Anda di halaman 1dari 18

KELELAHAN OTOT

1. Andry Sentosa 021511133014


2. Dini Parasila 021511133018
3. Destri Imania 021511133021
4. Karina Oktaviani 021511133024
5. Junneva Frisky Secondra 021511133025
6. Mitha Jati Wirasti 021511133027
7. Aulady Qibtiyah 021511133028

ILMU FAAL 2 – BIOLOGI ORAL

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

SEMESTER GANJIL 2016/2017

i
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
1. PENDAHULUAN ...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.1.1 Kelelahan Otot ....................................................................................1
1.1.2 Metabolisme dan Sirkulasi Darah .......................................................1
1.1.3 Pemijatan Untuk Sirkulasi Peredaran Darah .......................................2
1.1.4 Ischemia ..............................................................................................3
1.2 Masalah.....................................................................................................3
1.3 Tujuan .......................................................................................................3
2. METODE KERJA .............................................................................................4
2.1 Alat ...............................................................................................................4
2.2 Tata Kerja .....................................................................................................4
2.2.1 Pemulihan Sempurna Dari Kelelahan Otot Setelah Melakukan Kerja
Frekuensi Rendah ...........................................................................................4
2.2.2 Pengaruh Gnagguan Sirkulasi Darah Terhadap Kelelahan ...................4
2.2.3 Pengaruh Istirahat dan Pemijatan Terhadap Kelelahan .........................5
2.2.4 Timbulnya Rasa Nyeri Akibat Kekurangan Aliran Darah (Ischemia) ..5
3. HASIL .................................................................................................................6
4. PEMBAHASAN ...............................................................................................10
4.1 Diskusi Hasil...........................................................................................10
4.2 Diskusi Jawaban Pertanyaan...................................................................14
5. SIMPULAN ......................................................................................................16
6. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................16

ii
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Teori

1.1.1 Kelelahan Otot

Kelelahan otot merupakan perasaan lelah yang terjadi pada otot-otot tubuh
akibat kekurangan energi atau kekuatan pada otot. Kelelahan otot dapat juga
diartikan sebagai penurunan kekuatan maksimal atau kapasitas daya otot. ontrasi
otot dihasilkan dari ATP sebagai sumber energi. ATP diperlukan untuk
mekanisme lanjutan antara lain pemecahan keratin fosfat,fermenrasi dan respirasi
seluler. Pemecahan keratin fosfat dan fermentasi dilakukan tanpa oksigen
(anaerob) sedangkan respirasi seluller membutuhkan oksigen (aerob). Respirasi
seluler berlangsung di dalam mitokondria dan menghasilkan ATP yang lebih
tinggi dibandingkan kedua mekanisme lain. Respirasi ini membutuhkan glukosa
dari glikogen dan asam lemak yang tersimpan di otot. Akumulasi asam laktat
menyebabkan sarkoplasma menjadi asam sehingga bila terus dibiarkan dapat
menimbukan kelelah. Sedangkan keratin fosfat hanya memberikan kerjasama
selama delapan detik sehingga tidak menunjukkan partisipasi tinggi dalam
melakukan aktivitas.

Kelelahan otot meningkat jika laju berkurangnya glikogen otot bertambah.


Kelelahan otot umumnya dikarenakan ketidakmampuan otot melakukan proses
kontransi dan metabolisme sehingga tidak ada kerja yang dapat dihasilkan otot
tersebut.Kondisi tersebut mengharuskan otot untuk mendapatkan istirahat

1.1.2 Metabolisme dan Sirkulasi Darah

Energi diperoleh dari hasi metabolisme otot aerobic maupun metabolisme


anaerobic. Metabolisme aerobic dihasilkan di mitokondria dan membutuhkan O2
yang harus disediakan oleh darah. Metabolisme anaerobic terjadi di sitosol dan
menghasilkan sisa-sisa asam,contohnya: asam laktat ,yang apabila terkumpul
menyebabkan terjadi kelalahan . Energi yang dihasilkan oleh aerobic lebih besar
dibandingkan anaerobic. Bila terjadi gangguan sirkulasi akan menyebabkan
kelelahan otot.
1
Mekanisme sirkulasi darah yang bertanggung jawab untuk penyesuaian
pengiriman oksigen dan substrat untuk berbagai kebutuhan oksidatif otot dalam
latihan yaitu sistem saraf pusat dan saraf tepi terlibat. Mekanisme pengaturan
penting melibatkan metaboreceptor, metaboreceptor ini distimulasi oleh metabolit
yang terkumpul pada otot beraktivitas. Impuls dari reseptor-reseptor ini dikirim
oleh saraf efferent kelompok II dan IV kepada system saraf pusat. Impuls ini
memperantarai resppon saraf efferent simpatetik yang meningkatkan tekanan
darah sistemik,denyut jantung dan kontraksi miokardia dan akhirnya meningkat
transport O2 sistemik(cardiac output). Ketidak mampuan untuk mempertahankan
output daya yang diingkan mendefinisikan kelelahan.

1.1.3 Pemijatan Untuk Sirkulasi Peredaran Darah

Banyak pelatih,atlet dan personil kedokteran olahraga memgang keyakinan


berdasarkan pengamatan dan pengalaman, bahwa pijatan dapat memberikan
manfaat bagi tubuh seperti meningkat aliran darah,mengurangi ketegangan otot
dan saraf rangsangan serta meningkatkan rasa nyaman.

Massage dapat memperbaiki perkenmbangan dan nutrisi otot dengan cara


meningkatan aliran oksigen dalam darah dan nutrisi otot dengan cara
meningkatkan aliran oksigen dalam darah dan pembuangan limbah seluler.
Adanya exercise dapat meningkatkan sikulasi dalam jaringan otot yang secara
langsung mengakibatkan tekanan darah naik dan denyut nadi lebih cepat. Massage
membantu recovery pada fatigue muscle menjadi lebih cepat dengan mencorong
asam laktat dan zat-zat kimia yang dapat menyebabkna kelelahan otot keluar
menuju aliran darah.

1.1.4 Ischemia

Ischemia adalah kurangnya suplai darah ke jaringan dan pembuluh darah


yang menyebabkan kekurangan oksigen dan glukosa yang digunakan sebagai
metabolism otot. Ischemia dipengaruhi oleh hippocampus. Di dalam tubuh tenjadi
2 metabolisme yaitu aerob dan anaerob. Metabolisme aerob membutuhkan
oksigen dalam prosese metabolismenya. Terjadinya ischemia disebabkan karena
2
surplai oksigen dalam tubuh yang berkurang sehingga metabolisme terjadi secara
anaerob . dalam keadaan ischemia, jaringan yang terkena akan mengalami
beberapa fase kerusakan yaitu fase kerusakan sementara(reversible), fase transisi
dan fase kerusakan permanen(irreversible). Saat ini banyak orang menduga
kerusakan permanen dalam ischemia ini terjadi akibat: degradasi
fosfolipid,akumulasi substansi yang bersifat deterjen seperti lisofosfolipid,asam
lemak,ester fatty-acyl-CoA dan acylacamitine, meningkatkan aktivitas enzim
lisosom atau berkumpulnya radikal bebas.

1.2 Masalah

1. Jelaskan apakah terjadi kelelahan pada percobaan pemulihan sempurna


dari kelelahan otot setelah melakukan kerja dengan frekuensi rendah?
2. Bagaimana pengaruh perubahan peredaran darah atau sirkulasi darah
terhadap kelelahan?
3. Bagaimana pengaruh istirahat dan pemijatan terhadap kelelahan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui ada/tidaknya pemulihan dari kelelahan otot setelah


melakukan kerja dengan frekuensi rendah
2. Mengetahui pengaruh perubahan peredaran darah terhadap kelelahan
3. Mengetahui pengaruh istirahat dan pemijatan terhadap kelelahan
4. Mengetahui efek dari ischemia

3
2. METODE KERJA
2.1 Alat
1. Ergograf jari
2. Manset sphygmomanometer
3. Metronom

2.2 Tata Kerja

2.2.1 Pemulihan Sempurna Dari Kelelahan Otot Setelah Melakukan


Kerja Frekuensi Rendah

1. Siapkan ergograf (perhatikan kertas, penulis, panjang tali


dsb)
2. Orang percobaan meletakkan lengan bawah kanannya di atas
meja, kemudian memegang pegangan ergograf, sedangkan
jari telunjuknya diletakkan/dimasukan pada penarik.
3. Pasanglah beban 1/3 dari beban maksimal yang ditarik.
4. Lakukan tarikan setiap 4 detik mengikuti irama metronom
sampai melampaui ½ panjang kertas pencatat.
5. Orang percobaan hendaknya memusatkan perhatian pada
tugas ini tanpa melihat hasilnya paa kertas pencatat dan
melakukan setiap tarikan sekuat-kuatnya dengan jari telunjuk
tanpa mengikut sertakan otot jari lainnya, seperti otot tangan
dan otot lengan

2.2.2 Pengaruh Gangguan Sirkulasi Darah Terhadap Kelelahan

1. Pakailah kertas ergograf baru


2. Pasanglah manset sphygmomanometer pada lengan atas
kanan orang percobaan yang sama
3. Besarnya beban tetap seperti pada percobaan 1
4. Lakukan tarikan setiap 4 detik mengikuti irama metroo
sebanyak 12 tarikan.
5. Pada tarikan ke 13 manset mulai dipompa sampai denyut
arteria radialis tidak teraba lagi
4
6. Tarikan dilakukan sehingga ampliyudo tarikan mengecil
hingga ¼ amplitudo awal, turunkan tekanan dalam manset
agar peredaran darah pulih kembali. Berilah tanda pada
ergograf pada saat tekanan dalam manset mulai dinaikan dan
diturunkan
7. Tarikan dilakukan terus sehingga amplitudo tarikan kembali
seperti pada awal percobaan

2.2.3 Pengaruh Istirahat Dan Pemijatan Terhadap Kelelahan

Percobaan ini dilakukan oleh orang coba lain.

1. Pasanglah beban sebesar 1/3 dari beban maksimal yang dapat


ditarik
2. Lakukan tarikan setiap 1 detik mengikuti irama metronom
hingga amplitudo tarikan mengecil hingga ¼ amplitudo awal
3. Beri istirhat selama 3 menit (selama istirahat lengan tetap
ditempat semula ). Sambil lengan dipijat kearah proksimal
oleh temannya
4. Lakukan tarikan lagi seperti ad.2
5. Berilah istirahat lagi selama 3 menit, lengan tetap di tempat
semula tetapi tanpa dipijat
6. Lakukan tarikan lagi seperti ad. 2

2.2.4 Timbulnya Rasa Nyeri Karena Kekurangan Aliran Darah


(Ischemia)

1. Percobaan ini dilakukan oleh orang coba lain dan dilakukan


tanpa menggunakan kertas pencatat
2. Berilah pembebanan sedemikian rupa sehingga penarikan
hanya akan memberikan amplitudo tarikan yang kecil saja
3. Pasanglah manset pada lengan atas kanan orang coba dan
pompalah manset sehingga denyut arteria radialis tidak teraba
lagi

5
4. Lakukan tarikan setiap 1 detik mengikuti irama metronom
sampai terjadi kelelahan sempurna atau sampai terjadi rasa
nyeri yang tidak tertahankan
5. Turunkanlah tekanan di dalam manset pada saat rasa nyeri
pada saat terjadi rasa nyeri yang tidak tertahankan tersebut
6. Perhatikan suhu dan warna lengan bawah kanan selama
percobaan diatas. Suhu ditentukan dengan meraba dan
membandingkannya dengan lengan bawah kiri (amati
perubahan yang terjadi tiap 7 detik)

3. HASIL
1. Pemulihan Sempurna dari Kelelahan Otot Setelah Melakukan Kerja
dengan Frekuensi Rendah.

Gambar 1. Hasil percobaan pertama.

Beban yang digunakan mahasiswa coba adalah 1130 gram.Beban


tersebut merupakan 1/3 dari beban maksimal yang dapat ditarik oleh
mahasiswa coba.Beban maksimal tersebut dapat diketahui ketika
mahasiswa coba menarik beban, pada kertas pencatat menunjukkan
amplitudo yang paling kecil. Penarikan dilakukan setiap 4 detik sekali
hingga melampaui ½ panjang kertas pencatat. Pada percobaan ini,
kekuatan yang dihasilkan berkurang sedikit demi sedikit.Terlihat dari
amplitude awal hingga amplitude akhir yang berkurang sedikit demi
sedikit. Hal tersebut terjadi karena kelelahan otot akibat melakukan
kerja dengan frekuensi rendah.

6
2. Pengaruh Perubahan Sirkulasi Darah terhadap Kelelahan

Gambar 2. Hasil percobaan kedua.

Beban yangdigunakan mahasiswa coba adalah 1130 gram.Beban


tersebut merupakan 1/3 dari beban maksimal yang dapat ditarik oleh
mahasiswa coba.Beban maksimal tersebut dapat diketahui ketika
mahasiswa coba menarik beban, pada kertas pencatat menunjukkan
amplitudo yang paling kecil.Ada sedikit perbedaan antara percobaan kedua
ini dengan percobaan pertama.Pada percobaan kedua ini, terdapat
gangguan sirkulasi darah akibat sirkulasi darah dari alat manset
spyghmomanometer yang dipasangkan pada lengan atas kanan mahasiswa
coba.Penarikan dilakukan setiap 4 detik sekali, dan pada penarikan ke-13
manset dipompa hingga arteri radialis tidak teraba. Manset
spyghmomanometer sudah mulai dipompa dan mengganggu sirkulasi
darah hingga kekuatan tarikan berkurang.Hal tersebut ditandai dengan
menurunnya amplitude hingga ¼ amplitudo awal.

7
3. Pengaruh Istirahat dan Pemijatan (Massage) terhadap Kelelahan.

Gambar 3. Hasil Percobaan ketiga


Beban yang digunakan mahasiswa coba adalah 1130 gram.Beban
tersebut merupakan 1/3 dari beban maksimal yang dapat ditarik oleh
mahasiswa coba. Beban maksimal tersebut dapat diketahui ketika
mahasiswa coba menarik beban, pada kertas pencatat menunjukkan
amplitudo yang paling kecil. Tarikan dilakukan tiap detik hingga
amplitudo menjadi ¼ amplitude awal. Setelah itu mahasiswa coba istirahat
selama 3 menit sambil dipijat kearah proksimal oleh temannya.Setelah itu
dilakukan penarikan lagi tiap detik hingga amplitudo menjadi ¼ amplitude
awal. Setelah itu mahasiswa coba istirahat lagi selama 3 menit tanpa
dipijat.Kemudian dilakukan penarikan lagi tiap detik hingga amplitudo
menjadi ¼ amplitudo awal dan hasilnya ada di gambar 4.

Gambar 4. Hasil Percobaan keempat


Namun pada gambar 4 memang lebih sedikit jumlah tarikannya dibanding
pada gambar 3. Hal ini disebabkan pada gambar 4 mahasiswa coba hanya
melakukan istirahat selama 3 menit saja, sedangkan pada gambar 3

8
mahasiswa coba sudah istirahat selama lebih dari 3 menit sebelum
melakukan penarikan.

4. Pengaruh Kekurangan Aliran Darah (Ischemia) terhadap Kelelahan.


Beban yang digunakan mahasiswa coba adalah 5030 gram.Beban tersebut
merupakan beban maksimal yang dapat ditarik oleh mahasiswa
coba.Beban maksimal tersebut dapat diketahui ketika mahasiswa coba
menarik beban, pada kertas pencatat menunjukkan amplitudo yang paling
kecil.Tarikan dilakukan tiap detik hingga dirasakan rasa nyeri yang tak
tertahankan.Namun sebelum dilakukan penarikan, dipasang manset pada
lengan kanan atas mahasiswa coba dan dipompa hingga denyut arteri
radialis tidak teraba lagi. Dan hasilnya seperti pada tabel 1.

Gejala
Detik
Objektif Subjektif yang dirasakan
Ke:
Warna Suhu Keringat mahasiswa coba
Kontrol + ++ - Normal dan tidak nyeri
sama sekali
0 Merah + + + Hangat + Ada + + Nyeri pangkal tangan
+ ++++ hingga ujung jari
7 Merah + + + Hangat + Ada + + Nyeri pangkal tangan hilang
++++
14 Merah + + Panas + + Ada + + Nyeri lengan bawah hilang
+
21 Merah + Panas + + Ada + + Nyeri telapak tangan hilang
28 Merah + Panas + Ada + + Terasa semi kesemutan di
jari
Tabel 1. Hasil Percobaan keempat.

9
4. PEMBAHASAN
4.1 Diskusi Hasil
1. Pemulihan Sempurna dari Kelelahan Otot Setelah Melakukan Kerja
dengan Frekuensi Rendah.
Pada percobaan ini, orang coba pertama-tama diberikan 1/3 beban
maksimal. Untuk mengetahui besar beban maksimal, orang coba diukur
dengan menggunakan beban hingga menghasilkan tarikan amplitudo yang
terkecil. Berat beban dari orang coba pertama sebesar 3390 gram sehingga
1/3 berat beban maksimalnya adalah sebebsar 1130 gram. Pada percobaan
pertama orang coba melakukankerjadenganfrekuensirendahyaitu penarikan
setiap tiap 4 detik sekali. Pencatatan dilakukan hingga mencapai setengah
panjang kertas pencatat. Hasil percobaan menunjukkan bahwa amplitude
pada setiap penarikan yang dilakukan orang coba saat awal hingga akhir
relative sama. Amplitudo naik pada detik ke satu dan mengalami sedikit
penuruna pada detik ke empat dan begitu seterusnya pada setiap kali
penarikan. Tidak ditemukan perbedaan besar pada tiap penarikan yang
dilakukan.
Dari hasil percobaan yang kelompok kami lakukan, kelompok kami
menyimpulkan bahwa otot mengalami kelelahan kerja otot atau otot
bekerja melewati steady state. Tetapi kelelahan akan hilang setelah
penarikan ke dua atau setelah kelipatan empat detik. Hal itu ditunjukkan
pada amplitudo yang naik setiap detik kelipatan empat. Adanya selang
waktu selama empat detik pada tiap penarikan memungkinkan adanya
relaksasi dan pasokan oksigen yang cukup kejaringan otot, sehingga tidak
banyak terbentuk asam laktat yang membuat otot lemah dan menurunkan
kekuatan penarikan (kontraksiotot). Oleh karena itu, amplitudo akan naik
kembali pada setiap kelipatan empat.

10
2. Pengaruh Perubahan Sirkulasi Darah terhadap Kelelahan
Percobaan kedua dilakukan oleh orang coba yang sama dengan beban
yang sama. Sebelum manset sphygmomanometer yang dipasang pada
lengan kanan atas orang coba dipompa, kerja otot masih bisa maksimal
dalam suasana aerob. Ketika manset sphygmomanometer dipompa, kerja
otot menjadi tidak bisa maksimal karena adanya gangguan sirkulasi darah
terhadap kerja otot. Saat manset dipompa, otot membutuhkan energy
dengan membentuk ATP melalui metabolism anaerob karena alirah darah
yang tersumbat. Akan tetapi otot tidak langsung melakukan metabolism
anaerob, melainkan terlebih dahulu melakukan metabolism aerob dengan
sisa O2 yang ada. Setelah O2 habis baru metabolism anaerob terjadi.
Keberadaan O2 yang sedikit, sementara energi yang dibutuhkan banyak
menyebabkan metabolism anaerob untuk membentuk ATP terus terjadi.
Hasil akhir dari metabolism anaerob adalah asam piruvat yang kemudian
akan berubah menjadi asam laktat. Apabila metabolism anaerob terus
terjadi, maka terjadi penumpukan asam laktat dan kelelahan otot. Hal ini
tampak dari penurunan garis kertas pencatat saat tekanan dinaikkan. Saat
orang coba sudah lelah, tekanan diturunkan untuk membuka jalannya
darah yang membawa O2 ke jaringan otot. Otot pun melakukan mekanisme
untuk memulihkan kondisi dengan mengubah asam laktat menjadi asam
piruvat dan melakukan metabolism aerob. Hal ini terlihat pada Gambar
garis pada kertas pencatat yang lebih tinggi dari saat tekanan dinaikkan.

3. Pengaruh Istirahat dan Pemijatan (massage) terhadap Kelelahan


Percobaan ketiga dilakukan pada orang coba yang berbeda. Orang
coba diberi 1/3 beban maksimal yaitu sebesar 1130 gram dan diberi tiga
perlakuan. Perlakuan pertama sama seperti percobaan kedua tetapi tanpa
menggunakan manset sphygmomanometer dan dengan intensitas
penarikan yang lebih cepat yaitu setiap 1 detik. Hasil pada kertas
menunjukkan ampllitudo stabil dan kerja otot baik meskipun sedikit
mengalami kelelahan.

11
Pada perlakuan kedua, setelah otot bekerja, otot diberi istirahat selama
3 menit dan dilakukan pemijatan kearah proksimal dengan menggunakan
bantuan orang lain. Setalah 3 menit, orang coba melakukan penarikan
kembali. Hasil pada kertas menunjukkan bahwa kerja otot kembali
maksimal seperti pada Gambar grafik pada kertas pencatat. Kerja otot
kembali maksimal disebabkan karena sirkulasi darah diperlancar oleh
factor istirahat dan pemijatan kearah proksimal.
Kemudian dilanjut dengan perlakuan ketiga, yaitu orang coba
melakukan penarikan kembali setiap 1 detik dan diberi istirahat selama 3
menit tetapi tanpa dilakukan pemijatan. Hasilnya, kerja otot tidak
semaksimal sebelumnya. Hal ini dapat terjadi karena sirkulasi darah
ketangan belum sepenuhnya lancer dan proses perubahan asam laktat
membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu kelompok kami
menyimpulkan istirahat dan pemijatan diperlukan untuk memperlancar
sirkulasi darah dan perubahan asam laktat lebih cepat.
Pemberian pemijatan memiliki pengaruh yang besar terhadap tubuh,
diantaranya meningkatkan sirkulasi darah dan aliran limpa, serta dapat
merangsang dan memperlancar pencernaan dan pernafasan, sedangkan
secara psikologis, seperti sentuhan, massage juga bisa menyampaikan
perhatian, penerimaan, dukungan dan empati. Rasa lelah bisa
diminimalkan dengan pemijatan selama beberapa menit dan bahkan cara
tradisional ini juga bisa dilakukan untuk membantu meningkatkan
kesehatan. Melalui pemijatan, proses pengeluaran sisa-sisa pembakaran
(asam laktat) kedalam aliran darah dipercepat, sehingga pemulihan juga
akan menjadi lebihcepat.

4. Pengaruh Kekurangan Aliran Darah (Ischemia) terhadap Kelelahan


Percobaan ini dilakukan oleh orang coba yang berbeda dan digunakan
beban maksimal yaitu sebesar 5030 gram. Tarikan dilakukan tiap detik
hingga dirasakan rasa nyeri yang tak tertahankan. Namun, sebelum
dilakukan penarikan, manset dipasang pada lengan kanan atas mahasiswa
coba dan dipompa hingga denyut arteri radialis tidak teraba lagi dan dilihat

12
perubahan warna, suhu dan keringat. Kemudian manset dilepas dan orang
coba melakukan penarikan, pada setiap 7 detik dilakukan pengamatan lagi
terhadap perubahan obyektif dari orang coba.
Kelelahan otot dipengaruhi oleh peredaran darah. Peredaran darah
yang tidak lancer akan mengakibatkan percepatan terjadinya kelelahan
otot. Hal ini terjadi karena metabolism glukosa dalam otot terganggu.
Dilakukannya pemompaan manset pada lengan atas akan membendung
aliran darah ke daerah ekstremitas, sehingga suplai darah yang
mengandung nutrisi dan oksigen tidak ada. Akibatnya, terjadi penumpukan
asam laktat saat kontraksi. Asam laktat ini tidak dapat diubah kembali
menjadi sumber energi, maka kelelahan terjadi lebih cepat.
Peredaran darah dari pembuluh arteri yang membawa oksigen kejari
yang melakukan kontraksi juga terhambat. Hal ini menyebabkan otot jari
kekurangan oksigen. Padahal, otot memerlukan ATP untuk berkontraksi.
Dalam keadaan normal, suplai oksigen terpenuhi, sehingga sumber ATP
berasal dari pemecahan asam lemak maupun glukosa menggunakan
oksigen. Jalur pemecahan glukosa dalam kondisi aerob dinamakan jalur
fosforilasioksidatif, menghasilkan 32 ATP dari satu molekul glukosa.
Ketika suplai oksigen tidak cukup untuk proses tersebut, sumber ATP
didapat dengan jalur glikolisis anaerob. Glikolisis anaerob secara cepat
menghabiskan cadangan glukosa yang ada di glikogen, tetapi hanya
menghasilkan 2 ATP dari tiap satu molekul glukosa. Selain itu, akan
dihasilkan pula efek samping berupa asam laktat.
Jadi, dapat dilihat bahwa dalam keadaan oksigen yang kurang, ATP
yang dihasilkan lebih sedikit sehingga kontraksi otot lebih lemah. Produk
sampingan berupa asam laktat yang menumpuk pun juga menyebabkan
kontraksi semakin menurun, karena asam laktat menyebabkan kelelahan
otot.

13
4.2 Diskusi Jawaban Pertanyaan
1. Pemulihan sempurna dari kelelahan otot setelah melakukan kerja
frekuensi rendah. Apakah terjadi kelelahan pada percobaan ini?
Pada percobaan pertama tidak didapati kelelahan yang berarti dari
orang coba, hal ini dikarenakan dalam percobaan ini beban yang
digunakan hanya 1/3 dari beban maksimal yang dapat ditarik oleh
orang coba. Selain itu otot lengan juga diberikan waktu istirahat atau
relaksasi yang cukup yaitu 4 detik sehingga sirkulasi darah dapat
kembali lancar dan suplai oksigen juga dapat terpenuhi. Dengan
adanya waktu istirahat tersebut otot dapat melakukan produksi ATP
dengan cara airob malaluni tahapan glikolisis sehingga dapat membuat
otot dapat bekerja lebih lama dan konstan tanpa munculnya tanda-
tanda kelelahan, suplai oksigen yang cukup akan membuat produksi
asam laktat dapat terkontrol dengan baik sehingga membuat pemulihan
dari kelelahan dapat cepat kembali pulih. Sehingga dapat dikatakan
dalam percobaan ini tidak mengalami kelelahan hingga alat egograf
jari menunjukan lebih dari setengah panjang kertas penyatat.

2. Pengaruh gangguan sirkulasi darah terhadap kelelahan. Terangkan


pengaruh perubahan peredaran darah terhadap kelelahan.
Pada percobaan kedua orang coba dapat melakukan percobaan
menarik beban dengan mudah hingga pada tarikan ke 12, pada tarikan
ke 13 orang coba mulai meraskan beban tarikan semakin bertambah
dan membuat orang coba memerlukan usaha lebih untuk dapat
melakukan tarikan dengan sempurna. Grafik yang ditunjukan oleh
erograf jari mulai semakin memendek, gejala ini mulai terlihat setelah
beberapa saat orang coba melakukan tarikan ke 13. Hal ini menujukan
bahwa mengembangnya menset di lengan orang coba yang menekan
arteri brachilasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dari orang
coba, tergangunya aliran darah yang melalui arteri brachialis ini
membuta penumpukan asam laktat yang dihasilkan dari metabolisme
anaeirob yang mebuat orang coba mengalami kelelahan.

14
3. Pengaruh istirahat dan pemijatan (message) terhadap kelelahan.
Berikan kesimpulan percobaan ini (data-data dinyatkan dalam jumlah
amplitude tarikan yang dicapai.
Percobaan ini bertujuan untuk melihat kecepatan pemulihan dari
kelelahan otot dengan cari dipijat dan tidak dipijat. Pemijatan pada otot
yang mengalami kelelahan ke arah proximal dapat mempercepat aliran
darah pada pembuluh darah vena semakin cepat sehingga merangsang
jantung untuk memompa darah lebih cepat sehingga darah yang
banyak mengalir ke otot ialah darah yang mengandung oksigen dan
membantu proses respirasi aerob. Selain itu, pemijatan yang dilakukan
dapat membantu pecahnya asam laktat akibat kerja yang dilakukan.
Timbunan asam laktat akan dibawa kembali ke jantung atau hepar
untuk diubah menjadi asam piruvat. Akibatnya, pemulihan otot terjadi
lebih cepat karena sirkulasi darah berjalan normal lagi. Sementara itu,
perlakuan berupa istirahat tanpa pemijatan pada otot yang lelah dapat
sementara merelaksasikan otot, tetapi otot memerlukan waktu yang
lebih panjang untuk dapat pulih sempurna dibandingkan dengan
melakukan pemijatan. Sehingga hasil yang ditujukan alat ergograf jari
lebih bagus dengan pemijatan dari pada tidak dengan pemijatan.

4. Timbul rasa nyeri akibat kekurangan aliran darah (Ischaemia). Apakah


kesimpulan percobaan ini?
Pada percobaan yang terakhir orang coba yang berbeda
menggunkan beban maksimal dan dibalut denga manset
sphygmomanometer dengan satu tarikan per detik. Tanda-tanda
kelelahan mulai dialami orang coba beberapa saat setelah orang coba
baru saja memulai percobaan. Hal ini disebabkan penggunaan beban
maksimal dari orang coba dan terhambatnya sirkulasi darah ke arteri
brachialis, sehingga membuat orang coba mengalami tingkat kelelahan
yang tinggi hingga membuat lengan orang coba memerah, bergetar
serta terdapat sedikit keringat (keringat ++, detik ke 0) di telapak

15
tangan orang coba. Sehingga dapat disimpulkan penarikan beban
maksimal dan terhambatnya aliran darah akan membuat munculnya
tingkat kelelahan yang cukup tinggi dan membuat orang coba
kehilangan tenaga karena produksi ATP secara aerob terhambat akibat
terhambatnya pembulu darah dan meningkatnya suhu (suhu +++++,
detik ke 0) lengan akibat menumpunya asam laktat disertai warna
kemerahan (warna ++++, detik ke 0).

5. SIMPULAN
Simpulan yang dapat di ambil dari percobaan pertama adalah
bahwa orang coba tidak terlalu merasa kelelahan karena melakukan
kerja dengan frekuensi rendah dan pemulihannya pun tidak memakan
waktu lama. Sedangkan pengaruh gangguan sirkulasi darah berdampak
pada kerja oto dan kelelahan, karena aliran darah yang dihambar dapat
berdampak pada energy yang dialirkan terhambat. Sedangkan efek
dari pemijatan atau istirahat, proses pemulihan otot terjadi lebih cepat.
Dan rasa sakit karena kekurangan darah disebabkan aliran darah
terhambat padahal beban yang diangkat adalah beban maximal orang
coba. Sehingga lebih cepat lelah dan sakit.

6. DAFTAR PUSTAKA

Guyton, AC. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Philadelphia:


Elsevier. 2006. pp. 82.

Mader, Sylvia. Human Biology. 7th ed. New York: The McGraw Hill.
2001. pp. 236.

Mary BB, Stephanie JS. 2008. Introduction to massage therapy second


edition. Philadephia, Lippincott Williams & Wilkins.
Murthy G, Hargens, A. Ischemia Causes Muscle Fatigue. San Diego,
Elseiver. 2001: pp 436-437.

16

Anda mungkin juga menyukai