KELELAHAN OTOT
DAFTAR ISI
JUDUL...................................................................................................................1
Daftar isi................................................................................................................2
BAB I. DASAR TEORI.........................................................................................3
BAB II.METODE PERCOBAAN.........................................................................5
BAB III. HASIL PERCOBAAN.........................................................................11
BAB IV. PEMBAHASAN..................................................................................15
BAB V. KESIMPULAN......................................................................................18
BAB VI. DAFTAR PUSTAKA...........................................................................19
BAB I
DASAR TEORI
1.1 Dasar Teori
yang disertai
penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja (Sumamur, 1989). Kelelahan kerja
akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja (Eko Nurmianto,
2003).
Fenomena berkurangnya kinerja otot setelah terjadinya tekanan melalui fisik untuk
suatu waktu disebut kelelahan otot secara fisiologi, dan gejala yang ditunjukan tidak hanya
berupa berkurangnya tekanan fisik, namun juga pada makin rendahnya gerakan. Pada
akhirnya kelelahan fisik ini dapat menyebabkan sejumlah hal yang kurang menguntungkan
seperti: melemahnya kemampuan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya dan
meningkatnya kesalahan dalam melakukan kegiatan kerja, sehingga dapat mempengaruhi
produktivitas kerjanya.Gejala Kelelahan otot dapat terlihat pada gejala yang tampak dari luar
atau external signs (AM Sugeng Budiono, 2003)
Dua teori tentang kelelahan otot yaitu teori kimia dan teori saraf pusat terjadinya
kelelahan. Pada teori kimia secara umum menjelaskan bahwa terjadinya kelelahan adalah
akibat berkurangnya cadangan energi dan meningkatnya sisa metabolisme sebagai penyebab
hilangnya efisiensi otot. Sedangkan perubahan arus listrik pada otot dan saraf adalah
penyebab sekunder. Sedangkan pada teori saraf pusat menjelaskan bahwa perubahan kimia
hanya merupakan penunjang proses. Perubahan kimia yang terjadi mengakibatkan
dihantarkannya rangsangan saraf melalui saraf sensoris ke otak yang disadari sebagai
kelelahan otot. Rangsangan aferen ini menghambat pusat-pusat otak dalam mengendalikan
gerakan sehingga frekuensi potensial kegiatan pada sel saraf menjadi berkurang.
Berkurangnya frekuensi tersebut akan menurunkan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot
dan gerakan atas perintah kemauan menjadi lambat. Dengan demikian semakin lambat
gerakan seseorang akan menunjukkan semakin lelah kondisi otot seseorang (Tarwaka, 2004).
otot
dan
di
pembuluh
BAB II
METODE PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
(1)
Ergometer
(9)
Matras
(2)
Kimograf
(10)
Manik-manik
(3)
Sphygomomanometer
(11)
Dumbbell 0,5 kg
(4)
Metronom
(12)
(5)
Stopwatch
(13)
(6)
Stopwatch
(14)
Penutup mata
(7)
Medline (meteran)
(15)
Lap putih
(8)
(2)
Dudukkan orang coba dalam posisi tegak lurus.
(3)
Orang coba meletakkan lengan bawah kanannya di atas landasan alat Ergometer sedang jari
telunjuk memegang pelatuk penarik beban Ergograf. Sementara itu, tangan kiri
diistirahatkan di atas meja (mata ditutup).
(4)
Lakukan tarikan setiap 3 detik mengikuti irama Metronom dengan sekuat-kuatnya tanpa
mengikutsertakan jari lainnya, otot tangan dan lengan. Lakukan aktifitas ini sampai
dengan penurunan hasil pencatatan melampaui setengah tinggi pencatatan awal.
Apabila pencatatan telah menunjukkan setengah hasil pencatatan awal, orang coba
dinyatakan telah mengalami kelelahan. Pada saat melakukan percobaan, orang coba
hendaknya memusatkan perhatiannya pada tugas ini.
(5)
Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti. Amati kekuatan kontraksi
otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi pencatatan yang dapat dibaca dari
kertas kimograf dan hitung waktu yang hilangnya kelelahan sejak detik ke-0 (amati
perubahan rasa nyeri, suhu, warna dan ekskresi keringat).
(6)
Segera setelah berhenti percobaan pada tangan kanan, tarik ergograf pada tangan kiri segera
dimulai dan lakukan pengamatan seperti pada tangan kiri.
(7)
Ulangi percobaan butir 1-6 pada orang coba dengan jenis kelamin berbeda.
(8)
Catatan seluruh hasil percobaan.
2.2.2
(1) Percobaan ini dilakukan oleh 2 orang coba dengan jenis kelamin berbeda yang lain,
(2) Pasangkan manset sphygmomanometer pada lengan atas kanan orang coba dan
pompalah manset sampai tekanan lebih kurang 20 mmHg di bawah tekanan systole
pada tangan kanan,
(3) Lakukan tarikan ergograf setiap 3 detik menurut irama metronom sampai terjadi
penurunan pencatatan lebih dari setengan tinggi pencatatan awal,
(4) Segera setelah percobaan dengan tangan kanan berhenti, amatilah kekuatan kontraksi
otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi pencatatan yang dapat dibaca dari
kertas kimograf dan hitung waktu yang hilangnya kehilangan sejak detik ke-0 (amati
perubahan rasa nyeri, suhu, warna dan ekskresi keringat).
(5) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti, lakukan pemijatan
hingga kelelahan menghilang,
(6) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti, amati kekuatan
kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi pencatatan yang dapat
dibaca dari kertas kimograf dan hitung hilangnya kelelahan sejak detik ke-0 (amati
perubahan rasa nyeri, suhu, warna dan ekskresi keringat).
(7) Ulangi percobaan butir ke 1 8 pada orang coba dengan jenis kelamin berbeda.
2.2.3 Pengaruh Suhu Dingin dan Panas Pada Kelelahan
(1) Percobaan ini dilakukan oleh 2 orang coba dengan jenis kelamin berbeda yang lain,
(2) Lakukan tarikan ergograf dengan tangan kanan setiap 3 detik menurut irama
metronom sampai terjadi penurunan pencatatan lebih dari setengan tinggi pencatatan
awal,
(3) Segera setelah percobaan dengan tangan kanan berhenti, amatilah kekuatan kontraksi
otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi pencatatan yang dapat dibaca dari
kertas kimograf dan hitung waktu yang hilangnya kehilangan sejak detik ke-0 (amati
perubahan rasa nyeri, suhu, warna dan ekskresi keringat).
(5) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti, lakukan pemajanan
dengan sinar infra merah hingga kelelahan menghilang. Amatilah waktunya.
Pemajanan sinar infra red dilakukan dalam jarak 30 cm dari permukaan kulit.
(6) Lakukan prosedur yg sama pada jari kiri. Segera setelah tarikan jari kiri menujukkan
setengah panjang awal, celupkan lengan bawah kedalam air es dengan suhu 20 0C
selama 5 menit,
(7) Selanjutnya lakukan tarikan ergograf kembali sampai timbul kelelahan,
(8) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kiri berhenti. Amati kekuatan
kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi pencatatan yang dapat
dibaca dari kertas kimograf dan hitung waktu yang hilangnya kelelahan sejak detik ke0 (amati perubahan rasa nyeri, suhu, warna dan ekskresi keringat). Catat waktu
timbulnya kelelahan,
(9) Ulangi percobaan butir ke 1 8 pada orang coba dengan jenis kelamin berbeda
2.2.4 Pengaruh Kerja dan Kekuatan Pada Kelelahan Telapak dan Jari Tangan
(1) Siapkan dua orang coba yang berbeda (laki-laki dan perempuan),
(2) Orang coba dalam keadaan duduk tegak, dengan membawa dumbell sebesar 0,5 kg.
Lengan atas bergerak bebas,
(3) Lakukan gerakan siku dengan pergelangan tangan setiap 2 detik sesuai irama
metronome dari samping ke depan,
(4) Hitung waktu dan jumlah gerakan hingga timbul kelelahan,
(5) Hitung jumlah seri manik yang sama urutannya di setiap 5 butir manik,
(7) Catat apa yang dirasakan orang coba,
Gambar : Gerakan kepala, (a) ekstensi; (b) anterior fleksi, (c) lateral fleksi dan (d) rotasi
2.2.6.2 Bahu
(1) Dudukkan orang coba dalam posisi tegak,
(2) Angkat bahu maksimal dengan tangan terjuntai ke bawah,
(3) Hitung waktu timbulnya kelelahan,
(4) Ulangi percobaan ini untuk gerakan mengangkat bahu dan lengan atas sebidang,
(5) Hitung waktu timbulnya kelelahan,
(6) Catat apa yang dirasakan orang coba.
2.2.6.3 Punggung
(1) Dudukkan orang coba dalam posisi berdiri,
(2) Gerakkan badan dan kepala ke depan (kaki tegak lurus lantai) membentuk sudut 135 0,
dengan tangan terjuntai ke bawah,
(3) Hitung waktu timbulnya kelelahan,
(4) Ulangi percobaan ini untuk gerakan mengangkat lengan atas sebidang dengan bahu,
(5) Hitung waktu timbulnya kelelahan,
(6) Catat apa yang dirasakan orang coba
10
BAB III
HASIL PERCOBAAN
3.2.1 Percobaan Kerja dan Istirahat pada Kelelahan Jari Tangan
Jenis
kelamin
Kanan/kiri
Waktu sampai
terjadi lelah
Perempuan
743/410
Laki-laki
210/109
Waktu sampai
lelah hilang
12/54
154/25
Kanan/kiri
Waktu sampai
terjadi lelah
Perempuan
321/250
Laki-laki
554/226
Waktu sampai
lelah hilang
128/115
257/154
Kanan/kiri
Waktu sampai
terjadi lelah
Perempuan
28/158
Laki-laki
145/154
Waktu sampai
lelah hilang
15/51
1/51
3.2.4 Pengaruh Kerja dan Kekuatan pada Kelelahan Telapak dan Jari Tangan
Jenis kelamin
Perempuan
Laki-laki
Waktu lelah
155
41
Banyak gerakan
51 gerakan
120 gerakan
11
waktu
20 menit
20 menit
Jumlah manik
66
53
Yang dirasakan
Mata lelah
Nervus
Waktu
52
23
31
133
Perasaan
Terasa ada beban di bahu belakang
Bahu terasa berat
Bahu terasa berat
Nyeri pada otot leher depan dan leher
Bahu maximal
17
Bahu dengan tangan sebidang 136
belakang
Bahu terasa berat
Terasa pusing serta punggung sakit
bahu
Punggung
dengan
tangan 226
sebidang bahu
Punggung
dengan
lengan 116
sebidang bahu
PERTANYAAN :
1. Bagaimana pengaruh kelelahan pada ketelitian? Jelaskan mekanismenya!
Kelelahan otot menyebabkan ketelitian kerja semakin berkurang.
Mekanisme : Suplai nutrisi & oksigen dalam darah ke otak menurun sehingga terjadi
kelelahan otot (kelelahan meningkat hampir sebanding langsung dengan kecepatan
penurunan glikogen otot) penyebaran sinyal saraf melalui hubungan neuromukular menurun
sehingga menyebabkan berkurangnya ketelitian
2. Bagaimana pengaruh kelelahan pada kecepatan dan keterampilan kerja? Jelaskan
mekanismenya!
Setelah orang coba mengalami kelelahan, kecepatan orang coba mengalami penurunan
sehingga memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan penguntaian manikmanik.
Mekanisme : Saat kelelahan terjadi penumpukan asam laktat dan penurunan energi sehingga
kecepatan kerja menurun. Hal itu menyebabkan perlu waktu yang lama untuk menyelesaikan
pekerjaan.
3. Bagaiman pengaruh istirahat pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya!
12
sehingga dapat dipecah kembali. Bila terdapat cukup oksigen tubuh kembali mendapatkan
sumber energi baru untuk dipakai lagi.
4. Bagaimana pengaruh infra red kelelahan? Jelaskan mekanismenya!
Pengaruh sinar infra red akan menghasilkan panas yang menyebabkan pembuluh
kapiler membesar, dan meningkatkan temperatur kulit, dan memperbaiki sirkulasi darah.
Mekanisme : Vasodilatasi pembuluh darah oleh suhu panas sehingga suplai oksigen dalam
darah mengalir lancar.
5. Bagaimana pengaruh pemijatan pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya!
Dengan melakukan pemijatan pada bagian yang mengalami kelelahan akan terjadi proses
pemulihan otot untuk kembali melakukan kerja berikutnya lebih cepat dan optimal.
Mekanisme : setelah dipijat aliran darah ke otot pada jari akan lebih lancar sehingga jumlah
oksigen akan lebih banyak dari sebelumnya. Oksigen berguna dalam proses pembakaran
untuk menghasilkan energi, sehingga setelah dipijit energi meningkat dan otot dapat bekerja
lebih lama.
6. Bagaimana pengaruh dingin pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya!
Pengaruh suhu dingin terhadap kelelahan otot adalah dingin menyebabkan vasokntriksi dan
memperpanjang lama kerja dan cepat lelah.
Mekanisme : Vasokonstriksi oleh suhu dingin menyebabkan suplai oksigen tidak lancar /
berkurang jadi otot pun menjadi cepat lelah.
7. Bagaimana pengaruh panas pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya!
Pengaruh panas menyebabkan pembuluh kapiler membesar, dan meningkatkan temperatur
kulit, dan memperbaiki sirkulasi darah. Sehingga panas akan menyebabkan kontaksi ototnya
lebih besar daripada suhu dingin.
Mekanisme : Vasodilatasi pembuluh darah oleh suhu panas akan mensuplai oksigen dalam
8.
bekerja, memperhatikan kemampuan tubuh dan memperhatikan waktu kerja yang teratur
serta berusaha mengurangi ketegangan-ketegangan akibat kerja.
14
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kerja dan Istirahat pada Kelelahan Jari Tangan
Pada hasil pengamatan didapatkan bahwa kelelahan otot timbul akibat kontraksi otot
yang kuat dan lama yang semakin lama semakin lemah, karena dalam serabut otot
kekurangan energi. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kelelahan otot antara lain
adanya penumpukan asam laktat, peredaran darah yang tidak lancar, vasokonstriksi akibat
suhu dingin, posisi atau gerakan bagian tubuh yang melawan gravitasi bumi dan juga jenis
kelamin.
Pada wanita kelelahan ototnya lebih cepat daripada laki-laki. Karena massa otot lakilaki lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Adanya perbedaan hormonal antara pria &
wanita. Laki-laki dapat menyimpan glikogen pada otot lebih banyak, sebagai sumber energi
sehingga terjadinya kelelahan otot lebih lama.
Testosteron yang disekresi oleh testis pria memiliki efek anabolik yg kuat thd penyimpanan
protein yg sangat besar di setiap tempat dalam tubuh, terutama di dalam otot
Estrogen diketahui meningkatkan penimbunan lemak pada wanita
Adanya pengaruh latihan menyebabkan ukuran otot semakin besar sehingga glikogen yang
tersimpan semakin banyak, lalu terjadilah ketahanan terhadap kelelahan semakin meningkat.
Sedangkan pengaruh istirahat terhadap kelelahan kerja otot adalah istirahat mampu
memulihkan kontraksi otot. Karena setelah istirahat aliran darah ke otot pada jari akan lebih
lancar sehingga pasokan oksigen akan lebih banyak dari sebelumnya. Oksigen berguna dalam
proses pembakaran untuk menghasilkan energi, sehingga setelah dipijit energi meningkat dan
otot dapat bekerja lebih lama.
4.2 Pengaruh Peredaran Darah dan Pemijatan Pada Kelelahan
Tekanan darah juga dipengaruhi oleh peredaran darah yang tidak lancar. Peredaran
darah yang tidak lancar akan mempercepat terjadinya kelelahan otot. Karena dapat
mengakibatkan metabolisme glukosa dalam otot terganggu. Pemompaan manset pada lengan
untuk pembendungan aliran darah ke daerah ekstrimitas sehingga suplai darah yang
mengandung nutrisi dan O2 tidak ada. kemudian asam laktat (penumpukan pada saat
kontraksi) tidak dapat diubah kembali menjadi sumber energi menyebabkan kelelahan terjadi
lebih, Ketika kontraksi, akan ada penumpukan asam laktat akibat pengubahan glikogen
(gula otot) menjadi sumber energi. Dan karena tidak terdapat suplai oksigen, maka asam
15
laktat tidak dapat diubah kembali menjadi sumber energi. Akibatnya kelelahan terjadi lebih
cepat.
Pemijatan pada orang coba yang mengalami kelelahan otot dapat memulihkan
kelelahan yang terjadi karena pemijatan akan memperbaiki sirkulasi darah sehingga proses
pemulihan dari kelelahan berjalan lebih cepat
4.3 Pengaruh Suhu Dingin dan Panas Pada Kelelahan
Pengaruh suhu dingin terhadap kelelahan otot adalah dingin menyebabkan
vasokntriksi dan memperpanjang lama kerja dan cepat lelah. Dengan mekanisme yaitu :
Vasokonstriksi oleh suhu dingin menyebabkan suplai oksigen tidak lancar / berkurang jadi
otot pun menjadi cepat lelah.
Pengaruh
panas
menyebabkan
pembuluh
kapiler
membesar,
dan
meningkatkan temperatur kulit, dan memperbaiki sirkulasi darah. Sehingga panas akan
menyebabkan kontaksi ototnya lebih besar daripada suhu dingin. Dari teori vasodilatasi
pembuluh darah oleh suhu panas menyebabkan suplai oksigen dalam darah mengalir lancar.
4.4 Pengaruh Kelelahan pada Beberapa Posisi Tangan
Sedangkan pada posisi tubuh juga mempengaruhi kelelahan otot. Pada umumnya
tangan kanan lebih sering digunakan atau difungsikan. Makin banyak otot yang
dipakai, makin besar ukuran dan kekuatannya. Serta posisi atau gerakan bagian tubuh yang
melawan gravitasi bumi juga akan mengakibatkan lelah otot.
4.5 Pengaruh Kerja dan Kekuatan pada Kelelahan Telapak dan Jari Tangan
Makin banyak otot yang dipakai, makin besar ukuran dan kekuatannya dan juga
sebaliknya yang jarang dipakai timbulnya kelelahan akan lebih cepat. Dan saat melakukan
aktivitas dengan membawa dumbell, kelelahan yang paling dirasakan adalah telapak dan jari
tangan.
4.6 Pengaruh Kelelahan pada Kecepatan dan Keterampilan Halus
Setelah kelelahan, kecepatan orang coba mengalami penurunansehingga memerlukan
waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan penguntaian manik-manik. Mekanismenya
yaitu: Saat kelelahan terjadi penumpukan asam laktat sehingga
penurunan energi
menyebabkan kecepatan kerja menurun dan perlu waktu lebih lama untuk menyelesaikan
pekerjaan.
4.7 Pengaruh Kelelahan pada Ketelitian Kerja
Kelelahan otot juga akan mengakibatkan menurunnya ketelitian kerja seseorang
karena penurunan penyebaran sinya saraf (kelelahan meningkat hampir sebanding langsung
16
dengan
kecepatan
penurunan
penyebaran
sinyal
saraf
17
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dari praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kelelahan otot adalah:
- Penumpukan asam laktat
- Peredaran darah yang tidak lancar
- Vasokonstriksi akibat suhu dingin
- Posisi atau gerakan bagian tubuh yang melawan gravitasi bumi
2. Akibat terjadinya kelelahan otot:
- Penurunan kecepatan kerja
- Penurunan ketelitian kerja
3. Pemulihan otot dapat dilakukan dengan:
- Istirahat
- Pemijatan
- Penyinaran dengan Infra Red
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Guyton. 2001. text book of medical phsyiologi. Saunders, Newyork
18
19