Anda di halaman 1dari 139

GNATOLOGI 1

MODUL II
KEHILANGAN BANYAK GIGI

KELOMPOK 1

1. Fitria Deby Shintya J111 16 001


2. Jumiati Radiyusman J111 16 002
3. Hanindira J111 16 003
4. Andi Nadwa Tenri Sapada T J111 16 004
5. Andi Kartika J111 16 005
6. Rasdiana Rasyid J111 16 006
7. Nurlina Nurdin J111 16 007
8. Ainnayah Lobud J111 16 008
9. Annisa Indah Anggoro J111 16 009
10. Vrilly Vionita J111 16 010
11. Nurul Ainun J111 16 011
12. Muh. Anugerah As Arianto J111 16 012
13. Andika Puspita Putri J111 16 013
14. Almaulidia J111 16 014
15. Wahyuni J111 16 015
16. Anugrah Antika Basis J111 16 532
17. Nurul Iqra Ramadani J111 16 533
18. Novita Hasmianti J111 16 534
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tim penulis dapa menyelesaikan makalah
ini.

Makalah yang berjudul “Kehilangan banyak gigi “ ini disusun dalam rangka
mengikuti tutorial Blok Gnatologi 1 tahun 2017. Disadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini tim penulis banyak menemukan kendala-kendala, untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu terciptanya makalah
ini.

“Tak ada gading yang tak retak”, oleh karenanya kami mohon maaf apabila terdapat
kekeliruan dalam makalah ini. Kritik dan saran yang sifatnya membangun, demi
penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 7 Desember 2017

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HalamanJudul
Kata Pengantar ……………………………………………………………... Ii
Daftar Isi ……………………………………….......………………… iii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ……………………………………………........…..………. 1
1.2. Rumusan masalah ……………………………………………........…..………. 3
1.3. Tujuan dan Manfaat ……………………………………………........…..………. 4
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Anamnesis Kasus ……………………………………………........…..………. 4
2.2 Diagnosis kasus ……………………………………………........…..………. 5
2.3 Tipe-tipe Psikologis Pasien ……………………………………………........…..………. 6
2.4 Prognosis ……………………………………………........…..………. 7
2.5 Rencana Perawatan ……………………………………………........…..………. 8
2.6 Macam-macam Sendok Cetak ……………………………………………........…..………. 9
2.7 Teknik Pencetakan ……………………………………………........…..………. 10
2.8 Model Study ……………………………………………........…..………. 11
2.9 Batas-batas pencetakan ……………………………………………........…..………. 11
2.10 Klasifikasi Gigi Tiruan ……………………………………………........…..………. 11
2.11 Anatomical Landmark Rongga Mulut ……………………………………………........…..……….
2.12 Model ……………………………………………........…..……….
2.13 Pembuatan sendok cetak individual ……………………………………………........…..……….
2.14 Muscle Trim ……………………………………………........…..……….
2.15 Border Molding ……………………………………………........…..……….
2.16 Cetakan Individual ……………………………………………........…..……….
2.17 Beading dan Boxing ……………………………………………........…..……….
2.18 Galengan Gigit ……………………………………………........…..……….
2.19 Face Bow ……………………………………………........…..……….
2.20 Segitia Bonwill ……………………………………………........…..……….
2.21 Artikulator ……………………………………………........…..……….
2.22 Kinematic face-bows dan fully ……………………………………………........…..……….
adjustable articulators

iii
2.23 Penyusunan Gigi Artifisial ……………………………………………........…..……….
2.24 Anterior dan canine guidance ……………………………………………........…..……….
2.25 Oklusi Gigi ……………………………………………........…..……….
2.26 Hal-hal yang perlu diperhatikan saat try ……………………………………………........…..……….
in malam
2.27 Denture Processing ……………………………………………........…..……….
2.28 Remounting ……………………………………………........…..……….
2.29 Desain Gigi Tiruan Penuh ……………………………………………........…..……….
2.30 Try In gigi tiruan lengkap ……………………………………………........…..……….
2.31 Insersi gigi tiruang lengkap ……………………………………………........…..……….
2.32 Instruksi ……………………………………………........…..……….
2.33 Oklusal Adjustment ……………………………………………........…..……….
2.34 Klasifikasi kehilangan gigi ……………………………………………........…..……….
2.35 Tindakan Prepostetik ……………………………………………........…..……….
2.36 Desain gigi tiruan ……………………………………………........…..……….
2.37 Hukum Artikulasi ……………………………………………........…..……….
2.38 Retensi ……………………………………………........…..……….
2.39 Stabilisasi ……………………………………………........…..……….
2.40 Dukungan ……………………………………………........…..……….
BAB III
3.1 Kesimpulan ……………………………………………........…..……….
3.2 Saran ……………………………………………........…..……….

DaftarPustaka ……………………………………………........…..……….

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Edentulous adalah masalah umum yang sering dialami oleh populasi geriatri 65
tahun ke atas. Untuk mengembalikan fungsi dan estetika pada pasien edentulous
bisa dilakukan dengan pembuatan gigi tiruan lengkap. Pembuatan complete denture
atau gigi tiruan lengkap merupakan salah satu bagian yang dianggap penting dalam
pendidikan dan praktik kedokteran gigi. Hal ini dianggap penting sejak kehilangan
gigi menyebabkan kerusakan dan kecacatan, dan restorasi pada gigi meningkatkan
kualitas hidup terkait dengan peningkatan kesehatan mulut. Pembuatan cetakan
model kerja merupakan salah satu prosedur atau tahap penting dalam pembuatan
gigi tiruan lengkap. Kebutuhan untuk membuat cetakan yang akurat adalah dasar
dalam praktek prostodonsia. Hal ini mengharuskan dokter gigi untuk berhati-hati
dalam menilai jaringan yang akan dicetak dalam cetakan, jenis sendok cetak, bahan
cetak dan teknik yang akan digunakan. Dalam pembuata cetakan akhir erat
kaitannya dengan teknik border molding. Border moulding dianggap sebagai
langkah penting dalam pembuatan gigi tiruan lengkap, karena retensi gigi tiruan
lengkap bergantung pada beberapa faktor, seperti faktor biologis, fisik dan mekanik,
faktor-faktor ini dapat dicapai dengan border moulding yang akurat dan diikuti oleh
cetakan akhir yang akurat. Pembuatan sendok cetak individu dan border moulding
merupakan tahapan yang saling berkaitan satu sama lain.
Oklusi dan artikulasi seimbang merupakan salah satu faktor panting dalam
pembuatan gigitiruan. Oklusi dan artikulasi seimbang harus dicapai sebelum
gigitiruan dipasang pada pasien. Bila oklusi dan artikulasi tidak seimbang, gigitiruan
menjadi tidak stabil dan tekanan kunyah yang didistribusikan ke daerah jaringan
pendukung kurang luas sehingga dapat menyebabkan peradangan mukosa dan
resopsi tulang alveolar di bawahnya. Ada dua metoda yang digunakan untuk
memeriksa ketidakseimbangan oklusi dan artikulasi yaitu metoda intraoral dan
ekstraoral/remounting, diantara metode di atas sebaiknya dilakukan metodeb
remounting karena sangat akurat. Oklusi dan artikulasi seimbang dapat dicapai
dengan melakukan pengasahan selektif pada oklusi sentrik, eksentrik dan protrusif.

1
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan cara melakukan pengasahan
selektif pada gigitiruan penuh yang baru selesai diproses untuk mencapai oklusi dan
artikulasi seimbang

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana Anamnesis kasus pada scenario ?
2. Apa Diagnosis pada kasus?
3. Jelaskan Tipe-tipe psikologis pasien?
4. Bagaimana Prognosis kasus pada scenario?
5. Bagaiamana Rencana Perawatan?
6. Jelaskan Macam-macam sendok cetak?
7. Jelaskan Teknik pencetakan?
8. Jelaskan Model Study?
9. Bagaimana Batas-batas pencetakan?
10. Jelaskan Klasifikasi Gigi Tiruan ?
11. Jelaskan Anatomical Landmark rongga mulut?
12. Jelaskan Study Model ?
13. Jelaskan Pembuatan sendok cetak individual?
14. Jelaskan Muscle trim?
15. Jelaskan Border Moulding?
16. Jelaskan Cetakan Individual?
17. Jelaskan Beading dan Boxing?
18. Jelaskan Galengan Gigit?
19. Jelaskan yang dimaksud Facebow?
20. Jelaskan Segitiga bonwill ?
21. Jelaskan Artikulator?
22. Jelaskan Penyusunan Gigi Artifisial?
23. Jelaskan Anterior dan Canine Guidance?
24. Jelaskan Oklusi gigi?
25. Jelaskan Hal-hal yang diperhatikan saat try in malam?
26. Jelaskan Remounting?

2
27. Jelaskan desainGTP ?
28. jelaskan bagaimana Try in gigi tiruan lengkap?
29. jelaskan Insersi gigi tiruan lengkap ?
30. Jelaskan Instruksi pada pasien ?.
31. Jelaskan Oklusal Adjustment?
32. Jelaskan Klasifikasi kehilangan gigi?
33. Jelaskan Tindakan Preprostetik?
34. Jelaskan Hukum Artikulasi ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengentahui Anamnesis kasus pada scenario
2. Untuk mengetahui Diagnosis pada kasus
3. Untuk mengetahui Tipe-tipe psikologis pasien
4. Untuk mengetahui Prognosis kasus pada scenario
5. Untuk mengethui Rencana Perawatan
6. Untuk mengethui Macam-macam sendok cetak
7. Untuk mengethui Teknik pencetakan
8. Untuk mengetahui Model Study
9. Untuk mengetahi Batas-batas pencetakan
10. Untuk mengethui Klasifikasi Gigi Tiruan
11. Untuk mengethui Anatomical Landmark rongga mulut
12. Untuk mengetahui Study Model
13. Untuk mengetahui Pembuatan sendok cetak individual
14. Untuk mengetahui Muscle trim
15. Untuk mengetahui Border Moulding
16. Untuk mengethui Cetakan Individual
17. Untuk mengetahui Beading dan Boxing
18. Untuk mengethui Galengan Gigit
19. Untuk mengetahui yang dimaksud Facebow
20. Untuk mengetahui Segitiga bonwill
21. Untuk mengetahui Artikulator

3
22. Untuk mengetahui Penyusunan Gigi Artifisial
23. Untuk mengetahui Anterior dan Canine Guidance
24. Untuk mengetahui Oklusi gigi
25. Untuk menegetahui Hal-hal yang diperhatikan saat try in malam
26. Untuk mengetahui Remounting
27. Untuk mengetahui desain GTP
28. Untuk mengetahui bagaimana proses Try in gigi tiruan lengkap
29. Untuk menegtahui Insersi gigi tiruan lengkap
30. Untuk mengetahui Instruksi pada pasien
31. Untuk mengetahui Oklusal Adjustment
32. Untuk mengetahui Klasifikasi kehilangan gigi
33. Untuk mengetahui Tindakan Preprostetik
34. Untuk menegetahui Hukum Artikulasi

1.4. Manfaat
1. Dapat dijadikan referensi dalam pembuatan makalah selanjutnya
2. Dapat menambah wawasan pembaca, terutama bagi penulis

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anamnesis
1. Anamnesis
Usia : 65 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pensiunan PNS
2. Pemeriksaan subjektif
Keluhan utama: Sulit makan dan bicara yang tidak jelas serta tidak percaya diri
dengan penampilannya
Present illness : Ingin dibuatkan gigi palsu.
Riwayat medis : Diabetes mellitus yang terkontrol.
3. Pemeriksaan objektif
Intra oral : Gigi 12 dan 21 sisa akar, serta gigi 11, 23, 31, 32 labiversi,
retraksi gingiva, dan mobile derajat 3.
4. Pemeriksaan penunjang
Rontgen foto : Tampak penurunan tulang alveolar sampai setengah akar gigi.

2.2 Diagnosis pada kasus1,2,3,4,5


Berdasarkan dari anamnesi, pemeriksaan subjektif, pemeriksaan objektif, serta
pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien, maka dapat ditentukan
diagnosis kasus pada skenario, yaitu :
1. Gigi 12 dan 21 : Gangren radiks (Merupakan karies yang meluas dan
tidak dilakukan perawatan yang mengakibatkan hilangnya mahkota gigi
sepenuhnya dan menyisakan akar (sisa akar).
2. Gigi 11, 23, 31, 32 : Periodontitis kronis (Gambaran periodontitis secara
klinis terlihat inflamasi pada margin gingiva, sering ditemukan kalkulusu
subgingiva dan terdapat poket periodontal. Periodontitis kronis pada
pemeriksaan radiografis sering terlihat adanya destruksi tulang alveolar.)
Berdasarkan kasus pada skenario, sebelumnya pasien telah dilakukan
pencabutan pada sebagian gigi pasien dan apabila dilakukan perawatan pada gigi

5
12, 21, 11, 23, 31, dan 32 maka pasien akan kehilangan seluruh giginya sehingga
pasien didiagnosa dengan suspect Edentulous totalis.
Edentulos merupakan suatu keadaan di mana seseorang tidak memiliki gigi-
geligi. Edentulous totalis menunjukkan keadaan klinis rahang setelah kehilangan
seluruh gigi yang telah erupsi dan kondisi jaringan pendukung yang tersedia untuk
penempatan gigi tiruan. Kehilangan gigi dapat disebakan oleh kerusakan gigi,
periodontitis, atau kecelakaan. Kehilangan gigi dapat menyebabkn estetik yang
buruk dan proses biomekanis, keadaan ini menjadi buruk ketika pasien dengan
edentulous totalis dan kehilangan seluruh jaringan periodontal.

2.3 Tipe-tipe psikologis pasien6


1. MM House mengklasifikasikan pasien menjadi 4 tipe, yaitu :
a. The Philoshopycal Patient Pasien ini mempunyai sikap mental yang paling
baik untuk menerima dan memakai gigi tiruan. Pasien ini bersifat rasional,
bijaksana, sabar, dan tenang pada situasi yang sulit. Motivasinya sesuai
dengan keinginannya terhadap gigi tiruan yang dapat digunakan untuk
memperbaiki dan pemeliharaan kesehatan, penampilan, dan perawatan
terhadap giginya yang tergantikan normal, dan dapat menerima prosedur .
b. The Exacting Patient
Pasien ini mungkin saja juga mempunyai sikap yang bagus seperti pasien tipe
filosofikal, namun dokter gigi membutuhkan perawatan yang ekstrem, usaha,
dan kesabaran yang lebih untuk menghadapi pasien ini. Karena pasien ini
bersifat metodis, tepat dan akurat, serta terkadang membuat beberapa
permintaan.
c. The Indifferent Patient
Pasien ini memiliki prognosis yang dipertanyakan atau unfavorable (tidak
diharapkan). Dia memberikan sedikit perhatian, dia bersifat apatis, tidak
tertarik, dan tidak memiliki motivasi. Ia tidak memberikan perhatian pada
instruksi dokter gigi, tidak koperatif, dan cenderung menyalahkan dokter gigi
jika ada masalah kesehatan gigi yang buruk. Program edukasi kedokteran gigi
disarankan untuk diberikan pada pasien ini sebelum dilakukannya perawatan.

6
d. The Hysterical Patient
Pasien ini memiliki emosi yang tidak stabil, bersemangat, terlalu
memprihatikan, dan sangat sensitif. Prognosis biasanya tidak diharapkan
(unfavorable) dan bantuan dari psikiater dibutuhkan sebelum dan selama
perawatan.
2. Heartwell mengelompokkan lansia kedalam 3 kelompok :
a. The Realist
Kaum realis merupakan tipe filosofis dan tipe exacting. Tipe ini mempunyai
kewaspadaan terhadap perubahan dan bersikap realis dalam menerima untuk
menikmati hari tua mereka. Mereka mengikuti instruksi dokter, percaya diri
dengan penampilannya, menjaga oral hygiene yang baik, rajin kontrol ke
dokter gigi, dan melakukan diet yang tepat.
b. The Resenter
Kaum ini merupakan tipe indifferent dan tipe hysterical. Mereka membenci
dan menolak terjadinya penuaan dan akibatnya terlibat dalam psikologis.
Mereka jarang mengikuti petunjuk, tidak akan mendengar nasihat, lalai dalam
perawatan, dan jarang mencari perawatan gigi. Perubahan psikologis
merupakan salah satu involusi (kemunduran), kebalikan dari proses
perkembangan yang disebut sebagai “second childhood”. Adapun anggota
keluarganya sering mencari pengobatan untuk pasien tipe ini.
c. The Resigned
Tipe ini mempunyai status emosional yang bervariasi dan kondisi sistemik
yang bervariasi pula. Prosthodontik berhasil dan terkadang membuat frustasi
bukan hanya pada pasien tapi juga dokter giginya.
3. Dr Suzanne Riechard mengklasifikasikan lansia kedalam ( 1957) :
a. The Mature Group
Terdiri dari orang-orang yang terintegrasi dengan kesadaran diri, orang yang
puas dan realistis, fleksibel, dan adaptif. Tidak suka perseteruan maupun
memulai perseteruan, berpikir terbuka, sadar diri tumbuh tua, dan menerima
perubahan fisiologis secara normal.
b. The Rocking Chair Group

7
Penerima pasif yang cenderung bergantung pada orang lain untuk dukungan
material dan emosional. Tidak ambisius dan mendapatkan sedikit kepuasan
dalam bekerja, boros, memiliki kecenderungan makan dan minumberlebihan.
Menerima penuaan dan melihat kembali hidup mereka dengan kepuasan.
c. The Armored
Ditandai dengan kekuatan dalam karakter, pekerjaan, dan prinsip hidup.
Mereka mandiri, ikut aktif dalam berorganisasi dan bekerja keras karena
membuat mereka tetap sibuk. Mereka berpikiran stereotyped dan melawan
ketakutan mereka tumbuh tua dengan tetap aktif, sadar akan kesehatannya
tapi tidak menerima pengobatan baru, kecuali terbukti.
d. The Angry Man
Umumnya suka berseteru, frustasi, dan menyalahkan orang lain jika terjadi
kegagalan. Pesimis dan menganggap masa tua mereka sebagai masa
kekurangan ekonomi dan kelaparan. Orang ini berpikir dalam istilah “hitam”
dan “putih” atu “baik” dan “buruk”, serta belum siap menerima alasan.
e. The Self-Haters
Terdiri dari orang-orang yang sedih dan hidup menyalahkan diri sendiri atas
frustasi dan kegagalan. Orang tipe ini secara khas merubah agresi menjadi
tuduhan dan menyalahkan diri sendiri
Pada kasus, pasien yang merupakan mantan kepala sekolah tersebut termasuk
Tipe Exacting Patient menurut MM House, Tipe Kaum Realist menurut
Heartwell, serta The Mature Group menurut Dr Suzanne Riechard.
2.4 Prognosis(7)
Prognosis pada skenario Baik selama penyakit sistemik pasien atau gula darah
pasien normal dan dalam kondisi yang terkontrol. Prognosis suatu perawatan
bergantung oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu:
1. Kemampuan neuromuscular, adaptasi, dan toleransi, serta fonetik pasien harus
dievalusi dari sudut pandang psikofisiologi
2. Reasorpsi tulang alveolar yang dipengaruhi oleh dukungan horizontal maupun
vertikal dari gigi abutment
3. Baiknya kesehatan umum, nutrisi, dan psikologis pasien

8
4. Pada prinsipnya semua gigi tiruan dapat disarankan untuk penderita diabetes
mellitus, seperti gigi tiruan lepasan, cekat, overdenture maupun implant. Akan
tetapi, tingkat keberhasilannya ditentukan oleh kontrol glikemik dan perawatan
pendahuluan.

2.5 Rencana Perawatan(8,9,10)


Rencana perawatan yang dilakukan :
1. Sebelum melakukan perawatan dokter gigi melakukan rujukan kepada dokter
umum untuk memastikan penyakit sistemik diabetes mellitus dalam keadaan
terkontrol.
2. Informed consent Surat persetujuan tindakan medis (informed consent) memiliki
ketentuan yaitu pasien harus memiliki kemampuan untuk mengambil suatu
keputusan, memberikan persetujuan dengan sukarela tanpa paksaan,
memperoleh serta memahami informasi lengkap mengenai tindakan medis yang
akan dilakukan, memahami segala resiko yang mungkin terjadi, dan mampu
melakukan evaluasi dari setiap akibat dari keputusan yang akan dibuat.
3. Menentukan desain
4. Pemilihan warna,bentuk dan ukuran
Untuk pemilihan warna gigi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu direct atau
penyesuaian langsung dengan gigi asli yang sisa dan indirect atau penggunaan
shade guide untuk menentukan warna yang sesuai dengan gigi asli yang
sisa.Warna mempunyai 4 sifat yaitu hue, chroma, value dan translusens yang
seluruhnya terlibat dalam pemilihan gigi.
2.5.1 Jenis dan bahan gigi tiruan yang digunakan
Berdasarkan skenario, pasien dapat dipasangkan gigi tiruan lepasan
penuh. Gigi tiruan lepasan merupakan pilihan utama dan terbaik untuk penderita
diabetes mellitus, karena mudah dibuka pasang, sehingga memberikan
kesempatan jaringan rongga mulut untuk istirahat dan memperlancar aliran darah
serta pasien mudah membersihkan.
Bahan yang digunakan yaitu resin akrilik
2.5.2 Dental laboratory work authorization

9
Dental Laboratory Work Authorization atau Surat Perintak Kerja seharusnya merupakan
surat ditulis dengan singkat, sederhana, jelas, dan berisi informasi lengkap mengenai
apa yang diingikan.
2.6 Macam-macam sendok cetak11
1. Stock tray
a. Edontolous tray
1) Non- perforate
2) Perforate
b. Dentulous box tray
1) Non-perforated.
2) Perforated.
3) Rim lock.
2. Custom tray
a. Compound tray
b. Shellac tray
c. Acrylic resin tray
1) Close fitting.
2) With spacer and stops.

2.7 Teknik pencetakan11,12


Secara umum, Berikut ini ada beberapa teori tentang teknik pencetakan :
1. Teori mucocompresive
Pada teknik ini ,cetakan tercatat pada sendok cetak yang memiliki occlusal rim
yang melengket oada permukaan polis. Sendok cetak rahang atas dan rahang
bawah diisi dengan bahan cetakan dan dimasukkan kedalam mulut dan pasien
diinstruksikan untuk menutup mulut dengan memberikan tekanan pada occlusal
rims sebagai material sets. Selama prosedur , pasien diinstruksikan untuk
menelan, menyeringai, dan mengerutkan bibir saat bahan flows. Dengan
demikian , teknik mukokompresif terjadi saat pasien melakukan gerakan
fungsional dengan kekuatan mastikasi.
Keuntungan: Retensi bagus selama berfungsi

10
Kerugian:
a. Pemberian tekanan selama prosedur memungkin jaringan menjadi overstress
dan akhirnya menyebabkan tulang alveolar menjadi resorbsi
b. Sedikit demi sedikit resorbsi tulang akan mengganggu retansi gigi artifisian
dalam jangka waktu tertentu
c. Teknik ini tidak sesuai dengan prinsip biologi jaringan
d. Teknik closed-mouth tidak memungkinkan untuk mendapatkan pencatatan
yang akurat pada batas jaringan
2. Teori mucostatic
Teknik yang digunakan pada pencetakan rahang bergigi yaitu teknik
mukostatik. Teknik mukostatik adalah suatu teknik pencetakan dimana jaringan
lunak mulut berada dalam keadaan istirahat. Pencetakan dilakukan dengan
menggunakan bahan yang mempunyai viskositas yang sangat rendah, dimana
hanya sejumlah kecil tekanan yang dibutuhkan, sehingga pada keadaan ini
sedikit atau tidak ada sama sekali terjadi pergerakan dari mukosa. Bahan cetak
yang digunakan adalah irreversible hidrokoloid.12
Pada teknik ini , spacer diadaptasikan pada seluruh permukaan jaringan dengan
four stop untuk orientasi dan stabilisasi sendok cetak. Mungkin tidak praktis
untuk membuat sebuah cetakan dengan tidak ada tekanan sepenuhnya pada
dukungan ridge.Oleh karena itu, teknik ini biasa disebut dengan teknik dengan
tekanan minimal. Yang digunakan pada tempat dengan kondisi medically
compromised dan resorbsi ridge yang berlebihan.
Keuntungan: Jaringan sehat terpelihara
Kekurangan:
a. Karena batas cetakan tidak bisa diperpanjang untuk difungsikan dalam
mecetak kedalaman sulcus dan jaringan bergerak dapat dengan mudah keluar
melewati batas gigi artifisial dan dengan demikian hokum pascal tidak dapat
diaplikasikan
b. Topografi mucosa tidak dapat stabil lewat dari 24 jam dank arena itu mukosa
akan tertekan

11
c. Teknik ini mempertimbangkan ketegangan permukaan sebagai retentive
mekanik dan tidak maksimal
d. Keberadaan short flanges pada gigi artifisial mempengaruhi retensi dan
stabilisasi
3. Teori mucoselective
Teknik ini merupakan kombinasi dari teori mukostatic dan
mucocompressive.Dalam hal ini, tekanan diaplikasikan pada stress bearing area
dan daerah yang tidak dapat mengurangi tekanan.Stress relieve area pada dasar
rahang atas pada pertengahan rape palatine dan papilla insisivum. Pada dasar
rahang bawah , itu berada pada crest alveoral ridge. Daerah ini, mengganti
model diagnostic pada saat pembuatan custom tray . border molding selesai
dengan sedikit penggabungan antara impression compound dan wash
impression yang terbuat dari ZOE impression paste atau impression plaster.
Teknik ini digunakan pada pasien dengan ridge yang sehat.
Menurut Ellinger et al, 6 ada beberapa teknik pencetakan dilakukan saat
kondisi jaringan di bawah tekanan pengunyahan, selain itu ada juga yang
dilakukan saat kondisi jaringan tidak bergerak, dan ada teknik yang mencetak
daerah tertentu yang lebih menekan dibanding daerah lain.
a) Teknik penekanan (pressure technique)
Teknik penekanan atau closed mouth dilakukan untuk mencetak tepi-tepi
gigitiruan yang diperoleh dalam keadaan berfungsi. Teknik ini berasumsi
bahwa beban oklusal saat pencetakan sebanding dengan beban oklusal saat
berfungsi. Alasannya karena gerakan jaringan dalam rongga mulut dicetak
sama seperti gerakan aktivitas normal harian seperti saat menelan, batuk,
makan, dan bicara.6 Pada teknik penekanan, dudukan galengan gigit yang
baik diperlukan, lebih baik tanpa elemen gigi karena gerakan tonjol oklusal
akan mengganggu permukaan cetakan. Kontak yang rata pada permukaan
oklusal galengan gigit bertujuan untuk mencegah distorsi permukaan jaringan
pada cetakan. Galengan gigit dibuatkan dari model pendahuluan. Bahan cetak
dimasukkan ke basis galengan gigit yang berkontak dengan jaringan. Pasien
menutup mulutnya dan menggerakkan rahang melalui gerakan fungsional

12
untuk membentuk cetakan akhir.6 Kelemahan dari prosedur ini adalah
gigitiruan dalam keadaan berfungsi hanya dalam jangka waktu yang pendek
setiap hari. Gigitiruan yang dibuat dengan cara pencetakan ini akan sangat
cekat saat pengunyahan, tetapi tidak bisa beradaptasi baik pada jaringan saat
pasien tidak mengunyah.
b) Teknik tanpa penekanan (nonpressure technique)
Teknik tanpa penekanan atau teknik mukostatik berpendapat bahwa
tegangan permukaan interfasial merupakan satu-satunya cara yang signifikan
dalam memberikan kecekatan pada gigitiruan penuh. Pencetakan sebaiknya
hanya menutupi area rongga mulut yang membran mukosanya melekat erat
pada struktur tulang di bawahnya. Mukosa tidak boleh dikompresi, karena
dapat terjadi distorsi. Oleh karena mukosa lebih dominan komposisinya
adalah air, teknik ini digunakan berdasarkan teori hukum Pascal bahwa cairan
akan memberikan tekanan ke semua arah secara bersamaan. Hanya tekanan
besar yang akan menekan jaringan, dan tekanan yang diberikan ke mukosa
akan didistribusikan secara merata ke seluruh dukungan tulang di bawahnya.6
Gigitiruan yang dibuat dari teknik mukostatik biasanya memiliki tepi sayap
(flange) yang lebih pendek. Tepi sayap ini berfungsi hanya untuk menjaga
gigitiruan bergerak ke arah lateral.6 Oleh karena teknik pencetakan tanpa
penekanan bertujuan untuk menghasilkan detail mukosa pada posisi istirahat,
bahan cetaknya harus lebih lunak dibandingkan mukosa yang terlunak. Tidak
ada medium separasi yang digunakan sebelum mengecor cetakan atau pada
tahap akhir pembuatan gigitiruan. Basis metal, yang perubahan dimensinya
lebih kecil dibandingkan basis resin akrilik selama pembuatan (processing),
digunakan untuk mendapatkan adaptasi basis gigitiruan yang lebih baik.6
Beberapa kelemahan telah dikemukakan terhadap pencetakan dengan teknik
tanpa penekanan. Oleh karena beban yang jatuh ke gigitiruan tidak
didistribusikan seluas dudukan basis (basal seat), maka kesehatan jaringan
dan retensi gigitiruan akan terganggu. Gigitiruan dengan tanpa penekanan
akan memberikan dukungan yang tidak adekuat pada wajah pasien pada
kasus resorpsi residual ridge yang parah dan jumlah jaringan yang melekat

13
pada tulang pendukung sedikit. Karena basis gigitiruannya akan menjadi
pendek, yang dibutuhkan untuk meletakkan elemen gigitiruan di atas puncak
residual ridge.
c) Teknik penekanan selektif (selective pressure)
Teknik penekanan selektif mengkombinasikan prinsip dengan penekanan
dan dengan penekanan minimal. Jaringan pendukung yang tidak mendapat
penekanan (nonstress-bearing tissue) dicetak dengan penekanan minimal dan
memberikan penutupan yang maksimal dengan intervensi minimal terhadap
kesehatan jaringan di sekitarnya. Filosofi dari teknik penekanan selektif pada
area tertentu secara alami mendapatkan adaptasi yang lebih baik untuk
menahan beban pengunyahan yang berlebihan. Sebagai contoh, buccal shelf
pada mandibula, yang terutama terdiri dari tulang kortikal, lebih mampu
menahan beban dan tekanan. Mengurangi tekanan pada residual ridge
mandibula, yang terdiri dari tulang cancellous, akan membantu preservasi
jaringan, karena tulang cancellous lebih rentan untuk menekan atropi. Pada
maksila, jaringan di bawah regio posterior palatal seal memiliki glandular dan
jaringan lunak di antara membran mukosa dan periosteum yang menutupi
tulang. Jaringan akan lebih mudah bergerak untuk mempertahankan kedap
perifer dari gigitiruan rahang atas.6 Pencetakan pendahuluan bertujuan untuk
mendiagnosis kasus dan pembuatan sendok cetak perorangan yang digunakan
untuk pencetakan akhir. Pada prosedur pencetakan pendahuluan, kebanyakan
literatur mengemukakan pencetakan dengan bahan irreversible hydrocolloid
(alginate), namun ada literature juga menggunakan bahan impression
compound
d) Teknik penekanan lateral yang terkontrol
Teknik ini dikemukakan untuk ridge rahang bawah posterior yang flabby
dan menggunakan compound (green stick) untuk border molding dan
mencetak area pendukung gigitiruan dengan sendok cetak khusus yang
diperluas dengan benar. Instrumen yang dipanaskan digunakan untuk
membuang green stick yang menempel pada daerah jaringan crestal yang
flabby dan sendok cetaknya dibuatkan lubang pada regio ini. Kemudian

14
bahan cetak light bodied silicone diisi ke bagian bukal dan lingual dari green
stick dan dimasukkan ke dalam mulut secara perlahan-lahan. Bahan yang
berlebihan dikeluarkan melalui perforasi dan secara teoritis ridge yang flabby
akan mengasumsikan posisi istirahat sentral telah dilakukan dengan
penekanan lateral yang merata.
e) Teknik palatal splinting dengan sistem two part tray
Teknik ini pertama kali dikemukakan oleh Osborne cit.dengan
menggunakan dua lapis sendok cetak. Sendok cetak palatal dibuatkan dari
model pendahuluan, dengan wax spacer untuk menciptakan ruangan pada
bagian palatal area mukosa yang bergerak dan diperluas ke puncak ridge.
Sendok cetak palatal dicetak dengan menggunakan zinc oxide eugenol
dengan ditekan ke arah atas dan dipertahankan hingga mulai tampak ridge
yang bergerak mendapat tekanan. Setelah setting, sendok cetak kedua
dibuatkan dengan menutup penuh sendok cetak pertama. Dilakukan
penekanan dari arah depan ke belakang dengan bahan cetak silicon. Dengan
adanya bahan zinc oxide sebagai pendukung akan mencegah pergerakan ridge
yang bergerak ke arah belakang. Modifikasi teknik Osborne ini
dikembangkan oleh Devlin,cit.3,10 dengan menggunakan locating rod dengan
tujuan supaya sendok cetak perorangan kedua dapat diposisikan oblique ke
arah atas dan ke arah belakang untuk menahan sendok cetak palatal pertama.
f) Teknik selective composition flaming
Pada teknik ini, dilakukan cetakan pendahuluan dengan alginat,
kemudian dicor menjadi model. Selanjutnya, dibuat sendok cetak perorangan
dengan ruangan 3-4 mm dan digunakan untuk mengambil bahan composition
impression pada model pendahuluan . Tepi cetakan dilunakkan dan di-trim
secara fungsional. Bagian ridge yang flabby dapat ditandai pada permukaan
cetakan . Bahan composition yang terletak di daerah dukungan jaringan
normal dilunakkan dengan api sebelum sendok cetak dilakukan penekanan
berat, bertujuan untuk mereplikasi tekanan fungsional.
g) Teknik pencetakan two part: kombinasi mucostatic dan mucodisplacive

15
Pertama kali dikemukakan oleh Osborne cit.3 pada tahun 1964. Teknik
ini tidak menyebabkan distorsi pada jaringan yang bergerak apabila diberikan
tekanan pada sendok cetak, antara lain 1) dilakukan pencetakan pendahuluan
dan dicor model. Jaringan yang bergerak dapat ditandai pada cetakan dan
ditransfer ke model pendahuluan, 2) Dibuatkan basis dari akrilik self-cured
dan area ridge flabby dibiarkan terbuka, 3) dilakukan koreksi tepi sebelum
dilakukan pencetakan. Mukosa yang kenyal dicetak dengan zinc oxide
eugenol atau medium-bodied silicone, serta 4) pencetakan mukosa bergerak
dilakukan dengan memasukan campuran impression plaster atau light-bodied
silicone dengan syringe.

2.8 Model Study13


Cetakan rahang merupakan bentuk negatif dari seluruh jaringan pendukung gigi
tiruan. Setelah cetakan ini dicor maka akan didapatkan bentuk positif dari rahang
yang lazim disebut model study . model study ini yang akan menjadi patokan bagi
operator untuk membuat sendok cetak individual. Hasil cetakan rahang harus
memberikan kekokohan, kemantapan dan dukungan pada gigi tiruan, oleh karena
itu rahang harus dicetak seakurat mungkin sehingga landasan gigi tiruan dapat
mempertahankan kesehatan jaringan pendukungnya. setiap tahap pembuatan gigi
tiruan dapat berpengaruh pada kesehatan jaringan pendukung, terurtama bila terjadi
kesalahan pada tahap mencetak rahang.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil cetakan adalah :
1. Adhesi/kohesi
2. Tekana atmosfer
3. Tegangan permukaan
4. Daya Otot

2.9 Batas-batas pencetakan14


1. Rahang Atas
a. Frenulum labialis c. Frenulum bukalis
b. Vestibulum labialis d. Vestibulum bukalis

16
e. Hamular notch i. Sutura media palatina
f. Tuberositas maksila j. Rugae
g. Prosesus alveolarris k. Palatum dan ah line
h. Papila insisivum l. Fovea palatina
2. Rahang Bawah
a. Frenulum labialis g. Prosessus alveolaris
b. Vestibulum labialis h. Frenulum lingualis
c. Frenulum bukalis i. Vestibulum lingualis
d. Buccal shelf j. Ruang retromylohyoid
e. Linea oblique eksterna k. Torus lingualis
f. Retromolar pad l. Otot dasar mulut

2.10 Klasifikasi Gigi Tiruan


a. Berdasarkan Dukungan16,18
Salah satu cara untuk mengelompokkan gigi tiruan (terutama gigi tiruan sebagian
lepasan) berhubungan dengan pendukungnya. Masih sangat sedikit buku teks dan
jurnal yang membahas jenis gigi tiruan ini secara lebih luas.
1) Tooth Borne
Gigi tiruan sebagian yang menerima dukungan dari gigi alami di setiap ujung
ruang edentulous adalah gigi tiruan sebagian lepasan tooth borne. Meskipun
basis gigi tiruan berkontak dengan jaringan lunak yang berdekatan, prostesis
tidak menerima dukungan vertikal yang signifikan dari residual ridge. Gigi
tiruan dikatakan tipe tooth borne, jika beban oklusal pada gigi tiruan diteruskan
ke gigi yang tersisa dan kemudian ke tulang.
Keuntungan gigi tiruan tipe tooth borne, yaitu:
a) Didukung oleh gigi
b) Retensi lebih baik
Kerugian: Kerugian gigi tiruan tipe tooth borne, yaitu tidak ada dukungan dari
konektor.
2) Tissue/Mucosa Borne

17
Gigi tiruan dikatakan tipe tissue borne, jika beban oklusal pada gigi tiruan
diteruskan oleh membran mukus dan kemudian ke tulang.
Keuntungan gigi tiruan tipe tissue borne, yaitu:
a) Mudah didesain
b) Prosedur lebih mudah
c) Mudah disesuaikan
d) Mudah direparasi
e) Lebih murah
Kerugian gigi tiruan tipe tissue borne, yaitu:
a) Didukung oleh jaringan
b) Retensi yang kurang
c) Berpotensi merusak tulang alveolar, mukosa, dan gingiva

3) Tooth and Tissue Borne


Kelompok lain dari gigi tiruan sebagian lepasan termasuk gigi tiruan yang
meluas secara anterior atau posterior dan didukung oleh gigi hanya pada satu
ujung. Ini disebut perpanjangan basis gigi tiruan sebagian lepasan atau tooth and
tissue borne. Sebagian besar adalah ekstensi distal gigi tiruan sebagian lepasan.
Ekstensi distal gigi tiruan sebagian lepasan didukung oleh gigi pada aspek
anterior dari ruang edentulous dan oleh jaringan-jaringan dari edentulous ridge
posterior. Kerugian gigi tiruan tooth and tissue borne adalah membahayakan
gigi penyangga (abutment).
b. Berdasarkan Waktu Pemasangan15,16,18
Gigi tiruan berdasarkan waktu pemasangannya kepada pasien, dibagi menjadi:
1) Conventional immediate
Conventional immediate denture adalah gigi tiruan langsung, yang nantinya bisa
dimodifikasi sebagai prostesis permanen. Biasanya dilakukan untuk pasien yang
menjalani ekstraksi total. Garis besar pengobatan saat mempersiapkan gigi
tiruan konvensional langsung terdiri dari ekstraksi gigi posterior diikuti oleh
ekstraksi gigi anterior. Ridge di daerah posterior diperbolehkan untuk

18
disembuhkan sebelum ekstraksi gigi anterior. Gigi tiruannya diinsersikan pada
titik ekstraksi gigi anterior.
a) Indikasi gigi tiruan conventional immediate, yaitu:
 Pasien dengan ligamentum periodontal yang lemah sehingga diindikasikan
untuk ekstraksi gigi
 Pasien yang sangat mementingkan penampilan (estetik)
b) Keuntungan gigi tiruan conventional immediate, yaitu:
 Memberi keuntungan secara psikis bagi pasien
 Mempertahankan otot, ukuran lidah dan dimensi vertikal
 Hubungan sentris rahang mudah direkam
 Nyeri pasca operasi kurang, karena soket ekstraksi dilindungi
 Perdarahan dan infeksi pasca operasi juga dicegah karena tindakan
protektif (bertindak seperti splint bagi jaringan.
 Pemilihan dan pengaturan ukuran, bentuk dan warna gigi mudah.
 Lebih mudah bagi pasien untuk beradaptasi dengan prostesis permanen
c) Kerugian gigi tiruan conventional immediate, yaitu:
 Lebih mahal
 Karena posisi gigi yang berbeda, relasi sentris dan oklusi sentris asulit
untuk dicatat
 Prosedur try-in tidak memungkinkan sehingga itu dokter gigi tidak dapat
memiliki ide tentang hasil dari gigi tiruan
 Pasien mungkin mengalami kesulitan berbicara dan mengunyah untuk
beberapa saat
2) Immediate16
Gigi tiruan immediate merupakan gigi tiruan yang dipasangkan pada rahang
pasien segera setelah dilakukan ekstraksi pada gigi alami pasien. Tipe dari gigi
tiruan immediate, yaitu socketed dan flanged (with and without alveolectomy).
a) Indikasi dari gigi tiruan interimimmediate, yaitu:
 Umumnya diindikasikan jika gigi anterior dan posterior yang tersisa masih
banyak atau full arch extraction dan/atau gigi ini mendukung gigi tiruan

19
sebagian lepasan yang pasien ingin pertahankan sampai insersi gigi tiruan
permanen
 Sebagai protesis transisional atau short term
 Saat pasien mementingkan fungsi dan estetik
b) Kontra Indikasi dari gigi tiruan immediate, yaitu:
 Pasien dengan keadaan kesehatan fisik secara umum buruk
 Pasien penderita hemophilia
 Pasien yang berusia sangat tua
 Pasien yang tidak mampu secara ekonomi
c) Keuntungan dari socketed immediate denture, yaitu:
 Tidak membutuhkan pembedahan (seperti alveolektomi)
 Membantu retensi karena adanya socketed anterior dam
 Memberikan tampilan alami, gigi bertumbuh dari gingiva
 Soket itu sendiri memungkinkan resorpsi alveolar dan penyembuhan
jaringan lunak, sehingga mendekati keadaan normal
Keuntungan dari flange without alveolectomy immediate denture, yaitu:
 Retensi dan stabilitas lebih baik
 Relining dapat ditunda atau bahkan tidak diperlukan
 Melindungi soket selama masa penyembuhan awal
 Melindungi blood clot
 Perbaikan dan penyesuaian anterior set-up mungkin selama setting-up
d) Kerugian dari socketed immediate denture, yaitu:
 Labial flange mungkin harus dibuat di atas gigi tiruan
 Biasanya estetika terganggu
 Dasar gigi tiruan berubah lebih cepat daripada setelah dilakukan
alveolektomi
c. Klasifikasi Gigi Tiruan Berdasarkan Bahan16,17,18,19
Gigi tiruan berdasarkan bahan yang digunakan dalam pembuatan basis gigi tiruan,
dibagi menjadi:
1) Bahan non-metal, dibuat dengan resin akrilik16

20
Basis gigi tiruan resin akrilik digunakan bersama dengan penempatan gigi
artifisial akrilik. Basis ini terutama digunakan untuk gigi tiruan sebagian
ekstensi distal. Gigi tiruan ini melekat pada framework oleh konektor minor.
Resin harus setebal 1,5 mm untuk dimiliki kekuatan yang memadai.
a) Indikasi penggunaan resin akrilik sebagai basis gigi tiruan, yaitu:
 Kasus ekstensi distal dimana relining sering diperlukan
 Pasien yang alergi terhadap metal
b) Kontra Indikasi
Kontra indikasi penggunaan resin akrilik sebagai basis gigi tiruan, yaitu pada
pasien yang alergi terhadap resin akrilik.
c) Keuntungan resin akrilik sebagai basis gigi tiruan, yaitu:
 Dalam kasus normal, kakuatannya adekuat kecuali pada pasien heavy bite
 Gigi anterior dapat ditempatkan pada posisi aslinya bahkan pada kasus
dengan resorpsi residual ridge
 Warna memuaskan
 Mudah dimanipulasi dan diperbaiki (relining)
 Massa basis ringan
 Higienis dan mudah dirawat
 Memberi kontur normal pada bibir dan pipi
 Ekonomis
 Proses pembuatan sederhana
 Fit baik dan nyaman
d) Kerugian akrilik resin sebagai basis gigi tiruan, yaitu:
 Dapat patah
 Keadaan kering dan basah mempengaruhi dimensi
 Konduktivitas termal buruk
 Akrilik radiolusen tidak tampak pada X-ray
 Harus duduk pada daerah yang luas untuk distribusi tekanan yang adekuat
 Cenderung mendistorsi akibat pelepasan internal strains

21
 Cenderung mengakumulasi deposit mukus, yang mengarah pada
pembentukan kalkulus dan iritasi jaringan lunak
2) Bahan metal, dibuat dengan cast chrome-cobalt alloy16
Alloy yang juga paling sering digunakan sebagai bahan basis gigi tiruan seperti
Ni-Cr tipe IV gold alloy dan titanium. Alloy ini harus memberikan kemampuan
cast yang baik, rigid, resisten terhadap korosi dan tarnish serta fleksibel. Basis
gigi tiruan metal terutama digunakan untuk gigi tiruan sebagian tooth borne.
a) Indikasi penggunaan metal sebagai basis gigi tiruan, yaitu:
 Semua keadaan klinis yang tidak mementingkan estetik
 Pasien dengan reduced inter maxillary space, dimana basis yang tebal
tidak dapat digunakan
 Kasus deep bite
 Pasien yang alergi terhadap akrilik
b) Kontra Indikasi
Kontra indikasi penggunaan metal sebagai basis gigi tiruan adalah pada
pasien yang alergi terhadap metal dan pada pasien yang mengutamakan
estetik.
c) Keuntungan gigi tiruan dengan basis metal, yaitu:
 Adaptasi jaringan lunak yang akurat mengarah pada retensi dan restorasi
kontur fasial yang lebih baik
 Perawatan bentuk permanen dalam rongga mulut tanpa distorsi apapun
 Mudah dibersihkan dan deposit mukus tidak terakumulasi di bawah basis
metal karena basis metal mudah di-polish
 Lebih kuat daripada akrilik meskipun basis metal tipis
 Basis metal yang lebih tipis dapat diberikan pada kasus resorpsi ridge yang
parah
 Gangguan dengan lidah lebih sedikit
 Menyalurkan perubahan termal pada rongga mulut ke dasar jaringan lunak
menghasilkan stimulasi fisiologik, sehingga menghilangkan rasa adanya
benda asing (gigi tiruan) di dalam mulut

22
 Respon jaringan lunak lebih baik (lebih biokompatibel), karena bahan
metal mempunyai densitas yang tinggi dan juga bakteriostatik
 Rasa panas dan dingin yang ditransmisikan dengan baik ke jaringan
memberikan perasaan alami
d) Kerugian gigi tiruan dengan basis metal, yaitu:
 Sulit untuk di-trim dan disesuaikan
 Over-extension dapat melukai jaringan lunak
 Under-extension dapat memnyebabkan resorpsi ridge, karena tekanan
terkonsentrasi pada daerah yang lebih kecil
 Estetik buruk
 Sulit di-relining dan di-rebasing
 Prosedur pembuatan rumit
3) Bahan kombinasi non-metal dan metal (basis metal-resin akrilik)
a) Indikasi penggunaan metal-resin akrilik sebagai basis gigi tiruan, yaitu:
 Saat estetik dan kekuatan penting
 Diindikasikan pada kebanyakan kasus kecuali pada kasus yang
membutuhkan relining
b) Keuntungan penggunaan metal-resin akrilik sebagai basis gigi tiruan, yaitu:
 Lebih ringan daripada basis full metal sehingga pasien merasa lebih
nyaman
 Basis mempunyai kekuatan dari metal dan estetik dari akrilik
c) Kerugian
Kerugian penggunaan metal-resin akrilik sebagai basis gigi tiruan adalah
tidak bisa di-relining.
2.11 Anatomical Landmark rongga mulut20
a. Papilla Insisivum
Pad lunak jaringan ini menutupi kanal incisivum yang melewati saraf dan
pembuluh yang memasok bagian anterior mukosa palatal. Permukaan labial dari
gigi insisivus sentral alami terletak kira-kira 1 cm di depan pusat papila,
hubungan yang harus diingat ketika memposisikan artifisial replacment.

23
b. Rugae
Mucosal ridge melintang yang tidak beraturan yang terjadi di bagian anterior
palatum keras. Rugae adalah area diskriminasi taktil halus dan gigi tiruan parsial
karena itu harus dirancang untuk meninggalkan sebanyak mungkin dari area ini.
Dari sudut pandang ini, batas anterior gigitiruan yang ditunjukkan di sini lebih
baik daripada batas yang ditunjukkan oleh garis putus-putus.
c. Raphe Palatina
Mucosal ridge yang berbaring sagital di garis tengah palatum.
d. Torus Palatina
Penonjolan tulang yang perkembangannya kadang-kadang di tengah palatum.
Struktur ini sering ditutupi oleh mukoperiosteum yang relatif mampat. Gigitiruan
yang didukung mukosa mungkin perlu dibebaskan di atas torus untuk mencegah
gigitiruangoyang dan meregang pada garis tengah.
e. Vibrating Line
Persimpangan antara mucosa bergerak dari palatum lunak dan mukosa statis pada
palatum keras. jika keputusan telah diambil untuk menutupi area palatum yang
luas dengan konektor gigi tiruan sebagian, batas posterior konektor harus
diposisikan pada jaringan kompresibel tepat di depan garis getar.
f. Fovea Palatina
Orifisium dari saluran pengumpul umum kelenjar ludah minor palatina yang
sering dekat dengan garis bergetar.
g. Hamular Notch
Penurunan mukosa posterior ke tuberositas maksila. Lekukan yang menututpi
celah antara pterygoid hamulus dan tuberositas maksila dan menandai batas
posterior ekstensi sela atas di mana tidak ada gigi penyangga pada bagian distal
h. Submukosa
PalatinaVariasi ketebalan submukosa mempengaruhi kompresibilitas permukaan
gigi tiruan dan akibatnya tingkat dukungan mukosa disalurakan ke gigi tiruan
sebagian.
i. Bukal Shelf

24
Terletak di antara puncak residual ridge dan eksternal oblique ridge rahang
bawah. Permukaan horizontal yang relatif luas ditutupi dengan tulang kortikal
tipis membuatnya menjadi area pendukung utama dari residual ridge mandibula
dan sangat penting dalam mendukung saddle free-end.
j. Retromolar Pad
Bagian anterior pad ini biasanya keras dan berserat dan merupakan bagian penting
dari daerah bantalan gigi. Retromolar pad menawarkan dukungan untuk gigi
tiruan dan membantu untuk menahan perpindahan posterior. Bagian posterior
gigi yang bergerak dan jatuh di luar area gigi tiruan. Dalam ketidakhadiran gigi
posterior atas dan bawah, setengah bagian atas retromolar pad dapat digunakan
untuk menaikkan level bidang oklusal posterior.
k. Mylohyoid Ridge
Tonjolan tulang di mana otot mylohyoid terpasang. Sebagai resorpsi dari hasil
residual ridge, keunggulan ridge mylohyoid meningkat, predisposisi nyeri mukosa
di bawah gigitiruan di daerah ini.
l. Daerah retromylohyoid (lingual Pouch)
Bagian dari sulkus lingual yang terletak di belakang ridge mylohyoid di posterior.
Setiap kali gerakan fungsional dari sulkus, flange lingual dari saddle free-end
harus diperluas ke area ini untuk memberikan stabilitas optimal.
m. Torus mandibular
Perkembangan pembengkakan tulang kadang-kadang terlihat pada lingual di
wilayah premolar. Mereka bilateral, terkadang multipel dan biasanya simetris.
Torus mandibula dapat mencegah penempatan konektor mayor lingual yang
optimal dan jika demikian mungkin perlu diangkat melalui pembedahan.
n. Frenulum
Lipatan selaput lendir yang meletuskan sulkus dan yang mengandung submukosa
berserat tetapi tidak ada serat otot. Frenulum bukalterdapat pada premolar dan
juga di garis tengah. mereka membutuhkan pembersihan yang cukup oleh
perbatasan gigi palsu untuk memungkinkan pergerakan fungsi mereka yang tak
terhalang.

25
o. ModiolusPenurunan serat otot dekat sudut bibir. Modiolus dapat memperbaiki
sudut mulut dalam posisi apa pun yang diperlukan untuk fungsi sulcus guna
mencegah keluarnya bolus makanan
p. Sulcus
Palung mukosa yang terletak di antara ridge di satu sisi dan pipi, bibir atau lidah
di sisi lain. Kesan yang akurat dari kedalaman fungsional dan lebar sulcus
diperlukan karena, pada sebagian besar kasus, flensa gigi tiruan perlu mengisi
dimensi untuk mendapatkan rekaman yang akurat untuk sulcus lingual karena ini
akan menentukan desain posisi konektor linier
2.12 Study Model
Primary impression bertujuan untuk merekam seluruh area gigitiruan. Kegagalan
untuk mencetak area gigi tiruan pada primary impressionakan menciptakan kesulitan
dalam merekam kesan definitif yang memuaskan dan akhirnya menghasilkan gigi
tiruan yang kurang bagus.21 Diagnostik impression dibuat sebagai bagian dari
perencanaan perawatan. Harus dipahami bahwa impression ini tidak dapat digunakan
untuk membuat gigi tiruan. Diagnostic impression didefinisikan sebagai "replika
negatif dari jaringan mulut yang digunakan untuk menyiapkan cetakan diagnostik".
Seperti yang disebutkan di atas, cetakan diagnostik digunakan untuk tujuan
penelitian seperti mengukur undercuts, mencari jalur penyisipan, dll, dan bukan
tujuan pembuatan atau fabrikasi.18
a. Persyaratan ideal dari model diagnostic18
1) Harus bebas dari void atau proyeksi
2) Permukaan harus halus, padat dan bebas endapan.
3) Harus mencakup semua area, yang memberikan dukungan gigi tiruan.
misalnya itu harus memperpanjang 3 sampai 4 mm di luar retromolar pad
4) Dinding gips harus vertikal atau meruncing ke luar tetapi tidak ke dalam.
5) Ruang lidah pada mandibula harus halus. Peripheral seallingual; (sulkus
lingual, frenulum lingual dan ruang lipatan sublingual) juga harus utuh.
6) Model seharusnya tidak menunjukkan jejak kelembaban.
7) Oklusal harus sejajar dengan lantai.
b. Tujuan pembuatan cetakan diagnostik.18

26
1) Untuk mengukur kedalaman dan luasnya undercut.
2) Untuk menentukan jalur insersi gigi tiruan.
3) Untuk mengidentifikasi dan merencanakan perawatan untuk gangguan seperti
torus
4) Untuk melakukan operasi tiruan untuk prosthesis maksilofasial.
5) Untuk menentukan jumlah operasi preprostetik yang diperlukan
6) Untuk mengevaluasi ukuran dan kontur lengkungan.
7) Untuk mendapatkan ide tentang retensi dan stabilitas yang ditawarkan oleh
jaringan
8) Untuk menentukan kebutuhan fitur tambahan yang lebih kuat seperti abutmen
gigi palsu, pemasangan implan, dll.
2.13 Pembuatan sendok cetak individual
Diagnostic model sering memadai untuk persiapan individual tray. Namun, jika
operasi besar atau ekstraksi dilakukan setelah cetakan diagnostik dibuat, impression
baru dalam stok tray dan gips baru harus dibuat. Prosedur untuk membuat model
baru identik dengan yang dijelaskan sebelumnya. Duplikat dari cetakan diagnostik,
di mana individual tray dapat dibuat, harus dibuat karena gips di mana individual
tray dibuat sering rusak atau harus dipotong untuk memisahkan sendok cetak dari
gips. Tentunya, pemeriksa diagnostik asli harus disimpan sebagai catatan permanen
dalam file pasien. Beberapa teknik dapat digunakan untuk membuat sendok cetak
individual. Salah satunya adalah Acrylic Resin Special Tray.
Acrylic resin special tray keuntungannya lebih kaku dan kuat, tidak bisa dipecahkan,
tidak terdistorsi.Self Cure (Cold Cure) Metode Resin Tray metodenya terbagi atas
metode Sprinkler (garam dan merica) dan metode adonan.
a. Metode Sprinkler (Garam dan Merica)16
Buat outline pinggiransendok cetak pada gips menerapkan medium pemisah
(seal cetakan dingin) ke permukaan gips. Tunggu sampai kering. Terapkan
Vaseline ke jari-jari Anda dengan ringan. Adaptasikan satu atau dua lembar tebal
dari pelat dasar wax sebagai spacer di atas gips ke garis yang diperlukan untuk
basal seal area, yaitu, di atas puncak ridge dan sedikit ke sisi bukal dan lingual.
Daerah palatal posterior dan retromolar pad tidak tertutup. Terapkan lagi media

27
pemisah - kali ini ke permukaan spacer wax. Potong ke dalam wax 2 hingga 3
mm, satu di daerah kaninus dan satu lagi di daerah molar dari kedua sisi puncak
ridge. (Ini memberikan tonjolan pada sendok cetak dan bertindak sebagai oklusal
stop dan ruang untuk material impresion menyebar secara merata). Ada dua
penyaluran, yang mengandung akrilik self cure polymer yang alirannya dari
pembukaan dapat dikontrol seperti yang diinginkan; dan yang lain mengandung
cairan monomer cold cure yang dapat dibuang dalam tetes, sangat penting.
Mulai dari inti bukal tuberositas maksila atau retromolar inti bukal dari satu
sisi dan terus ke sisi lain. Pertama tempatkan setetes monomer di area tersebut,
lalu segera taburkan beberapa polimer di atasnya. Ulangi urutan ini berulang-
ulang sampai 2-3 mm ketebalan resin terbentuk, seluruh bidang bukal dan labial
dari kedua sisi ditutupi dengan resin, yang dapat ditekan ringan dan diperhalus
dengan jari-jari sebelum terpolimerisasi. Proses yang sama dilakukan pada sisi
lingual dari ridge alveolar mandibula dan area palatal dari ridge rahang atas.
Akhirnya dilakukan pada puncak ridge untuk bergabung dengan buccal dan
lingual resin. Hal penting untuk diamati dalam teknik ini adalah bahwa akan ada
ketebalan yang seragam dari resin 2-3 mm di seluruh sendok cetak.
b. Dough Method16
Pendahuluan seperti pembuatan garis tepi; gunakan media pemisah,
mengaplikasikan spacer wax dll, semua sama seperti pada metode garam dan
merica. Kemudian mengaplikasikan adonan akrilik dapat dilakukan dengan
berbagai cara.
1) Campurkan monomer dan polimer dalam gelas kecil (Dappen glass) dan
tunggu sebentar hingga konsistensinya seperti adonan. Ambil adonan dari
gelas dan sesuaikan dengan ridge bukal dan haluskan dengan jari-jari yang
dibasahi dengan monomer. Bersihkan gelas pencampur. Sekali lagi campurkan
monomer dan polimer; Tunggulah sebentar dan kemudian aplikasikan adonan
pada labial dan lagi pada sisi buccal dari sisi yang lain. Proses ini diulangi
sampai seluruh area sendok cetak termasuk langit-langit ditutupi dengan
lapisan tipis (2-3 mm) dari akrilik.

28
2) Setelah pendahuluan biasa, adonan akrilik disiapkan, kuantitas yang cocok
untuk seluruh area sendok cetak, digulung menjadi lembaran datar dengan
ketebalan rata dan kemudian segera ditempatkan di atas gips dan disesuaikan
menggunakan jari-jari. Dalam beberapa menit akan menjadi keras. Kelebihan
di luar garis tepi dipotong sebelum resin mengeras.
2.14 Muscle trim24
a. Rahang Atas
1) Labial flange
a) Pasif : bibir diangkat lalu ditarik ke arah luar dan ke bawah, lalu baru
ditekan ke gingiva.
b) Aktif : pasien diinstruksikan untuk mengerutkan bibir dan menghisap jari
sang dokter
2) Bukal flange
a) Pasif : pipi diangkat lalu ditarik ke arah luar, ke bawah, dan ke dalam lalu
digerakkan mundur dan maju.
b) Aktif : pasien diinstruksikan untuk mengerutkan bibir dan tersenyum
3) Daerah distobukal
a) Pasif : pipi ditarik ke arah luar, ke bawah, dan ke dalam.
b) Aktif : pasien diinstruksikan untuk membuka mulut dengan lebar, tutup dan
gerakkan mandibula dari sisi ke sisi. Membuka mulut dengan lebar
menggambarkan kedalaman dan lebar dari distobukal flange seperti yang
diatur oleh otot, sementara mandibula bergerak dari sisi ke sisi, disediakan
untuk pergerakan dari prosesus koronoid
4) Daerah posterior palatal
a) Aktif : pasien diinstruksikan untuk mengatakan “AH” dengan singkat
4. Rahang Bawah
1) Labial flange
Pasif : bibir sedikit terangkat ke arah luar, ke bawah, dan ke dalam
2) Bukal flange
Pasif : pipi diangkat ke arah luar, ke atas, dan ke dalam dan digerakkan
mundur dan maju.

29
Aktif : pasien diinstruksikan untuk mengerutkan bibir dan tersenyum
3) Bukal flange ( daerah distobukal)
Pasif : pipi ditarik ke bukal untuk memastikan agar tidak terjebak pada sendok
cetak lalu digerakkan ke atas dan ke dalam.
Aktif & pasif : masseteric notch dicatat dengan cara interview dengan pasien,
sementara dokter gigi menekan sendok cetak ke bawah
4) Anterior lingual flange
Aktif : pasien diinstruksikan untuk menjulurkan lidah dan mendorong lidah
kearah palatal anterior. Panjang dan ketebalan masing-masing tepi dari area
tersebut dapat bertambah
5) Middle portion dari lingual flange
Aktif : pasien diinstruksikan untuk menjulurkan lidah dan menjilat bibir bagian
atas dari sisi ke sisi
6) Distolingual flange Aktif : pasien diinstruksikan untuk menjulurkan lidah
kemudian letakkan lidah pada bagian distal palatal pada kanan dan kiri
vestibulum distal

2.15 Border Moulding


a. Macam-macam:
1) Border moulding the lower impression6Impression yang lebih rendah
biasanya diambil terlebih dahulu karena lebih mudah bagi pasien untuk
mentolerir daripada bagian atas. Ketika impression duduk di mulut pasien
diminta untuk mengangkat lidah untuk menghubungkan bibir atas dan
menyapu lidah untuk menyentuh setiap pipi secara bergantian sebelum
kembali untuk mempertahankan kontak dengan bibir atas sampai alginat
setting. Gerakan lidah ini akan mengangkat dasar mulut dan menegangkan
frenulum lingual, menyebabkan alginat di bagian pinggiran lingual yang
terlalu panjang untuk dicetak agar lebih dekat dengan kedalaman fungsional
sulkus. Jika lidah dibiarkan rileks dan jatuh kembali ke dasar mulut
sementara material impresion masih cair, material dapat mengalir ke dasar
mulut dan impresi akan menjadi berlebihan sekali lagi. Perbatasan cetakan

30
bukal dan labial dicapai oleh ketegasan yang meregangkan bibir yang santai
dan pipi dengan jari-jari. Penting bahwa dokter gigi mendukung sendok cetak
dengan hati-hati selama manuver cetakan perbatasan ini.
2) Border Moulding the upper impression23
Jika sulcus buccal ke tuberositas maksila dalam, udara dapat terjebak sebagai
sendok cetak impression yang dimasukkan. Untuk mengatasi masalah ini,
area ini dapat dikemas dengan alginat sebelum menempatkan sendok cetak.
Sendok cetak pertama dimuat dan ditempatkan di satu sisi; kemudian dengan
pipi terefleksi dan mulut pasien setengah tertutup, alginat ditempatkan ke
sulkus bukal dengan spatula atau jari. Sendok cetak yang dimasukkan ke
dalam mulut, diposisikan di atas ridge dan duduk dengan tekanan yang cukup
untuk menyebabkan alginat mengalir dan merekam bentuk jaringan.
Kelebihan alginat akan mengalir ke sulkus yang menghasilkan kesan yang
terlalu panjang. Perluasan ini harus dikoreksi dengan melakukan pencetakan
perbatasan.
b. Instrumen dan Bahan untuk border moulding.16
1) Bunsen burner atau lampu Roh
2) Air panas dan dingin dalam mangkuk terpisah
3) Pisau wax
4) Vaseline
5) Green stick compound
c. Prosedur16
Lower special tray dengan spacer utuh. Oleskan Vaseline ke jari-jari Anda
dan ke bibir pasien Lelehkan green stick compound di salah satu ujung dengan
memegangnya jauh di atas api dan memutarnya di antara jari-jari. Pasang
compound lunak di puncak batas untuk panjang 3 cm mulai dari posterior paling
berbatasan di sisi bukal. Lunakkan kembali bahan yang terpasang dengan cepat.
Masukkan ke dalam air panas sebentar. Masukkan sendok cetak ke mulut. Tarik
pipi keluar dan tarik ke dalam beberapa kali untuk membentuk bahan di dalam
area bukal. Keluarkan sendok cetak dari mulut. Periksa hasilnya. Lunakkan bahan
sekali lagi seperti sebelumnya, lekatkan lebih jauh 3 cm dari perbatasan sendok

31
cetak, lunakkan kembali lalu masukkan ke dalam air panas, Masukkan ke dalam
mulut dan cetak batas-batasnya. Prosedur ini dilanjutkan bagian demi bagian
sampai seluruh batas sendok cetak secara labial dan lingual dicetak dengan bahan
green stick.
Untuk maxilla special tray prosedurnya samapersis seperti dalam kasus
sendok cetak mandibula, tetapi dalam kasus sendok cetak rahang atas, batas
posteriornya di persimpangan palatum keras dan lunak juga dilacak dengan bahan
green stick. Saat melakukan penelusuran batas posterior ini, pasien diminta untuk
membuat suara “Ahhh” yang membuat langit-langit lunak bergerak naik dan
turun. Garis getar yang ditandai sebelumnya pada langit-langit lunak dengan
pensil yang tak terhapuskan membuat tanda pada senyawa tracing dan ini
membantu untuk menemukan batas posterior tepat hanya anterior ke garis
bergetar, tetapi posterior ke langit-langit keras. Daerah hammular notch juga
dilacak dengan bahan green stick. Special tray dengan cetakan yang benar dan
benar-benar sulit untuk dikeluarkan dari mulut. Faktanya, ini adalah indikasi yang
baik dan menunjukkan kecocokan yang baik dari gigi palsu yang sudah jadi
kedepannya. Namun, untuk menghapus sendok cetak membentuk mulut, segel
hisap harus dipecahkan seperti yang dijelaskan sebelumnya dengan bahan alginat.
Setelah mengeluarkan sendok cetak itu dicuci di bawah air keran dingin. Border
molding compound jika telah tersebar di permukaan pas sendok cetak dimana saja
dihilangkan dengan pisau malam panas. Sendok cetak dengan cetakan yang
dibentuk dengan perbatasan yang tepat menunjukkan bentuk ujung yang mulus
dan bergulung satu ke ujung yang lain. Lepaskan spacer wax dari permukaan
yang pas dari special tray. Buat beberapa escape hole. Keringkan permukaannya.
Sendok cetak sekarang siap untuk final impression.

2.16 Cetakan Individual


Sendok cetak individu ini merupakan sendok cetak yang dibuat sendiri
menyesuaikan ukuran dan bentuk dari rahang pasien. Sendok cetak individu (custom
tray) dibuat dari pengecoran hasil cetakan awal dan digunakan untuk membuat

32
cetakan akhir (cetakan fungsional). Tujuan dari pembuatan sendok cetak individu
yaitu :
a. Untuk menahan dan mengontrol bahan cetak,
b. untuk mendapatkan detail catatan daerah bantalan gigi tiruan,
c. meningkatkan border seal,
d. memastikan distribusi bahan cetak yang beraturan,
e. memastikan distribusi tekanan pada residual ridge sesuai dengan ketentuan.24
Sendok cetak individu digunakan ketika:
a. sendok cetak prefabrikasi (stock tray) tidak mampu menutupi daerah bantalan gigi
tiruan lengkap,
b. sendok cetak prefabrikasi tidak sesuai dengan bentuk rahang pasien,
c. tepi sendok cetak prefabrikasi bertabrakan dengan jaringan rongga mulut,
d. distribusi kehilangan gigi tidak normal,
e. gigi terakhir dalam rahang harus dicetak juga,
f. pergerakan gigi harus dicetak dengan bahan cetak yang memiliki viskositas
rendah, yang jika menggunakan sendok cetak prefabrikasi lebih sulit untuk
menahan bahan cetak.
Sendok cetak ini juga memiliki kelebihan yaitu, menggunakan bahan cetak lebih
sedikit, lebih akurat, memberikan ketebalan yang cukup pada bahan cetak sehingga
mengurangi perpindahan jaringan dan perubahan dimensi dari bahan cetak, lebih
cepat dan mudah digunakan, dan hasil cetakan pada daerah vestibulum lebih baik
sehingga menghasilkan retensi yang baik pada pembuatan gigi tiruan lengkap.25
2.17 Beading dan Boxing
Sebelum cetakan fisiologis dicor dengan dental stone, tepi cetakan terlebih dahulu
dibentuk dengan malam untuk mengamankan tepi cetakan. Prosedur ini disebut
beading, yaitu melekatkan utility wax berdiameter + 5 mm pada sekeliling batas tepi
cetakan. Selanjutnya dibuat boxing untuk memudahkan pekerjaan mengecor dental
stone dan membatasi atau menjaga agar dental stone tidak mudah mengalir keluar
serta mencegah hilangnya bentuk perifer (batas tepi) cetakan.
2.17.1 Model Kerja

33
Model Kerja adalah hasil tuangan dari cetakan permukaan gigi dan bagian
rahang, untuk sarana pembuatan restorasi gigi diluar mulut penderita. Membuat
Model Kerja Sebaiknya sebelum dicor dengan stone / gips dibuat dinding dari
lembaran malam sekeliling cetakan untuk mengamankan bentuk tepi cetakan yang
disebut boxing. Maksud dariboxing ialah agar bentuk / batas tepi tetap
dipertahankan. Adapun tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Aduk dental stone yang dicampurkan dengan air (pada beberapa referensi
disebutkan perbandingan bubuk dan air 3 :1, dan beberapa juga menyebutkan 4 :
1)
2. Aplikasikan stone kedalam cetakan sambil digetar-getarkan. Karena bagian
alginate yang tidak tertopang sangat mudah terdistorsi, maka getaran yang
digunakan untuk menempatakan cetakan pada massa stone harus dilakukan
dengan hati-hati.
3. Biarkan stone mengeras selama 1 jam. Cetakan jangan dibiarkan tetap pada
model lebih dari 1 jam.
4. Rendam model dan hasil cetakan dalam air panas selama 5-6 menit untuk
melunak kanbahan cetak, agar model kerja dan bahan cetak mudah terpisah.
5. Model dirapikan, lakukan hal ini dengan hati-hati agar batas sulkus labio bukal
tidak hilang.
6. Seyogyanya model digunakan setelah 24 jam karena pada saat itu stone telah
mengeras sepenuhnya.
2.18 Galengan Gigit26,27,28
Pembuatan galengan gigit merupakan suatu prosedur laboratorium yang
dilakukan setelah pencetakan fisiologis dan pembuatan model kerja. Jadi sebelum
membuat galengan gigit terlebih dahulu kita membuat basis diatas model kerja.
Bahan yang digunakan untuk membuat basis antara lain malam atau akrilik. Basis
protesa yang merupakan tempat pemasangan galengan gigit yang nantinya akan
digunakan untuk penyusunan gigi artificial sebelum digantikan oleh akrilik. Sebelum
membuat basis protesa tersebut,terlebih dahulu kita harus membuat desainnya pada
model gips, desain ini merupakan batas-batas basis, baik pada model RA maupun
RB.

34
1. Fungsi galengan gigit antara lain :
a. Untuk menentukan dataran oklusal dan relasi vertikal pada pasien
b. Untuk tempat penyusunan gigi
c. Untuk mengembalikan profil pasien
2. Cara membuat galangan gigit ada 2 yaitu:
a. Dengan wax rims former
b. Dengan lembaran malam yang digulung
2.18.1 Prosedur pembuatan
1. Alat dan Bahan
a. Bunsen/lampu spiritus
b. Pisau malam
c. Malam merah (modeling wax)
d. Cetakan galengan gigit
2. Prosedur
a. Lunakkan selembar malam merah (wax) di api bunsen
b. Malam yang sudah lunak diletakkan di atas model kerja sambil ditekan pelan-
pelan sesuai dengan permukaan (fitting surface).
c. Kelebihan malam dipotong dengan menggunakan pisau malam sesuai dengan
batas-batas basis.
d. Buat galengan gigit dengan melipat modelling wax dengan ketebalan 1x1 cm
atau malam dicairkan kemudian dimasukkan ke dalam cetakan galengan gigit
dan dikeluarkan setelah dingin
e. Galengan gigit dilekatkan ke basis dan difiksasi
2.18.2 Penetapan gigit
Pasien diminta duduk dengan nyaman dan posisi tegak, lalu galangan gigit rahang
atas dimasukkan ke dalam mulut pasien dan dilakukan penetapan gigit, dengan
pedoman :
1. Pada Rahang Atas
a. Adaptasi basis
1) Basis harus diam di tempat, tidak boleh mudah lepas atau bergerak karena
dapat mengganggu pekerjaan tahap selanjutnya

35
2) Permukaan basis harus rapat dengan jaringan pendukung
3) Tepi basis tidak boleh terlalu panjang atau pendek
b. Dukungan bibir dan pipi, Setelah galengan gigit dipasang di dalam mulut,
1) Estetika: Estetika juga dipengaruhi oleh relasi vertikal antara maksila dan
mandibula.Pengamatan terhadap kulit bibir dibandingkan dengan kulit
bagian lain dari wajah dapat dipakai sebagai petunjuk. Dalam keadaan
normal, tonus kulit harus sama di bagian manapun. Tetapi posisi relatif
gigi dalam arah anteroposterior paling sedikit sama terlibat dalam relasi
vertikal rahang dan dalam perbaikan tonus kulit. Kontur labial tergantung
pada struktur intrinsik serta dukungan di belakangnya.Karena itu dokter
gigi harus pertama kali membentuk kontur permukaan labial galangan
gigit sehingga semirip mungkin dengan posisi anteroposterior gigi-gigi
serta kontur basis gigi tiruan, yang juga harus menggantikan dan
memperbaiki dukungan jaringan yang diberikan oleh struktur aslinya.28
2) Kontur labial dari galengan gigit rahang atas dibentuk untuk
mengembalikan bibir atas ke posisi pra pencabutan.26
3) Pasien harus nampak normal seakan-akan seperti bergigi. Hal ini dilihat
dari sulkus naso-labialis dan philtrum pasien nampak tidak terlalu dalam
atau hilang alurnya
4) Bibir dan pipi pasien tidak boleh nampak terlalu cembung.27
c. Tinggi galengan gigit
1) Tingginya sesuai dengan panjang gigi ditambah dengan jumlah
penyusutan jaringan alveolar yang telah terjadi. Bibir atas dapat menjadi
petunjuk apakah panjangnya memadai. Bidang oklusal posterior dibuat
sejajar dengan garis tragus-alanasi berdasarkan posisi bidang oklusal yang
paling wajar.28
2) Pedoman untuk galengan gigit rahang atas adalah low lip line. Yaitu pada
saat pasien dalam keadaan rest position, garis insisal / bidang oklusal /
bidang orientasi galangan gigit rahang atas setinggi garis bawah bibir atas
dilihat dari muka. Sedangkan apabila dilihat dari lateral sejajar dengan
garis tragus-alanasi.

36
3) Apabila pasien tersenyum, garis insisal / bidang orientasi galengan gigit
rahang atas terlihat kira-kira 2 mm di bawah sudut bibir.27
d. Penyesuaian tinggi permukaan bidang oklusal
1) Pasien diinstrupsikan untuk menutup bibir dan dan menjaga tetap
berkontak ringan agar rahang sedikit terpisah tanpa mebiarkan bibir
terpisah.
2) Pisau malam diselipkan diantara bibir untuk memberi tanda pada
permukaan labial gelengan gigit atas, dengan mempertimbangkan
kemungkinan bergeraknya bibir dalam keadaan berfungsi.
3) Dari tanda yang telah dibuat, dibuat pula tanda pada permukaan bukal dari
gelangan gigit atas yang menunjukkan tinggi bidang oklusal. Garis ini
kurang lebih sejajar dengan garis antar pupil mata, bili dilihat dari depan.
4) Selanjutnya pasien diinstrupsikan untuk tersenyum, dan letak bidang
oklusal diperiksa lagi apakah sudah sama dengan bidang yang melalui
kedua sudut mulut.
5) Gelengan gigit dikurangi sesuai tanda , kemudian diperiksa lagi pada
mulut pasien serta tinggi bidang oklusi dan dukungan bibir.
6) Kemudian pasien diperiksa apakah dapat menutup mulut dengan mudah
untuk mengetahui bahwa tidak ada hambatan dibagian posterior.26
2. Pada Rahang Bawah
a. Adaptasi basis
1) Basis harus diam di tempat, tidak boleh mudah lepas atau bergerak karena
dapat mengganggu pekerjaan tahap selanjutnya.
2) Pada rahang bawah tidak dapat sebaik rahang atas karena basis lebih
sempit serta ada gangguan pergerakan lidah. 27
b. Penyesuaian galengan gigit bawah
1) Bila galangan gigit sudah retentif pasien diminta untuk menutup mulut
perlahan-lahan dengan kedua galangan gigit terpasang. Dua jari telunjuk
ditempatkan pada galangan gigit di daerah premolar bawah dan pada saat
pasien menutup mulut dengan perlahan jari digerakkan kearah bukal tetapi
tetap berkontak dengan permukaan oklusal dari kedua galangan gigit.

37
2) Perhatikan dengan cermat titik-titik yang pertama kali berkontak antara
galangan gigit atas dan bawah.
3) Bila terjadi kontak pertama, tinggalkan satu jari di antara kedua galangan
gigit untuk mempertahankan celah. Kemudian dengan pisau malam
digambar garis pada permukaan bukal dari galangan gigit bawah. Garis ini
menunjukkan jumlah malam yang harus dibuang dari galangan gigit
bawah sehingga dapat berkontak rata dengan galangan gigit rahang atas.
4) Galangan gigit rahang bawah dilepas dari mulut dan dikurangi sampai
garis dengan pisau malam, kemudian permukaannya diratakan.
5) Sebaiknya permukaan oklusal tidak dibuat melampaui molar pertama
karena kontak oklusal di atas ujung posterior yang miring akan cenderung
menggeser galangan gigit. Akan tetapi basis harus tetap menutup seluruh
daerah gigi tiruan.
6) Galangan gigit rahang bawah dimasukkan kembali ke dalam mulut dan
pasien diminta untuk menutup dengan lidahnya ditarik ke belakang kearah
tenggorokan. Lalu diperiksa apakah kedua galangan gigit berkontak rata.
Penyesuaian dilanjutkan dan galangan gigit rahang bawah terus dikurangi
sampai didapatkan kontak yang rata.1
3. Kesejajaran bite rim
Prosedur kesejajaran galengan gigit atas menggunakan bidang chamfer sebagai
panduan kesejajaran. Bidang chamfer merupakan suatu bidang yang terbentuk
bila menarik garis dari ala nasi ke titik tengah tragus. Bidang chamfer
merupakan proyeksi plane pada artikulator dan nantinya akan digunakan sebagai
panduan penyusunan gigi-gigi anterior-posterior rahang atas. Kesejajaran bite
rim atas diukur dengan cara :
a. Masukkan galengan gigit atas atau tanggul gigitan RA untuk mendapatkan
kesejajaran dengan garis nasoauricular/ champer line
b. Kesejajaran dengan menarik benang mulai dari hidung pasien bagian bawah
ke tragus telinga pasien untuk membantu menilai kesejajaran dari galengan
gigit RA

38
c. Menggunakan fox plane guide dimasukkan berkontak dengan galengan gigit
dengan rapat
d. Kesejajaran dinilai dengan melihat kesejajaran fox plane dengan garis bantu,
diperiksa dari depan dan samping
4. Penetapan dimensi vertikal
a. Secara Fisiologis Pasien diminta istirahat ketika galangan gigit berada di
dalam mulut, dengan duduk tegak dan kepala tidak ditopang.Setelah
galangan gigit dipasang dalam mulut pasien, pasien menelan dan mandibula
diistirahatkan.Setelah pasien terlihat benar-benar santai, bibir dibuka untuk
melihat besarnya ruangan yang tersedia di antara galangan gigit.Pasien
harus membiarkan dokter gigi membuka bibirnya tanpa perlu dibantu dan
tanpa
b. Dengan penerapan rumus
Dimensi vertikal = rest position – free way space. Pertama diukur dimensi /
jarak vertikal pasien dalam keadaan istirahat tanpa galangan gigit.
Kemudian dikurangi dengan free way space sebesar 2-4 mm.27
Penggolongan pengukuran dimensi vertikal ada 2 cara:
1) Dengan Wills bite gauge
Pada alat ini ada 3 bagian penting :
a) Fixed arm, yang diletakkan dibawah hidung
b) Slidding arm, yang dapat digeser dan mempunyai sekrup, diletakkan
dibawah dagu.
c) Vertical orientation gauge, yang mempunyai skala dalam mm/cm,
ditempatkan sejajar sumbu vertikal dari muka.
2) Two dot tecnique
Mengukur 2 titik (satu pada rahang atas, satu lagi pada rahang bawah),
yang ditempatkan pada daerah yang tidak bergerak yaitu diatas dan
dibawah garis bibir dan kedua diukur dengan jangka panjang
c. Kegagalan penentuan relasi vertical
Relasi vertical terlalu tinggi, mengakibatkan :

39
1) GTL kurang stabil karena permukaan oklusal gigi geligi letaknya terlalu
jauh dari puncak linger
2) Tidak nyaman digunakan
3) Profil pasien menjadi tidak estetik karena terlalu tegang dan sulit
menutup mulut
Relasi vertical terlalu rendah, mengakibatkan :
1) Kekuatan gigit berkurang sehingga efisiensi pengunyahan berkurang
2) Wajah terlihat lebih tua
a) Bibir terlihat tipis
b) Sudut mulut menjadi turun dan terlipat
c) Fonetik terganggu
d) Gigi-geligi kurang terlihat , seolah tak bergigi.
5. Pencatatan akhir
a) Bila telah puas dengan kedudukan yang telah dicatat, goreskan dua garis
vertikal menyilangi garis kontak antara galangan gigit atas dan bawah pada
daerah premolar di kedua sisi. Pasien diminta untuk menutup mulut pada
posisi ini beberapa kali dan diperiksa apakah garis-garis tersebut bertepatan.
b) Bila telah memuaskan garis tengah mulut ditandai di bawah filtrum bibir
waktu pasien tersenyum. Kemudian tandai garis tinggi bibir untuk
menggambarkan posisi bibir yang tertinggi selama tersenyum. Serta pada
permukaan labial dari galangan gigit, posisi dari batas bibir bawah pada saat
pasien tersenyum. Garis lengkung ini menunjukkan kontur dari tepi-tepi
insisal gigi atas.
c) Periksa garis-garis tersebut. Bila telah memuaskan kedua galangan gigit
dapat dilepas.
d) Pada kedua sisi galangan gigit atas dibuat cekungan berbentuk V di antara
garis yang digoreskan ini.
e) Lekatkan sebutir kecil malam yang telah dilunakkan atau sedikit pasta
pencatat pada kedua sisi galangan gigit bawah di antara garis yang tertera.
Banyaknya sesuai dengan jumlah malam yang dikerat di rahang atas.

40
f) Galangan gigit atas dipasang kembali dan saat malam masih lunak galangan
gigit dipasang pada tempatnya dan pasien disuruh menutup pada kontak
mundur. Tunggu hingga pasta atau malam mengeras.
g) Pastikan kontak kedua galangan gigit baik dan garis yang dibuat saling
bertepatan. Kemudian kedua galangan gigit dapat dilepas secara bersamaan.
h) Kemudian lekatkan kedua galangan gigit dengan menguncinya dengan
pisau malam yang dipanaskan setelah itu ditempatkan pada model kerja
masing-masing.1

2.19 Facebow
Facebow adalah alat yang merekam hubungan maxilla terhadap rotasi axis sendi
mandibula dan merekam dengan akurat lokasi maxilla pasien. Facebow selanjutnya akan
ditempatkan pada articulator untuk memudahkan proses penanaman model maxilla di
artikulator. Terdapat dua jenis facebow, meliputi:
a. Kinematik facebow
Memperlihatkan orientasi maxilla pada actual hinge axis.
b. Arbitrary facebow
Memperlihatkan orientasi maxilla pada arbitrary hinge axis. Facebow ini dibagi
dalam dua tipe, yaitu tipe facia dan tipe telinga. Pada tipe facia, rest facebow
ditempatkan pada wajah pasien, sedangkan pada tipe telinga rest facebow
ditempatkan pada telinga pasien.

Gambar 1. Kinematic facebow.


Arbitrary facebow tipe telinga adalah jenis facebow yang sering digunakan.
Prosedur penggunaan facebow tipe telinga (ear type), antara lain:

41
1) Arbitrary facebow tipe telinga dipersiapkan untuk digunakan.
2) Wax atau biterim ditempatkan pada fork arbitrary facebow.
3) Wax atau biterim yang telah ditempatkan pada fork kemudian dimasukkan ke
rongga mulut pasien.
4) Penempatan facebow di wajah pasien dengan rest facebow ditempatkan pada
telinga pasien.
5) Facebow ditempatkan sejajar orbital plane dan disesuaikan dengan posisi titik
nasion pasien.
6) Fork dikunci pada facebow.
7) Setelah posisi facebow sesuai diwajah pasien, maka facebow dilepaskan dari
wajah pasien, kemudian fork dilepaskan dari facebow.
8) Fork ditempatkan pada meja transfer, kemudian model rahang atas diletakkan
di atas biterim atau wax.
9) Penanaman model pada artikulator menggunakan gipsum.

Gambar 2. Facebow tipe facia

Gambar 3. Facebow tipe ear

42
2.20 Segitiga bonwill 29
Segitiga Bonwill [William Gibson Arlington Bonwill, dokter gigi Amerika, 1833-
1899]: eponim untuk segitiga sama sisi 4-inci yang dibatasi oleh garis yang
menghubungkan titik kontak dari incisor insisivus incisivus sentralis mandibula (atau garis
tengah punggungan residu mandibula) untuk masing-masing kondilus (biasanya titik
tengahnya) dan dari satu kondilus ke yang lain, pertama kali dijelaskan pada 1858 saat
memperkenalkan Artikulator Anatomisnya.
Artikulaor berdasarkan teori Bonwill
a. Artikulator ini dirancang oleh WGA Bonwill.
b. Menurut teori Bonwill tentang oklusi, gigi bergerak dalam kaitannya satu sama
lain seperti dipandu oleh condylar dan pedoman insisal.
c. Teori Bonwill juga dikenal sebagai Teori segitiga sama sisi yang menurutnya,
jarak antara kondilus sama dengan jarak antara kondilus dan titik tengah gigi
insisivus mandibula (titik insisal).
d. Sebuah segitiga sama sisi terbentuk antara dua kondilus dan titik insisal. Secara
teoritis, dimensi dari segitiga sama sisi adalah 4 inci (Gambar 4)
e. Artikulator Bonwill memungkinkan gerakan lateral dan memungkinkan
pergerakan mekanisme (sendi) hanya pada bidang horizontal.

43
Gambar 4a dan b: Artikulator teori Bonwill dirancang sedemikian rupa sehingga
determinan oklusal (di sini insisal dan panduan kondilaris) jatuh dalam segitiga sama sisi
berukuran 4 inci di sisinya.

2.21 Artikulator
2.21.1 Definisi Artikulator
Artikulator adalah alat mekanik tempat ditanamkannya model maxilla dan
mandibula yang mewakili sendi temporomandibular (TMJ) dan komponen rahang untuk
meniru beberapa atau keseluruhan simulasi pergerakan mandibula. Artikulator sangat
berperan untuk mendapatkan hasil perawatan yang maksimal baik dalam proses restorasi
maupun pembuatan gigi tiruan.

44
Gambar 5. Artikulator dan komponennya

2.21.2 Fungsi Artikulator


Fungsi artikulator, meliputi:
a. Artikulator berperan sebagai pengganti keberadaan pasien, karena artikulator
dapat mewakili pergerakan rahang pasien dan hubungan maxilla dan mandibula.
b. Membantu analisa model untuk diagnosa, perawatan dan gambaran pergerakan
rahang pasien.
c. Persiapan permukaan oklusal untuk restorasi gigi.
d. Membantu proses penyusunan gigi artificial dalam proses pembuatan protesa gigi
tiruan sebagian maupun full lepasan.

2.21.3 Klasifikasi Artikulator


Terdapat beberapa klasifikasi artikulator, meliputi klasifikasi artikulator berdasarkan
fungsi alat dan kemampuan alat, berdasarkan Charles M. Heartwell Jr dan Arthur. O. Rahn
serta berdasarkan desain oleh Boncher. Namun, secara umum artikulator dapat dibagi
dalam artikulator non anatomis dan artikulator anatomis. Contoh artikulator non anatomis
adalah simple hinge articulator (okludator). Simple hinge articulator hanya dapat

45
melakukan gerakan sederhana sendi dalam gerakan membuka dan menutup. Artikulator ini
tidak dapat melakukan gerakan lateral, ukurannya lebih kecil dan penggunaannya terbatas
hanya dalam studi model dan koreksi restorasi. Artikulator anatomis dapat dibagi lagi
dalam tiga kategori, antara lain:
a. Articulator non adjustable.
Artikulator ini dapat membuka dan menutup disekitar horizontal axis yang
telah dicekatkan. Terdapat fixed condylar path yang dapat digerakkan untuk
menstimulasi gerakan rahang lateral dan protusif. Condylar path telah dibuat fixed
sehingga tidak dapat diatur lagi. Artikulator ini memiliki adjustable incisal
guidance dan dapat digunakan dalam desain dan persiapan protesa gigi tiruan
penuh dan restorasi sederhana.

Gambar 6. Articulator non adjustable.

b. Articulator semi adjustable.


Artikulator jenis ini memiliki jalur condylar horizontal yang adjustable dan
dapat disesuaikan untuk mengikuti pergerakan mandibula pasien. artikulator ini
juga dapat memberikan posisi mandibula yang cukup tepat dan lebih akurat
dibandingkan articulator non adjustable. Terdapat dua jenis articulator semi
adjustable, yaitu arcon dan non-arcon. Posisi condylar pada articulator arcon
terletak di bagian bawah, sedangkan pada tipe non-arcon condylar terletak pada
bagian atas artikulator.

46
Gambar 7. Articulator semi adjustable non arcon

Gambar 8. Articulator semi adjustable arcon

c. Articulator full adjustable.


Artikulator ini dapat meniru dengan tepat pergerakan mandibula. Penggunaan
artikulator jenis ini membutuhkan ketelitian transfer axis, pantographic dan
stereographic record.

Gambar 9. Articulator full adjustable

47
2.22 Kinematic face-bows dan fully adjustable articulators
2.22.1 Kinematic Face-bow (Engsel Busur) (Gbr. 10a)
Ini adalah jenis face-bow yang menempatkan sumbu engsel absolut atau sumbu
engsel yang benar. Sumbu engsel adalah garis imajiner yang melewati pusat kondilus
ketika mandibula berputar di bidang sagital. Rotasi ini dalam 5o hingga 12o. Ada beberapa
sumbu rotasi untuk satu pasien. Sumbu rotasi, yang bertepatan dengan posisi relasional
pusat mandibula disebut sumbu Engsel Sejati (THA) (Gambar 10b). Semua sumbu rotasi
lainnya secara kolektif disebut sebagai sumbu engsel atau sumbu engsel melintang.

Fig. 10a: Kinematic face-bow

Gambar 10b: Sumbu engsel terminal (Biru dot-THA, Red dots-engsel sumbu)
THA harus secara akurat ditentukan selama rehabilitasi mulut penuh dilakukan baik
dengan gigi tiruan sebagian lepasan atau tetap. Akurasi ini tidak diperlukan untuk
memulihkan mulut dengan gigi palsu lengkap. Ini karena gigi palsu lengkap ditempatkan
pada jaringan yang dapat diganti (efek Realeff). Karakteristik Realeff menunjukkan

48
kemampuan jaringan yang dapat digantikan untuk membentuk atau beradaptasi dengan
prosthesis. Kesalahan kecil dalam rotasi sumbu engsel selama pembuatan gigi tiruan
lengkap diatasi oleh efek realeff. Oleh karena itu, facebows sewenang-wenang cukup
untuk merekam relasi rahang orientasi untuk pasien gigi tiruan lengkap. Lucia, Stuart,
Stallard dan banyak orang lain dari masyarakat gnathological mengikuti konsep seleksi
wajah-busur ini.

2.22.2 Deskripsi face-bow


Busur wajah yang sewenang-wenang dijelaskan dalam bab 10. Karena busur wajah
kinematik digunakan untuk rehabilitasi mulut penuh, ini dibahas secara rinci di sini.
Kinematic face-bows mirip dengan facebows sewenang-wenang kecuali bahwa sepasang
cengkeraman logam menggantikan garpu gigitan (Gbr. 27.10). Kopling ini dirancang
sedemikian rupa sehingga mereka dapat disemen ke rahang atas / rahang bawah gigi atau
dijepit ke mandibula edentulous yang diperlukan.

Gambar 11: Cengkeraman busur muka kinematik (a) Maxillary (b) Mandibula
Kopling dua bagian memiliki batang atau stud yang memanjang dari pusat
permukaan labialnya. Batang kopling mandibula dimasukkan ke dalam bingkai berbentuk
U dari busur wajah. Bingkai berbentuk U memiliki styli (titik) di dekat ujung kondilarnya.
Styli ini dapat diatur secara horizontal dan vertikal (Gambar 12)

49
Gambar 12: Styli dari busur wajah kinematik
Kopling maksilaris melekat pada batang horizontal. Batang horizontal ini berjalan
paralel dan di atas rangka berbentuk U dan memiliki grid yang ditempatkan secara vertikal
pada ujung distalnya. Ketika haluan terpaku pada wajah, kisi-kisi bar horizontal terletak
secara vertikal di depan tragus telinga dan styli logam yang memanjang dari bingkai
berbentuk U akan menghubungi kisi vertikal (Gbr 13).

Gambar 13: Bagian posterior dari perakitan kinematik


Ketika instrumen akan digunakan untuk pasien edentulous, klem dagu disediakan
untuk menstabilkan garpu gigitan yang dirancang khusus untuk ditempelkan ke pelek
oklusal mandibula yang terbuat dari senyawa impresi (Gambar 14).

Gambar 14: Kopling kinematik dilengkapi dengan klem dagu untuk pasien edentulous

50
2.22.3 Merekam Relasi Jaw Orientation menggunakan A Kinematic Face-bow pada
pasien Dentulous
Mekanisme operasi aparatus mirip dengan busur wajah sewenang-wenang. Tentu
saja ada beberapa perbedaan, yaitu sebagai berikut:
a. Kesan akurat rahang bawah dan rahang atas harus dibuat.
b. Gips batu dibuat dengan menggunakan jejak.
c. Dua bagian cangkang logam yang dibuat khusus dibuat (Gbr. 15).

Gambar 15: Kopling khusus dua potong untuk memudahkan penempatan


d. Batang melekat ke pusat permukaan labial kopling. Batang harus sejajar dengan
bidang sagital (Gbr. 16).

Gambar 16: Batang kopling sejajar dengan bidang sagital


e. Kopling aluminium cor (maksila dan mandibula) melekat pada gigi menggunakan
pasta kesan Seng oksida eugenol.
f. Busur wajah diposisikan pada wajah sedemikian rupa sehingga:
1) Kopling mandibula melekat pada kerangka-U pada busur wajah. Batang
dilewatkan melalui ketentuan dalam rangka-U (Gambar 17a)

51
Gambar 17: Penempatan busur kinematik.
Perhatikan bahwa rame ushaped dilekatkan pada pelek mandibula dan rangka horizontal
dilekatkan pada pelek rahang atas.
2) Kopling maksilaris melekat pada batang horizontal busur rias wajah (Gbr.
17b).
g. Lengan horizontal terpasang sedemikian rupa sehingga grid ditempatkan di atas
area anterior ke meatus akustik eksternal (Gbr. 18).

Gambar 18: Kisi vertikal dari lengan horizontal


h. The styli logam (batang) di ujung distal dari busur wajah harus disesuaikan /
diposisikan di atas kondilus (13 mm di depan tragus pada garis cantho-tragal).
Pasien harus berada dalam posisi semi-supine saat memposisikan jarum. Styli
harus menghubungi kisi lengan horizontal.
i. Pasien diminta untuk perlahan membuka mulutnya hingga maksimum 20 mm
jarak inter-insisal. Ini sangat penting karena hanya dengan kisaran pemisahan

52
rahang ini, kondilus mandibula menunjukkan rotasi murni. Di luar pemisahan
rahang ini, mandibula mulai menerjemahkan. Mandibula menunjukkan rotasi
murni sepanjang sumbu engsel. Pasien harus dilatih untuk membuka dan menutup
mulutnya di sumbu engsel.
j. Saat pasien menggerakkan rahangnya, jarum akan membentuk busur pertama di
grid. Tapi begitu styli mencapai sumbu engsel, mereka berhenti dan mulai
berputar pada titik tertentu (Gbr. 27.18). Grid dihapus dengan lembut dan jarum
dibuat untuk menghubungi kulit. Titik kontak adalah tatoo di kulit untuk referensi
lebih lanjut. Ini melengkapi rekaman wajah-busur yaitu sumbu engsel yang
sebenarnya telah ditemukan.

Gambar 19: Setelah pencari sumbu horisontal melintang ditempatkan, pasien dibantu
dalam membuka dan menutup pada sumbu horizontal melintang. Gerakan lengkung stylus
pada lengan samping.
(A) menunjukkan bahwa itu tidak terletak di atas sumbu horizontal melintang. Lengan
samping disesuaikan sehingga stylus akan berputar tanpa bergerak saat membuka dan
menutup
(B). Ini menunjukkan bahwa ia telah diposisikan di atas sumbu horizontal melintang

2.22.4 Pantographic Tracing


a. Setelah menyelesaikan rekaman wajah-busur, tulisan rahang dicatat dalam tiga
pesawat. Pantograf diperlukan untuk mencatat tulisan rahang (gerakan mandibular
yang direkam pada bendera menggunakan styli) dalam tiga pesawat (Gambar 20).

53
Pantograf digunakan untuk mencatat gerakan mandibula dan juga untuk
mengembangkan oklusi yang memuaskan pada artikulator. Mereka mencatat
gerakan mandibula dalam kaitannya dengan bidang yang terbentuk di wajah
(bidang yang dibentuk oleh sumbu engsel bersama dengan titik referensi anterior).

Fig. 20 Pantograph
b. Pantograf memiliki dua batang horizontal yang melekat pada cengkeraman logam
seperti perakitan face-bow kinematik. Tapi di sini ujung distal dari bar bagian atas
memiliki dua kisi (bukan satu) ditempatkan tegak lurus satu sama lain. Dua grid
anterior ditempatkan di bar bagian bawah. Setiap grid memiliki stylus terpisah
untuk menggambar jalur mandibula. The styli logam harus berorientasi pada
sumbu engsel tatooed.
c. Pasien dibuat untuk melatih gerakan engsel dan gerakan translasi seperti lateral
kanan dan lateral kiri. Pelatih Cohen atau Hitchkok dapat digunakan untuk
melatih gerakan mandibula.
d. Setelah melatih pasien, kisi-kisi dilapisi dengan bahan yang peka tekanan
(pumiceether mix). Stylus setiap grid dibuat untuk menghubungi grid dan pasien
diminta untuk melakukan gerakan yang terlatih. The styli akan menarik
penelusuran di grid masing-masing ketika pasien menggerakkan rahangnya.
Penelusuran ini adalah garis tipis dan halus dan dikenal sebagai pantograms (Gbr.
21).

54
Gambar 21a-c: Pantogram: (a) Left laterotrusion (B) Rightotrusion kanan (c) Protrusion
e. Gambar menunjukkan pelacakan yang dibuat pada grid horizontal. Penelusuran
pada grid condylar akan sedikit berbeda.
f. Penelusuran ini dapat digunakan untuk memprogram artikulator yang dapat
disesuaikan sepenuhnya, yang berguna untuk mengembangkan oklusi ideal untuk
kasus restoratif yang rumit.
g. Oklusi yang dikembangkan dengan metode seperti itu akan menunjukkan tidak
ada kontak gigi posterior ketika mandibula dalam posisi eksentrik. Kontak hanya
ada di antara ujung puncak dan tonjolan di sekitar fossa pusat.

55
2.22.5 Penggunaan Pantograph
Pantograf mencatat gerakan mandibula di ketiga bidang dan karenanya, berguna
dalam prosedur perawatan berikut:
a. Untuk merekam amplop gerak
b. Merancang permukaan oklusal restorasi selaras dengan gerakan mandibula.
c. Memproduksi oklusi organik (oklusi pelindung anjing di mana CR = CO).
d. Mengembangkan relasi eksentrik dari cusp.
e. Mengarahkan gaya pada restorasi sepanjang sumbu panjang gigi.

2.22.6 Penuh Mulut atau Rehabilitasi Mulut


Ketika pemulihan gigi yang hilang melibatkan rehabilitasi lengkap rongga mulut
(fungsional dan estetika) itu disebut sebagai rehabilitasi mulut penuh. Contoh untuk
estetika, rehabilitasi fungsional yang mungkin diperlukan saat mengganti gigi yang hilang
meliputi:
a. Memulihkan dimensi vertikal.
b. Mengobati disfungsi sendi.
c. Mengobati disfungsi otot.
d. Alveoloplasty.
e. Ridge augmentation.
f. Mengoptimalkan perbedaan oklusal.
g. Memodifikasi pergerakan mandibula.
Dari semua prosedur yang disebutkan di atas, rehabilitasi oklusal adalah salah satu
prosedur perawatan yang paling penting diikuti selama rehabilitasi mulut penuh. Peran
rehabilitasi oklusal dapat dipahami dari fakta bahwa rehabilitasi mulut penuh sering
disebut sebagai rehabilitasi oklusal.
Rehabilitasi mulut penuh adalah bentuk perawatan yang kompleks, yang mengikuti
konsep gnathological. Konsep gnathological menganggap bahwa sumbu engsel yang
sebenarnya adalah pusat dari semua fungsi sendi.

2.22.7 Indikasi untuk Rehabilitasi Mulut Penuh


Kondisi umum, yang memerlukan rehabilitasi mulut lengkap meliputi:

56
a. Ketika kedua gigi anterior dan posterior harus diganti.
b. Ketika kombinasi prostesis (gigi tiruan sebagian lepasan dan lepasan) harus
dimasukkan untuk pasien.
• Untuk gigi tiruan lengkap tunggal rahang atas adalah untuk menentang basis
gigitiruan ekstensi distal rahang bawah.
c. Ketika ada perubahan dalam dimensi vertikal.
d. Ketika gigi yang tersisa mengalami supra-erupsi dengan bidang oklusal yang
berubah.

2.22.8 Pertimbangan Umum Mengenai Rehabilitasi Mulut Penuh


Operator harus benar-benar mengetahui tentang:
a. Fungsi sendi temporomandibular
b. Gerakan mandibular di sekitar sumbu engsel
c. Hubungan antara cusp dan fossae ke sumbu engsel.
d. Faktor-faktor yang mengontrol oklusi optimal selaras dengan sistem
stomatognatik. Mereka termasuk panduan kondilus, panduan insisal, bidang
oklusi, kurva kompensasi dan angulasi cusp (Dari faktor-faktor ini, panduan
kondilus adalah faktor tetap dan faktor-faktor lain disebut faktor variabel).
e. Fungsi dan penggunaan instrumen seperti busur wajah kinematis, pantograph, dll
digunakan untuk melakukan rehabilitasi mulut penuh.

2.22.9 Prosedur Perawatan


Kita tahu bahwa rehabilitasi mulut penuh adalah kombinasi dari beberapa prosedur
yang dilakukan untuk mengembalikan rongga mulut ke kondisi semula. Di sini, langkah-
langkah dasar yang harus diikuti ketika melakukan prosedur rehabilitasi oral lengkap telah
dicacah.
a. Diagnosis dan perencanaan perawatan.
b. Cetakan diagnostik harus dipasang secara akurat pada artikulator yang dapat
disesuaikan untuk mempelajari gerakan mandibula dan kontak prematur yang
terjadi selama gerakan eksentrik.
• Tiga set tayangan diperlukan

57
i. Satu, untuk diagnosis dan catatan permanen.
ii. Kedua, untuk pembangunan cengkeraman.
iii. Ketiga, untuk persiapan tiruan. Ini termasuk perkiraan preoperative
pengurangan gigi dan pengembangan artikulasi (oklusi dinamis) dalam lilin.
c. Setelah transfer face-bow menggunakan facebow yang sewenang-wenang, set
pertama dari cast (cast studi) dipasang menggunakan catatan hubungan sentris
menggunakan teknik split-cast (gips diindeks dengan lekukan sehingga mereka
dapat dengan mudah dipasang kembali).
d. Sepasang cengkeraman dibuat menggunakan set kedua gips untuk merekam
sumbu engsel yang benar (THA) dari pasien menggunakan facebow kinematik.
e. Artikulator (semi dan dapat disesuaikan sepenuhnya) diprogram ulang sesuai
dengan THA.
f. Pemeran studi dibuat ulang sesuai dengan pemrograman yang dilakukan pada
artikulator.
g. Setelah menemukan sumbu engsel, bidang orientasi punggungan rahang atas
(orientasi rahang hubungan) ditransfer ke artikulator menggunakan busur wajah
konvensional (Gambar 22). THA di kedua sisi membentuk dua titik referensi
pertama. Titik referensi anterior pada wajah digunakan sebagai titik referensi
ketiga untuk mengarahkan bidang rahang atas (Gbr. 23).

Gambar 22: Memindahkan relasi rahang orientasi ke artikulator


h. Rekaman face-bow ditransfer ke artikulator yang telah diprogram dan cast
maxillary dipasang.

58
i. Selanjutnya, catatan hubungan sentris dibuat dan digunakan untuk memasang gips
mandibula terhadap gips maksilaris.
j. Sekarang gips berada dalam pembukaan dan penutupan hubungan dengan posisi
engsel terminal. Tetapi ini tidak cukup untuk mereproduksi semua gerakan
mandibula. Untuk mereproduksi gerakan mandibula lainnya di artikulator,
instrumen khusus dapat digunakan. (Catatan: Para pemeran harus secara akurat
dipasang dalam kaitannya dengan sumbu pembukaan artikulator. Hubungan dari
gips ke sumbu pembukaan harus menjadi duplikat dari hubungan antara sendi
temporomandibular dan lengkungan pada pasien. Ini sangat penting untuk
mengembangkan oklusi harmonis selama rehabilitasi oral).
k. Pusat-pusat gerakan lateral harus ditempatkan menggunakan Twin Gothic Arch
Tracing (titik jarum) (Gambar 24). Setelah menemukan THA dan pusat gerakan
lateral, jalur dari pusat-pusat ini dicatat menggunakan pantograph.

Gambar 24a: Pusat rotasi lateral

Gambar 24b: Pelebaran lengkung gothic kembar untuk menemukan pusat rotasi lateral

59
l. Artikulator diprogram lebih lanjut sesuai dengan penelusuran pantografis
(pantograms). Metode perekaman pelacakan pantografis telah dijelaskan
sebelumnya
Terakhir, perlajari model dan susun rencana perawatan yang tepat sesuai kebutuhan pasien.
2.23 Penyusunan Gigi Artifisial18
Gigi tiruan tersedia dalam berbagai bentuk dan nuansa. Pemilihan gigi sangat
penting karena pemilihan ukuran yang tepat, bentuk / bentuk oklusal dan warna /
bayangan gigi buatan menentukan estetika dan fungsi gigi tiruan. Estetika adalah
perasaan menyenangkan yang diciptakan dalam diri seseorang terhadap persepsi
suatu objek.
1. Tujuan dalam Pemilihan Gigi:
a. Gigi harus selaras dengan jaringan sekitarnya.
b. Gigi harus mempertahankan dimensi vertikal.
c. Gigi harus efisien untuk pengunyahan.
d. Gigi posterior harus dipilih berdasarkan fungsi sedangkan gigi anterior dipilih
terutama berdasarkan estetika.
2. Pertimbangan Umum dalam Pemilihan Gigi Prinsip-prinsip berikut harus
dipertimbangkan sebelum pemilihan gigi:
a. Pasien harus duduk tegak dengan otot-otot wajahnya yang rileks
b. Operator harus duduk di depan pasien dan pencahayaan yang memadai.
2.23.1 Pemilihan Gigi Anterior
1. Ukuran Gigi Anterior
Ukuran gigi harus sesuai dengan ukuran wajah dan jenis kelamin pasien. Metode
berikut digunakan sebagai panduan untuk memilih ukuran gigi:
a. Metode catatan pra-ekstraksi: Rekaman pra-ekstraksi seperti cetakan
diagnostik, foto, radiografi, gigi kerabat dekat, dan gigi ekstraksi yang
diawetkan dapat digunakan untuk menentukan ukuran gigi tiruan.
b. Metode pengukuran antropologis pasien: Pengukuran antropologis biasanya
merupakan catatan pasca ekstraksi yang dibuat langsung dari pasien
edentulous.

60
c. Metode penanda anatomi: Berbagai landmark anatomis seperti ukuran
lengkung rahang atas dan lokasi eminensia kaninus, bentuk franum bukal,
sudut mulut dan ala hidung dapat digunakan untuk menentukan ukuran gigi
tiruan.
1) Ukuran lengkung rahang atas
Jarak antara papilla insisif dan hamular notch pada satu sisi ditambahkan
dengan jarak antara dua hamular notch memberi gabungan lebar semua
gigi anterior dan posterior dari lengkung rahang atas.
2) Lokasi sudut mulut
Sudut mulut menandai ujung distal kaninus. Sudut-sudut mulut dicatat
pada oklusal rim dan jarak diukur antara tanda-tanda ini. Gigi anterior
diposisikan pada tanda tersebut.
3) Lokasi hidung
Pasien diminta untuk duduk tegak dan terlihat lurus. Garis yang melewati
titik tengah antara alis dan ujung lateral hidung memanjang ke tepi oklusal
memberikan lebar gabungan dari gigi anterior.
d. Metode menggunakan konsep teoritis
1) Konsep Winkler
Menurut Winkler, gigi harus dipilih berdasarkan tiga pandangan yang
berbeda yaitu fisiologis, psikologis dan biomekanik.
a) Fisiologis-biologis
Otot-otot wajah berkontribusi pada estetika pasien. Meningkatkan
ketebalan basis gigi tiruan di labial dan sulkus bukal dapat
menghasilkan penampilan bengkak. Kerutan wajah memudar ketika
dimensi vertikal meningkat. Dokter gigi harus mengevaluasi jaringan
perioral dan mengatur gigi yang sesuai.
b) Psikologis
c) Biomekanik
Gigi harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga memenuhi
biomekanik dari gigi tiruan.
2) Konsep Harmoni

61
J.W.Wit pada 1872 Menurutnya, ukuran dan warna gigi harus selaras
dengan ukuran kepala dan warna mata, masing-masing. Faktor-faktor lain
yang mempengaruhi ukuran gigi adalah:
a) Ukuran wajah.
b) Jarak antar-lengkungan.
c) Jarak antara ujung distal cuspillus rahang atas.
d) Panjang bibir.
e) Ukuran dan hubungan lengkungan.
3) Teori temperamental
2. Bentuk Gigi Anterior
Bentuk atau garis luar gigi anterior dapat ditentukan dengan menggunakan
faktor-faktor berikut:
a. Bentuk wajah.
Ini didasarkan pada teori bentuk Typal oleh Leon Williams. Menurutnya,
bentuk wajah dapat digambarkan sebagai salah satu di antara empat jenis
berikut:
• Oval
• Meruncing
• Kotak
• Kombinasi
b. Profil pasien
Pasien mungkin memiliki profil cembung, lurus atau cekung. Bentuk labial
dari gigi anterior harus serupa dengan profil wajah pasien. Misalnya, bentuk
labial harus lurus untuk pasien dengan profil lurus, cembung untuk pasien
dengan profil cembung. Konsep dan Dinamika Dentogenic (Jenis Kelamin,
Kepribadian, Usia) pertama kali dijelaskan oleh Frush dan Fisher. Jenis
kelamin, kepribadian dan usia pasien menentukan bentuk gigi anterior.
1) Jenis Kelamin (Sex)
Bentuk atau bentuk gigi berbeda laki-laki dan perempuan. Perbedaan
bentuk gigi anterior pada pria dan wanita adalah:

62
a) Pada wanita, sudut insisal lebih bulat dan gigi memiliki angulasi yang
lebih rendah. Pada laki-laki, sudut insisal kurang bulat dan gigi lebih
angular.
b) Ujung insisal insisivus sentral sejajar dengan bibir dan berada di atas
bidang oklusal pada laki-laki. Tetapi incisal edge dari incisor sentral
dan lateral mengikuti kurva bibir bawah pada wanita.
c) Permukaan distal lebih berotasi ke posterior untuk wanita.
d) Pada laki-laki ujung mesial dari tampakan lateral lateral kurang tampak,
ini membuat gigi taring sangat menonjol pada laki-laki.
e) Hanya sepertiga mesial gigi kaninus yang terlihat pada wanita,
sedangkan dua pertiga bagian tengah kaninus terlihat pada pria.
f) Daerah serviks lebih menonjol pada laki-laki daripada perempuan.
g) Wanita yang tersenyum memperlihatkan gigi anterior lebih banyak
sehingga premolar harus disusun berdasarkan estetika untuk wanita
2) Usia
Usia pasien penting dalam pemilihan gigi karena perubahan fisiologis dan
fungsional yang terjadi pada jaringan mulut. Pasien bisa muda, setengah
baya atau tua. Perubahan berikut ini diamati dengan kemajuan usia pasien:
a) Karena penurunan tonus otot, pipi dan bibir bawah terjadi. Untuk
mencegah pipi menggigit (karena melorot), tumpang tindih horizontal
gigi posterior dapat ditingkatkan.
b) Jarak antar-oklusal berkurang seiring bertambahnya usia. Oleh karena
itu, gigi mandibular lebih terlihat daripada gigi rahang atas.
c) Orang tua biasanya memiliki gigi yang rusak dengan kontak yang
sudah usang.
d) Pasien mengalami resesi gingiva.
e) Orang tua menunjukkan garis senyum yang tumpul dan migrasi gigi
yang patologis.
f) Warna gigi juga berubah seiring bertambahnya usia.
3) Kepribadian

63
Dokter gigi harus memilih dan mengatur gigi sehingga meningkatkan
kepribadian pasien.
3. Warna untuk Gigi Anterior
Sebelum memilih warna untuk gigi anterior, beberapa konsep dasar tentang
warna harus dipahami. Satu warna dapat dijelaskan di bawah empat parameter.
a. Hue: Ini menunjukkan warna tertentu yang dihasilkan oleh panjang
gelombang cahaya tertentu. Hue harus selaras dengan warna kulit pasien
untuk menghasilkan tampilan buatan untuk gigi tiruan.
b. Saturasi atau Chroma: Saturasi adalah jumlah warna persatuan luas suatu
objek. Dengan kata lain, itu menunjukkan intensitas warna.
c. Value: Value menunjukkan terang atau gelap dari suatu objek. Value
sebenarnya adalah pengenceran warna dengan baik hitam atau putih untuk
menghasilkan warna yang lebih gelap atau lebih terang. Pada orang dengan
warna kulit terang, gigi dengan nuansa lebih ringan harus dipilih dan
sebaliknya.
d. Translucency: Translucency adalah objek untuk memungkinkan lewatnya
cahaya. Enamel memiliki kemerlap dan translusensi yang tinggi; karenanya,
gigi palsu juga harus menunjukkan sifat yang sama untuk penampilan alami.
Warna dan transluseni gigi dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor
berikut:
1) Usia
a) Usia muda memiliki gigi yang lebih terang di mana warna pulpa
diperlihatkan melalui enamel tembus pandang.
b) Orang tua menunjukkan gigi gelap dan buram karena deposisi dentin
sekunder dan pengurangan ukuran ruang pulpa.
c) Gigi lebih berkilau pada orang tua karena dipoles karena pemakaian
gigi yang teratur.
d) Gigi orang yang lebih tua mendapatkan semburat kecoklatan karena
dentin yang terkena cenderung bernoda (stain).
e) Gigi yang diekstervasi diawetkan tidak digunakan untuk memilih warna
gigi karena berubah warna (karena tidak vital).

64
2) Kebiasaan
Perokok, pecandu alkohol dan pengonsumsi tembakau memiliki gigi yang
berubah warna karena noda. Pada orang-orang seperti itu, gigi porselen
lebih disukai karena tidak berpori dan tidak memungkinkan perkolasi.
3) Corak
a) Warna gigi yang dipilih harus selaras dengan warna kulit pasien.
b) Warna wajah lebih penting karena gigi termasuk dalam kesatuan wajah.
4) Warna mata dan rambut
2.23.2 Pemilihan Gigi Posterior
1. Ukuran dari Gigi Posterior
a. Lebar Bukolingual
Lebar buccolingual gigi tiruan harus dikurangi sehingga permukaan bukal
dan lingual miring keluar dari permukaan oklusal untuk menyediakan jalur
pelarian makanan yang tepat selama pengunyahan. Harus sedemikian
sehingga gaya dari lidah menetralkan kekuatan pipi. Jika lebar buccolingual
meningkat, gaya yang bekerja pada gigi tiruan juga akan meningkat, yang
menyebabkan peningkatan laju resorpsi alveolar ridge. Gigi yang lebih lebar
merambah ke ruang lidah yang menyebabkan ketidakstabilan gigi tiruan.
Selain itu, gigi tidak boleh masuk ke ruang bukal untuk menghindari
menggigit pipi
b. Jarak Mesio Distal
Panjang mesiodistal setiap gigi harus dipilih sedemikian rupa sehingga
panjang gabungan semua gigi posterior di sisi lengkungan tidak melebihi
jarak antara kaninus dan retromolar.
Gigi posterior tidak boleh ditempatkan di atas ridge anteroposterior yang
dalam karena akan menyebabkan pergeseran gigi tiruan ke depan. Demikian
pula gigi tidak boleh ditempatkan di atas jaringan yang dapat diganti seperti
retromolar pad karena akan menyebabkan tipping dari gigi tiruan selama
fungsi. Dalam kasus dengan panjang mesiodistal yang tidak adekuat,
premolar dapat dihilangkan.
c. Puncak alveolar-ridge

65
Ini ditentukan oleh jarak antar-lengkungan yang tersedia. Bidang oklusal
harus terletak di titik tengah jarak interoklusal.
2. Bentuk dari Gigi Posterior
Gigi posterior tersedia dalam berbagai bentuk. Faktor-faktor yang mengontrol
pemilihan bentuk gigi:
a. Kemiringan condylar
b. Ketinggian residual ridge
c. Usia pasien
d. Hubungan Ridge
e. Hanau’s quint
3. Morfologi Gigi
a. Cups Gigi:
Gigi yang bercups dapat digunakan dalam skema oklusal berikut:
1. Oklusi seimbang bilateral dalam hubungan sentris dan eksentrik.
2. Keseimbangan di sentris.
3. Non-intercusping cusp (modifikasi oklusi).
b. Tipe gigi:
1) Anatomi
Gigi ini menyerupai gigi yang baru erupsi normal, memberikan estetika
terbaik dan merupakan jenis gigi buatan yang paling umum digunakan.
Cusp menyerupai gigi normal dengan sudut 33o. Anatomi gigi dengan 30o
angulasi cuspal juga tersedia dan umumnya dikenal sebagai gigi
Pilkington-Turner.
Keuntungan dari anatomi gigi:
a) Hampir menyerupai gigi alami - sangat estetis.
b) Kontur yang tepat untuk menghancurkan dan melakukan triturasi.
c) Adanya sluiceways yang memadai.
d) Efisiensi mengunyah lebih besar, tekanan mengunyah berlebihan
diminimalkan.
e) Lebih banyak gerakan mengunyah vertikal.

66
f) Cuspal inclines memberikan kedalaman untuk mendapatkan
keseimbangan eksentrik.
g) Memberikan resistensi yang lebih besar terhadap rotasi gigi palsu.
h) Memberikan posisi yang nyaman untuk kembali ketika cusp melakukan
kontak di fossae.
Kekurangan gigi anatomi
a) Lebih sulit dan memakan waktu untuk mendapatkan oklusi seimbang.
b) Settling (stabilisasi oklusi) menghasilkan gangguan yang lebih
merusak.
c) Kemungkinan lebih banyak tekanan lateral dalam fungsi.
d) Settling juga menyebabkan dimensi vertikal saat oklusi menurun dan
mandibula bergerak maju.
e) Settling akan menyebabkan resorpsi residual ridge
2) Semi-Anatomi / modifikasi
Dikenal sebagai gigi yang dimodifikasi-cusp atau low-cusp. Memiliki 20o
atau 10o cups angulasi. 10o gigi semi-anatomi umumnya dikenal sebagai
gigi fungsional atau anatoline. Digunakan dalam kasus dengan
ketidaksesuaian ringan dalam hubungan rahang, lebih fleksibel untuk
mengatur daripada gigi anatomi tetapi tidak fleksibel seperti gigi non
anatomik.
Keuntungan:
a) Lebih mudah disusun dan menghasilkan oklusi seimbang
b) Dapat memberikan kebebasan jika penurunan terjadi
c) Mengurangi tekanan lateral
Kekurangan gigi semi-anatomi
a) Kurang estetika (buccal cusps lebih pendek)
b) Kurang efisiensi mengunyah (kontroversial: beberapa klaim lebih
besar)
c. Gigi yang tidak bercups
Dikenal sebagai gigi dengan 0o, flat dan monoplane. Tidak memiliki
cups angulus sehingga mudah diatur.

67
3) Non Anatomi
Keuntungan:
a) Lebih ekonomis
b) Proses pembuatan di laboratorium lebih mudah
Kerugian:
a) Kurang berfungsi pada proses mastikasi
b) Kurang estetik
4) Bentuk special
Termasuk french’s posteriors, cutters bars, masticators, VO posteriors,
sosin-bladed teeth. Cutter bars dan masticators tidak lagi tersedia.
Keuntungan:
a) Dapat memberikan fungsi dari sedang hingga baik
b) Desain yang paling efisien adalah sosin-bladed teeth dan masticators
Kekurangan:
a) Seringkali estetika buruk
b) Membutuhkan keterampilan yang sangat teliti
c) Lebih mahal.
2.23.3 Pemasangan Gigi Artifisial
Hal-hal yang harus diperhatikan:
1. Gigi anterior harus terlebih dahulu dipasang dari pada gigi posterior
2. Rahang atas terlebih dahulu lalu rahang bawah
3. Gigi rahang atas harus tegak lurus garis axis bite rim pada rahang bawah
4. Gigi posterior 36 – 46 harus dipasang terlebih dahulu dari gigi posterior lainnya
Tahap pemasangan:
1. Anterior:
a) 11 – 21
1) Axisnya bersudut 5o terdahap mid line
2) Incisalnya menyentuh bite rim RB
3) Bagian 1/3 permukaan labial agak depresi
b) 12 – 22
1) Axisnya bersudut 10o terdahap mid line

68
2) Incisalnya berjarak 1-2 mm dari bite rim RB
3) Permukaan labial agak ke palatal dan mengikuti lengkung bite rim
c) 13 – 23
1) Axisnya tegak lurus hampir sejajar dengan garis median
2) Incisalnya menyentuh bite RB
3) Bagian 1/3 labioservikal lebih prominen
d) 31 – 41
1) Bagian servikal permukaan labial sedikit depresi
2) Axisnya tegak lurus dengan bidang insisal, sedikit ke labial
3) Perhatikan overjet dan overbite
e) 32 – 42
1) Axisnya sedikit miring ke mesial dengan permukaan labial tegak lurus
bidang insisal
f) 33 – 43
1) Axisnya sedikit ke mesial
2) Bagian servikal permukaan labial lebih prominen
2. Posterior:
a. 14 – 24
1) Axis tegak lurus bite rim pada RB dan bidang oklusal
2) Cusp bukal dan lingual menyentuh bite rim RB, cusp palatinal
menggantung 1 mm
b. 15 – 25
1) Axis tegak lurus bite rim pada RB
2) Kedua cusp menyentuh bite rim RB
c. 16 – 26
1) Sumbu gigi condong ke distal
2) Cusp mesiopalatinal menyentuh bite rim, cusp lainnya menggantung
d. 17 – 27
1) Axis lebih miring
e. 36 – 46 (Gigi posterior RB yang harus dipasang pertama)
1) Cusp mesiopalatinal 36 46 tepat pada fossa sentral

69
2) Relasi neutrooklusi (Klas I Angle)
f. 34 – 44
1) Axisnya tegak lurus bite rim
2) Letaknya diantara 13 24 dengan cusp bukal terletak di fossa sentral antara
P1 dan Caninus RA
g. 35 – 45
1) Tegak lurus bite rim
2) Letaknya diantara 14 25 dengan cusp bukal terletak di fossa sentral antara
P1 dan P2 RA
h. 37 – 47
1) Axisnya tegak lurus bite rim
2) Cusp mesiobukal 37 47 berada diantara cusp mesiodistal 16 26 dan cusp
mesiobukal 17 47

2.24 Anterior dan Canine Guidance


Susunan gigi sangat penting. Ada tiga konsep yang diakui dapat menggambarkan
gigi mana yang boleh berkontak dan gigi mana yang tidak boleh berkontak ketika
mandibula bergerak ke lateral. Ketiga konsep tersebut adalah canine guidance, group
function dan balanced occlusion.
1. Menurut Dawson, anterior guidance adalah hubungan dinamis dari gigi anterior
bawah terhadap gigi anterior atas melalui semua rentang fungsi. Yang memainkan
peran sangat penting dalam melindungi gigi posterior dari tekanan protrusif dan
lateral dengan efek discluding.
Faktor-faktor yang mengontrol anterior guidance adalah:
a. Overjet dan overbite
b. Lokasi dan jumlah kontak
c. Tingkat insisal
d. Kurva Labiolingual
Ketika overbite meningkat dan overjet menurun panduan insisal menjadi
rendah yang mengarah ke lebih banyak kekuatan aksial pada gigi yang berpotensi
berbahaya. Jumlah overjet lebih signifikan dalam mempengaruhi kesehatan gigi

70
anterior karena memberikan ruang yang cukup untuk mandibula untuk bergerak
ke anterior tanpa melukai dukungan periodontal dari gigi anterior.
Semakin besar dan lebih ke gingiva area kontak antara permukaan labial dari
gigi insisivus rahang bawah dan permukaan lingual dari gigi insisivus rahang atas,
semakin banyak gaya horizontal yang diberikan, yang menyebabkan kehilangan
tulang dan mobilitas gigi. Jika tingkat insisal gigi mandibular tidak teratur, gigi
dalam supraocclusion dapat mengeluarkan kekuatan berlebih yang akan
melonggarkan dan menyebabkan fling gigi anterior rahang atas dan mandibula.
Dua aspek kurva labiolingual adalah penting: bentuk lengkung dan kesejajaran
gigi dalam lengkungan. Gigi yang tidak sejajar dapat mengerahkan kekuatan
berlebihan pada gigi lawan. Tujuan utama dari anterior guidance yang benar
adalah harus nyaman, fungsional dan stabil bahkan tanpa kontak gigi posterior.
b. Canine Guidance
Canine guidance atau juga disebut canine protected occlusion merupakan
skema oklusi yang mana pada saat gerakan ke lateral oleh mandibula hanya ada
kontak gigi kaninus pada working side. Kontak gigi kaninus ini bertujuan untuk
melindungi geligi dari tekanan oklusal yang dapat membahayakan gigi posterior.
Beban yang diterima dari arah lateral semua ditahan oleh gigi kaninus. Gigi
posterior lebih mampu menerima tekanan dari arah vertikal dibandingkan tekanan
dari arah lateral. Tekanan dari arah lateral dapat menyebabkan gigi posterior
fraktur ataupun atrisi yang berlebihan.
Canine guidance seringkali dikatakan sebagai skema yang ideal karena
permukaan akar gigi kaninus yang luas dan panjang serta posisinya yang strategis
jauh dari fulkrum dapat melindungi gigi posterior dari tekanan lateral. Semakin
jauh posisi gigi yang berkontak dengan TMJ sebagai titik fulkrum maka semakin
kecil beban yang diterima.

2.25 Oklusi gigi


Oklusi didefinisikan sebagai, "Setiap kontak antara permukaan insisal atau
permukaan gigitan dari gigi rahang atas dan rahang bawah".1Oklusi adalah hubungan
statis antara permukaan insisal atau masticating gigi dari gigi maksila atau

71
mandibula. Ini adalah posisi statis, karena mandibula tidak bergerak. Di sisi lain,
hubungan dinamis mandibula ke rahang atas dikenal sebagai artikulasi, dan
menunjukkan hubungan kontak antar".2 Oklusi didefinisikan sebagai kontak
maksimal antara gigi geligi rahang atasdan rahang bawah dalam segala posisi dan
pergerakan mandibula. Oklusi dikontrololeh komponen neuromuskular dan sistem
mastikasi, yaitu gigi, struktur periodontal,rahang atas dan rahang bawah, sendi
temporomandibular, otot dan ligamen.(Ash & Ramfjord, 1982)36
1. Oklusi Ideal
Oklusi ideal merupakan sebuah konsep hipotesis atau teoritis berdasarkananatomi
gigi dan jarang ditemukan di alam. Konsep bahwa ada yang ideal untuksetiap
komponen oklusi gigi geligi, dari suatu pengetahuan di mana variasi,
ataumaloklusi bisa diukur, dimulai dari hasil penelitian Angle. Angle
mengadakanpenelitian mengenai oklusi statis pada posisi interkuspal,
mendefinisikan hubunganideal dari gigi-gigi molar pertama atas dan bawah tetap
pada bidang sagital.Houston etal. menyebutkan beberapa konsep oklusi ideal pada
gigi permanen,yaitu:
a. Gigi geligi pada tiap lengkung rahang harus memiliki inklinasi mesiodistaldan
bukolingual yang ideal dan hubungan aproksimal gigi yang benar pada
setiaparea kontak interdental.
b. Hubungan antar lengkung yang sedimikian rupa sehingga gigi geligi
rahang bawah berkontak dengan gigi geligi rahang atas (kecuali gigi
insisivussentralis).
c. Ketika gigi geligi berada pada posisi interkuspal maksimum, mandibulaharus
berada pada posisi sentrik relasi, yaitu kedua kondilus mandibula berada pada
posisi yang simetris dan terletak paling retrusi/posterior dalam fossa
glenoidalis.
d. Hubungan fungsional pada pergerakan mandibula harus ideal.
Khususnyaketika pergerakan lateral, harus ada kontak oklusal pada sisi kerja
dengan tidak adakontak oklusal pada sisi kontralateral, serta pada oklusi
protrusi, kontak terjadi padagigi insisivus, tetapi tidak pada gigi molar.
2. Oklusi Normal

72
Angle merupakan orang pertama yang menjelaskan definisi oklusi normal.
Oklusi normal menurut Angle adalah ketika gigi molar rahang atas dan rahang
bawahberada dalam suatu hubungan di mana puncak cusp mesiobukal molar
rahang atasberada pada groove bukal molar rahang bawah, serta gigi tersusun rapi
dan teratur
mengikuti garis kurva oklusi. Sedangkan oklusi normal menurut Houston et
al.adalah oklusi ideal yang mengalami penyimpangan yang masih dapat diterima
dantidak menimbulkan masalah estetik dan fungsional.
Andrew menyebutkan enam kunci oklusi normal berdasarkan hasil
penelitianyang dilakukannya terhadap 120 model studi pasien tanpa perawatan
ortodontidengan oklusi normal. Bila satu atau beberapa ciri ini tidak tepat,
hubungan oklusaldari gigi geligi tidaklah normal.Keenam ciri-ciri oklusi normal
tersebut adalah:
a. Hubungan yang tepat dari gigi molar pertama permanen pada bidang sagital.
b. Angulasi mahkota gigi-gigi insisivus yang tepat pada bidang transversal.
c. Inklinasi mahkota gigi-gigi insisivus yang tepat pada bidang sagital.
d. Tidak adanya rotasi gigi-gigi individual.
e. Kontak yang akurat dari gigi-gigi individual dalam masing-masing lengkung
gigi,tanpa diastema maupun berjejal.
f. Bidang oklusal yang datar atau sedikit melengkung.36
Adapun istilah sentrik untuk memperjelas mengenai oklusi sebagai berikut:
a. Oklusi sentries
Centric occlusion (CO) terlihat ketika gigi antagonis berada dalam posisi
posisi intercuspation maksimum (MIP). CO dipengaruhi oleh bentuk gigi serta
'neuromuskular'. Pada CO, gaya oklusal berada dalam arah vertikal yang ideal,
diarahkan melalui sumbu panjang gigi dan kemudian didisipasikan oleh
ligamentum periodontal dan tulang alveolar. Dalam sebagian besar keadaan,
sebagian besar restorasi disesuaikan dengan 'quo' status oklusal ini.
b. Relasi sentries
Centric relation (CR) adalah ketika kondilus mandibula secara maksimal
duduk di fosa (posisi sumbu engsel). Ini adalah posisi yang ditentukan secara

73
anatomis, tidak dipengaruhi oleh pertumbuhan gigi. Pada posisi ini biasanya
ada kontak gigi awal, dan kemudian slide lateral atau anterior ke CO. 37
2.25.1 Konsep Oklusi
Konsep oklusi gigi tiruan lengkap dapat terdiri dari tiga jenis yaitu:
1. Balanced Occlusion
Ini didefinisikan sebagai, Kontak simultan gigi maksila dan mandibula di
kanan dan kiri dan di daerah oklusal posterior dan anterior di posisi sentris dan
eksentrik, dikembangkan untuk mengurangi atau membatasi tipping atau
memutar dari basis gigi tiruan dalam kaitannya dengan struktur pendukung .
Oklusi seimbang dapat digambarkan sebagai posisi gigi sedemikian rupa
sehingga mereka memiliki kontak simultan dalam hubungan sentris dan
memberikan gerakan geser halus ke posisi eksentrik. Kontak tiga titik (biasanya
satu anterior dan dua posterior) pada hubungan sentris tidak cukup untuk oklusi
seimbang. Sebagai gantinya harus ada kontak simultan dari semua gigi. Ingat,
oklusi seimbang tidak ada pada gigi alami. Persyaratan Karakteristik dari oklusi
seimbang. Oklusi seimbang harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Semua gigi dari sisi kerja (gigi seri sentral ke gigi molar kedua) harus melalui
secara merata melawan gigi yang berlawanan
b. Tidak ada gangguan atau dislokasi gigi lainnya.
c. Harus ada kontak di sisi penyeimbang, tidak mengganggu gerakan dari sisi
kerja.
d. Harus ada kontak simultan pada cusp.
Oklusi seimbang adalah salah satu faktor paling penting yang mempengaruhi
stabilitas gigi tiruan. Tidak adanya keseimbangan oklusal akan mengakibatkan
terangkatnya gigi tiruan selama gerakan mandibula. Pertimbangan Umum untuk
Oklusi seimbang. Hal-hal berikut harus dipertimbangkan saat mengembangkan
oklusi seimbang:
a. Keseimbangan ideal dapat dicapai dengan mengatur gigi sedikit di sisi
lingual dari puncak ridge alveolar. Mengatur gigisecara bukal akan
menyebabkan oklusi seimbang yang menjadi buruk. Jika gigi dipasang di luar
ridge, gigitiruan dapat meningkat pada satu gigisisi saat kontak gigi.

74
b. Gigi yang memiliki ukuran buccolingual yang sempit dan yang terletak di
ridge alveolar yang lebar memberikan oklusi seimbang yang ideal.
c. Gigi tiruan lengkap harus didesaindengan baik sehingga kekuatan oklusi
berpusat anteroposterior dari gigi tiruan.
Jenis-Jenis Oklusi seimbang diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Unilateral balanced occlusion
b. Bilateral balanced occlusion
c. Protrusive balanced occlusion
d. Lateral balanced occlusio18
2. Monoplane or Non-Balanced Occlusion
Dalam konsep ini, skema oklusal nonanatomik digunakan dengan beberapa
modifikasi spesifik. Jumlah overlaphorisontal ditentukan oleh hubungan rahang.
Gigi posterior rahang atas diatur pertama, dan bidang oklusal harus memenuhi
persyaratan tertentu.24
Hal-hal berikut harus dipertimbangkan saat menggunakan konsep oklusi
monoplane untuk gigi tiruan:
a. Gigi tiruan tidak boleh bersentuhan ketika rahang berada dalam hubungan
eksentrik, karena dapat memberikan kekuatan destabilisasi ke area basal.
Desain basal tidak memungkinkan kontak gigi ketika mandibula berada
dalam posisi eksentrik.
b. Kontak gigi harus terjadi hanya ketika mandibula berada dalam hubungan
sentris dengan rahang atas.
c. Pasien harus diisntruksikan untuk mengulangi menggerakan mandibula
sampai tidak ada rasa ketidaknyamanan pada saat hubungan sentris.18
Kekurangan
a. Premolar pipih mungkin tampak kurang estetik
b. Kurang efisiens saat mengunyah
c. Anterior estetik membutuhkan overjet dan overbite.
3. Oklusi linguistic
Konsep ini digunakan dalam upaya untuk mempertahankan manfaat estetika
dan bentuk anatomi serta mempertahankan kebebasan gerakan mekanik. Konsep

75
Lingualised menggunakan gigi anatomi untuk gigi tiruan rahang atas dengan
cusp palatal yang menonjol dan gigi yang dimodifikasi, non-anatomik atau
semi-anatomik untuk gigi tiruan rahang bawah. Hal ini sangat membantu ketika
pasien memprioritas estetika, tetapi skema oklusal nonanatomik ditunjukkan
oleh kondisi mulut seperti resorpsi alveolar serta jaringan pendukung yang dapat
diganti.18
Indikasi
a. Prioritas tinggi pada estetik
b. Resorpsialveolar yang berat
c. Hubungan rahang Kelas II
d. Jaringan pendukung yang bergerak
Keuntungan
a. Kedua bentuk anatomi dan nonanatomik dipertahankan
b. Bentuk Cusp lebih estetik
c. Penetrasi yang baik terhadap bolus makanan saat pengunyahan
d. Oklusi seimbang bilateral dapat diperoleh saat relasi sentris5
Setiap jenis konsep memiliki indikasi dan kontraindikasi sendiri, kelebihan dan
kekurangan. Jenis oklusi yang paling penting yang digunakan dalam gigi tiruan
lengkap adalah oklusi seimbang.

2.26 Hal-hal yang diperhatikan saat try in malam29


Mula –mula gigi tiruan harus diperiksa satu persatu untuk menilai retensi
fisiknya, perluasan basisnya,kemudian diperiksa bersama-sama untuk melihat oklusi,
free way space dan penampilannya.
Semangkuk air dingin hendaknya disediakan hingga gigi tiruan percobaan itu dapat
berulangkali di dinginkam. Apabila gigi tiruan percobaan dibiarkan di dalam mulut
terlalu lama, malamnya akan melunak dan berubah bentuk. Dilakukan try in untuk
mengevaluasi gigi tiruan sebelum diproses dengan cara melatih pasien untuk
memakai,merasakan dan beradaptasi dengan gigi tiruan terssebut.
a. dilatih berfungsi :bicara,menelan, mengunyah
b. bila ada keselulitan dalam berfungsi dicoba dengan latihan berkali-kali

76
c. dicek estetis,retensi,stabilisasi,fonetik dan oklusi sentrik.
Hal-hal yang diperhatikan pada saat try in malam:
a. Retensi fisik
Untuk melihat retensi fisik dilakukan dengan cara mencoba melepaskan gigi
tiruan dari jaringan dengan cara menariknya dalam arah vertikal pada gigi-gigi
anterior. Jika retensinya baik, gigi tiruan akan sukar dilepas atau bahkan sama
sekali tidak bisa. Apabila retensi fisik gigi tiruan percobaan atas tidak sebaik apa
yang diharapkan berdasarkan pada kondisi anatomis yang ada pada pasien
tersebut, penyebabnya harus diidentifikasi dan bila kekarena kesalahan pada gigi
tiruannya, harus diperbaiki
b. Perluasan basis
Keselarasan dari gigi tiruan terhadap kedalaman dan lebar sulkus harus
ditentukan. Perluasan gigi tiruan bawah ke posterior mencapai retromolar pad dan
gigi tiruan atas mencapai peralihan palatum keras dan lunak, dan juga harus
diperiksa. Jika sayap gigi tiruan terlalu panjang, jaringan sulkus akan tampak
teregang bila gigi tiruan dipasangkan di dalam mulut dan upaya jaringan untuk
kembali ke keadaan semula melalui elastisitasnya akan melepaskan gigi tiruan.
Karena itu, jika gigi tiruan segera terangkat setelah dipasang, dapat dicurigai
bahwa sayapnya terlalu panjang
c. Oklusi
Oklusi harus diperiksa dengan mandibula pada kedudukan kontak mundur(relasi
sentrik). Kesalahan-kesalahan yang lebih kecil dapat ditemukan dari tanda tanda
seperti ungkitan ringan atau pergerakan gigi tiruan ke lateral ketika dioklusikan,
dengan bertanya kepada pasien apakah giginya telah berkontak merata .kesalahan
oklusi dari arah vertikal dapat berbentuk oklusi anterior dan posterior yang
terbuka disatu sisi. Kesalahan oklusi dalam bidang horizontal dapat dideteksi
dengan mengamati adanya pergeseran gais tengah bawah terhadap yang atas atau
hubungan gigi posterior tidak simetris atau jarak gigit yang berbeda di mulut.
d. Free way space
Jika perbandingan wajah pasien dan hubungan bibirnya tampak memadai saat
gigi gigi dioklusikan, ini menunjukkan bahwa dimensi vertikal oklusalnya telah

77
benar. Penilaian ini dapat diperluas dengan menyuruh pasien beroklusi dan
kemudian mengistrahatkan mandibulanya beberapa kali, sementara dokter gigi
menilai free way spacenya dengan mengamati jangkauan gerakan mandibula.
e. Penampilan
Pada tahap mencoba gigi tiruan malam, dokter gigi harus:
1) Menilai kembali informasi tentang penampilan gigi tiruan. Ini mencakup
warna, bentuk, dan besarnya gigi, letak bidang oklusal,posisi garis tengah,
serta derajat dukungan bibir
2) Membahas penampilan gigi tiruan secara terbuka dengan pasien
3) Menciptakan penampilan akhir dengan menyusun gigi anterior secara rinci,
membentuk tepi gingiva, dan bila perlu mengasah tepi insisalnya.
2.26.1 Pertimbangan desain gigi tiruan
1. Perubahan wajah setelah gigi tanggal
Desain gigi tiruan lengkap terutama ditentuk an oleh perubahan morfologik yang
terjadi sesudah giginya tanggal. Pada tengkorak tidak bergigi penonjolan bibir
karena dukungan gigi anterior telah hilang, dan banyak bagian tulang rahang
atas dan bawah yang juga hilang Tetapi pengaruh hilangnya gigi tidak akan
ditemukan pada tepi inferior mata, tulang malar atau lengkung zigomatk. Juga
tidak akan didapati pengaruh hilangnya gigi terhadap tepi bawah mandibula atau
linea oblique eksterna. Struktur ini dapat dianggap sebagai suatu gantungan tirai
dengan tirai wajah terbentang di antaranya. Tidak adanya gigi-gigi
mengakibatkan pemendekan otot buksinator dan perubahan nyata dari tirai
wajah Akibat lain dari hilangnya penonjolan bibir, tirai wajah tergantug lurus
kebawah dari tepi bawah mata, tetapi bika ada gigi anterior, tebentuk garis
bersudut dari prosesus malar ke tepi sudut mulut.
2. Pedoman untuk perbaikan penonjolan bibir.
a. Titik tengah lengkung perbatasan antara kolumela hidung dan fitrum bibir
harus teretak kira-kira di tengah tengah antara ujung hidung dan cekungan
dibelakang sayap hidung.

78
b. Pada rata-rata orang, sudut yang dibentuk antara kokumela hidung dan bibir
dihat dari sagita, kira-kira 90 derajat, tetapi beberapa faktor mempengaruhi
besar sudut tersebut pada setiap individu. Faktor-faktor tersebut adalah :
1) Bila gigi-giginya miring ke depan, sudut nasolabial cenderung mencapai
90 derajat, tetapi bila giginya miring kedalam, sudutnya cenderung lebih
besar dari 90 derajat.
2) Bila kokmelanya menonjol dan letaknya lebh rendah dari sayap hidung,
sudut nasolabial harus lebh besar dani 90 derajat
c. Pengaruh perubahan intaoral pada desain gigi tiruan
Sisa tepi gingiva sebelah lingual dapat terlihat jelas pada proses alveolaris
rahang tak bergigi. Keadaan alveolar seperti ini tentu saja memberikan
kesulitan kecil dalam pembuatan gigi tiruan tetapi alveolar yang sangat
menyusut akan meberikan masalah yang besar

2.27 Denture processing18


Gigi tiruan akan diproses di laboratorium untuk mencapai bentuk akhirnya.
Umumnya, pengolahan gigitiruan dilakukan menggunakan dua teknik yaitu
compression moulding and injection moulding. Teknik cetak injeksi umumnya tidak
diikuti. Compression Moulding Technique. Langkah-langkah dalam melakukan
Compression Moulding Technique ada berbagai langkah yang terlibat yaitu:
1. Persiapan gigi tiruan percobaan
2. Disartikulasi
3. Prosedur flasking
4. Dewaxing
5. Menempatkan alur yang kuat (Diatorik) pada gigi tiruan
6. Aplikasi untuk memisahkan medium
7. Mencampur bubuk (powder) dan cairan (liquid)
8. Packing
9. Curing
10. Cooling
11. Deflasking.

79
12. Finishing
13. Polishing
2.27.1Curing18,42,43,44
Curing adalah polimerisasi antara monomer yang bereaksi dengan
polimernya bila dipanaskan atau ditambahkan zat kimia lainnya.2 Polimerisasi:
reaksi kimia (yang juga disebut sebagai pengerasan) dengan molekul-molekul
substansi sederhana (monomer) saling berikatan untuk membentuk molekul yang
besar (polimer), yang berat molekularnya beberapa kali lipatd ari monomer.3
Setelah penutup anakhir, flask disimpan pada suhu kamar selama 30 hingga 60
menit. Ini dikenal sebagai Bench Curing.1
Tujuan Bench Curing:1
1. Memungkinkan pemerataan tekanan di seluruh ruang cetakan.
2. Hal ini memungkinkan waktu untuk dispersi monomer yang lebih seragam di
seluruh massa dough, karena bahan terakhir yang ditambahkan biasanya lebih
kering dari yang pertama ditambahkan ke flask.
3. Jika gigi resin digunakan, ini memberikan paparan lebih lama dari gigi resin ke
monomer dalam prosedur dough yang menghasilkan ikatan gigi yang lebih baik
dengan bahan dasar.
Siklus curing adalah nama teknis untuk proses pemanasan yang digunakan untuk
mengontrol propagasi awal dan polimerisasi pada cetakan gigi tiruan. Siklus curing
yang dipilih tergantung pada ketebalan resin. 1
Polimerisasi ada 2 cara yaitu:2
1. Secara thermis yang disebut heat curing
2. Secara khemis (zat kimianya sudah ditambahkan dalam monomer) yang disebut
cold/self curing
Pemberian panas dapat berupa:2
1. Dry heat terjadi bila dipanaskan dengan udara kering
2. Vapour heat terjadi bila dipanaskan dengan uap panas
3. Water heat terjadi bila dipanaskan dengan air panas, yang biasa digunakan di
laboratorium
Berikut ini siklus pengawetan yang disarankan:1,4

80
1. Siklus curing panjang. Gigi tiruan diletakkan dalam air pada suhu 100°C selama
8-9 jam.
2. Siklus curing pendek. Gigi tiruan diletakkan dalam air pada suhu 65° C-74°C
selama 90 menit, kemudian didihkan hingga suhu 100°C selama 1 jam untuk
polimerisasi yang memadai dari bagian yang lebih tipis.
Pemberian panas ini harus teratur karena reaksi kimia antara monomer dan
polimer itu sendiri bersifat exothermic. Bila polimerisasi telah dimulai maka
temperature resin akrilik akan jauh lebih tinggi dari airnya dan monomernya akan
mendidih pada temperature 100°C. Oleh karena itu pada tahap permulaan
polimerisasi, temperature air harus dijaga jangan terlalu tinggi. Dengan demikian
panas yang timbul dari reaksi polimerisasi dapat dialirkan kebahan investingnya,
pemanasan yang berlebihan sehingga monomer mendidih akan mengakibatkan
terjadinya porositas pada hasil curing. Porositas dapat juga disebabkan oleh mold
yang kurang terisi atau selama curing kurang dipress sehingga terjadi shrinkage
porosity.42
2.27.2 Deflasking42
Bila curing telah selesai, maka flask dibiarkan mendingin sendiri sampai
suhu kamar, baru flask boleh dibuka. Apabila flask pada waktu masih panas sudah
dibuka maka akan terjadi perubahan bentuk dan sebaliknya bila sangat dingin resin
akrilik akan menjadi rapuh.
Deflasking ialah melepaskangigitiruan resin akrilikdari flask dan bahan
tanamnya, tetapi tidak boleh lepas dari model rahangnya supaya gigi tiruan dapat
diremounting di articulator kembali persis seperti sebelum proses flasking, packing,
curing.
Prosedur deflasking:
1. Mold geligi tiruan dilepaskan dari flask.
2. Gergaji dinding luar dari gips dari atas kebawah pada daerah kaninus kanan dan
kiri dan pada ujung distalnya kanan dan kiri, berhati-hati jangan sampai
mengenai geli gitiruannya.
3. Lalu membongkar sekat gips perlahan-lahan, lepas dari permukaan fasial gigi-
gigi dengan pisau gips.

81
4. Gips pada permukaan lingual gigi-gigi di trim / dipangkas, yang memperkecil
kesempatan patahnya gigi-gigi.
2.27.3 Finishing42
Penyelesaian gigi tiruan terdiri dari menyempurnakan bentuk akhir gigi tiruan
dengan membuang sisa-sisa resin akrilik pada batas gigi tiruan, sisa-sisa resin
akrilik atau gips yang tertinggal sekitar gigi, tonjolan-tonjolan akrilik pada
permukaan gigi tiruan akibat dari processing.
Waktu proses penyelesaian berhati-hatilah melindungi batas dan kontur gigi tiruan.
Jika cetakan telah di boxing dengan baik dan gigi tiruan malam / trial denture telah
diwaxing dengan baik, garis luar gigi tiruan dengan mudah dapat ditentukan.
Selainitu, jika gigi tiruan malam telah diwax contouring dengan seksama sesuai
dengan bentuk yang diinginkan, proses penyelesaian yang diperlukan akan lebih
sederhana.
Flash adalah resin akrilik yang menonjol keluar diantara kedua mold karena
tekanan yang dilakukan selama prosedur processing. Flash dibuang dari gigi tiruan
dengan menekan sedikit batas gigi tiruan perlahan-lahan. Jika gigi tiruan di trial
packing dengan hati-hati maka flash hanyasedikitsekali. Berhati-
hatidalammembuang flash dan sisa gips yang berada disekitar leher gigi dengan
sebuah cungkil kecil/pahat yang tajam.
Menggunakan carbide bur kecil dan handpiece lurus untuk merekontur anatomi
gigi tiruan. Menggunakan bur bulat kecil untuk membuang nodul pada permukaan
gigi tiruan yang menghadap jaringan. Prosedur terakhir sebelum polishing adalah
memeriksa dan membuatkan seluruh daerah tepi dan buka bagian frenulum sampai
frenulum bebas semua dengan carbide bur dalam handpiece lurus. Penyelesaian
basis gigi tiruan bagian palatal atau lingual dengan carbide burden handpiece.
3. Polishing42
Pemolesan gigi tiruan terdiri dari menghaluskan dan mengkilapkan gigi tiruan
tanpa mengubah konturnya. Untuk mengkilapkan resin akrilik, semua guratan dan
daerah kasar harus dibuang. Serangkaian alat-alat abrasive harus digunakan untuk
menghasilkan permukaan gigi tiruan yang licin dan mengkilap.

82
Suatu rag wheel khususdan brush wheel harus digunakan dengansalah satu bahan
poles. Roda-roda ini tidak bolehdigunakansecarabergantiandenganbahanabrasive
yang berbeda.Rag wheelharusdibiarkanlembutdanbasahdandigunakandengan
pumice basahuntukmencegahpanas yang berlebihandaripermukaangigitiruan. Rag
wheel (putih) dan pumice digunakan untuk memoles tepi permukaan lingual dan
palatal gigi tiruan karena rag wheel dapat merusak kontur asli dan stain pada
permukaan fasial, maka tidak boleh menyentuh permukaan fasial gigitiruan.
Semua kekasaran pada permukaan fasial akan dihilangkan dengan menggunakan
brush wheel putih dan bubuk pumice halus yang basah. Pada permukaan fasial
digunakan tekanan seringan mungkin dan putaran roda serendah mungkin.
Permukaan gigi tiruan yang berhadapan dengan jaringan tidak boleh dipoles. Bila
gigi-giginya dari akrilik, maka pada waktu pemolesan gigi akrilik tersebut harus
dilindungi dengan menutupi gigi-gigi akrilik tersebut dengan tape (plester),
sehingga anatomi gigi tidak akan rusak. Gigi tiruan dikilapkan dengan buff wheel
(dari wool) dan acrylic polish.
Setelah selesai, gigi tiruan dicuci dengan air sabun dan dengan menggunakan sikat
gigi dapat digunakan untuk menghilangkan gips dan pumice yang tersisa setelah itu
gigi tiruan disimpan dalam air sampai hari pemasangan yang telah disepakati
bersama.

2.28 Remounting44
2.28.1 Pengertian
Remounting adalah suatu prosedur pemasangan kembali geligi dalam artikulator
yang bertujuan untuk mengkoreksi hubungan oklusi yang tidak harmonis dari geligi
tiruan yang baru selesai diproses.Setiap perubahan dalam hubungan kontak oklusal
dari geligi tiruan setelah selesai diproses, harus diperbaiki dengan mengembalikan
geligi tiruan akrilik beserta model kerjanya pada articulator sebelum geligi tiruan
akrilik beserta model kerjanya pada artikulator sebelum geligi tiruan akrilik
dilepaskan dari model kerjanya.

2.28.2 Tujuan remounting antara lain:

83
a. Memperbaiki kesalahan yang disebabkan prosedur laboratorium dan klinik.
b. Memperbaiki oklusi yang tidak harmonis, antara lain disebabkan oleh:
c. Anasir gigi tiruan yang tertekan kedalam gips pada saat pe ngisian resin akrilik.
d. Gigi tiruan mengalammi deformasi pada saat dikeluarkan dari model.
e. Panas yang terlalu tinggi saat pemolesan.
f. Sifat resin akrilik yang mengalami penyusutan pada saat polimerisasi.
g. Memeriksa oklusi dan pengasahan selektif..

2.28.3 Metode remounting


Adapun metode remounting sebagai berikut:
a. Metode split-cast (BarretGD dan Blanc G / 1985)
Yaitu metode pemasangan kembali GTP dan model fisiologis pada artikulator
sebelum dan sesudah gigi tiruan diproses tampa terjadinya tekanan/ fraktur yang
tidak diinginkan pada model fisiologis.
Prosedur split-cast:
a) Beri Vaseline pada kedua lekukan posterior dan anterior
b) Model dan catatan interoklusal yang dipasang pada
artikulator dengan memakai gips ,di bersihkan hingga
modelnya terlihat
c) Model dan basis dile pas dari artikulator kemudian rendam
dalam air kira-kira 10 menit dengan suhu 95o, 2-4 mm
diatas basis artikulator dan model fisiologis.
d) Remounting dengan membasahi basis artikulator dan model,
kemudian pasang dan biarkan mongering
e) Lekukan horizontal dibuat pada basis model

b. Metode hemat waktu


Yaitu dengan menggunakan plat plastic / artikulator arbitrary dan waktu yang
dibutuhkan lebih singkat.
Prosedur hemat waktu:

84
1. Gigi tiruan dipasang dalam mulut, kemudian gigitkan gulungan kapas pada
gigi posterior secara bilateral\
2. Catatan interoklusal dalam relasi sentrik dengan wax yang dilunakkan
3. Gigi tiruan, plat plastic dan catatan interoklusal model dipasang pada
artikulator menggunakan alginate sebagai media pemasangan
4. Rahang bawah dan rahang atas model ditambahkan alginate kenudian
artikulator dikatupkan
5. Setelah alginate mengeras maka catatan interoklusal dapat dilepas
6. Periksa oklusi dengan kertas artikulasi.

c. Metode klinis sederhana


Yaitu dengan menggunakan bahan putty.
Keuntungannya:
1.Tidak perlu membuat model baru.
2.Tidak perlu blocking out
3.Dapat dilakukan di klinik dengan pembersihan minimal.

Prosedur klinis sederhana:


1.Pembuatan CMMJs ( Custom Mode Mounting Jigs)
2. Boksing (malam) pada plat artikulator, isi dengan resin akrilik self curedRA:
bentunya silinder divergen ( T:1 inch, diameter : 2,5 inch)
3. RB: bentunya silinder divergen ( T:5/8 inch, diameter : 2,5 inch)
4.Buat dua gulungan pada linggir alveolus rahang atas dan bawah ( T:4-6mm)
1. Buat gerong pada bukal dan lingual linggir alveolus untuk mendapatkan retensi
bahan putty.
2.28.4 Pemasangan kembali gigi tiruan
 Buat catatan interoklusal dengan aluwax pada posisi relasi sentrik
 Pasang CMMJs pada rahang atas dan rahang bawah
 Putty pada CMMJs rahang bawah dan pasang gigi tiruan rahang bawah
diatasnya
 Pasang gigi tiruan rahang atas dengan bantuan catatan interoklusal

85
 Tempatkan bahan putty, katupkan lengan artikulator
6.Setelah putty mengeras maka catatan interoklusal dapat dilepas dandiganti
dengan kertas artikulasi.
2.28.5 Pengasahan Selektif
Pengasahan selektif ialah memodifikasi permukaan oklusal gigi-gigi
dengan mengasahnya pada tempat-tempat selektif/ terpilih sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Pengasahan ini menghilangkan kontak oklusal yang
menyimpangkan rahang bawah dari alur penutupan normal hingga relasi
sentris.Pada saat pemasangan geligi tiruan dalam articulator di laboratorium,
dimensi vertikal oklusal ditetapkan kembali dengan pengasahan selektif.
Oklusi harmonis dan seimbang merupakan salah satu faktor
pertimbangan penting pada pembuatan geligi tiruan. Jadi pengasahan selektif
merupakan suatu proses yang sangat tepat yang tidak boleh dicoba-coba tanpa
suatu pemahaman terhadap oklusi yang seimbang dan pengasahan selektif.
Kecuali dengan mengurangi tempat yang tepat dari setiap kontak yang
menyimpang, perbaikan terhadap oklusi seimbang tak mungkin dilakukan.
Sebenarnya pengasahan selektif dapat disempurnakan oleh seorang operator
gigi atau seorang tekniker gigi dibawah pengawasan langsung dokter gigi.
Langkah awal dari pengasahan selektif adalah selalu untuk
memperoleh kembali dimensi vertikal oklusal.Oklusi seimbang merupakan
syarat utama pada penyusunan gigi yaitu pada pergerakan fungsionil gigi-gigi
belakang bawah bergeser dengan halus diantara cusp dan slope gigi-gigi
belakang atas. Karena hal ini tidak saja berpengaruh terhadap kesehatan
jaringan dibawah geligi tiruan dan temporo-mandibular joint tapi juga
menjamin kestabilan geligi tiruan dan kesejahteraan pasien.
Kaedah dalam pengasahan selektif, yaitu :
1.Jangan mengurangi holding cusp (cusp palatal gigi RA).
2.Jangan mengurangi holding cusp (cusp bukal gigi RB).
3.Jangan memperdalam fossa manapun.

86
Kesalahan pada Oklusi
SentrikMacam-Macam
Kesalahan pada Oklusi Sentrik :
 Pasangan gigi manapun yang berhadapan dapat terlalu panjang dan
menghalangi gigi yang lain untuk berkontak.
Perbaikan : Fossa gigi diperdalam (pengasahan)
Tujuan : Gigi lain dapat berkontak
Catatan : Tonjol gigi tidak dipendekkan
 Gigi-gigi atas dan bawah dapat terlalu mendekati hubungan tepi-temu-tepi.
– Lereng tonjol diasah sedemikian rupa
– Fossa sentral dilebarkan
– Tonjol lingual gigi atas dipersempit → pengasahan dari sisi lingual
– Tonjol bukal gigi bawah dipersempit → pengasahan dari sisi bukal
– Catatan : tonjol-tonjol gigi tidak dipendekkan.
 Gigi-gigi atas mungkin terlalu jauh ke bukal terhadap
gigi-gigi bawah. Perbaikan :

– Tonjol lingual gigi atas dipersempit → melebarkan fossa sentral.


– Tonjol bukal gigi bawah dipindahkan ke arah bukal → melebarkan fossa
sentral.
Sehingga :
– Tonjol lingual gigi atas → bergeser ke lingual
– Tonjol bukal gigi bawah → bergeser ke bukal
Catatan : tonjol-tonjol gigi tidak dipendekkan.
Kesalahan yang terjadi dalam kontak oklusi di sisi kerja (Bull) :
 Tonjol bukal atas dan tonjol lingual
bawahterlalu panjang. Koreksi :
• Tinggi tonjol dikurangi → diasah →ubah memiringan dari fossa sentral ke
puncak tonjol.
•Tonjol bukal atas dan tonjol lingual bawah dipendekkan → gigi
bersentuhan.

87
• Fossa sentral tidak diperdalam.
 Tonjol bukal berkontak, tapi tonjol lingual tidak berkontak.

• Tonjol bukal → diasah → dari fossa sentral ke puncak tonjol.


• Memendekkan tonjol dan mengubah lereng lingual dari tonjol agar tidak
terlalu curam. 3. Tonjol lingual berkontak, tapi tonjol bukal tidak
berkontak.
Koreksi :
• Tonjol lingual bawah dipendekkan → mengubah lereng bukal dari
tonjollingual bawah agar tidak terlalu curam.
• Fossa sentral tidak diperdalam.
• Tonjol bukal berkontak, tapi tonjol lingual tidak berkontak.
• Tonjol bukal → diasah → dari fossa sentral ke puncak tonjol.
• Memendekkan tonjol dan mengubah lereng lingual dari tonjol agar tidak
terlalu curam. 3. Tonjol lingual berkontak, tapi tonjol bukal tidak
berkontak.
Koreksi :
• Tonjol lingual bawah dipendekkan → mengubah lereng bukal dari
tonjollingual bawah agar tidak terlalu curam.
Tonjol lingual atas tidak dipendekkan.
 Fossa sentral tidak diperdalam.
a Tonjol bukal atau lingual atas berada di sebelah mesial dari posisi antar
tonjol. Koreksi :
• Diasah → seolah-olah lereng mesial daro tonjol bukal atas digeser ke distal
ketika tonjolnya dipersempit, lereng distal dari tonjol bawah digeser ke
depan.
• Inklinasi tonjol yang sama dipertahankan.
b Tonjol bukal atau lingual atas berada di sebelah distal daro posisi antar tonjol.
• Diasah → bagian distal tonjol atas dan bagian mesial tonjol bawah.
6. Gigi-gigi di sisi kerja tidak berkontak → akibat kontak yang
berlebihan pada sisi keseimbangan.

88
Kesalahan oklusal pada sisi keseimbangan :
1. Kontak di sisi keseimbangan terlalu berat sehingga gigi-gigi di sisi
kerja tidak berkontak. Koreksi :
• Pengasahan (seminimal mungkin) → tonjol bukal bawah utk mengurangi
→ lereng tonjol yg menghalangi kontak di sisi kerja.
• Tonjol lingual → tidak boleh diasah.
2. Tidak ada kontak di sisi keseimbangan.
• Pengasahan → tonjol bukal gigi atas dan tonjol lingual gigi bawah disisikerja.
• Lereng lingual dari tonjol bukal gigi atas
• Fossa sentral → tidak boleh diasah
2.28.6 Faktor kesalahan dalam oklusi
- Keadaan TMJ
- Basis sementara kurang cekat
- Tekanan yang berlebihan waktu menutup artikulator
- Kesalahan menyusun gigi posterior
- Kesalahan dalam memindahkan cetakan hubungan rahang
- Pencacatan relasi rahang kurang baik
- Kesalahan menempatkan oklusal rim pada model
- Kesalahan menetukan Vertikal Dimensi
- Penutupan kuvet kurang rapat
- Gigi tiruan rusak akibat pemanasan yang terlalu tinggi

2.28.7 Pemasangan kembali pada pasien


Pada prosedur pemasangan kembali pada pasien, suatu oklusal indeks
disiapkan setelah dimensi vertikal oklusal diperoleh kembali dari pemasangan
kembali di laboraturium. Suatu indeks merupakan suatu petunjuk, biasanya
dibuat dari plaster/ gips, yang digunakan untuk mereposisi gigi-gigi atau model
pada posisi aslinya. Lepaskanlah model pada rahang bawah dari artikulator dulu,
dan buang gips pemasangan kembali dari plat pemasangan kembali
bawah.siapkan indeks oklusal sebelum model rahang atas dan geligi tiruan

89
dilepas. Gunakan suatu alat pemasangan kembali/ remounting jig atau suatu lilin
bentuk silinder yang mengelilingi pelat pemasangan kembali bawah, untuk
menahan permukaan adukan gips kira-kira 1/8 inchi di atas batas permukaan
oklusi gigi-gigi atas.Artikulator ditutup agar permukaan oklusal gigi-gigi akan
akan membentuk lekukan dangkam pada gips yang lunak. Setelah gips
diperkirakan mengeras, lepaskanlah model rahang atas dan geligi tiruan dari
artikulator., dan keluarkan gips record pemasangan kembali dari pelat
pemasangan kembali atas. Indeks oklusal akan mempertahankan record posisi
asli dari model rahang atas dan geligi tiruan

2.29 DESAIN GIGI TIRUAN PENUH45


2.29.1 Pengertian
Gigi tiruan penuh merupakan suatu tiruan dari gigi geligi yang gunanya untuk
mengembalikan oklusi dan estetik dari gigi geligi yang telah hilang seluruhnya.
Umumnya pasien yang datang untuk pemasangan gigi tiruan penuh adalah pasien
yang telah lanjut usia. Sebelumya kita telah mempelajari cara mendiagnosa pasien,
pencetakan rahang hingga ke penyusunan gigi tiruan pada basis model. Maka pada
makalah ini akan dijelaskan mengenai cara memodelir malam pada model, proses
pembuatan laboratorium dari gigi tiruan penuh, remounting, pengasahan selektif,
hingga pemasangan gigi tiruan penuh pada pasien. Proses tersebut harus secara
berurutan dan sesuai untuk meminimalkan kesalahan pada pembuatan gigi tiruan
penuh yang berakibat pada ketidaknyamanan pasien saat pemakaian. Dengan
demikian maka keseluruhan prosedur harus benar-benar dipahami dan dimengerti.
Penulis berharap makalah ini dapat membantu pemahaman pembaca mengenai
proses modeler wax hingga ke pemasangan gigi tiruan penuh pada pasien.

2.29.2 Indikasi, Kontraindikasi, Kelebihan, dan Kekurangan Perawatan

INDIKASI KONTRA KEUNTUNGAN KERUGIAN


INDIKASI

90
Edentulous pada Gigi Asli Masih Operator Dapat Adaptasi
Seluruh region layak Untuk mengontrol Terhadap
Rahang Dipertahankan perubahan Yang perubahan yang
diperlukan. besar dalam
penggunaan GT
kemungkinan
buruk.

Gigi asli yang Masih terdapat Ada Kesempatan


tersisa tidak gigi Asli yang untuk Menyetujui

layak untuk mampu pengaruh Oleh


dipertahankan dijadikan daya Tahan
Penyangga jaringan Gigi
untuk gigitiruan dibawah Kondisi
Pengganti gigi optimal.
yang hilang

Gigi asli yang Perubahan


masih ada sudah hubungan
tidak layak untuk Rahang Yag
dijadikan bersama Dengan
penyangga untuk jar. Pendukung
gigitiruan kemungkinan
sebagian. dimodif Dan
diperiksa Dengan
parameter Yang
ideal.

91
Gigi asli yang Mengembalikan
masih ada sudah fungsi oklusiDan
tidak layak untuk estetik
dijadikan gigi
penyangga untuk
Gigitiruan
Sebagian

Bila dibuatkan Lebih stabil Dan


GTS gigi yang retetif Kemudian
masih ada akan efektif Dan
mengganggu pilihan
keberhasilannya.

.
BERDASARKAN BAHAN PEMBUATANNYA

KEUNTUNGAN KERUGIAN

 Warna menyerupai gigi  Mudah patah


 Mudah direstorasi kembali bila  Menimbulkan macam-macam porositas
patah tanpa mengalami distorsi  Suatu termal konduktor yang baik
 Mudah dibersihkan  Dapat mengalami perubahan bentuk
 Mudah pengerjaannya dan  Toleransi pasien kurang
manipulasinya  Dapat menimbulkan alergi
 Kekuatannya cukup
 Harganya cukup murah dan tahan
Lama

92
2.30 Try in gigi tiruan lengkap
2.30.1 Pengertian
Tahap Preliminary wax gigi tiruan lengkap (trial denture) untuk menetukan
fit, estetika, serta maxilla mandibular relationship. Try in dilakukan untuk melihat
ketepatan relasi sentrik dan profil pasien.47
Prosedur try in di prostodontik gigi tiruan lengkap bertujuan untuk menilai
keberhasilan rencana perawatan dan untuk verifikasi catatan yang dibuat selama
prosedur perawatan sehingga prosedur klinis akan lebih baik dipahami dan
dikoreksi.11
Hal yang perlu diperhatikan meliputi:
 overbite,
 overjet,
 garis ketawa,
 estetika,
 fungsi fenotik,
 retensi,
 stabilitasi, dan
 oklusi.
2.30.2 Tujuan prosedur try in11 ;
• Untuk mengamati penampilan dan reaksi pasien sehubungan dengan gigi
yang dipilih untuk ukuran, bentuk dan pengaturan. Diperlukan modifikasi
apa pun dibuat pada tahap ini dan penerimaan pasien seharusnya
dipertimbangkan.
• Untuk memeriksa kontur trial gigi tiruan dalam kaitannya untuk jaringan
sekitarnya seperti dukungan bibir, dukungan bukal dan ruang lidah yang
memadai.
• Untuk membuat catatan interoklusal tambahan untuk penyesuaian lebih
lanjut ke artikulator jika diperlukan.
• Untuk mengevaluasi lokasi bidang oklusi dan free way space
• Untuk memeriksa oklusi sentris dan eksentrik

93
2.1.3 Evaluasi maksila dan mandibular trial denture individually11

Peripheral outline diperiksa untuk memastikan ada dalam batasan fisiologis

 Buccal and Labial Periphery


Permukaan bukal dan labial diperiksa dengan memegang gigitiruan di
tempat dengan tekanan ringan pada oklusal permukaan gigi. Pipinya juga
bergerak sisi bergantian ke arah atas dan ke dalam untuk gigi tiruan atas
dan dalam arah ke bawah dan ke dalam untuk gigi tiruan yang lebih
rendah, sehingga mensimulasikan tindakan yang dibuatnya saat
mengunyah. Jika gigi tiruan naik dari punggungan, itu menunjukkan
bahwa pinggiran berada di luar batas fungsional. Gerakan serupa
dilakukan untuk bibir.
 Lingual Periphery
Pinggiran lingual dievaluasi dengan menempatkan gigi tiruan di
tempat dengan tekanan ringan dan menginstruksikan pasien untuk
menjulurkan lidah cukup untuk membasahi bibir. Jika gigitiruan naik di
belakang, itu di luar fungsional membatasi di wilayah disto-lingual.
Sebaliknya, jika bagian anterior dari gigitiruan naik ketika tempat pasien
ujung lidah sejauh mungkin di langit-langit, ini menunjukkan override
fungsi di wilayah anterior.

 Ekstensi Posterior
Perpanjangan posterior dari gigi tiruan maksilaris adalah diperiksa
dengan menggambarkan hamular notch dan “ah line”. Ini ditransfer ke
gigi tiruan. Batas posterior dari gigi tiruan mandibula diperiksa
dengan tegak lurus dari dasar retromolar pad. Jika gigitiruan tidak
meluas hingga batas fungsional, seperti yang ditunjukkan oleh celah
antara itu dan fungsional posisi gigi tiruan harus diganti gips dan
diperiksa. Jika gigi tiruan meluas sepenuhnya, ketidaktepatannya

94
dikaitkan dengan prosedur, yang harus dibuat ulang sebelum melanjutkan
lebih jauh. Alternatifnya adalah untuk melanjutkan ke tahap akhir dan
kemudian lekatkan gigi tiruan untuk memperbaiki kesalahan perifer.

 Retensi
Meskipun retensi dikatakan bergantung pada psikologis
penerimaan dan kemampuan beradaptasi, retensi harus dipastikan. Ini
diperiksa dengan menempatkan gigitiruan pada denture bearing area dan
kemudian mencoba pada sudut kanan ke bidang oklusal. Muatan
kemudian diterapkan ke atas dan keluar di wilayah gigi anterior untuk
memeriksa retensi.
 Stabilitas
Stabilitas di bawah beban oklusal digunakan untuk menentukan
distribusi tekanan oklusal yang menguntungkan. Berikan tekanan ringan
dengan jari di wilayah molar-molar di kanan sudut ke permukaan oklusal
di setiap sisi secara bergantian. Jika tekanan pada satu sisi menyebabkan
gigi tiruan miring dan naik dari punggungan di sisi lain, itu menunjukkan
bahwa gigi pada sisi tekanan diatur terlalu jauh di luar punggung bukit.
Ini mungkin juga menunjukkan kurangnya adaptasi dari basis di sisi yang
dimuat atau flensa di samping, yang naik, tidak meluas hingga batas
fungsional.

 Ruang Lidah
Ruang lidah diperiksa dengan menginstruksikan pasien untuk
bersantai dan angkat lidah setelah memasang gigi tiruan punggungan.
Jika lidahnya kaku, gigi tiruan akan mulai segera bangkit. Reaksi
langsung dari ini gigi tiruan cenderung membedakan gerakan yang
disebabkan oleh lidah yang kaku dari gerakan yang disebabkan oleh
lingual flange tidak meluas hingga batas fungsional.Pergerakan karena
yang terakhir tidak terjadi sampai lidah telah meningkat jarak. Jika

95
lidahnya sempit oleh gigitiruan, tekanan lateral akan diberikan
menghasilkan ketidakstabilan ketika lidah bergerak. Penyebab kurangnya
ruang lidah adalah:
• Gigi posterior diatur terlalu lingual
• Gigi molar yang luas lingual
• Gigi cenderung lingual.
 Ketinggian Oklusal plane Bawah
Ketinggian bidang oklusal bawah harus sangat sedikit di bawah
sebagian besar lidah, sehingga lidah melakukan sebagian besar
gerakannya di atas gigi tiruan dan dengan demikian cenderung mencegah
gigi tiruan dari kenaikan. Pasien harus diinstruksikan untuk bersantai dan
tempat ujung lidah dengan nyaman dan tanpa ketegangan di belakang
gigi depan bawah yang merupakan rileks normal posisi lidah dan
kemudian buka mulutnya tanpa menggerakkan lidahnya. Jika ketinggian
bidang oklusal benar, lidah akan terlihat berada di atas lingual titik
puncak gigi posterior bawah. Jika gigi tiruannya lebih rendah masih
cenderung meningkat terlalu setelah pinggiran lingual memiliki telah
diperiksa dan ruang lateral yang memadai telah disediakan, mungkin
perlu untuk mengatur ulang gigi benar-benar menurunkan bidang oklusal.
Ini mungkin terutama diperlukan pada pasien yang memiliki lidah rendah
posisi. Ketinggian bidang oklusal juga penting karena alasannya:
Semakin tinggi tinggi semakin rendah gigi tiruan, semakin lama akan
menjadi gigi anterior bawah dan permukaan yang lebih besar terkena
tekanan yang tidak menguntungkan bibir bawah.

2.30.4 Evaluasi Gigi Tiruan Trial Ditempatkan Bersama11


Evaluasi penampilan pada tahap uji coba lebih banyak soal penilaian
individu dan kadang-kadang ide pasien.

 Klinis midline wajah

96
Garis tengah gigi tiruan maxillary dan mandibula seharusnya
bertepatan. Ini diperiksa dengan berdiri di depan pasien.
 Anterior Plane
Ini juga diamati dari posisi yang sama dan apa saja
kecenderungan untuk bidang ini miring ke atas atau ke bawah harus
dicatat dan diperbaiki.
 Bentuk Gigi Anterior
Bentuk gigi di gigitiruan persidangan harus diperiksa ulang untuk
memastikan keharmonisannya dengan bentuk wajah. Ini juga dipengaruhi
oleh lilin di sekitar gigi dan membutuhkan pemeriksaan dan berubah
sebelum berkonsultasi dengan pasien.
 Ukuran Gigi
Ukuran gigi harus sesuai dengan ukuran wajah, bentuk lengkung,
jarak pandang, dan gigi taring dan tinggi garis bibir yang ditandai selama
prosedur hubungan rahang. Halus penyimpangan selama pengaturan gigi
mungkin terlihat lebih alami dalam beberapa kasus.
 Shade of teeth
Harus diperiksa dengan tetap di diingat bahwa bayangan
dipengaruhi oleh warna dan kerapatan lilin di sekitarnya yang seluruhnya
berbeda lingkungan dibandingkan dengan akrilik di gigi tiruan selesai.
 Profil dan Bentuk Bibir
Pasien harus diperiksa secara hati-hati untuk profil dan bibir yang
terlalu buncit atau terlalu cekung. Menghapus wax dari labial flange atau
tempatkan gigi lebih jauh palatally dapat memperbaiki distensi yang
berlebihan. Jika bibirnya cekung dan terbalik, pertimbangan harus
diberikan kepada mengatur ulang gigi anterior lebih jauh ke
depan.Visibilitas Gigi Pasien harus terlibat dalam percakapan sebagai
dokter gigi mengamati. Orang yang tersenyum biasanya mengungkapkan
gigi atas. Jika gigi bawah terlalu terlihat, oklusal perubahan pesawat atau
mengubah gigi bawah seharusnya dipertimbangkan. dokter gigi harus

97
mendapatkan persetujuan pasien tentang penampilan gigi palsu
percobaan.
2.30.5 Evaluasi maksilomandibular relationship11

- Vertical jaw relation


Penampilan tegang pasien dengan didekati dekat bibir
menunjukkan peningkatan dimensi vertikal. Dimensi vertikal yang
menurun akan dikaitkan dengan besar ruang bebas hambatan dan ketika
gigi di oklusi, yang bibir akan terlihat ditekan terlalu kuat bersama
beberapa kehilangan perbatasan vermillion. Mengganti gigi posterior
dengan blok lilin dan membangun ketinggian vertikal yang tepat dengan
ruang jalan bebas hambatan yang sesuai sebagai panduan dapat
mengoreksi vertikal tinggi. Blok-blok rekaman ini harus didinginkan
dengan dingin air untuk menahan overclosure karena beban oklusal
sementara mendaftarkan posisi kontak retruded dengan registrasi pasta.
Hubungan Jaw Horizontal Gigi palsu mandibula harus dipegang pada
posisi punggungan dan pasien harus rileks dan menutup gigi bersama-
sama dengan lembut dan pertahankan mereka saat oklusi pemeriksaan
dilakukan. Jika pendaftarannya akurat, gigi akan interdigitate di dalam
mulut tepat cara yang sama seperti yang mereka lakukan pada
artikulator. Tapi jika pendaftaran salah, gigi tidak akan interdigitate
benar dan bahkan mungkin menutup titik puncak untuk titik puncak pada
satu atau kedua sisi. Dokter harus memastikan oklusi di mulut bukan
karena gerakan gigi tiruan di punggung, miring baik gigi tiruan atau
menurunkan gigi tiruan atas. Ini paling baik diuji dengan
menginstruksikan pasien untuk menyatukan gigi dan kemudian mencoba
memisahkan gigi posterior dengan cara a spatula tipis. Ini dilakukan di
kedua sisi secara bergantian. Gigi harus dibawa ke oklusi dengan
menggunakan setiap alat bantu pendaftaran yang memastikan posisi
tersebut oklusi benar atau, jika salah untuk memastikan jenis kesalahan
yaitu; • Perekaman hubungan centric yang tidak akurat • Penyimpangan

98
lateral • Kontak prematur. Pengamatan garis tengah atas dan bawah di
hubungan satu sama lain dengan gigi palsu pada artikulator dan
kemudian di dalam mulut akan menunjukkan penyimpangan lateral jika
menyajikan. Ketika kesalahan oklusi terdeteksi pada ini panggung,
mereka harus dikoreksi dengan merekam ulang posisi oklusi
- Rerecording Horizontal
Gigi posterior di salah satu gigi palsu percobaan diganti oleh wax
lunak yang harus menutup dengan posteriorgigi dari gigitiruan percobaan
lawan tanpa mengubah dimensi vertikal sebagaimana diatur pada
artikulator. SentrisHubungan dicatat dengan benar dengan membimbing
mandibula.Ini menimbulkan kesan gigi di bagian yang dilunakkan lilin,
yang berfungsi sebagai panduan untuk mentransfer rahang yang
dikoreksi catatan hubungan kembali ke artikulator.

2.30.6 Prosedur try in48


 Letakkan gigi tiruan maksila didalam mulut. Lallu periksa pheriperal seal
pada labial da bukal sulkus. Jika dilakukan penekanan pada satu sisi maka
sisi lain gigi tiruan tidak terjungkit ini membuktikan stabilitas yang baik
 Keluarkan gigi tiruan maksila dan masukan gigi tiruan mandibular lakukan
pengecekan kembali pada bagian lingual dan retromolar pad. Periksa
stabilitas dan retensi pada gigi tiruan dengan cara periksa kegoyangan
gigitiruan serta Periksa pula ketinggia oklusal plane
 Masukkan kembali gigi tiruan maksila. Lakukan pengecekkan ;
- dimensi vertikal,
- free way space,
- posisi relasi sentrik dan oklusi sentrik.
 Periksa free way space dengan memisahkan bibir di sudut mulut. Meminta
pasien untuk meletakkan ujung lidah ke belakang langit-langit dan periksa
inter-digitasi penuh dari cusp gigi posterior. Jika ini jelas setiap kali pasien
menutup pada gigi belakang itu adalah konfirmasi hubungan sentris dan
oklusi sentris.

99
 Untuk periksa dimensi vertikal, pasien diminta untuk melakukannya rileks,
basahi bibirnya dan katakan "EM". Lihatlah pasien menghadapi panjang
dari depan dan dari samping. Wajah seharusnya tidak terlihat membentang,
atau cekung. Tes ini diulangi sekali atau dua kali. Dokter gigi seharusnya
cukup puas tentang ketinggian wajah dengan menerapkannya perasaan
estetik.
 Periksa overbite dan over jet. Gigi posterior harus bertemu secara merata
dari gigi premolar ke-2 sepanjang bidang oklusal anteroposterior. Periksa
pengaturan dan posisi gigi. Meminta pasien tersenyum dan melihat berapa
banyak gigi terlihat, terutama gigi mandibular. Gigi yang lebih rendah
seharusnya terlihat begitu saja sambil tersenyum. Periksa bentuk dan ukuran
gigi anterior dan kesesuaian mereka dengan bentuk dan ukuran wajah.
Memeriksa warna gigi. Keteraturan atau ketidakteraturan gigi pengaturan
dapat diperbaiki untuk meningkatkan penampilan.
 Periksa bidang oklusal anterior dari satu sudut dari mulut ke sudut lainnya.
Harus horizontal, tidak miring ke satu sisi atau lainnya. Periksa apakah
pusat-pusat wajah dan pusat garis (atau garis tengah gigi tiruan) dari gigi
tiruan bertepatan atau tidak. Frenum labial maksila diambil untuk berada di
tengah wajah dan faktor lain harus mengikuti.
 Periksa permukaan wax dan permukaan untuk Kepenuhan bibir dan pipi
Bentuk permukaan yang dipoles - Convex atau Cekung. Periksa bentuk ach
anterior dan kontur labial permukaan. Ini harus selaras dengan bentuk
wajah. Periksa tingkat margin gingiva individu gigi anterior. Periksa ukiran
di sekitar leher gigi.
 Periksa penyeimbangan artikulasi jika ini sudah terjadi dilakukan pada
artikulator yang dapat disesuaikan sepenuhnya.
 Periksa bicara, Pasien diperbolehkan berbicara dengan bebas dengan terlibat
percakapan dengan hal-hal dari keluarganya, teman, pekerjaan, dll. Ini akan
menunjukkan tentang;
i . Dimensi vertikal - jika gigi palsu dibuatdimensi vertikal yang benar
mereka tidak akanlonggar saat berbicara.

100
ii. Ketebalan gigi tiruan dan garis tepi perifer. Gigi palsu besar menghalangi
pembicaraan yang lancar..
iiiGerakan lidah - dengan lidah yang sempit bicara tidak jelas.
iv. Posisi gigi anterior.
v. Tingkat bidang oklusal.
 Terakhir, beri cermin wajah ke pasien dan mengambil pendapat dan
persetujuannya tentang penampilan, warna gigi, dll. Disarankan bahwa
orang lain untuk hadir saat mengambil pasien setuju sebagai saksi, untuk
menghindari hal yang tidak perlu perselisihan nanti.

Pemeriksaan pada artikulator meliputi posisi gigi, bentuk lengkung


rahang, perluasan basis wax pada daerah sulkus, retromolar pad dan
aspek posterior palatum serta pemeriksaan terhadap oklusi dan konturing
wax. Pemeriksaan intraoral mencakup adaptasi dan kecekatan dari basis,
retensi dan stabilisasi, dukungan wajah, fonetik, dimensi vertikal, relasi
sentrik, estetik dalam hal bentuk, susunan dan warna gigi. Setelah itu
pasien dianjurkan untuk melakukan penilaian terhadap penampilan wajah
dengan gigitiruan di depan cermin dibantu oleh anggota keluarga yang
mendampingi untuk mencapai kesepakatan pada penampilan gigitiruan
yang diusulkan. Apabila akan dilakukan perubahan terhadap posisi,
bentuk, ukuran dan warna gigi serta pemilihan warna basis gigitiruan, hal
tersebut perlu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pasien. Setelah itu
pasien menandatangani formulir pernyataan kepuasan pasien dengan
susunan gigitiruan. Gigitiruan dikirim kembali ke laboratorium untuk
proses selanjutnya, jika dokter gigi dan pasien telah puas dan sepakat
terhadap penilaian gigitiruan yang telah dilakukan.
2.31 Insersi gigi tiruan lengkap
Insersi gigi tiruan merupakan puncak dari yang direncanakan dengan
hati-hati dan urutan prosedur teknis yang dieksekusi. Melibatkan lebih dari
tempat duduk gigi tiruan. Ketidakakuratan dalam gigi tiruan akhir harus

101
dikenali dan dihilangkan sebelumnya pasien disarankan untuk menggunakan
gigi tiruan lengkap.
2.31.1 Eliminasi kesalahan pada basal surface
Gigi tiruan berbatasan dan flensa harus hati-hati diperiksa untuk
memastikan ketebalan yang sesuai, halus perbatasan bulat tanpa
overextension yang jelas. Jika itu tayangan secara akurat dicetak, gigi tiruan
harus tidak memerlukan perubahan besar Permukaan gigi tiruan harus
sangat kritis diperiksa untuk proyeksi kecil yang disebabkan oleh tidak
terlihat perbedaan dalam pemeran atau dalam materi investasi. Pemeriksaan
dapat dilakukan secara digital atau dengan lewat serat kapas di atas
permukaan gigi tiruan yang akanbantuan dalam mendeteksi daerah yang
tidak teratur pada permukaan jaringan. Pasta indikator tekanan yang dicat
secara merata pada gigi tiruanbantuan permukaan dengan baik dalam
mendeteksi undercuts yang mengganggu dengan penempatan gigi palsu
awal dan juga tekanan bintik-bintik dengan menjadi pengungsi.
Perbatasannya hati-hati lega untuk mengakomodasi lampiran frenum.
Daerah takik Ham harus secara hati-hati dibulatkan sebelumnya
penempatan gigi palsu awal.
2.31.2 Koreksi kesalahan dalam oklusi11
Kesalahan dalam oklusi mungkin disebabkan oleh sejumlah faktor-
faktor. Mereka termasuk maxillomandibular tidak akurat catatan relasi oleh
dokter gigi, kesalahan dalam transfer catatan relasi maxillomandibular ke
artikulator, kegagalan untuk menempatkan pelek oklusal dengan benar pada
gips, sakit pas basa sementara, kegagalan untuk menggunakan busur wajah,
pengaturan yang salah dari gigi posterior, kegagalan untuk tutup botol
sepenuhnya, gunakan terlalu banyak tekanan menutup labu atau
lengkungan gigi tiruan oleh overheating selama polishing. Ketidakpedulian
terhadap koreksi kesalahan oklusal akan mengorbankan tulang, karena
tulang adalah jaringan yang lebih plastik daripada mukosa. Tulang, pada
waktunya, akan berubah untuk meredakan jaringan lunak yang berlebihan
tekanan. Dengan demikian, kegagalan untuk memperbaiki oklusi sebelum

102
pasien memakai gigi palsu dapat menyebabkan kerusakan alveolar alveolar
sisa.
Ini adalah praktik umum untuk memperbaiki kesalahan oklusal di
mulut pasien. Namun, jika kertas artikulasi digunakan di mulut untuk
menemukan oklusal interceptive atau deflective kontak, pergeseran basis
gigi tiruan atau penutupan eksentrikoleh pasien serta keberadaan air liur
akan mencegah kertas artikulasi dari kesalahan rekaman. Karenanya,
kesalahan oklusal mudah dideteksi dan diperbaiki pada artikulator.
Artikulator yang sama digunakan dalam mengatur gigi harus digunakan
lagi untuk penyesuaian oklusi setelah gigi palsu telah diproses. Satu metode
menyediakan untuk mentransfer gigi tiruan kembali ke artikulator tanpa
memisahkan mereka dari para pemain mengamankan mereka dengan lilin
lengket ke artikulator. Lain. Metode melibatkan penggunaan indeks
pemasangan yang akan simpan facebow. Metode ini dapat digunakan saat
cast master telah dihancurkan sebelum oklusi bisa disesuaikan. Jika
pemisahan dimensi antara pin insisal dari tabel Insisal adalah 2 mm atau
kurang, itu diterima. Jika perbedaan oklusal lebih dari 5 mm, tidak ada
koreksi oklusal yang harus dicoba dan prosedur harus diulang. Gerinda
selektif adalah dilakukan untuk menghilangkan gangguan oklusal.
2.31.3 Prosedur insersi
Prosedur pemasangan gigitiruan harus dijadwalkan karena memerlukan
waktu yang cukup untuk melakukan pemasangan gigitiruan dan konsultasi
untuk menjawab setiap pertanyaan dan kekhawatiran pasien. Pasien
diinstruksikan untuk menanggalkan gigitiruan lamanya selama 12-24 jam
sebelum gigitiruan baru dipasangkan agar gigitiruan baru dapat duduk pada
jaringan yang sehat dan tidak dalam keadaan distorsi. Sebelum pemasangan
gigitiruan, lakukan pemeriksaan pada permukaan basis gigitiruan yang
menghadap ke jaringan mulut dan permukaan yang dipoles harus bebas dari
gelembung serta goresan tajam untuk menghindari trauma pada mukosa
mulut serta tumpukan plak.5 Pemeriksaan gigitiruan dilakukan satu persatu
secara terpisah untuk retensi, stabilitas dan kenyamanan di dalam rongga

103
mulut, kemudian oklusi dan fonetik diperiksa setelah gigitiruan atas dan
bawah berada pada rongga mulut. Pemeriksaan oklusi dilakukan dengan
bantuan articulating paper untuk mengoreksi kontak prematur. Mulut harus
dapat ditutup secara bersamaan tanpa adanya hambatan.5 Pasien dianjurkan
untuk memakai gigitiruan selama 24 jam setelah pemasangan untuk
menyesuaikan gigitiruan di dalam rongga mulut. Pasien diberikan informasi
dan petunjuk secara verbal maupun instruksi tertulis mengenai pemakaian
gigitiruan, cara pembersihan dan pemeliharaan gigitiruan yang dipakainya
serta tentang pemeriksaan secara periodik yang diperlukan
2.32 Instruksi
pelayanan prosthodontik yang merujuk untuk memberikan informasi
dan instruksi yang lengkap kepada seorang pasien dalam penggunaan,
perawatan dan pemeliharaan prostesis meliputi;
2.32.1 Rest to the supporting tissues48
Jaringan mulut tidak boleh dibawah tekanan secara terus-menerus,
oleh karena itu penting untuk mengistirahatkan dan memberikan ventilasi
alami dengan melepas gigi tiruan dari mulut pada malam hari, selama jam
tidur. Ini akan memungkinkan jaringan untuk pulih dari efek tekanan.
2.32.2 Denture hygiene and maintenance47,53
Penting untuk mengetahui bahwa keberhasilan penggunaan gigi palsu
juga tergantung pada pemeliharaan kebersihan gigi tiruan dan mulut. Berkumur
setelah makan dan gigi tiruan dibersihkan dengan sikat tangan kecil
menggunakan sabun dan air dingin. Powder/paste yang abrasif tidak boleh
digunakan karena dapat menghilangkan kilau dan menyebabkan goresan yang
merusak permukaan dan menghancurkan kesesuaian gigi tiruan. Saat
membersihkan, gigi tiruan harus dipegang di atas baskom air untuk mencegah
kerusakan jika tergelincir dari tangan. Pembersih gigi tiruan komersial tersedia
dalam bentuk tablet dan bubuk. Larutkan dalam air, gigi tiruan direndam
semalam dan disikat di pagi hari. Jika gigi tiruan dibiarkan keluar dari mulut
untuk waktu yang lama, gigi tiruan harus ditempatkan dalam garam pilihan dan
baking soda atau larutan asam borat. Hal ini dapat memberikan penyimpanan

104
yang aman dan efektif. Gigi tiruan tidak boleh dibiarkan mengering karena
kelembapannya akan berkurang dan menjadi melengkung.
Untuk mengurangi bakteri dan fungi yang berbahaya, pasien yang
menggunakan gigi tiruan harus melakukan berikut ini:
- Gigi tiruan harus dibersihkan setiap hari dengan merendam atau menyikat gigi
tiruan dengan pembersih gigi tiruan yang efektif dan non abrasif.
- Pembersih gigi tiruan digunakan hanya saat gigi tiruan dibersihkan diluar mulut.
- Gigi tiruan harus dibilas setelah direndam dan disikat dengan denture-cleansing
solution sebelum dimasukkan ke rongga mulut. Selalu ikuti instruksi
penggunaan produk.
- Gigi tiruan dapat dibersihkan setiap tahun oleh dokter gigi atau dental
professional dengan menggunakan pembersih ultrasonik untuk mengurangi
akumulasi biofilm.
- Gigi tiruan tidak boleh ditempatkan pada air mendidih.
- Gigi tiruan tidak boleh direndam didalam sodium hypochlorite bleach, atau pada
produk yang mengandung sodium hypochlorite, lebih dari 10 menit. Bila lebih
dari 10 menit, maka dapat merusak gigi tiruan.
- Gigi tiruan harus direndam dalam air setelah dibersihkan, ketika tidak digunakan
dalam mulut, untuk menghindari warping (pembengkokan).
Adapun Pembersih gigi tiruan yang ideal, yaitu:
- Menunjukkan aktivitas antibiofilm untuk menghilangkan biofilm dan
noda, serta antibakteri dan antijamur untuk meminimalkan tingkat
biofilm dan patogen yang berpotensi berbahaya dalam biofilm di bawah
tingkat yang relevan secara klinis; Namun, tingkat yang dapat diterima
ini belum ditentukan.
- Tidak beracun
- Harus kompatibel dengan bahan gigi tiruan, dan tidak boleh
memodifikasi (mengasari) atau menurunkan permukaan basis gigi tiruan
resin akrilik atau gigi tiruan
- Short acting (≤8 jam)
- Mudah digunakan oleh pasien atau pengasuh

105
- Memiliki rasa yang dapat diterima (atau tidak berasa)
- Biaya yang efektif

2.32.3.Recall visits and their importance11


Tujuan recall visit adalah untuk menawarkan layanan kesehatan
berkelanjutan dengan memastikan status jaringan pendukung. Recall visit
yang menyeluruh dapat mengamati perkembangan situasi yang tidak
diinginkan sebelum terjadi kerusakan lebih lanjut. Recall visit dapat
dilakukan setiap lima hingga enam bulan atau satu tahun.
2.32.3 Importance of good diet52
Penyelidikan pada diet dan kebiasaan makan pasien akan membawa
informasi yang berguna mengenai asupan nutrisi pasien. Diet harus
dievaluasi oleh ahli gizi dan mencatat defisiensinya.
2.33 Oklusal Adjustment18,30,50
Oklusal adjustment atau penyesuaian oklusal dapat didefinisakan sebagai
reshaping permukaan oklusi gigi-geligi melalui grinding untuk menciptakan relasi
kontak yang harmonis antara gigi-geligi rahang atas dan bawah.
Tindakan penyesuaian oklusal merupakan suatu prosedur
menghilangkanstruktur gigi yang menyebabkan interference (sangkutan atau
gangguan) padadaerah oklusal gigi. Tindaan ini bersifat irreversible. Oleh sebab itu,
sebelumdilakukan occlusal adjustment harus benar-benar ada komitmen yang besar
baikdari pihak pasien maupun pihak dokter. Selain itu prosedur occlusal
adjustmentharus terencana dan tepat. Sebuah prosedur occlusal adjustment yang
lemah atautidak lengkap seringkali memberikan hasil yang lebih buruk daripada
tanpaocclusal adjustment sama sekali. Oleh karena itu, sebelum memulai
perawatandibutuhkan komitmen untuk menyelesaikan prosedur occlusal adjustment
denganbaik.
2.33.1 Teknik Oklusal adjustment
Semua metode occlusal adjustment adalah sesuatu yang didasari
ataspengalaman dan merupakan koreksi oklusal yang abnormal tanpa harus
mempengaruhi faktor-faktor penyebabnya. Teknik occlusal adjustment fleksibel dan

106
tepat untuk perbaikan terhadap asal-usul kelainan oklusi yang terjadi. Terdapat
banyak metode occlusal adjustment dan dua diantaranya adalah sebagai berikut:
 Teknik Fungsional
 Tujuan dari teknik fungsional occlusal adjustment adalah
 Untuk menciptakan hubungan oklusal fungsional
 Membuang kontak prematur pada posisi oklusi sentrik dan habitual
 Mempertahankan kontur asli dari gigi dan mempertahankan
dimensivertikal.
 Teknik Schuyler
Teknik Shuyler ini didasari dari oklusi sentrik, pergerakan lateral danprotusi
pada mandibula. Pergerakan lateral untuk melihat keseimbangan
secarabilateral, bagian yang dikurangi di daerah kontak pada balancing side
karenaberpotensi terjadinya trauma oklusi. Teknik ini disampaikan dengan
variasi yangsedikit.

Penyesuaian oklusal menggunakan facebow registration dan articulator.


Facebow mentransfer hubungan maxilla dan axis intercondilaris pasien ke sumbu
engsel articulator. Karena itu facebow sering digunakan untuk memasang kembali
gigi palsu yang diproses pada artikulator untuk koreksi kesalahan oklusal.
2.33.2 Tahap Kerja occlusal adjustment
 Pasien duduk pada posisi tegak lurus dan sandaran disesuaikan
dengannyaman. Operator pertama kali memperlihatkan cara meretrusikan
dagunyasendiri kemudian menginstruksikan pasien untuk melakukan pada
rahangnya sejauh mungkin dengan posisi gigi yang sedikit menjauh. Pasien
kemudian diinstruksikan untuk membuka dan menutup rahang berulang kali
seperti yang dilakukannya tadi, operator menempatkan ibu jari dan telunjuk
pada dagu dan memberikan tekanan lembut di daerah tersebut. Mandibula
posisi retruded dan proses ini diulang sampai pasien dapat membuka
danmenutup dalam posisi retruded tanpa bantuan.
 Pertama lilin (wax) ditempatkan pada molar dan premolar maxilla. Gigi
dikeringkan dan strip dari 30 gauge wax, dilekatkan pada satu sisi yang

107
ditempatkan diatas permukaan oklusal dan posisi menekan kuat pada sisi
perekat di gigi. Pasien menjaga permukaan lilin tidak basah agar tetap
menempel pada gigi rahang bawah kemudian diinstruksikan untuk membuka
dan menutup secara cepat dengan rahang retruded, dibantu oleh operator jika
diperlukan, agar dapat memastikan dalam posisi sentris. Pergerakan gigi
akan stabil dengan bantuan jari sehingga didapatkan gambaran kontak
premature pada lilin dan tidak berpindah posisi.
 Jika tidak ada hambatan di permukaan gigi saat oklusi sentris pada rahang,
lilin akan terlihat gambaran transparan yang seragam di daerah kontak bonjol
dan fossa gigi antagonis. Jika ada prematur klas III maka muncul pada
inklinasi bukal dari bonjol lingual, terlihat batas daerah yang menipis dengan
lilin menumpuk pada pinggiran. Lilin tidak perlu sampai berlubang.
Prematuriti ditandai pada gigi melalui gambaran lilin dengan memakai
pensil, dan strip lilin dikeluarkan.
 Koreksi Prematur Klas III Pada Oklusi Sentris. Tapered diamond point
ditempatkan pada mesial atau distal pada gambaran prematur dan setelah
kedalaman groove diperbaiki, kemudian stone dipindahkan ke bagian
triangular ridge, mengurangi prematurity dan memperbaiki kontur pada
ujung bonjol. Prosedur koreksi diulang dengan strip wax yang baru sampai
hanya ujung bonjol dan bagian bawah fossa tercetak transparan pada wax.
Untuk menghindari grinding yang berlebihan gigi rahang atas diparlukan
frekuensi koreksi yang lebih banyak dibandingkan gigi rahang bawah. Strip
wax diletakkan pada gigi rahang bawah yang berlawanan: sisa dari klas III
prematur dalam oklusi sentrik harus tercatat pada aspek lingual dari bonjol
bukal mandibular dan harus terkoreksi
 Semua permukaan gigi harus dihaluskan dan dipoles. Catatan diambil dari
oklusi habitual dengan wax pada rahang atas dan kemudian dengan wax
pada rahang bawah. Pada tahap ini Occlusal Adjustment telah selesai,
waxharus menunjukkan area transparan di ujung bonjol pada saat oklusi,
pada dasar fossa disaat oklusi dan didalam insisal edge dari gigi anterior.
Catatan wax ditujukan untuk referensi

108
2.33.3 Tujuan dari oklusal adjustment yaitu:
1. Tujuan pertama adalah untuk menghapus kontak prematur di oklusi sentrik
(dengan menggrinding cups jika kontak prematur dalam gerakan excursive
lateral dan memperdalam fossa jika tidak).
2. Tujuan kedua adalah untuk mencapai oklusi seimbang dalam kunjungan
lateral tanpa membahayakan ketinggian vertikal gigi palsu.

a. Ada empat sifat yang merupakan persyaratan untuk gigi tiruan lengkap
 Retensi
Retensi adalah keadaan basis gigi tiruan yang membuat basis bisa melawan
pergeseran vertical.
 Stabilisasi
Stabilisasi adalah keadaan gigi tiruan yang membuat gigi tiruan ini bisa melawan
pergeseran selama melakukan fungsi maupu farafungsi. Stabilitas adalah keadaan
yang sangat dipengaruhi oleh berbagai oklusi diantara gigi geligi.
 Dukungan
Dukungan adalah kedudukan lingir sisa dan mukosa yang memungkinkan
keduanya dengan nyaman mendukung gigi tiruan.
 Estetik
Estetik adalah keadaan yang membuat gigi tiruan memberi kepuasan baik untuk
dokter gigi maupun pasien.
2.34 Klasifikasi kehilangan gigi18
2.34.1 Klasifikasi Kennedy
 Klas I : daerah tak bergigi terletak pada bagian posterior gigi yang
masih ada dan pada kedua sisi rahang (free-end bilateral)

109
Gambar 2.1 Klas I Klasifikasi Kennedy
o Klas II : daerah tak bergigi terletak pada bagian posterior dari gigi
yang masih ada, tetapi berada pada satu regio saja (free-end
unilateral)

Gambar 2.2 Klas II Klasifikasi Kennedy


o KlasIII : daerah tak bergigi terletak di antara gigi-gigi yang masih
ada di bagian posteriormaupun anteriornya

Gambar 2.3 Klas III Klasifikasi Kennedy


o Klas IV : daerah tak bergi terletak dibagiananteriordari gigi-gigi
yang masih ada dan melewati garis tengah / midline. Pada kelas ini
tidak ada modifikasi

Gambar 2.4 Klas IV Klasifikasi Kennedy


Ketentuan klasifikasi Kennedy2

110
 Klasifikasi dilakukan setelah ekstraksi karena dapat mengubah
klasifikasi
 Apabila molar 3 hilang dan tidak diganti, maka tidak dimasukkan
dalam klasifikasi
 Apabila terdapat molar 3 dan akan digunakan sebagai abutment,
maka dimasukkan dalam klasifikasi
 Apabila molar 2 hilang dan tidak digantikan, maka tidak
dimasukkan dalam klasifikasi
 Area edentulous paling posterior menentukan klasifikasi
 Area edentulous selain yang menentukan klasifikasi, dimasukkan
dalam modifikasi dan dinamakan berdasarkan jumlah
 Modifikasi ditentukan berdasarkan jumlah, bukan luasnya
 Klas IV tidak memiliki modifikasi
2.34.2 Klasifikasi Applegate – Kennedy3
o Klas I : area edentulous bilateral pada daerah posterior

Gambar 2.5 Klas I Klasifikasi Applegate - Kennedy


o Klas II : area edentulous unilateral pada daerah posterior (unilateral
free – end)

111
Gambar 2.6 Klas II Klasifikasi Applegate - Kennedy
o Klas III : daerah edentulous yang berada diantara gigi anterior dan
posterior

Gambar 2.7 Klas III Klasifikasi Applegate - Kennedy


o Klas IV : daerah edentulous berada pada daerah anterior dan
melewati midline

Gambar 2.8 Klas IV Klasifikasi Applegate - Kennedy


o Klas V : daerah edentulous yang berada diantara anterior dan
posterior (mengacu pada klas III namun daerah edentulous pada
klas ini panjang dan dukungan gigi anterior kurang baik)

Gambar 2.9 Klas V Klasifikasi Applegate - Kennedy


o Klas VI : sama seperti klas III namun restorasi dibuat dengan
dukungan tooth – borne

112
Gambar 2.10 Klas VI Klasifikasi Applegate – Kennedy

3.35 Tindakan Preprostetik11,37,38,40,42


Pembedahan Preprostetik adalah prosedur penting yang dilakukan dalam
kondisi kompromi jaringan keras dan lunak yang mendukung gigi tiruan lengkap.
Bedah preprostetik adalah tindakan yang bertujuan untuk membentuk jaringan
keras dan jaringan lunak yang seoptimal mungkin sebagai dasar dari suatu
protesa. Meliputi teknik pencabutan sederhana dan persiapan mulut untuk
pembuatan protesa sampai dengan pencangkokan tulang dan implan alloplastik.

 Adapun tujuan dari bedah preprostetik adalah :


1. Untuk memfasilitasi retensi dan stabilitas gigi tiruan
2. Unuk memperbaiki kondisi jaringan pendukung
3. Mengembalikan fungsi rahang ( seperti fungsi pengunyahan, berbicara,
menelan)
4. Memelihara atau memperbaiki struktur rahang
5. Memperbaiki rasa kenyamanan pasien
6. Memperbaiki estetis wajah
7. Mengurangi rasa sakit dan rasa tidak menyenangkan yang timbul dari
pemasangan protesa yang menyakitkan dengan memodifikasi bedah pada
daerah yang mendukung prothesa
8. Memulihkan daerah yang mendukung prothesa pada pasien dimana terdapat
kehilangan tulang alveolar yang banyak.

2.35.1 Indikasi dan kontraindikasi bedah preprostetik :

113
INDIKASI :
1. Adanya eksostosis
2. Adanya torus
3. Adanay frenulum tinggi
4. Memperoleh keadaan lingir alveolar yang baik
5. Tidak adakondisi patologis pada keadaan intra oral dan ekstra oral
6. Nyeri akibat pemasangan gigi tiruan
7. Karena ulcer yang berulang pada sekitar gigi tiruan
8. Atrofi rahang karena proses fisiologis
9. Disfungsi yang tidak berkurang denagn perbaikan konvensional,
misalnya dosfungsi mastikasi, disfungsi fonetik, dan disfungsi temporo-
mandibular joint.

KONTRA INDIKASI :
1. Pasien usia lanjut karena tulang mengalami resorbsi bila dilakukan
pembedahan harus dengan sangat hati-hati
2. Kelainan psikologis : depresi, bingung, dan belum siap menggunakan
gigi palsu.

2.35.2 Jenis-jenis bedah preprostetik


a. Alveolektomi
Merupakan suatu tindakan bedah radikal yang bertujuan untuk
mereduksi/mengangkat prosessus alveolaris sehingga bisa dilakukan aposisi
mukosa untuk mempersiapkan alveolar ridge sebelum dilakukan terapi radiasi.
Alveolektomi dibagi dalam beberapa klasifikasi:
(1) Simple alveolektomi : dilakukan setelah ekstraksi lebih dari satu gigi, apabila
ada tulang yang tajam diperiksa dulu kemudian dilakukan alveolektomi.
(2) Radical alveolektomi : merupakan pembentukan kontur tulang radiks dari
tulang alveolar yang diindikasikan karena adanya undercut yang sangat
menonjol.

114
Indikasi alveolektomi:
(1) Alveolektomi juga dilakukan untuk mengeluarkan pus abses pada gigi.
(2) Memotong alveolar ridge yang runcing yang dapat menyebabkan: neuralgia,
protesa tidak stabil, protesa sakit pada waktu dipakai.
(3) Menghilangkan tuberositas untuk agar protesa stabil dan nyaman saat
dipakai
(4) Menghilangkan interseptal bone disease
(5) Menghilangkan undercut
(6) Untuk keperluan perawatan ortodontik,bila pemakaian alat ortho tidak
maksimal maka dilakukan alveolektomi
(7) Penyakit periodontal yang parah yang mengakibatkan resorpsi tulang
alveolar.
(8) Ekstraksi gigi yang traumatik maupun karena trauma eksternal.

b. Alveolotomi
Merupakan tindakan untuk meratakan lapisan paling luar proc alveolaris setelah
dilakukan alveolektomi agar prostesa lebih stabil dan nyaman.

c. Torus removal
Merupakan prosedur pembedahan yang dilakukan untuk menghilangkan satu
atau lebih tonjolan tulang baik pada rahang atas maupun rahang bawah.
Meskipun segmen seperti tonjolan tulang ini tidak berbahaya. Kehadiran
tonjolan tulang ini dapat menimbulkam masalah bagi pasien yang memerlukan
protesa gigi seperti gigi tiruan lengkap ataupun sebagian.

d. Vestibuloplasti
Merupakan suatu tindakan bedah yang bertujuan untuk memodifikasi sulkus
vestibula dengan cara melakukan reposisi mukosa, ikatan otot, dan otot yang
melekat pada tulang yang dapat dilakukan baik pada maksila maupun pada
mandibula yang akan menghasilkan sulkus vestibula yang dalam untuk
menambah stabilisasi dan retensi protesa. Vestibulum dangkal dapat disebabkan

115
resorbsi tulang alveolar, perlekatan otot terlalu tinggi, dan adanya infeksi atau
trauma. Tidak semua sulkus vestibula yang dangkal dapat dilakukan
vestibuloplasti, tindakan ini hanya dapat dilakukan jika ada dukungan tulang
alveolar yang cukup untuk mereposisi N. Mentalis, M. Buccinatorius dan M.
Mylohyiodeus. Banyak faktor yang harus diperhatikan pada tindakan ini antara
lain: Letak foramen mentalis, Spina nasalis dan tulang pada maksila. Macam-
macam teknik vestibuloplasti:
(1) Vestibuloplasti submukosa
(2) Vestibuloplasti dengan transplantasi kulit bagian bukal
(3) Vestibuloplasti dengan transplantasi mukosa dari mukosa bukal atau palatal

e. Frenektomi
Merupakan prosedur pembedahan yang dilakukan untuk memotong frenulum.
Pembedahan jaringan lunak ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan dan
kestabilan protesa. Frenulum merupakan lipatan mukosa yang terletak pada
vestibulum mukosa bibir, pipi dan lidah.
Macam-macam frenektomi :
(1) Vertical incision
(2) Cross diamond incision
(3) Tehnik Z Plasty

f. Gingivoplasti
Merupakan pemotongan atau pembentukan kembali jaringan gingiva untuk
menciptakan permukaan yang sesuai untuk menopang gigi tiruan.
g. Alveoplasti
Merupakan tindakan untuk mempertahankan, membentuk kembali ridge yang
tersisa (dengan pembedahan) agar permukaannya dapat menyokong protesa
dengan baik. Alveoplasti merupakan prosedur yang biasanya dilakukan untuk
mempersiapkan ridge, berkisar mulai satu gigi sampai seluruh gigi dalam
rahang, dilakukan segera primer (segera setelah pencabutan) atau sekunder

116
(beberapa saat setelah pencabutan), dilakukan tersendiri sebagai prosedur
korektif.
(1) Alveoplasti primer
Tindakan ini dilakukan bersamaan dengan pencabutan gigi , setelah pencabutan
gigi sebaiknya dilakukan kompresi pada tulang alveolar soket gigi yang dicabut.
Apabila setelah kompresi masih terdapat bentuk yang irreguler pada tulang
alveolar maka dipertimbangkan untuk melakukan alveolplasti.
(2) Alveoplasti sekunder
Alveolar ridge mungkin membutuhkan recountouring beberapa lama setelah
pecabutan gigi akibat adanya bentuk yang irreguler. Pembedahan dapat
dilakukan dengan membuat flap mukoperiosteal dan bentuk yang irregular
dihaluskan dengan bur, bone cutting forcep, dan dihaluskan dengan bone file
setelah bentuk irregular diperbaiki, dilakukan penjahitan.

Indikasi Alveoloplasti
(1) Pada prosesus alveolaris yang dijumpai adanya undercut; cortical plate
yang tajam; crest alveolar yang tidak teratur; tuberositas tulang; dan
elongasi, sehingga mengganggu dalam proses pembuatan dan adaptasi gigi
tiruan
(2) Jika terdapat gigi yang impaksi, atau sisa akar yang terbenam dalam tulang;
maka alveoloplasti dapat mempermudah pengeluarannya
(3) Jika terdapat ridge prosesus alveolaris yang tajam atau menonjol sehingga
dapat menyebabkan facial neuralgia maupun rasa sakit.
(4) Pada kasus prognatisme maksila, dapat juga dilakukan alveoloplasti yang
bertujuan untuk memperbaiki hubungan antero-posterior antara maksila dan
mandibula.

Kontra Indikasi Alveoloplasti


(1) Pada pasien yang masih muda, karena sifat tulangnya masih sangat elastis
maka proses resorbsi tulang lebih cepat dibandingkan dengan pasien tua.

117
(2) Pada pasien wanita atau pria yang jarang melepaskan gigi tiruannya karena
rasa malu, sehingga jaringan pendukung gigi tiruan menjadi kurang sehat,
karena selalu dalam keadaan tertekan dan jarang dibersihkan. Hal ini
mengakibatkan proses resorbsi tulang dan proliferasi jaringan terhambat.

2.36 Desain Gigi Tiruan


Pembuatan gigi tiruan lengkap pada prosesus alveolaris yang masih
tinggi, umumnya tidak mengalami banyak kesulitan karena jaringan pendukung
masih cukup luas sehingga gigi tiruan akan cekat, kesulitan akan timbul bila
tulang rahang telah mengalami resorpsi dan menjadi daar sehingga kecekatan gigi
tiruan suli didapat.
Prinsip dasar pembuatan gigi tiruan lengkap yaitu setiap bagian
permukaan gigi tiruan dibentuk sesuai atau berkontak dengan jaringan mulut
sekitarnya atau berkontak dengan permukaan oklusal dari gigi tiruan lawannya.
Dalam menentukan desain gigi tiruan lengkap, permukaan cetakan disesuaikan
dengan jaringan pendukung gigi tiruan. Permukaan gigi tiruan yang lain akan
beradaptasi dengan otot bibir, pipi, dan lidah dalam keadaan berfungsi, sehingga
aktivitas otot tersebut condong untuk menstabilkan gigi tiruannya.
Permukaan cetakan yang akurat, diperlukan pemahaman mengenai
prinsip dasar membuat cetakan, yang bertujuan memelihara sisa alveolar dengan
memberikan dukungan yang cukup, retensi dan stabilisasi yang optimum serta
estetika yang baik.
Gigi tiruan lengkap yang baik harus memiliki retensi dan stabilitasasi
yang baik. Retensi adalah ketahanan dari suatu gigi tiruan terhadap daya lepas
pada saat gigi tiruan tersebut dalam keadaan diam. Stabilisasi adalah ketahanan
suatu gigi tiruan terhadap daya lepas pada saat gigi tiruan berfungsi (adanya
tekanan fungsional). Menurut Soelarko dan Wahchijati (1980), retensi didapat
dari gravitasi, adhesi, tekanan atmosfer, dan surface tension, sedangkan faktor
stabilisasi GTL didapat dari pemasangan gigi-gigi pada processus alveolaris,
tekanan yang merata, balanced occlution, relief area, sliding, over jet dan over

118
bite. Faktor retensi dan stabilisasi adalah faktor yang penting dalam keberhasilan
gigi tiruan lengkap.
Menurut Basker dkk. (1996), kekuatan retentif mencegah pengungkitan
gigi tiruan dari mukosa pendukung dan bekerja melalui 3 permukaan gigi tiruan,
yaitu:
a) Permukaan oklusal (occlusal surface), yaitu bagian permukaan gigi
tiruan yang berkontak atau hampir berkontak dengan permukaan yang sesuai
pada gigi tiruan lawan atau gigi asli.
b) Permukaan poles (polishing surface), yaitu bagian permukaan gigi tiruan
yang terbentang dari tepi gigi tiruan ke permukaan oklusal, termasuk
permukaan palatal. Bagian basis gigi tiruan inilah yang biasanya dipoles,
termasuk permukaan bukal dan lingual gigi-geligi, dan permukaan ini
berkontak dengan bibir, pipi, dan lidah.
c) Permukaan cetakan (finishing surface), yaitu bagian permukaaan gigi
tiruan yang konturnya ditentukan oleh cetakan.

Gigi tiruan dapat berfungsi secara efisien apabila memenuhi empat


faktor. Menurut Watt dan MacGregor (1992) keempat faktor itu adalah:
a) Jaringan pendukung: adalah jaringan yang merupakan tempat gigi
tiruan bertumpu, terdiri dari jaringan yang menerima beban pengunyahan
yang jatuh pada gigi tiruan.
b) Retensi: adalah ketahan gigi tiruan untuk melawan upaya penglepasannya
dari mulut.
c) Seimbang dengan otot: berarti bahwa tekanan otot-otot lidah, bibir dan pipi,
yang bekerja pada gigi tiruan selama gerakan fungsional dengan gigi-gigi
tidak dalam keadaan berkontak, tidak menyebabkan terlepasnya gigi tiruan.
d) Keseimbangan oklusi: diartikan apabila tekanan yang dikeluarkan oleh gigi
tiruan yang satu kepada gigi tiruan lawannya selama gerak fungsional dengan
gigi-giginya dalam keadaan berkontak tidak menyebabkan terlepasnya gigi
tiruan tersebut.

119
1. Pemeliharaan sisa alveolar
Pemeliharaan sisa alveolar lebih diutamakan memelihara yang ada
daripada mengganti yang hilang.
2. Retensi
Retensi sangat ditentukan oleh hubungan antara basis gigi tiruan dengan
mukosa pendukung di bawahnya. Kontak yang rata dan baik antara basis
gigi tiruan dan mukosa sangat diperlukan untuk retensi yang optimal.
3. Stabilisasi
Peran stabilisasi terjadi selama gigi tiruan digunakan untuk pengunyahan.
Agar gigi tiruan stabil perlu adanya retensi yang baik, posisi gigi-geligi
serta oklusi dan artikulasi yang seimbang, bentuk permukaan polis yang
sesuai dengan aktivitas otot-otot orofacial, pengendalian dan koordinasi
yang baik dari otot-otot, serta posisi bidang oklusal yang benar.
4. Memberikan estetika baik
Penampilan yang alami dapat diperoleh mulai dari saat mencetak.
Ketebalan tepi gigi tiruan yang dapat mengembalikan dukungan bagi otot-
otot bibir dan pipi bervariasi, tergantung dari hilangnya sisa alveolar.
Ketebalan yang optimal dapat diperoleh waktu melakukan border
molding.

2.36.1 Desain gigi tiruan lengkap :


1. Batas desain GTL :
1) Frenulum labii superior ke kanan/ke kiri vestibulum labial, frenulum
bukalis superior,vesibulum bukal, ke posterior : HN, ah line, fovea
palatini (RA)
2) Frenulum labii inferior ke kanan/ke kiri, vestibulum labial, frenulum
ukalis inferior, vestibulum bukal, 2/3 retromolar pad, ke lingul pada
sulkus lingual, frenulum lingualis. (RB)
2. Buat garis tengah :
RA : tentukan 3 titik pada palatum
a) Frenulum labii superior

120
b) Pertemuan rugae kanan dan kiri
c) Tengah fovea palatini
RB : tentukan 2 titik :
a) Frenulum labii inferior
b) Frenulum lingualis
3. Pedoman menggambar garis puncak ridge processus alveolaris :
1) RA :
a) Titik caninus atas
b) Hamular Notch
2) RB :
a) Titik caninus bawah
b) Retromolar pad
2.36.2 Desain untuk gigi tiruan penuh :
1. Rahang Atas
Material :
a) Resin akrilik
b) Anasir gigi akrilik
2. Rahang Bawah
a) Resin akrilik
b) Anasir gigi akrilik
Keterangan :
1) Warna merah : basis GT akrilik
2) Warna Hitam : tanda “X” (gigi hilang tapi tidak diganti)

121
2.37 Hukum artikulasi29
Artikulasi merupakan hubungan dinamis antara rahang bawah terhadap rahang
atas, yaitu hubungan dinamis perpindahan dari satu gigi ke oklusi yang lain, atau dari
relasi mandibula ke relasi mandibula lainnya.Atau hubungan antara daerah kunyah gigi
geligi dalam keadaan berfungsi.
Artikulasi ada 2 macam :
 artikulasi simetris : posisi intercuspal dan protrusive guide
 Artikulasi asimetris : gerakan lateral
Berdasarkan Hukum Artikulasi dari Hanau ada lima faktor yang berperan dalam
menentukan oklusi dan artikulasi gigi-gigi yaitu: Bimbingan Kondilus (Condylar
Guidance) serta Sudut Bennett (Bennett Angle); Kurva Kompensasi (Compensating
Curve); Inklinasi Bidang Orientasi (Plane of Orientation); Ketinggian tonjol (Cusp
Height); dan Bimbingan Insisal (Incisal Guidance).

122
Dalam pembuatan GTL dari lima faktor Hukum Artikulasi tersebut faktor yang
sudah ada pada seorang pasien adalah Bimbingan Kondilus, sedangkan faktor-faktor
lain ditentukan berdasarkan relasi sentrik rahang dan pertimbangan estetika. Besar sudut
Bimbingan Kondilus pada kebanyakan artikulator besarnya diambil yang normal yaitu
sebesar 30º. Untuk perorangan belum ada acuan bagaimana menentukan ukuran Kurva
Kompensasi. Pada beberapa artikulator disediakan template bidang oklusal untuk
penyusunan oklusi gigi-gigi artificial dengan kedalaman Kurva Kompensasi yang
umum /standart tetapi belum tentu cocok untuk perorangan.
2.37.1 defenisi oklusi
Oklusi adalah kontak/pertemuan antara gigi geligi atas dan bawah yang saling
berhadapan ketika rahang dikatupkan tanpa diperantarai oleh makanan, atau Hubungan
statis antara gigi geligi RA dan RB selama interkuspasi (pertemuan tonjol gigi geligi
RA dan RB secara maksimal).18
2.37.2 perbedaan antara oklusi alami dan oklusi pada gigi tiruan penuh
c. Gigi geligi alami dipertahankan oleh jaringan pendukung yang unik, diinervasi
dan terstruktur. Dalam oklusi gigi tiruan penuh semua gigi pada basis duduk
pada jaringan buatan yang licin.
d. Dalam geligi alami, gigi menerima tekanan oklusi secara individu dan dapat
bergerak secara independen.
e. Tekanan non vertikal/lateral pada gigi alami saat berfungsi hanya mempengaruhi
gigi yang terlibat dan biasanya ditoleransi dengan baik, sedangkan pada gigi
tiruan efeknya melibatkan semua gigi pada basis. Biasanya trauma dengan
struktur pendukung.
f. Pada geligi asli, maloklusi mungkin bisa menjadi hal yang bukan masalah
selama bertahun-tahun, sedangkan pada gigi tiruan sebaliknya
g. Gigi molar dua adalah area yang paling disukai untuk pengunyahan pada gigi
asli sedangkan pada gigi tiruan beban pengunyahan yang berat pada gigi M2
dapat menyebabkan kemiringan basis dan kemiringan permukaan
h. bilateral balanced jarang sekali ditemukan pada gigi asli, sedangkan pada gigi
tiruan hal ini sangat dibutuhkan untuk kestabilan basis.18

123
2.37.3 konsep umum oklusi pada gigi tiruan penuh
 Tidak seperti gigi asli, gigi tiruan bertindak sebagai unit tunggal. Oleh karena
itu, harus ada minimal tiga titik kontak (biasanya satu anterior dan dua posterior)
antara gigi atas dan bawah pada setiap posisi mandibula untuk menyetarakan
kekuatan distribusi dan stabilisasi gigi tiruan
 Anatomi gigi harus diatur menggunakan balanced occlusion dan gigi non-
anatomi biasanya disusun menggunakan monoplane oklusi. Semua bentuk
oklusal setidaknya harus memiliki kontak tripod dalam relasi sentrik. Balanced
occlusion bahkan harus memiliki kontak tripod dalam hubungan eksentrik.
 Spherical Concept of Occlusion: (Monson)
Menurut konsep ini, inklinasi anteroposterior dan mesiodistal dari gigi tiruan
harus disusun secara harmonis dengan permukaan spherical.
 Neutrocentric Concept of Occlusion
Bidang oklusi harus rata dan paralel terhadap sisa linggir alveolar. Konsep ini
mirip dengan monoplane occlusion. Istilah neutrocentric menunjukkan suatu
oklusi yang menghilangkan inklinasi anteroposterior dan buccolingual untuk
mengarahkan kekuatan ke gigi posterior.
 Organic Concept of Occlusion
Tujuannya untuk menghubungkan permukaan oklusal gigi sehingga gigi selaras
dengan otot dan sendi selama fungsi. Otot-otot dan sendi menentukan posisi
mandibula saat oklusi tanpa bimbingan gigi. Dalam fungsi, gigi seharusnya
memiliki peran pasif dan tidak mempengaruhi atau menentukan jalur gerakan
mandibula(dalam oklusi normal, gigi merupakan faktor yang menentukan dalam
pergerkanan mandibula, misalnya insisal guidance)
2.37.4 Oklusi ideal pada gigi tiruan penuh
Oklusi gigitiruan lengkap harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:44
 Stabilitas gigi tiruan dan oklusinya ketika mandibula beara pada relasi sentris
dan eksentrik.
 Kontak balanced occlusal (kontak tripod) selama pergerakan eksentrik
 Unlocking (menghilangkan hambatan/interference) pada cusp mesiodistal
sehingga gigi tiruan dapat bertahan ketika ada resorpsi pada ridge alveolar

124
 Ketinggian cuspal harus dikurangi untuk mengontrol gaya horizontal
 Fungsional dari lever balanced harus diperoleh dengan arah vertikal dari gigi ke
puncak linggir
 Efisiensi pemotongan dan penetrasi pada permukaan oklusal harus samaa dari
gigi asli.
 Adanya jarak ruangan insisal selama gigi posterior berfungsi seperti mengunyah.
 Kontak daerah yang minimal untuk mengurangi tekanan ketika menghancurkan
makanan(lingualized oklusi)
 Tepi yang tajam dan tonjol digunakan untuk meningkatkan efisiensi pada
pengunyahan.
2.37.5 Satuan / unit pada oklusi gigi tiruan penuh44

1. Insisal unit insisivus


 Tepi insisal tajam untuk meningkatkan efisiensi pemotongan.
 Tidak berkontak ketika mastikasi. Unit ini berkontak ketika protrusi.
 Insisal Guidance yang dangkal

2 . working unit caninus dan gigi Posterior yang searah gerakan mandibula
 Cusp yang efisien untuk penggrindingan dan pemotongan
 Lebar bukolingual yang lebih kecil utk mengurangi beban oklusal
 Dataran oklusal paralel dengan dataran linggir
 Beban oklusal disalurkan langsung ke pusat anteroposterior dari gigitiruan
 Group function pada akhir pengunyahan berada pada posisi eksentrik
3 . balancing unit Caninus dan gigi Posterior yang berlawanan working side
• M2 harus berkontak ketika pergerakan protrusif
• Harus berkontak bersamaan dengan working side pada akhir pengunyahan.
Kontak meluncur yang halus tanpa adanya hambatan pada pergerakan lateral dan
protusif.
2.38 Retensi18,23,28

125
Retensi adalah kemampuan untuk menahan gaya-gaya yang cenderung
mengubah hubungan antara gigi tiruan dengan jaringan lunak mulut pada waktu
istirahat. Retensi terhadap pergerakan vertikal dari gigi tiruan terhadap mukosa yang
terletak dibawahnya dapat melalui 3 permukaan dari gigi tiruan yakni sebagai
berikut:
a. Permukaan oklusal
Bagian permukaan gigi tiruan yang membuat kontak dengan permukaan
gigitiruan atau geligi yang berlawanan.

b. Permukaan yang dipoles


Bagian dari permukaan gigi tiruan yang memanjang pada arah oklusal dari
perbatasan gigitiruan dan termasuk permukaan palatum. Ini adalah bagian dari
basis gigi tiruan yang biasanya dipoles, termasuk buccal dan permukaan lingual
gigi, dan bersentuhan dengan bibir, pipi dan lidah.

c. Permukaan cetakan
Bagian permukaan gigi palsu yang telah ditentukan bentuknya oleh cetakan. Ini
termasuk batas-batas gigitiruan dan meluas ke permukaan dipoles.

Faktor-faktor retensi pada gigi tiruan terbagi menjadi dua yaitu faktor fisik dan
faktor mekanik, sebagai berikut :

126
1) Faktor Fisik
Faktor-faktor fisik pada gigi tiruan meliputi:
a. Adhesi
Adhesi merupakan kekuatan tarik-menarik antara molekul yang berbeda,
seperti air liur dengan resin akrilik ataupun air liur dengan mukosa.
Adhesi gigi tiruan bergantung pada:
1. Luas perlekatan gigi tiruan terhadap jaringan
2. Bentuk mulut
3. Ukuran area bantalan gigi
4. Tipe saliva

b. Kohesi
Kohesi merupakan kekuatan tarik-menarik antara molekul-molekul yang
sama, yang mempertahankan integritas dari saliva. Dalam kasus gigi tiruan
lengkap, kekuatan tarik-menarik dikembangkan antara molekul saliva, antara
molekul bahan dasar gigi tiruan dan antara molekul membran mukosa.

c. Tegangan permukaan
Tegangan permukaan merupakan hasil dari gaya kohesif yang bekerja di
permukaan cairan. Kekuatan kohesif saliva menghasilkan pembentukan
meniskus cekung pada permukaan air liur di daerah perbatasan gigi tiruan.
Ketika cairan dibatasi oleh cekung meniskus, tekanan di dalam cairan kurang
dari medium sekitarnya; dengan demikian, dalam situasi intra-oral perbedaan
tekanan akan ada antara film saliva dan udara. Besarnya perbedaan tekanan
ini berbanding terbalik dengan diameter meniskus, yaitu semakin dekat gigi
tiruan ke jaringan semakin kuat gaya retikator yang diakibatkan tegangan
permukaan.

127
d. Viskositas
Viskositas merupakan salah satu factor penentu retensi karena sifat rekat dari
saliva sangat menentukan.
e. Tekanan atmosfer
Tekanan atmosfer dapat beraksi melawan gaya yang melepaskan gigi tiruan.
Biasa disebut “penyedot” atau “suction”, karena merupakan daya tahan
terhadap pelepasan gigi tiruan dari daerah pendukungnya, tetapi sebenarnya
tidak ada penyedotan atau tekanan negatif kecuali bila ada gaya lain yang
dijatuhkan. Dapat memberi tekanan sebesar 14,7 psi. Ketika tekanan negatif
berkembang di dalam, tekanan atmosfer dari luar mendorong gigi tiruan
menuju daerah pendukungnya untuk membantu mempertahankan gigi tiruan.
Agar tekanan atmosfer efektif, gigi tiruan harus mempunayi penutupan tepi
yang sangat baik di seluruh tepinya.

f. Gaya gravitasi
Gaya gravitasi berpengaruh dalam mengurangi retensi gigi tiruan rahang atas
sehingga basis harus setipis mungkin dan meningkatkan retensi gigi tiruan
rahang bawah.

2) Faktor mekanik
Faktor-faktor mekanik pada gigi tiruan meliputi:
a. Undercut

128
Merupakan bagian dari permukaan suatu benda yang berada di luar
ketinggian kontur dalam hubungan dengan jalur penempatan. Undercut pada
rahang atas terdapat pada tuber maksilaris dan pada rahang bawah terdapat
pada lingual pouch. Undercut berfungsi sebagai berikut:
1. Bertindak sebagai sistem pengunci mekanis dalam retensi gigi tiruan.
2. Alat bantu undercut unilateral dalam retensi gigi tiruan.
3. Lonjakan bilateral membantu retensi tetapi menyebabkan cedera ke
jaringan selama penempatan dan penghapusan dan karenanya mendikte
koreksi bedah.
4. Selama koreksi bedah, undercut dihilangkan di sisi pasien mengunyah.
b. Gaya pegas/spring

2.39 Stabilisasi18,23
Stabilisasi adalah kemampuan gigi tiruan untuk bertahan pada tempatnya
sewaktu gigi tiruan mendapat tekanan atau karena pengaruh fungsional. Stabilitas
berkaitan dengan kekuatan dalam melawan gerakan horizontal dan kekuatan yang
cenderung mengubah hubungan antara basis gigi tiruan dan jaringan pendukung
dalam arah horizontal.
Kestabilan gigi tiruan sangat ditentukan oleh kekuatan retensi yang bekerja pada
saat gigi-geligi berkontak dan kekuatan dukungan yang bekerja pada saat gigi-geligi
tidak berkontak. Stabilitas gigi tiruan yang berperan saat oklusi ditentukan oleh
permukaan oklusal dan otot-otot kunyah. Sementara, stabilitas gigi tiruan yang
bekerja saat istirahat ditentukan oleh permukaan polish dan otot-otot bibir, pipi, dan
lidah. Faktor-faktor stabilitas pada gigi tiruan,yaitu:
a. Hubungan basis gigi tiruan dengan jaringan di bawahnya:
1. Ridges harus terbentuk dengan baik.
2. Penggabungan permukaan pada sudut yang tepat ke permukaan oklusal.
3. Penggunaan maksimal permukaan jaringan yang tegas dan melekat erat pada
tulang.
4. Rongga langit-langit yang rendah meningkatkan stabilitas.

129
b. Hubungan permukaan eksternal dan otot-otot wajah di sekitar pinggiran
Harus ada ketentuan untuk penyangga yang optimal gigi tiruan oleh otot
buccinator, mylohyoid dan lidah.

c. Hubungan menentang permukaan oklusal


1. Bantuan oklusi seimbang dalam stabilitas gigi tiruan
2. Dalam kasus prognathic dan retrognathic, luasnya oklusi posterior harus
lebih dari setengah jarak antara papila insisivus dan hamular notch.

2.40 Dukungan23
Dukungan yang efektif diwujudkan ketika:
a. Gigi tiruan diperpanjang untuk menutupi luas permukaan maksimum tanpa
menimpa pada jaringan yang bisa digerakkan.
Snow shoe principle: Peningkatan luas permukaan menurunkan area
stress / unit yang menyebabkan penurunan perpindahan jaringan yang pada
gilirannya menyebabkan gigi tiruan gerakan.
b. Jaringan-jaringan yang paling mampu menahan resorpsi adalah selektif
dimuat saat berfungsi. Jaringan itu kebanyakan mampu menahan
perpindahan vertikal yang diizinkan untuk membuat kontak tegas dengan
basis gigi tiruan selama fungsi.
c. Kompensasi dibuat untuk ketahanan jaringan yang bervariasi untuk
menyediakan basis gigitiruan yang seragam di bawah fungsi dan menjaga
hubungan oklusal yang harmonis.

130
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gigi merupakan salah satu organ tubuh yang berperan penting bagi
manusia. Terjadinya kehilangan gigi dapat disebabkan oleh karies, penyakit
periodontal dan trauma. Kehilangan gigi dapat berpengaruh terhadap aktivitas
sosial. Perawatan dengan pemakaian gigi tiruan sebagai pengganti gigi yang
hilang sangat penting karna dapat memperbaiki estetik, mengembalikan
mekanisme penguyahan, memulihkan fungsi bicara, memelihara atau
mempertahankan jaringan sekitar mulut, relasi rahang dan meningkatkan
kualitas hidup seseorang. Beberapa faktor yang memengaruhi masyarakat
terhadap pemakaian gigi tiruan diantaranya estetik, sosial, fungsional,
pendidikan dan faktor kebudayaan.
Dalam pembuatan gigitiruan lengkap, ada hal-hal yang perlu
diperhatikan mulai dari pemeriksaan, penegakan diagnosis, indikasi dan
kontraindikasi pemilihan perawatan, syarat gigitiruan yang ideal, pemilihan
material pembuatan gigitiruan, prosedur pembuatan gigitiruan, sampai pada
evaluasi keberhasilan perawatan gigitiruan.

3.2 Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, Semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. Atas segala
kekurangan dari isi makalah kami, kiranya dimaklumi. Kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini dan untuk proses pembelajaran selanjutnya. Sekian dan terima kasih.

131
DAFTAR PUSTAKA
1. Yuwono B. Penatalaksanaan pencabutan gigi dengan kondisi sisa akar (gangren
radiks). Stomatognatic (J.K.G, Unej). 7(2). 2010. h. 89.
2. Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza’s Clinical
Periodontology. 11th Ed. St.louis : Elsevier; 2012. pp 34-5.
3. Ireland R. [Alih bahasa: Lilian Jowono]. Jakarta: EGC. 2014. h. 188.
4. William R A. Evidence-based ttreatment for the edentulous patient. 2010.
[internet].availablefromhttp://www.dentistrytoday.com/prosthodontics/removable/p
rosthodontics/3800-evidence-based-treatment-for-the-edentulous-patient. Accessed
on December 2018.
5. Strayer M. Edentulisme. 2010 [internet]. Available from :
http://www.enotes.com/public-health-encyclopediaedentulisme. Accessed on:
December 2018.
6. Polsani LR, Kumar GA, Githanjali M, Raut A. Geriatic Psychology and
Prosthodontics Patient. Int J of Prosthodontics and Restorative Dentistry; 2011 :
1(1)
7. Rahn AD, Ivanhoe JR, Plummer KD. Textbook Of Complete Dentures. 6th
Ed.2009. Shelton: PMPH. P 61
8. Haralur SB. Effect of age on tooth shade, skin color, and skin tooth color
interrelationship in Saudi Arabian subpopulation. Journal of International Oral
Health: 2015; 7(8): 33-6
9. Alshiddi IF. Communication between dental office and dental laboratory: from
paper-based to web-based. Pakistan oral and dental journal. 2015; 3(34): 556
10. Anriatika, Simbolon BH, Helmira R. Perbandingan teknik cor dan gulung dalam
pembuatan bite rim pada gigi tiruan penuh untuk mendapatkan efisiensi waktu dan
bahan. Jurnal Kep.2015. Gigi; 12 (2) : 247-250
11. Sarandha D.L.Textbook ofcomplete dentureprosthodontics. New Delhi:Jaypee
brothers 2007; pp. 6-12, 48-56
12. Siwan, Koesmaningati H. Mengatasi akibat pemakaian gigi tiruan lama dengan
pencetakan teknik windowing. Dental Jurnal. April 2014 ; 2(3). h 3-8
13. Harshanur IW. Geligi tiruan lengkap lepas. Jakarta : EGC 1996; h. 31

132
14. Soeprapto A. Buku padoman dan tata laksana kedokteran gigi. Yogyakarta : STPI
Bina Insan Mulia 2017 ; h 253
15. Bolender-Zarb. Prosthodontics treatment for edentulous patients complete denture
and implant-supported prostheses. Ed. 12. St. Louis: Mosby Elsevier; 2004. H. 3,
123, 124, 125, 128.
16. Soratur SH. Essentials of prosthodontics. New Delhi: Jaypee Brothers; 2006. H. 21,
22, 74, 77, 78, 79, 127.
17. Barclay CW. Fixed and removable prosthodontics color guide. Ed. 2. Birmingham:
Churchill Livingstone; 1998. H. 71, 79.
18. Nallaswamy Deepak. Textbook of prosthodontics. New Delhi: Jaypee Brothers;
2003. H. 257, 258, 377, 439.
19. Phoenix D. Rodney, Cagna R. David, DeFreest F. Charles. Stewart’s clinical
removable partial prosthodontics. Ed. 3. San Antonio: Quintessence; 2003. H. 95.
20. Davenport J C. R M Basker. J R Heatt. J P Ralph. Removable Partial Dentres.
1992. England:BPCC Hazell Books. p. 23-7.
21. Allen F P and Sean M C. Complete Dentures From Planning to Problm Solving.
Quint Essential.p.41.
22. Carr A B. David T B. McCracken’s Removable Partial Prosthetic. 12th ed. 2011.
St.Louis:Elsevier Mosby.p.
23. Basker R M. Davenport J.C. Prosthetic Treatment od the Edentulous Patient. 4th ed.
2002. Blackwell Publishing Company.p.154.
24. Rangarajan V, Padmanabhan TV. 2017. Textbook of Prostodontic. 2nd ed. India :
Elsevier. p. 65-75.
25. Kinra M, Kalra A, Nagpal A, Kapoor V. 2012. Custom Impression Trays In
Prosthodontics -Clinical Guidelines. Indian Journal of Dental Sciences. Vol. 4.
26. Watt, David M dan MacGregor, A. Roy. Membuat Desain Gigi Tiruan Lengkap.
Jakarta: Hipokrates ; 1992. p. 187-197
27. W.H. Itjiningsih. Geligi Tiruan Lengkap Lepas. Jakarta: EGC ; 1996. p. 62-73
28. Zarb, George A. Buku Ajar Prostodonti untuk Pasien Tak Bergigi Menurut
Boucher. Jakarta: EGC ; 2002. p. 261-263

133
29. Ardan R.Ukuran sagital dan frontal kurva kompensasi berdasarkan monsoon
sherichal teorhy untuk gigi tiruan lengkap : I. peran radius bola monson, jarak distal
gigi m3-c jarak bukal m1 kiri-kanan.Medan.universitas jendral ahmad
yani.2012.hal 2
30. Devlin h. Complete dentures: a clinical manual for the general dental practitioner.
Jermany: springer-verlag berlin heidelberg; 2002. 72.
31. Muraoka H. A color atlas of complete denture fabrication: a clinical tecnique using
interim dentures. Osaka Jepan: Quintessence publishing company; 1989. 144-2.
32. Nagarsekar A, Aras N. Role of Anterior Guidance in Esthetic and Functional
Rehabilitation. Journal of Indian Prosthodontic Society. 2008; 8 (4): 225.
33. Pasricha N, Sidana V, Bhasin S, et all. Canine Protected Occlusion. Indian Journal
of Oral Sciences. 2012; 3 (1): 13-4.
34. Warreth A. Fundamentals of occlusion and restorative dentistry. Part I: basic
principles. Journal of the Irish Dental Association. October 2015: 61 (4); p 201.
35. R Hassan, Rahimah AK. Occlusion, Malocclusion And Method Of
Measurements - An Overview. Archives of Orofacial Sciences .2007: 2; p 3-4.
36. Ahmad I. Prosthodontics at a Glance. England Wiley- Blackwell. 2012. p 37
37. Andersson L, Kahnberg KE, Pogrel MA. 2010. Oral and Maxillofacial Surgery. 4th
edition. WilleyBlackwell: USA.
38. Fragiskos FD. Oral Surgery. Fragiskos.D. Oral & Maxillofacial Surgery.
Germany:Springer-Verlag Berlin Heidelberg;2007.
39. Ephros H, Klein R, Sallustio A. Oral and maxillofacial surgery clinical. Elsevier:
St. Louis; 2015.
40. Miloro M. Peterson’s principles of oral and maxillofacial surgery. 4th Ed. 2007. p.
170.
41. Malik NA. Textbook of oral and maxillofacial surgery. 2nd Ed. New Delhi: Jaypee
Brothers.
42. Harshanur IW. Geligi Tiruan Lengkap Lepas. Jakarta : EGC ; 1996. P 163
43. Ireland R. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC ; 2014. P 435
44. Itjingningsih W H. Geligi tiruan lengkap lepas. EGC: Jakarta. P. 171-181.
45. Gunadi H, et al. Ilmu geligi tiruan sebagian lepasan. EGC: Jakarta. P. 314-326

134
46. David T, brown. Removable partial prosthodontics. Elsevier; Canada. P. 40-5
47. Ramadhan M. Try in of the trial denture. 2009 Taken from:
http://www.prosth.net/forum_thread_9_Try-in-of-Complete-Denture.html
48. Jagadeesh K, Ravikumar N, Naveen B, Kashinath K. Psychological preparation of
complete denture patients. Journal of Dental Sciences and Research Sep 2010; 1(2):
100-1.
49. Felton D, et al. Evidence-based guidelines for the care and maintenance of
complete dentures: a publication of the American college of prosthodontics. Journal
of Prosthodontics 2011; 1(12): 4.
50. Thomson Hamish. Oklusi. Ed 2. Jakarta: EGC; 2007. H 202-8, 247-8.
51. Ephros H, Klein R, Sallustio A. Oral and maxillofacial surgery clinical. Elsevier:
St. Louis; 2015.

135

Anda mungkin juga menyukai