Anda di halaman 1dari 17

Kelelahan Otot dan Kepekaan Saraf

Penyusun:

KELOMPOK A1

1. Dea Alviana Rachawati (021611133001)


2. Vint Erawati Suryanijaya (021611133002)
3. Ucy Nur Hamida Al Abrori (021611133003)
4. Michelle Suhartono (021611133004)
5. Kirana Guspiari (021611133005)
6. Sofia Yusnur Rafida (021611133006)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Teori
Kelelahan otot adalah ketidakmampuan otot untuk berkontraksi dan memetabolisme
bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan pengeluaran kerja yang sama, walaupun
impuls saraf berjalan secara normal dan potensial aksi normal menyebar ke serabut otot.
Kelelahan otot dapat timbul akibat kontraksi otot yang kuat dan lama sehingga kerja otot
yang dilakukan melebihi kerja otot steady state.
Untuk bekerja, diperlukan energi yang diperoleh dari hasil metabolisme otot, baik
metabolisme aerobik maupun anaerobik. Metabolisme aerobik terjadi di mitokondria dan
memerlukan O2 yang dialirkan oleh darah. Metabolisme anaerob terjadi di sitosol dan
menghasilkan sisa-sisa asam (antara lain asam laktat), yang apabila terkumpul akan
menyebabkan kelelahan. Penumpukan asam laktat dalam otot akan mengiritasi saraf yang
melayani otot tersebut, sehingga akan terjadi rasa nyeri pada otot. Jika keadaan ini berlanjut,
akan membatasi kerja otot. Untuk mengubah asam laktat menjadi glukosa kembali selama
kontraksi otot diperlukan penyediaan oksigen, yang dapat disediakan melalui aliran darah
Metabolisme aerobik menghasilkan energi 36 ATP, lebih tinggi dibandingkan dengan
metabolisme anaerobik yang hanya menghasilkan 2 atau 3 ATP.
Bila terjadi gangguan sirkulasi, metabolisme otot akan terganggu sehaingga kekuatan
kontraksinya berkurang. Pemijatan (massage) pada otot yang lelah memperbaiki sirkulasi
darah sehingga proses pemulihan dari kelelahan berjalan lebih cepat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana mekanisme pemulihan sempurna dari kelelahan otot setelah melakukan
kerja dengan frekuensi rendah?
2. Bagaimana pengaruh perubahan peredaran darah terhadap kelelahan?
3. Bagaimana pengaruh istirahat dan pemijatan (massage) terhadap kelelahan?
4. Bagaimana timbulnya rasa sakit karena kekurangan darah (ischaemia)?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui mekanisme pemulihan sempurna dari kelelahan otot setelah melakukan
kerja dengan frekuensi rendah.
2. Mengetahui pengaruh perubahan peredaran darah terhadap kelelahan.
3. Mengetahui pengaruh istirahat dan pemijatan (massage) terhadap kelelahan.
4. Mengetahui timbulnya rasa sakit karena kekurangan darah (ischaemia).
BAB 2
METODE KERJA
2.1 Alat
1. Ergograf jari
2. Manset sphygmomanometer
3. Metronom
2.2 Tata Kerja
I. PEMULIHAN SEMPURNA DARI KELELAHAN OTOT SETELAH
MELAKUKAN KERJA FREKUENSI RENDAH
1. Siapkan ergograf (perhatikan kertas, penulis, panjang tali dsb).
2. Orang percobaan meletakkan lengan bawah kanannya di atas meja, kemudian
memegang pegangan ergograf, sedangkan jari telunjuknya diletakkan/dimasukkan
pada penarik.
3. Berikan beban semaksimal mengkin untuk mengetahui beban maksimal yang dapat
ditarik.
4. Pasanglah beban 1/3 dari beban maksimal yang dapat ditarik.
5. Lakukan tarikan setiap 4 detik mengikuti irama metronom sampai melampaui
panjang kertas pencatat.
6. Orang percobaan hendaknya memusatkan perhatian pada tugas ini tanpa melihat
hasilnya pada kertas pencatat dan melakukan setiap tarikan sekuat-kuatnya dengan
jari telunjuk tanpa mengikutsertakan otot jari lainnya, seperti otot tangan dan otot
lengan.
II. PENGARUH GANGGUAN SIRKULASI DARAH TERHADAP KELELAHAN
1. Pakailah kertas ergograf baru.
2. Pasanglah manset sphygmomanometer pada lengan atas kanan orang percobaan yang
sama.
3. Besarnya beban tetap seperti pada percobaan I.
4. Lakukan tarikan setiap 4 detik mengikuti irama metronom sebanyak 12 tarikan.
5. Pada tarikan ke-13 manset mulai dipompa sampai denyut arteria radialis tidak teraba
lagi.
6. Tarikan dilakukan sehingga amplitudo tarikan mengecil hingga amplitudo awal,
turunkan tekanan di dalam manset agar peredaran darah pulih kembali. Berilah tanda
pada ergogram pada saat tekanan di dalam manset mulai dinaikkan dan diturunkan.
7. Tarikan dilakukan terus sehingga amplitudo tarikan kembali seperti pada awal
percobaan.
III. PENGARUH ISTIRAHAT DAN PEMIJATAN (MASSAGE) TERHADAP
KELELAHAN

Percobaan ini dilakukan oleh orang coba lain.


1. Lakukan percobaan dengan memberi beban semaksimal mungkin untuk mengetahui
beban maksimal.
2. Pasanglah beban sebesar 1/3 dari beban maksimal yang dapat ditarik.
3. Lakukan tarikan setiap 1 detik mengikuti irama metronom hingga amplitudo tarikan
mengecil hingga amplitudo awal.
4. Beri istirahat selama 3 menit (selama istirahat lengan tetap di tempat semula), sambil
lengan dipijat (massage) ke arah proksimal oleh temannya.
5. Lakukan tarikan lagi seperti nomer 2
6. Berilah istirahat lagi selama 3 menit, lengan tetap di tempat semula tetapi tanpa dipijat
(massage).
7. Lakukan tarikan lagi seperti nomer 2.
IV. TIMBULNYA RASA NYERI KARENA KEKURANGAN ALIRAN DARAH
(ISCHEMIA)
1. Percobaan ini dilakukan oleh orang coba lain dan dilakukan tanpa menggunakan kertas
pencatat.
2. Berilah pembebanan semaksimal mungkin sehingga penarikan hanya akan
memberikan amplitudo tarikan yang kecil saja.
3. Pasanglah manset pada lengan atas kanan orang coba dan pompalah manset sehingga
denyut arteria radialis tidak teraba lagi.
4. Lakukan tarikan setiap 1 detik mengikuti irama metronom sampai terjadi kelelahan
sempurna atau sampai terjadi rasa nyeri yang tidak tertahankan.
5. Turunkanlah tekanan di dalam manset pada saat rasa nyeri pada saat terjadi rasa nyeri
yang tidak tertahankan tersebut.
6. Perhatikan suhu dan warna lengan bawah kanan selama percobaan di atas. Suhu
ditentukan dengan meraba dan membandingkannya dengan lengan bawah kiri (amati
perubahan yang terjadi tiap 7 detik).
BAB 3
HASIL PENGAMATAN

Gambar 3.1: Percobaan 1 & 2

Gambar 3.2: Percobaan 3


Gambar 3.3: Percobaan 4

Tabel: Hasil Pengamatan Praktikum Ischemia

Gejala
Detik Subyektif yang dirasakan
Obyektif
oleh orang coba
ke: Suhu Keringat
Warna

7 Mulai Hangat (-) Sedikit nyeri


kemerahan
14 kemerahan Hangat (-) Nyeri, mulai susah mengangkat
beban
21 Merah Hangat (-) Sangat nyeri, rasanya sulit
untuk mengangkat beban
tersebut

BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Diskusi Hasil
Pemulihan sempurna dari kelelahan otot setelah melakukan kerja frekuensi rendah
Kelelahan otot juga merupakan suatu mekanisme pertahanan yang melindungi otot agar otot
tidak mencapai titik di mana ATP tidak lagi di dapatkan. Beberapa faktor yang diduga
berperan penting adalah:
1. Meningkatnya ADP dan fosfat inorganic lokal dari penguraian ATP dapat secara langsung
menggangu siklus jembatan silang dan atau mengahambat pelepasan dan penyerapan
kembali Ca2+ oleh reticulum sarkoplasma.
2. Akamulasi K+ ekstrasel yang terjadi di otot ketika pompa Na+ K+ tidak dapat secara aktif
memindahkan K+ kembali ke dalam sel otot secepat keluarnya ion ini selama fase turun
potensial aksi berulang menyebabkan penurunan local potensial membran. Perubahan
potensial ini dapat mengurangi pembebasan Ca+ intrasel dengan menghambat
penggabungan reseptor dihidropuridin berpintu voltase di tubulus T dan saluran
pelepasan Ca+ di reticulum sarkoplasma.
3. Terkurasnya cadangan energi glikogen dapat menyebabkan kelelahan otot pada olahraga
berat. Akibat dari ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolisme serabut-serabut
untuk terus memberikan hasil kerja yang sama.
4. Terkurasnta cadangan energi glikogen dapat menyebabkan kelelahan otot yang berat yang
terjadi akibat glikolisis anaerob untuk tetep mendistribusikan O2 dan menghasilkan ATP
5. Penumpukan asam laktat dari hasil glikolisis anaerob dapat menghambat enzim enzim di
jalur penghasil engeri dan atau proses pengabungan ekstasi-kontraksi.1
Kelelahan otot dapat didefinisikan juga sebagai ketidakmampuan otot untuk
berkontraksi dan bermetabolisme yang disebabkan karena kontraksi otot yang terlalu kuat
dan lama. Sistem metabolisme energi menghasilkan ATP yang berjalan secara aerobik (dengan
oksigen) dan secara anaerobik (tanpa oksigen). Kedua proses ini dapat berjalan secara simultan di
dalam tubuh saat beraktivitas. Secara klinis kelelahan otot terjadi disebabkan karena
menumpuknya asam laktat dari hasil metabolisme anaerob. Asam laktat tersebut akan
menurunkan pH dalam otot maupun darah, selanjutnya akan menghambat kerja enzim-enzim
glikolitik dan mengganggu reaksi kimia di dalam sel otot. Keadaan ini yang akan
mengakibatkan kontraksi otot bertambah lemah.2
Aktivitas fisik yang dilakukan dapat menimbulkan penumpukan asam laktat yang dapat
mengakibatkan nyeri dan kelelahan pada otot. Asam laktat dapat diubah kembali menjadi
glukosa bila terdapat cukup oksigen melalui istirahat, sehingga dapat dipakai kembali
oleh tubuh menjadi sumber energi baru. Jika seseorang melakukan istirahat dalam jangka
waktu tertentu akan terjadi pemulihan sempurna dari kelelahan otot tersebut sehingga proses
metabolisme berlangsung secara normal kembali.3
Pengaruh Gangguan Sirkulasi darah terhadap kelelahan
Selama kerja otot, pembuluh darah otot melebar dan aliran darah meningkat sedemikian
sehingga pasokan O2 yang tersedia meningkat. Sampai suatu titik tertentu, konsumsi O2
sebanding dengan energi yang dikeluarkan, dan semua kebutuhan energi dipenuhi melalui
proses aerobik, Namun bila kerja otot sangat kuat, resintesis aerobik untuk simpanan energi
tidak dapat mengikuti kecepatan penggunaanya. Dalam keadaan demikian, fosforilkreatin
tetap digunakan untuk sintesis ulang ATP. Sebagian sintesis ATP dipenuhi dengan
menggunakan energi yang dilepaskan melalui penguraian anaerobik glukosa menjadi asam
laktat.4
Gangguan dalam sirkulasi darah dapat berakibat terganggunya metabolisme glukosa
dalam otot sehingga terjadi penurunan kontraksi otot. Aliran darah yang berkurang juga akan
menyebabkan asam laktat yang dihasilkan dari metabolisme anaerob cenderung meningkat
dijaringan sehingga akan terjadi penumpukan asam laktat yang selanjutnya akan
menyebabkan kelelahan otot.5
Pengaruh pemijatan terhadap kelelahan
Kontraksi kuat otot yang berlangsung lama mengakibatkan keadaan yang dikenal
sebagai kelelahan otot. Otot yang lelah akan menunjukkan kurangnya kekuatan,
bertambahnya waktu kontraksi dan relaksasi, berkurangnya koordinasi serta otot menjadi
gemetar. Kelelahan ini diakibatkan dari ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolisme
serabut-serabut otot untuk melanjutkan suplai output kerja yang sama. Saraf terus bekerja
dengan baik, impuls saraf berjalan secara normal melalui hubungan otot-saraf masuk
kedalam serabut serabut otot, tetapi kontraksi makin lama makin lemah karena dalam
serabut-serabut otot sendiri kekurangan ATP. Hambatan aliran darah yang menuju ke otot
yang sedang berkontraksi mengakibatkan kelelahan otot hampir sempurna dalam 1 menit
atau lebih karena kehilangan suplai nutrient dengan nyata.6
Rasa lelah pada otot bisa diminimalisasir dengan melakukan pemijatan selama beberapa
menit. Melalui pemijatan dapat melancarkan peredaran darah yang selanjutnya akan
mempercepat proses pembuangan sisa-sisa pembakaran dan penyebaran sari makanan ke
jaringan-jaringan tubuh, juga dapat memperlebar pembuluh darah sehingga dapat
meningkatkan pasokan O2 bagi pemenuhuan kebutuhan energi. Selain itu dapat menurunkan
ketegangan otot dan kekenyalan otot (elastisity) untuk mempertinggi daya kerjanya Yang
akan membantu proses kontraksi otot yaitu penegangan dan pemendekan otot dengan
maksimal.7

Timbulnya rasa nyeri karena kekurangan darah


Ischaemia adalah suatu keadaan kekurangan oksigen pada jaringan yang bersifat
sementara dan reversibel. Ischaemia yang lama akan menyebabkan kematian otot atau
nekrosis.8 Jika mengalami ischaemia, jaringan tersebut akan kehilangan suplai oksigen dan
zat-zat makanan yang dibutuhkan.9
Pengendalian aliran darah berkaitan dengan suhu tubuh. Aliran kutaneus dan
subkutaneus mengatur pengeluaran panas tubuh dengan cara mengukur penghantaran panas
dari inti tubuh ke permukaan tubuh, tempat panas dilepas ke lingkungan. Aliran darah kulit
sebagian besar dikendalikan oleh sistem saraf pusat melalui saraf simpatis.5
4.2 Diskusi Jawaban Pertanyaan
1. Pertanyaan : Apa terjadi kelelahan pada percobaan ini?
Hasil percobaan yang dilakukan bertolakbelakang dengan teori yang telah dipaparkan,
secara teori pemulihan sempurna dari kelelahan otot terjadi jika seseorang melakukan
istirahat dalam jangka waktu tertentu, maka kontraksi otot berlangsung normal kembali. Pada
percobaan ini, otot pada jari telunjuk orang coba mengangkat beban sebesar 1 kg yaitu1/3
dari beban maksimal yang dapat ditarik. Jari telunjuk dapat mengangkat beban tersebut dan
tercatat pada ergograf. Pengangkatan ini dilakukan dngan interval setiap 4 detik mengikuti
metronom. Dengan interval 4 detik tersebut merupakan waktu yang dapat digunakan untuk
melakukan pemulihan.
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa pada awalnya hasil amplitudo
tarikan berlangsung stabil, hal ini menunjukkan terjadi pemulihan sempurna dari kelelahan
otot. Namun, setelah beberapa lama kemudian terjadi kelelahan otot pada orang coba,
dibuktikan dengan amplitudo tarikan secara perlahan menurun hingga akhir kertas pencatat.
Hal ini bertentangan dengan teori dikarenakan faktor tarikan yang dilakukan orang coba
secara terus menerus dilakukan dan tidak memperhatikan interval waktu untuk menarik,
sehingga orang coba merasa kelelahan. Kelahanan otot tersebut terjadi karena asam sisa yang
dihasilkan berupa asam laktat sedikit demi sedikit akan menumpuk dalam otot yang
selanjutnya berdampak pada keterbatasan kerja otot. Dan dengan tidak adanya istirahat, maka
oksigen yang dihasilkan juga berkurang, sehingga tidak dapat mengubah asam laktat kembali
menjadi glukosa kembali untuk memperoleh ATP atau energi. Dapat disimpulkan bahwa
pemulihan otot tidak berlangsung sempurna.
2. Pertanyaan : Terangkan pengaruh perubahan peredaran darah terhadap kelelahan!
Pada percobaan ini, otot pada jari telunjuk orang coba mengangkat beban sebesar 1 kg
yaitu1/3 dari beban maksimal yang dapat ditarik. Jari telunjuk dapat mengangkat beban
tersebut dan tercatat pada ergograf. Pengangkatan ini dilakukan dngan interval setiap 4 detik
mengikuti metronom sebanyak 12 tarikan, setelah tarikan ke-13 manset mulai dipompa. Hasil
percobaan ini dijelaskan bahwa pada saat melakukan kerja, otot membutuhkan ATP.
Pembuatan ATP membutuhkan adanya oksigen, disaat kekurangan oksigen yang dialirkan ke
otot oleh darah maka proses metabolisme anaerob terjadi dengan mengubah glukosa menjadi
asam laktat. Jika terjadi penumpukan, maka akan terjadi kelelahan otot.
Pada tarikan awal sampai tarikan ke-12 dengan interval 4 detik amplitudo tarikan pada
kertas pencatat terlihat stabil. Lalu pada saat pemompaan manset pada tarikan ke-13, aliran
darah menjadi terganggu, termasuk pengedaran oksigen ke otot. Oleh karena itu, pada saat
setelah penaikan tekanan pada manset, kemampuan untuk menarik beban semakin menurun
terlihat dari menurunnya amplitudo, namun saat tekanan pada manset diturunkan kembali,
amplitudo perlahan terus meningkat dan dapat mencapai amplitudo awal. hal tersebut
menunjukan bahwa otot memerlukan oksigen untuk metabolisme yang akan menghasilan
ATP yang digunakan untuk melakukan pekerjaan.
3. Pertanyaan : Apa kesimpulan dari percobaan ini?
Pada hasil praktikum ketiga dilakukan percobaan pada orang coba yang berbeda. Orang
coba diberi beban 1 Kg yaitu 1/3 dari beban maksimal yang dapat ditarik, dan melakukan
tarikan setiap 1 detik mengikuti irama metronom hingga ampiltudo tarikan mengecil hingga
ampiltudo tarikan awal. Setelah itu orang coba diberi 3 menit untuk beristirahat sambil
dilakukan pemijatan lengan kearah proksimal, dan selanjutnya melakukan tarikan kembali
setiap 1 detik sampai amplitudo sebesar tarikan awal dan orang coba diberi 3 menit
beristirahat tanpa dilakukan pemijatan. Selanjutnya orang coba melakukan tarikan kembali.
Pada awal tarikan yang dilakukan sampai amplitudo tarikan menjadi amplitudo awal,
terlihat orang coba merasakan kelelahan otot. Pemulihan dari kelelahan otot lebih cepat
terjadi pada saat setelah dilakukan pemijatan. Hal tersebut dikarenakan pemijatan ke arah
proksimal yang dilakukan akan menyebabkan peredaran darah lebih lancar, sehingga
peredaran darah yang membawa oksigen untuk otot juga dapat berjalan, oleh karena itu ATP
dapat dihasilkan dan otot dapat berkontraksi karena ada energi. Berbeda dengan percobaan
yang tidak dilakukan pemijatan, lebih lama untuk recovery, karena tidak terdapat bantuan
dari luar yang ikut melancarkan peredaran darah yang membawa oksigen tersebut.
4. Pertanyaan : Apa kesimpulan dari percobaan ini?
Pada percobaan ini, manset sphygmomanometer dipasang dan diberikan tekanan hingga
arteri radialis tidak terasa lagi. Otot pada jari telunjuk mengangkat beban maksimal
sedemikian rupa dan ditarik setiap 1 detik. Dari hasil percobaan ini didapatkan kelelahan
yang luar biasa akibat beban berat yang diterima oleh otot sehingga otot harus bekerja
secara maksimal. Selain itu setelah manset dipompa aliran darah menjadi terhambat dan
menyebabkan otot kekurangan suplai oksigen dan nutrisi dari darah untuk metabolisme.
Pada detik ke 7 terjadi perubahan pada warna otot yaitu berwarna agak kemerahan dan
suhu mulai hangat, namun tidak timbul keringat (-). Pada detik ke 14 terlihat perubahan
warna merah mulai pucat dan suhu hangat, namun tidak ada keringat (-) dan subyek merasa
masih bisa menarik. Pada detik ke 21 tangan bawah kanan terlihat merah dan terasa hangat,
namun tidak timbul keringat (-) dan subyek tidak bisa menarik lagi dan merasakan nyeri yang
tidak tertahankan.
Penaikan tekanan manset menyebabkan terganggunya aliran darah, karena aliran darah
terganggu sehingga peredaran oksigen juga terganggu. Karena berkurangnya peredaran
oksigen tersebut, pembuatan ATP tidak bisa dilaksanakan. Oleh karena itu, asam piruvat
dirubah menjadi asam laktat. Jika kekurangan oksigen ini terus berlangsung sehingga
perubahan asam laktat untuk menjadi glukosa tidak terjadi sehingga menyebabkan kelelahan
sempurna, dan juga asam laktat mengiritasi saraf sehingga timbul rasa nyeri.
Begitu pula gejala objektif yang ditimbulkan seperti suhu, keringat, dan warna tangan
tentu memiliki perbedaan yang signifikan dibandingan dengan tangan kiri bawah orang coba.
Setelah diamati tiap 7 detik, 14 detik dan 21 detik. suhu tangan kanan bawah semakin panas
dan warna tangan semakin memerah dan gelap. Hal tersebut dikarenakan kurangnya aliran
darah.
DAFTAR PUSTAKA
1
Lauralee, Sherwood. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Singapore, EGC. 2011:
300.
2
Widiyanto. 2007. Latihan Fisik dan Laktat. Retrieved March 10, 2017 From
staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/..../Latihan%20dan%20laktat%20darah.pdf.
3
Rachmawati Mahardika. 2013. Kelelahan Otot. Retrivied March 10, 2017 From :
https://www.scribd.com/document/127670319/KELELAHAN-OTOT
4
Ganong, William F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-20. Jakarta, EGC. 2002: Hal
70.
5
Guyton AC, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-12. Philadelphia, Soundares
Elsevier. 2016: Hal 84, 209-212.
6
Indra D. 2008. Efektifitas Massage Terhadap Penurunan Kelelahan Otot Tangan Operator
Komputer Puskom Unimed Tahun 2007. USU e-Repository . Retrivied March 10, 2017
From : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6896/1/08E00190.pdf
7
Prastowo Kunto. 2013. Perbandingan Efektivitas Circulo Massage Dan Sport Massage Dalam
Mengatasi Kelelahan Kerja Karyawan Laki-Laki Gadjah Mada Medical Center. Retrieved
March 10, 2017 From: http
8
Muttaqin, Arif. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan sistem Kardiovaskular
dan Hematodologi. Jakarta, Salemba Medika. 2009.

9
Price and Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, ed. 6, vol. 2.
Jakarta : EGC Widiyanto. 2007. Latihan Fisik dan Laktat. Retrieved March 10, 2017
From staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/..../Latihan%20dan%20laktat%20darah.pdf.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai