Efek Samping OAT
Efek Samping OAT
Evaluasi pasien TB
Jawaban Lainnya
A. 2RHZES / 4H3R3 : tidak ada
B. 2RHZE / 4H3R3E3 : tidak ada
C. 2RHZES / RHZE / 5H3R3E3 : Kategori 2
D. 2RHZES / RHZES / 5H3R3 : tidak ada
Soal 121
Tn. Sanji 32 tahun datang dengan keluahan batuk sejak 1
minggu yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan adanya
dahak dan terkadang darah. Pasien memiliki riwayat
pengobatan TB 6 bulan yang lalu, pengobatan hanya 1 minggu
dan pasien berhenti dengan sendirinya. Apa terapi yang tepat
pada pasien ?
A. 2RHZE / 4H3R3
B. 2RHZES / 4H3R3
C. 2RHZE / 4H3R3E3
D. 2RHZES / RHZE / 5H3R3E3
E. 2RHZES / RHZES / 5H3R3
Soal 122
Tn. Usop 26 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
kesemutan pada kedua telapak tangan dan kaki. Keluhan ini
muncul setelah pasien mengkonsumsi OAT selama 1 bulan. OAT
apa yang dapat menyebabkan keluhan pada pasien ?
A. Isoniazid
B. Rifampicin
C. Pirazinamid
D. Etambutol
E. Streptomisin
Analisis Soal 122
Tn. Usop 26 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
kesemutan pada kedua telapak tangan dan kaki. Keluhan ini
muncul setelah pasien mengkonsumsi OAT selama 1 bulan.
OAT apa yang dapat menyebabkan keluhan pada pasien ?

DIAGNOSIS : TB Paru Dewasa


TB Paru Dewasa
Tuberkulosis merupakan suatu penyakit infeksi kronik menular
langsung yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.

Manifestasi klinis
• Gejala utama batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih
• Dahak bercampur darah
• Batuk darah
• Sesak nafas
• Nafsu makan menurun
• Berat badan turun
• Malaise
• Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik
• Demam meriang lebih dari satu bulan.
TB Paru Dewasa
Pemeriksaan Fisik  suara nafas bronkhial,
ronkhi basah kasar di apex, amforik
Pemeriksaan Penunjang
• Darah : limfositosis/monositosis, LED
meningkat, Hb turun
• Pemeriksaan BTA (bakteri tahan asam atau Acid
Fast Bacill (AFB)) SPS (sewaktu-pagi-sewaktu),
dengan pewarnaan Ziehl Nelsen
• Rontgen Thoraks PA-Lateral/Top Lordotik :
kavitas atau infiltrate
Diagnosis
Klasifikasi Berdasarkan
Riwayat Pengobatan
1. TB paru kasus baru
Pasien yang belum pernah diobati dengan OAT
sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT kurang dari
1 bulan (˂ dari 28 dosis).
2. TB paru kasus kambuh (Relaps)
Pasien TB yang pernah dinyatakan sembuh atau
pengobatan lengkap dan didiagnosis kembali dengan BTA
positif (apusan atau kultur).
3. TB paru kasus gagal pengobatan (Failure)
Pasien TB dengan BTA positif yang masih positif atau
kembali menjadi positif pada akhir bulan ke 5.
Klasifikasi Berdasarkan
Riwayat Pengobatan
4. TB paru kasus putus obat (Default/lost to follow-
up)
Pasien yang pernah diobati lebih dari satu bulan
dan berhenti > 2 bulan.
5. TB paru kasus pindah (Transfer In)
Pasien yang dipindahkan keregister lain atau
pindah untuk melanjutkan pengobatannya
6. Bekas TB
Tidak ada tanda TB, BTA negatif, hanya ada
fibrosis pada rontgen thoraks.
Klasifikasi Berdasarkan Uji
Kepakaan Obat
1.TB Monoresisten (TB MR)
Resistan terhadap salah satu jenis OAT lini
pertama saja.
2.TB Poliresisten (TB PR)
Resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini
pertama selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R)
secara bersamaan.
3.TB Multi drug resisten (TB MDR)
Resistan terhadap Isoniazid (H) dan Rifampisin
(R) secara bersamaan.
Klasifikasi Berdasarkan Uji
Kepakaan Obat
4.TB Extensive drug resisten (TB XDR)
TB MDR yang sekaligus juga resistan terhadap
salah satu OAT golongan fluorokuinolon dan
minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis
suntikan (Kanamisin, Kapreomisin dan Amikasin).
5.TB resisten rifampisin (TB RR)
Resistan terhadap Rifampisin dengan atau tanpa
resistensi terhadap OAT lain yang terdeteksi
menggunakan metode genotip (tes cepat) atau
metode fenotip (konvensional).
Tatalaksana
1.Kategori 1 (2RHZE / 4H3R3)
• Kasus baru BTA positif
• BTA negatif, rontgen thoraks positif
• TB ekstra paru
Tatalaksana
Tatalaksana
2. Kategori 2 (2RHZES/ RHZE/ 5H3R3E3)
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien dengan pengobatan setelah putus obat
Tatalaksana
Efek Samping OAT
Efek Samping OAT
Evaluasi pasien TB
Jawaban Lainnya
B. Rifampicin : tidak tepat
C. Pirazinamid : tidak tepat
D. Etambutol : tidak tepat
E. Streptomisin : tidak tepat
Soal 122
Tn. Usop 26 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
kesemutan pada kedua telapak tangan dan kaki. Keluhan ini
muncul setelah pasien mengkonsumsi OAT selama 1 bulan. OAT
apa yang dapat menyebabkan keluhan pada pasien ?
A. Isoniazid
B. Rifampicin
C. Pirazinamid
D. Etambutol
E. Streptomisin
Soal 123
Ny. Charlote 32 tahun datang ke Puskesmas untuk berkonsultasi.
Minggu lalu pasien didiagnosis TB Paru, namun pasien saat ini
dalam pengobatan ARV. Apa yang akan dokter sarankan pada
pasien ?
A. Jika CD4 < 200, terapi ARV 2 minggu, lalu pengobatan TB
B. Jika CD4 200-350, terapi ARV setelah terapi TB intensif
selesai
C. Jika > 350, terapi , terapi ARV setelah pengobatan TB selesai
D. Tanpa melihat CD4, terapi ARV setelah terapi TB 2 minggu
E. Tanpa melihat CD4, terapi ARV setelah terapi TB 1 minggu
Analisis Soal 123
Ny. Charlote 32 tahun datang ke Puskesmas untuk
berkonsultasi. Minggu lalu pasien didiagnosis TB Paru,
namun pasien saat ini dalam pengobatan ARV. Apa yang
akan dokter sarankan pada pasien ?

DIAGNOSIS : TB Paru Dengan HIV


TB Paru dengan HIV
Koinfeksi TB sering terjadi pada Orang Dengan HIV AIDS
(ODHA). Orang dengan HIV mempunyai kemungkinan
sekitar 30 kali lebih berisiko untuk sakit TB dibandingkan
dengan orang yang tidak terinfeksi HIV.

Gejala TB pada ODHA


• Gejala klinis TB pada ODHA sering kali tidak spesifik
• Gejala klinis yang sering ditemukan adalah demam
dan penurunan berat badan yang signifikan (lebih dari
10%) dan gejala ekstraparu sesuai dengan organ yang
terkena misalnya TB pleura, TB perikard, TB milier, TB
susunan saraf pusat dan TB abdomen.
TB Paru dengan HIV
Diagnosis
• Tidak berbeda dengan TB dengan non-HIV, namun
pada TB dengan HIV sering dijumpai TB ekstraparu.

Tatalaksana
• Tatalaksana pengobatan TB pada ODHA termasuk
wanita hamil prinsipnya adalah sama seperti pada
pasien TB lainnya. Pasien TB dengan HIV positif
diberikan OAT dan ARV, dengan mendahulukan
pengobatan TB untuk mengurangi angka kesakitan dan
kematian.
• Pengobatan ARV sebaiknya dimulai segera dalam
waktu 2- 8 minggu pertama setelah dimulainya
pengobatan TB dan dapat ditoleransi baik .
Jawaban Lainnya
A. Jika CD4 < 200, terapi ARV 2 minggu, lalu
pengobatan TB : tidak tepat
B. Jika CD4 200-350, terapi ARV setelah terapi TB
intensif selesai : tidak tepat
C. Jika > 350, terapi , terapi ARV setelah pengobatan TB
selesai : tidak tepat
E. Tanpa melihat CD4, terapi ARV setelah terapi TB 1
minggu : tidak tepat
Soal 123
Ny. Charlote 32 tahun datang ke Puskesmas untuk berkonsultasi.
Minggu lalu pasien didiagnosis TB Paru, namun pasien saat ini
dalam pengobatan ARV. Apa yang akan dokter sarankan pada
pasien ?
A. Jika CD4 < 200, terapi ARV 2 minggu, lalu pengobatan TB
B. Jika CD4 200-350, terapi ARV setelah terapi TB intensif
selesai
C. Jika > 350, terapi , terapi ARV setelah pengobatan TB selesai
D. Tanpa melihat CD4, terapi ARV setelah terapi TB 2 minggu
E. Tanpa melihat CD4, terapi ARV setelah terapi TB 1 minggu
Soal 124
Tn. Zoro 37 tahun datang ke IGD setelah mengalami
kecelakaan. Pasien mengeluhkan sesak dan nyeri dada. Keluhan
ini disertai dengan adanya jejas pada dada kanannya. Pada
pemeriksaan ditemukan adanya JVP meningkat, dada kanannya
hipersonor dan trakea terkesan terdorong ke arah kiri. Apa
terapi awal yang tepat pada pasien ?
A. Posisikan pasien duduk nyaman
B. Oksigen nasal canul
C. Rehidrasi cairan
D. Needle thoracostomy
E. WSD
Analisis Soal 124
Tn. Zoro 37 tahun datang ke IGD setelah mengalami
kecelakaan. Pasien mengeluhkan sesak dan nyeri dada.
Keluhan ini disertai dengan adanya jejas pada dada
kanannya. Pada pemeriksaan ditemukan adanya JVP
meningkat, dada kanannya hipersonor dan trakea terkesan
terdorong ke arah kiri. Apa terapi awal yang tepat pada
pasien ?

DIAGNOSIS : Tension Pneumothorax


Tension Pneumothoraks
Pneumotoraks yang disertai peningkatan tekanan
intra toraks yang semakin lama semakin bertambah
(progresif). Pada pneumotoraks tension ditemukan
mekanisme ventil (udara dapat masuk, tetapi tidak
dapat keluar).

Manifestasi Klinis
• Takipnea, hipotensi, chest pain, sianosis, unilateral
absence of breath sound
• Himpitan vena cava : Shock, JVP ↑
• Himpitan paru kontralateral : Distress pernapasan,
deviasi trakea
Tension Pneumothoraks
Pemeriksaan Penunjang
• Rontgen Thoraks
Ipsilateral increased intercostal spaces
Contralateral shift of the mediastinum
Depression of the hemidiaphargm

Tatalaksana
• Dekompresi segera: large-bore needle insertion
(sela iga II, linea mid-klavikula)
• Water Seal Drainage (WSD)
Jawaban Lainnya
A. Posisikan pasien duduk nyaman : tidak tepat
B. Oksigen nasal canul : tidak tepat
C. Rehidrasi cairan : tidak tepat
E. WSD : terapi defitinif
Soal 124
Tn. Zoro 37 tahun datang ke IGD setelah mengalami
kecelakaan. Pasien mengeluhkan sesak dan nyeri dada. Keluhan
ini disertai dengan adanya jejas pada dada kanannya. Pada
pemeriksaan ditemukan adanya JVP meningkat, dada kanannya
hipersonor dan trakea terkesan terdorong ke arah kiri. Apa
terapi awal yang tepat pada pasien ?
A. Posisikan pasien duduk nyaman
B. Oksigen nasal canul
C. Rehidrasi cairan
D. Needle thoracostomy
E. WSD
Soal 125
Tn. Ace 45 tahun datang untuk melakukan kontrol kesehatan
sebelum melakukan perjalanan dinas. Diketahui pasien akan
mendatangi daerah yang angka kejadian Avian Influenzanya
cukup banyak. Maka dari itu pasien dibekali obat profilaksis,
apa obat yang akan diberikan kepada pasien ?
A. Asiklovir 5x800 mg selama 7 hari
B. Asiklovir 1x800 mg selama 6 minggu
C. Valasiklovir 3x1000 mg selama 7 hari
D. Oseltamivir 2x75 mg selama 5 hari
E. Oseltamivir 1x75 mg selama 6 minggu
Analisis Soal 125
Tn. Ace 45 tahun datang untuk melakukan kontrol
kesehatan sebelum melakukan perjalanan dinas. Diketahui
pasien akan mendatangi daerah yang angka kejadian Avian
Influenzanya cukup banyak. Maka dari itu pasien dibekali
obat profilaksis, apa obat yang akan diberikan kepada
pasien ?

DIAGNOSIS : Avian Influenza


Influenza Burung
(Avian Influenza)
Penyakit infeksi akibat infeksi virus influenza tipe A (H5N1)
yang biasa mengenai unggas
Definisi Kasus AI H5N1
• Kasus suspek
Seseorang yang menderita infeksi saluran respiratorik atas
dengan gejala demam (suhu ≥ 380 C), batuk dan atau
sakit tenggorokan, sesak napas dengan salah satu keadaan
di bawah ini dalam 7 hari sebelum timbul gejala klinis:
• Kontak erat dengan pasien suspek, probable,
atau confirmed seperti merawat, berbicara atau
bersentuhan dalam jarak <1 meter.
• Mengunjungi peternakan yang sedang berjangkit KLB
flu burung.
Influenza Burung
(Avian Influenza)
• Riwayat kontak dengan unggas, bangkai, kotoran
unggas, atau produk mentah lainnya di daerah yang
satu bulan terakhir telah terjangkit flu burung pada
unggas, atau adanya kasus pada manusia
yang confirmed.
• Bekerja di suatu laboratorium yang sedang memproses
spesimen manusia atau binatang yang dicurigai
menderita flu burung dalam satu bulan terakhir.
• Memakan/mengkonsumsi produk unggas mentah atau
kurang dimasak matang di daerah diduga ada infeksi
H5N1 pada hewan atau manusia dalam satu bulan
sebelumnya.
• Kontak erat dengan kasus confirmed H5N1 selain
unggas (misal kucing, anjing).
Influenza Burung
(Avian Influenza)
Kasus probable
Adalah kasus suspek disertai salah satu keadaan:
• Infiltrat atau terbukti pneumonia pada foto dada + bukti
gagal napas (hipoksemia, takipnea berat) ATAU
• Bukti pemeriksaan laboratorium terbatas yang mengarah
kepada virus influenza A (H5N1), misalnya tes HI yang
menggunakan antigen H5N1.
• Dalam waktu singkat, gejala berlanjut menjadi
pneumonia atau gagal napas /meninggal dan terbukti
tidak terdapat penyebab yang lain.
Influenza Burung
(Avian Influenza)
Kasus konfirmasi
Adalah kasus suspek atau kasus probable didukung salah satu
hasil pemeriksaan laboratorium di bawah ini:
• Isolasi/Biakan virus influenza A/H5N1 positif
• PCR influenza A H5 positif
• Peningkatan titer antibodi netralisasi sebesar 4 kali dari
spesimen serum konvalesen dibandingkan dengan spesimen
serum akut (diambil 7 hari setelah muncul gejala penyakit) dan
titer antibodi konvalesen harus 1/80
• Titer antibodi mikronetralisasi untuk H5N1 1/80 pada
spesimen serum yang diambil pada hari ke 14 atau lebih
setelah muncul gejala penyakit, disertai hasil positif uji serologi
lain, misal titer HI sel darah merah kuda 1/160 atau western
blot spesifik H5 positif.
Influenza Burung
(Avian Influenza)

Manifestasi klinis
Influenza like illness, yaitu batuk, pilek dan demam
>38oC, disertai nyeri kepala, nyeri tenggorok,
sesak napas, myalgia dan malaise. Namun
perjalanan klinis sangat progresif, dari flu ringan,
pneumonia hingga ARDS. Keluhan gastrointestinal
seperti diare, keluhan lain berupa konjungtivitis.
Influenza Burung
(Avian Influenza)
Pemeriksaan penunjang
• Darah lengkap : leukopenia, limfopenia,
trombositopenia, peningkatan enzim SGOT, SGPT
• Foto thoraks : bisa berupa infiltrate bilateral luas,
infiltrate difus, multilokal atau tersebar (patchy) atau
kolaps lobar.
• Uji konfirmasi :
• Kultur dan identifikasi virus H5N1
• Uji RT-PCR untuk H5
• Uji serologi IFA test ditemukan antigen positif
dengan antibody monoklonal Influenza A H5N1, uji
netralisasi kenaikan titer antibody spesifik influenza
A/H5N1 sebanyak 4 kali.
Influenza Burung
(Avian Influenza)

Tatalaksana
• Istirahat, peningkatan daya tahan tubuh
• Antiviral, sebaiknya diberikan 48jam pertama
• Penghambat M2: Amantadine (symadine), Rimantidin,
dengan dosis 2x/hari 100mg atau 5mg/kgBB selama
3-5hari
• Penghambat neuramidase: Zanamivir (Relenza),
Oseltamivir (tami-flu), dengan dosis 2x75mg selama 1
minggu.
Influenza Burung
(Avian Influenza)

DepKes RI dalam pedoman pengobatannnya :


• Kasus suspek : Oseltamivir 2x75mg 5 hari,
simptomatik dan antibiotik jika ada indikasi.
• Kasus probable : Oseltamivir 2x75mg 5 hari,
simptomatik dan antibiotik sprektum luas dan steroid
pada kasus pneumonia berat, ARDS Respiratory Care di
ICU sesuai indikasi.
• Profilaksis gunakan oseltamivir 75mg sekali sehari selama
> 7 hari (hingga 6 minggu)
Jawaban Lainnya
A. Asiklovir 5x800 mg selama 7 hari : Varicella
B. Asiklovir 1x800 mg selama 6 minggu : tidak tepat
C. Valasiklovir 3x1000 mg selama 7 hari : Varicella
D. Oseltamivir 2x75 mg selama 5 hari : Suspek dan
Probable Avian Influenza
Soal 125
Tn. Ace 45 tahun datang untuk melakukan kontrol kesehatan
sebelum melakukan perjalanan dinas. Diketahui pasien akan
mendatangi daerah yang angka kejadian Avian Influenzanya
cukup banyak. Maka dari itu pasien dibekali obat profilaksis,
apa obat yang akan diberikan kepada pasien ?
A. Asiklovir 5x800 mg selama 7 hari
B. Asiklovir 1x800 mg selama 6 minggu
C. Valasiklovir 3x1000 mg selama 7 hari
D. Oseltamivir 2x75 mg selama 5 hari
E. Oseltamivir 1x75 mg selama 6 minggu
Soal 126
An. Roronoa 1 tahun datang dibawa Ibunya dengan keluhan
batuk sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya flu dan demam. Pada pemeriksaan asukultasi
didapatkan adanya wheezing dan crackles di kedua lapang
paru. Apa kemungkinan dianosis pada pasien ?
A. TB Paru Anak
B. Bronkitis
C. Bronkiolitis
D. Bronkiektasis
E. Asma Bronkial
Analisis Soal 126
An. Roronoa 1 tahun datang dibawa Ibunya dengan keluhan
batuk sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya flu dan demam. Pada pemeriksaan asukultasi
didapatkan adanya wheezing dan crackles di kedua lapang
paru. Apa kemungkinan dianosis pada pasien ?

DIAGNOSIS : Bronkiolitis
Bronkiolitis Akut
Definisi
• Penyakit obstruksi akibat inflamasi pada bronkiolus
pada bayi < 2 tahun, disebabkan oleh virus
Etiologi
• Respiratory syncytial virus (95%), Adenovirus, Human
metapneumovirus, Virus influenza, Parainfluenza virus
tipe 3
Faktor Risiko
• Usia muda, lahir premature, memiliki kelainan jantung
bawaan, orang tua merokok
Bronkiolitis Akut
Diagnosis
• Anamnesis  Batuk, pilek, demam, poor feeding
karna sesak.
• Pemeriksaan fisik
• Nafas cepat, merintih, takipnea, pernapasan cuping
hidung, sianosis, retraksi (subcostal, intercostal, dan
suprasternal), hiperesonansi toraks, wheezing dan
crackles.
• Pemeriksaan Penunjang : Rontgen toraks  normal
atau hiperinflasi toraks dengan pendataran
diafragma, atelectasis, atau konsolidasi, Penurunan
SaO2
Bronkiolitis Akut

Tatalaksana
Prinsipnya lakukan hidrasi dan pemberian
oksigen yang adekuat
• Jika ringan, boleh rawat jalan dan teruskan
pemberian makanan dan cairan per oral
• Jika berat, rawat inap
• O2 via nasal kanul jika SaO2 <90%
• Berikan cairan infus maintenance
• Antibiotik, ampisilin dosis 50mg/kgBB/hari IV
setiap 6jam
Bronkitis
Suatu peradangan pada bronkus, dapat berupa hipersekresi mukus dan
batuk produktif kronis berulang – ulang minimal selama 3 bulan pertahun
atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut – turut yang tidak diketahui
penyebab lain.
Etiologi
• Faktor Lingkungan  Polusi udara (polusi asap rokok atau uap/gas) dan
merokok
• Bakteri (Staphylococcus, pertusis, tuberculosis, mikroplasma)
• Virus (RSV, parainfluenza, influenza, adeno)
• Fungi (Monilia)
• Faktor Penderita  Usia, jenis kelamin, kondisi alergi, riwayat penyakit
paru.
Klasifikasi
• Akut : < 2 minggu
• Kronis : > 2 minggu (PPOK)
Bronkitis
Manifestasi Klinis
• Batuk
• Sesak napas
• Gejala kelelahan (sakit tenggorokan, nyeri otot,
hidung tersumbat, nyeri kepala)
• Demam.

Pemeriksaan Fisik
• Paru : Sonor, batas paru hepar rendah, ronki basah
kasar yang tidak tetap (dapat hilang atau pindah
setelah batuk), wheezing dan krepitasi.
Bronkitis
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium : Peningkatan Leukosit
• Rontgen AP/Lateral : Corokan Bronkovaskular
meningkat

Tatalaksana
• Antibiotik (Penisilin, eritromisin atau spiramisin
3x500mg/hari)
• Mukolitik (Asetilsistein)
• Ekspektoran (Guaifenesin)
Bronkiektasis

Definisi
Kondisi patologi saluran respiratori ireversibel ditandai
dengan gambaran radiografi berupa dilatasi bronkus
dan secara klinis didapatkan batuk kronik produktif.
Klasifikasi
Berdasarkan gambaran patologi
• Bronkiektasis silindrikal: garis bronkial regular, dilatasi difus
bronchial tree, lumen terputus karena sumbatan mucus
• Bronkiektasis varikosa: bronkus lebih dilatasi, dengan
konstriksi lokal menyebabkan gambaran bronkial ireguler
menyerupai vena varikosa, mungkin terdapat sakulasi kecil
• Bronkiektasis sakular/kistik: merupakan bentuk paling berat,
dilatasi bronkus hebat menyebabkan bentuk balon berisi
cairan atau mucus
Bronkiektasis
Etiologi dan Faktor Risiko
Pasca infeksi (pneumonia berat), inherited immune
deficiency, primary ciliary dyskinesis (PCD), asma,
malformasi kongenital, aspirasi benda asing,
tuberculosis, kistik fibrosis
Diagnosis
• Anamnesis : Batuk kronik dengan dahak purulen atau
mukopurulen, sesak bila beraktivitas, wheezing, infeksi
paru berulang, batuk darah. Gambaran sputum 3lapis:
busa, mucus dan purulent
• Pemeriksaan Fisik : Hipoksemia, dengan/tanpa
deformitas dada (hiperinflasi), Auskultasi paru → cracles
kasar inspiratori ataupun wheezing,
Bronkiektasis
Pemeriksaan Penunjang
• High-resolution computerized tomography (HRCT) 
baku emas
• Gambaran karakterisitik signet ring : diameter internal
dilatasi bronkus lebih besar dari diameter pembuluh darah
• Gambaran lain: air fluid level pada bronkus yang dilatasi,
tram line, varikosa, rongga kistik, penyumbatan oleh mukus,
dilatasi bronkus perifer, dan penebalan dinding bronkus
karena fibrosis peribronkial
• Foto Rontgen terdapat peningkatan tram lines, rongga
kistik, air fluid level, dan gambaran honey comb
Bronkiektasis
Tatalaksana
• Tergantung penyakit yang mendasari.
• Terapi inisial  mengurangi obstruksi dan
mengendalikan infeksi
• Antibiotik
• Amoksisilin/ asam klavulanat 22,5mg/kgBB/kali, 2x/hari
• Roksitromisin 4mg/kgBB/kali, 2x/hari, diberikan 6-12minggu
• Makrolid, seperti klaritomisin atau azitromisin
• Fisioterapi dada  ↑ mucocilliary clearance
• Suplementasi nutrisi yang adekuat
• Pembedahan  lobektomi/pneumonektomi. Jika
gejala tidak membaik dengan medikamentosa setelah
2 tahun.
.
Jawaban Lainnya
A. TB Paru Anak : tidak tepat
B. Bronkitis : tidak tepat
D. Bronkiektasis : tidak tepat
E. Asma Bronkial : gejala hampir sama dengan
Bronkiolitis, tapi pada usia > 2 tahun
Soal 126
An. Roronoa 1 tahun datang dibawa Ibunya dengan keluhan
batuk sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya flu dan demam. Pada pemeriksaan asukultasi
didapatkan adanya wheezing dan crackles di kedua lapang
paru. Apa kemungkinan dianosis pada pasien ?
A. TB Paru Anak
B. Bronkitis
C. Bronkiolitis
D. Bronkiektasis
E. Asma Bronkial
Soal 127
Tn. Enel 57 tahun dibawa ke IGD oleh keluarganya karena tidak
sadar sejak 1 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat DM dan
menggunakan insulin. Diketahui beberapa hari ini pasien
sedang sibuk di kantornya. Pada pemeriksaan GDS ditemukan
50 mg/dL. Apa tatalaksana awal yang tepat bagi pasien ?
A. Oksigen nasal canul
B. Rehidrasi cairan
C. Berikan minuman gula murni
D. D10% 150 cc selama 15 menit
E. D10% 250 cc selama 15 menit
Analisis Soal 127
Tn. Enel 57 tahun dibawa ke IGD oleh keluarganya karena
tidak sadar sejak 1 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat
DM dan menggunakan insulin. Diketahui beberapa hari ini
pasien sedang sibuk di kantornya. Pada pemeriksaan GDS
ditemukan 50 mg/dL. Apa tatalaksana awal yang tepat bagi
pasien ?

DIAGNOSIS : Hipoglikemia
Hipoglikemia (4A/3B)

Kadar glukosa darah <70mg (PERKENI 2019),


<60mg/dl atau <80mg/dl dengan gejala klinis
(PPK Dokter di Fasyankes 2017).
Whipple’s triad:
• Terdapat gejala-gejala hipoglikemia
• Kadar glukosa darah yang rendah
• Gejala berkurang dengan pengobatan.
Diagnosis
Tatalaksana
Stadium permulaan (sadar)/ Hipoglikemia
Ringan:
• Beri gula murni 15-20gr (2-3 sdm) atau
sirup/permen atau makanan yang
mengandung karbohidrat.
• Hentikan obat hipoglikemik sementara, pantau
GDS tiap 1-2jam.
• Pertahankan GD 200mg/dl (bila sebelumnya
tidak sadar)
• Cari penyebab hipoglikemi
Tatalaksana
Stadium lanjut (koma hipoglikemi atau tidak sadar)/
Hipoglikemi Berat
• Jika didapat gejala neuroglikopenia, terapi
parenteral diperlukan berupa:
• Pemberian Dekstrose 10% sebanyak 150 cc dalam 15
menit atau Dextrose 40% sebanyak 25 cc (Perkeni 2019)
• Pemberian dekstrose 20% sebanyak 50 cc (bila terpaksa
bisa diberikan dextore 40% sebanyak 25 cc) (Perkeni
2015)
• Periksa glukosa tiap 15–30 menit, target >70
mg/dL. Bila belum tercapai, prosedur dapat
diulang.
• Jika sudah mencapai target, dilanjutkan Dextrose
10% dengan kecepatan 100cc/jam
Jawaban Lainnya
A. Oksigen nasal canul : tidak tepat
B. Rehidrasi cairan : tidak tepat
C. Berikan minuman gula murni : Hipoglikemia ringan
E. D10% 250 cc selama 15 menit : tidak tepat
Soal 127
Tn. Enel 57 tahun dibawa ke IGD oleh keluarganya karena tidak
sadar sejak 1 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat DM dan
menggunakan insulin. Diketahui beberapa hari ini pasien
sedang sibuk di kantornya. Pada pemeriksaan GDS ditemukan
50 mg/dL. Apa tatalaksana awal yang tepat bagi pasien ?
A. Oksigen nasal canul
B. Rehidrasi cairan
C. Berikan minuman gula murni
D. D10% 150 cc selama 15 menit
E. D10% 250 cc selama 15 menit
Soal 128
Tn. Tenryuubito 55 tahun datang untuk konsultasi hasil lab rutin.
Pasien memiliki riwayat kolesterol tinggi dan penyakit jantung
yang kontrol rutin ke Poli Jantung. Riwayat penyakit hipertensi
dan diabetes disangkal. Tanda vital dalam batas normal. BMI
22,5. didapatkan Kolesterol total 235 mg/dL, TGA 180 mg/dL,
HDL 40 mg/dL dan LDL 135 mg/dL. Berapakah target LDL yang
harus dicapai oleh pasien ?
A. < 40 mg/dL
B. < 70 mg/dL
C. < 100 mg/dL
D. < 130 mg/dL
E. < 160 mg/dL
Analisis Soal 128
Tn. Tenryuubito 55 tahun datang untuk konsultasi hasil lab
rutin. Pasien memiliki riwayat kolesterol tinggi dan penyakit
jantung yang kontrol rutin ke Poli Jantung. Riwayat penyakit
hipertensi dan diabetes disangkal. Tanda vital dalam batas
normal. BMI 22,5. didapatkan Kolesterol total 235 mg/dL,
TGA 180 mg/dL, HDL 40 mg/dL dan LDL 135 mg/dL.
Berapakah target LDL yang harus dicapai oleh pasien ?

DIAGNOSIS : Dislipidemia
Dislipidemia (4A)
Dislipidemia disebabkan oleh terganggunya
metabolisme lipid akibat interaksi faktor genetik &
lingkungan.

Etiologi Dan Faktor Resiko


• Riwayat keluarga • Kurang aktivitas fisik
• Obesitas • Konsumsi alkohol
• Merokok • Diabetes tidak terkontrol
• Diet kaya lemak • Hipotiroidisme
• Sirosis hepatis
Klasifikasi

1. Klasifikasi WHO (World Health Organization)


2. Klasifikasi EAS (European Atheroselerosis Society) 3. Klasifikasi NECP (National Cholesterol Education Program)

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas


Kesehatan Pelayanan Primer. 2014.
Tatalaksana
Target Terapi
• Kolesterol LDL

• Kolesterol non-HDL
• Target kolesterol non-HDL adalah 30 mg/dL di atas
target kolesterol LDL.
• STRATEGI
INTERVENSI
PENURUNAN
KONSENTRASI
KOLESTEROL
LDL
Tatalaksana

• Fibrat direkomendasikan sebagai terapi lini pertama


pada pasien dengan kadar TG >500mg/dL
• Contoh fibrat: Fenofibrat dan Gemfibrozil
Jawaban Lainnya
A. < 40 mg/dL : tidak ada
B. < 70 mg/dL : Risiko sangat tinggi
D. < 130 mg/dL : Risiko sedang
E. < 160 mg/dL : Risiko rendah
Soal 128
Tn. Tenryuubito 55 tahun datang untuk konsultasi hasil lab rutin.
Pasien memiliki riwayat kolesterol tinggi dan penyakit jantung
yang kontrol rutin ke Poli Jantung. Riwayat penyakit hipertensi
dan diabetes disangkal. Tanda vital dalam batas normal. BMI
22,5. didapatkan Kolesterol total 235 mg/dL, TGA 180 mg/dL,
HDL 40 mg/dL dan LDL 135 mg/dL. Berapakah target LDL yang
harus dicapai oleh pasien ?
A. < 40 mg/dL
B. < 70 mg/dL
C. < 100 mg/dL
D. < 130 mg/dL
E. < 160 mg/dL
Soal 129
Ny. Perona 24 tahun G1P0A0 8-9 minggu datang dengan
keluhan kedua tangan gemetar sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan
ini disertai dengan adanya perasaan berdebar. Pasien memiliki
riwayat keluhan seperti ini sejak sebelum hamil, namun tidak
pernah memeriksakan diri ke dokter. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan mata pasien terlihat seperti menonjol. Apa terapi
yang tepat bagi pasien ?
A. Metimazol
B. Propiltiourasil
C. Levotiroksin
D. Amlodipin
E. Metildopa
Analisis Soal 129
Ny. Perona 24 tahun G1P0A0 8-9 minggu datang dengan
keluhan kedua tangan gemetar sejak 1 bulan yang lalu.
Keluhan ini disertai dengan adanya perasaan berdebar.
Pasien memiliki riwayat keluhan seperti ini sejak sebelum
hamil, namun tidak pernah memeriksakan diri ke dokter.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan mata pasien terlihat
seperti menonjol. Apa terapi yang tepat bagi pasien ?

DIAGNOSIS : Grave Disease


Grave Disease

• Kondisi yang disebabkan oleh adanya


gangguan sistem kekebalan tubuh dimana zat
antibodi menyerang kelenjar tiroid, antibodi
berikatan dengan reseptor TSH sehingga
menstimulasi kelenjar tiroid untuk memproduksi
hormon tiroid terus menerus.
Diagnosis
Manifestasi Klinis
Gangguan kulit:
Pretibial myxedema,
“Orange-skin
appearance”, “clubbing
finger”, graves
ophtalmopathy
(Dalrymple’s sign, von
Graefe’s sign, stellwag’s
sign, Joffroy’s sign,
mobius’ sign, diplopia,
exophthalmos)
Diagnosis

Pemeriksaan Fisik
Jantung: Tachycardia, Atrial fibrillation, LVH and
strain on ECG, Premature atrial/ventricular
contractions, Congestive heart failure, Angina
with/without coronary artery disease, Systolic BP
↑ Diastolic BP ↓ , Pulse pressure 50-80 mmHg.
Tatalaksana

Medikamentosa  Obat Anti Tiroid


• Golongan Imidazole (firstline)
- Metimazole atau carbimazole (10-20mg, 2-
3x/hari awalnya, titrasi menjadi 2,5-10mg/hari)
(kontraindikasi pada ibu hamil trimester 1)
• Golongan Tionamid (Propiltiourasil/PTU)
• PTU 100-200 mg tiap 3-4x/hari, bila kondisi
pasien membaik, dosis turunkan secara bertahap,
dosis titrasi berikan 50- 100mg/hari.
• Beta Bloker  Propanolol (20-40mg setiap 6 jam)
Jawaban Lainnya
A. Metimazol : kontra pada trimester 1
C. Levotiroksin : untuk hipotiroid
D. Amlodipin : untuk hipertensi
E. Metildopa : untuk hipertensi
Soal 129
Ny. Perona 24 tahun G1P0A0 8-9 minggu datang dengan
keluhan kedua tanga gemetar sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan
ini disertai dengan adanya perasaan berdebar. Pasien memiliki
riwayat keluhan seperti ini sejak sebelum hamil, namun tidak
pernah memeriksakan diri ke dokter. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan mata pasien terlihat seperti menonjol. Apa terapi
yang tepat bagi pasien ?
A. Metimazol
B. Propiltiourasil
C. Levotiroksin
D. Amlodipin
E. Metildopa
Soal 130
Saat Dokter Tony melakukan pendataan status gizi anak,
ditemukan ada anak yang sangat kurus. Anak tersebut berusian
5 tahun. Menurut penuruturan warga, anak tersebut sudah
ditelantarkan oleh orangtuangnya sejak 1 tahun terakhir. Pada
pemeriksaan ditemukan adanya wajah terlihat lebih tuah dan
terdapat iga gambang. Apa diagnosis yang tepat pada pasien
ini ?
A. Marasmus
B. Kwashiorkor
C. Marasmus-Kwashirokoe
D. Gizi buruk
E. Gizi kurang
Analisis Soal 130
Saat Dokter Tony melakukan pendataan status gizi anak,
ditemukan ada anak yang sangat kurus. Anak tersebut
berusian 5 tahun. Menurut penuruturan warga, anak
tersebut sudah ditelantarkan oleh orangtuangnya sejak 1
tahun terakhir. Pada pemeriksaan ditemukan adanya wajah
terlihat lebih tuah dan terdapat iga gambang. Apa diagnosis
yang tepat pada pasien ini ?

DIAGNOSIS : Marasmus
Kurang Energi Protein (4A)

• Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh


rendahnya konsumsi energy dan protein dalam
makanan sehari-hari atau disebabkan oleh
gangguan penyakit tertentu, sehingga tidak
memenuhi angka kecukupan gizi
Kwashiokor Marasmus Marasmik-Kwashiokor

- Edema seluruh tubuh, - Tampak sangan kurus - Campuran dari


umumnya punggung - Wajah tua bqeberapa gejala klinik
kaki. - Iga gambang kwashiorkor dan
- Moon face - Baggy pants marasmus, dengan
- Rambut tipis, - Sering disertai penyakit BB/U< 60 % baku
kemerahan seperti infeksi, umumnya kronis median WHO-NCHS
jagung berulang disertai Edema yang
- Perubahan status mental tidak mencolok
: apatis, rewel
- Hepatomegali, cardio-
myopathy, anemia
- Otot mengecil (hipotrofi)
- Skin peeling,
depigmentasi kulit,
crazy pavement
dermatosis
- Sering disertai penyakit
infeksi, umumnya
akut,anemia dan diare.
Klasifikasi Kurang Energi Protein menurut IDAI 2014

Klasifikasi Gizi Buruk Pada Anak menurut Kemenkes 2011


Tatalaksana
1. Hipoglikemia
Anak gizi buruk, dianggap hipoglikemia bila kadar
glukosa darah < 3 mmol/liter atau <54mg/dl.
2. Hipotermia
Kadar suhu aksila <36oC.
3. Dehidrasi
Tanda dehidrasi : Letargis, gelisah dan rewel, tidak ada air mata,
mata cekung, mulut dan lidah kering, haus, turgor kembali lambat.
Berikan :
• Cairan Resomal / pengganti sebanyak 5 ml/KgBB setiap 30 menit
selama 2 jam secara oral atau lewat pipa nasogastrik.
• Selanjutnya beri 5–10 ml/kg/jam untuk 4–10 jam berikutnya;
jumlah tepat yang harus diberikan tergantung berapa banyak
anak menginginkannya dan banyaknya kehilangan cairan melalui
tinja dan muntah.
• Ganti Resomal/cairan pengganti pada jam ke-6 dan ke-10
dengan formula khusus sejumlah yang sama bila keadaan
rehidrasi menetap/stabil.
• Selanjutnya mulai beri formula khusus
4. Gangguan Keseimbangan Elektrolit
Pada semua KEP berat terjadi kelebihan natrium (Na) tubuh,
walaupun kadar Na plasma rendah. Defisiensi kalium (K)
dan magnesium (Mg) sering terjadi dan paling sedikit perlu 2
minggu untuk pemulihan.
• Koreksi elektrolit selama minimal 2 minggu dengan
menambahkan extra substansi dalam makanan:
• Tambahan Kalium 2-4 mEq/kg BB/hari (= 150-300 mg
KCl/kgBB/hari)
• Tambahkan Mg 0.3-0.6 mEq/kg BB/hari (= 7.5-15 mg
MgCl2 /kgBB/hari)
• Untuk rehidrasi, berikan cairan rendah natrium
(Resomal/pengganti)
• Jangan berikan diuretik
5. Pengobatan dan Pencegahan
Infeksi
a.Pemberian antibiotic
sprektum luas
b.Jika Amoksisilin tidak
tersedia, beri Ampisilin
50mg/kgBB PO 4x/hari, selama
5 hari
Vaksinasi campak bila umur
anak >6 bulan dan belum
pernah diimunisasi (tunda bila
ada syok). Ulangi pemberian
vaksin setelah keadaan gizi
anak menjadi baik.
6. Mikronutrien
Berikan mikronutrisi berikut setiap hari selama minimal 2 minggu:
• Suplementasi multivitamin
• Asam folat 1 mg/hari (5 mg pada hari pertama)
• Seng (Zn) 2 mg/kgBB/hari
• Tembaga (Cu) 0.2 mg/kgBB/hari
• Bila BB mulai naik: Fe 3 mg/kgBB/hari/sulfas ferrosus 10
mg/kgBB/hari
• Vitamin A oral pada hari I :
< 6 bulan : 50.000 SI, ( ½ kapsul biru)
6-12 bulan : 100.000 SI, (1 kapsul biru)
Umur > 1 tahun : 200.000 SI, (1 kapsul merah)
7. Mulai Pemberian Makanan/ Initial feeding
Sifat utama yang menonjol dari pemberian makan awal
adalah:
• Makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering dan rendah
osmolaritas maupun rendah laktosa
• Berikan secara oral atau melalui NGT, hindari
penggunaan parenteral
• Energi: 100 kkal/kgBB/hari
• Protein: 1-1.5 g/kgBB/hari
• Cairan: 130 ml/kgBB/hari (bila ada edema berat beri 100
ml/kgBB/hari)
• Jika anak masih mendapat ASI, lanjutkan, tetapi pastikan
bahwa jumlah F-75 yang ditentukan harus dipenuhi.
8. Tumbuh Kejar
a.Mengganti konsumsi F-75 dengan F-100 dalam jumlah dan
frekuensi yang sama (selama 2 hari)
b.Setelah transisi bertahap, berikan:
• Makanan lebih sering dalam jumlah yang lebih besar
• Kebutuhan kalori: 150-220 kcal/kgBB/hari
• Kebutuhan protein; 4-6 g/kgBB/hari
c. Nilai progress keberhasilan peningkatan BB:
• Buruk: jika < 5 g/kgBB/hari : butuh penilaian ulang status
• Cukup: 5-10 g/kgBB/hari : nilai ulang pemberian makanan,
perhatikan tanda-tanda infeksi
• Baik: > 10 g/kgBB/hari
d. Perhatikan gejala dini gagal jantung dan diare osmotik
9. Stimulasi Sensorik
• Pengasuhan maternal yang penuh kasih sayang
• Lingkungan stimulasi yang ceria
• Terapi bermain selama 15-30 menit/hari
• Kegiatan olah fisik segera setelah anak
membaik
10. Persiapan untuk Tindak Lanjut
a. Memenuhi kriteria pulang rawat inap
BB/TB >-3SD
Ada kenaikan BB sekitar 50 g/kgBB/minggu selama 2 minggu
Edema sudah berkurang atau hilang
Anak sadar, aktif, selera makan sudah baik
Komplikasi sudah teratasi
b. Edukasi ibu mengenai:
Pola makan teratur dengan makanan kaya energi dan protein
Lanjutkan stimulasi
Kontrol kondisi anak pada minggu ke-1, ke-2, ke-4 lalu
sebulan sekali selama 6 bulan
Pastikan kelengkapan imunisasi dan suplementasi vitamin A/6
bulan
Jawaban Lainnya
B. Kwashiorkor : tidak tepat
C. Marasmus-Kwashirokor : tidak tepat
D. Gizi buruk : tidak tepat
E. Gizi kurang : tidak tepat
Soal 130
Saat Dokter Tony melakukan pendataan status gizi anak,
ditemukan ada anak yang sangat kurus. Anak tersebut berusian
5 tahun. Menurut penuruturan warga, anak tersebut sudah
ditelantarkan oleh orangtuangnya sejak 1 tahun terakhir. Pada
pemeriksaan ditemukan adanya wajah terlihat lebih tuah dan
terdapat iga gambang. Apa diagnosis yang tepat pada pasien
ini ?
A. Marasmus
B. Kwashiorkor
C. Marasmus-Kwashirokoe
D. Gizi buruk
E. Gizi kurang
Soal 131
An. Tsuru 8 tahun datang dibawa oleh ibunya dengan keluhan
fisik anaknya lebih besar jika dibandingkan dengan anak
sebayanya. Pada kegiatan sekolah, pasien dan ibunya tidak
memiliki keluhan. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Akromegali
B. Gigantisme
C. Pubertas prekoks
D. Marasmus
E. Kwashiorkor
Analisis Soal 131
An. Tsuru 8 tahun datang dibawa oleh ibunya dengan
keluhan fisik anaknya lebih besar jika dibandingkan dengan
anak sebayanya. Pada kegiatan sekolah, pasien dan ibunya
tidak memiliki keluhan. Apa kemungkinan diagnosis pada
pasien ?

DIAGNOSIS : Gigantisme
Gigantisme vs Akromegali

Gigantisme Akromegali
• Mengacu pada • Kelainan yang sama yaitu
pertumbuhan linear kelebihan IGF-I tetapi
yang tinggi dan terjadi di masa dewasa.
abnormal karena aksi
berlebihan faktor •
pertumbuhan seperti
insulin I (IGF-I)
sementara lempeng
pertumbuhan epifisis
terbuka selama masa
kanak-kanak.
Gigantisme vs Akromegali

Gigantisme Akromegali
• Pertumbuhan otot, organ, dan • Gejala pertama adalah
tulang yang tidak biasa perubahan pada wajah,
sehingga seorang anak lebih dengan tampilan kasar.
besar, termasuk lebih tinggi Kaki dan tangan
dari biasanya, untuk usia membengkak.
perkembangannya. Perkembangan rambut
tubuh kasar, kulit tebal yang
gelap, kelenjar tubuh
bertambah besar, produksi
keringat meningkat, rahang
juga menjulur keluar dan
lidah bisa berubah bentuk
dan ukuran.
Pubertas Prekoks (2)
Pubertas prekoks ialah perkembangan ciri-ciri seks
sekunder yang terjadi sebelum usia 8 tahun pada
seorang anak perempuan atau sebelum umur 9 tahun
pada seorang anak laki-laki.

Klasifikasi
• Pubertas prekoks sentral (gonadotropin-dependent
precocious puberty)
• Pubertas prekoks perifer (gonadotropin-independent
precocious puberty)

Etiologi
• Idiopatik, abnormalitas SSP, kelainan genetik, tumor.
Diagnosis

Anamnesis
Pola pertumbuhan sejak lahir, usia awitan tanda
seks sekunder muncul dan progresivitasnya,
riwayat penyakit dahulu, riwayat paparan
hormon eksogen.
Pemeriksaan Fisik
• Antopometri
• Status pubertas menurut skala Tanner
• Genitalia
Diagnosis

• Anak perempuan  sekresi mukosa bening


dan visualisasi mukosa untuk menilai efek
estrogen, mukosa yang tampak merah
mengkilap dan merah muda dilapisi oleh
lendir.
• Anak laki-laki  ukuran testis sudah berukuran
prepubertal ataupun pubertal
Jawaban Lainnya
A. Akromegali : tidak tepat
C. Pubertas prekoks : tidak tepat
D. Marasmus : tidak tepat
E. Kwashiorkor : tidak tepat
Soal 131
An. Tsuru 8 tahun datang dibawa oleh ibunya dengan keluhan
fisik anaknya lebih besar jika dibandingkan dengan anak
sebayanya. Pada kegiatan sekolah, pasien dan ibunya tidak
memiliki keluhan. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Akromegali
B. Gigantisme
C. Pubertas prekoks
D. Marasmus
E. Kwashiorkor
Soal 132
Tn. Katakuri 45 tahun datang ke IGD dibawa keluarganya
dengan keluhan tidak sadarkan diri sejak 1 jam yang lalu.
Pasien diketahui memiliki riwayat DM dengan pengobatan obat
oral. Ditemukan pada pemeriksaan darah menunjukan kada
serum glukosa 700 mg/dL. Apa tatalakasana awal yang tepat
pada pasien ?
A. Insulin IM
B. Insulin IV
C. Oksigen nasal canul
D. NaCl 0,9% 1 l/jam
E. NaCl 0,9% 2 l/jam
Analisis Soal 132
Tn. Katakuri 45 tahun datang ke IGD dibawa keluarganya
dengan keluhan tidak sadarkan diri sejak 1 jam yang lalu.
Pasien diketahui memiliki riwayat DM dengan pengobatan
obat oral. Ditemukan pada pemeriksaan darah menunjukan
kada serum glukosa 700 mg/dL. Apa tatalakasana awal
yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : HONK
Krisis Hiperglikemia (3B)

1. Ketoasidosis Diabetikum (KAD)


Komplikasi akut diabetes yang ditandai dengan
peningkatan kadar glukosa darah yang tinggi (300–
600mg/dL), disertaitanda dan gejala asidosis dan
plasma keton (+) kuat.
2. Hyperglicemia Hiperosmolar State
(HHS/HONK)
Peningkatan glukosa darah sangat tinggi (600–1200
mg/dL), tanpa tanda dan gejala asidosis, osmolaritas
plasma sangat meningkat (330–380 mOs/mL)
Diagnosis
Jawaban Lainnya
A. Insulin IM : tidak tepat
B. Insulin IV : tidak tepat
C. Oksigen nasal canul : tidak tepat
E. NaCl 0,9% 2 l/jam : tidak tepat
Soal 132
Tn. Katakuri 45 tahun datang ke IGD dibawa keluarganya
dengan keluhan tidak sadarkan diri sejak 1 jam yang lalu.
Pasien diketahui memiliki riwayat DM dengan pengobatan obat
oral. Ditemukan pada pemeriksaan darah menunjukan kada
serum glukosa 700 mg/dL. Apa tatalakasana awal yang tepat
pada pasien ?
A. Insulin IM
B. Insulin IV
C. Oksigen nasal canul
D. NaCl 0,9% 1 l/jam
E. NaCl 0,9% 2 l/jam
Soal 133
Tn. Hawkins 46 tahun datang untuk konsul hasil lab. Dari hasil
lab menunjukan GDP 200 mg/dL. Hal ini baru pertama kali
dialami oleh pasien. Pasien menyatakan tidak memiliki keluhan
apa pun. Apa yang akan dokter lakukan selanjutnya ?
A. Edukasi makanan
B. Edukasi olahraga
C. GDP ulang
D. TTGO
E. Beri obat DM
Analisis Soal 133
Tn. Hawkins 46 tahun datang untuk konsul hasil lab. Dari
hasil lab menunjukan GDP 200 mg/dL. Hal ini baru
pertama kali dialami oleh pasien. Pasien menyatakan tidak
memiliki keluhan apa pun. Apa yang akan dokter lakukan
selanjutnya ?

DIAGNOSIS : susp. Diabetes Mellitus Tipe 2


Diabetes Melitus Tipe 2 (4A)

• Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu


kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
keduanya.
Klasifikasi
Patofisiologi
Diagnosis

Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi
pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.
Algoritma Diagnosis
DM Perkeni 2011
Tatalaksana
Obat Anti Hiperglikemia (OAH)
Insulin
Insulin
Dosis Insulin

• Kebutuhan harian: 0,5 x kgBB


• Kemudian bagi 2
• 60% post prandial (insulin kerja cepat)
• 40% basal (insulin kerja panjang)

Contoh: BB=60kg
0,5 x 60kg = 30 IU
- 60% = 18 IU dibagi 3x pemberian → 6 IU pagi,
siang, malam
- 40% = 12 IU → diberikan malam
Jawaban Lainnya
A. Edukasi makanan : tidak tepat
B. Edukasi olahraga : tidak tepat
D. TTGO : tidak tepat
E. Beri obat DM : tidak tepat
Soal 133
Tn. Hawkins 46 tahun datang untuk konsul hasil lab. Dari hasil
lab menunjukan GDP 200 mg/dL. Hal ini baru pertama kali
dialami oleh pasien. Pasien menyatakan tidak memiliki keluhan
apa pun. Apa yang akan dokter lakukan selanjutnya ?
A. Edukasi makanan
B. Edukasi olahraga
C. GDP ulang
D. TTGO
E. Beri obat DM
Soal 134
Tn. Gladius 56 tahun datang untuk konsultasi. Pasien baru saja
terdiagnosis DM tipe 2 beberapa hari yang lalu. Pasien juga
mempunyai riwayat sesak dan kaki yang terkadang bengkak.
Keluhan tersebut belum pernah diperiksakan secara lebih lanjut.
Maka dari itu dokter tidak akan memberikan satu obat DM pada
pasien, obat apa yang tidak akan diberikan kepada pasien ?
A. Glibenklamid
B. Repaglinid
C. Metformin
D. Pioglitazon
E. Acarbose
Analisis Soal 134
Tn. Gladius 56 tahun datang untuk konsultasi. Pasien baru
saja terdiagnosis DM tipe 2 beberapa hari yang lalu. Pasien
juga mempunyai riwayat sesak dan kaki yang terkadang
bengkak. Keluhan tersebut belum pernah diperiksakan
secara lebih lanjut. Maka dari itu dokter tidak akan
memberikan satu obat DM pada pasien, obat apa yang
tidak akan diberikan kepada pasien ?

DIAGNOSIS : Diabetes Mellitus Tipe 2


Obat Anti Hiperglikemia (OAH)
Insulin
Insulin
Dosis Insulin

• Kebutuhan harian: 0,5 x kgBB


• Kemudian bagi 2
• 60% post prandial (insulin kerja cepat)
• 40% basal (insulin kerja panjang)

Contoh: BB=60kg
0,5 x 60kg = 30 IU
- 60% = 18 IU dibagi 3x pemberian → 6 IU pagi,
siang, malam
- 40% = 12 IU → diberikan malam
Jawaban Lainnya
A. Glibenklamid : tidak tepat
B. Repaglinid : tidak tepat
C. Metformin : tidak tepat
E. Acarbose : tidak tepat
Soal 134
Tn. Gladius 56 tahun datang untuk konsultasi. Pasien baru saja
terdiagnosis DM tipe 2 beberapa hari yang lalu. Pasien juga
mempunyai riwayat sesak dan kaki yang terkadang bengkak.
Keluhan tersebut belum pernah diperiksakan secara lebih lanjut.
Maka dari itu dokter tidak akan memberikan satu obat DM pada
pasien, obat apa yang tidak akan diberikan kepada pasien ?
A. Glibenklamid
B. Repaglinid
C. Metformin
D. Pioglitazon
E. Acarbose
Soal 135
An. Edward 8 tahun datang dibawa orangtuanya karena pada
ketiak dan pubisnya sudah tumbuh rambut. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan ukuran testisnya sudah memasuki masa
pubertas. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, akhirnya
dokter mendiagnosis pasien ini sebagai Pubertas Prekoks Perifer.
Mana pernyataan di bawah ini yang sesuai dengan diagnosis
tersebut ?
A. Gonadotropin dependent
B. Gonadotropin independent
C. Cortisol suppressed
D. Cortisol not suppressed
E. Elevate IGF-I
Analisis Soal 135
An. Edward 8 tahun datang dibawa orangtuanya karena
pada ketiak dan pubisnya sudah tumbuh rambut. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan ukuran testisnya sudah
memasuki masa pubertas. Setelah dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut, akhirnya dokter mendiagnosis pasien ini
sebagai Pubertas Prekoks Perifer. Mana pernyataan di
bawah ini yang sesuai dengan diagnosis tersebut ?

DIAGNOSIS : Pubertas Prekoks


Pubertas Prekoks (2)
Pubertas prekoks ialah perkembangan ciri-ciri seks
sekunder yang terjadi sebelum usia 8 tahun pada
seorang anak perempuan atau sebelum umur 9 tahun
pada seorang anak laki-laki.

Klasifikasi
• Pubertas prekoks sentral (gonadotropin-dependent
precocious puberty)
• Pubertas prekoks perifer (gonadotropin-independent
precocious puberty)

Etiologi
• Idiopatik, abnormalitas SSP, kelainan genetik, tumor.
Diagnosis

Anamnesis
Pola pertumbuhan sejak lahir, usia awitan tanda
seks sekunder muncul dan progresivitasnya,
riwayat penyakit dahulu, riwayat paparan
hormon eksogen.
Pemeriksaan Fisik
• Antopometri
• Status pubertas menurut skala Tanner
• Genitalia
Diagnosis

• Anak perempuan  sekresi mukosa bening


dan visualisasi mukosa untuk menilai efek
estrogen, mukosa yang tampak merah
mengkilap dan merah muda dilapisi oleh
lendir.
• Anak laki-laki  ukuran testis sudah berukuran
prepubertal ataupun pubertal
Jawaban Lainnya
A. Gonadotropin dependent : Pubertas prekoks sentral
C. Cortisol suppressed : Cushing Disease
D. Cortisol not suppressed : Cushing Syndrome
E. Elevated IGF-I : Gigantisme dan Akromegali
Soal 135
An. Edward 8 tahun datang dibawa orangtuanya karena pada
ketiak dan pubisnya sudah tumbuh rambut. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan ukuran testisnya sudah memasuki masa
pubertas. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, akhirnya
dokter mendiagnosis pasien ini sebagai Pubertas Prekoks Perifer.
Mana pernyataan di bawah ini yang sesuai dengan diagnosis
tersebut ?
A. Gonadotropin dependent
B. Gonadotropin independent
C. Cortisol suppressed
D. Cortisol not suppressed
E. Elevated IGF-I
Soal 136
Tn. Rosinante 24 tahun datang dengan keluhan lenting berisi
cairan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini tersebar di area dada
dan perut. Keluhan ini juga disertai dengan gatal dan demam.
Pasien menyatakan teman kosnya ada yang memiliki keluhan
yang sama. Apa pemeriksaan yang dapat digunakan untuk
diagnosis ?
A. Pewarnaan gram
B. Kultur di loeffler media
C. Kultur di sabouraud media
D. Pap smear
E. Tzanck Smear
Analisis Soal 136
Tn. Rosinante 24 tahun datang dengan keluhan lenting
berisi cairan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini tersebar di
area dada dan perut. Keluhan ini juga disertai dengan gatal
dan demam. Pasien menyatakan teman kosnya ada yang
memiliki keluhan yang sama. Apa pemeriksaan yang dapat
digunakan untuk diagnosis ?

DIAGNOSIS : Varicella
Varisela (4A)

• Infeksi akut primer oleh virus Varicella zoster


yang menyerang kulit dan mukosa, klinis
terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit
polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral
tubuh. Masa inkubasi 14-21 hari. Penularan
melalui udara (air-borne) dan kontak langsung.
Diagnosis
• Demam, malaise, dan
nyeri kepala.
• Kemudian disusul
timbulnya lesi kulit
berupa papul eritem
yang dalam waktu
beberapa jam
berubah menjadi
vesikel.
• Biasanya disertai rasa
gatal.
Diagnosis
• Erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam
waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel.
• Bentuk vesikel ini khas berupa tetesan embun (tear
drops).
• Vesikel akan menjadi keruh dan kemudian menjadi
krusta.
• Sementara proses ini berlangsung, timbul lagi
vesikel-vesikel baru yang menimbulkan gambaran
polimorfik khas untuk varisela.
• Penyebaran terjadi secara sentrifugal, serta dapat
menyerang selaput lendir mata, mulut, dan saluran
napas atas.
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
• Tzanck Smear : Multinucleated Giant Cell

Tatalaksana
• Simptomatik → Antipiretik, bedak salisil dapat
diberikan untuk mengurangi gatal
• Pengobatan antivirus oral, antara lain:
• Asiklovir 5 x 800 mg/hari, selama 7–10 hari
• Valasiklovir 3x1000 mg/hari, selama 7–10 hari
• Anak-anak 4 x 20 mg/kgBB (dosis maksimal 800
mg),
Jawaban Lainnya
A. Pewarnaan gram : tidak tepat
B. Kultur di loeffler media : Difteri
C. Kultur di sabouraud media : Candida
D. Pap smear : Ca Cerviks
Soal 136
Tn. Rosinante 24 tahun datang dengan keluhan lenting berisi
cairan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini tersebar di area dada
dan perut. Keluhan ini juga disertai dengan gatal dan demam.
Pasien menyatakan teman kosnya ada yang memiliki keluhan
yang sama. Apa pemeriksaan yang dapat digunakan untuk
diagnosis ?
A. Pewarnaan gram
B. Kultur di loeffler media
C. Kultur di sabouraud media
D. Pap smear
E. Tzanck Smear
Soal 137
Tn. Rosinante 24 tahun datang dengan keluhan lenting berisi
cairan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini tersebar di area dada
dan perut. Keluhan ini juga disertai dengan gatal dan demam.
Pasien menyatakan teman kosnya ada yang memiliki keluhan
yang sama. Apa terapi yang tepat pada pasien ?
A. Oseltamivir 2x75 mg selama 5 hari
B. Paracetamol 3x500 mg selama 5 hari
C. Asiklovir 5x800 mg selama 7 hari
D. Valasiklovir 3x100 mg selama 7 hari
E. Metilprednisolon 2x4 mg selama 3 hari
Analisis Soal 137
Tn. Rosinante 24 tahun datang dengan keluhan lenting
berisi cairan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini tersebar di
area dada dan perut. Keluhan ini juga disertai dengan gatal
dan demam. Pasien menyatakan teman kosnya ada yang
memiliki keluhan yang sama. Apa terapi yang tepat pada
pasien ?

DIAGNOSIS : Varicella
Varisela (4A)

• Infeksi akut primer oleh virus Varicella zoster


yang menyerang kulit dan mukosa, klinis
terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit
polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral
tubuh. Masa inkubasi 14-21 hari. Penularan
melalui udara (air-borne) dan kontak langsung.
Diagnosis
• Demam, malaise, dan
nyeri kepala.
• Kemudian disusul
timbulnya lesi kulit
berupa papul eritem
yang dalam waktu
beberapa jam
berubah menjadi
vesikel.
• Biasanya disertai rasa
gatal.
Diagnosis
• Erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam
waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel.
• Bentuk vesikel ini khas berupa tetesan embun (tear
drops).
• Vesikel akan menjadi keruh dan kemudian menjadi
krusta.
• Sementara proses ini berlangsung, timbul lagi
vesikel-vesikel baru yang menimbulkan gambaran
polimorfik khas untuk varisela.
• Penyebaran terjadi secara sentrifugal, serta dapat
menyerang selaput lendir mata, mulut, dan saluran
napas atas.
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
• Tzanck Smear : Multinucleated Giant Cell

Tatalaksana
• Simptomatik → Antipiretik, bedak salisil dapat
diberikan untuk mengurangi gatal
• Pengobatan antivirus oral, antara lain:
• Asiklovir 5 x 800 mg/hari, selama 7–10 hari
• Valasiklovir 3x1000 mg/hari, selama 7–10 hari
• Anak-anak 4 x 20 mg/kgBB (dosis maksimal 800
mg),
Jawaban Lainnya
A. Oseltamivir 2x75 mg selama 5 hari : Avian Influenza
B. Paracetamol 3x500 mg selama 5 hari : tidak tepat
D. Valasiklovir 3x100 mg selama 7 hari : salah dosis
E. Metilprednisolon 2x4 mg selama 3 hari : tidak tepat
Soal 137
Tn. Rosinante 24 tahun datang dengan keluhan lenting berisi
cairan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini tersebar di area dada
dan perut. Keluhan ini juga disertai dengan gatal dan demam.
Pasien menyatakan teman kosnya ada yang memiliki keluhan
yang sama. Apa terapi yang tepat pada pasien ?
A. Oseltamivir 2x75 mg selama 5 hari
B. Paracetamol 3x500 mg selama 5 hari
C. Asiklovir 5x800 mg selama 7 hari
D. Valasiklovir 3x100 mg selama 7 hari
E. Metilprednisolon 2x4 mg selama 3 hari
Soal 138
Ny. Betty 32 tahun datang dengan keluhan gatal di bawah
kedua paudara. Keluhan ini dirasakan sudah hampir 2 minggu
dan disertai dengan adanya bagian kulit yang terlihat bersisik.
Pada pemeriksaan lampu wood ditemukan adanya warna colar
red. Apa terapi topikal yang tepat pada pasien ?
A. Tetrasiklin 3%
B. Tetrasiklin 2%
C. Ketokonazol 3%
D. Ketokonazol 2%
E. Selenium sulfide 1,8%
Analisis Soal 138
Ny. Betty 32 tahun datang dengan keluhan gatal di bawah
kedua paudara. Keluhan ini dirasakan sudah hampir 2
minggu dan disertai dengan adanya bagian kulit yang
terlihat bersisik. Pada pemeriksaan lampu wood ditemukan
adanya warna colar red. Apa terapi topikal yang tepat pada
pasien ?

DIAGNOSIS : Eritrasma
Eritrasma (4A)

Penyakit bakteri kronis pada stratum korneum


dengan lesi eritroskuamosa di lipatan ketiak atau
lipatan paha

Etiologi
• Corynebacterium minitussismum, bakteri gram
positif berbentuk batang
Diagnosis

Klinis
• Lesi eritroskuamosa
• Skuama halus merah kecoklatan

Pemeriksaan penunjang
• Wood’s lamp: coral-red / merah membara
Tatalaksana

• Eritromisin 4x250 mg selama 2–3 minggu


• Klaritromisin 1 gram dosis tunggal
• Salep tetrasiklin 3%, klindamisin, atau
eritromisin 2%
Jawaban Lainnya
B. Tetrasiklin 2% : tidak tepat
C. Ketokonazol 3% : tidak tepat
D. Ketokonazol 2% : untuk jamur
E. Selenium sulfide 1,8% : sampo, untuk Pitiriasis
Versicolor
Soal 138
Ny. Betty 32 tahun datang dengan keluhan gatal di bawah
kedua paudara. Keluhan ini dirasakan sudah hampir 2 minggu
dan disertai dengan adanya bagian kulit yang terlihat bersisik.
Pada pemeriksaan lampu wood ditemukan adanya warna colar
red. Apa terapi topikal yang tepat pada pasien ?
A. Tetrasiklin 3%
B. Tetrasiklin 2%
C. Ketokonazol 3%
D. Ketokonazol 2%
E. Selenium sulfide 1,8%
Soal 139
An. Trebol 12 tahun datang dengan keluhan plak pada kepala
belakangnya sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai
dengan adanya bau busuk pada plak, gatal dan perih. Pada
pemeriksaan dermatologis ditemukan adanya skutula positif.
Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Tinea capitis tipe Grey patch
B. Tinea capitis tipe Kerion
C. Tinea capitis tipe Black Dot
D. Tinea capitis tipe Favus
E. Tinea capitis tipe Black patch
Analisis Soal 139
An. Trebol 12 tahun datang dengan keluhan plak pada
kepala belakangnya sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini
disertai dengan adanya bau busuk pada plak, gatal dan
perih. Pada pemeriksaan dermatologis ditemukan adanya
skutula positif. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Tinea capitis tipe Favus


Tinea Kapitis (4A)
• Terdapat tanda kardinal untuk menegakkan
diagnosis tinea kapitis
• Populasi risiko tinggi
• Terdapat kerion atau gejala klinis yang khas berupa
skuama tipikal, alopesia dan pembesaran kelenjar
getah bening.
• Terdapat 4 tipe:
• Grey patch
• Kerion
• Black Dot
• Favus
Grey Patch
• Inflamasi minimal,
rambut pada daerah
terkena berubah warna
menjadi abuabu dan
tidak berkilat
• Rambut mudah patah di
atas permukaan skalp.
• Lesi tampak berskuama,
hiperkeratosis, dan
berbatas tegas karena
rambut yang patah.
• Berfluoresensi hijau
dengan lampu Wood
Kerion
• Biasa disebabkan oleh
patogen zoofilik atau
geofilik.
• Spektrum klinis mulai
dari folikulitis pustular
hingga furunkel atau
kerion.
• Sering terjadi alopesia
sikatrisial.
• Lesi biasanya gatal,
dapat disertai nyeri dan
limfadenopati servikalis
posterior.
Black Dot
• Disebabkan oleh
organisme endotriks
antropofilik.
• Rambut mudah patah
pada permukaan skalp,
meninggalkan kumpulan
titik hitam pada daerah
alopesia (black dot).
• Kadang masih terdapat
sisa rambut normal di
antara alopesia.
• Skuama difus juga umum
ditemui.
Favus
• Bentuk yang berat dan
kronis berupa plak
eritematosa perifolikular
dengan skuama.
• Awalnya berbentuk papul
kuning kemerahan yang
kemudian membentuk
krusta tebal berwarna
kekuningan (skutula).
• Skutula dapat
berkonfluens membentuk
plak besar dengan mousy
odor.
Diagnosis

Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan sediaan langsung kerokan kulit
atau kuku menggunakan mikroskop dan KOH
20%: tampak hifa panjang dan atau artrospora
• Kultur dengan agar Sabouraud plus
Tatalaksana

Topikal
• Rambut dicuci dengan sampo antimikotik:
selenium sulfida 1% dan 2,5% 2- 4
kali/minggu10 atau sampo ketokonazol 2% 2
hari sekali selama 2-4 minggu
Tatalaksana

Sistemik
• Microsporum
• Griseofulvin fine particle/microsize 20-25
mg/kgBB/hari
• Trichopyton
• Terbinafin 62,5 mg/hari untuk BB 10-20 kg, 125
mg untuk BB 20-40 kg dan 250 mg/hari untuk BB
>40 kg selama 2-4 minggu
Jawaban Lainnya
A. Tinea capitis tipe Grey patch : lampu wood warna
hijau
B. Tinea capitis tipe Kerion : terdapat folikulitis pustular
hingga furunkel
C. Tinea capitis tipe Black Dot : kumpulan titik hitam
pada daerah alopesia
E. Tinea capitis tipe Black patch : tidak ada
Soal 139
An. Trebol 12 tahun datang dengan keluhan plak pada kepala
belakangnya sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai
dengan adanya bau busuk pada plak, gatal dan perih. Pada
pemeriksaan dermatologis ditemukan adanya skutula positif.
Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Tinea capitis tipe Grey patch
B. Tinea capitis tipe Kerion
C. Tinea capitis tipe Black Dot
D. Tinea capitis tipe Favus
E. Tinea capitis tipe Black patch
Soal 140
Tn. Tesoro 24 tahun datang dengan keluhan gatal pada pundak
kanan sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan dermatologis
didapatkan lesi hipopigmentasi dengan ada skuama halus di
atasnya. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan
lampu wood. Pada kasus ini warna yang akan muncul pada saat
disinari lampu wood adalah ?
A. Merah coral
B. Kuning emas
C. Putih terang
D. Hijau
E. Kehitaman
Analisis Soal 140
Tn. Tesoro 24 tahun datang dengan keluhan gatal pada
pundak kanan sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan
dermatologis didapatkan lesi hipopigmentasi dengan ada
skuama halus di atasnya. Selanjutnya dokter akan
melakukan pemeriksaan lampu wood. Pada kasus ini warna
yang akan muncul pada saat disinari lampu wood adalah ?

DIAGNOSIS : Tinea Versikolor


Tinea/Ptiriasis Versikolor (4A)
Penyakit infeksi oportunistik
kulit epidermomikosis,
disebabkan oleh jamur
Malassezia Furfur yang
ditandai dengan makula
hipopigmentasi atau
hiperpigmentasi dan
kadang eritematosa
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
• Lesi makula hipopigmentasi, berskuama halus.
Bersifat kronis. Predileksi di bagian atas dada,
lengan, leher, perut, kaki, ketiak, lipat paha, muka
dan kepala. Penyakit ini terutama ditemukan pada
daerah yang tertutup pakaian dan bersifat lembab.

Pemeriksaan penunjang :
• Lampu Woods  kuning keemasan
• KOH  hifa pendek dan spora-spora bulat yang
dapat berkelompok (spaghetti and meatball
appearance).
Tatalaksana
• Pengobatan topikal : Suspensi selenium sulfida
1,8%, dalam bentuk shampo yang digunakan
2-3 kali seminggu dan derivat azol topikal,
antara lain mikonazol dan klotrimazol.
• Pengobatan sistemik diberikan apabila penyakit
ini terdapat pada daerah yang luas atau jika
penggunaan obat topikal tidak berhasil. Obat
tersebut, yaitu: Ketokonazol per oral dengan
dosis 1x200 mg sehari selama 10 hari, atau
Itrakonazol per oral dengan dosis 1 x 200 mg
sehari selama 5-7 hari.
Jawaban Lainnya
A. Merah coral : Eritrasma
C. Putih terang : Vitiligo
D. Hijau : Tinea capitis tipe Grey patch
E. Kehitaman : Hiperpigmentasi pasca inflamasi
Soal 140
Tn. Tesoro 24 tahun datang dengan keluhan gatal pada pundak
kanan sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan dermatologis
didapatkan lesi hipopigmentasi dengan ada skuama halus di
atasnya. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan
lampu wood. Pada kasus ini warna yang akan muncul pada saat
disinari lampu wood adalah ?
A. Merah coral
B. Kuning emas
C. Putih terang
D. Hijau
E. Kehitaman
Soal 141
Tn. Jozu 24 tahun datang dengan keluhan lenting di area
rambut kelamin sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini disertai
dengan adanya gatal yang hilang timbul. Pasien memiliki riwayat
sering berhubungan seksual dengan penjaja seks. Pada
pemeriksaan dermatologis ditemukan adanya beberapa papul
dan ditengahnya terdapat delle. Apa terapi yang tepat bagi
pasien ?
A. Mupirocin 2%
B. Gamexan 1%
C. Permetrin 5%
D. Epilasi
E. Enukleasi
Analisis Soal 141
Tn. Jozu 24 tahun datang dengan keluhan lenting di area
rambut kelamin sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini disertai
dengan adanya gatal yang hilang timbul. Pasien memiliki
riwayat sering berhubungan seksual dengan penjaja seks.
Pada pemeriksaan dermatologis ditemukan adanya
beberapa papul dan ditengahnya terdapat delle. Apa terapi
yang tepat bagi pasien ?

DIAGNOSIS : Moluskum Kontangiosum


Moluskum Kontangiosum (4A)

• Penyakit yang disebabkan oleh Poxvirus, yang


menginfeksi sel epidermal.
• Penularan melalui kontak langsung dengan
agen penyebab.
• Pada orang dewasa, penyakit ini digolongkan
ke dalam penyakit akibat hubungan seksual.
• Faktor resiko : terutama menyerang anak dan
kadang-kadang juga orang dewasa dan
imunodefisiensi.
Diagnosis
• Papul miliar, kadang-kadang
lentikular dan berwarna putih
seperti lilin, berbentuk kubah
yang kemudian terdapat
lekukan (delle) di tengahnya
(umbilikasi).
• Jika dipijat akan tampak
keluar massa yang berwarna
putih seperti nasi (badan
moluskum).
• Lokasi predileksi adalah
daerah muka, badan, dan
ekstremitas, sedangkan pada
orang dewasa di daerah pubis
dan genitalia eksterna.
• Kadang-kadang dapat timbul
infeksi sekunder sehingga
timbul supurasi
Tatalaksana
• Enukleasi isi, dengan
mengeluarkan massa
yang mengandung
badan moluskum
dengan
menggunakan alat
seperti ekstraktor
komedo, jarum
suntik, atau alat kuret
kulit.
Jawaban Lainnya
A. Mupirocin 2% : untuk Pioderma
B. Gamexan 1% : untuk Pediculosis
C. Permetrin 5% : untuk Skabies
D. Epilasi : untuk Trikiasis (pencabutan bulu mata)
Soal 141
Tn. Jozu 24 tahun datang dengan keluhan lenting di area
rambut kelamin sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini disertai
dengan adanya gatal yang hilang timbul. Pasien memiliki riwayat
sering berhubungan seksual dengan penjaja seks. Pada
pemeriksaan dermatologis ditemukan adanya beberapa papul
dan ditengahnya terdapat delle. Apa terapi yang tepat bagi
pasien ?
A. Mupirocin 2%
B. Gamexan 1%
C. Permetrin 5%
D. Epilasi
E. Enukleasi
Soal 142
An. Diamante 7 tahun datang dengan keluhan gatal pada luka
di kaki kanannya sejak 1 minggu yang lalu. Diketahui pasien
sering bermain di kali samping rumahnya. Pada pemeriksaan
dermatologis didapatkan adanya krusta tebal yang menutupi
ulkus dangkal. Apa etiologi dari kasus ini ?
A. Pox virus
B. HPV 2, 4
C. HPV 6, 11
D. Staphylococcus aureus
E. Steptococcus beta hemoliticus
Analisis Soal 142
An. Diamante 7 tahun datang dengan keluhan gatal pada
luka di kaki kanannya sejak 1 minggu yang lalu. Diketahui
pasien sering bermain di kali samping rumahnya. Pada
pemeriksaan dermatologis didapatkan adanya krusta tebal
yang menutupi ulkus dangkal. Apa etiologi dari kasus ini ?

DIAGNOSIS : Ektima
Ektima (4A)
Ektima adalah peradangan
yang menimbulkan
kehilangan jaringan dermis
bagian atas (ulkus
dangkal). Krusta tebal
melekat menutupi ulkus
dibawahnya yang
berbentuk lekukan dangkal
dan tepi meninggi
(punched out lesion)

Etiologi :
• Steptococcus beta
hemoliticus
Headshot
Etiologi Pyoderma oleh Streptococcus

SPICEE!
• Scarlet fever
• Phlegmon
• Impetigo Krustosa
• Celulitis
• Ektima
• Erisipelas
Diagnosis

Klinis :
• Ulkus dangkal dengan krusta tebal melekat
menutupi ulkus dibawahnya yang berbentuk
lekukan dangkal dan tepi meninggi (punched
out lesion)
• Predileksi: Tungkai bawah  tempat yang
relatif banyak trauma. Tempat lainnya adalah
bokong dan paha
Tatalaksana

• Kompres basah terbuka untuk mengangkat


krusta
• Ringan: Antibiotik Topikal (Mupirosin 2x1,
Basitrasin 3x1, Kloramfenikol 3x1)
• Berat: Antibiotik Sistemik (Amoxicillin 3x500mg,
atau cephalexin 4x250mg)
Jawaban Lainnya
A. Pox virus : Moluskum kontangiosum
B. HPV 2, 4 : Veruka vulgaris
C. HPV 6, 11 : Condiloma akuminata
D. Staphylococcus aureus : tidak tepat
Soal 142
An. Diamante 7 tahun datang dengan keluhan gatal pada luka
di kaki kanannya sejak 1 minggu yang lalu. Diketahui pasien
sering bermain di kali samping rumahnya. Pada pemeriksaan
dermatologis didapatkan adanya krusta tebal yang menutupi
ulkus dangkal. Apa etiologi dari kasus ini ?
A. Pox virus
B. HPV 2, 4
C. HPV 6, 11
D. Staphylococcus aureus
E. Steptococcus beta hemoliticus
Soal 143
Ny. Galette 46 tahun datang dengan keluhan benjolan pada
leher dan ketiaknya sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini
disertai dengan adanya cairan kekuningan yang keluar dari
benjolan tersebut, selain juga terkadang disertai dengan gatal
dan nyeri. Pasien memiliki riwayat pengobatan TB yang tidak
tuntas. Apa terapi yang tepat pada pasien ?
A. Mupirocin 2%
B. Tinctura podofilin 25%
C. OAT
D. OHO
E. Amoxicillin
Analisis Soal 143
Ny. Galette 46 tahun datang dengan keluhan benjolan pada
leher dan ketiaknya sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini
disertai dengan adanya cairan kekuningan yang keluar dari
benjolan tersebut, selain juga terkadang disertai dengan
gatal dan nyeri. Pasien memiliki riwayat pengobatan TB yang
tidak tuntas. Apa terapi yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Skrofuloderma
Skrofuloderma (4A)

Merupakan infeksi mikobakterium (M.


Tuberculosis atau M. Bovis atau M. Atypic) pada
kulit akibat penjalaran langsung organ di bawah
kulit yang telah terkena tuberkulosis, tersering
berasal dari KGB, tulang atau sendi.
Diagnosis

• Predileksi adalah tempat yang banyak kelenjar


getah bening: leher, ketiak, paling jarang lipat
paha, kadang ketiganya diserang sekaligus.
• Mulai sebagai limfadenitis, mula-mula
beberapa kelenjar, kemudian makin banyak
dan berkonfluensi.
Diagnosis

• Kelenjar mengalami perlunakan tidak serentak


hingga konsistensi bermacam-macam: keras,
kenyal, dan lunak (abses dingin)
• Abses akan memecah membentuk fistel yang
kemudian menjadi ulkus khas: bentuk
memanjang dan tidak teratur, sekitarnya livid,
dinding bergaung, jaringan granulasi tertutup
pus seropurulen atau kaseosa yang
mengandung M. tuberculosis.
Diagnosis

• Ulkus dapat sembuh spontan menjadi


sikatriks/parut memanjang dan tidak teratur
(cord like cicatrices), dapat ditemukan jembatan
kulit (skin bridge) di atas sikatrik.
Diagnosis
• Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan darah tepi: LED meningkat
• Pemeriksaan tuberkulin: PPD-5TU positif kuat
• Pemeriksaan bakteriologik: BTA, PCR, atau
kultur (hasilnya baru selesai lebih kurang
delapan minggu)
• Histopatologis bagian tengah lesi tampak
nekrosis masif dan gambaran tepi
abses/dermis terdiri atas granuloma
tuberkuloid
Tatalaksana

Topikal:
• Pada bentuk ulkus: kompres dengan larutan
antiseptik (povidon iodin 1%)
Sistemik:
• Tahap Intensif (dua bulan)
• Dosis FDC (fixed dosed combination for four drugs)
R 150 mg, H 75 mg, Z 400 mg, E 275 mg (dosis
lihat halaman 156). FDC diminum sekali sehari,
satu jam sebelum atau dua jam setelah sarapan
pagi
Tatalaksana

• Tahap lanjut
• Tahap lanjut diberikan hingga 2 bulan setelah lesi
kulit menyembuh. Durasi total pengobatan (tahap
intensif + tahap lanjutan) minimal 1 tahun.
• Dosis FDC R 150 mg, H 150 mg
Jawaban Lainnya
A. Mupirocin 2% : Pioderma
B. Tinctura podofilin 25% : Condiloma akuminata
D. OHO : Diabetes Melitus tipe 2
E. Amoxicillin : tida tepat
Soal 143
Ny. Galette 46 tahun datang dengan keluhan benjolan pada
leher dan ketiaknya sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini
disertai dengan adanya cairan kekuningan yang keluar dari
benjolan tersebut, selain juga terkadang disertai dengan gatal
dan nyeri. Pasien memiliki riwayat pengobatan TB yang tidak
tuntas. Apa terapi yang tepat pada pasien ?
A. Mupirocin 2%
B. Tinctura podofilin 25%
C. OAT
D. OHO
E. Amoxicillin
Soal 144
Tn. Tama 32 tahun datang dengan keluhan gatal pada
pinggang kiri sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai
dengan adanya bercak kemerahan pada area tersebut. Pasien
mengaku mandi terkadang 3 hari sekali. Pada pemeriksaan
dermatologis ditemukan gambar seperti berikut. Apa tatalaksana
yang tepat pada pasien ?
A. Terbinafin
B. Ketokonazol
C. Asiclovir
D. Mupirocin
E. Selenium sulfide
Analisis Soal 144
Tn. Tama 32 tahun datang dengan keluhan gatal pada pinggang
kiri sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya
bercak kemerahan pada area tersebut. Pasien mengaku mandi
terkadang 3 hari sekali. Pada pemeriksaan dermatologis
ditemukan gambar seperti berikut. Apa tatalaksana yang tepat
pada pasien ?

Central healing (+)

DIAGNOSIS : Tinea Corporis


Tinea Korporis (4A)

• Anamnesis : ruam yang gatal di badan,


ekstremitas atau wajah.
• Pemeriksaan fisik : Mengenai kulit berambut
halus, keluhan gatal terutama bila berkeringat,
dan secara klinis tampak lesi berbatas tegas,
polisiklik, tepi aktif karena tanda radang lebih
jelas, dan polimorfi yang terdiri atas eritema,
skuama, dan kadang papul dan vesikel di tepi,
normal di tengah (central healing)
Tatalaksana
• Obat pilihan: golongan
alilamin (krim
terbinafin, butenafin)
sekali sehari selama 1-
2 minggu.
• Alternatif Golongan
azol: misalnya, krim
mikonazol,
ketokonazol,
klotrimazol 2 kali sehari
selama 4-6 minggu.
Jawaban Lainnya
B. Ketokonazol : terapi alternatif
C. Asiclovir : infeksi virus
D. Mupirocin : infeksi bakteri (Pioderma)
E. Selenium sulfide : pada Pitiriasis Versicolor
Soal 144
Tn. Tama 32 tahun datang dengan keluhan gatal pada
pinggang kiri sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai
dengan adanya bercak kemerahan pada area tersebut. Pasien
mengaku mandi terkadang 3 hari sekali. Pada pemeriksaan
dermatologis ditemukan gambar seperti berikut. Apa tatalaksana
yang tepat pada pasien ?
A. Terbinafin
B. Ketokonazol
C. Asiclovir
D. Mupirocin
E. Selenium sulfide
Soal 145
Tn Buggy 43 tahun datang dengan keluhan skrotumnya
membesar sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan ini juga disertai
dengan adanya gatal dan mengakibatkan sulit saat berjalan.
Diketahui tetangga pasien ada yang memiliki riwayat yang sama
dan ada juga yang kakinya membesar. Apa pemeriksaan yang
tepat pada pasien ini ?
A. Darah lengkap jam 22.00-02.00
B. Darah lengkap jam 08.00-14.00
C. Darah tebal atau tipis jam jam 22.00–02.00
D. Darah tebal atau tipis jam jam 08.00–14.00
E. Menggunakan media loeffler
Analisis Soal 145
Tn Buggy 43 tahun datang dengan keluhan skrotumnya
membesar sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan ini juga disertai
dengan adanya gatal dan mengakibatkan sulit saat
berjalan. Diketahui tetangga pasien ada yang memiliki
riwayat yang sama dan ada juga yang kakinya membesar.
Apa pemeriksaan yang tepat pada pasien ini ?

DIAGNOSIS : Filariasis
Filariasis (4A)
Etiologi :
• Brugia malayi, Brugio
timori, Wucherria
bancrofti

Vektor :
• Nyamuk Culex,
Anopheles, atau
aedes.
Diagnosis
Klinis :
• Cacing dewasa mengakibatkan limfadenitis dan
limfangitis retrogad. Predileksi di tungkai bawah,
khusus Wuchereria Bancrofti mengakibatka
limfangitis dan limfedema di genital.

Pemeriksaan Penunjang
• Darah tebal atau tipis jam 22.00–02.00
• Pewarnaan giemsa atau wright
• Ukuran kepala WB 1:1, BM 1:2, BT 1:3
Tatalaksana

• Dietilkarbamasin sitrat (DEC) 3x100 mg selama


12 hari
• Ivermektin 150 mg/kgBB single dose
Jawaban Lainnya
A. Darah lengkap jam 22.00-02.00 : tidak tepat
B. Darah lengkap jam 08.00-14.00 : tidak tepat
D. Darah tebal atau tipis jam jam 08.00–14.00 : tidak
tepat, salah jam pengambilan sampel
E. Menggunakan media loeffler : tidak tepat, pada
Difteri
Soal 145
Tn Buggy 43 tahun datang dengan keluhan skrotumnya
membesar sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan ini juga disertai
dengan adanya gatal dan mengakibatkan sulit saat berjalan.
Diketahui tetangga pasien ada yang memiliki riwayat yang sama
dan ada juga yang kakinya membesar. Apa pemeriksaan yang
tepat pada pasien ini ?
A. Darah lengkap jam 22.00-02.00
B. Darah lengkap jam 08.00-14.00
C. Darah tebal atau tipis jam jam 22.00–02.00
D. Darah tebal atau tipis jam jam 08.00–14.00
E. Menggunakan media loeffler
Soal 146
Tn Buggy 43 tahun datang dengan keluhan skrotumnya
membesar sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan ini juga disertai
dengan adanya gatal dan mengakibatkan sulit saat berjalan.
Diketahui tetangga pasien ada yang memiliki riwayat yang sama
dan ada juga yang kakinya membesar. Apa etiologi yang tepat
pada pasien ?
A. Nyamuk Culex
B. Nyamuk Anopheles
C. Brugia malayi
D. Brugia timori
E. Wucherria bancrofti
Analisis Soal 146
Tn Buggy 43 tahun datang dengan keluhan skrotumnya
membesar sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan ini juga disertai
dengan adanya gatal dan mengakibatkan sulit saat
berjalan. Diketahui tetangga pasien ada yang memiliki
riwayat yang sama dan ada juga yang kakinya membesar.
Apa etiologi yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Filariasis
Filariasis (4A)
Etiologi :
• Brugia malayi, Brugio
timori, Wucherria
bancrofti

Vektor :
• Nyamuk Culex,
Anopheles, atau
aedes.
Diagnosis
Klinis :
• Cacing dewasa mengakibatkan limfadenitis dan
limfangitis retrogad. Predileksi di tungkai bawah,
khusus Wuchereria Bancrofti mengakibatka
limfangitis dan limfedema di genital.

Pemeriksaan Penunjang
• Darah tebal atau tipis jam 22.00–02.00
• Pewarnaan giemsa atau wright
• Ukuran kepala WB 1:1, BM 1:2, BT 1:3
Tatalaksana

• Dietilkarbamasin sitrat (DEC) 3x100 mg selama


12 hari
• Ivermektin 150 mg/kgBB single dose
Jawaban Lainnya
A. Nyamuk Culex : tidak tepat
B. Nyamuk Anopheles : tidak tepat
C. Brugia malayi : tidak tepat
D. Brugia timori : tidak tepat
Soal 146
Tn Buggy 43 tahun datang dengan keluhan skrotumnya
membesar sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan ini juga disertai
dengan adanya gatal dan mengakibatkan sulit saat berjalan.
Diketahui tetangga pasien ada yang memiliki riwayat yang sama
dan ada juga yang kakinya membesar. Apa etiologi yang tepat
pada pasien ?
A. Nyamuk Culex
B. Nyamuk Anopheles
C. Brugia malayi
D. Brugia timori
E. Wucherria bancrofti
Soal 147
An. Eric 7 tahun datang dengan keluhan gatal pada kepala
sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
ditemukannya kutu pada kepalanya. Diketahui teman-temannya
memiliki keluhan yang sama. Apa terapi yang tepat bagi pasien
?
A. Malathion 5%
B. Permetrin 1%
C. Gamexan 5%
D. Hidrokortison 1%
E. Emulsi benzil benzoat 5%
Analisis Soal 147
An. Eric 7 tahun datang dengan keluhan gatal pada kepala
sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
ditemukannya kutu pada kepalanya. Diketahui teman-
temannya memiliki keluhan yang sama. Apa terapi yang
tepat bagi pasien ?

DIAGNOSIS : Pediculosis Capitis


Pedikulosis (4A)
• Pedikulosis kapitis adalah infeksi dan infestasi kulit
kepala dan rambut manusia yang disebabkan oleh
kutu kepala Pediculus humanus var capitis. Gejala gatal
didaerah kulit kepala. Ditemukan telur yang melekat
pada rambut atau kulit kepala.

• Pedikulosis pubis adalah penyakit infeksi pada rambut


di daerah pubis dan sekitarnya yang disebabkan oleh
Phthirus pubis. Gatal di daerah pubis dan sekitarnya,
dapat meluas sampai ke daerah abdomen dan dada.
Gejala patognomonik lainnya adalah adanya black dot
yaitu bercak-bercak hitam yang tampak jelas pada
celana dalam berwarna putih yang dilihat penderita
pada waktu bangun tidur.
Penularan
• Kontak fisik erat
dengan kepala
penderita, seperti tidur
bersama.
• Kontak melalui fomite
yang terinfestasi,
misalnya pemakaian
bersama aksesori
kepala, sisir, dan bantal
juga dapat
menyebabkan kutu
menular.
Tatalaksana
Pedikulosis Kapitis
• Sebaiknya rambut pasien dipotong sependek
mungkin, kemudian disisir dengan menggunakan
sisir serit, menjaga kebersihan kulit kepala dan
menghindari kontak erat dengan kepala penderita.
• Pengobatan topikal merupakan terapi terbaik, yaitu
dengan pedikulosid dengan salah satu pengobatan
di bawah ini:
• Malathion 0,5% atau 1% dalam bentuk losio atau spray,
dibiarkan 1 malam.
• Permetrin 1% dalam bentuk cream rinse, dibiarkan
selama 2 jam
• Gameksan 1%, dibiarkan selama 12 jam.
Tatalaksana

Pedikulosis pubis:
• Topikal gameksan 1%, atau emulsi benzil
benzoat 25% yang dioleskan dan didiamkan
selama 24 jam. Pengobatan diulangi 4 hari
kemudian, jika belum sembuh
Jawaban Lainnya
A. Malathion 5% : seharusnya 0,5% atau 1%
C. Gamexan 5% : seharusnya 1%
D. Hidrokortison 1% : tidak tepat
E. Emulsi benzil benzoat 5% : seharusnya 25%
Soal 147
An. Eric 7 tahun datang dengan keluhan gatal pada kepala
sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
ditemukannya kutu pada kepalanya. Diketahui teman-temannya
memiliki keluhan yang sama. Apa terapi yang tepat bagi pasien
?
A. Malathion 5%
B. Permetrin 1%
C. Gamexan 5%
D. Hidrokortison 1%
E. Emulsi benzil benzoat 5%
Soal 148
Nn. Viola 22 tahun datang dengan keluhan gatal pada
pergelangan tangan kanan sejak 4 hari yang lalu. Keluhan ini
disertai dengan adanya bercak kecoklatan pada area tersebut.
Sebelumnya pasien menggunakan gelang yang baru dibelinya
lalu mengalami hali ini. Pasien memiliki riwayat Asthma sejak
kecil. Apa pemeriksaan selanjutnya yang tepat pada pasien ?
A. Darah lengkap
B. Lampu wood
C. Kultur
D. Skin prickt test
E. Skin patch test
Analisis Soal 148
Nn. Viola 22 tahun datang dengan keluhan gatal pada
pergelangan tangan kanan sejak 4 hari yang lalu. Keluhan
ini disertai dengan adanya bercak kecoklatan pada area
tersebut. Sebelumnya pasien menggunakan gelang yang
baru dibelinya lalu mengalami hali ini. Pasien memiliki
riwayat Asthma sejak kecil. Apa pemeriksaan selanjutnya
yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Dermatitis Kontak Alergi


Dermatitis Kontak Alergi (3A)

• Dermatitis kontak alergi (DKA) ialah dermatitis


yang terjadi akibat pajanan dengan bahan
alergen di luar tubuh, diperantai reaksi
hipersensitivitas tipe 4
Diagnosis
• Riwayat terpajan dengan bahan alergen.
• Terjadi reaksi berupa dermatitis, setelah
pajanan ulang dengan alergen tersangka yang
sama.
• Bila pajanan dihentikan maka lesi akan
membaik.
• Gambaran klinisnya polimorfik, sangat
bervariasi bergantung stadiumnya:
1. Akut: eritema, edema, dan vesikel
2. Subakut: eritema, eksudatif (madidans), krusta
3. Kronik: likenifikasi, fisura, skuama
DKI vs DKA
DKI DKA
Tipe Hipsen Tipe 1 Tipe 4
Onset Pertama Kontak ulang
Gejala Dominan nyeri dan Dominan gatal
terbakar
Insidensi Semua orang Hanya yang alergi
Patch Test Decresendo Cresendo
Tatalaksana

• Nonmedikamentosa
• Identifikasi dan penghindaran terhadap bahan
iritan tersangka
• Anjuran penggunaan alat pelindung diri (APD),
misalnya sarung tangan apron, sepatu bot
Tatalaksana
1. Sistemik: simtomatis, sesuai gejala dan sajian
klinis Derajat sakit berat: dapat ditambah
kortikosteroid oral setara dengan prednison 20
mg/hari dalam jangka pendek (3 hari)
2. Topikal: Pelembap setelah bekerja/after work
cream. Disarankan pelembap yang kaya
kandungan lipid, petrolatum.
• Sesuai dengan sajian klinis
• Basah (madidans): beri kompres terbuka (2-3 lapis kain
kasa) dengan larutan NaCl 0,9%.
• Kering: beri krim kortikosteroid potensi sedang, misalnya
flusinolon asetoid.
• Bila dermatitis berjalan kronis dapat diberikan
mometason fuorate intermiten
Jawaban Lainnya
A. Darah lengkap : tidak tepat
B. Lampu wood : tidak tepat
C. Kultur : tidak tepat
D. Skin prickt test : tidak tepat
Soal 148
Nn. Viola 22 tahun datang dengan keluhan gatal pada
pergelangan tangan kanan sejak 4 hari yang lalu. Keluhan ini
disertai dengan adanya bercak kecoklatan pada area tersebut.
Sebelumnya pasien menggunakan gelang yang baru dibelinya
lalu mengalami hali ini. Pasien memiliki riwayat Asthma sejak
kecil. Apa pemeriksaan selanjutnya yang tepat pada pasien ?
A. Darah lengkap
B. Lampu wood
C. Kultur
D. Skin prickt test
E. Skin patch test
Soal 149
Nn. Baccarat 19 tahun datang dengan keluhan beruntus pada
wajahnya. Keluhan ini dirasakan memburuk saat pasien akan
masuk masa menstruasi. Pada pemeriksaan dermatologis
ditemukan adanya komedo > 100 serta papul dan pustul yang
diperkirakan sudah > 50. Keadaan pada pasien tergolong pada
derajat apa ?
A. Normal
B. Ringan
C. Sedang
D. Berat
E. Kronik
Analisis Soal 149
Nn. Baccarat 19 tahun datang dengan keluhan beruntus
pada wajahnya. Keluhan ini dirasakan memburuk saat
pasien akan masuk masa menstruasi. Pada pemeriksaan
dermatologis ditemukan adanya komedo > 100 serta papul
dan pustul yang diperkirakan sudah > 50. Keadaan pada
pasien tergolong pada derajat apa ?

DIAGNOSIS : Acne Vulgaris Berat


Akne Vulgaris (4A)

• Akne adalah penyakit peradangan kronis pada


folikel pilosebasea, ditandai dengan adanya
lesi polimorfik berupa komedo, papul, pustul,
nodus, dan kista di tempat predileksi. Kadang-
kadang terdapat rasa gatal ringan. Akne yang
sembuh dapat meninggalkan sekuele berupa
makula hiper/hipopigmentasi atau jaringan
parut hiper/hipotrofi
Diagnosis

• Predileksi akne adalah wajah, leher, bahu,


lengan atas, dada dan punggung, meskipun
akne dapat timbul di daerah kulit lain yang
mengandung kelenjar sebasea misalnya paha
dan bokong.
• Efloresensi: komedo (hitam dan putih), papul,
pustul, nodus dan kista
Klasifikasi

Komedo Lesi Inflamasi Total Lesi


Ringan <20 <15 <30
Sedang 20–100 15–50 30–125
Berat >100 >50 >125
Tatalaksana

• Ringan
• Asam retinoat 0,01-0,1% atau benzoil peroksida
atau kombinasi.
• Ibu hamil atau menyusui: benzoil peroksida
• Sedang
• Topikal: asam retinoat + benzoil peroksida atau
bila perlu antibiotik.
• Ibu hamil/menyusui tetap benzoil peroksida.
• Oral: doksisiklin 50-100 mg
• Ibu hamil atau menyusui eritromisin 500-1000
mg/hari
Tatalaksana

• Berat
• Topikal: antibiotic, Klindamisin 1,2%
• Ibu hamil/menyusui tetap benzoil peroksida
• Oral : azitromisin pulse dose (hari pertama 500 mg
dilanjutkan hari ke 2-4 250 mg)
• Ibu hamil: eritromisin 500-1000 mg/harSedang
Jawaban Lainnya
A. Normal : tidak ada
B. Ringan : tidak tepat
C. Sedang : tidak tepat
E. Kronik : tidak ada
Soal 149
Nn. Baccarat 19 tahun datang dengan keluhan beruntus pada
wajahnya. Keluhan ini dirasakan memburuk saat pasien akan
masuk masa menstruasi. Pada pemeriksaan dermatologis
ditemukan adanya komedo > 100 serta papul dan pustul yang
diperkirakan sudah > 50. Keadaan pada pasien tergolong pada
derajat apa ?
A. Normal
B. Ringan
C. Sedang
D. Berat
E. Kronik
Soal 150
Nn. Baccarat 19 tahun datang dengan keluhan beruntus pada
wajahnya. Keluhan ini dirasakan memburuk saat pasien akan
masuk masa menstruasi. Pada pemeriksaan dermatologis
ditemukan adanya komedo > 100 serta papul dan pustul yang
diperkirakan sudah > 50. Apa tatalaksana yang tepat pada
pasien ?
A. Asam retinoat 1%, Azitromisin
B. Asam retinoat 0,1%, Metronidazol
C. Klindamisin 1,2%, Azitromisin
D. Klindamisin 1,2%, Metronidazol
E. Azitromisin, Metronidazol
Analisis Soal 150
Nn. Baccarat 19 tahun datang dengan keluhan beruntus
pada wajahnya. Keluhan ini dirasakan memburuk saat
pasien akan masuk masa menstruasi. Pada pemeriksaan
dermatologis ditemukan adanya komedo > 100 serta papul
dan pustul yang diperkirakan sudah > 50. Apa tatalaksana
yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Acne Vulgaris Berat


Akne Vulgaris (4A)

• Akne adalah penyakit peradangan kronis pada


folikel pilosebasea, ditandai dengan adanya
lesi polimorfik berupa komedo, papul, pustul,
nodus, dan kista di tempat predileksi. Kadang-
kadang terdapat rasa gatal ringan. Akne yang
sembuh dapat meninggalkan sekuele berupa
makula hiper/hipopigmentasi atau jaringan
parut hiper/hipotrofi
Diagnosis

• Predileksi akne adalah wajah, leher, bahu,


lengan atas, dada dan punggung, meskipun
akne dapat timbul di daerah kulit lain yang
mengandung kelenjar sebasea misalnya paha
dan bokong.
• Efloresensi: komedo (hitam dan putih), papul,
pustul, nodus dan kista
Klasifikasi

Komedo Lesi Inflamasi Total Lesi


Ringan <20 <15 <30
Sedang 20–100 15–50 30–125
Berat >100 >50 >125
Tatalaksana

• Ringan
• Asam retinoat 0,01-0,1% atau benzoil peroksida
atau kombinasi.
• Ibu hamil atau menyusui: benzoil peroksida
• Sedang
• Topikal: asam retinoat + benzoil peroksida atau
bila perlu antibiotik.
• Ibu hamil/menyusui tetap benzoil peroksida.
• Oral: doksisiklin 50-100 mg
• Ibu hamil atau menyusui eritromisin 500-1000
mg/hari
Tatalaksana

• Berat
• Topikal: antibiotic, Klindamisin 1,2%
• Ibu hamil/menyusui tetap benzoil peroksida
• Oral : azitromisin pulse dose (hari pertama 500 mg
dilanjutkan hari ke 2-4 250 mg)
• Ibu hamil: eritromisin 500-1000 mg/harSedang
Jawaban Lainnya
A. Asam retinoat 1%, Azitromisin : tidak tepat
B. Asam retinoat 0,1%, Metronidazol : tidak tepat
D. Klindamisin 1,2%, Metronidazol : tidak tepat
E. Azitromisin, Metronidazol : tidak tepat
Soal 150
Nn. Baccarat 19 tahun datang dengan keluhan beruntus pada
wajahnya. Keluhan ini dirasakan memburuk saat pasien akan
masuk masa menstruasi. Pada pemeriksaan dermatologis
ditemukan adanya komedo > 100 serta papul dan pustul yang
diperkirakan sudah > 50. Apa tatalaksana yang tepat pada
pasien ?
A. Asam retinoat 1%, Azitromisin
B. Asam retinoat 0,1%, Metronidazol
C. Klindamisin 1,2%, Azitromisin
D. Klindamisin 1,2%, Metronidazol
E. Azitromisin, Metronidazol
Soal 151
Tn. Brook 47 tahun datang ke IGD dengan keluhan kulit di
beberapa bagian tubuhnya mengelupas sejak 1 hari yang lalu.
Keluhan ini disertai dengan nyeri dan terkadang gatal. Keluhan
ini muncul setelah pasien mengkonsumsi suatu obat yang
dibelinya di warung. Pada pemeriksaan didapatkan adanya 25%
luka melepuh dan mengelupas pada tubuhnya, termasuk pada
bibir dan lubang hidungnya. Selain itu ditemukan adanya tanda
nikolsky positif. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. SJS
B. SJS-TEN
C. TEN
D. Fixed Drug Eruption
E. Exanthema Drug Eruption
Analisis Soal 151
Tn. Brook 47 tahun datang ke IGD dengan keluhan kulit di
beberapa bagian tubuhnya mengelupas sejak 1 hari yang
lalu. Keluhan ini disertai dengan nyeri dan terkadang gatal.
Keluhan ini muncul setelah pasien mengkonsumsi suatu obat
yang dibelinya di warung. Pada pemeriksaan didapatkan
adanya 25% luka melepuh dan mengelupas pada tubuhnya,
termasuk pada bibir dan lubang hidungnya. Selain itu
ditemukan adanya tanda nikolsky positif. Apa diagnosis
yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : SJS-TEN
SJS/TEN (3B)

• SJS dan TEN merupakan reaksi mukokutaneus


akut yang mengancam jiwa , yang ditandai
dengan nekrosis luas dan pengelupasan
epidermis yang mengenai membran mukosa.
Keduanya memiliki kesamaan dalam klinis.
Perbedaannnya hanya terletak pada luas
permukaan tubuh yang terkena.
Klasifikasi
Pasien dikelompokkan dalam 3 kelompok
berdasarkan luas area tubuh (body surface area
= BSA) yang mengalami pngelupasan (Nikolsky
ssign+) yaitu :
• SJS <10% dari BSA,
• SJS/TEN Overlap 10-30% dari BSA, dan
• TEN > 30% dari BSA.

• Keterangan : 1% BSA kurang lebih sama


dengaan luas permukaan 1 tangan
Diagnosis
Gejala timbul dalam waktu 8 minggu setelah awal
pejanan obat, Gejala non spesifik (timbul sebelum
terjadi lesi kulit ): demam, sakit kepala, batuk/pilek,
malaise selama 1-3 hari.
• Lesi kulit : makula eritematosa atau purpurik, dapat
dijumpai menjadi nekrotik sehingga terjadi bula
kendur dengan tanda nikolsky positif. Lesi tersebar
simetris di wajaah, badan dan eksremitas
• Lesi mukosa : eritema dan erosi pada minimal 2
lokasi yaitu mulut dan konjungtiva dan genital
• Keterlibatan organ dalam (paru, sal.cernaa, ginjal )
Tatalaksana

• Menghentikan obat yang dicurigai sebagai


pencetus.
• Topikal: pelembab berminyak seperti 50% gel
petroleum dengan 50% cairan parafin
• Sistemik: Kortikosteroid sistemik: deksametason
intravena dengan dosis setara prednison 1-4
mg/kgBB/hari untuk SSJ, 3-4 mg/kgBB/hari
untuk SSJ-NET, dan 4-6 mg/kgBB/hari untuk
NET
Fixed Drug Eruption (4A)

• Bentuk reaksi alergi disebabkan pemakaian


obat dengan reaksi yang muncul berkali-kali
pada tempat yang sama. Mempunyai tempat
predileksi dan lesi yang khas berbeda dengan
Exanthematous Drug Eruption. FDE merupakan
reaksi alergi tipe 2 (sitotoksik).
Diagnosis

• Pasien datang keluhan kemerahan atau luka


pada sekitar mulut, bibir, atau di alat kelamin,
yang terasa panas.
• Keluhan timbul setelah mengkonsumsi obat-
obat yang sering menjadi penyebab seperti
Sulfonamid, Barbiturat, Trimetoprim, dan
analgetik.
• Kata kunci: predileksi lesi yang sama dengan
sebelumnya!
Diagnosis

Faktor resiko :
• Riwayat konsumsi obat (jumlah, jenis, dosis, cara
pemberian, pengaruh pajanan sinar matahari,
atau kontak obat pada kulit terbuka), Riwayat atopi
diri dan keluarga, Alergi terhadap alergen lain,
Riwayat alergi obat sebelumnya
• Pemeriksaan Fisik : Lesi khas: Vesikel, bercak,
Eritema, Lesi target berbentuk bulat lonjong atau
numular Kadang-kadang disertai erosi, Bercak
hiperpigmentasi dengan kemerahan di tepinya,
terutama pada lesi berulang
Tatalaksana

Untuk mengatasi keluhan, farmakoterapi yang


dapat diberikan, yaitu:
• Kortikosteroid sistemik, misalnya prednison
tablet 30 mg/hari dibagi dalam 3 kali
pemberian per hari
• Antihistamin sistemik untuk mengurangi rasa
gatal; misalnya Hidroksisin tablet 10 mg/hari 2
kali sehari selama 7 hari atau Loratadin tablet
1x10 mg/hari selama 7 hari
Tatalaksana
Pengobatan topikal
• Pemberian topikal tergantung dari keadaan
lesi, bila terjadi erosi atau madidans dapat
dilakukan kompres NaCl 0,9% atau Larutan
Permanganas kalikus 1/10.000 dengan 3 lapis
kasa selama 10-15 menit. Kompres dilakukan
3 kali sehari sampai lesi kering.
• Terapi dilanjutkan dengan pemakaian topikal
kortikosteroid potensi ringan- sedang, misalnya
Hidrokortison krim 2,5% atau Mometason
furoat krim 0,1%.
Exanthema Drug Eruption (4A)
• Bentuk reaksi alergi
ringan pada kulit
yang terjadi akibat
pemberian obat yang
sifatnya sistemik.
Bentuk reaksi alergi
merupakan reaksi
hipersensitivitas tipe
IV (alergi selular tipe
lambat).
Diagnosis
• Gatal yang disertai Pemeriksaan Fisik :
kemerahan dan bintil • Erupsi makulopapular
pada kulit. Kelainan atau morbiliformis,
muncul 10-14 hari kelainan dapat simetris.
setelah mulai
pengobatan. Biasanya • Tempat predileksi yaitu
disebabkan karena : tungkai, lipat paha,
penggunaan antibiotik dan lipat ketiak.
(ampisilin, sulfonamid,
dan tetrasiklin) atau
analgetik- antipiretik
non steroid.
Tatalaksana
Kortikosteroid sistemik:
• Prednison tablet 30 mg/hari dibagi dalam 3 kali
pemberian per hari selama 1 minggu.
Antihistamin sistemik:
• Setirizin2x10 mg/hari selama 7 hari bila
diperlukan, atau
• Loratadin 10 mg/hari selama 7 hari bila
diperlukan
Topikal:
• Bedak salisilat 2% dan antipruritus (Menthol 0.5% -
1%)
Tatalaksana

• Prinsipnya adalah eliminasi obat penyebab


erupsi.
• Pasien dan keluarga diberitahu untuk membuat
catatan kecil di dompetnya tentang alergi obat
yang dideritanya.
• Memberitahukan bahwa kemungkinan pasien
bisa sembuh dengan adanya hiperpigmentasi
pada lokasi lesi.
Jawaban Lainnya
A. SJS : < 10%
C. TEN : > 30%
D. Fixed Drug Eruption : terjadi lesi di tempat sama
E. Exanthema Drug Eruption : kemerahan yang meluas
Soal 151
Tn. Brook 47 tahun datang ke IGD dengan keluhan kulit di
beberapa bagian tubuhnya mengelupas sejak 1 hari yang lalu.
Keluhan ini disertai dengan nyeri dan terkadang gatal. Keluhan
ini muncul setelah pasien mengkonsumsi suatu obat yang
dibelinya di warung. Pada pemeriksaan didapatkan adanya 25%
luka melepuh dan mengelupas pada tubuhnya, termasuk pada
bibir dan lubang hidungnya. Selain itu ditemukan adanya tanda
nikolsky positif. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. SJS
B. SJS-TEN
C. TEN
D. Fixed Drug Eruption
E. Exanthema Drug Eruption
Soal 152
Tn. Newgate 45 tahun datang dengan keluhan kerontokan pada
rambutnya sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan ini tidak disertai
dengan keluhan lainnya. Pada pemeriksaan rambut sesuai
gambar di bawah ini. Pada pemeriksaan Hair pull test ditemukan
positif. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Alopesia Androgenik
B. Alopesia Areata
C. Tellogen Efluvium
D. Grey patch
E. Kerion
Analisis Soal 152
Tn. Newgate 45 tahun datang dengan keluhan kerontokan
pada rambutnya sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan ini tidak
disertai dengan keluhan lainnya. Pada pemeriksaan rambut
sesuai gambar di bawah ini. Pada pemeriksaan Hair pull test
ditemukan positif. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Alopesia Areata


Alopesia dan Tellogen Efluvium (2)

Alopesia Alopesia Areata Tellogen


Androgenik Efluvium
Area kebotakan Pattern hamilton- Membentuk Generalisata
norwood (pria) area, patch
dan ludwig
(wanita
Etiologi Faktor hormon Penyakit Stress
androgen dan autoimun pada
genetik sel folikel rambut
Hair pull test (-) (+) (+)
Alopesia Andorgenik
Alopesia Areata
Tellogen Efluvium
Tinea Kapitis (4A)
• Terdapat tanda kardinal untuk menegakkan
diagnosis tinea kapitis
• Populasi risiko tinggi
• Terdapat kerion atau gejala klinis yang khas berupa
skuama tipikal, alopesia dan pembesaran kelenjar
getah bening.
• Terdapat 4 tipe:
• Grey patch
• Kerion
• Black Dot
• Favus
Grey Patch
• Inflamasi minimal,
rambut pada daerah
terkena berubah warna
menjadi abuabu dan
tidak berkilat
• Rambut mudah patah di
atas permukaan skalp.
• Lesi tampak berskuama,
hiperkeratosis, dan
berbatas tegas karena
rambut yang patah.
• Berfluoresensi hijau
dengan lampu Wood
Kerion
• Biasa disebabkan oleh
patogen zoofilik atau
geofilik.
• Spektrum klinis mulai
dari folikulitis pustular
hingga furunkel atau
kerion.
• Sering terjadi alopesia
sikatrisial.
• Lesi biasanya gatal,
dapat disertai nyeri dan
limfadenopati servikalis
posterior.
Black Dot
• Disebabkan oleh
organisme endotriks
antropofilik.
• Rambut mudah patah
pada permukaan skalp,
meninggalkan kumpulan
titik hitam pada daerah
alopesia (black dot).
• Kadang masih terdapat
sisa rambut normal di
antara alopesia.
• Skuama difus juga umum
ditemui.
Favus
• Bentuk yang berat dan
kronis berupa plak
eritematosa perifolikular
dengan skuama.
• Awalnya berbentuk papul
kuning kemerahan yang
kemudian membentuk
krusta tebal berwarna
kekuningan (skutula).
• Skutula dapat
berkonfluens membentuk
plak besar dengan mousy
odor.
Diagnosis

Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan sediaan langsung kerokan kulit
atau kuku menggunakan mikroskop dan KOH
20%: tampak hifa panjang dan atau artrospora
• Kultur dengan agar Sabouraud plus
Tatalaksana

Topikal
• Rambut dicuci dengan sampo antimikotik:
selenium sulfida 1% dan 2,5% 2- 4
kali/minggu10 atau sampo ketokonazol 2% 2
hari sekali selama 2-4 minggu
Tatalaksana

Sistemik
• Microsporum
• Griseofulvin fine particle/microsize 20-25
mg/kgBB/hari
• Trichopyton
• Terbinafin 62,5 mg/hari untuk BB 10-20 kg, 125
mg untuk BB 20-40 kg dan 250 mg/hari untuk BB
>40 kg selama 2-4 minggu
Tatalaksana

Topikal
• Minoksidil 2–5% 2 kali sehari

Sistemik
• Finasteride 1mg/hari atau
• Dutasteride 0,5 mg/hari
Jawaban Lainnya
A. Alopesia Androgenik : tidak tepat
C. Tellogen Efluvium : tidak tepat
D. Grey patch : tidak tepat
E. Kerion : tidak tepat
Soal 152
Tn. Newgate 45 tahun datang dengan keluhan kerontokan pada
rambutnya sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan ini tidak disertai
dengan keluhan lainnya. Pada pemeriksaan rambut sesuai
gambar di bawah ini. Pada pemeriksaan Hair pull test ditemukan
positif. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Alopesia Androgenik
B. Alopesia Areata
C. Tellogen Efluvium
D. Grey patch
E. Kerion
Soal 153
Ny. Viola 38 tahun datang dengan keluhan gatal di lipatan
bawah payudara kanan dan kiri sejak 1 minggu yang lalu.
Keluhan disertai dengan adanya bercak keceoklatan. Pada
pemeriksaan dermatologis ditemukan adanya lesi
hiperpigmentasi berbatas tegas dan terdapat adanya lesi satelit.
Selanjutnya dokter memeriksa kerokan lesi, apa yang dapat
ditemukan dari kerokan lesi pada kasus ini ?
A. Saboraud
B. Multinucleated Giant Cell
C. Spora bulat dengan hifa pendek
D. Artospora dengan hifa panjang
E. Blastopora dengan hifa semu
Analisis Soal 153
Ny. Viola 38 tahun datang dengan keluhan gatal di lipatan
bawah payudara kanan dan kiri sejak 1 minggu yang lalu.
Keluhan disertai dengan adanya bercak keceoklatan. Pada
pemeriksaan dermatologis ditemukan adanya lesi
hiperpigmentasi berbatas tegas dan terdapat adanya lesi
satelit. Selanjutnya dokter memeriksa kerokan lesi, apa yang
dapat ditemukan dari kerokan lesi pada kasus ini ?

DIAGNOSIS : Kandidiasis Mukokutan Ringan


Kandidiasis Mukokutan Ringan (4A)

• Kandidiasis (USA) atau kandidosis (Eropa)


merupakan kelompok penyakit infeksi akut dan
kronik di kulit atau diseminata yang disebabkan
oleh ragi, yang tersering adalah Candida
albicans.
Diagnosis

• Dapat ditemukan pada semua usia, mengenai


daerah intertriginosa yang lembab dan mudah
mengalami maserasi, misalnya sela paha,
ketiak, sela jari, infra mamae, atau sekitar
kuku, dan juga dapat meluas ke bagian tubuh
lainnya.
• Kulit tampak bercak eritematosa berbatas
tegas, bersisik, basah, dikelilingi oleh lesi satelit
berupa papul, vesikel dan pustul kecil di
sekitarnya
Diagnosis

Pemeriksaan Penunjang
1. Pewarnaan sediaan langsung kerokan kulit
dengan KOH 20% atau Gram: ditemukan
pseudohifa.
2. Kultur dengan agar Saboraud: tampak koloni
berwarna putih, tumbuh dalam 2- 5 hari
Tatalaksana

Topikal
• Krim imidazol (mikonazol 2%, klotrimazol 1%)
selama 14-28 hari.
• Bedak nistatin atau mikonazol selanjutnya
dapat untuk pencegahan.

Sistemik
• Flukonazol 50 mg/hari atau 150 mg/minggu.
• Itrakonazol 100-200 mg/hari
Jawaban Lainnya
A. Saboraud : media kultur kandida
B. Multinucleated Giant Cell : Varicella
C. Spora bulat dengan hifa pendek : Pitiriasis versikolor
D. Artospora dengan hifa panjang : Tinea
Soal 153
Ny. Viola 38 tahun datang dengan keluhan gatal di lipatan
bawah payudara kanan dan kiri sejak 1 minggu yang lalu.
Keluhan disertai dengan adanya bercak keceoklatan. Pada
pemeriksaan dermatologis ditemukan adanya lesi
hiperpigmentasi berbatas tegas dan terdapat adanya lesi satelit.
Selanjutnya dokter memeriksa kerokan lesi, apa yang dapat
ditemukan dari kerokan lesi pada kasus ini ?
A. Saboraud
B. Multinucleated Giant Cell
C. Spora bulat dengan hifa pendek
D. Artospora dengan hifa panjang
E. Blastopora dengan hifa semu
Soal 154
An. Shiryu 9 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
gatal pada telapak kaki sejak 5 hari yang lalu. Keluhan ini
disertai dengan adanya luka dan sedikit nanah. Diketahui
pasien jarang menggunakan alas kaki. Pada pemeriksaan
dermatologis ditemukan adanya lesi serpiginosa. Apa terapi
topikal yang tepat bagi pasien ?
A. Mupirosin 1%
B. Albendazol 5%
C. Mikonazol 2%
D. Mupirosin 2%
E. Albendazol 10%
Analisis Soal 154
An. Shiryu 9 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
gatal pada telapak kaki sejak 5 hari yang lalu. Keluhan ini
disertai dengan adanya luka dan sedikit nanah. Diketahui
pasien jarang menggunakan alas kaki. Pada pemeriksaan
dermatologis ditemukan adanya lesi serpiginosa. Apa terapi
topikal yang tepat bagi pasien ?

DIAGNOSIS : Cutaneus Larva Migran


Cutaneus Larva Migran (4A)

• Penyakit yang disebabkan oleh cacing tambang


yang seharusnya hidup pada hewan, contohnya
Ancylostoma braziliense, Ancylostoma caninum,
Uncinaria stenocephala, Bunostomum
phlebotomum
Diagnosis
1. Lesi kulit biasanya muncul dalam 1-5 hari
setelah pajanan berupa plak eritematosa,
vesikular berbentuk linear dan serpiginosa.
Lebar lesi kira-kira 3 mm dengan panjang
15-20 cm. Lesi dapat tunggal atau multipel
yang terasa gatal bahkan nyeri.
2. Predileksi kelainan ini pada kaki dan bokong.
3. Karena infeksi ini memicu reaksi inflamasi
eosinofilik, pada beberapa pasien dapat
disertai dengan wheezing, urtikaria, dan
batuk kering
Tatalaksana

Topikal
• Salep albendazol 10% dioleskan 3 kali sehari
selama 7-10 hari
Sistemik
• Albendazol 400 mg untuk anak usia >2 tahun
atau >10 kg selama 3-7 hari berturut-turut
Jawaban Lainnya
A. Mupirosin 1% : tidak tepat
B. Albendazol 5% : tidak tepat
C. Mikonazol 2% : tidak tepat
D. Mupirosin 2% : tidak tepat
Soal 154
An. Shiryu 9 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
gatal pada telapak kaki sejak 5 hari yang lalu. Keluhan ini
disertai dengan adanya luka dan sedikit nanah. Diketahui
pasien jarang menggunakan alas kaki. Pada pemeriksaan
dermatologis ditemukan adanya lesi serpiginosa. Apa terapi
topikal yang tepat bagi pasien ?
A. Mupirosin 1%
B. Albendazol 5%
C. Mikonazol 2%
D. Mupirosin 2%
E. Albendazol 10%
Soal 155
Tn. Dadang 55 tahun datang dengan keluhan benjolang
terasa nyeri diselangkangan kiri sejak 1 hari yang lalu.
Keluhan ini disertai dengan pasien yang tidak bisa BAB.
Pasien memiliki riwayat benjolan di area tersebut yang hilang
timbul, namun saat ini benjolan tersebut tidak dapat hilang
dan terasa nyeri. Pada pemeriksaan lokalis, ditemukan
adanya benjolan di inguinal kiri, merah dan nyeri tekan (+).
Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Hernia Umbilikal
B. HIL Reponible
C. HIL Irreponible
D. HIL Inkarserata
E. HIL Strangulata
Analisis Soal 155
Tn. Dadang 55 tahun datang dengan keluhan benjolang
terasa nyeri diselangkangan kiri sejak 1 hari yang lalu.
Keluhan ini disertai dengan pasien yang tidak bisa BAB.
Pasien memiliki riwayat benjolan di area tersebut yang
hilang timbul, namun saat ini benjolan tersebut tidak dapat
hilang dan terasa nyeri. Pada pemeriksaan lokalis,
ditemukan adanya benjolan di inguinal kiri, merah dan nyeri
tekan (+). Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?

DIAGNOSIS : HIL Strangulata


Hernia (2)
Hernia merupakan penonjolan isi rongga
melalui defek atau bagian lemah dari dinding
rongga yang bersangkutan

Etiologi
• Tinggi tekanan intra abdomen yang berulang
akibat mengangkat beban berat, mengedan
saat konstipasi, batuk kronis
• Kelemahan otot dinding perut karena usia
• Prosus vaginalis terbuka
Klasifikasi

• Hernia inguinalis
• Medial (direct)
• Lateralis (indirect)

• Hernia femoralis
• Hernia umbilikalis
• Hernia epigastric
Klasifikasi

Test Direct / HIM Indirect / HIL (lateral)


(medial)

Finger test : Tahanan di sisi jari Tahanan di ujung jari


Jari telunjuk masuk
menyusuri kanalis inguinalis
dan pasien diminta untuk
mengedan
Klasifikasi

RINS..
• Reponible → bisa kembali
• Irreponible → tidak bisa kembali
• Inkarserata → ada tanda obstruksi (+)
• Strangulata → tanda obstruksi + nyeri hebat
akibat inflamasi
Tatalaksana

Konservatif :
• Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi
hernia membentuk corong sedangkan tangan
kanan mendorongnya ke arah cincin hernia
dengan tekanan lambat dan menetap sampai
terjadi reposisi.
Tatalaksana
Operatif :
• Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari herniotomi
dan hernioplasti.
• Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong
hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi
hernia dibebaskan kalau ada perlengketan,
kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit ikat
setinggi mungkin kemudian dipotong.
• Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil
anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding
belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih
penting artinya dalam mencegah terjadinya residif
dibandingkan herniotomi
Jawaban Lainnya
A. Hernia Umbilikal : tidak tepat
B. Hernia Inguinal Reponible : tidak tepat
C. Hernia Inguinal Irreponible : tidak tepat
D. Hernia Inguinal Inkarserata : tidak tepat
Soal 155
Tn. Dadang 55 tahun datang dengan keluhan benjolang
terasa nyeri diselangkangan kiri sejak 1 hari yang lalu.
Keluhan ini disertai dengan pasien yang tidak bisa BAB.
Pasien memiliki riwayat benjolan di area tersebut yang hilang
timbul, namun saat ini benjolan tersebut tidak dapat hilang
dan terasa nyeri. Pada pemeriksaan lokalis, ditemukan
adanya benjolan di inguinal kiri, merah dan nyeri tekan (+).
Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Hernia Umbilikal
B. HIL Reponible
C. HIL Irreponible
D. HIL Inkarserata
E. HIL Strangulata
Soal 156
Tn. Dudung 35 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
benjolan yang keluar dari anusnya sejak 3 hari yang lalu.
Pasien mengatakan bahwa benjolan ini tidak dapat
dimasukkan kembali dan terasa nyeri. Saat BAB terkadang
sering disertai dengan adanya darah. Apa tindakan yang
tepat untuk pasien ?
A. Edukasi diet tinggi serat
B. Edukasi agar tidak terlalu sering mengejan
C. Berikan Ardium
D. Berikan Asam traneksamat
E. Rujuk ke Rumah Sakit
Analisis Soal 156
Tn. Dudung 35 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
benjolan yang keluar dari anusnya sejak 3 hari yang lalu.
Pasien mengatakan bahwa benjolan ini tidak dapat
dimasukkan kembali dan terasa nyeri. Saat BAB terkadang
sering disertai dengan adanya darah. Apa tindakan yang
tepat untuk pasien ?

DIAGNOSIS : Hemoroid Interna Grade 4


Hemoroid (4A–3A)

Pelebaran vena-vena di dalam pleksus


hemoroidalis

Klasifikasi
• Hemoroid eksterna: pelebaran vena yang
berada di subkutan terjadi di bawah linea
dentate
• Hemoroid interna: Pelebaran vena berada
pada submukosa dan di atas linea dentate
Diagnosis

Hemoroid Interna Hemoroid Externa


• Berdarah • Tidak Berdarah
• Tidak nyeri, kecuali • Nyeri
hemoroid grade IV
Klasifikasi Hemoroid Interna

Derajat Deskripsi
I Pelebaran dengan perdarahan, tidak prolapse

II Terjadi prolapse, namun masuk kembali secara spontan

III Prolapse benjolan dapat masuk kembali dengan reduksi


manual (dorongan jari)

IV Prolapse tidak dapat masuk kembali


Tatalaksana
Hemoroid internal
• Grade 1 : Terapi konservatif (diet tinggi serat, sitz bath,
pelunak tinja, krim kortison)
• Grade 2 : Terapi konservatif dan Rubber band ligation
• Grade 3: Stapled hemorrroidopexy atau
hemoroidektormi
• Grade 4 : Hemoroidektomi
• Rujuk apabila hemoroid internal sudah mencapai
grade 2, 3 atau 4

Hemorodi Eksternal: Hemoroidektomi merupakan terapi


yang paling tepat
Tatalaksana
Jawaban Lainnya
A. Edukasi diet tinggi serat : tidak tepat
B. Edukasi agar tidak terlalu sering mengejan : tidak
tepat
C. Berikan Ardium : tidak tepat
D. Berikan Asam traneksamat : tidak tepat
Soal 156
Tn. Dudung 35 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
benjolan yang keluar dari anusnya sejak 3 hari yang lalu.
Pasien mengatakan bahwa benjolan ini tidak dapat
dimasukkan kembali dan terasa nyeri. Saat BAB terkadang
sering disertai dengan adanya darah. Apa tindakan yang
tepat untuk pasien ?
A. Edukasi diet tinggi serat
B. Edukasi agar tidak terlalu sering mengejan
C. Berikan Ardium
D. Berikan Asam traneksamat
E. Rujuk ke Rumah Sakit
Soal 157
Tn. Dadan 29 tahun datang dengan keluhan demam sejak 5
hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya BAB cair
sebanyak 4x sehari dan BAB tersebut tidak terdapat darah
atau pun lendir. Pasien tinggal disekitar lembah Napu. Pada
pemeriksaan feses ditemukan adanya gambaran seperti
berikut. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Prazikuantel 10 mg/KgBB/hari
B. Prazikuantel 40 mg/KgBB/hari
C. Prazikuantel 60 mg/KgBB/hari
D. Pirantel Pamoat 10 mg/KgBB/hari
E. Albendazol 400 mg SD
Analisis Soal 157
Tn. Dadan 29 tahun datang dengan keluhan demam sejak 5
hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya BAB cair
sebanyak 4x sehari dan BAB tersebut tidak terdapat darah
atau pun lendir. Pasien tinggal disekitar lembah Napu. Pada
pemeriksaan feses ditemukan adanya gambaran seperti
berikut. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?

S. japonicum

DIAGNOSIS : Skistosomiasis
Skistosomiasis (4A)

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasite


cacing trematoda (Schistosoma japonicum,
schistosoma haematobium dan schistosoma
mansoni)

Faktor Risiko:
• Tinggal daerah endemic sekitar lembah Napu
dan Lindu, Sulawesi Tengah dan mempunyai
kebiasaan terpajan dengan air
Diagnosis

• Keluhan: demam, nyeri kepala, nyeri tungkai,


urtikaria, bronchitis, nyeri abdominal.
• Pemeriksaan fisik: Limfadenopati,
hepatosplenomegaly, gatal pada kulit, demam,
urtikaria, BAB berdarah
• Pemeriksaan penunjang: Penemuan telur cacing
pada spesimen tinja dan pada sedimen urin.
Diagnosis
Tatalaksana

Spesies Schistosoma Dosis Prazikuantel

S. Mansoni, S. haematobium, 40 mg/kg berat badan


per hari oral dan dibagi
dalam dua dosis perhari

S. Japunicum, S. mekongi 60 mg/kg berat badan


per hari oral dan dibagi
dalam tiga dosis perhari
Jawaban Lainnya
A. Prazikuantel 10 mg/KgBB/hari : tidak tepat
C. Prazikuantel 60 mg/KgBB/hari : S. japonicum
D. Pirantel Pamoat 10 mg/KgBB/hari : tidak tepat
E. Albendazol 400 mg SD : tidak tepat
Soal 157
Tn. Dadan 29 tahun datang dengan keluhan demam sejak 5
hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya BAB cair
sebanyak 4x sehari dan BAB tersebut tidak terdapat darah
atau pun lendir. Pasien tinggal disekitar lembah Napu. Pada
pemeriksaan feses ditemukan adanya gambaran seperti
berikut. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Prazikuantel 10 mg/KgBB/hari
B. Prazikuantel 40 mg/KgBB/hari
C. Prazikuantel 60 mg/KgBB/hari
D. Pirantel Pamoat 10 mg/KgBB/hari
E. Albendazol 400 mg SD
Soal 158
Ny. Dinda 50 tahun datang dengan keluhan nyeri diseluruh
bagian perut sejak 2 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat
sering mengkonsumsi obat nyeri yang dibelinya di warung.
Pada pemeriksaan lokalis ditemukan adanya defense
muscular positif dan saat RT ditemukan adanya tonus sfingter
ani menurun. Apa tindakan awal yang tepat pada pasien ?
A. Oksigen nasal canul
B. Rehidrasi cairan
C. Pasang NGT
D. Anibiotik IV
E. Laparotomi
Analisis Soal 158
Ny. Dinda 50 tahun datang dengan keluhan nyeri diseluruh
bagian perut sejak 2 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat
sering mengkonsumsi obat nyeri yang dibelinya di warung.
Pada pemeriksaan lokalis ditemukan adanya defense
muscular positif dan saat RT ditemukan adanya tonus
sfingter ani menurun. Apa tindakan awal yang tepat pada
pasien ?

DIAGNOSIS : Peritonitis
Peritonitis (3B)
Inflamasi dari peritoneum (lapisan serosa yang
menutupi rongga abdomen dan organ-organ
abdomen di dalamnya). Peradangan dapat
disebabkan oleh bakteri atau reaksi kimiawi
akiabt perforasi apendiks, lambung, ileus
obstuksi dan trauma abdomen.

Terdiri dari
• Umum
• Terlokalisasi
Klasifikasi

• Primer → infeksi berasal dari ekstraperitoneal


yang menyebar secara hematogen
• Sekunder → infeksi berasal dari intraabdomen,
seperti perforasi dari organ abdomen
• Tersier → Superinfeksi, kegagalan respons
inflamasi
Diagnosis
Anamnesis
• Nyeri hebat pada abdomen terus-menerus
selama beberapa jam terutama saat berjalan,
batuk, mengejan
• Peritonitis bacterial: suhu meningkat dan
takikardia, hipotensi, tampak letargi dan syok
• Mual dan muntah akibat terjadi iritasi
peritoneum
• Kesulitan bernafas akibat cairan dalam
abdomen mendesak diafragma
Diagnosis

Pemeriksaan Fisik
• Defans muscular
• Hipertimpani perkusi abdomen
• Pekak hepar dapat menghilang
• Rigiditas abdomen meningkat (perut seperti
papan)
• Rectal toucher akan dirasakan nyeri segala
arah, tonus muskulus sfingter ani menurun,
ampula rekti terisi udara
Diagnosis

Pemeriksaan Penunjang:
• Leukositosis atau peningkatan serum amilase
pada pankreatitis akut.
• Radiografik : gambaran dilatasi usus, udara
bebas (free air space), atau bukti perforasi atau
kebocoran lainnya
Tatalaksana

• Perbaiki keadaan umum


• Puasa
• Pasang NGT untuk dekompresi konten saluran
cerna (tindakan pertama)
• Rehidrasi cairan dan elektrolit
• Antibiotic IV spektrum luas
• Tidak disarankan anti nyeri karena bisa
menyamarkan gejala
• Segera rujuk
Jawaban Lainnya
A. Oksigen nasal canul : tidak tepat
B. Rehidrasi cairan : tidak tepat
D. Anibiotik IV : tidak tepat
E. Laparotomi : tidak tepat
Soal 158
Ny. Dinda 50 tahun datang dengan keluhan nyeri diseluruh
bagian perut sejak 2 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat
sering mengkonsumsi obat nyeri yang dibelinya di warung.
Pada pemeriksaan lokalis ditemukan adanya defense
muscular positif dan saat RT ditemukan adanya tonus sfingter
ani menurun. Apa tindakan awal yang tepat pada pasien ?
A. Oksigen nasal canul
B. Rehidrasi cairan
C. Pasang NGT
D. Anibiotik IV
E. Laparotomi
Soal 159
Nn. Dini 18 tahun datang dengan keluhan muntah-muntah
sejak 1 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan kesulitan
dalam menelan makanan dan nyeri dada. Pada pemeriksaan
barium meal ditemukan gambaran seperti di bawah. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Akalasia
B. Atresia esofagus
C. Stenosis pilorus
D. Atresia duodenum
E. Divertikulum meckel
Analisis Soal 159
Nn. Dini 18 tahun datang dengan keluhan muntah-muntah sejak
1 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan kesulitan dalam
menelan makanan dan nyeri dada. Pada pemeriksaan barium
meal ditemukan gambaran seperti di bawah. Apa diagnosis yang
tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Akalasia
Akalasia (2)
• Keadaan khas
ditandai tidak adanya
peristalsis korpus
esophagus bagian
bawah dan sfingter
esophagus bagian
bawah
Diagnosis
• Keluhan : disfagia, regurgitasi, penurunan BB, nyeri
dada substernal menjalar ke bahu rahang, dan
tangan, batuk-batuk dan pneumonia aspirasi
• Pemeriksaan fisik : dapat ditemukan anemia dan
penurunan BB

Pemeriksaan penunjang :
• Foto polos. Menunjukkan gambaran kontur ganda
diatas mediastinum kanan dan adanya gambaran
batas cairan dan udara
• Barium → Bird Beak/mouse tail
Diagnosis
Atresia Esofagus (2)

• Tidak ada atau menutupnya saluran esofagus


• Faktor Risiko : terdapat gangguan
perkembangan jaringan pemisah antara trakea
dan esophagus sampai minggu keenam janin
Diagnosis

• Keluhan : napas mengorok, terlihat gelembung


udara bercampur lendir putih pada lubang
hidung dan mulut dalam beberapa jam,
regurgitasi minuman pertama
• Pemeriksaan fisik : memasukkan kateter kecil ke
lumen esophagus apabila tertahan 10-12 cm
dari lubang hidung maka diagnosis dapat
ditegakkan
• Pemeriksaan penunjang : Endoskopi, foto
thoraks, dan esofagografi dengan zat kontras
Stenosis Pilorus (2)
Penyempitan akibat hipertrofi muskulus sphinter
pylorus

Klinis:
• Gejala muncul usia 2–3 minggu
• Muntah proyektil non-billous, boul+gastric
juice, muntah terjadi 30–60 menit setelah
intake
• Anak terlihat kelaparan
• PF: teraba massa seperti buah zaitun (olive)
Diagnosis
Penunjang :
• Barium meal / OMD:
umbrella sign
• Foto polos:
single bubble sign
Atresia Duodenum (2)
Penyempitan lumen duodenum bisa complete
obstruction atau partial obstruction. Lokasi tersering
di duodenum pars horizontal.

Klinis:
• Muntah warna hijau (bilous vomite) hari pertama
kelahiran
• Terus menerus walau dipuasakan
• Tidak ada distensi abdomen
• Ikterus
• Riwayat polihidramnion
Diagnosis
Penunjang
• Foto polos:
double bubble sign
Divertikulum Meckel (2)
Divertikulum Meckel
merupakan kelainan
kongenital dari traktus
gastrointestinal yang sering
ditemukan dengan
prevalensi 2% pada populasi
umum, akibat adanya
kegagalan penutupan dan
penyerapan dari duktus
omphalomesenterik
Diagnosis
Klinis
• Obstruksi usus
• Hematokezia
• Nyeri abdomen,
demam, vomitus

Penunjang
• Scanning Meckel →
gambaran hotspot
Jawaban Lainnya
B. Atresia esofagus : tidak tepat
C. Stenosis pilorus : tidak tepat
D. Atresia duodenum : tidak tepat
E. Divertikulum meckel : tidak tepat
Soal 159
Nn. Dini 18 tahun datang dengan keluhan muntah-muntah
sejak 1 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan kesulitan
dalam menelan makanan dan nyeri dada. Pada pemeriksaan
barium meal ditemukan gambaran seperti di bawah. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Akalasia
B. Atresia esofagus
C. Stenosis pilorus
D. Atresia duodenum
E. Divertikulum meckel
Soal 160
Tn. Didin 42 tahun datang dengan keluhan benjolan pada
anusnya. Keluhan ini disertai dengan rasa nyeri yang sangat
dan mengakibatkan kesulitan saat berjalan. Pasien
menyatakan BABnya terkadang berdarah, menetes setelah
feses keluar, tapi hal ini tidak selalu. Apa diagnosis yang tepat
pada pasien ?
A. Hemoroid interna grade I
B. Hemoroid interna grade II
C. Hemoroid interna grade III
D. Hemoroid interna grade IV
E. Hemoroid eksterna
Analisis Soal 160
Tn. Didin 42 tahun datang dengan keluhan benjolan pada
anusnya. Keluhan ini disertai dengan rasa nyeri yang sangat
dan mengakibatkan kesulitan saat berjalan. Pasien
menyatakan BABnya terkadang berdarah, menetes setelah
feses keluar, tapi hal ini tidak selalu. Apa diagnosis yang
tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Hemoroid eksterna


Hemoroid (4A–3A)

Pelebaran vena-vena di dalam pleksus


hemoroidalis

Klasifikasi
• Hemoroid eksterna: pelebaran vena yang
berada di subkutan terjadi di bawah linea
dentate
• Hemoroid interna: Pelebaran vena berada
pada submukosa dan di atas linea dentate
Diagnosis

Hemoroid Interna Hemoroid Externa


• Berdarah • Tidak Berdarah
• Tidak nyeri, kecuali • Nyeri
hemoroid grade IV
Klasifikasi Hemoroid Interna

Derajat Deskripsi
I Pelebaran dengan perdarahan, tidak prolapse

II Terjadi prolapse, namun masuk kembali secara spontan

III Prolapse benjolan dapat masuk kembali dengan reduksi


manual (dorongan jari)

IV Prolapse tidak dapat masuk kembali


Tatalaksana
Hemoroid internal
• Grade 1 : Terapi konservatif (diet tinggi serat, sitz bath,
pelunak tinja, krim kortison)
• Grade 2 : Terapi konservatif dan Rubber band ligation
• Grade 3: Stapled hemorrroidopexy atau
hemoroidektormi
• Grade 4 : Hemoroidektomi
• Rujuk apabila hemoroid internal sudah mencapai
grade 2, 3 atau 4

Hemorodi Eksternal: Hemoroidektomi merupakan terapi


yang paling tepat
Tatalaksana
Jawaban Lainnya
A. Hemoroid interna grade I : tidak tepat
B. Hemoroid interna grade II : tidak tepat
C. Hemoroid interna grade III : tidak tepat
D. Hemoroid interna grade IV : tidak tepat
Soal 160
Tn. Didin 42 tahun datang dengan keluhan benjolan pada
anusnya. Keluhan ini disertai dengan rasa nyeri yang sangat
dan mengakibatkan kesulitan saat berjalan. Pasien
menyatakan BABnya terkadang berdarah, menetes setelah
feses keluar, tapi hal ini tidak selalu. Apa diagnosis yang tepat
pada pasien ?
A. Hemoroid interna grade I
B. Hemoroid interna grade II
C. Hemoroid interna grade III
D. Hemoroid interna grade IV
E. Hemoroid eksterna
Soal 161
Ny. Dita 46 tahun datang dengan keluhan nyeri pada perut
kanan atas sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya mual. Pasien pemeriksaan fisik, dari tanda vital semua
normal, namun BMInya 31. Pasien juga mengatakan setelah 8
tahun menikah belum dikaruniai anak. Apa pemeriksaan
lanjutan yang disarankan oleh dokter ?
A. Darah rutin
B. Kultur darah
C. Rontgen abdomen
D. USG Hepar
E. USG Gallbladder
Analisis Soal 161
Ny. Dita 46 tahun datang dengan keluhan nyeri pada perut
kanan atas sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini disertai
dengan adanya mual. Pasien pemeriksaan fisik, dari tanda
vital semua normal, namun BMInya 31. Pasien juga
mengatakan setelah 8 tahun menikah belum dikaruniai
anak. Apa pemeriksaan lanjutan yang disarankan oleh
dokter ?

DIAGNOSIS : Kolelitiasis
Kolik Bilier (2)

Nyeri area perut kanan atas yang diakibatkan


batu atau inflamasi baik di kantung empedu atau
saluran empedu

Diagnosis Banding:
• Kolelithiasis
• Koledokolithiasis
• Kolesistitis
• Kolangitis
Kolelitiasis Koledokolitiasis Kolesistitis Kolangitis

Nyeri kolik + + +/- +/-

Murphy sign - - + +

Demam - - + +

Ikterik - + - +
Kolelitihiasis dan Koledokolithiasis

• Faktor risiko: 4F
• Female
• Fat
• Forty
• Fertile
• Diagnostik: USG
Gallbladder →
hiperekoik di
kantung/saluran
empedu
Tatalaksana

• Kolelithiasis
• Ursodeoxycholic acid (UDCA) 6–12 mg/kg terbagi 3
dosis
• Rujuk untuk pertimbangan Kolesistektomi
• Koledokolithiasis
• Terapi konservatif
• ESWL
• Sfingterotomi endoskopi
Kolesistitis dan Kolangitis (3B)
Kolesistitis:
• Demam, kolik perut kanan atas, nyeri dapat
menyebar ke arah scapula, serangan muncul
setelah konsumsi akanan berlemak, flatulens
dan mual

Kolangitis:
• Trias charcot : nyeri abdomen, icterus dan
demam disertai menggigil. Bila memburuk
dapat terjadi Pentad Reynolds
Tatalaksana Kolesistitis
• Tirah baring
• Puasa
• Pasang IV line
• Pemberian antibiotic :
• Penisilin : ampisilin inj. 500mg/6 jam dan
amoksisilin 500mg/8 jam, atau
• Sefalosporin : seftriakson 1gr/12 jam atau
sefotaksim 1gr/8jam atau
• Metronidazole 3x500mg
• Pertimbangka kolesistektomi apabila tidak
membaik setelah 2x24 jam
Tatalaksana Kolangitis
• Tatalaksana awal :
• Resusitasi Cairan
• Antibiotik parenteral
• Tatalaksana lanjutan
• Terapi definitive dilakukan setelah masa akut reda
• Drainase
• Urgent drainage (<24 jam)
• Drainase dini (48 jam)
• Drainase ERCP, drainase naso-bilier, atau PTBD
(percutaneous transhepatic biliary-drainage)
Jawaban Lainnya
A. Darah rutin : tidak tepat
B. Kultur darah : tidak tepat
C. Rontgen abdomen : tidak tepat
D. USG Hepar : tidak tepat
Soal 161
Ny. Dita 46 tahun datang dengan keluhan nyeri pada perut
kanan atas sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya mual. Pasien pemeriksaan fisik, dari tanda vital semua
normal, namun BMInya 31. Pasien juga mengatakan setelah 8
tahun menikah belum dikaruniai anak. Apa pemeriksaan
lanjutan yang disarankan oleh dokter ?
A. Darah rutin
B. Kultur darah
C. Rontgen abdomen
D. USG Hepar
E. USG Gallbladder
Soal 162
Ny. Dita 46 tahun datang dengan keluhan nyeri pada perut
kanan atas sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya mual. Pasien pemeriksaan fisik, dari tanda vital semua
normal, namun BMInya 31. Pasien juga mengatakan setelah 8
tahun menikah belum dikaruniai anak. Apa kemungkinan
diagnosis pada pasien ?
A. Kolangitis
B. Kolelitiasis
C. Kolesistitis
D. Koledokolitiasis
E. Atresia bilier
Analisis Soal 162
Ny. Dita 46 tahun datang dengan keluhan nyeri pada perut
kanan atas sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini disertai
dengan adanya mual. Pasien pemeriksaan fisik, dari tanda
vital semua normal, namun BMInya 31. Pasien juga
mengatakan setelah 8 tahun menikah belum dikaruniai
anak. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?

DIAGNOSIS : Kolelitiasis
Kolik Bilier (2)

Nyeri area perut kanan atas yang diakibatkan


batu atau inflamasi baik di kantung empedu atau
saluran empedu

Diagnosis Banding:
• Kolelithiasis
• Koledokolithiasis
• Kolesistitis
• Kolangitis
Kolelitiasis Koledokolitiasis Kolesistitis Kolangitis

Nyeri kolik + + +/- +/-

Murphy sign - - + +

Demam - - + +

Ikterik - + - +
Kolelitihiasis dan Koledokolithiasis

• Faktor risiko: 4F
• Female
• Fat
• Forty
• Fertile
• Diagnostik: USG
Gallbladder →
hiperekoik di
kantung/saluran
empedu
Tatalaksana

• Kolelithiasis
• Ursodeoxycholic acid (UDCA) 6–12 mg/kg terbagi 3
dosis
• Rujuk untuk pertimbangan Kolesistektomi
• Koledokolithiasis
• Terapi konservatif
• ESWL
• Sfingterotomi endoskopi
Kolesistitis dan Kolangitis (3B)
Kolesistitis:
• Demam, kolik perut kanan atas, nyeri dapat
menyebar ke arah scapula, serangan muncul
setelah konsumsi akanan berlemak, flatulens
dan mual

Kolangitis:
• Trias charcot : nyeri abdomen, icterus dan
demam disertai menggigil. Bila memburuk
dapat terjadi Pentad Reynolds
Tatalaksana Kolesistitis
• Tirah baring
• Puasa
• Pasang IV line
• Pemberian antibiotic :
• Penisilin : ampisilin inj. 500mg/6 jam dan
amoksisilin 500mg/8 jam, atau
• Sefalosporin : seftriakson 1gr/12 jam atau
sefotaksim 1gr/8jam atau
• Metronidazole 3x500mg
• Pertimbangka kolesistektomi apabila tidak
membaik setelah 2x24 jam
Tatalaksana Kolangitis
• Tatalaksana awal :
• Resusitasi Cairan
• Antibiotik parenteral
• Tatalaksana lanjutan
• Terapi definitive dilakukan setelah masa akut reda
• Drainase
• Urgent drainage (<24 jam)
• Drainase dini (48 jam)
• Drainase ERCP, drainase naso-bilier, atau PTBD
(percutaneous transhepatic biliary-drainage)
Atresia Biliar

Kelainan kongenital tidak terbentuknya saluran


bilier akibat adannya fibrosis saluran empedu
dalam kehamilan.

Gambaran klinis :
• Jaundice terjadi saat lahir atau sesaat setelah
lahir
• Tinja pucat
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang :
• Serum bilirubin direk dan indirek : meningkat
• Alkali fosfatase meningkat
• Skrining TORCH
• Aspirasi cairan duodenum tidak ditemukan
cairan empedu
• Skintigrafi radioisotope hepatobilier : dalam 24
jam tidak ada eksresi isotop.
• Biopsi hati perkutan : Gambaran inflamasi,
giant cells, dan berbagai tingkat fibrosis
Jawaban Lainnya
A. Kolangitis : tidak tepat
C. Kolesistitis : tidak tepat
D. Koledokolitiasis : tidak tepat
E. Atresia bilier : tidak tepat
Soal 162
Ny. Dita 46 tahun datang dengan keluhan nyeri pada perut
kanan atas sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya mual. Pasien pemeriksaan fisik, dari tanda vital semua
normal, namun BMInya 31. Pasien juga mengatakan setelah 8
tahun menikah belum dikaruniai anak. Apa kemungkinan
diagnosis pada pasien ?
A. Kolangitis
B. Kolelitiasis
C. Kolesistitis
D. Koledokolitiasis
E. Atresia bilier
Soal 163
Tn. Dudi 19 tahun datang dengan keluhan diare sejak 1
minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya mual
dan muntah. Pada pemeriksaan didapatkan konjungtiva
anemik dan pasien terlihat sangat kurus. Pada pemeriksaan
feses ditemukan gambaran seperti di bawah ini. Apa terapi
yang tepat pada pasien ?
A. Albendazol 100 mg SD
B. Mebendazol 2x400 mg selama 3 hari
C. Pirantel pamoat 10 mg/KgBB/hari SD
D. Prazikuantel 60 mg/KgBB/hari
E. Metronidazol 3x500 mg selama 5 hari
Analisis Soal 163
Tn. Dudi 19 tahun datang dengan keluhan diare sejak 1 minggu
yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya mual dan muntah.
Pada pemeriksaan didapatkan konjungtiva anemik dan pasien
terlihat sangat kurus. Pada pemeriksaan feses ditemukan
gambaran seperti di bawah ini. Apa terapi yang tepat pada
pasien ?

DIAGNOSIS : Askariasis
Askariasis (4A)

• Penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasite


Ascaris lumbricoides.
Diagnosis
• Keluhan : Nafsu makan menurun, perut membuncit,
lemah, pucat, berat badan menurun, mual,
muntah, batuk, demam, terkadang diare, atau
konstipasi.
• Pemeriksaan fisik : konjungtiva anemis, terdapat tanda-
tanda malnutrisi, nyeri abdomen jika terjadi obstruksi
• Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan tinja secara
langsung menunjukkan adanya telur askariasis
berbentuk oval, berdinding tebal, berwarna kuning
kecoklatan.
• Apabila larva menginfeksi paru, pada foto thoraks
tampak infiltrat yang menghilang dalam waktu 3
minggu. Hal ini merupakan keadaan lebih lanjut dan
dinamakan Loffler Syndrome
• Bentuk infektif: telur
• Bentuk diagnostik:
telur dinding 3 lapis
di analisis feses,
cacing dewasa di usus
halus
Tatalaksana

• Pirantel pamoat 10 mg/kg BB/hari, dosis


tunggal, atau
• Mebendazol, dosis 100 mg, dua kali sehari,
diberikan selama tiga hari berturut-turut, atau
• Albendazol, pada anak di atas 2 tahun dapat
diberikan 2 tablet (400 mg) atau 20 ml
suspensi, dosis tunggal. Tidak boleh diberikan
pada ibu hamil.
Jawaban Lainnya
A. Albendazol 100 mg SD : tidak tepat
B. Mebendazol 2x400 mg selama 3 hari : tidak tepat
D. Prazikuantel 60 mg/KgBB/hari : tidak tepat
E. Metronidazol 3x500 mg selama 5 hari : tidak tepat
Soal 163
Tn. Dudi 19 tahun datang dengan keluhan diare sejak 1
minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya mual
dan muntah. Pada pemeriksaan didapatkan konjungtiva
anemik dan pasien terlihat sangat kurus. Pada pemeriksaan
feses ditemukan gambaran seperti di bawah ini. Apa terapi
yang tepat pada pasien ?
A. Albendazol 100 mg SD
B. Mebendazol 2x400 mg selama 3 hari
C. Pirantel pamoat 10 mg/KgBB/hari SD
D. Prazikuantel 60 mg/KgBB/hari
E. Metronidazol 3x500 mg selama 5 hari
Soal 164
Tn. Dudi 19 tahun datang dengan keluhan diare sejak 1
minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya mual
dan muntah. Pada pemeriksaan didapatkan konjungtiva
anemik dan pasien terlihat sangat kurus. Pada pemeriksaan
feses ditemukan gambaran seperti di bawah ini. Keadaan apa
yang dapat terjadi jika sudah menginfeksi paru ?
A. Loffler syndrome
B. Hernia diafragma
C. Pneumonia lobaris
D. Pneumonia interstisial
E. ARDS
Analisis Soal 164
Tn. Dudi 19 tahun datang dengan keluhan diare sejak 1 minggu
yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya mual dan muntah.
Pada pemeriksaan didapatkan konjungtiva anemik dan pasien
terlihat sangat kurus. Pada pemeriksaan feses ditemukan
gambaran seperti di bawah ini. Keadaan apa yang dapat terjadi
jika sudah menginfeksi paru ?

DIAGNOSIS : Askariasis
Askariasis (4A)

• Penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasite


Ascaris lumbricoides.
Diagnosis
• Keluhan : Nafsu makan menurun, perut membuncit,
lemah, pucat, berat badan menurun, mual,
muntah, batuk, demam, terkadang diare, atau
konstipasi.
• Pemeriksaan fisik : konjungtiva anemis, terdapat tanda-
tanda malnutrisi, nyeri abdomen jika terjadi obstruksi
• Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan tinja secara
langsung menunjukkan adanya telur askariasis
berbentuk oval, berdinding tebal, berwarna kuning
kecoklatan.
• Apabila larva menginfeksi paru, pada foto thoraks
tampak infiltrat yang menghilang dalam waktu 3
minggu. Hal ini merupakan keadaan lebih lanjut dan
dinamakan Loffler Syndrome
• Bentuk infektif: telur
• Bentuk diagnostik:
telur dinding 3 lapis
di analisis feses,
cacing dewasa di usus
halus
Tatalaksana

• Pirantel pamoat 10 mg/kg BB/hari, dosis


tunggal, atau
• Mebendazol, dosis 100 mg, dua kali sehari,
diberikan selama tiga hari berturut-turut, atau
• Albendazol, pada anak di atas 2 tahun dapat
diberikan 2 tablet (400 mg) atau 20 ml
suspensi, dosis tunggal. Tidak boleh diberikan
pada ibu hamil.
Hernia Diafragmatika (2)

Protrusi organ dari suatu kompartemen ke


kompartemen lain

Teridiri atas 3:
• Anterior (Morgagni)
• Posterolateral (Bochdalek)
• Hiatus
Diagnosis

Klinis
• Distress pernafasan
• Sianosis

Pemeriksaan fisik
• Suara usus di regio thorax
Diagnosis
Pneumonia
Inflamasi parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis
yang mencakup bronkiolus respiratorius respiratorius dan
alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
gangguan pertukaran gas setempat.
Etiologi  Bakteri (S. pneumonia, klebsiella, pseudomonas,
enterobacter), virus, jamur, parasite
Klasifikasi
1.Pneumonia komuniti (Community-acquired pneumonia)
2.Pneumonia nosocomial (Hospital-acqiured pneumonia)
3.Pneumonia aspirasi
4.Pneumonia pada penderita Immunocompromised
Diagnosis
Anamnesis
• Demam, menggigil, suhu dapat mencapai >40° C, batuk
dengan dahak purulen/mukoid kadang disertai darah,
sesak, nyeri dada
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi : Bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas
• Palpasi : Fremitus dapat mengeras pada daerah yang
sakit
• Perkusi : Redup di daerah yang sakit
• Auskultasi : Terdengar suara napas bronkovesikuler
sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus,
yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium
resolusi.
Pneumonia
Pemeriksaan Penunjang
• Rontgen Thoraks (PA/Lateral)  Konsolidasi/ infiltrat
dengan air bronkhogram, biasanya lobaris.
• Laboratorium  Leukosit : >10.000 atau <4.500

Tatalaksana
• Golongan makrolid (azitromisin, klaritromisin,
eritromisin)
• Fluorokuinolon (levofloksasin)
• B-Laktam (sefotaksim, seftriakson, ampisilin)
Tatalaksana
Jawaban Lainnya
B. Hernia diafragma : tidak tepat
C. Pneumonia lobaris : tidak tepat
D. Pneumonia interstisial : tidak tepat
E. ARDS : tidak tepat
Soal 164
Tn. Dudi 19 tahun datang dengan keluhan diare sejak 1
minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya mual
dan muntah. Pada pemeriksaan didapatkan konjungtiva
anemik dan pasien terlihat sangat kurus. Pada pemeriksaan
feses ditemukan gambaran seperti di bawah ini. Keadaan apa
yang dapat terjadi jika sudah menginfeksi paru ?
A. Loffler syndrome
B. Hernia diafragma
C. Pneumonia lobaris
D. Pneumonia interstisial
E. ARDS
Soal 165
An. Didi 2 tahun datang dibawa ke IGD dengan keluhan BAB
cair sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini dirasakan sering, 1
hari bisa sampai 10x. Keluhan ini juga disertai dengan
adanya mual dan muntah. Pada pemeriksaan didapatkan
pasien nampak lemah, turgor kulit kembali sangat lambat
dan BB 9 Kg. Pada feses tidak ditemukan adanya lendir atau
darah. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Rehidrasi cairan per oral
B. Rehidrasi cairan dengan OGT
C. Rehidrasi cairan IV 270 cc dalam 30 menit pertama
D. Rehidrasi cairan IV 270 cc dalam 1 jam pertama
E. Rehidrasi cairan IV 270 cc dalam 2,5 jam pertama
Analisis Soal 165
An. Didi 2 tahun datang dibawa ke IGD dengan keluhan
BAB cair sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini dirasakan sering,
1 hari bisa sampai 10x. Keluhan ini juga disertai dengan
adanya mual dan muntah. Pada pemeriksaan didapatkan
pasien nampak lemah, turgor kulit kembali sangat lambat
dan BB 9 Kg. Pada feses tidak ditemukan adanya lendir atau
darah. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : GEA dengan dehidrasi berat


Gastroenteritis (4A)

• Gastroenteritis (GE) adalah peradangan


mukosa lambung dan usus halus yang ditandai
dengan diare dengan frekuensi 3 kali atau
lebih dalam waktu 24 jam.
• Diare akut 7– 14 hari
• Diare persisten >14 hari
• Diare kronis >30 hari
Diagnosis
• Shigela → Menyebabkan disentri basiler
(shigellosis) Diare encer bercampur lendir dan
darah, demam, malaise, tenesmus, kram perut,
sakit kepala
• Entamoeba hystolitica → Menyebabkan disentri
amoeba (amoebiasis) Diare lendir dan
darah, demam, nyeri tekan perut kiri, tanda
dehidrasi, tenesmus. Pemeriksaan mikroskopis
sediaan feses dapat didapatkan trofozoit
dengan sitoplasma mengandung eritrosit kista
berinti 4
Diagnosis

• Vibrio Kolera → Diare encer dan banyak seperti


cucian beras, kram perut, tenesmus. Pewarnaan
gram : gram negative batang pendek bengkok
(koma)
• Giardia Lambdia → Diare dengan tinja
berminyak/berlemak (steatorrhea), mual dan
muntah. Pemeriksaan mikroskopis feses:
trofozoit dengan 2 nukleus dan 2 aksonema,
berflagel (bentuk seperti layang-layang)
Diagnosis

• Rota virus → Diare cair encer tanpa darah


maupun lendir dapat menyemprot, demam,
nyeri perut, penurunan nafsu makan, lemah
badan. Perianal rash (+)
• C. Difficile → Terganggunya flora normal usus
karena penggunaan antibiotik yang tidak
sesuai. Diare cair, banyak, dapat berdarah,
demam.
• C. Botulinum → Riwayat konsumsi makanan
kaleng kadaluwarsa
Tatalaksana

5 pilar tatalaksana diare:


• Rehidrasi (terapi ABC)
• Zink (10 mg untuk <6 bulan, 20 mg untuk >6
bulan) selama 10 hari
• Antibiotik selektif
• Lanjutkan nutrisi
• Edukasi
Derajat Dehidrasi
Penilaian A B C
Keadaan Umum Baik, sadar *Gelisah, rewel *Lesu, lunglai, atau tidak
sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung dan kering

Air mata Ada Tidak ada


Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering

Rasa haus Minum biasa, *Haus, ingin minum *Malas minum atau tidak
tidak haus banyak bisa minum
Periksa turgor Kembali cepat *Kembali lambat *Kembali sangat lambat
kulit
Hasil Tanpa dehidrasi Dehidrasi
pemeriksaan ringan/sedang
Bila ada 1 tanda (8) Bila ada 1 tanda (8)
ditambah 1 atau ditambah 1 atau lebih
lebih tanda lain tanda lain

Terapi Rencana Terapi A Rencana Terapi B Rencana Terapi C


Rencana Terapi

Terapi A
• Umur < 1 tahun: ¼-½ gelas setiap kali anak
mencret (50–100 ml)
• Umur 1-4 tahun: ½-1 gelas setiap kali anak
mencret (100–200 ml)
• Umur diatas 5 Tahun: 1–1½ gelas setiap kali
anak mencret (200– 300 ml)
Rencana Terapi

Terapi B
• Oralit diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/
kgbb dan selanjutnya diteruskan dengan
pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi

• Terapi C
Usia 30 cc/kgbb dalam 70 cc/kgbb dalam
<12 bulan 1 jam 5 jam
>12 bulan 30 menit 2,5 jam
Tatalaksana antibiotik

• Shigella → Ciprofloxacin 3x500 mg 3 hari


• E. Hystolitica → Metronidazol 3x500 mg 3–5
hari
• Kolera → Tetrasiklin 4x500mg PO selama 3
hari, Siprofloksasin 2x500mg selama 5-7 hari,
Doksisiklin 3x100mg selama 1 hari
• Giardiasis, C. Difficile, C. Botulinum →
Metronidazole 3x500 mg selama 7-10 hari
Jawaban Lainnya
A. Rehidrasi cairan per oral : tidak tepat
B. Rehidrasi cairan dengan OGT : tidak tepat
D. Rehidrasi cairan IV 270 cc dalam 1 jam pertama :
tidak tepat
E. Rehidrasi cairan IV 270 cc dalam 2,5 jam pertama :
tidak tepat
Soal 165
An. Didi 2 tahun datang dibawa ke IGD dengan keluhan BAB
cair sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini dirasakan sering, 1
hari bisa sampai 10x. Keluhan ini juga disertai dengan
adanya mual dan muntah. Pada pemeriksaan didapatkan
pasien nampak lemah, turgor kulit kembali sangat lambat
dan BB 9 Kg. Pada feses tidak ditemukan adanya lendir atau
darah. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Rehidrasi cairan per oral
B. Rehidrasi cairan dengan OGT
C. Rehidrasi cairan IV 270 cc dalam 30 menit pertama
D. Rehidrasi cairan IV 270 cc dalam 1 jam pertama
E. Rehidrasi cairan IV 270 cc dalam 2,5 jam pertama
Soal 166
By. Dudu 3 minggu datang dengan keluhan muntah sejak 2
hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya muntah
menyemprot dan anak tampak lemas. Selanjutnya dokter
akan melakukan rontgen abdomen pada pasien, apa hasil
yang akan didapat ?
A. Step ladder
B. Coffee beed sign
C. Triple bubble sign
D. Double bubble sign
E. Single bubble sign
Analisis Soal 166
By. Dudu 3 minggu datang dengan keluhan muntah sejak 2
hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya muntah
menyemprot dan anak tampak lemas. Selanjutnya dokter
akan melakukan rontgen abdomen pada pasien, apa hasil
yang akan didapat ?

DIAGNOSIS : Stenosis Pilorus


Stenosis Pilorus (2)
Penyempitan akibat hipertrofi muskulus sphinter
pylorus

Klinis:
• Gejala muncul usia 2–3 minggu
• Muntah proyektil non-billous, boul+gastric
juice, muntah terjadi 30–60 menit setelah
intake
• Anak terlihat kelaparan
• PF: teraba massa seperti buah zaitun (olive)
Diagnosis
Penunjang :
• Barium meal / OMD:
umbrella sign
• Foto polos:
single bubble sign
Jawaban Lainnya
A. Step ladder : ileus obstruktif
B. Coffee beed sign : volvulus
C. Triple bubble sign : atresia jejuni
D. Double bubble sign : atresia duodenum
Soal 166
By. Dudu 3 minggu datang dengan keluhan muntah sejak 2
hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya muntah
menyemprot dan anak tampak lemas. Selanjutnya dokter
akan melakukan rontgen abdomen pada pasien, apa hasil
yang akan didapat ?
A. Step ladder
B. Coffee beed sign
C. Triple bubble sign
D. Double bubble sign
E. Single bubble sign
Soal 167
Tn. Didi 37 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan
bawah sejak 5 jam yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya mual dan demam. Pada pemeriksaan ditemukan
adanya nyeri di perut kanan saat dokter menekan perut kiri.
Apa nama pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter tersebut ?
A. Mc Burney’s Sign
B. Rebound Tenderness Sign
C. Blumberg Sign
D. Rovsign’s Sign
E. Dunphy Sign
Analisis Soal 167
Tn. Didi 37 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan
bawah sejak 5 jam yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya mual dan demam. Pada pemeriksaan ditemukan
adanya nyeri di perut kanan saat dokter menekan perut kiri.
Apa nama pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter tersebut
?

DIAGNOSIS : Apendisitis Akut


Apendisitis Akut (3B)

Radang yang timbul secara mendadak ada


apendiks, kasus akut abdomen aling sering
ditemui.

Etiologi
• Obstruksi lumen
• Erosi lumen akibat infeksi parasit E. hystolitica
dan benda asing
Diagnosis

• Inspeksi: pasien berjalan bungkuk, kembung


bila preforasi, peninjolan perut kana bawaha
• Palpasi: Mc Burney’s Sign, Rebound Tenderness
Sign / Blumberg Sign, Rovsign’s Sign, Obturator
Sign, Psoas Sign.
• Auskultasi: persitaltik (-) bila telah terjadi ileus
paralitik akibat perforasi. Bila belum perforasi
peristaltic normal.
Alvarado Score
• Score 1-4: Sign & Symptom Value
Appendicitis unlikely, Migration pain 1
• Score 5-6 : Anorexia-acetone 1
Appendicitis possible,
Nausea-vomiting 1
• Score 7-8 :
Appendicitis probable, Tenderness in right lower 2
quadrant
• Score 9-10:
Appendicitis very Rebound pain 1
probable Elevating Temp. > 37,3° C 1
Leukocytosis 2
Shift to the left (Neutrophilia) 1
Tatalaksana

• Apabila sudah tegak diagnosis maka


tatalaksana yang tepat adalah appendiktomi
• Pemberian antibiotic dan penundaan
apendiktomi dapat meningkatkan risiko
perforasi
Jawaban Lainnya
A. McBurney’s Sign : nyeri tekan pada area McBurney
B. Rebound Tenderness Sign : nyeri saat penekanan
dilepas
C. Blumberg Sign : nama lain Rebound Tenderness Sign
E. Dunphy Sign : nyeri saat batuk
Soal 167
Tn. Didi 37 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan
bawah sejak 5 jam yang lalu. Keluhan ini disertai dengan
adanya mual dan demam. Pada pemeriksaan ditemukan
adanya nyeri di perut kanan saat dokter menekan perut kiri.
Apa nama pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter tersebut ?
A. McBurney’s Sign
B. Rebound Tenderness Sign
C. Blumberg Sign
D. Rovsign’s Sign
E. Dunphy Sign
Soal 168
Ny. Dewi 35 tahun datang dengan keluhan nyeri pada perut
kanan atas sejak 4 hari yang lalu. Keluhan ini juga disertai
dengan mual dan demam. Pada pemeriksaan ditemukan
Murphy sign positif. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Atresia bilier
B. Kolesistitis
C. Kolelitiasis
D. Kolangitis
E. koledokolitiasis
Analisis Soal 168
Ny. Dewi 35 tahun datang dengan keluhan nyeri pada perut
kanan atas sejak 4 hari yang lalu. Keluhan ini juga disertai
dengan mual dan demam. Pada pemeriksaan ditemukan
ditemukan Murphy sign positif. Apa diagnosis yang tepat
pada pasien ?

DIAGNOSIS : Kolesistitis
Kolik Bilier (2)

Nyeri area perut kanan atas yang diakibatkan


batu atau inflamasi baik di kantung empedu atau
saluran empedu

Diagnosis Banding:
• Kolelithiasis
• Koledokolithiasis
• Kolesistitis
• Kolangitis
Kolelitiasis Koledokolitiasis Kolesistitis Kolangitis

Nyeri kolik + + +/- +/-

Murphy sign - - + +

Demam - - + +

Ikterik - + - +
Kolelitihiasis dan Koledokolithiasis

• Faktor risiko: 4F
• Female
• Fat
• Forty
• Fertile
• Diagnostik: USG →
hiperekoik di
kantung/saluran
empedu
Tatalaksana

• Kolelithiasis
• Ursodeoxycholic acid (UDCA) 6–12 mg/kg terbagi 3
dosis
• Rujuk untuk pertimbangan Kolesistektomi
• Koledokolithiasis
• Terapi konservatif
• ESWL
• Sfingterotomi endoskopi
Kolesistitis dan Kolangitis (3B)
Kolesistitis:
• Demam, kolik perut kanan atas, nyeri dapat
menyebar ke arah scapula, serangan muncul
setelah konsumsi akanan berlemak, flatulens
dan mual

Kolangitis:
• Trias charcot : nyeri abdomen, icterus dan
demam disertai menggigil. Bila memburuk
dapat terjadi Pentad Reynolds
Tatalaksana Kolesistitis
• Tirah baring
• Puasa
• Pasang IV line
• Pemberian antibiotic :
• Penisilin : ampisilin inj. 500mg/6 jam dan
amoksisilin 500mg/8 jam, atau
• Sefalosporin : seftriakson 1gr/12 jam atau
sefotaksim 1gr/8jam atau
• Metronidazole 3x500mg
• Pertimbangka kolesistektomi apabila tidak
membaik setelah 2x24 jam
Tatalaksana Kolangitis
• Tatalaksana awal :
• Resusitasi Cairan
• Antibiotik parenteral
• Tatalaksana lanjutan
• Terapi definitive dilakukan setelah masa akut reda
• Drainase
• Urgent drainage (<24 jam)
• Drainase dini (48 jam)
• Drainase ERCP, drainase naso-bilier, atau PTBD
(percutaneous transhepatic biliary-drainage)
Atresia Biliar

Kelainan kongenital tidak terbentuknya saluran


bilier akibat adannya fibrosis saluran empedu
dalam kehamilan.

Gambaran klinis :
• Jaundice terjadi saat lahir atau sesaat setelah
lahir
• Tinja pucat
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang :
• Serum bilirubin direk dan indirek : meningkat
• Alkali fosfatase meningkat
• Skrining TORCH
• Aspirasi cairan duodenum tidak ditemukan
cairan empedu
• Skintigrafi radioisotope hepatobilier : dalam 24
jam tidak ada eksresi isotop.
• Biopsi hati perkutan : Gambaran inflamasi,
giant cells, dan berbagai tingkat fibrosis
Jawaban Lainnya
A. Atresia bilier : tidak tepat
C. Kolelitiasis : tidak tepat
D. Kolangitis : tidak tepat
E. koledokolitiasis : tidak tepat
Soal 168
Ny. Dewi 35 tahun datang dengan keluhan nyeri pada perut
kanan atas sejak 4 hari yang lalu. Keluhan ini juga disertai
dengan mual dan demam. Pada pemeriksaan ditemukan
Murphy sign positif. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Atresia bilier
B. Kolesistitis
C. Kolelitiasis
D. Kolangitis
E. koledokolitiasis
Soal 169
Tn. Dodo 56 tahun datang dengan keluhan muntah hitam
sejak 2 jam yang lalu. Keluhan ini juga didahului oleh BAB
yang hitam sejak 1 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat
penyakit hepar sebelumnya. Apa tindakan awal yang tepat
pada pasien ?
A. Darah rutin
B. Barium meal
C. Somatostatin bolus
D. Pasang NGT
E. Endoskopi
Analisis Soal 169
Tn. Dodo 56 tahun datang dengan keluhan muntah hitam
sejak 2 jam yang lalu. Keluhan ini juga didahului oleh BAB
yang hitam sejak 1 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat
penyakit hepar sebelumnya. Apa tindakan awal yang tepat
pada pasien ?

DIAGNOSIS : PSCBA ec susp. Perdarahan Varises


Esofagus
Perdarahan Gastrointestinal (3B)
Karakteristik Perdarahan SCBA Perdarahan SCBB
Manifestasi Klinik pada Hematemesis dan/atau Hematokezia
umumna melena
Aspirasi Nasogastrik Berdarah Jernih

Rasio (BUN/kreatinin) Meningkat >35 <35

Auskultasi Usus Hiperaktif Normal


DD • Pecahnya Varises • Perdarahan Hemoroid
Esofagus 50-60% • Polip Kolon
• Gastritis Erosif 25-30% • Ca kolorektal
• Lainnya (5%) : • Divertikulitis
• Gastropati Kongestif
• Keganasan
• Sindroma Mallory-Weiss
PSCBA
• Keluhan berupa muntah darah berwarna hitam seperti
bubuk kopi (hematemesis) atau BAB hitam seperti aspal
(melena)
• Tanyakan riwayat penyakit hati kronis, riwayat dyspepsia,
konsumsi NSAID, obat rematik, alkohol, jamu-jamuan dll.
• Nilai keadaan hemodinamik, evaluasi jumlah perdarahan
• Mencari tanda penyakit kronis (icterus, spider navi, asites,
spenomegali, eritema palmaris, edema tungkai), masa
abdomen, nyeri abdomen, penyakit paru, jantung dll
• Pemeriksaan penunjang : darah lengkap, faal hemostasis,
faal hati, ginjal, rontgen dada dan ekg,
• Endoskopi & barium kontras
Tatalaksana
• Menstabilkan hemodinamik, Pasang NGT
• Tatalaksana sesui penyebab
• Tirah baring
• Puasakan pasien/Diet hati/lambung
• Inj. Antagonis respetor H2 atau PPI
• Sukralfat 3-4x1gr
• Antasida
• Inj. Vit K pada pasien penyakit hati kronis
• Pasien yang diduga kuat rutur varises esophagus berikan
somatostatin bolus 250 mikrogram + drip 250 mcg/jam
• Propranolol 2x10 mg sampai tekanan diastolic turun 20
mmhg
• Laktulosa 4x1 sendok makan & Neomisin 4x500mg
PSCBB
• Hematokezia: Darah segar yang keluar melalui anus
• Darah samar: Timbul bila ada perdarahan ringan namun tidak
sampai merubah warna tinja/feses
Gejala lain :
• Kanker  masa intraabdomen, menurunya berat badan,
perubahan pola defekasi
• Hemoroid interna  Darah menetes tidak disertai rasa sakit,
• Kolitis  demam lama, nyeri perut,
• Fisura, diserntri  Tenesmus
• Divertikulitis  rangsang peritoneal

Pemeriksaan Penunjang :
• Barium enema & Endoskopi : untuk menentukan sumber
perdarahan
Tatalaksana
• Identifikasi dan atasi gangguan hemodinamik, Puasa
• Pasang NGT apabila masih ada kecurigaan
perdarahan SCBA
Medikamentosa :
• Hemoroid fisura ani dan ulkus rektum soliter dapat
diobati dengan bulk-forming agent, sitz baths, dan
menghindari mengedan. IBD hanya memberi respon
terhadap obat-obatan anti inflamasi. Pemberian
formalin intrarektal dapat memperbaiki perdarahan
yang timbul pada proktitis radiasi.
• Pertimbangkan terapi endoskopi :
• Kolonoskopi dapat dilakukan ablasi dan reseksi polip
yang berdarah atau mengendalikan perdarahan yang
timbul pada kanker kolon.
Jawaban Lainnya
A. Darah rutin : tidak tepat
B. Barium meal : bukan tindakan awal
C. Somatostatin bolus : bukan tindakan awal
E. Endoskopi : bukan tindakan awal
Soal 169
Tn. Dodo 56 tahun datang dengan keluhan muntah hitam
sejak 2 jam yang lalu. Keluhan ini juga didahului oleh BAB
yang hitam sejak 1 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat
penyakit hepar sebelumnya. Apa tindakan awal yang tepat
pada pasien ?
A. Darah rutin
B. Barium meal
C. Somatostatin bolus
D. Pasang NGT
E. Endoskopi
Soal 170
Tn. Dodo 56 tahun datang dengan keluhan muntah hitam
sejak 2 jam yang lalu. Keluhan ini juga didahului oleh BAB
yang hitam sejak 1 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat
penyakit hepar sebelumnya. Apa penyebab tersering pada
kasus ini ?
A. Pecahnya Varises Esofagus
B. Gastritis Erosif
C. Perdarahan Hemoroid
D. Polip Kolon
E. Ca kolorektal
Analisis Soal 170
Tn. Dodo 56 tahun datang dengan keluhan muntah hitam
sejak 2 jam yang lalu. Keluhan ini juga didahului oleh BAB
yang hitam sejak 1 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat
penyakit hepar sebelumnya. Apa penyebab tersering pada
kasus ini ?

DIAGNOSIS : PSCBA ec susp. Perdarahan Varises


Esofagus
Perdarahan Gastrointestinal (3B)
Karakteristik Perdarahan SCBA Perdarahan SCBB
Manifestasi Klinik pada Hematemesis dan/atau Hematokezia
umumna melena
Aspirasi Nasogastrik Berdarah Jernih

Rasio (BUN/kreatinin) Meningkat >35 <35

Auskultasi Usus Hiperaktif Normal


DD • Pecahnya Varises • Perdarahan Hemoroid
Esofagus 50-60% • Polip Kolon
• Gastritis Erosif 25-30% • Ca kolorektal
• Lainnya (5%) : • Divertikulitis
• Gastropati Kongestif
• Keganasan
• Sindroma Mallory-Weiss
PSCBA
• Keluhan berupa muntah darah berwarna hitam seperti
bubuk kopi (hematemesis) atau BAB hitam seperti aspal
(melena)
• Tanyakan riwayat penyakit hati kronis, riwayat dyspepsia,
konsumsi NSAID, obat rematik, alkohol, jamu-jamuan dll.
• Nilai keadaan hemodinamik, evaluasi jumlah perdarahan
• Mencari tanda penyakit kronis (icterus, spider navi, asites,
spenomegali, eritema palmaris, edema tungkai), masa
abdomen, nyeri abdomen, penyakit paru, jantung dll
• Pemeriksaan penunjang : darah lengkap, faal hemostasis,
faal hati, ginjal, rontgen dada dan ekg,
• Endoskopi & barium kontras
Tatalaksana
• Menstabilkan hemodinamik, Pasang NGT
• Tatalaksana sesui penyebab
• Tirah baring
• Puasakan pasien/Diet hati/lambung
• Inj. Antagonis respetor H2 atau PPI
• Sukralfat 3-4x1gr
• Antasida
• Inj. Vit K pada pasien penyakit hati kronis
• Pasien yang diduga kuat rutur varises esophagus berikan
somatostatin bolus 250 mikrogram + drip 250 mcg/jam
• Propranolol 2x10 mg sampai tekanan diastolic turun 20
mmhg
• Laktulosa 4x1 sendok makan & Neomisin 4x500mg
PSCBB
• Hematokezia: Darah segar yang keluar melalui anus
• Darah samar: Timbul bila ada perdarahan ringan namun tidak
sampai merubah warna tinja/feses
Gejala lain :
• Kanker  masa intraabdomen, menurunya berat badan,
perubahan pola defekasi
• Hemoroid interna  Darah menetes tidak disertai rasa sakit,
• Kolitis  demam lama, nyeri perut,
• Fisura, diserntri  Tenesmus
• Divertikulitis  rangsang peritoneal

Pemeriksaan Penunjang :
• Barium enema & Endoskopi : untuk menentukan sumber
perdarahan
Tatalaksana
• Identifikasi dan atasi gangguan hemodinamik, Puasa
• Pasang NGT apabila masih ada kecurigaan
perdarahan SCBA
Medikamentosa :
• Hemoroid fisura ani dan ulkus rektum soliter dapat
diobati dengan bulk-forming agent, sitz baths, dan
menghindari mengedan. IBD hanya memberi respon
terhadap obat-obatan anti inflamasi. Pemberian
formalin intrarektal dapat memperbaiki perdarahan
yang timbul pada proktitis radiasi.
• Pertimbangkan terapi endoskopi :
• Kolonoskopi dapat dilakukan ablasi dan reseksi polip
yang berdarah atau mengendalikan perdarahan yang
timbul pada kanker kolon.
Jawaban Lainnya
A. Gastritis Erosif : terbanyak ke dua
B. Perdarahan Hemoroid : PSCBB
C. Polip Kolon : PSCBB
B. Ca kolorektal : PSCBB
Soal 170
Tn. Dodo 56 tahun datang dengan keluhan muntah hitam
sejak 2 jam yang lalu. Keluhan ini juga didahului oleh BAB
yang hitam sejak 1 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat
penyakit hepar sebelumnya. Apa penyebab tersering pada
kasus ini ?
A. Pecahnya Varises Esofagus
B. Gastritis Erosif
C. Perdarahan Hemoroid
D. Polip Kolon
E. Ca kolorektal
Soal 171
Ny. Desi 25 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati sejak
3 jam yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya mual.
Pasien mengakui sering mengkonsumsi makanan pedas. Pada
pemeriksaan ditemukan adanya nyeri tekan ulu hati (+). Apa
tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Metronidazol 3x500 mg
B. Omeprazol 2x40 mg
C. Lansoprazol 2x30 mg
D. Ranitidin 2x100 mg
E. Antasida 3x250 mg
Analisis Soal 171
Ny. Desi 25 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati
sejak 3 jam yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya
mual. Pasien mengakui sering mengkonsumsi makanan
pedas. Pada pemeriksaan ditemukan adanya nyeri tekan ulu
hati (+). Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Gastritis
Gastritis (4A)

Proses inflamasi pada mukosa dan submukosa


lambung.

Etiologi
• Helicobacter pylori, enteric rotavirus, jamur
candida untuk pasien imunosupresi dan Obat
anti-inflamasi nonsteroid dapat menjadi
penyebab gastritis
Diagnosis
Klinis
• Rasa nyeri dan panas seperti terbakar pada perut
bagian atas, Keluhan dapat mereda atau memburuk
bila diikuti makan, mual, muntah dan kembung

Pemeriksaan Penunjang
• Urea Breath Test : Infeksi H. pylori
• Endoskopi : eritema, eksudatif, erosi, perdarahan,
edema
• Histopatologi : degradasi epitel, hyperplasia, infiltasi
netrofil, inflasmasi sel MN, kerusakan sel parietal
Tatalaksana
• Menghindari pemicu terjadinya keluhan dengan
cara makan tepat waktu, makan sering porsi kecil,
hindari kopi, makanan pedas dan kol

Terapi Oral :
• H2 Bloker: Ranitidin 2x150mg
• PPI: Omeprazole 2x20 mg atau lansoprazole
2x30mg
• Antasida 3x500-1000mg
• Apablia ditemukan bukti Infeksi H. pylori :
Omeprazole 2x20mg + Klaritromisin 2x500mg +
Amoksisilin 2x1000mg selama 14 hari
Jawaban Lainnya
A. Metronidazol 3x500 mg : tidak tepat
B. Omeprazol 2x40 mg : salah dosis
D. Ranitidin 2x100 mg : salah dosis
E. Antasida 3x250 mg : salah dosis
Soal 171
Ny. Desi 25 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati sejak
3 jam yang lalu. Keluhan ini disertai dengan adanya mual.
Pasien mengakui sering mengkonsumsi makanan pedas. Pada
pemeriksaan ditemukan adanya nyeri tekan ulu hati (+). Apa
tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Metronidazol 3x500 mg
B. Omeprazol 2x40 mg
C. Lansoprazol 2x30 mg
D. Ranitidin 2x100 mg
E. Antasida 3x250 mg
Soal 172
Nn. Dona 22 tahun datang ingin melakukan pemeriksaan
Hepatitis B untuk syarat kerja. Hasilnya menunjukan hasil :
Anti-HBs (+), Anti-HBc (-), Anti-Hbe (-)
Hasil menunjukan apa ?
A. Akut
B. Kronik
C. Sembuh
D. Karier
E. Imunisasi
Analisis Soal 172
Nn. Dona 22 tahun datang ingin melakukan pemeriksaan
Hepatitis B untuk syarat kerja. Hasilnya menunjukan hasil :
Anti-HBs (+), Anti-HBc (-), Anti-Hbe (-)
Hasil menunjukan apa ?

MATERI : Hepatitis B
Hepatitis A (4A) Hepatitis B (3B)
Hepatitis C (2)
Infeksi yang terjadi pada liver disebabkan oleh
virus hepatitis

Klasifikasi
• Hepatitis akut: Hepatitis A, menular melalui
fekal oral.
• Hepatitis kronik: Hepatitis B dan C, menular
lewat darah dan kontak seksual
• Hepatitis B dapat menjadi hepatoma tanpa
melalui sirrosis
Diagnosis

• Hepatitis A : demam, ikterik, penurunan nafsu


makan, nyeri otot dan sendi, lemah lesu, mual
dan muntah, warna urin seperti teh, tinja
seperti dempul
• Hepatitis B : umumnya asimptomatik, malaise,
anoreksia, mual dan muntah, batuk fotofobia,
sakit kepala, myalgia, icterus, urin berwarna
gelap, pada kasus kronik terdapat
hepatosplenomegali
Diagnosis

• Seromarker Hepatitis A: IgM anti-HAV (akut),


jarang menjadi kronis. IgG anti-HAV (post
infeksi)
• Seromarker Hepatitis B (slide berikutnya)
• Seromarker Hepatitis C: IgM anti-HCV dan IgG
anti-HCV
• Bilirubin dalam urin
• Peningkatan kadar bilirubin dalam darah,
SGOT & SGPT ≥ 2x nilai normal tertinggi.
Seromarker Hepatitis B

Penanda Serologis Keterangan

HBsAg Infeksi HBV atau pembawa sehat

Anti-HBs Sembuh dan imun

HBeAg Replikasi aktif HBV

Anti-Hbe Replikasi tidak aktif atau integrasi

Anti-HBc IgG Riwayat kontak dengan HBV

HBV DNA Replikasi aktif HBV

DNA-polymerase Replikasi aktif HBV


Seromarker Hepatitis B
Akut HBsAg (+), IgM Anti-HBc (+), Anti HBc (+),
Anti-HBs (-)
Window period HBsAg (-), Anti-HBc (+), Anti-HBs (-)

Sembuh HBsAg (-), Anti-HBs (+), Anti-HBc (+), Anti-HBe


(+)
Hepatitis kronis HBsAg (+), HBeAg (+), IgG Anti-HBc (+), Anti-
HBe (-), IgM Anti-HBc (-), Anti-HBs (-)

CarrieR HBsAg (+), HBeAg (+), Anti-HBc (+), Anti-HBe


(+), Anti-HBs (-)
Imunisasi Anti-HBs (+), Anti-HBc (-), Anti-Hbe (-), Hepatitis
C : Anti HCV
Tatalaksana

• Asupan kalori dan cairan yang adekuat


• Tirah baring
• Pengobatan simptomatik
• Demam: Ibuprofen 2 x 400 mg/hari.
• Mual: antiemetik seperti Metoklopramid 3 x 10
mg/hari atau Domperidon 3 x 10 mg/hari.
• Perut perih dan kembung: H2 Bloker (Simetidin 3 x
200 mg/hari atau Ranitidin 2 x 150 mg/hari) atau
Proton Pump Inhibitor (Omeprazol 1 x 20 mg/ hari).
Jawaban Lainnya
A. Akut : tidak tepat
B. Kronik : tidak tepat
C. Sembuh : tidak tepat
D. Karier : tidak tepat
Soal 172
Nn. Dona 22 tahun datang ingin melakukan pemeriksaan
Hepatitis B untuk syarat kerja. Hasilnya menunjukan hasil :
Anti-HBs (+), Anti-HBc (-), Anti-Hbe (-)
Hasil menunjukan apa ?
A. Akut
B. Kronik
C. Sembuh
D. Karier
E. Imunisasi
Soal 173
Tn. Degi 29 tahun datang dengan keluhan bercak keputihan
pada lidahnya. Keluhan ini disertai dengan adanya
pengecapannya yang berkurang dan kadang terasa perih.
Pasien memiliki riwayat diare selama 3 bulan yang belum
hilang. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Stomatitis Aftosa Rekurens
B. Aftosa minor
C. Aftosa mayor
D. Aftosa herpetiform
E. Kandidiasis oral
Analisis Soal 173
Tn. Degi 29 tahun datang dengan keluhan bercak keputihan
pada lidahnya. Keluhan ini disertai dengan adanya
pengecapannya yang berkurang dan kadang terasa perih.
Pasien memiliki riwayat diare selama 3 bulan yang belum
hilang. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?

DIAGNOSIS : Kandidiasis Mulut


Kandidiasis Mulut (4A)
Infeksi candida albicans
yang menyerang bagian
mulut

Keluhan:
• Rasa gatal dan perih di
mukosa mulut, rasa
metal, dan daya kecap
penderita yang
berkurang
• Faktor Risiko:
imunodefisiensi
Diagnosis
Pemeriksaan fisik :
• Bercak merah dengan maserasi di daerah sekitar
mulut, di lipatan (intertriginosa) disertai bercak
merah yang terpisah di sekitarnya (satelit)
• Terdapat oral trush dengan selaput
pseudomembran pada mukosa mulut

Pemeriksaan Penunjang :
• Ditemukan blastospora dan pseudohifa pada
mikroskop sediaan pelarut KOH 10% atau
pewarnaan gram
Tatalaksana

• Memperbaiki status gizi dan menjaga


kebersihan oral
• Kontrol penyakit predisposisinya
• Gentian violet 1% (dibuat segar/baru) atau
larutan nistatin 100.000 – 200.000 IU/ml yang
dioleskan 2 – 3 kali sehari selama 3 hari
Ulkus Mulut (aptosa, herpes) (4A)

Aftosa / Stomatitis Aftosa Rekurens (SAR)


• Stomatitis aftosa rekurens (SAR) merupakan
penyakit mukosa mulut tersering dan memiliki
prevalensi sekitar 10 – 25% pada populasi.
• SAR juga dapat merupakan gejala dari
penyakit-penyakit sistemik, seperti penyakit
Crohn, penyakit Coeliac, malabsorbsi, anemia
defisiensi besi atau asam folat, defisiensi
vitamin B12, atau HIV.
Stomatitis Herpes
• Stomatitis herpes merupakan inflamasi pada
mukosa mulut akibat infeksi virus Herpes
simpleks tipe 1 (HSV 1)
Diagnosis
Aftosa minor Aftosa mayor Aftosa herpetiform
Paling sering Jarang Jarang
Mukosa nonkeratin Mukosa non-keratin dan mukosa Mukosa nonkeratin
(bukal, Sisi dalam bibir,
mastikatorik (gingiva dan sisi
sisi lateral dan anterior
dorsum lidah)
lidah)
Satu atau beberapa Satu atau beberapa Banyak, bahkan hingga
ratusan
Dangkal Lebih dalam dari tipe minor Bulat, namun dapat
Bulat, berbatas tegas
Bulat, berbatas tegas berkonfluensi satu sama lain
membentuk tampilan ireguler,
berbatas tegas
Diameter 5-7mm Diameter lebih besar dari tipe Diameter 1-2 mm
minor
Tepi erimatosa Kadang menyerupai keganasan Mukosa sekitar eritematosa
Bagian tengah berwarna Dapat bertahan beberapa
putih kekuningan minggu hingga beberapa bulan
Dapat ditemukan skar
Tatalaksana

Pengobatan yang dapat diberikan untuk


mengatasi SAR adalah:
• Larutan kumur chlorhexidine 0,2% untuk
membersihkan rongga mulut. Penggunaan
sebanyak 3 kali setelah makan, masing-
masing selama 1 menit.
• Kortikosteroid topikal, seperti krim
triamcinolone acetonide 0,1% in ora base
sebanyak 2 kali sehari setelah makan dan
membersihkan rongga mulut
Tatalaksana
• Untuk mengurangi rasa nyeri, dapat diberikan
analgetik seperti Parasetamol atau Ibuprofen.
Larutan kumur chlorhexidine 0,2% juga memberi
efek anestetik sehingga dapat membantu.
• Pilihan antivirus yang dapat diberikan, antara lain:
• Acyclovir, 5 x 200–400 mg per hari selama 7 hari
• anak: 20 mg/kgBB/hari, dibagi menjadi 5 kali
pemberian, selama 7 hari
• Valacyclovir, dewasa: 2 kali 1–2 g per hari, selama 1
hari
• anak : 20 mg/kgBB/hari, dibagi menjadi 5 kali
pemberian, selama 7 hari
Jawaban Lainnya
A. Stomatitis Aftosa Rekurens : tidak tepat
B. Aftosa minor : tidak tepat
C. Aftosa mayor : tidak tepat
D. Aftosa herpetiform : tidak tepat
Soal 173
Tn. Degi 29 tahun datang dengan keluhan bercak keputihan
pada lidahnya. Keluhan ini disertai dengan adanya
pengecapannya yang berkurang dan kadang terasa perih.
Pasien memiliki riwayat diare selama 3 bulan yang belum
hilang. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Stomatitis Aftosa Rekurens
B. Aftosa minor
C. Aftosa mayor
D. Aftosa herpetiform
E. Kandidiasis oral
Soal 174
Ny. Dimi 58 tahun datang dengan keluhan bengkak pada
bawah rahang. Keluhan ini disertai dengan adanya kesulitan
membuka mulut dan demam. Diketahui sebelumnya sempat
sakit gigi dan tidak memeriksakannya ke dokter. Pada
pemeriksaan ditemukan tampilan seperti gambar di bawah
ini. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Antipiretik
B. Insisi drainase
C. Rehidrasi cairan
D. Oksigen nasal canul
E. Pasang NGT
Analisis Soal 174
Ny. Dimi 58 tahun datang dengan keluhan bengkak pada
bawah rahang. Keluhan ini disertai dengan adanya kesulitan
membuka mulut dan demam. Diketahui sebelumnya sempat
sakit gigi dan tidak memeriksakannya ke dokter. Pada
pemeriksaan ditemukan tampilan seperti gambar di bawah
ini. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Angina Ludwig


Angina Ludwig (3A)

• Angina Ludwig merupakan selulitis diffusa yang


potensial mengancam nyawa yang mengenai
dasar mulut dan region submandibular
bilateral dan menyebabkan obstruksi progresif
dari jalan nafas
Diagnosis
• Faktor Risiko : gigi berlubang atau infeksi
sekunder penyakit mulut
• Etiologi : Streptococcus sp atau Staphylococcus
• Keluhan : Nyeri pada pembengkakan, demam
tinggi, trismus,
• Pemeriksaan fisik : lidah terdorong ke palatum,
edema, nyeri tekan, pus, obstruksi saluran
napas
• Pemeriksaan penunjang : Kultur bakteri, uji
kepekaan kuman dari specimen pus
Tatalaksana

• Kombinasi Amoksisilin + Metronidazol injeksi


intravena
• Insisi drainase abses
Jawaban Lainnya
A. Antipiretik : tidak tepat
C. Rehidrasi cairan : tidak tepat
D. Oksigen nasal canul : tidak tepat
E. Pasang NGT : tidak tepat
Soal 174
Ny. Dimi 58 tahun datang dengan keluhan bengkak pada
bawah rahang. Keluhan ini disertai dengan adanya kesulitan
membuka mulut dan demam. Diketahui sebelumnya sempat
sakit gigi dan tidak memeriksakannya ke dokter. Pada
pemeriksaan ditemukan tampilan seperti gambar di bawah
ini. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien ?
A. Antipiretik
B. Insisi drainase
C. Rehidrasi cairan
D. Oksigen nasal canul
E. Pasang NGT
Soal 175
Tn. Makarov 68 tahun datang dibawa keluarganya dengan
keluhan sering lupa. Pasien dirasakan sering lupa dalam
melakukan kegiatannya sehari-hari. Pasien pun sempat lupa
jalan pulang dari warung dan tersesat. Pasien memiliki riwayat
stroke 1 tahun yang lalu. Apa diagnosis yang tepat pada
pasien ?
A. Demensia Alzeimer
B. Demensia Parkinson
C. Demensia Vaskular
D. Demensia Penyakit Pick
E. Demensia Lewy bodies
Analisis Soal 175
Tn. Makarov 68 tahun datang dibawa keluarganya dengan
keluhan sering lupa. Pasien dirasakan sering lupa dalam
melakukan kegiatannya sehari-hari. Pasien pun sempat lupa
jalan pulang dari warung dan tersesat. Pasien memiliki
riwayat stroke 1 tahun yang lalu. Apa diagnosis yang tepat
pada pasien ?

DIAGNOSIS : Demensia Vaskular


Demensia (3A)

• Ditandai dengan adanya penurunan


kemampuan daya ingat dan daya pikir yang
mengganggu kegiatan harian seseorang,
seperti : mandi, berpakaian, makan, dll.
• Tidak ada gangguan kesadaran (clear
consciousness).
• Demensia merupakan suatu sindrom akibat
penyakit/gangguan otak yang biasanya bersifat
kronik-progresif.
• Onset Gejala dan disabilitas ≥ 6 bulan.
Jenis demensia Pedoman diagnosis

Demensia  Biasanya pada > 60 tahun disertai dengan adanya


pada panyakit disorientasi intelektual progresif, waham atau depresi
Alzheimer  Tidak adanya bukti klinis, atau temuan dari pemeriksaan
khusus disebabkan oleh penyakit otak atau sistemik lain
yang dapat menimbulkan demensia
Demensia  Disebabkan oleh trombosis atau perdarahan pembuluh
Vaskular darah
 Suatu onset yang mendadak atau deteriorisasi yang
bertahap, disertai adanya gejala neurologis fokal
Demensia  Ditandai oleh atrofi dalam jumlah yang lebih besar di regio
pada Penyakit fronto-temporal
Pick  Disertai euforia, emosi tumpul, dan perilaku sosial yang
kasar, disihibisi, dan apatis atau gelisah.
Demensia  Ditandai oleh lebih banyak abnormalitas motorik
pada Penyakit  Ada kaitan antara gangguan gerakan koreiform
Huntington (Choreiform), demensia, dan riwayat keluarga dengan
penyakit Huntington.
Demensia  Demensia yang berkembang pada seseorang dengan
pada Penyakit penyakit Parkinson yang sudah sangat parah.
Parkinson

Demensia  Ditandai dengan adanya inklusi Lewy Bodies ditemukan di


pada Penyakit korteks serebri
Lewy Bodies
Karakteristik Delirium Dementia
Onset Cepat Insidious (months to year)
Durasi Hours to weeks Months to years
Attention fluktuatif Dipertahankan
Memori Recent dan immediate memory Remote memory terganggu
terganggu
Kemampuan Inkoheren Kesulitan mencari kata
bicara
Pikiran Disorganisasi/berantaka Miskin/pendek
Kesadaran Menurun Tidak berubah
Kewaspadaan Terlalu waspada/kurang waspada Biasanya normal

Therapy Haloperidol injeksi adalah 2-5 mg - Haloperidol 0,5-1 mg/hari atau


IM/IV dan dapat Risperidon 0,5-1 mg/hari
diulang setiap 30 menit (maksimal (antipsikotik)
20 mg/hari). (antipsikotik) - Sertralin 25 mg/hari
(antideprasan)
Jawaban Lainnya
A. Demensia Alzeimer : tidak tepat
B. Demensia Parkinson : tidak tepat
D. Demensia Penyakit Pick : tidak tepat
E. Demensia Lewy bodies : tidak tepat
Soal 175
Tn. Makarov 68 tahun datang dibawa keluarganya dengan
keluhan sering lupa. Pasien dirasakan sering lupa dalam
melakukan kegiatannya sehari-hari. Pasien pun sempat lupa
jalan pulang dari warung dan tersesat. Pasien memiliki riwayat
stroke 1 tahun yang lalu. Apa diagnosis yang tepat pada
pasien ?
A. Demensia Alzeimer
B. Demensia Parkinson
C. Demensia Vaskular
D. Demensia Penyakit Pick
E. Demensia Lewy bodies
Soal 176
Nn. Erza 23 tahun datang dengan keluhan sering merasakan
mimpi buruk. Keluhan ini dirasakan terus menerus selama 2
minggu terahir. Pasien terbangun malam hari akan hal ini dan
dapat mengingat dengan jelas apa isi mipinya itu, karena hal
ini pasien merasa kesulitan dalam bekerja di pagi hari. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Nightmare
B. Night Terror
C. Insomnia
D. Hipersomnia
E. Somnabulisme
Analisis Soal 176
Nn. Erza 23 tahun datang dengan keluhan sering
merasakan mimpi buruk. Keluhan ini dirasakan terus
menerus selama 2 minggu terahir. Pasien terbangun malam
hari akan hal ini dan dapat mengingat dengan jelas apa isi
mipinya itu, karena hal ini pasien merasa kesulitan dalam
bekerja di pagi hari. Apa diagnosis yang tepat pada pasien
?

DIAGNOSIS : Nightmare
GANGGUAN TIDUR
Gangguan Pedoman DIagnostik

Insomnia (4A) • Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur,
atau kualitas tidur yang buruk, minimal 3 kali dalam seminggu selama
minimal 1 bulan
• Jenis-jenis Insomnia :
- Early Insomnia  Sulit memulai tidur
- Middle Insomnia  terbangun tengah malam berkali-kali
- Late Insomnia  terbangun pagi sekali dan sulit tidur kembali

Hipersomnia • Rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya serangan tidur /
(3A) "sleep attacks" (tidak disebabkan oleh jumlah tidur yang kurang), dan atau
transisi yang memanjang dari saat mulai bangun tidur sampai sadar
sepenuhnya (sleep drunkenness), setiap hari selama lebih dari 1 bulan

Narkolepsi • Ditandai oleh serangan mendadak tidur yang tidak dapat dihindari
pada siang hari, biasanya hanya berlangsung 10-20 menit atau selalu
kurang dari 1 jam, setelah itu pasien akan segar kembali dan terulang
kembali 2- 3 jam berikutnya.
Gangguan Pedoman Diagnostik
Somnabulisme (2) • Gejala yang utama adalah satu atau lebih episode
bangun dari tempat tidur, biasanya pada sepertiga
awal tidur malam, dan terus berjalan-jalan.
Nightmare (2) • Terbangun karena mimpi yang menakutkan yang
dapat diingat kembali dengan rinci dan jelas (vivid).

Night Teror (2) Gejala utama adalah satu atau lebih episode bangun
dari tidur, mulai dengan berteriak karena panik,
disertai anxietas yang hebat, seluruh tubuh bergetar,
dan hiperaktivitas otonomik seperti jantung berdebar-
debar, napas cepat, pupil melebar, dan berkeringat,
• Ingatan terhadap kejadian, kalaupun ada, sangat
minimal (biasanya terbatas pada satu atau dua
bayangan-bayangan yang terpilah-pilah)
Jawaban Lainnya
B. Night Terror : tidak dapat mengingat mimpinya
C. Insomnia : kesulitan dalam tidur
D. Hipersomnia : kelebihan tidur
E. Somnabulisme : tidur berjalan
Soal 176
Nn. Erza 23 tahun datang dengan keluhan sering merasakan
mimpi buruk. Keluhan ini dirasakan terus menerus selama 2
minggu terahir. Pasien terbangun malam hari akan hal ini dan
dapat mengingat dengan jelas apa isi mipinya itu, karena hal
ini pasien merasa kesulitan dalam bekerja di pagi hari. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Nightmare
B. Night Terror
C. Insomnia
D. Hipersomnia
E. Somnabulisme
Soal 177
Tn. Gajeel 23 tahun memiliki kebiasaan yang berbeda dari
kebanyakan orang. Beliau merupakan bos di suatu
perusahaan dan terkenal dengan ketegasannya. Setelah
memarahi bawahannya, beliau langsung berkumur-kumur.
Hal ini selalu dilakukannya ketika setelah marah-marah. Apa
jenis defense mechanisme yang dilakukan Tn. Gajeel ?
A. Humor
B. Altruisme
C. Undoing
D. Acting out
E. Supresi
Analisis Soal 177
Tn. Gajeel 23 tahun memiliki kebiasaan yang berbeda dari
kebanyakan orang. Beliau merupakan bos di suatu
perusahaan dan terkenal dengan ketegasannya. Setelah
memarahi bawahannya, beliau langsung berkumur-kumur.
Hal ini selalu dilakukannya ketika setelah marah-marah.
Apa jenis defense mechanisme yang dilakukan Tn. Gajeel ?

MATERI : Defense Mechanism


DEFENSE MECHANISMS
1. Matur (Valiant)
Supresi • Membuang pikiran dan perasaan yan tidak
dapat diterima secara sadar → “Sikap bodo
amat”
Altruisme • Dapat menangguhkan kebutuhan atau minat
pribadi dibandingkan dengan orang lain

Sublimasi • Mengganti dorongan atau harapan yang tidak


dapat diterima oleh alam sadar dengan
alternatif lain yang dapat diterima secara sosial
→ “Mengganti dengan yang wajar”

Humor • Kemampuan membuat hal yang lucu untuk diri


sendiri atau pada situasi tempat individu berada
2. Imatur (Potensial Patologik)
Denial • Menganggap tidak ada sensasi nyeri atau antisipasi
suatu peristiwa yang tidak menyenangkan → “Pada
intinya menyangkal”
Represi • Perasaan dan impuls yang tidak dapat diterima
didorong ke luar kesadaran, tidak diingat, “dilupakan”
→ “Berpegang teguh atas sesuatu yang tidak masuk
akal”
Proyeksi • Suatu kegagalan diri sendiri dipersalahkan ke luar,
yaitu kepada orang lain atau pada “situasi”
Introyeksi • Menginternalisasi sifat suatu objek → “Menyalahkan
diri sendiri”
Reaction • Contohnya, seseorang yang merasa terancam karena
formation impuls agresif atau seksual tercela, dapat berubah
menjadi seorang dengan fanatisme religius yang kaku
Undoing • Terdiri dari perbuatan ritualistik yang mempunyai arti
simbolik untuk meniadakan suatu kejadian → “Seperti
berkumur untuk menghapus perkataan yang baru
dikatakannya”
Isolasi • Mekanisme ini memisahkan ingatan tentang peristiwa
traumatik dari penghayatan emosinya
Blocking • Digunakan bila seseorang tidak dapat mengatasi
emosinya dengan denial dan represi → “Saat ditanya
konsulen saat presentasi dan tidak tahu jawabannya,
langsung mematung di depan”
Regresi • Mekanisme ini mundur kembali ke jenis adaptasi yang
lebih dini
Splitting • Memisahkan orang-orang di ligkungannya menjadi
dua macam, yaitu yang baik dan yang buruk

Acting out • Individu mengatasi konflik emosional, stresor internal


maupun eksternal dengan tindakan langsung
Jawaban Lainnya
A. Humor : tidak tepat
B. Altruisme : tidak tepat
D. Acting out : tidak tepat
E. Supresi : tidak tepat
Soal 177
Tn. Gajeel 23 tahun memiliki kebiasaan yang berbeda dari
kebanyakan orang. Beliau merupakan bos di suatu
perusahaan dan terkenal dengan ketegasannya. Setelah
memarahi bawahannya, beliau langsung berkumur-kumur.
Hal ini selalu dilakukannya ketika setelah marah-marah. Apa
jenis defense mechanisme yang dilakukan Tn. Gajeel ?
A. Humor
B. Altruisme
C. Undoing
D. Acting out
E. Supresi
Soal 178
An. Hades 12 tahun dibawa orangtua dengan keluhan pasien
sulit menerima pelajaran baru di sekolahnya. Pasien memiliki
riwayat keterlambatan dalam berbicara dan berjalan. Pada
pemeriksaan IQ, ternyata IQ pasien sebesar 25. Apakah
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Sangat ringan
B. Ringan
C. Sedang
D. Berat
E. Sangat berat
Analisis Soal 178
An. Hades 12 tahun dibawa orangtua dengan keluhan
pasien sulit menerima pelajaran baru di sekolahnya. Pasien
memiliki riwayat keterlambatan dalam berbicara dan
berjalan. Pada pemeriksaan IQ, ternyata IQ pasien sebesar
25. Apakah diagnosis yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Retardasi Mental


RETARDASI MENTAL (3A)
Ditandai oleh terjadinya hendaya keterampilan
selama masa perkembangan, sehingga
berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara
menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif,
bahasa, motorik dan sosial.

Retardasi Mental Pedoman Diagnostik

Ringan Tes IQ berkisar 50 sampai 69


Sedang Tes IQ berkisar 35 sampai 49
Berat Tes IQ berkisar 20 sampai 34
Sangat Berat Tes IQ berkisar dibawah 20
Jawaban Lainnya
A. Sangat ringan : tidak ada
B. Ringan : tidak tepat
C. Sedang : tidak tepat
E. Sangat berat : tidak tepat
Soal 178
An. Hades 12 tahun dibawa orangtua dengan keluhan pasien
sulit menerima pelajaran baru di sekolahnya. Pasien memiliki
riwayat keterlambatan dalam berbicara dan berjalan. Pada
pemeriksaan IQ, ternyata IQ pasien sebesar 25. Apakah
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Sangat ringan
B. Ringan
C. Sedang
D. Berat
E. Sangat berat
Soal 179
Ny. Bisca 27 tahun datang dibawa suaminya dengan keluhan
terlihat murung sudah 3 minggu. Sebelumnya pasien sudah
melahirkan anaknya secara normal. Pasien sering menangis,
tidak mau makan atau mandi dan tidak mau mengurus
anaknya. Pasien menyangkal adanya suara yang berbisik dan
sesuatu yang mengontol pikirannya. Apa diagnosis yang tepat
pada pasien ?
A. Baby blues
B. Depresi post partum
C. Psikotik post partum
D. Depresi berat tanpa gejala psikotik
E. Depresi berat dengan gejala psikotik
Analisis Soal 179
Ny. Bisca 27 tahun datang dibawa suaminya dengan
keluhan terlihat murung sudah 3 minggu. Sebelumnya
pasien sudah melahirkan anaknya secara normal. Pasien
sering menangis, tidak mau makan atau mandi dan tidak
mau mengurus anaknya. Pasien menyangkal adanya suara
yang berbisik dan sesuatu yang mengontol pikirannya. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Depresi post partum


GANGGUAN PSIKIATRIK PADA MASA NIFAS
Karakteristik Baby Blues (3A) Depresi Postpartum Psikosis postpartum
Insidensi 30-75% pada wanita 10-15% pada wanita Biasanya terjadi pada
yang melahirkan yang melahirkan primigravida. 1-
2/1000 kelahiran
Onset 3-5 hari setelah Diantara 3-6 bulan Beberapa hari hingga
melahirkan setelah melahirkan minggu setelah
melahirkan
Durasi Hari – minggu Berbulan-bulan (jika -
tidak terapi)
Stressor yang Tidak ada Ada, terutama apabila Tidak spesifik
berkaitan kekurangan dukungan
keluarga
Pengaruh Tidak ada Ada hubungan kuat -
sosialkultural
Riwayat gangguan Tidak ada Ada hubungan kuat Ada
mood
Riwayat keluarga Tidak ada Beberapa bisa Beberapa ada
dengan gangguan berhubungan
mood
Karakteristik Baby Blues (3A) Depresi Postpartum Psikosis postpartum
Tangisan Ada Ada Ada

Gejala Psikotik Tidak ada Tidak ada Ada

Labilitas Mood Ya Sering muncul Ada


(terkadang tidak ada)

Anhedonia Tidak ada Sering ada Biasa terjadi

Gangguan tidur Terkadang Hampir selalu Ada

Ide bunuh diri Tidak ada Terkadang ada Ada

Ide menyakiti bayi Sangat jarang Sering muncul Ada

Merasa bersalah atau Tidak ada atau ringan Sering muncul dan Sering mengalami
tidak mampu berlebihan depresi
GANGGUAN MOOD
Depresi (3A)
 Ditandai dengan adanya Serotonin ↓ Gejala Minor
• Konsentrasi berkurang
Gejala Mayor • Harga diri dan kepercayaan diri
berkurang
• Afek depresif
• Gagasan tentang rasa bersalah
• Kehilangan minat dan kegembiraan dan tidak berguna
• Berkurangnya energi yang menuju • Pesimistis
meningkatnya keadaan mudah lelah
• Gagasan atau perbuatan
membahayakan diri atau bunuh
diri
Onset ≥ 2 minggu.
• Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang
 ≥ 2 Gejala Mayor + 2 Gejala Minor
Episode Depresi
 Sedikit mengganggu pekerjaan dan kegiatan sosial yang
Ringan
biasa dilakukannya

 ≥ 2 Gejala Mayor+ 3 Gejala Minor


 Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi
Episode Depresi
seperti pada episode depresi ringan.
Sedang
 Mengganggu kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah
tangga.
Episode Depresi
 Semua gejala utama + 4 gejala lainnya
Berat Tanpa Gejala
 Sangat mengganggu kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan
Psikotik
rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.

Episode Depresi
 Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif.
Berat Dengan
Gejala Psikotik
Lihat tabel obat antidepresan
Terapi
Anti-depresan
Jawaban Lainnya
A. Baby blues : tidak tepat
C. Psikotik post partum : tidak tepat
D. Depresi berat tanpa gejala psikotik : tidak tepat
E. Depresi berat dengan gejala psikotik : tidak tepat
Soal 179
Ny. Bisca 27 tahun datang dibawa suaminya dengan keluhan
terlihat murung sudah 3 minggu. Sebelumnya pasien sudah
melahirkan anaknya secara normal. Pasien sering menangis,
tidak mau makan atau mandi dan tidak mau mengurus
anaknya. Pasien menyangkal adanya suara yang berbisik dan
sesuatu yang mengontol pikirannya. Apa diagnosis yang tepat
pada pasien ?
A. Baby blues
B. Depresi post partum
C. Psikotik post partum
D. Depresi berat tanpa gejala psikotik
E. Depresi berat dengan gejala psikotik
Soal 180
Tn. Freed 35 tahun dinilai oleh teman-temannya sebagai
orang yang keras kepala. Beliau selalu ingin pekerjaannya itu
sempurna dan tidak boleh ada kesalahan sedikitpun. Dari
gaya bicaranya pun, beliau sangat kaku. Karena
kebiasaannya ini, beliau tidak begitu banyak memiliki teman
di kantornya. Apa kemungkinan yang dialami oleh Tn. Freed
?
A. Kepribadian Anankastik
B. Kepribadian Dependen
C. Kepribadian Histrionik
D. Kepribadian Ambang
E. Kepribadian Skizoid
Analisis Soal 180
Tn. Freed 35 tahun dinilai oleh teman-temannya sebagai
orang yang keras kepala. Beliau selalu ingin pekerjaannya
itu sempurna dan tidak boleh ada kesalahan sedikitpun.
Dari gaya bicaranya pun, beliau sangat kaku. Karena
kebiasaannya ini, beliau tidak begitu banyak memiliki teman
di kantornya. Apa kemungkinan yang dialami oleh Tn. Freed
?

DIAGNOSIS : Gangguan Kepribadian Anankastik


GANGGUAN KEPRIBADIAN (2)
Gangguan Pedoman Diagnosis
Anankastik • Perasaan ragu-ragu dan hati-hati yang berlebihan, perfeksionisme yang
mempengaruhi penyelesaian tugas, ketelitian yang berlebihan, dan
keras kepala serta mencampuradukkan pikiran atau dorongan yang
memaksa
Histrionik • Ekspresi emosi yang dibuat-buat (self-dramatization), seperti
bersandiwara (theatricality), yang dibesar-besarkan (exaggerated),
mencari kegairahan (excitement), penghargaan (appreciation) dan
aktifitas dimana pasien menjadi pusat perhatian orang lain
• Penampilan atau perilaku “merangsang” (seductive) yang tidak
memadai dan terlalu peduli dengan daya tarik fisik

Narsistik • Merasa paling hebat, rasa iri pada orang lain atau menganggap orang
lain iri kepadanya, fantasi kesuksesan dan kepintaran, sangat ingin
dikagumi, kurang empati, angkuh dan sensitif terhadap kritik.
Ambang • Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara
(Tak stabil) impulsif tanpa mempertimbangkan konsekuensinya, bersamaan
dengan ketidakstabilan emosional
Gangguan Pedoman Diagnostik
Antisosial • Bersikap tidak peduli dengan perasaan orang lain, tidak
bertanggungjawab dan berlangsung terus menerus (persisten)
serta tidak peduli terhadap norma.
Skizoid • Emosi dingin, afek mendatar atau tak peduli (detachment), tidak
dapat mengekspresikan kelembutan atau kemarahan terhadap
orang lain, ketidakpedulian baik terhadap pujian atau kecaman,
tidak tertarik dengan seks.
Skizotipal • Afek yang tidak wajar atau yang menyempit, perilaku atau
penampilan yang aneh, hubungan sosial buruk tendensi menarik
diri dari pergaulan social, kepercayaan yang aneh atau pikiran
bersifat magic, yang mempengaruhi perilaku dan tidak serasi
norma-norma budaya setempat, keyakinan tentang bentuk tubuh
yang tidak normal, persepsi-persepsi panca indera yang tidak
lazim
Gangguan Pedoman Diagnostik
Paranoid • Kepekaan berlebihan terhadap penolakan, cenderung
untuk menyimpan dendam, perasaan bermusuhan dan
kecurigaan yang mendalam serta berulang.
Cemas Menghindar • Perasaan tegang dan takut yang menetap dan
pervasive, merasa dirinya tidak mampu, lebih rendah
dari orang lain, keengganan untuk terlibat dengan
orang kecuali merasa yakin akan disukai.
Dependen • Mendorong atau membiarkan orang lain untuk
mengambil sebagian besar keputusan penting untuk
dirinya, perasaan tidak enak atau tidak berdaya
apabila sendirian, preokupasi dengan ketakutan akan
ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya dan
dibiarkan untuk mengurus dirinya sendiri, terbatasnya
kemampuan untuk membuat keputusan sehari-hari
tanpa mendapat nasihat yang berlebihan dan
dukungan dari orang lain.
Jawaban Lainnya
B. Kepribadian Dependen : tidak tepat
C. Kepribadian Histrionik : tidak tepat
D. Kepribadian Ambang : tidak tepat
E. Kepribadian Skizoid : tidak tepat
Soal 180
Tn. Freed 35 tahun dinilai oleh teman-temannya sebagai
orang yang keras kepala. Beliau selalu ingin pekerjaannya itu
sempurna dan tidak boleh ada kesalahan sedikitpun. Dari
gaya bicaranya pun, beliau sangat kaku. Karena
kebiasaannya ini, beliau tidak begitu banyak memiliki teman
di kantornya. Apa kemungkinan yang dialami oleh Tn. Freed
?
A. Kepribadian Anankastik
B. Kepribadian Dependen
C. Kepribadian Histrionik
D. Kepribadian Ambang
E. Kepribadian Skizoid
Soal 181
Tn. Jose 35 tahun datang dibawa ke IGD oleh keluarganya
karena mengamuk dan akan membunuh adiknya. Pasien
diketahui sering tertawa sendiri dan merusak kebun
tetangganya. Keluhan ini sudah berlangsung selama 2 bulan
dan muncul setelah dipecat dari kantornya. Pasien
mengatakan bahwa adiknya itu titisan setan dan harus segera
dibunuh. Selain itu pasien tidak mengurus dirinya sendiri. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Psikotik akut
B. Skizoafektif
C. Gangguan waham
D. Skizofrenia herbefrenik
E. Skizofrenia simpleks
Analisis Soal 181
Tn. Jose 35 tahun datang dibawa ke IGD oleh keluarganya
karena mengamuk dan akan membunuh adiknya. Pasien
diketahui sering tertawa sendiri dan merusak kebun
tetangganya. Keluhan ini sudah berlangsung selama 2 bulan
dan muncul setelah dipecat dari kantornya. Pasien
mengatakan bahwa adiknya itu titisan setan dan harus
segera dibunuh. Selain itu pasien tidak mengurus dirinya
sendiri. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Skizofrenia Herbefrenik


PSIKOSIS
1. Skizofrenia (3A)
 Ditandai dengan adanya Dopamin ↑
 Ditandai dengan adanya :
1.Gangguan persepsi : Halusinasi, dominan auditorik
2.Gangguan isi pikiran
−Waham : delusion of control, delusion of influence, delusion of
passivity, delusional perception atau waham jenis lainnya
−Thought eco
−Thought insertion atau withdrawal
−Thought broadcasting
3.Perilaku katatonik atau gaduh gelisah
4.Gejala “Negatif” : apatis, jarang bicara, emosi tumpul, menarik diri
 Diagnosis tegagk jika gejala menetap 1 Bulan atau lebih
Terapi Skizofrenia

1. Fase akut :
− Olanzapin Injeksi IM 10mg, dapat diulang tiap 2
jam , maks 30mg/hari atau
− Haloperidol injeksi IM 5mg, dapat diulang tiap 30
menit, maks 20mg/hari
2. Fase stabilisasi : Pertimbangkan kondisi
pasien dan lihat tabel antipsikotika
Subtipe Skizofrenia
Paranoid Hebefrenik Katatonik
- Suara halusinasi yang - Pertama kali tegak pada usia - Stupor
mengancam atau memberi remaja atau dewasa - Posisi tubuh tertentu
perintah atau halusinasi (biasanya 15-25 tahun) - Negativism atau perlawanan
auditorik - Kepribadian khas : pemalu, terhadap perintah
- Halusinasi pembauan senang menyendiri, hampa - Posisi tubuh kaku
pengecapan atau tujuan dan perasaan - Mempertahankan anggota
perasaan tubuh - Afek dangkal sering disertai gerak dan tubuh
- Waham kejar dominan cekikikan, senyum atau - Pengulangan kata-kata dan
tertawa sendiri, ungakapan kalimat
kata diulang-ulang
- Halusinasi dan waham ada
namun tidak menonjol
Residual Simpleks
- Gejala negative dari skizofrenia - Dominan gejala negative
- Sedikitnya ada satu episode pskiotik - Sulit didiagnosis tergantung pada :
yang jelas di masa lampau gejala negatif yg khas dari
- Sedikitnya sudah lebih dari 1 tahun. skizofrenia residual tanpa didahului
waham, halusinasi atau lainnya.
- Tidak jelas gejala psikotiknya
Sindroma Ekstrapiramidal
• Reaksi yang ditimbulkan oleh penggunaan jangka
pendek atau panjang dari medikasi antipsikotik,
terlebih lagi Golongan 1 (Haloperidol).
• Manifestasi Klinis
Pseudoparkin-
Distonia Akatisia Tardive dyskinesia
sonism
Gejala-gejala Gerakan/postur ab- Perasaan subjektif Gerakan oral-
parkinson normal, termasuk kegelisahan facial meliputi
krisis okulorigik, (restlessness), mengecap-ngecap
prostrusi umumnya kaki bibir (lip
lidah, trismus, yang tidak bisa smacking),
tortikolis, dan postur tenang menghisap
distonik pada (sucking), dan
anggota gerak dan mengerutkan bibir
batang tubuh (puckering) atau
seperti facial
grimacing.
Terapi Sindroma Ekstrapiramidal
Sindroma Neuroleptik Maligna (SNM)
• Gejala khas dari SNM adalah kekakuan otot dan suhu tinggi
(lebih dari 38°C) pada pasien dengan penggunaan obat
antipsikotik disertai dengan perubahan status mental dan
kestidakstabilan otonom.
• Tatalaksana :
1. Hentikan semua antipsikotika
2. Observasi tanda vital
3. Terapi simptomatik
4. Pada kondisi kritis :
- Dantrolen 0,8 – 2.5 mg/kgbb/hari
- Bromokriptin 20-30 mg/ hari dibagi 4 dosis
2. Psikosis lain
Gangguan
Gangguan Psikotik Ganguan Waham
Karakteristik waham terinduksi Skizoafektif (3A)
Akut (3A) Menetap (3A)
(3A)
Onset Akut (dalam masa ≥ 3 bulan Biasanya akut
kurang 2 minggu)
Gejala - Gejala psikotik - Waham sebagau - Dua orang atau - Gejala defintif
mengganggu klinis atau gejala lebih adanya skizofrenia
aspek kehitupan yang paling mengalami dan gangguan
- Sindrom mencolok waham yang afektif sama-sama
polimorfik sama, dan menonjol pada
saling saat yang
mendukung bersamaan
- Mereka
mempunyai
hubungan dekat
yang tak lazim
dalam bentuk
seperti
diuraikan diatas
Gangguan
Gangguan Psikotik Ganguan Waham
Karakteristik waham terinduksi Skizoafektif (3A)
Akut (3A) Menetap (3A)
(3A)
Tambahan - Adanya stress - Tidak ada - Menghilang - Tidak dapat
akut yg kelainan otak, bila mereka digunakan untuk
berkaitan halusinasi dipisahkan pasien yang
- Tidak ada auditoril, dan menampilkan
penyebab riwayat gejala skizofrenia
organik ataupun skizofrenia dan gangguan
penyalahgunaan afektif tetapi
zat dalam episode
- Bukan depresi penyakit yang
ataupun manik berbeda.

Terapi Antipsikotik
Jawaban Lainnya
A. Psikotik akut : tidak tepat
B. Skizoafektif : tidak tepat
C. Gangguan waham : tidak tepat
E. Skizofrenia simpleks : tidak tepat
Soal 181
Tn. Jose 35 tahun datang dibawa ke IGD oleh keluarganya
karena mengamuk dan akan membunuh adiknya. Pasien
diketahui sering tertawa sendiri dan merusak kebun
tetangganya. Keluhan ini sudah berlangsung selama 2 bulan
dan muncul setelah dipecat dari kantornya. Pasien
mengatakan bahwa adiknya itu titisan setan dan harus segera
dibunuh. Selain itu pasien tidak mengurus dirinya sendiri. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Psikotik akut
B. Skizoafektif
C. Gangguan waham
D. Skizofrenia herbefrenik
E. Skizofrenia simpleks
Soal 182
Tn. Jose 35 tahun datang dibawa ke IGD oleh keluarganya
karena mengamuk dan akan membunuh adiknya. Pasien
diketahui sering tertawa sendiri dan merusak kebun
tetangganya. Keluhan ini sudah berlangsung selama 2 bulan
dan muncul setelah dipecat dari kantornya. Pasien
mengatakan bahwa adiknya itu titisan setan dan harus segera
dibunuh. Selain itu pasien tidak mengurus dirinya sendiri. Apa
tatalaksana awal yang tepat bagi pasien ?
A. Haloperidol 5 mg IM
B. Haloperidol 10 mg IM
C. Olanzapin 20 mg IM
D. Olanzapin 10 mg IV
E. Haloperidol 5 mg po
Analisis Soal 182
Tn. Jose 35 tahun datang dibawa ke IGD oleh keluarganya
karena mengamuk dan akan membunuh adiknya. Pasien
diketahui sering tertawa sendiri dan merusak kebun
tetangganya. Keluhan ini sudah berlangsung selama 2 bulan
dan muncul setelah dipecat dari kantornya. Pasien
mengatakan bahwa adiknya itu titisan setan dan harus
segera dibunuh. Selain itu pasien tidak mengurus dirinya
sendiri. Apa tatalaksana awal yang tepat bagi pasien ?

DIAGNOSIS : Skizofrenia Herbefrenik


PSIKOSIS
1. Skizofrenia (3A)
 Ditandai dengan adanya Dopamin ↑
 Ditandai dengan adanya :
1.Gangguan persepsi : Halusinasi, dominan auditorik
2.Gangguan isi pikiran
−Waham : delusion of control, delusion of influence, delusion of
passivity, delusional perception atau waham jenis lainnya
−Thought eco
−Thought insertion atau withdrawal
−Thought broadcasting
3.Perilaku katatonik atau gaduh gelisah
4.Gejala “Negatif” : apatis, jarang bicara, emosi tumpul, menarik diri
 Diagnosis tegagk jika gejala menetap 1 Bulan atau lebih
Terapi Skizofrenia

1. Fase akut :
− Olanzapin Injeksi IM 10mg, dapat diulang tiap 2
jam , maks 30mg/hari atau
− Haloperidol injeksi IM 5mg, dapat diulang tiap 30
menit, maks 20mg/hari
2. Fase stabilisasi : Pertimbangkan kondisi
pasien dan lihat tabel antipsikotika
Subtipe Skizofrenia
Paranoid Hebefrenik Katatonik
- Suara halusinasi yang - Pertama kali tegak pada usia - Stupor
mengancam atau memberi remaja atau dewasa - Posisi tubuh tertentu
perintah atau halusinasi (biasanya 15-25 tahun) - Negativism atau perlawanan
auditorik - Kepribadian khas : pemalu, terhadap perintah
- Halusinasi pembauan senang menyendiri, hampa - Posisi tubuh kaku
pengecapan atau tujuan dan perasaan - Mempertahankan anggota
perasaan tubuh - Afek dangkal sering disertai gerak dan tubuh
- Waham kejar dominan cekikikan, senyum atau - Pengulangan kata-kata dan
tertawa sendiri, ungakapan kalimat
kata diulang-ulang
- Halusinasi dan waham ada
namun tidak menonjol
Residual Simpleks
- Gejala negative dari skizofrenia - Dominan gejala negative
- Sedikitnya ada satu episode pskiotik - Sulit didiagnosis tergantung pada :
yang jelas di masa lampau gejala negatif yg khas dari
- Sedikitnya sudah lebih dari 1 tahun. skizofrenia residual tanpa didahului
waham, halusinasi atau lainnya.
- Tidak jelas gejala psikotiknya
Sindroma Ekstrapiramidal
• Reaksi yang ditimbulkan oleh penggunaan jangka
pendek atau panjang dari medikasi antipsikotik,
terlebih lagi Golongan 1 (Haloperidol).
• Manifestasi Klinis
Pseudoparkin-
Distonia Akatisia Tardive dyskinesia
sonism
Gejala-gejala Gerakan/postur ab- Perasaan subjektif Gerakan oral-
parkinson normal, termasuk kegelisahan facial meliputi
krisis okulorigik, (restlessness), mengecap-ngecap
prostrusi umumnya kaki bibir (lip
lidah, trismus, yang tidak bisa smacking),
tortikolis, dan postur tenang menghisap
distonik pada (sucking), dan
anggota gerak dan mengerutkan bibir
batang tubuh (puckering) atau
seperti facial
grimacing.
Terapi Sindroma Ekstrapiramidal
Sindroma Neuroleptik Maligna (SNM)
• Gejala khas dari SNM adalah kekakuan otot dan suhu tinggi
(lebih dari 38°C) pada pasien dengan penggunaan obat
antipsikotik disertai dengan perubahan status mental dan
kestidakstabilan otonom.
• Tatalaksana :
1. Hentikan semua antipsikotika
2. Observasi tanda vital
3. Terapi simptomatik
4. Pada kondisi kritis :
- Dantrolen 0,8 – 2.5 mg/kgbb/hari
- Bromokriptin 20-30 mg/ hari dibagi 4 dosis
Jawaban Lainnya
B. Haloperidol 10 mg IM : tidak tepat
C. Olanzapin 20 mg IM : tidak tepat
D. Olanzapin 10 mg IV : tidak tepat
E. Haloperidol 5 mg po : tidak tepat
Soal 182
Tn. Jose 35 tahun datang dibawa ke IGD oleh keluarganya
karena mengamuk dan akan membunuh adiknya. Pasien
diketahui sering tertawa sendiri dan merusak kebun
tetangganya. Keluhan ini sudah berlangsung selama 2 bulan
dan muncul setelah dipecat dari kantornya. Pasien
mengatakan bahwa adiknya itu titisan setan dan harus segera
dibunuh. Selain itu pasien tidak mengurus dirinya sendiri. Apa
tatalaksana awal yang tepat bagi pasien ?
A. Haloperidol 5 mg IM
B. Haloperidol 10 mg IM
C. Olanzapin 20 mg IM
D. Olanzapin 10 mg IV
E. Haloperidol 5 mg po
Soal 183
Tn. Natsu 32 tahun datang dengan keluhan merasa ketakutan
berlebih saat akan presentasi dikantornya. Keluhan sudah
dirasakan saat pasien di bangku sekolah. Saat akan
presentasi, pasien akan merasa keringat berlebih dan
gemetaran. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Agorafobia
B. Fobia sosial
C. Fobia spesifik
D. Gangguan panik
E. Serangan panik
Analisis Soal 183
Tn. Natsu 32 tahun datang dengan keluhan merasa
ketakutan berlebih saat akan presentasi dikantornya.
Keluhan sudah dirasakan saat pasien di bangku sekolah.
Saat akan presentasi, pasien akan merasa keringat berlebih
dan gemetaran. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Fobia Spesifik


GANGGUAN NEUROTIK, CEMAS DAN SOMATOFORM
Gangguan Pedoman Diagnostik
Agorafobia (2) Anxietas yang timbul harus terbatas pada setidaknya dua dari
situasi berikut : banyak orang/keramaian, tempat umum,
bepergian keluar rumah, dan bepergian sendiri.
Fobia Sosial (2) Anxietas terbatas pada situasi sosial tertentu contohnya : takut
menjadi pembicara didepan kelas, takut menjadi pusat
perhatian
Fobia Spesifik (2) Misalnya, naik pesawat terbang, binatang, dll
Gangguan Panik Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali
(3A) serangan anxietas berat dalam masa kira-kira satu bulan:
a) Pada keadaan-keadaan di mana sebenarnya secara objektif

tidak ada bahaya (tidak ada pencetus) → “serasa akan mati”


b) Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang

dapat diduga sebelumnya


c) Dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala-gejala
anxietas pada periode diantara serangan-serangan panik
Jawaban Lainnya
A. Agorafobia : takut di tengah keramaian
C. Fobia spesifik : takut dengan sesuatu yang spesifik
D. Gangguan panik : gejala panik yang berulang
E. Serangan panik : gejala panik yang pertama kali
Soal 183
Tn. Natsu 32 tahun datang dengan keluhan merasa ketakutan
berlebih saat akan presentasi dikantornya. Keluhan sudah
dirasakan saat pasien di bangku sekolah. Saat akan
presentasi, pasien akan merasa keringat berlebih dan
gemetaran. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ?
A. Agorafobia
B. Fobia sosial
C. Fobia spesifik
D. Gangguan panik
E. Serangan panik
Soal 184
Ny. Juvia 25 tahun datang dengan keluhan belum memiliki
keturunan setelah menikah selama 4 tahun. Pada saat
pemeriksaan fisik suami pasien dalam batas normal, namun
pada pasien ditemukan adanya spasme dari otot sekitar vagina.
Pasien juga menyatakan adanya rasa khawatir pada saat
berhubungan badan dengan suaminya. Sehingga mereka
berdua merasa kesulitan saat akan melakukan hal itu. pasien
tidak memiliki riwayat penyakit apa pun. Apa diagnosis yang
tepat pada pasien ?
A. Fetishisme
B. Sadisme
C. Masokis
D. Disparenia
E. Vaginismus
Analisis Soal 184
Ny. Juvia 25 tahun datang dengan keluhan belum memiliki
keturunan setelah menikah selama 4 tahun. Pada saat
pemeriksaan fisik suami pasien dalam batas normal, namun
pada pasien ditemukan adanya spasme dari otot sekitar
vagina. Pasien juga menyatakan adanya rasa khawatir pada
saat berhubungan badan dengan suaminya. Sehingga
mereka berdua merasa kesulitan saat akan melakukan hal
itu. pasien tidak memiliki riwayat penyakit apa pun. Apa
diagnosis yang tepat pada pasien ?

DIAGNOSIS : Vaginismus
GANGGUAN SEKSUAL
Gangguan Pedoman Diagnosis
Trans-seksual • Gejala menetap minimal 2 tahun ingin diterima sebagai
anggota dari kelompok dari lawan jenisnya.
Transvestisme • Mengenakan pakaian dari lawan jenisnya sebagai bagian
dari eksistensi dirinya untuk menikmati sejenak pengalaman
sebagai anggota lawan jenisnya
Ekshibisionis (2) • Kecenderungan yang berulang memamerkan alat kelamin
kepada orang asing atau ditempat umum.
Frotteurisme (2) • Kepuasan seksual dengan bergesekan atau bersentuhan
dengan orang yang tidak sadar.
Voyeurisme (2) • Kecenderungan yang berulang untuk melihat orang yang
sedang berhubungan seksual atau mengintip orang yang
tidak berpakaian
Gangguan Pedoman Diagnostik
Fetishisme (2) • Mengandalkan pada beberapa benda mati sebagai
rangsangan untuk membangkitkan keinginan seksual
Sadisme (2) • Kepuasan seksual didapatkan bila pasangan seksual
menderita dengan dipukuli, disakiti, diikat, disiksa.
Masokisme (2) • Kepuasan seksual didapatkan apabila disiksa, disakiti,
atau dipermalukan.
Troilisme (2) • Kepuasan seksual didapatkan bila melihat pasangan
seksualnya berhubungan seksual dengan orang lain
Gangguan • Kekurangan atau tidak ada keinginan melakukan
Keingingan Sesksual hubungan seksual yang persisten atau berulang
Hipoaktif (3A) minimal selama 6 bulan.
• Tidak disebabkan oleh gangguan mental atau
konsekuensi distress hubungan yang berat.
Gangguan Pedoman Diagnosis
Gangguan Ereksi (3A) • Terjadi kesulitan mempertahankan ereksi selama aktifitas
seksual hingga akhir proses seksual yang terjadi berulang
minimal 6 bulan
Delayed Ejaculation (3A) • Terjadi kejarangan atau tidak terjadi ejakulasi sama sekali
selama minimal 6 bulan

Ejakulasi dini (3A) • Kejadian ejakulasi menetap atau berulang terjadi kurang
lebih 1 menit setelah penetrasi vagina dan sebelum
menginginkan penetrasi vagina

Dyspareunia (3A) • Nyeri genital menetap atau berulang terjadi sebelum,


selama atau setelah koitus

Vaginismus (3A) • Terjadi kesulitan penetrasi vagina akibat konstriksi 1/3 luar
vagina disebabkan mengetatknya atau spasme involunter
otot dasar pelvis
Jawaban Lainnya
A. Fetishisme : tidak tepat
B. Sadisme : tidak tepat
C. Masokis : tidak tepat
D. Disparenia : tidak tepat
Soal 184
Ny. Juvia 25 tahun datang dengan keluhan belum memiliki
keturunan setelah menikah selama 4 tahun. Pada saat
pemeriksaan fisik suami pasien dalam batas normal, namun
pada pasien ditemukan adanya spasme dari otot sekitar vagina.
Pasien juga menyatakan adanya rasa khawatir pada saat
berhubungan badan dengan suaminya. Sehingga mereka
berdua merasa kesulitan saat akan melakukan hal itu. pasien
tidak memiliki riwayat penyakit apa pun. Apa diagnosis yang
tepat pada pasien ?
A. Fetishisme
B. Sadisme
C. Masokis
D. Disparenia
E. Vaginismus
Soal 185
An. Grey 6 tahun dibawa orangtuanya dengan keluhan sulit
dalam berkomunikasi. Setiap diajak berkomunikasi pasien selalu
terlihat kesulitan dan terlihat kaku. Namun kosa kata dan
bahasa pasien tidak terbatas dan jika diberitahu oleh
orangtuanya, pasien mudah mengerti. Pasien memiliki IQ 123.
Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Autisme
B. Asperger Disorder
C. Rett syndrome
D. ADHD
E. Retardasi Mental
Analisis Soal 185
An. Grey 6 tahun dibawa orangtuanya dengan keluhan sulit
dalam berkomunikasi. Setiap diajak berkomunikasi pasien
selalu terlihat kesulitan dan terlihat kaku. Namun kosa kata
dan bahasa pasien tidak terbatas dan jika diberitahu oleh
orangtuanya, pasien mudah mengerti. Pasien memiliki IQ
123. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?

DIAGNOSIS : Asperger Disorder


GANGGUAN PERKEMBANGAN DAN
TINGKAH LAKU ANAK
Gangguan Pedoman Diagnostik
Autisme • Ditandai kelainan dan/atau hendaya perkembangan yang muncul sebelum
usia 3 tahun, dan dengan ciri kelainan fungsi interaksi sosial, komunikasi,
dan perilaku
Asperger • Tidak adanya hambatan keterlambatan umum dalam perkembangan
Disorder berbahasa atau perkembangan kognitif yang secara klinis jelas (tidak
terganggu)
• Adanya defisiensi kualitatif dalam fungsi interaksi sosial yang timbal-balik
• Adanya pola perilaku, perhatian dan aktivitas, yang terbatas, berulang dan
stereotipik
Sindrom Rett • Pada sebagian besar kasus onset gangguan terjadi pada usia 7-24 bulan.
• Gejala khas yang paling menonjol adalah hilangnya kemampuan gerakan
tangan yang bertujuan dan keterampilan manipulatif dari motorik halus yang
telah terlatih. hambatan seluruh atau sebagian perkembangan berbahasa,
membasahi tangan secara stereotipik dengan ludah (saliva) dan kehilangan
dalam ikatan sosial
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
(ADHD) (2)

• Onset < 12 tahun


• Ditemukan adanya 3 gejala (minimal 6 bulan) :
- Inatensi, cth. tidak perhatian, sering kehilagan
benda
- Hiperaktivitas, cth. berlari-lari di kelas saat
sekolah, sangat aktif, bicara berlebihan
- Impulsivitas, cth. memotong pembicaraan
RETARDASI MENTAL (3A)
Ditandai oleh terjadinya hendaya keterampilan
selama masa perkembangan, sehingga
berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara
menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif,
bahasa, motorik dan sosial.

Retardasi Mental Pedoman Diagnostik

Ringan Tes IQ berkisar 50 sampai 69


Sedang Tes IQ berkisar 35 sampai 49
Berat Tes IQ berkisar 20 sampai 34
Sangat Berat Tes IQ berkisar dibawah 20
Jawaban Lainnya
A. Autisme : tidak tepat
C. Rett syndrome : tidak tepat
D. ADHD : tidak tepat
E. Retardasi Mental : tidak tepat
Soal 185
An. Grey 6 tahun dibawa orangtuanya dengan keluhan sulit
dalam berkomunikasi. Setiap diajak berkomunikasi pasien selalu
terlihat kesulitan dan terlihat kaku. Namun kosa kata dan
bahasa pasien tidak terbatas dan jika diberitahu oleh
orangtuanya, pasien mudah mengerti. Pasien memiliki IQ 123.
Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ?
A. Autisme
B. Asperger Disorder
C. Rett syndrome
D. ADHD
E. Retardasi Mental
Soal 186
Nn. Lucy 20 tahun datang dibawa keluarganya dengan keluhan
tidak mau keluar dari kamarnya sejak 1 minggu yang lalu.
Keluhan ini juga disertai dengan sering menangis, tidak mau
makan dan tidak mau melakukan aktivitasnya sehari-sehari
sejak 1 bulan yang lalu. Pasien memiliki riwayat keluhan yang
bertolak belakang pada 5 bulan yang lalu. Pada saat itu pasien
banyak berbicara dan tidak mau tidur selama 3 hari berturut-
turut. Apa terapi yang tepat pada pasien ?
A. Litium + Karbamazepin
B. Litium + Risperidon
C. Litium + Fluoxetin
D. Risperidon + Fluoxetin
E. Risperidon + Karbamazepin
Analisis Soal 186
Nn. Lucy 20 tahun datang dibawa keluarganya dengan
keluhan tidak mau keluar dari kamarnya sejak 1 minggu
yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan sering menangis,
tidak mau makan dan tidak mau melakukan aktivitasnya
sehari-sehari sejak 1 bulan yang lalu. Pasien memiliki
riwayat keluhan yang bertolak belakang pada 5 bulan yang
lalu. Pada saat itu pasien banyak berbicara dan tidak mau
tidur selama 3 hari berturut-turut. Apa terapi yang tepat
pada pasien ?

DIAGNOSIS : Gangguan Afektif Bipolar Episode


Kini Depresi
Gangguan Afektif Bipolar (3A)

• Gangguan mood yang terdiri dari paling sedikit satu


episode manik/ hipomanik atau campuran ditambah
riwayat episode depresi mayor.
• Pedoman Diagnostik
- Gangguan ini tersifat oleh episode berulang
(≥2 episode).
- Terdapat penyembuhan sempurna antar episode.
Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan
berlangsung antara 2 minggu sampai 4 – 5 bulan,
episode depresi rata-rata sekitar 6 bulan. Sering terjadi
setelah ada peristiwa pemicu
Tipe I • Episode manik disertai episode depresi mayor
Tipe II • ≥ 1x episode depresi mayor yang disertai oleh ≥1x
episode hipomanik.
Terapi • Agitasi akut :
1. Injeksi IM Aripiprazol 9,75 mg/mL atau Injeksi IM
Olanzapin 10mg/injeksi
2. Injeksi IM Haloperidol 5mg/kali dapat diulang 30 menit,
maks 15mg/hari
• Episode mania akut
Litium + Risperidone
• Episode depresi akut :
Litium + SSRI
Anti-mania
Rentang Dosis
Obat Anti-mania Anjuran Bentuk Sediaan
(mg/hari)
Lithium Carbonate 250 – 500 Tablet (200 – 400 mg)
Haloperidol 5 – 20 Tablet (0.5 mg , 1 mg, 1.5 mg, 2
mg, 5 mg), injeksi short acting (5
mg/mL), tetes (2 mg/ 5 mL), injeksi
long acting (50 mg/mL)
Carbamazepine 300 – 600 Tablet atau Caplet (200 mg)
2 – 3 x perhari
Asam Valproat 2 x 250 Sirup (250 mg/5 mL)
Divalproex Na. 3 x 250 Tablet (250 mg)
Anti-psikotik
Jawaban Lainnya
A. Litium + Karbamazepin : tidak tepat
B. Litium + Risperidon : pada episode kini manik
D. Risperidon + Fluoxetin : tidak tepat
E. Risperidon + Karbamazepin : tidak tepat
Soal 186
Nn. Lucy 20 tahun datang dibawa keluarganya dengan keluhan
tidak mau keluar dari kamarnya sejak 1 minggu yang lalu.
Keluhan ini juga disertai dengan sering menangis, tidak mau
makan dan tidak mau melakukan aktivitasnya sehari-sehari
sejak 1 bulan yang lalu. Pasien memiliki riwayat keluhan yang
bertolak belakang pada 5 bulan yang lalu. Pada saat itu pasien
banyak berbicara dan tidak mau tidur selama 3 hari berturut-
turut. Apa terapi yang tepat pada pasien ?
A. Litium + Karbamazepin
B. Litium + Risperidon
C. Litium + Fluoxetin
D. Risperidon + Fluoxetin
E. Risperidon + Karbamazepin
Soal 187
Tn. Laxus 38 tahun didiagnosis oleh Psikiater dengan Skizofrenia.
Pasien diberikan Haloperidol sebagai obat rutinnya. Apa efek
samping irreversible dari obat tersebut ?
A. Parkinsonism
B. Distonia
C. Akatisia
D. Tardive dyskinesia
E. SNM
Analisis Soal 187
Tn. Laxus 38 tahun didiagnosis oleh Psikiater dengan
Skizofrenia. Pasien diberikan Haloperidol sebagai obat
rutinnya. Apa efek samping irreversible dari obat tersebut ?

DIAGNOSIS : Skizofrenia
Sindroma Ekstrapiramidal
• Reaksi yang ditimbulkan oleh penggunaan jangka
pendek atau panjang dari medikasi antipsikotik,
terlebih lagi Golongan 1 (Haloperidol).
• Manifestasi Klinis
Pseudoparkin-
Distonia Akatisia Tardive dyskinesia
sonism
Gejala-gejala Gerakan/postur ab- Perasaan subjektif • Gerakan oral-
parkinson normal, termasuk kegelisahan facial meliputi
krisis okulorigik, (restlessness), mengecap-
prostrusi lidah, trismus, umumnya kaki yang ngecap bibir (lip
tortikolis, dan postur tidak bisa tenang smacking),
distonik pada anggota menghisap
gerak dan batang (sucking), dan
tubuh mengerutkan
bibir (puckering)
atau seperti facial
grimacing.
• Gejala ini bersifat
irreversible
Terapi Sindroma Ekstrapiramidal
Sindroma Neuroleptik Maligna (SNM)
• Gejala khas dari SNM adalah kekakuan otot dan suhu tinggi
(lebih dari 38°C) pada pasien dengan penggunaan obat
antipsikotik disertai dengan perubahan status mental dan
kestidakstabilan otonom.
• Tatalaksana :
1. Hentikan semua antipsikotika
2. Observasi tanda vital
3. Terapi simptomatik
4. Pada kondisi kritis :
- Dantrolen 0,8 – 2.5 mg/kgbb/hari
- Bromokriptin 20-30 mg/ hari dibagi 4 dosis
Jawaban Lainnya
A. Parkinsonism : tidak tepat
B. Distonia : tidak tepat
C. Akatisia : tidak tepat
E. SNM : tidak tepat
Soal 187
Tn. Laxus 38 tahun didiagnosis oleh Psikiater dengan Skizofrenia.
Pasien diberikan Haloperidol sebagai obat rutinnya. Apa efek
samping irreversible dari obat tersebut ?
A. Parkinsonism
B. Distonia
C. Akatisia
D. Tardive dyskinesia
E. SNM
Soal 188
Seorang dokter di Puskesmas Fiore akan melakukan
pemantauan secara kontinyu dari data angka kejadian DHF di
wilayah kerjanya. Maka dari itu, grafik apa yang cocok
digunakan oleh dokter tersebut ?
A. Batang
B. Histogram
C. Pie/Lingkaran
D. Stem and Leaf
E. Peta
Analisis Soal 188
Seorang dokter di Puskesmas Fiore akan melakukan
pemantauan secara kontinyu dari data angka kejadian DHF
di wilayah kerjanya. Maka dari itu, grafik apa yang cocok
digunakan oleh dokter tersebut ?

MATERI : Fungsi Grafik


Fungsi Grafik
Untuk mengetahui jumlah suatu aspek dibandingkan
Batang
aspek lainnya
Bentuk khusus dari diagram batang, data bentuk
Histogram
kontinyu
Untuk mengetahui proporsi/persentase suatu aspek
Pie/Lingkaran
dibandingkan dengan aspek lainnya
Untuk memperjelas persebaran frekuensi data
Stem and Leaf
(khususnya data kecil)
Untuk mengetahui persebaran dalam suatu wilayah
Peta
tertentu
Untuk mengetahui progress atau perkembangan dalam
Garis
periode tertentu
Jawaban Lainnya
A. Batang : untuk membandingkan
C. Pie/Lingkaran : untuk mengetahui proporsi
D. Stem and Leaf : memperjelas sebarab frekuensi
E. Peta : untuk mengetahui persebaran
Soal 188
Seorang dokter di Puskesmas Fiore akan melakukan
pemantauan secara kontinyu dari data angka kejadian DHF di
wilayah kerjanya. Maka dari itu, grafik apa yang cocok
digunakan oleh dokter tersebut ?
A. Batang
B. Histogram
C. Pie/Lingkaran
D. Stem and Leaf
E. Peta
Soal 189
Tn. Zeref 35 tahun merupakan pegawai swasta. Maka dari itu
beliau termasuk ke dalam peserta BPJS yang mana ?
A. PBI, APBD
B. PBI, APBN
C. Non PBI, PPU
D. Non PBI, Non PPU
E. Non PBI, Non Pekerja
Analisis Soal 189
Tn. Zeref 35 tahun merupakan pegawai swasta. Maka dari
itu beliau termasuk ke dalam peserta BPJS yang mana ?

MATERI : BPJS
BPJS
• Dimulai sejak 1 Januari 2014
• Dasar Hukum
- UU No. 24 tahun 2011, Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial
- UU No. 40 tahun 2004, Sistem Jaminan Sosial
• BPJS adalah Penyelenggara
• JKN adalah Program
• Peserta yang sudah terdaftar sebagai peserta
Jamkesmas dan Jamkesda semuanya akan
dialihkan menjadi peserta BPJS PBI dengan artu
identitas yaitu KIS (Kartu Indonesia Sehat)
Besaran Iuran BPJS Kesehatan
PBI Iuran ditanggung Pemerintah

PPU (PNS, TNI Polri, Pejabat Negara) 5% dari Gaji atau Upah perbulan
dengan ketentuan :
• 4% dibayar oleh Pemberi Kerja
PPU (BUMN, BUMD, Swasta) • 1%dibayar oleh Peserta

Tambahan Keluarga seperti anak ke- 1% dari Gaji atau Upah per orang
4 dst, orang tua atau mertua per bulan, dibayar oleh pekerja
penerima upah

Veteran, Perintis Kemerdekaan, 5% dari 45% gaji pokok PNS Gol.


Janda, Duda, Anak yatim piatu Ruang III/a dengan masa kerja 14
tahun per bulan
Jawaban Lainnya
A. PBI, APBD : Jamkesda
B. PBI, APBN : Jasmkesmas
D. Non PBI, Non PPU : Profesi, seperti dokter dan
pengacara
E. Non PBI, Non Pekerja : pensiunan, veteran
Soal 189
Tn. Zeref 35 tahun merupakan pegawai swasta. Maka dari itu
beliau termasuk ke dalam peserta BPJS yang mana ?
A. PBI, APBD
B. PBI, APBN
C. Non PBI, PPU
D. Non PBI, Non PPU
E. Non PBI, Non Pekerja
Soal 190
Tn. Zeref 35 tahun merupakan pegawai swasta. Maka dari itu
berapa besar iuran BPJS kesehatan yang tepat untuk Tn. Zeref ?
A. 4% dibayar oleh pemberi kerja, 1% dibayar oleh peserta
B. 3% dibayar oleh pemberi kerja, 2% dibayar oleh peserta
C. 2% dibayar oleh pemberi kerja, 3% dibayar oleh peserta
D. 5% dari 45% gaji pokok PNS Gol. Ruang III/a
E. 5% dari 50% gaji pokok PNS Gol. Ruang III/a
Analisis Soal 190
Tn. Zeref 35 tahun merupakan pegawai swasta. Maka dari
itu berapa besar iuran BPJS kesehatan yang tepat untuk Tn.
Zeref ?

MATERI : BPJS
BPJS
• Dimulai sejak 1 Januari 2014
• Dasar Hukum
- UU No. 24 tahun 2011, Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial
- UU No. 40 tahun 2004, Sistem Jaminan Sosial
• BPJS adalah Penyelenggara
• JKN adalah Program
• Peserta yang sudah terdaftar sebagai peserta
Jamkesmas dan Jamkesda semuanya akan
dialihkan menjadi peserta BPJS PBI dengan artu
identitas yaitu KIS (Kartu Indonesia Sehat)
Besaran Iuran BPJS Kesehatan
PBI Iuran ditanggung Pemerintah

PPU (PNS, TNI Polri, Pejabat Negara) 5% dari Gaji atau Upah perbulan
dengan ketentuan :
• 4% dibayar oleh Pemberi Kerja
PPU (BUMN, BUMD, Swasta) • 1%dibayar oleh Peserta

Tambahan Keluarga seperti anak ke- 1% dari Gaji atau Upah per orang
4 dst, orang tua atau mertua per bulan, dibayar oleh pekerja
penerima upah

Veteran, Perintis Kemerdekaan, 5% dari 45% gaji pokok PNS Gol.


Janda, Duda, Anak yatim piatu Ruang III/a dengan masa kerja 14
tahun per bulan
Jawaban Lainnya
B. 3% dibayar oleh pemberi kerja, 2% dibayar oleh
peserta : tidak ada
C. 2% dibayar oleh pemberi kerja, 3% dibayar oleh
peserta : tidak ada
D. 5% dari 45% gaji pokok PNS Gol. Ruang III/a :
Veteran, Perintis Kemerdekaan, Janda, Duda, Anak
yatim piatu
E. 5% dari 50% gaji pokok PNS Gol. Ruang III/a : tidak
ada
Soal 190
Tn. Zeref 35 tahun merupakan pegawai swasta. Maka dari itu
berapa besar iuran BPJS kesehatan yang tepat untuk Tn. Zeref ?
A. 4% dibayar oleh pemberi kerja, 1% dibayar oleh peserta
B. 3% dibayar oleh pemberi kerja, 2% dibayar oleh peserta
C. 2% dibayar oleh pemberi kerja, 3% dibayar oleh peserta
D. 5% dari 45% gaji pokok PNS Gol. Ruang III/a
E. 5% dari 50% gaji pokok PNS Gol. Ruang III/a
Soal 191
Seorang dokter akan melakukan penelitian yang bertujuan untuk
melihat apakah ada hubungannya antara konsumsi daun salam
dengan perubahan tingkat tekanan darah pada pasien
Hipertensi di Desa Fiore. Penelitian ini diperkirakan akan diikuti
selama 5 tahun untuk melihat hasilnya. Apa desain penelitian
yang dapat digunakan ?
A. Case series
B. Case control
C. Cross sectional
D. Cohort prospektif
E. Cohort retrospektif
Analisis Soal 191
Seorang dokter akan melakukan penelitian yang bertujuan
untuk melihat apakah ada hubungannya antara konsumsi
daun salam dengan perubahan tingkat tekanan darah pada
pasien Hipertensi di Desa Fiore. Penelitian ini diperkirakan
akan diikuti selama 5 tahun untuk melihat hasilnya. Apa
desain penelitian yang dapat digunakan ?

MATERI : Desain Penelitian


DESAIN PENELITIAN
Deskriptif
• Laporan terperinci mengenai diagnosis, perawatan, dan
Case Report tindak lanjut dari seorang pasien yang mengandung
beberapa informasi demografis tentang pasien

• Kumpulan beberapa laporan pasien (serial kasus)


dengan karakteristik umum yang digunakan untuk
Case Series menggambarkan beberapa klinis, aspek patofisiologis
atau operasional dari suatu penyakit, perawatan atau
prosedur diagnostik
• Sebuah pendekatan untuk penelitian yang berfokus
Case Study pada mendapatkan pemahaman mendalam tentang hal
(bukan hanya 1 hal yang dibahas)
Analitik
• Penelitian dimana penyakit (outcome) dan paparan faktor
risiko (eksposure) diteliti dalam waktu yang sama (saat ini).
Cross Sectional
Cocok untuk peneliti dengan keterbatasan waktu dan dana.
Ukuran hubungan dengan Prevalence Ratio (PR)

• Penelitian dimana peneliti mencari sampel yang mempunyai


penyakit (outcome), kemudian peneliti menggali riwayat
Case Control
paparan (exposure) terhadap faktor risiko yang ingin diteliti..
Ukuran hubungan dengan Odd Ratio (OR)
• Retrospektif: penelitian dimana peneliti mencari sampel yang
mempunyai riwayat terhadap paparan faktor risiko
(exposure) kemudian diteliti apakah saat ini menderita
penyakit atau tidak (outcome)
Cohort Study • Prospektif: penelitian dimana peneliti mencari sampel yang
saat ini terkena paparan faktor risiko (exposure) kemudian
diikuti beberapa lama dan dilihat apakah paparan tersebut
menimbulkan penyakit atau tidak (outcome)
• Ukuran hubungan dengan Risk Ratio (RR)
Jawaban Lainnya
A. Case series : tidak tepat
B. Case control : tidak tepat
C. Cross sectional : tidak tepat
E. Cohort retrospektif : tidak tepat
Soal 191
Seorang dokter akan melakukan penelitian yang bertujuan untuk
melihat apakah ada hubungannya antara konsumsi daun salam
dengan perubahan tingkat tekanan darah pada pasien
Hipertensi di Desa Fiore. Penelitian ini diperkirakan akan diikuti
selama 5 tahun untuk melihat hasilnya. Apa desain penelitian
yang dapat digunakan ?
A. Case series
B. Case control
C. Cross sectional
D. Cohort prospektif
E. Cohort retrospektif
Soal 192
Tn. Dragneel 32 tahun telah didiagnosis dengan Gastritis, maka
dari itu dokter memberikan Omeprazol kepada pasien. Pada
kasus tersebut, dokter telah melakukan level pencegahan yang
mana ?
A. Heatlh promotion
B. Spesific protection
C. Early detection and prompt treatmenet
D. Disability limitation
E. Rehabilitation
Analisis Soal 192
Tn. Dragneel 32 tahun telah didiagnosis dengan Gastritis,
maka dari itu dokter memberikan Omeprazol kepada
pasien. Pada kasus tersebut, dokter telah melakukan level
pencegahan yang mana ?

MATERI : Prevetion Level


PREVENTION LEVEL
Primary Secondary Tertiary

Health Specific Early detection and Disability


Rehabilitation
promotion protection prompt treatment limitation

Nutrition, Vaccination, Screening Medikamentosa Fisioterapi


Smoking Protective
cessation equipment
Jawaban Lainnya
A. Heatlh promotion : tidak tepat
B. Spesific protection : tidak tepat
C. Early detection and prompt treatmenet : tidak tepat
E. Rehabilitation : tidak tepat
Soal 192
Tn. Dragneel 32 tahun telah didiagnosis dengan Gastritis, maka
dari itu dokter memberikan Omeprazol kepada pasien. Pada
kasus tersebut, dokter telah melakukan level pencegahan yang
mana ?
A. Heatlh promotion
B. Spesific protection
C. Early detection and prompt treatmenet
D. Disability limitation
E. Rehabilitation
Soal 193
Tn. Heartfilia 65 tahun datang ke Poliklinik VIP untuk kontrol
rutin penyakit Diabetes Melitusnya. Selama ini pasien berobat ke
Poliklinik VIP dengan menggunakan uang pribadinya. Apa sistem
pembiayaan kesehatan pada kasus tersebut ?
A. Kapitasi
B. BPJS
C. Gaji
D. Fee for service
E. Reimbursement
Analisis Soal 193
Tn. Heartfilia 65 tahun datang ke Poliklinik VIP untuk kontrol
rutin penyakit Diabetes Melitusnya. Selama ini pasien
berobat ke Poliklinik VIP dengan menggunakan uang
pribadinya. Apa sistem pembiayaan kesehatan pada kasus
tersebut ?

MATERI : Sisitem Pembiayaan Jasa Kesehatan


Sistem Pembiayaan Jasa Kesehatan

• Kapitasi : Sistem pembiayaan yang dilakukan di awal


berdasarkan jumlah tanggungan, seperti BPJS

• Gaji : Menerima penghasilan tetap setiap bulannya


sebagai balas jasa atas pelayanan kesehatan

• Fee for service : Membayar jasa kesehatan dengan


uang pasien sendiri

• Reimbursement : Sistem penggantian biaya


kesehatan oleh pihak perusahaan, seperti asuransi
Jawaban Lainnya
A. Kapitasi : tidak tepat
B. BPJS : tidak tepat
C. Gaji : tidak tepat
E. Reimbursement : tidak tepat
Soal 193
Tn. Heartfilia 65 tahun datang ke Poliklinik VIP untuk kontrol
rutin penyakit Diabetes Melitusnya. Selama ini pasien berobat ke
Poliklinik VIP dengan menggunakan uang pribadinya. Apa sistem
pembiayaan kesehatan pada kasus tersebut ?
A. Kapitasi
B. BPJS
C. Gaji
D. Fee for service
E. Reimbursement
Soal 194
dr. Wendy akan melakukan penelitian yang bertujuan untuk
membandingkan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai
protokol kesehatan Covid-19 dengan angka kejadian OTG
Covid-19 di Desa A dan Desa B. Maka dari itu apa jenis uji
hipotesis yang dapat digunakan oleh dr. Wendy ?
A. Chi square
B. Pair T test
C. Unpair T test
D. Oneway Anova
E. Repeted Anova
Analisis Soal 194
dr. Wendy akan melakukan penelitian yang bertujuan untuk
membandingkan tingkat pengetahuan masyarakat
mengenai protokol kesehatan Covid-19 dengan angka
kejadian OTG Covid-19 di Desa A dan Desa B. Maka dari
itu apa jenis uji hipotesis yang dapat digunakan oleh dr.
Wendy ?

MATERI : Uji Hipotesis


Pembahasan
Pada kasus ini :

1. Komparatif : “Membandingkan tingkat...”


2. Tidak berpasangan : tidak membandingkan
pre dan post
3. Terdapat 2 variabel (pengetahuan dan angka
OTG)
4. Angka OTG di sini bermakna sebagai
numerik
Jawaban Lainnya
A. Chi square : tidak tepat
B. Pair T test : tidak tepat
D. Oneway Anova : tidak tepat
E. Repeted Anova : tidak tepat
Soal 194
dr. Wendy akan melakukan penelitian yang bertujuan untuk
membandingkan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai
protokol kesehatan Covid-19 dengan angka kejadian OTG
Covid-19 di Desa A dan Desa B. Maka dari itu apa jenis uji
hipotesis yang dapat digunakan oleh dr. Wendy ?
A. Chi square
B. Pair T test
C. Unpair T test
D. Oneway Anova
E. Repeted Anova
Soal 195
dr. Marvell akan melakukan penelitian dengan melihat apakah
terdapat hubungan antara pengetuhuan mengenai protokol
kesehatan Covid-19 dengan tingkat pendidikan (SD, SMP, SMA
dan Kuliah) dan tingkat ekonomi (rendah, sedang dan tinggi) di
Desa Fiore. Apa uji hipotesis yang dapat digunakan oleh dr.
Marvell ?
A. Chi square
B. Pair T test
C. Unpair T test
D. Oneway Anova
E. Repeted Anova
Analisis Soal 195
dr. Marvell akan melakukan penelitian dengan melihat
apakah terdapat hubungan antara pengetuhuan mengenai
protokol kesehatan Covid-19 dengan tingkat pendidikan
(SD, SMP, SMA dan Kuliah) dan tingkat ekonomi (rendah,
sedang dan tinggi) di Desa Fiore. Apa uji hipotesis yang
dapat digunakan oleh dr. Marvell ?

MATERI : Uji Hipotesis


Pembahasan
Pada kasus ini :

1. Komparatif : “Hubungan tingkat... dengan


tingkat... dan tingkat...”
2. Tidak berpasangan : tidak membandingkan
pre dan post
3. Terdapat > 2 variabel (pengetahuan,
pendidikan dan ekonomi)
4. Semua variabel termasuk ke dalam Kategorik
Jawaban Lainnya
B. Pair T test : tidak tepat
C. Unpair T test : tidak tepat
D. Oneway Anova : tidak tepat
E. Repeted Anova : tidak tepat
Soal 195
dr. Marvell akan melakukan penelitian dengan melihat apakah
terdapat hubungan antara pengetuhuan mengenai protokol
kesehatan Covid-19 dengan tingkat pendidikan (SD, SMP, SMA
dan Kuliah) dan tingkat ekonomi (rendah, sedang dan tinggi) di
Desa Fiore. Apa uji hipotesis yang dapat digunakan oleh dr.
Marvell ?
A. Chi square
B. Pair T test
C. Unpair T test
D. Oneway Anova
E. Repeted Anova
Soal 196
dr. Carla melakukan penelitian faktor risiko merokok terhadap
Ca Paru. Pada total 120 sampel orang, ditemukan 80 orang
merokok dengan 20 orangnya Ca Paru (-) dan 40 orang tidak
merokok dengan 10 orangnya Ca Paru (+). Maka nilai Odd
Ratio pada kasus tersebut adalah ?
A. 60 x 70 / 20 x 50
B. 60 x 40 / 20 x 40
C. 60 x 80 / 20 x 80
D. 60 x 10 / 20 x 30
E. 60 x 30 / 20 x 10
Analisis Soal 196
dr. Carla melakukan penelitian faktor risiko merokok
terhadap Ca Paru. Pada total 120 sampel orang, ditemukan
80 orang merokok dengan 20 orangnya Ca Paru (-) dan 40
orang tidak merokok dengan 10 orangnya Ca Paru (+).
Maka nilai Odd Ratio pada kasus tersebut adalah ?

MATERI : Mengetahui Ukuran Hubungan


Mengetahui Ukuran Hubungan

Outcome

Positif Negatif

Positif A B
Exposure

Negatif C D

A
Cross Sectional (Prevalence ratio) dan Cohort Study (Risk Ratio) = A+B
C
C+D
AD
Case Control (Odd ratio) =
BC
Pembahasabn
Ca Paru

Positif Negatif Total

Positif 60 20 80 Angka yang


Merokok

= tertera pada
Negatif 10 30 40 soal

Total 70 50 120

60 x 30
Case Control (Odd ratio) =
20 x 10
Jawaban Lainnya
A. 60 x 70 / 20 x 50 : tidak tepat
B. 60 x 40 / 20 x 40 : tidak tepat
C. 60 x 80 / 20 x 80 : tidak tepat
D. 60 x 10 / 20 x 30 : tidak tepat
Soal 196
dr. Carla melakukan penelitian faktor risiko merokok terhadap
Ca Paru. Pada total 120 sampel orang, ditemukan 80 orang
merokok dengan 20 orangnya Ca Paru (-) dan 40 orang tidak
merokok dengan 10 orangnya Ca Paru (+). Maka nilai Odd
Ratio pada kasus tersebut adalah ?
A. 60 x 70 / 20 x 50
B. 60 x 40 / 20 x 40
C. 60 x 80 / 20 x 80
D. 60 x 10 / 20 x 30
E. 60 x 30 / 20 x 10
Soal 197
dr. Carla melakukan penelitian faktor risiko merokok terhadap
Ca Paru. Pada total 120 sampel orang, ditemukan 80 orang
merokok dengan 20 orangnya Ca Paru (-) dan 40 orang tidak
merokok dengan 10 orangnya Ca Paru (+). Maka nilai Risk Ratio
pada kasus tersebut adalah ?
A. 60 120
10 120
B. 80 10
40 60
C. 10 80
60 40
D. 80 60
40 10
E. 60 80
10 40
Analisis Soal 197
dr. Carla melakukan penelitian faktor risiko merokok
terhadap Ca Paru. Pada total 120 sampel orang, ditemukan
80 orang merokok dengan 20 orangnya Ca Paru (-) dan 40
orang tidak merokok dengan 10 orangnya Ca Paru (+).
Maka nilai Risk Ratio pada kasus tersebut adalah ?

MATERI : Mengetahui Ukuran Hubungan


Mengetahui Ukuran Hubungan

Outcome

Positif Negatif

Positif A B
Exposure

Negatif C D

A
Cross Sectional (Prevalence ratio) dan Cohort Study (Risk Ratio) = A+B
C
C+D
AD
Case Control (Odd ratio) =
BC
Pembahasabn
Ca Paru

Positif Negatif Total

Positif 60 20 80 Angka yang


Merokok

= tertera pada
Negatif 10 30 40 soal

Total 70 50 120

60
80
Cross Sectional (Prevalence ratio) dan Cohort Study (Risk Ratio) = 10
40
Jawaban Lainnya
A. 60 120 : tidak tepat
10 120
B. 80 10 : tidak tepat
40 60
C. 10 80 : tidak tepat
60 40
D. 80 60 : tidak tepat
40 10
Soal 197
dr. Carla melakukan penelitian faktor risiko merokok terhadap
Ca Paru. Pada total 120 sampel orang, ditemukan 80 orang
merokok dengan 20 orangnya Ca Paru (-) dan 40 orang tidak
merokok dengan 10 orangnya Ca Paru (+). Maka nilai Risk Ratio
pada kasus tersebut adalah ?
A. 60 120
10 120
B. 80 10
40 60
C. 10 80
60 40
D. 80 60
40 10
E. 𝟔𝟎 𝟖𝟎
𝟏𝟎 𝟒𝟎
Soal 198
dr. Wendy diketahui akan pergi berlibur ke Eropa selama 5
bulan ke depan. Maka dari itu beliau menyerahkan beberapa
pasiennya ke dr. Marvell. Setelah berlibur, beberapa pasien
tersebut akan dikembalikan lagi ke dr. Wendy. Apa rujukan yang
terjadi pada kasus tersebut ?
A. Interval
B. Split
C. Collateral
D. Cross
E. Vertical
Analisis Soal 198
dr. Wendy diketahui akan pergi berlibur ke Eropa selama 5
bulan ke depan. Maka dari itu beliau menyerahkan
beberapa pasiennya ke dr. Marvell. Setelah berlibur,
beberapa pasien tersebut akan dikembalikan lagi ke dr.
Wendy. Apa rujukan yang terjadi pada kasus tersebut ?

MATERI : Rujukan
RUJUKAN (REFERRAL)
Interval • Pelimpahan sepenuhnya kepada satu dokter konsultan
untuk jangka waktu tertentu
• Selama jangka waktu itu dokter primer TIDAK ikut
campur
Split • pelimpahan sepenuhnya kepada BEBERAPA dokter
konsultan unutuk jangka waktu tertentu
• Selama jangka waktu itu dokter primer TIDAK ikut
campur
Collateral • Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab
penanganan penderita HANYA untuk SATU MASALAH
tertentu
Cross • Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab pasien
kepada dokter lain untuk SELAMANYA
Jawaban Lainnya
B. Split : tidak tepat
C. Collateral : tidak tepat
D. Cross : tidak tepat
E. Vertical : tidak tepat
Soal 198
dr. Wendy diketahui akan pergi berlibur ke Eropa selama 5
bulan ke depan. Maka dari itu beliau menyerahkan beberapa
pasiennya ke dr. Marvell. Setelah berlibur, beberapa pasien
tersebut akan dikembalikan lagi ke dr. Wendy. Apa rujukan yang
terjadi pada kasus tersebut ?
A. Interval
B. Split
C. Collateral
D. Cross
E. Vertical
Soal 199
Nn. Lisanna sedang mengerjakan skripsi dan akan mengambil
beberapa orang untuk sampelnya. Orang yang dijadikan
sampelnya adalah hanya teman-teman dekat dan orang pilihan
Nn. Lisanna. Apa macam sampling yang terdapat pada kasus
tersebut ?
A. Simple random sampling
B. Consecutive sampling
C. Purposive sampling
D. Snowball sampling
E. Cluster sampling
Analisis Soal 199
Nn. Lisanna sedang mengerjakan skripsi dan akan
mengambil beberapa orang untuk sampelnya. Orang yang
dijadikan sampelnya adalah hanya teman-teman dekat dan
orang pilihan Nn. Lisanna. Apa macam sampling yang
terdapat pada kasus tersebut ?

MATERI : Macam Sampling


POPULASI DAN SAMPEL
 Populasi
- Populasi target : populasi yang merupakan sasaran akhir
penerapan hasil peneltian (domain). Cth. Pasangan usia
subur
- Populasi terjangkau/sumber : bagian populasi target yang
dapat dijangkau peneliti, dibatasi tempat dan waktu. Cth.
Pasangan usia subur yang tinggal di kelurahan Meral barat

• Sampel
Bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga
dianggap dapat mewakili populasinya. Cth. Sejumlah 25
pasangan usia subur yang tinggal di kelurahan Meral barat
Macam-macam cara sampling
Probability Sampling

Simple random sampling • Semua diberi normor  diambil secara acak


Systmatic sampling • Semua diberi nomor  ambil dengan pola
tertentu. Cth. diberi nomor  diambil kelipatan 5
Stratified sampling • Karakteristik bertingkat (pendidikan rendah-
menengah-tinggi)
Cluster sampling • Terdapat kelompok setara (dari 100 SMP diambil
hanya 20 SMP)
Area/ Multistage sampling • Populasi besar, nationwide survey bertahap
agar seluruhnya (provinsi kabupaten
kecamatan  kelurahan)
Non - Probability Sampling

Consecutive sampling • Diambil yang memenuhi kriteria berdasar dalam


kurun waktu tertentu (All accessible subject). Cth.
Mengambil sampel di Poli Paru
Convience/Accidental/ • Sampel dipilih berdasar kemudahan/suka-suka hati
Captive sampling peneliti
Porposive/Judgemental • Berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah
sampling pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel
penelitiannya (dianggap dapat memberi informasi)
Snowball sampling • Bermula dari sedikit sampel menjadi banyak
(dengan network)
Jawaban Lainnya
A. Simple random sampling : tidak tepat
B. Consecutive sampling : tidak tepat
D. Snowball sampling : tidak tepat
E. Cluster sampling : tidak tepat
Soal 199
Nn. Lisanna sedang mengerjakan skripsi dan akan mengambil
beberapa orang untuk sampelnya. Orang yang dijadikan
sampelnya adalah hanya teman-teman dekat dan orang pilihan
Nn. Lisanna. Apa macam sampling yang terdapat pada kasus
tersebut ?
A. Simple random sampling
B. Consecutive sampling
C. Purposive sampling
D. Snowball sampling
E. Cluster sampling
Soal 200
Nn. Levy sedang dalam mengerjakan tesis S2nya. Dia akan
membandingkan tingkat pengetahuan seluruh siswa kelas 1, 2
dan 3 SMP mengenai perilaku hidup bersih dan sehat. Apa
macam sampling yang terdapat pada kasus tersebut ?
A. Simple random sampling
B. Systmatic sampling
C. Stratified sampling
D. Cluster sampling
E. Multistage sampling
Analisis Soal 200
Nn. Levy sedang dalam mengerjakan tesis S2nya. Dia akan
membandingkan tingkat pengetahuan seluruh siswa kelas 1,
2 dan 3 SMP mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.
Apa macam sampling yang terdapat pada kasus tersebut ?

MATERI : Macam Sampling


POPULASI DAN SAMPEL
 Populasi
- Populasi target : populasi yang merupakan sasaran akhir
penerapan hasil peneltian (domain). Cth. Pasangan usia
subur
- Populasi terjangkau/sumber : bagian populasi target yang
dapat dijangkau peneliti, dibatasi tempat dan waktu. Cth.
Pasangan usia subur yang tinggal di kelurahan Meral barat

• Sampel
Bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga
dianggap dapat mewakili populasinya. Cth. Sejumlah 25
pasangan usia subur yang tinggal di kelurahan Meral barat
Macam-macam cara sampling
Probability Sampling

Simple random sampling • Semua diberi normor  diambil secara acak


Systmatic sampling • Semua diberi nomor  ambil dengan pola
tertentu. Cth. diberi nomor  diambil kelipatan 5
Stratified sampling • Karakteristik bertingkat (pendidikan rendah-
menengah-tinggi)
Cluster sampling • Terdapat kelompok setara (dari 100 SMP diambil
hanya 20 SMP)
Area/ Multistage sampling • Populasi besar, nationwide survey bertahap
agar seluruhnya (provinsi kabupaten
kecamatan  kelurahan)
Non - Probability Sampling

Consecutive sampling • Diambil yang memenuhi kriteria berdasar dalam


kurun waktu tertentu (All accessible subject). Cth.
Mengambil sampel di Poli Paru
Convience/Accidental/ • Sampel dipilih berdasar kemudahan/suka-suka hati
Captive sampling peneliti
Porposive/Judgemental • Berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah
sampling pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel
penelitiannya (dianggap dapat memberi informasi)
Snowball sampling • Bermula dari sedikit sampel menjadi banyak
(dengan network)
Jawaban Lainnya
A. Simple random sampling : tidak tepat
B. Systmatic sampling : tidak tepat
D. Cluster sampling : tidak tepat
E. Multistage sampling : tidak tepat
Soal 200
Nn. Levy sedang dalam mengerjakan tesis S2nya. Dia akan
membandingkan tingkat pengetahuan seluruh siswa kelas 1, 2
dan 3 SMP mengenai perilaku hidup bersih dan sehat. Apa
macam sampling yang terdapat pada kasus tersebut ?
A. Simple random sampling
B. Systmatic sampling
C. Stratified sampling
D. Cluster sampling
E. Multistage sampling
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai