Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 1 BLOK STRUKTUR TUBUH MANUSIA

Kelompok Tutorial 11

Pembimbing : drg. Hafiedz Maulana, M.Biomed

Oleh :

Ketua : Regia Pramesti Aulia S. (181610101113)


Sekretaris Papan : Karenina Cahyanissa (181610101118)
Sekretaris Meja : Rana Salsabila Satiwi (181610101115)
Anggota : Syifa Af Ida Haffiz (181610101111)
Kartika Apriliani (181610101112)
Ulfa Umaimah (181610101114)
Refina Dikta Eryananda (181610101116)
Risma Nur Baiti (181610101117)
Muchamad Ziyad Afif (181610101119)
Salsabila Izdihar (181610101120)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada kehadirat Allah SWT. atas segala nikmat, rahmat dan
karunia-Nya. sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini. Laporan ini
disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami struktur molekuler lipid
membrane sel.. Dalam penyelesaian laporan ini, penulis mengucapkan terimakasih
kepada:

1. drg. Hafiedz Maulana, M.Biomed selaku dosen dan fasilitator yang telah
membimbing kami hingga selesainya laporan ini

2. Seluruh anggota kelompok 11 yang telah berperan aktif dalam penyelesaian


laporan ini.

Dalam penulisan laporan ini, penulis sadar bahwa masih terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran agar penulis
dapat memperbaiki dan tidak terulang di waktu kedepan. Akhir kata penulis
mengucapkan terimakasih.

Jember, 30 September 2018

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................... ...................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 4

I.1 Latar Belakang..................................................................................................... 4

I.2 Skenario .............................................................................................................. 4

I.3 Rumusan Masalah................................................................................................ 5

I.4 Mapping Permasalahan ........................................................................................ 7

I.5 Learning Objectives ............................................................................................. 7

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 8

II.1 Struktur Molekul Lipid yang Tersusun atas Glikolipid ............................ 8

II.2 Struktur Molekul Lipid yang Tersusun atas Fosfolipid ............................ 9

II.3 Struktur Molekul Lipid yang Tersusun atas Kolestro ............................... 9

II.4 Struktur Molekul Lipid yang Tersusun atas Spingolipid ......................... 10

II.5 Struktur Molekul Protein Integral dan Perifer ........................................ 11

II.6 Perubahan Fungsi Sel Akibat Perubahan Struktural Molekuler ............. 13

BAB III KESIMPULAN ....................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 15

3
BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Biologi molekuler merupakan ilmu pengetahuan yang merupakan multi disiplin


ilmu dari biokimia, biologisel, dan genetika yang mempelajari aktivitas biologi pada
level molekular, termasuk interaksi antara perbedaan tipe DNA, RNA, protein, dan
biosintesisnya. Aktivitas atau mekanisme apa yang terjadi pada level molecular
sangat penting untuk dipelajari sehingga dapat menunjukkan gen apa yang
mempengaruhi suatu penyakit genetik, identifikasi gen, identifikasi DNA, identifikasi
DNA forensik, terapi gen dalam mengobati, dan mencegah penyakit dan sebagainya.
Saat ini ilmu dan teknologi mengenai biologi molecular berkembang sangat pesat.

I.2 Skenario I. Struktur Molekuler Lipid Membran Sel

Biomolekul utama penyusun membran plasma dan organel sel adalah lipid
dan protein. Molekul lipid pada membran tersusun atas sekelompok senyawa
(strukturnya mirip dengan lemak dan minyak) yang membentuk struktur berlapis
ganda (lipid bilayer) pada semua sel. Terdapat tiga kelas utama penyusun lipid
membran yakni, fosfolipid, glikolipid, dan kolesterol. Lipid adalah senyawa
amfipatik, mereka memiliki gugus kepala polar yang larut dalam air dan gugus ekor
nonpolar yang larut dalam lemak. Struktur kepala polar lipid membran menghadap ke
luar dan ke dalam sel, menyusun permukaan luar dan dalam sel, berinteraksi dengan
ekstra dan intra sel yang merupakan miliu berair bersifat polar. Sedangkan ekor
nonpolar dari kedua lapisan lipid berada di dalam membran lipid membentuk bagian
interior membran.

Meskipun struktur dasar membran dibentuk oleh lipid bilayer, tetapi fungsi
spesifik dari membran banyak ditentukan oleh proteinnya. Protein membran
berinteraksi dengan lipid bilayer dapat berupa protein integral atau periferal. Protein
membran juga sering berikatan dengan rantai oligosakarida, yakni yang menghadap
ke luar sel. Perubahan struktur molekuler membran menyebabkan perubahan fungsi
sel.

4
Step 1 ( Identifikasi Kata Sulit )

1. Lipid : Salah satu anggota kelompok senyawa, termasuk lemak,


fosfolipid, dan steroid, yang hanya sedikit larut, atau bahkan
tidak sama sekali dengan air
2. Bilayer fosfolipid : Lipid yang tersusun atas gliserol yang berhubungan dengan
dua asam lemak dan satu gugus fosfat. Rantai hidrokarbon
asam lemak yang bertindak sebagai ekor hidrofobik yang
nonpolar. Sedangkan bagian lain dari molekul bertindak
sebagai kepala hidrofilik yang polar. Fospolipid membentuk
lapisan ganda yang berfungsi sebagai membran biologis
3. Glikolipid : Lipid yang dilekati berlekatan secara kovalen dengan secara
kovalen oleh karbohidrat
4. Kolestrol : Steroid yang membentuk komponen esensial dari membrane
sel hewan dan bertindak sebagai molekul precursor untuk
sintesis steroid steroid lain yang penting secara biologis,
misalnya hormon.
5. Amfipatik : Memiliki wilayah hidrofilik dan wilayah hidrofobik
6. Polar : Senyawa yang dapat larut dalam air dan memiliki kutub
positif dan negative akibat tidak meratanya distribusi elektron
7. Non polar : Tidak dapat larut dalam air
8. Protein integral :Secara tipikal merupakan protein transmembran dengan
daerah hidrofobik yang membentang ke dalam dan seringkali
menembus keseluruhan bagian dalam membran yang
hidrofobik. Serta dengan bagian hidrofilik bersentuhan
dengan larutan berair di keduasisi membrane (atau melapisi
saluran dalam hal protein saluran).
9. Protein peripheral : Protein yang berikatan longgar kepermukaan membrane atas
bagian protein integral, tidak tertanam kelapisan-ganda lipid.

I.3. Rumusan Masalah

1. Mengapa membrane sel berstruktur bilayer?

Setiap molekul fosfolipid dan lipid bilayer terdiri atas sebuah kepala polar,
terletak di permukaan membran, dan dua ekor panjang asil lemak nonpolar
menganjur ke tengah plasmalema. Ekor asil lemak nonpolar dari kedua lembar
itu berhadapan satu sama lain didalam membran dan membentuk ikatan

5
nonkovalen lemah satu sam lain, menahan bilayer bersama. Apabila fosfolipid
hanya terbentuk dari satu lapisan, maka bagian nonpolar (lipid) akan rusak
karena tidak dapat berinteraksi dengan lingukan sekitar membran yang bersifat
polar . Selain itu, zat-zat yang dibutuhkan sel akan sulit untuk melewati membran
karena kebanyakan zat-zat tersebut bersifat polar, oleh karena itu fosfolipis
terbentuk menjadi dua lapis (bilayer).

2. Mengapa lipid pada membrane sel bersifat amfipatik?

Karena molekul fosfolipid terdiri atas kepala hidrofilik dan ekor


hidrofobik, molekul itu disebut amfipatik.

3. Mengapa fungsi membrane ditentukan oleh proteinnya?

Karena didalam membran, terdapat protein yang merupakan komponen


utama membran dan memiliki fungsi mentranspor molekul melintasi membran.
Sehingga, apabila mekanisme fungsi protein terganggu, tentu akan
mengakibatkan membran tersebut terganggu juga.

4. Mengapa perubahan pada membrane menyebabkan fungsi sel berubah?

Perubahan pada membran sel biasanya disebabkan karena proses


Translasi maupun Transkripsi. Transkripsi adalah proses menyalin data yang
terdapat pada rantai sense (3′–>5″) DNA. Proses ini terjadi di dalam inti sel
dimulai dengan pembukaan rantai DNA oleh enzim helikase. .Translasi adalah
proses proses penerjemahan kodon menjadi asam amino dan menyambungkan
setiap asam amino yang sesuai kodon dengan ikatan peptida menjadi protein.
Transkrip dan translasi yang tidak berjalan sesuai dengan prosedur, akan
mengakibatkan berbagai macam perubahan yang terjadi pada bahan genetik.
Sepetti contoh drone syndrome pada mutasi sel.

6
I.4 Mapping Permasalahan

I.5 Learning Objectives

1. Memahami struktur molekul lipid yang tersusun atas glikolipid


2. Memahami struktur molekul lipid yang tersusun atas fosfolipid
3. Memahami struktur molekul lipid yang tersusun atas kolestrol
4. Memahami struktur molekul lipid yang tersusun atas spingolipid
5. Memahami struktur molekul protein membran
a. Protein integral
b. Protein perifer
6. Memahami tentang perubahan fungsi sel akibat perubahan struktural molekul

7
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Struktur Molekul Lipid yang Tersusun atas Fosfolipid

Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak,


steroid, malam (wax), dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena sifat
umum berupa (1) relatif tidak larut dalam air dan (2) larut dalam pelarut non
polar misalnya eter dan kloroflom. Senyawa ini merupakan senyawa
konstituen makanan yang penting tidak saja karena nilai energinya yang
tinggi, tetapi juga karena vitamin larut-lemak dan asam yang tinggi, tetapi
juga karena vitamin larut-lemak dan asam lemak esenssial yang terkandung
dalam asam lemak alami. Lemak disimpan dalam jaringan adiposa, tempat
senyawa ini nuga berfungsi sebagai insulator panas dijaringan subkutan dan
disekitar organ tertentu. Lipid non polar berfungsi sebagai insulator listrik,
dan memungkinkan, dan memungkinkan penjalaran gelombang gelombang
dipolarisasi di sepanjang saraf barmielin. Kombinasi lipid dan protein
(lipoprotein) adalah konstituen sel yang penting, yang terdapat baik di
membran sel maupun di mitokondria, dan juga berfungsin sebagai alat
pengangkut lipid dalam darah. Pengetahuan tentang biokimia lipid diperlukan
untuk memahami banyak bidang biomedis penting, misalnya obesitas,
diabetes melitus, aterosklerosis, dan peran berbagai asam lemak tak jenuh
ganda dalam gizi dan kesehatan.

Lipid diklarifikasikan menjadi lipid sederhana atau kompleks. Lipid


sederhana adalah ester asam lemak dengan berbagai alkohol. Lipid
sederhanatersusun atas lemak (fat) dan wax (malam). Lemak (fat) merupakan
asam lemak dengan gliserol. Minyak (oil) adalah lemak dalam keadaan cair.
Sedangkan wax (malam) adalah ester asam lemak dengan alkohol monohidrat
berberat molekul tinggi.

Lipid kompleks adalah ester asam lemak yang mengandung gugus-


gugus selain alkohol dan asam lemak. Lipid kompleks tersusun atas
fosfolipid, glikolipid, dan lipid kompleks lain. Fosfolipid adalah lipid yang
mengandung suatu residu asam fosfor, selain asam lemak dan alkohol. Lipid
ini sering memiliki basa yang mengandung nitrogen dan substituen lain,
misalnya alkohol pada gliserofosfolipid adalah gliserol dan alkohol pada
sfingofosfolipid adalah sfingosin. Glikolipid (glikosfingolipid) adalah lipid

8
yang mengandung asam lemak, sfingosin, dan karbohidrat. Lipid kompleks
lain seperti sulfolipid dan aminolipid. Lipoprotein juga dapat dimasukkan ke
dalam kelompok lain.

II.2 Struktur Molekul Lipid yang Tersusun atas Glikolipid

Glikolipid (glikospingolipid). Lipid yang mengandung asam lemak,


spingosin dan karbohidrat. Glikolipid sesuai namanya, merupakan lipid yang
mengandung gula. Dalam sel hewan, glokolipid, seperti juga sfingomielin,
diturunkan dari sfingosin. Gugus amino pada kerangka karbon sfingosin
terisolasi oleh asam lemak seperti pada kerangka karbon sfingomielin.
Perbedaan antara glikolipid dan sfingomielin terdapat pada jenis fragmen
yang berikatan pada gugus hidroksi primer di kerangka karbon sfingosin.
Padaglikolipid, satu atau lebih gula berikatan pada gugus ini. Glikolipid yang
paling sederhana adalah serebrosida, hanya ada satu residu gula, glukosa dan
galaktosa. Glikolipid yang lebih majemuk, misalnya gangliosida,
mengandung rantai bercabang terdiri atas sebanyak tujuh residu gula

II.3 Struktur Molekul Lipid yang Tersusun atas Kolestrol

• Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan dan berupa seperti lilin yang
diproduksi oleh tubuh manusia terutama di dalam hati.
• Pada manusia, kolesterol diperoleh dari makanan dan sintesis de novo,
terutama dalam hati.
Komposisi kolesterol

• Komposisi kolesterol dalam membran sel / membran plasma adalah 13%.


Sintesis Kolesterol
Pada bagian pertama lintasan, 3 unit asetil-KoA digunakan untuk
mensintesis 𝛽-hidroksi- 𝛽-metil glutaril-KoA (HMG-KoA). Ingat bahwa
HMG KoA juga merupakan zat antara pada ketogenesis. Karena biosintesis
kolesterol berlangsung dalam sitoplasma dan ketogenesis dalam mitokondria,
2 lintasan ini tidak mengadakan interaksi melalui zat antara bersama ini.
HMG-KoA yang dibentuk dalam lintasan kolesterol mengalami reduksi dan
terlepas dari KoA, membentuk mevalonat. Mevalonat kemudian diubah
menjadi senyawa isopren aktif , yaitu isopentenil pirofosfat. Enam unit
isopren mengadakan kondensasi membentk squalen, yang kemudian menjadi
bentuk siklik menjadi lanosterol. Lanosterol dimodifikasi dalam beberapa

9
langkah untuk membentuk kolesterol. HMG-KoA reduktase, suatu enzim
pembatas-kecepatan pada biositesis kolesterol, secara umpan-balik dihambat
oleh kolesterol. Jadi, bila kolesterol makanan terdapat dalam jumlah yang
cukup untuk sintesis membran dan sterol, lintasan dihambat.

II.4 Struktur Molekul Lipid yang Tersusun atas Spingolipid

Sfingolipid merupakan fosfolipid yang tidak diturunkan dari lemak.


Penggunaan primer dari dari sfingolipid ini adalah sebagai penyusun
sekubung mielin serabut saraf (Merril, dkk, 2002). Dua jenis sfingolipid yang
ditemukan di dalam tubuh hewan adalah sfingosin dan dihidrosfingosin
(sfinganin). Bila gugus amino pada sfingosin atau sfinganin diasilasi dengan
asam lemak, produknya adalah seramida (Kuchell, dkk, 2006).

Gugus hidroksil primer dapat disubtitusi melalui dua acara


menghasilkan dua golongan sfingolipid, yaitu fosfosfingolipid dan
glikosfingolipid. Pada fosfosfingolipid ,gugus hidroksil primer diesterifikasi
dengan kolinfosfat akan menghasilkan sfingomielin. Pada glikosfingolipid,
gugus hidroksil primer disubstitusi dengan suatu karbohidrat. Glikosfingolipid
yang mengandung gula asam sialat dalam bagian karbohidratnya disebut
ganglioside (Kurchell, dkk, 2006).

Sfingoloipid dapat ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan dan hewan,


serta ditemukan pula dalam jumlah yang cukup besar pada jaringan saraf dan
otak. Pada manusia 25% dari lipid adalah sfingolipid (Merril,dkk,2002).

10
II.5 Struktur Molekul Protein Integral dan Perifer

Lipid dan protein adalah bahan penyusun utama membran walaupun


karbohidrat juga merupakan komponen penting. Th 1935, Hugh Dafson dan
james danielli menyatakan bahwa kedua sisi membran dilapisi protein hidrofilik.
Mereka mengajukan model roti lapis (sandwich): suatu apisan ganda fosfolipid di
antara dualapisan protein. Masalah yang timbul dari model tersebut adalah salah
satunya penempatan protein. Tidak seperti protein yang larut dalam sitosol,
protein membran tidak terlalu larut dalam air karena bersifat amfipatik; artinya,
protein membran memiliki wilayah hidrofobik sekaligus hidrofilik. Jika protein
semacam itu melapisi permukaan membran, bagian hidrofobiknya akan berda
dalam lingkungan yang mengandung air.

Fosfolipid membentuk bahan utama membran namun, protein menentukan


sebagian fungsi membran. Ada 2 populasi utama protein membran yaitu protein
integral dan protein periferal.

a. Protein integral (integral protein) menembus inti hidrofobik menembus inti


hidrofobik lapisan ganda lipid. Banyak diantaranya merupakan protein
transmembran (membentang ke kedua sisi membran) Protein integral lain
hanya membentang separuh jalan ke dalam inti hidrofobik. Wilayah
hidrofobik protein integral terdiri dari satu atau lebih rangkaian asam amino
nonpolar, biasanya mengumpar menjadi heliks α. Bagian hidrofilik molekul
terpapar ke lingkungan yang berair di kedua sisi membran. Beberapa protein
juga memiliki suatu saluran hidrofilik di bagian tengah, yang memungkinkan
lalu lalang zat yang bersifat hidrofilik.

11
b. Protein perifer atau protein tepi tidak tertanam dalam lapisan ganda lipid
sama sekali, melainkan berupa embelan yang terikat longgar ke permukaan
membra, dan seringkali ke bagian protein integral yang membujur keluar.

Beberapa Fungsi Protein Membran

a. Transpor
- Suatu protein yang membentang di kedua sisi membran dapat
menyediakan saluran hidrofilik melintasi membran yang bersifat
selektif untuk zat tertentu.
- Protein transpor lain mengalami perubahan bentuk untuk
mengantarkan suatu zat dari satu sisi ke sisi lain.

Beberapa protein membutuhkan ATP sebagai sumber energi untuk


memompa zat-zat secara aktif melintasi membran.

b. Aktivitas enzimatik
Protein yang tertanam dalam membran mungkin berupa enzim dengan
sisi aktifnya menghadap ke zat-zat dalam larutan di sekeliling membran.
c. Transduksi sinyal
Protein membran (reseptor) mungkin memiliki tempat pengikatan
dengann bentuk spesifik yang sesuai dengann bentuk membawa pesan
kimiawi, misalnnya hormon. Pembawa pesan eksternal bisa menyebabkan
perubahan bentuk pada protein yang merelai pesan itu ke bagian dalam
sel.
d. Pengenalan sel dengan sel
Beberapa glikoprotein berperan sebagai label identifikasi yang dikenali
secara spesifik oleh protein membran sel lain.
e. Penghubung antarsel
Protein membran pada dua sel yang bersebelahan mungkin saling mengait
dalam berbagai macam sambungan, misalnya sambungan celah atau
sambungan ketat.
f. Pelekatan ke sitoskeleton dan matriks ekstraselular (MES)
Mikrofilamen atau unsr lain dari sitoskeleton mungkin berikatan secara
nonkovalen dengan protein membran, fungsi yang membantu
mempertahankan bentuk sel dan menstabilkan lokasi protein membran
tertentu.

12
II.6 Perubahan Fungsi Sel Akibat Perubahan Struktural Molekul

Perubahan pada membran sel biasanya disebabkan karena proses


Translasi maupun Transkripsi. Transkripsi adalah proses menyalin data yang
terdapat pada rantai sense DNA. Proses ini terjadi di dalam inti sel dimulai
dengan pembukaan rantai DNA oleh enzim helikase. Translasi adalah proses
proses penerjemahan kodon menjadi asam amino sesuai kodon dengan ikatan
peptida menjadi protein. Transkripsi dan translasi yang tidak berjalan sesuai
dengan prosedur, akan mengakibatkan berbagai macam perubahan yang terjadi
pada bahan genetik. Sepetti contoh drone syndrome pada mutasi sel

 Komponen-komponen molekular transkripsi


Sintesis RNA dikatalisis oleh RNA polimerase. Sintesis mengikuti aturan
perpasangan basa yang sama dengan replikasi DNA, kecuali pada RNA, timin
digantikan oleh urasil.
 Sintesis transkripsi RNA
Ketiga tahap transkripsi adalah inisiasi, pemanjangan, dan terminasi.
Promoter memberi sinyal agar inisiasi sintesis RNA dimulai. Faktor-faktor
transkripsi membantu RNA polimerase eukariot mengenali sekuens promoter.
Mekanisme terminasi berbeda pada bakteri dan eukariota
Translasi : sintesis polipeptida yang diarahkan oleh RNA
 Komponen komponen molekular translasi
Sel mentranslasikan pesan mRNA menjadi protein dengan menggunakan
RNA transfer. Setelah mengikat asam amino spesifik, tRNA berjejer melalui
antikodonnya pada kodon-kodon komplementer di mRNA. Ribosom
membantu memfasilitasi perpasangan ini dengan situs pengikatan untuk
mRNA dan tRNA.
 Membangun polipeptida
Ribosom mengoordinasikan ketiga tahap translasi : inisiasi, pemanjangan, dan
terminasi. Pembentukan ikatan peptida diantara asamamino dikatalis oleh
Rrna. Beberapa ribosom dapat mentranslasikan suatu molekul mRNA secara
bersamaan, membentuk poliribosom
 Menyelesaikan dan mengarahkan protein fungsional
Setelah translasi, modifikasi terhadap protein dapat mengubah bentuk tiga
dimensi molekul tersebut. Ribosom bebas dalam sitosol menginisiasi sintesis
semua protein, namun protein yang ditakdirkan menuju sistem endomembran
atau disekresikan, ditranspor ke retikulum endoplasma. Protein-protein
semacam itu memiliki peptida sinyal yang diikat oleh partikel pengenalan
sinyal (SRP), sehingga memungkinkan ribosom yang sedang mentranslasi
mRNA untuk berikatan dengan retikulum endoplasma

13
BAB 3

KESIMPULAN

- Membran sel bersifat fosfolipid bilayer, apabila fosfolipid hanya terbentuk


dari satu lapisan, maka bagian nonpolar (lipid) akan rusak karena tidak dapat
berinteraksi dengan lingukan sekitar membran yang bersifat polar .
- Lipid pada membrane sel bersifat amfipatik yang terdiri atas kepala hidrfilik
dan ekor hidrofobik.
- Fungsi membrane ditentukan oleh proteinnya, apabila mekanisme fungsi
protein terganggu, tentu akan mengakibatkan membran tersebut terganggu
juga.

14
DAFTAR PUSTAKA

 Campbell, N.A., J.B. Reece, & L. G. Mitchell. 2010. Biologi. Edisi ke-8.
Terj. Dari: Biology. 8th ed. oleh Manulu, W. Jakarta: Erlangga.
 Gartner, leslie P and james L. Hiatt. Color textbook of histology third
edition. Philadelphia. Elseivier Saunder. 2007
 Wahyudi, Ivan Arie. 2011. Biologi Molekuler Prinsip Dasar Analisis.
Yogyakarta: PT Erlangga.
 Kurchell, Philips, dkk. 2006. BiokimiaSchaum Outline. Jakarta: Erlangga.
 Lars, H., 1997, Kolesterol, Adiwiyoto, A., penerjemah; Jakarta: Kesaint
Blanc.
 Diane S.Colby., 1988., Ringkasan biokimia harper biochemistry, alih
bahasa, adji dharma.- jakarta:egc
 Hall, John E., 2014,fisiologi kedokteran edisi 12 bab 2,Singapore:
Saunders Elsevier
 Campbell, neil A, dkk. 2008. BIOLOGI. Jakarta: ERLANGGA
 Bender, David A., Kathleen M. Botham., Darly K. Granner., Frederick
W. Keeley., Peter J. Kennelly., Peter A. Mayes., Robert K. Mayes.,
Robert K. Murray., Margaret L. Rand., Victor W. Rodwell., P. Anthoni
Weil., 2009. Biokimia Harper Edisi 27, Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

15

Anda mungkin juga menyukai