Anda di halaman 1dari 36

HUBUNGAN CARDIOVASKULAR

DISEASE DENGAN ORAL HEALTH


KELOMPOK 4

Fadylla Nuansa CB 141610101046


Devica Dwi RP 141610101047
Yunita Fatma C 141610101048
Aulia Masghfira KW 141610101049
Meirsa Sawitri H 141610101050
Majid Maharsi AK 141610101053
Kholisa 141610101054
Dea Lili Anis NP 141610101055
Najla Irhamni P 141610101056
Indah Putri A 141610101057
Aisha Rahma F 141610101058
Bangun Febrianto 141610101059
Purwa Cahya NR 141610101060
Zakiyya Ulpiyah 141610101061
Asti Widaryati 121610101059
Dewi Anggraini 1216101010

ASSALAMUALAIKUM

Hipertensi

Klasifikasi Obat
Antihipertensi

Diuretik
Golongan Tiazid
Diuretik Kuat ( Loop Diuretics, Ceiling Diuretics)
Diuretik Hemat Kalium

Penghambat Adrenoreseptor Beta (-blocker)


Calcium Channel Blockers (Antagonis
Kalsium)
Penghambat Angiotensin-Converting Enzyme
(ACE- Inhibitor)
Antagonis Reseptor Angiotensin II
(Angiotensin receptor blocker, ARBs)

Diuretik
Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi
natrium, air dan klorida sehingga menurunkan
volume darah dan cairan
ekstraseluler.Akibatnya terjadi penurunan curah
jantung dan tekanan darah. Selain mekanisme
tersebut, beberapa diuretik juga menurunkan
resistensi perifer sehingga menambah efek
hipotensinya. Efek ini diduga akibat penurunan
natrium diruang interstisial dan didalam sel
otot polos pembuluh darah yang selanjutnya
menghambat influks kalsium.11,911

Penghambat Adrenoreseptor Beta (blocker)


-blocker digunakan sebagai obat tahap
pertama pada hipertensi ringan sampai
sedang terutama pada pasien dengan
penyakit jantung koroner (khususnya
sesudah infark miokard akut). -blocker
lebih efektif pada pasien muda dan
kurang efektif pada pasien usia
lanjut.15,11,9
Beberapa jenis -blocker11,9

Calcium Channel
Blockers (Antagonis
Kalsium)

Calcium Channel Blockers menghambat influks kalsium pada otot


polos pembuluh darah dan miokard. Calcium channel blockers
dibagi kedalam dua golongan:15,11
1. Hidropiridin
Nifedipine, nikardipin, isradipine, felodipine dan amlodipine
termasuk dalam golongan ini. Bekerja dengan cara
menurunkan resistensi perifer tanpa penurunan fungsi jantung
yang berarti dan relatif aman dalam kombinasi dengan blocker.11
2. Non-Hidropiridin
Verapamil dan diltiazem termasuk dalam golongan ini.15
Efek samping akibat penggunaan obat golongan antagonis
kalsium adalah hipotensi, iskemia miokard, sakit kepala, muka
merah yang terjadi karena vasodilatasi arteri meningeal,
edema perifer dan gagal ginjal kongestif. Sementara efek
sampingnya pada rongga mulut yaitu terjadinya pembesaran
gingiva (gingival enlargement), xerostomia ,dysgeusia, ulser,

Penghambat Angiotensin-Converting
Enzyme (ACE- Inhibitor)

Kaptopril merupakan ACE-inhibitor yang pertama


ditemukan dan banyak digunakan di klinik untuk
pengobatan hipertensi dan gagal jantung.11
Secara umum ACE-inhibitor dibedakan atas dua
kelompok:11
1. Yang bekerja langsung, contohnya kaptopril dan

lisinopril11,9
2. Prodrug, contohnya enalapril, kuinapril, perindopril,
ramipril, silazapril, benazapril, dan fosinopril.11

ACE-inhibitor efektif untuk hipertensi ringan, sedang,


maupun berat. Bahkan beberapa diantaranya dapat
digunakan pada krisis hipertensi seperti kaptopril dan
enalaprilat. Obat ini efektif pada sekitar 70% pasien.
Kombinasi dengan diuretik memberikan efek sinergetik
(sekitar 85% pasien tekanan darahnya terkendali dengan
kombinasi ini), sedangkan efek hipokalemia dapat
dicegah.11

Efek samping pada tubuh yang dapat akibat penggunaan


obat golongan ini adalah hipotensi, batuk kering, dan
hiperkalemia. Hipotensi dapat terjadi pada awal
pemberian ACE-inhibitor, terutama pada hipertensi dengan
aktivitas rennin yang tinggi. Batuk kering merupakan efek
samping yang paling sering terjadi dengan insidens 520%, lebih sering pada wanita dan lebih sering terjadi
pada malam hari. Sedangkan hiperkalemia terjadi pada
pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau pada pasien
yang juga mendapat diuretic hemat kalium, atau blocker. 11
Sedangkan efek sampingnya pada rongga mulut berupa
angioedema, ulser, hilangnya pengecapan, xerostomia,
dan reaksi likenoid.19,18

Antagonis Reseptor Angiotensin II


(Angiotensin receptor blocker, ARBs)

Golongan ini merupakan alternatif bagi pasien yang


tidak toleran terhadap ACE-inhibitor. Walaupun ARBs
menimbulkan efek yang mirip dengan pemberian ACEinhibitor, tetapi karena tidak mempengaruhi
metabolisme bradikinin, maka obat ini dilaporkan tidak
memiliki efek samping batuk kering dan angioedema
sepertiyangsering terjadi dengan ACE-inhibitor. 11
Yangtermasuk golongan ARBs,contohnya candesartan,
losartan, valsartan,irbesartan, dan telmisartan. 9,11
Hipotensi dan Hiperkalemia ada dilaporka sebagai efek
samping akibatpemakaian obat golonganini.Sementara
itu,manifestasinya di ronggamulut berupaxerostomia
dan angioedema.11

Manifestasi Oral Akibat


Penggunaan Obat
Antihipertensi

Xerostomia

Obat-obatan adalah penyebab paling umum


berkurangnya saliva, dan obat antihipertensi
termasuk kedalam golongan obat yang dapat
menyebabkan efek samping berupa xerostomia
Obat-obatan tersebut mempengaruhi aliran
saliva dengan meniru aksi sistem syaraf autonom
atau dengan secara langsung beraksi pada
proses seluler yang diperlukan untuk saliva.
Obat-obatan juga dapat secara tidak langsung
mempengaruhi saliva dengan mengubah
keseimbangan cairan dan elektrolit atau dengan
mempengaruhi aliran darah ke kelenjar

Ulser

Ulser pada mukosa mulut, terasa sakit, tanpa


ada tanda-tanda sistemik dan tidak diketahui
dengan pasti penyebabnya.Tidak ada teori yang
seragam tentang adanya immunopatogenesis
dari ulser . Salah satu penelitian
mengungkapkan bahwa adanya respon imun
yang diperantarai sel secara berlebihan pada
pasien sehingga menyebabkan ulserasi lokal
pada mukosa. Respon imun itu berupa aksi
sitotoksin dari limfosit dan monosit pada mukosa
mulut dimana pemicunya tidak diketahui

Ulser

Reaksi Likenoid

Pemakaian obat-obatan dapat menjadi penyebab terjadinya


reaksi likenoid. Secara klinis, sering terdapat sedikit sekali tandatanda untuk membedakan reaksi likenoid yang ditimbulkan akibat
obat-obatan dengan liken planus. Etiologi likenoid diyakini berasal
dari respon immune abnormal yang diperantarai sel-T dalam selsel epitel basal yang dikenali sebagai benda-benda asing karena
adanya antigenitas permukaan selnya. Penyebab rusaknya sel
basal yang diperantarai immun ini tidak diketahui. Karena itu,
tidak diketahui apakah reaksi likenoid mewakili suatu proses
penyakit tunggal atau berkaitan dengan penyakit yang memiliki
penampilan klinis yang sama.

Pada lesi likenoid terdapat white striae atau papula seperti liken
planus, lesi dapat terlihat ulseratif dengan adanya rasa peka
terhadap rasa sakit serta lokasi yang paling sering adalah
mukosa bukal dan gingival cekat, namun daerah lain dapat
dikenai.Reaksi likenoid dapat bersifat unilateral.6

Reaksi Likenoid

Gingival Enlargement
( Pembesaran Gingiva)

Salah satu efek samping obat-obatan pada jaringan


periodonsium yang paling sering adalah pembesaran gingiva
atau juga dikenal dengan hiperplasia gingiva.Beberapa
penyebab dari hiperplasia gingiva tidak diketahui, namun
yang paling banyak diketahui bahwa hal ini disebabkan karena
penggunaan obat-obatan termasuk obat antihipertensi.
Pembesaran ukuran dari gingiva diperparah dengan buruknya
oral hygiene seseorang. Patogenesis terjadinya pembesaran
gingiva yang disebabkan oleh obat-obatan ini sebagai akibat
dari terjadinya peningkatan sintesa/produksi kolagen oleh
fibroblast gingiva, pengurangan degradasi kolagen akibat
diproduksinya enzim kolagenase yang inaktif dan
pertambahan matriks non-kolagen, sebagai contoh
glikosaminoglikans dan proteoglikans, dalam jumlah yang
lebih banyak dari matriks kolagen

Gingival Enlargement
( Pembesaran Gingiva)

Eritema Multiform (EM)

Merupakan penyakit kulit dan membrana


mukosa dengan tanda-tanda klinis yang luas,
gangguan inflamasi akut, sering berulang dan
merupakan reaksi hipersensitifitas yang
berdampak pada jaringan mukokutaneus yang
dapat menyebabkan beberapa jenis lesi kulit,
maka dinamakan multiforme.Pada mulut
terlihat peradangan yang luas, dengan
pembentukan vesikel kecil serta erosi yang luas
dengan dasar yang berwarna merah. Dapat
terjadi pada bibir dan terbentuk ulser yang luas

Eritema Multiform (EM)


Berdasarkan banyaknya mukosa yang terlibat EM terbagi
atas 2 tipe yaitu tipe minor dan tipe mayor.
1. Eritema multiform minor Terjadi hanya pada satu daerah
saja. Dapat mengenai mulut saja, kulit atau mukosa
lainnya.
2. Eritema multiform mayor Tipe ini juga dikenal dengan
istilah Steven-Johnson syndrome. Dimana hampir seluruh
mukosa mulut terlibat dan juga dapat mengenai mata,
laring, esophagus, kulit, dan genital. Eritema multiform
yang dipicu oleh obat-obat antihipertensi terjadi sebagai
reaksi hipersensitifitas imunitas dari tubuh ditandai
dengan hadirnya sel-sel efektor sitotoksik dan CD8limfosit
T pada epitel yang menyebabkan apoptosis dari keratinosit
sehingga sel menjadi nekrosis22 +

Eritema Multiform (EM)

Angioedema

Angioedema adalah pembengkakan pada lapisan dermis,


jaringan subkutaneus atau submukosa yang mempengaruhi
setiap bagian tubuh terutama kelopak mata, bibir, lidah, dan
bahkan jaringan dari dasar mulut yang dapat menyebabkan
terbentuknya edema laryngeal.Terdapat perbedaan warna
antara jaringan yang terlibat dengan jaringan sekitarnya
atau seperti eritematus.Karena sering terjadi pada leher dan
kepala, maka pasien sering terlihat dengan wajah, bibir, dan
kelopak mata yang bengkak. Angioedema sebagai
manifestasi dari pemakaian obat-obatan digolongkan
sebagai angioedema yang bukan disebabkan karena reaksi
alergi karena tidak ada keterlibatan IgE dan histamine dalam
hal ini. Melainkan terjadi karena meningkatnya kadar dari
bradikinin atau berubahnya fungsi dari C1 inhibitor

Sindroma Mulut Terbakar (SMT)

SMT didefenisikan sebagai gejala dan karakteristik rasa sakit dan rasa terbakar
pada salah satu atau beberapa struktur rongga mulut dengan atau tanpa
adanya perubahan klinis di rongga mulut. Beberapa penyakit pada mukosa oral
yang mempunyai gejala seperti rasa sakit atau rasa terbakar adalah virus
herpes simplex, liken planus, stomatitis, kandidiasis, dan xerostomia.32,31
Gangguan ini ditandai dengan adanya rasa terbakar atau rasa gatal pada ujung
dan lateral lidah, bibir, dan palatum anterior, dan terkadang dikaitkan dengan
perubahan pengecapan dan mulut kering. Manifestasi SMT biasanya bilateral
namun pada beberapa kasus ada yang unilateral. Sindroma ini pada umumnya
terjadi pada wanita dimana prevalensi yang tinggi terjadi pada wanita yang
sudah menopause.31
Klasifikasi dari SMT berdasarkan gejalanya dapat dibagi menjadi 3 tipe sebagai
berikut
1. SMT tipe 1 : Rasa terbakar tidak terjadi pada waktu bangun pagi hari tetapi
akan terasa bila hari telah siang.
2. SMT tipe 2 : Rasa terbakar dirasakan pada pagi hari segera setelah bangun
tidur dan menetap sampai penderita tidur lagi.
3. SMT tipe 3 : Rasa terbakar hilang timbul dan menyerang tempat-tempat
yang tidak umum, seperti dasar mulut dan tenggorokan.

Dysgeusia (Gangguan
Pengecapan)
Dysgeusia adalah suatu keadaan dimana terjadinya gangguan
dalam hal pengecapan dan terkadang disertai gangguan dalam hal
penciuman. Dysgeusia juga dihubungkan dengan ageusia, yaitu
hilanganya kemampuan dalam pengecapan, dan hypogeusia, yaitu
menurunnya kemampuan dalam pengecapan. Dysgeusia dapat
disebabkan oleh beberapa hal. Sebagai contoh flu, infeksi sinus,
sakit tenggorokan dapat menyebabkan dysgeusia. Faktor-faktor
lain yang dapat menyebabkan dysgeusia seperti rokok,
xerostomia, defisiensi vitamin dan mineral, depresi, radiasi di
daerah leher dan kepala, obat-obatan seperti ACE-inhibitor,
antibiotik, dan obat-obat kemoterapi. Dysgeusia juga dihubungkan
dengan sindroma mulut terbakar atau glossitis dan kondisi oral
lainnya. 33
Perawatan dari dysgeusia adalah dengan menghilangkan faktor
penyebabnya. Jika dysgeusia terjadi karena kerusakan saraf yang
permanen maka dysgeusia tidak bisa diobati.

HEART FAILURE

Merupakan suatu keadaan yang terjadi


saat jantung gagal memompakan
darah dalam jumlah yang memadai
untuk mencukupi kebutuhan
metabolisme.

Obat Heart Failure :


1. ACEIs (captopril, enalapril) dapat
memproduksi reaksi lichenoid,
burning mouth sensation, dan
mengurangi kepekaan rasa
2. Diuretics (furosemide) dapat
menyebabkan xerostomia

DIABETES MELITUS

Diabetes Melitus

Nerupakan penyakit gangguan metabolisme


tubuh dimana hormon insulin tidak bekerja
sebagai mana mestinya.
Insulin diproduksi oleh kelenjar pankreas
berfungsi mengontrol kadar gula dalam darah
dengan mengubah karbohidrat, lemak dan
protein menjadi energi.
Diabetes Melitus (DM) ditandai dengan kadar
gula glukosa darah (gula darah) melebihi nilai
normal yaitu kadar gula darah pasien sama
atau lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah
puasa diatas atau sama dengan 126 mg/dl.

MANIFESTASI DIABETES MELITUS


PADA RONGGA MULUT
1.
.

Xerostomia (Mulut Kering)


Penderita diabetes salah satu tandanya
adalah Poliuria, dimana penderita
banyak buang air kecil sehingga cairan
di dalam tubuh berkurang yang dapat
mengakibatkan jumlah saliva
berkurang dan mulut terasa kering

2. Gingivitis dan Periodontitis


Periodontitis ialah radang pada jaringan
pendukung gigi. Diabetes melitus
menyebabkan aliran darah melambat,
Lambatnya aliran darah ini menurunkan
kemampuan tubuh untuk memerangi
infeksi.
Selain itu, xerostomia yang terjadi juga
menyebabkan penumpukan sisa
makanan yang melekat pada
permukaan gigi danmengakibatkan gusi
menjadi infeksi dan mudah berdarah.

3. Stomatitis Apthosa (Sariawan)


sariawan bisa menyebabkan komplikasi
parah jika dialami oleh penderita
diabetes. Penderita Diabetes sangat
rentan terkena infeksi jamur dalam
mulut dan lidah yang kemudian
menimbulkan penyakit sejenis
sariawan. Sariawan ini disebabkan oleh
jamur yang berkembang seiring
naiknya tingkat gula dalam darah dan
air liur penderita diabetes.

4. Oral thrush
Oral thrush atau oral candida adalah infeksi di
dalam mulut yang disebabkan oleh jamur,
Pada penderita Diabetes Melites kronis dimana
tubuh rentan terhadap infeksi sehingga sering
menggunakan antibiotik dapat mengganggu
keseimbangan kuman di dalam mulut yang
mengakibatkan jamur candida berkembang
tidak terkontrol sehingga menyebabkant
thrush. Dari hasil pengamatan saya selama
berpraktik sebagai dokter gigi yang ditandai
dengan adanya lapisan putih kekuningan pada
lidah, tonsil maupun kerongkongan.

6. Dental Caries (Karies Gigi)


Karies gigi dapat terjadi karena interaksi dari 4
faktor yaitu gigi, substrat , kuman dan waktu.
Pada diabetes aliran cairan darah mengandung
banyak glukosa yang berperan sebagai substrat
kariogenik.
Pada penderita Diabetes Melitus telah diketahui
bahwa jumlah air liur berkurang sehingga makanan
melekat pada permukaan gigi, dan bila yang
melekat adalah makanan dari golongan karbohidrat
bercampur dengan kuman yang ada pada
permukaan gigi dan tidak langsung dibersihkan
dapat mengakibatkan keasaman didalam mulut
menurun, sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya lubang atau caries gigi.

Anda mungkin juga menyukai