Anda di halaman 1dari 14

Adi Gunawan M. S.

Mekanisme dan Mekanika


Pergerakan Otot

Abstrak

Di balik mekanisme otot yang secara eksplisit hanya merupakan gerak mekanik
itu, terjadilah beberapa proses kimiawi dasar yang berseri demi kelangsungan
kontraksi otot. Dalam makalah ini, dengan tujuan akhir pada penjelasan lengkap
tentang proses di balik kontraksi otot, akan dibahas dahulu mengenai zat-zat kimia
penyusun filamen-filamen tebal dan tipis yaitu aktin dan miosin. Akhirnya,
penjelasan tentang model “perahu dayung” sebagai fasilitator pemahaman
mekanisme kontraksi otot dapat tercapai.

Abstract

Behind the muscles’ mechanism which is explicitly seemed to be mechanical


motions, ther is a series of fundamental chemical processes for the contraction of
muscles. In this article, actin and myosin, the chemical substances that build thin
and thick filaments in the muscles will be explained first. At the end, the
explanation of “rowing-boat” model as the aid to an undestanding of muscles’
contraction can be obtained.

Pendahuluan mekanisme otot lurik. Untuk dapat


Hampir semua jenis menjelaskan mekanisme kontraksi otot,
makhluk hidup memiliki pertama-tama struktur otot akan
kemampuan untuk melakukan dibahas.
pergerakan. Fenomena pergerakan
ini dapat berupa transport aktif I. Struktur Otot Lurik
melalui membran, translokasi Otot pengisi atau otot yang
polimerase DNA sepanjang rantai menempel pada sebagian besar tulang
DNA, dan lain-lain termasuk kita (=skeletal) tampak bergaris-garis
kontraksi otot. Pada makalah ini, atau berlurik-lurik jika dilihat melalui
fokus perhatian kita adalah otot mikroskop. Otot tersebut terdiri dari
lurik (=striated). Di samping itu, banyak kumpulan (bundel) serabut
otot halus juga dibahas sedikit paralel panjang dengan diameter
karena sebagian besar penampang 20-100µm yang disebut
mekanismenya mirip dengan serat otot. Panjang serat otot ini mampu
mencapai panjang otot itu sendiri dan
58 INTEGRAL, vol. 6, no. 2, Oktober 2001
merupakan sel-sel berinti jamak berupa cross-bridges (=jembatan-silang)
(=multinucleated cells). Serat otot yang berselang secara teratur.
sendiri tersusun dari kumpulan-
kumpulan paralel seribu miofibril a. Filamen-filamen tebal tersusun
yang berdiameter 1-2µm dan dari Miosin
memanjang sepanjang sebuah Filamen-filamen tebal pada
serat otot. Struktur ini dapat vertebrata (makhluk hidup bertulang
dilihat pada gambar1. belakang) hampir sebagian besar
Garis-garis pada otot lurik tersusun dari sejenis protein yang
disebabkan oleh struktur disebut Miosin. Molekul miosin terdiri
miofibril-miofibril yang saling dari enam rantai polipeptida yang
berkaitan. Pada gambar 2, terlihat disebut rantai berat dan dua pasang
bahwa lurik itu merupakan daerah rantai ringan yang berbeda (disebut
dengan densitas / kepadatan yang rantai ringan esensial dan regulatori,
silih berganti (antara padat dan ELC dan RLC). Miosin termasuk
renggang) dengan sebutan lurik- protein yang khusus karena memiliki
lurik A dan lurik-lurik I. Pola-pola sifat berserat (=fibrous) dan globular.
itu berepetisi dengan teratur Struktur tersebut dapat dilihat pada
sehingga tiap satu unit pola gambar 3. Secara umum, molekul
dinamakan sarkomer. Sarkomer miosin dapat dilihat sebagai segmen
memiliki panjang 2.5 - 3.0 µm berbentuk batang sepanjang 1600
pada otot yang rileks dan akan Angstrom dengan dua kepala globular.
memendek saat otot berkontraksi. Miosin hanya berada dalam
Antara sarkomer satu dengan wujud molekul-molekul tunggal dengan
lainnya, terdapatlah lapisan gelap kekuatan ioniknya yang lemah.
disebut disk Z (=piringan Z). Bagaimanapun juga, protein-protein ini
Lurik A terpusat pada daerah berkaitan satu sama lain menjadi
terang yang dinamakan daerah H struktur yang dapat dilihat pada gambar
yang peusatnya terletak pada lurik 4. Struktur tersebut ialah struktur dari
/ disk M. filamen tebal yang telah dibicarakan
Jika kita melihat gambar 2 sebelumnya. Pada struktur itu, filamen
lebih teliti lagi, maka terdapat tebal merupakan suatu bentuk yang
sekelompok filamen yang tebal bipolar dengan kepala-kepala miosin
dan filamen tipis. Filamen- yang menghadap tiap-tiap ujung
filamen tebal dengan diameter filamen dan menyisakan bagian tengah
150 Angstrom itu tertata secara yang tidak memiliki kepala satupun
paralel heksagonal dalam daerah (=bare zone / jalur kosong). Kepala-
yang disebut daerah H. Sementara kepala miosin itulah yang merupakan
itu filamen-filamen tipis dengan wujud dari cross-bridges dalam
diameter 70 Angstrom memiliki perhubungannya dengan miofibril-
ujung yang terkait langsung miofibril.
dengan disk Z. Daerah yang Sebenarnya, rantai berat miosin
terlihat gelap pada ujung-ujung berupa sebuah ATPase yang
daerah A merupakan tempat menghidrolisis ATP menjadi ADP dan
relasi-relasi antara filamen tebal Pi dalam suatu reaksi yang membuat
dan filamen tipis. Relasi-relasi ini terjadinya kontraksi otot. Jadi, otot

INTEGRAL, vol. 6, no. 2, Oktober 2001 59


merupakan alat untuk mengubah Sebagai hasilnya, F-aktin akan
energi bebas kimia berupa ATP membentuk sumbu rantai utama dari
menjadi energi mekanik. filamen tipis dengan struktur yang
Sementara itu, fungsi rantai tergambar pada gambar 6.
ringan miosin diyakini sebagai Tiap-tiap unit monomer F-aktin
modulator aktivitas ATPase dari mampu mengikat sebuah kepala miosin
rantai berat yang bersambungan (S1) yang ada pada filamen tebal.
dengannya. Mikrograf elektron juga menunjukkan
Di tahun 1953, Andrew bahwa F-aktin merupakan deretan
Szent-Gyorgi menunjukkan monomer terkait dengan urutan kepala-
bahwa miosin yang diberi tripsin ekor-kepala. Maka dari itu, F-aktin
secukupnya akan memecah memiliki wujud yang polar. Semua unit
miosin menjadi dua fragmen monomer F-aktin memiliki orientasi
(Gambar 5) yaitu Meromiosin yang sama dilihat dari sumbu fiber.
ringan (LMM) dan Meromiosin Filamen-filamen tipis itu juga memiliki
berat (HMM). HMM dapat arah yang menjauhi disk Z. Sehingga
dipecah dengan papain menjadi kumpulan-kumpulan filamen tipis yang
dua bagian lagi yaitu dua molekul menjulur pada kedua sisi disk Z itu
identik dari subfragmen-1 (S1) memiliki orientasi yang berlawanan.
dan sebuah subframen-2 (S2) Komposisi miosin dan aktin
yang berbentuk mirip batang. masing-masing sebesar 60-70% dan 20-
25% dari protein total pada otot. Sisa
protein lainnya berkaitan dengan
filamen tipis yakni Tropomiosin dan
Troponin. Troponin terdiri dari tiga sub-
b. Filamen-filamen tipis unit yaitu TnC (protein pengikat ion
tersusun dari Aktin, Ca), TnI (protein yang mengikat aktin),
Tropomiosin dan Troponin dan TnT (protein yang mengikat
Komponen penyusun tropomiosin). Dari sini, dapat
utama filamen tipis ialah Aktin. disimpulkan bahwa kompleks
Aktin merupakan protein tropomiosin - Troponin mangatur
eukariotik yang umum, banyak kontraksi otot dengan cara mengontrol
jumlahnya, dan mudah didapati. akses cross-bridges S1 pada posisi-
Aktin didapati dalam wujud posisi pengikat aktin.
monomer-monomer bilobal
globular yang disebut G-aktin c. Protein minor pada Otot yang
yang secara normal mengikat satu mengatur jaringan-jaringan
molekul ATP untuk tiap-tiap Miofibril
monomer. G-aktin itu nantinya Disk Z merupakan wujud amorf
akan berpolimerisasi untuk dan mengandung beberapa protein
membentuk fiber-fiber yang berserat (fibrous). Protein-protein lain
disebut F-aktin. Polimerisasi ini itu ialah α-aktinin (untuk mengikatkan
merupakan suatu proses yang filamen-filamen tipis pada disk Z),
menghidrolisis ATP menjadi ADP desmin (banyak terdapat pada daerah
dengan ADP yang nantinya terikat perifer / tepi disk Z dan berfungsi untuk
pada unit monomer F-aktin. menjaga keteraturan susunan antar

60 INTEGRAL, vol. 6, no. 2, Oktober 2001


sesama miofibril), vimentin pemendekan berlangsung, panjang
(bersifat sama dengan desmin), filamen tebal dan tipis tetap dan tak
titin (merupakan polipeptida berubah (dengan melihat tetapnya lebar
dengan massa terbesar, berada lurik A dan jarak disk Z sampai ujung
sepanjang filamen tebal sampai daerah H tetangga) namun lurik I dan
disk Z, dan berfungsi seperti daerah H mengalami reduksi yang sama
pegas yang mengatur agar letak besarnya. Berdasar pengamatan ini,
filamen tebal tetap di tengah- Hugh Huxley, Jean Hanson, Andrew
tengah sarkomer), dan nebulin Huxley dan R.Niedergerke pada tahun
(berada di sepanjang filamen tipis 1954 menyarankan model pergeseran
dan berfungsi untuk filamen (=filament-sliding). Model ini
mempertahankan panjang mengatakan bahwa gaya kontraksi otot
filamen). itu dihasilkan oleh suatu proses yang
Sementara itu, disk M membuat beberapa set filamen tebal dan
yang merupakan hasil penebalan tipis dapat bergeser antar sesamanya.
akibat sambungan filamen- Fenomena ini terlihat pada gambar 7.
filamen tebal itu juga
mengandung C-protein dan M- b. Aktin merangsang Aktivitas
protein. Peranan kedua protein itu ATPase Miosin
ada pada susunan atau perkaitan Model pergeseran filamen tadi
antara filamen-filamen tebal pada hanya menjelaskan mekanika
disk M. kontraksinya dan bukan asal-usul gaya
kontraktil. Pada tahun 1940, Szent-
Gyorgi kembali menunjukkan
II. Mekanisme Kontraksi Otot mekanisme kontraksi. Pencampuran
Setelah struktur otot dan larutan aktin dan miosin untuk
komponen-komponen membentuk kom-pleks bernama
penyusunnya ditinjau, mekanisme Aktomiosin ternyata disertai oleh
atau interaksi antar komponen- peningkatan kekentalan larutan yang
komponen itu akan dapat cukup besar. Kekentalan ini dapat
menjelaskan proses kontraksi otot. dikurangi dengan menambahkan ATP
ke dalam larutan aktomiosin. Maka dari
a. Filamen-filamen tebal dan itu, ATP mengurangi daya tarik atau
tipis yang saling bergeser saat afinitas miosin terhadap aktin.
proses kontraksi Selanjutnya, untuk dapat
Menurut fakta, kita telah mendapatkan penjelasan lebih tentang
mengetahui bahwa panjang otot peranan ATP dalam proses kontraksi
yang terkontraksi akan lebih itu, kita memerlukan studi kinetika
pendek daripada panjang awalnya kimia. Daya kerja ATPase miosin yang
saat otot sedang rileks. terisolasi ialah sebesar 0.05 per
Pemendekan ini rata-rata sekitar detiknya. Daya kerja sebesar itu
sepertiga panjang awal. Melalui ternyata jauh lebih kecil dari daya kerja
mikrograf elektron, pemendekan ATPase miosin yang berada dalam otot
ini dapat dilihat sebagai yang berkontraksi. Bagaimanapun juga,
konsekuensi dari pemendekan secara paradoks, adanya aktin (dalam
sarkomer. Sebenarnya, pada saat otot) meningkatkan laju hidrolisis ATP

INTEGRAL, vol. 6, no. 2, Oktober 2001 61


miosin menjadi sekitar 10 per aktin. Mereka mengamati kompleks
detiknya. Karena aktin tersebut melalui mikroskopi elektron.
menyebabkan peningkatan atau Daerah yang mirip bola pada S1 itu
peng-akti-vasian miosin inilah, berikatan secara tangensial pada filamen
muncullah sebutan aktin.. aktin pada sudut 45o terhadap sumbu
Selanjutnya, Edwin Taylor filamen. Sementara itu, ekor S1
mengemukakan sebuah model mengarah sejajar sumbu filamen. Relasi
hidrolisis ATP yang dimediasi / kepala S1 miosin itu nampaknya
ditengahi oleh aktomiosin. Model berinteraksi dengan aktin melalui
ini dapat dilihat pada skema pasangan ion yang melibatkan beberapa
gambar 8. Pada tahap pertama, residu Lisin dari miosin dan beberapa
ATP terikat pada bagian miosin residu asam Aspartik dan asam
dari aktomiosin dan menghasilkan Glutamik dari aktin.
disosiasi aktin dan miosin. Miosin
yang merupakan produk proses ini d. Kepala-kepala Miosin “berjalan”
memiliki ikatan dengan ATP. sepanjang filamen-filamen aktin
Selanjutnya, pada tahap kedua, Hidrolisis ATP dapat dikaitkan
ATP yang terikat dengan miosin dengan model pergeseran-filamen. Pada
tadi terhidrolisis dengan cepat mulanya, kita mengasumsikan jika
membentuk kompleks miosin- cross-bridges miosin memiliki letak
ADP-Pi. Kompleks tersebut yang yang konstan tanpa berpindah-pindah,
kemudian berikatan dengan Aktin maka model ini tak dapat dibenarkan.
pada tahap ketiga. Pada tahap Sebaliknya, cross-bridges itu harus
keempat yang merupakan tahap berulangkali terputus dan terkait
untuk relaksasi konformasional, kembali pada posisi lain namun masih
kompleks aktin-miosin-ADP-Pi di daerah sepanjang filamen dengan
tadi secara tahap demi tahap arah menuju disk Z.
melepaskan ikatan dengan Pi dan Melalui pengamatan dengan
ADP sehingga kompleks yang sinar X terhadap struktur filamen dan
tersisa hanyalah kompleks Aktin- kondisinya saat proses hidrolisis terjadi,
Miosin yang siap untuk siklus Rayment, Holden, dan Milligan
hidrolisis ATP selanjutnya. mengeluarkan postulat bahwa
Akhirnya dapat disimpulkan tertutupnya celah aktin akibat
bahwa proses terkait dan rangsangan (berupa ejeksi ADP) itu
terlepasnya aktin yang diatur oleh berperan besar untuk sebuah perubahan
ATP tersebut menghasilkan gaya konformasional (yang menghasilkan
vektorial untuk kontraksi otot. hentakan daya miosin) dalam siklus
kontraksi otot. Postulat ini selanjutnya
c. Model untuk interaksi Aktin mengarah pada model “perahu dayung”
dan Miosin berdasar untuk siklus kontraktil yang telah
strukturnya banyak diterima berbagai pihak.
Rayment, Holden, dan Gambar 9 menjelaskan tentang tahap-
Ronald Milligan telah tahap siklus tersebut. Pada mulanya,
memformulasikan suatu model ATP muncul dan mengikatkan diri pada
yang dinamakan kompleks rigor kepala miosin S1 sehingga celah aktin
terhadap kepala S1 miosin dan F- terbuka. Sebagai akibatnya, kepala S1

62 INTEGRAL, vol. 6, no. 2, Oktober 2001


melepaskan ikatannya pada aktin. otot. Kemudian, sebelum 1960, Setsuro
Pada tahap kedua, celah aktin Ebashi menunjukkan bahwa pengaruh
akan menutup kembali bersamaan Ca2+ ditengahi oleh Troponin dan
dengan proses hidrolisis ATP Tropomiosin. Ia menunjukkan
yang menyebabkan tegaknya aktomiosin yang diekstrak langsung
posisi kepala S1. Posisi tegak itu dari otot (sehingga mengandung ikatan
merupakan keadaan molekul dengan troponin dan tropomiosin)
dengan energi tinggi (jelas-jelas berkontraksi karena ATP hanya jika
memerlukan energi). Pada tahap Ca2+ ada pula. Kehadiran troponin dan
ketiga, kepala S1 mengikatkan tropomiosin pada sistem aktomiosin
diri dengan lemah pada suatu tersebut meningkatkan sensitivitas
monomer aktin yang posisinya sistem terhadap Ca2+. Di samping itu,
lebih dekat dengan disk Z subunit dari troponin, TnC, merupakan
dibandingkan dengan monomer satu-satunya komponen pengikat Ca2+.
aktin sebelumnya. Pada tahap Secara molekuler, proses kontraksi ini
keempat, Kepala S1 melepaskan dapat dilihat pada gambar 10.
Pi yang mengakibatkan
tertutupnya celah aktin sehingga b. Impuls saraf melepaskan Ca2+ dari
afinitas kepala S1 terhadap aktin Retikulum Sarcoplasma
membesar. Keadaan itu disebut Sebuah impuls saraf yang tiba
keadaan transien. Selanjutnya, pada sebuah persambungan
pada tahap kelima, hentakan-daya neuromuskular (= sambungan antara
terjadi dan suatu geseran neuron dan otot) akan dihantar langsung
konformasional yang turut kepada tiap-tiap sarkomer oleh sebuah
menarik ekor kepala S1 tadi sistem tubula transversal / T. Perhatikan
terjadi sepanjang 60 Angstrom gambar 11. Tubula tersebut merupakan
menuju disk Z. Lalu, pada tahap pembungkus-pembungkus semacam
akhir, ADP dilepaskan oleh saraf pada membran plasma fiber.
kepala S1 dan siklus berlangsung Tubula tersebut mengelilingi tiap
lengkap. miofibril pada disk Z masing-masing.
Dengan melihat gambar 11 maka semua
sarkomer pada sebuah otot akan
III. Pengaturan untuk menerima sinyal untuk berkontraksi
Kontraksi Otot sehingga otot dapat berkontraksi
Gerakan otot lurik tentu sebagai satu kesatuan utuh. Sinyal
dibawah komando atau suatu elektrik itu dihantar (dengan proses
kontrol yang disebut impuls saraf yang belum begitu dimengerti) menuju
motor. retikulum sarkoplasmik (SR). SR
merupakan suatu sistem dari vesicles
a. Ca2+ mengatur Kontraksi (saluran yang mengandung air di
Otot dengan proses yang dalamnya) yang pipih, bersifat
ditengahi oleh Troponin dan membran, dan berasaldari retikulum
Tropomiosin endoplasma. Sistem tersebut
Sejak tahun 1940, ion membungkus tiap-tiap miofibril hampir
Kalsium diyakini turut berperan seperti rajutan kain. Membran SR yang
serta dalam pengaturan kontraksi secara normal non-permeabel terhadap

INTEGRAL, vol. 6, no. 2, Oktober 2001 63


Ca2+ itu mengandung sebuah metabolismenya. Otot cardiac harus
transmembran Ca2+-ATPase yang beroperasi secara kontinu sepanjang
memompa Ca2+ kedalam SR usia hidup dan lebih banyak tergantung
untuk mempertahankan pada metabolisme secara aerobik. Otot
konsentrasi [Ca2+] bagi otot rileks. cardiac juga secara spontan dirangsang
Kemampuan SR untuk dapat oleh otot jantung itu sendiri dibanding
menyimpan Ca2+ ditingkatkan oleh rangsangan saraf eksternal
lagi oleh adanya protein yang (=rangsangan volunter). Di samping itu,
bersifat amat asam yaitu otot halus berperan dalam kontraksi
kalsequestrin (memiliki situs lebih yang lambat, tahan lama, dan tanpa
dari 40 untuk berikatan dengan melalui rangsang eksternal seperti pada
Ca2+). Kedatangan impuls saraf dinding usus, uterus, pembuluh darah
membuat SR menjadi permeabel besar. Otot halus disini memiliki sifat
terhadap Ca2+.Akibatnya, Ca2+ yang sedikit berbeda dibanding otot
berdifusi melalui saluran-saluran lurik. Otot halus atau sering dikatakan
Ca2+ khusus menuju interior otot polos ini berbentuk seperti spindel,
miofibril, dan konsentrasi internal tersusun oleh sel-sel berinti tunggal, dan
[Ca2+] akan bertambah. tidak membentuk miofibril.
Peningkatan konsentrasi Ca2+ ini Miosin dari otot halus (protein
cukup untuk memicu perubahan khusus secara genetik) berbeda secara
konformasional dalam troponin fungsional daripada miosin otot lurik
dan tropomiosin. Akhirnya, dalam beberapa hal:
kontraksi otot terjadi dengan - Aktivitas maksimum ATPase hanya
mekanisme “perahu dayung” tadi. sekitar 10% dari otot lurik
Saat rangsangan saraf berakhir, - Berinteraksi dengan aktin hanya saat
membran SR kembali menjadi salah satu rantai ringannya terfosforilasi
impermeabel terhadap Ca2+ - Membentuk filamen-filamen tebal
2+
sehingga Ca dalam miofibril dengan cross-bridges yang tak begitu
akan terpompa keluar menuju SR. teratur serta tersebar di seluruh panjang
Kemudian otot menjadi rileks filamen tebal
seperti sediakala.
a. Kontraksi Otot Halus dipicu oleh
IV. Otot Halus (Smooth Ca2+
Muscles) Filamen-filamen tipis otot halus
Makhluk hidup vertebrata memang mengandung Aktin dan
memiliki dua jenis otot selain otot Tropomiosin namun tak seberapa
lurik yaitu otot cardiac (=kardiak; mengandung Troponin. Kontraksi otot
berhubungan dengan jantung) dan halus tetap dipicu oleh Ca2+ karena
otot halus. Otot cardiac ternyata miosin rantai ringan kinase (=myosin
juga berlurik-lurik sehingga light chain kinase / MLCK) secara
mengindikasikan suatu persamaan enzimatik akan menjadi aktif hanya jika
antara otot cardiac dan otot lurik. Ca2+-kalmodulin hadir. MLCK
Walaupun begitu, otot skeletal merupakan sebuah enzim yang mem-
(lurik) dan otot cardiac masih fosforilasi rantai ringan miosin sehingga
memiliki perbedaan antar menstimulasi terjadinya kontraksi otot
sesamanya terutama pada

64 INTEGRAL, vol. 6, no. 2, Oktober 2001


halus. Proses kontraksi otot halus kita sendiri. Pada mulanya, kita hanya
secara kimiawi dapat dilihat pada berpendapat secara gamblang dan
gambar 12. sederhana bahwa otot mampu
Konsentrasi intraselular memendek dan memanjang jika ada
[Ca2+] bergantung pada impuls saraf. Lebih jauh dari opini awal
permeabilitas membran plasma itu, mekanisme real pada otot
sel otot halus terhadap Ca2+. sebenarnya masih kabur bagi kita.
Permeabilitas otot halus tersebut Namun setelah mengikuti penjelasan di
dipengaruhi oleh sistem saraf atas, kita tentu akan berpendapat baru
involunter atau autonomik. Saat bahwa otot tidaklah sesederhana yang
[Ca2+] meningkat, kontraksi otot kita pikirkan. Otot lebih daripada model
halus dimulai. Saat [Ca2+] pneumatik seperti yang telah diterapkan
menurun akibat pengaruh Ca2+- pada robot-robot modern. Otot yang
ATPase dari membran plasma, dimiliki makhluk hidup sangatlah
MLCK kemudian dideaktivasi. kompleks dengan ukuran yang begitu
Lalu, rantai ringan terdefosforilasi mikroskopis. Alangkah kompleks
oleh miosin rantai ringan namun indahnya susunan otot, ciptaan
phosphatase dan otot halus alami dari Tuhan.
kembali rileks.

b. Aktivitas Otot Halus Penulis


termodulasi secara Hormonal Adi Gunawan M.S. adalah mahasiswa
Otot halus juga memberi program studi Fisika pada Jurusan
tanggapan pada hormon seperti Fisika – FMIPA Universitas Katolik
epinefrin. Pengaruh hormon Parahyangan.
tersebut juga dapat dilihat pada
gambar 12.
Tahap-tahap kontraksi
yang terjadi pada otot halus
ternyata lebih lambat daripada
tahap-tahap yang terjadi untuk
otot lurik. Jadi, struktur dan
pengaturan kontrol otot halus
tepat dengan fungsi yang
diembannya yaitu pengadaan
suatu gaya tegang selama rentang
waktu cukup lama namun
mengkonsumsi ATP dengan laju
konsumsi rendah.

KESIMPULAN
Sudah tentu bahwa
penjelasan mekanisme otot secara
kompleks di atas mengubah cara
pandang ataupun opini pada otot

INTEGRAL, vol. 6, no. 2, Oktober 2001 65

Anda mungkin juga menyukai