MODUL MSI
Oleh:
Kelompok 1
Regina Stefani Anwar
Sarah Asyfa Syamsudin
Fathia Azzahra
Annas Bakhtiar
Maulana Azhar Rasyid
Ainun Aulia Jusman
Zahrul Fuadi
Avivah Jauharotul Kirom
Ervina Dwinanda
Retno Palupi Miftahul Aniyah
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME) yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat melaksanakan sebuah
praktikum dan menyelesaikannya dengan baik.
Disusunlah sebuah laporan resmi praktikum fisiologi untuk memenuhi tugas laporan
Praktikum Fisiologi modul MSI dengan isinya membahas mengenai kelalahan pada otot,
pengukuran beban maksimum yang dapat ditahan oleh otot bisep pada berbagai sudut sendi,
pengaruh sikap tubuh terhadap kekuatan kontraksi otot ekstensor dan fleksor manusia, dan
muscle performance test. Laporan ini telah kami susun dengan sistematis dan sebaik
mungkin.
Dengan selesainya laporan praktikum ini, maka kami tidak lupa mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan praktikum
terutama pada pembimbing praktikum kami.
Demikian laporan Praktikum Fisiologi modul MSI ini kami buat. Kami sadar akan
kekurangan laporan kami yang masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran
akan sangat dinantikan oleh kami. Semoga laporan Praktikum Fisiologi modul MSI ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak juga bermanfaat bagi kami selaku penulis.
Kelompok 1
2|Page
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................................1
Kata
Pengantar............................................................................................................................2
Daftar Isi…….…………………………………………………………………………….…...3
Praktikum 2 : Pengukuran Beban Maksimum yang Dapat Ditahan Oleh Otot Bisep Pada
Berbagai Sudut Sendi ………………………………………………..………………….……
12
Praktikum 3 : Pengaruh Sikap Tubuh terhadap Kekuatan Kontraksi Otot Ekstensor dan
Fleksor Manusia ...……………………………………….………………….
………………………..15
Daftar Pustaka…….…………………………..……………………………………..……….21
3|Page
KELELAHAN OTOT PADA MANUSIA
TUJUAN
2. Memahami pengaruh berbagai faktor eksternal (beban kerja) dan internal (aliran
darah local, waktu istirahat, dan massage) terhadap kerja otot
3. Mendeteksi berbagai perubahan yang terjadi akibat berbagai faktor pada butir 2 (baik
melalui analisis hasil mekanomiogram maupun analisis pada OP) dan menjelaskan
mekanisme yang mendasari terjdinya berbagai perubahaan tersebut)
PRINSIP KERJA
Mencatat tinggi mekanomiogram hasil kontraksi otot fleksor jari telunjuk yang menarik
ergograf jari pada berbagai beban kerja (frekuensi kontraksi dan berat beban) dan kondisi
kerja (keadaan peredaran darah lokal, faktor istirahat dan massage).
4|Page
TATA KERJA
I. PERSIAPAN ALAT DAN ORANG PERCOBAAN (OP)
1. Pasang kertas pada besi kimograf (tromol) menggunakan perekat melingkari besi
2. Isi lengan besi pembuat grafik pada ergograf dengan 2 tetes tinta
3. Posisikan lengan besi pembuat grafik pada ergograf pada bagian garis mulai dari
tempat kertas di lem, pastikan tintanya keluar
4. OP duduk di samping ergograf dan meletakkan lengan kanan bawah pada papan
fiksasi ergograf jari
5. Pasang metronom (mintalah bantuan petugas laboratorium).
6. Mulai melakukan tarikan dengan kecapatan putaran 2,2 cm/min
7. OP harus konsentrasi agar ergograf tidak bergerak dari tempatnya dan beban
semakin lama semakin naik
5|Page
P-KO.1. Bagaimana cara mengatur berat pembebanan ergograf jari?
= Terdapat lubang untuk mengatur ketegangan pegas, yang lokasinya berada
dibawah pegas.
1. Instrusikan OP untu melakukan satu tarikan setiap 4 detik. Menurut irama metronome
diruang praktikum, sampai ¼ tromol.
2. Setiap kali setelah melakukan tarikan, lepaskan segera jari OP dari pelatuk sehingga
pelatuk kembali ke tempat semula. Namun, pastikan agar tinta yang terdapat tidak tumpah
dan posisi ujung pencatat tidak berubah dari posisinya di tromol.
3. Selama melakukan percobaan, OP tidak diperkenankan untuk melihat hasil kerjanya
karena akan mempengaruhi mindset OP agar memberikan hasil yang lebih baik dari
faktanya.
6|Page
P-KO.4. Bagaimana kita mengetahui bahwa oklusi sudah tercapai pada percobaan
ini?
= Kita akan mengetahui bahwa sudah terjadinya oklusi saat OP sudah mulai
menunjukan gejala-gejala iskemia, yaitu kulit mulai menunjukan warna
merah, terasa panas, dan timbulnya rasa nyeri saat menarik pelatuk ergograf
sehingga otot sudah kelelahan.
Percobaan selanjutnya (langkah 6-10) dilakukan terus menerus dengan frekuensi tarikan
tetap, yaitu 4 detik tiap tarikannya.
6. Dengan manset yang tetap terpasang namun tetap oklusi, lakukan 12 kali tarikan tercatat
pada kimograf.
P-KO.5. Mengapa frekuensi yang digunakan tetap satu tarikan tiap 4 detik?
= Hal ini ditujukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan pada
grafik saat OP sedang oklusi dan dalam keadaan normal.
7. Tanpa menghentikan tromol pada tarikan ke-13, mulailah memompa manset dengan cepat
hingga A. Radialis tidak teraba lagi, kira-kira dipompa sampai tekanan sistolik normal
(±120 mmHg)
8. Berilah tanda pada kurva, saat denyut nadi A. Radialis tidak teraba lagi
9. Setelah terjadi kelelahan total, turunkan tekanan di dalam manset dengan cepat sehingga
peredaran darah kembali pulih.
7|Page
P-KO.8. Bagaimana saudara mengetahui peredaran darah telah pulih
kembali?
= Gejala iskemia yang ditunjukkan pada diri OP sudah mulai
menghilang, contohnya warna kulit OP sudah kembali ke warna
asalnya.
10. Teruskan tarikan dan pencatatan sehingga pengaruh faktor oklusi tidak terlihat lagi.
3. Sambil dicatat, lakukan satu tarikan setiap 1 detik, sampai terjadi kelelahan total,
kemudian hentikan tromol
8|Page
4. Berilah istirahat untuk OP selama 2 menit. Selama istirahat, lengan tetap dibiarkan di
meja
5. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang ±2 cm, jalankan kimmograf dan
lakukan kembali tarikan dengan frekuensi dan beban yang sama sampai terjadi
kelelahan total kembali, kemudian hentikan tromol.
6. Berilah istirahat selama 2 menit lagi. Selama masa istirahat ini lakukanlah massafe
pada lengan OP.
7. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang 2 cm, jalankan kimmograf dan
lakukan kembali tarikan seperti butir ke-5.
8. Bandingkan ke-3 ergogram yang telah diperoleh dan buat analisis hasil percobaan
tersebut beserta kesimpulannya.
1. Latihan ini dilakukan pada orang percobaan lain dan tanpa pencatatan.
9|Page
2. Pasanglah manset pada lengan atas kanan OP dan berikan pembebanan yang
cukup berat sehingga penarikan hanya akan memperlihatkan penyimpangan ujung
pencatat yang kecil.
3. Lakukan satu tarikan tiap satu detik sambil diadakan oklusi sehingga terjadi
kelelahan total; atau sampai terjadi rasa sakit yang tak tertahankan. Perhatikan
suhu dan warna kulit lengan kanan OP selama melakukan percobaan ini.
10 | P a g e
Sebelum oklusi
Setelah oklusi
3
2
I. TUJUAN
Menguji konsep bahwa perbedaan sudut sendi akan mengubah panjang otot dan
keuntungan mekanisnya; yang akibatnya adalah berat beban maksimum yang mampu
ditahan akan bervariasi.
12 | P a g e
1. Menetapkan berat beban yang dapat ditahan oleh lengan pada berbagai sudut
fleksi sendi siku.
2. Melaporkan hasil pengamatan dalam bentuk teks, tabel dan grafik.
5. Ulangi langkah 1-4 untuk sudut selanjutnya, serta lengan yang lain.
6. Terapkan nilai yang diperoleh pada grafik xy dengan sumbu x untuk sudut, dan
sumbu y untuk berat beban. Gambarkan grafik lengan kanan dengan garis tidak
terputus, dan lengan kiri dengan garis terputus.
V. HASIL PERCOBAAN
a. Teori Dasar
Aktifitas sekecil apapun harus memiliki kekuatan otot yang perfomancenya
baik, terlebih lagi untuk aktifitas berat seperti ambulasi, mengangkat barang yang
berat dan lain sebagainya. Untuk melakukan itu semua harus ditunjang oleh
kekuatan otot yang maksimal, karena kekuatan merupakan salah satu faktor yang
sangat penting dalam unjuk kerja dan sangat menentukan kualitas kondisi fisik.
Jika tidak akibatnya produktifitas kerjapun akan menurun. Kekuatan otot adalah
kekuatan maksimum otot yang ditunjang oleh umur, jenis kelamin, jenis serabut
otot, ukuran crossectional otot dan tipe kontraksi otot yang merupakan kekuatan
untuk menahan beban maksimal disekitar aksis sendi (kapanji, 2004). Salah satu
13 | P a g e
otot yang memiliki peran penting dalam beraktifitas olahraga adalah otot biceps
brachi.
Chart Title
12
10
0
20 45 60 90 120
Pertanyaan 1. Pada sudut fleksi berapa otot bisep dapat menahan beban maksimum?
Jawaban : Pada sudut 90° dapat menahan beban maksimum
Pertanyaan 2. Pada sudut fleksi berapa lengan ada pada keuntungan mekanis yang
maksimal? Mengapa?
Jawaban : 90° , lengan mendapat keuntungan mekanis maksimal pada sudut 90°
karena beban sejajar dengan titik tumpu, yang berarti beban tertumpu lebih besar pada
titik tumpu.
Pertanyaan 3. Pada sudut fleksi berapa lengan ada pada keuntungan hubungan
panjang-ketegangan otot? Mengapa?
14 | P a g e
Jawaban : 90° , karena insersio bisep sebagai otot yang bekerja berada pada posisi
kontraksi optimum bisep, dengan begitu kontraksinya tidak melebihi batas kontraksi
optimum otot bisep.
I. TUJUAN
Memahami pengaruh perubahan panjang awal akibat perubahan sikap tubuh
terhadap kekuatan kontraksi otot pada manusia.
15 | P a g e
III. ALAT YANG DIPERLUKAN
Dinamometer yang dihubungkan dengan pergelangan kaki melalui sebuah katrol.
b. SYARAT PENCATATAN
1. Setiap gerakan fleksi maupun ekstensi dilakukan sebanyak 3 kali.
2. Nilai kekuatan kontraksi merupakan nilai rerata dari 3 kali pencatatan.
3. Pada waktu melakukan gerakan, tangan OP diletakkan di paha (tidak
diperkenankan berpegangan pada meja).
c. PROSES PENCATATAN
MENGUKUR KEKUATAN KERUTAN OTOT EKSTENSOR
1. OP duduk di pinggir meja, dengan posisi membelakangi timbangan
dan tungkai bawahnya tergantung secara bebas.
2. Pasang ban kulit pada salah satu pergelangan kaki dan hubungkan
ban kulit tersebut dengan kawat baja yang dapat menarik
timbangan melalui katrol.
3. Suruhlah orang percobaan meluruskan tungkainya (ekstensi lutut)
sekuat tenaga sebanyak 3 kali dan catat nilai rerata kekuatan
kerutan otot ekstensor untuk tiap sikap berikut ini:
3.1. duduk tegak
3.2. duduk sambil membungkukkan badan sejauh-jauhnya
3.3. berbaring terlentang
MENGUKUR KEKUATAN KERUTAN OTOT FLEKSOR
1. OP duduk di pinggir meja, dengan posisi menghadap
timbangan dan tungkai bawahnya tergantung secara bebas.
2. Pasang ban kulit seperti pada butir 2 prosedur otot ekstensor.
3. Suruhlah orang percobaan membengkokkan tungkainya (fleksi
lutut) sekuat tenaga sebanyak 3 kali dan catat nilai rerata
kekuatan kerutan otot fleksor untuk tiap sikap seperti pada butir
3 prosedur otot ekstensor.
V. HASIL
FLEKSOR
16 | P a g e
O.P 1 O.P 2 O.P 1 O.P 2 O.P 1 O.P 2
KANAN 16 15 18 17 14 10
KRI 12 13 15 15 10 6
EKSTENSOR
DUDUK MEMBUNGKUK
BERBARING (KG)
TEGAK (KG) (KG)
KANAN 26 20 24 17 29 23
KIRI 24 18 22 14 28 22
Posisi yang kekuatan kerutan fleksor paling rendah ketika tubuh O.P
dalam kondisi berbaring. Hal ini dikarenakan gerakan berbaring telentang
yang cenderung menjauhi tubuh (ekstensi) sehingga akan sedikit
menggunakan otot-otot fleksor.
17 | P a g e
• Kekuatan kerutan pada otot ekstensor
Posisi yang kekuatan kerutan otot ekstensor paling tinggi ketika tubuh
O.P dalam kondisi berbaring. Hal ini dikarenakan, otot ekstensor (m.
quadriceps femoris yang terdiri dari m. rectus femoris, m. vastus lateralis, m.
vastus medialis dan m. vastus intermedialis) adalah otot-otot yang melakukan
ekstensi(mendekat ke lateral atau arah luar, ‘terbuka’). Pada posisi berbaring
terlentang otot-otot banyak melakukan ekstensi (being stretched). Sehingga
kekuatan kerutan otot-otot ekstensor pun lebih besar.
Posisi yang kekuatan kerutan otot ekstensor paling rendah ketika tubuh
O.P dalam kondisi membungkuk. Hal ini dikarenakan gerakan duduk
membungkuk yang cenderung mendekati tubuh (fleksi) sehingga akan sedikit
menggunakan otot-otot ekstensor.
VII. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan sikap tubuh terhadap kekuatan
kontraksi oto ekstensor dan fleksor manusia sangat berpengaruh. Sikap tubuh
membungkuk memberikan kekuatan terbesar pada gerakan fleksor dan sikap
tubuh berbaring memberikan kekuatan terbesar pada gerakan ekstensor.
PURPOSE
1. To evaluate muscle performance using a set of muscle performance tests.
2. To analyze the individual and group result of muscle performance tests.
18 | P a g e
b. have no cardiovascular and musculoskeletal conditions
c. prepare themselves to perform the test on physiology lab session; therefore they
are
d. required to:
1) get enough sleep prior to the time of the test
2) have lunch at least two hours before the time of the test
3) wear comfortable clothing suitable for doing exercise.
HASIL
KESIMPULAN
1. Rata – rata hasil kekuatan otot yang yang di dapat berada di bawah ‘cukup’ hal ini
disebabkan karena praktikan sangat jarang sekali menggunakan kekuatan ototnya
secara optimal sehingga mempengaruhi nilai kekuatannya.
20 | P a g e
2. Peregangan berpengaruh untuk mongoptimalkan kebugaran fisik dan membuat otot
meregang sehingga akibat terjadinya peregangan itu, otot mampu melakukan
recruitment secara optimal. Namun peregangan yang di lakukan juga perlu di wspadai
karena peregangan yang berlebihan dan membuat otot berkontraksi secara maksimum
hingga di luar batas wajar yang dikhawatirkan akan menyebabkan cedera otot ataupun
kram
3. Repetisi mengakibatkan kekuatan otot semakin membesar tetapi di samping itu
menyebabkan kerja otot menjadi tidak maksimal karena sudah terlalu lelah ketika
melakukan kegiatan tersebut selama berkali – kali.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mochamad Purnomo. Asam Laktat dan Aktivitas SOD Eritrosit pada Fase Pemulihan
Setelah Latihan Submaksimal. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Volume 1.
Edisi 2. Desember 2011. Diakses dari
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki/article/viewFile/2031/2145
2. Pollock ML, Wilmore JH, Fox SM: Health and Fitness through Physical Activity.
New York John Wiley & Sons, 1978.
21 | P a g e