SKENARIO 5
BLOK MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
Kelompok Tutorial 7
Anggota Kelompok :
Citra Putri Rengganis
Anisa Nur Hakima
Dea Lili Anis Nur P.
Indah Putri A.D
Aisha Rahma F
Zakiyya Ulpiyah
Anisa Hilda B
Nur Qum Irfan
(141610101037)
(141610101043)
(141610101055)
(141610101057)
(141610101058)
(141610101061)
(141610101063)
(141610101086)
SKENARIO 5
INDEKS KARIES
Dokter gigi Sinta bekerja di puskesmas Sukamaju ingin mengetahui gambaran
banyaknya karies yang diderita masyarakatnya. Anak-anak maupun orang dewasa
dilakukan pemeriksaan karies dengan menggunakan indeks karies yaitu def-t dan
DMF-t. drg sinta tidak menggunakan def-s dan DMF-s. hasil yang didapatkan dari
pemeriksaan menunjukkan rata-rata D= 5, M=4, F=1. Skor DMF-t dapat membantu
untuk mengetahui kebutuhan perawatan karies. Mengapa drg Sinta menggunakan deft dan DMF-t dan masuk kategori apa skor tersebut.
STEP 1
(Klarifikasi Istilah)
1. DMF-t
:
Indeks karies yang digunakan untuk gigi permanen.
Decay = semua gigi yang mengalami karies
Missing = gigi yang hilang karena karies
Filling = gigi yang sudah ditumpat
Teeth = indeks karies dihitung pergigi
2. Indeks karies :
Indeks merupakan ukuran yang dinyatakan dengan angka.
Indeks karies digunakan untuk mengukur tingkat keparahan
dari
kejadian
sekelompok
masyarakat,
sehingga
dapat
4. def-s
kategori karies.
:
indeks karies yang digunakan untuk gigi sulung
decay
= gigi yang mengalami karies
exfoliated
= gigi sulung yang hilang Karena karies
filling
= gigi yang ditumpat
:
Indeks karies ini sama seperti def-t, perbedaanya pada cara
menghitung karies. Karies dihitung per permukaan gigi. Pada
gigi anterior
5. DMF-s
:
Indeks karies ini sama seperti def-s. Namun digunakan untuk
gigi permanen
STEP 2
(Menetapkan Permasalahan)
1.
2.
3.
4.
STEP 3
(Menganalisis Masalah)
1. Fungsi indeks karies :
Untuk melihat status karies gigi
Untuk perencanaan promotif dan preventif
Untuk perencanaan perawatan
Memantau perkembangan status pengalaman karies
Membandingkan status kesehatan dari satu daerah dengan daerah
lainnya
Mengetahui hubungan data indeks dengan data lainnya
2. Menurut WHO :
1. DMF-T (pada gigi permanen)
- KATEGORI D
a. Semua gigi yang karies
b. Karies sekunder pada gigi dengan tumpatan permanen
c. Gigi dengan tumpatan sementara
- KATEGORI M
a. Semua gigi yang hilang karenakaries
- KATEGORI F
a. Semua gigi dengan tumpatan permanen
b. Gigi yang sedang dalam perawatan saluran akar
Kategori sama dengan DMF-S hanya saja terjadi pada gigi sulung
Kategori m(missing) diganti dengan e(exfoliated)
menggunakan 28 gigi (pergigi), sedangkan indeks DMF-s dan def-s dihitung 128
permukaan gigi (per permukaan gigi).
STEP 4
(Mapping)
Indeks Karies
Macam-macam
Indeks Karies
Dewasa
DMF-t
Anak-anak
DMF-s
def-t
def-s
Kategori
STEP 5
(Learning Objective)
Learning Objective pada skenario ini yaitu mahasiswa mampu mengetahui dan
memahami :
1. Tujuan dan fungsi indeks karies
2. Macam-macam indeks karies dan kategorinya
3. Definisi anak-anak dan dewasa
STEP 6
(Belajar Mandiri)
STEP 7
(Membahas Learning objective)
1
Membedakan keadaan klinis dari masyarakat pada saat yang sama atau saat yang
lain.
2 Melihat kemajuan/kemunduran dari kesehatan gigi masyarakat
Contohnya:
Membandingkan keadaan klinis siswa SD Sejahtera I dan siswa SD Sejahtera
II pada tahun 1999.
Membandingkan keadaan klinis siswa SD Sejahtera I pada tahun 1998 dengan
keadaan klinis siswa SD Sejahtera I pada tahun 1999.
dkk. 2002)
Melihat status karies gigi yang terjadi dimasyarakat
Perencanaan upaya promotif preventif dan kuratif
Memantau perkembangan status karies
Membandingkan status pengalaman karies pada daerah satu dengan yang lain
berapa jumlah anak yang dapat dikerjakan oleh seorang perawat gigi.
Melaksanakan program evaluasi
9
Contoh: dari angka DMF-T / def-t yang dikumulkan dari survei, dapat digunakan
untuk mengevaluasi keberhasilan suatu prgram, misalnya pelaksanaan usaha
fluoridasi.
2 Macam-macam indeks karies dan kategorinya
Indeks adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka dari keadaan suatu
golongan/ kelompok terhadap suatu penyakit gigi tertentu. Ukuran-ukuran ini dapat
digunakan untuk mengukur derajat keparahan dari suatu penyakit mulai dari yang
ringan sampai berat. Untuk mendapatkan data tentang status karies seseorang
digunakan indeks karies agar penilaian yang diberikan pemeriksa sama atau seragam.
Ada beberapa indeks karies yang digunakan seperti indeks Klein dan indeks WHO,
namun belakangan ini diperkenalkan Significant indeks Caries (SiC) untuk
melengkapi indeks WHO sebelumnya (Sondang. P dan Hamada. T, 2008 ). Indeks
karies gigi yang bisa digunakan adalah :
1
def-t
Pengukuran ini digunakan untuk gigi susu.
d = decayed : Jumlah gigi karies yang masih dapat ditambal
Indeks d digunakan ppabila jaringan email gigi sulung mengalami dekalsifikasi,
terlihat keputih-putihan atau kecoklatan dengan ujung ekskavator/ sonde yang
terasa menyangkut pada kavitas. Keadaan lain yang termasuk ke dalam kategori
ini, yaitu: karies dengan kavitas besar yang melibatkan dentin, karies mencapai
jaringan pulpa baik pulpa tersebut masih vital maupun non-vital, serta karies
pada gigi sulung walaupun pada gigi tersebut terdapat restorasi. Seluruh
keadaan ini masih dikategorikan d (decayed), apabila kavitas tersebut nantinya
masih dapat direstorasi.
e = extracted : Jumlah gigi susu yang telah/harus dicabut karena karies
Indeks e digunakan apabila gigi sulung tersebut telah dilakukan pencabutan
atau tanggal. Keadaan lain yang termasuk ke dalam kategori ini yaitu karies
gigi sulung yang diindikasikan untuk pencabutan, contohnya jika mahkota gigi
tidak ada atau yang ada hanya sisa akar.
f = filled : Jumlah gigi yang ditambal
10
Indeks f digunakan apabila pada gigi sulung tersebut telah ditumpat atau
direstorasi secara tetap maupun sementara. Apabila gigi yang sudah ditumpat
terdapat karies maka tidak akan termasuk kedalam kategori ini.
Penghitungan indeks def-t dilakukan dengan rumus:
Indekst=d +e +f
Indekst ratar ata=
DMF-T
Indeks DMFT yang dikeluarkan oleh WHO bertujuan untuk menggambarkan
pengalaman karies seseorang atau dalam suatu populasi. Semua gigi diperiksa
kecuali gigi molar tiga karena biasanya gigi tersebut sudah dicabut dan kadangkadang tidak berfungsi. Indeks ini dibedakan atas indeks DMFT (decayed
missing filled teeth) yang digunakan untuk gigi permanen pada orang dewasa dan
deft (decayed extracted filledtooth) untuk gigi susu pada anak-anak (Pintauli,
2008)
Kriteria pemeriksaan seperti terlihat pada Tabel 1. Cara perhitungannya
adalah dengan menjumlahkan semua DMF atau def. Komponen D meliputi
penjumlahan kode 1 dan 2, komponen M untuk kode 4 pada subjek <30 tahun,
dan kode 4 dan 5 untuk subjek >30 tahun misalnya hilang karena karies atau
sebab lain. Komponen F hanya untuk kode 3. Untuk kode 6 (fisur silen) dan 7
(jembatan, mahkota khusus atau viner/implan) tidak dimasukkan dalam
penghitungan DMFT.
11
Gi
gi
permanen
Kondisi/Status
Mahkota
gigi
Mahkota
gigi
Akar
gigi
A
B
C
D
0
1
2
3
0
1
2
3
7
8
9
karies
Gigi yang hilang karena karies
Gigi yang hilang karena sebab lain
Gigi dengan tumpatan silen
Jembatan, mahkota gigi atau viner/implan
Gigi yang tidak erupsi
Trauma/fraktur
Dan lain-lain: gigi yang memakai pesawat
E
F
G
T
-
4
5
6
7
8
T
9
cekat
ortodonti atau gigi yang mengalami
hipoplasia
enamel yang berat
(Oral Health Basic Surveys, 1997)
Gigi Karies
Gigi yang ditumpat dengan karies sekunder
Sisa akar
12
M = Missing
Digunakan untuk gigi yang hilang akibat karies , bukan termasuk berikut :
-
Gigi yang diekstraksi karena alas an selain karies , seperti karena perawatan
F = Filled
Untuk mendeskripsikan gigi yang ditumpat. Gigi yang dimaksud tanpa adanya
karies sekunder pada restorasi permanen dan tumpatannya tidak rusak. Gigi
dengan mahkota (crown) akibat adanya karies sebelumnya juga dimasukkan
dalam kategori ini. Gigi yang ditumpat selain karena karies tidak dimasukkan ,
seperti :
-
Trauma (Fracture)
Hypoplasia
Bridge Abutment
Fissure sealant
Preventive filling
Seal a root canal akibat trauma
Angka DMF-T menggambarkan banyaknya karies yang diderita seseorang
dari dulu sampai sekarang. Dalam indeks DMF-T, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan (Pintauli dkk, 2008) :
a
b
c
d
dalam kategori D.
Gigi dengan tumpatan sementara dimasukkan dalam kategori D.
Semua gigi yang hilang atau dicabut karena karies dimasukkan dalam kategori
M
13
Gigi yang dicabut akibat penyakit periodontal dan untuk kebutuhan perawatan
g
h
kategori M.
Semua gigi dengan tumpatan permanen dimasukkan dalam kategori F.
Gigi yang sedang perawatan saluran akar dimasukkan dalam kategori F.
gigi.
Indeks DMF-T tidak dapat membedakan kedalaman dari karies, misal: karies
superfisialis, media maupun profunda. (Eliza Herjulianti, dkk. 2002)
Klasifikasi angka kejadian karies gigi (indeks DMF-T) menurut WHO, adalah
sebagai berikut (WHO, 2003 dan P,Axelsson) :
1. Sangat Rendah : 0,8 1,1
2. Rendah : 1,2 2,6
3. Sedang : 2,7 4,4
4. Tinggi : 4,5 6,5
5. Sangat Tinggi : > 6,5
3
DMF-S
14
Lebih peka
Lebih tepat
Memberikan status yang sebenarnya tentang karies
Kekurangan Indeks DMF-S
Membutuhkan waktu lama untuk pemeriksaannya
Mungkin membutuhkan gambaran radiograf
(Hiremath, 2007)
def-s
Pengukuran ini digunakan untuk gigi susu. E dihitung bila gigi susu dicabut karena
karies.
15
Ada masalah yang cukup serius dalam penggunaan indeks ini.anak-anak muda,
hilangnya gigi sulung bisa jadi disebabkan oleh karena karies. Selain karena karies,
gigi tetap bisa hilang karena trauma, pencabutan untuk perawatan ortodonti atau demi
kepentingan pembuatan gigi palsu dan karena penyakut peridontium. Sementara
molar tiga sering dicabut karena tidak cukupnya ruangan pada lengkung rahang.
Dalam hal seperti di atas gigi hilang bisa diabaikan dari perhitungan indeks dan hanya
gigi karies serta yang ditambal saja yang diperhitungkan. (Edwina A.M Kidd, et al
1992)
Syarat kategori pengukuran
1
tidak ada gigi yang dihitung lebih dari 1 kali, baik decay, missing maupun
filled
gigi desidui tidak dimasukkan dalam perhitungan "DMF" begitu juga dengan
gigi permanen di perhitungan def dan harus dihitung secara terpisah
cara , yaitu :
Untuk mengetahui ada atau tidaknya gigi yang terkena karies dengan memberi tanda
centang (P) pada kolom
df
2
Tidak Ada :
DMF
Tidak Ada :
Satu atau lebih :
Untuk mengetahui jumlah gigi yang terkena karies , mengisi kolom dengan angka
sesuai dengan gigi yang masuk kategori D , M ataupun F
Decayed :
Gigi Sulung :
Missing :
Filled
Gigi Permanen :
Gigi Permanen :
Gigi Sulung :
Gigi Permanen :
17
Terminologi WHO :
Newborns
Infants
Anak-anak
Remaja
= 1 sampai 28 hari
= Sampai 12 bulan
= 1-10 tahun
= 10-19 tahun
UNICEF dan organisasi lain bisa jadi menggunakan pengelompokan usia yang
berbeda. Menurut UNICEF, anak-anak adalah sampai usia 18 tahun.
WHO merekomendasikan kelompok umur tertentu untuk diperiksa yaitu
kelompok umur 5 tahun untuk gigi susu dan 12, 15, 35-44 dan 65-74 tahun untuk gigi
permanen. Jumlah subjek yang diperiksa untuk setiap kelompok umur minimal 25-50
orang untuk setiap kelompok.
a
Usia 5 tahun
Anak-anak seharusnya diperiksa di antara ulangtahun mereka yang ke
5 dan 6. Umur ini menjadi umur indeks untuk gigi susu karena tingkat karies
pada kelompok umur ini lebih cepat berubah daripada gigi permanen
sekaligus umur 5 tahun merupakan umur anak mulai sekolah. Namun, di
negara yang usia masuk sekolahnya lebih lambat, dapat digunakan umur 6
atau 7 tahun sebagai umur indeksnya. Pada kelompok umur ini, sebaiknya
gigi susu yang hilang tidak dimasukkan ke dalam skor m (missing) karena
kesulitan membedakan penyebab kehilangan gigi, apakah karena sudah
waktunya tanggal atau dicabut karena karies.
Usia 12 tahun
Kelompok umur ini penting untuk diperiksa karena umumnya anak-anak
meninggalkan bangku sekolah pada umur 12 tahun. Selain itu, semua gigi
18
permanen diperkirakan sudah erupsi pada kelompok umur ini kecuali gigi
molar tiga. Beradasarkan ini, umur 12 tahun ditetapkan sebagai umur
pemantauan global (global monitoring age) untuk karies.
c
Usia 15 tahun
Pada kelompok umur ini dianggap bahwa gigi permanen sudah terekspos
dengan lingkungan mulut selama 3-9 tahun, sehingga pengukuran prevalensi
karies dianggap lebih bermakna dibandingkan usia 12 tahun. Umur ini juga
merupakan usia kritis untuk pengukuran indikator penyakit periodontal pada
remaja.
19
DAFTAR PUSTAKA
of
Reporting
of
Dental
Diseases
and
20