Anda di halaman 1dari 7

BAB 1.

PENDAHULUAN

Keberhasilan suatu perawatan dipengaruhi oleh faktor diagnosis dan


rencana perawatan. Ketepatan dalam melakukan diagnosis akan mempermudah
operator dalam menyusun dan melaksanakan perawatan. Di bidang prostodonsia,
terjadinya kegagalan suatu gigi tiruan sebagian lepasan dapat dianggap sebagai
kesalahan perawatan yang dilakukan tanpa dukungan data dan petunjuk-petunjuk
yang diperoleh dari prosedur pemeriksaan diagnostik.
Tujuan pemeriksaan diagnostik mulut yang sebagian giginya sudah hilang
adalah untuk mempertahankan gigi-gigi yang ada, memelihara jaringan
pendukungnya, serta menciptakan efek estetik yang harmonis dan memuaskan.
Semua hal ini harus dilakukan untuk mencapai rasa nyaman serta menghindari
gangguan yang mungkin timbul. Untuk memenuhi tujuan ini, rencana perawatan
hendaknya dibuat berdasarkan diagnosis yang teliti (Gunadi, H.A, 1991 : 105).
Salah satu tahapan dalam proses diagnosis adalah pemeriksaan model
diagnostik. Dari model gigi, operator dapat menentukan kondisi gigi pasien untuk
selanjutnya merencakan alat atau gigi tiruan pengganti yang paling sesuai dengan
kondisi pasien. Operator dapat menentukan gigi mana saja yang dapat digunakan
sebagai penyangga maupun mukosa yang nanti dapat mendukung gigi tiruan
dengan baik. Kesalahan dalam menentukan pendukung gigi tiruan bisa
menyebabkan gigi tiruan menjadi tidak nyaman dan tidak berfungsi dengan baik.
Gigi tiruan lepasan harus dapat berfungsi dengan baik di dalam rongga
mulut. Hal ini dapat dicapai dengan adanya retensi dan stabilisasi. Penggunaan
cengkram dapat membantu proses retensi dan stabilisasi, akan tetapi kesalahan
desain dari cengkram dapat menyebabkan gigi tiruan sulit untuk dipasang ataupun
dilepas oleh pasien. Selain itu, penempatan cengkeram yang tidak tepat
menyebabkan terjadi ruang-ruang sebagai tempat sisa makanan terakumulasi.
Penetuan tempat cengkeram dapat dilakukan dengan metode survey.
Secara umum, survey adalah prosedur penentuan lokasi dan garis luar (outline)
dari kontur dan posisi gigi dan jaringan sekitarnya pada model rahang, sebelum
pembuatan gigi tiruan. Tahap survey model rahang dan pembuatan desain protesa

penting untuk menghasilkan restorasi yang memuaskan. Desain yang dibuat


dengan baik dan benar pada permukaan model dapat diibaratkan cetak biru (blue
print) pembuatan gigi tiruan. Itulah sebabnya prisnip serta cara kerja survey
hendaknya dikuasai dengan baik (Gunadi, A.H, 1991 : 80).

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA]

2.1. Definisi Survey


Merupakan instrumen yang didesain untuk mengetahui letak undercut pada
gigi yang dipilih sebagai penyangga atau pada jaringan di model studi dengan cara
menandai dengan karbon marker (McCracken)
Menurut Gunadi (1991) surveyor gigi merupakan alat yang digunakan untuk
menentukan kesejajaran relatif antara dua atau lebih permukaan gigi dan atau
bagian lain pada suatu model rahang.
2.2. Tujuan Survey
Surveyor gigi digunakan untuk melakukan survey pada model studi,
membentuk kontur gigi penyangga pada model studi, membentuk kontur pola
malam, mengukur kedalaman undercut, melakukan survey pada restorasi mahkota
veneer, meletakkan retainer intrakoronal, meletakkan sandaran (rest) interkoronal,
dan menutup (blocking)model kerja (McCracken).
2.3. Macam-Macam Alat Survey
a. Ney surveyor
b. Jelenko surveyor / Dr. Wills surveyor
c. Robinson surveyor

Jenis surveyor yang banyak dipakai ialah The Ney dan Jalenko. Kedua jenis
surveyor ini mempunyai desain yang sederhana tetapi mencukupi untuk beberapa
keperluan.
Bagian Bagian The Ney Surveyor
Platform
Pelat dasar, di atas bagian ini basis dapat digerakkan
Vertical arm
Bagian ini mendukung bagian-bagian atas lainnya
Horizontal arm
Tempat tergantungnya alat-alat untuk mensurvey
Vertical spindle
Tongkat vertikal yang akan berhubungan dengan alat-alat untuk mensurvey
(surveying tools)
Model table
Memiliki klem untuk memegang model
Basis meja model
Tempat meja model bergerak dengan menggunakan sendi peluru
Mandrel
Tempat untuk menyimpan alat-alat khusus

Surveying tools
Analyzing rod (A)
Untuk menganalisa dan melakukan kesejajaran
Carbon marker (B)
Untuk memperoleh garis ketinggian kontur permukaan gigi sandaran
Wax trimmer (C)
Untuk membuang kelebihan lilin (misalnya pada restorasi makhota)
Undercut gaugae (D; E; F)
Untuk mengukur kedalaman daerah gerong (undercut)

Surveying Tools

2.4. Surveying
Surveying adalah kegiatan yang mempelajari dan mempersiapkan model
untuk pembuatan gigi tiruan dengan menggunkan suerveyor.

Langkah Langkah Mensurvey (Surveying)


Model yang akan disurvey diletakkan dan diklem pada meja model. Posisi
permulaan dipilih dengan meletakan bidang kunyah dalam arah horizontal
(zero tilting).
Menganalisa kesejajaran gigi serta jaringan dengan menggunakan analyzing
rod.
Memeriksa daerah gerong (undercut). Bila pada posisis horizontal ini diperoleh
daerah gerong yang cukup untuk meletakkan cangkolan pada gigi sandaran,
maka posisi ini diambil untuk melakukan surveying selanjutnya. Pada posisi ini
arah pemasangan tegak lurus terhadap bidang oklusal, searah dengan tongkat
vertikal (vertical spindle).
Selanjutnya masih pada posisi tersebut, dilakukan pembuatan garis survey pada
permukaan gigi sandaran dan daerah yang akan diselipi landasan. Caranya
dengan menggunakan carbon marker yang disinggungkan pada permukaan
yang disurvei.
Bila pada posisi horizontal tersebut ternyata terlalu banyak sangkutan dan tidak
ditemukan daerah gerong yang cukup pada gigi sandaran, maka perlu
dilakukan perubahan posisi model (tilting model). Perubahan posisi model
(tilting model) dapat dilakukan ke anterior, posterior dan lateral.
Bila pada posisi tilting diperoleh gerong yang baik dan sangkutan paling
sedikit, meja model dikunci kembali dan buat garis survey terpilih. Di sini arah
pemasangan sudah tidak tegal lurus bidang oklusal lagi.
Sebelum model dilepas dari meja model, terlebih dahulu dibuat tanda agar
posisi survey terakhir dapat dicari ulang. Caranya dengan melakukan tripoding,
yaitu membuat tanda tiga titik pada model dengan ketinggian yang sama.
Selain itu, pada bagian basis dapat pula digoreskan garis yang sejajar dengan
tongkat vertikal. Garis ini disebut guide marker dan berguna untuk
memberikan gambaran arah pemasangan pada model tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, D., Carr. A. 2010. McCracken`s`Removable Partial Prosthodontics. Ed.2.


St. Louis, C.V. Mosby : 165-182

Gunadi, H., Burhan L. 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan.
Hipokrates :79:104.
Soratur, S.H. 2006. Essentials of Prosthodontics. JPB : 133-137.

Anda mungkin juga menyukai