Anda di halaman 1dari 17

KONSEP PEMERIKSAAN

FISIK

Dodon Adi Kartoyo, Ns, S.Kep


Anatomi Fisilogi sistem Persarafan
• Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh)
berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat,
pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi
tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem
saraf adalah sel saraf atau neuron.
• Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan sistem saraf
perifer (sistem saraf tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak,
sumsum tulang belakang dan sistem saraf perifer. Sistem saraf
mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menerima informasi
dalam bentuk rangsangan atau stimulus, memproses informasi
yang diterima, serta memberi tanggapan (respon) terhadap
rangsangan.
Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:

Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima


rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi
impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak.
Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa
impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju
otot.
Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak
dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk
menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf
sensorik ke sel saraf motorik.
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan
adanya kelainan-kelainan dari suatu sistim atau suatu organ tubuh.
Pemeriksaannya dengan cara Melihat (inspeksi), Meraba (palpasi),
Mengetuk (perkusi), Mendengar (auskultasi).
Tujuan pemeriksaan fisik

• Tujuan umum dilakukan pemeriksaan fisik adalah untuk


memperoleh informasi mengenai kesehatan pasien.
• Untuk menambah, mengkonfirmasi, dan mengidentifikasi
diagnosa keperawatan
• Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status
kesehatan klien dan penatalaksanaanya
• Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuahan keperawatan.
Metode pemeriksaan fisik.
Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi

1. Inspkesi
Inspeksi adalah metode melihat dan mengevaluasi pasien secara visual,
metode inspeksi ini digunakan untuk mengkaji warna kulit, bentuk, posisi,
ukuran dan lainnya dari tubuh pasien.
2. Palpasi
Palpasi merupakan metode pemeriksaan pasien dengan menggunakan ‘sense
of touch’, Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan
dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari
atau tangan. Tujuan metode palpasi ini dapat digunakan untuk mendeteksi
suhu tubuh (temperatur), adanya getaran, pergerakan, bentuk, kosistensi
dan ukuran.
3. Perkusi
• Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi
getaran/ gelombang suara yang dihantarkan kepermukaan tubuh dari
bagian tubuh yang diperiksa. Pemeriksaan dilakukan dengan ketokan jari
atau tangan pada permukaan tubuh. Derajat bunyi disebut dengan
resonansi. Karakter bunyi yang dihasilkan dapat menentukan lokasi,
ukuran, bentuk, dan kepadatan struktur di bawah kulit.
4. Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara
mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan
alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah:
bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
Penilaian pemeriksaan auskultasi meliputi : 
1) Frekuensi yaitu menghitung jumlah getaran permenit. 
2) Durasi yaitu lama bunyi yang terdengar.
3) Intensitas bunyi yaitu ukuran kuat/ lemahnya suara 
4) Kualitas yaitu warna nada/ variasi suara.
Pemeriksaan fisik Head to toe

• Kepala : menggunakan teknik inspeksi dan palpasi, guna untuk


melihat adanya deformitas/ cacat / kelainan kepala, normal
kepala jika tidak ada kelainan yaitu Normochepal
Rambut, kekuatan rambut/ rontok atau tidak, tidak mudah
tercabut dan warna rambut.
• Mata
1. Pupil : besarnya ukuran pupil, Isokor atau An isokor, normal
pupil, 2-3diameter
2. Sklera : Sklera bola putih mata, melihat Ikterik atau tidak
3. Konjungtiva : Membran tipis bening yang melapisi
permukaan bola mata, yang dilihat Anemis (merah) atau
Ananemis(pucat)
• 3. Hidung : adanya suptum nasal atau tidak (konka),
mukosa dalam hidung, tidak normal biasanya
hipertropi konka, Normal bentuk simetris
• 4. Mulut : inspeksi bagian mukosa bibir, stomatitis
atau tidak, ada caries atau tidak
• 5. Leher : tidak teraba masa , tidak ada pembesaran
kelenjar thyroid
• 6. Dada :
A. Inspeksi : pergerakan dinding dada ada dua Statis
(saat posisi diam), Dinamis (saat inspirasi dan
ekspirasi ), simetris atau tidak.
B. Palpasi : untuk merasakan adanya benjolan atau tidak dan
untuk merasakan getaran fremitus paru, pasien disuruh
menyebut angka tujup puluh tujuh.
C. Perkusi : Untuk mendengar suara sonor, hipersonor, dulnes
dan suara redup di paru
D. Auskultasi : Untuk mendengar suara tambahan di paru, suara
normal paru vesikuler, dan jika paru bermasalah akan timbul
suara tambahan seperti : Ronkhi, weezing.

• 7. Abdomen
A. Inspeksi : untuk melihat keadaan perut, biasanya tampak
datar, tanpak cekung, adanya benjolan atau tidak, adanya garis
striae, normanya supel
B. Auskultasi : biasanya mendengarkan bising usus
C. Palpasi : Untuk meraba perut, keadaan perut, supel/lembut, nyeri
tekan, dan untuk merasakan adanya massa.
D. Perkusi : untuk mendengrakan suara perut, normalnya timpany
dan kalau kembung hipertympani.

8. Ekstremitas
A. Ekstremitas atas / Tangan
jika tangan masih bisa bergerak bebas nilainya 5, jika tangan di
angkat dan gaya gravitasi masih baik dan mampu menahan
sedikit tekanan nilainya 4, Jika di kasi tekanan dan tangannya
jatuh tidak bisa menahan gaya gravitasi nilainya 3, jika tangan
setelah di angkat dan tidak bisa menahan diri nilainya 2, tangan
dan jari hanya bergerak spontan nilainya 1, tidak bergerak
nilainya 0.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai